Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 29


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 29


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   Belum lagi kata-kata Pang Siu Wie habis diucapkan, kedua Suteenya Teng Lee berbareng sudah loncat menerkam Pek Yun Hui!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tetapi Pek Yun Hui sudah siap sedia, Begitu kedua orang itu bergerak, secepat kilat ia menggunakan Ngo Heng Bi Cong Pu-nya (Langkah Ajaib), ia lolos dari terkaman kedua lawan itu, lalu berbalik memukul Kedua orang itu telah menggunakan siasat bertempur dengan menyerang berbareng, dan menjaga diri berbareng ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu dari Pek Yun Hui telah dapat mengacaukan mereka, Setelah mereka terkam angin, mereka kena dipukul, dan pukulan itu dahsyat sekali, karena Pek Yun Hui tidak mau buang waktu yang berharga untuk menolong Bee Kun Bu, Dan hasilnya pun segera tertampak.   Kedua orang itu merasa seluruh tubuhnya sakit Tetapi seperti seekor kucing liar yang terdesak, mereka berbalik dan menyerang lagi dengan membabi buta, Setelah Pek Yun Hui yakin bahwa ia telah melukai kedua lawannya itu, ia terus menyerang Teng Lee, dan saat itu kedua Suteenya Teng Lee yang telah kena dipukul berbalik menyerang.   Dengan satu kelitan secepat kilat, kedua orang itu lagi-lagi menubruk angin dan jatuh tersungkur ke depan sambil memuntahkan darah! Semua orang yang menyaksikan menjadi bengong terpaku melihat cara Pek Yun Hui menyerang, mengelit dan melukai kedua Suteenya Teng Lee.   Teng Lee, yang keburu mengelit ketika Pek Yun Hui menyerang, terpaksa loncat mundur satu depa, ia terkejut melihat kedua Suteenya memuntahkan darah, ia tidak segera menolong, tetapi ia kumpulkan semua tenaga dalamnya untuk memukul lawannya.   Baru saja Pek Yun Hui berdiri jejak di atas tanah, tiba-tiba Teng Lee menyerang dengan kedua tinju ke dadanya, seolaholah ombak besar mendampar pantai! Pek Yun Hui hanya menyengir, satu tindak kesamping, dan serangan Teng Lee memukul angin! Kemudian secepat kilat ia menyodok Tu Wee Seng yang sedang asyik menyaksikan pertarungan jurus yang digunakan Pek Yun Hui adalah jurus    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   To Im Kiat Yo atau Menggunakan Tenaga Dalam untuk menyerang, Teng Lee lerjerunuk dengan tenaga dorongnya sendiri karena ia menyodok angin, dan Tu Wee Seng telah terdampar sedikit oleh hembusan angin tinjunya Teng Lee sebelumnya Pek Yun Hui menyodok mukanya, Hanya jago silat yang mahir betul dapat melancarkan jurus To Im Kiat Yo itu.   Tu Wee Seng yang telah berkecimpung berpuluh-pu!uh tahun di kalangan Kang-ouwdan telah bertempur melawan banyak jago-jago silat, belum pernah menyaksikan ilmu silat yang Pek Yun Hui lancarkan terhadap Teng Lee dan kedua Suteenya, dan kini terhadap ia.   ia terkejut, tetapi ia cukup lincah untuk mengegosi sodokan mautnya Pek Yun Hui.   Lalu dengan menjejakkan kedua kakinya ia melonjak ke atas untuk turun mengemplang Pek Yun Hui dengan toya bambunya! "Sungguh lihay ilmu meringankan tubuh Tu Heng!"   Seru Kiok Goan Hoat ketika melihat Tu Wee Seng melonjak ke atas, dan tiap-tiap perkataannya itu didengar jelas oleh Tu Wee Seng.   Lagi-lagi Tu Wee Seng mengemplang angin, karena dengan ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu, Pek Yun Hui seperti juga bayangan berkelebat-kelebat di sekitar dirinya Tu Wee Seng.   Setelah mengemplang angin, Tu Wee Seng mengawasi Kiok Goan Hoat, karena ia diejek, ia menegur.   "Lebih baik Giok Heng jangan banyak bacot! Tetapi maju melawan aku!"   Kiok Goan Hoat tertawa gelak-gelak, dan baru saja ia hendak menyahutinya, terdengar suara orang yang merintih ia menoleh dan melihat diteranganya sinar api dari rumput dan kayu-kayu kering yang terbakar, kedua Suteenya Teng Lee yang tadi memuntahkan darah itu sedang'duduk sambil mengertak gigi kesakitan dan me-rintih-rintih! Mereka heran dan tidak mengerti dengan cara apakah Pek Yun Hui telah melukai kedua saudara seperguruan dari Teng Lee itu!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ketika mereka mencari Teng Lee, mereka melihat dia sedang bertempur melawan Pek Yun Hui dengan sengitnya.   Terlihat pakaian hijaunya Pek Yun Hui ber-seliweran, dan serangan-serangannya yang secepat kilat.   Teng Lee harus mengegos, mengelit dan menjaga diri dengan waspada sekali, Pek Yun Hui sedang mencari lowongan untuk memukul dan membinasakan Teng Lee, Pada saat pertempuran berjalan sedang serunya, tiba-tiba terdengar suara jeritan yang menusuk kuping! Pek Yun Hui juga dipaksa loncat mundur oleh jeritan itu.   Ia belum memperoleh kesempatan melihat apa yang telah terjadi ketika suara gaduh memusingkan kuping-nya, karena keempat iblis dari propinsi Sucoan, Ciu Kong Liang dan Si Tian Houw telah jatuh berturut-turut dan terguling di atas tanah! Terlihat bayangan satu orang seolah-olah terbang melewati SiTian Houw, lalu loncat pergi membawa kotak batu Giok yang berisi Ban Lian Hwe Kwi! Kejadian yang ganjil itu membikin Souw Peng Hai, Tu Wee Seng, Teng Lee dan lain-Iainnya bersama-sama mengejar orang yang loncat membawa kabur Ban Lian Hwe Kwi.   Pek Yun Hui juga telah lihat cara kotak batu Giok itu dibawa kabur, dan ia yakin bahwa orang itu memiliki ilmu silat yang tinggi sekali, karena dia dapat lakukan di hadapan jagojago silat yang termashur! Ketika ia ingat bahwa Ban Lian Hwe Kwi itu besar gunanya bagi jiwanya Bee Kun Bu, ia pun mengejar dengan ilmu Liu Sing Kan Gwat atau BintangSapu Mengejar Bulan, dan terlihat ia loncat sangat pesatnya sambil mengerahkan tenaga dalamnya untuk menyerang orang yang belum dikenal itu! serangannya Pek Yun Hui dapat dijaga dengan kebutan lengan baju orang itu mendampar ia.   jika ia menahannya, ia akan terluka di dalam tubuh, Maka dengan meredakan tenaga dalamnya ia menjatuhkan diri di atas tanah, dan tidak mengejar lagi!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tu Wee Seng, Souw Peng Hai dan lain-lainnya juga telah tiba di tempat di mana Pek Yun Hui menjatuhkan diri, Kemudian dengan menggenggam sepuluh butir biji besi kecil Tu Wee Seng mengejar terus, dan Souw Peng Hai juga mengejar sambil menyabet dengan toya besinya, Harus diketahui bahwa biji-biji besi kecil yang dilontarkan oleh Tu Wee Seng selalu merupakan senjata rahasia yang ampuh, karena sukar terhindarkan oleh lawan dan sabetan toya besinya Souw Peng Hai yang dikerahkan dengan tenaga dalam Thian Kong Ki Kong (Tenaga ajaib) dapat menumbangkan pohon yang besar, Kedua pemimpin partai silat yang lihay melancarkan serangan-serangan berbareng, akan tetapi terlihat orang itu hanya melangkah ke samping untuk menghindari sabetan toyanya Souw Peng Hai dan mengebutkan lengan bajunya menghalau biji-biji besinya Tu Wee Seng.   Souw Peng Hai terheran-heran menyaksikan sa-betannya luput, dan orang itu berhenti berlari Terlihat bahwa orang itu mukanya telah di polos dengan cat dan rambutnya terurai Kedua matanya bersinar terang, De-ngan kotak batu Giok di dalam pelukan lengan kirinya, ia angkat tinju kanannya sambil tertawa.   ilmu silat yang sakti menundukkan para jago silat Dengan satu jeritan Souw Peng Hai mengirim jotosan ke dadanya orang itu, dibarengi dengan sabetan toya besinya, Dengan cepat sekali orang itu mencekal pergelangan tangan kirinya Souw Peng Hai sambil loncat menyingkir dari sabetan toya besi Betul cekalan itu terlepas, akan tetapi Souw Peng Hai segera merasa lengannya menjadi lumpuh, ia berpikir "Ai! Caranya dia mencekal aku lihay sekali!"   Pada saat itu, orang itu mengirim satu jotosan kembali dan Souw Peng Hai harus Iekas-Iekas loncat mundur mengelakkannya sehingga ia bertubrukan dengan Tu Wee    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Seng yang baru tiba, Siasat tersebut sengaja dilancarkanoIehorang itu untuk membikin kedua lawannya saling bertubrukan! Tu Wee Seng terpaksa menyodok tubuhnya Souw Peng Hai yang juga berbalik menyodok kembali Tu Wee Seng, Dengan demikian mereka berdua hampir terluka dari sodokan masing-masing! Tu Wee Seng berteriak.   "Souw Heng! Lekas jaga orang yang membawa kabur Ban Lian Hwe Kwi!"   Ia loncat ke atas untuk menerkam orang itu yang sedang diserang pula oleh Pek Yun Hui.   Dengan tangan kanan saja orang itu melawan seranganserangan dari Pek Yun Hui dan Tu Wee Seng, Pek Yun Hui telah menyerang dengan bermacam-macam ilmu silatnya, tetapi masih juga belum dapat mengalahkan orang itu, sedangkan Tu Wee Seng yang pintar cerdik, setelah terkamannya luput, hanya menonton di samping, menantikan lowongan untuk mengemplang mati orang itu.   Meskipun serangan-serangan Pek Yun Hui dilancarkan dengan dahsyat dan berbahaya, akan tetapi dengan hanya satu tangan orang itu dapat menangkis, mengegos dan berkelit, dan kotak batu Giok yang berisi Ban Lian Hwe Kwi tidak terlepas dari pelukan tangan kirinya! Kemudian Tu Wee Seng mengamuk ia ayun toya bambunya dengan beringas dan menyerang dengan nekat, Orang itu baru saja bertempur lebih kurang sepuluh jurus melawan Pek Yun Hui ketika Tu Wee Seng menyerang.   Rupanya ia menjadi marah, dan ia mengirim sebagai pembalasan tiga jotosan bertubi-tubi kepada Pek Yun Hui.   Ketika jotosan tersebut dilancarkan secepat kilat sehingga Pek Yun Hui juga harus lekas-lekas loncat mundur, dan justru pada saat itu, toya bambunya Tu Wee Seng sudah berada di atas kepalanya orang itu, Tetapi orang itu tidak mengegos, ia hanya tertawa dan mengangkat tangan kanannya merampas    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   toya bambunya Tu Wee Seng, Satu kebutan, dan Tu Wee Seng seperti bola terpental keluar tanpa toya bambunya lagi! Harus diketahui bahwa Tu Wee Seng sangat tinggi ilmu silatnya, tetapi toya bambunya dapat dirampas dan ia dibikin terpental dengan mudah oleh orang itu.   Hal yang demikian ini merupakan suatu yang ganjil, sehingga semua jago-jago silat yang menyaksikan terpaku! Mereka seolah-olah berubah menjadi batu! Tiba-tiba Pek Yun Hui berseru.   "Suhu.,.!"dan lompat menubruk orang itu. Orang itu berkata kepada Pek Yun Hui, suaranya lemah lembut.   "llniu silatmu majunya pesat Tadi kau dapat menangkis serangan-seranganku, boleh juga, Te-tapi sekarang aku ada urusan penting, dan kita dapat berjumpa lagi lain kaIi...."   Be!um lagi ucapannya selesai, ia telah loncat ke atas entah kemana. Hanya terdengar Pek Yun Hui berseru.   "Suhu! Suhu.,.!"   Sebagai jawaban hanya terdengar suara tertawanya, tetapi orangnya sudah tidak tertampak di dalam suasana yang sunyi senyap dan gelap gulita itu.   Pek Yun Hui yakin ia tak dapat mengejar gurunya, dan dengan perasaan sedih ia mengucurkan air mata.   ia telah tunduk kepada Si Tian Houw karena ingin menolong Bee Kun Bu dengan Ban Lian Hwe Kwi.   Tetapi Ban Lian Hwe Kwi itu tidak terduga telah dirampas lagi oleh orang lain, dan orang yang merampas nya adalah gurunya sendiri yang telah merawat dan mengajarkan ilmu silat kepadanya! peristiwa peristiwa lampau terkenang kembali di dalam pikirannya.   ia ingat betul betapa sayangnya gurunya terhadap ia.   Baginya, gurunya itu dianggapnya seperti juga ibu kandungnya....   Dahulu segala kehendaknya selalu dituruti oleh gurunya, Mengapa sekarang tabiat gurunya berbeda? Urusan penting apakah yang gurunya sedang hadapi itu? Bukankah tanpa Ban Lian Hwe Kwi, Bee Kun Bu akan binasa karena lukanya? Semua pikiran itu mengaduk di dalam otaknya, ia    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   berdiri sambil mengucurkan air mata, dan ia pun lupa ia berada di tempat apa! Entah sudah berapa lama ia berdiri di situ, ketika satu tangan memegang bahunya dan suara yang lemah lembut menegur padanya.   "Ban Lian Hwe Kwi telah dirampas orang lain, Apa gunanya Siocia berdiam terus di sini? Fajar segera akan menyingsing. Lebih baik kita kembali."   Seperti juga orang yang baru tersadar dari mimpinya, Pek Yun Hui menoleh ke belakangan dan memadang keadaan di sekitarnya, ia tidak melihat lagi Tu Wee Seng dan lain-lainnya, Api dari gundukan rumput dan kayu kering juga sudah padam, Yang ketinggalan hanya hawa gunung yang dingin dan suasana yang sunyi senyap dan gelap guIitan, ia menarik napas panjang, dan menyeka air matanya, Pang Siu Wie cekal tangan kanannya dan berkata.   "Ayo, kita kembali."   "Apa gunanya aku kembali? Dan kemana aku harus pergi? Suhengku mungkin tak dapat hidup lagi!"   Jawab Pek Yun Hui.   "Mustahil selainnya Ban Lian Hwe Kwi, tidak ada obat atau cara lain untuk menolong Suhengmu?"   Kata Pang Siu Wie, menghibur "Meskipun ada obat yang mujarab, namun tak mungkin kita segera dapat menemukannya, Dia tak akan dapat bertahan sampai dua hari lagi!"   Kata Pek Yun Hui, Pang Siu Wie terkejut, dan ia berkata.   "Ban Lian Hwe Kwi telah dibawa pergi oleh gurumu, Orang-orang dari partai Hua San dan Swat San telah berlalu, begitu juga Si Tian Houw telah mengajak orang-orang dari partai Thian Liong berlalu dari sini, Mereka semuanya tergesa-gesa, Aku kira tentu mereka masih akan menjalankan siasat lainnya lagi!"   Pek Yun Hui tersenyum, dan berkata.   "Siasat apapun mereka akan laksanakan tidak ada gunanya bagi Su-hengku."   Lalu ia pun perlahan-lahan berjalan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Mereka keduanya berjalan menuju ke goa batu di mana Bee Kun Bu sedang berbaring dalam keadaan pingsan Di mulut goa Pek Yun Hui berpaling kepada Pang Siu Wie, dan dengan khidmat ia berkata.   "Aku sangat berterima kasih atas semua bantuanmu sebetulnya aku pun bermaksud memulihkan wajahmu yang cantik dengan Ban Lian Hwe- Kwi. Tetapi di luar dugaan kura sakti itu telah dibawa kabur oleh guruku, Dengan ilmu silatnya yang tinggi, aku tak dapat mengejar Budimu itu aku tak akan lupakan. Bila kelak aku berjumpa guruku, aku tentu mohon dia memulihkan wajahmu...."   Dengan senyuman yang menyatakan simpali, Pang Siu Wie berkata.   "Selama dua puluh tahun aku tinggal terpencil atau bersembunyi di pegunungan aku dapat menyelami hati sejati Siocia, Pada dua puluh tahun berselang, ketika aku berkecimpungan di kalangan Kang-ouw, aku kira ilmu silatku luar biasa, dan aku selalu bertindak kejam terhadap lawanku, Oleh karena itu aku dapat julukan Sam Sou Lo Shi (Jebakan dari tiga penjuru), dan jarang sekali lawan yang luput dari kekejamanku. Tapi semenjak Si Tian Houw merusak muka-ku, aku terpaksa tinggal bersembunyi di pegunungan Selama dua puluh tahun itu, aku bertekun mempelajari ilmu silat, membuat senjata rahasia dengan maksud untuk membalas dendam, juga menjagoi kembali di kalangan Kang-ouw, Tetapi setelah menyaksikan ilmu silat Siocia, aku insyaf bahwa ilmu silatku tak ada artinya, hanya senjata rahasiaku agak boleh juga. Dan setelah menyaksikan bagaimana Tu Wee Seng melontarkan biji besinya, aku malu terhadap diri sendiri, dan juga tak yakin apakah senjata rahasiaku berhasil digunakan melawan seorang jago silat, misalnya terhadap Tu Wee Seng, Oleh karena itu, aku mohon Siocia,.,."   "Apa kau ingin aku mengajarkan kau ilmu silat?"   Menyambung Pek Yun Hui.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Aku tidak mempunyai hasrat demikian Aku hanya mohon Siocia memperkenankan aku mendampingi Siocia, dan anggap aku sebagai pembantumu,"   Kata Pang Siu Wie. Pek Yun Hui geleng-geleng kepala dan berkata.   "Kini aku sendiri tidak mengetahui harus berbuat apa. Aku mungkin tak dapat memperhatikan kau selalu.,.,"   Pang Siu Wie segera memotongnya.   "Aku mengagumi ilmu silat Siocia, dan menghargai budi kasih Siocia, Meskipun ilmu silatku tak ada artinya, akan tetapi pengalamanku di kalangan Kang-ouw dapat bermanfaat bagi Siocia jika aku mendampingi Siocia, permintaanku dengan hati yang suci murni ini, aku mohon kau tidak meno!aknya."   Dengan tersenyum Pek Yun Hui berkata.   "Jika kau betulbetuI bersungguh-sungguh, aku juga tak dapat menolak Hanya aku minta kau mentaati pesan atau perintahku dan jangan sekali-kali coba membantah!"   Dengan gembira Pang Siu Wie segera berlutut di hadapan Pek Yun Hui seraya berseru.   "Aku diperkenankan mendampingi Siocia, Aku bersumpah akan mentaati pesan atau perintah Siocia, jika aku mengingkari nya aku akan dikutuk oleh Thian (Tuhan)!"   Pek Yun Hui lekas-lekas mengangkat bangun wanita itu.   "Kau bangunlah Aku sudah mufakat, dan kau tak usah bersumpah!"   Lalu ia masuk ke dalam untuk melihat Bee Kun Bu.   Ketika itu sudah jam empat pagi, tetapi lampu minyak masih menyala di dalam goa kamar itu.   Lie Ceng Loan duduk mengawasi Bee Kun Bu yang masih juga belum sadar Meskipun Pek Yun Hui telah menghampiri dekat tempat tidur, agaknya Lie Ceng Loan tidak memperhatikan Pek Yun Hui mengusap rambutnya seraya menegur "Loan Moi, Loan Moi,.,."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Lie Ceng Loan terkejut, seolah-olah terbangun dari tidurnya, ia segera berdiri dan menanyai "Pek Cici, apakah Ban Lian Hwe Kwi berhasil ditangkap?"   Pek Yun Hui geleng-geleng kepalanya.   "Kura sakti itu telah dibawa lari oleh orang lain!"   Jawabnya, Lie Ceng Loan berseru.   "O!"   Lalu memeluk Pek Yun Hui sambil meratap.   "Ya, Tuhan! Apakah dia tidak tahu kita perlu akan kura sakti itu untuk menolong Bu Koko?"   "Orangyang membawa lari Ban Lian Hwe Kwi adalah guruku, dan aku tak dapat lawan dia, dan tak mampu mengejar nya.,."   Jawab Pek Yun Hui, Sambil mengawasi Bee Kun Bu di atas tempat tidur, Lie Ceng Loan meratap.   "Jika Ban Lian Hwe Kwi telah dibawa kabur orang, Bu Koko masih dapat hidup berapa lama...?H "Mungkin dua hari,"   Jawab Pek Yun Hui dengan terpaksa. Lalu Lie Ceng Loafi tarik Pek Yun Hui dan berkata.   "Pek Cici, duduk di sini, aku ada banyak omongan!"   Melihat sikapnya yang ganjil, Pek Yun Hui khawatir gadis itu terganggu lagi pikirannya, tetapi ia turuti kehendaknya dan duduk di pinggir tempat tidur, Dengan kedua mata yang dibuka lebar-Iebar Lie Ceng Loan menanya.   "Pek Cici, apakah kau betuI-betul sayang aku?"   Pek Yun Hui mengangguk, lalu Lie Ceng Loan berkata terus.   "Bu Koko segera akan mati Meskipun kau bersedih hati, tetapi kau tak dapat menolong dia, Banyak urusannya kita kan telah tolong kerjakan jika ia meninggal dunia, aku akan pergi memberitahukan kematiannya kepada ayah bundanya di daerah pegunungan Biauw Leng di dekat kota Gak Yo, Mereka tinggal di sebuah rumah yang besar dan rumah itu bernama Cui Gwat San Chung!"   Pek Yun Hui tak tahan akan kesedihan hatinya, ia pun mengucurkan air mata.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Lie Ceng Loan melanjutkan "Aku juga harus memberitahukan Suhu dan Supek, Jika mereka tahu, mereka pun tentu menangis sedih, Tetapi aku minta Cici yang memberitahukan belasungkawa ini kepada ibu ayahnya dan kepada Suhu dan Supekku, karena aku akan menunggui dia di sini dan menyertai dia...."   Pang Siu Wie membentak.   "Apa? Kau ingin berdiam di dalam goa yang gelap ini menyertai dia mati?"   Lie Ceng Loan mengangguk, dan tersenyum dengan sedih. Pang Siu Wie mengerutkan kening, dan membentak lagi.   "Apakah kau sudah gila? Jika ia meninggal dunia, jenazahnya tak dapat ditaruh terus di dalam goa ini. Kita harus menguburkannya dengan seksama, Apakah kau juga ingin dikubur bersama-sama?"   Lie Ceng Loan mengangguk pula.   "Aku pun mengetahui bahwa orang yang sudah mati harus dikubur Semalam aku telah pikir bahwa aku hendak minta Pek Cici memberitahukan kematiannya kepada ibu ayahnya dan guru serta paman gurunya, Aku menunggui dia di dalam goa ini setelah mulut goa ini ditutup dengan batu gunung yang besar, sebetulnya aku takut akan setan, tetapi aku tidak takut menyertai Bu Koko!"   Kata-katanya itu diucapkannya dengan tenang dan sungguh-sungguh hati, Pang Siu Wie yang terkenal kejam dan telah membunuh mati banyak orang, menjadi terharu mendengar ucapan itu.   Harus diketahui bahwa bila orang terlampau sedih hati, ia tak dapat mengucurkan air mata lagi, hanya jantungnya mengucurkan darah! Pek Yun Hui bangun dari tempat duduknya dan berdiri membelakangi Lie Ceng Loan, Lie Ceng Loan bangun dan menegur.   "Pek Cici, kau jangan menangis. pertama kali aku melihat Bu Koko luka parah, aku sangat bersedih hati, Tetapi    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   aku mengetahui bahwa Pek Cici dapat menolong dia. Kini ternyata setelah Cici berusaha keras meno!ongnya, Bu Koko masih juga tak dapat sadarkan diri."   Pek Yun Hui tak dapat berkata-kata, karena ia tak tahu apa yang ia harus katakan, dan ia tak mempunyai alasan untuk menjawabnya, Segera terdengar Lie Ceng Loan menghela napas panjang dan berseru.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Dulu aku masih hijau, segala hal apapun aku tak tahu, Aku dapat lihat bahwa Cici pun sangat sayang Bu Koko, Jika aku menemani Bu Koko, aku tak dapat menemani Cici, ini yang masih membikin aku ragu-ragu dan geIisah...."   Tiba-tiba Pek Yun Hui buka pakaian laki-Iakinya, lalu ia beset-beset menjadi beberapa keping, Sambif tertawa ia berkata kepfltia Lie Ceng Loan.   "Mu!ai hari ini, aku tak akan mengenakan pakaian lagi, aku akan berpakaian dengan lakilaki wajar. an aku berusaha sekuat tenaga memperpanjang umurnya Bu Koko. Di dalam beberapa hari ini, selama dia masih bernapas, kita akan menemani dan menjagai dia. Jika dia telah meninggal, aku akan membawa kau ke satu tempat yang aman, lalu aku akan mencari dan mengejar orang yang telah melukai dia sehingga binasa, Setelah aku berhasil membalas dendam, akupun akan menyertai dia...."   Pang Siu Wie terkejut dan dengan terperanjat ia menanya.   "Ha! Apakah Pek Siocia pun ingin menyertai dia dikubur seperti halnya Li Siocia???"   "Betul!"   Jawab Pek Yun Hui.   "Aku akan membangun satu tempat yang sentosa untuk Bu Koko, Li Moi-moi dan aku sendiri!"   "Kedua gadis ini betul-betul berbudi luhur dan berwatak agung, Mereka berani berkorban dan rela dikubur hiduphidup!"   Pikir Pang Siu Wie, mengaguminya. Kemudian Pek Yun Hui berkata kepada Pang Siu Wie.   "Cobalah kau keluar dan lihat apakah sudah terang lanah?"   Pang Siu Wie segera keluar, dan tak lama kemudian segera    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kembali lagi dengan jawabannya.   "Cuaca masih gelap, Siocia telah bertempur melawan banyak musuh, dan masih letih, Lebih baik beristirahat sejenak!"   "Aku tidak letih. Aku minta kau menjaga di luar goa, dan jika aku tidak panggil, kau jangan masuk. Dan kau harus menjaga orang lain masuk. Jika ada orang yang menerobos masuk, kau boleh binasakan padanya dengan pasir beracunmu!"   Pang Siu Wie mengangguk, lalu berjalan keluar melaksanakan perintah ilu. Pek Yun Hui lalu membateskan rambutnya yang terurai dan berkata kepada Lie Ceng Loan.   "Loan Moi, kau juga pergi menjaga di luar goa, bersama-sama Pang Cici, aku akan berusaha mengobati Bu Koko. Lie Ceng Loan mengangguk dan berkata.   "Aku tahu, Cici ingin aku menjaga di luar jangan sampai ada orang yang mengganggu."   Lalu dengan pedang terhunus, ia jalan keluar dan bersama Pang Siu Wie menjaga di mulut goa.   Pek Yun Hui dengan mengesampingkan bahwa dirinya seorang wanita dan Bee Kun Bu seorang pria, berusaha membebaskan tiga puluh enam jalan-ja!an darah dan urat-urat syaraf nya Bee Kun Bu.   ia buka dengan paksa giginya Bee Kun Bu yang terkancing, lalu dengan menempelkan bibirnya kepada bibir Bee Kun Bu ia meniup dengan ilmu Coan Ki Sut (ilmu menyambung napas), Cara pengobatan itu ia lakukan dengan mengorbankan banyak tenaga sekali, dan segera mukanya menjadi pucat pasi, tetapi segera terlihat hasi1nya.   Bee Kun Bu kelihatan bergerak, jantungnya berdenyut lebih keras, air mukanya agak lebih merah, dan napasnya lebih lancar sebentar kemudian lagi terdengar Bee Kun Bu menarik napas, talu membuka kedua matanya.   Ketika itu seluruh tubuhnya Pek Yun Hui telah basah dengan keringat, bahkan beberapa tetes keringatnya jatuh di mukanya Bee Kun Bu.   Melihat Bee    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kun Bu membuka mata, Pek Yun Hui berbisik: Tutup matamu dan jangan bicara, Aku sedang berusaha mengobati kau!"   Bee Kun Bu sudah mulai sadar, dan ia dapat mengerti petunjuknya Pek Yun Hui. Ia pejamkan kedua matanya. Pek Yun Hui berbisik lagi.   "Aku dan Loan Moi ingin kau hidup, dan aku harus berusaha keras menyembuhkan kau untuk mencegah Loan Moi menjadi putus asa.,,."   Bee Kun Bu sangat terharu mendengar ucapan itu, ia merasa sangat berat menerima budi sebesar itu, Kemudian ia muntah, dan yang keluar darah yang hitam! Tetapi setelah memuntahkan darah hitam itu, Bee Kun Bu merasa lebih reda dan enak, ia hanya merasa tak mempunyai tenaga untuk mengangkat tangan atau bangun.   "Bagaimana kau merasa sekarang? Lebih redakah?"   Tanya Pek Yun Hui. Tetapi kau tak usah menjawab dengan perkataan, cukup dengan mengangguk atau menggelengkan kepalamu."   Sikap yang penuh akan kasih sayang dan suara yang lemah lembut itu melunakkan hatinya Bee Kun Bu, dan ia hanya tersenyum dan mengangguk Pek Yun Hui menyusuti darah di bibirnya Bee Kun Bu. Lalu ia berbisik lagi.   "Kau harus hidup! Jika kau mati, Loan Moi akan.,,."   Ia tak dapat meneruskan kata-katanya, karena bukan saja Lie Ceng Loan akan menjadi nekat, tetapi ia juga akan mengambil jalan pendek mengakhiri jiwanya. Bee Kun Bu terpaksa bicara.   "Apakah gunanya kau menolong aku? Aku menderita hebat, jerih payahmu hanya akan menjadi sia-sia belaka! Namun, aku sangat berterima kasih...."   Pek Yun Hui menyahut.   "Aku melakukan ini hanya untuk kau-"   Ia tak dapat meneruskan ia merasa kepalanya pusing, kedua matanya gelap, dan sejenak kemudian ia menjadi lemas sekali akan akhirnya jatuh tertiarap di atas tubuhnya Bee Kun Bu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu yang sudah sadar, mula-mula mengiranya Pek Yun Hui sedang mengurut dan memijat ia, akan tetapi ketika ia merasa bahwa tubuhnya Pek Yun Hui itu tidak bergerak dan dingin, ia terkejut Dengan sekuat tenaga ia coba singkirkan tubuhnya gadis itu sambil memanggil.   "Pek Cici! Pek Cici."   Pada saat itu terdengar dari mulut goa suara orang bertengkar dan kemudian suara beradunya senjata.,.! Untung Bee Kun Bu berhasil memijit urat nadinya Pek Yun Hui sehingga siuman kembali Pek Yun Hui membuka kedua matanya dan sambil tersenyum ia berkata.   "Aku telah pingsan! Tetapi kau jangan khawatir Aku hanya perlu beristirahat sebentar dan tenagaku akan pulih kembali.."   Tiba-tiba ia terkejut, karena ia baru insyaf bahwa ia masih tertiarap di atas tubuhnya Bee Kun Bu. Dengan perasaan malu ia lekas-lekas bangun.   "Cici telah pingsan karena menolong aku, dan aku berhasil pijit jalan darah Cici, Aku tak melakukan sesuatu yang tidak sopan,.,"   Berkata Bee Kun Bu. Pek Yun Hui tersenyum dan berkata.   "Aku tidak persalahkan kau, dan kau tak usah pikirkan akan hal itu,"   Kata Pek Yun Hui, disertai senyumnya, Ketika Pek Yun Hui mendengar suara gaduh di mulut goa, suara Pang Siu Wie dan senjata beradu, ia terperanjat! "Apakah Pang Siu Wie menghadapi musuh? Tetapi senjata rahasianya mungkin dia dapat menghalangi masuknya musuh itu,"   Pikirnya. Lalu ia berkata kepada Bee Kun Bu.   "Kau tak usah khawatir tentang kegaduhan di luar, Aku telah pasang orang untuk menjaga!"   Di bawah sinar lampu minyak, Bee Kun Bu tampak Pek Yun Hui lebih cantik, hanya wajahnya sangat pucat. ia menghela napas dan berkata.   "Cici, rupanya kau juga terluka...."   Kemudian ia ingat tentang Pek Yun Hui menolong Susioknya, Giok Cin Cu, di rumah penginapan di Yaociu, ia segera dapat menduganya bahwa Pek Yun Hui menjadi pucat karena berusaha mengobati ia. Maka ia berkata lagi: HAku    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sekarang tahu, Cici menjadi letih dan pucat karena menolong aku...."   Pek Yun Hui menjawabnya sambil tersenyum.   "Aku hanya perlu beristirahat sebentar, lalu segera tenagaku akan pulih kembali Kaulah yang harus beristirahat, dan jangan pusingi soal ini...."   Ia tak dapat menahan air matanya yang mengucur "Cici jangan bersedih hati. Aku akan menuruti perintahmu!"   Kata Bee Kun Bu, lalu memejamkan kedua matanya.   Pek Yun Hui menjadi tenteram hatinya melihat Bee Kun Bu beristirahat lagi, dan iapun berusaha memulihkan tenaganya, Ketika itu suara gaduh di luar goa makin hebat dan makin dekat terdengarnya, Bee Kun Bu pun dapat men-dengarnya, ia menjadi gelisah.   ia menjadi cemas akan keselamatannya Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan, ia sebetulnya ingin bangun, tetapi baru saja ia mengangkat tubuh, ia segera merasa kepalanya pusing, dan ia jatuh pingsan lagi! Ketika ia siuman, Lie Ceng Loan dan Pang Siu Wie sudah terdesak masuk ke dalam goa, dan sedang menjaga jalan masuk ke kamar di mana ia dan Pek Yun Hui berada, Dengan sikap yang waspada dan kantong pasir beracun di tangan kanan, Pang Siu Wie mengawasi ke jurusan luar, Lie Ceng Loan lari menghampiri Pek Yun Hui, dan segera menjaga dengan pedang terhunus, ia tahu bahwa Pek Yun Hui sedang memulihkan tenaga setelah mengobati Bee Kun Bu.   Segera terdengar suara orang mengancam.   "Jika kalian masih bertarung dengan curang menggunakan pasir beracun, aku akan berbuat lebih kejam lagi!"   Bee Kun Bu tidak mengenali suara itu, dan tak mengetahui apa yang telah terjadi semenjak ia dibawa masuk ke dalam goa itu, ia insyaf bahwa ia tak dapat mengerahkan tenaga, karena ia dapat jatuh pingsan lagi, Dengan terpaksa ia berbaring, hanya kupingnya mendengarkan segala sesuatu di dalam goa itu,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kemudian terdengar ejeknya Pang Siu Wie.   "Hm! Kalian datang dengan banyak orang, jika menang pun "   Melawan kami berdua, itu bukanlah lakunya seorang jantan! Siapa saja yang bertindak masuk, boleh rasai pasirku ini!"   Belum habis Pang Siu Wie mengucapkan kata-katanya, terlihat bayangan orang yang berusaha menerobos masuk, Pang Siu Wie menyambut dengan pasir beracun-nya.   Segera terlihat asap tebal mengepul, diikuti oleh jeritnya seseorang yang memilukan hati.   Orang itu kena pasir beracun! jalan ke kamar itu sangat sempit, dan pasir beracun yang dilontarkan oleh Pang Siu Wie itu telah meliputi jalan itu sehingga tak dapat meluputkan diri, Belum lagi suara jeritan itu berhenti, Pang Siu Wie menyambit lagi dengan pasirnya sambil mengancam.   "Ayo, siapa lagi berani menerobos masuk!"   Hanya suara makian dan kutukan terdengar dari luar goa, tetapi tiada seorangpun berani menerobos masuk lagi. Setelah keadaan mulai mereda, Bee Kun Bu menanya Lie Ceng Loan.   "Siapakah wanita itu yang menolong kita?"   Bukan main girangnya Lie Ceng Loan ditegur oleh Bee Kun Bu, dan ia menduga bahwa Bee Kun Bu akan sembuh. ia lepaskan pedangnya dan menghampiri sambil tersenyum.   "Dia adalah kawannya Pek Cici,"   Kata ia.   "Dia telah menolong kita dengan senjata pasir beracunnya, Dia bernama Pang Siu Wie,"   Lalu ia panggil Pang Siu Wie dengan gembira.   "Pang Cici, mari, Bu Koko ingin berkenalan dengan kau."   Pang Siu Wie segera menghampirinya, dan Bee Kun Bu terkejut melihat mukanya yang jelek itu.   Namun ia tersenyum sebagai ganti menghaturkan hormat Pang Siu Wie balas tersenyum dan merasa gembira melihat keadaan Bee Kun Bu, Tetapi baru saja ia ingin buka mulut menanya kesehatannya Bee Kun Bu, tiba-tiba terdengar suara yang    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   mencurigakan dan merasa hembusan angin di belakangnya ia berbalik dan melepaskan anak panahnya ke arah mulut goa! Ketika pasir telah jatuh ke tanah, dan ketika Pang Siu Wie dipanggil oleh Lie Ceng Loan, musuh telah menggunakan kesempatan itu nyelonong masuk, Panah beracun Pang Siu Wie mengenai dinding goa dan segera suara ledakan terdengar diikuti oleh asap yang mengepul tebal! -ooo0oooPertempuran di dalam goa untuk membela diri sebetulnya musuh yang berhasil nyolong masuk ke dalam adalah dua orang, dan mereka segera menghampiri tempat tidurnya Bee Kun Bu ketika perbuatan mereka dipergoki oleh Pang Siu Wie.   Panah yang dilepaskan tadi tidak mengenai sasaran, Pang Siu Wie tidak berani menyambitnya lagi dengan pasir beracunnya, khawatir mengenai Pek Yun Hui yang sedang memulihkan tenaga dalamnya, Secepat kilat ia kirim jotosan dengan tinju kirinya kepada musuh yang berada di sebelah kanan! Tetapi musuh memiliki ilmu silat yang tinggi, jotosan nya Pang Siu Wie meninju angin, sedangkan ia sendiri telah terdampar oleh angin yang terbit dari gerak tubuh musuh itu.   Lie Ceng Loan, setelah pungut pedangnya, menyerang musuh yang Iain dengan tusukan-tusukannya yang bertubitubi.   Tusukan itu dilancarkan cepat sekali dan berhasil mendesak mundur musuh beberapa langkah, Musuh yang melawan Pang Siu Wie tidak berani menyerang, Dia hanya berusaha menangkis seranganserangan atau mengegoskan diri, ia pun yakin bahwa Pang Siu Wie tidak akansembarangan menyambit dengan pasir beracunnya di dalam ruang yang sempit itu.   Bee Kun Bu dapat melihat bahwa orang yang melawan Pang Siu Wie adalah Kiok Goan Hoat, pemimpin bendera    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   hitam dari partai silat Thian Liong.Ia terkejut, karena ia yakin bahwa Pang Siu Wie tak dapat me-lawannya, tetapi ia sendiripun dalam keadaan tak ber-daya, ia juga memperhatikan orang yang melawan Lie Ceng Loan, Orang itu berusia lebih dari lima puluh tahun, berjubah dan sebentarsebentar melirik ke arah Pek Yun Hui, Betul Lie Ceng Loan dapat melawan orang tua itu selama sepuluh jurus, tetapi Bee Kun Bu yakin bahwa Lie Ceng Loan akan segera dapat dikalahkan orang tua itu yang jauh lebih tinggi ilmu silatnya.   Hanya orang tua itu seolah-olah sengaja tidak bermaksud untuk melukainya.   Pek Yun Hui yang sedang mengumpulkan tenaga dan memulihkan semangatnya, masih juga duduk diam seolaholah tak menghiraukan pertarungan yang sedang berlangsung itu.   Berkali-kali Bee Kun Bu ingin memanggilnya agar memberikan bantuannya tetapi selalu ia batalkan maksudnya, karena khawatir mengganggu usahanya Pek Yun Hui yang sedang memulihkan tenaga itu.   Terlihat lagi olehnya Kiok Goan Hoat berdaya mencekal tangannya Pang Siu Wie yang memegang kantong pasir beracun, Kiok Goan Hoat lakukan itu dengan mengirim jotosan-jotosan bertubi-tubi dengan sekuat te-naga, Pang Siu Wie tak berani menangkis jotosan maut itu, ia terpaksa mundur dua langkah Kesempatan itu digunakan oleh Kiok Goan Hoat untuk memijit lengan yang memegang kantong pasir beracun.   Beruntung Pang Siu Wie, yang pernah berkecimpung di kalangan Kang-ouw dan banyak pengalaman, cukup lincah untuk me-ngelit pijitan itu! Di pihak Lie Ceng Loan, si kakek bertarung dengan sebentar-sebentar melirik ke arah Pek Yun Hui.   Tetapi ketika melihat Pek Yun Hui masih tetap tidak bergerak meskipun Pang Siu Wie telah terdesak, ia pun mulai lancarkan serangan-serangannya dan mendesak terus Lie Ceng Loan sampai ke pinggir tempat tidurnya Bee Kun Bu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu paksakan diri membetot pakaiannya Pek Yun Hui yang sedang duduk di dekat ia, dan betotannya itu berhasil membangunkan gadis itu. Namun, Pek Yun Hui tidak bangkit untuk membantu pikirnya Bee Kun Bu.   "Kali ini mungkin semua akan binasa, Aku pernah menjumpai banyak bahaya, dan pernah berkali-kali ditolong Tetapi kali ini, aku luka parah dan tak dapat berbuat sesuatu."   Di waktu ia sedang berpikir itu, ia lupa akan pertarungan yang sedang berlangsung, Tiba-tiba ia merasa hembusan angin yang dingin menyapu mukanya, ia menjadi sadar, dan menyaksikan bahwa hembusan angin itu adalah sabetan pedangnya Lie Ceng Loan yang berusaha menangkis sodokannya si kakek.   Kemudian terlihat lagi pedangnya Lie Ceng Loan dikebut terlepas oleh lengan bajunya si kakek.   Seperti seekor kucing, gesitnya si kakek loncat menerkam Lie Ceng Loan sambil berkata.   "Jangan takuti Aku tak akan melukai kau...."   Kesempatan itu digunakan oleh Lie Ceng Loan untuk menjotos mukanya si kakek dan tepat mengenai pipinya sehingga bengkak! Tapi si kakek berhasil menotok bahu kirinya Lie Ceng Loan yang dirasakannya sakit sekali, Bee Kun Bu hanya bisa berseru.   "Lie Sumoy.,."   Dan ia jatuh pingsan lagi! Si kakek lalu angkat Lie Ceng Loan dengan maksud merebahkan gadis itu di tempat tidur, tiba-tiba hembusan angin membikin ia terkejut! Si kakek ambil pedangnya Lie Ceng Loan untuk menghadapi musuh yang datang menyerang padanya, Lalu terdengarlah suara orang membentak, dan di kamar yang sempit itu tambah seorang Tojin (pendeta) yang berusia lanjut, berjubah dan bersenjata pedang yang lebih dari dua kaki panjangnya, Kedua matanya bersinar Dengan sekali loncat, Tojin itu tiba di depan Lie Ceng Loan.   Si gadis buka kedua matanya, lalu berseru: Toa Supek! Semua bangsat-    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   bangsat ini ingin membunuh Bu Koko! Aku dan Pang Cici telah melawan mereka!"   Sebetulnya pendeta tua itu adalah pemimpin partai silat Kun Lun, Hian Ceng Tojin, Dengan menjagai Lie Ceng Loan, pedang di tangan kanannya menusuk si kakek dengan jurus Kie Hong Teng Kiauw atau Burung Hong Menyerang Naga.   Si kakek harus lekas-lekas menjatuhkan diri dan berguling-guling di ruang yang sempit itu, sebetulnya si kakek ingin menaruh Lie Ceng Loan di atas tempat tidur, lalu membawa kabur Bee Kun Bu.   justru pada saat itu Hian Ceng Tojin datang, Dengan tenaga dalam ia tusuk pedangnya ke arah si kakek, dan hembusan angin yang terbit dari tusukan pedang itu di rasa i oleh si kakek.   "Hai! Ciu Kong Liang! Kau dan Si Tian Houw betul-betul busuk! Kau ingin membinasakan murid-mu-ridku, Katian rasakan pedangku!"   Bentak Hian Ceng Tojin.   Hian Ceng Tojin lalu menusuk Kiok Goan Hoat dengan jurus Shin Liong Cut Tong atau Naga Sakti keluar dari goa pertapaan Bukan main hebatnya tusukan pedang itu sehingga seluruh ruangan bergetar, dan Kiok Goan Hoat pasti binasa seketika jika ia tak lekas-lekas loncat ke samping! Lalu Hian Ceng Tojin ayun pedangnya dan loncat ke pinggir tempat tidur menjagal Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui karena Ciu Kong Liang telah mengambil kesempatan itu untuk menyerang Bee Kun Bu atau Pek Yun Hui.   Ciu Kong Liang lekas-lekas mengegos dan loncat ke samping! Pang Siu Wie yang sedang bertempur dengan Kiok Goan Hoat ketika Hian Ceng Tojin menusuk dengan jurus Shin Liong Cut Tong tidak keburu minggir, sam-beran angin dari tusukan maut itu mendampar ia ke dinding goa sehingga ia menjadi pusing kepala dan kedua matanya berkunangkunang, Kiok Goan Hbat setelah berdiri jejak lagi segera mengawasi orang yang menusuk ia.   Lalu dengan tertawa.      KANG ZUSI   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   http://cerita-silat.co.ce/   Hian Ceng menusukkan pedangnya ke arah si kakek dengan menggunakan jurus burung Hong menyerang Naga. ia berkata.   "Kukira siapa, tak tahu Sam Ceng Koan Cu yang datang terimalah hormatku!"   Ia mengangkat kedua tangannya memberi hormat Hian Ceng Tojin membalas pemberian hormat itu.   "Kiok Heng apakah baik? Satu tahun telah lewat semenjak kita berjumpa di pegunungan Koat Cong San!"   Ketika itu Kiok Goan Hoat berpikir "Hian Ceng Tojin tibatiba muncul di pegunungan ini, mungkin juga ketiga pemimpin partai Kun Lun sama datang juga, Aku tak dapat melawan mereka, Lagi pula pasir beracunnya Pang Siu Wie dapat membinasakan aku...."   Menampak Kiok Goan Hoat diam saja, lalu Hian Ceng Tojin berkata pula.   "Maksud apa kau berada di sini?"   Tanyanya.   "Apakah ingin menguji silat partai Kun Lun?"   Seperti monyet kena terasi Kiok Goan Hoat menyengir dan menjawabnya.   "Siapakah yang tidak mengetahui ilmu silatnya partai Kun Lun yang lihay? Aku tentu tak dapat melawan Sam Ceng Koan Cu."   Lalu ia berjalan keluar dari kamar goa itu. Ciu Kong Liang setelah melihat Kiok Goan Hoat keluar, ia hendak turut keluar juga, tetapi ia dicegat oleh Hian Ceng Tojin.   "Ciu Kong Liang, aku ada omongan yang hendak diucapkan kepadamu,"   Kata Hian Ceng Tojin.   "Apakah kau ingin membalas dendam kepadaku?"   Tanya Ciu Kong Liang, Dengan suara keras Hian Ceng Tojin berkata.   "Aku dengan kau dan Si Tian Houw sebetulnya tidak seharusnya mempunyai dendam, Tetapi mengapa kalian berdua memasang jebakan mencelakakan aku? Soat ini, aku minta penjelasan!"   Ia berhenti sejenak, lalu mengejek.   "Kau lihatlah pedang ini? Kau tentu mengenalinya!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Karena kalian coba mencelakakan aku, maka aku telah memperoleh pedang sakti ini!"   Melihat pedang itu, Ciu Kong Liang mundur dua langkah dengan terperanjat Hian Ceng Tojin tertawa dan berkata pula.   "Kau beritahukan Si Tian Houw, aku tak bermaksud membalas dendam, tetapi aku ingin mengetahui alasannya mengapa kalian ingin mencelakakan aku!"   Dengan masgul tereampur takut Ciu Kong Liang lekaslekas jalan keluar dari kamar goa itu setelah Hian Ceng Tojin tidak menanya lagi, Hian Ceng Tojin tidak mengejar, ia hanya berbalik untuk memeriksa Bee Kun Bu setelah memasukkan pedangnya ke dalam sarungnya, Pada saat itu, Pek Yun Hui belum selesai memulihkan tenaga dan semangat nya, tetapi Bee Kun Bu telah ditolong oleh Lie Ceng Loan dan telah sadar kembali Ketika melihat Hian Ceng Tojin, ia berseru.   "Suhu!"   Dan coba bangun untuk memberi hormat Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya Hian Ceng Tojin berkata.   "Melihat wajahmu saja aku mengetahui bahwa kau luka parah, Kau tak usah memberi hormat"   Ia pun melihat Pek Yun Hui dengan rambutnya yang panjang terurai, dan nodanoda darah di pakaiannya, ia terkejut dan berkata.   "Jika kau dapat bicara, cobalah ceritakan peristiwa-peristiwa yang telah menimpa kalian."   Dengan susah payah Bee Kun Bu menceritakan peristiwa peristiwa yang telah terjadi, Mulai dari ia mengantar Pek Yun Hui kembali ke pegunungan Koat Cong San, ia meninggalkan surat kepada Pek Yun Hui sebelumnya ia berlalu, ia menjumpai Souw Hui Hong di perjalanan, pertempuran di pegunungan Ngo Bi San, ia membantu menolong Souw Hui Hong dan mengetahui jejak Suhunya, ia kembali lagi ke pegunungan Ngo Bi San, dan menyaksikan pertempuran beberapa pemimpin cabang partai Thian Liong yang pergi ke    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kuil Ban Hut Si membikin perhitungan terhadap HweeshioHweeshio kuil tersebut.   Lie Ceng Loan dan Pang Siu Wie pun menceritakan bagaimana Pek Yun Hui berusaha menolong Bee Kun Bu, dan juga soal menangkap dan dirampasnya Ban Lian Hwe Kwi.   Setelah penuturan itu selesai, langit sudah terang, Hian Ceng Tojin lalu suruh mereka semua beristirahat Setelah Lie Ceng Loan cukup beristirahat ia menanya Hian Ceng Tojin: Toa Supek, Pek Cici bilang dia akan membawa aku dan Bu Koko ke suatu tempat yang aman dan sentosa, dan aku akan terus mendampingi Bu Koko, dan tidak kembali lagi...   karena aku yakin Bu Koko tak akan menjadi sembuh, dan Pek Cici juga tak mampu menyembuhkan dia!"   Hian Ceng Tojin terkejut dan menanya.   "Apakah Pek Yun Hui juga tak mampu menyembuhkan dia?"   Bee Kun Bu membuka kedua matanya, dan berkata sambil tersenyum.   "Teecu tidak takut mati. Teecu anggap kematian sebagai pulang asal Teecu merasa berat terhadap budi kasih Suhu dan lain-lainnya, dan Teecu tak dapat membalas jika Teecu mati...."   Hian Ceng Tojin membisu, ia tak menjawab "Bu Koko, kau mati dengan hati harus merasa puas, karena aku akan terus mendampingimu Pek Cici juga pernah mengatakan bahwa jika dia telah membunuh mati orang yang mencelakakan kau, dia pun akan mendampingi kau...M kata Lie Ceng Loan dengan sungguh-sungguh, Hian Ceng Tojin hanya berpendapat betapa polosnya gadis itu, tetapi ia tak mengerti mengapa Pek Yun Hui juga mengatakan itu kepada Lie Ceng Loan.   Apakah perkataan itu semata-mata untuk menghibur Lie Ceng Loan? Bee Kun Bu berseru dengan terperanjat "Apa? Apakah kalian ingin dikubur hidup-hidup bersama-sama aku...???    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Lie Ceng Loan mengangguk dan menjawabnya.   "Betul! Setelah Bu Koko mati, kami akan menyertai Bu Koko, agar kita tetap dapat berkumpul selamanya."   Air mata Bee Kun Bu mengucur lagi mendengar jawaban itu, dan tiba-tiba ia menyemburkan darah dari mulutnya! Lekas-lekas Lie Ceng Loan membersihkan darah itu dari mulutnya Bee Kun Bu, dan menguruti d ada nya.   Hian Ceng Tojin juga berusaha menyadarkannya sambil berlkata.   "Kau menderita luka parah, tetapi mengapa kau tidak jaga diri? Jika kau betul-betul mati, kau akan membikin banyak orang hancur hatinya. Misalnya, ayah bundamu yang telah menyerahkan kau kepadaku, Kau adalah putera yang tunggal...."   Bee Kun Bu hanya dapat menahan kesedihannya, dan insyaf bahwa perkataan gurunya itu betul, Ketika itu juga ia bertekad untuk hidup, agar ia dapat membalas budi kasih orang-orang yang telah menolong padanya, ia memejamkan matanya pula dan berusaha mengumpulkan semangat nya.   Hian Ceng Tojin berbisik kepada Lie Ceng Loan.   "Loan Jie, kau jangan ganggu dia lagi, Biarkan dia beristirahat dan aku akan mencari daya upaya untuk menyembuhkan nya. Mari ikut aku keluar!"   Hian Ceng Tojin berjalan keluar dari goa itu diikuti oleh Lie Ceng Loan.   Mereka berdiri di tempat yang agak jauh dari goa.   Di luar suasana sudah terang benderang, matahari bersorot dengan megahnya.   Hian Ceng Tojin berdiri termenung, tiba-tiba Lie Ceng Loan berseru: Toa Supek, ada orang mendatangi Hian Ceng Tojin menoleh ke bawah dan melihat ada orang sedang lari tergesa-gesa di bawah jurang itu, ia pun terperanjat Lie Ceng Loan hanya dapat melihat bahwa orang yang mendatangi itu mengenakan pakaian serba hitam.   Ketika orang itu sudah mendekati goa dimana Bee Kun Bu berada, Lie Ceng Loan baru melihat bahwa orang itu adalah seorang    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   wanita dengan batu seruling Giok di tangan kanannya yang digunakan sebagai tongkat Hian Ceng Tojin lalu betot tangannya Lie Ceng Loan, dan lari mengejar wanita berpakaian serba hitam itu.   Ketika mereka tiba, ternyata wanita itu sudah tak dapat berjalan lagi, Dia sedang duduk di atas satu batu gunung beristirahat Terlihat juga di batang lehernya yang putih halus bekas bacokan lebih kurang satu dim panjangnya dan pakaiannya bernoda darah, Mukanya pucat pasi dan napasnya tersengal-sengal Hian Ceng Tojin berbisik kepada Lie Ceng Loan.   "Kau totok jalan darahnya!"   Baru saja Lie Ceng Loan hendak menotok, tiba-tiba wanita itu menyapu tangan Lie Ceng Loan dengan seruling batu Gioknya. Hian Ceng Tojin dengan secepat kilat merampas serulingnya dan membentak.   "Giok Siu Sian Cu! Kami sebetulnya ingin menolong kau, mengapa kau lalu hendak melukai kami!"   Perlahan-lahan Giok Siu Sian Cu bangun, dan mengawasi Hian Ceng Tojin agak lama sebelum ia menyahut "Kau datang terlambat Dia (dimaksudkan Bee Kun Bu) telah diceburkan orang ke dalam telaga, Aku telah menyelam lama sekali untuk mencari nya, tetapi aku tak dapat ketemukan dia atau mayatnya pun, Mungkin mayatnya tenggelam ke dalam dasar telaga itu.   Namun, aku akan berusaha mengangkat mayatnya bila aku sudah sembuh...."   Ketika ia melihat Lie Ceng Loan, ia berseru sambil menunjuk.   "Dia telah dilukai oleh empat jago-jago dari partai Ngo Bi San, dan aku hampir diperkosa oleh satu pemuda yang berpakaian kuning dan membawa lingkaran-lingkaran emas, pemuda itu tampan rupa nya, akan tetapi jahat sekali ia pernah sebut namanya, tetapi aku tak ingat lagi...."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Lie Ceng Loan menanya Hian Ceng Tojin: Toa Supek, wanita ini siapakah? Mengapa dia kenal Bu Koko?"   "Namanya yang betul jarang orang yang mengetahui,"   Jawab Hian Ceng Tojin.   "Tetapi dia terkenal dengan nama Giok Siu Sian Cu di kalangan Kang-ouw."   Lie Ceng Loan berpikir "Nama itu aku pernah dengar... entah dimana,"   Mereka berjalan perlahan-lahan kembali ke kamar di dalam goa, dan pada ketika itu, Pek Yun Hui telah selesai memulihkan tenaga dan semangatnya.   ia sedang membereskan rambutnya yang terurai-urai, tetapi wanita yang mukanya jelek sudah tidak ada di dalam kamar itu, Lie Ceng Loan lari menubruk Pek Yun Hui dan berkata.   "Semalam aku bersama Pang Cici bertempur melawan beberapa musuh. jika Toa Supek tidak datang, mungkin aku dan Pang Cici dihajar babak belur!"   Pek Yun Hui mengawasi Hian Ceng Tojin dan tersenyum, Kemudian ia berkata kepada Lie Ceng Loan.   "Mungkin kau telah melawan mereka dengan susah payah!" 20 BANGAU SAKTl - T.S.S.   Jilid 9 "Aku pernah melawan banyak musuh,"   Kata Lie Ceng Loan, Tetapi pertempuran semalamlah yang paling kukhawatirkan, karena aku selalu memikirkan keselamatannya Bu Koko dan kau...."   Sejenak kemudian Pang Siu Wie datang membawa air untuk mencuci noda darah di muka dan di rambutnya Pek Yun Hui. Kemudian ia memberi hormat kepada Hian Ceng Tojin sambil berkata.   "Angkatan tua apakah kau baik? Syukur angkatan tua keburu datang menolong,"   Pek Yun Hui meneruskan.   "Bee Kun Bu menderita luka berat Aku tidak mampu menyembuhkannya, Aku bermaksud membawa dia pergi ke pegunungan Koat Cong San untuk menemui guruku di puncak Pek Yun Siat, aku hendak    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   memohon guruku menyembuhkan dia dengan Ban Lian Hwe Kwi."   "Pek Siocia demikian perlunya terhadap dia, aku sangat berterima kasih,"   Jawab Hian Ceng Tojin.   "Dan karena dia, Pek Siocia mengalami banyak kesulitan dan menghadapi banyak bahaya...."   "Harap angkatan tua tidak menyalahkan dia."   Memotong Pek Yun Hui.   "Sebetulnya banyak urusan yang tiada sangkut pautnya dengan dia, Kini karena lukanya berat sekali, Kita jangan menunda-nuda dan berlaku lambat, kita harus lekaslekas membawa dia."   "Apakah aku dapat turut?"   Tanya Hian Ceng Tojin.   "Jika angkatan tua ada urusan yang penting, harap jangan pusingi urusan ini. Dengan Loan Moi dan Pang Siocia aku yakin dapat mengurusnya dengan baik."   Kata Pek Yun Hui. Hian Ceng Tojin segera mengerti maksudnya Pek Yun Hui, maka ia berkata sambil tersenyum.   "Jika demikian halnya, biarlah aku berlalu dari sini dulu.,,."   Ia bertindak, tetapi segera berhenti ia berbalik dan berkata lagi.   "Ketika aku sedang bertempur melawan Giok Siu Sian Cu di suatu tempat di atas jurang yang curam, Souw Hui Hong, puteri kesayangannya pemimpin partai Thian Liong, Souw Peng Hai, memberitahukan kepadaku bahwa Bee Kun Bu telah tertawan di pegunungan Ngo Bi San oleh orang-orangnya partai Ngo Bi dan dia dipenjarakan di dalam kuil Ban Hut Si. Maka aku segera berangkat ke pegunungan Ngo Bi San. Tetapi ketika aku tiba di dekat puncak Ngo Houw Leng di waktu tengah malam buta, dengan kebetulan aku menemui Ciu Kong Liang dan Si Tian Houw sedang bereakap-cakap di atas suatu jurang, Karena ingin tahu, aku mendekatinya, dan mengetahui bahwa mereka sedang merundingkan soal menangkap Ban Lian Hwe Kwi. sebetulnya aku hanya ingin tahu, dan tidak berniat merebut Ban Lian Hwe Kwi. Akan tetapi aku dijebak oleh mereka!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Si Tian Houw adalah seorang yang pintar dan busuk, Angkatan tua bagaimanakah dianiayanya?"   Tanya Pek Yun Hui.   "Dulu aku pernah jumpa dengan mereka, oleh karena itu aku telah kenal mengenai Si Tian Houw dengan wajah berseriseri mengajak aku turut menggabungkan diri. Meskipun aku menolak dengan keras, aku masih juga kena dibujuk dan didesak dan akhirnya aku setuju, Lalu Si Tian Houw bawa aku ke tempat di mana kura sakti itu bersembunyi. Tetapi ketika aku berada di pinggir jurang yang curam, mereka bersamasama menjoroki aku ke bawah jurang. Untung aku tidak terluka, bahkan aku memperoleh pedang wasiat ini."   Ia berhenti dan mempertunjukkan pedang wasiat itu, lalu meneruskan.   "Pedang wasiat ini sangat luar biasa, harus digunakan oleh orang yang memiliki ilmu silat yang tinggi sekali Perkenankanlah aku dengan jalan ini memberikan pedang wasiat ini kepada Pek Siocia sebagai tanda terima kasihku !"   Pek Yun Hui mengawasi pedang wasiat itu, lalu sambil menggelengkan kepala ia berkata.   "Pedang wasiat yang luar biasa ini, aku tak berani menerimanya, Aku minta angkatan tua menggunakannya sendiri Lagi pula aku tak berniat menjagoi di kalangan Kang-ouw, Dengan pedang wasiat ini didampingi dengan ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat dari partai Kun Lun, aku yakin angkatan tua dapat membikin nama partai Kun Lun lekas menjadi termashur dan harum, Harap angkatan tua menyimpannya kembali. Dalam keadaan itu, Hian Ceng Tojin terpaksa menyarungkan pedang wasiatnya, lalu memberi hormat dan berlalu Pek Yun Hui tidak membuang waktu, segera ia bawa Bee Kun Bu menuju ke pegunungan Koat Cong San disertai oleh Lie Ceng Loan dan Pang Siu Wie. sepanjang jalan Pek Yun Hui berusaha menolong Bee Kun Bu agar ia tidak pingsan, dan ia sangat khawatir Bee Kun Bu    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tewas dalam perjalanan sebelum dapat disembuhkan oleh gurunya.   Tetapi ia tidak mengetahui bahwa Bee Kun Bu masih terus dapat bertahan karena telah makan pil mujarab dari gadis di dalam perahu ketika dia berlayar di sungai Bin Karig, pada hari itu juga mereka tiba di kaki pegunungan Koat Cong San.   -ooo0oooMenjumpai ayah kandungnya Karena Pek Yun Hui telah paham akan jalan yang harus ditempuh, mereka dapat melalui lereng-lereng gunung, jalanjalan sempit dan beberapa puncak yang curam dengan selamat, dan pada malam itu juga mereka tiba di atas puncak Pek Yun Siat Meskipun sudah jam dua malam, akan tetapi bulan masih memancarkan sinarnya sehingga suasana malam di sekitarnya menggembirakan Sambil menunjuk ke satu puncak gunung Pek Yun Hui berkata.   "Setelah kita melalui puncak itu, kita segera tiba di puncak Pek Yun Siat...."   Lie Ceng Loan meraba dadanya Bee Kun Bu dan berseru.   "Pek Cici, Bu Koko masih hidup, jantungnya masih berdenyut...."   Pek Yun Hui tersenyum dan berkata.   "Aku hanya khawatir kalau-kalau guruku belum kembali."   Mereka meneruskan perjalanannya, tetapi hatinya Pek Yun Hui berdebar-debar, ia khawatir gurunya belum kembali Tetapi Lie Ceng Loan mempunyai pikiran lain, ia makin berpengharapan, karena ia yakin bahwa gurunya Pek Yun Hui pasti dapat menyembuhkan Bee Kun Bu.   Hanya satu soal yang membingungkan Pek Yun Hui.   Menurut pengetahuannya, Bee Kun Bu tak akan dapat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   bertahan lebih dari sepuluh hari, akan tetapi sepuluh hari telah lewat, dan Bee Kun Bu masih bernapas.   ia tidak ketahui bahwa Bee Kun Bu tertolong oleh pil mujarab dari si gadis di atas perahu di sungai Bin Kang, Pil mujarab yang disebut Pi Beng Hu Sim Tan (Menjamin jiwa memperkuat jantung) bukan saja berkhasiat memperpanjang umur, tetapi juga dapat menyembuhkan luka-luka yang diderita di dalam tubuh! Pek Yun Hui yang senantiasa kuat imannya dalam hampir segala hal, kali ini menjadi lemah kepereayaannya terhadap kemampuannya sendiri Dengan terus terang ia berkata kepada Lie Ceng Loan.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo    Bukit Pemakan Manusia Karya Khu Lung Perangkap Karya Kho Ping Hoo Pendekar Gunung Lawu Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini