Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 26


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 26


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   Pek Yun Hui jug tersinggung, ia berkata.   "Kau jangan minta bantuanku, dan kau yang berkeras kepala, Sudahlah, sampai di sini saja!"   Lalu ia berbalik dan loncat ke atas dahan laiiL Tiba-tiba terdengar suara orang tertawa gelak-gelak yang rupanya datang dari rumah gubuk.   Pek Yun Hui terkejut, dan ia segera ingat kata-katanya Sam Sou Lo Shi (si jelek) yang mengatakan bahwa Ti Kian Su Seng itu adalah seorang yang jahat, dan ia khawatirkan keselamatannya Bee Kun Bu yang terluka parah dan Lie Ceng Loan yang masih hijau.   Keringat dingin mengucur keluar di seluruh tubuhnya, Lalu secepat kilat dengan ilmu Sian Hok Yu Cui atau Bangau Sakti Bermain di Dalam Air, dari dahan yang tujuh-delapan depa tingginya itu ia terjun ke bawah untuk lari ke rumah gubuk, Seperti seekor menjangan ia loncat masuk ke dalam rumah melalui jendela tadi.   Lampu di atas meja memancarkan sinar di dalam kamar itu, segala sesuatu terlihat nyata, ia hanya melihat Ti Kian Su Seng berdiri di dekat meja sambil tersenyum dan obor di tangannya belum padam Tetapi di atas pembaringan yang sudah kusut itu ia tidak tampak lagi Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan.   "Siocia sangat gesit, Aku ingin mengetahui siapakah guru Siocia,"   Kata Ti Kian Su Seng, tenang,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui yang menjadi gelisah karena lenyapnya Bee Kun Bu berbalik menanyai "Apakah kau yang dipanggil Ti Kian Su Seng?"   Si pelajar itu terperanjat tetapi ia segera menjawab nya.   "Betul, Tetapi kau siapa?"   "Kau tak usah menanya aku siapa Suheng dan Sumoyku di mana?"   Lalu ia kerahkan tenaga dalamnya, siap menyerang, Ti Kian Su Seng sambil tertawa gelak-gelak berkata.   "Mereka untuk sementara waktu dikirim ke tempat yang aman, dan kau tak usah khawatir mereka, Aku Si Tian Houw tidak akan mencelakai orang yang luka parah atau satu gadis yang muda belia. Jika kau tidak pereaya, aku dapat antar kau untuk tengok merekah Pek Yun Hui setelah mendengar kata-kata yang sungguhsungguh itu menjadi curiga akan penuturannya Sam Sou Lo Shi tentang Si Tian Houw alias Ti Kian Su Seng ini. Si Tian Houw melihat bahwa Pek Yun Hui tidak pereaya omongannya, ia berkata setelah menarik napas.   "Jika aku mengetahui bahwa malam ini akan terjadi urusan, aku tentu tidak memperkenankan kalian menginap di sini, Aku mempunyai satu saudara angkat yang baru turun dari gunung, Menurut saudara angkatku itu, beberapa musuh besar kami telah mengetahui tempat persembunyian kami, mereka telah mengambil keputusan akan datang menyerang. Jika malam ini mereka tidak datang, mereka pasti datang besok, dan pertempuran hebat tak dapat dihindarkan lagi, suhengmu terluka parah, dia tak dapat menghadapi musuhmusuh kami yang ilmu silatnya sangat tinggi itu. Diantara mereka terdapat seorang yang kejam sekali. Mereka menggunakan senjata rahasianya yang beracun. Demi keselamatan Suheng dan Sumoymu, aku terpaksa    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   memindahkan mereka ke suatu tempat yang aman. Dan aku yakin Siocia dapat mengerti."   Penjelasan yang masuk di akal itu membikin Pek Yun Hui mundur maju, Apakah ia harus pereaya atau tidak? Jika ia tadi tidak mendengar dari Sam Sou Lo Shi tentang kekejamannya Ti Kian Su Seng itu, ia tentu akan segara diajak ke tempat Suheng dan Sumoynya, Maka ia hanya berkata.   "Hm! Kau katakan musuh-musuh lama akan datang membikin pembalasan itu semuanya cerita bikinan Kau tinggal di puncak Ngo Houw Leng ini hanya karena ingin menjaga dua mustika...."   Si Tian Houw segera menjadi gusar ia membentak.   "Kau sebetulnya siapa? Lekas katakan!"   Sikap itu membuka matanya Pek Yun Hui. ia yakin bahwa kata-katanya Sam Sou Lo Shi itu tidak dusta.   "Kau tak perlu mengetahui namaku...."   Belum lagi ucapannya selesai, tibatiba terdengar suara siulan yang panjang mendatangi.   Hembusan anginnya terasa sehingga api lampu tergoyanggoyang, Sekejap mata saja di dalam kamar itu muncul seorang tua berjubah abu-abu.   Pek Yun Hui menjadi gusar, dan ia membentak.   "Hm! Kamu semuanya ada berapa orang, Ayo, semuanya ke-luar!"   Ti Kian Su Seng meniup padam lampu dan kamar itu menjadi gelap gulita.   Pek Yun Hui khawatir Ti Kian Su Seng kabur dalam keadaan yang gelap gulita itu.   ia kirim tinju kirinya ke depan.   Baru saja tinju itu dilancarkan tiba-tiba terdengar suara benda membentur jendela.   itulah suara Ti Kian Su Seng yang loncat keluar, Ketika tinju kirinya Pek Yun Hui menjotos keluar, Ti Kian Su Seng mengegos dan mengirim senjata tajamnya yang juga dapat diegoskan oleh Pek Yun Hui, lalu ia loncat keluar jendela ketika Pek Yun Hui hendak menyerangnya lagi.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui juga meloncat keluar dan mengejar Segera benda-benda terbang berkilau-kilauan ke arah ia.   jika bukannya Pek Yun Hui, benda-benda itu pasti telah melukai mangsanya, Pek Yun Hui makin gemas, dan ternyata akan kekejamannya Ti Kian Su Seng itu yang menggunakan senjata rahasianya untuk lekas-lekas membinasakan lawannya, Setelah nyaris dari senjata beracun yang berhenti mengejar ia pungut satu benda itu yang ternyata adalah jarum-jarum besi yang beracun, Ketika ia mendongak Iagi, ia lihat tiga orang yang bertubuh tinggi besar dan bersenjata datang menghampiri Ti Kian Su Seng dan orang tua berjubah abu-abu tidak bersenjata.   Mereka berdiri di tempat gelap menonton ketiga orang yang bersenjata datang menghampiri Pek Yun Hui, Ketiga orang itu semuanya sudah berusia di atas empat puluh tahun, Di dalam keadaan gelap gulita itu senjata mereka masih terlihat berkilau-kilau, Pek Yun Hui berpikir "Semua orang ini sebetulnya menghendaki apa? Dan mereka begitu sabar memandang aku, tetapi aku tidak sabar lagi melihat sikap mereka yang kurang ajar itu."   Sekonyong-konyong ia loncat dan menerkam Ti Kian Su Seng.   Terkaman itu dilakukan secepat kilat, dan dalam sekejapan saja ia sudah berada di samping lawannya, Tetapi Ti Kian Su Seng bukannya lawan yang remeh.   ia masih dapat mengegos, dan dengan jurus Tui Po Cu Lan atau Mendorong ombak mendobrak perahu ia dapat mencegah terkaman lawannya.   "Hei! Berhenti menyerang aku!"   Seru Ti Kian Su Seng, Tunggu aku menggempur musuhku di depan ini, nanti aku bawa kau menemui Suheng dan Sumoymu!"   "Jika kau ingin mengantarkan aku, antarlah sekarang. Aku tak pereaya omonganmu!"   Lalu kedua tinjunya dikirim lagi ke dada dan kepala lawannya,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   serangan dua tinju itu hebat bukan main, Ti Kian Su Seng telah mengetahui bahwa ilmu silat lawannya tinggi sekali Tetapi ia tidak menduga bahwa lawannya itu memiliki ilmu Thian Kong Kie Kong (tenaga dalam ajaib), Untuk menyelamatkan jiwanya, ia terpaksa loncat mundur tujuh langkah, Pek Yun Hui mengejar dan dengan jurus Lang Pa Ciauw Ciok atau Ombak mendampar batu karang, ia mencegat mundurnya Ti Kian Su Seng, dan dengan jurus In Siauw Ngo Gak atau Awan menyelubungi lima puncak, tinju kanannya menggerayangi kepala lawannya.   Ti Kian Su Seng telah berkecimpungan di kalangan Kangouw beberapa puluh tahun, dan telah menjumpai banyak jagojago silat, tetapi ia belum pernah menjumpai lawan selihay Pek Yun Hui yang setiap serangannya cepat dan hebat sukar diegosi, ia terpaksa menangkis serangan-serangan itu.   Si orang tua berjubah abu-abu mula-mula tidak memandang Pek Yun Hui, tetapi setelah melihat bahwa Ti Kian Su Seng keteter, ia pun terkejut Ketika kawannya sedang diserang dengan jurus In Siauw Ngo Gak, ia loncat maju dan dengan kedua tinjunya ia menangkis serangan ilu.   Tangkisan itu ia lakukan dengan mengerahkan seluruh tenaganya, Ti Kian Su Seng juga telah menangkis dengan mengerahkan seluruh tenaganya.   Tetapi ketika itu Pek Yun Hui segera ingat bahwa jika ia bunuh mati Ti Kian Su Seng dengan jurus In Siauw Ngo Gak itu, ia tidak akan mengetahui dimana Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan ditawan, Pada saat itu ia tarik kembali tenaga Thian Kong Ki Leknya, dan lekas-lekas loncat ke pinggir Ketika itu tangkisan Ti Kian Su Seng dan tangkisan kedua tinjunya si orang tua berjubah abu-abu saling beradu, dan dua-duanya terpental dengan menderita sakit dan luka dalam, Kedua kawan yang saling beradu tinjunya merasa pusing kepala, kupingnya berdengung dan matanya berkunang-    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kunang, sedangkan Pek Yun Hui berdiri mengawasi tidak jauh dari mereka.   Pek Yun Hui pun insyaf bahwa kedua lawannya sedang menangkis serangannya dengan mengerahkan semua tenaga dalamnya, Dengan menggunakan ilmu To Im Kiam Yang atau Memimpin Tenaga Dalam dan Menyalurkan Tenaga Luar, ia berhasil membikin tinju-tinju lawan-lawannya beradu, dan ia sendiri melejit keluar menyelamatkan diri.   Ti Kian Su Seng kalah setingkat daripada si orang tua berjubah abu-abu, ia terpental satu depa lebih.   Lama ia tak dapat bangun.   Melihat kejadian itu ketiga orang tinggi besar itu menjadi terperanjat Mereka kira Pek Yun Hui adalah kawan Ti Kian Su Seng, Setelah melihat Pek Yun Hui loncat menerkam Ti Kian Su Seng dan si orang tua loncat menyerang Pek Yun Hui, mereka baru tahu bahwa Pek Yun Hui bukannya kawan dari musuhnya.   Mereka mengetahui bahwa Ti Kian Su Seng dan siorang tua berjubah abu-abu adalah jago-jago silat yang sangat dimalui di kalangan Kang-ouw, dan mengira bahwa betapa tingginya ilmu silat Pek Yun Hui, pemuda itu takkan dapat melawannya.   Oleh karena itu mereka sudah bermufakat, untuk membantu Pek Yun Hui jika perlu.   Bukan main herannya ketika mereka lihat dengan jurus To Im Kiat Yang, Pek Yun Hui dapat membikin kedua jago silat nomor wahid itu berkunang-kunang matanya, bahkan Ti Kian Su Seng seperti ikan emas dikeluarkan dari air sedang kelabakan dan mengap-mengap! Setelah orang itu yang di tengah dan bersenjata sepasang kaitan baja telah melihat bahwa Ti Kian Su Seng parah lukanya, ia berpikir "Jika kesempatan ini aku Icwatkan, aku harus menanti kapan lagi?"   Lalu ia pun menyerang Ti Kian Su Seng dengan ilmu jurus Siang Liong Cut Sui atau Dua naga keluar dari laut Kedua senjata kaitan bajanya menyerang berbareng    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ti Kian Su Seng yang berada dalam keadaan setengah mati itu hanya dapat menggulingkan diri menghindari serangan itu, sedangkan si orang tua berjubah abu-abu membentak.   "Hei, jahanam! Kau keji sekali! Menyerang lawan dalam keadaan demikian?"   Sambil menerjang menjambret senjata kaitan baja lawannya.   Pek Yun Hui yang berdiri tidak jauh dari Ti Kian Su Seng, setelah melihat senjata kaitan itu menyambar ke arah Ti Kian Su Seng, juga berusaha menolong dengan jurus Gie Sin Hoan Wi atau memindahkan arah dengan bayangan, Betut jurusjurus yang digunakan oleh si orang v tua berjubah abu-abu dan Pek Yun Hui dilancarkan secepat kilat, akan tetapi senjata kaitan baja itu pun dilancarkan cepat sekaIi.   Kelihatan nyata kaitan baja itu, segera menyabet atau menebas Ti Kian Su Seng, ketika satu sinar terang tiba-tiba terbang menyambar! Senjata rahasia itu terbang menyambar ke arah orang yang menyerang dengan kaitan baja, dan ketika dia insyaf dan hendak menangkisnya, senjata rahasia itu telah mengenai pundak kanannya, Segera senjata rahasia itu telah mengenai pundak kanannya, Segera senjata rahasia itu meledak dan mengeluarkan asap hijau dan membakar tubuhnya, Kaitan di kedua tangannya tergetar.   Kesempatan itu digunakan oleh Pek Yun Hui untuk menyodok lengan-lengan yang memegang kaitan baja dengan jari saktinya, sehingga terlepaslah kaitan baja ke tanah! Si orang tua berjubah abu-abu segera peluk Si Tian Houw alias Ti Kian Su Seng dan dibawanya menyingkir 8 kaki jauhnya.   ia melihat ke sekitarnya, ia menyaksikan bahwa orang yang menyerang Si Tian Houw tadi sedang bergulingguling di tanah berusaha memadamkan api hijau yang membakar pakaian dari tubuhnya! Tetapi makin dia bergu!inggulingan, makin ganas api itu membakarnya, Suara jeritan dari orang yang berguling-gulingan itu sangat memilukan hati, Senjata rahasia itu belum pernah disaksikan oleh mereka semua, Kedua kawan dari orang yang    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   menyerang tadi juga berdiri terpaku agak lama sebelumnya mereka berusaha menolong, Sekonyong-konyong terdengar suara orang mengejek.   "He! He! He! Kalian sekarang dapat menyaksikan dengan kepala mata sendiri betapa lihaynya senjata rahasiaku ini. Orang yang kena akan binasa terbakar oleh asap hijau atau dikubur hidup-hidup dengan pasir!"   Ketika itu korban senjata rahasia itu sudah hampir terbakar seluruh tubuhnya, ia menjerit-jerit kesakitan dan jeritannya memilukan hati! Ketika ia bergulingan dan menindih lagi kaitan bajanya, ia ambil kaitan itu dan gorok lehernya sendiri Darah segera menyembur dari tenggorokan nya, dan sejenak kemudian ia pun menarik napasnya yang penghabisan sebagai mayat yang hangus gosong! Kedua kawannya yang sebetulnya datang untuk membikin pembalasan setelah melihat kawannya mati konyol, mereka tidak sudi berdiam lebih lama lagi.   Mereka loncat dan berlalu.   Pada saat itu Ti Kian Su Seng rupanya sudah mulai sadar dari pusingnya, dan ia melihat si wanita yang jelek itu sedang menghampiri dirinya.   ia berseru dengan terperanjat sekali.   "Kau...!"   Si orang tua berjubah abu-abu sedang mengejar kedua musuhnya yang melarikan diri, ketika ia mendengar Si Tian Houw berseru, ia segera balik kembali, ia mendengar si jelek itu mengancam.   "Hm! Kau takkan menyangkanya bahwa aku ini masih hidup, Aku telah bunuh mati lawan mu itu karena aku kuatir kau dibunuh orang lain!"   Si Tian Houw mengerahkan tenaga dalamnya untuk memulihkan tenaganya, lalu ia menjawab.   "Jika kau tidak ingin aku dibunuh orang lain, kau tentu ingin membunuh aku?"   Pek Yun Hui berdiri di samping mereka menyaksikan pereakapan kedua musuh besar ilu. ia segera mengenali si jelek itu adalah Sam Sou Lo Shi yang ia jumpai di atas dahan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   pohon cemara, dan sehingga saat itu ia masih tak dapat mengerti siapakah diantara mereka itu yang sebetulnya jahat, tetapi ia tidak menghendaki Ti Kian Su Seng mati, karena akan menyukarkan ia untuk mencari Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan.   Oleh karenanya ia bersikap waspada untuk menjaga Ti Kian Su Seng diserang oleh Sam Sou Lo Shi.   Si orang tua berjubah abu-abu juga berdiri siap sedia memberikan pertolongan Sam Sou Lo Shi jalan menghampiri Ti Kian Su Seng, tetapi ia berhenti pada jarak empat kaki dari musuhnya itu.   ia menoleh melihat Pek Yun Hui, dan menanya.   "Apakah kau juga siap membantu dia?"   Pek Yun Hui menjawab dengan tenang.   "Pertikaian antara kalian berdua aku tidak sudi turut campur, bahkan tak sudi menanya, Tetapi aku hanya mohon kau untuk sekarang ini jangan mengganggu dia...."   Si jelek tidak menunggu Pek Yun Hui bicara habis, ia membentak dengan marah sekali.   "Kau betul-betul mulut besar! Aku akan membuktikan bahwa aku se-gera...."   Sambil membentak ia lekas-lekas ambil keluar satu panah beracun Pek Yun Hui tidak menunggu si jelek dapat mengeluarkan anak panahnya, Dengan jurus Tiauw Hoat Lam Hai atau Gelombang menyapu ke laut selatan, ia tahan tangan yang sedang mengeluarkan anak panah beracun dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya memijat lengan kanannya si wanita jelek itu dengan jurus "Cui Liu Hui Hong"   Atau Daun Pohon Liu Terhembus Angin.   Mendapat pijatan itu, Sam Sou Lo Shi merasa seluruh tubuhnya lumpuh, dan sukar bernapas, ia coba angkat tangannya tapi tak bertenaga lagi! Jurus-jurus yang dilancarkan oleh Pek Yun Hui itu cepat sekali, dan bagi orang yang tidak mengerti tentang ilmu silat, seolah-olah ia hanya membujuk si jelek jangan melakukan perbuatan keji itu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Si jelek menahan sakit kedua matanya melotot mengawasi Pek Yun Hui. Pek Yun Hui tersenyum dan berkata.   "Kau betul-betul bandel, dan masih bisa juga menahan sakit!"   Lalu ia tepuk punggungnya si wanita jelek itu.   Keringat segera keluar dari seluruh tubuhnya wanita jelek itu, dan hilanglah sakitnya.   Ti Kian Su Seng dan si orang tua berjubah abu-abu juga mengerti cara membebaskan totokan jalan darah, tetapi cara yang dilakukan oleh Pek Yun Hui membikin mereka tereengang, ilmu membebaskan totokan yang dilakukan oleh Pek Yun Hui sukar dipelajari Orang harus mengetahui betul letak luka luka atau jalan-jalan darah manakah yang telah tertutup sebelumnya menepuk punggung yang diliputi syaraf-syaraf yang dapat mendorong peredaran darah, Lagipula cara memijat lengannya Sam Sou Lo Shi itu luar biasa hebat nya.   Meskipun tubuhnya wanita jelek itu dibuat dari besi atau baja, ia tak dapat menahan sakitnya, dan segera terlihat air matanya mengucur keluar seolah-olah minta dikasihani dan ditolong.   Ti Kian Su Seng dan si orang tua berjubah abu-abu hendak berlalu menyingkir Tetapi Pek Yun Hui sudah dapat rampas anak panah beracun dari Sam Sou Lo Shi dan memutar tubuhnya menghadapi kedua musuhnya si jelek itu, Lalu Pek Yun Hui berkata.   "Nah, sekarang kalian bertiga gempur aku, aku tidak takut!"   Lalu dengan kedua mata melotot ia menanya Ti Kian Su Seng.   "Hei! Di mana kau sembunyikan Suheng dan Sumoyku! Jika kau coba memperlambat waktu dan berdusta, jangan menyesal aku segera kirim kau ke akherat!"   Sam Sou Lo Shi yang sudah dibebaskan oleh Pek Yun Hui, setelah mengerahkan tenaga dalamnya, supaya hendak mengambil lagi satu anak panah beracun dari tabung panahnya,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui segera melihat bahwa mereka itu telah bertekad melawan pada nya.   Mereka sebaliknya mengagumi ilmu silat dan siasatnya Pek Yun Hui, pun merasa sedikit takut terhadap ia, tetapi dalam keadaan terdesak, mereka seperti juga tanpa bermufakat dulu, telah bertekad bersama-sama menggempur Pek Yun Hui.   Pek Yun Hui insyaf bahwa ia dapat dengan mudah membunuh mereka satu persatu jika mereka terpencar, tetapi melawan mereka bertiga yang ilmu silatnya terkenal nomor wahid, ia khawatir ia kehabisan tenaga, Lagi pula, yang terpenting ialah menolong Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, Jika ia bertindak sembrono, ia khawatir Suheng dan Sumoynya itu binasa, Dengan keadaan yang terpaksa itu, ia bersikap dan berlaku waspada.   Demikianlah keempatnya berdiri agak lama saling pandang memandang, dan tidak ada seorang yang berani menyerang lebih dulu, Tiba-tiba dari rumah gubuk terdengar suara orang tertawa, Tie Kiam Su Seng dan si orang tua berjubah abu-abu menjadi pucat setelah mendengar suara tertawa ladi, Berkali kali mereka ingin mundur dan kembali ke rumah gubuk, tetapi mereka membatalkan maksud itu karena khawatir diserang, Pek Yun Hui juga menjadi heran mendengar suara tertawa itu, karena ia yakin bahwa orang yang tertawa itu tentu memiliki tenaga dalam yang luar biasa sehingga tertawa itu terdengarnya nyaring dan muluk.   Dalam keadaan terdesak itu Ti Kian Su Seng mengangkat kedua tangannya memberi hormat kepada Pek Yun Hui, dan berkata dengan sikap memohon.   "Jika kau sudi membantu kami mengusir orang yang datang ke rumah gubuk kami itu, aku bukan saja mengembalikan Suheng dan Sumoymu, bahkan aku akan menghadiahkan satu mustika dari kedua mustika yang kami jaga selama lima belas tahun ini...."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Dengan tidak menunggu jawaban lagi, ia berbalik dan lari ke rumah gubuk.   ia segera diikuti oleh si orang tua berjubah abu-abu.   Pek Yun Hui menoleh ke arah rumah gubuk itu, dan dalam cuaca malam yang gelap, dengan kedua matanya yang tajam ia dapat melihat bahwa orang yang telah datang ke rumah gubuk itu bukan !ain daripada Souw Peng Hai, pemimpin dari partai silat Thian Liong, dan yang sangat ditakuti oleh Ti Kian Su Seng dan kawan nya.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Di belakang Souw Peng Hai juga terlihat empat orang yang berpakaian baju kuning dan bersepatu rum-put, mukanya seram, Pek Yun Hui dan Sam Sou Lo Shi pun jalan ke rumah gubuk itu.   Souw Peng Hai sambil mengusap-usap janggutnya yang panjang mengawasi Sam Sou Lo Shi, Ti Kian Su Seng dan si orang tua berjubah abu-abu.   ia mengejek.   "Kesempatan ini sukar terdapat! Sukar! Yang mana ingin menjumpai Giam Kun dulu? (Giam Kun = Raja Akherat). Ti Kian Su Seng mengerutkan keningnya dan menjawab dengan tabah.   "Souw Piauw Tou terkenal sebagai f jago silat nomor wahid di kolong langit Jago-jago silat di kalangan Kangouw semuanya menghormati kau. Jika Souw Piauw Tou berada di kalangan Kang-ouw, kami berdua tentu tidak ada tempat untuk berdiri Oleh karena itu, kami telah tinggal terpencil di dekat puncak Ngo Houw Leng ini melewati hari dengan tenang."   Souw Peng Hai tertawa dan berkata lagi.   "Kau pandai bicara! Kau terlampau pandai bicara. Jika di dekat puncak Ngo Houw Leng ini tidak ada Ban Lian Hwe Kwi (Kura sakti), aku tak sudi datang ke sini, Tetapi mungkin kau Si Tian Houw dan saudara angkatmu itu tak dapat terus menerus...."   Ia melihat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sam Sou Lo Shi, dan ia tertawa sambil mengejek.   "Ha! Ha! Maaf, aku mula-mula tidak mengenali kau. Apakah kau bukannya Pang Siu Wie alias Sam Sou Lo Shi yang pada tiga puluh tahun berselang menjagoi di daerah selatan dan juga di daerah utara?"   Sam Sou Lo Shi menjadi panas dan ia menjawab dengan suara yang keras.   "BetuI! Sekarang aku berada di sini untuk menyaksikan ilmu silatmu yang disohori sebagai yang nomor wahid di kolong langit!"   "Ha! Ha!"   Berkata Souw Peng Hai.   "Aku tidak menduga kita bisa berjumpa di sini, Tetapi mengapa kau juga berada di dekat puncak Ngo Houw Leng ini? Aku yakin Ban Lian Hwe Kwi (Kura sakti) tidak dapat memulihkan wajah yang cantik jelita dari Pang Siu Wie siocia pada tiga puluh tahun yang lalu Ha! Ha! Ha!"   Ejekan itu sangat menyinggung Pang Siu Wie, sebagaimana layaknya seorang wanita yang dicela kejelekannya, ia menahan marahnya, dan menanti kesempatan untuk melepaskan senjata rahasianya, karena ia yakin bahwa Souw Peng Hai itu bukannya lawan yang remeh, dan jika ia salah tindak, maka berakhirlah riwayat nya.   Lagi pula ia yakin bahwa ia harus berlaku cerdik, dan membiarkan Souw Peng Hai bertempur melawan musuh-musuh yang lain dulu untuk kemudian menggempur padanya, bila dia sudah pulih.   Souw Peng Hai telah mengetahui bahwa Pang Siu Wie sangat benci Si Tian Houw karena laki-laki itu telah merusaki mukanya, dan ia yang cerdik juga mengharap agar kedua musuh besar itu bertempur dulu, Ti Kian Su Seng mengawasi Pang Siu Wie yang sedang berdiri gemetar menahan amarah nya, dan yakin bahwa wanita itu tak akan menggempur ia pada waktu itu.   Seperti juga satu batu besar terangkat dari dadanya dengan senyuman terpaksa ia berkata.   "Souw Piauw Tou mungkin salah paham tentang Ban Lian Hwe Kwi (Kura sakti) itu, dan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kedatangan Souw Piauw Tou ke sini aku khawatir adalah perjalanan yang hampa!"   Keempat orang yang bertubuh tinggi besar dan berbaju putih setelah mendengar kata-kata yang mengandung hinaan itu menjadi marah, mereka hendak me-nyerang, Pek Vun Hui menggempur empat penjagaan Si Tian Houw telah mengenali keempat orang itu yang terkenal di daerah tengah propinsi Sucoan sebagai "Em-pat iblis", Empat orang itu di zaman lampau pernah berbuat sewenang-wenang di propinsi Sucoan, Hupeh, Hunan dan Anhwei, Tiga partai silat Bu Tong, Ngo Bi dan Cengshia pernah mengirim jago-jago silatnya untuk mengepung mereka, tetapi tidak berhasil karena mereka sangat cerdiknya, yakin melawan bila ungkulan, dan lari atau bersembunyi jika merasa tak dapat melawan, Dengan ilmu silatnya yang tinggi, jago-jago silat dari ketiga partai silat tersebut tidak sedikit yang terluka dihajar mereka, Oleh karena itu ketiga partai silat itu pernah berapat merundingkan siasat untuk mengejar atau membunuh mereka, Bahkan beberapa jago-jago silat yang sudah mengundurkan diri pun telah muncul pula untuk membantu membasmi mereka, Setelah tiga bulan dilakukan penyelidikan dan pengintaian, beberapa jago-jago silat ketiga partai silat itu berhasil mengetahui jejak mereka, Pada suatu malam ketika keempat iblis itu berada di kota Bo Kee, mereka lantas dikurung, keesokan harinya ketika mereka keluar dari suatu rumah penginapan, mereka dikuntit dan dikepung di suatu tempat yang sunyi di luar kota.   Untuk menolong diri, mereka terpaksa melawan, dan bertempur dengan hebatnya, pertempuran berlangsung dari tengah hari sehingga senja, Dalam pertempuran itu mereka dihajar babak belur, akan tetapi mereka berhasil meloloskan diri, Di pihaknya ketiga partai silat itu pun tidak sedikit yang mendapat luka, selanjutnya mereka sukar dicari lagi, Mereka    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   muncul dan lenyap seperti setan, mereka tetap terkenal sebagai empat iblis yang sangat ditakuti oleh sebagian besar jago-jago silat di kalangan Kang-ouw.   Si Tian Houw alias Ti Kian Su Seng pernah menjumpai keempat iblis itu, ia mengetahui bahwa mereka tidak boleh dipandang rendah, Dengan sikap waspada ia menanya.   "Apa kalian ingin bertarung bersama-sama atau satu lawan satu?"   Empat iblis itu loncat maju dari belakangnya Souw Peng Hai dan mengambil kedudukan mengurung, Yang berdiri di sebelah kiri berkata.   "Kami bersama lawan kau seorang, Jika kalian sepuluh orang, kami tetap berempat maju bersama!"   "Baik! Kalian boleh maju segera melawan aku se-orang!"   Kata Si Tian Houw, sebetulnya caranya keempat iblis itu menyerang terkenal sebagai "Siasat empat penjagaan"   Karena mereka menyerang bersama-sama, dan cara pertempuran mereka itu telah mempereundangkan banyak jago-jago silat di kalangan Bu Lim.   Ketika itu Souw Peng Hai tidak memperhatikan gerakgeriknya keempat iblis itu, sebaliknya ia memperhatikan Pek Yun Hui.   ia tidak mengerti mengapa pemuda itu berada di dekat puncak Ngo Houw Leng.   Pikirnya.   "Pemuda ini tidak membantu Ti Kian Su Seng, dan kedatangannya ke sini tidak bermaksud mencari musuh-musuhnya. Aku yakin ia tak akan turut campur di dalam pertempuran kali ini."   Lalu ia gulung sebelah lengan bajunya dan terus mengawasi Pek Yun Hui. Ti Kian Su Seng menoleh ke arah si orang tua berjubah abu-abu dan berkata: Toako, tolong ambilkan senjataku!"   Lalu ia berbisik.   "Melihat keadaan sekarang, rupanya kita harus bertempur sampai ada yang binasa!"   Si orang tua berjubah abu-abu itu mengangguk lalu berbalik dan pergi, Souw Peng Hai tertawa gelak-gelak dan membenlak.   "Berhenti!"   Si orang tua tidak menghiraukannya, ia terus jalan,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tetapi segera ia merasa sambaran angin di be-lakangnya, dan ia jatuh tersungkur, ia lekas-lekas bangun, dan melihat seorang yang berusia lebih kurang lima puluh tahun, mengenakan baju hi(am, bersenjatakan martil yang memakai tali, Dia adalah Kiok Goan Hoat, pemimpin bendera hitam dari partai silat Thian Liong.   Kiok Goan Hoat mengangkat kedua tangannya memberi hor-mat, katanya mengejek.   "Ciu Heng, sudah dua puluh tahun kita tidak berjumpa, apakah kau baik?"   Si orang tua memandangnya sepintas.   "Hm! Aku kira siapa, Sudah dua puluh tahun kita tak berjumpa, dan ilmu silatmu tentu sudah banyak maju, jotosan yang kau kirim tadi betul-betul lihay sehingga aku jatuh tersungkur. Tetapi sebagai orang yang terkenal di kalangan Kang-ouw, sebetulnya tidak patut menyerang orang dari belakang Aku khawatir jika hal ini tersiar, tentu akan membikin kau malu! Hm! Menyerang lawan dari belakang!"   Katanya menyindir Kiok Goan Hoat menyengir dan berkata lagi.   "Ciu Heng terlampau memuji aku. jotosan aku tadi hanya dilancarkan dengan separuh tenaga, Jika aku gunakan sepenuh tenaga, mungkin Cui Heng sudah menjadi mayat!"   Si orang tua menjadi gusar.   "Belum tentu!"   Tetapi tiba-tiba ia merubah kata-katanya dengan suara ramah.   "Melihat keadaan malam ini, rupanya pertempuran dahsyat sukar dielakkan. Karena pemimpin partai silat Thian Liong telah datang, kami tentu tak dapat tidak meladeninya, Perkenankanlah aku pergi mengambil senjata dulu, dan kemudian aku minta kau mengajarkan aku beberapa jurus ilmu silat!"   Kiok Goan Hoat tertawa.   "Kau pandai bicara, Tetapi dalam hal ini aku tak dapat mengambil keputusan Jika kau perlu senjata, martilku ini dapat kupinjamkan!"   Si orang tua menjadi marah lagi, ia membentak.   "Aku yang sudah hidup berpuluh-pu!uh tahun belum pernah mendengar    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   seorang jago silat meminjamkan senjatanya kepada orang lain, Aku tak sudi pinjam!"   Lalu ia berdiri dengan mata melotot menunggu jawaban.   "Meskipun aku biarkan kau pergi ke rumah gubuk, tetapi maksudmu tak akan terkabul Peta tentang mustika itu mungkin sudah ada di dalam tangannya orang lain.,."   Kata Kiok Goan Hoat mengejek Si orang tua terkejut dan berseru.   "Ha! Benarkah.,.?!"   Kiok Goan Hoat terus mengejek.   "Aku tidak dusta, Ketika Ciu Heng sedang bicara dengan pemimpin partai silat kami, sudah ada orang masuk ke dalam kamar tidur kalian, mungkin dia mengambil peta berharga itu!"   "Perbuatan sangat keji!"   Bentak si orang tua, dibarengi dengan satu jotosan hebat Kiok Goan Hoat mengegoskan diri, lalu dengan kedua tinjunya ia membalas menyerang dengan jurus Siang Hong Koan Ji atau Dua hembusan angin men-dampar kuping, Si orang tua harus loncat mundur menghindari jotosan maut itu, lalu pertempuran hebat lantas terjadi antara kedua jago silat itu.   Setelah pertempuran berlangsung selama sepuluh jurus lebih dan masih juga tak ada yang kalah, si orang tua yang khawatir akan peta berharganya, sekonyong-konyong menjerit keras dan menyerang berturut-turut dengan tiga jotosan.   Ketiga jotosan itu dilancarkan dengan nekat sekali, Kiok Goan Hoat insyaf bahwa ia tak dapat menangkis jotosan-jotosan itu, ia loncat ke kiri lima kaki jauhnya Dengan kesempatan itu si orang tua loncat dan lari menuju ke rumah gubuk, Tapi Kiok Goan Hoat segera mengejarnya.   Si orang tua terus lari, setelah masuk ke dalam rumah gubuk ia terus masuk ke kamar tidurnya, Si orang tua menghampiri sehelai gambar burung bangau yang digantung di atas tembok sebelah barat Selagi ia singkap gambar itu, Kiok Goan Hoat pun telah menyusul masuk ke dalam kamar tidurnya itu!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Si orang tua segera loncat ke atas tempat tidurnya yang dibuat dari kayu dan segera mengambil pedangnya yang digantung di atas tembok dekat tempat tidur itu, ia pun mengambil satu pengayuh besi yang disandarkan di sisi pembaringannya, dengan kedua senjata itu ia menyerang dadanya Kiok Goan Hoat Martil bertali dari Kiok Goan Hoat tak dapat digunakan dengan leluasa di tempat yang sempit itu.   Terpaksa ia loncat keluar dari kamar tidur itu, Si orang tua mengejar, dan menyabet lawannya dengan pengayuh besinya.   Kiok Goan mengegos dan terhindarlah ia dari sabetan pengayuh besi itu.   "Ciu Heng! Apakah kau bersedia bertempur mati-matian melawan aku kali ini?"   Tetapi si orang tua tidak menjawab, ia terus menyerang dengan pengayuh besinya, Kiok Goan Hoat tidak menggunakan martilnya, hanya dengan kedua tangannya ia berusaha melawan sambil mundur agar dapat keluar dari tempat yang sempit itu.   pada saat itu keempat iblis telah mengurung dan menyerang Ti Kian Su Seng, tetapi mereka tidak menggunakan senjata, Mereka bertempur dengan tangan kosong! Sam Sou Lo Shi (Pang Siu Wie) dengan kantong pasir di tangan kanan dan anak panah beracun di tangan kiri hanya menonton pertempuran antara empat iblis di satu pihak dan Si Tian Houw di lain pihak.   Pek Yun Hui dengan wajah yang menunjukkan kecemasan nya juga menyaksikan pertempuran itu, dengan sebentarsebentar ia melihat keadaan di sekitarnya, Souw Peng Hai meskipun wajahnya nampaknya te-nang, akan tetapi ia pun sebentar-sebentar mengawasi keadaan di sekitarnya, sikapnya itu menunjukkan bahwa hatinya ge!isah.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Si orang tua dan Kiok Goan Hoat sudah berada di dalam pekarangan rumah gubuk, dan mereka bertarung lebih sengit lagi sehingga hembusan angin dari senjata-senjata yang menyabet, menyapu, mengemplang atau menyodok terdengar nyata sekali, Di dalam pekarangan itu Kiok Goan Hoat tidak mundur lagi, ia loloskan senjata martilnya yang memakai tali dari pinggangnya, dan mulai menyerang.   ia lakukan dengan tenaga dalamnya dan si orang tua terpaksa menjaga diri.   Di pihak keempat iblis dengan cara "Siasat empat penjagaan4 telah mulai melancarkan serangan-serangannya yang dahsyat, dan terlihatlah mereka loncat ke kiri atau ke kanan sambil mengirim jotosan-jotosannya kepada Si Tian Houw.   Si Tian Houw yang ilmu silatnya lebih tinggi daripada keempat iblis itu, mungkin dapat mengalahkan mereka dengan bertempur satu lawan satu, Akan tetapi dengan menghadapi mereka berempat, ia tak dapat bertahan lama, Maka setelah pertempuran berlangsung sepuluh jurus lebih, Si Tian Houw sudah menjadi keteter Si orang tua juga telah melihat bahwa saudara angkatnya itu mulai keteter, akan tetapi ia tak dapat menv bantunya, karena ia sendiripun sukar membebaskan diri dari seranganserangan martilnya Kiok Goan Hoat.   Da-lam keadaan gelisah itu, pengayuh besinya menjadi makin lambat gerakannya, Kesempatan ini digunakan oleh Kiok Goan Hoat untuk mendesaknya Harus diketahui bahwa dalam perkelahian di waktu lawan menjadi kendor adalah merupakan kesempatan yang baik sekali bagi si penyerang.   Kiok Goan Hoat yang terkenal dapat menghancurkan batu dengan tinjunya segera melancarkan serangannya, membuat si orang tua terus menerus terdesak mundur    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Di pihak lain, keempat iblis itu makin lama makin unggul, dan sudah tiga kali Si Tian Houw nyaris terpukul Sam Sou Lo Shi dan Pek Yun Hui juga sudah berkali-kali ingin membantu, tetapi mereka membatalkan maksudnya karena keadaan tak mengizinkan.   Sejenak kemudian, Si Tian Houw agaknya sudah tak dapat bertahan lagi, Sam Sou Lo Shi berkata kepada Pek Yun Hui.   "Jika dia terbunuh di tangan orang lain, aku kira tidak baik bagi kita!"   "Mengapa kau tidak keluar membantu?"   Pek Yun Hui balik menanya.   Sebetulnya Sam Sou Lo Shi bermaksud agar Pek Yun Hui yang keluar membantu nya, dan ia akan menggunakan senjata rahasianya membinasakan musuh, justru pada saat itu terlihat Si Tian Houw kena dipukul Jika ia tidak kuat, ia pasti sudah jatuh.   Sam Sou Lo Shi membentak.   "Tahan!"   Tapi ke empat iblis itu tidak gubris tegurannya, Mereka terus menyerang Si Tian Houw yang sudah sempoyongan dan berusaha mengegos dan berkelit.   Nampak Pang Siu Wie menjadi gusar sekali, tetapi ia belum juga gunakan pasir beracunnya, karena pasir beracun itu jika dilontarkan ke arah keempat iblis itu juga akan mengenai Si Tian Houw, dan orang yang telah kena pasir beracun itu pasti binasa dalam hanya satu jam.   Dalam rencananya membikin pembalasan terhadap Ti Kian Su Seng alias Si Tian Houw itu, ia telah tinggal bersembunyi selama dua puluh tahun, dan selama itu ia telah mengumpulkan ruparupa racun dan ditumbuknya menjadi halus seperti pasir, dan juga berhasil membuat anak panah beracun yang dapat membakar mati lawan-nya.   Dengan kedua macam senjata rahasia yang ampuh itu ia baru keluar dari tempat persembunyiannya untuk mencari musuhnya, Si Tian Houw, Tapi Si Tian Houw sudah lima belas    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tahun mengundurkan diri dari kalangan Bu Lim, ia berkelana ke sebelah utara maupun ke sebelah selatan dari sungai Yanciu untuk mencari Si Tian Houw.   Tiga tahun ia telah membuang waktu untuk mencari musuh besarnya itu, tetapi hampa, pada dewasa itu, partai silat Thian Liong sedang mementang sayapnya, dan nama pemimpinnya Souw Peng Hai sedang termashurnya.   ia menduga bahwa Si Tian Houw yang bermusuhan dengan keepat iblis orang-orangnya Souw Peng Hai tentu ditawan oleh keempat iblis itu, Lalu ia pun pergi ke markas besar partai Thian Liong di sebelah utara dari propinsi Kwiciu untuk menyelidiki Dengan kebetulan ia memperoleh kabar bahwa Souw Peng Hai juga ingin mencari Si Tian Houw yang sedang bersembunyi di puncak Ngo Houw Leng di pegunungan Ngo Bi San dan sedang menjagai dua mustika yaitu BAn Lian Hwe Kwi (Kura sakti) dan Sio Kim Toan Giok Po Kiam (Pedang sakti) yang dapat menebas emas dan batu Giok.   Setelah memperoleh kabar itu, ia berlalu dari propinsi Kwiciu dan menuju ke pegunungan Ngo Bi San, dan betul saja di dekat puncak Ngo Houw Leng ia melihat Ti Kian Su Seng alias Si Tian Houw dan saudara angkatnya Lam Tian It Tiauw (Burung elang dari selatan) alias Ciu Kong Liang telah membangun rumah gubuk di kaki puncak Ngo Houw Leng itu.   Dengan hati-hati ia bersembunyi di tempat gelap untuk mengintai gerak-geraik Ciu KOng Liang dan Si Tian Houw, dan setelah lewat setengah bulan ia mengetahui bahwa kedua orang itu memiliki ilmu silat yang tinggi, dan oleh karena itu ia harus bertindak lebih hati-hati lagi agar tidak meninggalkan bekas atau menimbulkan kecurigaan musuhnya itu.   Betul ada banyak kesempatan bagi ia menggunakan senjata rahasianya untuk membinasakan Si Tian Houw, akan tetapi ia pun ingin mendapati dua mustika itu.   Pada suatu malam, ketika angin meniup dengan hebatnya dan hujan turun sangat lebatnya, ia berhasil mendatangi    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   rumah gubuk musuhnya tanpa diketahui ia menghampiri jendela kamar tidur musuhnya, Ciu Kong Liang dan Si Tian Houw tidak menduga kalau ada orang diluar kamarnya sedang mengintai-intai mereka.   Terdengar Si Tian Houw tertawa dan berkata kepada Ciu Kong Liang.   "Ha! Ha! Ha! Kita berdua tinggal berdiam di kaki puncak Ngo Houw Leng sudah lima belas tahun |amanya...."   Ciu Kong Liang memotong perkataannya Si Tian Houw.   "Meskipun kita harus menunggu sampai dua puluh tahun, bagiku tidak menjadi soal, asal kita berhasil menangkap Ban Lian Hwe Kwi (Kura sakti) itu. Ya, aku tidak menyesal menunggu lama jika kura sakti itu tertangkap oleh kita...."   "Menurut penyelidikanku selama sepuluh tahun lebih ini, apa yang digambarkan dalam peta tidak keliru, dan dengan menuruti petunjuk-petunjuk di atas peta itu, kita mungkin akan dapat menangkap Ban Lian Hwe Kwi itu, Aku hanya khawatir kabar ini tersiar di kalangan Kang-ouw!"   Kata Si Tian Houw.   "Tapi."   Menanya Ciu Kong Liang.   "Apakah betul Ban Lian Hwe Kwi itu sakti?"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Ti Kian Su Seng tertawa gelak-gelak.   "Harap Toako jangan khawatir Bila kita berhasil menangkap Ban Lian Hwe kwi itu, tidak sampai sepuluh tahun, kita segera dapat menjagoi di kalangan Kang-ouw, mungkin juga di kolong langit!"   Sampai di sini, suaranya menjadi rendah, Pang Siu Wie yang berdiri di luar, karena gaduhnya hembusan angin dan jatuhnya air hujan, serta gemuruhnya guntur, sukar menangkap perkataan selanjutnya ia mendekati lagi, dan berhasil mendengar Ti Kian Su Seng yang berkata.   "... dulu, karena aku gemas, aku telah merusak mukanya Pang Siu Wie, dan perbuatan aku yang sembrono itu, aku tak bisa lupakan, dan aku sangat menyesal Jika kita berhasil menangkap Ban Lian Hwe Kwi itu, aku yakin aku dapat memulihkan mukanya menjadi cantik pula seperti sediakala, Tapi apakah Pang Siu Wie itu masih hidup.... Ai!"   Ia mengakhiri ucapannya dengan menarik napas panjang sekali.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pang Siu Wie tak terasa mengucurkan air matanya, dan ia berpikir "O! Dia masih ingat kepadaku...."   Ia menyeka air matanya, dan ia berseru seorang diri.   "Pang Siu Wie! Pang Siu Wie! Kau telah bersembunyi di pegunungan ini, dan telah menderita selama dua puluh tahun, bukankah karena ingin membalas dendam terhadap Si Tian Houw yang telah merusak kan mukamu?"   Ia raba mukanya, dan perasaan bencinya timbul lagi bertambah lipat kali, Seruan itu rupanya membikin kedua musuhnya di dalam kamar menjadi curiga, karena mereka segera bangun dari tempat duduknya, dan berdiri dengan memasang kuping, dan melihat di sekitar kamar Pang Siu Wie lalu loncat dan bersembunyi di belakang satu batu gunung yang besar Si Tian Houw dan Ciu Kong Liang segera keluar dan loncat naik ke atas atap rumah gubuknya, Dengan basah kuyup mereka kembali masuk ke dalam kamarnya setelah menyelidiki keadaan di sekitar rumah gubuk itu, Lalu Pang Siu Wie berlalu dari belakang batu yang besar itu, dan lari ke suatu tempat yang sepuluh lie jauhnya, Pengintaiannya itu telah membawa hasil bagi ia.   Meskipun ia belum memperoleh seluruh rahasia dari kedua orang itu, akan tetapi ia telah membuktikan bahwa Si Tian Houw dan Ciu Kong Liang tinggal berdiam di rumah gubuk itu yang terpencil semata-mata untuk menjagai dua mustika, dan ia lebih-Iebih tertarik akan Ban Lian Hwe Kwi itu yang dapat memulihkan mukanya menjadi cantik kembali Lalu ia bertekad dengan menggunakan Si Tian Houw dan Ciu Kong Liang mendapatkan Ban Lian Hwe Kwi duIu, dan kemudian membalas dendam terhadap Si Tian Houw.   ia betul-betul memiliki kesabaran Tiga hari ia tidak kembali lagi pada malam keempatnya, setelah lewat tengah malam, ia kembali mendatangi rumah gubuk itu, ia bersembunyi di atas satu cabang pohon cemara, tidak jauh dari rumah gubuk itu.   ia    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   pun telah membawa air dan makanan, karena ia bertekad mengintai gerak-gerik kedua orang itu, ia segera mengetahui bahwa tiap-tiap malam setelah lewat jam dua, Si Tian Houw dan Ciu Kong Liang keluar dari rumah gubuk untuk menyelidiki daerah di dekat rumah gubuknya, Pada hari ke tiga, Ciu Kong Liang pergi dan sudah tiga hari ia tidak kembali Pada malam ke empat, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan membawa Bee Kun Bu yang luka parah dan minta menginap di dalam rumah gubuk itu, dan pada malam itu juga Ciu Kong Liang kembali Kebetulan sekali pada malam itupun Souw Peng Hai membawa Kiok Goan Hoat dan empat iblis ke kaki puncak Ngo Houw Leng sehingga pertempuran yang dahsyat sukar dielakkan, Demikianlah, meskipun Pang Siu Wie sangat benci Ti Kian Su Seng, tetapi dalam keadaan yang mendesak ia terpaksa membantu, karena jika Ti Kian Su Seng binasa di dalam tangannya keempat iblis itu, maka harapan untuk ia memperoleh mustika Ban Lian Hwe Kwi itu pun akan musnah, Orang-orangnya partai silat Thian Liong lebih banyak dan lebih pandai Ditawan nya atau di!ukai-nya Si Tian Houw akan merugikan juga padanya, Dengan pertimbangan itu, ia terpaksa membantu Keempat iblis itu tidak gubris tegurannya Pang Siu Wie tidak menggunakan pasir beracunnya karena khawatir mengenai Si Tian Houw, ia menghadapi Souw Peng Hai dan berkata dengan suara mengancam.   "Jika kau tidak perintahkan orang-orangmu berhenti bertempur, kau harus merasai pasir dan anak panah beracunku!"   Souw Peng Hai melihat kantong dari kulit di pinggangnya Pang Siu Wie, ia menduganya pada pasir be-racun, tetapi dengan keyakinan bahwa ia memiliki ilmu silat yang tinggi ia    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tak gentar dengan gertakan wanita jelek itu, ia hanya memandang wanita jelek itu dengan sikap menantang.   Pang Siu Wie tidak dapat menahan kesabarannya lagi, Dengan tangan kirinya ia lepas anak panah be-racunnya, Baru saja Souw Peng Hai mengangkat toya besinya yang ujungnya berbentuk seekor naga untuk menang-kisnya, tibatiba ia insyaf bahwa senjata rahasia tersebut mengeluarkan sinar hijau di tempat yang gelap, ia terkejut, dan ia tidak menangkis senjata itu dengan toya besinya, tetapi ia mengegos, dan anak panah beracun itu terbang melewati tubuhnya dan terus terbang ke rumah gubuk, Setelah terdengar suara benda beradu, maka cahaya hijau segera menyala berkobar-kobar membakar rumah gubuk itu sehingga suasana di sekitar tempat itu menjadi terang benderang! Dengan kepala mata sendiri Souw Peng Hai menyaksikan keampuhan senjata rahasianya Pang Siu Wie, ia berpikir.   "Untung aku tidak menangkis serangan senjata rahasia itu dengan toya besiku! Wanita yang memiliki senjata rahasia yang sangat berbahaya itu jika masih hidup di dunia akan menerbitkan banyak bahaya dan membinasakan banyak korban!"   Ia kerahkan tenaga dalamnya siap sedia memukul mati wanita itu dengan satu serangan Setelah melepaskan anak panah beracun nya, Pang Siu Wie mengacungkan kantong pasir nya dan mengancam.   "Hei! Apakah masih ingin merasai pasirku ini?"   Souw Peng Hai tidak berani menyerang karena melihat wanita jelek siap sedia menyebar pasir beracunnya.   ia yakin bahwa pukulannya pasti membinasakan wanita jelek itu, dan juga membikin kantong pasir beracun itu terbang berhamburan empat iblis dan jago-jago silat lain-lainnya, justru pada saat Souw Peng Hai masih ragu-ragu, Si Tian Houw kena dijotos.   Meski Si Tian Houw tidak terjotos jatuh, akan tetapi ia sudah sempoyongan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui melihat bahwa jika Si Tian Houw kena terpukul lagi tentu akan terpukul mati, pikirnya jika orangorangnya partai Thian Liong menang, maka keadaan akan merugikan ia yang masih perlu dengan Si Tian Houw untuk mencari Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, Maka setelah ia bersikap ragu-ragu, akhirnya ia membentak.   "Hei! Empat iblis menang melawan satu orang, Kemenangan itu tidak dapat dihitung jempol!"   Bentakannya itu ia sertai dengan satu loncatan untuk mendesak mundur keempat iblis yang sedang menghajar Ti Kian Su Seng.   Pek Yun Hui telah memperhatikan cara pertempuran "Siasat empat penjagaan dari keempat iblis itu ketika melawan Si Tian Houw, Maka ketika ia loncat maju, belum lagi kedua kakinya menginjak tanah, kedua tinjunya sudah dilancarkan berbareng: tinju kiri menarik dan tinju kanan menyodok Secepat kilat ia meloncat ke atas satu depa lebih tingginya sehingga keempat iblis itu menangkis atau menyerang angin! Bahkan dua antaranya telah tertarik dan saling beradu.   Dari atas Pek Yun Hui menendang iblis satunya lagi dengan kaki kanannya, dan tinju kirinya menotok kepalanya iblis ke empat sebelumnya ia tiba lagi di atas tanah.   "Aduh! Aduh!"   Terdengar suara jeritan dari dua iblis yang kena tendangan dan totokan, Dan dengan demikian cara "Siasat empat penjagaan11 yang ampuh terhadap lawanlawan lain telah dibuat permainan oleh Pek Yun Hui.   sebetulnya "Siasat empat penjagaan dari keempat iblis itu dilakukan dengan berbareng di waktu menyerang atau menangkis, Tetapi karena dua dari mereka telah dibikin saling bertubrukan maka punahlah siasat yang ampuh itu, dan dalam keadaan mereka yang bingung, Pek Yun Hui berhasil menendang satu dan menotok satu lagi.   Pek Yun Hui tidak membantu lagi, ia loncat dan berdiri di sampingnya Pang Siu Wie.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Souw Peng Hai yang bermaksud membunuh mati Pang Siu Wie, setelah melihat Pek Yun Hui berdiri di sampingnya, Dan setelah melihat cara Pek Yun Hui membikin keempat iblis kucar-kacir dan babak belur, juga membatalkan lagi maksudnya, iblis yang kena tendangan bernama Tan Ing, yang kena totokan bernama Bee Kie, dan yang beradu untuk kemudian dijotos dadanya oleh Si Tian Houw bernama Tio Kin dan yang kena dipukul bernama Ciu Pang, Demikianlah keempat iblis itu telah terluka, dan mereka masih kesakitan atau pusing kepalanya Dengan satu bentakan Souw Peng Hai memanggil.   "Kembali ke sini!"   Dan Tan Ing, Bee Kie, Tio Kin dan Ciu Pang segera menghampiri Souw Peng Hai yang keras itu bukan saja telah menghentikan pertempuran empat iblis berhadapan Si Tian Houw, bahkan Kiok Goan Hoat yang sedang bertempur melawan Ciu Kong Liang ikut berhenti juga, dan loncat kembali untuk berdiri di sampingnya Souw Peng Hai.   Kiok Goan Hoat menanya dengan hormati "Piauw Tou ada perintah apakah?"   Souw Peng Hai tidak menjawab, ia mengawasi Pek Yun Hui, lalu menanya dengan hormati "Dengan dua jurus kau telah membikin orang-orangku kucar-kacir, Aku mohon tanya, kau murid dari partai silat apakah? dan siapakah namanya Siocia?"   Pek Yun Hui mengerutkan kening, ia berpikir "Mes-kipun aku meyamar sebagai seorang pria, tetapi ia dapat mengenali aku sebetulnya seorang wanita, ilmu silatnya betul-betul tinggi!"   Dengan tak terasa ia menunduk dan memeriksa pakaiannya sendiri Souw Peng Hai tertawa dan berkata lagi.   "Ha! Ha! Meskipun usiaku sudah lanjut, tetapi mataku masih tajam, Gerak-gerik Siocia telah membuktikan kepadaku bahwa siocia bukannya seorang laki-laki!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Dengan suara mengejek Pek Yun Hui berkata.   "Kau tak perlu tahu aku berpakaian sebagai seorang laki-laki, karena ini adalah urusanku sendiri!"   Souw Peng Hai tersenyum dan berkata.   "Ya, kau suka berpakaian secar laki-laki. Sifat demikian sangat lazim di kalangan Bu Lim. Aku tidak menyela!"   Pek Yun Hui memaki di dalam hatinya.   "Kau tua bangka ini sangat usilan, Sayang, aku harus bersabar sebelum aku mengetahui tentang keselamatannya Bee Kun Bu dan Li Ceng Loan."   Ia hanya berdiri mengawasi Souw Peng Hai dengan hati mendongkol.   Di tempat mereka berada sekarang keadaannya menjadi sunyi, akan tetapi suara rumah gubuk terbakar dan cahaya yang terang benderang dari kebakaran itu sangat mencemaskan Si Tian Houw dan Ciu Kong Liang, Maka sejenak kemudian Si Tian Houw berseru, dan lari masuk ke rumah gubuk Kiok Goan Hoat coba menahan, tetapi pengayuh besi dari Ciu Kong Liang mencegah perbuatan nya.   Si Tian Houw mendobrak pintu kamarnya, dan ia terperanjat ketika melihat gambar burung bangau yang digantung di tembok kamar itu sudah lenyap! Kagetnya itu sukar dilukiskan dengan perkataan Selama lima belas tahun ia menjagal gambar burung bangau yang sebetulnya peta untuk mencari mustika.   Kini peta itu lenyap tak berbekas! ia jotos tembok itu, lalu menerjang keluar dari kamar yang hampir terbakar sambil menjerit ia lari dan menerkam Souw Peng Hai dengan jurus Pai San In Ciong atau Tinju yang dapat mendorong lautan, Kedua tinjunya menyodok dadanya Souw Peng HaL "Hei! Apakah kau hendak mencari mati?"   Tegur Souw Peng Hai sambil menyambut sodokan kedua tinju itu dengan tangan kirinya, Cara ia sambut sodokan kedua tinju itu seolah-olah tanpa mengeluarkan tenaga, akan tetapi sebetulnya tangkisan itu ia lakukan dengan jurus Hoat In Kian Gwat atau Menghalaukan awan melihat bu!an.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Si Tian Houw tidak keburu menarik kembali sodokannya, ia segera merasa bahwa sodokan nya di tangkis dengan tenaga Lui Ka Kong Lek atau tenaga Dalam MujijaL ia berusaha mengegos sekuat tenaga, karena ia yakin jika ia teruskan ia pasti binasa! -ooo0oooKarena enggan membalas menjadi kawan Harus diketahui bahwa tenaga dalam Lui Ka Kong Lek dari Souw Peng Hai itu bukan main dahsyatnya, Ti Kian Su Seng pasti tidak dapat menahan, maka ia berusaha sekuat tenaga mengegos, Tetapi ia sudah kehabisan tenaga, Semua orang menyaksikan bahwa Si Tian Houw akan segera binasa oleh tenaga dalam Lui Ka Kong Leknya Souw Peng Hai ketika sekonyong-konyong Souw Peng Hai berjengit, karena ia pun merasakan suatu hembusan angin merintangi tenaga dalamnya yang ia sedang kerahkan itu, Souw Peng Hai terkejut! Ia tak dapat menarik kembali Lui Ka Kong Leknya, ia merasa tubuhnya terbetot, dan ia membentur Kiok Goan Hoat, Demikianlah Si Tian Houw nyaris binasa dari Lui Ka Kong Leknya Souw Peng Hai, ia hanya menyelonong sampai tujuhdelapan kaki melewati Souw Peng Hai.   ia menyaksikan Pek Yun Hui yang menggunakan tenaga dalamnya membetot Souw Peng Hai untuk menolong kepadanya, Pada saat itu ia merasa malu terhadap Pek Yun Hui.   sebetulnya Souw Peng Hai telah terbetot oleh ilmu To Im Kiat Yo (Menarik Tenaga Dalam Lawan untuk Mendorong) dari Pek Yun Hui, dan ia terkejut bereampur kagum.   ia mengawasi Pek Yun Hui, dan menduga Pek Yun Huilah yang melancarkan ilmu To Im Kiat Yo itu.   Pada saat itu sekonyong-konyong terdengar suara siulan yang panjang dari rumah gubuk yang sedang terbakar itu, Setelah mendengar siulan tersebut, Souw Peng Hai mengangkat kedua tangannya memberi hormat kepada Pek Yun Hui sambil berkata.   "Ilmu silat Siocia betul-betul luar    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   biasa, sebetulnya aku si tua bangka ini ingin menguji ilmu silat Siocia akan tetapi karena urusan yang penting mendesak padaku sekarang ini. aku mohon untuk menunda ujian itu sampai kelak kita berjumpa lagi!"   Lalu dengan satu loncatan ia menuju ke rumah gubuk, diikuti oleh Kiok Goan Hoat dan empat iblis, Ti Kian Su Seng ingin mengejar akan tetapi ia yakin ia tak dapat menggempur lawan-lawannya, bahkan mungkin terbunuh jika ia tempur dengan mereka.   Dalam keadaan yang gelisah itu ia menghadapi dan mengawasi Pek Yun Hui seolah-olah minta petunjuknya.   ia yakin, jika Pek Yun Hui tidak membantu, tidak satu dari mereka dapat melawan Souw Peng Hai.   Tetapi ia malu mengutarakan keinginannya terhadap Pek Yun Hui.   Api yang membakar rumah gubuk telah makin berkobarkobar, akan tetapi tidak satu dari mereka berusaha memadamkan api itu.   Pek Yun Hui membentak.   "Si Tian Houw! Di manakah kau sembunyikan Suheng dan Sumoiku?"   "Suhengmu terluka parah, aku kuatir tak dapat ditolong..."   Jawab Si Tian Houw dengan terharu. Pek Yun Hui membentak lagi.   "Itu bukan urusanmu! Aku hanya menanya mereka kini berada di mana?"   "Harap Siocia jangan gelisah, Mereka berada di tempat yang aman,"   Jawab Si Tian Houw.   "Jika mereka mendapat celaka, kau hari ini juga menjadi mayat!"   Pek Yun Hui mengancam. Dengan tenang Ti Kian Su Seng berkata.   "Aku dapat mengajak kau sekarang menengok mereka."   Lalu ia pun berjalan, diikuti oleh Ciu Kong Liang dan Pang Siu Wie. Mereka berjalan melalui rumah gubuk yang belum juga habis terbakar, kemudian melalui pagar bambu untuk turun ke suatu    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   lembah. Setelah mereka membelok di suatu sisi gunung, mereka harus berjalan di jalan yang sempit dan ber!iku-liku. Si Tian Houw berhenti sejenak dan sambil menghadapi Pek Yun Hui ia berkata.   "Di ujung jalan yang sempit ini ada satu goa batu, Suheng dan Sumoimu berada di dalam goa batu itu."   "Apakah kau yang membawa mereka ke dalam goa batu itu?"    Keris Maut Karya Kho Ping Hoo Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo Pendekar Muka Buruk Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini