Bangau Sakti 17
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 17
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Rupanya pintu itu tidak dikunci, ia melangkah masuk ke dalam, di bawah sinar lilin ia hanya melihat toya besinya Ngo Kong Toa-su dan pedangnya Lie Ceng Loan, ia agak sedikit reda. "Mungkin karena terang bulan, mereka tengah menikmati sejuknya hawa udara dan pemandangan yang menenangkan pikiran," Pikir Liong Giok Pin menduga-nya. ia duduk di atas kursi sebentaran, lalu ia berpikir lagi. "Tetapi mengapa sehingga jam empat ini mereka belum juga kembali?" Dengan perasaan gelisah, ia bangun dari tempat duduknya dan jalan keluar dari rumah itu, Baru saja ia bertindak keluar, tiba-tiba ada orang yang membentak "Siapa itu! Mengapa tengah malam datang ke sini?" Bentakan itu dibarengi dengan meloncatnya satu bayangan orang, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Liong Giok Pin lantas mengenali suaranya Ngo Kong Toasu. "Supek, jangan salah paham, Aku Liong Giok Pin diperintah Suhu, disuruh mengantar Lie Sumoy pulang." Ketika itu Ngo Kong Toa-su sudah berada di depannya Liong Giok Pin. ia berkata. "Oh, kau disuruh mengantar Lie Ceng Loan?" Di bawah terangnya rembulan Liong Giok Pin dapat memperhatikan bahwa Ngo Kong Toa-su bermuram durja. ia terkejut "Supek, kau mengapa nampaknya, bermuram durja? Di manakah Lie Sumoy?" Sambil geleng-gelengkan kepala Hweeshio tua itu berkata. "Kebetulan kau datang, aku dapat bicara dengan kau. Tunggu aku ambil suatu barang, kemudian aku ajak kau melihat Loan Jie." Lalu ia terus masuk ke dalam rumah, Meskipun dalam hati merasa cemas, Liong Giok Pin tak berani menanya, ia hanya menunggu di luar rumah. Sejenak kemudian ia lihat Ngo Kong Toa-su memadamkan lilin di dalam rumah, dan jalan keluar dengan membawa toya besinya dan satu bungkusan kecil ia merasa heran dan khawatir "Bukankah Supek hendak mengajak aku menemui Lie Sumoy? Mengapa Supek membawa senjata?" "Aku ingin segera pergi ke pegunungan Koat Cong San," Jawab Ngo Kong Toa-su. "Ha! Pergi ke pegunungan Koat Cong San pada tengah malam buta?" Tanya Liong Giok Pin. "Urusan penting apakah yang memaksa dan mendesak Supek pergi ke situ?" "Aku harus mencari Bee Kun Bu!" Kata si Hweeshio tua. Tetapi Supek mesti ajak aku melihat Lie Sumoy dulu," Mendesak Liong Giok Pin. Tentu saja aku lebih dulu ajak kau melihat Loan Jie, baru kemudian aku berangkat pergi ke pegunungan Koat Cong San," Jawab Ngo Kong Toa-su. Liong Giok Pin tak menanya lagi. ia mengikuti Ngo Kong Toa-su keluar dari pagar bambu, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ melewati pohon-pohon Bwee dan terus menuju ke arah timur Mereka berjalan dengan cepat sekali, agaknya Hweeshio tua itu ingin lekas-lekas mencari Bee Kun Bu. Tak lama kemudian mereka tiba di kala suatu puncak gunung. "Bisakah kau mendaki puncak ini?" Tanya Ngo Kong Toasu. Liong Giok Pin mendongak ke atas dan memperhatikan muka jurang yang curam itu, di mana telah banyak tumbuh pohon-pohon dan rumput Lalu ia mengangguk "Bisa!" Jawabnya. Ngo Kong Toa-su yang hanya memikiri Lie Ceng Loan tidak bicara banyak ia segera loncat mendaki jurang yang curam itu, diikuti oleh Liong Giok Pin. Ketika tiba di atas, Liong Giok Pin telah berkeringat, dan Ngo Kong Toa-su terus menuju ke satu batu besar di atas puncak itu, ia berlari-lari mengejar Hweeshio itu, Ketika ia tiba di bawah batu yang besar dan mendongak ke atas, segera ia menjadi terkejut melihat Lie Ceng Loan duduk termenung di atas batu itu dengan tak menghiraukan angin dingin yang meniup-niup tubuhnya! ia memanggil. "Lie Sumoy!" Tetapi teriakannya yang keras itu rupanya tak terdengar oleh Lie Ceng Loan. ia duduk termenung seperti patung, Liong Giok Pin datang menghampiri ia tampak kedua matanya Ceng Loan berlinangkan air mata, pakaiannya yang putih penuh dengan bola-bo!a salju kecil, air matanya yang menetes turun di atas pakaiannya telah beku menjadi es! ia pegang tangan kanannya Ceng Loan, lalu merangkulnya sambil menjerit. "Lie Sumoy...!" Hancur hatinya melihat keadaan adik seperguruannya menderita demikian ia menangis untuk melampiaskan kesedihan hatinya, ia pun tampak menyeka matanya dengan lengan bajunya, Hatinya sakit seolah-olah tertusuk oleh senjata tajam! KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Dia duduk di situ sudah dua hari dan satu malam," Kata Ngo Kong Taa-su. "la, dua hari dan satu malam tanpa makan dan minum. ia tidak menangis, dan tidak bicara, ia biarkan tubuhnya diserang salju dan angin yang dingin, Sudah berkalikali aku membujuk ia makan dan minum, dan memaksa ia turun dari puncak ini, tetapi ia tak menghiraukannya. ia bukannya Lie Ceng Loan puteri angkatku, Entah tenaga gaib apakah yang telah merubah ia! ia bukannya...." Hweeshio itu tak dapat meneruskan, kata-katanya rasa sedihnya merintangkan ucapan nya. Air matanya mengucur deras di kedua pipi nya! "Supek!" Kata Liong Giok Pin. "Kita harus berusaha menolong dia, Jika dia terus menerus menyiksa diri seperti ini, ia bisa...." Liong Giok Pin juga tak dapat meneruskan ucapannya, ia menangis tersedu-sedu sambil memeluki eraterat tubuhnya Lie Ceng Loan. Lalu Ngo Kong Toa-su berkata. "Sudahlah, janganlah dipeluknya erat-erat Tubuhnya mungkin sudah beku, pelukan mu yang keras dapat melukakan dia,.,." "Supek, mengapa Supek tidak paksa dia? Angkat dia turun dari puncak ini?" Tanya Liong Giok Pin. Si Hweeshio tua menarik napas panjang. "Selama setengah bulan ini, dia telah menderita rindu asmara, Saban hari ia menanyakan apakah Bu Kokonya sudah kemba!i. Mulamula aku berusaha menghiburkannya, Tetapi aku tak dapat terus-terusan berdusta, kini rupanya ia tak pereaya lagi kepadaku, sudah beberapa hari dia tak sudi bicara dengan aku, Sudah dua hari dan satu malam "Lie Sumoyl" Panggil Giok PIn. TapI seruannya Ku tak didengar oleh Ceng Loan. Ia duduk di sini dengan tidak makan, tidak minum, tidak bicara dan tidak tidur!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ketika pertama kali Liong Giok Pin mengenal Lie Ceng Loan, ia segera tertarik oleh wajahnya yang cantik, jujur dan mulia. ia sangat bersimpati terhadapnya, setelah ia menjadi muridnya Giok Cin Cu atau saudari seperguruannya ia sayang gadis itu seperti saudara kan-dung, Karena perasaan sayang itulah ia lupa bahwa ia telah bicara keras terhadap paman gurunya. "Tetapi mengapa Supek membiarkan dia datang ke puncak ini?" Demikian katanya, Sambil geleng-geleng kepala, Ngo Kong Toa-su berkata. "Jika dia dapat menangis dan mengeluarkan isi hatinya kepadaku, aku masih dapat mencegah ia datang ke sini, Tetapi sudah hampir satu minggu, dia seperti satu patung dan boneka, dia tidak bicara, tidak menangis, Berulang kali aku membujuk, mendesak, bahkan mengancam nya, tetapi ternyata sia-sia! Dengan payah dua hari berselang, tetapi sekarang kau saksikan dengan kepala matamu sendiri bahwa sikapnya...." Ia berhenti sejenak, lalu meneruskan. "Jika ia terus tidak makan tidak minum, tidak tidur jjiga, terus duduk di sini, aku khawatir ia tak dapat bertahan tiga hari lagi. Rindu asmaranya tak dapat disembuhkan dengan apapun!" Ia berdiri dengan menundukkan kepalanya, menahan rasa sedih hatinya, Lalu ia menarik napas panjang, dan meneruskan. "Dua hari berselang, entah mengapa, tiba-tiba ia memberitahukan aku bahwa Bu Kokonya akan segera kembali, dan ia ingin mendaki satu puncak yang tinggi menanti kedatangan nya. Mula-mula aku merasa girang, karena ia mulai mau bicara lagi, Aku pikir ada baiknya ia berjalan-jalan keluar dari rumah. aku tidak mencegah keinginannya, Setelah ia menanya letaknya pegunungan Koat Cong San dan berada di jurusan mana, segera ia mendaki puncak ini. Demikianlah ia berada di atas batu di puncak ini selama dua hari dan satu malam !" Nampak Liong Giok Pin agak gusar. "Ai! Mengapa Bee Kun Bu melupai, dan menyiksa padanya? Aku yakin jika Suhu ketahui perbuatan ini, beliau takkan membiarkannya, Aku harus segera minta Suhu mengutus orang memanggil kembali KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu untuk diadili!" Kata Liong Giok Pin dengan gusar dan menyesali Dengan mengertak gigi, Ngo Kong Toa-su berkata: H Urusan ini tak usah gurumu yang menghukumnya. Aku pun tak dapat memberi ampun kepadanya karena dia telah membikin Loan Jie menderita, jika aku ketemukani dia, aku pasti hajar padanya dengan toya besi ini, dan akhiri omongannya dengan menghantamkan toyanya ke tanah. Baru saja ia berkata-kata, tiba-tiba dari belakang mereka terdengar orang bicara, suaranya nyaring. "Jika Bee Kun Bu telah melanggar peraturan guru-gurunya, kau tak usah turun tangan, Aku pun tak akan membiarkannya, Aku akan cari padanya di manapun ia berada, untuk dibunuh mati dengan pedang ini!" Entah kapan, Hian Ceng Tojin juga telah mendaki puncak itu. Di bawah terangnya sinar bulan terlihat wajahnya yang menunjukkan kemarahan, ia berjalan menghampiri mereka. Melihat Hian Ceng Tojin, Liong Giok Pin lekas-lekas berlutut menghormat di hadapannya. "Maaf jika Liong piok Pin telah salah omong," Giok Pin berkata, . "Jika Bee Sute mu telah melupakan budi dan kasih sayang, melanggar peraturan partai, ia harus dihukum, Aku tak mempersalahkan kau. Ayo, bangun!" Kata Hian Ceng Tojin. Lalu ia mendekati Lie Ceng Loan, dan memperhatikan wajahnya, Lalu ia menarik napas panjang dan berkata: ttAi! Anak ini menderita hebat. Kita harus lekas-lekas menolong dia." Kemudian ia tepuk jalan darah di punggungnya Lie Ceng Loan, Tetapi Ngo Kong Toa-su melepaskan tinjunya dengan ilmu Hui Hong Jok Liu atau Angin puyuh menghalau daun Liu, dan anginnya dari tinju itu mencegah tepukannya Hian Ceng Tojin. "Kau tahu dia menderita hebat, tetapi mengapa kau gegabah menepuk punggungnya? Tepukanmu itu dapat menolong dia, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ tetapi dapat juga membinasakannya! Jika keadaan tubuhnya tidak berbahaya, aku siang-siang sudah menolongnya," Kata Ngo Kong Toa-su. Semenjak Hian Ceng Tojin kenal dan bersahabat kepada Ngo Kong Toa-su, belum pernah ia melihat Hweeshio itu demikian gusarnya. Biasanya mereka saling hormat menghormati dan senantiasa menunjukkan sikap ramah tamah, Cegahan dan bentakan itu mengejutkan ia. ia mundur dua langkah, dan berkata sambil tersenyum. "Sudah setengah bulan hawa udara sangat buruk, Malam ini kebetulan hawa udaranya baik. sebetulnya aku hendak mengajak kau nenikmati keindahan malam terang bulan ini, tetapi ketika aku datang ke rumahmu, nyata kau sudah pergi, Jika aku tidak mendengar pereakapanmu berdua, aku tidak mengetahui bahwa kau berada di atas puncak ini." Kata Hian Ceng Tojin. Tidak menunggu Hian Ceng Tojin bicara habis, Ngo Kong Toa-su berkata. "Maafkan perkataanku yang kasar tadi. Aku dan Loan Jie telah melewatkan waktu di atas puncak ini selama dua hari dan satu malam, Aku merasa letih sekali, Maaf jika aku tak dapat menemani kau menikmati malam terang bulan ini." Hian Ceng Tojin tersenyum. "Kita telah bersahabat beberapa puluh tahun mustahil kau masih tidak memahami sikap dan isi hatiku? Seumur hidupku aku tak hanya terima dua orang murid. Murid yang besar telah aku usir, tapi dia telah minta ampun selama tiga hari tiga malam di kamar tengah, memohon agar diterima kembali, dengan perjanjian ia akan dapatkan peta Ceng Cin Tauw untuk aku, Ketika itu kau pun menyaksikan dengan kepala mata sendiri bahwa dia telah menunaikan janjinya, dan tewas ketika membawa peta itu tidak jauh dari kuil Sam Ceng Koan. Jika Bee Kun Bu melanggar peraturan partai, aku pasti tidak akan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ memberi ampun kepadanya, ia mesti mati di bawah pedangku! Kau tadi kata ingin pergi ke pegunungan Koat Cong San mencari dia, aku suka menyertai kau pergi ke pegunungan itu. Tetapi sekarang lebih terpenting menolong Loan Jie dulu!" Kata HianCeng, Tampak Ngo Kong Toa-su agak serba salah dan bingung. "Aku telah bersumpah akan mengurus dan menjaga Loan Jie. Demi kepentingannya, aku tak menghiraukan bahaya apapun, Aku harus...." Ia tak dapat meneruskan kata-katanya. ia merasa kecewa sekali terhadap Bee Kun Bu yang telah membikin puteri angkatnya menderita hebat. "Lie Ceng Loan telah diterima menjadi murid partai Kun Lun, Kami tidak akan tinggal diam kami akan berusaha membereskan soalnya, sekarang kita yang menolong dia." Kata Hian Ceng Tojin menghibur Lalu ia raba jidatnya Lie Ceng Loan. ia terkejut karena jidat itu dingin sekali ia menanya. "Mengapa kau membiarkan dia diam di atas puncak ini? Hawa yang dingin mungkin telah membekukan jalan-jalan darahnya, Aku khawatir aku tak dapat menolong untuk membebaskan jalan-jalan darahnya." Ngo Kong Toa-su tidak segera menjawab. ia merasa bersalah Tiba-tiba ia berkata. "Ai! Kita cari Bee Kun Bu!" "Ai!" Keluh Hian Ceng Tojin. "Jika aku tak bisa menolong Ceng Loan, apalagi Bee Kun Bu apakah dia dapat menolongnya?" "Lebih baik Bee Kun Bu yang menolong atau membinasakan puteriku daripada kau, bukan?" Kata Ngo Kong Toa-su agak ketus, Ucapan itu merupakan suatu sindiran Hian Ceng Tojin tidak berkata lagi, ia hanya menarik napas panjang, Untuk sementara waktu semua orang membisu, seolah-olah tak berdaya menolong Lie Ceng Loan, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pada saat itu dari jauh terdengar suara seruling yang makin lama makin dekat terdengarnya, Liong Giok Pin yang pertama terpengaruh oleh suara seruling itu. Dengan kedua mata berlinang ia menanya. "Supek, mungkinkah Giok Siu Sian Cu datang lagi?" Hian Ceng Tojin mengangguk iblis wanita itu mengapa belum berlalu dari daerah ini?" Ia berkata, Suara seruling itu menjadi semakin memilukan hati, seolah-olah seekor kera yang terluka merintih-rintih kesakitan Ketiga mereka, kecuali Lie Ceng Loan, dipengaruhi oleh suara seruling yang indah itu, akan kemudian terlihat seorang wanita yang mengenakan pakaian hitam dengan rambut terurai mendatangi dengan memegang sebuah seruling dari batu Giok, Kali ini ia tidak menutupi mukanya dengan selubung kain hitam, dan wajahnya kelihatan bermuram durja. Hian Ceng Tojin, setelah mengawasi Giok Siu Sian Cu, lalu memperhatikan wajahnya Ngo Kong Toa-su. Hweeshio tua itu kelihatannya sedih sekali Rupanya ia terkenang kepada peristiwa-peristiwa yang lampau. "Karena terlampau sedih, Lie Ceng Loan telah tak dapat mengendalikan kecemasannya yang merangsang asmara, Meskipun berbahaya untuk menolong membebaskan jalanjalan darahnya, tetapi dengan berusaha menolong, aku masih berharapan dapat menolong Jika aku tidak berusaha, ia pasti tak dapat hidup lebih lama lagi, Kini ia masih tak sadarkan diri ada baiknya aku segera berusaha membebaskan jalan-jalan darahnya," Pikir Hian Ceng Tojin. Dengan tekad demikian, lalu dengan tinju kanannya ia tumbuk jalan-jalan darah di kedua pundak Lie Ceng Loan, Tumbukan itu dilakukan dengan cepat sekali, ia melakukan perbuatan itu dengan perhitungan bahwa jika ia tak berhasil, Ngo Kong Toa-su pasti mengamuk dan melabrak ia. Tetapi karena ia bermaksud mulia, ia rela menghadapi segala kemungkinan! Dengan perasaan yang sangat tegang itu ia KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ berusaha membebaskan jalan darahnya Lie Ceng Loan yang penting, Sekonyong-konyong Lie Ceng Loan menjerit, kedua matanya terbelalak darah keluar dari mulutnya, tubuhnya jatuh ke belakangan Hian Ceng Tojin lekas-Iekas menyanggapnya dan direbahkan di tanah, ia menggosok-gosok, memijit-mijit dan menguruti bagian-bagian yang ia telah tumbuk tadi, Terlihat keringat keluar dari seluruh tubuhnya Hian Ceng Tojin selagi ia melakukan pembebasan jalan darah itu, meskipun hawa di atas puncak sangat dinginnya Sejenak kemudian Lie Ceng Loan dapat bergerak, dan ia berusaha bangun, Hian Ceng Tojin bantu membangunkan dan didudukkan di atas tanah, Lie Ceng Loan memandang ke sekitarnya, dan ketika melihat Ngo Kong Toa-su, ia segera menanyai "Apakah Bu Koko telah kembali?" Hian Ceng Tojin mengusap-usap rambutnya" Lie Ceng Loan. "Dia segera akan kembali Kau harus berlaku tenang menanti kembalinya," Jawab Hian Ceng Tojin menghiburkan dengan senyumyang menghancurkan hati, Lie Ceng Loan berkata lagi. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Aku tentu menanti kembalinya, Sepuluh tahun, seratus tahun, aku tetap menanti!" Kemudian terdengar lagi bunyinya seruting, dan semuanya tunjukkan pandangannya ke arah Giok Siu Sian Cu yang berdiri tidak berapa jauh sambil meniup serulingnya, Suara seruling yang sedih membikin semua mereka mengucurkan air mata, suara itu lambat laun terdengarnya sangat sedih dan pilu seolah-olah seorang wanita menangis tersedu-sedu, tereampur suara tangisan-nya Lie Ceng Loan di atas puncak yang sunyi senyap itu. Ketika suara seruling berhenti, Lie Ceng Loan pun berhenti menangis, ia melihat ke arah Giok Siu Sian Cu, lalu berkata. "Jika kau ingin mencari Bu Koko, kau harus menanyakan kepada Pek Cici." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Giok Siu Sian Cu tidak mengerti ucapannya Lie Ceng Loan. ia menanya. "Aku kenal Bu Kokomu, tapi siapakah Pek Cici itu?" Hian Ceng Tojin segera peluk Lie Ceng Loan dan bersama-sama gadis itu, ia ingin meloncat, tetapi Giok Siu Sian Cu mencegat. "Sam Ceng Koan Cu (kepala kuil Sam Ceng Koan), siapakah gadis ini? Mengapa kau tak memberi kesempatan kepadanya untuk bicara terus?" Tanya Giok Siu Sian Cu. "Kau tak perlu tahu siapa gadis ini!" Jawab Hian Ceng Tojin dengan ketus. Giok Siu Sian Cu menjadi gusar "Karena aku memandang Bee Kun Bu, aku tidak ingin ribut dengan orang-orang dari partai Kun Lun. Tetapi jangan anggap bahwa aku takut bertempur melawan kau!" Hian Ceng Tojin khawatir Giok Siu Sian Cu melukai Lie Ceng Loan, maka sebelumnya menjawab, ia lebih dulu loncat ke dekat Liong Giok Pin sambit membawa Lie Ceng Loan. ia serahkan Lie Ceng Loan kepada Liong Giok Pin, lalu bertindak maju lagi, Secepat kilat Giok Siu Sian Cu loncat ke arah Liong Giok Pin yang segera menahan dengan pedangnya, Dengan seruling batu Gioknya, Giok Siu Sian Cu menangkis tusukan pedang Liong Giok Pin, lalu diteruskan menyodok sehingga Liong Giok Pin terpaksa bertindak mundur tiga langkah, Ketika mereka saling menyerang dan menangkis, Hian Ceng Tojin tetap menjagai Lie Ceng Loan. sebetulnya Giok Siu Sian Cu ingin menyerang Hian Ceng Tojin dan memaksa Lie Ceng Loan memberitahukan di mana Bee Kun Bu berada, tetapi Hian Ceng Tojin selalu merintangi, perbuatan ini membikin Giok Siu Sian Cu menjadi murka sekali, Sambi! menjerit ia serang Hian Ceng Tojin dengan jurus "Liong Seng KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ li Sut" Atau Naga nyeruduk satu jalan, dan menyodok lawannya bertubi-tubi dengan seruling batu Gioknya, Hian Ceng Tojin yang harus menjagai Lie Ceng Loan hanya dapat menangkis tak dapat menyerang, Sodokan yang bertubi-tubi itu berhasil menyodok betis kanannya yang digunakan untuk menendang, ia merasa sakit dan panas, Giok Siu Sian Cu telah melihat ini, ia mendesak terus, Tiba-tiba ia merasa ada hembusan angin di belakangnya. Giok Siu Sian Cu yang biasa melawan lawan-lawan yang lihay, segera insyaf bahwa orang yang ada di belakangnya pasti tinggi ilmu silatnya ia tidak berbalik untuk melawan, tetapi ia loncat ke depan untuk menghindarkan diri dari hembusan angin itu sambil menyodok lagi kepada Hian Ceng Tojin, Orang yang menyerang ia dari belakang ialah Ngo Kong Toa-su yang tepaksa turun tangan karena melihat Hian Ceng Tojin keteter Ketika Giok Siu Sian Cu loncat ke depan sambil menyodok lagi kepada Hian Ceng Tojin yang terus menjagai Lie Ceng Loan, Ngo Kong Toa-su lihat bahwa sodokan itu tak dapat dielakkan oleh kawannya Jika Hian Ceng Tojin menangkis, maka sodokan itu dapat melukai Lie Ceng Loan, ia tidak keburu menolong menangkis, maka dengan satu sabetan toya besinya ia paksa Giok Siu Sian Cu meloncat ke samping dengan jurus Tiauw Hoat Lam Hai" Atau menghalau ombak ke laut selatan, Di lain pihak Hian Ceng Tojin yang melihat sodokan maut memperdengarkan jeritannya, Sambil memeluk Lie Ceng Loan ia menotokkan kesepuluh ujung jari kakinya di atas tanah meloncat tinggi dan tiba di tanah satu depan lebih jauhnya! Giok Siu Sian Cu harus loncat ke samping meng-egoskan sabetan toya besinya Ngo Kong Toa-su yang sudah menjadi beringas sekali, Wanita yang kepala batu itu tidak senang diserang dari belakang. ia berbalik, dan dengan secepat kilat ia serang Ngo Kong Toa-su dengan maksud menotok jalanjalan darah lawannya, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ngo Kong Toa-su terkejut ia loncat mundur tiga langkah, lalu dengan mengayun toya besinya ia balas menyerang dengan jurus "Lek Sin Ngok Gak" Atau Me-nyapu bersih lima gunung, jarang ada orang yang dapat tahan sapuan loncat mundur Hweeshio tua itu, Giok Siu Sian Cu harus loncat mundur beberapa tindak untuk maju dan berusaha menotok jalan-jalan darah lawan nya. Ngo Kong Toa-su mengetahui bahwa totokan yang dilancarkan dengan ujung seruling batu Giok itu tak dapat dipandang remeh. ia loncat ke kiri dan ke kanan mengegos dari semua totokan, tetapi jubahnya masih juga kena tersabet ujung seruling batu Giok itu. Inilah untuk pertama kali ia alami selama berkecimpungan di kalangan Kang-ouw tiga puluh tahun lebih, ia merasa malu, mukanya menjadi merah, Tetapi ia menjadi semakin nekat Lalu ia keluarkan semua kepandaiannya, Sambil menjerit-jerit seperti me-raungnya seekor naga mengamuk ia menyerang dengan jurus-jurus ilmu toya Ciang Liong Coang Hoat atau ilmu toya naga turun dari angkasa, Ketika itu Hian Ceng Tojin telah menyuruh Liong Giok Pin bawa Ue Ceng Loan ke tempat yang agak jauh, dan ia berdiri menonton kawannya bertempur melawan iblis wanita itu. ia menyaksikan bahwa Giok Siu Sian Cu terkurung oleh sabetan, kemplangan, sodokan dan geprakan toya besinya Ngo Kong Toa-su, dan wanita iblis itu harus meloncat-loncat ke kiri dan ke kanan atau ke atas untuk mengegoskan diri dari serangan toya maut itu! Tiba-tiba terlihat Giok Siu Sian Cu loncat tinggi ke atas, dari atas ia menyerang kepalanya Ngo KongToa-su. Sinar terang memancar keluar dari seruling batu Giok itu! Ngo Kong Toa-su terkejut Dengan memegang toya besinya di kedua tangannya, ia putar toya itu dengan jurus Cai In Ki Teng atau membubarkan awan di atas puncak, Giok Siu Sian Cu tekas-lekas loncat ke samping dan turun di tanah untuk segera menyerang Hian Ceng Tojin yang sedang menonton Tetapi Hian Ceng Tojin dengan pedang terhunus sudah siap meladeni iblis wanita itu, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Praang!!!" Terdengar seruling batu Giok beradu dengan pedangnya Hian Ceng Tojin, Dengan bentroknya kedua senjata itu, Giok Siu Sian Cu coba meloncat ke atas lagi dan turun di belakang Ngo Kong Toa-su untuk menyodok jalan darah punggungnya Hweeshio tua itu, Ngo Kong Toa-su tidak keburu menangkis, ia lekas-lekas loncat ke depan delapan kaki jauhnya, lalu berbalik menyerang dengan jurus "Kauw Pa Kim Ceng" Atau memukul keras lonceng emas, Tetapi serangan atau totokan Giok Siu Sian Cu itu sangat cepat Barusaja kakinya menyentuh tanah, ia telah meloncat ke atas lagi setinggi hampir dua depa, dan jatuh lagi di atas kepalanya Hian Ceng Tojin. serangan dari atas ini cepat sekali dan tak terduga, Untung Hian Ceng Tojin tinggi ilmu silatnya, ia bertindak mundur dua langkah, menanti turunnya si iblis wanita, lalu menusuknya dengan jurus Tiang Hong Keng Tian atau pelangi panjang menembusi angkasa, Tusukan itu dielakkan sambil loncat maju seolah-olah terlepasnya anak panah dari busurnya! Giok Siu Sian Cu sangat lincah, Lagi-lagi sudah loncat ke atas dan jatuh di depan Ngo Kong Toa-su. ia harus keluarkan seluruh kepandaiannya melawan dua guru silat yang termashur itu, dan selama pertempuran berlangsung hampir tujuh puluh jurus ia belum juga berhasil menaklukkan lawanlawannya, ia hanya dapat loncat ke atas menyerang yang satu, lalu loncat ke atas lagi menyerang yang lain, dan pada tiap-tiap menyerang, ia harus meloncat lagi mengegosi serangan balasan yang merupakan tusukan dari Hian Ceng Tojin atau sodokan dan kemplangan dari toya besinya Ngo Kong Toa-su. Apabila ilmu silatnya tidak lihay, mungkin dalam lima jurus ia sudah menjadi mayat! Kepala kuil Sam Ceng Koan bertempur melawan iblis wanita Selama pertempuran berjalan tiga puluh jurus itu, Hian Ceng Tojin dan Ngo Kong Toa-su masih belum insyaf lihaynya KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ ilmu silat lawannya, Mereka hanya merasakan bahwa lawannya itu mempunyai ilmu meringankan tubuh yang luar biasa, dan dapat menggunakan tangkisan-tangkisan untuk meloncat mencelat ke atas, Setelah lewat tiga puluh jurus lawannya tiba-tiba merubah jurus-j urus nya. ia berusaha keras menotok jalan darah mereka dengan seruling batu Gioknya dalam jurus-j urus Mo In Cap Pwee Cau atau menyentuh awan dengan delapan belas langkah, Seranganserangan itu harus dilakukan dengan meloncat ke atas, Hian Ceng Tojin dan Ngo Kong Toa-su berdiri hanya satu depa lebih terpisahnya melawan iblis wanita itu yang menyerang sambil meloncat ke atas ke kiri dan ke kanan, seolah-olah seekor burung walet menyamber sebatang rumput untuk sarangnya, dan serangan-serangannya makin lama makin gencar. Iblis wanita ini betul-betul lihay," Pikir Hian Ceng Tojin sambil bertempur "Seumur hidupku baru kali ini aku menjumpai lawan yang berat Aku harus melawan dengan penuh perhatian dan sekuat tenaga." Dengan tekad itu Hian Ceng Tojin lalu mengumpulkan semua tenaga dalamnya untuk menyongsong dengan dahsyat. Ketika itu Giok Siu Sian Cu sedang turun menyerang Hian Ceng Tojin, Dengan menjerit keras, Hian Ceng Tojin meloncat ke atas setinggi satu depa lebih, lalu dengan jurus Ban Hong Cut Cao atau Ribuan tawon menyerang keluar dari sarang, pedangnya terputar-putar dan menusuk bertubi-tubi kepada lawannya! jurus Ban Hong Cut Cao ini merupakan salah satu jurus yang istimewa dahsyatnya dari ilmu pedang Cui Hun Cap Ji Kiam, serangan pedang itu menderu-deru dan berkilau-kilau, Giok Siu Sian Cu tak berani menangkis, ia harus berkelit dan mengegos, Dengan gesit ia berlarian di tanah, dengan demikian ia menghindari serangan Ban Hong Cut Cao dari Hian Ceng Tojin, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Menampak jurus nya tiada hasil, Hian Ceng Tojin melompat melewati kepalanya Giok Siu Sian Cu yang ketika itu seperti seekor ular berbisa menyambar dan menyerang Ngo Kong Toa-su, Hian Ceng Tojin mengejar sambil membentak "Hei! jika kau bertempur dengan berlari-larian, kau tidak terhitung pandai Nyatalah julukan Giok Siu Sian Cu (Dewi seruling batu Giok) hanya nama kosong belaka!" Ejekan tersebut membikin panas hatinya Giok Siu Sian Cu, ia tidak jadi terus menyerang Ngo Kong Toa-su, tetapi balik melawan Hian Ceng Tojin. Kedua senjata beradu, dan keduaduanya mereka terpental mundur Sambil memegang seruling menjagai dadanya Giok Siu Sian Cu berkata. "Kau jangan mengejek Aku bersedia melawan kau dengan cara bagaimanapun Tetapi kita harus bertempur dengan bertaruh!" "Ha! Bertaruh apa? Kau sebutlah! Aku sanggup bertaruh potong kepala!" Kata Hian Ceng Tojin mengejek "Jika aku kalah, aku akan patahkan seruling, memotong rambut, dan berlalu dari kalangan Kang-ouw untuk tinggal menyendiri di pegunungan!" Kata Giok Siu Sian Cu. "Jika aku kalah," Kata Hian Ceng Tojin. "Aku potong lengan kananku, dan seterusnya tidak dapat menggunakan pedangku lagi!" Giok Siu Sian Cu menggeleng-gelengkan kepalanya, Tidak usah demikian hebat Jika kau kalah, cukuplah kau beritahukan di mana Bee Kun Bu berada!" Mendengar jawaban itu, Hian Ceng Tojin terkejut ia insyaf bahwa iblis wanita ini pun telah tergila-gi!a kepada muridnya itu, ia tidak segera menjawab sebetulnya ia menaruh kepereayaan penuh terhadap muridnya, dan yakin bahwa muridnya yang mulia dan setia itu tak akan melakukan perbuatan yang tidak pantas, Meskipun Sumoynya, Giok Cin Cu, mencela, ia selalu membela muridnya. jawaban Giok Siu Sian Cu telah membikin kepereayaan atau keyakinannya tergoyang. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Di dalam setengah bulan ini, kau telah dua kali datang ke pegunungan Kun Lun, apakah maksudmu itu untuk menemui Bee Kun Bu?" Tanya Hian Ceng Tojin dengan bimbang, Giok Siu Sian Cu mengangguk, kemudian dengan senyuman yang sedih ia berkata. "Sebetulnya aku tidak ingin melihat dia lagi, Akan tetapi suatu dorongan di dalam hatiku mendesak aku untuk menengok dia lagi!" ^sebenarnya apa maksudmu hendak melihat dia?" Tanya Hian Ceng Tojin. "Kau harus ketahui bahwa peraturan partai Kun Lun kita sangat keras, Seorang murid yang telah melanggar peraturan ini tak dapat diberi ampun. Kau tak dapat sembarangan memfitnah dia sehingga muridku itu dihukum tanpa salah." Tiba-tiba Giok Siu Sian Cu mendongak ke atas dan tertawa keras, Lalu dengan kedua mata melotot ia membentak "Jika kalian berani mengatakan Bee Kun Bu berbuat salah atau tidak pantas, aku segera bakar habis seluruh kuil Sam Goan Kong!" Hian Ceng Tojin menjadi gusar lagi, ia balas membentak "Bee Kun Bu adalah muridku! Mengapa aku tak berani menegur dia, Jika kau mau bakar kuil Sam Goan Kong, kau boleh coba! Kami ketiga pemimpin partai Kun Lun tidak takut kepadamu!" "Membakar kuil Sam Goan Kong mudah sekali, Jika kau tidak pereaya, aku akan lakukan pembakaran itu di dalam jangka waktu satu tahun," Kata Giok Siu Sian Cu mengejek "Kini kita harus membereskan urusan pertaruhan kita dulu, Jika kau kalah, apakah kau sudi memberitahukan aku di mana jejaknya Bee Kun Bu?" Hian Ceng Tojin melihat kepada Ngo Kong Toa-su yang berdiri dengan siap untuk menyerang lagi dengan toya besinya, Lalu ia menjawab. "Baik! Jika kau menang, aku akan memberitahukannya!" Lalu ia menghampiri Ngo Kong Toa-su dan berbisik. "Kau lekas-lekas bawa Loan Jie turun dari puncak ini. ia tak tahan hawa yang dingin dari puncak ini." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sebetulnya Giok Siu Sian Cu ingin merintangi lawannya menghampiri Ngo Kong Toa-su, tetapi setelah menyaksikan jurus Ban Hong Cut Cao ia tak berani bertindak sembrono Lagi pula maksudnya hanya ingin dapat keterangan tentang Bee Kun Bu. ia harus menang, untuk dapat mengetahui jejaknya Bee Kun Bu. Kedua-duanya berdiri berhadap-hadapan, Giok Siu Sian Cu mulai menyerang dengan serulingnya, Hian Ceng Tojin putar lengannya, hembusan angin dari lengan itu menghalaukan sodokan seruling batu, dan pedangnya dibarengi menusuk pundak lawannya, Giok Siu Sian Cu mengegos untuk segera menyerang lagi, Ketika mereka bertempur dengan jurus-jurus yang lain. Mereka menyerang dengan tenaga dalam, oleh karena itu tiap-tiap serangan mengandung tenaga dari seribu kati, dan tiap-tiap serangan merupakan dorongan yang dapat merobohkan gunung! Karena hebat serangan-serangan itu, kedua belah pihak tidak berani sembarangan, karena tiap-tiap serangan jika menemui sasaran, akan membawa maut! Bagi orang yang tak mengerti ilmu tenaga dalam (Lweekang), nampaknya mereka bukan sedang bertarung, mereka hanya saling pandang memandang dengan kedua mata terbelalak sambit menahan napas untuk mengumpulkan tenaga dalam. Bila satu serangan tertangkis atau terhindar maka mereka mundur lagi mencari lowongan untuk mengirim serangan yang menghasilkan Bagi orang yang mahir dalam ilmu silat, terlihat bahwa tiap-tiap serangan dilancarkan dengan ilmu yang tinggi sekali Demikianlah mereka bertempur selama hampir satu jam, dengan belum ada yang menang atau kalah. Giok Siu Sian Cu tak sabar lagi, ia menjerit dan loncat tinggi ke atas. Tapi Hian Ceng Tojin tidak memberi kesempatan, ia mengejar dan menyerang dengan jurus Ki Hong Teng Kauw atau Burung Garuda Mengejar Naga dengan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ tusukan pedangnya, Giok Siu Sian Cu merapatkan kedua betisnya, ia mengegos ke samping, lalu dari atas dengan serulingnya ia menyodok kepalanya Hian Ceng Tojin, Setelah gagal menusuk lawannya dengan jurus Ki Hong Teng Kauw, Hian Ceng Tojin lekas-lekas mencelat ke belakang menghindari totokan di atas kepalanya, dan segera menyerang lagi dengan jurus Pwee Pui Hong Ji atau Taufan menyerang dari delapan penjuru sambil memutar dan menusuk dengan pedangnya! Tapi sambil tertawa Giok Siu Sian Cu merapatkan kedua betisnya untuk meloncat ke atas satu depa lebih tingginya. Htan Ceng Tojin terkejut Belum pernah ia menemui lawan yang demikian lihay ilmu meringankan tubuhnya, Cara lawannya menghindarkan atau mengelakkan diri dengan meloncat ke atas demikian cepat dan lincahnya mungkin tak ada taranya di kalangan Kang-ouw, pikirnya, Dua kali ia telah menyerang dengan jurus-jurus istimewa dari Cui Hun Cap Ji Kiam, namun kesemuanya gagal! justru pada saat ia terkejut, ia merasa angin hebat menghembus di atas kepalanya, Lekas-lekas ia putar pedangnya di atas kepalanya untuk menjaga segala serangan. terlihat olehnya Giok Siu Sian Cu menukik dari udara menuju ke arah kepalanya dengan serulingnya di putar siam sekali jurus itu adalah salah satu jurus yang amat lihay dari ilmu Bo In Cap pwee Cao. Hian Ceng Tojin harus lebih waspada menyerangnya, Setelah memutarkan pedangnya di atas kepala, ia melangkah mundur dua tindak untuk menyabet lagi la-wannya, pedang itu ditangkis oleh seruling batu Giok dan dua senjata beradu hebat sekali, memuncratkan lelatu dan bersuara nyaring, Kesempatan itu digunakan oleh Hian Ceng Tojin untuk menebas tangan lawan yang memegang seruling batu Giok, Tidak pereuma jika Giok Siu Sian Cu peroleh julukan iblis Wanita, Betapapun cepatnya tebasan pedang itu, satu gentakan dari serulingnya telah mendorong pedang ke KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ samping, dan Giok Siu Sian Cu telah meloncat ke atas lagi untuk melancarkan serangan-serangan baru. Dalam pengalaman-pengalamannya selama beberapa puluh tahun di kalangan kang-ouw, Hian Ceng Tojin telah bertempur melawan banyak jago-jago silat, Tetapi seorang jago silat yang menyerang lawan dari udara adalah pertarungan pertama kali yang ia pernah hadapi. Pertarungan berlangsung tiga puluh jurus lagi, tetapi masih belum ada yang menang atau kalah Diserang dengan ilmu Bo In Cap Pwee Cao, Hian Ceng Tojin tak memperoleh kesempatan melancarkan serangan terus menerus, ia harus mencari jalan lain untuk menghadapi lawan yang luar biasa itu! ia tidak tergesa-gesa lagi menyerang lawan nya. Dengan lebih waspada dan teliti ia menanti kesempatan yang baik mengirim satu tusukan yang dahsyat Betul kesempatan untuk menang menjadi kurang, tetapi ia tak dapat terkalahkan Giok Siu Sian Cu merasa pasti bahwa dengan jurus yang istimewa itu ia pasti dapat mengalahkan lawannya dalam dua puluh jurus, tetapi setelah pertarungan berlangsung hampir empat puluh jurus, ia masih tak berhasil mengalahkan lawannya, ia menjadi cemas. ia maju merapat lawannya, lalu menyodok dadanya Hian Ceng Tojin dengan serulingnya, Hian Ceng Tojin telah siap, Dengan pedangnya ia menggentak seruling itu ke atas, lalu balas menusuk berturutturut tiga kali dengan jurus In Liong Sam Sat atau Naga Putih Nyeruduk Tiga kali! Tiap-tiap tusukan pedang itu dibarengi dengan jotosan tinju ke depan sehingga hembusan angin yang keluar dari jotosan tinju itu juga membantu mendorong lawan, Tetapi Giok Siu Sian Cu juga menjotos ke depan dengan tinju kirinya sehingga kedua-duanya terdorong mundur lebih kurang lima kaki ke belakang Setelah berdiri diam sejenak Giok Siu Sian Cu loncat menerkam lagi Hian Ceng Tojin juga sudah mengumpulkan semua tenaga dalamnya, ia mengegos, dan lawannya KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menyodok angin, Lalu ia menusuk lawannya dari belakang, tetapi Giok Siu Sian Cu telah meloncat ke atas dua depa lebih tingginya. Setelah pertarungan berlangsung hampir seratus jurus, kedua-duanya telah basah dengan keringat Dan saat untuk menang atau kalah segera akan tiba, karena kedua-duanya sudah menjadi letih. Pihak yang manapun akan kalah jika bertindak lengah sedikit saja! justru dalam saat yang genting ini terdengar oleh mereka suara orang tertawa gelak-gelak yang nyaring dan sejenak kemudian orang itu telah berdiri tidak jauh dari mereka. Kedua-duanya mengawasi orang itu yang bertubuh tinggi besar dan bersenjata dua toya besi yang pendek dan berujung kepala naga, Mereka mengenali orang itu. Dia adalah Sin Goan Tong, kepala partai silat Kong Tong Pay, Tibanya Sin Goan Tong telah mengejutkan mereka yang sedang bertarung itu. Hian Ceng Tojin memberi hormat dengan mengangkat kedua tangannya. "Angin apakah telah meniup saudara Sin datang Ke pegunungan Kun Lun ini? Maaf jika aku tak menyambutnya dengan seksama," Kata Hian Ceng Tojin, Sin Goan Tong tidak menjawab pertanyaannya Hian Ceng Tojin, ia hanya berpaling kepada Giok Siu Sian Cu. "Meskipun kau lari ke dasar lautan atau ke ujung langit, aku pasti dapat mencari kau!" Kata Sin Goan Tong menyindir. Giok Siu Sian Cu mengerutkan kening, dan berpikir " Aku telah bertarung melawan Hian Ceng Tojin lebih dari seratus jurus, aku telah merasa letih, Aku khawatir tak dapat bertahan melawan dua puluh jurus lagi, Paling baik aku berhenti bertempur mencari kesempatan untuk beristirahat Dengan keputusannya itu ia mengawasi Sin Goan Tong dan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ membentak. "Perlu apa kau mencari aku? sekarang sudah ketemu, mau apa kau?" Suasana berada di saat-saat yang genting, tiba-tiba terdengar oleh mereka suara orang tertawa gelak-gelak dan menyusul kemudi orang itu telah berdiri tidak iauh dari mereka. Sin Goan Tong tampak pakaiannya Giok Siu Sian Cu basah dengan keringat, ia ketahui bahwa wanita ini telah letih dalam pertempuran itu. Lalu ia menjawab "Aku mencari kau, karena aku khawatir kau dihina, Oleh karena itu dengan tak menghiraukan perjalanan yang jauh dan sukar aku berusaha mencari kau.,." Kata Sin Goan Tong bermaksud meredakan amarahnya wanita itu. Giok Siu Sian Cu tidak menjawab, ia hanya tertawa, ia berpendapat bahwa siasatnya akan berhasil Sin Goan Tong juga merasa girang melihat Giok Siu Sian Cu yang ia gilai tertawa gembira, Setelah itu barulah ia berpaling kepada Hian Ceng Tojin dan berkata. "Aku telah lama mendengar tentang ilmu pukulan Tian Kong Ciang dan ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat dari partai Kun Lun yang lihay sekali Tadi aku pun telah menyaksikan dengan kepala mata sendiri saudara bertarung melawan adikku ini. Aku pun ingin belajar dari saudara beberapa jurus, Aku yakin saudara tidak menolak, karena aku ingin mengetahui sampai di mana kelihayan ilmu silatnya partai Kun Lun." Mendengar ejekan itu, Hian Ceng Tojin menjadi marah. Dengan tak menghiraukan keletihannya, dengan pedang terhunus ia menuding dan membentak. "Meski-pun aku telah bertarung lama, aku masih dapat melayani saudara, Ayo! Seranglah!" Sin Goan Tong melihat keadaan di sekitarnya, ia hanya melihat Hian Ceng Tojin dan Giok Siu Sian Cu. "Kuil Sam Goan Kong tidak jauh dari puncak ini, mengapa tidak ada orang yang menyaksikan mereka bertempur?" Sambil berpikir ia ambil dan pegang kedua toya besi pendeknya, dan siap KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sedia menyerang Hian Ceng Tojin. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo ia sengaja mengumpulkan tenaga dalamnya untuk menyerang dengan dahsyat, karenanya yakin Hian Ceng Tojin masih letih, dan dapat digempur dengan mudah, Dengan demikian ia dapat lekas berlalu dari tempat itu, dan terhindar dari kepungan orangorangnya partai Kun Lun. Baru saja Sin Goan Tong hendak menyerang, tiba-tiba Giok Siu Sian Cu membentak. "Aku sedang bertarung melawan Hian Ceng Tojin, mengapa kau campur tangan?" Lalu ia menyerang Hian Ceng Tojin lagi! Sin Goan Tong lekas-lekas loncat mengelakkan serangan yang ditujukan kepada Hian Ceng Tojin, lalu membantu menyerang Hian Ceng Tojin sekuat tenaga, Hian Ceng Tojin menangkis serangan-serangan dari kedua lawan-lawannya itu sambil mundur tiga langkah, lalu balas menyerang dengan jurus Gek Hong Bong Siauw atau angin taufan menyapu dengan hebat Terlihat pedangnya berkilau-kilau ketika ia menyabet ke kiri dan ke kanan dengan beringas, jurus tersebut adalah salah satu jurus yang dahsyat dari Cui Hun Cap Ji Kiam dan tiaptiap serangan lebih ampuh daripada yang telah dilepaskan, dan lawan-lawannya hanya dapat menjaga, mengegos, atau mengelit untuk menghindari sabetan-sabetan pedang, kalau tidak ingin tewas seketika, Kedua lawannya terpaksa loncat mundur beberapa depa jauhnya. "Ai, partai Kun Lun tidak mempunyai dendam terhadap partai Kong Tong Pay. Mengapa Sin Goan Tong menyerang dengan nekat? ia sama sekali tak menghiraukan peraturan Bu Lim." Pikir Hian Ceng Tojin, ia terus mengejar dan mengirim jotosan Tian Kong Ciang-nya. Tapi kedua lawannya telah mengegos lagi, Sin Goan Tong lalu berkata sambil mengejek. "Aku telah mendengar ilmu silat saudara yang tinggi, cobalah tahan ini!" Ia barengi ucapannya dengan satu jotosan sekonyongkonyong. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Hian Ceng Tojin tak berani menangkis jotosan itu, karena ia sudah letih, ia hanya mengegos ke samping. "Ha! Mengapa saudara tak berani menangkis jotosanku?" Mengejek lagi Sin Goan Tong dengan maksud mengirim tinju Im Hong Ciangnya yang luar biasa am-puhnya, Dalam saat yang genting itu tampak lari mendatangi Tong Leng Tojin, Giok Cin Cu dan Ngo Kong Toa-su. Tong Leng Tojin loncat dan berdiri di depan Hian Ceng Tojin menghadapi Sin Goan Tong dengan pedang terhunus. "Saudara Sin rupanya datang ke pegunungan Kun Lun hanya dengan maksud mencari ribut Aku siap meladeni kau!" Bentaknya, Melihat orang-orang Kun Lun sudah datang, Sin Goan Tong yakin bahwa ia tak dapat melawan ketiga guru partai Kun Lun itu dengan dibantu oleh Ngo Kong Toa-su. ia menghampiri Giok Siu Sian Cu dan berbisik. "Kita harus lekaslekas enyah dari sini!" Giok Siu Sian Cu lalu hadapi Hian Ceng Tojin dan berkata. "Kali ini pertempuran kita dapat katakan seri, Tapi di dalam tujuh hari aku akan kembali untuk mengadu kepandaian pula!" "Aku senantiasa siap sedia meladeni kau!" Jawab Hian Ceng Tojin dengan geregetan, Lalu Giok Siu Sian Cu balik badan dan turun dari puncak itu, Sin Goan Tong diam mengawasi dengan wajah yang menyatakan entah cinta atau benci! Tong Leng Tojin ingin mengejar, tetapi dicegah oleh Hian Ceng Tojin. "Jangan kejar dia. Dia datang ke sini bukan hendak mencari ribut Biarlah dia berlalu!" Sejenak kemudian, Sin Goan Tong seperti juga orang baru sadar dari tidurnya, ia berlalu dari tempat itu mengejar Giok Siu Sian Cu. Tetapi Tong Leng Tojin mencegah dengan berdiri di depannya. "Saudara Sin sebagai pemimpin partai Kong Tong tidak mengerti peraturan Bu Lim. Kau datang ke pegunungan Kun Lun hanya untuk mencari ribut Kami dari KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ partai Kun Lun tak dapat membiarkan sikap yang congkak itu!" Kata Tong Leng TojiiL Giok Cin Cu tak tahan melihat sikap Toakonya, ia menanyai "Toa Suheng, kau terlampau baik hati. Kau selalu mengalah Sikapnmu yang demikian itu tak dapat menegakkan namanya partai Kun Lun, Bila kita selalu mengalah, apa kata orang lain di kalangan Kang-ouw? Aku khawatir mereka akan mengatakan bahwa kita pengecut takut menghadapi atau takut menghukum orang yang menghina partai kita." Hian Ceng Tojin tersenyum. "Pemimpin dari partai silat Thian Liong, Souw Peng Hai, sangat besar cita-citanya, ia ingin menjagoi di kalangan Kang-ouw, sehingga tak ada satu partai atau satu jago silat yang tidak tunduk terhadapnya. ia telah merancangkan untuk bertarung di kalangan Kang-ouw, Aku menduganya tiga tahun lagi akan terbit peristiwa perlombaan ilmu silat diantara para partai sila Mengadu silat yang maha dahsyat pada tiga ratus tahun yang lampau akan terjadi lagi, Jika kita sekarang melukai hatinya Sin Goan Tong, kita akan menimbulkan perasaan bencinya terhadap kita, partainya pasti membalas dendam, Untuk meladeni partai Kong Tong, kita akan hilang tenaga, mungkin juga dapat luka, Kita tak akan mempunyai hubungan kedudukan lagi di kalangan Kang-ouw, bukan?" Alasan yang diberikan oleh Hian Ceng Tojin dapat diterima bukan saja oleh Giok Cin Cu, tetapi juga oleh Tong Leng Tojin, Ngo Kong Toa-su lalu mengajak mereka semua turun dari puncak itu. Tong Leng Tojin lekas-lekas kembali ke kuil Sam Goan Kong, tetapi Hian Ceng Tojin, Giok Cin Cu dan Ngo Kong Toasu lekas-lekas kembali ke rumah di mana Lie Ceng Loan berbaring di tempat tidurnya, Sudah hampir setengah bulan Giok Cin Cu tidak melihat muridnya dan terhadap murid barunya itu, ia sangat menyayangi nya. Kasih sayangnya terhadap murid baru itu bahkan dapat memanjakannya, Melihat Lie Ceng Loan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ berbaring di atas tempat tidurnya, ia terkenang akan kisah diri sendiri Karena ia pun telah menderita penyakit asmara beberapa puluh tahun, dan ia menahan penderitaan itu tanpa orang lain menghibur atau menasehatinya, Kini ia melihat kisahnya terulang di atas diri murid kesayangannya. Makanya begitu tiba di rumahnya Lie Ceng Loan ia segera menerjang masuk ke kamar tidurnya, Hian Ceng Tojin dan Ngo Kong Toa-su menunggu di kamar depan, Lilin menyala di dalam kamar, dan sinarnya terang sekali Lie Ceng Loan tidur terlentang di atas pembaringan dengan kedua matanya ber!inang. Begitu melihat gurunya datang, Liong Giok Pin segera bangun dan berlutut di hadapan gurunya. "Mengapa Sumoymu masih tidur saja? Apakah penyakitnya sudah baikan?" Tanya gurunya. Dengan suara yang sedih, Liong Giok Pin menjawab. "Ia... ia menderita hebat sekali...." Giok Cin Cu datang menghampiri dengan wajah yang muram, ia raba jidatnya Lie Ceng Loan. ia terkejut, karena jidat itu dingin sekali! Dengan kedua mata melotot ia membentak Liong Giok Pin. "Sumoymu telah menderita sakit begini hebatnya, Mengapa aku tak diberi tahukan?" Teecu telah diperintahkan datang menengoki Loan Sumoy, akan tetapi ia tak ada di sini Lalu Ngo Kong Toa-su Supek ajak Teecu naik ke puncak, dan diatas puncak Teecu baru menemui Loan Sumoy yang telah tertiup beku oleh angin yang dingin, Ngo Kong Toa-su Supek bilang Loan Sumoy telah berada di atas puncak selama dua hari satu malam," Kata Liong Giok Pin menjawab gurunya, Giok Cin Cu mengangguk dan Liong Giok Pin meneruskan. "Kemudian Toa Supek juga telah datang, Ketika Toa Supek ingin menolong Loan Sumoy, tiba-tiba terdengar suara seruling dari wanita yang mengenakan pakaian hitam. Setelah bicara dengan Toa Supek, wanita itu lalu bertarung melawan Toa Supek, Ngo Kong Toa-su dan Teecu lalu bawa Loan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sumoy ke dalam rumah ini, Barusan ia masih menangis, tetapi kemudian ia tertidur Meskipun Ngo Kong Toa-su telah berusaha menyadarkan ia tetapi hampa. Teecu disuruh menunggu di dalam kamar ini ketika Ngo Kong Supek pergi memanggil Toa Supek." Si Hweeshio tua setelah menarik napas panjang berkata kepada Giok Cin Cu. "Karena aku sibuk merawati Loan Jie, aku lupa bahwa di atas puncak sedang terbit pertarungan yang dahsyat, dan aku baru ingat memberitahukan kepada kau dan Tong Leng Tojin setelah mereka bertarung agak lama." Sebetulnya Ngo Kong Toa-su karena terlampau gelisah ia hanya pergi ke kuil Sam Goan Kong untuk memberitahukan Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu tentang penderitaannya Lie Ceng Loan, ia telah lupa bahwa Hian Ceng Tojin sedang bertempur melawan Giok Siu Sian Cu di atas puncak, Baru kemudian ia ingat dan memberitahukan tentang pertarungan tersebut Oleh karena itu ketika Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu tiba di atas puncak, mereka menyaksikan Sin Goan Tong sedang hendak menyerang Hian Ceng Tojin. Penuturan Liong Giok Pin tentang penderitaannya Lie Ceng Loan didengarkan dengan penuh perhatian tileh Giok Cin Cu. ia yakin bahwa Lie Ceng Loan menderita rindu asmara yang hebat, dan bahwa hawa dingin di atas puncak telah melukai bagian dalam tubuhnya. ia mengucurkan air mata dengan penuh rasa kasihan terhadap murid barunya itu. Dengan suara rendah Hian Ceng Tojin menasehati kan. "Barusan ia dapat menangis, dan tangisannya itu lelah meredakan kepepatannya yang tertindih di dalam dadanya, Jika hawa dingin yang telah merembes masuk ke dalam tubuhnya dapat dikeluarkan, aku yakin ia akan lekas sembuh-" Giok Cin Cu menyusut air matanya. "Loan Jie adalah murid yang kau perkenalkan kepadaku Jika ia mati, bagaimana?" Katanya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ pertanyaan itu menusuk hatinya Hian Ceng Tojin dan Ngo Kong Toa-su yang segera mengucurkan airmata, Lalu Hian Ceng Tojin menyarankan. "Coba kau berusaha melancarkan peredaran darahnya dengan ilmu Tui Kong Hiatttoat!" Ngo Kong Toa-su geleng-gelengkan kepalanya, Tidak guna, aku telah mencobanya dia tetap tak sadar!" Hian Ceng Tojin datang menghampiri pembaringan dan memperhatikan bahwa mukanya pucat pasi, dan sedikit cahaya darah pun tak kelihatan Kedua matanya tertutup, dan napasnya lemah sekali penyakitnya betul-betuI berat ia cemas sekali "Jika ia mati, aku tak dapat mengampunkan Bee Kun Bu!" Pikirnya. kegelisahan timbul di dalam hatinya semua orang di dalam kamar itu, sedangkan di luar suasana masih sunyi senyap, Atas saran Hian Ceng Tojin, meskipun Ngo Kong Toa-su telah mengatakan pernah mencobanya Giok Cin Cu berusaha melancarkan peredaran darah muridnya dengan ilmu Tui Kong Hiat Hoat. ia telah mengurut, menggosok, memijat bagian-bagian yang penting yang dapat melancarkan peredaran darah, tetapi setelah ia sendiri berkeringat Lie Ceng Loan masih tetap tertidur tak sadarkan diri. Fajar menyingsing, matahari di sebelah timur mulai memancarkan sinarnya di seluruh daerah pegunungan dan juga menyorot ke dalam kamarnya Lie Ceng Loan melalui jendela. Ngo Kong Toa-su dan Hian Ceng Tojin melihat keringat membasahi pakaiannya Giok Cin Cu yang tak putus asa bahwa usaha menolong muridnya yang sedang dilakukan dapat menolong juga kepada Lie Ceng Loan, Jika gadis itu dapat dibikin sadar, maka harapan untuk mengeluarkan hawa dingin di dalam tubuhnya besar sekali KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tiba-tiba terlihat Lie Ceng Loan menarik napas panjang, dan perlahan-Iahan membuka kedua matanya, Hal itu menggirangkan mereka, Kemudian setelah melihat gurunya, ia berkata, suaranya lemah sekali. "Suhu, apakah Suhu dapat jumpa dengan Bu Koko?" Belum lagi Giok Cin Cu menjawab, Lie Ceng Loan sudah pejamkan kedua matanya lagi, dan tertidur pula! "Baru saja ia sadar, ia segera tertidur lagi, Mungkin lukaluka di dalam tubuhnya itu sangat parah," Berkata Ngo Kong Toa-su dengan cemas sekali Hian Ceng Tojin yang banyak pengalaman melihat keadaan itu merasa gembira. "Aku merasa reda melihat dia membuka matanya dan berkata sesuatu barusan Menurut pahamku, Loan Jie hanya menderita luka-luka karena serangan hawa dingin di dalam tubuh, dan karena itu darahnya agak terhambat Biarlah ia tidur terus untuk memulihkan letihnya, sebentar kita akan berusaha lagi melancarkan peredaran darahnya dengan ilmu Tui Kong Hiat Hoat." Perkataan itu meredakan yang lainnya, karena mereka mengetahui bahwa Hian Ceng Tojin juga mahir dalam ilmu pengobatan "Aku telah berusaha menolong dia dengan semua . kepandaianku Hanya aku merasa heran setelah tersadar sebentar, ia tertidur lagi," Berkata Giok Cin Cu. "Hawa dingin di atas puncak dapat merembes masuk ke tulang," Kata Hian Ceng Tojin. "Loan Jie yang diserang rindu asmara telah tak menghiraukan hawa dingin tersebut dan tidak menggunakan tenaga dalamnya untuk menghalau merembesnya hawa dingin itu. Kau telah berhasil melancarkan peredaran darahitya, dan ia telah siuman, Kini ia tertidur itu adalah gejala baik ia harus beristirahat untuk memulihkan tenaganya, Aku yakin harapan besar dia dapat tertolong." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ngo Kong Toa-su yang paling sayang Lie Ceng Loan juga terhibur mendengar uraian Hian Ceng Tojin, Lalu mereka keluar dari kamar setelah memerintahkan Liong Giok Pin menjaga Sumoynya baik-baik. Liong Giok Pin duduk di sisi pembaringan mengawasi Sumoynya, Hatinya hancur melihat penderitaan Sumoynya yang ia sangat sayangi itu, ia mengenangkan kisah yang lampau. "Suatu malam ketika mereka berada di rumah penginapan dan Lie Ceng Loan menanyakan ia apakah ia juga suka Bee Kun Bu. ia khawatir jika Bee Kun Bu tak lekas-lekas kembali, akibatnya akan membinasakan Lie Ceng Loan yang suci murni, ia yakin bahwa hanya Bee Kun Bu seorang yang dapat menyembuhkan-nya. Ia juga mengenangkan wajah dan senyum Bee Kun Bu yang menawan hati. ia sendiri pun telah tertawan hatinya, Bukankah Giok Siu Sian Cu juga telah jatuh hati? Bukankah iblis wanita itu jauh lebih tinggi ilmu silatnya daripada Bee Kun Bu? Mengapa iblis wanita itu rela merendahkan diri, dan menjadi mangsa "asmara"?" Kenangan-kenangan itu telah merangsang di otak-nya, dan dengan tak terasa air matanya mengalir di atas pipinya, dan ia tak berusaha menahan hancur hatinya, Ketika ia sedang duduk termenung dengan air mata mengucur deras, sekonyong-konyong ia membaui harum dari bunga Bwee, ia angkat kepalanya dan melihat guru-nya, Giok Cin Cu, masuk ke dalam kamar itu. sepasang matanya mengawasi ia, seolah-olah gurunya ingin memberitahukan suatu rahasia, ia lekas-lekas bangun dari tempat duduknya, dan lari berlutut di depan gurunya. "Suhu, maafkan Teceu, Teceu telah ngelamun melihat keadaan Loan Sumoy. Teecu menjadi sedih hati melihat penderitaannya Loan Sumoy," Ia berkata. Giok Cin Cu menyuruh Uong Giok Pin bangun, lalu jalan menghampiri pembaringannya Lie Ceng Loan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ -ooo0oooPendekar Ajaib masuk ke dalam kamar Liong Giok Pin terkejut, seolah-olah ia baru sadar dari lamunan ketika Giok Cin Cu menghampiri padanya, Sambil berdiri tegak ia angkat kedua tangannya memberi hormat "Mengapa kau menangis?" Keris Pusaka Nagapasung Karya Kho Ping Hoo Goda Remaja Karya Kho Ping Hoo Alap Alap Laut Kidul Karya Kho Ping Hoo