Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 13


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 13


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   "Bu Koko, Pek Cici adalah seorang gadis yang cantik, ramah tamah, budiman dan bijaksana. Aku merasa berat sekali berpisah dari dia. Bagaimanakah perasaan Koko ketika berpisahan dengan ia?"   Pertanyaan yang wajar itu dengan tak disengaja telah menusuk hatinya Bee Kun Bu, dan mukanya menjadi makin merah, Dengan gugup ia menjawab.   "la betul-betul... baik..."   Dan ia tak dapat meneruskan lagi, Segera air matanya berlinang, ia melengos ke samping dan seka air matanya dengan lengan bajunya.   Sikap tersebut juga diperhatikan oleh Lie Ceng Loan yang hanya menganggap Bee Kun Bu juga merasa berat berpisah dengan Pek Yun Hui.   Sementara itu, kedua Hweeshio yang menunjuk jalan meskipun menderita luka-luka dan harus memaksakan diri berjalan terus, tetapi mereka senantiasa mengawasi Lie Ceng Loan yang cantik jelita dengan timbul napsu birahinya, Mereka menikmati pandangan matanya kepada kecantikan gadis itu dan dapat melupakan penderitaannya Dasar Hweeshiohweeshio biadab, puncak gunung yang mereka tuju rupanya tidak jauh lagi, tetapi mereka baru tiba di kakinya setelah suasana menjadi gelap.   Giok Cin Cu memperhatikan keadaan puncak gunung tersebut yang teletak di antara dua puncak gunung yang lebih rendah, Untuk mendaki ke atas, mereka harus melalui jurang yang curam atau jalan yang sangat sempit yang hanya kambing gunung dapat melewatinya, Dilihat dari kaki gunung, puncak yang titfggi itu dengan kedua puncak yang rendahan di kiri kanan nampaknya seperti seekor burung garuda sedang membentang kedua sayap-nya.   Tong Leng Tojin juga memperhatikan keadaan jalan yang sempit dan jurang yang curam menuju ke kuil yang terletak di atas.   Tumbuh-tumbuhan masih dapat tumbuh di bagian bawahnya, akan tetapi di bagian atas hanya terlihat tanah dan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   karang gunung yang licin, jalan yang sempit berliku-liku itu musuh dapat membuat perangkap atau menghalang di tiaptiap tikungan, dan untuk menghindarkan pembokongan di jalan yang sempit dan berbahaya itu merupakan pekerjaan yang sukar sekali.   Oleh karena itu, ia berjalan dekat sekali di belakangnya Hweeshio pengantar di sebelah kiri dengan sikap waspada sekali, Bila ada musuh yang menyerang dengan sekonyongkonyong, ia dapat segera memukul penunjuk ja-lannya, binasa dengan tinjunya, atau menotok jalan darahnya Dengan suara bisik ia bisiki Giok Cin Cu untuk bersikap waspada Lalu Giok Cin Cu menitahkan Lie Ceng Loan dan Bec Kun Bu dengan suara rendah.   "Kalian harus berjalan di belakang dan jangan terlalu dekat, agar musuh tak dapat menyerang kita semua dengan serentak."   Lalu ia pun loncat dan berjalan dekat sekali di belakang Hweeshio yang berjalan di sebelah kanan, Kedua Hweeshio yang diikuti sangat dekat di belakangnya sebentar-sebentar menoleh ke belakang Ke-tika mereka harus turun ke suatu jurang, mereka loncat turun dengan cepat sekali, Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu juga loncat turun mengikuti mereka, jurang itu lebih kurang tiga puluh tombak dalamnya, tetapi mereka dapat meloncatnya dengan gesit dan selamat dengan ilmu meringankan tubuh, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan juga dapat loncat turun dengan selamat Selama lebih kurang setengah jam, mereka masih dapat berjalan melalui jalan atau jurang yang berbahaya dengan selamat, dan tidak menjumpai serangan yang mendadak dari musuh walaupun cuaca gelap petang di malam hari itu, berkat tajamnya mata mereka, Dari bawah jurang tadi mereka harus mendaki satu lereng gunung yang licin lagi untuk tiba di sebidang datar Di situlah terdengar oleh mereka suara gerakgeriknya, dan kemudian dari tempat sedikit jauh mereka lihat empat Hweeshio dengan senjata kaitan dan lembing berdiri berderet menghadang (mencegat) mereka.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Hweeshio-hweeshio yang menunjuk jalan, setelah melihat kawan-kawannya, segera loncat ke pihak kawan-nya.   Dengan demikian Tong Leng Tojin dan kawan-kawannya harus melawan Hweeshio-hweeshio itu yang berjumlah enam orang, Giok Cin Cu segera cabut pedangnya, dan mengejar Hweeshio-hweeshio yang loncat ke pihak kawan-kawannya, ia berpendapat bahwa untuk datang ke kuil Toa Ciok Sie, empat Hweeshio yang menghalau jalan harus dibasmi dulu, Maka sambil mengejar kedua Hweeshio yang loncat tadi ia kirim tusukan kepada empat Hweeshio penghalau jalan dengan ilmu Heng Hua Cun Ji atau hujan turun di musim semi, Tusukan secepat kilat dengan ujung pedang, Dalam suasana malam yang gelap itu pedangnya berkilau-kilau di bawah sinar bulan, jurus itu adalah salah satu jurus dari ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam yang lihay sekali Tetapi empat Hweeshio yang mencegat jalan itu adalah jago-jago silat yang dimalui dari delapan belas Lo Han di kuil Toa Ciok Sie.   Dengan serentak mereka menangkis sapuan dan tusukan yang bertubi-tubi dengan kaitan-kaitan dan lembingnya, sehingga terdengar nyaring suara senjata-senjata yang beradu, Giok Cin Cu terkejut karena ia tidak menduga bahwa jurus istimewanya dapat ditangkis dengan mudah saja, ia yakin bahwa jurus itu sekurang-kurangnya dapat mendesak mundur pihak lawan, tetapi keempat Hweeshio itu bukan saja tidak mundur bahkan dapat mendesak maju setelah menangkis sapuan dan tusukan-tusukannya.   Justru pada saat ia terkejut karena berkelip-kelip ujungujung lembing di depan dadanya, ia tiba-tiba mundur dua tindak untuk menyabet lembing-lembing itu, dan meneruskan dengan tusukan-tusukan yang bertubi tubi lagi, jurus yang ia gunakan masih juga jurus yang serupa, karena ia merasa sangat penasaran Kali ini keempat Hweeshio harus mundur beberapa tindak untuk menghindari tusukan-tusukan yang dahsyat dan secepat kilat itu!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tong Leng Tojin masih belum turun tangan, ia memperhatikan bahwa jurus-jurus keempat Hweeshio itu sangat ganjil, yang ia belum pernah melihatnya, Giok Cin Cu sudah beringas, Dengan jeritan keras, ia rubah jurusnya dengan menggunakan ilmu silat pedang Hun Kong Kiam (Sinar matahari membasmi musuh), pedangnya berkelebat-kelebat membikin terang suasana seakan-akan bintang-bintang jatuh berhamburan dari langit.   Empat Hweeshio itu tak dapat menangkis, Mereka harus mundur, kalau tidak mau menderita tusukan dan sabetan pedang, Pada satu ketika, Giok Cin Cu membikin terpental lembing Hweeshio, dan ia terus mengejar untuk membikin tamat riwayatnya, Tiga Hweeshio lainnya Iekas-lekas datang menolong dengan menggeprak tusukan pedang itu dengan kaitan-kajtannya.   sebelumnya Hian CengTojin dapat tertolong, atau ketahuan berada di mana, Tong Leng Tojin tidak ingin Giok Cin Cu membunuh lawan-lawannya, Maka setelah keempat Hweeshio4ersebut terdesak mundur, ia membentak "Hei! ilmu silat keempat saudara, kami sudah saksikan.   Aku minta diberitahukan siapakah pemimpin-pemimpin kuil Toa Ciok Sie, atau tolong sampaikan kepada pemimpin mu bahwa dua pemimpin dari partai Kun Lun yang berpusat di kuil Sam Ceng Kiong di pegunungan Kun Lun, yakni Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu ingin berjumpa!"   Empat Hweeshio tersebut berhenti sejenak dan mengawasi Tong Leng Tojin, dan kemudian Giok Cin Cu. Lalu seorang diantaranya berkata.   "Jika kalian bermaksud membikin kunjungan kepada pemimpin-pemim-pin kami, mengapa kalian melukai orang kami?"   Sambil tertawa Giok Cin Cu menyahut.   "Orangyang melukai kawan-kawanmu bukannya kami, Kalian mengintai gerak-gerik kami, di tempat gelap, sehingga membuat kami    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   curiga, Apabila kalian tidak sudi menyampaikan kepada pemimpin-pemimpin kuil, jangan mempersalahkan kami jika kami terpaksa menggunakan kekerasan!"   Empat Hweeshio itu yang telah rasai jurus-jurus yang dahsyat dari Giok Cin Cu mengetahui, bahwa mereka tak dapat menahan lebih jauh, Lagi pula yang datang adalah pemimpin-pemimpin dari partai Kun Lun sendiri, maka mereka tak berani mengganggu lagi.   Salah seorang Hweeshio di sebelah kanan rupanya menjadi pemimpin rombongan menyahut.   "Karena tamu yang ingin menjumpai pemimpin-pemimpin kami adalah pemimpinpemimpin partai Kun Lun. Kami sudi menyampaikan keinginan kalian, Tapi untuk naik ke atas dan turun lagi, perjalannya harus meminta waktu yang agak lama. Kami minta kalian tunggu di sini dulu."   Melihat sikap Hweeshio-hweeshio yang tidak mengenal aturan itu Tong Leng Tojin menjadi marah, Dengan mencemoohkan mereka ia berkata.   "Apakah ini caranya orang-orang Toa Ciok Sie menerima tamu? Aku yang telah berkecimpung di kalangan Kang-ouw berpuluh-puluh tahun belum pernah menjumpai pelayanan semacam ini! Apakah kalian kira kami tak berani menggunakan kekerasan?"   Baru saja omongan itu selesai, dari lereng gunung terdengar suara orang mengejek.   "Siapakah yang nyalinya demikian rupa besarnya? Dan berani datang di bawah jurang Ceng Yun Giam mencari binasa!"   Ejekan itu dibarengi dengan loncat turunnya satu orang yang hanya kelihatan seperti bayangan hitam terbang turun dari atasi Dengan mengawasi ke arah orang itu, adalah seorang Hweeshio berusia lebih kurang lima puluh tahun, berjubah hijau, mukanya panjang seperti mukanya seekor keledai, dan bersenjata toya panjang.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Hweeshio-hweeshio yang berjubah kuning, setelah melihat Hweeshio yang berjubah hijau itu segera memberi hormat dengan membungkukkan tubuh, Setelah melihat orangorangnya, Hweeshio berbaju hijau itu mengawasi Giok Cin Cu, lalu menanyai "Kalian datang dari manakah?"   Sikap yang lebih pantas dari Hweeshio berjubah hijau itu meredakan gusarnya Tong Leng Tojin, Tetapi sikapnya yang congkak membikin ia menyahut dengan congkak pula "Pemimpin partai Kun Lun.   Tong Leng Tojin, ingin menemui pemimpin-pemimpin kuil Toa Ciok Sie!"   Laiu si Hweeshio berjubah hijau itu mengawasi juga Lie Ceng Loan dan Bee Kun Bu sebelumnya ia berkata lagi.   "Maaf! Maaf, jika orang-orangku kurang hormat Totiang adalah dari partai Kun Lun yang terkenal Aku pendeta ini bernama It Ceng, dan tugasku ialah mencari tahu tentang tamu-tamu yang berkunjung ke kuil Toa Ciok Sic jika Totiang ingin menemui pemimpin kami, aku harus pergi naik gunung menunjuki jalan."   Laiu ia angkat toyanya dan dipegang melintang c|i dadanya sebagai tanda menghatur hormatnya, laluria berjalan di muka sebagai pengantar jalan, Tong Leng Tojin yang mempunyai ilmu silat tinggi dan bernyali besar segera mengikuti di belakang si Hweeshiohweeshio tua itu, sedangkan Kun Bu dan Lie Ceng Loan berjalan di tengah dan Bee Kun Bu di belakang Hweeshiohweeshio yang lain berjalan paling belakang.   Jalan gunung yang ditempuh itu makin iama makin berbahaya, dan setelah mereka menempuh sekian lama lagi, mereka tiba di suatu tempat yang jalannya buntu, Di sekitarnya diselubungi salju, Angin gunung yang dingin meniup hebat Mereka harus mendaki jurang yang licin karena salju yang menutupi jurang tersebut Bagi Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu yang sudah biasa turun dan naik jurang, ditambah pula dengan ilmu meringankan tubuh yang tinggi, mendaki jurang yang tebing itu tidak menjadi soal Bee Kun Bu masih dapat mendaki dengan mudah, akan tetapi Lie Ceng Loan harus mendakinya dengan susah payah.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tong Leng Tojin yang sudah berpengalaman telah insyaf bahwa si Hweeshio tua itu sengaja mengambil jalan yang sukar dengan maksud menguji ilmu meringankan tubuh para tamunya, bahwa Hweeshio-hweeshio dari kuil Toa Ciok Sie itu mempunyai jalan lain yang jauh lebih mudah ditempuhnya, Bagi ia Jalan yang bagaimana sukar pun dianggapnya remeh, Setelah mendaki jurang yang tebing itu, mereka tiba di satu tempat tanah datar di mana telah tumbuh banyak pohonpohon cemara, Di dalam suasana malam gelap itu, pohonpohon cemara itu hanya tampak samar-samar dan hitam gelap, berapa luasnya hutan cemara itu sukar ditaksir Ketika mereka tiba di pinggir hutan itu, It Ceng Hweeshio menoleh ke belakang sambil berkata.   "Hutan itu mempunyai jalan yang berliku-liku, Berjalan dalam suasana gelap ini akan memakan banyak waktu, Lebih naik kita jalan di pinggir hutan saja!"   Berjalan di pinggir hutan itu berarti berjalan di pinggir jurang, dan sangat berbahaya, It Ceng Hweeshio memang bermaksud menguji kepandaian para tamunya, Lalu ia berlari di pinggir hutan melanjutkan perjalanan Tong Leng Tojin mengetahui maksudnya si Hweeshio tua itu ia pun lari membayangi lari di be-lakangnya.   Giok Cin Cu memegangi tangannya Lie Ceng Loan berlari-lari mengikuti di belakang, sedangkan Bee Kun Bu dapat mengikuti tanpa kesukaran, Setelah melewati pohon-pohon hutan cemara ter********************************   Jilid 4 Halaman 50/51 Hilang ******************************** Tong Leng Tojin merasa heran bahwa pukulan angin tangannya tidak bisa merubuhkan lawannya, kalau dipikir It Ceng Hweeshio hanya menyambut tamu dan penyelidik para pengunjung belaka, Bagaimana ilmu silat pemimpin-pemimpin    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kuil itu? pasti ilmu silatnya jauh lebih tinggi dari pada It Ceng Hweeshio, ia menjadi lemas sekali, ia khawatir kalau ia dan kawan-kawannya telah masuk dalam perangkap, It Ceng Hweeshio, setelah menangkis serangan angin tamu atau lawannya itu terus keluar dari ruang tamu, Tong Leng Tojin dan kawan-kawannya terpaksa menunggu di ruang tamu itu.   Tapi setelah lewat hampir setengah jam, It Ceng Hweeshio masih juga belum kembali Giok Cin Cu berkali-kali ingin keluar mencari pemimpin kuil, tapi selalu ditahan oleh Tong Leng Tojin, Kemudian terdengar suara tambur yang dipukul tiga kali, dan keadaan di seluruh kuil itu menjadi semakin seram dan sunyi, sehingga suara napas mereka dapat terdengar nyata sekali! Bunyi tambur itu disambung dengan bunyi lonceng yang dipukul sembilan kali, suara dengungnya lama baru sirap! Tak lama setelah suara lonceng itu, tampak It Ceng Hweeshio dengantergesa-gesa masuk ke dalam ruang tamu, ia datang tanpa toya-nya, dan sikapnya lebih ramah, Dengan tersenyum ia berkata.   "Pemimpin kami sangatgirang mendengar kalian datang berkunjung sekarang beliau tengah menanti untuk menerima kalian."   Warta itu menggembirakan Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu.   Mereka segera bangun dari tempat duduknya dan siap mengikuti It Ceng Hweeshio, Setelah keluar dari ruang tamu, mereka berjalan di lapangan di atas jalan dari batu-batu gunung yang putih, melewati beberapa ruang-ruang atau kamar-kamar yang kecil.   Jalan itu berliku-liku, dan akhirnya mereka berjalan melalui pohon-pohon cemara di kedua sisi jalan untuk sampai ke suatu bangunan yang besar sekali.   Sinar api dari lelatu-lelatu menyorot keluar dari jendela bangunan itu, dan di dalam tampak pula yang mondar-mandir, It Ceng Hweeshio terus ajak para tamunya masuk ke rumah besar itu, Rumah besar itu dibangun dengan batu-batu gunung yang hijau, Tingginya tiga depa dan mempunyai    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sembilan ruang.   Di dalam ruang tengah tampak menyalanya dua puluh empat lilin yang besar sehingga seluruh ruangan menjadi terang benderang Tepat di tengah-tengah ruang itu di depan tembok terletak satu meja sembahyang yang beralaskan kain sutera kuning, Akan tetapi di atas meja sembahyang itu tidak ada patungpatung dewa-dewa atau dewi-dewi, melainkan tiga bunga teratai besar yang dibuatnya dari pada batu gunung-gunung yang hijau, Bunga-bunga teratai dari batu itu ditutupi dengan kain sutera kuning, diduduki oleh tiga Hweeshio yang mengenakan jubah putih.   Hweeshio yang di tengah panjang sekali alisnya sehingga menutupi kedua matanya yang dipejamkan Meskipun kulit badannya putih, tapi air mukanya bersinar merah dan licin, Tong Leng Tojin yang melihat wajah itu terkejut ia berpikir "Orang yang sangat mahir ilmu tenaga dalamnya, tak bisa memelihara wajah yang demikian bersinar merahnya, Hweeshio itu mempunyai kepandaian membikin dirinya menjadi muda lagi!"   Hweeshio yang duduk di sebelah kanan mempunyai wajah yang hitam seperti pantat kuali, tubuhnya gemuk seperti kerbau, pipi tembam, hidung bulat dan besar Hweeshio yang di sebelah kiri bertubuh kecil kate dan kurus, air mukanya pucat seperti kertas, berlawanan sekali dengan Hweeshio yang duduk di sebelah kanan, dengan kawan karibnya, Ngo Kong Toa-su, karena ingin minta buah Sie Can Ko, telah berusaha datang ke kuil Toa Ciok Sie.   Akan tetapi sehingga kini mereka belum kembali dan tidak ada kabar ceritanya, Oleh karena itu, mohon keterangan tentang mereka!"   Sin Hut Leng Yan tidak menjawab, tapi Ku Hut Leng Kong yang duduk di sebelah kiri, menjawab dengan menyengir "Apakah kau kira buah Sie Can Ko mudah diperolehnya? Toakomu datang ke kuil Toa Ciok Sie dengan hasrat mengambil buah tersebut pasti dia sia-sia belaka!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Mendapat jawaban yang kasar itu Giok Cin Cu menjadi gusar ia membentak.   "Kami tidak butuh buah Sie Can Ko yang kau pandang sangat berharga itu! Kita datang kesini hanya ingin minta keterangan tentang Toako kami dan kawan karibnya!"   Lalu Ku Hut Leng Yan tertawa gelak-gelak dan berkata lagi.   "Kami dari kuil Toa Ciok Sie tidak sute berhubungan dengan orang-orang dari kalangan Kang-ouw. Partai Kun Lun dan kami pun tidak mempunyai dendam. Lagi pula tempat ini adalah tempat suci, Bagai-manakah kami dapat membiarkan kalian membikin kotor di sini?!"   Jawaban yang kasar dan tak sopan itu membikin Giok Cin Cu gemetar karena marahnya, dan untuk beberapa detik ia tak dapat menjawab atau mendamprat Bahkan Tong Leng Tojin yang jauh lebih sabar pun telah menjadi gusar ia membentak.   "Kuil Toa Ciok Sie tidak merupakan satu bentengan dari tembok kuningan atau pintu besi, Kami datang ke kuil ini dengan hati yang tulus dan sikaJ) yang hormat tidak dengan maksud hanya membikin onar, dan mengotorkan kuilmu seperti kau katakan!"   Sin Hut Leng Yan menyahut dengan congkak.   "Melihat sikapmu, kalian memang bermaksud mencari lantaran!"   Lalu Tong Leng Tojin mundur dua tindak dan mencabut pedangnya, ia membentak dengan suara yang keras sekali.   "Apabila Toa-su tidak sudi memberitahukan tentang jejak Toako kami, aku terpaksa akan menggunakan kekerasan!"   Sambil tertawa gelak-gelak Sin Hut Leng Yan me-ngebut lengan bajunya, yang anginnya segera memadamkan semua lilin-lilin yang menyala, Suasana menjadi gelap gulita dan seram sekali, Mereka terkejut dan berdiri dengan waspada sambil siap sedia menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi Tetapi ketika seorang Hweeshio menyalakan lilin-lilin lagi, tempat duduk bunga teratai dari batu itu telah kosong.   Ketiga pemimpin kuil telah menghilang entah kemana!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Orang-orangyang menyalakan lilin itu adalah It Ceng Hweeshto.   Dan di dalam ruangan itu hanya ketinggalan ia dan empat Hweeshio yang bersenjata toya.   Tapi Hweeshio yang berjubah hijau dan bersenjata toya bersama-sama dua anak tanggung entah bersembunyi di mana, Kejadian yang berlangsung sangat cepat dan ganjil itu membikin Tong Leng Tojin menjadi cemas, ia berpikir Ai! Kebatan lengan baju Sin Hut Leng Yan itu betul-betuI lihay, Tinggi sekali ilmu tenaga dalamnya! Aku khawatir setelah masuk ke dalam kuil ini akan sukarlah untuk dapat keluar."   Setelah semua lilin dinyatakan dan suasana menjadi terang lagi, empat Hweeshio yang bersenjatakan toya lalu berpencar dan berdiri di empat sudut mengurung Tong Leng Tojin dan kawan-kawannya.   Keadaan sudah menjadi demikian gawatnya, dan Tong Leng Tojin pikir hanya dengan kekerasan barulah ada kemungkinan mereka dapat keluar dari kepungan itu.   ia membisiki Giok Cin Cu.   "Kalian jangan turun tangan dulu, Biarlah aku coba gempur empat Hweeshio itu, dan menanti bagaimana kesudahannya!"   Lalu dengan pedang terhunus ia serang Hweeshio yang berdiri di sebelah barat! serangan itu cepat sekali, tapi keempat Hweeshio itu semuanya mempunyai ilmu silat yang tinggi, maka serangan dahsyat dari Tong Leng Tojin dapat dengan mudah ditangkis, Tong Leng Tojin menyerang lagi, dengan merubah jurusnya, Baru saja ia ayun pedangnya, tiba-tiba Hweeshio-hweeshio yang di kiri kanan datang menyerang ia dari samping dengan toya yang berujung bulat.   Tong Leng Tojin segera tarik kembali pedangnya sambil terus menggunakan ilmu Sin Liong Jin Hong atau menunggang kuda naga memancing burung Hong.   ia berhasil mengelaki serangan di kedua sampingnya, dan dengan menjerit keras ia lancarkan jurus ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat pertempuran menjadi seru sekali, pedangnya Tong Leng    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tojin seakan-akan berubah menjadi banyak pedang dengan sinarnya yang berkilau-kilau, sebetulnya ilmu silat Hun Kong Kiam Hoat dari partai silat Kun Lun mengutamakan kecepatan, dan dapat menyerang dengan dahsyat Dengan tenaga dalam dari Tong Leng Tojin, maka serangan-serangan pedang tersebut semakin menjadi berbahaya.   Bee Kun Bu berdiri di samping menyaksikan susioknya bertempur seperti geraknya seekor naga di antara ombak menerkam empat Hweeshio dengan tusukan, sabetan, totokan dan bacokan yang dilancarkannya secepat kilat semenjak ia telah mempelajari ilmu silat pedang Hun Kong Kiam Hoat, ia belum pernah menyaksikan cara ilmu silat tersebut dilakukan Oleh karena itu kesempatan ini ia sangat perhatikan untuk dapat mempetajarinya.   ia melihat bahwa ilmu silat pedang Hun Kong Kiam Hoat semakin lihay jika dilakukan oleh Susioknya, Banyak pelajaran ia peroleh dengan menyaksikan pertempuran susioknya melawan empat Hweeshio yang tinggi ilmu silatnya! Tapi setelah menyerang bertubi-tubi selama dua puluh jurus, Tong Leng Tojin masih juga tak berhasil mendesak keempat Hweeshio yang mengerubuti ia, bahkan keempat Hweeshio itu makin menjadi beringas.   Setelah pertarungan berjalan tiga puluh jurus, Tong Leng Tojin menjadi cemas, karena melihat keempat lawannya bertempur semakin hebat dan beringas, Untuk ia meloloskan diri dari kepungan keempat Hweeshio itu adalah pekerjaan yang mudah baginya, Tapi untuk dapat mengalahkannya mungkin harus menggunakan jangka waktu yang agak lama, ia tampak bahwa lawannya tidak balas menyerang mereka hanya menangkis, mengegos dan menjaga diri.   Rupanya itulah siasat mereka untuk meletihkan lawan.   Tong Leng Tojin merasa cemas, karena sebagai pemimpin partai Kun Lun ia harus dapat mengalahkan empat Hweeshio    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tersebut sebelumnya seratus jurus berakhir Apabila ia tak dapat merubuhkan keempat Hweeshio yang hanya menjadi murid-murid dari pemimpin kuil Toa Ciok Sie, bagaimana ada muka menjadi pemimpin partai Kun Lun? Dengan tekad tersebut ia mulai menyerang lagi dengan hebat dan tak menghiraukan akibat dari pertempuran itu! Ketika itu Bee Kun Bu juga memperhatikan bahwa susioknya mulai melancarkan jurus-jurus Cui Hun Cap Ji Kiam dengan tangan kanannya, dan melancarkan pukulan dengan tangan kirinya dengan menggunakan ilmu Tian Kong Ciang.   Jurus-jurus Cui Hun Cap Ji Kiam itu dilancarkannya seperti juga bintang-bintang bertaburan di langit, dan Tian Kong Ciang seperti juga ombak menderu-deru.   semuanya menyilaukan mata dan membisikkan telinga! Hasilnya segera terlihat: Keempat Hweeshio itu terdesak mundur! Tong Leng Tojin merasa gembira dengan hasil semoga nserangan nya.   Tapi tiba-tiba keempat lawannya menjerit dengan berbareng sambil membalas menyerang dengan toyatoya besi nya.   Empat toya besi itu balas menyerang satu pedang, dan dengan cepat dapat membendung serangan Tong Leng Tojin.   Giok Cin Cu yang melihat bahwa suhengnya tak berhasil menggempur Hweeshio-hweeshio itu, lalu maju membantu dengan pedang terhunus, ia datang menyerang dengan jurus Hong Lee Kiau Kit atau angin dan geledek datang menyerang, dan berhasil mendesak mundur Hweeshio itu, Kesempatan ini digunakan oleh Tong Leng Tojin untuk menyabet, membacok dan menusuk! Empat Hweeshio itu sebetulnya merupakan muridmu rid angkatan baru kesatu yang berjumlah delapan orang, yang kesemuanya telah berpengalaman lebih dari tiga puluh tahun.   Mereka hanya di bawah ketiga pe-mimpin-pemimpin kuil Toa Ciok Sie, dan mereka semua menggunakan nama pertama dengan huruf "lt": ialah ke delapan Hweeshio-hweeshio yang    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   merupakan murid-murid angkatan kesatu bernama It Tong, It Ceng, It Goat, It Yun, It Lee, It Tien dan It San.   Satu diantara mereka, It Beng Toa-su, karena jemu terhadap perbuatan-per-buatan pemimpin-pemimpin kuil, telah kabur keluar Dan tentang ia, kita telah tuturkan di bagian depan dari cerita ini.   Dengan kaburnya It Beng, maka masih ketinggalan tujuh orang, tiga diantaranya bertugas.   Yang bertempur melawan Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu adalah It Yan, It Lee, It Tien dan It San.   Setelah Giok Cin Cu datang dan membantu, It Tien dan It San dapat didesak mundur, sedangkan Tong Leng Tojin dapat bertempur melawan It Yan dan It Lee, Tetapi setelah bertempur lagi 10 jurus, Hweeshio-hweeshio tersebut rupanya masih sanggup melawan terus, Ketika Tong Leng Tojin memperoleh kesempatan baik sekali untuk menusuk lawan nya, tiba-tiba terdengar suara bentakan dari It Ceng Hweeshio dan seorang Hweeshio berjubah hijau yang datang menyerang Tong Leng Tojin dengan toya besi dari belakang, Bee Kun Bu yang senantiasa siap sedia, ketika melihat dua Hweeshio itu menyerang dari belakang, segera loncat dan menyambut dengan pedangnya, sebetulnya yang datang bersama It Ceng Hweeshio adalah It Goan Toa-su, dan mereka berdua lebih tinggi sedikit ilmu silatnya daripada It Yun, It Lee, It Tien dan It San.   Bee Kun Bu tak dapat menahan mereka, pedangnya dipukul dan terpental dan iapun terdesak mundur setindak! Hanya dengan satu jurus itu Bee Kun Bu yakin bahwa ia tak dapat melawan It Ceng Hweeshio dan It Goan yang jauh lebih tinggi ilmu silatnya daripada ia.   Dalam keadaan terjepit, ia segera menggunakan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu atau langkah ajaib yang ia pelajari dari Pek Yun Hui.   ia bertindak ke kiri dan ke kanan, mengegosi puku!an, kemplangan dan sodokan, Tubuhnya seperti bayangan sebentar muncul dan sebentar lenyap!    Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   It Ceng dan It Goat meskipun mempunyai ilmu silat yang tinggi telah dibikin kacau oleh caranya Bee Kun Bu mengegos dan mengelit diri dari serangan-serangannya, karena tiap-tiap serangan, sodokan atau sabetan toya besi, mereka telah memukul angin! Maka setelah lewat lebih kurang sepuluh jurus, kedua Hweeshio itu menjadi pening kepalanya dan kalut silatnya, Lie Ceng Loan yang memperhatikan cara Bee Kun Bu bertempur mula-mula sangat khawatir akan keselamatannya Bee Kun Bu, karena ia pun yakin setelah menyaksikan Bee Kun Bu meloncat dan menyabet dengan pedangnya tanpa hasil, bahwa kedua Hweeshio lawan-lawanya itu tinggi ilmu silatnya, Tapi setelah Bee Kun Bu menggunakan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu, kedua Hweeshio-hweeshio itu menjadi kelabakan dan tak berdaya, Dengan lupa keadaan di sekitarnya, karena gembiranya ia berseru.   "Bu Ko-Ko! Kedua Hweeshio bisa mati karena kewalahan! Mereka tak berdaya menghadapimu !"   Seruan tersebut menarik perhatiannya Tong Leng Tojin, ia menoleh ke arah Bee Kun Bu yang sedang mempermainkan lawan lawannya dengan luar biasa sekali ia sangat leluasa dapat melangkah ke kiri atau ke kanan mengegosi sabetan, kemplangan dan sodokan toya-toya lawan nya.   Sejenak kemudian kedua Hweeshio itu menjadi pening kepalanya, dan kalut bersilatnya.   Hweeshio itu terpaksa menjaga diri, karena Bee Kun Bu dapat kesempatan untuk melancarkan tusukantusukan atau sabetan-sabetan pedangnya lagi Langkah ajaib yang membingungkan Hweeshio-hweeshio itu membikin kagum Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu.   Mereka pun tak mengetahui di mana Bee Kun Bu dapat mempelajari langkah ajaib itu! Di pihak Tong Leng Tojin, karena sambil bertempur sambil memperhatikan cara Bee Kun Bu bertempur, hampir-hampir kena dikemplang oleh toyanya It Lee.   Dengan cepat ia loncat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   ke samping untuk menghindari kemplangan, lalu mengirim tusukan ke dada lawannya, dan seterusnya dapat mengendalikan lagi keunggulannya.   Di saat itulah telah terlihat nyata pihak manapun yang lebih unggul It Ceng dan It Goat telah dibikin pusing oleh ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu dari Bee Kun Bu.   It Yufi dan It Lee tak dapat mendesak atau memenangkan Tong Leng Tojin, Hanya Giok Cin Cu seorang yang masih belum dapat mengatasi kepungan It Tien dan It San, Ketika pertempuran berlangsung dengan serunya, sekonyong-konyong terdengar suara orang membentak.   "Hai! Kalian semuanya tak berguna! Mustahil enam orang tak dapat menjatuhkan tiga lawan? Ayo minggir!"   Keras sekali bentakan itu sehingga atap rumah pun tergerak! Keenam Hweeshio setelah mendengar bentakan tersebut, segera loncat mundur dan berhenti bertempur Tapi mereka berdiri berderet untuk mencegah jalan bagi musuhmusuhnya, Tong Leng Tojin menoleh ke arah suara bentakan yang keras itu! ia melihat bahwa yang mendatangi ialah pempimpin kedua, Tia Lat Leng Hai yang tubuhnya besar seperti seekor kerbau.   Dengan tenang ia bertindak mendatangi dan wajahnya seram sekali karena dengan mata melotot ia mengawasi keenam Hweeshio yang tidak mampu menakluki tiga lawan! Setelah melawan enam Hweeshio, Tong Leng Tojin segera yakin bahwa Hweeshio-hweeshio di dalam kuil Toa Ciok Sie tak dapat dipandang cnteng, Hampir semuanya mempunyai ilmu silat yang tinggi Tia Lat Leng Hai, yang menjadi pemimpin kedua pasti lebih lihay lagi ilmu silatnya, demikian pikirnya, Dengan sikap yang waspada ia menanti segala kemungkinan! Tia Lat Leng Hai berhenti antara lima langkah jauhnya di depan Tong Leng Tojin, ia mengejek: To-tiang, ilmu silat pedangmu boleh juga, Aku ingin melawan kau beberapa jurus.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Marilah kita lantas mulai!!!"   Ucapan tersebut ia barengi dengan bertindak maju untuk mengirim satu jotosan, Dengan cepat sekali Tong Leng Tojin melangkah ke depan dengan kaki kanannya untuk dapat berdiri tetap, lalu ia menyondongkan tubuh ke samping mengelakkan diri dari jotosan dahsyat tersebut! Egosan itu ia barengi dengan sabetan ke lambungnya Tia Lat Leng Hai dengan menggunakan ilmu Im Hong Toan Co atau angin rendah membabat rumput! Tia Lat Leng Hai yang bertubuh besar seperti kerbau itu juga diduganya tidak lincah gerak-geriknya, Tetapi meskipun tubuhnya besar, ia dapat bergerak dengan gesit nya.   Dengan melangkah ke samping ia dapat mundur beberapa tindak menghindari sabetan pedang itu, lalu kedua tinjunya dikirim lagi.   Sambil loncat menerkam lawannya, tapi terkamannya tak berhasil menemui sasaran ia menyerang terus dengan tinju kiri dan kanannya dengan dahsyat sekali! Tong Leng Tojin lalu memutar pedangnya di atas kepala menjaga diri dari serangan atau jotosan-jotosan yang datangnya bertubi-tubi, sambil mencari lowongan untuk menusuk atau membacok lawannya, Tapi semua tusukan atau bacokannya dapat ditangkis hanya dengan angin jotosan, Dalam beberapa jurus saja, Tong Leng Tojin mengetahui bahwa Tia Lat Leng Hai itu mempunyai tenaga dalam yang tak terhingga besarnya, ia insyaf bahwa ia tak dapat menusuk atau membacok lawannya !agi, Oleh karena itu dengan pedang di depan dada, ia berjaga-jaga dan menangkis serangan dengan maksud mengirim satu tusukan dengan ilmu Beng Hauw Cong San atau Harimau menerjang gunung.   Di kala Tong Leng Tojin berhenti memutar pedangnya di atas kepala untuk menjaga diri, Tia Lat Leng Hai pun berhenti sejenak.   ia tertawa gelak-gelak dan berkata.   "Ai! Orang-orang dari partai silat Kun Lun betul-betul lihay, Tapi terimalah lagi jotosanku ini!"   Ucapan tersebut ia barengi dengan satu jotosan lurus ke arah dadanya Tong Leng Tojin disertai gebrakan kaki kanannya keras-keras di lantai!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tong Leng Tojin sudah siap.   Dengan ilmu Hui Pu Liu Coan atau air terjun menimpa batu sungai, pedangnya menusuk dada lawannya setelah ia mengegosi jotosan maut tersebut Tusukannya ia teruskan dengan ilmu To Coan Im Yang atau berbalik menggempur batu di bawah, Katau musuh berusaha mengelakkan diri dari tusukan itu, maka tusukan dapat segera berubah menjadi sabetan! Tapi Tia Lat Leng Hai tidak mengegoskan tubuhnya! Dengan tenaga dalam ia gebrak batang pedangnya dengan tangan kirinya, sedang tangan kanannya menyodok masuk ke lambung musuh! Tong Leng Tojin lekas-lekas tarik pulang tusukannya dan meloncat mundur tujuh kali! Tia Lat Leng Hai datang mengejar Rupanya ia bertekad membunuh mati musuhnya.   Dari jarak dekat ia menjotos lagi, dan jotosan itu apabila mengenai sasarannya tentu mengambil korban! Tong Leng Tojin harus menggunakan ilmu Cui Hun Cap Ji Kiam untuk menjaga diri, Dan setelah pertempuran berjalan sepuluh jurus lebih, kedua jago silat itu bertempur semakin beringas dan nekad sehingga angin yang keluar dari jotosan Tia Lat Leng Hai atau sabetan pedang Tong Leng Tojin membikin api-api lilin bergoyang- goyang kelap-kelip, Tong Leng Tojin insyaf bahwa ia sedang menghadapi lawan yang setimpal ia tak dapat bersikap lengah sedikitpun Semua perhatian ia curahkan ke dalam pedang-nya, dan tiaptiap tusukan atau sabetannya disertai dengan tenaga dalam yang dapat menggempur benda seberat seribu kali! Tia Lat Leng Hai tidak pereuma menjadi salah satu pemimpin kuil Toa Ciok Sie.   ia melawan dengan kedua tangaji tanpa senjata, tetapi tiap-tiap jotosannya dapat memukul mati satu gajah! setelah mereka bertempur dua puluh jurus, long Leng Tojin yang baru saja harus bertempur melawan banyak Hweeshio, mulai merasa bahwa ia tak dapat melawan terus, ia pun tak    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   dapat mengendalikan tenaga dalamnya lagi, karena letih, Untuk menangkis jotosan-jotosan lawannya, ia harus menyalurkan seluruh tenaga dalamnya ke dalam pedang, tetapi ia tak dapat terus menerus berbuat demikian, dengan sendirinya kedudukannya menjadi di bawah angin! Giok Cin Cu yang menyaksikan pertempuran itu, segera melihat bahwa suhengnya tak dapat bertahan lebih lama lagi Baru saja ia hendak maju membantu, tiba-tiba terdengar suara Tung! Tung!"   Dua kali yang sangat nyaring, dan suara itu dibarengi oleh dua suara, Buk! Buk!"..   Dua di antara enam Hweeshio yang mencegat senjata rahasia Kemudian terlihat benda-benda yang berkilau-kilauan terbang masuk dan memadamkan separuh jumlah dari dua puluh empat lilin yang sedang menyala didalam ruang itu! Suasana segera menjadi nuh dan gaduh, bahkan Tia Lat Leng Hai juga terkejut Tinju yang ia ingin lepas untuk memukul lawannya tertahan ketika melihat dua Hweeshio jatuh di lantai! Tong Leng Tojin menggunakan kesempatan itu untuk loncat mundur tigai tindak ia menoleh ke tempat di mana Hweeshio-hweeshio berdiri mencegat jalan keluar, pada saat itu ia lihat tiga orang menerobos masuk ke dalam ruang, Orang yang di tengah adalah Toa suhengnya Hian Ceng Totiang, yang di sebelah kanan dengan kumis dan jenggot yang panjang dan memegang toya kayu adalah Ngo Kong Toa-su dan yang di sebelah kiri adalah Pek Yun Hui yang menyamar sebagai pria, Datangnya ketiga orang dengan sekonyong-konyong itu dan di saat genting telah menggirangkan Tong Leng Tojin, Tong Leng Tojin dan kawan-kawan Bee Kun Bu yang melihat suhunya datang segera menghampiri dan berlutut di hadapannya, Lie Ceng Loan menubruk Ngo Kong Toa-su sambil berseru karena terharunya.   Tong Leng Tojin mengangkat tangannya memberi hormat secara partai Kun Lun, lalu membungkukkan tubuhnya sambil berkata.   "Toa-suheng! Syukur Toa-suheng dalam keadaan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sehat wal'afiat!"   Tapi Giok Cin Cu dengan air mata berlinang berseru: Toa-suheng, Toa-su, kalian telah banyak menderita dan berkorban untuk aku. Aku, Giok Cin Cu, merasa malu karena itu!"   Hian Ceng Totiang membalas hormat kepada Tong Leng Tojin dan menyahut.   "Aku baik Terima kasih Sutee, Tetapi aku tak harus menerima kehormatan demikian besar Kini ada gSiranku menanyakan kesehatan Sutee yang telah serahkan pimpinan partai Nanti setelah kita keluar dari kuil Toa Ciok Sie ini, aku rela akan menerima hukuman."   Toa-suheng, tentang urusan itu Sumoy kita telah menjelaskannya, Dalam keadaan mendesak, perbuatan Toasuheng dapat dimaklumi dan tak dapat dikatakan melanggar peraturan partai,"   Berkata Tong Leng Tojin sambil tersenyum. Tapi,"   Kata Hian Ceng Tojin.   "Aku minta maaf juga untuk perbuatanku."   Lalu ia angkat tangannya dengan sebelah dikepalkan sebelah lagi dibuka serta membungkukkan tubuh sebagai tanda minta maaf Kemudian ia suruh Bee Kun Bu bangun, dan tersenyum kepada Giok Cin Cu.   Pek Yun Hui terluka karena tinju Tiong Im Han Cong.   Di waktu mereka bereakap-cakap itu lilin-lilin telah padam dinyatakan kembali, dan dari balik tirai kain sutera kuning perlahan-lahan bertindak keluar Sin Hut Leng Yan dan Ku Hut Leng Kong, dua pemimpin kuil Toa Ciok Sie.   Kemudian terdengar suara tertawa gelak dari Sin Hut Leng Yan.   ia berkata.   "O Mi To Hut! Selamat! Selamat! Selamat! Aku menghaturkan selamat kepada kalian berdua yang telah luput dari bahaya!"   Dengan mengejek Hian Ceng Tojin menyahut.   "Apa-Icah kau kira gua batu itu dapat memenjarakan kami sampai mati?"   "Ha! Ha! Ha!"   Kata Sin Hut Leng Yan, Tojin sangat berlebih-lebihan! Mustahil beberapa batu dan jeruji-jeruji besi dapat memenjarakan kedua Tay-hiap (pen-dekar terbesar)?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Belum lagi Sin Hut Leng Yan meneruskan pembicaraannya Ku Hut Leng Kong memotong dengan pertanyaannya, suaranya agak keras.   "Aku minta orang yang membebaskan kedua Tay-hiap keluar memperkenalkan diri!"   Dengan sikap sombong yang dibuat-buat Pek Yun Hui menyahut.   "Aku yang membuka gua batu dan membebaskan mereka! Apakah perbuatanku itu terlarang? Aku ingin mengetahui akibat dari perbuatan untuk menolong orangorang itu!"   Jawaban yang menantang itu membikin Ku Hut Leng Kong menjadi murka, ia hendak mendamprat lagi, Tetapi didahului Sin Hut Leng Yan yang berkata.   "Dapatkan kalian keluar dari kuil Toa Ciok Sie?"   Perkataan itu diucapkannya sambil mengawasi Lie Ceng Loan, Lalu ia mengebut kedua lengan bajunya, yang anginnya telah membikin semua lilin-lilin yang baru dinyatakan itu padam kembali, ruangan pun menjadi gelap pula! Dua anak tanggung di samping ia segera loncat menerkam Lie Ceng Loan! Bukan main cepatnya dan gesitnya kedua anak tanggung itu.   Dengan tak terduga oleh semua orang dalam sekejapan saja kedua anak tanggung itu telah berada di kedua samping Lie Ceng Loan, Ngo Kong Toa-su yang berdiri paling dekat di samping Lie Ceng Loan baru saja hendak menolong, tetapi Pek Yun Hui telah dulu turun tangan, Dari dalam lengan bajunya yang hijau kedua tinjunya menjotos ke kiri dan ke kanan, dan jotosan itu disusul dengan jeritannya kedua anak tanggung tersebut yang lekas-lekas loncat mundur lagi! Ketika lilin-lilin dinyatakan lagi, suasana di dalam ruangan itu telah menjadi sangat tegang! Ketiga pemimpin partai silat Kun Lun dan Ngo Kong Toa-su telah siap sedia untuk mengeluarkan semua kepandaian silatnya menggempur musuh-musuh yang ganas dan jahat! Tia Lat Leng Hai dan Ku Hut Leng Kong juga sudah siap menerjang musuh-musuhnya.   Hanya Pek Yun Hui dan Sin Hut Leng Yan yang kelihatannya masih bersikap tenang.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kedua anak tanggung yang telah loncat mundur dan menjerit karena tak tahan damparan angin tinjunya Pek Yun Hui telah berdiri lagi di kedua samping Sin Hut Leng Yan.   Mereka sangat disayang oleh Sin Hut Leng Yan, yang dengan sungguh-sungguh dan tekun mengajarkannya silat Melihat murid-murid kesayangannya itu dilukai oleh angin tinjunya Pek Yun Hui, ia menjadi gusar sekali, Tampak wajahnya dari tenang menjadi bermuram durja, Dengan mengepalkan kedua tangannya tak henti-hen-tinya "m mengawasi Pek Yun Hui dengan kedua mata melotot lebar! Ketiga pemimpin partai Kun Lun telah melihat bahwa Sin Hut Leng Yan sedang mengumpulkan tenaga dalamnya untuk menyerang Pek Yun Hui, mereka khawatir kalau-kalau Pek Yun Hui tak dapat menahan serangan-serangan Hweeshio jahanam itu.   Mereka lekas-lekas menghampiri dan berdiri di dekat Pek Yun HuL Tia Lat Leng Hai dan Ku Hut Leng Kong juga berdiri di kedua samping Sin Hut Leng Yan, menanti isyarat untuk menyerang berbareng Tiba-tiba terdengar Sin Hut Leng Yan menjerit keras sekali sambil menyodok dengan sekuat tenaga tinju ka-nannya, Angin daripada tinju tersebut menyerang dan mendesak mundur beberapa lawan-lawannya! Ketiga pemimpin partai Kun Lun yang telah siap berjaga segera menangisnya dengan melepaskan tinjunya dengan sekuat tenaga dalamnya, tetapi Tia Lat Leng Hai dan Ku Hut Leng Kong pun telah menyerang pula, Ngo Kong Toa-su yang telah rela berkorban untuk membantu atau menolong kawan karibnya juga telah keluarkan tenaga dalamnya menangkis serangan-serangan angin tinju-tinju ketiga pemimpin kuil Toa Ciok Sie.   Di saat itulah, tenaga dalam dari tujuh orang jago silat yang lihay telah dikerahkan, pukulan mereka segera juga telah    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   memadamkan hampir semua lilin-lilin yang menyala, kecuali tujuh batang lilin yang menyalanya menjadi kelap-kelip karena hembusan angin tinju! Ketiga pemimpin partai Kun Lun dan Ngo Kong Toa-su setelah berusaha menangkis serangan-serangan ketiga Hweeshio Toa Ciok Sie itu segera yakin bahwa mereka tak dapat menandinginya apalagi mengalahkannya terutama ilmu silatnya Sin Hut Leng Yan yang dapat membunuh mereka sekaligus! Betul dengan ilmu tenaga dalam Lui Ka Kong Lek mereka masih dapat bertahan, tetapi jika musuhnya menyerang dengan senjata pula mereka yakin tak dapat bertahan lama! Dengan firasat ini, Hian Ceng Tojin berseru.   "Lekas mundur!"   Seruan itu ditaati oleh kawan-kawannya, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan lebih dulu loncat keluar dari ruang, kemudian Ngo Kong Toa-su dan ketiga pemimpin partai Kun Lun.   "Ha! Apakah kalian kira dapat lolos!"   Membentak Sin Hut Leng Yan yang datang mengejar.   Pek Yun Hui yang menyertai Bee Kun Bu loncat keluar mengambil pedangnya Bee Kun Bu sambil berkata: Tenaga yang keluar dari tinju Hweeshio durhaka itu lihay sekali Jika kita terus menangkis serangan tinju-nya, aku yakin pasti ada yang luka.   Ayo lekas kalian melarikan diri, biar akulah yang berusaha mencegah ia dan menguji kepandaiannya!"   Meskipun nada suaranya ramah didengarnya, tetapi dalam ucapannya itu terdapat kekerasan yang tak dapat dicegah untuk melakukan kehendaknya.   Ketiga pemimpin partai Kun Lun tak berani membujuk agar ia juga turut melarikan diri, mereka hanya berhenti sejenak menunjukkan tak sampai hati meninggalkan Pek Yun Hui yang berbudi itu seorang diri melawan musuh-musuh yang jahat tapi lihay ilmu silatnya, Dengan mata melotot Pek Yun Hui membentak.   "Kalau kalian tidak turut perkataanku segera ada orang yang terluka dan akan menyesal Ayo, lekas berlalu!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Hian Ceng Tojin sambil menarik napas dan dengan pedang terhunus membuka jalan, diikuti oleh Giok Cin Cu, Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan, Ngo Kong Toa-su dan Tong Leng Tojin sengaja lari paling belakang untuk menjaga musuh yang mengejar Banyak Hweeshio-hweeshio yang menghalangi coba-coba merintangi atau mencegat kaburnya mereka, tapi Hweeshiohweeshio itu bukan tandingannya Hian Ceng Tpjin, banyak dari mereka yang terluka di ujung pedang, Sin Hut Leng Yan, Tia Lat Leng Hai dan Ku Hut Leng Kong juga telah mengejar sampai di luar ruang, Sin Hut Leng Yan melihat Hian Ceng Tojin memimpin rombongannya melarikan diri, ia menjadi murka sekali, Lalu sambil menjerit Tia Lat Leng Hai dan Ku Hut Leng Kong meloncat tinggi dengan ilmu Pa Pu Ceng Kong atau langkah ajaib naik ke atas dalam usaha menyerang atau mengejar musuh-musuhnya.   Dalam saat kedua Hweeshio-hweeshio itu melompat ke atas, mereka diserang Pek Yun Hui melompat ke udara dengan pedang terhunus! Serangan pedang Pek Yun Hui itu adalah serangan maut yang dapat membunuh mati musuhmusuh meskipun berada dalam jarak sepuluh depa jauhnya kalau orang yang melakukannya sudah mahir dan mencapai puncaknya, Karena Pak Yun Hui belum mahir dalam hal itu, maka angin dari serangan pedangnya hanya berhasil merintangi kedua Hweeshio-hweeshio lawannya, Namun ilmu melompatnya lebih lihay daripada lawan nya.   Tia Lat Leng Hai dan Ku Hut Leng Kong terkejut menampak pedang yang berkilau-kilauan sekonyong-konyong di depan mereka! Mereka buru-buru menjotos sinar tersebut dengan angin tinjunya sambil melompat mundur lagi satu depa lebih! Pek Yun Hui kalah tenaga dari kedua Hweeshio itu.   Setelah menyerang dengan pedang yang dilepas dengan tenaga dalam sambil melompat tinggi, ia tak mempunyai cukup tenaga lagi untuk terus menyerang dan membunuh mati    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   musuhnya! Serangan pertama telah dilakukan dengan mengeluarkan semua tenaga dalamnya karena ia berkeyakinan bahwa lawan-lawannya adalah musuh-mu-suh berat Selama pengalamannya membasmi jago-jago silat yang berwatak keji dan jahat, belum pernah ia menjumpai jago-jago silat seperti ketiga pemimpin kuil Toa Ciok Sie itu.   Tinju yang dilepaskan oleh kedua Hweeshio itu adalah ilmu pukulan Lui Kee Kong Lek, dan Pek Yun Hui harus menahan angin tinju itu dengan mengerahkan semua tenaga dalamnya pula, Setelah ia turun dari loncatannya di tanah, ia harus lekas-lekas herusaha mengumpulkan tenaga lagi sebagai persiapan menghadapi musuh-musuhnya, Dengan mata melotot Sin Hut Leng Yan yang telah datang di hadapannya membentak.   "Kau masih muda, tetapi ilmu silatmu tinggi, Di mana kau dapat belajar ilmu itu?"   Dengan sikap congkak Pek Yun Hui menyahut.   "Di mana aku dapat belajar adalah urusanku, kau tak perlu tahu!"   Satu jotosan melayang pertanyaan tadi hanya siasat bagi Sin Hut Leng Yan mengumpulkan tenaga dalamnya untuk ia kirim jotosan.   Dan jotosan itu dilepaskannya dengan semua tenaga dalamnya, Pek Yun Hui yang sedang berusaha memulihkan tenaga dalamnya itu tidak keburu mengegoskan diri.   ia terpaksa menggunakan tenaga dalamnya pula untuk menangkis jotosan dengan tangan kirinya, ia segera merasakan seluruh badannya menjadi dingin.   ia terkejut ia buru-buru berusaha membebaskan jalan-jalan darah di dalam tubuhnya yang seolah-olah terhalang peredarannya karena terluka oleh angin tinju Tiong Him Han Ciang (tinju yang menghantam jitu urat nadi).   ia makin terkejut, karena ia tak berdaya membebaskan jalan-jalan darahnya! Lalu Sin Hut Leng Yan berkata sambil mengejek.   "Ha! Ha! Kau telah terluka oleh pukulan Tiong Im Han Ciang-ku. Meskipun kau mempunyai Ceng Sun Lui Kang (tenaga dalam    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   mujizat), kau tak akan dapat memulihkan tenaga dalam waktu tujuh hari lamanya, Kini jiwamu telah berada dalam tanganku! Kalau kukehendaki aku segera dapat membunuh mati kau! Tetapi kau pun masih dapat hidup dengan syarat, bahwa ilmu silat pedang Gak Kiam Cu Sut (ilmu silat pedang menyambar di udara) yang kau punyai, kau harus ajarkan aku.   Dan barulah setelah itu aku akan menyembuhkan luka-luka yang kau derita di dalam tubuhmu!"   Dengan senyum mengejek, Pek Yun Hui meloncat pergi beberapa depa, lalu lari secepat kilat keluar dari pekarangan kuil Toa Ciok Sie! Ketika itu Hian Ceng Tojin dan kawan-kawannya telah lolos dari kepungan atau rintangan para Hweeshio, dan tak dapat dikejar lagi! Tia Lat Leng Hai dan Ku Hut Leng Kong dengan beringas mengejar Pek Yun Hui, Meskipun telah terluka di dalam tubuhnya, Pek Yun Hui masih dapat menggunakan ilmu Gak Kiam Cu Sutnya, Tidak hanya Tia Lat Leng Hai dan Ku Hut Leng Kong yang mengejar Pek Yun Hui, Mereka dibantu pula oleh enam Hweeshio lainnya, Ketika Pek Yun Hui balik badan dan menyerang dengan ilmu Gak Kiam Cu Sut, pedangnya terlihat bergetar dan berkilau-kilauan menyilaukan mata.   Enam Hweeshio-hweeshio dengan serentak menangkis dengan toya besinya! Tapi mereka bukannya tandingan Pek Yun Hui meskipun sudah mendapat luka, Keenam toya-toya mereka semuanya terlempar ke udara ketika menyentuh ujung pedangnya Pek Yun Hui, dua diantaranya telah tertebas putus masing-masing satu le-ngannya, dan darahnya mengucur keluar membasahi tubuh mereka! Tia Lat Leng Hai dan Ku Hut Leng Kong menjotos dari be!akang.   Pek Yun Hui lekas-lekas mengegos, Tapi Ku Hut Leng Kong datang menerkam lagi dengan ilmu Hui Eng Pu    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tiauw atau burung elang menyambar kelinci ia melompat tinggi, lalu dengan kedua tangan turun menerkam lawannya, Pek Yun Hui yang baru saja melucutkan toya-toya besi enam Hweeshio dan menebas buntung lengan-lengan dari dua Hweeshio, dan kemudian mengegos agar dapat menghindarkan tinju dari dua pemimpin kuil Toa Ciok Sie yang menyerang dari belakang ditambah luka-Iuka yang ia sedang derita di dalam tubuhnya, sudah menjadi sangat letih sekali, ia yakin tak dapat melawan terus.   Untuk menolong jiwanya, ia terpaksa meloncat ke kanan dan ke kiri menusuk Tia Lat Leng Hai untuk membuka jalan dan kemudian ba-gaikana angin cepatnya ia putar pedangnya untuk menjaga diri dari terkaman Ku Hut Leng Kong! Setelah Tia Lat Leng Hai mengelit tusukan pedang, dengan dua tinju ia menyerang lagi seolah-olah hendak merobohkan gunung.   Pek Yun Hui tidak berani menahan serangan kedua tinju dengan tenaga seribu kati itu! ia melompat tinggi, Ku Hut Leng Kong telah menanti jatuhnya di tanah, Begilu lekas Pek Yun Hui turun menginjak tanah, dengan ilmu Sin Liong Cao To atau Naga sakti mencakar kelinci, tangan kirinya Ku Hut Leng Kong datang mencengkeram lehernya dan tangan kanannya menjotos lambungnya Pek Yun Hui, sehingga menggetarkan ujung pedangnya, sambil melangkah mundur satu tindak untuk menghindari cengkeraman dan jotosan lawannya, ia menusuk jalan darahnya Ku Hut Leng Kong! Tusukan-tusukan itu dilakukan sangat cepat dan bahaya, Meskipun Ku Hut Leng Kong mempunyai ilmu silat tinggi k tak berhasil mengelaki serangan dahsyat itu! ia buru-buru mundur ti&a tindak dan Tia Lat Leng Hai menjadi terpesona melihat serangan luar biasa itu! Ke-sempatan itu digunakan Pek Yun Hui untuk meloloskan diri dengan ilmu Pa Pu Peng Kong atau Langkah ajaib naik ke atas.   ia loncat tinggi seolaholah terbang lebih dari sepuluh depa jauhnya, akan kemudian menghilang entah kemana di bawah sinar bulan di malam itu!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ku Hut Leng Kong dan Tia Lat Leng Hai masih ingin mengejar, tapi ditahan oleh Sin Hut Leng Yan yang membujuk.   "Lawan kita tadi, meskipun masih muda usia-nya, tetapi ia mempunyai ilmu silat yang luar biasa tingginya, dan aku belum pernah berhadapan lawan selihay ia. Aku yakin dalam beberapa tahun lagi, mungkin dalam satu atau dua tahun, kita bertiga takkan dapat melawan ia seorang. Tadi aku telah berhasil menyerang ia dengan tinju Tiong Im Han Ciang, dan di dalam tujuh harj, jika ia tak berhasil mencari obat, ia pasti menderita sakit yang hebat sekali dan dapat menewaskannya, Sayang ilmu silat Gak Kiam Cu Sutnya kita tak dapat pelajari!"   Ia menarik napas panjang menyatakan kecewanya. ia menundukkan kepalanya sejenak, lalu dengan mendongak ia tertawa gelak-gelak sambil berseru.   "Meskipun ia berkepandaian tinggi dan mempunyai ilmu silat pedang Oak Kiam Cu Sut, tetapi ia kena juga aku lukai dengan tinju Tiong Im Han Ciang, Aku lebih lihay daripada ia. Ha! Ha! Ha!"   Ia tertawa terus dengan gembira karena yakin bahwa Pek Yun Hui akan tewas karena tinjunya, Tetapi sekonyong-konyong ia berhenti tertawa.   ia berdiri seperti orang ketakutan Dengan diam bengong ia memandangi bulan seperti orang yang hilang ingatan! Sikap yang mendadak berubah itu dari gembira berubah menjadi ketakutan dan diam bengong tak dapat dimengerti oleh saudara-saudara angkatnya, Meskipun mereka telah tinggal bersama-sama selama beberapa puluh tahun.   Ku Hut Kong dan Tia Lat Leng Hai tak dapat memahami sikap aneh yang diperlihatkan saudara sepupunya itu, yang baru kini mereka saksi kan.   perubahan sikap yang mendadak dari Sin Hut Leng Yan betul-betul mencemaskan mereka! Hampir seperempat jam Sin Hut Leng Yan berdiri terpaku seperti orang yang hilang ingatan, Lalu dengan sikap acuh tak acuh ia mengawasi kedua saudara ang-katnya, Kemudian ia menyuruhnya.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Kalian harus mengurus dan mengobati orang-    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   orang kita yang terluka, kemudian lantas kerahkan semua murid-murid kita, dari angkatan ke satu sampai angkatan ke tiga, untuk mencari tahu tentang jejaknya pemuda berbaju hijau tadi, dalam jangka waktu dua hari dia harus dapat ditangkap hidup-hidup atau mati!"   Lalu ia balik badan dan berjalan per-lahan-lahan kembali ke kuilnya dengan kepala ditundukkan termenung! perintah yang diberikan demikian tertib dan kerasnya membikin semua Hweeshio-hweeshio di dalam kuil menjadi tegang dan khawatir Tia Lat Leng Hai harus menolong It Lee dan It Yun yang kena senjata rahasia Pek Yun Hui ketika datang menolong Hian Ceng Tojin dan kawan-kawannya yang terkepung di ruangan kuil dan juga mengobati dua muridnya yang telah tertebas buntung masing-masing sebelah lengannya.   Lalu ia panggil berkumpul semua Hweeshiohweeshio untuk disuruh pergi mencari tahu tentang jejaknya musuh mereka yang berbaju hijau dan menangkapnya hiduphidup atau mati, Ku Hut Leng Kong juga melepaskan tujuh ekor burung elang untuk bantu mencari Burung-burung elang yang dipelihara di dalam kuil Toa Ciok Sie itu semuanya besar-besar dan telah berusia lebih dari satu abad, Burung-burung itu selain besar dan kuat juga merupakan burung yang ganjil dan jarang pula.    Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo Sejengkal Tanah Percik Darah Karya Kho Ping Hoo Keris Pusaka Sang Megatantra Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini