Bangau Sakti 21
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 21
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Liong Giok Pin yang sedang tidur tersadar dan terkejut ia buka matanya dan membentak. "Hei, apa yang kau hendak perbuat? Lekas lepaskan aku...!" Ia pun meronta-ronta melepaskan diri. Tetapi Co Hiong tidak melepaskan pelukannya, malah tertawa dan berkata. "Ha hal Bukankah kau suka kepadaku? Mengapa kau berlagak malu-malu dan gusar?" "Hem! Jika aku tahu watakmu demikian rendah dan kejinya, aku pasti membiarkan kau mati!" Lalu dengan sekuat tenaga ia meronta, Setelah terlepas dari cengkeraman "iblis" Itu, ia lari keluar dari gua. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ha! Apakah kau kira kau bisa kabur?" Kata Co Hiong sambil loncat dan tinju kirinya menahan gadis itu dengan ilmu Liong Sin Jiauw atau Naga Hitam Menerkam dengan Kukunya, dan Liong Giok Pin tertawan !agi! Co Hiong yang sudah hampir sembuh betul sangat gesit dan cepat gerakannya, Liong Giok Pin coba melawan dan memukul tinju kirinya Co Hiong sambil menendang lambungnya dengan kedua kakinya, Tapi Co Hiong yang jauh lebih tinggi ilmu silatnya, dan lebih kuat tenaganya dapat mengegosi tendangan itu dengan loncat ke samping, lalu menerkam lagi, Liong Giok Pin terkejut, ia lekas-lekas loncat mundur berdiri di ambang pintu mencegah gadis itu. ia berkata sambil tertawa. "Aku mengetahui bahwa kau sukai aku, dan kini aku pun suka kepada mu. Apa kau kira aku, Co Hiong ini, tidak pantas untuk menjadi pasanganmu?" Bukan main marah dan malunya Liong Giok Pin. ia mundur lagi dua tindak dan mencabut pedangnya, ia membentak. "Jika kau tidak kasih aku lewat, jangan salahkan aku, terpaksa aku harus menggunakan senjata tajam ini!" Co Hiong tetap tertawa dan berkata. "Keluarkan semua kepandaianmu Malam ini jangan harap kau dapat lolos dari tanganku!" Liong Giok Pin tidak bicara lagi. ia tusuk dadanya Co Hiong dengan pedangnya, Co Hiong mengegos diri menghindari tusukan itu, sambil mengirim satu jotosan ke pundaknya gadis itu, Liong Giok Pin loncat ke sam-ping, lalu menusuk lagi berturut-turut tiga kali sekuat tenaga, Co Hiong dengan tenang menghindari pukulan itu, dan untuk menaklukkan ia menggunakan ilmu Lek Pi Hua San atau Tenaga Dahsyat Menggempur Gunung, Angin yang keluar dari kedua tinju itu dapat menahan tusukan-tusukan maut itu, dan satu totokan kepada lengan kanannya gadis itu membikin pedangnya terlepas dari cekalannya, ilmu yang Co Hiong gunakan adalah jurus-jurus yang ia dapat pelajari dari kitab KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ San Im Shi Ni. Liong Giok Pin tak berdaya, Pada saat si gadis itu terpaku karena kaget dan bingungnya, Co Hiong datang dan memeluk ia erat-erat. Liong Giok Pin menangis dan memohon. "Lepaskan aku! Kelakuanmu ini sangat biadab!" Lalu ia coba meronta lagi, tetapi Co Hiong menotok tulang punggungnya dan ia tak berdaya, Lampu di dalam kamar gua itu tiba-tiba dipadamkan, dan terdengar gadis itu menangis tersedu-sedu. Sejenak kemudian lampu dinyatakan lagi dan gadis itu masih saja menangis, bahkan tangisnya makin keras. sekonyong-konyong dari luar gua terdengar orang menegur. "Siapa yang menangis di dalam gua?" Kamar itu letaknya beberapa puluh kaki jauhnya dari mulut gua, tetapi dalam suasana malam yang sunyi senyap segala sesuatu terdengar nyata, Liong Giok Pin yang mendengar teguran itu berhenti menangis, karena ia mengenali suara itu! "Ai, Toa suhengku datang, bagaimana?" Seru Liong Giok Pin. Co Hiong berdiri tegak dan mengejek. "Meskipun guru dan paman-paman gurumu datang ke sini, aku tidak takuti Nanti aku keluar dan bunuh dia!" Lalu ia jalan keluar dengan pedang terhunus. Liong Giok Pin coba menahan dengan memegangi pakaiannya, ia memohon. "Jangan! jangan bunuh dia...." "Jika aku tidak bunuh ia, dia pun tak dapat mengampuni aku!" Jawab Co Hiong. Liong Giok Pin berkata. "Kamar di dalam gua ini adalah tempat yang terlarang, Tanpa izin paman guruku yang memegang pimpinan kuil, siapapun tidak diperbolehkan masuk, Sekarang giliranku yang menjaga, Toa suhengku tidak KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ berani masuk ke sini, Aku minta kau diam di sini, dan biarlah aku keluar dan mengusir dia pergi dengan akal tipuku!" Co Hiong tersenyum. "Baiklah, Tetapi jika ia tidak berlalu, aku akan bunuh mati padanya!" Liong Giok Pin tidak menjawab lagi, ia jalan keluar dan tampak Oey Ci Eng yang berpakaian hitam dan memegang pedang di mulut gua, Melihat gadis itu keluar, Oey Ci Eng mundur tiga tindak dan memperhatikan wajahnya gadis itu. "Apa yang kau awasi? Apakah kau belum kenal aku?" Bentak Liong Giok Pin. Tadi aku dengar suara tangis di dalam gua. Apakah kau yang menangis?" Tanya Oey Ci Eng. "Aku yang menangis memikiri nasibku, Mengapa kau masih berkeliaran di tengah malam ini?" Kata Liong Giok Pin. "Aku pun sedang melamun memikirkan bahwa Su-siok terlampau berat sebelah, Lie Sumoy belum lama menjadi murid Kun Lun, tetapi dia sangat disayang oleh Susiok..." Kata Oey Ci Eng seraya menarik napas. "Toa Suheng! Kau jangan bicara sembarangan! Lie Sumoy adalah kesayanganku, dia baik sekali terhadap aku. Susiok pun tidak berat sebelah, dia senantiasa bertindak adil!" Bentak Liong Giok Pin. "Tapi mengapa kau menangis di dalam gua?" Tanya Oey Ci Eng. "Aku sebetulnya memikirkan nasibku yang sebatang kara..." Kata Liong Giok Pin. "Hari sudah lekas menjadi fajar Ayo kau lekas-lekas pergi tidur, dan jangan menangis lagi," Kata Oey Ci Eng. Lalu dengan sikap yang ramah ia berlalu, Tapi Liong Giok Pin berkata: Tunggu! Aku pergi memadamkan Iampu. Aku akan berjalan dengan kau." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Oey Ci Eng merasa heran akan perubahan sikap itu. Selama setengah tahun belakangan ini, gadis itu selalu bersikap adem terhadapnya, tetapi sekarang ia ingin berjalan bersama ia. ia merasa girang tereampur heran, dan menunggu di luar gua. Liong Giok Pin lari masuk ke dalam kamar dan melihat Co Hiong duduk bersandar di dinding, Co Hiong menanyai "Apakah Toa Suhengmu sudah berlalu?" "Ia sedang menunggu di luar, dan aku harus pergi ke kuil Sam Goan Kong bersama-sama dia!" Jawab Liong Giok Pin. "Bila kau benar-benar sayang aku, kau harus bawa aku lari." Co Hiong terkejut, lalu menanya. "Apakah kau tidak takut jika guru dan paman-paman gurumu mengirim orang untuk membunuh mati kau?" Setelah menyeka kering air matanya, Liong Giok Pin menjawab. "Dunia ini sangat lebar Kita dapat mencari tempat yang sentosa untuk bersembunyi dan kau akan selalu menjagal aku...." Co Hiong geleng-geleng kepalanya dan menjawab sambil tersenyum: Tidak! Aku masih banyak urusan yang harus dibereskan Aku tak bisa membawa kau lari untuk bersembunyi!" Hancur hatinya Liong Giok Pin, dan air matanya mengucur lagi, ia memukul dadanya Co Hiong sambil berkata dengan sengit. "Jika kau tidak membawa aku... "Sudahlah! Sudahlah!" Kata Co Hiong, Toa suhengmu menunggu di depan. Ayo lekas keluar jangan sampai dia mencurigai kau! Nanti kita dapat bicara lagi...." "Kau harus menunggu aku di sini, sebentar aku akan kembali." Kata Liong Giok Pin sambil mengeringkan air matanya, Dengan hati yang bingung, gelisah dan cemas Liong Giok Pin lari keluar KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Apakah Sumoy sedang membersihkan kamar di dalam?" Tanya Oey Ci Eng di luar "Betul!" Jawab Liong Giok Pin. "Maaf, jika kau menunggu terlampau lama." "Mengapa kau masih saja bersedih hati?" Tanya Oey Ci Eng. Tidak apa-apa." Jawab si gadis, lalu mereka berjalan cepat menuju ke kuil Sam Goan Kong, Setelah melewati beberapa tikungan, tiba-tiba dari tempat yang gelap meloncat keluar satu orang dengan pedang terhunus, dan orang itu membentak. "Siapa yang lewat?" Lalu orang itu tertawa dan berkata lagi. "Aku kira siapa, Toa Suheng, Liong Suci, kalian dari mana? Orang itu memegang pedangnya di depan dadanya sebagai tanda memberi hormat Liong Giok Pin tersenyum dan meneruskan langkahnya, tetapi Oey Ci Eng berhenti dan bicara dengan saudara seperguruannya itu. sebetulnya Liong Giok Pin ingin lekaslekas lari, tetapi karena khawatir gerak-geriknya yang tergesagesa menimbulkan curiga, maka ia berjalan dengan sikap yang tenang sebisanya. Tetapi setelah ia menikung lagi, ia segera lari agar tak dapat dikejar oleh Oey Ci Eng, Ketika ia tiba di hutan pohon Bwee, ia merasa letih sekali, ia duduk di bawah sebuah pohon Bwee, Sambil menghadapi pohon-pohon Bwee di depannya ia mengenangkan kembali peristiwa di dalam gua tadi, ia mengutuk dirinya yang telah berbuat ceroboh, dan merasa berdosa karena ia telah dicemarkan kehormatannya oleh Co Hiong. ia mengutuk Co Hiong yang bersifat seperti binatang, tapi ia lantas lupakan perbuatan kejinya Co Hiong itu mengingat senyumannya yang menggiurkan hati, Bagaimanakah jika Co Hiong telantarkan padanya? Bagaimanakah jika guru dan paman-paman gurunya ketahui perbuatannya yang durhaka? Kenangan-kenangan itu menghancurkan hatinya, kembali ia menangis tersedu-sedu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ -ooo0oooMelarikan diri karena berdosa Ia menangis entah berapa lama, Tiba-tiba suara yang nyaring dan ramah menegur ia. "Pin Jie. Mengapa kau katanya berketetapan. "Meskipun Susiok sangat sayang kepadamu, kau tak akan terluput dari hukuman mati!" Mendesak Oey Ci Eng. "Aku telah berbuat salah! Aku berdosa! Aku harus rela dihukum mati!" Jawab Liong Giok Pin seolah-olah sudah nekad. Oey Ci Eng menundukkan kepalanya dan berpikir ia ingin mencari jalan menolong Sumoynya yang ia tetap sayang meskipun ia telah mengetahui perbuatannya yang tak pantas, Lalu ia berkata. "Dunia ini luas, tetapi mengapa kau ingin mati di kuil Sam Goan Kong.-.?" Liong Giok Pin terperanjat ia pikir. "Betul! aku telah berdosa dan aku harus menerima hukuman. Aku tak takut dihukum mati, tetapi sebelum dihukum mati aku harus menjelaskan dosaku dengan jujur di hadapan para muridmu rid partai Kun Lun, dan ini aku tak dapat lakukan." "Coba lihat matahari akan segera terbit," Oey Ci Eng memperingatkan lagi. "Aku tak dapat menahan kau lebih lama lagi, Nah, aku berlalu dan selamat tinggal!" Lalu ia bangun dan berlalu meninggalkan Liong Giok Pin seorang diri dengan perasaan yang berat sekali Liong Giok Pin mengejar, dan ketika sudah berada di sampingnya ia berkata. "Toa Suheng, kau baik sekali terhadap aku, Aku,.,." "Aku mengerti Ayo kau lekas-lekas melarikan diri!" Jawab Oey Ci Eng, hatinya dirasakan hancur KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tapi Liong Giok Pin masih saja berdiri di hadapan-nya. Sambil menghela napas Oey Ci Eng berkata lagi. "Sumoy, meskipun aku jarang berkecimpungan di kalangan Kang-ouw, tetapi dari kisah guru dan paman guru, aku telah insyaf seorang pendekar silat harus bersikap waspada, Ayo, lekaslah kau berlalu, Dan untuk mengurungkan perhatian, bukalah jubahmu." Lalu ia paksakan diri jalan dengan menahan sakit dari luka-lukanya. Liong Giok Pin berdiri mengawasi sehingga Oey Ci Eng menghilang dari pandangan matanya di suatu tikungan di sudut kaki puncak. Lalu ia pun berusaha mencari jalan keluar dari daerah partai Kun Lun itu. Diceritakan sebaliknya Oey Ci Eng tidak jalan terus, ia diam sejenak dan berpaling ke arah di mana tadi ia berpisah dengan Liong Giok Pin. Setelah ia melihat gadis itu melarikan diri, hatinya mendadak menjadi gelisah, ia segera merasa kehilangan orang yang ia cintai itu. ia berdiri terpaku mengenangkan peristiwa-peristiwa yang lampau, Lama ia diam melamun, baru kemudian ia meneruskan perjalanannya ke kuil Sam Goan Kong, Baru saja ia tiba di depan pintu kuil, empat orang berjubah dan bersenjata pedang berbareng mengangkat tangan dan memberi hormat sambil berseru: Toa Suheng kebetulan kembali, Kami sedang mencari Toa Suheng!" "Ada urusan apakah? Di mana Suhu?" Tanya Oey Ci Eng dengan terperanjat Yang berdiri di pinggir kiri menjawab. "Suhu di ruang belakang sedang menanti Toa Suheng." Oey Ci Eng segera lari masuk ke dalam kuil diikuti oleh empat saudara-saudara seperguruannya, Kuil Sam Goan Kong adalah sebuah kuil besar, dibangun dengan tembok tebal dan tinggi, gentengnya merah, tiangtiangnya terukir dan lantainya dibuat dari batu gunung, Ruang belakang diterangi dengan delapan lilin yang besar KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tong Leng Tojin sedang duduk di ruang itu, dan dua anak laki-Iaki yang berusia lebih kurang empat belas tahun berdiri di kiri kanannya, di belakang berdiri empat pendeta-pendeta muda, dan di hadapannya duduk Giok Cin Cu. Oey Ci Eng jalan maju, lalu berlutut di hadapan Tong Leng Tojin sambil berkata. "Teecu Oey Ci Eng datang menghadap Suhu!" Tong Leng Tojin menanya. "Di manakah Liong Sumoymu?" Pertanyaan yang tak disangsikannya itu, Oey Ci Eng rasakan seperti halilintar dan mengejutkan Dengan gugup ia menjawab. "Liong Sumoy setelah menolong membalut lukalukaku, dia telah pergi entah kemana!" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Sekarang kau jawab pertanyaanku: Murid yang menghina guru dan merusak nama baik partai Kun Lun harus dapat hukuman apa?" Tanya Tong Leng Tojin, wajahnya berubah bengis. Keringat dingin mengucur di seluruh tubuhnya Oey Ci Eng, dengan gemetar ia menjawab. "Hukuman mati." Dengan kedua mata terbelalak Tong Leng Tojin membentak. "Kau sebagai murid kepala harus ketahui peraturan partai yang keras. Ayo kau harus beritahukan dengan jujur, kemanakah Liong Sumoymu pergi?!" Teecu.... Teecu... betul tidak mengetahui dia pergi kemana..." Jawab Oey Ci Eng dengan gugup, Tong Leng Tojin pereaya bahwa murid kepalanya itu tidak berdusta, ia berpikir sejenak, lalu menanya lagt. "Betul kau tidak tahu?" "Dengan sebenarnya, Suhu," Jawab Oey Ci Eng dengan tetap. "Ji Suheng jangan mendesak dia," Giok Cin Cu campur bicara. "Murid yang durhaka itu telah menyembunyikan musuh di kamar dalam gua, dan aku yakin ia telah merencanakan lebih dulu, Ai, sayang sekali! Aku telah meme!ihara, merawat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dan mengajar dia dengan sungguh-sunggun selama sepuluh tahun, kini ternyata cape lelahku menjadi hampa!" Tong Leng Tojin menghibur "Melihat sikap dan wataknya, aku yakin ia berbuat demikian tanpa dipikir-nya, dan tidak direncanakan lebih dulu, Kau tak usah terlampau sesalkan diri Kita harus menyelidiki dengan seksama." Giok Cin Cu berdiri tegak dan berkata. "Ji Suheng, menurut pendapatku, kita harus menangkap murid yang durhaka itu, kemudian kita akan mengadilinya dengan peraturan partai, Dia lari baru satu jam, biarlah aku kejar padanya!" "Kemana kau hendak mengejarnya?" Kata Tong Leng Tojin. "Jika murid yang durhaka itu terbukti dosa nya, meskipun aku harus mencari di seluruh empat penjuru dunia ini, aku akan lakukan sampai aku dapat tebas putus lehernya!" Kata Giok Cin Cu dengan sengit Lalu Tong Leng Tojin berkata kepada kedua anak yang di sampingnya. "Toa Suhengmu harus ditawan di dalam kamar di belakang, tidak boleh keluar sebelum dapat izin dari aku." Kedua anak itu lalu antar Oey Ci Eng masuk ke dalam kamar tahanan di belakang. "Jangan lupa obati luka-lukanya," Pesan Giok Cin Cu. "Song Ji dan Hok Ji telah mengerti akan obat-obatan, kita tak usah khawatir Ayo kita berdua mencari dan tangkap murid yang durhaka itu!" Kata Tong Leng Tojin. "Ji Suheng tidak ingin membantu, Toa Suheng belum dapat kita cari, dan sekarang Ji Suheng ini membantu aku Iagi. Mengingat ilmu silat Co Hiong yang hebat, kita harus jaga dia kembali membikin onar di kuil Sam Goan Kong. Ji Suheng harus menjaga kuil, Biarlah aku sendiri yang pergi menangkap Liong Giok Pin." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tong Leng Tojin menghela napas dan berkata. "Aku menangis di sini?" Ia terkejut dan melihat gurunya dengan menunjukkan wajah dari seorang ibu terhadap anak penuh dengan kasih sayang, ia mengawasi wajah gurunya dan berseru. "Suhu.... Suhu... aku... aku.,,." Sebetulnya ia ingin menuturkan semua kejadian-kejadian mengenai dirinya dan semua perbuatanperbuatan yang ia telah lakukan, tetapi ketika ia ingat akan peristiwa di kamar dalam gua tadi ia berhenti bicara. "Ada urusan apakah?" Tanya Giok Cin Cu. "Katakanlah kepadaku, Aku tentu akan menolong." Ucapan itu seperti ujung sebuah pedang menusuk jantungnya, ia menyesal bahwa ia telah bertindak ceroboh dan keji terhadap guru dan paman-paman gurunya yang sangat sayang kepada nya. Baru saja ia hendak bicara pula, tiba-tiba berkelebat bayangan orang di depan mereka, Setelah Liong Giok Pin melihat tegas orang yang mendatangi, ia tertegun, karena orang itu luka parah dipundak kanannya dan darah me noda kan pakaiannya, Setelah melihat Giok Cin Cu, orang itu berseru. "Susiok," Dan segera jatuh pingsan di tanah! Giok Cin Cu menghampiri dan berusaha menolong dengan memijat beberapa urat syaratnya yang penting, Orang itu hanya membuka kedua matanya sejenak, lalu meram lagi, Giok Cin Cu menanya. "Mengapa kau luka?" Tetapi orang itu sudah pingsan lagi, Orang yang luka itu adalah murid kepala dari Tong Leng Tojin, Oey Ci Eng. Setelah Giok Cin Cu berhasil membebaskan totokan di beberapa jalan darahnya, ia membuka matanya lagi dan menuturkan apa yang terjadi sebagai berikut. "Ketika Teecu sedang meronda, Teecu menjumpai satu pemuda mengenakan pakaian kuning...." Ia tak dapat bicara dengan leluasa, Giok Cin Cu berusaha KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menolong lagi, dan Oey Ci Hng meneruskan tuturannya: Teecu menjumpai pemuda itu di dekat jalan yang menuju ke gua...." Giok Cin Cu menoleh kepada Liong Pin. "Ayo, kau balut lukanya, dan bawa dia ke kuil Sam Goan Kong, serahkan kepada Ji Supekmu agar dapat diobati." Lalu Giok Cin Cu lari menuju ke jalan yang menuju ke gua. pundak kanannya Oey Ci Eng terluka dalam, Liong Giok Pin balut luka itu dengan kain dari jubah Oey Ci Eng dan berkata: Toa Suheng, Aku akan bawa kau ke kuil Sam Goan Kong, Ji Supek pasti dapat mengobati dan menyembuhkan lukamu." Sambil tersenyum Oey Ci Eng berkata. "Kau harus lekaslekas lari, dan jangan pedulikan aku. Meski lukaku parah, tetapi setelah aku beristirahat sebentar, aku dapat berjalan sendiri ke kuil," Liong-Giok Pin terkejut dan mendesak lagi. "Kau, kau sebetulnya bagaimana terlukanya,.,?" "Aku minta kau jangan banyak bicara," Kata Oey Ci Eng. "Aku telah mengetahui semuanya, Ilmu, tenaga dan kepandaian pemuda berbaju kuning itu semuanya lebih baik daripada kepandaianku Ayo kau lekas lari, jika Susiok kembali, kau tak dapat melarikan diri lagi!" Dengan gelisah Liong Giok Pin menanya. "apakah dia telah memberitahukan di mana itu kepadamu?" Dengan tersenyum Oey Ci Eng menjawab: Tidak! Tetapi aku bisa tebak. Pin Sumoy, mungkin kita berdua tidak berjodoh, dan mungkin juga tak dapat berjumpa lagi, Akan tetapi perkenankanlah aku mengeluarkan isi hatiku yang telah tersimpan selama sepuluh tahun lebih ini, dan jika ada yang menyinggung kau, aku mohon kau dapat memaafkannya." Tak tertahan lagi Liong Giok Pin menangis tersedu-sedu. "Sebetulnya akulah yang harus minta kau maafkan. Toa Suheng, kasih sayangmu terhadap aku besar sekali, dan aku KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ yang tak berbudi seperti binatang tak mengenali orang yang baik dan luhur seperti kau. Aku minta bunuh aku...." Oey Ci Eng pegang tangannya Liong Giok Pin dan menghiburkan. "Tempat ini bukan untuk kita bicara, Lekaslah kau pergi ke tempat yang sentosa." Keringat membasahi seluruh tubuhnya, dan ia menahan sakitnya sambil menghibur Lalu dengan dibantu oleh Liong Giok Pin ia berdiri dan berjalan ke suatu tempat di kaki puncak gunung melalui hutan pohon-pohon Bwee. "Sumoy, apakah kau masih ingat tempat ini?" Tanya Oey Ci Eng. Liong Giok Pin memandang keadaan di sekitarnya tetapi ia tidak menjawab, Kemudian ia mengawasi wajahnya Oey Ci Eng dan menanyai "Toa Suheng, apakah kau membenci aku?" "Tidak," Jawab Oey Ci Eng. Liong Giok Pin menyandarkan kepalanya di dadu Oey Ci Eng dan menangis sedih. Toa Suheng, kau baik sekali terhadap aku. Aku tak dapat melarikan diri, aku hendak menghadap Suhu dan minta ia menusuk mati aku!" Kata Liong Giok Pin. Dengan sangat terharu Oey Ci Eng mengusap-usap rambutnya, dan teringatlah kisahnya mencintai gadis yang kini berada di dalam pelukannya, ia insyaf bahwa jika gadis itu terlambat melarikan diri, akan tak terhindar dari hukuman mati, ia mendorong gadis itu dan berkata. "Sumoy, jangan menangis lagi, Fajar telah menyingsing. Kau... kau harus lari!" Liong Giok Pin menyeka air matanya. "Aku tak akan melarikan diri! Aku hendak pergi menjumpai Suhu!" Merasa malu tak dapat berbuat apa-apa. Kini ada dua urusan dan mencari Toa Suheng adalah penting. Biarlah aku pergi mencari Liong Giok Pin dengan jalan lain, Apabila setelah dicarinya di daerah seluas seratus lie tak berhasil, kita harus kembali ke kuil, Setelah itu kita harus mencari Toa Suheng dulu baru bersama-sama mencari murid yang durhaka itu." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Giok Cin Cu mengangguk dan menyatakan setuju-nya. Lalu ia loncat keluar dari kamar itu. Setelah memesan kepada keempat pendeta muda, Tong Leng Tojin pun keluar dari kuil untuk mencari Liong Giok Pin. Matahari telah memancarkan sinar menerangi seluruh jagat Giok Cin Cu mengejar ke jurusan timur, dan Tong Leng Tojin menuju ke jurusan timur laut, kedua jalan itu mungkin yang ditempuh oleh Liong Giok Pin. Puncak Kim Teng Hong di mana kuil Sam Goan Kong terletak berada di punggung sebelah tenggara pegunungan Kun Lun. Di sebelah utara dari puncak tersebut terletak pegunungan Alkimsan, dan setelah melalui pegunungan Alkimsan itu, tampak gurun pasir yang membentang sangat luasnya, Di sebelah selatan dari pegunungan Kun Lun adalah propinsi Tibet dengan pegunungan Kokosilisan yang tinggi dan curam. Maka jalan yang agak mudah adalah ke jurusan sebelah tenggara, timur laut dan timur Liong Giok Pin yang sering mengikuti Giok Cin Cu keluar dari pegunungan itu paham betul jalan-jalan di pegunungan itu, Betul Giok Cin Cu dan Tong Leng Tojin dapat menerka jalan yang akan ditempuh Liong Giok Pin, tapi jalan-jalan di pegunungan yang banyak itu, mereka tidak mengetahui jalan mana yang diambil oleh Liong Giok Pin. Setelah mereka mencari di daerah seluas seratus lie tanpa hasil, mereka kembali ke kuil. Marilah kita tengok Liong Giok Pin yang melarikan diri itu. Setelah kegelisahannya agak berkurang, ia mulai melihat akan kedudukannya, ia pikir. "Peraturan partai Kun Lun sangat keras, dan dijalankan dengan seksama untuk tiap-tiap pelanggar, BetuI aku sangat disayang oleh guru, tetapi kecil harapan akan dapat luput dari hukuman pelanggaran yang aku perbuat adalah suatu dosa besar, sudah pasti aku dihukum mati, Aku harus melarikan diri agar dapat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menghindari malu bila tertawan dan diadili di kuil Sam Goan Kong." Tetapi ketika ia ingat kasih sayang dan budi dari guru, paman-paman guru dan semua saudara-saudari seperguruannya, ia menjadi sedih dan menyesal sekali, Pada saat ia terbayang akan wajahnya Co Hiong, ia mengutuk manusia jahanam itu. Pikirnya. "Jika aku harus mati, aku akan membunuh diri di hadapan dia!" Ia loloskan jubahnya dan melarikan diri dengan mengambil jalan )ain, maka guru dan paman gurunya tak berhasil menyandak padanya, 100 lie lebih ia berlari-lari tanpa menjumpai orang. Untuk mengisi perutnya yang lapar ia harus makan buah-buahan yang ia dapat petik, dan minum air di mana ia menjumpai mata air. Beberapa hari kemudian ia telah berada di daerah propinsi Ceng Hai, tetapi karena tak beruang, ia tak dapat pergi menginap di rumah penginapan atau membeli makanan di kedai nasi, ia terpaksa makan buah-buahan yang |a pelik dari pohon-pohon di sepanjang jalan, dan bermalam di kuil-kuil yang tua. ia telah dilatih bersikap sopan dan jujur, maka meskipun ia terdesak oleh lapar dan kedinginan, ia tidak mempunyai pikiran untuk mencuri atau berbuat tidak pantas, Ketika ia tiba di tapal batas propinsi Sucoan, tiba-tiba ia merasa kepalanya pusing, Keringat dingin membasahi pakaiannya, ia demam terpaksa ia minta bermalam di suatu rumah penginapan Setelah berada di dalam kamar, ia rasakan demamnya bertambah hebat, dan ia tak dapat berdiri lagi. pelayan rumah penginapan itu membawakan ia air teh yang panas, tetapi ia yang tidur terlentang di atas pembaringan tak dapat bergerak dengan leluasa "Ai! Tamu ini pakaiannya compang-camping dan menderita sakit keras, ia pasti tak mempunyai uang untuk membayar sewa kamar," Pikir pelayan itu. ia lalu menghampiri tempat tidurnya Liong Giok Pin, dan ingin menyelidiki keadaannya, Tiba-tiba ia melihat pedang, ia berpikir la'gi. "Gadis ini masih KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ muda, tapi pakaiannya kotor dan tak karuan. Mengapa ia membawa pedang? Aku yakin ia bukan orang baik-baik." Ketika itu Liong Giok Pin berseru. "Tiamkee! Tiam-kee! (Pemiliki rumah penginapan), Aku minta air, aku haus sekali!" Pelayan itu mengawasi wajahnya Liong Giok Pin, dan ia berdiri terpesona! sebetulnya dengan pakaian yang kotor dan compangcomping, Liong Giok Pin menimbulkan jemu dan perasaan kecurigaan orang. Tetapi ketika pelayan melihat air mukanya yang cantik jelita, pelayan itu tertarik. "Hei! Aku minta air! Apakah kau tidak dengar?" Tegur Liong Giok Pin. "lya, ya! Aku lantas bawa!" Jawab pelayan itu. Liong Giok Pin coba bangun, tetapi ia tak dapat menggerakkan tubuhnya karena ia merasa kepalanya pusing sekali, pelayan itu membantukan ia bangun, Liong Giok Pin menjotos pelayan itu, karena ia tak suka dipegang orang lakilaki lagi. Meskipun dalam keadaan sakit, tinjunya itu agak keras juga, pelayan itu terpental sehingga cangkir teh di tangannya pun jatuh hancur di lantai! Dengan meninjunya itu Liong Giok Pin merasa sakitnya makin hebat kepalanya makin pusing dan segera ia pun pingsan, Ketika ia siuman, hari sudah menjadi malam, Lampu minyak di kamarnya hanya mengeluarkan terang sedikit sekali sehingga seluruh kamar masih tetap gelap, Karena terlampau haus, ia coba bangun untuk mengambil air dari teko di atas meja, Setelah berjalan beberapa tindak, kedua betisnya menjadi lemas, ia terjatuh di lantai, Dengan kedua tangannya ia berusaha memegangi kaki meja untuk bangun mengambil air di dalam teko. Seperti anak kecil ia minum dari corot teko itu. Setelah minum sebanyak setengah teko, ia duduk bersandar di kaki KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo meja, dan merasa demamnya agak mereda. Kemudian ia merayap naik ke tempat tidur untuk mencoba tidur ia tidur sehingga lohor keesokan harinya, Ketika ia membuka kedua matanya, seorang yang berusia lebih kurang tiga puluh tahun sedang berdiri di pinggir pembaringannya, Dengan wajah yang penuh welas asih orang itu berkata. "Siocia, apakah kau datang ke sini seorang diri?" Liong Giok Pin terharu dan menangis, Orang itu berkata lagi. "Kau menderita sakit berat, aku telah suruh orang memanggil tabib untuk mengobati kau." "Tapi aku tidak mempunyai uang dan tak mempunyai apaapa yang berharga, Aku hanya mempunyai pedang, Aku minta paman tolong dijualkan pedang ini untuk membayar biaya pengobatan," Jawab Liong Giok Pin. Sambil tersenyum orang itu berkata. "Minta kau tenangtenang saja, Biaya pengobatan, biarlah aku yang bayar." Dengan terharu Liong Giok Pin berkata. "Aku tak mengenal paman, tapi paman sudi menolong aku. Budi yang besar ini bagaimanakah aku membalasnya?" Belum lagi orang itu menjawab, pelayan telah datang membawa masuk seorang tabib, Tabib itu memeriksa penyakitnya Liong Giok Pin, lalu berkata sambil garuk-garuk kepalanya. "Penyakitnya agak berat Rupanya hawa dingin dan angin jahat telah merembes ke dalam tulangnya, Aku akan coba membikin resepnya." Lalu ia menulis resep obat, dan setelah menerima bayaran dari si orang tua itu, ia lantas berlalu. "Paman, kau tak usah beli obat, aku tak sudi minum obatnya!" "Siocia, dia adalah seorang tabib yang termashur di kota TiongIeng. Resep obatnya selalu jitu," Kata si orang tua. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Baru saja Liong Giok Pin hendak membuka mulut, tiba-tiba ia dengar suara seruannya seorang yang ia kenali. "Kudaku harus diberikan kacang, dan lekas kau sediakan makanan dan arak untuk aku, karena aku akan segera berangkat lagi setelah bersantap.... Liong Giok Pin paksakan diri bangun dari ranjang, dan lari keluar dari kamarnya, Sambil bersandar di tiang pintu kamar ia melihat Co Hiong sedang bicara dengan pelayan diluar rumah penginapan itu, Apakah ia harus bergirang atau marah setelah melihat Co Hiong? Ketika Co Hiong hendak bertindak masuk, ia pun dapat melihat Liong Giok Pin. ia terkejut, lalu jalan menghampiri Bukan main jantungnya Liong Giok Pin berdebar-debar, Seolah-olah ia mempunyai seribu perkataan di dalam hatinya yang ia ingin ucapkan sekaligus, tetapi ia Liong Giok Pin tak berdaya lagi, karena tangan yang menabok tadi dipegang erat oleh Co Hiong, tak tahu bagaimana harus mulai, ia hanya berdiri mengawasi wajahnya Co Hiong yang sedang menghampiri padanya. Setelah tenang kembali, Co Hiong berkata sambil tersenyum. "Mengapa kau seorang diri? Apakah kau diusir oleh gurumu?" Ia ucapkan pertanyaan itu dengan sikap acuh tak acuh, dan tiap-tiap perkataannya seperti juga ujung pisau yang tajam menusuk jantungnya Liong Giok Pin. ia tak tahan lagi, ia tabok mukanya Co Hiong, Tapi Co Hiong dengan hanya mengangkat tangan kanannya, Uong Giok Pin tak berdaya lagi, karena tangan yang menabok tadi dipegang erat-erat oleh Co Hiong. "Kita dapat bicara dengan tenang." Tapi segera ia menjadi terkejut "Ha! Mengapa tanganmu ini panas? Apakah kau sakit?" "Hm! Aku mati pun kau tak gubris!" Jawab Liong Giok Pin yang segera jatuh di lantai karena ia tak tahan berdiri lebih lama lagi, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong angkat dan pondong gadis itu dibawa ke atas tempat tidurnya, Sambil pegang resep obat, si orang tua menghampiri Co Hiong dan berkata. "Siocia ini menderita sakit agak berat...." Co Hiong menjawab dengan ketus. "Dia menderita sakit apa hubungannya dengan kau?" Si orang tua terperanjat mendapat jawaban yang ketus itu, tapi ia berkata pula. "Aku kasihan melihat dia seorang diri menderita sakit di sini, dan aku menolong memanggilkan tabib memeriksa penyakitnya, inilah resep obatnya.,.," Co Hiong rampas resep obat itu sambil berkata. "Kau baik hati! Hm! Rupanya kau takut mengeluarkan uang!" Si orang tua tak tahan lagi berhadapan dengan Co Hiong yang congkak itu, dengan wajah merah padam ia meninggalkan kamar itu, Co Hiong pun tidak perdulikan orang tua itu, ia keluarkan sebutir pil putih dari kantong di dadanya, dan paksa Liong Giok Pin telan pil itu dengan secangkir teh. Pil obat itu adalah pil obat mustajab buatan Sao Kong Gie, dan dapat menyembuhkan segala macam penyakit Liong Giok Pin tertidur setelah makan pil obat itu, dan ketika ia tersadar dari tidurnya, ia rasakan penyakitnya banyak baikan ia melihat Co Hiong sedang duduk di sisi ranjang mengawasi ia. Ia pejamkan matanya lagi untuk berpikir, apakah ia harus lakukan terhadap laki-laki yang telah menjerumuskan pada nya. ia merasa Co Hiong mendekati ia dan berbisik. "Dengan makan pil obat yang aku beri kan, kau pasti akan sembuh, Kau harus beristirahat satu hari lagi, dan besok kau sembuh betuI." Liong Giok Pin membentak. "Aku tidak suruh kau menyembuhkan aku! Aku benci kau!" "Jika kau membenci aku, nah kau boleh pukul aku!" Kata Co Hiong bersenda gurau. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Liong Giok Pin bangun dan sambil duduk ia me-nampar pipinya Co Hiong, Tamparan itu tidak sakit, karena ia masih tak bertenaga. "Nah, setelah kau menampar aku, apakah kau masih membenci aku? Jika masih membenci, kau boleh pukul aku lagi," Kata Co Hiong main-main sambil tersenyum. senyuman itu menggiurkan dan Liong Giok Pin segera lupa semua keburukan atau kebusukan laki-laki jahanam itu, Dengan senyuman tertahan ia membentak. "Kau ini betul-betul nakal, selalu menganggap aku...." Ketika itu ia merasa lemas, ia lekas-lekas rebahkan dirinya lagi. "Apa yang aku katakan," Co Hiong memperingatkan "Penyakitmu meskipun sudah baik, tetapi kau masih lemah, Kau harus beristirahat, aku nanti pesan sop ikan yang hangat untuk kau." Lalu ia keluar dari kamar itu, Pil obat itu betul-betul mustajab, pada keesokan paginya, Liong Giok Pin merasa sehat dan segar ia terkenang akan peristiwa pada setengah bulan yang lampau, ia bergidik mengingat perbuatan yang keji dari Co Hiong, Tapi ia pun harus sesalkan dirinya sendiri yang telah jatuh hati kepada manusia jahanam itu. Bukankah ia seperti seekor ikan mendekati seekor kucing lapar? Kini perbuatannya telah melampaui batas, dan ia telah berdosa, apakah ia harus sayang atau benci Co Hiong? Tak lama kemudian seorang pelayan membawakan sop ikan, ia makan dengan lahapnya, Kemudian Co Hiong pun datang disertai dengan seorang penjahit pakaian. "Aku bawa penjahit ini untuk membikinkan kau pakaian, aku yakin besok kau akan sembuh betul-betuI, dan esok pagi kita lantas dapat berangkat pergi," Kata Co Hiong. "Kemana kau ingin bawa aku?" Tanya Liong Giok Pin. "O, kita pergi ke tempat-tempat yang indah dan permai menawan hati, aku akan ajak menikmati pemandangan yang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ permai itu," Jawab Co Hiong. Liong Giok Pin mengerutkan kening tidak mengatakan sesuatu. "Apakah kau takut gurumu mengejar kau?" Tanya Co Hiong. "Aku ingin mencari satu tempat yang terpencil," Kata Liong Giok Pin. Co Hiong tidak menjawab, ia hanya suruh penjahit mengukur pakaian untuk Liong Giok Pin dan menyuruhnya diselesaikan dan diantar kan kepadanya keesokan pagi. Demikianlah satu hari dilalui oleh Liong Giok Pin dengan pikiran kusut, tetapi Co Hiong anggap perbuatannya yang durhaka itu lazim bagi semua manusia. Keesbkan paginya, penjahit membawa pakaian untuk Liong Giok Pin, dan setelah membersihkan tubuh, bersolek dan mengenakan pakaian baru, Liong Giok Pin berubah menjadi gadis yang menawan hati, Co Hiong telah menyediakan seekor kuda putih yang bagus untuk Liong Giok Pin, Setelah membayar semua biaya penginapan kedua mereka berangkat meninggalkan kota TiongIeng. Musim dingin baru saja berlalu, dan musim bunga datang berganti dengan bunga-bunga yang beraneka warna, burungburung bergembira menikmati perubahan alam yang indah. Sambil bertunggang kuda Co Hiong berkata dengan tersenyum. "Dengan mengenakan pakaian baru itu, kau tidak kalah cantiknya daripada Lie Ceng Loan..." "Dengan pakaian yang baru ini aku merasa canggung," Jawab Liong Giok Pin. "Jika guruku melihat aku dengan pakaian ini, ia tentu sangat gusar." Tetapi kau telah diusir keluar dari partai Kun Lun, dan kau tidak terikat lagi, kau merdeka mengenakan pakaian yang kau suka," Kata Co Hiong. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ ""Aku bukan diusir keluar tapi melarikan diri, dan urusan kita telah diketahui oleh Toa Suhengku..." Jawab Liong Giok Pin, lalu ia menanya. "Apakah kau yang melukai dia?" Co Hiong tertawa dan menjawab. "Betul! Selain dia, aku pun telah melukai dua pendetal yang menjaga jalan ke gua!" Sebetulnya ketika Liong Giok Pin sedang bicara dengan Oey Ci Eng, mereka telah diketahui oleh dua murid partai Kun Lun. Oey Ci Eng menjadi curiga setelah liong Giok Pin berlalu, bersama-sama dua saudara seperguruan itu ia pergi ke gua dan menjumpai Co Hiong yang kebetulan keluar dari gua. pertempuran terjadi, dan Oey Ci Eng terluka, dan kedua murid tersebut yang bernama Cing Siu dan Cing Ceng pemuda menggempur Co Hiong, Setelah pertempuran berjalan sepuluh jurus lebih, dengan ilmu Hong Coan Can Im atau Angin menghembus awan Co Hiong berhasil menebas lengan kirinya Cing Siu dan menusuk betis kanannya Cing Ceng sehingga kedua-duanya jatuh pingsan, Kesempatan itu digunakan oleh Co Hiong untuk memanggil kuda ajaib-nya. Karenaia mengetahui jalan di pegunungan itu, maka dengan menunggang kuda ajaibnya ia berhasil keluar dari pegunungan dan tiba di kota Tiongleng, Melintasi pegunungan yang tinggi mengundang orang sakti Setelah Oey Ci Eng terluka pundak kanannya, dan ketika Cing Siu dan Cing Ceng sedang bertempur melawan Co Hiong, Oey Ci Eng masuk ke dalam gua untuk menyelidiki Di dalam kamar ia melihat sisa makanan yang Liong Giok Pin bawa untuk Co Hiong. Ketika ia keluar, ia menyaksikan kedua saudara seperguruannya terluka, karena ia sendiri pun telah terluka parah dan tak dapat menolong, ia berusaha lari menuju ke kuil Sam Goan Kong, dan ketika melalui hutan pohon-pohon Bwee ia telah menjumpai Giok Cin Cu dan Liong Giok Pin. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mendapat keterangan dari Oey Ci Eng itu, Giok Cin Cu lari pergi ke gua dan melihat Cing Siu dan Cing Ceng yang terluka baru saja siuman dari pingsannya. Cing Siu dan Cing Ceng feiu menceritakan peristiwa yang telah terjadi Dengan sikap dan gerak-gerik, yang ganjil selama beberapa hari dari Liong Giok Pin. Maka Giok Cin Cu menarik kesimpulan bahwa murid kesayangannya itu telah berbuat khianat Untuk menolong Cing Siu dan Cing Ceng, ia lekaslekas lari ke kuil Sam Goan Kong, dan pertolongan segera diberikan kepada kedua murid itu oleh Tong Leng Tojin, Kemudian Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu masuk ke dalam gua untuk membikin penyelidikan. Sisa makanan dan lampu yang menyala memberi kesimpulan bahwa Uong Giok Pin telah berbuat khianat menolong musuh dari partai Kun Lun. Ketika mereka kembali ke kuil tidak menjumpai Liong Giok Pin dan Oey Ci Eng, Tong Leng Tojin lalu mengirim empat orang murid mencari Oey Ci Eng, dan Oey Ci Eng ketika itu sedang mendesak Liong Giok Pin melarikan diri. Demikianlah peristiwa yang telah terjadi di daerah pegunungan Kun Lun setelah Co Hiong ditolong oleh Liong Giok Pin. Untuk menghilangkan perasaan jemu Co Hiong terus menerus mengejek partai Kun Lun. "Orang kata partai Kun Lun termasuk salah satu partai yang terkuat antara sembilan partai silat di kalangan Bu Lim. Tetapi menurut pendapatku, partai silat Kun Lun tidak usah diiakutL." Kata Co Hiong mengejek Liong Giok Pin menjadi marah, dan ia membentak. " Apakah kau kira kau memiliki ilmu silat tinggi sekali? Mengapa kau dapat dibikin tak berdaya dan yang bersembunyi di dalam gua?" Baru saja Co Hiong hendak menjawab, tiba-tiba ia ditegur oleh satu orang yang menunggang kuda di depan jalan mereka, Orang itu melarikan kudanya sambil berseru: KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Saudara Co, selama kita berpisah, apakah kau baik? Tidak terduga kita berjumpa lagi di sini!" Co Hiong angkat kepalanya dan mengawasi orang yang sedang melarikan kudanya dan menegur ia. Liong Giok Pin juga angkat kepalanya dan mengawasi ia melihat orang itu mengenakan pakaian hitam dan mengikat kepalanya dengan kain hitam puta, pedangnya menonjol keluar di atas pundaknya dari punggungnya, wajahnya berseri-seri. ia terkejut, karena orang itu tidak lain tidak bukan adalah Bee Kun Bu. Begitu tiba di depan mereka Bee Kun Bu loncat lurun, dan sambil pegangi tali kekang kudanya Co Hiong ia berkata dengan gembira. "Semenjak aku terpisah dari kau, aku senantiasa memikiri kau.,,." Ia berhenti ketika melihat Liong Giok Pin, ia tertegun sejenak sebelum ia menegur. "Ai! Mengapa Liong Cici mengenakan pakaian itu? Aku hampir tidak mengenalinya!" Teguran itu mengharukan Liong Giok Pin dan air matanya mengucur keluar Hancur hatinya mengingat perbuatannya yang khianat, dan ia tak mempunyai muka menghadapi "bekas saudara seperguruannya41 itu. Bee Kun Bu juga menjadi heran melihat Liong Giok Pin menangis, dan ia menanyai "Hai, mengapa kau me-nangis? Apakah kau dimarahi oleh Susiok?" Dengan tersedu-sedu Liong Giok Pin menjawab. "Aku... aku telah melanggar peraturan partai., dan aku tak dapat kembali ke puncak Kim Teng Hong,.,." "Ha! Apakah kau diusir keluar oleh gurumu?" Tanya Bee Kun Bu dengan kaget "Aku melarikan diri..." Jawab Liong Giok Pin. Bee Kun Bu mengerutkan kening, memikir, lalu berkata. "Menurut pandanganku, Susiok sangat sayang kau, dan dia berjiwa besar jika Liong Cici turut aku kembali, aku yakin KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Susiok dapat mengampuni kau, Aku suka bantu membela kau di hadapan Susiok." Tawaran yang keluar dari hati yang suci murni itu sangat mengharukan dan Liong Giok Pin menangis semakin sedih, ia tundukkan kepalanya tak dapat berkata-kata. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tetapi Bee Kun Bu terus membujuk "Partai Kun Lun sangat terkenal di kalangan Kang-ouw. Tiap-tiap murid yang bertindak keliru akan me noda kan nama baiknya partai, dan juga mencemarkan nama baik dirinya sendiri Liong Cici, pelanggaranmu mungkin dapat dibela, dan aku rela membantu." Saat itu Bee Kun Bu sudah dapat menduga bahwa Liong Giok Pin melarikan diri karena terpikat oleh Co Hiong, dan ia tak ingin menegur Co Hiong, maka ia berusaha membangkitkan hati kecilnya Liong Giok Pin..ia tidak menduga bahwa Liong Giok Pin yang telah dirangsang keras oleh asmara dan telah melupakan kasih sayang dan budi telah bertekad melarikan diri, Dengan senyuman terpaksa Liong Giok Pin menanyai "Setelah kau mengantar Pek Cici pergi ke pegunungan Koat Cong San dari pegunungan Cie Lian San, kau pergi kemana lagi?" Bee Kun Bu yang berwatak luhur dan agung menjawab "Dengan menunggang bangau sakti, hanya dalam jangka waktu dua hari kami telah tiba di pegunungan Koat Cong San. Karena aku ingin lekas-lekas kembali ke-pegunungan Kun Lun, setelah aku antar Pek Cici ke pegunungan Koat Cong San, aku meninggalkan sepucuk surat sebagai tanda meminta diri. Aku sebetulnya belum pernah berkelana dari pegunungan Koat Cong San ke pegunungan Kun Lun, dan aku pun tak mengetahui berapa jauhnya perjalanan itu. Tetapi menurut perhitunganku aku dapat tiba di pegunungan Kun Lun selama Jebih kurang satu bulan, tetapi di luar dugaanku di perjalanan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ aku menjumpai rintangan sehingga terhambat setengah tahun lebih...." "Apakah kau tidak memikiri Loan Sumoy selama itu?" Tanya Liong Giok Pin. Bee Kun Bu merah mukanya, lalu menjawab. "Aku mengetahui bahwa Lie Sumoy sangat disayang oleh Susiok dan Suci, maka aku tak khawatir akan keselamatannya." "Jadinya selama setengah tahun itu kau selalu bergembira!" Mengejek Liong Giok Pin. Bee Kun Bu tersinggung, tetapi dengan ramah ia menjawab. "Selama setengah tahun meskipun aku menjumpai banyak rintangan-rintangan tapi syukur aku dapat luput dari bahaya, aku juga telah mengalami banyak kesulitan dan penderitaan Tapi bagiku semua itu tidak memperkecil semangatku!" "Di situ letaknya perbedaan antara wanita dan pria! Kau tidak mengetahui bahwa Loan Sumoy telah menderita hebat karena terus merindukan kau, dan hampir saja ia meninggal dunia karena kau apabila Pek Cici tidak datang menolong!" Liong Giok Pin menjelaskan. Bee Kun Bu terkejut mendengar pemberitahuan itu, wajahnya menjadi pucat Co Hiong yang mendengari pereakapan mereka berdua selama itu, lalu berkata. "Saudara Bee barusan mengatakan telah terhambat sampai setengah tahun karena menjumpai rintangan Mung-kin urusannya ruwet sekali." Bee Kun Bu tersenyum, lalu menjawab. "Kisahnya agak panjang. Jika saudara Co tidak ada urusan penting, marilah kita mencari tempat penginapan dan aku dapat menceritakan kisahku itu." Liong Giok Pin mengawasi Co Hiong, talu menanya Bee Kun Bu dengan suara keras. "Aku adalah murid yang telah KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ berontak! Apakah kau tidak segera menangkap aku, dan menyeretnya ke pegunungan Kun Lun?" Dengan senyuman terpaksa Bee Kun Bu menjawab "Aku tak berani! Tapi aku minta liong Gci ingat akan kasih sayang guru dan paman-paman gurumu, begitupun saudara dan saudari seperguruan dan ikut aku kembali ke pegunungan Kun Lun. Aku bersumpah akan membela kau!" Liong Giok Pin tertawa gelak-gelak seperti orang yang hilang ingatan, lalu ia menangis tersedu-sedu, Adegan demikian memilukan hati, dan Co Hiong menjadi gelisah karena ia merasa bahwa semua ini karena perbuatannya yang keji. Tetapi Bee Kun Bu, yang berjiwa besar dan yang telah melihat bahwa Liong Giok Pin telah terjerumus ke dalam jurang kehinaan karena perbuatan Co Hiong yang keji, lalu bertindak maju. Tiba-tiba tangan kirinya mencengkeram pergelangan tangan kirinya Liong . Giok Pin dengan ilmu Cit Siu Pok Liong atau Tangan telanjang menerkam naga, dan tangan kanannya menepuk punggung Liong Giok Pin. Tepukan di punggung itu membikin Liong Giok Pin segera berhenti menangis, dan sambil mengawasi Bee Kun Bu ia menanya. "Jika kau ingin menangkap aku dan membunuh aku di sini saja! Aku...." Liong Cici, jangan salah paham! Aku hanya berusaha membikin Liong Cici sadar Aku tidak mempunyai maksud menangkap kau!" Kata Bee Kun Bu. "Apakah kau mengetahui aku telah melanggar peraturan yang mana?" Tanya Liong Giok Pin. Tidak," Jawab Bee Kun Bu. "Aku tidak mengetahui pasal mana telah dilanggar olehmu." "Aku telah melanggar peraturan sehingga hanya dua jalan terbuka bagiku, Kesatu, menerima dihukum mati. kedua, menjadi murid pemberontak dan selamanya tak dapat kembali ke puncak Kim Teng Hong lagi!" Liong Giok Pin menjelaskan dengan sikap yang menantang. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tapi jika Susiok betul-betul mengejar kau, aku yakin kau tak akan luput dari pengejarannya.,." Kata Bee Kun Bu. Co Hiong menyengir dan memotong ucapan itu. "Meskipun semua pemimpin-pemimpin dan murid-murid partai Kun Lun datang mengejar, dia tak dapat di-tangkap!" Kata-kata Co Hiong itu melukakan hatinya Bee Kun Bu, ia merasa sangat tersinggung, Tetapi mengingat bahwa Co Hiong pernah menolong Lie Ceng Loan, ia coba tahan amarahnya, Dengan senyuman terpaksa ia berkata. "Saudara Co, bila kau telah pergi ke pegunungan Kun Lun? Apakah kau juga mengetahui soal Suciku melarikan diri?" Meskipun ia berusaha menekan amarahnya, tetapi pertanyaan itu mengandung sindiran, dan Co Hiong menjadi merah mukanya, Namun, ia menjawab: itulah ada urusan partai Kun Lun. Tapi mengapa saudara Bee menanyakan soal itu kepadaku?" "Aku hanya ingin menanya apakah saudara Co Hiong mengetahui, lain tidak!" Jawab Bee Kun Bu. Co Hiong tertawa gelak-gelak, dan sikap itu diketahui oleh Bee Kun Bu, ia bersikap waspada, Liong Giok Pin menyelak di tengah dan berkata kepada Bee Kun Bu: HBee Sulee, kau jangan menyalahi orang lain, Jika kau ingin menangkap aku, kau dapat lakukan se-karang!" Ketika itu Co Hiong juga berhenti tertawa, tapi ia mengawasi Bee Kun Bu dengan wajah yang beringas. Bee Kun Bu berkata. "Suci, aku tahu kau tidak sudi kembali Nah, sudahlah Kau dan saudara Co dapat meneruskan perjalananmu!" Lalu ia bertindak jalan ke pinggir Sikap yang mengalah itu mengharukan Liong Giok Pin. ia teringat akan watak Bee Kun Bu yang dapat diuji, ia kagumi pemuda yang luhur itu. Melihat mereka masih juga tidak berlalu, Bee Kun Bu loncat ke atas punggung kudanya, dan sambil melarikan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ kudanya ia berseru. "Liong Cici, saudara Co, harap kalian waspada!" Sejenak kemudian ia sudah tak tampak lagi. Lalu Co Hiong mengejek kepada Liong Giok Pin. "Jika kau tidak suka turut aku, kau masih dapat mengejar dia!" Liong Giok Pin membentak. "la berwatak luhur dan bersikap agung. janganlah kau memperbandingkan orang lain dengan dirimu!" "Ha! Ha!" Kata Co Hiong. "Jika demikian, kau anggap aku ini orang yang busuk?" "Apakah kau anggap kau seorang yang baik?" Mengejek Liong Giok Pin. "Sebetulnya antara orang yang baik dan yang busuk tidak banyak bedanya, dan merupakan soal remeh," Jawab Co Hiong, Liong Giok Pin tidak mau beribut mulut lagi, ia segera larikan kudanya, dan Co Hiong mengejar dari belakang, Bee Kun Bu di lain pihak baru berhenti setelah menempuh jarak delapan-sembilan lie. sepanjang jalan ia memikirkan tentang nasib Liong Giok Pin yang tersesat karena perbuatannya Co Hiong, ia berhenti karena ia dikejar dari belakang, dan mengenali orang yang mengejar itu adalah Souw Hui Hong. ia berhenti di sisi jalan di suatu desa dengan sawah-sawah yang luas, Satu sungai mengalir di bawah pohon-pohon yang rindang sedikit jauh dari jalan itu. Souw Hui Hong mengejar dengan mengaburkan kudanya, dan rupanya ia sengaja ingin menabrak kudanya Bee Kun Bu. Ketika kuda tiba hanya beberapa kaki dari kudanya Bee Kun Bu ia mengegos ke kanan, dan Bee Kun Bu terpaksa menepuk kepala kuda itu dengan tangan kanannya, Tepukan itu hebat, kudanya Souw Hui Hong berjingkrak sehingga gadis itu terlempar jatuh di tanah, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu lekas-lekas turun dari kudanya dan menghampiri sambil menanyai "Apakah kau dapat luka?" "Ai! Aku kaget setengah mati!" Sahut Souw Hui Hong dengan napas terengah-engah. "Tetapi mengapa kau sengaja menubruk kudaku?" Tanya Bee Kun Bu. "Kau betul-betul kejam! Aku kaget setengah mati, tapi kau katai aku sengaja!" Bentak Souw Hui Hong dengan berlagak marah. "Sudahlah, Tetapi mengapa kau mengejar aku?" Tanya Bee Kun Bu. "Jalan ini bukannya milikmu. Siapa juga boleh jalan di jalan ini, dan kau tak dapat melarang!" Kata Souw Hui Hong, Bee Kun Bu tidak mendesak lagi, ia bantu angkat bangun gadis itu dan berkata. "Sudahlah, aku terima salah, sekarang aku ingin kembali ke pegunungan Kun Lun, apakah kau juga ingin turut?" Lalu ia cemplak lagi kudanya ingin berlalu, tetapi Souw Hui Hong menahannya sambil berkata: Tunggu! Kau telah pukul mati kudaku. Kau harus mengganti!" Bee Kun Bu menengok dan betul saja kuda itu menggeletak di tanah dengan darah keluar dari mulut dan hidungnya, ia loncat turun dari kudanya dan menyerahkan tali kekang kudanya kepada gadis itu sambil berkata. "Baik! Baik! Aku mengganti kudamu dengan kuda ini." Lalu ia berbalik dan bertindak pergi. Tetapi Souw Hui Hong menyambar bajunya sehingga baju itu robek, Bee Kun Bu menjadi gusar, dan dengan sekonyongkonyong ia berbalik dan menyerang gadis itu dengan jurus Shin Liong Yao Biu atau Naga sakti goyang-goyang buntut Tapi gadis itu mengegos dan balas menyerang juga. "Hai! Apakah kau mau aku pula mati padamu?" Bentak Bee Kun Bu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sambil loncat ke belakang gadis itu menjawab. "Aku tahu kau tidak akan menyerang aku dengan sungguh-sungguh." "Kau jangan coba merintangi aku dan membikin aku gusar,H Bee Kun Bu memperingatkan Souw Hui Hong menarik napas panjang, lalu air matanya mengalir keluar ia berkata. "Mengapa kau benci aku. Tetapi mengapa kau juga menolong aku? Apakah aku betul-betul merintangi kau.,.?" Bee Kun Bu menjadi bingung tak mengerti melihat sikap gadis itu. ia berkata. "Aku menolong kau karena dorongan kewajiban Tetapi apakah karena menolong kau aku bersalah?" Tentu saja kau salah!" Kata Souw Hui Hong. "Jika kau tidak tolong aku, aku bisa mati, Dan jika aku sudah mati, aku tak dapat melihat kau lagi, dan aku tak menderita lagi karena merindukan kau.,,." Bee Kun Bu membanting-bantingkan kakinya dan berseru. "Ai, mengapa kau bersikap seperti kanak-kanak? Mengapa kau demikian manja? Aku ada urusan penting dan harus lekas-lekas berIa!u...." Souw Hui Hong menghampiri dan berkata. "Me-ngapa kau jemu sekali terhadap aku? Dengan sikap itu kau menghancurkan hatiku." Bee Kun Bu geleng-geleng kepalanya dan membujuk. "Janganlah kau bertindak keliru, Saudara Co Hiong lebih tampan dan gagah daripada aku, ia sangat mencintai kau. Aku Bee Kun Bu hanya seorang kelas rendah...." "Aku tahu kau telah jatuh hati kepada seorang gadis yang cantik jelita..." Kata Souw Hui Hong. Bee Kun Bu menegur. "Harap kau jangan singgungsinggung gadis itu. Dia seorang yang suci murni." Lalu ia bertindak maju ingin berlalu. Tetapi Souw Hui Hong loncat dan mencegat jalannya sambil berkata. "Aku minta kau memberi KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ maaf jika aku telah salah omong, dan aku minta kau tidak membenci aku, sebetulnya aku ada sedikit omongan yang ingin kuberitahukan kepadamu." Bee Kun Bu menghentikan langkahnya dan me-nanya. "Omongan apakah? Lekas, beritahukan sekarang!" "Kau tergesa-gesa pergi ke pegunungan Kun Lun apakah ingin menjumpai gurumu?" Tanya Souw Hui Hong. "Betul!" Jawab Bee Kun Bu. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Gurumu tidak ada di pegunungan Kun Lun," Kata Souw Hui Hong. "Aku tak pereaya omonganmu!" Kata Bee Kun Bu. "Aku tidak berdusta," Kata Souw Hui Hong dengan khidmat. "Kau telah menolong aku dari bahaya sehingga kau sendiri ditawan orang, Tetapi ketika kau dalam bahaya, aku telah berkali-kali berusaha menolong kau tanpa hasil Oleh karena ilu, aku pergi ke pegunungan Kun Lun untuk mencari gurumu." "Apa? Kau telah pergi ke kuil Sam Goan Kong?" Tanya Bee Kun Bu. Souw Hui Hong geleng-geleng kepalanya dan menjawab: Tidak, pegunungan Kun Lun sangat luas, dan aku tidak mengetahui di mana letaknya Sam Goan Kong. Aku telah berlari-lari kian kemari di pegunungan yang luas itu untuk mencari kuil Sam Goan Kong. Bukan main letihnya dan laparnya aku. Tapi aku mencari terus karena aku khawatir terlambat memberi pertolongan kepadamu." Bee Kun Bu terharu. ia menarik napas panjang dan berkata. "Aku menolong kau karena kau pernah menolong aku. Dan aku minta soal itu kau tidak buat pikiran!" Souw Hui Hong tersenyum, lalu meneruskan kisah-nya. "Meskipun aku telah menjadi letih dan lapar, namun aku tidak KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ berhenti semangatku masih kuat, dan dengan membabi buta aku telah mendaki sebuah puncak yang selalu diselubungi salju, Mungkin Thian mengasihi aku, maka di dekat puncak itulah aku menjumpai Hian Ceng Tojin, dan aku memberitahukan gurumu itu bahwa kau berada dalam bahaya dan tertawan!" "Di manakah kau menjumpai guruku?" Tanya Bee Kun Bu. Souw Hui Hong meneruskan. "Dia sedang bertempur dengan musuhnya di atas satu jurang yang curam dan berbahaya di mana aku tiba." "Guruku bertempur melawan siapa?" Tanya Bee Kun Bu. Keris Pusaka Nagapasung Karya Kho Ping Hoo Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo Pecut Sakti Bajrakirana Karya Kho Ping Hoo