Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 20


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 20


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   Ketika Liong Giok Pin tidak memakai jubah lagi, Oey Ci Eng menjadi heran, tetapi ia tak berani menanya sebab-sebabnya.   ia hanya menahan kesedihan hatinya, Meskipun ia insyaf bahwa Liong Giok Pin tidak mencinta ia, ia tetap cinta Liong Giok Pin.   Untuk menjauhkan diri dari Oey Ci Eng sedapat mungkin, Liong Giok Pin selalu berdaya berada di sampingnya Giok Cin Cu, Tapi Oey Ci Eng tetap cintai ia, dan sering-sering menunjukkan rindu hatinya, Demikianlah keretakan antara saudara seperguruan itu dengan sikap dingin dari Liong Giok Pin berjalan bertahuntahun, Akhirnya Liong Giok Pin mengambil keputusan tidak akan menikah untuk membalas kesetiaan dan cintanya Oey Ci Eng yang murni.   Tetapi Liong Giok Pin tidak memperhitungkan betapa hebatnya cinta jika panah asmara telah melukai jantung! semenjak ia berjumpa dengan Co Hiong, ia tak dapat melupakan senyumannya wajahnya, gerak-gerik-nya! Karena cintanya, ia telah lupa bahwa Co Hiong itu adalah musuh dari partai Kun Lun.   Kini ia berada berhadapan di dalam gua yang terpencil Dan kekasihnya itu sedang menderita luka parah, ia tak dapat berbuat lain daripada menunjukkan cintanya, Co Hiong hanya merasa perutnya sakit, dan seluruh tubuhnya panas napasnya sengal-sengal, ia berseru.   "Jika.... Jika,., kau tidak menangkap aku, aku... aku pun... tak dapat hidup lama.,.,"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Dengan suara menghibur Liong Giok Pin berkata: ^tenangkanlah hatimu, Aku akan menjaga kau beristirahat di sini, karena tempat yang terlarang ini hanya aku dan Toa suhengku yang diperbolehkan datang ke sini."   Tapi jika Toa suhengmu datang, bukankah dia juga dapat menangkap aku.,.?"   Tanya Co Hiong dengan sangat lelahnya.   "Kau jangan khawatir,"   Jawab Liong Giok Pin.   "Kini adalah giliranku yang menjaga gua ini, Selama delapan belas hari itu baru Toa suhengku bergilir menjaga, Maka di dalam delapan belas hari ini, kau dapat beristirahat dan berobat dengan tenang di sini."   Ucapan itu dikeluarkan sebagai sikapnya seorang ibu, dan menawan hatinya Co Hiong, ia berpikir "Gadis ini tidak lebih jelek daripada Souw Hui Hong dan tidak kalah ramahnya dibanding dengan Lie Ceng Loan, Rupa-nya ia telah jatuh cinta kepadaku."   Baru saja ia hendak pegang tangannya Liong Giok Pin ia segera ingat parah luka-Iuka di dalam tubuhnya.   "Lukaku sangat parah, jangankan delapan belas hari, meskipun aku beristirahat dan berobat di sini tiga puluh delapan, aku khawatir aku tidak bisa sembuh...H kata Co Hiong.   "Tapi."   Jawab Liong Giok Pin.   "Sekarang kau perlu dan harus beristirahat kau tak dapat jalan keluar dari gua ini."   "Perkenankanlah aku menolong mengobati kau, nanti baru kita bicara lagi setelah lewat beberapa hari, Sudahlah, Aku hendak pergi mengambil sedikit makanan dan minuman untuk kau."   Co Hiong tidak dapat menolak lagi, ia tak berdaya. ia lalu berbaring di lantai, sebelumnya berlalu Liong Giok Pin berbisik.   "Kau beristirahat di sini dengan tenang-tenang saja, dan paling lambat sebentar malam jam dua aku datang ke sini lagi."   Lalu ia pungut pedangnya dan jalan keluar dari gua itu,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Liong Giok Pin lari terus dengan hati berdebar-debar, karena ia terserang panah asmara, ia berpikir dengan jalan apa ia dapat menolong Co Hiong dan menyatakan cintanya, Baru saja ia lari keluar dari jalan lembah yang sempit itu, terdengar ada orang yang menegur dan memanggil padanya, ia berhenti dan menoleh ke arah orang yang memanggil itu.   Ia lihat Oey Ci Eng lari mendekat dengan pedang terhunus.   Liong Giok Pin terkejut melihat Toa Suhengnya.   Ia khawatir kalau perbuatannya telah diketahui.   Ia tundukkan kepalanya dan tidak berani melihat wajahnya Oey Ci Eng.   "Liong sumoay! Mengapa kau? Kau darimana?"   Tegurnya Oey Ci Eng yang penuh dengan kasih sayang. Liong Giok Pin angkat kepalanya dan melihat wajahnya Oey Ci Eng yang penuh kasih sayang.   "Aku tidak apa-apa. Barusan aku berlari-lari dan merasa sedikit letih."   Jawab Liong Giok Pin.   Lalu ia pun berlalu.   Oey Ci Eng menarik napas, lalu berjalan pergi ke lain jurusan, ia agak kecewa sekali.   Dengan tak terasa air matanya Liong Giok Pin keluar mengucur.   Ia insyaf bahwa ia melukai hatinya Toa suhengnya lagi.   Ia ingin memanggil dan menangis dalam rangkulan To suhengnya untuk melampiaskan kesedihan hatinya.   Tetapi senyuman dan rayuan Co Hiong berbayang di depan matanya.   Ia susuti air matanya dan melanjutkan perjalanannya menuju ke rumah gubuk dimana Lie Ceng Loan dan Pek Yun Hui sedang menjagai, karena Ngo Kong toa-su dan Giok Cin Cu sedang mencari Hian Ceng Tojin yang bertempur melawan Giok Siu Sian cu.   Pek Yun Hui telah menggunakan tenaga dalamnya untuk menyembuhkan lukanya yang tertotok oleh Co Hiong.   Ketika Liong Giok Pin masuk, Lie Ceng Loan segera loncat dan lari ke pintu dengan pedang terhunus.   Tetapi setelah ia mengetahui siapa yang masuk,ia tertawa dan berseru:    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Oh Liong cici! Apakah kau menjumpai suhu?"   Liong Giok Pin menggeleng-gelengkan kepalanya.   "Tidak!"   Jawabnya.   "Bagaimana keadaan Pek Cici?"   "Pek cici sedang menggunakan tenaga dalamnya menyembuhkan luka di dalam tubuhnya, dia telah memejamkan kedua matanya selama tiga jam. Ai! Karena aku, aku telah membikin susah kepadanya!"   Liong Giok Pin berpikir.   "Co Hiong dilukai oleh Pek Yun Hui dan Pek Yun Hui pasti mengetahui bagaimana mengobatinya. Tetapi dengan jalan apakah aku dapat mendesak dia menolong Co Hiong ?"   Melihat Liong Giok Pin diam membungkam, Lie Ceng Loan menanya.   "Liong cici, apa yang kau pikirkan?"   Seperti orang yang dibangunkan dari mimpinya, Liong Giok Pin terkejut. Mukanya menjadi merah, ia menjawab dengan tergesa-gesa.   "Aku sedang memikir Bu Kokomu, mengapa ia belum kembali?"   Tetapi kata-kata dusta yang tak sengaja diucapkan Liong Giok Pin itu telah menusuk hatinya Lie Ceng Loan. Ia tersenyum getir. Ia berkata.   "Bu koko telah pergi kembali, meskipun sudah hampir lewat delapan bulan. Apakah ia menjumpai rintangan di perjalanannya?"   Kata Lie Ceng Loan dengan air mata mengucur dari kedua pipinya. Liong Giok Pin pun mengucurkan air mata bukan terhadap sumoaynya tetapi ia memikirkan penderitaan Co Hiong di dalam gua.   "Liong cici, apakah kau juga memikirkan Bu koko?"   Tanya Lie Ceng Loan setelah melihat Liong Giok Pin memangis. Mukanya Liong Giok Pin menjadi merah karena jengah, tapi ia segera simpangkan pembicaraan.   "Apakah kalian sudah makan nasi?"   Tanyanya menyimpang.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Lie Ceng Loan menggeleng-gelengkan kelapa "Belum. Aku menjaga Pek Cici, aku tak mempunyai waktu untuk makan."   Jawabnya, Sambii tersenyum Liong Giok Pin berkata.   "Baiklah, aku akan sediakan makanan untuk kalian."   "Aku sebetulnya beruntung kata Lie Ceng Loan sambil menarik napas.   "Meskipun aku tak mempunyai ibu dan ayah, tetapi semua orang baik terhadapku Bahkan Pek Cici, kau dan Co Hiong juga tidak terkecuali BeIum lagi ucapannya selesai, Lie Ceng Loan dengar Pek Yun Hui berkata.   "Apa? Co Hiong yang durhaka itu? ia sekarang tak akan dapat berbuat keji dan durhaka lagi!"   Liong Giok Pin terkejut, ia menanyai "Mengapa? Apakah ia akan mati?"   "Meskipun aku tidak membunuh mati dia, tetapi dia telah tak dapat menggunakan ilmu silatnya lagi, dan seumur hidupnya, ia tak dapat melawan orang lain lagi!"   Jawab Pek Yun Hui dengan tenang, Liong Giok Pin berdiri terpaku mendengar ucapan tlu, sebetulnya ia ingin menanya dengan jalan apa dapat menolong Co Hiong, tetapi setelah mendengar kata-kata Pek Yun Hui yang penuh rasa kebencian, mulutnya seakan tersumbat! ia tak berani melihat Pek Yun Hui, karena ia merasa berdosa, dan ia anggap Pek Yun Hui dapat melihat hatinya yang sudah mulai berkhianat Lie Ceng Loan yang polos berkata.   "Pek Cici, Co Hiong adalah kawan karibnya Bu Koko, jika Cici membunuh mati dia, Bu Koko, setelah mengetahuinya, pasti menjadi gusar."   Pek Yun Hui menjawab sambil tersenyum.   "Dia tak akan mati, aku hanya menotok jalan darahnya di bagian pundak kiri dan lengan kanan, Dia tidak boleh berlatih silat lagi, atau bertempur melawan jago silat lain. Dia harus beristirahat dia tak akan mati. Tetapi jika dia keluarkan tenaga ia tentu merasa sakit di seluruh tubuh-nya    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Pek Cici!"   Tanya Lie Ceng Loan.   "Apakah ada jalan untuk menolong dia?"   "Ada!"   Jawab Pek Yun Hui, Tetapi kalau dia ditolong, entah berapa orang lagi akan tewas di tangannya?"   "Baiklah,"   Kata Lie Ceng Loan seperti anak manja.   "Pek Cici ajarkan aku cara menolongnya."   "Untuk apakah kau pelajari cara-cara menolong orang yang menderita luka di dalam tubuh?"   Tanya Pek Yun Hui.   "Jika aku menjumpai dia, aku akan memberitahukan dia cara menolong dirinya menyembuhkan luka-Iuka di dalam tubuhnya."   Jawab Lie Ceng Loan, Pek Yun Hui tidak menjawab, ia mengawasi gadis yang jujur itu, seolah-olah ingin mendampratnya. Lie Ceng Loan menghampiri dan berkata dengan ramah.   "Cici jika tidak sudi memberitahukan atau mengajarkan ilmu itu, aku pun tidak mendesak, Harap Cici jangan gusar."   Pek Yun Hui rendah hatinya, dan dengan terharu ia menjawab.   "Aku bukan tidak ingin mengajarkan ilmu itu kepadamu, tetapi aku tidak ingin dia sembuh Jika dia sembuh, dia pasti akan menganiaya lebih banyak orang lagi dan lebih banyak orang menjadi korbannya!"   Lalu ia mengusap-usap rambutnya Lie Ceng Loan dan berkata lagi.   "Aku sangat sayang kepadamu kelak semua kepandaianku aku akan wariskan kepadamu, Kini kau belum kuat betul, dan dasar daripada ilmu silatmu belum teguh, Dari itu belum waktunya kau pelajari ilmu-ilmu silat dan lain-lain dari aku. Sabarlah."   "Aku memang yakin bahwa Cici sayang aku. Tetapi jika cici tidak kasih tahu cara mengobati Co Hiong, dia tak akan sembuh, dan dia akan menjadi seorang cacad seumur hidupnya, Bagaimana kalau Bu Koko dapat ketahui? Bukankah Co Hiong kawan karibnya Bu Koko? Bu Koko pasti maki aku, dan katai aku tidak mengenal budi orang..    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bukankah dia di Cie Lian san pernah menolong jiwaku? Aku akan melupakan budinya itu,? Aku tidak perlu belajar semua ilmu-ilmu silat dari Cici, aku hanya mohon cici mengajarkan cara mengobati Co Hiong.   -ooo0oooApakah jurang yang dalam mengambil korban? Melihat sikapnya yang polos dan wajahnya yang simpatik, Pek Yun Hui tidak tega mengecewakan gadis itu, ia menghela napas.   "Baiklah, aku memberitahukan,"   Jawabnya. Lie Ceng Loan menjadi gembira "Betulkah Cici ingin memberitahukan kepadaku?"   Tanya Lie Ceng Loan.   "Kau masih muda dan tak dapat membedakan apa yang baik dan apa yang buruk, Tetapi kau selalu menarik perhatian. Meskipun kau telah memiliki ilmu silat yang tinggi aku khawatir, kau tak akan luput dari bahaya-bahaya di kalangan Kang-ouw,"   Kata Pek Yun Hui.   "Tetapi setelah Bu Koko kembali aku tak akan berpisah lagi, Dia pasti menolong dan membantu aku. Dengan demikian aku tak usah khawatir orang jahat menganiaya aku,"   Kata Lie Ceng Loan.   "Dia?"   Kata Pek Yun Hui.   "Dia pun tak dapat membedakan orang yang baik dan orang yang jahat."   "Jika demikian, aku lebih-lebih tak sudi berpisah dari dia, karena dia dengan mudah dapat ditipu atau dianiaya orang,"   Jawab, Lie Ceng Loan. Ia berhenti sebentar, lalu meneruskan "Pek Cici, kau juga jangan berpisah dengan aku."   Pek Yun Hui tersenyum, lalu berkata:"   "Ayo! Aku ajarkan cara menolong Co Hiong!"   Liong Giok Pin mengawasi mereka masuk ke dalam kamar, lalu ia pergi ke dapur menyiapkan santapan untuk ia bersantap bersama-sama Lie Ceng Loan dan Pek Yun Hui.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ketika Lie Ceng Loan membantu Liong Giok Pin mencucikan piring mangkok dan sebagainya, ia berkata kepada Liong Giok Pin.   "Pek Cici mengatakan bahwa Co Hiong itu sebetulnya adalah seorang busuk. Tetapi dia menjadi kawan Bu Koko, dan Bu Koko tak akan sudi menjadi kawannya jika dia seorang jahat"   "Betul,"   Jawab Liong Giok Pin.   "Aku pun anggap Co Hiong itu tidak jahat."   "Tetapi sekarang aku tidak mengetahui dia berada di mana dan aku tak dapat memberitahukan dia cara menyembuhkan luka-lukanya."   Kata Lie Ceng Loan. Liong Giok Pin terkejut "Rupanya cara menyembuhkan luka-lukanya itu sukar sekali, aku kira orang lain tak akan mampu menyembuhkannya,"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Kata Liong Giok Pin. Dengan tersenyum Lie Ceng Loan berkata.   "Pek cici memberitahukan aku bahwa dia telah melukakan Co Hiong dengan ilmu Tian Kong Shin Cit atau ilmu jari sakti, dan telah menotok jalan-jalan darahnya Co Hiong di lengan kanan dan pundak kiri sehingga darahnya di bagian tersebut terhenti jika dia mengerahkan tenaga maka dia segera merasa sakit sekali, Untuk menyembuhkan nya, dia harus jungkir balik atau kakinya di atas dan kepalanya di bawah agar darahnya mengalir berbalik untuk beberapa hari, Hanya dengan demikian dia dapat sembuh."   Liong Giok Pin merasa girang sekali mengetahui cara menyembuhkan itu.   "Hm! ilmu Pek Cici betul-betul tinggi sekali!"   Katanya. Lie Ceng Loan yang tidak mengetahui maksud daripada sau dari seperguruannya itu terus bicara dengan leluasa.   "Pek Cici menotok jalan-jalan darahnya Co Hiong dengan ilmu Tian Kong Shin Cit serentak dengan tenaga dalamnya. Dia mengatakan bahwa Co Hiong memiliki ilmu silat tinggi, dan hanya dengan ilmu Tian Kong Shin Cit, dia baru dapat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   ditaklukkan ilmu lain dia dapat menyembuhkan sendiri. Kini dia terluka, dan dia tak mampu menyembuhkan dirinya. Jika dia tidak ditolong dalam waktu tujuh hari, maka dia tak akan dapat sembuh lagi dengan cara apapun jua."   Ia menarik napas panjang, dan air matanya berlinang.   Setelah semua piring, mangkok dan sebagainya dicuci bersih, Lie Ceng Loan melihat Liong Giok Pin bengong saja, ia tak mengetahui bahwa Sucinya itu sedang memikirkan Co Hiong yang menderita di dalam gua.   "Liong Cici, apakah kau sedang memikirkan Suhu kita?"   Liong Giok Pin terkejut, dan sambil memegang crat-eral tangannya Lie Ceng Loan ia menjawab.   "Suhu telah merawat aku semenjak kecil, dan telah mengajarkan aku ilmu silat Budi Suhu besar sekali, aku tak dapat lupakan."   Ketika ia berkata begitu, ia pun betul-betul mengenangkan kasih sayang gurunya selama sepuluh tahun lebih.   ia menjadi bingung ketika ia mengingat sedang menyembunyikan Co Hiong, musuh dari partai silat Kun Lun.   Bagaimanakah akibatnya bila perbuatannya yang melanggar peraturan partai Kun Lun itu diketahui? Bukankah ia telah berbuat khianat dan akan menghancurkan hati gurunya? Tapi Lie Ceng Loan tidak mengetahui isi hati Sucinya.   Dengan tersenyum, ia berkata.   "Suhu baik sekali terhadap kita, Tetapi mengapa dia pergi begitu lama belum juga kembali? Aku menjadi gelisah, Tentang ini lebih baik aku beritahukan kepada Pek Cici."   Dengan terharu Liong Giok Pin menjawab.   "Baiklah, Kita akan minta bantuannya Pek Cici pergi mencari Suhu."   Ketika itu katanya yang bersih telah dapat menindih pikirannya yang keji, ia ingin beritahukan soal Co Hiong kepada Lie Ceng Loan, dan kemudian menangkap Co Hiong untuk diserahkan kepada Supeknya, Tong Leng Tojin, Tetapi segera juga senyuman Co Hiong yang menawan hatinya terbayang lagi di depan matanya, Untuk menutupi kegelisahan nya ia segera    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   menjawab.   "Kau baru saja sembuh, Lebih baik kau lebih banyak beristirahat Jika Suhu malam ini tidak kembali, aku akan beritahukan Supek, agar Supek berusaha mencarinya."   "Dulu soal apapun aku tidak tahu, Kini aku mengerti bahwa orang hidup di dalam dunia ini seringkali mengalami banyak soal-soal yang memusingkan kepala.,."   Kata Lie Ceng Loan, menghela napas, Hari lekas menjadi senja, tetapi Giok Cin Cu dan Ngo Kong Toa-su belum juga kembalL Liong Giok Pin keluar dan mendaki sebuah puncak untuk melihat lebih jauh apakah ada tanda-tanda bahwa Suhunya sedang kembali bersama-sama Ngo Kong Toa-su, tetapi keadaan ketika itu sunyi senyap, dan matahari sedang terbenam di sebelah barat Segera suasana menjadi gelap, angin gunung meniup sangat dinginnya, Liong Giok Pin teringat akan janjinya kepada Co Hiong bahwa ia akan membawa makanan dan minuman selambat-lambatnya jam dua malam.   "Aku harus memenuhi janjiku, Aku akan memberitahukan dia cara menyembuhkan luka-lukanya, setelah dia sembuh, aku akan membujuk dia supaya lekas-lekas berlalu dari pegunungan Kun Lun,"   Berkata Liong Giok Pin seorang diri Lalu ia kembali ke rumah gubuk, mengambil sedikit makanan dan minuman, dengan waspada ia berlalu dari rumah gubuk itu menuju ke gua di mana Co Hiong bersembunyi Ketika ia tiba di dalam kamar batu di dalam gua itu, ia tampak Co Hiong sedang duduk diam, ia letakkan makanan dan minuman di lantai, lalu berkata sambil tersenyum.   "Kau tentu sudah lapar betul Makanan ini adalah aku yang masak. Daharlah."   Co Hiong mengambil makanan itu, tetapi baru saja ia angkat tangannya, ia segera meringis karena merasa sakit, ia memandang kepada Liong Giok Pin dan berpikir.   "Di daerah ini selainnya bangunan kuil Sam Goan Kong, tidak ada bangunan-bangunan lainnya dan makanan ini yang rupanya lezat, di manakah dia membuatnya?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Liong Giok Pin yang melihat Co Hiong tidak segera memakannya lalu menanya.   "Mengapa kau tidak makan? Bukankah kau sudah lapar?"   "Apakah makanan ini dari kuil Sam Goan Kong?"   Tanya Co Hiong.   "Aku masak ini di dalam rumah gubuk di mana Lie Ceng Loan tinggal,"   Jawab Liong Giok Pin.   "Apakah kau takut bahwa aku taruhkan racun?"   Jawaban itu membuyarkan semua kecurigaannya Co Hiong.   "Aku bukan curiga, aku pereaya akan kejujurannya aku hanya ingin tahu saja,"   Kata Co Hiong dan ia mulai makan.   "Bagaimana rasanya makanan yang aku masak ini?"   Tanya Liong Giok Pin.   "Enak benar,"   Jawab Co Hiong.   "Tetapi meskipun lezat makanan ini tak dapat menyembuhkan luka-luka-ku."   Liong Giok Pin mengawasi wajah yang muram dari Co Hiong, ia berkata.   "Betapapun hebatnya luka-lukamu, masih dapat disembuhkan."   Co Hiong pejamkan kedua matanya tidak menjawab, Liong Giok Pin bertindak keluar dari kamar di dalam gua itu, ia menghampiri kolam di luar goa dan duduk di pinggirnya, Hatinya gelisah.   Apakah ia harus benci atau menolong Co Hiong? Tiba-tiba dia dengar tindakan kaki orang yang sedang mendekati ia menoleh, dan melihat Co Hiong sedang lari keluar dari gua dan terus menuju ke jalan di dalam lembah yang sempit itu.   Liong Giok Pin mengejar dan segera menahan sambil berkata.   "Di depan lembah ini ada orang yang jaga, Dengan luka-lukamu ini, kau tak dapat luput dari mata mereka, kau pasti akan tertawan!"   Dengan senyuman pahit getir Co Hiong menjawab.   "Jika aku terus diam di dalam gua itu, sama saja seperti ditawan juga!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Ayo kau kembali, dan aku akan beritahukan kau caranya menyembuhkan luka-Iukamu."   Liong Giok Pin membujuk Co Hiong tertawa dan mengejek.   "Ha! Aku sendiri tak mengetahui cara menyembuhkannya. Mustahil kau dari partai Kun Lun bisa menyembuhkannya?"   Segera ia meringis lagi karena kesakitan Dengan tertawa ia telah mengerahkan tenaga, maka ia segera merasakan sakiL ia berlutut di tanah menahan sakitnya, Melihat penderitaan itu, Liong Giok Pin tidak tega. ia angkat Co Hiong sambil berkata.   "Kau telah dilukai oleh ilmu Tian Kong Shin Cit, dan dua jalan darahnya, ialah Sayo dan Sao-im (pipa darah hidup dan pipa darah mati), telah terluka, Jika tidak lekas-lekas dibikin sembuh, maka dalam waktu tujuh hari, kau akan menjadi seorang cacad! ilmu Tian Kong Shin Cit itu adalah ilmu silat yang luar biasa tinggi nya, yang hanya melukai dalam tubuh. Di luar kau kelihatannya sehat, tetapi dalam tubuhmu luka parah, karena sebagian besar peredaran darahmu tersumbat tak dapat beredar Jika dalam tujuh hari kau tidak tertolong, maka kau akan menjadi lumpuh!"   "Betul!"   Jawab Co Hiong.   "Kini aku baru mengetahui bahwa jalan-jalan darah Sayo dan Sao-im telah terluka, dan dua jalan darah itu merupakan jalan darah yang terpenting...."   Liong Giok Pin tidak menunggu habis kata-kata Co Hiong, ia memotong: Tetapi aku mengetahui cara menyembuhkan nya."   Dengan setengah pereaya Co Hiong menanyai "Dengan cara apakah aku dapat sembuh..."   Liong Giok Pin tidak segera menjawab, ia balik badan dan jalan menuju ke gua. Co Hiong yang cerdik dan cerdas, dan yang telah mengetahui bahwa gadis itu telah terpikat hatinya, lalu mengejar ia insyaf bahwa sebegitu jauh ia belum pernah    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   menyatakan terima kasihnya atas semua pertolongan gadis itu.   Liong Giok Pin terus masuk ke dalam gua dan mengumpulkan piring, mangkok dan sisa makanan, Ke-tika ia hendak keluar, Co Hiong mencegat dan membentak "Kau telah datang ke sini untuk menengoki aku, tetapi kau tak menolong menyembuhkan aku.   Ayo, bunuh saja aku!"   Liong Giok Pin coba keluar, tetapi Co Hiong masih menghalaunya, Lalu satu tinju dikirim ke dadanya Co Hiong, dengan maksud agar Co Hiong mengegos ke samping, dan ia dapat loncat ke lain samping untuk lari keluar, Tetapi Co Hiong tak dapat mengelakkan nya, ia terpukul dan jatuh terlentang di tanah! Liong Giok Pin tidak tega melihat pemuda itu jatuh tak berdaya, Buru-buru ia mengangkat bangun sambil menanyai "Apakah aku telah melukakan kau lagi?"   "Jika kau benci aku, bunuhlah aku sekarang?"   Kata Co Hiong, Liong Giok Pin terharu, air matanya mengucur "Kau tidak mengetahui bagaimana sukarnya aku mencari tahu tentang cara menyembuhkan luka-lukamu, dan kau masih saja tak pereaya aku!"   Kata Liong Giok Pin sedih, Co Hiong mencoba bangun dan duduk di tanah, Sejenak kemudian ia berkata dengan ramah.   "Maaf jika aku telah berbuat kasar kepadamu, Dengan luka-Iuka di dalam tubuhku ini, aku lebih suka mati daripada kau. Jika kau betul-betul mengetahui cara menyembuhkannya, aku minta kau lekaslekas beritahukan kepadaku."   Lalu dengan tegas dan terang Liong Giok Pin memberitahukan Co Hiong cara penyembuhan itu, dan Co Hiong mendengarkannya dengan penuh perhatian Kemudian ia turuti petunjuk-petunjuk Liong Giok Pin itu, ia berjungkir balik, atau dengan menyandar di dinding kamar gua, ia berdiri tegak dengan kepala di bawah dan kedua kaki di atas.   Lalu ia    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   berusaha mengerahkan tenaga dalamnya agar darahnya beredar dengan jurus-jurus terbalik Betul ia merasa sakit pada tubuhnya, tetapi lambat laun sakit itu berkurang, Kemudian keringat keluar dari sekujur tubuhnya, dan merasa lukanya meringan.   ia turunkan kedua kakinya dan duduk sambil memejamkan kedua matanya untuk mengumpulkan semangat Liong Giok Pin menanyai "Bagaimanakah kau merasakannya, setelah kau melakukan cara penyembuhan?"   Dengan tersenyum Co Hiong menjawab.   "Aku merasa baikan."   "Nah!"   Kata Liong Giok Pin.   "Jika cara itu berhasil. Co Hiong menuruti petunjuk Liong Giok Pin, yaitu dengan menyandar ke dinding gua, ia berdiri tegak dengan kepala di bawah dan kedua kaki di atas kau harus dengan cara tersebut berusaha menyembuhkan dengan seksama, Besok aku akan datang lagi."   Lalu ia pun keluar dari gua itu, Demikianlah Co Hiong di dalam gua melakukan cara pengobatan itu, dan tiap kali ia lakukan, ia merasa banyak baikan, Liong Giok Pin lari kembali ke rumah gubuk dan tiba pada lebih kurang jam 4 hampir pagi.   Suasana di dalam rumah itu gelap sekali ia mengetok pintu kamar Lie Ceng Loan dan memanggil dua kali, akan tetapi tak dapat jawaban, ia menjadi curiga, ia dorong pintu itu dan masuk ke dalam.   ia telah mendampingi Lie Ceng Loan dan paham betul akan keadaan dan segala sesuatu di dalam kamar itu, ia nyalakan lampu di atas meja, dan segera tampak bahwa pembaringan Lie Ceng Loan dan Pek Yun Hui tidak ada orangnya, entah kemana! ia padamkan lampu dan keluar dari kamar Di luar suasana sunyi senyap dan gelap gulita.   ia lari menuju ke hutan pohonpohon Bwee.   Harum bunga-bunga Bwee menusuk hidung, tapi dalam keadaan gelisah itu Liong Giok Pin tidak menghiraukannya, Tiba-tiba suara yang telah dikenal menegur    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   padanya.   "Hari sudah mendekat pagi, mengapa Sumoy belum tidur?"   Ia terkejut dan segera membalikkan badan, ia tampak Oey Ci Eng menegur sambil bersandar di sebuah pohon Bwee yang jaraknya kurang dua depa dari ia. Dengan tersenyum ia menjawab.   "Dan kau juga mengapa masih berada di sini?"   Oey Ci Eng datang menghampiri dan sambil menarik napas ia berkata.   "Sebetulnya aku banyak omongan yang aku ingin ucapkan kepada Sumoy, Bolehkah aku mengatakannya sekarang?"   S!AN HOK StN ON - T.S.S. Jtlid 6 55 Liong Giok Pin mengerutkan keningnya.   "Di waktu malam seperti ini tidak baik kita bicara di sini, jika kau ingin bicara dengan aku, besok saja!"   Jawab Liong Giok Pin setelah diam sejenak, lalu ia berbalik dan berlalu, Di dalam beberapa tahun belakangan ini, meskipun Liong Giok Pin sering-sering berusaha menjauhkan diri dari Oey Ci Eng.   Tetapi ia belum pernah bersikap demikian kasarnya, Oey Ci Eng heran dan bengong melihat sikap Sumoynya yang kasar itu, seolah-olah jemu kepada nya.   Liong Giok Pin pun agak merasa keterlaluan memperlakukan Suhengnya, ia hentikan tindakan kakinya dan berbalik lagi sambil menanyai "Sebetulnya suheng ada omongan penting apakah, yang hendak diucapkan itu?"   Sebetulnya Oey Ci Eng mempunyai banyak kata-kata yang ia ingin ucapkan, akan tetapi ia menjadi terpaku dan bisu ketika menampak sikapnya gadis itu.   Sejenak ke-mudian, dengan perasaan tersinggung ia menjawab: Tidak...   tidak ada omongan yang penting, Maaf jika aku telah mengganggu Sumoy."   Lalu dengan menghela napas ia pun berlalu, Liong Giok Pin mengawasi Oey Ci Eng berlalu dengan langkah yang masgul, ia merasa bersalah telah memperlakukan suhengnya demikian "Dia senantiasa baik    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   terhadap aku, tetapi aku tidak gubris kasih sayangnya terhadap aku, Sungguh kejam aku ini!"   Pikirnya, dengan tak terasa air matanya mengucur ia lari kembali ke rumah gubuk dan masuk lagi ke kamarnya Lie Ceng Loan.   ia lemparkan dirinya di atas pembaringan dan menangis sedih, ia telah kena anak panah dewi asmara, dan segala perbuatannya telah melanggar peraturan partai Kun Lun, ia merasa berdosa terhadap guru, paman-paman guru dan saudara-saudari seperguruarinya, yang semuanya sayang kepadanya dengan perbuatannya menolong Co Hiong, musuh dari partai Kun Lun.   ia menangis tersedu-sedu ketika pintu kamar terbuka dan Ue Ceng Loan bertindak masuk bersama Pek Yun Hui.   ia lekas bangun sambil menyeka air matanya, Lje Ceng Loan lari menghampiri dan menanya.   "Liong Cici, mengapa kau menangisi Urusan apakah yang membuat kau sedih? Cobalah beritahukan aku agar aku dapat menolong kau."   Pek Yun Hui mengawasi wajahnya Liong Giok Pin dengan kedua matanya yang tajam tapi tidak bicara, Liong Giok Pin merasa bahwa sinar kedua matanya Pek Yun Hui telah menembusi jantungnya dan dapat membaca isi hatinya.   ia tak berani melihat mukanya Pek Yun Hui.   ia merasa berdosa, Sambil gcleng-geleng kepala ia menjawab.   "Aku hanya memikirkan diriku yang malang ini, karenanya aku menjadi sedih...."   "Apakah kau memikirkan ayah bundamu yang telah meninggal dunia?"   Tanya Lie Ceng Loan.   "Sumoy telah menebak jitu. Aku memikirkan diriku sebagai anak yatim piatu, dan aku tak tahan untuk tidak menangisi jawab Liong Giok Pin. Lalu ia bangun dan jalan keluar dari kamar itu, Pek Yun Hui terus tidak bicara, setelah Liong Giok Pin keluar dari kamar, barulah ia berkata kepada Lie Ceng Loan.   "Sucimu itu rupanya mempunyai urusan yang    Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   ruwet!"   "Mungkin,"   Jawab Lie Ceng Loan.   "Jika seseorang teringat akan ayah bundanya almarhum, dia tentu akan sedih hali, Pek Cici, apakah kau masih mempunyai ibu bapak?"   Pek Yun Hui tersenyum "Riwayatku sangat panjang dan memilukan hati Nanti aku menceritakan kepadamu."   Ketika Lie Ceng Loan lari keluar, ia tampak Liong Giok Pin lagi Dalam setahun ini ia telah mengalami banyak perubahan, dan pula memperoleh banyak pengetahuan bahwa ayah angkatnya itu belum kembali ia kembali ke kamarnya dan berkata kepada Pek Yun Hui.   "Pek Cici, Supek dan ayah angkatku sudah lama pergi belum kembali Apakah mereka mendapat rintangan?"   ""Meski tidak menemui rintangan,"   Jawab Pek Yun Hui "Aku hanya khawatir Suhumu tidak dapat mencari mereka.   Giok Siu Sian Cu bukan lawan yang enteng, Supekmu harus melawan enam-tujuh hari, dan siapakah yang akan menang, aku tak dapat menentukan Besok dengan menunggang bangau kita pergi cari mereka...."   Kata-kata Pek Yun Hui belum habis diucapkan, tiba-tiba mereka dengar suara tindakan kaki orang jalan mendatangi Pek Yun Hui tersenyum dan berseru.   "Suhu dan ayah angkatmu sudah kembali!"   Lie Ceng Loan lari keluar, tetapi dalam suasana gelap gulita itu ia tak dapat melihat apa-apa, ia menunggu, tak lama kemudian betul saja ia tampak mendatanginya Ngo Kong Toasu dan Giok Cin Cu. Mereka memberi hormat kepada Pek Yun Hui.   "Kami menghaturkan banyak terima kasih atas pertolongan Siocia terhadap Loan Jie dan kami semua,"   Kata mereka.   "Loan Moi adalah bidadari yang baik budi serta jujur, dia senantiasa dilindungi Thian (Tuhan), dengan kehendaknya aku datang ke sini untuk memberi pertolongan,"   Jawabnya Pek Yun Hui seraya membalas hormat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Lie Ceng Loan menghampiri Giok Cin Cu dan menanya.   "Suhu, apakah Suhu telah dapat menjumpai Supek?"   Giok Cin Cu tidak menjawab, tapi Ngo Kong Toa-su yang lantas mewakilinya menjawab.   "Aku dan Suhumu telah berusaha mencarinya dengan terpisah, tetapi setelah kita kitari daerah seluas sepuluh lie, kami hanya melihat bekas-bekas pertempuran mereka di suatu puncak, tetapi orangnya entah di mana."   Pek Yun Hui menanya dengan cemas.   "Apakah di atas puncak itu terdapat bekas darah?"   "Puncak itu demikian tingginya dengan jurangnya pun curam, mungkin seribu depa dalamnya, sehingga tak kelihatan dasarnya, jurang dan puncak itu senatiasa diselubungi salju sehingga menjadi licin sekali Aku khawatir mereka tergelincir ke dalam jurang di waktu bertempur hebat Jika mereka tidak mendapat kecelakaan dan tewas dalam jurang, sangat mustahil setelah bertempur tujuh hari tujuh malam belum juga berhenti dengan tidak ada yang menang atau kalah?"   Sikap yang tenang dari Giok Cin Cu tak dapat menutupi kegelisahan nya, dan Pek Yun Hui telah memperhatikan ini "Aku belum melihat dengan kepala mata sendiri tempat di mana mereka bertempur Kecuali jika mereka memang sudah berjanji bertempur sampai ada yang tewas, serta tergelincir ke dalam jurang tak mungkin, Andaikan benar mereka telah tergelincir namun dengan ilmu meringankan tubuh dan sebagainya, mereka masih dapat menolong diri Aku yakin mereka tidak tewas, sebetulnya Hian Ceng Tojin mempunyai dendam apakah terhadap Giok Siu Sian Cu?"   Pek Yun Hui tanya akhirnya.   "Sebetulnya kami dari partai silat Kun Lun tidak mempunyai dendam apapun terhadap Giok Siu Sian Cu, Toa Suheng pun tidak membenci dia. Hanya pada suatu malam dia masuk ke dalam kuli Sam Goan Kong, dan dia mengatakan ingin mencari muridnya Toa Suheng, Bee Kun Bu. Kami telah beritahukan padanya bahwa Bee Kun Bu tidak ada di kuil Sam Goan Kong, tetapi dia tak pereaya, dan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   dengan masgul dia berlalu Tetapi kemudian bersama-sama Sin Goan Tong dia datang lagi membikin ribut Dia bertempur melawan Toa Suheng, Ketika aku dan Ji Suheng datang, dia dan Sin Goan Tong baru berlalu seraya menjanjikan akan kembali pula tujuh hari kemudian untuk bertempur mati matian."   Selagi Giok Cin Cu menuturkan itu, Pek Yun Hui nampaknya menjadi cemas.   "Apa maksudnya dia mencari Bee Kun Bu? Apakah dia sudah bosan hidup?"   "Aku dan Toa Suheng juga telah menanya maksudnya mencari Bee Kun Bu, tetapi dia tidak mau memberitahukannya,"   Kata Giok Cin Cu.   "Sekarang sudah dekat fajar,"   Kata Pek Yun Hui.   "Besok pagi, kita berantai pergi ke puncak itu menyelidiki jurangnya."   Giok Cin Cu tidak yakin jika Pek Yun Hui dapat "   Turun ke dalam jurang yang sangat dalam itu, tetapi ia tidak berani menanya, Lalu ia minta diri untuk berlalu, Ngo Kong Toa-su memberi hormat sebelum ia keluar dari kamar itu, Setelah kedua orang pergi, Lie Ceng Loan menanyai "Pek Cici, mengapa Giok Siu Sian Cu ingin mencari Bu Koko.   "la ingin mencari Bu Kokomu untuk membikin perhitungan."   Jawab Pek Yun Hui dengan bersenda gurau.   "Sebetulnya Bu Koko telah mengambil apanya? Apakah Bu Koko pernah menyinggung dia?"   Tanya Lie Ceng Loan.   "Bu Kokomu telah mengambil hatinya Giok Siu Sian Cu, dan juga telah makan buah Sie Can Ko yang dicuri oleh Giok Siu Sian Cu,"   Jawab Pek Yun Hui. Lie Ceng Loan terkejut Dengan gemas ia berkata.   "Aku tahu, aku tahu! Giok Siu Sian Cu juga gilai Bu Koko! ia perlukan datang ke puncak Kim Teng Hong yang jauh ini untuk mencari Bu Koko, Bu Koko adalah seorang yang baik,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   banyak orang suka padanya, Pek Cici, apakah kau juga sukai dia?"   Pertanyaan yang wajar itu membikin Pek Yun Hui gelagapan Mukanya menjadi merah, dan untuk sementara waktu ia tak dapat menjawab Lie Ceng Loan yang melihat Pek Yun Hui diam saja, lalu menanya lagi.   "Pek Cici, apakah aku salah omong?"   Pek Yun Hui geleng-gelengkan kepalanya.   "Kau tidak salah omong. Hanya hatiku yang menjadi kalut Aku ingin segera jawab kau, tetapi tiku harus pikir dulu apakah aku suka dia atau tidak,"   Jawabnya.   "Masakan pertanyaan itu sukar dijawab Jika Pek Cici menanya kepadaku, aku segera dapat menjawab,"   Kata Lie Ceng Loan.   "Betul,"   Kata Pek Yun Hui.   "Urusan Bu Kokomu, bagimu adalah mudah. Tetapi bagiku, urusan itu menjadi suatu soal yang sulit Loan Moi, aku belum dapat menjawab dengan pasti Kau harus memberikan kesempatan kepadaku untuk menjawabnya."   "Jika aku mengetahui Cici sukar menjawabnya, aku pun tidak akan menanya lagi,"   Kata Lie Ceng Loan. Pek Yun Hui tersenyum dengan penuh kasih sayang, Lalu ia berkata.   "Sudah dekat fajar, marilah kita pergi beristirahat dan besok pagi kita mencari Supekmu."   "Jika Supek betuI-betuJ telah tergelincir ke dalam jurang, dia tentu menderita tuka-luka. Jika Bu Koko mengetahui, dia pasti bersedih hati,"   Kata Lie Ceng Loan. Tapi Toa Supekmu dan Giok Siu Sian Cu tidak mempunyai dendam yang dahsyat mustahil mereka akan saling membunuh Kau jangan kecil hati,"   Menghibur Pek Yun Hui. Fajar segera menyingsing, dan pada esok paginya, Pek Yun Hui, Giok Cin Cu dan lain-Iainnya pergi ke atas puncak untuk menyelidiki jurang yang katanya sangat curam itu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   puncak itu tinggi sekali, dilingkungi oleh puncak-puncak gunung lainnya, Betul di bawah puncak itu ter-tampak jurang yang curam lagi licin, karena diselubungi salju, Di atas puncak itu Pek Yun Hui menjerit, dan jeritannya yang nyaring itu seolah-olah menembusi ang-kasa, dan gemanya terdengar nyaring dan jauh, Berturut-turut ia menjerit tiga kali, dan tibatiba setumpukan salju tergerak dan merosot ke bawah jurang.   Tumpukan salju itu tergerak karena getaran suara, Giok Cin Cu, Ngo Kong Toa-su dan Lie Ceng Loan menyaksikan dengan rasa ngeri ketika tumpukan salju itu merosot dengan pesat ke bawah jurang, dan suaranya terdengar hebat sekali.   Ketika itu Pek Yun Hui sudah mulai turun dari atas puncak ke bawah jurang, dan ia memberi isyarat kepada Ngo Kong Toa-su dan Giok Cin Cu untuk mengikuti jejaknya, Ngo Kong Toa-su berkata kepada Giok Cin Cu.   "Ai! BetuIbetul lihay ilmu meringankan tubuhnya, Seumur hidupku, belum pernah aku menyaksikan ilmu meringankan tubuh demikian hebatnya. Dengan tumpukan salju dan es ia telah berusaha membuka jalan, lalu dengan ilmu Pik Houw Pan Pik atau Cicak merayap di tembok, ia turun ke bawah jurang dengan mudahnya Giok Cin Cu yang juga telah menyaksikan telah menjadi sangat kagum, ilmu yang tinggi sekali,"   Serunya.   "Mari kita ikuti dia!"   Ngo Kong Toa-su lalu berkata kepada Lie Ceng Loan.   "Loan Jie, kau jangan turut, kau diam menunggu di atas puncak ini. Biarlah aku dan Suhumu yang ikut Pek Siocia turun!"   Lalu dengan ilmu Pik Houw Pan Pik ia juga turuti Giok Cin Cu turun ke bawah jurang, Pek Yun Hui turun sambil menyelidiki tanda-tanda yang mungkin ditinggalkan oleh Hian Ceng Tojin, dan Giok Siu Sian Cu.   ia dapat lihat banyak tanda-tanda bekas tapak kaki Lalu ia berhenti di lereng gunung itu menanti datangnya Giok Cin Cu dan Ngo Kong Toa-su, yang tak lama kemudian pun datang menyusul, ia berkata.   "Me-reka telah bertempur dengan hebat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sekali, Menurut tanda-tanda kaki mereka, rupanya belum ada yang menang atau yang kalah."   "Apakah mereka telah tergelincir jatuh ke dalam jurang?"   Menanya Giok Cin Cu dengan cemas.   "Aku belum dapat memastikan Kita harus terus turun dan menyelidiki lebih jauh,"   Jawab Pek Yun Hui.   "Apakah kita dapat turun ke bawah?"   Tanya Ngo Kong Toasu.   "Aku tak dapat melihat dasarnya jurang ini."   "Untuk turun ke bawah, orang harus menggunakan ilmu Cok Kiam Hui Heng atau Pedang Sakti Terbang Terjun, ilmu meringankan tubuh apapun tak akan berhasil Meskipun aku telah menghafalkan jampinya, tetapi aku belum mahir betul melakukannya,"   Menjelaskan Pek Yun Hui."   Baru saja Pek Yun Hui beri penjelasan itu, sekonyongkonyong terdengar suara bunyinya bangau, seekor bangau putih yang besar terbang mendatangi, setelah melihat majikannya, dia terbang turun dan berdiri di samping Pek Yun Hui. Giok Cin Cu berpikir.   "Ai, mengapa dia tadi tidak membawa bangau itu yang dapat terbang turun ke dasar jurang."   Pek Yun Hui lalu menunggangi bangaunya, dan bangau itu terbang berputaran beberapa kali putaran lalu terbang turun ke dasar jurang, dan bayangan putih dari mereka terlihat makin lama makin kecil sehingga lenyap teralingkan kabut.   Setelah tiba di dasar jurang, Pek Yun Hui loncat turun dari punggung bangau dan menyelidiki keadaan di sekitarnya, Hawa yang dingin menembus tulang-tulang, Dasar jurang itu meskipun curam tetapi tidak luas, Pek Yun Hui menyelidiki seluruh dasarnya jurang itu, tapi ia tidak melihat bekas-bekas Hian Ceng Tojin dan Giok Siu Sian Cu HDi kaki jurang yang dingin ini tak mungkin binatang liar atau ular dapat hidup di sini Jika mereka telah terjerumus di sini, tanda bekasbekasnya tidak sukar untuk dapat dicari Mungkin mereka telah loncat ketika mereka tergelincir untuk menolong diri,"   Pikirnya,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   lalu ia lanjutkan penyelidikannya, tapi tetapi tidak melihat sesuatu yang mencurigakan.   Ia menunggangi bangaunya lagi Bangau itu berbunyi lama untuk kemudian terbang naik ke atas, dan tiba di puncak yang diselubung salju.   Pek Yun Hui memberi isyarat kepada bangau itu terbang ke lereng gunung di mana Giok Cin Cu dan Ngo Kong Toa-su menunggu.   -ooo0oooDalam suasana gelap gulita terjadi perbuatan mesum Dengan gelisah Giok Cin Cu menghampiri Pek Yun Hui yang telah turun dari atas punggung bangaunya.   "Pek Siocia, apakah mereka dapat diketemukan?"   Sebetulnya ia ingin berkata.   "Apakah kau menjumpai mayat-mayat-nya?"   Ia mengawasi wajahnya Pek Yun Hui dengan jantungnya berdenyut keras sekali Pek Yun Hui menjawab sambil mengge!eng-gelengkan kepalanya.   "Di kaki jurang yang sempit salju bertumpuk tebal, hawanya dingin sekali Aku yakin binatang apapun tak dapat hidup di situ, Aku telah menyelidiki tetapi tidak melihat tanda bekas-bekas manusia atau tanda darah."   "Jika demikian, mereka tidak tergelincir dan terjerumus ke dalam jurang, Namun sangat mustahil mereka pindah bertempur ke tempat lain?"   Tanya Giok Cin Cu dengan mendesak Tak mungkin,"   Jawab Pek Yun Hui.   "Daerah sekitar puncak ini cukup luas untuk mereka bertempur Tapi mengapa mereka berlalu dari puncak ini, aku pun sukar menebaknya."   "Apakah tidak mustahil mereka menjumpai rtntang-anrintangan lain?"   Tanya Ngo Kong Toa-su.   "Mungkin,"   Jawab Pek Yun Hui setelah berpikir sejenak.   "Tentu ada urusan yang lebih penting telah membuat mereka menghentikan pertempuran mere-ka...."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Belum selesai ia bicara, tiba-tiba ia berseru dan segera loncat turun.   Giok Cin Cu dan Ngo Kong Toa-su mengejar Pek Yun Hui berhenti di depan satu karang dengan huruf-huruf yang digurat oleh ujung pedang dan berbunyi "Bee Kun Bu menjumpai bahaya, kita pergi menolong."   Huruf-Huruf itu nyata sekali dibuat oleh Hian Ceng Tojin, pemberitahuan tersebut menggoncangkan hatinya Pek Yun Hui, ia bersiul lagi memberitahukan bangaunya untuk terbang lagi Ngo Kong Toa-su menahan sambil berkata.   "Pek Siocia tunggu sebentar Aku ada sedikit omongan."   "Omongan apa lagi? Loan Jie sudah sembuh betul, kita tak usah khawatir lagi."   Jawab Pek Yun Hui.   "Bukan urusan itu. Huruf-huruf itu mungkin tidak dibuat beberapa hari berselang, dan kemanakah Pek Siocia ingin mencari mereka?"   Kata Ngo Kong Toa-su, Pek Yun Hui tidak menjawab, ia berdiri bengong. Lalu Giok Cin Cu berkata.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Kini jika kita bertindak tergesa-gesa, aku khawatir tidak akan berhasil. Pikirku lebih baik kembali dulu untuk merundingkan dan merancangkan tindakan apa harus kita tempuh."   Pek Yun Hui loncat turun dari bangaunya sambil mengutuk.   "Hm! Betul-betul terkutuk! Giok Siu Sian Cu itu."   Semenjak Ngo Kong Toa-su kenal Pek Yun Hui, belum pernah ia melihat Pek Yun Hui demikian gemas-nya. sikapnya biasanya tenang dan agung, tetapi pemberitahuan Hian Ceng Tojin itu menggelisahkan dia. Sejenak kemudian Ngo Kong Toa-su berkata.   "Aku duga ketika Hian Ceng Tojin bertempur melawan Giok Siu Sian Cu, kebetulan Bee Kun Bu datang, Giok Siu Sian Cu menotok jalan darahnya Bee Kun Bu dan membawanya pergi.,.,"   Giok Cin Cu geteng-geleng kepala.   "Bee Kun Bu telah dapat pelajari ilmu silat dari Toa Suhengku, Betul dia tak dapat menangkan Giok Siu Sian Cu, tetapi dia masih dapat melawan dan menjaga. Giok Siu Sian Cu tak mudah membawa dia lari,"   Kata Giok Cin Cu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui menjadi merah mukanya, Di dalam kegelisahannya ia telah menjadi kehilangan pegangan, Hanya dengan ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu (Langkah ajaib), yang ia telah ajarkan kepada Bee Kun Bu, Giok Siu Sian Cu sudah pasti tak dapat menawan Bee Kun Bu, pikir ia.   Tetapi Ngo Kong Toa-su mempunyai pendapat lain, ia insyaf betapa hebatnya Pek Yun Hui gilai Bee Kun Bu sehingga segala sesuatu yang mengenai Bee Kun Bu selalu mendapat perhatiannya, ia sangat khawatir nasibnya Lie Ceng Loan di kemudian hari bila Pek Yun Hui merebut kekasihnya, Lalu Giok Cin Cu mendesak.   "Ayo, kita kembali ke rumah gubuk untuk merundingkan suatu keputusan dan rencana yang harus ditempuh."   Segera dengan ilmu Pik Houw Pan Pik atau Cicak merayap di atas tembok mereka mendaki jurang untuk menuju ke rumah gubuk, Di atas puncak Lie Ceng Loan menyambut dan menanya Pek Yun Hui.   "Pek Cici, apakah Supek sudah ketemu?"   Pek Yun Hui mengusap-usap rambutnya gadis itu.   "Supekmu tidak tergelincir ke dalam jurang. Dia pergi mencari Bu Kokomu,"   Jawabnya, Dengan gembira Lie Ceng Loan berkata.   "Supek mempunyai ilmu silat yang tinggi, dan ia tak akan tergelincir Jika Supek pergi mencari Bu Koko, kita boleh tunggu di rumah saja!"   Sebetulnya Pek Yun Hui ingin memberitahukan bahwa Bee Kun Bu menghadapi bahaya sehingga Hian Ceng Tojin pergi menolong, tetapi ia insyaf bila ia mengatakan demikian akan membikin Lie Ceng Loan khawatir Dengan ilmu meringankan tubuh mereka semua tiba di rumah gubuk hanya dalam jangka waktu seperempat jam.   Di sepanjang jalan Pek Yun Hui berpikir.   "Agaknya urusan ini erat sekali hubungannya dengan Giok Siu Sian Cu. Jika Bee Kun Bu menjumpai bahaya, dia tak akan dapat minta pertolongan orang lain untuk mencari guru-nya, dan orang itu tentu-    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   memberitahukan Hian Ceng Tojin dan juga Giok Siu Sian Cu bahwa ia mendapati bahaya.   Tapi siapa gerangan orang itu? Dan dimanakah Bee Kun Bu sekarang berada? Apakah dia masih hidup? puncak gunung hanya dua puluh lie jauhnya dari kuil Sam Goan Kong.   Mengapa Hian Ceng Tojin tidak kembali memberitahukan dulu, tetapi segera pergi menolongnya seorang diri."   Setelah mereka berdua di dalam rumah gubuk, Pek Yun Hui masih juga termenung. Giok Cin Cu memecahkan kesunyian itu dengan menanya Ngo Kong Toa-su.   "Menurut pendapatmu, pertempuran diantara Toa suheng dan Giok Siu Sian Cu, siapakah yang menang?"   Ilmu silat kedua-duanya tinggi Dalam ilmu silat pedang, Toa suhengmu lebih unggal, tetapi dalam ilmu meringankan tubuh, Giok Siu SianCu lebih tinggi sedikit Caranya dia meloncat ke udara seolah-olah orang terbang sebetulnya merupakan suatu ilmu yang luar biasa di kalangan Bu Lim,"   Jawab Ngo Kong Toa-su.   "Jika pendapatmu betul,"   Kata Giok Cin Cu.   "Bee Kun Bu tak dapat dibawa lari oleh Giok Siu Sian Cu, karena dia telah pahami hampir semua ilmu silat Toa Suheng, apalagi Toa Suheng berada di sampingnya, tak mungkin wanita itu dapat berbuat sesukanya Yang terpenting ialah bagaimanakah mereka yang sedang bertempur dapat mengetahui bahwa Bee Kun Bu menjumpai bahaya."   "Betul! Kita harus mencari tahu bagaimanakah mereka mendapat tahu Bee Kun Bu berada dalam bahaya, atau siapakah yang memberitahukan bahwa Bee Kun Bu menjumpai bahaya, Untuk mencari tahu semua ini, aku pereaya tidak mudah. Biarlah aku mencari tahu dulu,"   Pek Yun Hui campur bicara.   "Dunia sangat luas, di mana kau mencarinya?"   Tanya Ngo Kong Toa-su.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Hanya dengan tanda sedikit saja, misalnya jejak kaki, bekas injakan kuda, secarik kain dan sebagainya, aku yakin aku dapat mencari tahu,"   Jawab Pek Yun Hui yang pereaya akan diri sendiri Lie Ceng Loan yang telah mendengar bahwa Bee Kun Bu mungkin menjumpai bahaya, ia menghampiri Pek Yun Hui dan berbisik.   "Pek Cici, jika kau pergi mencari Bu Koko, aku turut"   "Baik!"   Jawab Pek Yun Hui.   "Kita berangkat sekarang."   Ngo Kong Toa-su berjingkrak: Tidak! Dengan cara demikian, kau seperti juga mencari jarum di dasar laut Menolong orang seperti juga menolong bahaya kebakaran jika Bee Kun Bu betul-betul menjumpai bahaya, meskipun kita dapat ketemukan dia sekarang, kitapun terlambat menolongnya, bukan,? Kita harus mencari dengan rencana yang sempurna."   Pek Yun Hui menjawab.   "Pendapatmu belut Aku hargai Tetapi menurut pendapatmu, daripada mencari tanpa rencana lebih baik kita duduk diam menunggu, bukankah begitu?"   "ltu bukan maksudku,"   Jawab Ngo Kong Toa-su.   "Hian Ceng Tojin sangat bijaksana, Jika dia sendiri tak dapat menolong, dia tentu memberitahukan kami di kuil Sam Goan Kong. Aku yakin bahwa karena Bee Kun Bu berada di dalam bahaya, maka Hian Ceng Tojin dan Giok Siu Sian Cu berhenti bertarung agar dapat bersama-sama menolong Bee Kun Bu."   Mendengar alasan yang diberikan oleh si Hweeshio tua itu, Pek Yun Hui betul-betul menghargai pendapat itu. Tapi karena Bee Kun Bu berada dalam bahaya, bagaimanakah ia dapat duduk diam? Lama ia berpikir barulah ia berkata lain.   "Katakatamu betul Tetapi segala sesuatu dapat terjadi dengan tak terduga, Kedua angkatan tua menunggu saja di puncak Kim Teng Hong ini menanti berita baik tentang Hian Ceng Tojin dan lain-lainnya, Aku dan Loan Moi hendak pergi mencari merekah jika aku memperoleh berita baik, aku nanti kirim    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   bangauku untuk mengabarkannya.   Tapi jika di dalam waktu sepuluh hari aku gagal mencarinya, aku dan Loan Moi tentu kembali ke sini, dan jika kedua angkatan tua memperoleh kabar dari Hian Ceng Tojin, sudilah meninggalkan kabar agar kamipun dapat pergi membantu."   Giok Cin Cu mengangguk dan berkata.   "Jalan ini pun baik."   Lalu sambil tersenyum Pek Yun Hui tarik tangannya Lie Ceng Loan keluar dari rumah itu. ia bersiul memanggil bangau nya.   "Loan Moi, dulu kau ingin menunggang bangau putih, bukan? Nah, sekarang keinginanmu terkabul."   Lalu lebih dulu ia tunggangi bangau itu, dan suruh Lie Ceng Loan menunggang di beIakangn-nya.   Bangau itu berbunyi dan mementang kedua sayapnya yang besar dan panjang, akan segera terbang ke atas, Matanya Ngo Kong Toa-su dan Giok Cin Cu mengikuti terbangnya bangau itu sampai lenyap tak tertampak pu!a, Lalu Giok Cin Cu berkata.   "Kita tak usah khawatir akan Loan Jie jika ia pergi bersama-sama Pek Yun Hui, karena aku tahu Pek Yun Hui sayang sekali kepada Loan Jie."   Ngo Kong Toa-su hanya menarik napas panjang, Ketika itu Liong Giok Pin datang menghampiri mereka, ia berlutut di hadapan gurunya memberi hormat.   Selama dua hari Giok Cin Cu bersama Ngo Kong Toa-su sangat sibuk mencari Toa suhengnya sehingga tidak memperhatikan gadis itu.   "Pin Jie kemana saja kau selama dua hari ini?"   Tanya guru itu. pertanyaan itu membikin Liong Giok Pin terkejut, tapi ia segera menjawab: Teecu semalam telah datang ke kamarnya Loan Moi, kemudian kembali ke kuil Sam Goan Kong-"   Ia nampaknya ketakutan, karena jawabannya itu tidak semuanya jujur, dan ia tak mengetahui apakah gurunya semalam telah pergi ke kuil Sam Goan Kong, Meskipun melihat sikap muridnya agak ganjil, Giok Qn Cu yang berjiwa besar tidak mendesaknya, ia menanya dengan wajan "Bagaimana keadaan Ji Supekmu di dalam kuil Sam Goan Kong?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sebetulnya pertanyaan itu tidak perlu, karena setelah Tong Leng Tojin kembali dari kuil Toa Ciok Sie di pegunungan Cie Lian San, ia telah mencurahkan semua perhatiannya melatih tenaga dalamnya, dan jarang sekali keluar dari kuil Giok Cin Cu pereaya jawaban muridnya, ia lalu berkata kepada Ngo Kong Toa-su.   "Harap Toa-su beristirahat di dalam rumah, aku ingin pergi ke kuil Sam Goan Kong untuk menanya apakah ada kabar dari Toa Suheng, dan minta Ji Suheng mengirim murid-murid mencari Toa Suheng,"   Ia memberikan hormat dengan mengangkat kedua tangannya dan berlalu.   Ngo Kong Toa-su bertindak masuk ke dalam rumah gubuk dengan hati berat, sedangkan Liong Giok Pin masih saja khawatir akan keselamatan Co Hiong.   Maka dengan kesempatan itu ia kembali ke kamarnya dan menyiapkan makanan enteng untuk Co Hiong di dalam gua.   Ketika itu Co Hiong sedang melakukan cara menyembuhkan luka-luka di dalam tubuhnya, Liong Giok Pin menunggu sampai Co Hiong selesai dan duduk di lantai, baru memberikan santapan yang dibawanya itu.   "Siapakah pemuda berbaju hijau yang telah melukakan aku?"   Tanya Co Hiong sambil makan.   "Dia bukan pria tetapi seorang gadis cantik, Dia mengatakan kepada Lie Ceng Loan bahwa kau adalah seorang yang busuk!"   Jawab Liong Giok Pin sambil tersenyum, Co Hiong menjadi murka karena ia dianggap seorang busuk.   "Kalau kau telah ketahui aku seorang busuk, kau tak usah perdulikan aku lagi!"   Katanya mendongkol Liong Giok Pin terperanjat Untuk sementara waktu ia tak dapat menjawab, ia mengawasi betapa lahapnya Co Hiong dahan Kemudian dengan sungguh-s unggun ia berkata.   "Mengapa kau mengucap demikian? Jika aku pereaya perkataannya, aku tentu tidak datang menolong kau."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Lalu ia menangis dengan sedih, Co Hiong hanya memandangnya sambil mengisi perutnya, ia tersenyum, senyuman itu menggiurkan Liong Giok Pin, membikin ia buta akan kebusukan, kekejaman dan kekejiannya Co Hiong, semenjak kecil ia dirawat di dalam kuil Sam Goan Kong, dan senantiasa menuntut penghidupan yang suci dan tenang.   Oey Ci Eng telah memperhatikan ia selama sepuluh tahun lebih, tetapi ia tak menghiraukan kasih sayangnya Yang ganjil ialah ketika ia melihat Co Hiong, ia segera tertarik oleh gaya, sikap dan wajahnya Co Hiong, senyumannya pemuda itu selalu menggiurkan hatinya, Mesipun ia insyaf bahwa perbuatannya menolong Co Hiong adalah suatu perbuatan yang durhaka, namun ia masih juga lakukan, ia telah terangsang asmara yang membuta! Selesai makan, Co Hiong pejamkan matanya mengumpulkan semangat Liong Giok Pin benahkan piring, mangkok dan sebagainya bekas Co Hiong makan, lalu duduk di sampingnya, Agaknya ia segan berlalu, Co Hiong tampaknya banyak lebih segar Liong Giok Pin pegang tangannya Co Hiong dan menanya dengan ramah.   "Apakah luka-lukamu banyak baikan?"   Co Hiong dapat rasakan kulit yang halus laksana sutera menempel di tangannya serta mendengar suara yang merdu dari gadis itu.   ia buka kedua matanya, dan menjawab sambil tersenyum: Terima kasih, Aku rasa banyak baikan, Aku kira dua atau tiga hari lagi aku akan sembuh betuI."   Liong Giok Pin menarik napas, lalu berkata lagi.   "Jika kau sudah sembuh, kau segera akan berlalu dari sini, entah kapan kita dapat berjumpa lagi...."   Ia menjadi sedih, dan air matanya mengucur membasahi pakaiannya. Co Hiong juga merasa kasihan terhadap gadis itu.   "Berpisah hidup atau berpisah mati untuk selama-lamanya adalah peristiwa-peristiwa lazim selama kita hidup, Aku kira soal tersebut kita tak usah terlampau disedihkan."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Hiburan itu makin membikin si gadis bertambah sedih.   "Kalian murid-murid dari partai Kun Lun,"   Co Hiong terus menghibur "Apakah semuanya mengenakan pakaian serupa? Mengapa Lie Ceng Loan tidak berpakaian seperti lain-lain murid Kun Lun?"   Liong Giok Pin mengangkat kepalanya dan ingin menjawab, tetapi kata-kata yang hendak diucapkannya tersumbat di kerongkongannya.   Co Hiong pun tidak mendesak lagi, Dengan mulut membungkam Liong Giok Pin bawa piring, mangkok dan sisa makanan, lari keluar dari gua itu.   Sejenak kemudian, Co Hiong yang sudah merasa banyak baikan, dan dapat menggunakan kaki tangannya dengan leluasa, berjalan keluar dari gua itu.   Hawa yang segar dan harum menghangatkan tubuhnya, ia merasa gembira kesehatannya telah pulih kembali, Kegembiraannya terlihat pada wajahnya yang berseri-seri.   Ia kembali ke gua dan merebahkan diri di tanah, dengan cepat ia tertidur.   Ketika ia tersadar dari tidurnya, suasana sudah menjadi malam, ia membaui hawa yang harum, dan ia merasa ada orang di sampingnya, Betul saja Liong Giok Pin tidur di sampingnya, Ketika itu ia pandang gadis itu yang cantik molek itu, tiba-tiba timbul napsu birahinya, Lupa akan kesopanan, ia memeluk gadis itu erat-erat.    Pembakaran Kuil Thian Loksi Karya Kho Ping Hoo Pedang Pusaka Thian Hong Karya Kho Ping Hoo Naga Merah Bangau Putih Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini