Bangau Sakti 16
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 16
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Setelah pertarungan berlangsung beberapa jurus, Co Hiong telah menjadi sengit, ia melawan dengan sungguh-sungguh sehingga pertempuran menjadi sangat dahsyat Tidak salah jika silat Kiok Gie itu setaraf San Im Shin Ni meskipun ia sudah menjadi seorang yang cacat dan mata buta. ia melawan dengan tanpa mata dan kaki hanya satu tangan kiri! Semua kepandaian yang dipunyai juga yang baru, dan ilmu silat yang dapat dipelajari dari Kiok Gie, Co Hiong menggunakan untuk melawan gurunya, Bahkan dalam sepuluh jurus lebih ia sudah lima atau enam kali berada dalam kedudukan yang berbahaya, Andaikata Kiok Gie musuh betul, dan bukan gurunya, mungkin ia sudah terbunuh mati! Sambil bertempur, Co Hiong berpikir "Semua kepandaian silatku tak dapat menggempur ia. ilmu silat yang aku baru pelajari dari dia pun tentu tidak akan ada hasilnya Tapi ilmu silat Hut Hiat Co Kut Hoat dia belum pelajari Baiklah aku coba gempur ia dengan ilmu Hut Hiat Co Kut Hoat dengan caracara yang meliputi dua belas macam!" Dengan tekad itu ia tiba-tiba merubah cara bertenv purnya, ia mundur beberapa tindak Tapi Kiok Gie yang sedang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ gembira dan bemafsu dengan latihan itu datang mengejar Dengan lengan kirinya ia kirim satu jotosan kilat, Untuk menangkis jotosan kilat itu, Co Hiong terpaksa menggunakan kedua tinjunya dengan seluruh kekuatan tenaga dalamnya, jotosan itu dapat ditangkis dengan kedua tinjunya, tetapi ia segera rasakan seluruh tubuhnya menjadi lumpuh, ia lekaslekas bertindak mundar sambil berteriak "Suhu! Berhentilah! Teecu tak dapat melawan suhu!" Sambil tertawa gelak-gelak Kiok Gie berkata. "Ha! Ha! Ha! Cara kau menangkis jotosanku itu betul-betul baik! Tetapi aku sedang gembira Ayo, kita berlatih lagi!" Baru saja selesai omongannya, ia kirim lagi jotosan kepada Co Hiong, Co Hiong tidak berani menangkis serangan atau jotosan gurunya itu. ia loncat secepat kilat melewati kepalanya Kiok Gie. Tetapi suara bunyi mata rantai yang gaduh menunjukkan bahwa Kiok Gie datang mengejar lagi Co Hiong mengelit satu serangan sambil menyondongkan satu tubuh ke samping, dan mengirim satu jotosan kembali Jotosan-jotosan Kiok Gie makin lama makin keras dan dahsyat, seolah-olah seluruh gua goyang karena getaran dan hembusan tinju-tinju itu. Co Hiong harus berloncat-loncat ke kiri dan ke kanan, ke atas dan ke depan atau ke belakang dalam usahanya mengegoskan atau menghindarkan diri dari jotosan-jotosan itu. ia tidak berkesempatan balas menyerang, napasnya sudah senin kemis, Napasnya Co Hiong yang sengal-sengal terdengar oleh Kiok Gie yang memaksa ia berhenti menyerang. Sambil tertawa ia berkata. "Dalam setengah tahun kau telah maju pesat sekali Kau telah mampu terima serangan-seranganku selama dua puluh jurus lebih." Dengan napas memburu Co Hiong berkata: Teecu sudah habis tenaga, Kalau suhu menyerang terus, Teecu pasti akan terluka...." "Tapi apakah ilmu silat Hut Hiat Co Kut Hoat kau telah pahami dan pelajari?" Tanya Kiok Gie. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong terpaksa menggunakan kedua tinjunya serui tenaga dalamnya untuk menyerang, Tetapi dengan mudahnya Klok Gie mengelakkannya. "Sebagian besar Teecu telah pahami, hanya jurus Ju Hie Gek Lang atau ikan berenang melawan arus, Teecu belum mengerti betul-betuI langkah-langkahnya." Kiok Gie berpikir sejenak, lalu berkata. "Coba sebut jurusjurus yang tertulis di dalam kitab San Im Shi Ni itu!" Co Hiong lalu menyebut dengan terang dan perlahan semua jurus-jurus yang tertulis di dalam kitab itu. Kiok Gie berpikir agak lama, Lalu tiba-tiba ia me-ngebutkan lengan kirinya, Co Hiong yang tidak menduga-duga dan berjaga-jaga merasa kebutan itu dilepaskan ke arah tubuhnya, Dengan cepat ia angkat lengan kirinya untuk menjaga sambil menyondongkan tubuhnya ke sam-ping, dan menjotos dengan tinju kanannya, Tangkisan yang dibarengi dengan kelitan dan serangan itu adalah Ju Hie Gek Leng dari ilmu silat Hut Hiat Co Kut Hoat, Segera terdengar jeritnya Kiok Gie, dan lengan kirinya telah tak berdaya, Kiok Gie kena diserang! sebetulnya Co Hiong segera dapat menghentikan jotosan-nya, tetapi ketika itu ia lupa, Lima jari dari tangan kanannya itu mencekal sikunya Kiok Gie dan Trak!" Hancur remuk tulang-tulang sikunya itu dan terlihat Kiok Gie jatuh di tanah berguling kesakitan dan keringat keluar dari seluruh anggota tubuhnya. Co Hiong berdiri tertegun akan perbuatannya ia tidak menduga bahwa ia telah dapat menggunakan jurus Ji Hie Gek Lang dari ilmu silat Hut Hiat Co Kut Hoat, dan korban pertama ialah gurunya! Timbullah maksudnya yang jahat Pikirnya. "Jika aku bunuh mati si Hweeshio tua ini, maka kolong langit hanya aku seorang yang dapat menggunakan ilmu Hut Hiat Co Kut Hoat, Disamping itu, aku pun dapat memiliki kitab catatannya San Im Shi Ni, dengan membunuh mati si tua bangkotan ini, aku dapat menjagoi di kalangan Kang-ouw..." Tetapi ketika itu ia berlagak bingung, ia berseru: Teecu harus dihukum! Teecu KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ telah berdosa melukai suhu!" Sambil berkata ia pura-pura memegangi lengan gurunya yang telah patah tulangtulangnya, Kiok Gie melihat sikap yang bingung dari muridnya berkata. "Ai! jurus dari ilmu Hut Hiat Co Kut Hoat itu betul-betul lihay. Lekas tolong aku membebaskan jalan-jalan darah, dan menyambung tulang-tulang yang telah patah!" Dengan tangan kiri Co Hiong pegang lengan gurunya yang terluka, tetapi dengan tangan kanannya ia pencet lagi siku itu, Bukan main sakitnya pencetan itu karena tulang-tulang di dalam telah remuk! Kiok Gie tersungkur kesakitan dan membuang diri ke belakang! Gerak tersebut dilakukan oleh Kiok Gie dalam usahanya membebaskan beberapa jalan darah yang telah mampet, Tetapi Co Hiong yang kejam menjotos lagi dengan sekuat tenaga, Sebelum Kiok Gie menarik napas penghabisan ia berkata, suaranya telah menjadi lemah sekali. "Murid durhaka.,, kau lebih durhaka daripada ketiga suhengmu... Lalu secepat kilat, Kiok Gie menubruk Co Hiong dengan tubuhnya, Co Hiong tidak menduga kalau Kiok Gie masih dapat bergerak setelah menderita luka parah itu, Dengan susah payah ia mengelakkan tubrukan itu dan mendorong tubuh itu ke dinding gua yang keras, Tampaklah di dalam gua itu suatu pemandangan yang menggiriskan menegakkan bulu roma, otaknya Kiok Gie hancur terserak, darahnya bereeceran. Kiok Gie telah mati konyol, dibunuh oleh Co Hiong, murid yang durhaka dan kejam! Co Hiong mengawasi mayat gurunya sambil memegang erat-erat kitab catatan San Im Shi Ni. Dengan perasaan puas ia berpikir "Aku hanya perlu berlatih beberapa tahun lagi, dan aku pasti dapat menjagoi di kalangan Bu Lim!" Lalu ia ingat kepada orang yang telah mencelakai ia. ia menjadi marah KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sekali, Dengan mengkertak gigi ia berseru. "Orang yang telah membokong aku tentu ketiga pemimpin dari partai Kun Lun, Jika dendam ini aku tidak balas, aku tak dapat tidur nyenyak!" Kemudian ia loncat keluar dari gua itu dengan tak menghiraukan mayat si Hweeshio tua itu! ketika itu sudah bulan ke sepuluh (Capgwe) hujan di daerah pegunungan salju sudah mulai turun, Puncak-puncak dari pegunungan Ci Lian San telah diselubungi salju, Co Hiong yang baru keluar dari gua bukannya Co Hiong pada tujuh bulan yang lampau, Dengan ilmu meringankan tubuh dengan mudahnya ia mendaki satu puncak gunung dan tiba di atasnya, Angin di atas puncak lebih hebat dan lebih dingin, tetapi ia tak merasa, Dengan berdiri di atas puncak itu mengawasi keadaan di sekitar puncak Lalu ia bersiul dan gema dari siulannya yang nyaring terdengar luas dan jauh! ia bersiul terus menerus, dan sejenak kemudian mukanya menjadi merah. ia sengaja bersiul tak henti-hentinya agar darah di dalam tubuhnya dapat beredar dengan lancar, dan dengan mencari kudanya yang ia telah terlantarkan setengah tahun lebih, Tiba-tiba gema dari siulannya yang nyaring itu disambut suara kuda, Co Hiong menjadi girang, karena ia kenali suara kudanya, Betul saja dari arah barat lari secepat kilat dan secepat angin kudanya mendatangi Setelah kuda itu berada di sampingnya, ia memperhatikan bahwa kuda itu tetap sehat. Dengan perasaan yang girang tak terhingga, ia mendongak ke atas dengan sambil berseru. "Aku, Co Hiong, dengan kuda ajaib, dan setelah berlatih lagi, akan menjagoi di kalangan Kang-ouw. siapapun tak dapat menandingi aku lagi!" Lalu ia tertawa keras seperti orang yang kemasukan setan! Pada saat itu terkenang dan terbayang di dalam pikiran Co Hiong dua gadis yang cantik, Kedua gadis yang dikenalkan itu telah mengambil tempat dalam pikirannya, kedua-duanya menggiurkan hatinya, ia tak dapat mengambil keputusan yang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ mana satu ia harus pilih, ia cemplak kuda nya. Sambil bereokol di atas kudanya ia melayangkan pikiran nya. " Hong Sumoy telah sama-sama besar di bawah asuhan suhuku, Souw Peng Hai. ia adalah seorang gadis yang cantik elok dan cerdas, tetapi terhadap aku ia senantiasa bersikap adem, bahkan dingin seperti es. Lie Ceng Loan juga sama cantiknya, sikapnya ramah dan adatnya jauh lebih baik daripada Spuw Hui Hong, Te-tapi... tetapi ia sangat mencintai Bee Kun Bu!" Ia berpikir agak lama, dan tak dapat mengambil keputusan Tiba-tiba ia teringat kepada ketiga pemimpin dari partai silat Kun Lun yang ia sangka telah membokong ia. Dengan amarah yang besar sekali ia kaburkan kudanya menuju ke pegunungan Kun Lun. pegunungan Kun Lun terletak di daerah propinsi Sinkiang, luasnya beberapa ribu lie persegi Beberapa puncak ada yang setinggi enam ribu kaki lebih, dan merupakan salah satu pegunungan terbesar di Tiongkok, Dengan tekad membalas dendam Co Hiong melarikan kudanya ke arah pegunungan Kun Lun dengan tidak menghiraukan keletihannya, Co Hiong walaupun sudah lama berkecimpung di kalangan Kang-ouw ia tidak paham akan keadaan di sebelah barat, karena ia kebanyakan berada di sebelah selatan dari sungai Yociu, Kali ini ia menuju ke barat, ia tampak bahwa keadaan maupun pemandangannya berbeda jauh daripada di daerah selatan, Setelah menempuh beberapa ratus lie tibalah ia di daerah gurun pasir, ia jarang ketemui desa atau dusun di mana ia dapat menjumpai manusia, Hanya dengan tekad membalas dendam, ia meneruskan perjalanannya, meskipun mengalami lapar dan dahaga, Untung ia memiliki kuda yang jempol, maka setelah tiga hari tiga malam dalam perjalanan ia telah tiba di tapal batas propinsi Sinkiang, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Keesokan harinya ia telah tiba di Hokekan, suatu kota kecil, Di kota itu ia hanya beristirahat semalam untuk beli perbekalan ia tidak lupa mengisi kantong airnya yang dibuat dari kulit Esok paginya ia berangkat lagi, Karena bukan saja ia bermaksud terutama membikin perhitungan kepada ketiga pemimpin partai Kun Lun, disamping ia juga hendak tengok Lie Ceng Loan lagi yang selalu terbayang dan tak terlupakan Dengan kuda ajaib ia meneruskan perjalanannya, dan ketika matahari mulai terbenam, ia telah tiba di kaki pegunungan Kun Lun. ia dongak memandang puncak-puncak gunung yang tinggi dan megah. "Orang mengatakan bahwa, kalau belum melihat pegunungan Kun Lun, orang akan belum mengetahui keangkeran gunung. pegunungan yang termashur ini betulbetul angker dan megah!" Demikian pikirnya sejenak lalu ia kedut kudanya dan mendaki salah satu puncak dari pegunungan Kun Lun itu. Makin ia mendaki, makin terheranheran ia, karena keadaannya semakin indah dan agung! Pada saat itulah ia sekonyong-konyong berubah pikiran ia rupanya merasa menyesal telah datang ke pegunungan Kun Lun! Betul ia mengetahui bahwa ketiga pemimpin partai Kun Lun mempunyai markas di kuil San Ceng Kiong yang terletak di atas puncak Kim Teng Hong, tetapi ia tak mengetahui di mana letaknya puncak Kim Teng Hong itu, jika ia harus mencari dengan jangka waktu setengah tahun! ia menjadi masgul terhadap Bee Kun Bu yang tidak memberitahukan di mana letaknya puncak Kim Teng Hong selagi mereka berada bersama-sama, Selagi matahari di sebelah barat menyinari puncak-puncak yang diselubungi dengan salju, maka keindahan pegunungan itu sukar dilukiskan dengan perkataan Ha-nya sayang sekali pemandangan yang indah permai itu tidak berlangsung lama, karena setelah matahari ter-benam, suasana telah berubah menjadi gelap gulita dan seram. Dengan kedua mata yang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ awas, ia hanya bisa melihat jurang-jurang yang curam dan puncak-puncak yang tebing, ia lalu coba mencari tempat untuk bermalam. ia tepuk pantat kudanya, dan kuda itu segera lari turun. Meskipun angin gunung sangat dinginnya menusuk tulangtu!ang tetapi Co Hiong telah memahami ilmu silat Tai Im Ki Kong dan tidak merasakan hawa yang dingin itu, Tenaga dalamnya telah berhasil menenangkan pikirannya dan melancarkan peredaran darah di seluruh tubuhnya, ilmu silat Tai Im Ki Kong itu dapat menyimpan hawa gunung yang dingin untuk digunakan menyerang musuh. Tetapi untuk menyimpan hawa gunung yang dingin itu harus dilakukan dengan baik dan cermat Jika tidak, maka hawa itu akan berbalik melukakan jalan darah tubuhnya sendiri! Co Hiong baru dapat pelajari ilmu tersebut ia coba mengumpulkan hawa itu sehingga fajar ia teringat lagi kepada Lie Ceng Loan. ia cemplak kudanya lagi untuk mencari puncak Kim Teng Hong, pemandangan matahari terbit sangat indah permai, sinarnya yang kemerah-merahan menyorot di angkasa dan di atas puncak-puncak yang putih dengan salju, membikin seluruh pemandangan berubah seakan-sakan suatu dunia yang tertabur emas. Menampak keindahan alam itu, Co Hiong makin terkenang-kenang akan wajah yang menggiurkan dari Lie Ceng Loan, Kudanya telah membawa ia entah beberapa ratus lie, tetapi ia masih berada tetap di tempat yang terpencil! Dalam satu hari itu tiada satu manusia pun yang dapat dijumpai Di waktu senja ia tiba di suatu hutan yang penuh dengan pohon-pohon cemara, Dari dalam hutan yang agak gelap sekonyong-konyong ia melihat cahaya putih berkelebat Co Hiong yang telah banyak pengalaman di kalangan Kang-ouw segera mengetahui bahwa cahaya itu adalah cahaya pedang, Mungkin ada orang yang sedang berlatih ilmu silat pedang. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Dengan ilmu meringankan tubuh ia loncat turun dari kudanya dan lari menuju ke arah cahaya putih tadi, ia lari memutari hutan, dan di suatu hutan, dan di suatu lapangan betul saja tampak satu orang yang bertubuh tinggi besar dan berusia lebih kurang tiga puluh tahun sedang berlatih silat dengan seorang rahib perempuan yang masih muda, Dengan bersembunyi di balik pohon-pohon Co Hiong memperhatikan bahwa gerakan-gerakannya orang yang berlatih itu sangat cepat dan lincah, Si pria bukan saja cepat dengan melancarkan serangan-serangannya, tetapi pun sangat gapah menangkisnya dan lincah mengelakkan dirinya, Tenaga atau ilmu silatnya jauh lebih tinggi daripada rahib wanita itu. Tiba-tiba si wanita melancarkan serangan bertubitubi, dan terdengar suara pedangnya menyabet membacok lawan nya. Tetapi si pria tak gentar, ia tetap tenang. Dengan ilmu Gin Hong Boan Tian atau pelangi memenuhi angkasa, ia ayun pedangnya dengan mudah menangkis semua serangan-serangan lawannya yang bertubi-tubi itu, lalu ia membalas me-nyerang, dan si wanita terpaksa mundur beberapa tindak Si pria berhenti bertempur, lalu berkata sambil ter-tawa: ilmu silat pedangmu sudah banyak maju, Kalau kau terlatih dengan rajin, dua tahun lagi, aku yakin tidak ada satu Sumoy (saudara seperguruan) yang dapat menandingi kau lagi." Rahib wanita itu menjawab sambil tersenyum: Te-tapi, setelah aku berlatih dua tahun lagi, aku pun masih tak dapat menyamai kau!" Si pria tertawa gelak-gelak dan berkata lagi. "Jika kau tidak sudi berlatih bersungguh-sungguh, maka kau akan terbelakang, Kau telah mengikuti Sam Susiok lama sekali, dan kau yang paling disayang oleh dia, Tetapi di dalam beberapa bulan ini, rupanya ia juga menyayangi seorang murid lain, tetapi kau tak perlu iri hati Beberapa hari berselang aku memperoleh kabar bahwa Suhu, Supek dan Susiok telah mengadakan pembicaraan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ rahasia di kamar tengah, dan mereka mengambil keputusan masing-masing memilih murid-murid untuk diajarkan ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam. Kau harus ketahui bahwa ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam itu adalah ilmu silat yang ampuh dari partai Kun Lun kita. Menurut apa yang aku tahu, sebegitu jauh, hanya ada seorang murid yang telah pelajari Cui Hun Cap Ji Kiam, Jika kau tidak sungguh-sungguh belajar dan berlatih, aku khawatir Sam Susiok tidak akan mengajarkan kau ilmu silat itu." Setelah berkata demikian si pria menarik napas panjang, rupanya cemas terhadap kabar tentang pemilihan murid-murid itu. Meskipun rahib wanita itu mengenakan pakaian tebal, namun kecantikannya terlihat nyata. Dengan tersenyum ia berkata. "Suhu kita mempunyai sembilan mu-rid, tetapi Toa suhenglah yang paling disegani dan yang terpandai, karena menurut pahamku, lain-lain atau Sumoy tidak ada yang dapat melawan kau...." Pujian itu membuat si pria menjadi merah muka-nya. Sambil menggeleng-geleng kepala ia berkata. "Kau telah bicara panjang lebar, tapi tidak ada yang ber-alasan...." Si rahib wanita memotong pembicaraan sambil menuding. "Apa? Tidak beralasan? Aku pun tahu bahwa kau selalu khawatir tidak diajarkan ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam, sebetulnya aku tidak menghiraukan soal itu, Apa kau kira aku iri hati terhadap Lie Sumoy? Kau harus mengerti bahwa dia seorang yang sangat polos dan hatinya putih bersih, Jika suhu sayang dia, kita tak usah heran. Aku pun suka kepada nya, karena disamping kebaikan hatinya dia pun sangat ramah dan simpatik, cantik sebagai bidadari siapapun yang telah melihat dan mengenalnya, pasti akan suka kepadanya." "Kalau kau tidak iri hati," Jawab si pria. "Aku merasa lega hati Suhu, Supek dan Sam Susiok sering-sering mengatakan bahwa murid kesayangan Supek adalah satu jago silat yang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ muda, kuat, pintar dan cerdas, Aku ingin sekali menjumpai dia, tetapi sehingga kini ia belum juga kunjung tiba ke pegunungan Kun Lun." Sambil menarik napas rahib wanita itu berkata. "Mu-ridmurid dari Supek semuanya pintar cerdas, tampan dan ramah...." Si pria tertawa dan berkata. "Hei! Kau juga memperhatikan hal ini? Murid baru yang datang diterima oleh Sam Susiok aku baru melihatnya dua kali, dia selalu berada di samping Sam Susiok," "Lebih baik kau jangan terlalu sering lihat," Kata rahib wanita itu. "Aku khawatir kau tak akan dapat melupakannya!" Lalu ia berlalu, Si pria lalu mengejar dari belakang Co Hiong yang bersembunyi di balik pohon dapat melihat dan mendengar semua gerak-gerik maupun pembicaraannya kedua murid dari partai Kun Lun itu, ia merasa gembira, karena ia menduga bahwa ia telah berada tidak jauh lagi dari markasnya partai silat Kun Lun yang ia sedang cari. ia pun lari membayangi kedua orang itu, karena ia ingin tahu di mana letaknya markas dari partai Kun Lun. Si pria dan si rahib wanita itu telah lama tinggal di daerah itu, mereka paham betul akan jalan di pegunungan itu. Co Hiong yang mengikuti di befakang, setelah melewati beberapa lereng gunung, tiba di suatu tempat yang keadaan di sekitarnya berlainan sekali daripada tempat-tempat yang pernah ia lewati ia tampak lereng-lereng gunung yang luas dan panjang mengurung tiga puncak gunung yang berdiri tegak berderet dan puncak yang di tengah lebih tinggi dari kedua puncak kuil yang besar. "Kuil itu pasti kuil Sam Ceng Kiam," Pikirnya. "Dan puncak Kim Teng Hong tentulah puncak yang di tengahnya itu, Di waktu ia berpikir, kedua murid dari partai Kun Lun telah lenyap dari pengejarannya gunanya kedua orang itu telah KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ masuk ke dalam hutan pohon cemara yang ditumbuhi sangat lebat di bagian itu, Dengan dugaan itu, iapun lari masuk ke dalam hutan pohon cemara, Tetapi setelah berlari agak lama juga ia masih tetap berada dalam daerah hutan. ia memperhatikan bahwa jalan di hutan itu berliku-liku, merupakan suatu perangkap yang dapat menyesatkan orang, bisa masuk tidak bisa keluar ia lari terus dengan harapan lekas keluar dari hutan yang mudah membikin orang tersesat Giok Siau Sian Cu mengobrak-abrik kuil Sam Goan Kong, jalan di dalam hutan pohon-pohon cemara itu terdiri dari lima baris dengan banyak cabang-cabang, dan setelah keluar dari hutan itu, orang dapat menjumpai satu jalan kecil yang menuju ke atas puncak Co Hiong berhasil jalan keluar hutan itu, dan juga menemui jalan kecil yang menuju ke atas puncak, Jalan kecil itu berlikuliku ia menjadi curiga, ia takut ka!au-kalau dibokong dijalan kecil itu. Oleh karena itu dengan ilmu Pek Houw Pan Pik atau Cecak merayap di tembok, ia mendaki lereng gunung itu untuk tiba di atas puncak, Di atas puncak tampak di depannya berdiri kuil Sam Ceng Koan yang besar dan megah. Kuil itu mempunyai banyak kamar-kamar yang jumlahnya tidak kurang dari seratus buah "Kuil dengan begitu banyak kamar pasti didiami oleh banyak Tojin (pendeta)," Pikirnya, Baru saja ia ingin loncat ke atas tembok yang melingkari kuil itu, tiba-tiba dari sebelah kirinya berkelebat bayangan orang, tetapi orangnya tidak kelihatan. Co Hiong terkejut "Orang itu bukan main gesitnya! Mungkin lebih lihay daripada aku," Pikir ia. "Mungkin orang itu adalah salah satu pemimpin dari partai silat Kun Lun! Tetapi kalau seorang pemimpin, mengapa ia masuk dengan cara demikian? Mungkin juga orang itu sama maksudnya dengan aku yang hendak membikin per-hitungan." Dengan keyakinan bahwa orang itu bukannya salah satu pemimpin partai silat Kun Lun, ia harus bertindak lebih waspada. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Dengan ilmu Ceng Teng Sam Tiao Sui atau Capung terbang melewati ko!am, ia loncat tak bersuara ke atas tembok, Di dalam lingkaran tembok terlihat pekarangan luas tiga bouw (lebih kurang seratus meter persegi) dan di dalam pekarangan itu telah tumbuh pohon-pohon cemara yang dirawat rapi sekali. Di tengah-tengah pekarangan itu ada satu jalan kecil dari batu-batu kolam berwana putih, yang menuju ke pintu depan dari kuil Co Hiong tidak jalan di atas jalan kecil itu. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo ia lari di antara pohon-pohon cemara di dalam pekarangan dan tiba di depan pintu kuil, Di depan pintu ada tangga batu dengan sembilan undakan, dan di kedua samping tangga batu itu berjejer kamar-kamar, ia buka pintu yang dicat merah, yang hanya dirapatkan, seolah-olah tidak dijaga, Dengan jalan merapat tembok ia menyelidiki keadaan di dalam yang juga merupakan suatu pekarangan yang ditanami dengan pohon bunga, terutama bunga serunai Di ujung pekarangan berdiri tegak satu ruang yang agung dan megah, diterangi oleh sebuah lentera yang apinya menyala terus, Di dalam ruang menyala empat lilin merah yang besar sehingga seluruh ruang menjadi terang. Di ujung ruang meja sembahyang di atas mana tertancap hio yang menyala, menyiarkan baunya yang harum. Di belakang meja sembahyang ini ada meja yang lebih tinggi dan lebih besar, dimana telah ditaruh patung-patung dari dewa dan dewi. Co Hiong berjalan terus, Di belakang ruang ia melihat kamar-kamar berderet-deret di kedua samping. Di ujung kedua deret kamar-kamar terlihat satu ruang yang lebih besar daripada yang pertama, dan sinar lilin yang menyala menerangi seluruh ruang. Co Hiong berjalan terus dengan waspada. Di belakang ruang kedua, pemandangan berubah, ia tampak satu taman bunga dengan punjung-punjung dan bukVbukit kecil, sungai kecil mengalir melintasi taman yang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ indah ttu, Rumah-rumah kecil dibangun di lereng bukit-bukit yang kecil itu. Taman bunga itu merupakan suatu sorga tenang, sunyi dan aman! ia merasa heran sekali, selama ia menerobos masuk ke dalam kuil itu, ia tidak menjumpai meski seorangpun Apakah kuil yang sebesar ini tidak ada penghuninya? Demikian pikirnya sambil bersembunyi di suatu punjung, Tiba-tiba terdengar satu bentakan yang rupanya keluar dari satu bukit kecil, dibarengi oleh terbangnya dua bayangan yang berkelebat bagaikan secepat kilat ia baru saja merandek, kedua bayangan tadi sudah lenyap! sejenak kemudian sudah terdengar suara terbukanya pintu dan jendela, dan kemudian muncul keluar empat Tojin yang agaknya sedang mengejar bayangan tadi! Ketika Co Hiong bangkit ingin melihatnya dengan tegas, salah seorang yang berlari itu, sudah berada hanya tiga atau empat depa dari tempat dimana ia bersembunyi dan orang itu sedang berusaha keras meloloskan diri dari keempat Tojin yang bersenjata pedang, Orang itu mengenakan pakaian hitam (ja-heng-il) dan mukanya tertutup dengan kain hitam juga, Meskipun tubuhnya kecil, tetapi gerak-geriknya sangat lincah, Ketika ia kepepet, ia berbalik menghadapi empat tojin yang mengejarnya. Co Hiong menonton mereka bertempur sambil bersembunyi. Empat Tojin itu menyerang dengan pedang terhunus, Dengan sambil berteriak si pakaian hitam menangkis empat pedang dengan senjatanya, lalu menyerang dengan . hebat sehingga keempat Tojin itu harus mundur dua tangkah, Ketika itu orang-orang yang berlari-lari mengejar si pakaian hitam sudah datang di belakangnya Secepat kilat si pakaian hitam berbalik menangkis serangan pedang yang datang menusuk punggungnya dan terus menyabet ke kiri dan ke kanan dengan dahsyat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong memperhatikan bahwa senjata dari si pakaian hitam adalah satu seruling dari batu Giok yang panjangnya lebih kurang dua kaki ia teringat akan seorang jago silat wanita di kalangan Kang-ouw yang bernama Giok Siu Sian Cu (Dewi seruling batu Giok), dan memperhatikan juga bahwa si pakaian hitam itu tubuhnya kecil seperti tubuhnya seorang wanita, Tidak salah dugaannya Co Hiong, memang si pakaian hitam itu adalah Giok Siu Sian Cu. Orang yang melawan Giok Siu Sian Cu adalah seorang rahib wanita yang berusia lebih kurang empat puluh tahun dan bersenjata pedang, Ketika pertempuran telah berlangsung empat belas jurus atau lima belas jurus, rahib wanita itu sekonyong-konyong menyerang dengan mengirim dua tusukan berturut-turut, lalu loncat keluar Dengan melintangkan pedangnya di depan dadanya, ia menanya, suaranya keras. "Hei! Apakah kau Giok Siu Sian Cu?" Sambil tertawa si pakaian hitam itu menjawab. "Betul! Melihat jurus-jurusmu, kau tentunya Giok Cin Cu, salah satu pemimpin partai Kun Lun." Murid-murid yang mendengar pertarungan itu mulai datang, jumlahnya tidak kurang dari dua puluh orang, mereka mengurung Giok Siu Sian Cu. Co Hiong juga memperhatikan juga bahwa pria yang tadi berlatih silat dengan seorang rahib wanita muda juga berada diantara murid-murid itu. Yang melawan Giok Siu Sian Cu, si pakaian hitam, betul Giok Cin Cu. Setelah ia meninggalkan pegunungan Cie Lian San bersama Hian Ceng Tojin dan Tong Leng Tojin, ia segera kembali ke pegunungan Kun Lun, di mana markas partai silat Kun Lun di kuil Sam Goan Kong terletak Ngo Kong Toa-su, ayah angkatnya Ue Ceng Loan, juga turut datang, Ketiga pemimpin partai Kun Lun sangat menghormati Ngo Kong Toasu, dan telah menyediakan tiga kamar yang sunyi dan tenang di tempat yang dikitari dengan pemandangan indah di puncak Kim Teng Hong. Di samping itu seorang anak tanggung diperintahkan untuk melayani semua keperiuannya. Lie Ceng Loan sering-sering datang menengok ia. Si Hwee-shio tua ini KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sangat menikmati penghidupan yang tenang itu, dan ia merasa gembira dan beruntung dapat tinggal di situ, Setelah Giok Cin Cu mengetahui bahwa Giok Siu Sian Cu datang menerobos masuk ke dalam kuil Sam Goan Kong, ia menjadi cemas, ia menanya. "Kami dari partai Kun Lun tidak mempunyai sangkut paut urusan atau dendam terhadap kau. Tetapi mengapa kau datang menerobos masuk ke kuil kami?" Sambil tersenyum Giok Siu Sian Cu menjawab. "Aku datang ke sini dengan maksud mencari satu orang, Tetapi sebelum kau menanya dulu maksudku, kau telah turun tangan melabrak aku. Untuk membela diri, aku terpaksa melawan bukan? Mustahil untuk membela diri aku dipersalahkan?" Jawaban itu sangat beralasan Tetapi Giok Cin Cu berpikir: Tetapi mengapa ia menerobos masuk, dan tidak dengan sopan datang dan minta permisi mencari orang yang dimaksud? ia datang seperti pencuri, dan aku terpaksa mesti melabrak ia." Lalu ia berkata:" Jikalau kau datang ke sini dengan maksud mencari orang, kau harus datang dengan sopan, Mengapa kau menerobos masuk di tengah malam buta?" Jikalau aku datang dengan terang-terangan, aku khawatir orang yang akan dicarinya bersembunyi dan tidak ingin menemui aku, Oleh karena itu, aku datang sekonyongkonyong di tengah malam," Jawab Giok Siu Sian Cu, jawaban itu membikin Giok Cin Cu menjadi bingung, ia berpikir "Selain Toa suhengku yang telah berpisah dari kuil selama sepuluh lahun, gerak-gerik dari semua orang di dalam kuil ini aku sudah mengetahui Semua mereka tidak ada yang mempunyai urusan dengan wanita ini. sebetulnya dengan siapakah orangnya yang ia hendak cari itu?" Harus diketahui bahwa Giok Siu Sian Cu sangat terkenal di kalangan Kang-ouw, dan orang-orang yang mempunyai urusan dengan ia tentu bukan orang-orang sembarangan Giok Cin Cu menduga bahwa Giok Siu Sian Cu itu ingin mencari Toa suhengnya, Hian Ceng Tojin, ia menanya lagi. "BoIehkah KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ aku mengetahuinya siapakah gerangan yang kau hendak cari?" Giok Siu Sian Cu tersenyum, lalu menyahut. "Di-antara murid-murid partai Kun Lun bukankah ada satu murid yang bernama Bee Kun Bu? Dengan tak menghiraukan perjalanan yang jauh aku telah datang ke daerah di sebelah barat ini hanya untuk mencari ia...." Ia belum bicara habis, lalu dari belakangnya terdengar orang berkata dengan suara yang keras sekali. "Betul, di antara murid-murid partai Kun Lun kita ada seorang murid yang bernama Bee Kun Bu. Kau ingin mencari ia, sebetulnya ada urusan apakah? Kau dapat beritahukan urusan itu kepadaku!" Giok Siu Sian Cu menoleh ke belakang, dan melihat seorang tua yang berjenggot dan berjubah dengan pedangnya menonjol keluar dari belakang bahunya pendeta itu adalah kepala dari kuil Sam Ceng Koan, Hian Ceng Tojin, Giok Siu Sian Cu pernah bertemu muka dengan Hian Ceng Tojin maka ia berkata. "Bapak dari kuil Sam Ceng Koan, bilakah kembali ke kuil Sam Goan Kong?" "Kuil Sam Goan Kong adalah tempat asalku, mustahil aku tidak boleh kembali ke kuil ini?" Jawab Hian Ceng Tojin dengan menyindir sebetulnya Giok Siu Sian Cu sangat congkak, tetapi kali ini ia tidak menjadi gusar ia tetap bersikap tenang, ia berkata lagi sambil tersenyum. "Aku cari ia karena adanya suatu urusan, dan urusan itu bukan urusan yang besar Bolehkah aku sendiri menemui dia?" Lalu dengan kedua matanya ia mengawasi semua orang-orang yang mengurung padanya, Hian Ceng Tojin telah mengetahui bahwa Giok Siu Sian Cu adalah satu iblis wanita di kalangan Bu Lim, dan tak mudah ditaklukkan atau dibujuk. ia berpikir: Tadi ia berbicara sangat menyakiti hati Giok Cin Cu. Aku pun telah menyindir kepadanya, tetapi ia tidak menjadi gusar Apakah maksudnya?" Lalu ia menjawab. "Kau mencari Bee Kun Bu KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sebetulnya untuk urusan apa? Kau dapat memberitahukan urusan itu kepadaku jikalau ia telah berbuat salah terhadap kau, aku sebagai gurunya, tentu akan menghukum ia dengan seksama!" Giok Siu Sian Cu segera mengetahui bahwa Hian Ceng Tojin tidak paham akan maksudnya. iapun tak dapat menjelaskannya, ia berdusta, tapi sebagai seorang wanita, ia tak dapat memikirkan dengan cepat perkataan apakah yang ia harus ucapkan untuk menutupi urusan pribadinya terhadap Bee Kun Bu. Untuk sementara waktu ia berdiri bengong. Sikap itu telah diperhatikan oleh Giok Cin Cu yang segera berpikir. "Melihat sikapnya, ia datang bukan untuk membikin pembalasan dan bukan hendak mencari ribut." Lalu ia mengisyaratkan dengan pedangnya memerintahkan semua murid-muridnya yang mengurung Giok Siu Sian Cu bubar Sejenak kemudian tinggal ia, Giok Siu Sian Cu dan Hian Ceng Tojin. ia sarungi pedangnya dan menghampiri Giok Siu Sian Cu. ia angkat kedua tangannya memberi hormat dan berkata. "Kami hargai kunjunganmu kesini, perbuatan kamiyang terburu napsu tadi, aku minta maaf." Giok Siu Sian Cu lekas-lekas membalas hormat itu. "Akulah yang harus dipersalahkan, karena aku datang mencari orang di tengah malam buta," Katanya. "Sudah lama aku mendengar nama saudari yang termashur. Malam ini kita dapat berjumpa, aku merasa beruntung sekali," Kata Giok Cin Cu, lalu mempersilahkan tamunya masuk ke ruang Giok Siu Sian Cu mengikuti Giok Cin Cu, dan Hian Ceng Tojin juga jalan di belakang Giok Siu Sian Cu. Kedua pemimpin partai Kun Lun itu masih merasa heran mengapa iblis wanita ini ingin mencari Bee Kun Bu... Setelah melalui satu bukit kecil, mereka tiba di satu rumah yang terletak di tengah-tengah pohon-pohon bambu, Giok Cin Cu membuka pintu dan mempersilahkan tamunya masuk, dan diikuti oleh Hian Ceng Tojin, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Rumah itu adalah tempat tinggalnya Giok Cin Cu, dan segala perabot di dalamnya sangat bersih dan rapi, Ruang di dalam diterangkan oleh lilin-UIin. Setelah mempersilahkan tamunya dan Toa suhengnya duduk, seorang rahib wanita muda masuk menyediakan teh, dan kemudian gadis kecil itu berdiri di samping Giok Cin Cu. Sambil menghirup teh, Hian Ceng Tojin menanya sambil tersenyum. "Saudari dari jauh datang mengunjungi kuil kami, apakah hanya dengan maksud mencari Bee Kun Bu saja?" Ketika itu Giok Siu Sian Cu telah loloskan penutup mukanya, ia menjawab sambil tersenyum juga. "Betul, kedatanganku ini hanya cuma ingin mencari ia untuk menanyakan suatu urusan." Melihat muka tamunya yang elok, Giok Cin Cu terpesona, sebelumnya ia hanya mendengarkan tentang Giok Siu Sian Cu itu seorang iblis wanita dengan ilmu silat yang tinggi sekali ia tidak menduga sama sekali bahwa iblis wanita dengan julukan "Dewi seruling batu Giok" Adalah seorang wanita yang cantik jelita, Hian Ceng Tojin yang pernah menjumpai ia, juga belum pernah melihat wajahnya yang selalu bertutupkan muka, ia pun tereengang menampak wajah yang cantik dari tamunya itu. "Ketika Bee Kun Bu di pegunungan Cie Lian San," Begitulah Giok Siu Sian Cu mulai kata-katanya. "la telah menderita luka parah, Aku telah berusaha menolong ia dan mengobati luka-lukanya. Kami berada di satu lembah yang dalam, ketika ia menderita sakit berat Untuk menolong ia aku telah menerobos masuk ke dalam kuil Toa Ciok Sie dan mencuri sebuah Sie Can Ko yang mustajab Dengan buah itu, aku kira ia menjadi sembuh...." Di sini wanita itu memperlihatkan bahwa ia tetap seorang wanita, ia menunjukkan sikap seorang wanita yang terserang "Dewi asmara." Ia menarik napas dan menjadi ragu-ragu untuk KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ meneruskan kisahnya, Melihat sikap itu Giok Cin Cu dan Hian Ceng Tojin terkejut, Hian Ceng Tojin menundukkan kepalanya, lalu berkata: Tertolongan yang saudari berikan kepada muridku, aku menghaturkan banyak terima kasih, Nanti setelah ia kembali ke sini, aku pasti ia mengunjungi saudari untuk menghaturkan banyak terima kasih...." Giok Siu Sian Cu tiba-tiba mengangkat kepalanya, dan dengan kedua mata terbelah ia menanya. "Ha! Apakah Bee Kun Bu belum kembali ke pegunungan Kun Lun?" Melihat sikap yang tegang itu, Hian Ceng lojin merasa bahwa urusan yang Giok Siu Sian Cu ingin beritahukan kepada Bee Kun Bu sangat penting. ia menjawab. "Betul, Bee Kun Bu belum kembali ke sini?" Giok Siu Sian Cu berdiri, dan dengan wajah yang gusar ia menanya Hian Ceng Tojin. "Apakah ia tak sudi menemui aku? apakah ia betul-betul belum kembali? Aku telah pergi lagi ke pegunungan Cie Lian San, tetapi aku tidak menjumpai ia di sana.,.!" Sikap yang tiba-tiba berubah itu membikin Hian Ceng Tojin dan Giok Cin Cu heran, dan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan mereka bersikap waspada, karena Giok Siu Sian Cu itu terkenal sangat kejam, Dengan sikap yang tenang dan ramah, Hian Ceng Tojin berkata. "Bee Kun Bu adalah muridku, Kalau ia berbuat salah, kami pasti menghukum padanya, kami tak akan memperkenan berbuat yang tidak pantas!" Giok Siu Sian Cu geleng-geleng kepalanya, dan berkata. "la tidak berbuat salah, Kau tak dapat sembarangan menerka !N Segera air matanya mengucur keluar dari kedua matanya, Melihat sikap tamunya yang demikian itu, Giok Cin Cu mengetahui bahwa tamunya tak dapat diperlakukan dengan kekerasan ia berkata sambil tersenyum dan menghibur Toa suhengku belum pernah berdusta, Bee Kun Bu betul-betul belum kembali ke kuil Sam Goan Kong. Jika kau tak pereaya, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ aku persilahkan kau memeriksa semua kamar, semua ruang dan semua kuil ini!" Dengan perasaan tertindih, Giok Siu Sian Cu berkata. "Aku tak menghiraukan ia di mana, aku mesti pergi mencari ia. Jika ia masih hidup, aku ingin menjumpai ia. Jika ia telah tewas, aku mau lihat mayatnya!" Lalu ia berjalan menuju pintu hendak keluar Giok Cin Cu mengikuti dari belakang, lalu sambil memegang bahunya ia berkata. "Kau baru saja datang tapi sudah hendak pergi lagi, Kau tinggallah di sini beberapa hari lagi, kemudian baru pergi." Giok Siu Sian Cu menoleh ke belakang, ia tersenyum, Terima kasih, Aku pasti akan datang pula dan kita dapat bereakap-cakap lagi," Ia berkata, Lalu dengan satu loncatan ia keluar dari rumah itu dan lari keluar dari kuil Giok Cin Cu kembali dan sambil menarik napas ia berkata kepada Hian Ceng Tojin. "Ai! Muridmu itu betul-betul membikin orang banyak sedih hati. Aku khawatir ia akan membikin pusing kepalaku juga!" Dengan nada suara menghibur Hian Ceng Tojin berkata. "Aku senantiasa yakin bahwa muridku, Bee Kun Bu seorang yang setia, budiman, sopan, mulia dan berbakti "Aku tidak katakan ia jahat dan busuk, justru karena ia terlalu baik hati, ia akan membikin aku pusing kepala, Di kemudian hari apabila ia menyakiti hatinya Lie Ceng Loan, muridku, aku harus membikin perhitungan dengan kau!" Sambil geleng-geleng kepala, Hian Ceng Tojin bangun dari tempat duduknya, Lalu berkata. "Sudahlah, Hari masih malam, kau harus tidur Urusan ini kita dapat bicarakan besok!" Giok Cin Cu melihat ke atas langit dan berkata. "Baru jam empat, Giok Siu Sian Cu telah datang menerobos masuk ke pekarangan dan karena itu telah menggangu aku. Aku tak dapat tidur lagi Mari kita main catur" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sejak Hian Ceng Tojin kembali ke puncak Kim Teng Hong, untuk menghindarkan salah paham dan khawatir menimbulkan kegelisahan Tong Leng Tojin ia berusaha tidak berada dekat Giok Cin Cu. Kini Giok Cin Cu minta ia bermain catur ia berdiri berpikir untuk mengambil keputusan justru pada saat itu terdengar suara seruling merdu menawan hati. seruling tersebut makin lama makin sedih terdengarnya. Dengan tak terasa dan tak tertahan, air mata mengalir keluar dari matanya Giok Cin Cu. ia balik badan dan melihat muridnya Liong Giok Pin, yang melayani ia juga mengucurkan air mata sedih mendengar lagu dari seruling itu." Hanya Hian Ceng Tojin tidak keluar air mata, tetapi wajahnya menunjukkan kesedihan hati Suara seruling itu makin lama makin jauh terdengarnya, dan lambat laun tidak kedengaran lagi, Lalu Hian Ceng Tojin berkata. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Menurut cerita di kalangan Kang-ouw, seruling batu Giok dari Giok Siu Sian Cu dapat mengeluarkan lagu yang menyedihkan bahkan menghancurkan hati, Malam ini kita menyaksikan buktinya, jika kita dengar lagunya tadi itu, menurut pahamku, lagu itu keluar dari hati yang hancur Rupanya ia telah jatuh cinta terhadap Bee Kun Bu, dan cintanya itu tak terbalas!" Giok Cin Cu tidak segera menjawab ia berpikir, lalu menghela napas, ia berkata. "Kau katakan muridmu Bee Kun Bu itu berbudi baik sekali Pek Yun Hui yang cantik dan Giok Siu Sian Cu yang elok, dua-duanya mempunyai ilmu silat yang tinggi sekali, jauh lebih tinggi daripada silatnya Bee Kun Bu. Mungkin mereka itu sudi merendahkan diri dan menjadi seperti ulat sutera yang melilit diri dan terbelenggu? Lie Ceng Loan menjadi muridku atas permintaanmu dan aku tidak ingin ia menderita, Dalam beberapa minggu ini, aku telah memperhatikan bahwa ia juga merindukan Bee Kun Bu. Cobalah kau perhatikan ia sekarang menjadi banyak lebih kurus, sifatnya berubah, Dulu ia riang gembira, wajahnya selalu berseri-seri, Sekarang.,.? ia menjadi pendiam, ia selalu muram ia jarang bicara terhadap aku. Aku sebagai gurunya KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ tak dapat membiarkan ia terus dalam keadaan demikian. Ia rindukan muridmu, Bee Kun Bu...." Giok Cin Cu bicara dengan tegas, suaranya makin tama makin sengit Loan Giok Pin yang berdiri di sampingnya meneruskan "Suhu, Loan Moi pernah mengatakan kepada aku. ia merindukan Bu Kokonya, Bangau yang membawa Pek Cici terbangnya pesat, dan jika tak terhalang, Bu Kokonya pasti telah kembali ia sangat merindukan Bu Kokonya." Ucapan itu seperti bensin disiramkan ke dalam atas api, membikin Giok Cin Cu lebih marah lagi. Dengan bergemetaran ia berkata dengan suara keras. "Misalnya muridmu itu membikin Lie Ceng Loan terlantar, mungkin juga menghancurkan hatinya, kau akan mengambil tindakan apakah?" Dengan khidmat Hian Ceng Tojin menjawab. "Aku telah mendidik dan mengajar ia selama dua belas tahun, Dan selama itu, Bee Kun Bu tidak lupa akan budi dan berbuat yang tidak pantas, ia seorang yang berbudi, mulia dan agung, Mungkin ada hal-hal yang kita belum mengetahui Kita harus menunggu ia kembali untuk menanya atau menyelidiki dengan jelas. Bila tak dapat menghukum dia tanpa alasan Jika ternyata ia melanggar peraturan partai kita, aku pasti tak akan memberi ampun kepadanya!" Mendengar Hian Ceng Tojin masih juga membela muridnya, ia menjadi makin gusar ia menanya lagi. "Apakah kau pikir ia akan kembali lagi. Bukankah sudah waktunya ia kembali sekarang?" Hian Ceng Tojin bungkam Bee Kun Bu sudah pergi hampir setengah tahun, tetapi belum kembali ke pegunungan Kun Lun. Biarpun ia tidak tunggang bangau nya Pek Yun Hui, dalam jangka waktu setengah tahun, ia tentu sudah dapat kembali ke kuil Sam Goan Kong, ia khawatir kalau-kalau Bee Kun Bu mendapat halangan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lalu Giok Cin Cu mengejek. "Jika kau tak sampai hati menghukum muridmu, aku bisa minta Ji-suheng yang menghukum padanya." Di sini ia teringat tentang Pek Yun Hui yang telah menyembuhkan ia dari racun ular ia merasa malu telah mengucapkan perkataan itu. ia balik badan dan masuk ke dalam kamarnya, Hian Ceng Tojin pun lalu menuju ke pintu untuk keluar Liong Giok Pin mengantar Supeknya. "Tidak usah, Suhumu malam ini sedang marah-ma-rah. Kau harus menjaga dan melayani ia baik-baik," Jawab Hian Ceng Tojin, Liong Giok Pin berkata. "Teecu telah salah omong sehingga suhu menjadi gusar Teecu minta maaf "Aku tidak salahkan kau, sudahlah Lekaslah kau pergi melayani suhumu!" Kata Hian Ceng Tojin, lalu ia berjalan menuju ke kamarnya, Co Hiong dari tempat sembunyinya di dekat kamar Giok Cin Cu dapat melihat dengan terang segala sesuatu di dalam ruang di mana mereka bereakap-cakap, ia telah tidak menghiraukan perjalanan yang jauh dengan maksud terutama mencari Lie Ceng Loan, dan kedua, membikin perhitungan terhadap ketiga pemimpin partai silat Kun Lun yang ia anggap telah mencelakakan ia ketika berada di pegunungan Cie Lian San. ia pun mengetahui Giok Siu Sian Cu telah datang untuk mencari Bee Kun Bu, tetapi ia tak mengetahui untuk maksud apa karena ia berada di luar rumah tidak dapat mendengar jelas pereakapan mereka. Setelah Giok Cin Cu berlalu, ia pun telah mendengar suara seruling yang nadanya sangat menawan bahkan menyedihkan sampai Hian Ceng Tojin berlalu, Ketika itu telah lewat jam empat ia belum juga berhasil mencari Lie Ceng Loan. ia memandang ke sekitarnya, dan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ juga lihat rumah-rumah berderet-deret, Apakah ia harus menyelidiki rumah-rumah itu satu persatu yang mungkin akan menimbulkan kegaduhan dan membangunkan semua muridmurid partai Kun Lun? Kemudian pikirnya lebih baik ia keluar dari pekarangan kuil Sam Goan Kong, dan menunggu di dekat puncak Kim Teng Hong itu. Jika kesempatan yang baik tiba, ia dapat bertindak dengan seksama. Dengan berkeputusan itu, ia loncat keluar dari pekarangan kuil Sam Goan Kong untuk mencari tempat sembunyi yang sentosa di luar ia telah menanti kesempatan di puncak Kim Teng Hong itu selama sepuluh hari lebih, dan telah tiga kali ia menyo!ong masuk ke dalam, tetapi ia tiada menemukan atau melihat Lie Ceng Loan, Karena gerak-geriknya sangat hati-hati, maka selama sepuluh hari lebih ia bersembunyi di dekat kuil Sam Goan Kong diluar tahunya orang-orang dari kuil itu, Tetapi setelah sepuluh hari lewat, ia harus berusaha mencari makanan, karena perbekalan makanan keringnya telah habis dimakannya, Di musim dingin itu sukar bagi ia menangkap burung atau , binatang untuk dibuat makanan, ia terpaksa mencari buah-buahan untuk menangsel perut. Pada hari yang ke tiga belas, Co Hiong tak tahan hidup hanya dengan makan buah-buahan saja, ia berkeputusan turun dari puncak di waktu malam dan mencari makanan di desa yang terdekat, dan kemudian kembali lagi. Puncak Kim Teng Hong itu hanya seluas seratus bau lebih, tetapi separuhnya termasuk daerah kuil Sam Goan Kong. Di sekitar puncak itu telah tumbuh pohon-pbhon cemara dan terdapat batu-batu gunung, Selama dua belas hari Co Hiong dapat bersembunyi diantara pohon-pohon cemara atau batubatu gunung itu dengan aman. Ketika hari mulai petang, ia naik ke suatu pohon cemara untuk mencari jalan yang paling mudah untuk turun dari puncak itu. Malam yang agak gelap itu, ditambah dengan menghembus nya angin gunung yang di-ngin, dirasakan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sangat seram, ia pun agak sukar melihat jauh. Tetapi sekonyong-konyong ia melihat dua bayangan orang meloncat keluar dari tembok kuil Sam Goan Kong, Cara meloncatnya kedua bayangan tadi, menurut pendapatnya, tidak sebaik seperti ia, dan ia menduga bahwa kedua orang tadi bukannya pemimpin-pemimpin partai Kun Lun. "Ai, aku sedang mencari jalan yang aman untuk turun dari puncak ini agar tidak meninggalkan tanda," Kata ia pada diri sendiri. "Sekarang kedua orang yang telah melompat keluar dari kuil itu pun agaknya hendak turun dari puncak ini. Baik sekali untuk aku mengikuti mereka. Pada saat itu kedua orang tadi sudah berada dekat pohon di atas mana ia sedang bersembunyi dan tepat mereka berhenti di bawah pohon itu. Co Hiong memperhatikan bahwa kedua-duanya mengenakan jubah dan membawa pedang yang menonjol keluar di belakang bahunya, Salah seorang yang lebih muda usianya terdengar berkata. "Suheng, Sam Susiok kita baru menerima murid, Apakah kau pernah melihatnya?" "Orang mengatakan bahwa murid yang baru diterima Sam Susiok itu adalah seorang gadis cantik jelita, Tetapi aku belum pernah melihatnya," Kata kawannya sambil geleng-gelengkan kepalanya, Yang mudaan berkata lagi. "Murid baru dari Sam Susiok itu aku pernah lihat dua kali, ia betul-betul seorang gadis yang cantik elok, Dulu diantara saudara-saudara dan saudarisaudari seperguruan Liong Giok Pin lah yang paling baik ilmu silatnya diantara murid-murid wanita, dan Toa Suheng yang tampan paling tinggi ilmu silatnya diantara murid-murid pria, mereka sangat disayang oleh Sam Susiok, Mungkin juga mereka berdua akan diajarkan ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam. Tetapi setelah Sam Susiok menerima murid baru itu, dan semenjak Supek kembali ke Sam Goan Kong, keadaan menjadi berubah, Sam Susiok agaknya sayang sekali kepada muridnya yang baru itu, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Apakah Liong Giok Pin akan diajarkan ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam di kemudian hari? Aku merasa ragu-ragu juga sekarang, Tetapi yang lebih penting ialah, apakah Toa Suheng akan menduduki tempat pertama ?" Kawan yang tuaan itu terkejut, menanya lagi. "Ha! Apakah kedudukannya Toa Suheng juga terganggu?" "Pada satu bulan berselang, Suhu, Supek dan Sam Susiok berunding di kamar tengah, Kebetulan aku yang ditugaskan melayani mereka maka aku dapat ketahui apa yang dibicarakan," Kata orang mudaan itu. "Apa yang telah dirundingkan?" Kawannya mendesak "Mungkin kau telah mengetahui Urusan pimpinan kuil Sam Goan Kong sebetulnya dipegang oleh Supek. Tetapi Supek seperti juga seekor meliwis. ia tidak suka pegang pimpinan, ia telah serahkan pimpinan kepada Suhu, dan pergi keluar untuk menjadi kepala kuil Sam Ceng Koan. Kini Supek telah kembali ke kuil Sam Goan Kong, selayaknya pimpinan kuil harus diserahkan kembali kepadanya, sehingga murid-murid Suhu juga menjadi suatu pertanyaan ( apakah termasuk murid-murid Suhu atau Supek? Antara kita kesembilan murid, aku yakin tidak seorang yang dapat menandingi Supek dalam hal ilmu silat." "Betul. Meskipun Toa Suheng ingin merebut kedudukan ia tak mampu menandingi Supek dalam segala hal.." Tetapi kata-kata itu dipotong oleh yang mudaan, katanya. "Urusan ini telah direncanakan oleh Supek, ia telah mengajarkan ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam kepada muridnya, Toa Suheng pernah mengatakan bahwa ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam itu adalah ilmu silat yang ampuh dari partai Kun Lun, Menurut katanya, bahwa Supek, Suhu dan Susiok pernah berjanji bahwa tanpa persetujuan ketiga orang, pernah ilmu itu tak dapat diturunkan kepada seorang murid, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tapi Supek telah melanggar janji, ia telah mengajarkan muridnya tanpa persetujuannya ketiga orang, Yang menjadi rintangan ialah Susiok tidak keberatan dan telah menyatakan bahwa murid Supek yang telah menerima pelajaran ilmu itu antara lain seorang yang berbakat, berbudi, berbakti dan bertanggung jawab, kelak di kemudian hari pasti dapat mengangkat namanya partai Kun Lun. Oleh karena itu, aku merasa ragu-ragu tentang kedudukan Toa Suheng kita." "Apakah kau telah memberitahukan berita yang kau dapat dengar ini kepada Toa Suheng?" Tanya orang yang tuaan. "Sudah!" "Dan bagaimanakah reaksinya?" Toa Suheng bersikap acuh tak acuh, ia hanya tersenyum, tapi tidak menyatakan pendapatnya," Jawab orang yang mudaan, Sambil memegang erat-erat lengan kawannya yang mudaan, orang itu berkata dengan khidmat. "Urusan ini kau jangan bicarakan lagi kepada orang lain, Kaupun mengetahui bahwa menyampaikan segala pembicaraan guru kita kepada orang lain merupakan suatu pelanggaran besar...." Belum lagi ia selesai bicara, dari kuil Sam Goan Kong terlihat lagi bayangan orang secepat kilat loncat keluar, dalam sekejapan sudah berada hanya dua depa dari pohon di mana mereka berdiri Orang yang mudaan meloncat keluar dari tempat. gelap dan menanyai "Siapa di depan? Mengapa tengah malam buta keluar berkeluyuran dari kuil?" "Aku! Aku hendak pergi tengok Li Sumoy," Jawab orang yang ditegur itu sambil tertawa. "O Liong Cici, Maaf kelancangan Siaotee, Li Sumoy itu bukankah murid yang baru diterima oleh Sam Susiok?" Kata orang yang menegur itu, setelah melihat tegas dan mengenali siapa sebenarnya bayangan itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Betul!" Jawab Liong Giok Pin, loncat pergi dan lari ke lain jurusan. Kedua orang di bawah pohon itu juga melompat keluar dan lari menuju ke timur Co Hiong yang bersembunyi di atas pohon, bukan saja telah mendengar sedikit rahasianya partai Kun Lun, ia pun telah mendengar berita tentang Lie Ceng Loan, Dengan bersemangat ia lompat turun dari pohon dan mengejar Liong Giok Pin, yang lari ke belakang puncak Kim Teng Hong. Di belakang puncak Kim Teng Hong itu merupakan suatu jalan menurun yang dalam, di dalam suasana yang gelap itu Co Hiong sukar melihat keadaan di sekitarnya. Jika ia tidak mengikuti Liong Giok Pin, ia tak berani terus turun. Setelah tiba di bawah turunan, ia berada di suatu lembah yang sempit, hanya satu orang dapat berjalan dengan leluasa, Co Hiong terus mengikuti di belakang Liong Giok Pin, dan setelah menempuh jarak lebih kurang satu lie, ia tiba di ujung jalan yang sempit itu, Hawa yang harum menembusi lubang-Iubang hidungnya, menyegarkan tubuh, Setelah keluar dari jalan yang sempit itu, Co Hiong tampak satu lapangan berumput dengan lereng-lereng gunung yang curam di sekitarnya, Pohon-pohon bunga Bwee tumbuh dengan suburnya, Bulan di langit menyinari pohon-pohon bunga Bwee yang diselubungi salju yang putih, dan hawa harum yang terhembus angin membikin seolah-olah disitu tempatnya dewa-dewi. Tetapi Co Hiong tidak menghiraukan pemandangan atau keadaan di tempat itu, ia selalu mengawasi liong Giok Pin, ia tak berani mengikutinya terlampau dekat sebegitu jauh gerakgeriknya masih belum diketahui liong Giok Pin, berkat ilmu meringankan tubuh yang tinggi Liong Giok Pin terus berjalan di atas jalan kecil diantara pohon-pohon Bwee, dan karena pohon-pohon tersebut banyak KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sekali, Co Hiong dapat terus mengikuti tanpa dipergoki, Di ujung jalan kecil di kaki lereng gunung terlihat tiga buah rumah gubuk yang rupanya belum berapa lama dibangun Tempat yang terpencil ini dengan pemandangan yang penilai mungkin tempat bernaungnya Lie Ceng Loan," Pikir Co Hiong, panah asmara terhadap Lie Ceng Loan mulai menancap lagi dengan hebatnya, Memanglah maksud utama Co Hiong datang ke pegunungan Kun Lun ialah untuk mencari Lie Ceng Loan, dan harapan bahwa tempat itu adalah tempat bernaungnya si gadis yang ia rindukan membikin jantungnya berdenyut lebih gencar! Rindu asmara membikin Lie Ceng Loan menderita Liong Giok Pin lalu masuk ke dalam pekarangan dari ketiga buah rumah gubuk yang dilingkari pagar bambu itu, ia memanggil Lie Ceng Loan beberapa kali, tetapi tidak ada suara jawaban, Lalu ia panggil-panggil Supek-nya, juga tak dapat jawaban, ia menjadi cemas, ia dorong pintunya yang dengan mudah segera terbuka. Pendekar Muka Buruk Karya Kho Ping Hoo Sejengkal Tanah Percik Darah Karya Kho Ping Hoo Pendekar Gunung Lawu Karya Kho Ping Hoo