Bangau Sakti 15
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 15
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kau akan membikin pembalasan atau tidak," Kata Hian Ceng Tojin. "Aku pun tidak ambil pusing bukan urusanku, Tetapi orang yang telah melukai kau ini bukannya seorang musuh sembarangan Aku khawatir musuh itu bukan tandinganmu, dan sukar bagimu membalas dendam!" Co Hiong hanya menyengir, dan tidak menyahut Lalu Hian Ceng Tojin berkata kepada Lie Ceng Loan. "Loan-ji, mari kita berlalu!" Ia pun keluar dari gua itu! Lie Ceng Loan bangun, ia tinggalkan makanan ke-ringnya di dekat Co Hiong sambil berkata. "Kau belum dapat bergerak dengan leluasa. Makanan kering ini kau dapat makan." Dengan perasaan terima kasih ia melihat gadis itu sejenak, Kemudian dengan paksakan diri nya, ia bangun dan berkata dengan suara yang keras. "Siapakah bilang aku tak dapat bergerak leluasa!" Lalu ia coba lari keluar dari gua itu! Beberapa jalan darah Co Hiong telah dibebaskan oleh Hian Ceng Tojin, ia sekarang dapat bergerak, tapi lukalukanya masih hebat, maka baru saja ia tindak beberapa langkah, ia jatuh tersungkur lagi di tanah! Souw Hui Hong dan Lie Ceng Loan lekas-lekas menolong membangunkannya. Ketika itu matanya terbelalak giginya terka ncing, dan tubuhnya seperti orang yang semaput "Suheng! Kau kenapa!?" Seru Souw Hui Hong, Lalu Co Hiong tertawa keras seperti orang yang kurang ingatan, dan bangun lari keluar gua. Kudanya yang berdiri di luar gua, setelah mendengar majikannya tertawa juga perdengarkan bengernya dan berjingkrak-jingkrak-an, sehingga seluruh lembah itu menjadi riuh dan gaduh dengan suara mereka yang menggema! ia lari dan dipegangi oleh kedua samping oleh Lie Ceng Loan dan Souw Hui Hong. Kudanya setelah melihat majikannya, lalu datang mendekati Co Hiong berontak, dan merayap naik ke atas kudanya, Begitu ia dapt me-nyemplak KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ lagi kudanya, dengan memegangi leher kuda itu, ia gencet perut kudanya dengan kedua kakinya, Lalu kuda ajaib itu loncat dan lari secepat angin! Co Hiong belajar ilmu silat tinggi dari seorang tua. Souw Hui Hong terkejut ia coba mengejar sambil memanggil Tetapi bagaimana ia dapat mengejar kuda ajaib yang larinya sangat cepat itu? Setelah menikung di lereng di satu gunung, Co Hiong dan kudanya tak kelihatan lagi, Yang terdengar hanya suara jeritan dari Souw Hui Hong saja! Kaburnya Co Hiong itu sudah telah melukai hatinya Souw Hui Hong, ia berdiri di suatu puncak gunung dengan matanya mengikuti kaburnya kuda ajaib itu! ia berpikir juga bahwa ia sering-sering mengabaikan perhatian atau kasih sayangnya Co Hiong, Ketika kesempatan terbuat untuk ia menebus "dosanya" Dengan merawat Co Hiongyang menderita luka, agaknya Co Hiong tidak menghiraukan ia lagi, ia merasa menyesal akan perbuatannya atau perlakuan nya terhadap Co Hiong, ia merasa kecewa terhadap dirinya yang telah jatuh cinta kepada Bee Kun Bu. ia menjadi sedih dan air matanya tak tertahankan mengucur keluar "Hong Cici! janganlah menangisi kata Lie Ceng Loan yang juga datang mengejar di belakang ia. "Co suhengmu adalah seorang yang baik. Aku yakin ia akan tertolong!" Dengan membanting satu kakinya, Souw Hui Hong berkata dengan geregetan. "Kau lihat tadi bagaimana ademnya ia terhadap aku, Aku pun tak akan perhatikan ia lagi!" Lie Ceng Loan terus menghibur Sejenak kemudian ketiga pemimpin partai Kun Lun dan Ngo Kong Toa-su juga telah datang dengan maksud menghibur Hian Ceng Tojin berkata: Tempat ini tidak aman untuk kita berdiam lama-lama, Ayahmu telah minta aku menjaga Siocia. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama berlalu dari tempat ini, Setelah kita keluar dari pegunungan Ci Lian San, Siocia dapat berpisah dan kembali ketemu ayah sendiri." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Souw Hui Hong tidak ingin menyuruh atau membikin orang-orang lain susah, ia turut mereka berlalu dari tempat itu, Marilah pembaca kita ikuti Co Hiong yang dibawa lari oleh kudanya dalam keadaan luka tubuhnya. Untung baginya, kudanya mengerti akan penderitaan majikan nya, dan lari dengan memilih jalan yang agak rata, Hembusan angin membikin Co Hiong tak sadarkan diri lagi, dan seterusnya ia dibawa lari kudanya dalam keadaan pingsan, Ketika ia sudah siuman kembali, hari telah mulai menjadi senja, tubuhnya terbaring di atas rumput dengan ^ kudanya berdiri di sampingnya menjagai dia. Di sekitarnya adalah lereng-tereng gunung yang hijau dengan pohon-pohon. ia masih berada di daerah pegunungan! ia paksakan diri untuk bangun dan berusaha berjalan, tetapi setelah beberapa langkah, ia merasa separuh tubuhnya merasa lumpuh, ia terjatuh lagi, Sambil menarik napas panjang ia berkata kepada dirinya sendiri: Tidak diduga bahwa aku dengan senjata lingkaran emas yang ampuh harus mati dan dikubur di daerah pegunungan ini!" Ia berbaring dengan terlentang dan mengawasi kuda ajaibnya yang masih berdiri dekat ia dengan setia. "Jika aku harus menarik napas panjang untuk penghabisan di sini, kuda ajaibku ini pasti akan terjatuh di tangan orang lain," Pikirnya. "Bukankah lebih baik ia juga tewas bersama-sama aku di sini?" Dengan ketetapan hati itu, ia keluarkan dari kantong di dadanya beberapa jarum beracun, ia mengawasi kuda-nya, dan bermaksud melontarkan jarum-jarum beracun tersebut ke dalam tubuh kuda, Kasihan! Kuda yang setia itu harus dibunuh demikian dan kuda itu tidak menduga sama sekali bahwa ia akan dibunuh oleh majikannya! Baru saja Co Hiong hendak melontarkan jarum-jarum beracun itu, segera ia merasa lengannya lumpuh tidak bertenaga dan tak berdaya sama sekali. ia menarik napas panjang lagi memikirkan nasibnya yang buruk, Sejenak kemudian ia pun tertidur karena keletihannya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Suara kudanya telah membikin ia bangun lagi, ia buka kedua matanya, dan menyaksikan kudanya sedang bertarung terhadap dua ekor serigala, Satu serigala telah ditendang dan tewas dengan kepala hancur "Baiknya aku tidak berhasil membunuh mati kudaku dengan jarum-jarum beracun, Jika tidak, aku pasti telah mati dimakan serigala-serigala itu!" Pikir ia. , Dengan lekas kuda itu berhasil menendang serigala yang masih hidup, serigala itu terpental, tapi tidak mati, lalu lekaslekas kabur! Kuda itu tidak mengejar ia harus berada di samping majikannya, ia harus menjaga majikannya dan dengan hidungnya ia menyentuh-nyentuh tubuh majikannya seolah-olah seekor anjing yang ingin diusap-usap, Co Hiong yang telah lama berkecimpung di kalangan Kang-ouw telah mengetahui bahwa serigala yang kabur itu akan kembali lagi memanggil kawan - kawan nya, dan dengan datangnya serigala-serigala itu, maka ia berada dalam bahaya yang lebih besar lagi, Oleh karena itu ia berusaha sekuat tenaga merayap ke atas punggung kudanya. Kuda itu rupanya mengetahui keadaan majikannya. Ia berdiri agar majikannya dapat naik ke atas punggungnya. Betul saja sejenak kemudian terdengar meraungnya serigala-serigala Begitu lekas ia telah berhasil naik ke pungung kuda. Kuda itu segera lari ke jurusan lain, menyingkir dari serangan serigala-serigala yang mendatangi Dengan memegang erat rambut suri kuda, Co Hiong mendesak kudanya agar lari lebih cepat lagi! Kuda ajaib serta mengerti itu berlari-lari membawa majikannya, dan telah melalui banyak lereng-lereng gunung, dan masih juga berada di daerah pegunungan, tapi mereka lelah berhasil menyingkirkan diri dari serangan serigala yang telah jauh ketinggalan di belakang Ketika hari sudah mulai fajar, mereka sudah berada di suatu lembah gunung yang dikitari dengan puncak-puncakyang tinggi, Mereka berhenti KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kuda itu segera makan rumput yang segar, dan Co Hiong yang baru separoh tubuhnya telah menjadi lumpuh juga coba makan makanan kering, karena ia merasa lapar Pada saat itu terdengar dari jauh bunyi nya lingkaranlingkaran besi. Co Hiong terkejut "Dari manakah suara lingkaran-lingkaran besi itu datangnya di daerah pegunungan ini?" Pikir ia. ia mengawasi sekitarnya, karena cuaca di waktu fajar itu masih belum terang benar ia berada di dekat suatu gua yang letaknya hanya beberapa depa jauhnya, Gua itu berada di kaki sebuah puncak, dan di mulut gua telah tumbuh beberapa pohon-pohon cemara seakan-akan menutupi gua itu, Suara lingkaran besi datangnya dari gua itu. Karena ingin tahu ia berusaha merayap menghampiri gua. Gelap betul di dalam gua itu dan tak diketahui berapa dalamnya, Kemudian terdengar lagi suara orang-orang menarik napas. Tidak salah lagi," Pikirnya. "Di dalam gua ini ada orangnya!" Tapi mengapa orang itu tinggal di dalam gua? Apakah ia seorang sakti?" Ketika ia sedang coba menerka-nerka dari dalam gua terdengar orang menanya sambil membunyikan lingkaran-lingkaran besinya. "Siapakah yang datang ke sini? Apakah yang datang ingin menemui si tua bangka...?" Belum lagi Co Hiong menyahut, ia telah merasakan ada hembusan angin keluar dari dalam gua itu. ia berusaha menggelinding ke samping menghindarkan diri, karena ia yakin bahwa angin itu keluar dari jotosan yang dilepas dengan tenaga dalam. Tetapi hembusan angin itu telah dapat menahan ia akan kemudian menariknya! Co Hiong yang menderita sakit hampir seluruh tubuhnya, makin merasa sakit, diseret oleh angin dari dalam gua itu. ia tak berdaya tubuhnya terseret masuk ke dalam gua! Setelah ia terseret masuk ke dalam gua, lalu ditanya si orang tua. "Hei, apakah kau diperintahkan datang ke sini untuk mencelakakan aku, si tua bangka?" Lalu ia raba tubuhnya Co Hiong, Co Hiong mengawasi wajah si orang tua itu. ia tampak KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ muka yang bukan main jeleknya dari orang itu yang mirip seperti hantu! Si orang tua tak mempunyai betis, ia berdiri dengan menggunakan kedua lututnya, Rambutnya yang panjang terurai-urai tak terurus, Kedua matanya kosong, karena biji matanya telah dicongkel keluar Kedua lengannya terbelenggu dengan dua lingkaran besi yang dijepitkaiL Suara dari lingkaran besi tadi adalah suara mata rantai jika orang itu bergerak-gerak. Melihat keadaan si orang tua itu. Co Hiong berpikir. "Orang yang telah begini cacad, dan terbelenggu dengan rantai besi di dalam gua masih dapat hidup?" Lalu ia menjawab pertanyaan si orang tua. "Aku telah menderita luka parah, dan mungkin lekas mati. Bagaimanakah aku dapat mencelakakan orang lain? Lagi pula, aku tak kenal mengenal dengan kau dan tiada alasan menjadi musuh satu pada yang lain." Ketika itu kudanya berbunyi, dan si orang tua menanyai "Apakah kau datang dengan berkuda?" Co Hiong coba bangkit tetapi sia-sia, karena ia tak bertenaga lagi. ia menyahut. "BetuL Kuda itu... aku... aku yang tunggangi....h Si orang tua tertawa dan berkata lagk "Apakah kau ingin hidup atau mati?" "Mati atau hidup bagiku tak menjadi soal lagi!" Sahut Co Hiong. Dengan ramah tamah si orang tua berkata. "Jika kau ingin mati, mudah sekali, Aku hanya pukul lambungmu sekali, kau segera mati, Atau aku potong buntung kaki tanganmu, dan paksa kau'tinggal bersama aku seterusnya di dalam gua ini. Tetapi jika kau masih ingin hidup, aku dapat menyembuhkan luka-lukamu, dan juga akan menurunkan kepandaianku kepadamu Tapi ada satu syarat yang harus kau sanggupi melaksanakannya." Dengan tersenyum Co Hiong menyahut. "Aku khawatir kau tak dapat menyembuhkan luka-lukaku yang berat ini." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lalu si orang tua itu meraba-raba seluruh tubuhnya Co Hiong dan berusaha menyelidiki letak luka-lukanya. Kemudian ia berkata lagi. "Betul! Jago-jago silat di kalangan orang-orang sakti yaitu di kalangan Bu Lim yang dapat menyembuhkan luka-lukamu ini jarang sekali, Kau telah dibikin lumpuh dengan ilmu yang melukai jalan-jalan darah dan urat nadi dengan menembusi tulang-tulang, ilmu melukai dan melumpuhkan musuh ini hanya dipunyai oleh sedikit orang, dan untung sekali orang yang telah melumpuhkan kau ini kepandaiannya atau silatnya tidak tinggi Oleh karena itu, kau masih dapat ditolong ilmu melukakan melalui tulang-tutang ini diciptakan pada tiga ratus tahun berselang oleh seorang sakti dari pegunungan Altai yang bernama San Im Shin Ni. Kemudian San Im Shin Ni itu pernah mengadu ilmu silat terhadap Hian Kie Cin Jin, seorang jago silat nomor wahid di kolong langit di zaman itu. Mereka bertempur selama tiga hari tiga malam, Meskipun pertarungan telah berlangsung lebih dari lima ratus jurus, namun masih belum ada yang kalah atau yang menang. Pada hari keempat, masing-masing telah menggunakan ilmu tenaga dalamnya yang berangsur-angsur kedua-duanya telah menderita luka parah. Mereka mengetahui bahwa tak dapat hidup lebih lama lagi, dan pada saat itu mereka berubah menjadi kawan, dengan masing-masing berjanji menurunkan silatnya masing-masing yang tinggi, dan dicatat dalam tiga kitab yang diberi nama "Kui Goan Pit Cek. Seterusnya dalam beberapa ratus tahun kemudian, semua jago-jago silat dari kalangan Bu Lim berusaha sekuat tenaga mencari kitab-kitab tersebut Tetapi menurut pahamku, sehingga dewasa ini, belum ada orang yang berhasil memperoleh kitab Kui Goan Pit Cek itu...." Ia tidak melanjutkan cerita nya. ia merenung sejenak, lalu menanya Co Hiong. "Sebetulnya orang yang telah melukakan atau melumpuhkan kau ini siapakah?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong sebenarnya pernah mendengar kitab Kui Goan Pit Cek dari Souw Peng Hai dan dari ayah ang-katnya. penuturan tentang kitab tersebut yang diberikan oleh orang tua itu semuanya cocok. ia menjadi tertarik akan pembicaraan orang tua itu. ia berpikir "Orang tua ini, meskipun telah kehilangan kedua betisnya, kedua matanya, dan hidup terantai di dalam gua ini dengan lengan kanannya juga sudah menjadi lumpuh, tetapi ia masih dapat hidup dengan hanya satu tangan kirinya. Ia pasti bukan orang sembarangan ia mungkin seorang sakti dengan ilmu silat yang tinggi luar biasa...." Dengan pendirian itu, ia menjawab pertanyaan si orang tua. "Aku betul telah dilukai dengan cara yang curang. Tentang siapa orangnya, aku masih belum dapat ingat" Si orang tua tadi menanya, ia duduk termenung, seolaholah memikirkan peristiwa-peristiwa yang lampau, dan menyakitkan hatinya. Tiba-tiba ia membentak. "Sebetulnya kau ini siapa? Mengapa kau dapat mencari tempatku di sini?! Bukankah kau dari partainya Leng Yan, karena aku yakin bahwa ia akan menggunakan segala siasat busuk untuk mencuri dan mempelajari ilmuku." Ia gemetar ketika membentak ia taruh tinjunya di atas dadanya Co Hiong, Kalau tangannya digerakkan hanya satu tumbukan, maka Co Hiong akan segera menjadi mayat! Seperti telur di ujung tanduk, Co Hiong yakin bahwa segera ia menjadi tewas jika si orang tua betul-betuI menumbuk d ada nya. Entah mengapa Co Hiong pada ketika itu ingin hidup lagi untuk membikin pembalasan kepada orang yang telah membikin ia lumpuh, Dengan nada memohon ia menyahut. "Kalau kau ingin membunuh aku, bunuhlah Aku telah dibikin lumpuh oleh orang yang aku tak ingat lagi, dan aku pun tidak sengaja datang ke mari. Kudakulah yang membawa aku kemari dalam keadaan setengah sadar, Tentang Leng Yan itu siapa, aku tidak mengenalnya, Aku pun tidak mempunyai maksud datang ke sini untuk mencuri KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ kepandaian atau ilmu, jiwaku ini beradt di tanganmu ini, Kau dapat berbuat segala apa terhadap aku." Penjelasan itu telah banyak meredakan si orang tua yang bicara kepada dirinya sendiri: ilmu memukul urat nadi dan melukai jalan darah dengan melalui tulang-tulang yang diciptakan oleh San Im Shin Ni dari pegunungan Altai, disampingku ini, si pendeta tua, hanya muridku yang durhaka itu, bernama Sin Hut Leng Yan, yang mengetahui Mustahil di kolong langit ini ada orang yang ke tiga mengetahuinya ?" Dengan tidak diminta Co Hiong menyahut. "BetuI tentu, Semua ilmu atau kepandaiannya San Im Shin Ni telah dituturkan di dalam kitab Kui Goan Pit Cek, bukan? Menurut pendapat ku, ilmu seperti apa yang kau derita ini tentu juga terdapat dalam kitab itu, jika ada orang yang telah berhasil memperoleh kitab mujizat itu, maka orang itu dapat menggunakan ilmu itu." I Si orang tua menarik napas panjang sebelum berkata Iflgi. "Jika orang itu berhasil memperoleh kitab Kui Goan Pit Cek, maka orang itu dapat mempelajari dan memahami semua ilmu dari Hian Kie Cin Jin disamping !1muilmunya San Im Shin Ni, dan dengan demikian dapat menjagoi di kolong langit" Sikap dan wajah orang itu menunjukkan bahwa ia khawatir sekali, bahkan iri hati kalau kitab Kui Goan Pit Cek itu betulbetul telah diketemukan orang. "Hai! Orang tua yang cacad ini masih ingin menjagoi di kolong langit!" Demikian pikirnya, Dengan tidak terasa ia berkata. "Jika kitab Kui Goan Pit Cek itu belum diperoleh orang, mungkin kau juga tidak dapat menjagoi di kolong langit!" Ejekan tersebut membikin si orang tua itu marah lagi, ia membentak. "Siapa bilang tidak bisa?!" Lalu ia kebat tangan kirinya yang ia masih dapat gunakan dengan leluasa, segera terdengar batu dan tanah dari tembok gua itu gempur dan jatuh ke tanah! Co Hiong terkejut menyaksikan tenaga yang luar biaa dahsyatnya itu, ia berpikir "Lihay betul! Orang tanpa kaki tanpa KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ mata dan hanya mempunyai lengan kiri mempunyai tenaga yang luar biasa hebatnya! Mungkin ayah angkat dan guruku, Souw Peng Hai, juga tak dapat menandingi dia!" Dengan suara yang menunjukkan kegemasannya, si orang tua itu berseru. "Jika aku si tua bangka ini tidak dianiaya orang yang busuk, aku pasti telah berhasil memperoleh kitab Kui Goan Pit Cek itu. Setelah aku pelajari semua isi kitab itu, aku bakar habis, dan aku pasti menjagoi di kalangan Bu Lim!" Co Hiong terkejut melihat sikap yang tamak dari si orang tua itu, ia menduga bahwa si orang tua telah dirantai di dalam gua oleh musuh-musuhnya, dan bahwa si orang itu sangat berangasan dan congkak sehingga banyak orang yang membenci pada nya. ia mengetahui pula orang tua itu mudah diobor, ia sengaja mengejek lagi: Tetapi aku masih juga tak yakin kau bisa berhasil mencari kitab itu!" Si orang tua menyahut dengan beringas. "Kau tidak pereaya omonganku? Semua yang aku telah uraikan dapat aku buktikan sekarang!" "Aku dapat menyembuhkan kau sekarang asal saja kau menyanggupi melakukan suatu urusan untuk aku," Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Kata orang tua itu, Co Hiong menanyai "Syarat apakah yang aku harus tunaikan?" "Aku menghendaki kau sebagai muridku dan tinggal bersama-sama aku di dalam gua ini selama satu tahun. itulah syaratku!" Kata si orang tua. Co Hiong berpikir sejenak, lalu menyahut. "Syarat itu tidak berat Aku tentu dapat melakukannya." Si orang tua berkata lagi. "Di dalam satu tahun itu aku akan mengajarkan semua ilmu silat dan kepandaianku kepadamu, Dan setelah satu tahun, aku yakin betul bahwa ilmu dan kepandaianmu telah mencapai puncak kesempurnaan Dan kau harus pergi membunuh mati Suhengmu (kakakseperguruan) dan kepalanya kau harus KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ bawa kepadaku, Apakah kau sanggup dan berani melakukannya?" Co Hiong tak dapat menjawab karena ia berpendapat bahwa perbuatan membunuh itu sangat kejam, dan bahwa menurut sepengetahuannya, belum pernah ada seorang guru silat yang menyuruhnya membunuh saudara seperguruannya. Dengan satu lengan kirinya si orang tua itu mengangkat tubuhnya Co Hiong sambil membentak" Apakah kau tahu bahwa Suhengmu itu telah melanggar perbuatan kesusilaan! ia takut aku menghukum pada nya, ia telah meracuni aku, memotong buntung kedua betisku, dan mencongkel keluar kedua biji mataku. ia juga meran-taikan aku di dalam gua ini selama tiga puluh tahun lebih, Cobalah kau pikir, apakah perbuatannya itu tidak kejam! apakah ia tidak harus dibunuh? Sebagai seorang guru aku harus menghukum muridnya yang durhaka, bukan? ia telah perlakukan gurunya seperti ini! Apakah ia tidak harus dibunuh?" Barulah, Co Hiong mengetahui bahwa orang tua ini telah dianiaya muridnya sendiri ia segera menyahut. "Murid yang durhaka itu memang harus dibunuh! Teceu pasti akan membunuh ia untuk membalas kekejamannya terhadap Suhu! jawaban itu membikin si orang tua sangat girang, ia lepaskan cekalan tangannya yang mengangkat Co Hiong tadi dan berkata dengan tenang. "Suhengmu yang durhaka itu sudah tinggi sekali ilmu silatnya. Dengan ilmu silatmu yang kau punyai sekarang, aku khawatir akan kau tak dapat melawan dia. Yang aku hendak ajarkan kepada kau ialah ilmu silat dari San Im Shin Ni dari pegunungan Altai, Semasa aku masih muda, aku pernah pergi ke daerah ke sebelah barat dan dengan tak disengaja aku telah dapat mencari tempat berlatihnya San Im Shin Ni, dan dengan beruntung aku menemui sebuah catatan-catatan tentang ilmu sifat dari San Im Shin Ni yang sakti itu. Aku lalu mempelajari ilmu yang tereatat di dalam kitab catatan itu, dan setelah berlatih masak-masak jurusku rus dari KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ jurus ilmu silat tersebut, aku telah menjadi seorang jago silat yang luar biasa, Namun, ilmu yang aku telah pahami tidak sempurna jika tidak ditambah dengan ilmu-ilmu yang tertulis di dalam kitab Kui Goan Pit Cek. Aku dipenjara di dalam gua itu, dan tidak lantas dibunuh oleh muridku yang jahat dan kejam itu, karena ia masih berharap membujuk aku mengajari ia ilmuku yang tinggi!" Co Hiong mendengar penuturan itu dengan penuh perhatian, dan hampir ia lupa kepada luka-luka yang ia sedang derita, Si orang tua itu, meskipun sudah hilang kedua matanya, akan tetapi dengan ilmunya yang tinggi, hanya dengan mendengar hembusan angin ia dapat juga mengetahui gerak-geriknya Co Hiong, Oleh karena itu ketika Co Hiong coba bangkit, ia segera memegang tubuhnya dan menanyai "Kau mau berbuat apa?" Dengan meringis Co Hiong menjawab. "Teecu hendak bangun, tetapi tidak bisa, Rupanya di dalam tubuhku luka-luka ini makin hebat, karena Teecu (murid) merasakan makin sakit Dengan bergerak sedikit saja, Teecu merasa sakit di seluruh tulang-tulang!" Dengan tersenyum si orang tua berkata. "Aku lupa mengobati kau." Lalu ia balikkan tubuhnya Co Hiong agar ia berbaring tiarap, Pertama ia menggunakan cara membebaskan delapan jalan darah penting di dalam tubuhnya, Setelah darah beredar lagi melalui jalan-jalan darah itu, ia mulai membebaskan delapan belas pipa darah dan delapan belas urat syaraf yang penting di dalam tubuh dan kaki tangan, dan yang mengendalikan jantung, paru-paru, ginjal dan sebagai nya. Kakek itu melakukan cara pengobatan itu dengan memijat, memencet, mengurut dan menggosok bagian-bagian yang perut Dengan tak terasa lagi Co Hiong tertidur ia terus tidur selama lebih kurang delapan jam, dan ketika ia mendusin, ia merasa tidak sakit Iagi, ia buka kedua matanya, dan mencoba bangun, ia merasa masih lemas, seolah-olah orang yang baru sembuh dari penyakit berat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Dengan tersenyum kakek berkata. "Sekarang aku harus menggosok seluruh tubuhmu agar darahmu beredar dengan leluasa, Untung kau telah berada di sini pada waktunya, Jika tidak maka orang tidak akan dapat melihat kau lagi!" Co Hiong hanya diberikan air minum, dan kemudian ia tertidur lagi, Selama tiga hari Co Hiong hanya diberikan air minum, dan setiap hari sang kakek menguruti seluruh tubuhnya Co Hiong. Pada hari ke-empat Co Hiong baru diberikan obat yang terdiri dari daun-daun obat-obatan, dimasak dan diminum airnya, Setelah lewat sembilan hari dan selama itu Co Hiong selalu berbaring, pada suatu pagi orang tua itu berkata. "Nah, sekarang kau dapat bangun, dan boleh makan apa saja yang kau mau, Aku telah mengobati kau dan menjaga kau selama sembilan hari, aku pun merasa letih, Aku harus beristirahat Esok pagi aku mulai mengajarkan kau ilmu silat!" Lalu ia pun berbaring di tanah dan coba tidur Pernyataan itu sangat menggirangkan Co Hiong, ia segera bangun, ia tak terhingga girangnya, karena ia merasa sehat dan segar kembali, Seluruh sakit di dalam tubuhnya hilang, dan ia pun merasa tenaganya telah pulih sebagaimana sediakala, ia coba berjalan-jalan di dalam itu, ia pun menyelidiki keadaan di dalam gua yang hanya seluas tiga kamar biasa, Rantai yang mengikat si orang tua itu terpendam di dalam tembok gua, dan rantai itu cukup panjang untuk kakek bergerak di dalam gua tersebut Di satu sudut terletak satu keranjang penuh dengan makanan dan buah-buahan, satu gentong yang penuh dengan air bening dan bersih, Co Hiong merasa heran dari mana makanan, buah-buahan dan air minum itu, Keesokan paginya, si kakek mulai mengajarkan ilmu silat kepada Co Hiong, dan selama mengajarkan itu sang kakek tidak bicara, tetapi dengan tekun dan penuh perhatian mengajarkan jurus-jurus yang sulit kepada muridnya, Co Hiong mengerti akan sikap dan tabiat orang tua itu. Orang yang dikurung di dalam gua bisa menjadi ganjil dan aneh sikap dan tabiatnya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Jika orang yang kurang kuat syarafnya, mungkin orang itu sudah menjadi gila dikurung di dalam gua selama puluhan tahun. Dengan paham ini. Co Hiong bertekad akan bersikap sabar dan taat terhadap kata-kata gurunya, Pada saat malam orang tua itu mulai menanya riwayatnya Co Hiong, ia terpaksa membuat suatu riwayat barunya atau palsu, Demikian tuturnya. "Ayahku sebenarnya mempunyai satu bengkel senjata, Karena ia mempunyai musuh, maka pada suatu hari bengkel nya dibakar oleh musuhnya yang dibantu kawan-kawannya. Untuk membela diri dari pembakaran dan perbuatan yang kejam itu, ayahku telah melawan dan tewas dalam pertempuran ilu. ibuku tak ingin hidup sebagai janda, ia pun membunuh diri Aku dapat meloloskan diri dan kabur ke arah barat, dan telah masuk ke daerah pegunungan Ci Lian San dengan maksud menghindari pengejaran musuh...." Penuturan itu lebih dahulu ia karang masak-masak, maka ia dapat menuturkannya dengan lancar Tapi si orang tua mendengar akan penuturan itu, ia menjadi gemas sekali, ia berkata dengan murka. "Jika kau ingin membalas dendang kau harus belajar dengan tekun serta rajin. Aku tidak omong besar, jago-jago silat pada dewasa ini yang dapat menandingi aku hanya beberapa gelintir saja...." Ia berhenti, lalu meneruskan. "Apakah yang melukai kau itu juga musuhmusuh besarmu?" Co Hiong menyahut. "Teecu belum melihat wajah-nya, tapi ia telah membikin Teecu tak berdaya, Apakah musuh-musuh yang mengejar itu yang melukai aku? Aku pun tak mengetahuinya." Si orang tua tidak menanya lebih jauh, ia terus memberikan petunjuk-petunjuk dari jurus-jurus ilmu silat nya. Co Hiong memang sangat pintar dan sangat cerdas, maka setelah ia dilukai dengan hebat yang hampir-hampir ia harus KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ tebus dengan jiwanya, ia belajar dan memperhatikan segala sesuatu yang diajarkan kepadanya. Satu bulan telah berselang, orang tua itu juga mulai berubah sikapnya, dan perlahan demi perlahan ia pandang Co Hiong seperti anak kandungnya, Pada suatu hari orang tua itu berkata. "Kau telah menjadi muridku, aku pun menganggap kau seperti anak kandungku Mungkin kau juga ingin mengetahui namaku, dan aku pun ingin mengetahui nama gurumu yang dahuIu." Co Hiong menjadi bingung dan sangsi, ia berpikir "Celaka! Orang tua ini betul-betul ganjil, Aku telah belajar ilmu silat selama hampir satu bu!an, dan ia jarang sekali bicara meskipun dalam soal apa sekalipun Aku harus jangan bikin ia menjadi gusar lagi." Kemudian si orang tua tersenyum dan berkata. "Ka-lau aku tak menerangkan aku ini sebetulnya siapa, kau takkan dapat mengetahuinya, karena di kalangan Kang-ouw juga tidak seberapa orang yang mengetahui aku." Dengan tersenyum Co Hiong berkata. "Suhu yang berilmu silat tinggi telah terasing dari kalangan Kang-ouw sudah puluhan tahun tentu saja tidak banyak orang yang mengetahui nama suhu, Tetapi emas yang murni tak usah diuji." Apakah kakek itu senang mendengar omongannya Co Hiong, Tapi tidak bicara apa-apa. ia rupanya sedang merenungkan peristiwa yang lampau, Barulah kemudian ia menarik napas panjang dan berkata. "Selama berpuluh-puluh tahun aku telah melatih ilmu silat dengan maksud menjagoi di kalangan Kang-ouw. Oleh karena itu, selainnya urusan atau berlatih ilmu silat, aku pusingkan urusan atau pekerjaan lain. Aku telah urusi kuil Toa Ciok Sie kepada suhengmu, Leng Yan, agar aku dapat mencurahkan semua perhatianku kepada ilmu silat saja, kemudian setelah aku menjadi mahir betul, aku harus berkecimpungan di kalangan Bu Um. Aku turun gunung dan dengan seorang diri berkeliling di banyak tempat Pada KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dewasa ini partai silat Siauw Lim dan partai silat Bu Tong yang paling terkenaI. Untuk menguji kepandaian silatku, aku bermaksud melawan jago-jago silat dari partai tersebut Pertama aku pergi ke propinsi Hupeh dan mencari markas partai silat Bu Tong, sebetulnya aku tak mempunyai musuh atau dendam terhadap orang lain, Maksudku tidak lain hanya hendak menguji ilmu silatku saja, Untuk maksud itu aku menyamar sebagai seorang dari kalangan Kang-ouw. Pada suatu malam aku menerobos masuk ke dalam kuil Sam Goan Koan, markas partai silat Bu Tong, yang terletak di atas puncak Cit Seng Hong di pegunungan Bu Tong San, dan aku sendiri melawan empat jago-jago dari partai Bu Tong dengan hanya menggunakan kedua tangan, sebaliknya lawanlawanku menggunakan pedang, Aku dapat melayani mereka berempat Selama lebih kurang tiga ratus jurus, dan mereka tak berhasil menundukkan aku." Di sini ia tampaknya sangat gembira mengingat zaman emas nya, dan merasa bangga dapat melawan empat jagojago silat dari partai Bu Tong yang sangat terkenal itu. Co Hiong segera dapat mengetahui bahwa gurunya ini tidak jahat, ia hanya ingin menguji kepandaian silatnya, ia berkata. "Suhu dengan tanpa senjata melawan empat sayhu (guru silat) dan boleh dikatakan selama seratus tahun belakangan ini tidak akan terjadi seperti yang suhu alami itu. Jika peristiwa itu tersiar pasti akan menggemparkan kalangan Bu Lim." Si orang tua goyang-goyang kepalanya sambil menarik napas, ia berkata: Tetapi meskipun keempat sayhu dari partai silat Bu Tong itu tidak terkalahkan olehku, mereka menjadi gusar karena tak dapat menawan aku. sebetulnya setelah bertempur hampir tiga ratus jurus tidak ada lagi yang kalah, aku pun ingin berhenti bertempur Lagi pula ketika itu hampir fajar Aku segera menerjang keluar dan dapat melewati semua penjagaan yang rapat Dari pegunungan Bu Tong sana aku menuju ke pegunungan Siong San di mana terletak kuil Siauw Lim Sie." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong menanyai "Apakah suhu juga bertempur melawan jago-jago partai silat Siauw Lim? Teecu pernah dengar orang bereerita bahwa letaknya kuil Siam Lim Sie "di pegunungan Siong San itu, Dalam kuil Siauw Lim Sie banyak sekali Hweeshio-hweeshio. Banyak juga jago-jago silat yang tertawan di dalam kuil itu, karena jarang sekali "Jago-jago silat berhasil meloloskan diri dari kuil itu." Si kakek tertawa gelak-gelak dan menjawab. "Hwee-shiohweeshio di dalam kuil Siauw Lim Sie betul-betul lihay sekali silatnya dan terkenal di kalangan Bu Lim. Di dalam kuil itu ada kamar yang namanya Cong Keng Kok, Semua surat-surat penting tersimpan di dalam kamar ituu Begitu aku masuk ke dalam kuil, kebetulan sekali aku masuk ke dalam kamar Cong Kek Kok itu, Dengan demikian aku telah menimbulkan kemurkaan mereka, aku diserang sekaligus oleh lima guru silat dari kuil itu, pertempuran itu betul-betul dahsyat!" Bereerita sampai di sini ia tampak sangat gembira, dan menutur sambil mempetakan dengan lengan kirinya dan gerak tubuhnya memperlihatkan tangkisan atau serangannya ketika melawan lima guru Siauw Lim Sie itu. "Dengan tangan kosong aku telah berhasil tandingi empat guru dari partai silat Bu Tong, Lima guru partai Siauw Lim pun tak dapat menggempur gurumu ini." Ia meneruskan sambil menepuk-nepuk dada dengan lengan yang tinggal sebelah itu. "Dalam kalangan Bu Lim di kala itu ada tiga partai yang terkenal, dan partai silat Siauw Lim menduduki tempat pertama, Lima guru silat Siauw Lim itu semuanya bukan main lihaynya, tapi dengan tangan kosong aku dapat melawannya selama dua ratus jurus lebih, bahkan soal satu diantaranya aku telah tendang jatuh satu dari mereka, Akan tetapi pikirnya karena aku dapat menaklukkan mereka, aku merasa bahwa aku masih kurang pengalaman Aku terus mengembara ke daerah barat, dan berkelana ke beberapa propinsi-propinsi di sebelah barat selama sepuluh tahun lebih, Pada suatu hari dengan tidak disengaja aku tiba KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ di tempat berlatihnya San Im Shin Ni, di mana aku beruntung menemui buku catatannya yang memuat segala siasat dan jurus-jurus silat Aku terus berdiam di pegunungan Altai untuk selama tiga tahun berlatih ilmu silat menurut petunjuk-petunjuk dari kitab catatan itu. Setelah merasa diri mahir betul, aku kembali ke kuil Ciok Sie di pegunungan Ci Uan San. Lalu aku mulai mengajarkan Leng Yan, Leng Hai dan Leng Kong, Leng Hai dan Leng Kong tidak senang terhadap mereka ber-dua. Aku lebih sayang kepada Leng Yan yang cerdas. Tetapi aku tak menyangka Leng Yan yang aku sayang itu telah berlaku durhaka dengan memotong buntung kedua betisku, mencongkel keluar kedua biji mataku, dan membelenggu aku dengan rantai ini di dalam gua ini selama tiga puluh tahun!" Ia berhenti dan menggebrak tanah dengan sangat geregetnya mengingat kekejamannya murid itu, Lalu ia mencengkeram pundaknya Co Hiong, dan menanya dengan suara keras. "Suhengmu itu Leng Yan, betul-betul durhaka, ia telah meracuni aku, dan membikin aku cacad! Tidak kejamkah!?" Cengkeraman di pundaknya membikin Co Hiong tak dapat berkutik ia menjerit kesakitan. "Suhu! Suhu! Lepaskanlah cengkeramanmu. Teecu ini Co Hiong, bukannya Leng Yan!" Si kakek perlahan-lahan lepaskan cengkeramannya, dan berkata. "Maaf, aku lupa bahwa kau adalah muridku yang baru aku terima. Dalam gusarku aku telah lupa akan perbuatanku!" Co Hiong baru merasa lega setelah orang tua itu melepaskan cengkeramannya, tetapi ia menyengir karena sakit. "Aku lupa, aku betul-betul lupa jika mengingat muridku Leng Yan, yang durhaka dan kejam itu, sekarang bersama sutenya, Leng Hai dan Leng Hong, ia memimpin kuil Toa Ciok KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sie di salah satu puncak pegunungan Ci Lian San ini. Apakah kau ingin mengetahui gurumu ini siapa?" Berkata si orang tua. Teecu tidak berani," Kata Co Hiong. "Hei! sebagai murid kau harus menanyakan siapa dan apa nama gurumu!" Membentak si orang tua, sambil memegang pundaknya Co Hiong dan mendorongnya keluar pegangan di pundak itu lebih lihay daripada totokan, karena Co Hiong segera merasa lumpuh seluruh tubuhnya, Co Hiong berpikir setelah ia terdorong jatuh di tanah. "Hm! Guruku ini betul-betul gi!a. sebentar ia sayang aku sebagai anak kandung dan sebentar ia benci aku seperti anjing, Aku bisa bakar dia hidup-hidup di dalam gua dengan menggunakan kayu-kayu atau daun-daun kering. Tetapi kalau ia mati, aku tak dapat mempelajari ilmu silatnya yang lihay, Lagipula guruku ini mungkin masih menyimpan buku catatan dari San Im Shin Ki. Kui Goan Pit Cek yang sangat berharga belum berhasil diperoleh jago-jago silat Bilamana aku bisa dapatkan kitab catatan itu, aku akan dapat menjagoi di kalangan Kang-ouw. Biarlah aku bersabar meskipun aku diperlakukan seperti anjing-anjing, Setelah ketetapan demikian itu, ia lalu masuk kembali ke dalam gua. Si kakek bisa mengetahui gerak-geriknya Co Hiong. ia tunggu sampai Co Hiong datang dekat sekali, tiba-tiba ia mencengkeram bajunya dan membentak. "Hei! Mau apa kau kembali lagi!" Dengan suara memohon Co Hiong menjawab: Teecu tidak berbuat salah dan melakukan suatu kekeliruan Tetapi suhu telah melemparkan Teecu keluar." Dengan suara mengejek kakek itu berkata lagi. "Aku telah mengajar tiga murid, yaitu ketiga suhengmu Leng Yan, Leng Hai dan Leng Kong. Tapi apa yang akan aku dapat?! Mereka membusungkan kedua betisku, mencongkel keluar kedua biji mataku dan merantai aku di dalam gua ini! Dan kau pun bila KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ nanti dapatkan kepandaian mungkin akan berbuat kejam juga terhadap aku!" Dengan tergesa-gesa Co Hiong menyahut. "Aku Co Hiong tak dapat suhu menyamainya dengan murid-murid yang durhaka itu, Teecu mohon suhu jangan khawatir atau raguragu terhadap Teecu. Bila Teecu telah mempelajari semua kepandaian suhu, Teecu pasti akan memenuhi janji membalaskan dendam suhu." "Ha! Ha! Ha! Apakah dengan mudah saja aku dapat mempereayai semua omongan itu?" Kata orang tua itu sambil tertawa, Teecu bicara dengan setulus hati," Jawab Co Hiong. Tetapi mengapa kau tak mengetahui namaku?!" "Suhu," Kata Co Hiong, Teecu baru saja diterima sebagai murid, dan Teecu kebetulan saja datang ke sini dibawa oleh kuda dalam keadaan luka parah dan tak sadarkan diri, Teecu sebelumnya tidak mengenal suhu, kalau suhu tidak memberitahunya, maka Teecu ketahui nama suhu? LagipuIa Teecu tidak berani menanyakannya." Kakek itu tidak berkata lagi. ia berpikir, akan kemudian menggeleng-geleng kepala, ia duduk di tanah seperti orang menyesal dengan perbuatannya yang tak beralasan terhadap murid barunya, Kemudian ia berkata lagi dengan suara yang sabar. "Betul, jika aku tidak memberitahukannya, kau tentu tidak mengetahui namaku Kadang-kadang aku hilang pikiran, dan berbuat seperti orang gila, Tapi aku sangat gemas teringat kan perbuatan-perbuatan yang durhaka dari muridku, Leng Yan." Co Hiong memotong omongan gurunya dengan berkata. "Meskipun suhu mendamprat atau memperlakukan Teecu dengan kejam, Teecu tak akan benci dan berdendam hati kepada suhu." "Baiklah," Kata kakek itu. "Aku si tua bangka ini bernama Sang Kiok Sia Gie, Nama itu ganjil sekali didengarnya, Selain KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ ketiga suhengmu, tidak ada orang lain pula yang mengetahui namaku !M Lalu ia tidak bicara tagi, ia duduk diam seperti boneka Dengan tersenyum Co Hiong berkata. "Setelah Teecu dapat pelajari dan paham ilmu-ilmu silat dari suhu, Teecu pasti memperkenalkan nama suhu di kalangan Kang-ouw agar semua jago-jago silat di kolong langit dapat mengetahui nama suhu!" Sang Kiok Sia Gie atau singkatnya Kiok Gie yang telah terasing dari pergaulan dan tersiksa selama tiga puluh tahun lebih di dalam gua itu, setelah mendengar janji dan hiburan Co Hiong, menjadi sangat girang hatinya ia tertawa gembira lalu berkata. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Betul! Betul! Aku telah buntung kaki, buta mata, dan seluruh tubuhku menjadi cacat aku tak dapat menjagoi di kalangan Kang-ouw lagi Aku akan sungguh-sungguh mengajarkan dan menurunkan semua ilmu-ilmu dan kepandaian silatku kepadamu, dan untuk kau nanti yang mewakili aku membalas dendamku." "Pengharapan suhu pasti akan terpenuhi dan ter-laksana, Meskipun tubuh hancur lebur, menjadi abu, Teecu akan melaksanakannya juga." Janji yang muluk itu menggembirakan Kiok Gie, wajahnya berseri-seri, Sambil mengangguk ia berkata. "Baik! Baik! Ayo kita mulai berlatih silat lagi." Demikianlah Co Hiong belajar dengan tekun dan rajin, Tak terasa tiga bulan telah berlalu Di dalam waktu tiga bulan itu Co Hiong telah belajar banyak, karena rajin dan penuh perhatiannya, Kiok Gie pun mengajarnya dengan sungguhsungguh. Murid durhaka menganiaya guru sehingga binasa Pada suatu hari sehabis mengajar, Kiok Gie berkata kepada Co Hiong. "Kau seorang yang cerdas, jauh melebihi Toa suhengmu Leng Yan. Hanya sayang sekali ilmu-ilmu silat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ yang tereatat di dalam kitab San Im Shin Ni aku belum selesai pelajari oleh karena itu aku tak dapat mengajarkan silat yang tereatat di dalam kitab itu." Sebetulnya selama beberapa bulan Co Hiong tinggal bersama-sama gurunya itu, disamping belajar, ia pun senantiasa memikirkan cara bagaimana ia bisa dapatkan kitab catatan itu dari San Im Shin Ni. Kesempatannya tiba ketika Kiok Gie bicarakan kitab tersebut ia menanyai "Suhu telah mengajarkan Teecu banyak ilmu silat, dan tiap-tiap jurus yang aku telah pelajari sangat ampuh untuk menjatuhkannya, jago-jago silat dari partai silat manapun, Mustahil di dalam kitab San Im Shin Ni masih ada jurus-jurus yang lebih ampuh lagi?" Kiok Gie yang telah mencurahkan semua perhatiannya di dalam pelajaran dan latihan silat semenjak muda dan telah kenyang berkecimpung di kalangan Kang-ouw itu, mendengar pertanyaan Co Hiong itu ia tertawa dan berkata. "Jurus-jurus yang tereatat di dalam kitab jurus Tai Im Ki Kong (Rahasia tenaga dalam) merupakan ilmu tenaga dalam yang tiada taranya di kolong langit ini. Tetapi jurus Tai Im Ki Kong itu tak dapat dipelajari hanya dalam waktu empat-lima bulan, kita harus berlatih paling sedikit satu tahun untuk memperoleh kemahiran Lagi pula jurus itu merupakan dasar pokok yang penting untuk mempelajari jurus-jurus lainnya, jurus itu sangat lihay tetapi pun terlampau kejam. Aku telah menghapal, jurus itu dalam teorinya, aku belum mempraktekkannya, Kalau kau ingin mempelajarinya aku dapat menyebut langkah atau caracaranya di luar kepala." Dalam hati Co Hiong ingin sekali mempelajari jurus-jurus Tai Im Ki Kong itu, tetapi ia sengaja berkata. "Suhu tidak sudi mempelajari jurus yang kejam itu, Teecu pun tidak mau mempelajari nya." Tapi jurus Tai Im Ki Kong itu sangat penting dan perlu untuk menghadapi lawan yang lihay dan kejam, Aku akan menyebut langkah-langkah atau cara-caranya sekarang untuk KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ kau mempertimbangkan, kau dapat mengambil keputusan sendiri apakah kau sudi mempelajarinya atau tidak," Kata Kiok Gie lalu ia mulai menyebutkan semua langkah-langkah atau cara-cara jurus Tai Im Ki Kong tersebut, dan Co Hiong dengan perhatian mendengar dan menghapalkannya, ia telah coba berlatih selama satu hari, tetapi ia masih juga belum dapat memahami dimana letaknya jurus-jurus yang dapat membunuh musuh dengan satu serangan saja! Di daerah pegunungan keadaan dan suasananya tenang sekali, dan tenteram Co Hiong belajar ilmu silat dari Kiok Gie Hweeshio di dalam gua itu dengan penuh perhatian Dengan tak terasa setengah tahun telah berlalu Selama setengah tahun itu, Co Hiong hanya baru lima kali keluar dari gua itu untuk mencari makanan yang berupa buah-buahan. Kiok Gie Hweeshio dapat makan barang makanan kering, karena selama tiga puluh tahun itu ia telah menjadi biasa akan makanan itu. Buah-buahan yang Co Hiong cari dan bawa untuk ia sangat menggembirakan si Hweeshio tua itu, ia anggap murid yang baru ini sangat berbakti dan setia kepadanya, Oleh karena itu hanya di dalam jangka waktu setengah tahun, ia telah mengajarkan semua ilmu silat yang ia dapat pelajari selama beberapa puluh tahun di zaman mudanya, Pada suatu hari sehabis mengajar, ia berkata sambil menarik napas. "llmu silat yang aku pelajari selama beberapa puluh tahun telah aku turunkan kepadamu hanya dengan waktu yang singkat Kini kau hanya harus ingat langkah dan cara-cara dari jurus-jurus itu, Apabila kau rajin berlatih dalam tempo tiga atau lima tahun kemudian, kau pasti dapat menjagoi di kalangan Kang-ouw. Kini beberapa jurus kau telah dapat menggunakan Jurusjurus yang aku telah turunkan kepadamu, ada yang dari kitab catatannya San Im Shin Ni, dan ada yang aku dapat pelajari dari ilmu silat pada jago-jago silat yang terkenal di zaman aku masih muda, dan ada yang aku ciptakan sendiri berdasarkan jurus-jurus yang aku telah pahami Aku yakin bahwa kau kini KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ merupakan satu lawan yang tak dapat dipandang enteng lagi oleh musuhmu yang manapun!" Ia berhenti sejenale Lalu berkata lagi. "Nah, sekarang cobalah ambil lagi buah-buahan untuk aku!" Setelah tinggal bersama-sama setengah tahun Co Hiong mengetahui segala sifat dan tabiat gurunya si Hweeshio itu, Bahkan ia dapat membaca isi hatinya, ia insyaf bahwa si Hweeshio tua itu masih ada rahasia kuncinya kepandaian yang belum dikeluarkan ia segera berdiri ketika disuruh pergi mencari buah-buahan. Dengan satu loncatan ia keluar dari gua itu untuk mencari buah-buahan. Daerah pegunungan yang subur itu penuh dengan pohon-pohon buah-buahan yang orang dapat makan sekenyang-kenyangnya. Co Hiong dengan mudah memetik buah-buahan yang pohon-pohonnya tumbuh dekat gua itu, Kiok Gie Hweeshio makan buah-buahan dengan tidak bicara, Co Hiong juga ikut makan sambit mengawasi gerak-gerik gurunya, karena ia ingin mencari kesempatan untuk menanya lebih lanjut tentang kepandaian gurunya, Setelah Kiok Gie Hweeshio makan habis beberapa buahbuahan ia berkata. "llmu silat yang kau telah dapat pelajari dari aku sudah lebih baik daripada ilmu silat ketiga suhengmu Leng Yan, Leng Hai dan Leng Kong. Kau hanya harus berlatih lebih rajin!" Sambil tersenyum Co Hiong menjawab: Teecu tentu mentaati pesan suhiu Setelah berlatih empat-lima tahun lagi, Teecu pasti membalaskan dendam suhu, harap suhu tak berkecil hati!" Sambil geleng-geleng kepalanya, Kiok Gie berkata. "Aku telah menanti tiga puluh tahun lebih untuk menghukum murid yang durhaka dan kejam itu. Agaknya aku tak sabar menanti lebih lama lagi!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong menjadi gembira karena dengan ucapan gurunya seolah-olah menganjurkan ia segera mencari murid yang durhaka untuk dibunuhnya dan membawa kepalanya di hadapan gurunya. Kata-kata gurunya itupun membuktikan bahwa ilmu silatnya sudah menjadi lihay sekali, dan dapat mengalahkan ketiga suhengnya, ketiga pemimpin kuil Toa Ciok Sie. Maka ia menjawab. "Suhu, apakah suhu anggap jika aku sekarang mencari balas dendam ketiga suhengku, aku dapat mengalahkan mereka?" "Tentu! Dalam setengah tahun aku telah mengajarkan kepadamu semua sebisaku, Bahkan ilmu silat Tai Im Ki Kong yang terlampau kejam itu, aku telah memberitahukan langkahlangkah dan cara-caranya, Kau kini sudah boleh diandalkan untuk membunuh Leng Yan, si durhaka itu!" Kata Kiok Gie dengan geregetan, Kemudian sambil menarik napas panjang ia berkata lagi: Tapi untuk memperoleh hasil yang pasti, kau masih harus berlatih keras dan rajin dua tahun lagi, Jika kau sekarang pergi bikin pembalasan seperti juga aku mengirim kau ke akherat Ketiga suhengmu yang durhaka dan kejam itu akan membunuh mati kau." Ia berhenti sejenak, lalu ia angkat lengan kirinya dan mengusap-usap kepala Co Hiong. "Berapa usiamu tahun ini?" Mendengar kata-kata guru yang menyangsikan itu, dari gembira Co Hiong menjadi heran, Bukankah barusan Kiok Gie mengatakan ia sudah siap menggempur Leng Yan, Leng Hai dan Leng Kong? Mengapa sekarang gurunya masih merasa ragu-ragu untuk melepaskan ia pergi membikin perhitungan terhadap ketiga suhengnya itu? Tapi ia menjawab: Tahun ini Teecu berusia dua puluh tiga tahun." Kedua matanya mengawasi wajahnya Kiok Gie, karena khawatir dengan sifat dan tabiat yang ganjil dari Hweeshio tua itu. ia juga memperhatikan lengan kiri gurunya yang masih ketinggalan sebelah yang masih dapat menyerang lawanhya, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tetapi Kiok Gie hanya mengangguk dan berkata lagi: Tahun ini kau berusia dua puluh tiga tahun, tapi pintar dan cerdas, Oalam tempo tujuh tahun lagi kau akan dapat memahami ilmu Tai Im Ki Kong, dan usiamu baru tiga puluh tahun, Ilmu-ilmu yang aku telah turunkan kepadamu kau dapat menggunakan dengan Icluasa, Tetapi ketiga suhengmu di dalam tujuh tahun itu pasti lebih unggul lagi, karena yakin mereka tidak berhenti berlatih Dengan aku masih ragu-ragu kau dapat membunuh mereka," Ucapan tersebut bagi orang lain, dianggap seperti nasihat yang harus diperhatikan Tetapi bagi Co Hiong yang cerdas, segera ia mengerti akan maksud hati gurunya itu, ia insyaf bahwa gurunya tidak pereaya ia seratus 9fc. ia tidak mendesak menanya alasannya, ia hanya duduk di samping gurunya menanti petunjuk-petunjuk lebih lanjut "Di dalam kitab catatan San Im Shin Ni juga telah dituturkan cara belajar silat Syukur, setelah ketiga suhengmu menguntungkan kedua betisku, mencongkel keluar kedua biji mataku, mereka tak berhasil mendapatkan kitab catatan San Im Shin Ni. Hanya aku merasa sayang dan menyesal sekali bahwa sebelum aku dapat memahami betul jurus-jurus Tai Im Ki Kong itu, aku telah dibikin cacat. Lalu dari kantong di dadanya ia keluarkan sebuah kitab, dan diserahkan kepada Co Hiong sambil berkata: inilah kitab catatan tentang ilmu-ilmu silat dari San Im Shin Ni. Kau dapat membaca dan memahaminya sebagian besar dari apa yang tereatat aku telah memahami-nya, kau dapat meneruskannya sendiri dengan membaca kitab itu. Cobalah kau cari bagian yang tertulis "Hut Hiat Co Kut Hoat" (ilmu melukai jalan darah dan mematahkan tulang dengan jalan menyentuh), karena seperti kau ketahui aku tak dapat melihat lagi." Dengan hati yang berdebar-debar, Co Hiong sambuti kitab catatan itu, dan dengan bangun gemetar ia mencari bagian tentang Hut Hiat Co Kut Hoat ia menjadi tenang, dan merasa gelisah selama lebih kurang setengah jam. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kitab catatan ilmu silat dari San Im Shi Ni itu hanya setebal lima belas halaman, tetapi semua ilmu silat yang tereatat itu luar biasa ampuhnya. Kitab tersebut menuturkan tiga belas macam ilmu silat dan tiap-tiap ilmu dijelaskan dengan gambar Co Hiong coba membacanya, Tiap ilmu-ilmu silat diuraikan dengan berapa huruf saja disertai penjelasan dengan gambar, tetapi huruf-huruf itu mengandung arti yang dalam, tidak mudah dimengerti oleh orang yang belum bersekolah tinggi Untuk memahami tiap-tiap jurus pukulan yang dituturkan di dalam kitab itu, ia harus dapat petunjuk dari Kiok Gie gurunya, Di halaman ke dua belas ia menemui bagian Hut Hiat Co Kut Hoat, yang menuturkan caranya mempelajari dan berlatih ilmu silat yang sangat lihay itu, Akan tetapi karena hurufnya sukar dimengerti maka ia hanya dapat membacanya tetapi tidak mengerti akan maksudnya huruf-Jjuruf itu, dan gurunya mendengar uraian di dalam kitab itu!" Kiok Gie harus memikir lama dan menyuruh Co Hiong membaca huruf-huruf itu satu persatu, dan mengulanginya berkali-kali. Demikianlah si Hweeshio tua itu mempelajari ilmu Hut Hiat Co Kut Hoat itu dengan menyuruh Co Hiong membaca selama lebih kurang dua jam. Kemudian ia menjelaskan arti dari uraian tentang ilmu silat itu kepada Co Hiong. ilmu silat Hut Hiat Co Kut Hoat merupakan suatu ilmu silat yang lihay sekali Disamping menuturkan cara menyerang musuh, juga caranya membunuh mati musuh dengan dua belas jalan, dan tiap-tiap jalan sukar bagi musuh menge!akkannya. Dengan petunjuk-petunjuk dari Kiok Gie, Co Hiong yang cerdas dan pintar, ia mulai mempelajari dan berlatih ilmu silat itu. Dengan gambar yang terlukis di dalam halaman itu, ia juga dapat mengetahui letak-letaknya jalan darah dan tuIang-tulang yang dapat dilukai atau dipatahkan dengan jalan menyentilkan bagian-bagian tersebut ia pun mempelajari dan berlatih cara membunuh mati musuh dengan dua belas jalan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Semenjak hari itu guru dan murid bersama-sama berlatih ilmu Hut Hiat Co Kut Hoat, dan dengan hanya beberapa hari saja Co Hiong dapat menggunakan ilmu silat itu. Dengan kemajuan yang pesat dari muridnya yang baru ini, si Hweeshio tua menjadi girang, karena niatnya untuk memberi hukuman yang setimpal kepada murid-muridnya yang durhaka dapat dipereepat Pada suatu hari setelah berlatih Hut Hiat Co Kut Hoat itu, sambil tersenyum Kiok Gie berkata. "Kini Hut Hiat Co Kut Hoat kau telah pahami, mungkin kau dapat menggunakannya. Juga cara membunuh mati musuh dengan jalan dua belas jalan kau telah mengerti Kau hanya belum mengetahui tepat letak-letaknya jalan darah dan tulang-tulang yang dapat dilukai atau dipatahkan dengan hanya disentuhnya, Oleh karena itu sekarang digunakan untuk menyerang musuh, aku yakin kau belum mahir Kau harus rajin berlatih untuk peroleh kemajuan sekarang aku hendak uji semua ilmu silat yang aku telah ajarkan selama setengah tahun lebih." Co Hiong menjadi gembira, ia berpikir "llmu Hut Hiat Co Kut Hoat aku telah mengerti sebagian, besar Cara membunuh mati musuh dengan jalan dua belas jalan pun aku telah berlatihnya cukup lama, Sekarang aku mendapat kesempatan untuk menggunakan ini betuU betul kesempatan yang baik sekali!" Dengan berlagak malu-malu ia berkata: ilmu silat guru jauh lebih tinggi daripada Teecu. Teecu pasti bukan tandingan suhu, Lagi pula Teecu tidak berani melawan suhu!" Sambil tertawa Kiok Gie berkata. "Aku hanya ingin menguji ilmu silatmu, Aku tidak akan berlaku sungguh-sungguh, sebaliknya kau harus menyerang dengan sekuat tenaga dan dengan sungguh-sungguh." "Jika suhu berkata demikian," Sahut Co Hiong. "Baik-lah aku akan mencobanya, Maaf, Suhu! Aku segera menyerang!" Katanya dibarengi dengan serangannya KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mendengar suara angin datang menyerang Kiok Gie lekaslekas menangkis dengan lengan kirinya, Co Hiong masih khawatir tidak sekuat gurunya, ia lekas-lekas menarik kembali jotosannya untuk menyerang lagi dengan kedua jotosan berbareng. Kiok Gie yang telah dibelenggu di dalam gua itu selama tiga puluh tahun lebih belum pernah bertarung melawan musuh, kini ia memperoleh kesempatan untuk menguji kepandaiannya ia merasa gembira sekali, Meskipun ia masih terantai, tetapi lengan kirinya ia dapat gunakan dengan leluasa dan sangat bertenaga. Dalam sekejapan saja gua itu menjadi bersih dengan suara beradunya mata rantai, hembusan angin dan seruan mereka yang menyerang menjotos, menya-betkan mengegos atau mengelit dengan sekuat tenaga. Pedang Karat Pena Beraksara Karya Tjan ID Darah Daging Karya Kho Ping Hoo Sejengkal Tanah Percik Darah Karya Kho Ping Hoo