Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 24


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 24


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   "Mengapa demikian tergesa-gesa? Hweeshio-hweeshio dari kuil Ban Hut Si tak akan lari kemana-mana, Kita berangkat besok pun tak akan terlambat kata Ong Han Siong dengan tenang,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tetapi Souw Hui Hong tak sabar Karena dalam hatinya ia khawatir keselamatannya Bee Kun Bu. Ia geleng-geleng kepalanya dan berkata.   "Aku sangat benci Hweeshiohweeshio itu, lebih lekas mereka dihukum, lebih senang aku merasa."   Ong Han Siong berkata lagi: Tetapi Ouw Piauw Tauw pemimpin cabang bendera merah, dan Yap Piauw Tauw pemimpin cabang bendera putih telah datang ber-sama-sama aku ke sebelah barat dari propinsi Sucoan ini, dan aku telah berjanji malam ini bertemu di kota Hua Yang.   Aku harus memberitahukan mereka dulu baru dapat berangkat ke pegunungan Ngo Bi San."   Souw Hui Hong bertambah gembira mendengar bahwa Ouw Lam Peng dan Yap Eng Ceng juga berada di daerah itu, Dengan manja ia berkata.   "Paman, ayo kita lekas-lekas pergi ke kota Hua Yang!"   Betapapun congkak dan sombongnya Ong Han Siong sangat setia terhadap Souw Peng Hai, pemimpin partai silat Thian Liong itu ayahnya Souw Hui Hong itu, ia pun sangat sayang gadis itu, dan ia tak dapat menolak permintaannya, ia hanya tersenyum dan berkata.   "Baik-lah, Kita berangkat sekarang."   Lalu dengan ilmu meringankan tubuh ia lari dengan pesat sekali, sehingga Souw Hui Hong harus mengejarnya sekuat tenaga, Ong Han Siong tampaknya seperti orang ber!eng-ganglenggang kangkung dengan larinya yang laksana awan terhembus angin dengan pesatnya, tetapi Souw Hui Hong harus mengejarnya dengan susah payah.   Ong Han Siong merasa kasihan melihat gadis yang dipaksa berlari-lari, Setelah menempuh jarak lebih kurang dua puluh lie, ia berhenti dan berkata.   "Jika kau dapat berlari secepat aku, maka kita dapat tiba di kota Hua Yang sebelum gelap, Mari aku bantu kau berlari."   Lalu dengan tangan kanannya ia mendorong punggungnya si gadis, melanjutkan perjalanannya, Mereka berlari pesat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sekali, dan Souw Hui Hong tak merasa letih lagi didorong punggungnya oleh paman angkatnya itu.   Mereka tiba di kota Hua Yang setelah hari menjadi senja, partai silat Thian Liong juga mempunyai ranting di kota Hua Yang, Pada saat mereka menginjak kota Hua Yang segera datang menyambut dua orang yang bertubuh tinggi besar yang segera membungkukkan tubuh memberi hormat di hadapan Ong Han Siong, Beberapa puluh ranting di propinsi Sucoan telah didirikan oleh Ong Han Siong, dan semua kepala ranting kenal kepadanya.   Kedua orang tadi segera mengajak Ong Han Siong dan Souw Hui Hong ke suatu rumah penginapan, dimana Quw Lam Peng dan Yap Eng Ceng telah berada di rumah penginapan itu menunggu kedatangannya.   Souw Hui Hong yang cemas akan keselamatannya Bee Kun Bu tak dapat berbuat lain daripada mendesak Ong Han Siong segera berangkat, maka ketiga pemimpin itu menuruti kehendaknya, Dengan perahu mereka berlayar menuju ke kota Ka Teng, dan setelah mendarat di kota Ka Teng, mereka melanjutkan dengan berjalan kaki ke pegunungan Ngo Bi San.   Souw Hui Hong harus dibantu oleh Ong Han Siong agar dapat berjalan lebih pesat Ketika mereka tiba di puncak Ban Hut Teng, mereka mendengar pertempuran sedang berlangsung sangat seru nya.   Ouw Lam Peng paling dulu mendaki puncak itu, dan tiba di atas ketika si Niko tengah hendak menusuk mati Giok Siu Sian Cu.   Dengan melontarkan lingkaran bajanya ke arah Niko itu, Ouw Lam Peng telah menolong jiwanya Giok Siu Sian Cu, Tak lama kemudian pun Ong Han Siong dan Yap Eng Ceng tiba di atas puncak, diikuti paling belakang oleh Souw Hui Hong yang segera menyaksikan Bee Kun Bu dalam keadaan pingsan di dalam rangkulan Giok Siu Sian Cu.   Ia menjerit, lalu menubruk tubuhnya Bee Kun Bu!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Dalam keadaan yang kacau itu, ia tak menghiraukan orang-orang lain.   Ketika ia lari hendak menubruk Bee Kun Bu, ia kebetulan menghadapi Tio Pan Taysu, Tong Pun Hweeshio berdiri paling dekat Tio Pan Taysu, Ketika Souw Hui Hong lari menubruk, ia kira gadis itu ingin menyerang Tio Pan Taysu, ia angkat tempat nasi tembaganya dan berseru.   "Gadis ini besar nya!inya..."   Dan tempat nasi tembaga itu menggeprak datangi Souw Hui Hong yang sedang gelisah dan bingung tidak perhatikan serangan maut itu, ia hanya merasa hembusan anginy lebat di punggungnya, dan dibarengi dengan suara "Tang!.... Bruk!"   Tempat nasi tembaga itu telah dikebut oleh kipas baja Ong Han Siong dan terpental jatuh di tanah! Souw Hui Hong tidak mengetahui bahwa ia hampir binasa dikejar tempat nasi tembaga itu, ia terus lari menubruk Bee Kun Bu, lalu merampas pemuda itu dari rangkulan Giok Siu Sian Cu! ia tidak menghiraukan sama sekali orang-orang lain yang mengawasi ia.   ia raba dadanya Bee Kun Bu dan masih dapat merasa jantungnya mendenyut ia membalikkan tubuhnya Bee Kun Bu dan berusaha menolong menyadarkan pemuda itu dengan memijatdan menggosok-gosok dada-nya.   Ketika itu Tong Pun Hweeshio telah didesak mundur oleh Ong Han Siong, sedangkan Ouw Lam Peng dengan lingkaran bajanya dan Yap Eng Ceng dengan goloknya telah siap sedia menanti segala kemungkinan Ong Han Siong tetap bersikap tenang, ia mengipas-ngipas dengan kipas bajanya seolah-olah tidak menghadapi sesuatu, Satu kebutan dari kipas bajanya telah membikin tempat nasi tembaganya Tong Pun Hweeshio terpental dan dua sodokan telah mendesak Tong Pun Hweeshio mundur ia menyaksikan sikap Souw Hui Hong yang berusaha menyadarkan Bee Kun Bu! Dengan tenang ia menghampiri dan menanya.   "Hong Jie, siapakah pemuda yang kau ingin tolong itu?"   "Ong Siok-siok! Lekas tolong dia!"   Meminta Souw Hui Hong.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ong Han Siong mengawasi pemuda itu dan menanya lagi.   "Siapakah orang ini? Mengapa kau hendak tolong dia?"   "la pernah menolong jiwaku, dan aku harus membalas budinya!"   Jawab Souw Hui Hong.   Ong Han Siong tersenyum, Dengan tenang ia berjongkok Lalu dengan tangan kirinya ia pijat jalan darah di punggungnya Bee Kun Bu, dan kemudian mengurut jalan-jalan darah di bagian perut, lambung dan belakang lehernya, Sejenak kemudian, Bee Kun Bu menarik napas panjang dan perlahan-lahan membuka kedua matanya.   Bukan main gembiranya Souw Hui Hong, ia membantu Bee Kun Bu bangun untuk duduk di atas tanah, dan menanya.   "Coba kau lihat siapa yang datang!"   Bee Kun Bu tersenyum dan mengangguk ia ingin bicara, tetapi darah keluar lagi dari mulutnya sehingga pakaian Souw Hui Hong kecipratan darahnya.   Gadis itu terkejut, lalu merangkul Bee Kun Bu dengan air mata berlinang.   Ong Han Siong juga mengawasi Giok Siu Sian Cu yang masih terlentang di samping Bee Kun Bu dan kedua matanya mengawasi Bee Kun Bu yang dirangkuI Souw Hui Hong.   Adegan yang memilukan hati itu telah membikin semua jago-jago silat dari pihak partai Thian Liong maupun dari pihak partai Ngo Bi, terperanjat, dan merasa kasih an.   Ong Han Siong merasa masgul melihat keadaan demikian, ia mendongak ke atas, lalu menjerit Jeritannya terdengar seperti meraungnya seekor naga, dan menggetar keras dan nyaring, Semua jago-jago silat berdiri gemetar Si Hweeshio yang kurus kecil merangkapkan kedua tangannya seperti orang bersembahyang dan berseru.   "O Mi To Hut."   Lalu ia pun menjerit seperti meraungnya seekor singa, dan menggetarkan jantung!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Lalu Ong Han Siong mengejek.   "Setelah kita berpisah di pegunungan Koat Cong San, delapan belas musim panas telah lewat. Aku tidak menduga bahwa kau masih hidup, Raunganmu seperti singa tadi pun lebih nyaring daripada dulu!"   Sebetulnya si Hweeshio kurus kecil itu bernama Tio Goan, seorang jago silat yang paling jempol dari angkatan ke tiga belas partai Ngo Bi.   Bersama-sama jago-jago silat angkatan ke tiga belas lainnya, yaitu Tio Pan Tatsu yang memimpin kuil Ban Hut Si.   Tong Pun Hweeshio dan Tio Hui Niko terkenal sebagai empat pemimpin partai Ngo Bi.   Dengan ilmu silat yang tinggi dan perhatian Tio Goan telah berhasil memperoleh banyak murid, Gurunya pe-mimpinpemimpin kuil Ban Hut Si itu adalah It Tong Taysu yang hanya menerima empat orang murid, Diantara empat murid itu, Tio Goan adalah yang tertua dan juga yang paling lihay ilmu silatnya, Kemudian Tio Ceng (Tong Pun Hweeshio), Tio Pan (Tio Pan Taysu), dan Tio Hui Niko berturut turut diterima menjadi murid, Tio Goan dengan kedudukan sebagai murid pertama telah membantu gurunya mengajar ilmu silat kepada Tio Ceng, Tio Pan dan Tio Hui.   Tetapi tiga tahun sebelumnya It Tong Taysu menutup mata, Tio Goan telah melanggar peraturan partai silat Ngo Bi itu, dan diusir keluar dari kuil Ban Hut Si oleh gurunya, dan hanya dapat kembali ke Ban Hut Si setelah lewat dua puluh tahun.   Dengan diusirnya Tio Goan, gurunya harus memilih seorang murid untuk meneruskan pekerjaan partai silat itu.   ia panggil Tio Ceng, Tio Pan dan Tio Hui Niko untuk diuji ilmu silatnya, dan ternyata Tio Panlah yang paling lihay diantara ketiga murid itu.   It Tong Toa-su memerintahkan Tio Pan dengan melalui Tio Ceng yang lebih tua maupun lebih duluj diterima sebagat murid telah melanggar peraturan Bu Lim yang lazim, tetapi Tio Ceng tak dapat membantah Ketika Tio Goan kembali ke kuil Ban Hut Si setelah menunaikan hukuman nya, Tio Pan telah memimpin Ban Hut Si tujuh belas tahun, Selama dua puluh    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tahun itu Tio Goan telah berkelana ke banyak tempat dan lama berkecimpungan di kalangan Kang-ouw sehingga watak dan sifatnya banyak berubah ia tidak iri hati terhadap Tio Pan yang masih tetap memimpin Ban Hut Si, bahkan membantunya memajukan dan memperbesar partai Ngo Bi.   Biasanya bersama-sama Tio Ceng (Tong Pun Hweeshio) ia berkecimpungan di kalangan Kang-ouw untuk menyelidiki keadaan di luar dan memperoleh berita di kalangan Bu Lim.   Pada delapan belas tahun berselang, karena ingin mencari peta Cong Cin Touw, ia pernah menjumpai Ong Han Siong di pegunungan Kwat Cong San.   Meskipun mereka belum bertempur, tetapi mereka pernah mengadu tenaga dalam, Ouw Hui mengerahkan tenaga dalamnya dengan meraung seperti seekor naga dan Tio Goan balas menggeram seperti seekor singa, Sebelum mereka dapat mengetahui siapa yang menang, pemimpin partai silat Huan San, Tu Wee Seng si lengan delapan, juga datang ke pegunungan Koat Cong San, maka mereka berhenti mengadu tenaga dalamnya, Delapan belas tahun kemudian, mereka berjumpa lagi di atas puncak Ban Hut Si.   Tio Goan Taysu berkata sambil menyengir Tapi Ong Piauw Tauw pun lebih lihay tenaga dalamnya sekarang!"   Ong Han Siong mengebutkan kipas bajanya dan berkata.   "Partai Ngo Bi terkenal sebagai salah satu partai yang sangat dimalui diantara sembilan partai silat yang besar di kalangan Kang-ouw, dan memandang rendah partai Thian Liong kami yang keciL Tetapi aku Ong Ha Siong tidak gentar menghadapi segala pemimpin dari sembilan partai silat yang besar itu, Di dalam jangka waktu tiga tahun, partai Jliian Liong tentu akan mengundang semua jago-jago silat dari ke sembilan partai besar di kalangan Bu Lim datang ke markas besar kami di propinsi Kwiciu untuk mengadu silat...."   Ketika itu Tio Pan Taysu juga sudah merasa lebih reda, ia buka kedua matanya dan mengawasi Ong Han Siong. Lalu ia campur bicara.   "Jika pemimpin-pemimpin partai Thian Liong mempunyai maksud demikian, itu bagus sekali, Aku yakin atas    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   undangan partai Thian Liong, para jago silat dapat mengadu silatnya masing-masing lebih seru jika dibandingkan dengan pertarungan di atas puncak Sao Sit Hong pada tiga ratus tahun yang lampau, jika partai Ngo Bi pun turut diundang, kami tentu akan datang berkunjung!"   Ong Han Siong menyengir dan menjawab.   "Tentang turut serta atau tidaknya partai Ngo Bi agak tidak penting bagi partai Thian Liong. sekarang ada satu urusan yang aku minta diberi petunjuk!"   Tio Pan Taysu tertawa dan berkata.   "Jika Ong Piauw Tauw ada urusan, sebutlah, aku bersedia mendengarnya."   Lalu dengan khidmat Ong Han Siong berkata.   "Partai Ngo Bi sudah terkenal selalu mentaati peraturan Bu Lim, tetapi mengapa kau menangkap puteri dari pemimpin partai Thian Liong kami dan menyekapnya di kuil Ban Hut Si? Bukankah ini telah melanggar peraturan Bu Lim?"   Tio Pan Taysu membuka kedua matanya lebar-Iebar untuk melihat Souw Hui Hong yang sedang merangkul Bee Kun Bu di samping Giok Siu Sian Cu yang masih terlentang di tanah. ia berpikir sejenak, lalu menjawab.   "Ong Piauw Tauw telah bicara betuL piauw Siocia pernah ditangkap dan dibawa ke kuil Ban Hut Si oleh murid-murid kami, tetapi bukannya tanpa alasan. Dengan senjata Paiw Souw Siocia telah melukai dua murid kami, dan Piauw itu mengandung racun sehingga kedua murid kami itu mati seketika. perbuatan yang kejam itu telah dilakukan dengan direncanakan lebih dulu...."   Ouw Lam Peng mengejek.   "Di kalangan Kang-ouw jika sudah bertempur, masing-masing tentu menggunakan kesempatan untuk membinasakan musuhnya dengan motto aku tewas atau kau mati, Jika kita menggunakan senjata rahasia, kita tidak melanggar peraturan Bu Lim, tetapi jika mengerubuti orang dengan harapan menang, itulah baru perbuatan yang hina dan rendah!"   Tio Pan Taysu melihat ke arah Ouw Lam Peng, lalu meneruskan.   "Kami telah tawan Souw Siocia di dalam kuil Ban    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Hut Si, tetapi kami tidak menyiksa padanya, Hal ini kalian boleh tanyakan Souw Siocia sendiri."   Sambil mendongak ke atas Ong Han Siong mengejek.   "Sebab musabab urusan ini kita tak usah bicarakan dulu, Tetapi menangkap puteri pemimpin partai kami adalah suatu perlakuan yang menghina terhadap pemimpin partai Thian Liong. Dengan cara apakah partai Ngo Bi hendak membereskan soal itu?"   Ejekan itu membikin panas Tio Pan Taysu, ia berseru.   "O Mi To Hut,"   Dan ingin menjawab, Tapi tiba-tiba Souw Hui Hong menjerit! ia menoleh ke arah gadis itu, dan melihat Bee Kun Bu sedang meronta-ronta, dan setelah bertindak dua langkah terjatuh lagi di atas tanah, Souw Hui Hong menjerit karena ia terkejut melihat Bee Kun Bu berontak bangun dan bertindak jalan, ia coba membantu, tetapi Bee Kun Bu sudah jatuh lagi, hanya lebih kurang dua langkah dari tempat di mana Giok Siu Sian Cu masih terlentang! Bee Kun Bu dengan memaksakan diri lekas-lekas ambil sebutir pil obat merah dari kantong di dadanya, lalu dijejalkan ke mulutnya Giok Siu Sian Cu.   Souw Hui Hong tidak mencegah, ia hanya mengawasi saja, Lalu ia membantu Bee Kun bangun dan duduk di atas tanah.   Sebetulnya Giok Siu Sian Cu sudah seperti satu lampu minyak yang hampir habis minyaknya, di waktu Bee Kun Bu jejalkan pil obat itu, ia sudah tak dapat menelan, Tetapi obat yang mustajab itu segera lumer di dalam mulutnya dan mengeluarkan hawa harum.   Pil obat yang mustajab itu adalah pemberi dari gadis di atas perahu, dan satu pil lainnya Bee Kun Bu telah makan ketika ia menderita luka parah di pinggir sungai dekat kota Ka Teng.   Pil yang tinggal satu di dalam kantong dadanya itu, ia berikan kepada Giok Siu Sian Cu yang telah menolong jiwanya.   Bukan main mustajabnya pil obat tersebut! Setelah makan pil obat itu, Giok Siu Sian Cu segera merasa tubuhnya    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   menjadi hangat dan rasa sakitnya perlahan-lahan lenyap, ia menarik napas panjang, dan loncat berdiri seolah-olah orang baru bangun dari tidurnya, ia telah menjadi sehat wal'afiat.   ia berdiri bangun, karena ia ingat bahwa barusan ajalnya telah tiba.   Tetapi ia telah sembuh dan sehat kuat sebagaimana sediakala! ia pungut serulingnya dari tanah, lalu menghampiri Bee Kun Bu dan menanya.   "Dik! Obat apakah kau telah berikan kepadaku? Mengapa kau sendiri tidak makan obat itu? Apakah obat itu masih ada? Di manakah kau memperolehnya obat itu agar aku pun dapat ambil untuk kau."   Sambil geleng-geleng kepalanya Bee Kun Bu menjawab dengan suara tertahan.   "Aku... aku hanya mempunyai sebutir.."   Giok Siu Sian Cu terperanjat mendengar keterangan itu. ia kucurkan air matanya. ia lempar serulingnya dan memegang pundak Bee Kun Bu seraya mendesak.   "Mengapa kau sendiri tidak makan? Mengapa???"   Souw Hui Hong membentak.   "Karena kau bertindak keliru sehingga dia harus menderita begini!"   Giok Siu Sian Cu tidak memperdulikan teguran itu, ia berpikir dan memandang Bee Kun Bu, lalu ia berkata.   "Dik! Tunggu, Aku bunuh mati Tio Pan, dan kemudian kita dapat mati bersama-sama!"   Baru saja ucapannya selesai, ia pungut serulingnya dan loncat secepat kilat menyodok Tio Pan dengan jurus Siauw Cit Thian Lam atau Jari Sakti Menyodok ke Selatan, serangan sekonyong-konyong itu tidak diduga sama sekali oleh Tio Pan yang menganggapnya telah terluka parah tlan akan segera binasa, ia tak keburu mengegos, menangkis atau mengelit! Bahkan Tong Pun Hwecshio dan Tio Hui Niko yang berdiri di sampingnya juga tak dapat berbuat apa-apa! Tetapi justru pada saat itu, terdengar Tio Goan tertawa keras dan terlihat kedua pundaknya bergerak, dan entah    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kapan ia telah berdiri di depan Tio Pan sambil mengirim tinju kirinya menyodok ke arah Ong Han Siong! Ong Han Siong telah siap sedia. Sambil menyengir ia berseru seraya mundur satu tindak mengelakkan tinju kirinya Tio Goan.   "Ha! Tak mudah kau menyerang aku!"   Egosannya itu dibarengi dengan kebutan kipas bajanya ke seruling Giok Siu Sian Cu dan terus menotok pergelangan tangan Tio Goan yang menjotos ia! Semua serangan, egosan, kelitan dan serangan kembali dari ketiga orang itu demikian cepatnya sehingga orang-orang yang menyaksikan tak dapat membedakan gerakan-gerakan itu.   Hembusan angin dari kipas bajanya Ong Han Siong telah dirasakan oleh Tio Goan, dan ia yakin bahwa kebutan itu dilancarkan dengan tenaga dalam yang lihay dan dapat menghancurkan batu, maka ia lekas-lekas menarik kembali tangan kirinya itu.   sedangkan seruling Giok Siu Sian Cu tidak menjumpai sasarannya karena terdampar oleh angin tinjunya Tio Goan dan kebutan kipas baja Ong Han Siong.   Namun angin daripada sodokan serulingnya Giok Siu Sian Cu telah melukakan sedikit tubuhnya Tio Goan, yang dirasakan sakit sekali "Hai! iblis wanita ini betul-betul lihay! Dalam keadaan luka parah dia masih dapat menyerang demikian hebatnya! jika ia tak terluka, mungkin aku dapat terbunuh seketika!"   Pikir Tio Goan, karena ia tidak mengetahui bahwa Giok Siu Sian Cu telah sembuh setelah makan pil obat yang mustajab Lalu sambil meraung seperti singa ia menyerang Ong Han Siong lagi dengan tinju kanannya, sedangkan tinju kirinya ia kirim ke arah Giok Siu Sian Cu.   Ong Han Siong senantiasa siap sedia, ia melangkah v ke samping dan kirim tinju kirinya dengan jurus Tie Ki Tu Cut atau Kuda Sakti Nyeruduk ke Depan, dan berusaha menyekal tinju kirinya Tio Goan yang dikirim ke dadanya Giok Siu Sian Cu, sedangkan kipas bajanya ia gunakan untuk menjaga dadanya sendiri.      Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tinju kanannya Tio Goan dapat digeprak hanya dengan angin kebutan kipas bajanya Ong Han Siong, dan ia harus loncat mundur menghindarkan cekalan lawannya.   Seperti macan yang sudah nekat, ia mundur sambil menyerang juga Yap Eng Ceng yang berdiri di be!akang-nya, dan Yap Eng Ceng mengegos.   Ong Han Siong mengejar, dan menendang dengan jurus Tou Sing Ti Tao"   Atau Bintang Sapu Membentur Bulan, ke lambungnya Tio Goan sedangkan kipas bajanya memukul dengan serentak serangan serangan kaki dan kipas baja yajig serentak itu secepat kilat dan Tio Goan terpaksa loncat mundur tujuh-delapan kaki ke belakang.   Sambil tersenyum Ong Han Siong mengejar dan menyerang terus sehingga Tio Goan terus menerus terdesak mundur Giok Siu Sian Cu juga mengejar, tapi Tio Hui Niko loncat menghalau dengan pedang terhunus.   Mereka segera bertempur dengan sengit seka li.   Ketika itu Tong Pun Hweeshio masih juga belum datang membantu ia berdiri mengawasi Ouw Lam Peng dan Yap Eng Ceng, ia yakin bahwa jika ia turun tangan, kedua jago-jago silat itu pasti bergebrak menyerang padanya ia hanya berdiri siap sedia dengan tempat nasi tembaganya, ia pun juga yakin bahwa Tio Pan masih terluka, dan ia sangat khawatirkan keselamatan saudara seperguruannya itu."   Demikianlah pertempuran antara Ong Han Siong dan Tio Goan telah berlangsung dua puluh jurus tebih, dan Tio Goan tak dapat ketika untuk membalas me-nyerang, Berkat tenaga dalamnya dan kelincahannya, meskipun ia tak bisa menyerang, ia masih dapat mempertahankan diri.   Giok Siu Sian Cu yang baru sembuh telah keluarkan banyak tenaga lagi, ia segera menjadi letih, Keringat membasahi pakaiannya dan serangan-serangannya juga makin lambat Baru saja Tio Hui Niko ingin menusuk lawannya dalam keadaan letih, sekonyong-konyong Ouw Lam Peng membentak dan melontarkan lingkaran bajanya ke arah Niko    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   itu. Lalu ia berseru.   "Hei! Kau baru saja sembuh, bagaimanakah dapat bertempur lama? Ayo, pergi beristirahat!"   Dalam keadaan biasa, teguran demikian akan membikin Giok Siu Sian Cu menjadi marah, Tetapi ketika itu ia merasa letih sekali, ia tersenyum dan mundur untuk duduk di tanah beristirahat Setelah menangkis pedangnya Tio Hui Niko dengan lingkaran bajanya, Ouw Lam Peng tidak menyerang ia terus mengawasi pertempuran antara Ong Han Siong dan Tio Goan yang sedang bertempur sangat dahsyatnya, Tio Goan keluarkan ilmu khas Ngo Bi dengan jurus-jurus Kim Kong Coan (Tinju Baja) dan tiap-tiap jotosan menghembuskan angin yang santar ia lebih kuat dan pandai daripada Tio Pan, dan serangan-serangan ia dapat lancarkan lebih dahsyat daripada Tio Pan.   Di pihak Ong Han Siong, mereka menyaksikan ia menggunakan ilmu Coa Heng Pat Kwa Ciang atau Tinju Menyerang Seperti Larinya Ular, dan tubuhnya bergoyanggoyang ke kiri dan ke kanan laksana pohon cemara dihembus angin.   Tiap-tiap tinju yang ia lancarkan nampaknya enteng, tetapi sebetulnya dikerahkan dengan tenaga dalam, apabila menemui sasaran, maka tinju itu pasti mengambil korban! ilmu silat Ong Han Siong telah dipahami oleh Tio Goan, dan ia berusaha mengelakkan serangan-serangan tinju maut maupun gebrakan kipas bajanya, Demikianlah mereka bertempur yang satu dengan Kim Tong Coan dan yang lain dengan Coa Heng Pat Kwat Cong, dan semua menyaksikan pertempuran kedua j'ago silat yang tinggi i!munya.   Demikianlah Tio Goan dengan tinju yang dapat menggempur gunung, dan Ong Han Siong dengan tinju yang dapat menembusi baja ditambah geprakan atau sabetan kipas bajanya yang dapat menghancurkan se-suatu, terus bertempur untuk menentukan siapakah yang lebih unggul    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   -ooo0oooDengan satu tinju Ong Han Siong menaklukkan partai Ngo Bie Pertempuran telah berjalan seratus jurus lebih, belum juga ada yang dapat dikalahkan Tio Goan telah melancarkan ilmu pukulan Kim Kong Coan/,"dengan mengerahkan dan menghamburkan banyak tenaga, jika lawannya lebih lemah, dalam hanya tiga-Iima jurus akan dapat dihajar atau dibinasakan Tapi kini ia bertempur menghadapi Ong Han Siong yang lihay, dan yang bertempur dengan jurus Pat Kwa Cong Hoat (ilmu tinju segi delapan), Hanya tertampak tubuhnya Ong Han Siong yang melingkar-lingkar laksana seekor ular, dan mengirim jotosan bila terdapat lowongan, sehingga Tio Goan sibuk mengegos dan berkelit Meski tenaga dalam Kun Goan Ki Kongnya (tenaga jasmani dahsyat) dapat menghancurkan batu, tetapi ia harus bertempur dengan lawan yang juga bertempur dengan keras.   Melawan Ong Han Siong dengan jurus Pat Kwa Cong Hoatnya, seringkali pukulan-puku!annya Tio Goan memukul angin Maka setelah ia bertempur lebih dari seratus jurus ia mulai merasa letih, seluruh tubuhnya basah dengan keringat! Tio Goan insyaf bahwa jika ia terus menerus bertempur cara demikian, meskipun ia tak terluka, tetapi lambat laun ia akan menjadi letih dan dapat dipukul binasa oleh lawannya, Dengan keinsyafan itu ia segera robah jurus jurus nya dari menyerang keras menjadi hanya menjaga diri dan menanti kesempatan mengirim jotosan-jotosan mautnya.   Ong Han Siong tertawa mengejek "Ha! ilmu pukulan Kim Kong Coan yang terkenal di kolong langit hanya begitu saja!"   Ejekan itu ia barengi dengan satu loncatan ke depan dan jarijari tangan kananya berusaha menotok jalan-jalan darah lawannya dan tangan kirinya menyapu ke samping kepada lengan lawannya yang coba menangkis totokannya.   serangan itu dilakukan secepat kilat, dan Tio Goan pasti binasa jika ia tidak lekas-lekas loncat mundur ke belakang,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Hm! ilmu silatnya Ong Han Siong betul-betul lihay! Serangan-serangannya tak ter-duga! Rupanya pertempuran sekarang ini adalah pertempuran mati atau hidup!"   Pikir Tio Goan Ong Han Siong tidak mengejar ia lipat kipasnya kembali dengan maksud menyodok lawannya dengan ujung kipasnya itu.   Tiba-tiba Tio Goan datang menjotos secepat kilat itu tak dapat diegosi meskipun Ong Han Siong memiliki ilmu silat yang tinggi sekali, ia merasa hembusan angin dari jotosan itu dari d ada nya.   Dengan menjejakkan kedua kakinya ia loncat ke atas, terhindarlah ia dari jotosan maut itu, tetapi hembusan angin pukulan itu telah membikin ia terlempar dua depa lebih jauhnya! Seumur hidupnya belum pernah ia dibikin terpelanting.   ia menjadi gusar Setelah ia berdiri lagi di atas tanah, ia segera loncat menerkam dan menyabet lawannya dengan kipasnya, Sabetan itu dilakukan dengan jurus Wan Tee Hoan In atau angin taufan menyapu awan.   Tio Goan loncat mundur untuk mengirim kedua tinjunya berbareng, Ong Han Siong menggegos ke samping, dan dengan jurus Lak Cap Si Sut Coa Heng Pat Kwa Ciang (Jalan ular dari ilmu pukulan delapan segi dengan enam puluh empat perubahan) ia loncat ke kiri dan ke kanan sambil melingkari lawannya sambil melihat lowongan untuk menotok lawannya dengan ujung kipasnya, jurus itu dilakukan cepat sekali sehingga orangorang yang menonton tak mengetahui apa yang ia sedang lakukan, Meskipun Tio Goan telah mencurahkan seluruh perhatiannya menghadapi lawannya, ketika itu ia sukar menduga serangan-serangan yang dilancarkan lawannya, ia menjadi cemas sekali! Tio Ceng dan Tio Hui telah melihat bahwa Toa suhengnya berada dalam bahaya, sekiranya jika pertempuran berlangsung terus, Toa suhengnya pasti dapat dihajar rubuh, Mereka ingin membantui tetapi baru saja mereka bertindak maju, terdengar Ong Han Siong meng-ejek, dan ejekan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tersebut disertai dengan suara geprakan, dan terlihat tubuhnya Tio Goan Taysu yang kurus kecil terlempar tujuhdelapan kaki jauhnya! Tio Goan menahan dirinya dan berdiri di tanah, akan tetapi seluruh tubuhnya bergemetar.   Agaknya ia terluka tidak enteng! Tio Ceng segera datang menyerang dengan periuk tembaganyaj tetapi Ong Han Siong lebih cepat daripada ia.   Satu loncatan yang lincah, Ong Han Siong telah berada di belakang Tio Goan, dan tinju kanannya menjotos jalan darah di punggung lawannya, jalan darah di bagian itu adalah salah satu dari dua belas jalan-jalan darah yang penting, Satu jotosan yang jitu dapat segera membunuh mati korbannya.   Tio Ceng yang sedang datang menolong terlambat, dan Tio Hui terkejut menyaksikan jotosan maut itu.   Tetapi tepat ketika Tio Hui menjerit dan tinjunya Ong Han Siong hampir mengenai punggung Tio Goan, secepat kilat terlihat Tio Goan menjatuhkan diri berguling-gulingan dan tinju kanannya menyambar ke lambungnya Ong Han Siong.   jika Ong Han Siong tidak lekas-lekas loncat ke belakang, mungkin ia terpukul binasa, Tio Goan menjotos sambil berusaha menyingkir dan dalam kedudukan terdesak itu, Ong Han Siong menerkam kembali dan berhasil memukul Tio Goan jatuh, tetapi ia sendiripun kena dipukul betis kanannya, Dua-duanya jatuh, dan ketika Tio Ceng datang hendak membantu, mereka masih belum dapat bangun, karena kedua-duanya telah terluka.   Tio Ceng mengangkat bangun Toa Suhengnya, Di lain pihak Ouw Lam Peng pun datang mengangkat bangun Ong Han Siong, Ong Han Siong yang hebat sekali tenaga dalamnya, dengan menahan sakit ia mengejek.   "Hei! Hweeshio, bagaimanakah rasanya jotosanku tadi?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Jotosanmu hebat, tetapi tubuh si tua bangka ini masih dapat bertahan..."   Jawab Tio Goan.   "Ha! Ha! Ha!"   Tertawa Ong Han Siong, dan terus menantang.   "Jika begitu, mari kita bertempur terus beberapa jurus lagi!"   Dengan memaksakan diri, Tio Goan berdiri.   "Baik! Si tua bangka ini takkan gentar!"   Dengan satu loncatan, Ong Han Siong berdiri lagi menghadapi Tio Goan, lalu menyodok dada lawannya dengan ujung kipasnya, Tio Goan mengegos dan terus mengirim satu jotosan, Mereka insyaf bahwa pertempuran ulangan itu akan memperhebat luka-luka yang mereka derita dan akhirnya mereka berdua akan rubuh karena luka-luka itu.   Harus diketahui bahwa jika telah menderita luka-Iuka di dalam tubuh, mereka harus menggunakan tenaga dalamnya dan berusaha membebaskan jalan-jalan darah yang terluka atau melancarkan peredaran darah di seluruh tubuh.   Tetapi jika mereka bertempur lagi, maka luka-lukanya akan makin menghebat dan tak dapat di-pu!ihkan dengan tenaga dalam, dan luka-luka itu akan menyebabkan kematian atau cacad seumur hidup, Mereka keduanya mengerti akan hal ini, dan merekapun insyaf bertempur pula akan hanya mencelakakan diri sendiri Tetapi ketika itu, mereka tidak ingin kehilangan muka, Baru saja pertempuran ulangan itu berlangsung dua jurus, Ouw Lam Peng loncat dan berdiri di tengah-tengah mereka dan mendorong Tio Goan mundur beberapa tindak.   Tio Goan pun datang menyerang Ouw Lam Peng dengan periuk tembaga nya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ouw Lam Peng loncat mundur tiga langkah dan mengejek.   "Pemimpin dari partai Thian Liong kami telah mengundang semua partai-partai silat dari kalangan Bu Lim untuk mengadu silat nanti tiga tahun lagi, pertempuran kali ini kami tidak akan teruskan!"   Lalu ia menghadapi Ong Han Siong dan berkata.   "Perintah dari pemimpin kita tak dapat ditentang. Ong Heng harus mentaati nya. Lagipula Ong Heng mempunyai tugas penting, tidak seharusnya karena urusan kecil akan membawa akibat yang tidak diingini bagi partai silat kita."   Ong Han Siong mengerti bahwa bujukan Ouw Lam Peng itu karena khawatir akan luka-Iukanya, maka sambil tersenyum ia berkata.   "BetuI! perkataan Ouw Piauw Tou beralasan!"   Lalu dengan sungguh sungguh ia berkata kepada Tio Goan.   "llmu silat Taysu boleh juga, Kali ini kita tangguhkan pertempuran kita, Waktu kita berjumpa masih banyak-"   Sambil tersenyum Tio Goan menjawab.   "O Mi To Hut! Si tua bangka ini pasti datang meladeni tantangan itu!"   "Dan nanti kita bertempur sampai ada yang binasa!"   Mengejek Ong Han Siong. Tio Goan menahan kedongkolannya.   "Ong Si Cu memiliki ilmu silat yang tinggi dan mungkin tiada taranya. Si tua bangka ini sebetulnya tak dapat menandinginya. Akan tetapi untuk memenuhi janji aku, si tua bangka ini pasti tidak mundur!"   "Toa-su terlampau merendahkan diri."   Ouw Lam Peng memotong pembicaraan Lalu ia jalan melalui Tio Ceng menghampiri Souw Hui Hong.   Ketika itu Souw Hui Hong masih memeiuki Bee Kun Bu yang menderita luka, Beberapa langkah dari mereka Giok Siu Sian Cu sedang duduk bersila sambil mengawasi mereka berdua.   wajahnya tetap tenang, tetapi kedua matanya berlinang.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ouw Lam Peng menggeleng-gelengkan kepalanya.   "Aku tidak turut. Harap paman beritahukan kepada ayah untuk membunuh semua Hweeshio-hweeshio dari Ban Hut Si ini...."   Yap Eng Ceng juga menegur.   "Apakah kau masih juga ingin diam di sini?"   Ia melihat Bee Kun Bu yang berada di dalam pelukannya Souw Hui Hong.   "Aku pun hendak menemani dia berdiam di sini!"   Ketika itu Ouw Lam Peng memperhatikan Bee Kun Bu yang masih memejamkan matanya dan darah masih terus keluar dari mulutnya. Sambil geleng-geleng kepala ia berkata.   "Dia sudah payah. jika kau terus berdiam di sini, kau pun juga takkan dapat menolong jiwanya!"   Dengan tak tertahan lagi Souw Hui Hong mengucurkan air mata, dan dengan senyum getir ia berkata.   "Aku tahu dia tak dapat hidup lama lagi oleh karena itu hendak berdiam di sini menemani dia...."   "Jika dia mati!"   Tanya Ouw Lam Peng.   "Jika dia mati, aku akan menggali lobang untuk mengubur dia. Kemudian aku.,."   Jawab Souw Hui Hong.   "Ayahmu terkenal di kalangan Kang-ouw, dan ia memimpin partai silat Thian Liong yang besar,"   Kata Ouw Lam Peng, memotong pembicaraan "Apakah kau tidak memikir ayahmu? Mengubur orang )ain bukannya urusanmu Lagipula dia adalah murid dari partai Kun Lun, seharusnya ketiga pemimpin partai Kun Lunlah yang datang membikin perhitungan dengan partai Ngo Bi.   Ayo! Lepaskan dia, dan turut aku pergi!"   Ketika itu Giok Siu Sian Cu perlahan-lahan bangun dan datang menghampiri Souw Hui Hong. Yap Eng Ceng lalu loncat dan berdiri di hadapannya sambil menegur.   "Kau hendak berbuat apa? Apakah kau mengetahui bahwa dia adalah puteri kesayangan pemimpin partai Thian Liong kami?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Dengan mengacung-acungkan seruling batu Giok di tangannya, Giok Siu Sian Cu menjawab.   "Aku tahu, Tetapi apakah kau ingin bertempur dengan aku?"   Sambil tersenyum Yap Eng Ceng berkata.   "Kau sudah letih dan telah menderita luka, Meski aku menangpun aku hanya akan diejek, Tetapi jika kau bermaksud mengganggu puteri pemimpin kami, kau sama juga mencari mati!"   Sambil tersenyum Giok Siu Sian Cu berusaha menotok Yap Eng Ceng dengan seruling batu Gioknya. Yap Eng Ceng mengegos dan membalas kirim dua jotosan yang mendesak Giok Siu Sian Cu mundur tiga tindak.   "Kau ingin melawan aku sekarang? Aku kira kau harus tunggu sampai kau sembuh betuI!"   Yap Eng Ceng memperingatkan Tetapi Giok Siu Sian Cu menjawabnya dengan serangan yang bertubi-tubi sehingga Yap Eng Ceng sibuk menangkis dan mengegos.   Ketika serangan-serangan Giok Siu Sian Cu mulai menjadi lambat, Yap Eng Ceng membalas menyerang dengan empat jotosan memaksa lawannya mundur lagi empat langkah, Giok Siu Sian Cu telah letih karena ia telah menderita luka.   ia dapat berdiri berkat obat mustajab yang Bee Kun Bu berikan kepadanya, pertempuran itu telah membikin ia menjadi letih lagi, Yap Eng Ceng juga tidak menyerang, ia berkata.   "Pemimpin partai silat kami mengagumi ilmu silatmu, dan telah berusaha menjumpai kau. Tetapi kau sukar di-carinya, ia tetap mengagumi kau. Jika kau sudi turut partai silat kami dan pimpin cabang bendera ke lima, dia akan sangat gembira, karena kau dapat memperkuat partai kami,"   Ia berhenti sejenak, lalu meneruskan:    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Sebetulnya partai silat Thian Liong dipandang remeh oleh sembilan partai silat yang terkenal di kalangan Bu Lim. Jika terjadi perebutan kedudukan, partai silat kami akan dianggap musuh bersama oleh kesembilan partai lainnya, Oleh karena itu, kami selalu berusaha memperkuat partai silat kami, Bila perebutan kedudukan terjadi lagi di puncak Sao Sit Hong, kami tak akan gentar menghadapinya, Kini sebagian besar jago-jago silat di kalangan Kang-ouw telah menggabungkan diri ke dalam partai silat Thian Liong, pemimpin kami bukan saja ilmu silatnya tinggi, tetapi juga memiliki jiwa besar. Aku berani jamin bahwa jika kau sudi menggabungkan diri dan sekarang turut kami pergi ke markas pusat di sebelah utara propinsi Kwiciu, pemimpin kami tentu akan menerima kau. Setelah nanti menjumpai pemimpin kami, kau dapat mempertimbangkan lagi kau suka menggabungkan diri atau tidak, Kau ini menderita luka parah, tidak mudah dibikin sembuh oleh obat apapun, Tetapi pemimpin kami memiliki ilmu Kian Goan Cit Shin Kong (ilmu jari tangan sakti), asalkan bagian-bagian, anggota di dalam tubuhmu tidak hancur, dia tentu dapat menyembuhkannya."   Ia berhenti dan mengawasi sikapnya Giok Siu Sian Cu.   "Nah, bagaimanakah pendapatmu? Sudi turut kami menemui pemimpin kami?"   Sambil tersenyum Giok Siu Sian Cu menjawab.   "Souw Peng Hai betul-betul orang yang luar biasa, Dia dapat menaklukkan kau Yap Eng Ceng, seorang jago sifat yang jarang ada tandingannya, Tetapi pada dewasa ini, aku belum dapat turut...."   Ia menoleh ke arah Bee Kun Bu, lalu sambil menarik napas ia meneruskan.   "Aku harus membereskan urusan dia. jika aku masih hidup, aku pasti pergi ke markas besar partai Thian Liong."   Ketika itu Ong Han Siong juga telah menggunakan tenaga dalamnya untuk menyembuhkan luka-Iukanya di dalam tubuhnya dan memulihkan tenaganya, ia menghampiri Souw Hui Hong dan juga memperhatikan Bee Kun Bu. Sambil geleng-geleng kepala ia berkata.   "Luka-nya dia berat sekali,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sedikit harapan dia dapat hidup. Sia-sia belaka kau menunggu dan merawat dia!"   Ucapan itu membikin Souw Hui Hong menjadi pucat, karena ia telah mengetahui tentang pengetahuan obat-obatan dan ilmu pengobatan dari Ong Han Siong yang sebanding dengan ayah angkatnya, Sao Kong Gic Tetapi ia terus memduki Bee Kun Bu dengan maksud agar Ong Han Siong dapat menolongnya.   ia pun mengetahui bahwa Ong Han Siong belum tentu dapat menolong menyembuhkan Bee Kun Bu.   Kata-kata Ong Han Siong yang mengatakan bahwa Bee Kun Bu mungkin tak dapat ditolong lagi bukan saja membikin ia terkejut, bahkan membikin ia menjadi pusing kepala dan lemas, Dengan tak terasa Bee Kun Bu terlepas dari pelukannya sehingga tubuhnya jatuh lagi di atas tanah, ia menubruk lagi sambil menangis tersedu-sedu.   Ouw Lam Peng menghampiri dan memegang pundaknya Souw Hui Hong.   ia memperingatkan "Souw Siocia! ini tempat apa! Apakah kau tidak malu dilihat orang?"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Ong Han Siong segera menotok jalan darahnya Souw Hui Hong,-lalu berkata kepada Ouw Lam Peng.   "Me-ngapa kau maki dia? Ayo! Lekas bawa dia pergi!"   Misalnya Souw Hui Hong bukan puteri kesayangan pemimpin Souw Peng Hai, mungkin ia dipukul mati oleh Ouw Lam Peng.   Untuk melampiaskan amarahnya, Ouw Lam Peng tendang tubuhnya Bee Kun Bu yang menggeletak di tanah.   Karena terhadap Souw Hui Hong ia tak dapat berbuat menuruti kehendak hatinya, Giok Siu Sian Cu tidak keburu menangkis tendangan itu.   ia sambit Ouw Lam Peng dengan seruling batu Gioknya, dan berhasil mengenai kakinya Ouw Lam Peng yang terpaksa lekas-lekas menarik kembali kakinya itu.   Lalu Giok Siu Sian Cu menubruk tubuhnya Bee Kun Bu.   Tetapi dicegah oleh Ouw Lam Peng yang membentak.   "Hei! Apakah kau hendak mencari mati?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Giok Siu Sian Cu tidak menjawab ia semprot dengan darah yang keluar dari mulutnya sehingga seluruh pakaiannya Ouw Lam Peng terkena noda darah, Ketika itu Giok Siu Sian Cu telah loncat tujuh-delapan kaki jauhnya siap menanti segala serangan.   Yap Eng Ceng ingin mencegat, tetapi dicegah oleh Ong Han Siong.   "Yap Piauw Tou, jangan kejar! Kali ini, kita lepaskan dia!"   Baru saja ucapannya selesai, Ong Han Siong sekonyongkonyong membalik badan dan menerkam Tio Pan Taysu dengan kipas di tangan kirinya, dan setelah mendesak Tio Hui yang berdiri menjagai Tio Pan, ia berhasil menotok jalan darahnya Tio Pan Taysu.   Serangan yang tiba-tiba serta sangat cepatnya itu, tak dapat dicegah oleh siapapun, Ong Han Siong tidak menunggu lagi tubuhnya Tio Pan Toa-su jatuh lalu merangkul pinggangnya, Dengan satu loncatan ia telah bawa tubuhnya Tio Pan Toa-su yang tidak berdaya ke sampingnya Ouw Lam Peng dan memerintahkannya.   "Lekas berlalu! Aku dan Yap Piauw Tou akan meladeni musuh yang datang mengejar!"   Setelah menerima tubuhnya Tio Pan Toa-su yang sudah tak berdaya, Ouw Lam Peng terpaksa lari membawanya sambil menahan sakit kakinya, ia tidak setuju akan perbuatannya Ong Han Siong, karena perbuatan itu pasti akan menimbulkan amarahnya partai Ngo Bi San.   Tetapi karena kedudukan yang tinggi dari Ong Han Siong di dalam partai silat Thian Liong, ia tak berani menentang, Betul saja, perbuatan Ong Han Siong itu telah menimbulkan murkanya Tio Goan, Tio Ceng dan Tio Hui secara yang segera datang menyerang Tio Goan dan Tio Hui menyerang Ong Han Siong, dan Tio Ceng menyerang Yap Eng Ceng.   Goloknya Yap Eng Ceng dengan jurus Lek Ciong Ngo Gak (menggempur lima gunung) berhasil menangkis periuk    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tembaganya Tio Ceng, sambil membalas menyerang dengan tiga bacokan beruntun.   Ong Han Siong dengan kipas besinya meladeni pedangnya Tio Hui dan tinjunya meladeni jotosan-jotosan Tio Goan.   Baru saja pertempuran berlangsung enam-tujuh jurus, tiba-tiba Tio Goan mundur Lalu dengan kedua tinju di depan dadanya, ia mengerahkan seluruh tenaga dalamnya^ Kedua matanya melotot mengawasi Ong Han Siong, Sambil melawan Tio Hui yang menyerang dengan pedang, Ong Han Siong telah perhatikan sikap Tio Goan itu, ia insyaf bahwa Tio Goan sudah menjadi nekat dan ingin bertempur mati-matian.   Satu geprakan hebat dari kipasnya memaksa Tio Hui loncat mundur beberapa tindak, Lalu ia berkata dengan suara keras.   "Kalian telah menawan puteri pemimpin partai silat Thian Liong kita dan menyekapnya selama dua hari di dalam kuil Ban Hut Si. Maka kami datang untuk membikin perhitungan yang setimpal Kami hendak bawa Tio Pan ke markas besar kami dan akan menyekapnya selama dua puluh hari, setelah itu, dengan mentaati peraturan Kang-ouw, kami akan kirim dia kembali ke pegunungan Ngo Bi San ini. Apabila kalian masih tidak ptfas, terpaksa kalian berurusan dengan aku, Ong Han Siong!"   Belum lagi kala-katanya selesai, ia telah loncat ke samping Yap Eng Ceng, dan satu sabetan kipasnya dengan ilmu Thian Wi Lai In atau Awan datang tiba-tiba, ia berhasil melempar periuk tembaganya Tio Ceng sehingga Hweeshio itu juga terpental beberapa kaki jauhnya.   "Yap Piauw Tou, mari kita berlalu!"   Dan iapun telah loncat jauh Yap Eng Ceng pun segera loncat jauh sambil mengambil satu butir biji besi dari kantongnya. Tio Goan Toa-su membentak.   "Hai, Ong Han Siong! Apakah kau kira kau dapat lari dengan gampang?"   Ia pun mengejar cepat sekali, Setelah berada delapan-sembilan kaki jauhnya dari Ong Han Siong, kedua tinjunya dari depan dadanya disodokkan keluar dengan serentak!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ong Han Siong mengetahui bahwa ia tak dapat menangkis kedua tinju itu dengan satu tangan, karena serangan itu dikerahkan dengan seluruh tenaga da!am, ia segera menjatuhkan diri berguling-gulingan sampai tujuh-delapan kaki jauhnya sehingga ia berada dekat sekali di sisi jurang.   Yap Eng Ceng terkejut ia loncat dan menjambret pakaiannya Ong Han Siong, Tiba-tiba terlihat tangan kanannya Ong Han Siong menjambret satu batang pohon cemara yang tumbuh di sisi jurang itu.   justru pada saat itu Tio Goan loncat mengejar Batang pohon tersebut digunakan oleh Ong Han Siong untuk landasan melonjak ke belakang, dan secepat kilat terlihat tubuhnya seolah-olah terbang ke atas.   Kesempatan baik itu digunakan oleh Yap Eng Ceng untuk mengirim jotosan ke lambungnya Tio Goan, Tetapi Tio Goan telah waspada dan siap sedia untuk menjaga-nya.   Ketika tinju kanannya berusaha mendorong Ong Han Siong agar terjerumus ke bawah jurang, tangan kirinya menjaga diri, Maka jotosan Yap Eng Ceng dapat diegosi dengan jurus Lek Pin Thian Lam atau Angin selatan menahan awan.   Tetapi ia tidak menduga jika Yap Eng Ceng menjotos dengan susah payah ketika jotosan kedua datang menyambar lagi.   ia terpaksa loncat ke belakang, Yap Eng Ceng mengejar Tio Ceng tidak tinggal diam, ia menyerang dari belakang, Dalam keadaan demikian, Yap Eng Ceng tak dapat menghindari gebrakan periuk tembaganya Tio Ceng, dan jika periuk tembaga yang lebih dari seratus kati itu menumbuk punggungnya, maka habislah riwayat nya.   Justru pada saat itu Ong Han Siong seperti seekor harimau yang sedang mengamuk loncat secepat kilat dan memukul lengannya Tio Ceng dengan kipas besinya.   "Aduh!"   Menjerit Tio Ceng kesakitan, dan periuk tembaganya jatuh di tanah, Ong Han Siong tidak memberikan kesempatan lagi, ia menyerang terus, Tio Ceng terpaksa lekas-lekas loncat mundur sambil menangkis serangan-serangan yang    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   dilancarkan oleh lawan nya.   sekonyong-konyong berkelebat pedangnya Tio Hui di depan dadanya untuk menolong padanya, Satu gerakan dari kipas besinya Ong Han Siong berhasil membikin pedang itu terlempar, dan kipas besi itu dikebat ke atas untuk menotok jalan darah di pinggangnya Tio Hui.   Tio Hui terkejut ia lekas-lekas loncat mundur Ketika itu Tio Ceng sudah mengangkat periuk tembaganya lagi, dan Tio Goan pun sudah datang siap mengirim jotosan-jotosannya pula, Ong Han Siong mengegos ke kiri dan ke kanan menghindarkan diri dari serangan-serangan itu.   Dengan demikian semua jotosan-jotosan Tio Goan memukul angin, dan Tio Ceng pun tidak memperoleh kesempatan untuk menumbukkan periuk tembaganya di atas tubuhnya Ong Han Siong, -ooo0oooCo Hiong yang kejam perlihatkan kebusukannya Meskipun serangan-serangannya tidak menemui sasaran, akan tetapi Tio Goan tidak berhenti menyerang, ia lalu mengambil jarak untuk menghadapi lawannya yang sudah siap mengirim serangan-serangan balasan, Ong Han Siong berkata kepada Yap Eng Ceng.   "Yap Piauw Tou, kau jalan dulu, Biarlah aku sendiri menahan mereka bertiga."   Tetapi aku,.,."   Belum lagi habis Yap Eng Ceng berkata, ketika Tio Goan, Tio Ceng dan Tio Hui telah datang dan mengurung dari tiga jurusan.   Ong Han Siong menyengir sejenak, lalu secepat kilat ia menjotos Tio Ceng dan kipas besi di tangan kirinya menyodok Tio Goan, sedangkan Yap Eng Ceng ayun goloknya menyerang Tio Hui, Segera terjadi pertempuran yang maha seru, masing-masing mengeluarkan kepandaiannya untuk mengalahkan lawannya, Terlihat-tah berkelebat-ke lebat nya cahaya pedang dan golok yang berkilauan, hembusan angin    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   dari sabetan senjata-senjata dan jotosan-jotosan berdengingdengtng membisingkan sekali Ong Han Siong dengan ilmu pukulan Coa Heng Pat Kwa Ciang Hoat (ilmu tinju dengan langkah ular) meng-gempur Tio Goan dan Tio Ceng, sedangkan Yap Eng Ceng yang telah mendapat sedikit luka karena geprakan periuk tembaganya Tio Ceng melawan Tio Hui dengan sengitnya, Tio Hui bukannya tandingan Yap Eng Ceng, maka setelah bertempur tiga puluh jurus, ia merasa tak dapat melawan lagi, ia yang khawatir atas keselamatan Tio Pan Taysu yang telah dibawa pergi dalam keadaan tak berdaya telah bertempur dengan sekuat tenaga dengan maksud dapat lekas-lekas menang.   Setelah tiga puluh jurus, ia baru insyaf bahwa ia tak dapat melawan Yap Eng Ceng yang tenaganya jauh lebih kuat daripada ia.   ia lalu rubah jurus-jurus ilmu pedangnya ia berusaha mengegos dan mengelit, dan ia baru menyerang bila terdapat lowongan, dan dengan demikian ia tak menghamburkan banyak tenaga, dan dapat terus meladeni I awan nya.   Mereka terus bertempur selama seratus jurus lebih, Ong Han Siong dengan ilmu Coa Heng Pat Kwa Ciang Hoatnya telah membikin Tio Goan dan Tio Ceng kewalahan, Tetapi ia pun insyaf bahwa ia tak dapat terus menerus bertempur, karena Iuka-lukanya yang diderita dalam pertempuran melawan Tio Pan Toa-su belum sembuh betul.   Dengan memikir keselamatan dirinya, tiba-tiba ia menyerang kedua lawannya bertubi-tubi dengan tinju dan kipas besi nya.   Kedua lawannya terpaksa mundur beberapa langkah.   "llmu silat kalian hanya sedemikian saja? Aku telah mengetahui sekarang kita berhenti bertempur, lain kali kita melangsungkan pula."   Lalu ia balik badan dan lari turun dari gunung itu. Yap Eng Ceng mengerti akan maksud kawannya, ia pun menyerang hebat dengan goloknya untuk mendesak    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tio Hui mundur Kemudian ia pun balik badan dan lari turun gunung mengikuti kawannya, Tio Goan, Tio Ceng membentak dan mengejar, disertai juga oleh Tio Hui.   Meskipun kedua belah pihak hanya terpisah dua-tiga depa jauhnya, akan tetapi Ong Han Siong dan Yap Eng Ceng tetap tak dapat dicandak setelah mereka berkejar-kejaran limaenam lie jauhnya, Yap Eng Ceng menjadi masgul melihat ketiga pemimpin partai Ngo Bi San itu masih terus mengejar ia mengambil satu biji besi dari sakunya lalu ditimpukkan ke arah musuhmusuhnya.   Biji besi itu, terkenal sebagai Cu Bo Kong Tan, merupakan suatu senjata rahasia yang ampuh, Tio Goan Toa-su yang sedang mengejar paling depan melihat terbangnya Cu Bo Kong Tan itu, ia lekas-lekas mengegos, dan Cu Bo Kong Tan itu terbang lewat dan menyerang Tio Ceng yang berada di belakangnya, Tio Ceng tidak keburu mengegoskan diri, ia angkat periuk tembaganya menangkis, Periuk tembaganya berbunyi nyaring dan tergetar hebat ia terkejut, karena tibatiba ia merasakan betis kanannya sakit sekali ia berhenti sejenak, lalu dengan menahan sakit ia mengejar pula.   Di dalam biji besi Cu Bo Kong Tan dari Yap Eng Ceng itu terisi pula lima butir baja, jika Cu Bo Kong Tan beradu dengan senjata dari logam, maka kelima butir baja itu keluar menyerang lawan, Tadi Cu Bo Kong Tan telah beradu dengan periuk tembaga, dua dari kelima butir biji baja telah melesat keluar menyerang mengenai betis kanannya Tio Ceng, Tio Hui yang mengejar di belakang Tio Ceng, ketika mendengar suara periuk tembaga beradu dengan Cu Bo Kong Tan, segera berhenti Dua butir biji baja terbang menyerang lagi, ia egosi sebutir, dan sebutir lainnya ia geprak jatuh dengan pedangnya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ketika itu Ong Han Siong dan Yap Eng Ceng telah lari jauh, Tio Goan hanya dapat mengawasi dari belakang dan insyaf bahwa mereka tak dapat dikejar lagi, ia mem-bantingbantingkan kaki bahna gusar dan mendongkot-nya, Luka di betis kanannya Tio Ceng bertambah hebat, ia merasa seakan-akan betis itu dibakar ia periksa dan melihat betisnya mulai bengkak, sekonyong-konyong terdengar Tio Goan tertawa gelak-gelak.   Tio Ceng dan Tio Hui menjadi heran melihat sikap Toa suhengnya itu.   "Toa Suheng! Kau mengapa.,.?"   Tanya Tio Hui, Tio Goan Toa-su berhenti tertawa, Air mata mengucur dari kedua matanya, lalu dengan gemas ia berkata.   "Semenjak kita membentuk partai silat Ngo Bi, kita belum pernah mendapat hinaan serupa ini. Seorang pemimpin kita dibawa kabur Apakah kita masih ada muka di kalangan Bu Lim? Bagaimanakah kita harus hadapai roh-rohnya angkatan tua???"   Dengan menahan sakit Tio Ceng berkata.   "Toa suheng jangan terlampau bersedih hati, Kejadian semua ini bukan karena Toa Suheng, Yang penting ialah bagaimana kita harus merampas pulang Tio Pan Toa-su membikin perhitungan terhadap orang-orang yang menghina kita,.,."   Ia tak dapat meneruskan, karena ia tak tahan sakit di betis kanannya. Tio Goan dan Tio Hui berjongkok memeriksa betis kanannya Tio Ceng, Tio Hui terkejut dan berseru.   "Ai! Kau telah kena senjata beracun!"   "Sakitnya seperti dibakar Aku tak mengetahui racun apa ini,"   Kata Tio Ceng sambil meringis, Ketika itu bukan saja betis kanannya sudah membengkak, bahkan bagian bawah tubuhnya sudah mulai bengkak pula.   "Lukamu agak hebat, harus lekas-lekas diobati. Ayo, kita kembali ke kuil! Di kemudian hari kita pasti membikin perhitungan terhadap jago-jago silat dari partai Thian Liong!"   Kata Tio Goan. ia cemas menampak lukanya Tio Ceng,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Dengan perasaan putus asa Tio Hui berkata.   "Partai silat Thian Liong besar, dan jago-jago silatnya bukan main hanyak. Kita hanya bertiga, aku yakin kita tak dapat berbuat apa-apa, Menurut pendapatku, kita harus ber-serikat dengan partaipartai silat Bu Tong, Ceng Shia, Swat San untuk menggempur partai Thian Liong, Aku yakin ketiga partai itu tentu sudi berserikat dengan partai Ngo Bi kita. Karena ketiga partai itu sudah mempunyai ganjelan terhadap partai Thian Liong...."   "Partai silat Ceng Shia mempunyai hubungan erat dengan partai Ngo Bi kita,"   Kata Tio Goan.   "Sudah tentu mereka sudi membantunya, Tetapi partai-partai Bu Tong dan Swat San, meskipun mempunyai ganjelan terhadap partai Tian Liong, aku masih khawatir mereka tak sudi membantu, Untuk menarik kedua partai silat itu ke pihak kita, kita harus mempunyai rencana yang baik, sekarang lekas kita kembali ke kuil untuk menolong Ji Sutee, dan kemudian merundingkan siasat menggempur partai Tian Liong!"   Lalu ia panggul Tio Ceng.   Mereka kembali ke kuil Ban Hut Si.   Di dekat kuil itu, di bawah sebuah pohon cemara yang besar, terlihat seorang wanita yang berpakaian serba hitam, rambutnya terurai-urai, mukanya pucat pasi, sedang duduk menghadapi satu pemuda yang berbaring terlentang karena pingsan, Waktu itu tidak menangis, ia duduk bengong laksana patung, tidak menghiraukan angin gunung yang sangat dinginnya! Tiba-tiba pemuda di depannya membuka kedua matanya, dan dengan susah payah berkata.   "Aku.,, aku luka parah, Kukira... aku akan segera... mati, Sudahlah, jangan pedulikan aku lagi.... pergilah kau, urus dan jaga dirimu sendiri...."   "Tidak aku tidak pergi!"   Jawab wanita itu.   "Aku akan menyertai kau meski ke akherat pun!"   Pemuda itu berusaha bangun, tetapi sia-sia belaka.   "Tidak! Aku Bee Kun Bu tak dapat menerima budimu yang demikian besarnya! Jika,., jika,., aku masih dapat hidup, aku    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tak akan lupakan budimu.,,."   Ia tak dapat meneruskan, Kepalanya pusing, dan ia memuntahkan darah lagi! Wanita yang berpakaian hitam itu segera menubruk pemuda itu, dan menegur.   "Kau tidak boleh banyak bicara, Kau luka parah dan harus beristirahat...."   Bee Kun Bu tersenyum.   "Aku berterima kasih atas perhatianmu,., dan aku.,, aku ingin mati dengan perasaan puas...."   Tetapi... kau selalu baik hati, dan tidak menyakiti orang lain.... sebetulnya jarang ada orang semacam kau,"   Wanita itu menghibur. Bee Kun Bu tutup matanya menahan darah yang hendak keluar lagi, lalu ia berkata.   "Kau seorang wanita, dan aku seorang pria, kau tidak harus mem perlakukan aku seperti demikian, Aku kuatir aku hanya mencemarkan namamu Giok Siu Sian Cu."    Keris Maut Karya Kho Ping Hoo Pendekar Gunung Lawu Karya Kho Ping Hoo Pedang Pusaka Thian Hong Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini