Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 23


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 23


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   Setelah beristirahat sebentaran, ia meneruskan lagi perjalanannya, Karena ia pernah mengejar musuh untuk    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   menolong Souw Hui Hong, dan pernah bertempur melawan banyak orang dari partai silat Ngo Bi, ia telah mengenal baik jalan ini, dan dapat menghemat banyak waktu, Dengan cepat ia tiba di kaki gunung dengan puncaknya yang tinggi ia berhenti sejenak untuk menyelidiki keadaan di sekitarnya, dan kenali bahwa puncak itu adalah puncak Ban Hut Teng, dan di atas puncak tersebut kuil Ban Hut Si dari partai silat Ngo Bi terletak Pada beberapa hari berselang, ia melarikan diri dari kuil itu, sekarang ia datang kembali ia mengetahui bahwa tiap-tiap Hweeshio dari kuil Ban Hut Si itu lihay silatnya, Partai silat Ngo Bi sama terkenalnya seperti partai silat Kun Lun di kalangan Bu Lim.   Pada beberapa hari berselang, karena menolong Souw Hui Hong, ia pernah menerjang masuk ke dalam kuil itu, dan setelah bertempur dengan dahsyat setengah malam dan menggunakan ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu.   ia berhasil menolong Souw Hui Hong dengan melewati semua rintangan rintangan dari Hweeshio di dalam kuil itu, Tetapi ia sendiri telah ditangkap oleh Tio Pan Toa-su, pemimpin kuil Ban Hut Si itu, dan telah disekap di dalam penjara yang dikitari oleh air.   sekarang ia datang kembali, ia yakin bahwa jika ia tertangkap pu!a, ia tak akan disekap di dalam penjara seperti du!u, akan tetapi ia pasti dibunuh mati, atau dibikin menjadi orang cacad seumur hidup, Bahaya atau resiko yang ia harus ambil itu besar sekali, tapi demi keselamatan gurunya, dengan seorang diri ia datang kembali! jurang yang ia harus lintasi lebih daripada tiga ribu kaki tingginya dan ia merasa letih setelah tiba di atas puncak, ia beristirahat sejenak, ia mengawasi keadaan di sekitarnya, dan bangunan kuil yang besar dan luas itu di dalam suasana yang sunyi senyap menakjubkan sekali    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Baru saja ia ingin bertindak maju, ia ingat bahwa ia harus berlaku waspada.   "Apakah guruku berada di dalam kuil itu?"   Tanyanya seorang diri.   "Jika aku menyelonong masuk, aku melanggar peraturan Bu Lim. Lebih baik aku masuk dengan terang-terangan, dan minta keterangan tentang jejak guruku, partai silat Ngo Bi adalah suatu partai yang besar, mereka pasti akan bertindak dengan seksama menurut peraturan Bu Lim pula."   Dengan keputusannya ia bertindak maju, Tiap-tiap ) terdengar suara orang mengejek.   "Ai! Anak ini besar nyalinya! Apa kau tak takut mati?"   Ejekan itu disertai dengan loncat keluarnya seorang Hweeshio yang bertubuh tinggi besar, tangannya memegang tempat nasi dari tembaga, Hweeshio itu adalah Hweeshio yang Bee Kun Bu telah jumpai di dekat pinggir sungai tadi, Bee Kun Bu segera kenali ia, dan mengetahui bahwa ia dari kuil Ban Hut Si.   Bee Kun Bu membungkukkan tubuhnya memberi hormat seraya berkata.   "Aku adalah dari partai silat Kun Lun...."   "Aku tahu kau dari partai Kun Lun!"   Si Hweeshio berkata, Si Hweeshio memperhatikan sikapnya Bee Kun Bu.   ia yakin bahwa Bee Kun Bu tak dapat melawan ia, tetapi ia melihat bahwa Bee Kun Bu tidak gentar, ia merasa kagum.   ia lempar tempat nasinya ke udara setinggi empat depa.   Tempat nasi yang beratnya seratus kati lebih cepat jatuh kembali ke tanah, dan ditangkap dengan mudah sekali olehnya, Lalu ia berkata lagi.   "Betul! Di dekat pinggir sungai Bin Kong, kita pernah berkenalan Dan aku pernah memperingatkan kau lebih baik lekas-Iekas berlalu, tetapi kini malah kau menyatroni kuilku!"   Melihat caranya Hweeshio itu menangkap tempat nasi yang berat itu, Bee Kun Bu terkejut Tetapi ia tetap tersenyum akan kemudian berkata.   "Taysu adalah dari partai Ngo Bi. Kebetulan sekali Aku kali ini kembali ke kuil Ban Hut Si, sebetulnya...."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Si Hweeshio membentak: Tempo hari dengan memandang peraturan Bu Lim, aku tidak mengejar kau. Apa kah kau kira kami tidak mengetahui bahwa kau melarikan diri? Kali ini kau kembali, bukankah seperti juga mencari mati Bee Kun Bu berpikir.   "Hweeshio ini adalah suhengnya Tio Pan Taysu, tidak heran jika tenaga dan ilmunya demikian hebat nya. Aku lebih baik menanya dia dengan hormat."   Lalu ia berkata.   "Aku dari angkatan muda berani kembali lagi ke kuil Ban Hut Si karena mohon menanya satu urusan."   Si Hweeshio menjadi gusar dan membentak.   "Urusan apakah? Dan apa perlunya kau datang menanya kami dari kuil Ban Hut Si?"   Dengan tetap tenang Bee Kun Bu berkata.   "Aku mohon tanya, Hian Ceng Tojin dari partai Kun Lun apakah telah datang ke kuil Ban Hut Si?"   Si Hweeshio tampaknya agak lebih sabar, dan ia menanya sambil tersenyum.   "Kau ada hubungan apakah dengan Hian Ceng Tojin?"   "Hian Ceng Tojin adalah guruku yang budiman,"   Jawab Bee Kun Bu.   "Aku dan gurumu pernah ada hubungan beberapa kail Apakah dia masih tinggal di kuil Sam Ceng Koan?"   Tanya si Hweeshio.   "Tidak, guruku telah pindah ke kuil Sam Goan Kong di pegunungan Kun Lun,"   Jawab Bee Kun Bu. Si Hweeshio tertawa dan berkata.   "Kau lekas-lekas pulang menjumpai gurumu, dan beritahukan kepadanya bahwa sahabat karibnya Tong pun Hweeshio menanyakan keselamatannya dan kirim salam kepada nya. Ayo kau lekaslekas turun gunung."   Bee Kun Bu terperanjat, ia segera menjelaskan "Guruku memperoleh kabar bahwa aku tertawan, maka dia lantas pergi    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   ke kuil Ban Hut Si. Dan aku pun lekas-lekas datang ke sini mencari guruku."   Si Hweeshio berkata dengan tenang.   "Apa gunanya kau datang? Partai Ngo Bi dan partai Kun Lun tak ada hubungan atau ikatan, Hanya aku sendiri pernah ada hubungan dengan Hian Ceng Tojin, jika kau bukannya murid Hian Ceng Tojin, sekarang juga kau sudah binasa tertimpa tempat nasi dari tembagaku ini!"   Bee Kun Bu berkata.   "Di kalangan Bu Lim seorang murid harus menghormati gurunya, Aku angkatan muda datang ke kuil Ban Hut Si karena ingin mencari guruku!"   Si Hweeshio mengerutkan kening sebelumnya berkata.   "Tempo hari kau datang ke kuil Ban Hut Si dan membikin onar, ketika itu aku tidak ada di kuil, karena aku belum kembali dari perjalananku Barulah sesudah kembali, aku dapat dengar dari Suteeku tentang perbuatanmu Kau mengetahui bahwa menerjang atau menerobos masuk ke daerah orang lain adalah suatu pelanggaran besar di kalangan Bu Lim."   Bee Kun Bu berlutut di hadapan Hweeshio itu.   "Untuk pelanggaran itu aku angkatan muda sudi mohon dimaafkan...."   Dan kata-kata itu belum habis djucapkan, tiba-tiba terdengar suara ejekan yang nyaring.   "Kuil Ban Hut Si bukan tempat terlarang, Orang boleh keluar masuk se-sukanya, dan tak usah takut kepada siapapun! Kau tak usah minta maaf, Dengan demi kian, mereka anggap kau bernyali kecil! Lagi pula Tio Pan Taysu terlampau cong-kak. Dia anggap dirinya sangat tinggi, dia sungkan menjumpai orang!"   Suara yang nyaring dan mengejek itu membikin Bee Kun Bu terkejut, karena ia kenali suara itu. ia bangun dan menghampiri orang yang mengejek itu sambil ber-seru.   "Giok Siu Sian Cu! Untuk maksud apakah kau datang ke sini?"   Giok Siu Sian Cu masih saja menyengir dan mengejek "Toa-su! Sudah empat-lima tahun kita tidak ber-jumpa,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Apakah kau baik-baik saja? Aku datang ke kuil Ban Hut Si karena ada satu urusan."   Lalu ia berdiri di samping Bee Kun Bu, tangan kanan memegang seruling batu Giok, dan tangan kiri mengusap-usap rambutnya, Tong Pun Hweeshio menyahut dengan menyindir "Aku khawatir kau bisa datang, tetapi tidak bisa pulang!"   Taysu, aku bisa datang dengan leluasa, sudah tentu aku pun bisa pergi dengan merdeka!"   Jawaban itu membikin Tong Pun Hweeshio menjadi murka. ia membentak.   "Mungkin orang lain takut meng-gempur kau, tapi aku Tong Pun Hweeshio tidak!"   Ben-takannya itu ia barengi dengan menggeprak Giok Siu Sian Cu dengan tempat nasi dari tembaga secepat kilat Giok Siu Sian Cu mengegos sambil berkata.   "Ha! Kau betut-betul ingin mengadu silat dengan aku?"   Bee Kun Bu cabut pedangnya dan menyerang Giok Siu Sian Cu. Giok Siu Sian Cu loncat mengegos dan berkata sambil tersenyum.   "Hei! Apakah kau sudah gila menyerang aku?"   Bee Kun Bu menjawab dengan pedang terhunus menuding-nuding Giok Siu Sian Cu.   "Aku sedang bicara dengan Toa-su, mengapa kau memotong pembicaraanku dan turut campur urusanku?"   Tong Pun Hweeshio berpikir "lblis perempuan ini betulbetul lihay, jika mau, dia dapat segera melukakan Bee Kun Bu. Aku lebih baik membakar-bakar dia."   Lalu ia berkata.   "Hei! Kau tak dapat lawan dia, lebih baik kau lekas-Iekas enyah!"   Lalu ia berdiri di tengah-tengah me-reka, menghadapi Giok Siu Sian Cu. Giok Siu Sian Cu menyengir dan mengejek lagi.   "Apakah yang kau khawatirkan? Tunggu sampai aku bicara dengan dia, dan kemudian kita dapat mengadu silat!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tong Pun Hweeshio tidak menyahut ia berbalik mengawasi Bee Kun Bu. Bee Kun Bu masukkan pedangnya ke dalam sarungnya dan sambil mengangkat tangan memberi hormat ia berkata.   "Aku mohon menanya Taysu, apakah Suhuku telah datang ke kuil Ban Hut Si?"   "Soal ini aku belum dapat mengetahui jawab Tong Pun Hweeshio Tiba-tiba Bee Kun Bu ingat soal gurunya meninggalkan pegunungan Kun Lun bersama-sama Giok Siu Sian Cu. ia menanya kepada Giok Siu Sian Cu.   "Ke-manakah guruku pergi?"   Giok Siu Sian Cu yang barusan diserang dengan pedang masih merasa dongkoL ia menjawab dengan ketus.   "Aku tidak tahu!"   Bee Kun Bu insyaf akan sikap kasar itu, lalu dengan ramah ia berkata.   "Bukankah kau berlalu dari pegunungan Kun Lun bersama-sama guruku?"   "Dia bukannya anak kecil yang baru berusia tiga tahun, Dia bisa pergi kemana dia suka, bukan?"   Jawab Giok Siu Sian Cu.   "Ha! Mengapa kau menjawabnya dengan ketus, dan selalu menyinggung orang lain dengan kata-katamu?"   Kata Bee Kun Bu.   "Jika aku menyinggung orang lain, kau bisa apa kah?H menentang Giok Siu Sian Cu. Bee Kun Bu menjadi bisu, ia insyaf ia tak dapat melawan iblis wanita itu. Tetapi ia khawatir akan jejak gurunya, dan dalam gusar tereampur khawatir, ia berdiri seperti seorang dungu. Giok Siu Sian Cu tertawa melihat sikapnya Bee Kun Bu.   "Jika kau tidak sudi memberitahukan sudahlah! Mengapa kau mesti tertawa?"   Kata Bee Kun Bu mendongkol    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Giok Siu Sian Cu mendekati, dan dengan suara rendah ia berkata.   "Melihat sikap dan wajahmu, aku yakin kau menderita sakit atau luka, betulkah?"   Tidak perlu kau tahu!"   Jawab Bee Kun Bu, masih mendongkol senyuman itu menggiurkan hati, tetapi Bee Kun Bu masih membentak.   "Mengapa kau selalu merintangi aku? Aku benci kau!"   "Betapapun kau membenci aku, kau tak dapat membinasakan aku,"   Kata Giok Siu Sian Cu mengejek. Ketika itu terdengar dua siulan yang nyaring, dan mereka menoleh Lalu terlihat mendatanginya empat orang Hweeshio yang terus mengurung Bee Kun Bu, dan Giok Siu Sian Cu.   "Nah! Bagaimana sekarang?"   Kata Giok Siu Sian Cu dengan manja kepada Bee Kun Bu.   "Jika kau membenci aku, kau harus menghadapi Hweeshio-hweeshio ini seorang diri!"   Bee Kun Bu tak dapat berbuat apa-apa terhadap wanita yang demikian kepala batu, Dalam keadaan yang terdesak itu, ia pikir lebih baik membiarkan kehendaknya wanita itu, Lalu menghadapi Tong Pun Hweeshio ia berkata: Taysu adalah kawan karib guruku, dan aku dari angkatan muda tentu tak berani bertindak sembrono, Dengan jalan ini aku minta Taysu antarkan aku menghadap kepada pemimpin kuil Ban Hut Si agar aku dapat menanyakan jejak guruku."   Tong Pun Hweeshio mengerutkan kening, lalu me-nanya salah satu empat Hweeshio yang baru datang.   "Hian Ceng Tojin dari partai Kun Lun apakah pernah datang ke kuil Ban Hut Si?"   Hweeshio yang ditanya itu talu mengangkat toya besinya dan pegang melintang di depan dadanya sebagai tanda hormat, lalu menjawab.   "Teecu belum dengar tentang itu, Tetapi pemuda ini adalah pemuda yang telah melarikan diri dari kuil kita, sehingga Ji Suheng menjadi murka karenanya,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kita tak menduga dia berani datang kembali Kali ini kita tak akan memberikan kesempatan untuk dia melarikan diri pu!a."   Tong Pun Hweeshio pandang wajahnya Bee Kun Bu, lalu berkata.   "Karena aku pandang gurumu, Hian Ceng Tojin. Kali ini aku memberi ampun lagi kepadamu, Ayo! Lekas-lekas enyah dari sini!"   Bee Kun Bu yang memikir keselamatan gurunya itu segan berlalu, ia hadapi Giok Siu Sian Cu yang berdiri dengan tenang mengusap-usap rambutnya sambil ter-senyum.   ia ingin menanya pendapatnya, tetapi ia mundur lagi, Kemudian ia berkata lagi kepada Tong Pun Hwee-shio.   "Aku diberitahukan oleh seorang kawan bahwa guruku betul-betul telah datang ke sini, Jika Taysu menganggap kawan karibnya dari guruku, Taysu tentu suka menolong menanyakan jejak guruku."   Tong Pun Hweeshio menjadi ge!isah. ia berkata.   "Kau berlalu dari sini dulu, Nanti setelah aku kembali ke kuil, aku akan menanyakan hal itu. Jika betul Hian Ceng Tojin berada di dalam kuil, aku akan membujuk pemimpin kuil ini untuk melepaskan dia."   Taysu sebagai kawan karib guruku, sudi kiranya memberikan kesempatan kepadamu menjumpai pemimpin kuil."   Bee Kun Bu mendesak Belum lagi habis ucapannya itu, tiba-tiba Hweeshio yang tadi ditanya, membentak.   "Meskipun kau bertangan tiga dan berkaki tiga, kau tak berhak menjumpai pemimpin kami!"   Bee Kun Bu menjadi marah, dan ia ingin menyahut, tetapi didului Giok Siu Sian Cu yang mengejek.   "Hwee-shio ini galak betul! Rupanya ia sudah bosan hidup!"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Hweeshio itu sebetulnya murid Tio Pan, pemimpin kuil Ban Hut Si, bernama Sin Lei.   ia sangat disayang oleh Tio Pan, dan ilmu silatnya pun lebih baik daripada saudara-saudara seperguruannya, Ketika Bee Kun Bu menolong Souw Hui Hong keluar dari kuil Ban Hut Si, ia kebetulan tak ada di dalam    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kuil karena ia sedang keluar mengurus suatu perkara, Ketika ia kembali ia baru mendapat dengar bahwa dua Suheng dan dua Suteenya tak dapat menangkap Bee Kun Bu.   Oleh karena itu ia sangat benci Bee Kun Bu.   Akan tetapi Tong Pun Hweeshio berada di depa n nya, ia tak berani bertindak sewenang-wenang, ia tidak mengenal Giok Siu Sian Cu, maka ketika ia diejek, ia menjadi makin gusar Dengan tak banyak bicara !agi, toya besinya menyambar dengan jurus Kim Kong Sok Pik atau Baja Emas Menebas Lengan, disertai jeritnya.   "Kita lihai siapakah yang bosan hidup!"   Dengan tenang dan sambil tertawa Giok Siu Sian Cu loncat ke samping Bee Kun Bu mengegoskan sabetan toya besi itu, dan ia menanya Bee Kun Bu.   "Apakah aku harus bunuh dia?"   Lalu Giok Siu Sian Cu loncat ke samping Sin Lie dan berkata.   "Baik! Biarlah aku suruh dia merasai sedikit sakit!"   Lalu secepat kilat seruling batu Gioknya di tangan kanan menyerang dua Hweeshio yang berdekatan, dan tangan kirinya menepak punggungnya Sin Lei, Bayangan mangkok nasi tembaga dan angin yang keluar dari sabetaft seruling bertempur sangat dahsyatnya Caranya Giok Siu Sian Cu menyerang bukan saja sangat cepat, tetapi juga sukar dk)uga, Seolah-olah ia menyerang dadanya Sin Lei, tetapi ketika Sin Lei menjaga dadanya dengan toya besinya, tangan kirinya Giok Siu Sian Cu menepuk punggungnya Tepukan itu adalah totokan jalan darah di punggung.   Sin Lei tidak keburu mengegos atau mengelit, ia hanya merasakan kedua tangannya menjadi lemas, dan toya besinya terlempar di tanah! Tong Pun Hweeshio terkejut ia tak dapat membiarkan perbuatan itu.   ia loncat ke depan sambit menumbuk Giok Siu    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sian Cu dengan tempat nasi tembaganya dengan jurus Kai SanTo Liu atau Menggempur Gunung Membuka Jalan.   Giok Siu Sian Cu tak berani menangkis, ia loncat mengapung dan terus menyodok dadanya Tong Pun Hweeshio dengan seruling batu Giok-nya.   Tong Pun Hweeshio buru-buru menahan sodokan itu dengan genggamannya sambil melangkah mundur tiga tindak.   "Ha! Ha! Taysu, jangan lari! Ayo layani aku main-main!"   Mengejek Giok Siu Sian Cu. Ejekan itu disertai sodokan tiga kali beruntun. Tong Pun Hweeshio menjerit sambil mengayun genggamannya yang seratus kati bertanya mengitari tubuhnya Tang! Tang! Tang!"   Terdengar tiga suara beradunya seruling dengan tempat nasi tembaganya.   Tiga sodokan Giok Siu Sian Cu tertangkis, dan si Hweeshio menubruk lagi dengan genggamanannya.   Meskipun genggaman itu sangat berat, tetapi si Hweeshio dapat mengendalikannya dengan leluasa dan cepat sekali, dan untuk sementara waktu terlihat berkelebatnya bayangan tempat nasi tembaga itu dan mendengungnya hembusan angin dari sabetan seruling batu Giok.   Semua orang yang menyaksikan pertempuran itu berdiri terpesona! Kemudian Hweeshio-hweeshio yang lain mulai menyerang Bee Kun Bu, dan Bee Kun Bu terpaksa mencabut pedangnya-melakukan perlawanan Hweeshio-hweeshio yang menyerang Bee Kun Bu .   adalah murid-murjd dari pemimpin partai Ngo Bi, Tio Pan Taysu, dan ilmu silatnya tinggi, Untung baginya, Sin Lei murid yang terpandai teliti ditotok jalan darahnya oleh Giok Siu Sian Cu tak berdaya.   Bee Kun Bu harus melawan tiga orang Hweesio dengan pedang di tangan kanan Bee Kun Bu melawan dengan ilmu Hun Kong kiam Hoat (ilmu silat pedang yang memancarkan sinar) dan tinju kirinya mengirim jotosan-jotosan dengan ilmu Cap Pwee Lo Han Ciang (ilmu tinju yang    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   menyerang dari delapan belas jurusan), pedangnya menusuk, menyabet, membacok secepat kilat, sedangkan tinjunya mendorong, memukul, bahkan menyodok seperti palu besi"   Di pihak Giok Siu Sian Cu dan Tong Pun Hweeshio pertempuran telah Berlangsung empat puluh jurus, dan masing-masing telah keluarkan semua kepandaiannya.   Tong Pun Hweeshio adalah salah satu dari empat pemimpin partai Ngo Bi, dan tinggi sekali ilmu silatnya.   Tetapi menghadapi Giok Siu Sian Cu, ia tak dapat kesempatan untuk memperoleh kemenangan ia harus menjaga diri dengan sepenuh tenaga, setelah pertempuran mulai masuk ke jurus empat puluh satu, Giok Siu Sian Cu menjerit, dan dengan ilmu Mo Im Cap pwee Jiauw atau Mencakar Awan dari delapan belas jurusan.   Serulingnya berkelebat-kelebat berkilauan dengan cepat sekali, sedangkan ia sendiri terapung-apung laksana awan di langit.   Tong Pun Hweeshio hanya berhasil menangkis dan menjaga diri selama tujuh-delapan jurus, dan ia mulai keteter Lalu tubuhnya sempoyongan seperti orang mabuk arak sambil meloncat ke kiri dan ke kanan untuk mengegos atau mengetit sodokan-sodokan seruling batu Giok satunya! Masih untung tempat nasinya dapat berkali-kali menangkis sodokansodokan seruling maut itu, dan sekian lamanya ia masih belum terluka."   Giok Siu Sian Cu yang banyak pengalaman dan sering berkelana di banyak tempat pernah dengar tentang ilmu menggoyang-goyang tubuh untuk membikin mabuk lawan dari partai Ngo Bi.   setelah melihat Tong Pun Hweshio sempoyongan, ia telah menduga bahwa Hweshio itu sedang menggunakan ilmu Cui Pwee Sian sat lim simhoat (ilmu menggoyang-goyang tubuh yang dapat membikin dewa-dewi mabuk) ia segera berlaku waspada.   Demikianlah pertempuran berlangsung dengan serunya tanpa salah satu pihak memperoleh kesempatan melukai lawannya,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Di pihak Bee Kun Bu dengan menggunakan ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat dan ilmu tinju Cap pwee Lo Han Ciang, meskipun ia tak berhasil menerobos keluar dari kepungan ketiga Hweeshio, tapi ia masih dapat mempertahankan diri selama pertempuran yang telah berlangsung empat puluh jurus, Kemudian di tengah-tengah suara beradunya senjatasenjata tajam dan jeritan-jeritan dari orang-orang yang bertempur terdengar pula suara jeritan yang nyaring sekali Tiga Hweeshio yang melawan Bee Kun Bu segera loncat mundur berhenti bertempur, demikian pun Tong Pun Hweeshio.   Bee Kun Bu menoleh ke arah jeritan yang ajaib tadi, ia tampak seorang Hweeshio tanpa senjata berdiri satu depa jauhnya dari mereka, Hweeshio itu mengenakan jubah merah, tubuhnya tinggi besar.   Dia adalah Tio Pan Taysu, pemimpin dari partai Ngo Bi.   Di sebelah kiri berdiri seorang Hweeshio berjubah putih, tubuhnya kurus kecil, sedangkan di sebelah kanan nya berdiri satu Niko (rahib wanita) yang mengenakan pakaian putih dan berusia lebih kurang empat puluh tahun.   Ketika itu Sin Lei yang telah ditotok telah berhasil membebaskan diri dengan tenaga dalamnya.   Bee Kun Bu segera dapat menduga bahwa yang datang itu adalah pemimpin-pemimpin dari partai Ngo Bj, maka ia lekaslekas, membungkukkan diri memberi hormat sambil berkata.   "Aku angkatan muda dari partai Kun Lun mohon berjumpa dengan angkatan tua dari partai Ngo Bl Aku Bee Kun Bu menghaturkan hormat."   Tio Pan Taysu tersenyum, ia mengawasi Bee Kun Bu sejenak, lalu mengawasi pula Giok Siu Sian Cu, dan berkata.   "Maafi Maafl Tidak diduga jago silat yang terkenal di kalangan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kang-ouw, Giok Siu Sian Cu, sudi datang mengunjungi pegunungan ini!"   Giok Siu Sian Cu tersenyum: Taysu terlampau merendahkan diri. Aku hanya datang jalan-jalan saja,"   Kata Giok Siu Sian Cu. Lalu Tio Pan Taysu menanya Bee Kun Bu: Tidak heran kau berani datang lagi, karena ada orang yang membantu kau."   Bee Kun Bu menyahut dengan tergesa-gesa.   "Aku datang kembali ke pegunungan Ngo Bi hanya ingin menanya tentang jejak Suhuku."   HwetShio yang kurus kecil dan berdiri di sebelah kiri tibatiba mempelototkan, dan mengawasi dengan beringas kepada Bee Kun Bu. ia menanya dengan suara keras.   "Apakah gurumu Hian Ceng Tojin?"   "Betul!"   Jawab Bee Kun Bu.   "Apakah Taysu pernah menjumpai dia?"   Hweeshio itu berseru.   "O Mi To Hut!"   Lalu memejamkan matanya tidak bicara lagi, Bee Kun Bu yakin bahwa si Hweeshio kurus kecil itu mengetahui jejak gurunya, hanya segan memberitahukan kepadanya, Dalam napsunya ia menanya dengan suara keras: Taysu telah mengetahui jejak Suhuku, mengapa tidak sudi memberitahukan kepadaku? Apakah...."   Tio Pan Taysu tertawa gelak-gelak memotong katakatanya Bee Kun Bu: Tahukah kau tempat ini? Apakah kau anggap boleh sembarangan orang datang dengan sesukanya? Di kalangan Kang-ouw telah terkenal bahwa pengajaran partai Kun Lun sangat keras, Rupanya tata terbitnya kurang sempurna, Aku tak mengerti mengapa ketiga pemimpin dari partai Kun Lun telah mengajar seorang murid yang tak tahu peraturan serupa kau!"   Dimaki demikian oleh Tio Pan Taysu, Bee Kun Bu tak dapat menjawab. ia berdiri terpaku di hadapannya, Tetapi    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Giok Siu Sian Cu berkata sambil tertawa.   "Ketiga pemimpin dari partai Kun Lun semuanya baik, Menurut pendapatku, mereka lebih baik daripada pemimpin-pemimpin partai Ngo Bi. lagi pula tentang urusan murid dari partai Kun Lun bukan urusanmu, Kau hanya berhak mengajar murid-murid partai Ngo Bi, dan tak berhak menasehatkan murid dari partai lain!"   Hweeshio yang kurus kecil lalu buka kedua matanya dan mengawasi Giok Siu Sian Cu. Kemudian ia menanya.   "Apakah kau jago silat wanita yang bernama Giok Siu Sian Cu?"   Giok Siu Sian Cu tertawa.   "Betul! BetuI! Tapi siapakah nama Taysu? Aku juga ingin mengenalnya!"   Jawabnya Hweeshio kurus kecil memejamkan matanya, ia bersabda.   "O Mi To Hut! Aku si Hweeshio tua ini adalah orang gunung, dan nama baikku tidak penting, dan aku tak perlu memberitahukan kepadamu!"   Niko (Rahib wanita) yang berdiri di sebelah kanan tidak tahan tertawa, ia mengejek.   "Di kalangan Kang-ouw nama Giok Siu Sian Cu memang terkenal sekali dan aku juga mengagumi Aku hari ini beruntung bisa melihat orangnya dengan kepala mata sendiri!"   Lalu ia maju ke depan, mengangkat kedua tangannya dan bersabda.   "O Mi To Hut!"   Giok Siu Sian Cu segera insyaf bahwa ia kini menghadapi musuh yang tidak ringan.   Hweeshio yang kurus kecil dan memejamkan matanya yang ia tak kenal mungkin lihay ilmu silatnya, Tio Pan Taysu ia telah tahu kepandaian ilmu silatnya Niko itu pasti tidak lebih bawah daripada ia dalam soal ilmu silat Tetapi ia tetap tenang, Sambil mengusap-usap rambutnya ia berkata.   "Jika ingin menguji silat dengan aku, janganlah berlagak menanya ini atau menanya itu...."   Ucapan itu ia barengi dengan serangan "Sam Seng Tui Goat"   Atau tiga bintang mengejar bulan, seruling batu Gioknya menyodok secepat kilat ke dadanya Niko itu tiga kali beruntun. Nikoh itu tidak keburu mencabut pedangnya yang dipancangkan di belakangnya, ia hanya mengegos ke    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   samping menghindarkan sodokan-sodokan seruling itu sambil melangkah mundur lima tindak.   Kemudian dengan kedua tangannya ia balas menyerang dengan mengirim jotosanjotosan yang gencar sekali, Tio Pan Taysu terperanjat, ia menjerit "Hei! Giok Siu Sian Cu! partai kami tidak mempunyai dendam atau permusuhan terhadap kau! Mengapa kau dengan tanpa alasan datang ke kuil Ban Hut Si untuk membikin ribut? Hari ini jika, kami lepas kau keluar hidup-hidup dari sini, nama partai Ngo Bi tak tahu harus taruh di mana!"   Dengan sikap yang tetap tenang Giok Siu Sian Cu berkata.   "Apakah kau kira kau dapat menahan aku dengan mudah di dalam kuil.,.?"   Kata-katanya belum selesai, Niko itu telah mencabut pedangnya dan menusuk pundak kanannya Giok Siu Sian Cu dengan jurus Thian Li Hun Ko atau Bidadari Menusuk Dari LangiL Giok Siu Sian Cu menangkis pedang itu dengan serulingnya, dan ia pun balas menyerang Lalu kedua wanita itu bertempur dengan sengitnya.   Gidk Siu Sian Cu bertempur sambil mengawasi Tio Pan Taysu dan Tong Pun Taysu yang masing-masing berdiri di sebelah kiri dan kanan, tetapi si Hweeshio kurus kecil masih saja berdiri memejamkan kedua matanya memegang erat kedua tangannya dalam sikap bersembahyang.   ia pun melihat Bee Kun Bu bertempur lagi melawan tiga orang Hweeshio.   ia merasa khawatir jika Bee Kun Bu tak dapat bertahan melawan ketiga Hweeshio itu.   Lalu dengan satu serangan cepat dan lihay ia mendesak Niko itu mundur dua langkah, dan ia loncat ke tempat Bee Kun Bu.   Tetapi ia tidak menduga bahwa ia dicegat oleh Tio Pan Taysu yang segera loncat menghalau dengan mendorong kedua tinjunya ke depan dengan jurus Pai San To Hai atau Merobohkan Gunung dan Mem-balikkan Lautan, Tio Pan Taysu yang menjadi pemimpin kuil Ban Hut Si memiliki ilmu silat yang tinggi dan tenaga yang besar, Kedua    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tinjunya bukan main dahsyatnya, dan memaksa Giok Siu Sian Cu loncat mundur Pada saat ia loncat mundur, Niko itu menusuk punggungnya dengan pedang-nya, Giok Siu Sian Cu berbalik dan mengetok pedang itu dengan serulingnya, Lalu dengan menotokkan kedua kakinya ia loncat ke atas untuk terjun kembali ke bawah dan menyodok Niko itu dengan serulingnya yang dilancarkan dengan ilmu Yun Liong Sam Hiam atau Naga Langit Muncul Di tiga Tempat.   Niko itu harus lekas-lekas mundur atau binasa disodok oleh seruling lawannya, Benar-benar lihay iblis wanita ini, pikirnya, Baru saja ia ingin maju menyerang lagi, tapi terlihat Giok Siu Sian Cu menjepit rapat kedua betisnya, dan segera melonjak ke atas untuk loncat keluar beberapa depa jauhnya, ia menotok tanah dengan ujung jarinya, dan dalam dua kali loncat yang cepat sekali, ia berhasil mendesak mundur dua orang Hweeshio yang sedang mengerubuti Bee Kun Bu.   ia berbisik.   "Kita tak dapat bertahan lama, Kita harus lekas-lekas melarikan diri!"   Tetapi Bee Kun Bu geleng kepala dan membentak.   "Aku tidak minta atau suruh kau datang membantu akui Kau boleh lekas-lekas lari!"   "Apabila kau tidak lari, kali ini kita berdua akan binasa,.,."   Giok Siu Sian Cu mendesak, tetapi Niko itu telah menerjang dengan pedang terhunus dan berusaha menusuk dadanya, sedangkan Hweeshio-hweeshio yang mengerubuti Bee Kun Bu juga berbareng menyerang dengan toya-toya besi nya.   Sambil meloncat tinggi menghindarkan diri dari tusukan pedangnya Niko itu, Giok Siu Sian Cu berseru kepada Bee Kun Bu.   "Jika kau betuNbetul tidak ingin lari, akupun harus melawan terus!"   Lalu ia putar seruling batu Gioknya dan menyerang secepat kilat kepada Niko itu, serangan itu hebat sekali, dan Niko itu tak dapat menahan, Bee Kun Bu juga bertempur dengan nekat ia lancarkan jurus-jurus Hui Pu Liu Coan (Air Terjun Ke Dalam Sungai), Heng Hua Cun Ji (Hujan Turun Di Musim Semi) dan Tui To    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tay San (Menggempur Roboh Gunung Taysan), dan ia berhasil membuka jalan keluar dari kepungan Hweeshiohweeshio itu, Sin Lei Hweeshio menjadi lebih ganas melihat Bee Kun Bu berhasil membuka jalan, ia menyerang lagi dengan sekuat tenaga dengan toya besi nya.   Tapi Bee Kun Bu berhasil mengegoskan diri, Setelah pertempuran berlangsung beberapa puluh jurus lagi, Bee Kun Bu merasa ia akan kehabisan tenaga, Giok Siu Sian Cu yang selalu memperhatikan Bee Kun Bu sambil melawan Niko itu tetek melihat bahwa Bee Kun Bu telah menjadi lelah, Ki rifeiyerang bertubi-tubi untuk mendesak mundur Niko itu, lalu loncat membantui Bee Kun Bu.   Satu sabetan dengan jurus Thian Goa Lai Yun atau Awan Datang Dari Angkasa, memaksa seorang Hweeshio mundur, dan ia dapat berdiri di sampingnya Bee Kun Bu, ia berbisik.   "Ayo, kita bersama-sama menggempur musuh...!"   Belum lagi ucapannya selesai, satu jotosan Tio Pan Taysu datang menyerang, Giok Siu Sian Cu harus lekas-lekas loncat mundur, Giok Siu Sian Cu mengejek.   "Ha! Kau menyerang di waktu orang tak berjaga! Beginikah caranya pemimpin partai Ngo Bi menyerang orang dengan curang?"   Tanpa permisi kau telah menerobos masuk ke daerah kuil Ban Hut Si, apakah itu tidak melanggar peraturan Bu Lim?"   Batas Tio Pan Taysu, Giok Siu Sian Cu menyengir dan menantang.   "Baiklah. Ayo, kalian semua datang menyerang! Aku siap melawan kalian semua!"   "Ha! Melawan kau Giok Siu Sian Cu tak usah semua datang menyerang, Cobalah terima pukulan-pukulanku,"   Kata Tio Pan Taysu, yang segera dibarengi dengan satu jotosan yang keras! Giok Siu Sian Cu menyabet dengan seruling dan mengirim jotosan ke pundak lawannya, Tio Pan Taysu harus menarik    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kembali tinjunya atau hancur disabet seruling! Giok Siu Sian Cu tak dapat memperhatikan Bee Kun Bu lagi, karena ia terpaksa mencurahkan semua perhatian dan tenaganya melawan pemimpin partai Ngo Bi yang lihay itu, Tiap-tiap jotosan membawa maut, karena jotosan-jotosan itu disertai tenaga dalam yang luar biasa dahsyat nya, seolah-olah dapat merobohkan gunung! Giok Siu Sian Cu masih dapat melayani selama beberapa puluh jurus, tetapi ia merasa kalah tenaga, Dengan satu jeritan, ia rapatkan kedua betisnya, lalu loncat ke atas udara dengan serulingnya dari atas menyodok kepalanya dari Tio Pan Taysu.   Tio Pan Taysu terkejut, ia harus lekas-lekas meng-gegos, ia berpikir.   "Ai! Betul-betul lihay iblis wanita ini! Loncatan itu cepat dan tak terduga!"   Lalu ia menunggu lawannya jatuh di tanah untuk menyerang lagi dengan tinju Kim Kong coan (Tinju Keras Seperti Baja) ialah ilmu tinju partai Ngo Bi yang sangat ditakuti di kalangan Kang-ouw.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Giok Siu Sian Cu yang gesit, dan lincah, meskipun ia sudah letih, bukan suatu lawan yang enteng, dan selama pertarungan itu tidak kelihatan pihak mana yang lebih unggul! Tetapi Bee Kun Bu ketika itu telah terdesak, ia yang berwatak ksatria terpaksa menggunakan kelihayannya dan melupakan perikemanusiaannya.   Dengan menjerit seperti orang gila, ia menyerang dengan jurus-jurus dahsyat dari Hun Kong Kiam Hoat, Ketika itu Sin Lei Hweeshio sedang mengemplang dengan toya besinya, dan tiga Hweeshio lainnya menyodok atau memukul dengan masing-masing toya besinya, Ya, keempat Hweeshio itu menyerang serentak Tetapi dengan jurus-jurus Ban Hong Cut Sao atau Puluhan Ribu Tawon Keluar dari Sarang dan Hui Pa Tang Ceng atau GunduIan Besi Memukul Lonceng, pedangnya terlihat berkilau-kilau menyabet, menebas, menusuk, bahkan membacok Hwee-shio-hweeshio itu! Keempat Hweeshio itu terpaksa mundur lagi, Mereka tak dapat maju,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sin Lei Hweeshio menjadi gemas, tetapi kagum akan ilmu silat pedang lawannya, Tiba-tiba ia loncat maju sambil menyodok lawannya, ia terlambat, karena pedangnya Bee Kun Bu berhasil menusuk belakang lehernya! Ketika ia loncat maju, secepat kilat Bee Kun Bu mengegos, lalu menusuknya setelah putar pedangnya yang membingungkan Hweeshiohweeshio lain-lainnya.   Pada saat itu Bee Kun Bu menoleh ke arah Giok Siu Sian Cu dan Tio Pan Taysu, ia melihat mereka sedang bertempur dengan sengitnya, Tenaganya Tio Pan Taysu besar sekali, dan tiap-tiap jotosan menimbulkan hembusan angin, dan Giok Siu Sian Cu harus melawan dengan jurus Mo Im Cap pwee Jiauw atau Mencakar Awan Dari delapan belas jurusan, dan hanya terlihat lambaian pakaiannya yang halus dan lemas membingungkan lawannya, Tio Pan Taysu bertempur laksana geledek menyambar, tetapi Giok Siu Sian Cu mengelit atau mengegos laksana awan terapung-apung di hembusan angin di angkasa, menanti kesempatan mengirim totokan dengan seru!ingnya, pertempuran berlangsung demikian dahsyatnya, dan Bee Kun Bir"yang senantiasa memikirkan keselamatan gurunya, yakin tak dapat berhenti bertempur, dan tak dapat melarikan diri dari kepungan Hweeshio-hweeshio itu, ia harus melawan dengan menggunakan ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu (Langkah Ajaib) menghadapi empat Hweeshio dengan toya-toya besinya, Lagi pula Hweeshio-hweeshio itu adalah murid-murid yang lihay dari partai Ngo Bi Heng yang terkenal di kalangan Kang-ouw.   Setelah pertempuran berlangsung lagi beberapa puluh jurus, Sin Lei Hweeshio putar toya besinya dan menyerang laksana ombak menyerang pantai, dan cara menyerangnya itu ditelad oleh kawan-kawannya, Bee Kun Bu terkurung rapat, tetapi ia masih dapat menghindarkan semua seranganserangan itu dengan ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu, dan dalam sekejap saja ia dapat loncat keluar dari kepungan untuk    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   mendekati Tong Pun Hweeshio dan berkata dengan suara keras.   "Hei! Angkatan tua! Kedua partai satu pada lain tidak mempunyai dendam apapun juga, Mengapa orang-orang partai Ngo Bi ingin bertempur membinasakan aku? Aku khawatir...."   Belum habis kata-katanya itu ketika Sin Lei Hweeshio datang mengempIang dengan toya besinya, ia mengegos, tapi menyapu kedua kakinya Bee Kun Bu.   Sapuan itu adalah jurus Shin Liong Cauw Tou atau Naga Sakti Menyeruduk dengan kepala, Suatu jurus istimewa dari ilmu silat toya Ngo Bi.   Bee Kun Bu terkejut, dan yakin tak dapat menghindarkan diri dari sapuan itu.   Lalu ia loncat menerkam Sin Lei Hweeshio, Tapi ternyata Sin Lei Hweeshio sangat gesit, ia dorong Bee Kun Bu dengan pasang melintang toyanya.   Bee Kun Bu bertahan dengan tenaga dalamnya, tapi karena ia belum sembuh betul, maka darah keluar dari mulutnya, ia menjadi nekat Dengan jurus Cuan Im Ti Gwat atau Melalui Awan Memetik Bulan ia tusuk dadanya Sin Lei Hweeshio dengan ujung pe-dangnya, Bagaikan babi hutan yang mogok terluka, Bee Kun Bu mengamuk, dan tusukan dengan jurus Cuan Im Ti Gwat itu tak dapat dielakkan lagi oleh lawan nya.   Bee Kun Bu cabut kembali pedangnya yang telah berlumuran darah, dan satu tendangan dahsyatnya melempar mayatnya Sin Lei Hweeshio tujuh-delapan kaki jauhnya! Tetapi Bee Kun Bu sendiri sudah menjadi sangat lelah dan lemas, darah masih terus keluar dari mulutnya, Untung baginya tiga Hweeshio lainnya menjadi terpaku melihat Sin Lei Hweeshio sudah menjadi mayat dengan dadanya yang berlumuran darah, Bee Kun Bu dapat kesempatan untuk menahan sakitnya dengan mengerahkan tenaga dalamnya, Ketiga Hweeshio itu tiba-tiba berbalik dan menyerang ia dengan serentak, agaknya ia akan dipukul mati oleh ketiga Hweeshio itu.   Tiba-tiba dari atas loncat turut Giok Siu Sian Cu dengan jeritan yang membisingkan telinga, dan Tang! Tang!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tang!"   Serulingnya menangkis kemp!angan ketiga toya besi dari Hweeshio-hweeshio itu! Lalu satu gentakan dari serulingnya memukul hancur batok kepala seorang Hweeshio.   Ketika itu Giok Siu Sian Cu sedang melawan Tio Pan Taysu dengan ilmu Mo Im Cap pwee Jiauw, ia mendengar jeritan Bee Kun Bu, ia segera loncat ke samping Bee Kun Bu justru pada saat ketiga Hweeshio menyerang serentak, Dengan serangan yang gencar, dengan mudah sekali ia mendesak mundur kedua Hweeshio lainnya, ia lihat Bee Kun Bu sudah tak berdaya, Kedua matanya terpejam, mukanya pucat pasi, dan pakaiannya berlumuran darah! Dengan tak tertahan air matanya mengucur melihat keadaan kekasihnya itu! justru pada saat ia bersedih hati, Tong Pun Hweeshio telah mengangkat tempat nasi tembaganya, dan Niko itu telah mengangkat pedangnya untuk loncat mengurung ia dari kiri dan kanan sedangkan Tio Pan Taysu telah mengumpulkan semua tenaga dalamnya untuk mengirim tinju mautnya! Giok Siu Sian Cu mengenak gigi, dan secepat kilat ia totok Niko itu dengan jurus Siauw Cit Thian Lam atau Telunjuk Sakti Menusuk Ke Selatan.   ia telah yakin bahwa Niko itu yang paling gampang digempur, dan betul saja Niko itu loncat mundur ia loncat keluar sambil memeluk Bee Kun Bu yang telah pingsan, Tetapi Niko itu, setelah loncat mundur segera maju lagi dan mengirim jotosan yang mengenai lengannya Bee Kun Bu.   jotosan itu di luar dugaannya Giok Siu Sian Cu, ia berusaha menangkis, tetapi ia sendiri kena dipukul oleh Niko itu, dan ia rasa lengan kanannya sakit sekali Tio Pan Taysu membentak.   "Giok Siu Sian Cu! Partai kami tidak mempunyai permusuhan dengan kau. peristiwa kali ini adalah ciptaanmu! jika kau tidak menyerah, jangan harap kau dapat keluar lagi!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Giok Siu Sian Cu tidak segera menyahut ia sedang menahan sakit dan mengerahkan tenaga dalamnya untuk menyembuhkan sakit dari pukulan tadi, Sedang sesaat baru ia berkata mengejek.   "Kalian semuanya mengaku salah satu partai silat jempolan di kalangan Bu Lim, tetapi tindak tandukmu semuanya tidak satu yang tidak melanggar peraturan Kang-ouw!"   Tio Pan Taysu menjadi marah, ia membentak.   "Kau jangan sembarang kata! Dalam hal apakah kami melanggar peraturan Kang-ouw?"   "Dengan jumlah yang lebih banyak kalian memukul kami berdua, apakah ini tidak melanggar peraturan Bu Lim?"   Jawab Giok Siu Sian Cu. Tapi kau telah menerobos masuk di daerah kami tanpa permisi Bukankah kau telah melanggar peraturan Bu Lim?"   Tanya Tio Pan Taysu, Ketika itu Giok Siu Sian Cu telah merasa sakitnya hilang, dan tenaganya pulih kembali ia tidak bicara lagi, tapi ia menyodok Tio Pan Taysu dengan seruIingnya, Tio Pan Taysu tidak berani menangkis dengan tangannya, ia loncat mundur menghindarkan diri dari sodokan maut itu! Lalu ia maju mengirim jotosan-jotosan dengan kedua tinjunya, Giok Siu Sian Cu yakin bahwa jotosan-jotosan itu seperti palu besi yang beratnya seribu kati, ia pun tak berani menangkis, ia hanya loncat mundur Tapi Tio Pan Taysu terus menyerang seperti kerbau gila, dan tiap-tiap jotosannya dilancarkan secepat kilat! Giok Siu Sian Cu mengerti bahwa ia tak dapat melarikan diri lagi, Sambil dengan lengan kirinya, memeluk Bee Kun Bu yang pingsan tangan kanannya menangkis dan menyerang lawannya, pertarungan itu bagi Giok Siu Sian Cu adalah pertarungan nekat, dan jika terpaksa ia rela berkorban untuk membela Bee Kun Bu, ia keluarkan semua kepandaiannya dan dapat meladeni Tio Pan Taysu selama tiga puluh jurus lebih.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tong Pun Hweeshio dan Niko itu hanya berdiri di samping menyaksikan pertempuran yang dilakukan dengan ilmu silat yang tinggi itu dengan penuh perhatian, dan merasa kagum akan ketangkasannya Giok Siu Sian Cu yang dapat menahan jotosan-jotosan Kim Kong Coan dari Suhengnya.   "Lihay benar wanita ini. jika dia terlepas dari tangan kita, di kemudian hari partai Ngo Bi tentu akan mengalami banyak pusing kepala menghadapi dia!"   Pikir Niko itu.   Lalu Niko itu bertindak maju satu langkah, begitupun Tong Pun Hweeshio bertindak maju satu langkah, siap sedia membunuh mati Giok Siu Sian Cu jika dia terlepas dari jotosan-jotosan Tio Pan Taysu.   sebetulnya selama hidupnya dan selama ia berkecimpung di kalangan Kang-ouw, Giok Siu Sian Cu pernah melawan banyak jago-jago silat, tetapi belum pernah ia bertempur demikian sengit dan payahnya seperti sekarang menghadapi orang-orang dari partai Ngp Bi itu.   Dengan sambil memeluki Bee Kun Bu ia harus melawan lebih hati-hati lagi, karena ia harus menjaga juga Bee Kun Bu dari serangan-serangaa Pada satu saat ia melihat 1owongan.   ia menyerang tiga kali beruntun dan mendesak Tio Pan Taysu loncat mundur ia berusaha lari keluar dengan membawa Bee Kun Bu, tetapi Tio Pan Taysu sudah mengejar lagi dengan mengirim satu tinju, Giok Siu Sian Cu telah menduga serangan itu, ia mengegos sedikit ke samping dan tinju itu lewat, lalu seruling di tangan kanannya menyabet dengan jurus Kong Ciok Kai Pin atau Burung Merak Mementang Sayap, Tio Pan Taysu terkejut, ia lekas-lekas tarik tinju kirinya yang ia ingin kirim ke tubuhnya Giok Siu Sian Cu tadi dan lekas-lekas mengegos ke samping.   "Ha! Di mana kau ingin bersembunyi?"   Mengejek Giok Siu Sian Cu, sambil menotok lagi tubuhnya Hweeshio yang tinggi besar itu, Segera terdengar jeritan keras laksana meraungnya harimau yang sedang mengamuk Tio Pan Taysu kena ditotok pundaknya, dan ia menjerit kesakitan sambil loncat mundur    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   enam-tujuh langkah, Hampirsaja ia jatuh tersungkur, Tetapi Giok Siu Sian Cu juga kena dipukul punggungnya oleh tinju kirinya Tio Pan Taysu sehingga ia pun loncat mundur satu depa jauhnya dan dijotos dari kiri dan kanan oleh Niko itu dan Tong Pun Hweeshio pukulan di punggung dari tinju Tio Pan Taysu sudah cukup merobohkan ia, ditambah dengan dua tinju lagi dari Niko dan Tong Pun Hweeshio, ia telah tambah menderita luka-luka hebat di dalam tubuhnya, Dengan memeluk erat-erat Bee Kun Bu, ia jatuh telentang di atas tanah! Niko dan Tong Pun Hweeshio lari menghampiri Tio Pan Taysu dan menanya berbareng.   "Apakah kau luka parah?"   Tio Pan Taysu geleng-geleng kepalanya dan pejamkan kedua matanya, tetapi tidak bicara, Mereka segera yakin bahwa Tio Pan Toa-su telah menderita luka parah, Lau Niko itu loncat menghampiri Giok Siu Sian Cu yang ketika itu berusaha bangun, Mukanya Giok Siu Sian Cu sudah pucat sekali, rambutnya terurai tak keruan, dan darah keluar dari mulut dan hidungnya, tangan kirinya masih memegangi Bee Kun Bu, tetapi seruling di tangan kanannya telah terlepas, ia mengawasi Bee Kun Bu dengan tak menghiraukan Niko yang menghampiri dengan pedang terhunus, Niko itu menandalkan ujung pedangnya di atas dadanya Giok Siu Sian Cu dan menanya dengan sikap yang mengejek.   "Giok Siu Sian Cu! Mungkin kau tidak bermimpi bahwa kau akan tewas di daerah Ban Hut Si!"   Giok Siu Sian Cu seolah-olah tak gubris ujung pedang yang ditandalkan di atas dadanya, ia mengawasi Niko itu, lalu memandang lagi Bee Kun Bu yang masih pingsan untuk berbisik.   "Dik! Dik Kun Bu! Bukalah matamu dan pandanglah aku, karena aku segera akan binasa...."   Darah keluar deras dari mulutnya merintangi ucapan nya. Niko itu berkata dengan suara gemetar.   "Giok Siu Sian Cu!.... Aku sekarang membunuh kau...."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Giok Siu Sian Cu berusaha bangun, dan ia peluk Bee Kun Bu erat-erat sebagai meminta diri karena ia akan meninggalkan dunia yang fana! justru pada saat itu, suara yang nyaring dan garing memecahkan suasana yang sunyi senyap dan tegang itu, Suara itu lantas mengejek.   "Lekas taruh pedangmu dan mundur tiga langkah!"   Niko itu menoleh ke arah orang yang mengejek ia, dan ia melihat berdirinya seorang tua yang jaraknya hanya satu depa lebih jauhnya tengah mengawasi ia dan rupanya siap sedia melontarkan lingkaran baja di tangannya! Niko itu terperanjat tetapi si orang tua itu meng-ancam.   "Apa kau ingin rasai lingkaran bajaku ini?"   Ketika itu Tong Pun Hweeshio segera loncat menerkam si orang tua sambil membentak.   "Hei! Ouw Lam Peng! Untuk maksud apakah kau datang ke kuil Ban Hut Si?"   Ouw Lam Peng mengegos dan tangan kirinya menggeprak punggungnya Tong Pun Hweeshio, sedangkan lingkaran baja di tangan kanannya dilontarkan secepat kilat Lingkaran gelang tersebut yang sebesar bulan langsung terbang menyerang Ntko, Harus diketahui bahwa lingkaran baja terbang dari Ouw Lam Peng adalah senjata yang sangat dimalui di kalangan Kang-ouw, Angin dari lingkaran itu santar terdengarnya, sekejap saja lingkaran itu telah terbang menyerang kepalanya Niko, -ooo0oooJago-jago silat partai Thian Liong mengunjuk gigi Melihat lingkaran besi terbang menyerang kepalanya, Niko itu segera menangkis dengan pedangnya, Lingkaran beradu dengan pedang, dan kembang api terbit dari beradunya kedua senjata itu, Niko itu rasakan lengannya sakit, dan terdorong    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   mundur dua langkah, Lingkaran baja itu terbang terus dan membentur satu batu karang yang segera menjadi hancur Ouw Lam Peng harus melawan Tong Pun Hweeshio dan mendesaknya mundur tiga depa lebih sebelum ia dapat datang menghampiri Giok Siu Sian Cu, Ketika itu Tio Pan Taysu sudah dapat buka kedua matanya dan orang yang pertama ia lihat adalah Ouw Lam Peng.   ia bangun dan jalan menghampiri Niko itu menjadi cemas melihat Tio Pan Taysu mendekati Ouw Lam Peng.   "De-ngan luka di dalam tubuh bagaimanakah dia dapat melawan?"   Pikirnya, Lalu ia loncat dan jalan mengikuti Tio Pan Taysu, Pada saat itu si Hweeshio kurus kecil membuka matanya dan memandang segala sesuatu di sekitarnya, Ketika ia melihat Ouw Lam Peng, ia berseru.   "O Mi To Hut! Ouw Si Cu (pemimpin Ouw), kau baikkah? Apakah kau masih ingat aku si Hweeshio tua ini?"   Ia pun menghampiri Ouw Lam Peng. Teguran itu mengejutkan Ouw Lam Peng. Mukanya berubah, tetapi lekas tenang kembali Sambil memegang lingkaran bajanya ia ambil dari punggungnya ia berkata sambil tersenyum.   "Aku baik-baik saja, Terima kasih, Tetapi rupanya kali ini kalian bisa menang karena orang-orangmu berjumlah lebih banyak!"   Sekonyong-konyong dari bawah puncak terdengar siulan yang panjang dan nyaring, suara gemanya agak lama sebelum orang yang bersiul itu tiba di atas puncak.   Tio Pan Taysu menoleh ke arah suara itu, dan melihat bukannya seorang, tetapi dua orang datang berbareng, dan dalam sekejap saja kedua orang itu telah berada hanya beberapa kaki di belakangnya, Mereka mengenakan baju kurung, dan berusia lebih kurang lima puluh tahun, yang di sebelah kiri memakai baju kurung kuning dan mengikat kepala, bersenjatakan kipas yang panjangnya lebih kurang dua kaki.   Yang di sebelah kanan berbaju kurung hijau, dan di atas pundaknya menonjol keluar sebilah golok besar, sedangkan di tali pinggangnya    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tergantungkan satu kantong Piauw (Piauw = potongan besi kecil berujung tajam), Ouw Lam Peng nampaknya sangat hormati orang yang berbaju kuning itu, karena ia memberi hormat dengan membungkukkan tubuhnya, Orang berbaju kuning itu tersenyum dan berkata.   "Ouw Piauw Tauw (Pemimpin cabang partai silat Ouw) terlampau hormat,"   Lalu Ouw Lam Peng menghadapi si Hweeshio kurus kecil dan berkata.   "Hweeshio ini rupanya panjang umurnya!"   Si Hweeshio tertawa gelak-gelak dan menjawab.   "Aku selalu dijaga oleh Hut-co kau ingin aku si Hweeshio ini mesti mati bagaimana?"   Si baju kuning mengejek.   "Aku kira Hut-co tidak menahan kau untuk kau membantu kami melakukan suatu urusan yang mulia!"   Si Hweeshio berubah mukanya, ia mengawasi si baju kuning dengan kedua matanya terbelalak Kemudian ia berkata dengan satu senyuman terpaksa.   "Ong Si Cu (Pemimpin cabang silat Ong) terlampau mentaati tata tertib, Meskipun pemimpin partai Thian Liong, Souw Peng Hai sekalipun, dia tidak berani mempermainkan aku si Hweeshio tua ini."   Belum lagi si baju kuning membuka mulut, tiba-tiba terdengar suara seorang wanita, Mereka yang baru datang itu semuanya memiliki ilmu silat yang sangat tinggi, dan suara wanita yang terdengar jauh itu membikin mereka berhenti bicara, Segera seorang gadis yang berpakaian sebagai seorang jago silat wanita lari mendatangi ia berlari-lari sampai di depannya si baju kuning, ia menyeka air keringatnya, lalu berkata dengan sengal-sengal.   "Ai! Aku cape setengah mati...."   Ia berhenti ketika melihat Bee Kun Bu yang masih pingsan dan sedang dipeluki oleh seorang wanita berpakaian serba hitam dan tak bergerak ia terkejut melihat wanita berbaju hitam itu mengeluarkan darah dari hidung dan mulutnya, Gadis yang baru datang itu tidak    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   lain tidak bukan ialah Souw Hui Hong, puteri kesayangan pemimpin partai silat Thian Liong, Souw Peng Hai.   Ketika Bee Kun Bu berpisah dari ia di dekat kota Tiong Leng, ia yang sangat sayang Bee Kun Bu selalu memikir keselamatannya, ia mengawasi Bee Kun Bu berlalu tanpa menoleh ke belakang, ia menjadi sedih hati, dan menangis di bawah sebuah pohon, Entah berapa lama ia menangis, ketika ia mengangkat kepalanya, ia melihat seorang dengan baju kuning, berikat kepala dan berusia lebih kurang lima puluh tahun duduk di sampingnya.   Setelah mengenali orang itu, seperti satu anak yang manja, ia tubruk orang berbaju kuning itu, dan menangis di dalam pelukannya melampiaskan kesedihannya.   Lalu ia keluarkan isi hatinya.   "Ong Siok (Paman Ong), aku dihina oleh orang, Ayahku telah membiarkan aku seorang diri di tempat yang jauh ini, tidak mencarinya, Ayah membiarkan aku dihina orang lain...."   Sambil mengusap-usap rambutnya gadis itu, si baju kuning berkata.   "Aku telah datang, siapakah yang menghina kau? Aku nanti berikan hajaran ke-padanya!"   Nampak Souw Hui Hong berubah menjadi sangsi Apakah ia harus memberitahukan bahwa Bee Kun Bu yang menghina ia? Harus diketahui bahwa si baju kuning ini adalah pemimpin cabang partai Thian liong yang lihay ilmu silatnya diantara kelima pemimpin-pemimpin cabang lain, dan ilmu silatnya hanya di bawah Souw Peng Hai, pemimpin partai silat Thian Liong.   Betul namanya sama tingkatnya dengan pemimpinpemimpin cabang-cabang bendera merah, biru, putih dan hitam, tetapi pada hakekatnya ia menduduki tempat wakil pemimpin partai Thian Liong, dan semua pemimpin cabang itu menghormati padanya, Souw Peng Hai telah dapat menakluki pemimpin-pemimpin cabang-cabang bendera merah, biru, putih dan hitam dengan ilmu silatnya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tetapi terhadap pemimpin cabang bendera kuning ini, yang bernama Ong Han Siong, cara menaklukinya lain sekali Souw Peng Hai telah mengujungi ia di tempat bertapanya di pegunungan Yen Tang San, dan telah dengan susah payah membujuk ia keluar membantu pemimpin partai Thian Liong agar ia dapat berdiri sejajar, atau lebih tinggi, dengan partaipartai silat yang terkenal di kalangan Bu Lim.   Ong Han Siong bukan saja tinggi ilmu silatnya, tetapi juga mahir sekali di dalam kesusasteraan.   ia paham betul tentang kitab-kitab Si Su Ngo Keng (Sastra kuno dari pujanggapujangga zaman purbakala) dan kitab-kitab suci lain-lainnya.   Selama ia bertapa tiga puluh tahun lebih di pegunungan Yen Tang San, ia selalu mempelajari dan berlatih segala ilmu silat, ilmu pengobatan dan ilmu melumpuhkan sihir Souw Peng Hai dapat menjagoi di kalangan Kang-ouw dengan partai Thian Liongnya adalah berkat petunjuk dan bantuannya Ong Han Siong.   Souw Hui Hong yang sedari kecil selalu mengikuti | ayahnya, dan menjadi besar selama ada partai Thian Liong, mengenal betul watak dan sifat Ong Han Siong pamannya itu, wajahnya Qng Han Siong yang mirip seorang pelajar dan ramah menutupi wataknya yang congkak dan adem tak terhingga, dan ia tak suka bertempur melawan musuh, Tetapi jika ia turun tangan, maka keras dan kejam seranganserangan dan hajaran-hajarannya, Selama dua puluh tahun berdirinya partai Thian Liong, ia hanya baru dua kali menggempur musuh: sekali diberitahukan oleh Co Hiong, dan sekali lagi, Souw Hui Hong melihat dengan kepala matanya sendiri Dan musuh yang digempur oleh Ong Han Siong adalah jago jago silat yang sangat dimalui di kalangan Kang-ouw.   Jago silat itu mula-mula telah mengalahkan lima jago-jago silat dari cabang bendera kuning sehingga Ong Han Siong yang menjadi pemimpinnya menjadi murka, Dengan tangan telanjang ia mengirim jotosan-jotosannya, dan hanya dalam    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tiga jurus, jago silat itu menjadi mayat! peristiwa itu dilihat oleh Souw Hui Hong sendiri Betul Souw Hui Hong mendongkol terhadap Bee Kun Bu yang telah perlakukan ia dengan sikap yang adem, tetapi ia sangat sayang pemuda itu.   ia yakin bahwa jika ia sebut namanya Bee Kun Bu, maka pemuda itu pasti tewas di tangan Ong Han Siong, Dalam keadaan yang serba salah itu, ia hanya menangis terus.   Ong Han Siong yang telah menanti jawaban agak lama, dan melihat sikap gadis itu, mendesak.   "Apakah yang membikin kau sedih? Jika kau tak memberitahukan kepadaku, bagaimanakah aku dapat menolong? jawablah bahwa Pamanmu ini tidak akan mengecewakan kau."   Tiba-tiba ia ingat akan peristiwa bagaimana ia ditolong oleh Bee Kun Bu. ia segera menjawab.   "Aku telah ditawan oleh para Hweeshio-hweeshio dari kuil Ban Hut Si, dan telah disekap di dalam gua sehingga beberapa hari aku ke)aparan!"   "Berapa hari kau disekap dan dibikin lapar oleh Hweeshiohweeshio dari Ban Hut Si?"   Ong Han Siong menanya.   "Dua hari,"   Jawab Souw Hui Hong. Ong Han Siong tertawa dan berkata.   "Baik! Aku segera pergi ke kuil Ban Hut Si untuk menangkap Tio Pan Taysu, pemimpin partai Ngo Bi. Lalu kita sekap dia di markas besar partai Thian Liong dan membikin ia kelaparan dua puluh hari!"   Souw Hui Hong berhenti menangis, dan berbalik menjadi gembira, ia seka air matanya dengan sapu ta-ngannya, lalu berkata.   "Paman, kita berangkat sekarang ke pegunungan Ngo Bi San."   Ia ingat juga bahwa Bee Kun Bu sedang menuju ke pegunungan itu.    Kemelut Blambangan Karya Kho Ping Hoo Satria Gunung Kidul Karya Kho Ping Hoo Pendekar Bego Karya Can

Cari Blog Ini