Bangau Sakti 25
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 25
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Giok Siu Sian Cu tersenyum. "Aku senantiasa bermaksud luhur terhadap kau, aku tak menghiraukan apa yang orang lain akan katakan, Kau sekarang hanya menanti waktunya untuk meninggalkan dunia yang fana ini, aku minta kau memperkenankan aku menyertai kau...." "Jika kau mengetahui bahwa aku hanya menanti waktu..." Kata Bee Kun Bu. "Mengapa kau tidak lekas-lekas berlalu? Jika kau terus berdiam di sini, kau hanya memberatkan aku.,.," Lalu dengan khidmat Giok Siu Sian Cu berkata. "Aku tak tahan menyaksikan kau bertambah menderita, Aku akan mengakhiri penderitaanmu." Lalu ia ambil seruling batu Gioknya dan hendak memukul mati Bee Kun Bu. Secepat kilat dan sekuat tenaga Bee Kun Bu berguling menghindari pukulan seruling itu, lalu dengan jurus Tok Liong Peng Bu atau Naga sakti menyemprot racun, ia dijotos pundak kanannya Giok Siu Sian Cu. jurus itu adalah salah satu jurus KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ istimewa dari pukulan Tian Kong Ciang yang ia dapat pelajari dengan mahir betul, dan bukan main ampuhnya, Akan tetapi dalam keadaan payah seperti itu, ia hanya berhasil membikin seruling terlepas dari pegangan Giok Siu Sian Cu. Egosan dan serangan Bee Kun Bu itu membikin Giok Siu Sian Cu terperanjat Bee Kun Bu segera bangun dan lari ke arah puncak gunung di depannya, Giok Siu Sian Cu mengejar dengan perasaan heran, ilmu silatku lebih tinggi daripada dia, Dan lukaku pun tidak lebih parah daripada dia, Aku telah makan pil obat mustajab dari dia, dan pil obat itu bukan saja dapat menyembuhkan segala luka, bahkan dapat memperpanjang umur. Tetapi mengapa aku tak dapat mengejar dia?" Dengan cepat Bee Kun Bu tiba di atas puncak, Ketika itu, ia insyaf bahwa Bee Kun Bu berniat membunuh diri dengan terjun dari atas jurang, ia menjerit. "Bee Siang-kong! Tahan! Kau jangan berbuat nekad! Aku tak akan mengejar kau lagi!" Dan ia menangis sedih sekali Mendengar tangisan yang memilukan hati, Bee Kun Bu berhenti ia menoleh ke belakang dan melihat Giok Siu Sian Cu benar tidak mengejar ia lagi, Wanita itu menangis sedih sekali ia tak tahan berdiri lebih lama lagi, ia merasa kedua matanya menjadi gelap, kepalanya pusing, dan ia jatuh terjungkal! Giok Siu Sian Cu terkejut, dan ia mengejar dan menubruk tubuhnya Bee Kun Bu. Betul jantungnya masih berdenyut, tetapi pemuda itu sudah pingsan lagi Menurut pengalamannya, setelah melihat wajahnya Bee Kun Bu mukanya yang demikian pucatnya, ia yakin bahwa Bee Kun Bu tak dapat ditolong lagi, Tak tertahan airmatanya keluar mengucur sebetulnya Bee Kun Bu dapat bertahan karena telah makan pil obat dari gadis di atas perahu. Giok Siu Sian Cu berdaya menyadarkannya dengan memijat dan mengurut beberapa jalan-jalan darahnya, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lama sudah ia berdaya menoIongnya, keringat mengucur di seluruh tubuhnya, Bee Kun Bu masih tetap tidak sadarkan diri ia duduk mengawasi seperti orang yang hilang ingatan, Kemudian ia tertawa gelak-gelakdan berkata. "Bee Siangkong! Aku segera mencari tempat untuk kau beristirahat dengan lenang, Dan aku akan meninggalkan semua urusan Kang-ouw untuk selalu berada di sampingmu! sekarang aku hendak pergi mencari tempat itu!" Lalu ia peluk tubuhnya Bee Kun Bu, dan kemudian ia pungut seruling batu Gioknya untuk turun dari puncak gunung itu, sambil panggul Bee Kun Bu di atas bahunya. Meskipun ia berjalan, tetapi seperti juga orang yang hilang ingatan, ia tak tahu harus pergi kemana. ia terus turun, dan ketika tiba di kaki gunung, ia berhenti di pinggir suatu sungai kecil, ia letakkan Bee Kun Bu di tanah, dan minum dari sungai kecil itu, ia angkat kepalanya dan melihat puncak-puncak gunung di sekitarnya, ia melihat satu puncak yang lebih tinggi daripada yang lain, cipratan air terjun yang turun dari puncak itu merupakan kabut di sekitar puncak itu, lalu ia panggul lagi Bee Kun Bu dan mendaki puncak menuju ke air terjun itu, Makin dekat ia menghampiri makin keras suara air terjun itu. Tidak lama kemudian, ia telah tiba di suatu tempat dimana air terjun itu menumpahkan airnya ke dalam suatu telaga. Suasana di tempat itu sunyi senyap dan semua tumbuhtumbuhan sangat subur dan segar nampaknya, Matahari di atas memancarkan sinarnya, membikin tempat itu sangat indahnya, ia lihat wajahnya Bee Kun Bu yang masih tetap pingsan, ia berbisik. "Bee Siangkong, mengapa kau tak berontak lagi? Kau dapat tidur terus dan aku akan menjagal kau." Lalu ia menghampiri satu goa gunung di dekat telaga, Di mulut goa ia memperhatikan bahwa tempat tersebut terdapat banyak kotoran binatang sehingga bau sekalL ia berlalu dan berusaha mendaki puncak itu lagi, dan setelah ia mendaki lebih kurang dua puluh depa tingginya, ia tiba di suatu birai, Di KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ lereng gunung, di ujung birai itu tertampak satu goa batu. Ia masuk ke dalam goa batu itu, lalu letakkan Bee Kun Bu di tanah. Bee Kun Bu masih juga belum sadar diri, seluruh tubuhnya kaku: Hanya jantungnya yang masih terus berdenyut dan napasnya menunjukkan bahwa ia masih hidup, ia duduk menghadapi tubuh itu. Tiba-tiba ia berkata sambil memegang serulingnya. "Bee Siangkong! Kau segera berangkat! Tetapi aku akan meniup suatu lagu untuk penghabisan kali untukmu!" Segera terdengar suara seruling ajaib yang memilukan hati itu, Giok Siu Sian Cu memangnya sudah bersedih hati, dan lagu serulingnya menggambarkan kesedihan hatinya, ia meniup dengan penuh perasaan dan air mata mengucur deras, Entah berapa lama sudah ia meniup serulingnya, tiba-tiba ada orang menegur padanya. "Siocia terlampau bersedih hati, Meniup lagu yang demikian memilukan hati untuk orang yang segera akan mati, sebetulnya tiada gunanya, Meskipun kau meniup terus sampai sepuluh tahun, dia tak akan sembuh!" Giok Siu Sian Cu terkejut! ia menoleh ke belakang, tetapi tidak melihat apa-apa. ia melihat ke mulut goa, dan tampak satu pemuda yang tampan, mengenakan baju kuning, pedangnya terpancang di punggungnya dan tangannya memegang beberapa lingkaran emas, sedang mengawasi ia dan tubuhnya Bee Kun Bu. ia lekas-lekas bangun dan menanya. "Kau siapa?" Pemuda itu tidak lantas menjawab, ia mengawasi Bee Kun Bu dengan penuh perhatian Lalu dengan tersenyum ia berkata. "Aku bernama Co Hiong, Siocia rupanya Giok Siu Sian Cu yang terkenal, dan dia itu adalah murid partai silat Kun Lun bernama Bee Kun Bu." Giok Siu Sian Cu heran mendengar jawaban itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong jongkok dan memeriksa Bee Kun Bu, lalu berkata. "Hai! Saudara Bee ini meskipun menderita luka parah, akan tetapi sangat beruntung, Di waktu sehat warafiat ia didampingi oleh gadis cantik, dan di waktu dekat mati, ia disertai oleh wanita yang elok manis dan yang rela meniup lagu bela sungkawa untuknya...." Ejeken tersebut sangat menyinggung Giok Siu Sian Cu. ia sodok pundaknya Co Hiong dengan serulingnya, tetapi dengan secepat kilat Co Hiong mengegos dan tangan kirinya menahan seruling itu dengan jurus Hun In Ki Gwat atau Membuyarkan awan memetik bulan, Lalu dengan tangan kanannya ia rangkut tubuhnya Bee Kun Bu dan loncat keluar dari goa batu itu! Giok Siu Sian Cu mengejar sambil berteriak-teriak. ia mengetahui bahwa jalan untuk turun atau naik jurang itu sangat sukar dan berbahaya, ia yakin Co Hiong tak dapat lari jauh dengan membawa Bee Kun Bu. Tapi alangkah herannya ia ketika menyaksikan dengan kepala mata sendiri bahwa Co Hiong dapat berlari-lari sambil membawa Bee Kun Bu dengan lincahnya. Ketika sudah dekat sekali, dengan jurus Sam Sing Cui Gwat atau tiga bintang mengejar bulan, Giok Siu Sian Cu menyodok punggungnya Co Hiong beruntun tiga kali dengan serulingnya, Tetapi dengan secepat kilat, sambil memegangi Bee Kun Bu di tangan kanannya, Co Hiong berbalik dan menangkis sodokan-sodokan seruling lawan dengan tangan kirinya, Cara Co Hiong berbalik dan menangkis serangan belum pernah dilihat oleh Giok Siu Sian Cu dalam pengalamannya beberapa tahun di kalangan Kang-ouw. ia tak mengerti ilmu silat apa yang dimiliki oleh pemuda ilu. Hanya terdengar Co Hiong tertawa gelak-gelak, dan dalam sekejap mata pemuda itu datang menerkam. Giok Siu Sian Cu, yang sudah menjadi gusar karena kelancangan Co Hiong, menyabet dengan serulingnya dengan jurus Kong Ciok Kai Peng atau Burung merak membuka KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ kedua sayap. Sabetan itu menghembuskan angin yang dapat mendampar terpelanting lawan nya. Tetapi terkaman yang dilakukan oleh Co Hiong adalah salah satu jurus yang ia dapat pelajari dari kitab sakti San Im Shi Ni. setengah tahun berselang terkaman tersebut telah ia gunakan terhadap gurunya Kiok Gie Taysu di dalam goa sehingga gurunya terjerumus dan binasa karena kepalanya terbentur batu karang gunung, Terkaman itu dilancarkan dengan jurus Yu Hie Gek Lang atau ikan berenang melawan arus ombak. Giok Siu Sian Cu tidak mengetahui lihaynya jurus itu. sekonyong-konyong ia melihat Co Hiong sudah berada di sampingnya setelah sabetan tidak berhasil ia terkejut Lekaslekas ia menyodok lagi, justru sodokan itu yang diharapkan oleh Co Hiong, Ketika sodokan itu mendatangi Co Hiong betot lengannya Giok Siu Sian Cu dan meneruskan memijatnya, Pijatan itu lebih lihay daripada totokan jalan darah yang lazim dilakukan oleh jago-jago silat umumnya. Meskipun Giok Siu Sian Cu telah berkecimpung di kalangan Kang-ouw, ia tak mengetahui cara menghindarkan pijatan itu, ia mengertak gigi menahan sakit, dan secepat kilat loncat mundur ke belakang. Sambil tersenyum Co Hiong menanyai "Siocia, apakah kau menyerah kalah?" Tidak!" Jawab Giok Siu Sian Cu dengan geregetan. "Jangan harap aku minta ampun!" "Jika aku ingin membunuh kau, aku hanya perlu memukul sekali lagi, Tetapi aku ingin kau mengaku kalah!" Kata Co Hiong. Giok Siu Sian Cu tidak menyahut ia mengawasi Co Hiong dengan sikap yang waspada menjaga diri, ia harus akui bahwa Co Hiong ini adalah seorang pemuda yang tampan, dan lihay sekali ilmu silatnya, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong menegur lagi. "Apakah kau tidak mau mengakui kalah?" Giok Siu Sian Cu menjawab dengan satu loncatan tiba-tiba dan menyodok mukanya Co Hiong dengan serulingnya Lagilagi Co Hiong mengegos dan menggunakan jurus Yu Hie Gek Lang, Giok Siu Sian Cu terbetot tangannya, dan terdengar Co Hiong mengancam dengan beringas. "Ha! Kau tidak mengaku kalah? Kau rasai pukulanku ini-?" Belum habis ucapannya ketika ia mendengar Bee Kun Bu yang berada di dalam pelukannya berseru, suaranya lemah. "Co Hiong, jangan... jangan lukai dia...." Co Hiong tidak teruskan mengirim pukulan mautnya, ia terperanjat mendengar permintaan Bee Kun Bu. ia melihat mukanya Bee Kun Bu yang sudah membuka kedua matanya, Entah kapan Bee Kun Bu telah siuman, Co Hiong lepaskan tangannya yang mencekal Giok Siu Sian Cu, dan sambil memeluk Bee Kun Bu ia loncat keluar dari goa itu! Ketika ia lihat lagi, Bee Kun Bu sudah memejamkan kedua matanya lagi, ia melihat ke bawah jurang, dan pikiran busuknya timbul Dengan kedua tangan ia angkat tubuhnya Bee Kun Bu ke atas dan berseru. "Bee Heng! Jika kau menunda mati secara begini, kau hanya berdosa besar terhadap pemuda-pemuda lain, Aku kali ini terpaksa mengakhiri riwayatmu!" Baru saja ia hendak melemparkan tubuhnya Bee Kun Bu ke bawah jurang, tiba-tiba ia rasakan hembusan angin orang menyerang Ternyata Giok Siu Sian Cu datang menyerang dari belakang, Dengan satu enjotan dengan penuh tenaga, Co Hiong lempar tubuhnya Bee Kun Bu ke dalam telaga di bawah jurang. Ketika itu serulingnya Giok Siu Sian Cu sudah hampir menyodok punggungnya, Meskipun dari Kiok Gie Toa-su, Co Hiong telah pelajari banyak ilmu, ditambah lagi dengan ilmu-ilmu silat yang ia pahami dari kitab sakti San Im Shi Ni, akan tetapi kebanyakan ilmu-ilmu silat itu ia belum berlatih dengan mahir Lagi pula KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sodokan seruling Giok Siu Sian Cu dilancarkan dengan nekat sekali Dalam keadaan demikian Co Hiong tidak keburu berbalik, dan untuk menghindari sodokan maut itu, ia juga terjun ke bawah, ke dalam telaga, Giok Siu Sian Cu lagi-lagi menyodok angin, Sodokan itu ia lakukan dengan nekat dan sekuat tenaga sehingga ia sendiri hampir-hampir ikut terjerumus jatuh ke bawah, Sebelum Co Hiong jatuh ke dalam telaga, ia masih dapat membalikkan tubuhnya sedikit untuk melontarkan lingkaran emasnya yang berhasil menebas sedikit pipinya Giok Siu Sian Cu, sehingga terluka dan mengucurkan darah, sebelumnya Giok Siu Sian Cu telah menderita luka, dan hanya tertolong dengan makan pil obat mustajab yang Bee Kun Bu berikan kepadanya. sekarang ia harus bertempur mati-matian melawan Co Hiong di dalam goa. Oleh karena itu setelah ia berusaha lari masuk ke dalam goa, ia segera merasakan kepalanya pusing dan kedua matanya menjadi gelap. Sejenak kemudian jatuh-lah ia tak sadarkan diri. Ketika tengok kepala Bee Kun Bu yang jatuh ke dalam jurang bersama Co Hiong, Bee Kun Bu yang sudah pingsan dan hampir mati ketika kecebur ke dalam telaga dan minum air telaga yang dingin, ia lantas tersadar dari pingsan nya. ia yang besar di dalam kuil Sam Ceng Koan yang terletak di tepi sungai paham betul tentang sifatnya air. ia segera menggunakan kaki tangannya menepu dan menendang air untuk timbul dan berenang ke tepi, Untung baginya karena telaga itu agak dalam dan tenang airnya, Co Hiong melihat Bee Kun Bu berusaha menolong dirinya, ia berpikir "Ai! jika aku tidak dipaksa terjun ke dalam telaga ini, dia pasti sudah menjadi mayat!" Tetapi sebagaimana layaknya orang yang busuk dan berhati plasu, ketika itu ia berseru sambil tertawa. "Bee Heng! pemandangan di sekitar telaga ini betul-betul permai, Jika orang tewas dan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ terbenam di dasar telaga ini, orang itu tentu mati dengan puas!" Bee Kun Bu yang sedang berjuang menolong dirinya tidak dapat dengar kata-kata Co Hiong itu. Co Hiong berenang mnghampiri Bee Kun Bu. ia sentuh pundaknya Bee Kun Bu dan berkata. "Bee Heng, ayo kita bertempur Aku pasti dapat mengakhiri pen-deritaanmu!" Lalu dengan tangan kanannya ia tepuk air dan ia terdampar ke tepi telaga, Baru saja ia bermaksud menyerang Bee Kun Bu dengan tinju kirinya ketika Bee Kun Bu hampir tiba di tepi, tibatiba ia dengar orang membentak dari belakangnya. "Hei, apa yang akan kau niat lakukan! Ayo, lekas tolong Sutee ke tepi!" Co Hiong menoleh ke belakang, dan melihat Liong Giok Pin dengan pedang terhunus dan pakaian basah kuyup karena cipratan air, berdiri dengan kedua mata melotot Co Hiong batalkan maksudnya. ia berenang menghampiri Bee Kun Bu dan membantunya berenang ke tepi Lalu, setelah mendarat, ia berkata kepada Liong Giok Pin sambil tersenyum. "Dia telah dijorokkan dari atas jurang ke dalam telaga ini. Aku telah berusaha menolong dia, Tetapi dia telah menderita luka-luka terlalu hebat, dan aku khawatir dia tak dapat ditolong!" "Hm! Aku tak pereaya omonganmu!" Liong Giok Pin mengejek Sebetulnya, ketika Co Hiong membantu Bee Kun Bu, ia telah menotok jalan darahnya Bee Kun Bu di punggungnya Totokan itu dilakukan dengan tenaga Tai Im Ki Kong (Tenaga dalam tersembunyi) dan sangat berbahaya, karena akibat totokan itu tak segera terlihat hasilnya, dan sukar terlihat bekas-bekasnya. Liong Giok Pin segera menolong Bee Kun Bu jalan ke suatu tempat yang lebih sentosa, lalu menolong mengerahkan peredaran darahnya, sedangkan Co Hiong menonton sambil menyengir KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Meskipun Liong Giok Pin telah berusaha sekuat tenaga menolong Bee Kun Bu, akan tetapi Bee Kun Bu masih saja lemas dan tidak sadar betuL Kemudian ia menarik napas menyatakan bahwa ia telah kehabisan akal meno1ongnya. Dengan gemas ia membentak. "Kau betul-betul kejam! Kau hanya berdiri menonton! Ayo, lekas bikin sadar Suteeku!" Co Hiong menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dia telah menderita luka parah, dan semua tenaga dalamnya telah kabur Mungkin dia tak dapat ditolong lagi-" "Tetapi kita harus berusaha menolong! Mungkin dia masih dapat ditolong!" Mendesak Liong Giok Pin. Co Hiong menyengir dan berkata. "Rupanya kau sangat cemas akan kesehatan nya ?" "Dia adalah Suteeku, sudah selayaknya aku harus memperhatikan keselamatan dan kesehatannya!" Jawab Liong Giok Pin. Co Hiong berjongkok dan meraba dadanya Bee Kun Bu. Kemudian dengan berlagak mengerutkan kening ia berkata. "Benar-benar dia tak dapat ditolong lagi, Kitaharus mencari tempat yang sentosa untuk mengubur dia." Ucapan tersebut membikin Liong Giok Pin sangat terkejut. -ooo0ooo- Bee Kun Bu dikubur hidup-hidup Liong Giok Pin meraba dadanya Bee Kun Bu, dan merasa bahwa denyutan jantungnya lemah sekali, ia terharu dan menangis tersedu-sedu. Co Hiong masih saja mengejek. "Apa gunanya kau menangis? Dia tetap tak dapat ditolong lagi meskipun kau menangis sampai mati!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Liong Giok Pin tidak menghiraukan ucapan itu. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo ia menangis sangat sedihnya seolah-olah ibu kandungnya meninggal dunia, Co Hiong merasa pasti bahwa Bee Kun Bu tak dapat ditolong lagi, dan ia tidak mencegah Liong Giek Pin menangis, ia duduk di samping mengawasi Sejenak kemudian ia berkata sambil menarik napas. "Ai! Jika Lie Ceng Loan mendapat kabar yang buruk ini, dia pasti menangis terus sampai mati...." Setelah mengucapkan kata-kata itu, ia tertawa ge!akgelak, perbuatannya itu menyinggung Liong Giok Pin siap segera membentaknya. "Kau betul-betul orang Iaki-lalu mata keranjang! Kau selalu memikir Lie Ceng Loan! Meskipun Bee Kun Bu betul-betul mati, Lie Ceng Loan tidak akan sudi menjadi isterimu!" "Apa kau kira dia mati pura-pura?" Mengejek Co Hiong. "Dia sudah tak bernapas! Apa gunanya kau menangis lagi? Jika kau tak sudi berlalu, aku hendak pergi sendiri!" Lalu ia berdiri, dan berlalu, Melihat Co Hiong menjadi gusar, Liong Giok Pin menjadi lunak, ia mengejar dan menjambret lengan kirinya seraya berkata. "Kemana kau hendak pergi?" "Dunia ini sangat luas! Aku dapat pergi kemana saja yang aku suka!" Jawab Co Hiong. "Tunggu, Aku harus mengubur Bee Sutee dulu!" Kata Liong Giok Pin. Co Hiong teringat akan kebaikannya Bee Kun Bu terhadap ia dahulu, dan ia menjadi sedikit lunak. ia mengangguk. "Baik! Aku akan membantu kau mengubur dia, dan kita cari satu batu gunung untuk bongpainya (batu nisan)." Lalu ia angkat tubuhnya Bee Kun Bu dan mencari tempat yang baik letaknya untuk menguburnya, Mereka mencari satu tempat di sisi gunung di mana terlihat banyak sekali batu-batu koral sebesar telur dan berwarna KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ agak putih, Lalu mereka mengumpulkan batu-batu koral itu dan membuat suatu lubang dari batu-batu tersebut yang panjangnya lebih kurang sembilan kaki dan tingginya lebih kurang enam kaki. Kemudian Co Hiong angkat lagi tubuhnya Bee Kun Bu untuk diletakkan ke dalam lubang itu. Setelah Bee Kun Bu diletakkan di dalam lubang, sambil memandang wajahnya Bee Kun Bu, Co Hiong berseru. "Bee Heng, ketika kita mulai kenal satu sama lain, aku tidak menduga bahwa akulah yang harus mengubur jenazahmu dan membuat bongpainya!" Lalu ia loncat keluar dari lubang tersebut Tetapi Liong Giok Pin loncat ke dalam lubang dan memeluki tubuhnya Bee Kun Bu, dan alangkah kagetnya ketika ia mendengar bahwa jantungnya Bee Kun Bu masih berdenyut, meskipun denyutan itu sudah sangat lemah sekali! Co Hiong membentak. "Ayo, lekas keluar dan bantu aku uruk lubang ini! Kemudian kita boleh segera berlalu dari sini!" "Dia belum mati, Dia masih bernapas! Kita tidak boleh mengubur dia hidup-hidup!" Jawab Liong Giok Pin. "Dia tak akan hidup!" Seru Co Hiong. "Kita kubur dia sekarang sama juga! Ayo, lekas keluar!" Dengan serba salah Liong Giok Pin berkata. "Aku tidak sampai hati menyaksikan dia dikubur hidup-hidup...." Co Hiong pungut dua batu koral kecil dan disambitkan ke satu besar batu di lereng gunung, Batu koral itu hancur Lalu ia loncat masuk ke dalam lubang dan angkat Liong Giok Pin keluar dari lubang sambil berkata dengan gusar. "Apakah kau ingin dikubur bersama-sama dia?" Liong Giok Pin menjadi marah, dan membentaknya. "Dia masih hidup! Dia masih bernapas! Kita tidak boleh kubur dia hidup-hidup!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Tidak perduli dia sudah mati atau belum, tetapi kita sudah membikin kuburan ini untuknya! Kita harus segera kubur dia!" Jawab Co Hiong, Tidak!" Bantah Liong Giok Pin. "Dia masih hidup. Aku tidak perkenankan kau kubur dia!" "Apakah kau bisa cegah aku mengubur pada nya ?" Mengancam Co Hiong, lalu ia jemput lagi dua batu koral yang agak besar jika batu itu disambitkan ke dalam lubang, Bee Kun Bu pasti mati benar-benar, pikir Liong Giok Pin, ia terkejut dan pukul dadanya Co Hiong, Co Hiong mengegos, dan balas menendang lambungnya Liong Giok Pin. Liong Giok Pin menangkis, hanya untuk menjaga tendangan itu dan tidak bermaksud melawan, Tetapi ia melihat bahwa Co Hiong sudah menjadi beringas, ia loncat turun ke dalam lubang dan mencabut pedangnya. Betul saja Co Hiong menyambit ke tubuhnya Bee Kun Bu. Liong Giok Pin tangkis satu batu dengan pedangnya, dan menangkap batu yang lain dengan tangan kirinya, Demikianlah Bee Kun Bu terhindar dari sambitan maut! Tetapi Co Hiong sudah loncat ke dalam lubang dan menegur Liong Giok Pin. "SebetuInya kau mau apa? Aku segera berlalu!" Dengan berlinangkan air mata Liong Giok Pin men-jawab. "Kau pergilah! Aku akan menunggu di sini sampai dia menghembuskan napasnya yang penghabisan!" "Ha! Jika demikian, kau harus menyertai dia dikubur bersama-sama! Aku tak sudi menunggu kau lagi!" Kata Co Hiong, suaranya keras, ia pijat sikutnya Liong Giok Pin. "Aduh!" Menjerit Liong Giok Pin, dan pedangnya terlepas dari tangan nya! Co Hiong hunus pedang itu dan sambil menyentuh dadanya Liong Giok Pin dengan ujung pedang ia mengancam: KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalian berdua adalah saudara-saudari seperguruan. Kalian hidup sukar bersama-sama, tetapi jika dapat mati dan dikubur bersama, aku yakin kalian berdua akan menjadi puas....n Lalu ia melirik ke atas tubuhnya Bee Kun Bu dan berkata. "Bee Heng, aku yakin aku tak berbuat keliru. Ketika kau hidup, kau hampir selalu didampingi oleh Lie Ceng Loan. Dan sekarang kau mati, aku mencari wanita yang cantik jelita untuk mendampingi kau. Ha! Ha! Mungkin kau akan berterima kasih kepadaku di akherat! Ha! Ha! Ha!" Pijatan pada sikutnya tadi dirasakan Liong Giok Pin sangat sakit dan kemudian ia menjadi lemas, ia ingin melawan, tetapi ia tak berdaya. ia mengertak gigi dengan kedua mata melotot ia memaki. "Hm! Kau laki-laki kejam! Nanti rohnya Bee Sutee akan mengejar kau dimana saja kau berada! Dan... jika aku juga kau bunuh, akupun akan...." Co Hiong menusukkan pedangnya sedikit, dan segera darah keluar dan menodakan pakaian Liong Giok Pin. "Ai! Kau betul-betul manusia yang kejam! Kau membunuh seorang wanita yang tak berdaya!" Liong Giok Pin memaki setelah melihat darah menembus keluar pakaiannya dan merasa sakit dari tusukan ujung pedang lelaki jahanam itu! Co Hiong menyengir dan berkata. "Nah, sekarang kau tahu betapa lihaynya aku! Dan aku segera akan kubur kalian berdua di dalam lubang ini! Tetapi aku akan membebaskan kau dari kematian jika kau berjanji akan membantu aku mengubur Suteemu!" Dalam keadaan demikian Liong Giok Pin tak dapat berpikir ia hanya mengangguk, dan segera mulai menumbukkan batubatu kolar ke atas tubuhnya Bee Kun Bu dengan hati yang hancur Co Hiong tersenyum iblis, Lalu ia pun mulai menundukkan batu-batu kolar di atas tubuhnya Bee Kun Bu. Air mata Liong Giok Pin terus mengucur membasahi pakaiannya, batu-batu kolar dan tubuhnya Bee Kun Bu.,, dan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ pekerjaan itu dilakukan dengan lambat sekali1 oleh Liong Giok Pin, Pada ketika itu terdengar oleh mereka suara yang lemah lembut berkata. "Pek Cici lihatlah, betapa indahnya air terjun itu! Sayang Bu Koko tak ada di sini, ia pasti gembira melihat pemandangan yang sangat indah ini. Bilakah kita dapat menjumpai dia lagi!" Liong Giok Pin terkejut ia kerahkan seluruh tenaganya yang masih ketinggalan, dan dengan nekat ia jotos dadanya Co Hiong sambil menjerit sekuat-kuatnya. "Loan Sumoy! Bu Kokomu...." Ia tak dapat berteriak lagi, karena Co Hiong setelah mengegosi jotosan telah memijat le-ngannya, Tetapi ketika Co Hiong hendak memukul, ia merasa samberan angin yang hebat di atas kepalanya, ia lepaskan tangannya yang memijat dan membatalkan maksudnya untuk memukul Liong Giok Pin. ia mundur dua tindak menghindari serangan di atas kepalanya, ia menengadah dan melihat seorang pemuda berbaju hijau yang pernah melukai ia di pegunungan Kun Lun, ialah Pek Yun Hui. Setelah mendengar jeritan Liong Giok Pin, dengan ilmu Pat Po Teng Kong atau Delapan langkah mendaki gunung Pek Yun Hui loncat turun ke dekat tumpukan batu-batu kolar itu. ia mengawasi Liong Giok Pin, lalu sambil mengawasi Co Hiong ia mengejek. "Hm! Aku kira siapa, Kau sedang berbuat apa di sini?" Co Hiong insyaf akan kelihayannya Pek Yun Hui. ia pegangi Liong Giok Pin untuk menjaga dirinya, dan dengan pedang terhunus ia siap menghadapi serangan, Pek Yun Hui loncat secepat kilat melewati Co Hiong sambil mengirim jotosan ke lengannya Co Hiong yang memegang pedang, Co Hiong mengegos sambil menyeret Liong Giok Pin sehingga wanita itu berada diantara ia dan Pek Yun Hui. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Baru saja Pek Yun Hui hendak menyerang lawannya dengan menggunakan ilmu Tian Kong Cit atau Jari sakti menusuk baja, ia dapat melihat Bee Kun Bu yang sudah hampir dikubur dengan batu-batu kolar ia terkejut ia lupakan lawannya dan dengan sekali menyapu dengan kakinya, ia berhasil membubarkan semua batu-batu kolar yang hampir menutupi seluruh tubuhnya Bee Kun Bu. ia terkam dan peluk Bee Kun Bu dengan perasaan yang terharu, Pek Yun Hui melompat secepat kilat melewati Co Hiong sambil mengirimkan jotosan ke lengan pemuda itu. Lie Ceng Loan juga mengejar, dan ketika sudah datang dekat, ia iihat Pek Yun Hui sedang memeluki Bu Kokonya, ia pun terperanjat Kesempatan itu digunakan oleh Co Hiong untuk lari sambil membetot Liong Giok Pin. Kemudian Pek Yun Hui merebahkan Bee Kun Bu di tanah dan memeriksa denyutan jantungnya, Sejenak kemudian ia menjadi pucat, dan air matanya mengucur Semenjak Lie Ceng Loan melihat Bee Kun Bu dalam keadaan pingsan, ia telah tertegun dan diam seperti patung tak dapat bergerak atau bicara, matanya mem-belalak mengawasi Pek Yun Hui yang sedang berdaya menolong Bu Kokonya, ia yakin bahwa Pek Yun Hui tentu akan menolong Bu Kokonya, tetapi ia menjadi cemas ketika menampak Pek Yun Hui mengucurkan air mata nya. "Pek Cici, mengapa kau menangis? Apakah Bu Koko lukanya parah?" Tanyanya cemas, Pek Yun Hui menarik napas dan menjawab. "Dia tidak hanya luka parah, tetapi setelah luka, dia telah dianiaya oleh jahanam itu. Aku khawatir dia sukar ditolong!" Lie Ceng Loan menjerit. "Ha! Apakah dia tak dapat ditolong!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Sekarang sukar dipastikan," Jawab Pek Yun Hui. "Kita cari suatu tempat yang tenang dan berusaha menolong dia." Lie Ceng Loan tak tahan untuk tidak menangis, dengan hati hancur ia berkata. "Jika dia betul-betul tidak dapat ditolong, akupun tidak ingin hidup lagi." Dengan perasaan simpati, Pek Yun Hui menghibur "Loan Moai, jika dia meninggal dunia, mengapa kau tidak ingin hidup?" Lie Ceng Loan seka air matanya. "Sebab jika dia mati, aku tidak dapat melihat dia lagi, dan aku tentu terus menerus memikir dia sehingga aku tak dapat berlatih atau belajar silat, dunia menjadi hampa bagiku, Hidup demikian apa gunanya?" Ia berhenti sejenak dan berbalik menanyai "Pek Cici, jika Bu Koko mati, bagaimanakah perasaan Cici?" Pek Yun Hui menghela napas. "Jika dia betul-betul mati, akupun bersedih hatL." Jawabnya. "Dan apakah kau masih ingin hidup tanpa dia?" Mendesak Lie Ceng Loan, Pek Yun Hui terperanjat ditanya demikian tapi ia segera menjawab. "Aku harus hidup untuk membikin pembalasan untuknya dan aku akan mencari tempat yang indah untuk mengubur dia!" "Pek Cici, kata-katamu betuI, Kita harus mencari tempat yang indah untuk mengubur dia agar burung-burung dapat bernyanyi untuknya dan bunga-bunga harum terhembus angin mengharumi suasana di kuburannya.... Tetapi jika dia sudah mati, kita tak dapat melihat dan mendengar dia lagi." Pek Yun Hui tersenyum, lalu menggendong Bee Kun Bu ke suatu tempat untuk menolongnya, sedangkan Lie Ceng Loan mengikuti di belakangnya, Tiba-tiba terdengar suara bangau putihnya Pek Yun Hui berbunyi, dan segera terlihat bangau itu terbang turun menghampiri majikannya. Pek Yun Hui tidak menegur KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ bangaunya, dan bangau itu rupanya mengerti bahwa majikannya sedang bersedih hati, dan ia pun terbang perlahan-lahan mengikuti majikannya dari belakang, Setelah mereka melalui beberapa lembah gunung, mereka tiba di suatu lembah yang sunyi. Pek Yun Hui letakkan Bee Kun Bu di atas rumput, dan sambil bersiul ia memberi isyarat kepada bangaunya, Bangau itu mengerti kehendak majikannya, dia pentang kedua sayapnya dan terbang tinggi berputaran di atas mereka seolah-olah mengintai lembah itu. Lembah itu dilingkari di tiga sisi oleh gunung-gunung dan suasana di tempat itu sunyi senyap, Lalu sambil mengawasi Lie Ceng Loan, Pek Yun Hui berkata. "Loan Moi, untuk menolong Bu Kokomu, aku terpaksa melakukan cara pengobatan yang agak ganjil, Aku minta kau jangan heran atau kaget." "Untuk menolong Bu Koko, aku rela berbuat apa-pun!" Jawab Lie Ceng Loan dengan sungguh-sungguh. Lalu Pek Yun Hui peluk Bee Kun Bu, dan dengan perlahan-lahan ia menggunakan tenaga dalamnya meletakkan Bee Kun Bu lagi di atas rumput, ia tundukkan kepalanya, dan ketika bibirnya hampir menyentuh bibirnya Bee Kun Bu, mukanya menjadi merah karena ia merasa canggung, Tibatiba ia angkat kepalanya lagi. "Pek Cici, apakah kau malu aku melihati? Baiklah, aku balik badan," Kata Lie Ceng Loan, Tidak! Loan Moi! Aku ingin bicara padamu!" Kata Pek Yun Hui. "Kau orang-orang wanita tidak harus berpelukan dengan orang laki-laki. Aku sebetulnya ingin meniup mulutnya membantu dia bernapas, dan aku harus menempelkan bibirku kepada bibirnya, perbuatan itu aku malu lakukan, Tetapi hanya dengan jalan itu yang aku dapat lakukan untuk menolong jiwanya." Lie Ceng Loan nampak wajahnya Bee Kun Bu sudah pucat sekali Air matanya mengucur lagi, dan dengan meratap ia KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ berkata. "Pek Cici, jika Bu Koko mati, aku harus mati juga, Pek Cici... lolongan dia... aku tak dapat hidup tanpa dia.,,." Seperti seorang ibu Pek Yun Hui menghibur "Aku ingin menolong, Tadi aku hanya merasa canggung...." "Bu Koko baik sekali. Jika kau menolong dia, dia pasti sangat berterima kasih. Jika ia sudah sembuh, kita bertiga dapat bermain dan pesiar," Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Kata Lie Ceng Loan, Pek Yun Hui mengawasi wajahnya Bee Kun Bu, ia mengertak gigi, lalu dengan tahan ia menempelkan bibirnya kepada bibirnya Bee Kun Bu. Dengan lidahnya ia buka giginya Bee Kun Bu yang terkancing, lalu dengan tenaga Tian Kong Ki Lit atau tenaga dalam ajaib ia mengemposkan hawa yang hangat ke dalam tubuhnya Bee Kun Bu. Sejenak kemudian Bee Kun Bu siuman, dan perlahanlahan ia membuka kedua matanya, Ketika ia mengetahui bahwa ia sedang dipeluk dan dicium oleh Pek Yun Hui, ia mulai meronta-ronta melepaskan diri dari pelukan itu. Tetapi sia-sia, karena ia tak bertenaga. Pek Yun Hui memeluk lebih erat lagi, dan dengan malumalu ia berkata. "Seluruh tenaga dalammu telah hilang karena telah dianiaya oleh seorang yang kejam, Ayo lekas-lekas rebah kembali, jangan bicara, jangan bergerak, Aku hendak membebaskan jalan-jalan darahmu dan memijat urat-urat nadimu." Dengan pandangan berterima kasih, Bee Kun Bu menuruti perintah penolongnya, dan pada ketika itu ia pun telah melihat Lie Ceng Loan, ia tersenyum sebelum ia memejamkan matanya dan rebah kembali. Lie Ceng Loan menghampiri dan sambil berlutut di samping tubuhnya Bee Kun Bu ia menghibur "Bu Koko, tenanglah! Pek Cici sedang berusaha menolong jiwamu!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pek Yun Hui tidak membuang-buang waktu, ia berusaha membebaskan semua jalan-jalan darahnya dan memijat uraturat nadinya dengan ilmu Tian Kong Cit Kong atau ilmu jari sakti, Seluruh tubuhnya basah kuyup dengan keringat dan ia baru berhenti setelah lewat setengah jam. Bee Kun Bu segera dapat bangun, dan sambil duduk di atas rumput ia mengawasi Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan. ia memperhatikan juga bahwa Pek Yun Hui sangat letih, Lie Ceng Loan menyekai keringatnya Pek Yun Hui dengan sapu tangannya seolah-olah seorang adik terhadap kakaknya, Mereka mirip sekali saudara sekandung cantik, ramah dan baik hati. Bee Kun Bu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa Pek Yun Hui telah dapat menolong ia dan juga Susioknya, ia tersenyum mengingat peristiwa-pe-ristiwa yang lampau. Lie Ceng Loan menegur "Bu Koko, apa yang kau tertawai?" Bee Kun Bu tidak menjawabnya, ia bangun dan jalan perlahan-lahan ke depan, Lie Ceng Loan mengejar dan berseru. "Bu Koko! Apakah kau tidak mengenali aku dan Pek Cici?" Ia loncat dan berdiri di depannya sambil berkata dengan sedih hati. "Bu Koko, mengapa Koko tidak memperhatikan aku!" Bee Kun Bu mengawasi dengan terharu, tetapi ia terus jalan ke depan, Lie Ceng Loan mengejar dan merangkulnya seperti seorang anak yang manja sambil memohon. "Bu Koko, aku selalu memikiri kau, tetapi kau sekarang tidak memperdulikan aku lagL." Dan ia menangis tersedu-sedu, Pek Yun Hui menghela napas dan berkata. "Loan Moi, jangan menangis. Dia bukannya tidak memperhatikan kau, ia sudah hilang ingatan!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan terkejut dan berseru. "Ha! Bu Koko hilang ingatan? Aku tak pereaya, aku tak pereaya!" Pek Yun Hui mengangguk dan berkata lagi. "Aku tidak dusta, Dia telah dianiaya oleh orang yang kejam, urat syaratnya telah terganggu Aku telah berhasil menolong jiwanya, Kita harus mencari tempat yang sunyi, tenang dan sentosa untuk dia beristirahat Kemudian aku akan berusaha memulihkan ingatannya lagi." Bee Kun Bu hanya memerlukan istirahat untuk memulihkan pikirannya yang kalut setelah dianiaya oleh Co Hiong yang kejam itu. ia mengenali Lie Ceng Loan dan Pek Yun Hui, akan tetapi agak sukar baginya menyatakan perasaannya dalam keadaan seperti itu. Lalu Pek Yun Hui menepuk suatu jalan darahnya Bee Kun Bu sambil menyuruh Lie Ceng Loan menahan tubuhnya Bee Kun Bu yang mau jatuh, ia berbisik. "Loan Moi, gendonglah ia, dan kita mencari tempat yang tenang dan sentosa untuk dia beristirahat Mereka berjalan mencari tempat yang dimaksudkan Bee Kun Bu yang setelah ditepuk satu jalan darahnya telah menjadi tak berdaya seperti seorang bayi. ia digendong oleh Lie Ceng Loan dan Pek Yun Hui membantu di belakang, Mereka berjalan terus, dan entah sudah berapa jauh mereka telah jalan ketika mereka berhadapan dengan suatu puncak yang tinggi dan di-selubungi salju, Tiba-tiba Lie Ceng Loan berhenti dan berkata. "Pek Cici, kita berhenti dulu, Coba lihat! Mata-hari segera akan terbenam, sinarnya yang memancar di atas salju yang putih indah sekali kelihatannya, Aku gembira karena Pek Cici telah menolong jiwanya Bu Koko, dan aku yakin bahwa Cici dapat menyembuhkan pula urat syarafnya!" Pek Yun Hui hanya tersenyum sebetulnya sambil jalan ia sedang memikir tentang cara untuk memulihkan urat syaratnya Bee Kun Bu itu yang sebegitu jauh belum berhasil KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Melihat Pek Yun Hui tidak menjawab, Lie Ceng Loan menanya lagi. "Pek Cici, aku mempunyai satu permintaan. Apakah Cici dapat kabulkan?" "Permintaan apa?" Tanya Pek Yun Hui sambil tersenyum "Asalkan yang aku dapat lakukan, aku pasti akan mengabulkan permintaanmu." "Jika Bu Koko tidak dapat hidup, kau akan membangun suatu kuburan yang indah untuk dia, bukan?" Kata Lie Ceng Loan, Pek Yun Hui mengangguk "Bukan saja aku akan membangun kuburan yang indah untuknya, bahkan mengejar orang yang telah menganiaya padanya, dan akan bunuh musuhnya itu." "Aku minta kau bangun kuburan itu lebih besar supaya aku selamanya dapat tinggal bersama-sama Bu Koko." Pek Yun Hui terperanjat "Apakah kau ingin dikubur hiduphidup bersama dia?" Lie Ceng Loan mengangguk "Loan Moi, kau jangan melamun. Ayo, jalan terus! Hari akan lekas menjadi gelap, kita harus lekas-Iekas mencari tempat untuk meneduh!" Lalu ia betot Lie Ceng Loan berjalan terus, Setelah mereka melalui lagi beberapa sisi gunung, hari sudah menjadi petang, Dengan kedua matanya yang tajam Pek Yun Hui coba melihat ke sekitarnya, ia dapat melihat beberapa rumah di kaki gunung di sebelah utara, Lalu dengan ilmu Cian Po Hoat Su (langkah seribu) Pek Yun Hui betot Lie Ceng Loan yang menggendong Bee Kun Bu lari menuju ke sekelompok rumah-rumah itu. Mereka menuju ke satu rumah gubuk yang dibangun menempel di lereng gunung, -ooo0ooo- KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Rumah gubuk itu dibangun sangat rapih dan besar Ruang tengah dengan delapan kamar besar letaknya merupakan segi tiga, Seluruh kompleks dilingkari pagar bambu, dan pohon - pohon Liu tumbuh dengan suburnya di dalam pekarangan Pintu pagar terbuka separoh, dan mereka dapat melihat cahaya dari sinar lampu di dalam ruang tengah, sedangkan suasana gelap gulita meliputi kamar-kamar lin. "Orang yang tinggal di tempat yang terpencil serupa ini tentunya bukan orang sembarangan," Pikir Pek Yun Hui. Mungkin suara sayap bangaunya Pek Yun Hui menarik perhatian penghuni rumah gubuk itu, dan sejenak kemudian tampak keluar seorang pelajar yang usianya lebih kurang empat puluh tahun, mengenakan baju biru dan mengikat kepalanya dengan kain biru pula, Sambil tersenyum orang itu berjalan menghampiri Setelah mengawasi Pek Yun Hui, orang itu agaknya terkejut Setelah ia tenang kembali, ia mengawasi Lie Ceng Loan yang sedang menggendong Bee Kun Bu dan bangau yang masih terbang rendah di atas, Dengan tersenyum ia menanyai "Rupanya kedua tamu ini ingin mencari tempat penginapan?" Pek Yun Hui mengangkat kedua tangannya memberi hormat "Kami bertiga karena terlampau menikmati pemandangan alam telah kemalaman...." "Tetapi Siocia itu bukankah sedang menggendong orang yang terluka?" Tanya pelajar itu, Pek Yun Hui baru saja memikir akan jawabannya ketika Lie Ceng Loan telah mendahuluinya. "BetuL Bu Kokoku ini terluka parah...." Ia ingin meneruskan, tetapi dipotong Pek Yun Hui dengan kata-katanya. "Kami telah menemui musuh, dan Suheng kami ini telah terluka karena bertempur melawan musuh itu. Dan lukanya agak parah. Oieh karena itu kami tak dapat lekas-lekas keluar dari pegunungan ini." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sambil tersenyum pelajar itu berkata. "Jika kalian ingin menginap di sini untuk mengobati suhengmu yang terluka, aku rela menyediakan tempat Hanya di tempat yang terpencil ini, aku tak dapat menyediakan makanan atau minuman yang baik untuk para tamu." Ia mengangkat kedua tangannya memberi hormat pu!a. Melihat gaya dan sikapnya pelajar itu, Pek Yun Hui mengetahui bahwa pelajar itu memiliki ilmu silat yang tinggi Dan dari nada suaranya, ia pun mengetahui bahwa pelajar itu sudah berpengalaman di kalangan Kang-ouw. Terhadap orang yang demikian, ia harus waspada, karena Lie Ceng Loan yang masih hijau gampang tertipu. pelajar itu mempersilahkan mereka masuk ke dalam ruang. Lalu ia berkata. "Silahkan duduk, aku akan memasang lampu." Pek Yun Hui berbisik kepada Lie Ceng Loan setelah pelajar itu masuk ke dalam. "Loan Moi, meskipun orang ini bukannya orang jahat, akan tetapi kita harus waspada, dan janganlah coba menceritakan peristiwa yangsebenar-nya...." Ia belum habis bicara ketika pelajar itu keluar lagi dan berkata. "Maaf, kalian menunggu agak lama." Lalu dengan obor di tangan ia menyalakan lampu di atas meja, dan segera ruang itu menjadi terang, Terlihat oleh Pek Yun Hui bahwa di dalam ruang itu, di samping meja, ada empat kursi bambu dan satu tempat tidur dari kayu komplit dengan bantal dan kasur-nya. Lie Ceng Loan segera meletakkan Bee Kun Bu di atas tempat tidur tersebut, ia membuka sepatunya dan menutupinya dengan selimut. Rupanya pelajar itu telah membaui harum dari tubuhnya Pek Yun Hui ketika ia jalan melewat pelajar itu tersenyum dan menghampiri pembaringan . ia melihat dengan teliti keadaan Bee Kun Bu, lalu sambil geleng-geleng kepala ia berkata. "Suheng kalian ini lukanya KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ parah, Mungkin sukar diobat!" Ia mengawasi Li Ceng Loan, lalu Pek Yun Hui dengan wajah yang khidmat Pek Yun Hui yang cerdik dan cerdas menjadi terharu mendengar pelajar itu mengutarakan pendapatnya tentang lukanya Bee Kun Bu, dan tak tertahan air matanya mengucur, sedangkan Li Ceng Loan menjadi bengong, Sambil tersenyum pelajar itu kemudian berkata. "Suheng kalian meskipun parah lukanya, tetapi di kolong langit ini masih ada serupa obat yang dapat menyembuhkan dia. Hanya...." Ia berhenti dan tak meneruskan "Obat apakah?" Li Ceng Loan mendesaknya pelajar itu hanya mengawasi Li Ceng Loan dan Bee Kun Bu menjawab. "Apakah yang Tuan artikan itu buah Sie Can Ko dari kuil Toa Ciok Sie di pegunungan Cie Lian San?" Tanya Pek Yun Hui. pelajar itu tertawa agak lama, lalu katanya. "Obat hanya dapat menyembuhkan penyakit yang tak berba-haya, Suheng kalian ini rupanya sudah menderita sakit yang hebat sekali." Pek Yun Hui mendengar jawaban itu sangat menyinggung tetapi sambil menahan kedongkolannya ia berkata. "Meskipun lukanya suhengku parah, tetapi aku yakin masih dapat disembuhkan" Pelajar itu hanya tersenyum, lalu ia berlalu. Pek Yun Hui memeriksa lagi keadaan di dalam ruang itu, dan merasa bahwa ruang itu diliputi oleh suasana yang seram, tidak serupa tempat yang ditinggali oleh seorang pertapa, juga tidak menyerupai tempat persembunyiannya seorang penyamun, Gaya dan sikapnya pelajar itu membuktikan bahwa dia bukan jago silat pasaran, akan tetapi wajahnya sangat mencurigakan dan sukar ditebak, ia berusaha menyelami watak daripada pelajar itu, tetapi hampa, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kemudian ia berbisik kepada Lie Ceng Loan. "Keadaan di dalam rumah gubuk ini betul-betul sukar kita duga, Melihat perabotannya, aku dapat kesimpulan bahwa tempat ini tidak ditinggali oleh satu orang, Tetapi sehingga sekarang ini, kita belum dapat melihat orang lain, Dalam keadaan biasa, aku segera menyelidiki Tapi sekarang, karena Bu Koko menderita luka parah, aku tidak ingin menimbulkan kegaduhan Aku memperingatkan kau, segala makanan atau minuman dari sini kita jangan sembarangan makan atau minum. Kita tunggu sampai besok pagi untuk merundingkan tindakan yang kita harus tempuh." Semenjak Lie Ceng Loan kenal Pek Yun Hui, belum pernah ia tampak Pek Yun Hui demikian khawatirnya, ia mengangguk seraya berkata. "Aku turut pesan Cici." Lalu Pek Yun Hui meniup padam lampu di atas meja, dan bersama Lie Ceng Loan coba tidur di atas tempat tidur itu, Tiba-tiba, setelah mereka merebahkan diri lebih kurang seperempat jam lamanya, terdengar suara tindakan dan suara pelajar tadi yang berbisik. "PerIahan...M kata-kata seterusnya tidak terdengar Pek Yun Hui terkejut ia duduk, Lie Ceng Loan juga belum tidur, dan ia pun duduk, Baru saja ia hendak membuka mulut menanya, Pek Yun Hui membekap mulutnya dan berbisik. "Ada orang di luar jangan bicara, Kau jagai Bu Koko. Aku keluar menyelidiki Lie Ceng Loan mengangguk ia sediakan pedangnya dan memakai sepatunya, lalu duduk menjaga di pinggir tempat tidur, Sebelumnya pergi keluar Pek Yun Hui pesan Lie Ceng Loan lagi. "Loan Moi, meskipun pertempuran di luar hebat sekali, kau jangan keluar jika aku tidak memanggilnya." Lalu dengan hati-hati ia bertindak keluar melalui jendela. Tidak jauh dari jendela itu terdapat satu pohon cemara yang tua dan tingginya melampaui sepuluh depa, Dengan satu KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ enjotan Pek Yun Hui loncat dan berdiri di atas satu dahan dari pohon cemara itu. Dalam suasana yang gelap gulita ia dapat berdiri di atas tanpa terlihat ia dapat melihat pelajar itu tidak masuk ke dalam rumah gubuk, tetapi loncat ke arah satu pohon cemara yang besar, lalu loncat ke atas dahannya, Pek Yun Hui menaksir bahwa dahan pohon yang agak tinggi itu paling sedikit lima depa tingginya, akan tetapi pelajar itu dapat loncat dan berdiri di atasnya dengan mudah sekali, Untuk menghindarkan penglihatan pelajar itu, ia loncat naik ke dahan yang lebih tinggi, Baru saja ia berdiri di atas dahan tersebut, tiba-tiba ia mendengar dari sekelompok daun cemara yang agak lebat suara orang tertawa, dan ia tak dapat mengetahui siapakah orang yang tertawa itu karena berisiknya daun cemara yang tertiup angin, ia menunggu dan memasang kupingnya, tetapi untuk sementara waktu ia tidak mendengar apa-apa. ia tidak sabar lagi dan ingin turun, tiba-tiba ucapan yang ganjil memecahkan kesunyian malam itu, Suara yang mengejek itu mengancam. "Jangan sembarangan bergerak! Kau telah berada dalam bidikan panah api dan pasir beracunku, jangan lari! Aku mau menanya kau!" Orang itu mengancam sambil loncat ke atas satu dahan pohon cemara di mana Pek Yun Hui berada. -ooo0oooSouw Peng Hai menyerbu ke puncak Ngo Houw Leng Pek Yun Hui telah dapat melihat orang itu, sebetulnya ia ingin berikan labrakan, Tetapi ketika ia ingat bahwa Bee Kun Bu tak berdaya, dan keadaan di dalam rumah gubuk maupun di sekitarnya masih merupakan suatu teka-teki baginya, dan ia tidak tahu apakah pelajar itu seorang musuh atau kawan, ia batalkan maksudnya, ia pikir lebih baik menghadapi orang itu dengan sikap yang waspada, Maka ia berkata. "Kau KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sebetulnya siapakah? Jika kau ingin menanya, mengapa kau bersembunyi?" Pek Yun Hui masih saja melihat orang itu sembunyi diantara daun-daun cemara yang lebat, ia mendengar orang itu mengejek lagi. "Aku telah melihat cara kau meloncat ke atas pohon cemara ini, dan aku mengagumi kepandaian ilmu meringankan tubuhmu, Oleh karena itu, aku membikin pengecualian bagimu, Jika aku bermaksud jahat, kau sekarang sudah berada di akherat!" Ancaman itu betul-betuI membikin Pek Yun Hui gusar sekali, Tapi ia ingat lagi keadaannya Bee Kun Bu, dan ia takut menyinggung. Sambil menahan amarahnya ia menjawab. "Jika demikian, aku sekarang turun dan ingin menghadapi Lalu ia loncat ke arah di mana orang itu berada, Orang itu tidak bergerak atau coba menyerang, Pek Yun Hui loncat turun dan berdiri di atas satu dahan yang hanya tiga-empat kaki jauhnya dari dahan di mana orang itu berdiri ia singkap daun-daun yang lebat, dan alangkah setelah melihat Pek Yun HuI, orang yang jelek Ku menarik napas dan taruh kembali kantong pasir ke dalam satu kantong yang lebih besar dan dibuat dari kulit macan tutul. kagetnya ketika di depannya ia melihat seorang wanita tua yang bukan main jeleknya, Rambutnya yang putih terurai di atas kedua pundaknya, pakaiannya yang berwarna hijau sudah kotor dan dekil, kedua bibirnya yang tebal terbalik keluar, lubang hidungnya yang pesek kelihatan seperti hangus babi, kedua matanya ju!ing dan tanpa alis mata, kedua pipinya yang kempot masih terlihat nyata bekas bacokan senjata tajam. Tangan kanannya memegang satu kantong dari kulit menjangan yang berisi pasir beracun, dan tangan kirinya memegang satu anak panah yang panjangnya lebih kurang lima belas cun. Setelah melihat Pek Yuh Hui, orang yang jelek itu menarik napas dan taruh kembali kantong pasirnya ke dalam satu kantong yang lebih besar dan dibuat dari kulit macan tutul, dan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ anak panahnya ia masukkan ke dalam kantong kulit yang ia pancangkan di punggungnya. Pek Yun Hui memulihkan ketegangannya, lalu orang jelek itu menegur. "Kau diam duduk di atas dahan itu. Aku ingin menanya kau!" Pek Yun Hui turuti kehendaknya orang jelek itu dan duduk di atas dahan pohon menghadapi dia. Orang itu membuka sarung tangan dari kulit menjangan terlihat bahwa kedua tangannya putih dan licin, dan jari-jari tangannya panjang dan )ancip, berlainan sekali dengan mukanya yang jelek, ia mengawasi Pek Yun Hui sejenak, lalu menoleh ke arah rumah gubuk. Pek Yun Hui juga menoleh ke arah rumah gubuk, dan ia terkejut, karena dari tempat di mana mereka berada, mereka dapat melihat segala kejadian di dalam rumah gubuk itu. ia yakin bahwa ketika ia loncat keluar dari jendela dan meloncat ke atas pohon telah diketahui oleh orang jelek itu. Dengan menyengir si orang jelek itu berkata. "Se-telah melihat ilmu meringankan tubuhmu, aku segera mengetahui bahwa ilmu silatmu lihay sekali, Kau masih muda, tetapi telah memiliki ilmu silat yang demikian tingginya, aku sangat kagum. siapakah gurumu, Siocia?" Pek Yun Hui terkejut karena wanita itu segera mengenali bahwa ia seorang wanita meskipun ia menyamar sebagai seorang pria. ia tersenyum dan menjawabnya. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Orang lain tidak mudah mengetahui bahwa aku ini menyamar sebagai seorang laki-laki, tetapi kau segera tahu." "He! He! He!" Si jelek itu menyengir dan berkata. "Sebetulnya jika orang sedikit lebih teliti melihat gerakgerikmu, dan mendengar nada suaramu, orang segera dapat mengetahui bahwa kau seorang wanita, Mungkin orang yang baru keluar dari kandang ibunya tidak dapat membedakan Aku tak dapat diabui, dan juga kau tak dapat abui Ti Kian Su Seng (pelajar dengan pedang besi)." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Siapakah Ti Kian Su Seng itu?" Tanya Pek Yun Hui. "Ti Kian Su Seng?" Kata si jelek itu. "Adalah pemilik rumah gubuk itu yang telah mempersilahkan kalian menginap di rumahnya, Coba lihat betapa sopan dan ramah sikapnya. julukan Ti Kian Su Seng itu tepat betul baginya, karena bukan saja ilmu silatnya tinggi, tetapi ia pun telah banyak baca buku.... Pek Yun Hui mengangguk dan berkata. "Betul.!" Tetapi si jelek itu melotot dan membentak. "Apa betul? Kau jangan keliru, Kau lihat ia ramah dan sopan dan terpelajar dan kau kira dia orang yang baik hatinya, sebetulnya dia lebih busuk dan jahat daripada segala orang yang kau pernah kenal, karena dengan pengetahuan dari buku-buku, ia menjadi seorang yang pintar... dan busuk, dan akal tipunya beraneka macam...." Ia berludah menyatakan kebenciannya terhadap Ti Kian Su Seng. Pek Yun Hui hanya berkecimpungan di kalangan Kangouw selama hampir dua tahun, dan jejaknya kebanyakan di daerah selatan, ia tidak mengetahui tentang dendam diantara Ti Kian Su Seng dan si jelek itu. Maka mendengar Ti Kian Su Seng dicaci maki oleh si jelek, tak dapat menyalakan apa-apa. "Peristiwa ini terjadi beberapa puluh tahun berselang," Si jelek melanjutkan "Ketika Ti Kian Su Seng sedang terkenalnya di kalangan Kang-ouw, kau mungkin masih bayi!" Ia menengadah ke atas dan menarik napas panjang. Untung bagi Pek Yun Hui yang telah menjumpai si jelek itu, karena tadinya ia masih ragu-ragu terhadap watak pelajar itu, ia pun mendapat tahu bahwa diantara Ti Kian Su Seng dan si jelek itu telah terbit perselisihan yang membikin mereka saling benci membenci ia yang selalu khawatirkan kesehatan dan keselamatannya Bee Kun Bu tadinya masih belum dapat lihat watak sejati dari pelajar itu. Dan sekarang ia menjadi ragu-ragu, apakah ia harus membantu si jelek melawan Ti Kian Su Seng atau sebaliknya KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ membantu Ti Kian Su Seng melawan si jelek. Untuk mengetahui lebih jelas ia mendesak. "Apa-kah angkatan tua panggil aku hanya untuk memberitahukan aku ini saja?" Ketika itu si jelek sedang mengenangkan peristiwaperistiwa yang lampau dan ia terkejut ketika ditanya lagi, ia meneruskan "Ti Kian Su Seng itu tampan rupanya, tetapi sangat jahat hatinya dia adalah satu iblis... aku ini telah menjadi korban di tangannya!" "Apakah kau bersembunyi di pohon ini hanya menanti kesempatan untuk membikin pembalasan?" Tanya Pek Yun Hui. Si jelek menjawab dengan tenang. "Jika aku ingin melakukan pembalasan hanya untuk membikin puas hati-ku, tidak perlu aku bersembunyi di atas pohon dan menderita kedinginan!" "Untuk apa kau bersembunyi?" Mendesak Pek Yun Hui. Si jelek tidak menjawab, sebaliknya ia balas menanya. "Apakah kau sudi membantu aku atau tidak?" Pek Yun Hui mengerutkan kening sejenak, lalu ia berkata. "Aku harus mengetahui dulu pokok soalnya!" Dengan nada yang agak keras si jelek memulai kisahnya. "Di dekat puncak Ngo Houw Leng (Harimau Mendekam) ini ada terpendam dua mustika, sebab itu membikin Ti Kian Su Seng membangun rumah dan tinggal berdiam di sini dengan maksud menjagal kedua mustika itu. Dia telah tinggal di sini sudah lima belas tahun, dia bukannya sedang bertapa di sini." "Sebetulnya mustika apakah itu?" Tanya Pek Yun Hui. "Sehingga Ti Kian Su Seng rela tinggal berdiam selama lima belas tahun, dan angkatan tua rela tinggal menderita kedinginan dan keanginan di atas pohon?" Si jelek memikir sejenak, lalu berkata. "Kedua mustika itu sangat berharga, Tetapi hanya sedikit orang yang mengetahuinya. Jika kau suka membantu aku, aku akan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menjelaskan kepadamu, Jika kau tidak mau membantu aku, akupun tidak memaksanya." Pek Yun Hui menjadi semakin ingin mengetahui, ia mendesak. "Kau harus memberitahukan dulu sebetulnya merupakan benda apa mustika itu, barulah aku dapat mempertimbangkan sebelum aku mengambil keputusan." Si jelek tertawa dan berkata. "Hm! Aku hanya me-nanya apakah kau suka membantu atau tidak. Aku Sam Sou Lo Shi tidak perlu menerima syarat!" Keris Maut Karya Kho Ping Hoo Keris Pusaka Dan Kuda Iblis Karya Kho Ping Hoo Nona Berbaju Hijau Karya Kho Ping Hoo