Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 19


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 19


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   Ngo Kong Toa-su menjawab dengan mengejek.   "Ha! jika ia sakit dan mati, bukankah kau gembira?"   Jawaban itu menusuk hatinya Pek Yun Hui, ia maju setindak dan mengirim tinju kanannya ke dada Ngo Kong Toasu, dan tangan kirinya merampas pedangnya Liong Giok Pin.   Semua ini dilakukan cepat sekali Ketika itu, Giok Cin Cu sedang masuk ke dalam kamar ia lempar pedangnya Liong Giok Pin untuk menahan Giok Cin Cu.   Demikianlah sekali ia gebrak, ia dapat menahan tiga orang sekaligus untuk sementara waktu, Ngo Kong Toa-su yang tidak menduga akan diserang, tidak keburu mengelakkan diri, ia terdorong mundur beberapa tindak, Liong Giok Pin tidak berdaya setelah pedangnya di-rampas, Giok Cin Cu, yang sedang masuk dan melihat penolongnya, tidak menduga ia akan diserang dengan pedang yang dilontarkan ke arahnya, ia menyanggapi pedang itu, lalu bertindak masuk ke dalam kamar dengan waspada, Tetapi ia merasa lengan kanannya yang me-nyanggap pedang itu sedikit sakit dan lumpuh! Lalu Pek Yun Hui meraba jidatnya Lie Ceng Loan sambil memanggil.   "Loan Moy-moy, Loan Moy-moy!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ngo Kong Toa-su dan Giok Cin Cu loncat dan berdiri di belakangnya Pek Yun Hui, siap sedia menyerang Pek Yun Hui jika Lie Ceng Loan dianiaya.   Pek Yun Hui berbalik dan sambil menghadapi Ngo Kong Toa-su dan Giok Cin Cu ia menanyai "Ia menderita sakit hebat, mengapa kalian tidak berdaya upaya mengobatinya?"   Giok Cin Cu tidak menjawab ia ingat akan pertolongannya Pek Yun Hui ketika ia kena racun ular, ia berterima kasih.   "la menderita sakit karena memikir Bee Kun Bu, ia pergi berdiri di atas puncak beberapa hari dan malam menanti kembalinya Bee Kun Bu tanpa makan dan minum, ia menderita karena diserang oleh hawa gunung yang dingin...."   Ngo Kong Toa-su menjawab dengan ketus, Pek Yun Hui tidak menanti ucapan itu selesai. ia menanya dengan kedua mata terbelalak "Apa?! Bee Kun Bu belum kembali ke puncak Kim Teng Hong ini?"   Ngo Kong Toa-su menyengir dan berkata lagi.   "Sudahlah, kau jangan pura-pura. Kau tidak sudi melepaskan Bee Kun Bu. Kau malah menyuruh Co Hiong menganiaya Lie Ceng Loan. Kau betul-betul lebih kejam daripada ular!"   Rupanya Pek Yun Hui tidak memperhatikan ejekan Ngo Kong Toa-su. ia heran mengapa Bee Kun Bu belum juga kembali ke puncak Kim Teng Hong. ia berkata kepada dirinya.   "Dia telah mengantar aku pulang ke pegunungan Koat Cong San. Pada esok harinya, dia meninggalkan sepucuk surat dan berlalu, Mustahil selama hampir tujuh bulan dia belum juga kembali? Apakah dia menjumpai rintangan-rintangan di perjalanan nya ?"   Sikap Pek Yun Hui diperhatikan oleh Giok Cin Cu yang menduga ia berpura-pura, ia pun menjadi geram, ia ingin menegur Tetapi didahului Ngo Kong Toa-su yang berkata dengan mengejek.   "Aku kira Bee Kun Bu masih berada di pegunungan Koat Cong San!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui tidak menghiraukan ejekan itu. Dari kantong di dadanya, ia keluarkan sepucuk suraL ia serahkan surat itu kepada Giok Cin Cu: inilah surat yang Bee Kun Bu tinggalkan untuk aku. Cobalah periksa tulisannya,"   Kata Pek Yun Hui sambil mengangsurkan surat di tangannya itu. Giok Cin Cu menyambuti dan membuka surat itu dengan tulisan sebagai berikut.   "Aku ini sebetulnya dungu dan bodoh, tetapi kau telah sudi menerima aku sebagai kawan karib, Aku merasa sangat beruntung, sebetulnya aku harus pergi setelah kau sembuh betul. Tetapi pada dewasa ini, guru dan paman-paman guruku sedang menghadap banyak urusan, dan aku sebagai seorang murid partai Kun Lun harus membantunya sekuat tenaga, Aku tidak berani enak-enakan bernaung di bawah perlindunganmu dengan tidak menghiraukan urusan guru dan paman-paman guruku. Mungkin juga guru dan paman guruku sedang menanti kembalinya aku. Aku terpaksa segera berlalu, Aku sangat berterima kasih atas semua pertolonganmu Tertinggal, hormatku Bee Kun Bu."   Dari tanggal surat tersebut ternyata Bee Kun Bu sudah berlalu meninggalkan pegunungan Koat Cong San lebih dari setengah tahun. Setelah Giok Cin Cu membaca surat itu, Pek Yun Hui menarik napas.   "Ketika itu aku sedang tetirah, Sedari aku sembuh, ia telah berlalu setengah bulan Iebih. Dan dalam setengah tahun belakangan ini, aku terus menerus berlatih suatu ilmu, dan belum pernah berlalu dari pegunungan Koat Cong San...."   Si jari Sakti mempereundangkan Si Lingkaran Emas Giok Cin Cu merasa bersalah setelah membaca suratnya Bee Kun Bu, ia pun mendengar ratapan Pek Yun Hui, ia mengangkat kedua tangannya dan menghaturkan maaf kepada Pek Yun Hui.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Jika Pek siocia tidak datang, kami tidak mengetahui duduknya perkara, dan kami dapat terus menerus menduga yang bukan-bukan terhadap diri Siocia."   Lalu ia menuturkan halnya Co Hiong mengobati Lie Ceng Loan. Dengan senyuman sedih Pek Yun Hui berkata.   "Aku pun tak dapat mempersalahkan kalian. Tetapi yang terpenting sekarang ialah mengobati Lie Ceng Loan."   Lalu ia duduk di samping ranjang dan memeriksa luka-luka yang diderita Lie Ceng Loan, Ngo Kong Toa-su, Giok Cin Cu dan Liong Giok Pin mengawasi dengan penuh perhatian cara Pek Yun Hui mengobati Lie Ceng Loan.   Mereka memperhatikan bahwa wajahnya Pek Yun Hui berubah selagi kedua tangannya mengurut dan memijat tubuhnya Lie Ceng Loan.   Sejenak kemudian ia berkata.   "Delapan jalan-jalan darahnya yang penting sudah bebas, Hanya letak lukanya aku masih belum dapat cari."   Ucapan itu seperti juga ujung pedang yang tajam menusuk jantungnya Ngo Kong Toa-su. Keringat mengucur dari seluruh anggota tubuhnya, ia menarik napas panjang, lalu berseru.   "Meskipun aku bukan ayahmu, tetapi aku telah menjaga kau selama tiga puluh tahun, dan aku tak dapat membiarkan kau menderita terus menerus!"   Lalu ia lari keluar dari kamar itu seolah-olah orang yang kalap! Giok Cin Cu mengejar dan mencegat sambil membujuk "Loan Jie bukannya tak dapat ditolong! Kau harus tenang, dan kau tidak boleh meninggalkan dia!"   Ngo Kong Toa-su tertawa gelak-gelak.   "Aku tidak mempunyai apa-ap lagi, Aku hanya harus membunuh Ouw Lam Peng saja.,."   Katanya lalu dari kantong di dadanya ia keluarkan sepucuk surat dan diserahkan kepada Giok Cin Cu sambil berkata.   "lnilah surat Suhengmu, Sebelum dia pergi bertempur melawan Giok Siu Sian Cu, dia berikan surat ini kepadaku, Dia memintanya aku    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   membantu ia menyelidiki muridnya, Bee Kun Bu. Sekarang aku serahkan tugas ini kepadamu, Nah! Selamat tinggal!"   Lalu ia lari pergi ke gubuknya untuk mengambil sedikit perbekalan Ketika ia bertindak keluar dari rumah gubuk itu dengan membawa toyanya, Giok Cin Cu mencegat dengan pedang terhunus.   "Jika Toa-su hendak pergi juga, sedikitnya harus menjumpai Toa Suheng dulu,"   Kata Giok Cin Cu. Ngo Kong Toa-su tertawa gelak-gelak seolah-olah orang yang miring otaknya, kemudian air matanya mengucur keluar Sejenak kemudian ia loncat melalui Giok Cin Cu dan lari keluar! Giok Cin Cu mengejar sambil berseru.   "Toa-su! Toa-su! Jika kau bertekad berlalu, aku pun tak dapat menahannya, Tetapi aku minta Toa-su menunggu kembalinya Toa Suheng dulu!"   Ngo Kong Toa-su menjadi marah.   "Bagaimana kalau dia tidak kembali hari ini?"   Bentaknya.   "la pasti kembali,"   Jawab Giok Cin Cu.   "Paling lambat malam ini ia sudah akan kembali, Bila malam ini Toa Suheng tidak kembali, Toa-su dapat berangkat besok pagi."   "Aku tidak ingin berdiam lebih lama lagi,"   Kata Ngo Kong Toa-su.   "Aku ingin berangkat sekarang, Ayo, kau jangan merintangi aku lagi "Tetapi jika Toa Suheng menanyaku, apa yang aku mesti jawab?"   Tanya Giok Cin Cu. Ngo Kong Toa-su angkat toyanya, ia mengancam.   "Jika kau masih terus merintangi aku, jangan salahkan aku si tua bangka ini tidak mengenal aturan!"   Katanya mengancam. Giok Cin Cu mengerti bahwa si Hweeshio tua itu telah menjadi nekad dan beringas karena kecewa bahwa Lie Ceng Loan tak dapat ditolong, dan bahwa ia harus membikin perhitungan terhadap Ouw Lam Peng yang telah membunuh    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   ibu dan ayahnya Lie Ceng Loan, Tetapi Giok Cin Cu tidak dapat melepaskan ia pergi melawan Ouw Lam Peng yang lihay ilmu silatnya.   Jika ia membiarkan si Hweeshio tua itu pergi, juga ia lepaskan si Hweeshio tua itu masuk ke dalam gua macan, Oleh karena itu dengan tersenyum ia berusaha merintangi, dan membujuk lagi.   "Toa-su dan Toa Suheng telah berkawan lebih dari dua puluh tahun, kau telah membantu Toa Suheng mencari kitab Kui Goan Pit Cek di pegunungan Koat Cong San, telah bersama-sama pergi ke dalam kuil Toa Ciok Sie mengambil buah Sie Can Ko untuk aku, Semua budi yang besar itu, kami dari partai Kun Lun tak dapat lupakan, Disamping, Loan Jie telah menjadi muridnya partai Kun Lun...."   Dalam pikirannya yang kalap itu Ngo Kong Toa-su membentak.   "Jika Loan Jie tidak menjadi murid partai Kun Lun, mungkin ia tidak menderita...."   Giok Cin Cu tersinggung, ia pun berkata dengan suaranya keras pula: Toa-su mengapa bicara demikian? partai Kun Lun tidak merebut Lie Ceng Loan menjadi murid! Harap Toa-su pikir dulu sebelum mengucapkan kata-kata yang menyinggung!"   Ngo Kong Toa-su menjadi merah mukanya, ia loncat melalui Giok Cin Cu dengan maksud melarikan diri, Tetapi Giok Cin Cu mengejar, karena ia bertekad mencegah si Hweeshio tua itu pergi, Dengan pedang terhunus ia loncat melalui Ngo Kong Toa-su dan mencegah jalannya sambil berkata: Toa-su harus menunggu Toa Suheng kembali!"   "Jika aku tidak mau?!"   Membentak si Hweeshio tua.   "Aku akan merintangi kau pergi sampai Toa Suheng kembali!"   Jawab Giok Cin Cu.   "Apakah kau dapat mencegah aku si tua bangka ini?"   Tanya Ngo Kong Toa-su. Giok Cin Cu menuding dengan pedangnya.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Lihat saja!"   Katanya.   "Kau boleh coba-coba berlalu!"   Ngo Kong Toa-su melompat lagi, tetapi Giok Cin Cu dengan ilmu Ceng Teng Sam Tiao Sui atau Capung menotol air tiga kali berhasil melompat dan jatuh turun di depan Hweeshio tua itu.   Ngo Kong Toa-su yang menjadi nekad karena ia kira Lie Ceng Loan tak dapat ditolong telah melampiaskan kegusarannya kepada Hian Ceng Tojin dan Giok Cin Cu.   Berkali-kali ia telah dicegat oleh Giok Cin Cu, ia selalu menahan diri tidak menyerang, Tetapi ketika Giok Cin Cu mencegat ia lagi untuk kelima kalinya, ia melabrak Giok Cin Cu dengan jurus Kim Kang Kai San atau toya besi membongkar gunung.   Giok Cin Cu telah siap menangkis segala serangan.   Labrakan toya itu ia elakkan dengan loncat ke samping, Ngo Kong Toa-su yang sudah beringas itu melabrak terus dengan semua kepandaiannya, Lima sodokan itu ia lancarkan dengan jurus Ciang Liong Cong Hoat atau ilmu silat toya naga menerka m.   Giok Cin Cu harus meloncat ke kiri dan ke kanan menghindari sodokan-sodokan maut itu, ia insyaf bahwa ia tak dapat terus menerus mengalah dengan mengegos dan mengelit, karena perbuatan itu dapat membahayakan kedudukannya, Maka ia pun membalas menyerang dengan ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat, Dalam sekejap saja toya dan pedang berkelebatan berkilau-kilauan seakan-akan banyak orang yang bertempur dengan sengit sekali! Setelah mereka bertempur lebih kurang 10 jurus, Giok Cin Cu menyerang dengan jurus Coan In Ti Goat atau Di balik awan memetik bulan, dan pedangnya terus menusuk ke arah dadanya Ngo Kong Toa-su.   Ngo Kong Toa-su menandinginya dengan jurus Sin Liong Cut In atau Naga sakti keluar dari awan, ia berhasil menangkis tusukan dahsyat itu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Serangan-serangan Giok Cin Cu sangat lancar, tetapi ia khawatir akan melukai Hweeshio tua itu.   Maka berka!i-kali ia harus tarik kembali tusukan pedangnya, sebaliknya si Hweeshio tua yang sudah menjadi gila terus melabrak Giok Cin Cu dengan sungguh-sungguh, dan berkali-kali Giok Cin Cu terpaksa loncat mundur untuk mengelakkan kemplangan atau sodokan toya si Hweeshiot tua itu.   "Ai!"   Pikir Giok Cin Cu.   "Jika aku tidak tunjukkan gigi, dia akan anggap orang-orang partai Kun Lun dapat dipermainkan!"   Maka ia segera menyerang dengan jurus-jurus Ki Hong Teng Kauw (Burung Hong terbang mengejar Naga), Hong Bong Siauw (Angin taufan menghembus hebat) dan Kiam In Siu (Pedut hitam menutupi awan), pedangnya berputar-putar dan memancarkan sinar yang menyilaukan mata, Ngo Kong Toa-su keteter ia harus bertindak mun-dur, tapi ia menjadi lebih sengit karenanya baru saja ia ingin menyerang dengan semua tenaga dalamnya, sekonyongkonyong ia mendengar jeritan di belakangnya.   "Supek, mengapa kau bertempur melawan Suhu?"   Mereka berhenti bertempur dan menoleh ke arah orang yang menjerit itu.   Mereka melihat Lie Ceng Loan berdiri tidak jauh dari mereka, pakaiannya putih, rambutnya yang hitam dan panjang terurai, dan wajahnya tegang sekali, Di belakang Lie Ceng Loan tampak berdiri Pek Yun Hui dengan wajah yang murka.   Ngo Kong Toa-su lempar toyanya dan lari menubruk Lie Ceng Loan sambil bersemi "Loan Jie, apakah kau...   kau...   kau sudah sembuh?"   Lie Ceng Loan menangis di dalam rangkulan ayah angkatnya.   "Pek Cici benar-benar pandai meskipun bagaimanapun beratnya penyakitku, ia pasti dapat mengobati Tapi mengapa Supek bertempur melawan Suhu?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ngo Kong Toa-su sangat terharu. Air matanya tak hentihentinya mengucur ia paksa tertawa.   "Betul! Aku sedang berlatih silat melawan Suhumu,"   Kata Ngo Kong Toa-su berdusta.   "Hm!"   Pek Yun Hui menegur.   "Orang yang demikian lanjut usianya masih berlaku seperti anak kecil! Kalau kau melukai lawanmu, bagaimana?"   Teguran itu merupakan suatu teka-teki apakah untuk si Hweeshio tua, atau untuk Giok Cin Cu, dan dua-duanya menjadi merah mukanya! Sejenak kemudian Pek Yun Hui berkata lagi.   "Se-betulnya, penderitaan Lie Ceng Loan itu hebat, tadi aku tak dapat cari letak lukanya dengan cepat-cepat,"   Kata Pek Yun Hui tersenyum dan melanjutkan "Meskipun delapan jalan-jalan darahnya sudah dibebaskan, tetapi hawa dingin di dalam tubuhnya itu telah merembes masuk ke dalam jantung, nyali dan limpanya, Aku telah berhasil memaksa keluarkan hawa dingin itu dari jantung, nyali dan limpanya, tetapi belum dapat mengeluarkan dari tubuhnya..."   Kata Pek Yun Hui. Ngo Kong Toa-su tidak menunggu ucapan itu selesai, ia mendesak menanyai "Jadinya Pek Siocia tidak mampu mengobati ia sampai sembuh?"   Pek Yun Hui mengawasi Lie Ceng Loan, lalu berpaling kepada Ngo Kong Toa-su.   "Untuk menolong Loan Moy-moy, aku telah menghamburkan banyak tenaga dalamku, tapi aku tidak menyesal Kini ada suatu urusan yang memerlukan perhatikan kedua Toa-su dan Sin-ni."   "Sebutlah apa yang kami harus lakukan, aku si Hweeshio tua tidak akan menolaknya!"   Jawab Ngo Kong Toa-su.   "Hawa dingin yang telah merembes masuk ke dalam tubuhnya tak dapat disembuhkan dengan obat apapun, Hawa dingin itu hanya dapat dikeluarkan dengan tenaga dalam, untuk mengeluarkannya, paling sedikit mesti memakan lima hari lima malam.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Selama waktu itu, kita harus jaga jangan ada orang yang mengganggu atau membikin kacau, Rintangan atau gangguan meski sedikitpun dapat membahayakan jiwa Loan Moy-moy dan aku juga.   Oleh karena itu, aku memerlukan bantuan Toasu dan Sin-ni berdua untuk menjaga kami dengan baik-baik,"   Pek Yun Hui melanjutkan kata-katanya. Tugas itu kami akan lakukan dengan baik, Pek Siocia jangan khawatir!"   Kata Ngo Kong Toa-su sambil menoleh ke arah Giok Cin Cu.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Lie Ceng Loan adalah murid dari partai Kun Lun, kami dari partai Kun Lun tidak akan berpeluk tangan, kami akan memerintahkan semua mu-rid-murid dan orangorang kami untuk menjaga baik-baik selama jangka waktu yang Pek Siocia perlukan itu!"   Kata Giok Cin Cu menyambungkan.   "Justru jika terlampau banyak orang dapat menimbulkan curiga, Menurut pendapatku, Toa-su dan Sin-ni berdua sudah cukup, Nah! sekarang kita dapat sediakan makanan dan air dan barang-barang yang dibutuhkan, karena aku akan segera memulai menolong dia!"   Kata Pek Yun Hui. Lie Ceng Loan menghampiri Pek Yun Hui dan berlutut di hadapannya.   "Pek Cici baik sekali terhadap aku. Kukhawatir aku tak dapat membalas budi Cici yang maha besar itu!"   Pek Yun Hui tersenyum sambil mengangkat bangun Lie Ceng Loan.   ia sebetulnya sedang menghadapi saingannya, Bee Kun Bu tak akan mencintai orang lain jika Lie Ceng Loan masih hidup, dan Lie Ceng Loan tidak dapat hidup lebih dari satu bulan jika ia tidak menolong mengobatinya, Namun, ia tidak demikian kejam melihat gadis yang suci dan jujur itu meninggal dunia ia berdiri terpaku dengan pikiran-pikiran yang saling bertentangan itu.   "Pek Cici, apakah yang Cici pikirkan?"   Lie Ceng Loan menegurnya. Seperti orang tersadar dari mimpinya, Pek Yun Hui terkejut, lalu menjawab.   "Aku sedang memikirkan mengapa Bu    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kokomu belum juga kembali Bila ia melihat kau menderita sakit, ia pasti gelisah."   "la belum kembali, mungkin ia mendapat rintangan di perjalanannya. Jika aku tidak sakit, kita dapat bersama-sama mencari padanya,"   Kata Lie Ceng Loan.   "Cari dia? Di mana carinya?"   Tanya Pek Yun Hui.   "dan mengapa mesti mencarinya bersama-sama aku?"   "Bukankah kau baik sekali terhadap Bu Koko? Apakah kau tidak khawatir keselamatannya?"   Tanya Lie Ceng Loan. Pek Yun Hui tidak segera menjawab, ia pegang erat-erat tangannya Lie Ceng Loan. Kemudian ia berkata.   "Aku hanya bersenda gurau saja, Bila nanti kau sudah sembuh betul, kita bersama-sama cari padanya."   Lalu ia tuntun Lie Ceng Loan masuk ke rumah gubuk dan terus ke dalam kamarnya, Giok Cin Cu perintahkan Liong Giok Pin sediakan segala keperluan, lalu bersama-sama Ngo Kong Toa-su ia duduk di kamar depan.   Liong Giok Pin segera menyediakan makanan dan keperluan-keperluan lainnya, dibawa ke kamarnya Lie Ceng Loan.   Setelah memberikan sedikit makanan dan air kepada Lje Ceng Loan, Pek Yun Hui mulai turun tangan dalam usaha menyembuhkan gadis itu, ia suruh gadis itu duduk menghadapi dinding, dan ia sendiri berlutut di belakangnya gadis itu dengan tangan kanannya mengurut urat-urat penting dari gadis itu, ia mengurut selama lebih kurang dua jam, dan Lie Ceng Loan merasa seluruh tubuhnya menjadi hangat Hari mulai senja, akan tak lama kemudian suasana menjadi gelap, Di bawah sinar pelita di dalam kamar itu hanya terdengar suara bernapasnya Lie Ceng Loan, Lalu Pek Yun Hui berkata.   "Sebentar lagi kau akan merasa sakit di seluruh tubuhmu, Betapapun sakitnya, kau harus menahannya, Dan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   dengan tenaga dalammu, kau harus berusaha mengeluarkan hawa dingin yang telah melumpuhkan kau.   ingat baik-baik, kau jangan sekali-sekali berpikir pada soal-soal lain, Seluruh perhatianmu harus dicurahkan atas tenaga dalam yang kau keluarkan setelah kau berbuat demikian lamanya kira-kira dua jam, kau harus beristirahat dan tidur sebanyak-banyaknya, Kau jangan bicara, ingatlah baik-baik."   Lie Ceng Loan mengangguk Kemudian Pek Yun Hui memijat-mijat lagi punggungnya gadis itu.   Kali ini ia menggunakan tenaga dalamnya, Gadis itu mengertak gigi mehanan sakit tetapi ia tidak mengeluh ia taati pesan penolongnya, Setelah selang dua jam, ia merasa sangat letih, dan lekas juga ia tertidur Demikianlah Pek Yun Hui menolong menyembuhkan gadis itu tiap-tiap sore dengan tak terasa tiga hari tiga malam telah berlalu, Hanya Ngo Kong Toa-su dan Giok Cin Cu anggap sang waktu sangat lambat, karena disamping cemas akan keselamatan Lie Ceng Loan, mereka harus betul-betuI memasang mata, kuping, bahkan hidungnya mengamati-amati keadaan di sekitar rumah gubuk tersebut Berat tanggung jawabnya bagi keselamatan jiwanya ke dua gadis itu.   Di hari ke empat, keadaan Lie Ceng Loan menampakkan kemajuan, sebaliknya Pek Yun Hui menjadi makin lesu karena letihnya, Mukanya semakin pucat, dan tubuhnya tampak banyak lebih kurus, ia telah mengeluarkan seluruh tenaga dalam dan semangatnya untuk menolong Lie Ceng Loan, Pada hari ke lima, sebagian besar hawa dingin di dalam tubuhnya Lie Ceng Loan telah dikeluarkan dan gadis itu merasa banyak lebih segar Pek Yun Hui juga telah mengajarkan ia menghafalkan jampe untuk mengumpulkan tenaga dalam dan menguatkan semangat ia telah belajar banyak ilmu menenangkan pikiran dan menguatkan semangat dari Pek Yun Hui.   Boleh dikatakan bahwa Lie Ceng Loan memperoleh rezeki dari penderitaannya, karena ia telah memahamkan jampe yang diajarkan kepadanya!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sampai waktu lohor, Pek Yun Hui telah menolong mengobati Lie Ceng Loan enam kail "Kini luka-lukamu sebagian besar sudah sembuh, Setelah lewat lohor ini aku akan mengobati kau sekali lagi untuk yang penghabisan karena semua hawa dingin telah keluar dari tubuhmu dan kau sembuh betul sudah."   Sambil tersenyum Lie Ceng Loan berkata.   "Dan aku dapat segera berangkat mencari Bu Koko?"   Lalu ia menoleh ke belakang kepada Pek Yun Hui akan segera ia menjadi terkejut! Pek Yun Hui yang enam hari sebelumnya ia lihat sehat wal'afiat, segar dan bersemangat kini tampak olehnya pucat, lesu dan kurus, seolah-olah orang yang sedang menderita sakit keras! Dengan airmata berlinang-Iinang ia berkata.   "Pek Cici, sudahlah, kau jangan melakukan pengobatan lagi Kau telah berkorban terlampau banyak untuk aku...."   Dengan senyuman sedih Pek Yun Hui menjawab.   "Tidak bisa, jika aku tidak meneruskan penyakitmu akan kambuh pula...."   Tapi karena Cici menolong mengobati aku telah menjadi kurus kering, Aku sembuh, tetapi Cici menjadi sakit, dan aku... aku tak mampu mengobati Cici."   Kata Lie Ceng Loan.   "Aku tidak apa-apa. Setelah aku beristirahat beberapa hari, tenaga dalamku akan pulih kembali Tetapi jika aku tidak meneruskan mengobati kau, jerih payahku selama beberapa hari ini akan sia-sia belaka! Sudahlah, aku tak usah pusingkan hal itu. Turutlah kehendakku,"   Kata Pek Yun Hui. Lie Ceng Loan menyandarkan tubuhnya di pelukan Pek Yun Hui, air matanya mengucur karena harunya.   "Kau jangan bersedih hati Kau harus bergembira, karena kau kelak akan sembuh betul Jika kau tidak turut apa yang kukatakan, aku betul-betul menjadi sedih hati,"   Menghibur Pek Yun Hui, Lalu ia meneruskan lagi pengobatan nya kepada gadis itu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tak lama kemudian keringat keluar dari seluruh tubuhnya Lie Ceng Loan, membuat pakaiannya basah kuyup, justru pada saat itu terdengar suara bentakan Ngo Kong Toa-su, disusul dengan suara beradunya senjata tajam, lalu pintu kamar ditendang hingga terbuka, dan Co Hiong menerobos masuk.   Lie Ceng Loan menoleh ke belakang, ia lihat Co Hiong menerobos masuk dengan pedang terhunus, ia ingin menegur tetapi Pek Yun Hui mendesak.   "Lekas-lekas pejamkan kedua matamu, dan ucapkan jampe sambil mengerahkan tenaga dalammu, jangan hiraukan apa yang terjadi di sekitarmu. Lie Ceng Loan segera turut petunjuk-petunjuk Pek Yun Hui. ia pejamkan kedua matanya, ucapkan jampe dan mengerahkan tenaga dalamnya. Co Hiong melihat satu pemuda dengan pakaian hijau duduk di belakang Lie Ceng Loan di atas ranjangnya, ia segera menjadi cemburu dan gusar sekali, Sambil menyengir ia meloncat ke depannya Pek Yun Hui dan menusuk dadanya dengan pedangnya, Pek Yun Hui menggunakan dua jari tangan kirinya menjepit pedang Co Hiong, di saat menyentuh gagang pedang, dua jari tangan itu membarengi mementil pergelangan tangannya Co Hiong, ilmu itu adalah ilmu Tan Cit Shin Tong atau jari sakti yang merupakan ilmu silat yang luar biasa tingginya. Co Hiong tidak mengetahui siapa orang yang ia serang, ia segera merasakan lengan kanannya yang memegang pedang itu menjadi lumpuh, dan pedangnya terlepas dari pegangannya, lingkaran-lingkaran emasnya pun jatuh berantakan di lantai Ngo Kong Toa-su telah menyusul masuk, dengan jurus Hui Pa Tan Ceng atau Toya terbang menghantam lonceng besar, ia kemplang punggungnya Co Hiong, Tapi Co Hiong cepat-cepat mengegos dan berhasil menghindari kemp!angan maut i(u. Lalu dengan ilmu yang ia dapat pelajari dari kitab San Im Shi Ni, ia loncat secepat kilat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   ke samping Ngo Kong Toa-su, dan berbareng menangkis toya lawannya dengan tangan kanan sambil menotok lengan kanan lawan dengan tinju kirinya.   Ngo Kong Toa-su yang baru saja berdaya mencegah Co Hiong menerobos masuk, dan telah bertempur beberapa jurus, telah memperhatikan bahwa lawannya itu tak dapat dipandang enteng, Ketika ia mengejar, ia berlaku sangat waspada, Namun, jurus yang digunakan Co Hiong tak dapat dijaga olehnya memegang toya.   Tapi dengan tangan kirinya ia kirim satu jotosan ke lambungnya Co Hiong setelah ia melemparkan toyanya.   Co Hiong tidak menduga Hweeshio tua itu masih dapat mengirim pukulan setelah lengan kanannya lumpuh, ia harus meloncat mundur tiga tindak menghindari jotosan yang dahsyat itu.   Ngo Kong Toa-su cepat-cepat mengambil toyanya di lantai dan mengemplang lawannya lagi dengan seluruh tenaganya Co Hiong tangkap toya itu.   Ngo Kong Toa-su betot toyanya dan menendang dengan kaki kanannya, tapi Co Hiong berhasil menangkap kaki nya, dan mendorong ke depan sehingga ia terjengkang ke belakang, ia terkejut "Hebat betul ilmu silatnya!"   Pikirnya, ia tidak lepas toyanya meskipun lengan kanannya sudah lumpuh, ia tahan tubuhnya, lalu menerkam ke depan lagi dengan jurus Tiau Hut Lam Hai atau Ombak besar menyapu lautan selatan, Kali ini Co Hiong yang berbalik menjadi terkejut ia pikir.   "Hweeshio tua ini hebat sekali, Meskipun lengan kanannya telah lumpuh, tapi ia masih dapat menerkam seperti kucing hutan."   Ia harus menangkis dan berkelip karena si Hweeshio telah pulihkan lengan kanannya dengan tenaga dalamnya, dan sedang menyerang bertubi-tubi dengan jurus-jurus Cap pwee Lo Han Ciang atau Tinju maut terdiri dari delapan belas jurusan! Setelah Co Hiong menangkis tiga jotosan, ia membalas menyerang dengan tiga jotosan pula sambil terus pegang    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kencang-kencang toya lawannya, Mereka hanya terpisah dua kaki saja jauhnya, Dalam jarak yang dekat itu masing-masing menyerang atau menangkis dengan satu lengan atau tangan saja, tapi tiap-tiap pukulan, jotosan dan totokan itu berarti maut! Demikianlah mereka bertempur selama dua puluh jurus, Ngo Kong Toa-su lebih kuat tenaganya, tapi Co Hiong lebih pandai dalam hal berkelit diri Co Hiong bertempur sambil sebentar-sebentar mengawasi pemuda baju hijau yang sedang menguruti punggungnya Lie Ceng Loan yang ia sangat gilai, Si Hweeshio tua bertempur dengan penuh perhatian dan kesungguhan demi keselamatan puteri angkatnya dan Pek Yun Hui.   Co Hiong mengerti bahwa pemuda baju hijau itu sedang mengobati Lie Ceng Loan, tetapi ia merasa heran mengapa Lie Ceng Loan yang ia telah bebaskan semua jalan-jalan darah pentingnya belum juga sembuh? Dalam saat bingungnya itu Ngo Kong Toa-su berhasil mengirim satu jotosan hcbat, Co Hiong tak keburu menangkis, ia harus lepaskan pegangan kepada toya lawannya dan mencondongkan tubuhnya untuk menghindarkan diri dari jotosan lawannya yang dahsyat itu, lalu loncat ke pintu untuk menjumput pedang dan lingkaran-Iingkaran emasnya di lantai Kemudian dengan pedang di tangan ia berdiri tegak mengawasi Lie Ceng Loan dan pemuda baju hijau di atas ranjang, juga Ngo Kong Toa-su yang sedang menghampiri Ngo Kong Toa-su setelah dapat mengendalikan toya-nya, sebetulnya ingin menyapu lawannya dengan dua kemplangan toyanya, Tetapi setelah lihat pedang terhunus dan lingkaranlingkaran emas itu, ia khawatir jika ia terus bertempur keselamatannya Lie Ceng Loan dan Pek Yun Hui terancam, karena senjata tajam itu dapat melanggar dan melukai kedua gadis di atas ranjang, Maka ia tidak menyerang, ia berdiri di depan ranjang menghadapi Co Hiong.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sikap itu dapat diterka oleh Co Hiong lalu ia menanyai "Hei, siapakah pemuda yang menggunakan pakaian hijau itu? Apakah ia sedang mengobati Lie Ceng Loan?"   "Kau tidak perlu tahu siapa dia!"   Jawab Ngo Kong Toa-su dengan ketus: Tapi ia betul sedang mengobati Lie Ceng Loan!"   Co Hiong tertawa dan berkata.   "Apa salahnya jika aku menanya? Jika ia sedang mengobati Lie Ceng Loan, aku menjadi bebas dari tugas mengobati dia!"   Lalu ia berbalik dan berjalan keluar dari kamar itu. Ngo Kong Toa-su mengejar dan menegur "Mendengar ucapanmu, aku dapat mengambil kesimpulan bahwa kau datang ke sini untuk mengobati Lie Ceng Loan!"   Co Hiong berhenti dan berbalik "Jika aku datang dengan maksud menganiaya dia, meskipun dia mempunyai dua puluh jiwa pun dia tak dapat hidup lama!"   Jawab Co Hiong. Ngo Kong Toa-su belum menyahut, dari dalam kamar terdengar suara mengejek.   "Hm! Jika kau tidak membebaskan jalan-jalan darahnya, hawa dingin yang berbahaya tak dapat menyerang jantung, nyali dan limpanya, Hampir-hampir ia meninggal dunia karena perbuatanmu yang kepalang tanggung itu!"   Co Hiong menoleh ke arah orang yang mengejek itu, yang sedang berdiri di pinggir ranjang dengan wajah pucat dan tampaknya sangat letih.   sebetulnya ia benci terhadap pemuda baju hijau itu, tetapi setelah ia ingat cara ia ditotok, ia menjadi gentar.   Ketika itu Giok Cin Cu juga sudah datang dengan pedang terhunus "Hanya si Hweeshio tua dan rahib wanita ini sudah sukar aku lewali, Ditambah dengan pemuda baju hijau yang mempunyai ilmu silat tinggi, aku pasti kalah.   Lebih baik aku lekas-Iekas berlalu dari sini,"   Pikir Co Hiong, Lalu ia bertindak keluar    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Giok Cin Cu coba mencegat, tapi sambil mencondongkan tubuhnya sedikit ke samping, dengan pedangnya ia menyabet ke kanan dan menyapu ke kiri, ia berhasil melewati Giok Cin Cu.   Pek Yun Hui melihat bahwa sabetan dan sapuan itu adalah serangan-serangan yang dapat menotok jalan-jalan darahnya Giok Cin Cu.   ia terperanjat.   Lalu dengan tak menghiraukan tubuhnya yang sudah letih, ia lari menerkam Co Hiong, Co Hiong berbalik dan menusuk dengan pedangnya, Pek Yun Hui semprot pedang itu sambil mengebatkan lengan baju nya.   Pedang Co Hiong terhempas ke samping, dan secepat kilat pergelangan tangan kanannya dipijat oleh Pek Yun Hui.   Co Hiong terkejut ia loncat mundur tiga langkah, dan rubah jurus-jurus ilmu pedangnya, Pedang dan ling-karan-lingkaran emasnya tampak berkilau-kilau, Pek Yun Hui bertempur dengan menggunakan kedua lengan bajunya yang hijau: tangan kirinya menangkis serangan-serangan pedang, tangan kanannya menyerang Dalam sekejapan saja mereka telah bertempur lima jurus, Ngo Kong Toa-su dan Giok Cin Cu menyaksikan mereka bertempur dengan luar biasa cepat dan lihaynya sehingga mereka berdiri terpaku, Tiba-tiba terdengar satu jeritan dan Co Hiong loncat mundur satu tindak lebih, Tapi Pek Yun Hui berkelit, lalu menotok pundak kirinya Co Hiong siapa harus loncat mundur lagi dan melarikan diri.   Pek Yun Hui tidak mengejar lagi, karena wajahnya kelihatan pucat sekali, Lengan kanannya tergantung seolaholah tulangnya patah, Ngo Kong Toa-su dan Giok Cin Cu datang memburu dan menanyai "Pek Siocia, apakah kau terluka?"   Pek Yun Hui menggeleng-gelengkan kepalanya dan menjawab sambil tersenyum.   "Tidak apa-apa. Dia telah berhasil menotok jalan darah di sikutku!"   Segera ia kerahkan tenaga dalamnya untuk membebaskan jalan darah yang telah    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tersumbat "Melihat caranya dan bertempur ilmu silat pedang dan ilmu pukulannya itu mungkin dari partai silat pegunungan Altai, Tapi aku sangsi jika ilmu-ilmu silat dari Allai masih ada orang yang dapat mewarisinya."   Kemudian ia berbalik dan masuk lagi ke dalam kamarnya Lie Ceng Loan, Ngo Kong Toa-su dan Giok Cin Cu telah mengetahui tentang kitab ilmu silat Kui Goan Pit Cek yang digemari dan dikejar-kejar para jago silat Ketika Pek Yun Hui menyebut partai silat Altai, mereka ingat akan San Im Shi Ni yang bersama-sama Giok Liong Cin Jin telah menyusun kitab tersebut yang memberi petunjuk-petunjuk ilmu silat yang luar biasa tingginya, Kini Lie Ceng Loan sudah sembuh betul, karena semua hawa dingin telah berhasil dikeluarkan dari tubuhnya.   Melihat mereka masuk, dengan tersenyum Lie Ceng Loan menanyai "Pek Cici, apakah Supek dan Cici telah dapat mengusir Co Hiong pergi?"   "Orang itu busuk sekali! Di kemudian hari bila kau berjumpa dengan dia, kau harus waspada, Pada setengah tahun berselang, ketika kau menderita luka di pegunungan Cie Lian San, jika aku tidak keburu datang, kau sudah..."   Jawab Pek Yun Hui, ia tidak meneruskan kata-kataya, ia merasa ragu-ragu untuk memberitahukan seluruhnya. Tapi Lie Ceng Loan memotong pembicaraannya dengan berkata.   "Dia adalah kawan karib Bu Koko, jika aku menyinggung padanya, aku akan dimarahi Bu Koko."   Pek Yun Hui telah ketahui bahwa Lie Ceng Loan adalah seorang gadis yang suci dan polos jujur, bahwa ia tak dapat menjelaskan dengan ucapan-ucapan yang menyindir ia khawatir melukai hatinya jika ia jelaskan duduknya perkara.   ia bungkam! Barusan ia telah bertempur melawan Co Hiong meskipun ia harus mengambil resiko besar karena tenaga dalam dan semangatnya belum pu!ih.   ia berhasil mengalahkan Co Hiong,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tetapi ia pun kena ditotok jalan darahnya di sikutnya, ia bisa dengan lantas membebaskan jalan darah yang tersumbat ttu, tapi ia telah hamburkan banyak tenaga, Maka ia berbaring di atas ranjangnya Lie Ceng Loan, lalu memejamkan kedua matanya untuk beristirahat Lie Ceng Loan tak berani mengganggu ia menubruk ayah angkatnya, Melihat muka yang segar dari puteri angkatnya, Ngo Kong Toa-su menjadi girang sekali.   "Loan Jie, betulkah aku sudah sembuh?"   Serunya. Lie Ceng Loan mengangguk, dan menyahut.   "Aku telah sembuh betul akan tetapi Pek CicL.,"   Ia tidak dapat meneruskan kata-katanya lagi, ia melihat keadaan di sekitarnya, lalu menanyai "Mana Suhu dan Liong Cici?"   "Toa Supekmu telah berjanji mengadu silat dengan Giok Siu Sian Cu, sampai kini lima hari dia belum kembali Suhumu telah menjaga kau hampir enam hari enam malam, tidak pernah berlalu dari rumah gubuk ini, Setelah melihat Pek Cici keluar untuk mengusir Co Hiong, dia mengetahui bahwa kau sudah sembuh. Mungkin dia sedang mencari Toa Supekmu!"   Dengan air mata berlinang, Lie Ceng Loan berkata.   "Supek, kau jaga Pek Cici, dan aku juga ikut Suhu mencari Toa Supek!"   "Kau baru saja sembuh, Biarlah aku yang pergi, dan kau diam di sini bersama Pek Cicimu,"   Kata Ngo Kong Toa-su.   Lalu ia keluar dari kamar Lie Ceng Loan mengejar tapi si Hweeshio tua sudah tidak kelihatan lagi! ia terharu melihat keadaan di luar Pohon-pohon Bwee berkembang baik.   ia masuk kembali dan duduk di samping Pek Yun Hui, -ooo0oooLiong Giok Pin dirangsang asmara    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Setelah Co Hiongdibikin tunduk oleh "Jari Saktinya"   Pek Yun Hui, ia yakin ia bukan tandingannya Pek Yun Hui.   Oleh karena itu ia mencari kesempatan untuk lekas-lekas berlalu.   Setelah berlari-lari kurang lebih sepuluh lie jauhnya, ia rasakan pundak kirinya dan pergelangan tangan kanannya yang telah ditotok oleh Pek Yun Hui mulai mengilu, ia terkejut dan berhenti untuk mengerahkan tenaga dalamnya menyembuhkan lukanya dari totokan-totokaa Tetapi ia segera rasakan seluruh tubuhnya menjadi sakit dan lambat laun kedua lengannya sukar diangkat ia insyaf bahwa ia telah ditotok oleh lawan yang ilmu silatnya lebih tinggi daripada ia.   Ketika itu ia berada di suatu puncak, dan jurang tersebut sangat curam dan tinggi sehingga tidak kelihatan bawahnya, ia tak dapat meneruskan perjalanannya dengan tubuh yang separoh lumpuh ilu, karena bila ia tergelincir, ia pasti jatuh ke bawah dan tewas, ia duduk di atas rumput berusaha memulihkan atau membebaskan jalan-jalan darahnya yang tersumbat karena totokan Baru saja ia hampir tertidur, ia terkejut mendengar suara kaki orang berlari ia buka kedua matanya lebar, dan menoleh ke jurusan suara itu.   ia melihat satu laki-laki yang tegap dan gagah, berusia lebih kurang tiga puluh tahun, memegang sebuah pedang, datang menghampiri padanya.   Orang itu berhenti setelah berada kira-kira dua depa dari Co Hiong dan menuding dengan pedangnya ia menegur "Siapakah kau? Mengapa kau duduk di tempat yang terpencil ini?"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Setelah mengawasi agak lama, Co Hiong mengenali bahwa orang itu adalah yang berlatih silat dengan seorang rahib wanita ketika ia baru masuk ke pegunungan Kun Lun. Ketika itu ia pun merasa banyak baikan dan ia menjawab sambil tersenyum.   "Pegunungan Kun Lun bukannya milikmu seseorang, Mengapa aku tak boleh duduk di sini?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Orang itu terperanjat mendengar jawaban itu. ia mengawasi Co Hiong lebih teliti sebelumnya ia berkata lagi.   "Betul! Meskipun pegunungan Kun Lun bukannya milikku atau milik partai Kun Lun, tetapi di dalam daerah yang luasnya sepuluh lic di sekitar puncak Kim Teng Hong ini, orang tak dapat masuk tanpa izin!"   Co Hiong bangun dan berdiri tegak, ia berkata, suaranya keras.   "Aku telah masuk tanpa izin! Apa yang kau hendak perbuat terhadap aku?"   Orang itu menjadi marah, ia membentak.   "Kau betul-betul kurang ajar!"   Ucapan itu ia barengi dengan tusukan pedangnya, Co Hiong hanya menyondongkan tubuhnya sedikit ke samping dan mengegosi tusukan itu, lalu loncat dan mengirim satu jotosan dengan tinju kirinya.   Orang itu lekas-Iekas loncat mundur dan berdiri menghadap lawannya dengan kedua mata yang beringas.   jika Co Hiong tidak luka, tinju tangan kirinya itu pasti menemui sasaran ia masih merasa sakit, dan tak dapat menggunakan lengan kirinya, Oleh karena itu, ia pun loncat mundur dua langkah karena ia khawatir lawannya menyerang dengan tusukan-tusukan atau bacokan-bacokan lagi, ia yakin dengan keadaan tubuhnya itu, ia tak dapat melawan meskipun seorang murid partai Kun Lun.   Ketika itu ia hanya dapat menggunakan dengan leluasa kedua kakinya.   Orang itu datang menyerang lagi dengan sabeltn pedangnya.   Untuk menghindarkan diri dari sabetan itu, ia harus tendang lengan kanan lawannya jurus Kwi Sing Ti Tauw atau Bintang sapu membentur bintang sabit, Orang itu kena tertendang dan merasakan sakit, lalu dia bertempur dengan ilmu silat pedang Hun Kong Kiam Hoat (ilmu silat pedang memancarkan sinar) sehingga daerah yang sempit itu menjadi terang dari sinar pedang yang berkilau-kilau, dan Co Hiong dipaksa meloncat ke kiri dan ke kanan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Setelah pertempuran berlangsung dua puluh jurus lebih, Co Hiong sudah berkeringat meskipun ilmu silatnya jauh lebih unggul daripada murid partai Kun Lun itu.   ia merasa bahwa ia tak dapat menyerang dengan anggota tubuh bagian atas yang hampir lumpuh, Setelah bertempur sepuluh jurus lagi, rupanya darahnya mulai beredar lancar lagi di bagian atas tubuhnya, dan luka-luka dari totokan Pek Yun Hui makin terasa kan sakitnya.   Orang yang menyerang Co Hiong itu bernama Oey Ce Eng, murid ke satu dari Tong Leng Tojin yang memegang pimpinan kuil Sam Goan Kong, Diantara beberapa puluh murid partai Kun Lun, ia adalah yang terpandai, Setelah melihat cara-cara Co Hiong mengegos, mengelit, meloncat menghindarkan diri dari serangan pedangnya ia yakin bahwa lawannya lebih pandai daripada ia, meskipun ia bersenjata, ia tak dapat menaklukkan lawannya.   Ia hanya merasa heran mengapa lawannya hanya menggunakan kedua kakinya untuk bertempur Kemudian setelah melihat lawannya berkeringat dan mukanya menjadi pucat, ia berhenti menyerang, ia mundur dua langkah dan menanyai "Jika kau tidak menggunakan senjata tajam melawanku, aku khawatir dalam sepuluh jurus lagi, kau akan tewas di bawah pedangku.   Lagi pu!a, aku Oey Ci Eng tidak sudi diganda, dan tak akan melawan lagi jika kau tidak bertempur dengan menggunakan pedangmu!"   Co Hiong tersenyum.   "Jika aku menyerang, meskipun tanpa senjata, kau pasti akan terluka parah atau tewas!"   Jawabnya, Oey Ci Eng menjadi murka, ia membentak.   "Ha! Kau mulut besar! Kau boleh gunakan senjatamu, dan lihat siapa diantara kita yang luka parah!"   Ucapan itu ia barengi dengan tiga serangan yang berturut-turut Ketiga serangan itu bukan main cepatnya dan mendesak Co Hiong mundur sampai ke pinggir jurang, Satu sodokan lagi saja mungkin Co Hiong tergelincir jatuh ke bawah jurang,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tetapi Oey Ci Eng tidak menyerang terus, ia tarik kembali pedangnya dan berkata sambil tertawa.   "Meskipun kau berilmu tinggi, tetapi tanpa senjata, kau sama saja juga mencari jalan kematianmu Ayo gunakan senjatamu!"   Co Hiong menoleh ke belakang dan melihat jurang yang curam dan berbahaya itu. Lalu ia menjawab.   "Nah, coba tangkis seranganku ini!"   Ia loncat menubruk lawannya! serangan itu cepat sekali, Oey Ci Eng terpaksa loncat mundur tiga langkah sambil menyabet dengan pedangnya, ia segera melihat Co Hiong, dengan kedua mata mendelik dan menggertak gigi, memijat lengan kanannya yang memegang pedang! Oey Ci Eng terkejut Secepat kilat ia geprak tangan kanan lawannya dengan tinju kirinya.   Co Hiong condongkan tubuhnya, tangan kirinya mengikuti tinju kiri lawannya dan memijat sikut lawannya, jika Co Hiong tidak menderita lukaluka di dalam tubuh, lengan kiri lawannya pasti remuk tulangnya, Tetapi dengan bagian atas tubuhnya yang hampir lumpuh itu, ia hanya dapat mendesak lawannya loncat mundur, meskipun untuk pijatan-pijatan itu, ia merasa lukanya bertambah sakitnya! Oey Ci Eng loncat mundur dua depa lebih, ia rasakan lengannya yang kena pijat itu menjadi !umpuh, ia mengawasi lawannya dengan kagum.   ia kira lawannya sengaja tidak ingin membunuh ia.   Maka ia berkata.   "Aku Oey Ci Eng berterima kasih atas kemurahan hatimu, Aku yakin kau dapat membunuh aku tadi jika kau mau."   Lalu ia berbalik dan lari pergi! Co Hiong berdiri tertegun melihat sikap lawan nya.   Ketika itu ia merasakan pundak kiri dan lengan kanannya bukan main sakitnya.   ia lekas-lekas duduk lagi dan memejamkan kedua matanya untuk menyembuhkan luka-lukanya dengan tenaga dalamnya, Setelah berkurang rasa sakitnya ia buka kedua mata-nya.   ia tarik napas melihat awan-awan putih di langit ia berkata    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kepada dirinya sendiri.   "Mustahil aku Co Hiong ini tidak dapat bertempur lagi di kemudian hari? Ai, ilmu silat yang aku telah pelajari dengan susah payah selama sepuluh tahun lebih siasia belaka!"   Ia mengertak gigi dengan penasaran ia gemas terhadap Pek Yun Hui yang telah melumpuhkan ia.   "Berapa lama lagi aku dapat hidup dengan tubuh serupa ini?"   Ia berseru sambil membanting kaki.   "Per-cuma aku hidup dengan keadaan tubuh seperti ini, lebih baik aku lekas-lekas mati!"   Kisah-kisah lampau yang telah dialaminya dalam pikirannya ia ingat akan ilmu silat yang ia telah dapat pelajari dari gurunya semenjak ia berusia sembilan tahun, ia belajar ilmu silat bersama-sama Sumoynya, Souw Hui Hong, sampai mereka menjadi dewasa dan senantiasa hidup berdampingdampingan, mereka telah saling cinta mencintai, kemudian setelah ia menjumpai Lie Ceng Loan, ia tergiur dan tertarik oleh wajah yang cantik, sikap ramah dan watak yang suci murni gadis itu, dan oleh karena Lie Ceng Loan, ia telah lupakan Souw Hui Hong, dan berdaya upaya dapatkan Lie Ceng Loan meskipun ia harus datang ke pegunungan Kun Lun yang jauh sekali dari tempat kelahirannya ia gemas jika memikiri bahwa ia telah ditotok oleh orang yang lebih pandai daripadanya, dan ia menjadi lumpuh, sehingga semua ilmu silat yang ia telah miliki menjadi hampa! "Hm! Jika bukan karena Lie Ceng Loan, aku Co Hiong tidak akan menjadi begini!"   Ia berseru, Dan ia merasa sakit sekali pada bagian atas tubuhnya dan bertambah sakitnya di waktu ia bertegang.   Entah berapa lama sudah ia berdiri di atas puncak itu seperti seorang yang dungu, Tiba-tiba ia teringat akan kitab catatan San Im Shi Ni.   Mungkin di dalam kitab itu ia dapat menemui ilmu yang dapat menyembuhkan luka-luka di dalam tubuhnya, pikirnya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Setelah melihat keadaan di sekitarnya, lalu ia mencari jalan untuk turun dari puncak itu.   Sambil berjalan ia berpikir lagi tentang pertempuran melawan Oey Ci Eng tadi, ia khawatir kalau Oey Ci Eng pergi melaporkan peristiwa tadi, ia akan dikejar, dan mungkin juga kitab catatan San Im Shi Ninya dirampas oleh partai Kun Lun, ia tak berdaya karena lukalukanya.   Dengan kecemasan itu ia lekas-lekas mencari empat untuk bersembunyi jurang yang curam itu harus ditempuh dengan susah payah, ia baru tiba di kaki puncak setelah memakan tempo setengah jam.   Lembah di bawah jurang tidak luas, tetapi pohon-pohon cemara dan rumput tumbuh dengan suburnya, Co Hiong jalan di lembah itu, setelah menempuh jarak lebih kurang enam lie, ia tiba di suatu tempat yang luas, tetapi dilingkari oleh gununggunung di sekitarnya, dan jalan satu-satunya untuk masuk ke tempat itu hanya jalan yang ia barusan tempuh, Di tengah-tengah tempat itu ada satu kolam dengan airnya yang jernih bening, ia merasa berada di suatu dunia yang indah, Tempat yang terpencil dan sunyi senyap itu baik sekali untuk ia bersembunyi pikirnya, Di sebelah utara Co Hiong melihat satu gua batu, satu kaki lebar dan enam kaki tingginya, ia datangi gua itu, dan masuk ke dalamnya, Baru saja ia berjalan lebih kurang 10 langkah, ia harus berbelok tiga kali, karena jalan di dalam gua itu berliku-liku.   Gelap betul di dalam gua itu, ia tak tahu berapa dalamnya, ia berhenti "Gua batu ini ganjil sekali! Aku khawatir ada binatang buas atau ular berbisa di dalamnya, Aku tak akan berdaya terhadap mereka!"   Pikirnya, ia ingin keluar lagi, tetapi ia pikir lebih baik ia masuk terus, karena ia tidak berarti lagi soal mati hidupnya.   ia lalu jalan terus melalui dua belokan lagi, dan terus jalan di tempat gelap itu sampai ia menjumpai suatu kamar yang dibangun dengan memahat dinding gua i(u.   Di dalam kamar ia dapatkan mangkok berisi minyak dan sumbu lampu, ia nyalakan sumbu-sumbu itu.   Kamar yang gelap itu menjadi agak terang,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Co Hiong yang cerdas itu segera mengetahui bahwa kamar atau gua batu itu ada penghuninya, ia memeriksa dengan cermat, dan memperhatikan suatu dinding batu yang karangnya terbelah, ia menduga bahwa karang yang sedikit terbelah itu mungkin adalah satu pintu rahasia, ia pikir bahwa di dalam gua adalah suatu tempat persembunyian yang terbaik, ia keluarkan kitab catatan San Im Shi Ni dan coba mencari catatan tentang ilmu pengobatan luka-Iuka, Karena kitab itu adalah harapannya yang terakhir untuk menyembuhkan luka-Iukanya, maka ia membacanya tiap-tiap huruf dengan teliti, Arti daripada catatan di dalam kitab itu tidak mudah dimengerti Sambil membaca, Co Hiong juga dapat mempelajari lebih mendalam ilmu-ilmu silat yang Kiok Gie Hweeshio pernah ajarkan kepadanya, Tapi, bagian belakang, dari kitab yang menuturkan ilmu melatih dan memelihara tenaga dalam, meskipun ia baca berkali-kali, namun tetap ia tidak mengerti ia mencari lagi pada bagianbagian tentang pengobatan luka-luka di dalam tubuh, juga tanpa hasil! Dengan rasa kecewa ia lempar kitab itu di lahtai, dan duduk bengong mengawasi sumbu-sumbu lampu minyak yang sedang menyala, ia berkata kepada diri sendiri.   "Si Hweeshio tua karena dengan berjerih payah, bahkan dengan banyak pengorbanan memperoleh kitab itu. Tetapi sebelum dia dapat pahamkan semua ilmu-ilmu yang tereatat di dalamnya, dia telah dianiaya oleh muridnya sendiri dengan mencongkel keluar kedua biji matanya, membuntungkan kedua betisnya, dan dirantainya di dalam gua. Dia telah menerima aku sebagai muridnya dengan menyembuhkan aku dari penganiayaan orang, dan telah mengajarkan semua ilmu-ilmu silat yang tinggi kepadaku dengan harapan agar aku dapat mewakili dia membalas dendam kepada muridnya yang durhaka, Untuk mempereepat rencana nya, dia telah serahkan kitab itu untuk aku baca dan pelajari, dan akhirnya dia menjadi korban dari ilmu Hut Hiat Co    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kut (menyumbat jalan darah dan mematahkan tulang) yang tereatat di dalam kitab itu.   Sebetulnya setelah aku miliki kitab sakti ini dengan jalan membunuh dia, aku dapat pelajari dan berlatih dengan mahir tiga belas ilmu-ilmu silat yang tinggi, dan kemudian dapat menjagoi di kalangan Kang-ouw, Tetapi sebelum maksudku terkabul, aku telah dianiaya oleh orang lagi! Jika aku mati, maka kitab sakti itu akan jatuh ke dalam tangan orang lain, Ah! Lebih baik aku bakar musnah kitab itu...!M ia lalu berdiri tegak, ia pungut kitabnya dan hendak dibakarnya.   sekonyong-konyong ia dengar suara kaki orang yang berlari-lari di luar kamar Co Hiong Iekas-lekas tiup padam kedua lampu di dalam kamar, dan berdiri merapat di dinding menanti kedatangannya orang itu.   ia keluarkan satu jarum beracun dan berpikir "Jika terpaksa dia mesti mati bersama-sama aku dengan jarum beracun ini!"   Derap kaki itu makin lama makin dekat terdengar-nya, dan terdengar lagi suara seorang wanita, Lalu berkelebat bayangan orang di mulut gua.   Co Hiong baru saja angkat lengannya siap melontarkan jarum beracunnya, tiba-tiba ia merasa lengannya sakit dan lumpuh.   Orang itu rupanya insyaf bahwa di dalam gua sudah ada orang, maka ia bertindak maju dengan pedang terhunus Ketika mereka berhadap-hadapan, orang itu menusuk dengan pedangnya Co Hiong lekas-lekas loncat menghindarkan diri dari tusukan, Pada saat itu, ia lihat bahwa orang yang menyerang adalah Liong Giok Pin.   Co Hiong berseru.   "Kau yang datang?"   Lalu ia nya ia kan kedua lampu di dalam kamar itu. Dengan mengawasi Co Hiong, Liong Giok Pin menanyai "Mengapa kau berada di dalam gua ini?"   "Mengapa aku tak boleh datang ke sini? Apakah tempat ini miliknya partai Kun Lun?"   Kata Co Hiong dengan congkak,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Karena kau tidak mengetahui ini tempat apa, aku dapat maafkan kau,"   Kata Liong Giok Pin. Dengan heran Co Hiong menanyai"   Apakah gua ini tempat bertapanya guru besar partai Kun Lun?"   Liong Giok Pin mengangguk.   "Betul! Gua ini adalah tempat bertapanya angkatan tua dari partai Kun Lun, dan merupakan tempat terlarang. Hanya setelah mendapat izin dari pemimpin kuil, barulah murid Kun Lun dapat datang ke sini,"   Kata Liong Giok Pin.   "Tapi aku bukannya murid partai Kun Lun, dan aku tidak dilarang datang ke sini,"   Kata Co Hiong, lalu ia tertawa. Melihat Co Hiong tertawa dengan wajahnya yang penuh keringat, Liong Giok Pin menanyai "   Apakah kau sedang tertawa atau sedang menangis?"   Ketika Co Hiong tertawa, ia merasa sakit iagi, dan untuk menahan sakitnya itu, keringatnya tak tertahan mengucur keluar ia tidak segera menjawab pertanyaannya gadis itu.   Liong Giok Pin lepas pedangnya dan datang menghampiri "SebetuInya kau ini mengapa?"   Tanya Liong Giok Pin.   Ketika itu Co Hiong jatuh karena pingsan.   Liong Giok Pin lekas-lekas menahan tubuhnya.   X?engan tak menghiraukan segala apa, Liong Giok Pin yang telah tertarik oleh wajahnya Co Hiong, berusaha menolong membebaskan jalan-jalan darahnya.   Segera Co Hiong menjadi sadar kembali, ia terperanjat melihat dirinya dirangkul oleh gadis itu, Ia lekas-lekas hendak bangun, tetapi tidak bisa, ia bertekuk lutut menahan sakit di dalam tubuhnya.   Liong Giok Pin yang menyaksikan dengan kepala matanya sendiri penderitaannya pemuda itu, menanya lagi dengan ramah.   "Luka-Iuka yang kau derita parah agaknya, Tempat ini baik sekali untuk kau beristirahat Dan lebih baik kau diam di sini dulu, Kau boleh berlalu setelah sembuh!"   Sebetulnya luka-lukanya Co Hiong makin lama makin hebat ia tak mengetahui Pek Yun Hui telah menggunakan ilmu    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   apa yang membikin ia menjadi orang tak berdaya.   ia pejamkan kedua matanya.   Liong Giok Pin mengawasi Co Hiong dengan perasaan cemas.   ia khawatir ada orang ketahui Co Hiong sedang berada di dalam gua yang terlarang itu, Menurut peraturan, ia harus menangkap Co Hiong, karena Co Hiong adalah musuh dari partai Kun Lun.   Tetapi ia tak berdaya untuk berbuat demikian.   Co Hiong buka kedua matanya dan menanya, suaranya rendah.   "Kau katakan tempat ini terlarang. Kini aku telah tak berdaya, karena bagian atas anggota sudah lumpuh, Kau dapat menangkap aku."   Sambil geleng-gelengkan kepala nya, Liong Giok Pin menjawab.   "Gua ini betul-betul terlarahg. jalan masuk ke gua ini terjaga, Tapi cara bagaimanakah kau dapat menerobos masuk?"   Co Hiong mengawasi gadis itu, dan menikmati sikap yang ramah, suara yang merdu, disamping muka yang cantik jelita dari gadis itu, Sebetulnya, sebelumnya Lie Ceng Loan diterima menjadi murid, diantara murid-murid wanita partai Kun Lun, Liong Giok Pin lah yang tereantik, ia lebih sering-sering mengenakan jubah putih, semenjak kehilangan ibu ayahnya, sedari kecil ia telah mengikuti Giok Cin Cu sehingga besar di dalam kuil Sam Goan Kong.   Penghidupan yang terpencil di pegunungan Kun Lun telah membikin ia canggung, dan berwatak dingin, Oey Ci Eng, murid kesatu dari Tong Leng Tojin, telah jatuh cinta kepadanya, dan cintanya tak berubah selama itu, Tetapi Liong Giok Pin tak menghiraukan kasih sayang Oey Ci Eng itu, Guru dan paman serta bibi guru mereka tidak melarang mereka bereumbu-cumbuan asal saja bersikap sopan dan bijaksana, Oey Ci Eng dan Liong Giok Pin adalah murid-murid pandai di mata Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu, yang anggap    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   mereka patut menjadi pasangan Tetapi Liong Giok Pin tidak setuju dengan pendapat guru dan paman gurunya, dan ketika ia berusia lima belas tahun, ia pernah memohon kepada gurunya, Giok Cin Cu, agar ia dapat dipindahkan kepada supeknya, Hian Ceng Tojin di kuil Sam Ceng Koan, meskipun telah berkali-kali ia me-mohon, tapi Giok Cin Cu tetap meriolaknya, Akhirnya Giok Cin Cu memperkenankan juga dengan syarat Liong Giok Pin harus menunggu lagi.    Pendekar Muka Buruk Karya Kho Ping Hoo Satria Gunung Kidul Karya Kho Ping Hoo Si Rajawali Sakti Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini