Bangau Sakti 18
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 18
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Tanya Giok Cin Cu. Teecu sedang memikiri betapa kejamnya Bee Su-heng, Dia telah membikin Loan Sumoy demikian men-derita!" Jawab Liong Giok Pin. Giok Cin Cu menghela napas, lalu duduk di sisi ranjang, ia raba dadanya Lie Ceng Loan, dan merasakan denyutan jantung yang sangat lemah, ia mengerutkan kening dan menanya dengan cemas. "Apakah Sumoymu tidak bergerakgerak?" Pertanyaan itu membingungkan Liong Giok Pin, karena ia tidak memperhatikan apakah Sumoynya bergerak atau tidak, ia hanya memikirkan nasibnya Sumoy itu. "Rupanya kau semalam tidak tidur, pergilah kau beristirahat!" Perintah Giok Cin Cu. Teecu tidak merasa Ietih. Biarlah Teecu menjagai Loan Sumoy!" Jawab Liong Giok Pin. Giok Cin Cu tidak memaksa, ia lalu jalan keluar dari kamar itu. Tetapi Liong Giok Pin mendadak merasa hatinya cemas, segera ia pun jalan keluar hingga dalam kamar itu tinggal Lie Ceng Loan seorang diri yang berbaring tak sadarkan diri, Co Hiong yang mengikuti Ngo Kong Toa-su dan Liong Giok Pin mendaki puncak, bersembunyi di tempat yang gelap, ia telah menyaksikan kejadian-kejadian di atas puncak itu. Ketika Ngo Kong Toa-su dan Liong Giok Pin menolong Lie Ceng Loan turun dari puncak, dan Hian Ceng Tojin bertarung melawan Giok Siu Sian Cu, karena ia ingin membalas dendam terhadap Hian Ceng Tojin. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ia tidak mengikuti Ngo Kong Toa-su dan Liong Giok Pin, ia bersembunyi di belakang satu batu yang besar dengan maksud menggempur Hian Ceng Tojin jika mereka letih bertempur ia tidak menduga bahwa Tong Leng Tojin dan Sin Goan Tong juga telah datang ke atas puncak itu, oleh karena itu, ia tak memperoleh kesempatan melaksanakan maksud nya. Tetapi ia tidak mundur karenanya, ia mengikuti Hian Ceng Tojin dan kawan-kawannya ke rumah gubuk, lalu bersembunyi di atas pohon cemara di dekat kamarnya Lie Ceng Loan. Ketika ia melihat Giok Cin Cu dan Liong Giok Pin keluar dan berlalu dari kamar, ia segera turun dari pohon dan masuk ke kamarnya Lie Ceng Loan. Ketika itu sinar matahari sudah mulai menyorot masuk dari jendela ke atas ranjangnya Lie Ceng Loan. Kulitnya yang putih halus, wajahnya yang pucat pasi, rambutnya yang panjang dan hitam semua terlihat nyata, Hian Ceng Tojin, Giok Cin Cu dan Ngo Kong Toa-su sangat cemas dengan keadaannya Lie Ceng Loan, mereka sama sekali tidak mengetahui bahwa ada orang sedang bersembunyi dekat rumah gubuk itu. Co Hiong menghampiri ia meraba tubuhnya Lie Ceng Loan, ia terkejut ketika ia mengetahui bahwa beberapa jalanjalan darah yang penting telah kaku, ia insyaf bahwa jika terlambat lagi, maka jalan-jalan darah itu akan menjadi tertutup dan jiwanya sukar ditolong, ia merasa banyak lebih pandai setelah mendapat pelajaran dari Kiok Gie. ia pun telah mempelajari ilmu-ilmu sakti dari kitab San Im Shi Ni, dan menjadi paham akan luka-luka di dalam tubuh, Setelah ia meraba-raba lagi untuk memeriksa luka-luka di dalam tubuh, ia menemui sumber daripada lukaluka di dalam tubuh gadis itu, yang ternyata terluka karena hawa yang sangat dingin, yang telah merembes masuk ke dalam jalan-jalan darah, dan urat-urat syaraf KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Dengan tenaga dalamku, aku dapat membebaskan jatanjalan darahnya yang sudah tertutup ini, tetapi aku akan kehilangan banyak tenaga!" Pikir ia. Baru saja ia hendak berlalu, tiba-tiba ia terkenang peristiwa yang lampau, Ketika Lie Ceng Loan terluka di pegunungan Cie Lian San karena diserang seorang Hweeshio dari kuil Toa Ciok Sie, ia pernah menolong membawa gadis itu di atas kuda ajaibnya ke suatu lembah yang sunyi, dan meninggalkan Bee Kun Bu sendirian melawan banyak Hweeshio-hweeshio, Ketika itu lukanya Lie Ceng Loan agak parah, dan dengan setengah sadar ilu, tibatiba ia dibikin luka entah oleh siapa dengan ilmu Tu Kut Ta Me atau melukai urat nadi dengan memukul tulang, Ketika ia sadar kembali, Lie Ceng Loan sudah tidak ada di situ... Kenangan peristiwa itu timbul kembali dengan tegas sekali ia mengawasi wajahnya gadis yang berhari ng, meskipun tubuhnya sudah banyak lebih kurus, tetapi tetap menawan hati, ia tergiur, dan hatinya berdebar-debar. "Ai! Co Hiong! Co Hiong! Jika kau lepas Lie Ceng Loan, apakah kau akan dapat gadis yang lebih cantik sebagai gantinya?" Ia berseru. Lalu ia menghampiri lagi, dan dengan tangan kanannya ia berusaha membebaskan dua belas jalan-jalan darahnya Lie Ceng Loan dengan menggunakan ilmu yang ia telah pelajari dari kitab San Im Shi Ni. ia dapat lakukan pertolongan itu dengan baik, hanya ia masih kekurangan tenaga dalam, dan setelah berusaha menolong beberapa menit, ia telah bermandikan keringat ia insyaf bahwa dengan menolong Lie Ceng Loan secara demikian, ia akan kehilangan banyak tenaga, semangat dan tenaganya baru bisa pulih setelah tujuh-delapan hari, ia khawatir orang-orangnya partai Kun Lun datang, pasti ia tak dapat melawan dalam keadaan yang sangat letih demikian ia beristirahat sejenak, lalu loncat keluar dari jendela, Belum lagi Co Hiong berlalu, Liong Giok Pin masuk lagi ke dalam kamar ia sangat tertib dan teliti ia ingat akan keadaan dalam kamar sebelum ia keluar tadi, Oleh karena itu, ketika ia masuk ia tampak bahwa selimut Lie Ceng Loan agaknya KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ pernah disentuh orang, ia terperanjat, ia lekas-lekas memeriksa tubuhnya Lie Ceng Loan dan merasa reda lagi setelah mengetahui bahwa Su-moynya tidak terganggu ia duduk di sisi ranjang dan memperhatikan bahwa cahaya mukanya Lie Ceng Loan berubah, ia ingin memberitahukan hal ini kepada guru-nya, tapi baru saja ia bertindak keluar, Lie Ceng Loan memanggil "Bu Koko, ayo kita pergi menangkap ikan?" Tetapi kedua matanya masih tetap menutup. Liong Giok Pin berbisik di kupingnya. "Loan Sumoy!" Tetapi Lie Ceng Loan ternyata tidur lagi tidak bergerak ia menepuk tubuhnya Lie Ceng Loan dua kali, tetapi tetap tidak sadar ia tak dapat berbuat lain. ia lari pergi ke kamarnya Ngo Kong Toa-su. Ketika itu si Hweeshio tua sedang duduk di atas kursi dari bambu, dan Hian Ceng Tojin dan Giok Cin Cu juga duduk menghadapi ia. Melihat Liong Giok Pin masuk tergesa-gesa, Hian Ceng Tojin menanya. "Ada apa lagi? Apakah Sutnoymu berubah pikirannya?" "Barusan Loan Sumoy siuman sebentaran dan memanggil tetapi segera ia tertidur lagi, Aku khawatir..." Jawab Liong Giok Pin. " Apakah yang dikatakan olehnya?" Giok Cin Cu menanya dengan tidak menunggu ucapannya Liong Giok Pin. "la mengajak Bee Kun Bu menangkap ikan," Jawab Liong Giok Pin. "Ai, jika muridmu tidak lekas kembali, dia sukar menjadi sembuh," Kata Giok Cin Cu kepada Hian Ceng Tojin. "Mari kita pergi tengok keadaannya!" Mengajak Hian Ceng Tojin sambil bangkit dari kursinya, Lalu semua pergi ke kamarnya Lie Ceng Loan, Hian Ceng Tojin segera periksa keadaannya Lie Ceng Loan dan kelihatan bahwa betul keadaan gadis itu banyak baikan. ia merasa heran, tetapi ia tidak segera mengambil kesimpulan ia duduk di sisi ranjang, dan mendengar Lie Ceng Loan menarik napas, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kemudian perlahan-Iahan gadis itu membuka kedua matanya, Melihat keadaan di sekitarnya, dan dengan senyuman ia berkata. "Suhu, Supek, Pin Cici?" Giok Cin Cu gembira melihat muridnya itu telah sadar dan dapat bicara, ia mendekati, dan dengan sikap seperti seorang ibu, sambil mengusap-usap rambutnya ia menanya. "Kau harus beritahukan aku di mana yang kau rasakan sakit?" "Jantungku rasanya dingin sekali," Jawab Lie Ceng Loan suaranya lemah sekali, Giok Cin Cu menutupi seluruh tubuh muridnya dengan selimut "Kau telah berdiam terlampau lama di atas puncak gunung yang sangat dingin, Kau harus beristirahat beberapa hari, dan kau akan sembuh kembali?" "Aku pergi ke atas puncak gunung menanti kedatangannya Bu Koko, tetapi ia tidak datang!" Kata Lie Ceng Loan. "Kau harus beristirahat Bee Kun Bu segera akan kembali!" Hian Ceng Tojin menghibur Lie Ceng Loan menangis. "Tetapi bilakah dia kembali? Dan jika sekarang dia kemba!i, aku tak dapat menyambut padanya...." Seterusnya ia tak dapat mengucapkannya yang hendak diucapkannya Dengan suara yang keras Ngo Kong Toa-su berseru. "Jika Bee Kun Bu tidak kembali...." Lie Ceng Loan buka matanya dan menoleh ke arah Ngo Kong Toa-su. "Bu Koko pasti kembali, dan aku senantiasa menanti kedatangannya dengan sabar Andaikata dia berubah hati terhadap aku, dia pasti memberitahukan...." Lalu ia pejamkan matanya dan tertidur lagi, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ngo Kong Toa-su lari menubruk Lie Ceng Loan sambil berseru. "Loan Jie, Loan Jie." Tetapi Lie Ceng Loan tidur terus, hanya terdengar napasnya saja, Dengan ilmu Tui Kung Kwo Hiat atau mengurut membebaskan jalan darah, Hian Ceng Tojin berusaha menyadarkan gadis itu kembali, Tetapi dengan semua kepandaiannya itu ia tak berbuat banyak. Lie Ceng Loan masih tetap tertidur! Setelah berusaha dengan susah payah, Hian Ceng Tojin berkata sambil goyang-goyang kepalanya. "Meski-pun ia kelihatannya sudah banyak baikan, akan tetapi ia belum lagi sadar. Dengan sesungguh nya, aku tidak mengetahui bagaimana harus menolongnya." Ia menarik napas menyatakan kekecewaannya. Giok Cin Cu yang juga tidak berdaya hanya berdiri seperti patung, sedangkan Ngo Kong Toa-su nampaknya gelisah sekali, ia berjalan mundar-mandir di dalam kamar seolah-olah menanti pertolongan Tuhan Yang Maha Esa. Mereka bertiga tak berdaya, mereka keluar dari kamar, meninggalkan Liong Giok Pin yang menjagainya, Ketika Liong Giok Pin melihat-lihat ke jendela, ia memperhatikan bahwa kayu jendela itu sedikit basah, ia menghampiri untuk menjadi terkejut melihat bahwa di atas tanah di luar rumah itu ada tanda-tanda bekas tapak kaki. ia mulai menduga bahwa ketika ia berlalu dari kamar, ada orang telah masuk ke dalam kamar dan telah berusaha menolong Lie Ceng Loan, dan orang itu telah masuk dan keluar dengan mengambil jalan dari jendela, Tetapi sebelumnya ia merasa pasti, ia tidak ingin melaporkan kepada gurunya. Demikianlah Lie Ceng Loan tertidur tak sadarkan diri selama beberapa hari dan selama itu Liong Giok Pin selalu menjagainya, bahkan tidur bersama-sama di kamar itu. Giok Cin Cu datang menengoki di waktu siang, dan baru kembali di KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ waktu petang ke kuil Sam Goan Kong, Hian Ceng Tojin dan Ngo Kong Toa-su bersama-sama tinggal di suatu rumah gubuk, mereka sering-sering duduk bereakap-cakap sehingga jauh malam itu Ngo Kong Toa-su terus menerus gelisah, agaknya Hian Ceng Tojin tak dapat menghibur padanya. Berkat perhatiannya, Liong Giok Pin menemui bahwa tertidurnya dan sadarnya Lie Ceng Loan pada jangka-jangka waktu yang tetap yakni sadar tiga kali dalam waktu dua belas jam, di waktu sadar itu, Liong Giok Pin beri ia makan atau minum. Demikianlah keadaannya Lie Ceng Loan, dan pada hari ke enam, cuaca sangat buruk. Liong Giok Pin duduk dekat jendela memperhatikan keadaan di luar. ia Iekas-lekas ambil pedangnya dan menanti segala kemungkinan Secepat kilat orang itu loncat masuk dari jendela, Liong Giok Pin menusuk, tetapi orang itu menepuk pedangnya sambil tertawa, lalu membuka selubung kain hitam yang menutupi mukanya, Orang yang datang itu adalah Giok Siu Sian Cu. Liong Giok Pin tidak berani melawan lagi, karena ia mengetahui kelihayan lawannya, ia hanya harap dengan pereakapan mereka, Hian Ceng Tojin dan Ngo Kong Toa-su yang gubuknya tidak seberapa jauh dapat men-dengarnya, Dengan senjata ia menanya, suaranya keras. "Apa maksudmu datang ke sini? Cobalah lihat! Tempat apakah ini?" Giok Siu Sian Cu lihat Lie Ceng Loan, dan menanya tanpa menghiraukan tegurannya Liong Giok Pin. "Siapakah orang yang rebah ini? Dia menderita penyakit apa-" Kah?" "Dia adalah Lie Ceng Loan Sumoyku," Jawab Liong Giok Pin. Giok Siu Sian Cu perlahan-Jahan menghampiri dan meraba jidat dan urat nadi di pergelangan tangannya Lie Ceng Loan. "Ai! penyakitnya agak berat Jika terlambat ditolong mungkin akan sukar diobati!" Kata Giok Siu Sian Cu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mendengar ucapan itu, Liong Giok Pin kira bahwa Giok Siu Sian Cu dapat menolong Ceng Loan sambil menghela napas. "la sangat baik, Tetapi entah mengapa ia harus mengalami penderitaan ini," Kata Liong Giok Pin. Giok Siu Sian Cu segera dapat menebak maksud ucapan itu. ia berkata sambil tersenyum. "Kau pikir aku " Tidak mempunyai waktu." Baru saja kata-kata itu habis diucapkan segera tampak Hian Ceng Tojin dan Ngo Kong Toa-su menerobos masuk, Melihat Giok Siu Sian Cu, Hian Ceng Tojin berkata. "Ha, betulbetul kau memenuhi janjimu!" "Hari ini adalah hari untuk kita mengadu silat lagi Baiklah kita mencari tempat yang sunyi agar kita dapat bertempur dengan tenang dan menentukan siapa yang lebih unggul!" Jawab Giok Siu Sian Cu. "Baik sekali? Baik sekali!" Sambut Hian Ceng Tojin, Lalu secepat kilat Giok Siu Sian Cu melompat keluar dari jendela untuk mencari tempat mengadu silat Hian Ceng Tojin keluar menyusul "Tidak jauh dari sini ada lembah yang sunyi Bagaimanakah pendapatmu jika kita mengadu silat di situ?" Tanya Hian Ceng Tojin. "Tapi aku telah memilih suatu tempat lain, Aku minta Tojin ikut aku untuk memeriksanya," Jawab Giok Siu Sian Cu. "Jika kau sudah pilih tempatnya, aku kira tempat itu pasti cocok," Kata Hian Ceng Tojin, Kemudian Giok Siu Sian Cu loncat maju dan lari ke tempat yang ia telah pilih diikuti oleh Hian Ceng Tojin. Ngo Kong Toa-su mengejar dari belakang. "Hei! Berhenti, aku ingin bicara kepada kalian berdua!" Teriaknya, Mereka terpaksa berhenti larL Hweeshio tua itu segera juga sampai di depan mereka. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalian hendak mengadu silat, apakah aku boleh menjadi saksi?" Tanya Ngo Kong Toa-su. Sambil tersenyum Hian Ceng Tojin berkata. "Kita telah bersahabat sepuluh tahun lebih, Kau pasti tidak akan tinggal diam jika aku terluka, Kau pasti datang membantu Menurut pendapatku lebih baik kau tidak turut." Ngo Kong Toa-su menarik napas. "Sebetulnya kita tiada dendam, Mengapa karena urusan kecil lantas hendak bertarung mati-matian...?" Berkata Ngo KongToa-su. Giok Siu Sian Cu tidak sabar lagi mendengar ucapan yang ingin mencegah mereka bertempur ia lari terus, Hian Ceng Tojin berkata kepada Ngo Kong Toa-su: ilmu silat iblis wanita itu betul-betul lihay, Sukar dipastikan siapa yang akan menang. Di kalangan Bu Lim soal pembalasan dendam dan sebagainya, sebetulnya hanya karena nama saja. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Dari zaman dahulu sampai sekarang, banyak jago-jago silat, pendekar-pendekar atau pahlawan-pahlawan banyak yang celaka karena memperebutkan nama, Misalnya Tian Ki Cin Jin atau San Im Shi Ni, mereka tidak kenal satu sama lain, mereka tinggal terpisah jauh sekali, Tetapi mengapa San Im Shi Ni dengan tidak menghiraukan perjalanan yang jauh datang ke pegunungan Koat Cong San hanya untuk mengadu silat melawan Tian Ki Cin Jin? Mereka telah bertempur beberapa hari dan malam, tetapi belum ada yang menang atau kalah, Akhirnya mereka bertempur dengan menggunakan semua tenaga dalamnya sehingga kedua-duanya menderita luka parah yang hanya mempereepat kematian mereka! Untuk apakah? Hanya untuk memperebutkan nama! Tetapi pada saat mereka mengetahui bahwa mereka " Pasti akan mati, mereka berubah menjadi sahabat, dan telah bersama-sama menyusun semua kepandaian silatnya dibuatkan kitab Kui Goan Pit Cek agar kepandaian silatnya KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dapat diturunkan kepada jago-jago silat angkatan muda, Tetapi mereka tidak menduga bahwa kitab Kui Goan Pit Ceknya itu menjadi barang perebutan diantara jago-jago silat, sehingga banyak jiwa yang telah melayang karena ingin memiliki kitab itu!" Lalu ia cabut tusuk rambut dari kepalanya yang dibuat dari batu Giok, Sambil menyerahkan tusuk rambut itu ia berkata. "Jika dalam satu hari satu malam aku tidak kembali, itu berarti aku tidak beruntung menang, Tusuk rambut ini kau harus simpan baik-baik. jika Bee Kun Bu menyeleweng dari peraturan partai Kun Lun, aku minta kau mewakili aku menghukum padanya dengan seksama!" Air mata tak tertahan mengucur dari kedua matanya Ngo Kong Toa-su ketika ia menyambut tusuk rambut itu. lalu Hian Ceng Tojin lari mengejar Giok Siu Sian Cu. Giok Siu Sian Cu sedang menunggu di bawah jurang, ia berseru. "Aku kira kau tidak datang!" Mukanya Hian Ceng Tojin menjadi merah padam. "Satu patah kata dari satu taki-laki empat kuda tak dapat mengejarnya Meskipun aku harus melalui lautan api, aku tak akan ingkar janji!" Jawabnya dengan murka, Lalu Giok Siu Sian Cu mendaki lereng gunung dengan ilmu meringankan tubuhnya, diikuti oleh Hian Ceng Tojin. Ngo Kong Toa-su tidak segera pulang, ia berdiri terpaku. ia mengenangkan akan pertempuran terhadap Giok Siu Sian Cu pada enam hari berselang dan ia yakin bahwa pertempuran yang akan dilakukan pasti menjadi dahsyat ia baru sadar ketika ada orang yang menegur padanya. "Lo Toa-su (Hweeshio tua) mengapa kau berdiri seperti patung?" Tegur orang itu. Ngo Kong Toa-su membalikkan badan dan ter-senyum. "Giok Cin Cu Sumoy, aku sedang memikirkan apakah suhengmu dapat melawan Giok Siu Sian Cu." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ pemberitahuan itu mencemaskan Giok Cin Cu. ia mendesak. "Ha! Apakah iblis wanita itu datang lagi untuk mengacau?" Ngo Kong Toa-su mengangguk . "Betul, dia dan suhengmu sedang pergi ke tempat yang telah ditentukan untuk mengadu silat pu!a!" "Mereka bertempur di mana? Mereka lari ke jurusan manakah?" Desak Giok Cin Cu, Ngo Kong Toa-su menunjuk ke jurang di hadapan mereka dan berkata. "Mereka mendaki jurang itu, Ke-mana mereka pergi aku tak tahu." Giok Cin Cu tidak menanya lagL ia terus lari turun ke jurang yang ditunjuk itu Ngo Kong Toa-su jalan menuju ke gubuknya Lie Ceng Loan. Begitu ia masuk ke dalam kamar, ia menjadi terperanjat melihat Uong Giok Pin menggeletak dengan pedang terhunus di tangannya ia lari menghampiri Lie Ceng Loan, dia merasa girang ketika mengetahui Lie Ceng Loan masih tertidur ia berjongkok dan memeriksa Liong Giok Pin dengan cermat, ia mengetahui bahwa Liong Giok Pin telah ditotok jalan darahnya. Untung totokan itu tidak hebat Setelah dibebaskan oleh Ngo Kong Toa-su, gadis itu sadar kembali Setelah Giok Siu Sian Cu dan Hian Ceng Tojin keluar dari kamar itu, Liong Giok Pin yang tertarik ingin tahu, telah mengikuti di belakangnya Ngo Kong Toa-su. Kemudian ia ingat bahwa tugasnya ialah menjaga Lie Ceng Loan, ia segera kembali Tapi baru saja ia bertindak masuk, ia merasakan hembusan angin di belakangnya, dan lengan kanannya di totok. ia jatuh pingsan, ia tuturkan kejadian itu kepada Ngo Kong Toa-su. "Mengapa di dalam beberapa hari telah datang jago-jago silat ber-turut-turut ke puncak Kim Teng Hong yang biasanya sunyi senyap ini? Giok Siu Sian Cu, Sin Goan Tong, dan orang yang menotok Liong Giok Pin. Apakah orang yang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menotok itu seorang kawan atau musuh? Apakah maksudnya?" Pikir Ngo Kong Toa-su, Liong Giok Pin tidak menegur Ngo Kong Toa-su yang sedang berpikir itu. ia menghampiri ranjangnya Lie Ceng Loan, dan duduk di sisinya, sekonyong-konyong Lie Ceng Loan membuka kedua matanya, agaknya ia hendak bangun, tetapi tak bisa, Liong Giok Pin berkata. "Sumoy, jangan bangun, Kau harus beristirahat?" "Pin Cici, apakah Bu Koko sudah kembali?" Tanya Lie Ceng Loan. "Belum," Jawab Liong Giok Pin. "Apakah dia akan kembali untuk aku lagi?" Tanya Lie Ceng Loan. pertanyaan itu sukar Liong Giok Pin menjawabnya. Dengan senyuman terpaksa ia berkata. "Aku kira dia akan segera kembali Oleh karena itu, kau harus beristirahat dan menunggunya dengan sabar." Terlihat wajah yang puas di mukanya Lie Ceng Loan. "Ucapan Cici betul Jika Bu Koko tidak ditahan oleh Pek Cici, mungkin ia menjumpai rintangan di perjalanan Tapi ia pasti akan kembali!" Ucapan itu membikin Liong Giok Pin berpikir. "Dalam beberapa hari ini, semua orang anggap Bee Kun Bu itu tidak mengenal budi atau berwatak keji, Mereka lupa kalau-kalau Bee Kun Bu juga mendapat rintangan di perjalanan pikirnya, Dengan pikirannya itu yang menyadarkan ia dari kekeliruan ia berseru. "Betul! Mungkin ia menjumpai rintangan di perjalanan?" Tiba-tiba Lie Ceng Loan bangun dan berseru. "Supek! Supek!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ngo Kong Toa-su terkejut, dan kedua matanya terbelalak Apakah Hweeshio tua itu menjadi girang atau cemas? ia menghampiri pembaringan dan dengan mata berlinang ia berkata. "Loan Jie, apakah kau merasa baikan?" " Lie Ceng Loan tidak menjawab, sebaliknya ia menanya. "Bu Koko belum kembali? Aku yakin ia menjumpai rintangan di perjalanan Kita harus lekas-Iekas pergi menolong dia!" Pernyataan itu menyadarkan Ngo Kong Toa-su, ia selalu anggap Bee Kun Bu tidak mengenal budi, dan tidak pikir bahwa Bee Kun Bu dapat menjumpai rintangan-rintangan di perjalanan ia mengenangkan peristiwa yang lampau di pegunungan Cie Lian San. "Pek Yun Hui telah menderita luka karena melawan musuh, Bee Kun Bu mengantar ia kembali ke pegunungan Koat Cong San. Aku insyaf bahwa Pek Yun Hui sangat segani Bee Kun Buj jika tidak, dia tak akan datang ke pegunungan Cie Lian San untuk menolongnya, Aku dan Hian Ceng Tojin telah datang ke kuil Toa Gok Sie di pegunungan Cie Uan San untuk minta buah Sie Can Ko guna mengobati Giok Cin Cu. Tetapi buahnya tidak dapat, sebaliknya aku berdua tertawan di dalam penjara dari batu, Jika Pek Yun Hui tidak datang membebaskan kita di waktu malam, mungkin kita masih berada di dalam tawanan musuh, Pek Yun Hui besar budinya terhadap kita, Tetapi dia rupanya juga telah jatuh cinta terhadap Bee Kun Bu, dan menjadi saingannya Loan Jie, Bee Kun Bu mengantar Pek Yun Hui ke pegunungan Koat Cong San dengan menunggang bangau, pegunungan Koat Cong San jauh sekali dari pegunungan Bee Kun Bu, mungkin Pek Yun Hui tidak rela melepaskan Bee Kun Bu kembali ke pegunungan Kun Lun sendirian Tapi bangau itu adalah seekor KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ bangau sakti, dan dapat membawa Bee Kun Bu dengan selamat ke sini." Kesimpulan itu meyakinkan ia, dan ia berkata. "ia, dapat menunggang bangau kembali ke sini, tak mungkin ia menjumpai rintangan di perjalanan-" Sambil merebahkan diri Lie Ceng Loan berkata. "Jika demikian, pasti Pek Cici menahan dia-" "Loan Jie, kau beristirahatlah Jika kau sudah sem-buh, aku ajak kau pergi ke pegunungan Koat Cong San mencari dia." Ngo Kong Toa-su menghibur Lie Ceng Loan menatap ayah angkatnya "Aku tak ingin pergi kepegunungan Kwat cong San. Aku yakin Bu Koko akan kembali!" Katanya, MBaiklah. Dari itu kau harus beristirahat dan lekas-lekas sembuh menanti kedatangannya," Jawab Ngo Kong Toa-su menghibur Dengan senyuman getir Lie Ceng Loan tutup kedua matanya, Ngo Kong Toa-su tertusuk hatinya melihat kesedihan puteri angkatnya itu. Ngo Kong Toa-su tidak mengerti mengapa dengan tak langsung ia terlibat lagi dalam soal asmara ini. ibunya Lie Ceng Loan yang telah mencintai pria lain, telah menghancurkan hatinya, sebagai akibat daripada kehancuran hati itu, ia telah menjadi Hweeshio agar dapat menjauhkan diri dari penghidupan duniawi. Tetapi, setelah Lie Ceng Loan terlantar, dan setelah ayahnya gadis itu terbunuh, ia harus memelihara, merawat dan menjaga gadis itu demi kasih sayangnya yang tak dapat hilang terhadap ibunya gadis itu, Kini setelah Lie Ceng Loan menjadi gadis remaja, ia harus menderita karena puteri angkatnya terserang rindu, Lie Ceng Loan merupakan puteri kandungnya, dan ia harus membela! KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ ia duduk termenung di sisi ranjang, baru keluar dari kamar setelah Lie Ceng Loan tidur lagi, Tapi Liong Giok Pin menahan dan berkata. "Supek, aku ingin memberitahukan sesuatu kepadamu." Ngo Kong Toa-su berpaling kepada Liong Giok Pin. "Loan Sumoy tiba-tiba berubah. Apakah Supek tidak memperhatikan keganjilan ini?" Tanya Liong Giok Pin melanjutkan perkataannya, Sambil menunduk Ngo Kong Toa-su menjawab. "Aku yakin ada orang yang kita belum tahu siapa telah datang menolong mengobati Ceng Loan, Mungkin orang itu adalah yang menotok kau juga, Orang itu tinggi sekali ilmu silatnya, Menurut pahamku untuk mengobati Loan Jie, obat apa saja tak akan menolong, Lukanya Loan Jie di dalam tubuh, dia tak akan sembuh dengan jalan membebaskan jalan-jalan darahnya saja, Orang itu mempunyai ilmu istimewa, orang-orang yang memiliki ilmu demikian tinggi ilmunya sudi datang ke pegunungan Kun Lun yang sangat jauh ini? Menurut pengetahuanku hanya ada seorang yang memiliki ilmu istimewa tersebut.-." "Apakah bukannya Pek Yun Hui, pemilik bangau sakti?" Tanya Liong Giok Pin. "Betul. Menurut pendapatku, hanya Pek Yun Hui yang dapat mengobati Loan Jie." Kata Ngo Kong Toa-su. Liong Giok Pin berpikir sejenak. "Aku ingat Pek Yun Hui telah menolong menyembuhkan Suhu yang telah menderita karena racun ular, dan ia datangi menolongnya secara tiba-tiba. Aku pun ketika itu telah ditotok olehnya, Tadi aku ditotok demikian cepatnya sehingga aku tidak mengetahui siapa yang menotoknya!" Kata Liong Giok Pin. "Jika ia bersembunyi di belakang pintu, dan tiba-tiba menotok kau, kau tak akan dapat mengetahui juga, Tetapi KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ yang menotok kau tadi belum tentu Pek Yun Hui, karena dia pasti datang dengan berterus terang, sudah tentu dia akan menjumpai kita lebih dulu, ia tak usah bersembunyi Lagi pula, keadaan Loan Jie sudah baikan semenjak lima-enam hari berselang, Pek Yun Hui tidak akan bersembunyi demikian lamanya, untuk membikin Supek, Suhumu dan aku dalam teka-teki," Kata Ngo Kong Toa-su. Liong Giok Pin ingin memberikan alasan lain, karena pikirnya bahwa bagi wanita, rasa cemburunya sangat hebat Seorang wanita dapat melakukan perbuatan yang bukanbukan karena cemburu, Pek Yun Hui telah jatuh cinta kepada Bee Kun Bu, dia tak akan segan menyingkirkan saudari kandungnya sendiri jika perlu merebut kekasihnya, Demikian alasannya itu. Ngo Kong Toa-su memperhatikan sikap Liong Giok Pin yang masih penasaran itu. ia berkata. "Untuk mengetahui siapa yang telah datang menolong, aku kira orang itu akan datang lagi, Lebih baik kita bersembunyi menanti kedatangannya!" "Betul! Akal itu baik sekali! Aku bersembunyi di dalam kamar ini, untuk mengintip siapa yang datang, berbareng dapat menjaga Sumoy," Kata Liong Giok Pin. "Jika kau ingin bersembunyi di dalam kamar ini, kau harus jangan bertindak sembrono. Kau harus beri isyarat kepadaku agar aku bisa segera datang!" Kata Ngo Kong Toa-su. Demikianlah Ngo Kong Toa-su lalu bersembunyi di luar gubuk, dan bila ia lihat ada orang yang datang, ia akan memberi isyarat kepada Liong Giok Pin di dalam kamar Tetapi jika orang itu langsung masuk ke dalam kamar, dan Ngo Kong Toa-su tidak mengetahui, maka Liong Giok Pin harus memberi isyarat kepada Ngo Kong Toa-su. Ketika itu angin dan turunnya salju mulai reda, tetapi keadaan di sekitarnya sunyi senyap, kecuali derunya angin dan suara turunnya salju di atas tanah dan di atap rumah. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ngo Kong Toa-su bersembunyi di belakang sebuah pohon cemara yang besar dan tua, memasang mata dengan waspada akan segala keadaan di sekitarnya. Mengorbankan tenaga dan semangat untuk menolong murid Kun Lun "Sebetulnya segala soal di dunia aku sudah tidak mau pusingkan, tapi mengapa Loan Jie terlibat lagi dalam jaring asmara? Hai!" Ia mengeluh dan menarik napas panjang dari tempat persembunyiannya. Marilah pembaca, kita tengok Giok Siu Sian Cu dan Hian Ceng Tojin, mereka telah mendaki jurang dengan mudahnya. Ketika mereka tiba di atas puncak, Giok Siu Sian Cu berhenti dan menunjuk dengan seruling batu Gioknya ke arah satu puncak yang lebih tinggi "Puncak itu yang selalu diselubungi salju merupakan tempat yang cocok untuk kita bertempur tanpa gangguan," Katanya sambil tertawa. "Kau betul-betul bisa memilih tempat Memang tempat itu cocok sekali," Jawab Hian Ceng Tojin. "Berapa jauh dari sini kau kira puncak itu?" Tanya Giok Siu Sian Cu. "Kurang lebih dua puluh lie," Jawab Hian Ceng Tojin. Sambil tertawa Giok Siu Sian Cu berkata lagi. "Bagaimana jika kita bertempur sambil menuju ke puncak itu?" "Aku mengiringi Tidak pereuma kau terkenal sebagai wanita yang berani!" Jawab Hian Ceng Tojin, dan ia segera cabut pedangnya. Giok Siu Sian Cu menyerang dengan serulingnya yang secepat kilat ditangkis oleh Hian Ceng Tojin, Lalu dengan jurus Tan Hong Liauw In atau Burung Hong menyambar awan, Giok Siu Sian Cu menyapu kedua betis lawannya, Hian Ceng KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tojin harus loncat ke atas untuk menghindarkan diri dari sabetan seruling itu. Demikianlah mereka maju ke depan sambil bertempur dan masing-masing berlomba untuk mencapai puncak di depan, Giok Cin Cu setelah mendengar dari Ngo Kong Toa-su tentang pertempuran yang akan dilakukan Toa suhengnya dengan Giok Siu Sian Cu mengejar terus. Tapi, di manakah ia mencarinya di daerah pegunungan seluas itu? Sekonyong-konyong dari atas berkelebat bayangan di depan nya. ia mendongak melihatnya, ia tampak bangaunya Pek Yun Hui sedang terbang melewati di atas kepalanya, ia terperanjat "Bangau ini mengapa sudah berada di daerah ini? Apakah ia membawa Bee Kun Bu kembali? Apakah ia terbang datang sendiri saja?" Pikir Giok Cin Cu. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tengah ia berpikir, dari hutan pohon-pohon Bwee yang tidak jauh dari tempat ia berdiri berkelebat lagi bayangan orang, ia mengawasi ke arah bayangan itu. Baru saja ia ingin mengejar, tetapi ia mendadak mundur lagi. ia pikir lebih baik bertindak waspada. Lalu ia bersembunyi di belakang sebuah pohon cemara yang besar, Tidak lama kemudian dari hutan pohon-pohon Bwee yang lebat itu tampak jalan keluar satu pemuda, Karena jaraknya agak jauh, ia tak dapat melihat tegas wajahnya pemuda itu. Tetapi dari gerak-geriknya, ia yakin bahwa pemuda itu bukan Bee Kun Bu. Dia lari menuju ke gubuknya Lie Ceng Loan dia meloncat ke atas pohon Bwee, dan dengan ilmu meringankan tubuh dia meloncat turun ke atas atap rumah gubuk itu. Gerakannya orang itu yang lincah mengejutkan Giok Cin Cu. Menurut pemandangannya, pemuda itu mempunyai ilmu silat yang tinggi, dan Liong Giok Pin pasti tak dapat melawannya. ia harus lekas-lekas datang me-nolong, dan tanpa berpikir panjang lagi ia lekas turun gunung dan lari menuju ke gubuknya Lie Ceng Loan, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pemuda itu terlihat sedang duduk di atas atap rumah mengumpulkan semangatnya sambil memejamkan kedua matanya, Ketika itu Ngo Kong Toa-su juga telah naik ke atas atap rumah dengan toya di tangannya, hanya enanv tujuh kaki dari pemuda itu. Pemuda itu tidak menghiraukan Ngo Kong Toa-su. ia tetap duduk di atas atap rumah, ia dapatkan pemuda itu sangat tampan rupanya, dan pedangnya dipancangkan di,belakangnya. ia menghampiri dan membentak: Heif siapakah kau?" Pemuda itu buka kedua matanya, lalu mengawasi Giok Cin Cu dan Ngo Kong Toa-su. ia tertawa. "Ai, mengapa kalian lupa? Bukankah kita pernah berjumpa di pegunungan Cie Lian San. Mustahil baru setengah tahun saja kalian sudah lupa?" Ketika Co Hiong ditotok jalan darahnya di pegunungan Cie Lian San. Hian Ceng Tojin pernah menolong membebaskan jalan darahnya tetapi Ngo Kong Toa-su dan Giok Cin Cu hanya melihat saja, mereka lalu pergi, Dan ketika ia menolong masuk dan bersembunyi di dalam kuil Sam Goan Kong ia telah mendengar per-cakapan yang berlangsung antara Hian Ceng Tojin, Ngo Kong Toa-su dan Giok Cin Cu, dan telah melihat mereka berkali-kalL Teguran Co Hiong membikin Giok Cin Cu teringat akan Toa suhengnya yang pernah menolong orang di suatu gua di pegunungan Cie Lian San. Lalu ia menanya. "Apakah kau ini orang dari partai silat Thian Liong? Pada lebih kurang setengah tahun berselang, Sumoymu Souw Hui Hong telah membawa kau, tetapi pada waktu itu kau sedang menderita entah luka apa....H "BetuH" Jawab Co Hiong tidak menunggu ucapannya Giok Cin Cu selesai "Aku bernama Co Hiong. Di pegunungan Cie Lian San aku tidak sakit, tetapi telah dianiaya oleh seseorang. Kali ini aku datang ke pegunungan Kun Lun ini dengan maksud mencari orang yang telah mencelakakan aku untuk membikin perhitungan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Giok Cin Cu terperanjat "Apakah kau kira orang yang mencelakakan kau itu ada di puncak Kim Teng Hong?" Tanya Giok Cin Cu. Co Hiong tertawa. "MuIa-mula aku mencurigai bahwa orang itu adalah salah satu pemimpin partai Kun Lun, tetapi sekarang aku yakin bukan para pemimpin Kun Lun," Jawabnya. Dengan rasa cemas Giok Cin Cu berkata, suaranya agak mengejek. "Hm! Kami dari partai Kun Lun tidak akan melakukan perbuatan keji, Kami adalah orang-orang yang pernah menolong jiwamu!" "Mungkin kalian pernah menolong jiwaku, Tetapi hanya dengan usaha kepala dari kuil Sam Ceng Koan yang coba membebaskan jalan darahku, aku terbebas dari kebinasaan di'pegunungan Cie Lian San!" "Orang yang pernah menolong kau adalah orangyang berbudi," Kata Giok Cin Cu. "Tentang apakah kau ingin membalas budi itu, kami dari partai Kun Lun tidak hiraukan atau harapkan! sekarang kau telah ketahui apa yang telah terjadi, mengapa kau masih tidak berlalu dari sini. sebetulnya maksud apakah yang menahan kau diam lebih lama di sini?" Co Hiong belum dapat memulihkan tenaga dalam dan semangatnya yang telah digunakan untuk menolong Lie Ceng Loan, ia bangun perlahan-Iahan dengan merasa masih letih. "Aku datang untuk membalas budi ketika aku terluka di pegunungan Cie Lian San, dan aku rela menolong murid dari Kun Lun!" Giok Cin Cu terharu, kegusarannya mereda. "Lie Ceng Loan menderita hebat, mungkin kau tak dapat mengobati dia," Katanya dengan lembut "Jika aku tidak datang menolongnya mungkin pada detik ini dia sudah ada di dalam liang kubur!" Kata Co Hiong. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Tapi dia belum sembuh betul Mengapa kau tidak terus menolongnya agar menjadi sembuh benar?" Kata Ngo Kong Toa-su campur bicara, Co Hiong tersenyum. "Kalian menghadapi aku dengan senjata terhunus seolah-olah hendak mengepruk aku, Apakah aku harus bertempur dulu melawan kalian baru masuk menolong menyembuhkan padanya?" Ngo Kong Toa-su lekas-lekas turunkan toyanya, dan turun dari atap rumah itu. Co Hiong dan Giok Cin Cu juga loncat turun mengikuti Ngo Kong Toa-su masuk ke kamar Lie Ceng Loan, Sambil berjalan Ngo Kong Toa-su mengancam. "Hatihati! Kau jangan takabur dengan mulut besarmu mengatakan mampu menyembuhkan nya. jika ternyata kau membohongi awas toyaku ini!" Co Hlong yang telah belajar banyak dari Kiok Gie, guru dari pemimpin-pemimpin kuil Toa Ciok Sie, menjawab dengan menantang. "Meskipun kau bersenjata toya, belum tentu kau dapat melawan aku dengan kedua kepaianku ini!" Ngo Kong Toa-su balik badan dan membentak. "Kau anak kemarin dulu ini betul-betul mulut besar!" Lalu ia berdiri siap bertempur melawan Co Hiong, Tetapi Co Hiong hanya tersenyum, ia jalan terus dan masuk ke dalam gubuk menghampiri ranjangnya Lie Ceng Loan, Liong Giok Pin berdiri siap sedia dengan pedangnya Pada enam hari berselang Co Hiong pernah coba mengobati Lie Ceng Loan akan tetapi karena tenaga dalamnya belum cukup, ia hanya berhasil membebaskan tiga dari delapan jalan-jalan darah yang penting, karena pertolongannya itu, ia harus beristirahat paling sedikit enam hari untuk memulihkan tenaga dalam dan semangatnya, Ketika ia kembali lagi setelah beristirahat Giok Siu Sian Cu datang untuk menantang Hian Ceng Tojin bertempur, dan Ngo Kong Toa-su juga pergi untuk menyaksikan pertempuran itu, ia masuk ketika Liong Giok Pin keluar, dan menotok jalan darahnya di waktu dia kembali masuk. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Dan ia tolong membebaskan empat- jalan darahnya Lie Ceng Loan lagi sehingga ia betul-betul kehabisan tenaga, sebetulnya ia ingin beristirahat di dalam hutan pohon-pohon Bwee, ia ingat bahwa ia harus membebaskan satu jalan darahnya lagi, Dan pikiran tersebut mendorong ia kembali lagi untuk membebaskan satu jalan darah itu. Ngo Kong Toa-su yang sedang meronda di depan telah melihat bayangannya Co Hiong, lalu ia bersembunyi di belakang sebuah pohon, ia juga loncat naik ke atas atap rumah gubuk itu ketika Co Hiong loncat ke atas atap, dan mencegah dengan toyanya, Co Hiong insyaf bahwa ia tak dapat melawan, maka ia duduk di atas rumah sambil memejamkan kedua matanya. Kemudian Giok Cin Cu datang, ia semakin tak berdaya melawan mereka dengan keadaan tubuhnya yang sangat letih itu, Sebab-sebab di atas itulah mengapa Co Hiong duduk di atas atap rumah gubuknya Lie Ceng Loan sambil menghadapi Ngo Kong Toa-su. Co Hiong yang telah menghampiri ranjangnya Lie Ceng Loan menyaksikan Lie Ceng Loan masih tidur nyenyak ia tersenyum karena ia yakin bahwa pertolongannya berhasil Dengan menghadapi Giok Cin Cu ia berkata. "Dia telah menderita luka-luka di dalam tubuhnya karena hawa gunung yang dingin telah merembes masuk ke jalanjalan darahnya, bahkan ke dalam tulang-tulangnya, Aku harus membebaskan kedelapan jalan-jalan darahnya yang penting, aku telah membebaskan tujuh jalan darahnya kini masih tinggal satu lagi yang harus dibebaskan Kita perlu air panas untuk menyeduh bawang merah. Setelah aku berhasil membebaskan jalan darahnya yang satu itu, ia harus diberi minum air bawang merah yang telah diseduh. ia harus tidur selama satu jam, dan akan sembuh setelah ia mendusin dari tidurnya." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Giok Cin Cu melakukan segala apa yang diminta, Bersama Liong Giok Pin ia menyediakan air panas dan bawang merah, Ngo Kong Toa-su berdiri di samping ranjang puteri angkatnya, menyaksikan Co Hiong yang berusaha membebaskan jalan darahnya Lie Ceng Loan, Co Hiong mengerti bahwa Hweeshio tua itu masih mencurigai padanya, sekonyong-konyong dengan tangan kirinya ia membalikkan tubuhnya Lie Ceng Loan, lalu menepuk punggungnya gadis itu dengan tangan kanan-nya. Ketika itu terlihat ia berkeringat nampaknya letih sekali Setelah melakukan pertolongan itu, dengan napas sengal-sengal ia mundur dua tindak, lalu berkata. "Semua... jalan-jalan darahnya... yang penting telah aku bebas.,, kan,., setelah ia dapat tidur satu jam, ia akan mendusin!" Kata Co Hiong yang nampaknya lelah sekali, Kemudian ia jalan keluar dari kamar itu untuk menyedot hawa segar di luar, Ngo Kong Toa-su yang telah menyaksikan dengan kepala matanya sendiri pertolongan yang diberikan itu lalu menghampiri Co Hiong. "Siotee telah mengorbankan tenaga dalam dan semangatmu untuk menolong orang, aku si tua bangka ini sangat terharu dan berterima kasih, Sudilah Siotee maafkan kekasaran kami tadi Mari kita masuk ke gubukku untuk minum teh yang hangat." Tapi Co Hiong mengetahui bahwa Hweeshio tua itu bukannya ingin mengundang ia minum teh. Hweeshio tua itu masih mencurigai ia, apakah ia betul-betul menolong Lie Ceng Loan, atau mencelakakannya. ia ditahan di gubuk Hweeshio tua itu sambil menanti akibat pertolongannya yang ia berikan kepada Lie Ceng Loan. ia yakin bahwa pertolongannya itu pasti akan berhasil ia tidak menjawab, tetapi ia tersenyum, lalu mengikuti Ngo Kong Toa-su masuk ke kamar si Hweeshio tua itu. Dengan khtdmat Ngo Kong Toa-su menuangkan teh yang istimewa untuk tamunya, Co Hiong pun tidak segan-segan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ meminumnya dengan sekali teguk Kemudian dengan tanpa permisi, ia berbaring di atas tempat tidurnya si Hweeshio tua untuk beristirahat dan memulihkan tenaga dalam dan semangatnya lagi, Ngo Kong Toa-su menjadi marah melihat sikap yang lancang itu, ia ingin menegur, tetapi ia ingat akan usahanya Co Hiong menolong puteri angkatnyua. "Jika ia telah betulbetul dan sungguh-sungguh menolong menyembuhkan Loan Jie, biarlah ia bersikap congkak dan lancang. Aku hanya menanti akibat dari pertolongannya, jika ia hanya takabur, aku masih mempunyai kesempatan untuk bikin perhitungan kepadanya!" Pikirnya, Karena memikir demikian Ngo Kong Toa-su duduk menantikan di dekat ranjang di mana Co Hiong berbaring masing-masing dengan pikiran yang berlainan Ngo Kong Toasu cemas akan keadaan puteri angkatnya, sedangkan Co Hiong merancangkan cara bagaimana ia dapat membawa lari gadis itu setelah sembuh, Mereka berada di dalam kamar agak lama juga tanpa pereakapan apapun sehingga suasana di dalam kamar itu menjadi sunyi senyap, Tiba-tiba Liong Giok Pin datang tergesa-gesa dan berbisik di kupingnya Ngo Kong Toa-su. "Loan Sumoy sudah tersadar dan bangun dari tidurnya, dan Suhu minta Supek segera datangi" Ngo Kong Toa-su segera loncat dan lari ke kamarnya Lie Ceng Loan, Co Hiong buka kedua matanya, ia tersenyum kepada Liong Giok Pin, lalu memejamkan matanya lagi, senyuman itu menggiurkan hatinya Liong Giok Pin yang kebetulan menengok ketika hendak keluar dari kamar. Betul saja Lie Ceng Loan sudah dapat duduk di atas pembarjngannya, Tubuhnya banyak lebih kurus, tetapi wajahnya tidak pucat Iagi, Ngo Kong Toa-su gembira melihat perubahan itu. Sambil mengusap-usap kepalanya gadis itu ia menanya dengan ramah. "Loan Jie! Apakah kau merasa enakan?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan mengangguk "Aku telah menderita sakit agak lama dan telah membikin Suhu dan kalian banyak susah, Bila aku sudah sehat dan kuat, aku tentu akan berusaha membalas budi yang besar dari kalian," Kata Lie Ceng Loan. jawaban itu menggembirakan bukan saja si Hwee-shio tua, juga Giok Cin Cu yang duduk di pinggir ranjang mengawasi gerak-gerik muridnya itu. Ngo Kong Toa-su baru insyaf bahwa ia telah lupa memberi hormat kepada Oiok Cin Cu. ia buruburu mengangkat kedua tangannya sambil berkata. "Aku si tua bangka ini bahna kegirangan telah lupa memberi hormat Maaf!" Giok Cin Cu lekas-lekas membalas hormat itu. "Hai! Toasu terlampau tertib, sebetulnya aku masih merasa cemas tentang perubahan Loan Jie, dari itu aku minta Toa-su datang untuk berdamai," Katanya. "Sebutlah apa yang aku harus lakukan demi untuk kepentingan Loan Jie," Jawab Ngo Kong Toa-su. Giok Cin Cu mengerutkan kening. "Apakah orang yang menolong menyembuhkan Loan Jie adalah Co Hiong yang kita jumpai di pegunungan Cie Lian San?" Tanya Giok Cin Cu. "Betul," Jawab Ngo Kong Toa-su. "Melihat gerak-geriknya dan caranya dia menolong membebaskan jalan-jalan darahnya, aku tak me ragu kan lagi." Tapi..." Kata Giok Cin Cu. "Yang aku meragukan ialah ketika dia berada di pegunungan Cie Lian San, ia terluka parah, Ketika itu Souw Peng Hai dan orang-orangnya telah berlalu, hanya Souw Hui Hong dan kita masih tinggal di tempat itu. Kemudian Co Hiong naik kudanya dan berlalu entah kemana, siapakah yang menolong dia? Dan untuk menolong Loan Jie, ilmu yang tinggi sangat diperlukan, dan orang yang mempunyai ilmu demikian tingginya kau belum pernah dengar di kalangan Kang-ouw. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Misalnya Souw Peng Hai kepala dari partai Thian Liong, meskipun namanya terkenal di empat penjuru, tetapi ia tak mampu menolong Loan Jie, Pek Yun Hui telah menolong aku dengan membebaskan delapan jalan darah yang penting, dan kini Loan Jie tertolong dengan cara yang serupa, Oleh karena itu aku ragukan tentang orang yang menolong Loan Jie," Seperti juga orang baru bangun dari tidurnya, Ngo Kong Toa-su berseru. "Betul! sebetulnya siapakah yang menolong Loan Jie?" "Barusan aku berada di dekat puncak gunung, dan aku telah lihat bangau nya Pek Yun Hui," Kata Giok Cin Cu. "Kini aku berusaha memecahkan teka-teki yang rumit ini. Bee Kun Bu sudah hampir setengah tahun tidak kembali, tetapi tiba-tiba Co Hiong muncul di pegunungan Kun Lun ini, Mengapa ia rela membuang tenaga menolong Loan Jie? Kita lihat bangau putih, tetapi kita tidak lihat majikannya atau Bee Kun Bu. Bangau itu disuruh oleh Pek Yun Hui datang ke sini?" Si Hweeshio tua mendengari dengan penuh perhatian tetapi ia tak dapat memecahkan teka-teki itu. Sambil menarik napas panjang Giok Cin Cu melanjut kan. "Pek Yun Hui sangat tinggi ilmunya, cantikorangnya, Dia dan Bee Kun Bu sangat.,.," Ia tidak teruskan ucapannya itu. "Suhu, mengapa kau tak bicara terus? Apakah kau takut aku mendengarnya dan membikin aku menjadi sedih hati?" Memotong Lie Ceng Loan dengan per-tanyaannya. "Urusan mereka berdua lambat laun kau pun dapat mengetahuinya. Tidak jahatnya jika aku sekarang menyatakan pendapatku," Kata Giok Cin Cu. "Pek Yun Hui telah menolong aku, kemudian ia datang ke pegunungan Cie Uan San lagi-lagi menolong kita, Budinya terhadap kita besar sekali, Tetapi menurut pendapatku, semua pertolongannya itu karena Bee Kun Bu, Aku menduganya, setelah dia menolong Co Hiong, dia suruh Co Hiong datang ke KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ puncak Kim Teng Hong, Tapi dengan maksud apa Pek Yun Hui berbuat demikian, aku belum dapat menduganya." Ketika itu terdengar oleh mereka suara bunyinya bangau, Giok Cin Cu dan Ngo Kong Toa-su lari keluar dan mendongak ke atas untuk melihatnya. Mereka lihat bangau itu terbang dengan pesatnya dan menghilang di balik sebuah puncak! Ngo Kong Toa-su menghadapi Giok Cin Cu dan berkata. "Betul, apa yang kau katakan tadi, Bangau itu adalah bangaunya Pek Yun Hui!" Baru saja Giok Cin Cu hendak menjawab tiba-tiba Co Hiong keluar dari rumah gubuknya Ngo Kong Toa-su dan mendaki puncak gunung, ia mengejar dan loncat di depannya. "Cuaca sangat buruk Lebih baik kau beristirahat duIu, Lagipula urusanmu belum beres, Aku harus kembali untuk membereskannya," Tegur Giok Cin Cu. Sambil tersenyum Co Hiong menjawab. "Aku kira aku telah membayar semua hutang terhadap partai Kun Lun yang pernah menolong aku, Urusan apa lagi yang belum beres?" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Lalu ia siap sedia untuk menyerang jika perlu. "Apakah Pek Yun Hui yang menyuruh kau datang ke sini? Bagaimanakah Pek Yun Hui mengetahui bahwa Lie Ceng Loan menderita sakit Bukankah Pek Yun Hui berada di pegunungan Kpat Cong San?" Tanya Giok Cin Cu. pertanyaan itu membingungkan Co Hiong. ia kira Giok Cin Cu sengaja menahan ia. ia menjadi marah. "Pek Yun Hui? Aku tidak mengenal padanya! jika kau sengaja mencari lantaran, aku Co Hiong tidak takut melawan kau!" Bentaknya lalu ia hendak menyerang Giok Cin Cu. Tetapi segera ia merasa kedua matanya menjadi gelap, karena tenaga dalam dan semangatnya belum pulih, ia bertindak mundur tiga langkah, Ketika itu Giok Cin Cu juga telah menjadi marah karena ditantang, ia ingin menyerang, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ tetapi ia dengar Lie Ceng Loan menjerit "Suhu! jangan serang dia. Dia adalah kawan karibnya Bu Koko!" Giok Cin Cu dan Co Hiong menoleh ke arah Lie Ceng Loan, mereka terperanjat tereampur girang menyaksikan Lie Ceng Loan telah dapat berjalan Tampak Ngo Kong Toa-su mengikuti di belakangnya, Lie Ceng Loan menghampiri gurunya. "Dia adalah kawan karibnya Bu Koko, Bolehkah aku bicara dengan dja?" Giok Cin Cu mengangguk, dan Li Ceng berdiri di depan Co Hiong, ia berkata: Tempo hari, ketika kau menderita sakit, aku panggil-panggil kau, tetapi kau tidak menyahut." Co Hiong tersenyum dan menjawab. "Betul, Karena ketika itu aku menderita sakit keras." "Aku menderita sakit, tetapi ada Suhu, Supek dan Suciku yang merawati aku. Kau menderita sakit tiada orang yang merawatnya Kasihan!" Kata Lie Ceng Loan. "BetuI! Tetapi nasib masing-masing orang berlainan, dan manusia tak dapat menghindarkan penyakit atau maut jika sudah ditakdirkan Jika aku sakit dan tiada orang yang merawat, itu lumrah saja," Jawab Co Hiong, Tapi apabila kita menderita sakit tiada orang yang merawati, kita menjadi lebih sedih iagi, Bila kau sembuh ? siapakah yang menolong kau di Cie Lian San?" Tanya Lie Ceng Loan, Co Hiong terharu mendengar kata-kata yang setulus hati itu. "Untung aku menjumpai seorang Hweeshio tua, dialah yang mengobati dan menyembuhkan aku." "Apakah bukan seorang gadis yang cantik elok yang merawat dan mengobati kau? Dan setelah itu mengirim bangaunya datang ke puncak Kim Teng Hong?" Giok Cin Cu mengejek KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong tidak mengerti akan ejekan itu. ia hanya tersenyum dan berkata kepada Lie Ceng Loan. "Jalan-jalan darahmuyang penting telah kubebaskan Kau hanya perlu beristirahat beberapa hari Iagi...." Lie Ceng Loan memegang jidatnya sendiri dan memejamkan kedua matanya sambil berseru. "Aku merasa pusing dan jantungku berdebar-debar!" Ngo Kong Toa-su lekas-Iekas bertindak maju dan memegangi tubuh puterinya sambil memanggil-manggil "Loan Jie! Loan Jie! Mengapa kau?" Tampak wajahnya Lie Ceng Loan menjadi pucat, bibirnya biru, dan seluruh tubuhnya menggigil Giok Cin Cu terkejut, perhatiannya dicurahfean kepada Lie Ceng Loan, Co Hiong mengambil kesempatan ini ngeloyor pergi. Ketika Giok Cin Cu ingat akan Co Hiong lagi, pemuda itu sudah tidak kelihatan mata hidungnya! ia berjingkrak dan berseru. "Betul tepat dugaanku Dengan alasan menolong Lie Ceng Loan, dia telah melukai lebih hebat lagi, Ayo lekas-lekas bawa Lie Ceng Loan ke tempat tidurnya, dan aku hendak mengejar jahanam itu-" Sambil memegangi tubuhnya Lie Ceng Loan, Ngo Kong Toa-su berdiri bengong terpaku karena bingung-nya. seluruh tubuhnya gemetaran bahna gemas dan gusarnya akan perbuatan Co Hiong terhadap puteri ang-katnya, Kemudian air matanya mengucur, dan ia berseru seperti orang hilang ingatan. "Loan Jie! Loan Jie! mengapa nasibmu demikian buruknya? Mengapa kau harus menderita sampai begini!" Toa-su, kau jangan terlalu sedih hati, Loan Jie harus lekaslekas ditolong, Dia adalah murid dari partai Kun Lun, kita tidak akan tinggal diam terhadap orang yang membikin dia celaka!" Kata Giok Cin Cu menghibur Ngo Kong Toa-su lalu pondong Lie Ceng Loan dibawa ke pembaringannya ia memperhatikan bahwa ranjang itu telah diganggu orang, ia ingat akan Liong Giok Pin dan ia tidak lihat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ gadis itu! Giok Cin Cu juga menjadi kaget ia mencarinya di dalam katnar, lalu ia lari keluar Di bawah sebuah pohon Bwee ia tampak Liong Giok Pin berdiri terpaku dengan kedua matanya mengawasi langit seperti orang dungu "Celaka!" Seru Giok Cin Cu. "Anak itu telah ditotok orang! Dan siapakah yang menotoknya?" Ia loncat dan berdiri di depan gadis itu, tetapi lalu tetap berdiri bagaikan patung, dia tidak merasa ada orang berdiri di depannya ia membentak "Hei! Giok Pin! Apakah yang kau lakukan, sumoymu menderita sakit keras, mengapa kau berdiri disini?" .. Teecu.... Teecu,,." Jawab liong Giok Pin tapi ia tak dapat bicara terus. Giok Cin Cu membentak. "Ayo, katakanlah! Kau mengapa?" Sebetulnya Liong Giok Pin adalah seorang anak yatim piatu waktu berusia tiga tahun, Giok Cin Cu telah menolong dan mendidik ia di kuil Sam Goan Kong selama delapan belas tahun, Diantara muridnya Liong Giok Pinlah yang paling disayang, ia tidak dianggap sebagai murid, tetapi seperti anak kandungnya ia pun menganggap Giok Cin Cu seperti ibu kandungnya, Tetapi setelah Giok Cin Cu menerima Lie Ceng Loan sebagai murid, Giok Cin Cu yang masih mencintai Hian Ceng Tojin memandang Bee Kun Bu sebagai Hian Ceng Tojin, dan Lie Ceng Loan sebagai dirinya sendiri, oleh karena itu ia sayang sekali Lie Ceng Loan. Beruntung sekali Lie Ceng Loan yang mulia itu tidak mengiri terhadap Liong Giok Pin yang ia cintai sebagai saudara kandungnya sendiri, Liong Giok Pin yang telah tinggal bersama-sama Lie Ceng Loan cukup lama sudah paham betul akan sifat dan wataknya Lie Ceng Loan, juga sayang sayangnya ia telah sering diajak berkelana oleh gurunya dan telah berpengalaman Dengan kepala matanya sendiri ia sering menyaksikan penderitaan manusia, dan ia telah bertekad menjadi satu rahib. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tetapi ia tidak menduga bahwa setelah melihat Co Hiongyang tampan, hatinya tergiur Soal ini ia tak berani memberitahukan kepada gurunya, sebetulnya ia keluar ingin menjumpai Co Hiong, Untuk pertama kali ia menjawab gurunya dengan berdusta. "Karena Teecu tidak ingin mendengarkan pereakap-an Suhu dan Supek, maka Teecu keluar ke sini," Demikian jawabnya, Giok Cin Cu tak dapat diabui oleh jawaban itu. Tetapi untuk menghindarkan salah paham, ia hanya mengangguk dan berkata. "Sumoymu tiba-tiba menderita lagi, dan ia kini tidak sadarkan diri pula, Ayo, kau lekas-lekas pergi menjaga dia!" Liong Giok Pin mengangkat kedua tangannya memberikan hormat, lalu ia lari ke kamar Lie Ceng Loan. Lie Ceng Loan tertidur di atas pembaringan dengan kedua mata tertutup, Ngo Kong Toa-su sedang mundar-mandir di dalam kamar dengan sikap yang gelisah sekati, Melihat keadaannya Lie Ceng Loan, Liong Giok Pin menubruk dan berseru. "Loan Sumoy! Loan Sumoy." Ia menangis sedih, Berkali-kali ia memanggil tetapi Ue Ceng Loan tetap tertidur Mereka menjadi gelisah dan tak tahu apa yang akan diperbuatnya, Tiba-tiba jalan masuk seorang pemuda mengenakan pakaian hijau sambil menanya. "la sakit apa? Apakah ia menderita sakit hebat ?" Suara yang nyaring dan lemah lembut itu membikin Ngo Kong Toa-su dan Liong Giok Pin terpesona, pemuda itu terus menghampiri ranjangnya Lie Ceng Loan. Baru saja ia duduk di pinggir ranjang, Ngo Kong Toa-su membentak. "Hei! Pek Yun Hui! Apa maksudmu datang ke sini?" Pek Yun Hui menoleh ke arah Ngo Kong Toa-su, dan mengawasi si Hweeshio tua itu dengan kerlingan matanya yang jeli. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Tak bolehkah aku datang ke sini?" Kata Pek Yun Hui suaranya tetap lembut, Ketika itu Liong Giok Pin juga telah mengenali Pek Yun Hut yang pernah menolong gurunya dari racun ular, ia mengetahui bahwa ilmunya Pek Yun Hui tinggi sekali ia hanya berdiri dengan sikap waspada. Ketika Pek Yun Hui hendak memegang tubuhnya Lie Ceng Loan, Ngo Kong Toa-su loncat maju untuk mencegahnya, Pek Yun Hui menjadi heran, Dengan nada yang keras ia membentak "Ia sakit keras sekali! Mengapa kalian tidak berikhtiar menolong padanya? Sekarang aku hendak menolong, kalian coba mencegah Apa maksud kalian ini?" Pecut Sakti Bajrakirana Karya Kho Ping Hoo Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo Keris Pusaka Dan Kuda Iblis Karya Kho Ping Hoo