Bangau Sakti 31
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 31
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Pikirnya Na Hai Peng. Dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek palsu itu ia hanya gambarkan macam-macam bi-natang, burung dan ikan dengan sembarangan saja, Ketika ia sedang membawa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang palsu itu ke dalam goa di perut gunung, tiba-tiba ia menjumpai seekor bangau yang besar berdiri di depan mulut goa. ia yakin bahwa ilmu silatnya mahir dan tinggi, ia memukul kan tinjunya tetapi bangau yang besar itu terbang ke atas KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ secepat kilat menghindari tinjunya, dan terbang turun lagi menyapu ia! Na Hai Peng lekas-lekas loncat mengegos sambil berusaha menangkapnya, Tetapi bangau itu rupanya sangat lincah dan cerdik, seolah-olah diapun pandai silat Dia berbunyi keras dan datang menyambar dari belakang, Demikianlah Na Hai Peng bertempur melawan bangau itu dengan semua ilmu silat yang ia telah pelajari dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, akan tetapi ia masih juga tidak berhasil menangkap bangau itu. Na Hai Peng terperanjat dan berpikir "Sepuluh tahun sebelumnya, ilmu silatku dapat menerkam harimau dan memukul mati singa, Tetapi sekarang setelah aku dapat memiliki banyak ilmu-ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, aku tak mampu menangkap seekor bangau!" Kemudian ia berlutut dan mengumpulkan tenaga dalamnya untuk melancarkan jotosan dengan tangan kirinya ke atas. Bangau itu terdampar jauh sekali oleh angin dari jotosan nya, tetapi bangau itu segera datang menyambar lagi, Na Hai Peng menggunakan jurus Ciang Hong Pa Liong atau Burung Hong menerkam naga, dan ia berhasil mencekal kedua kakinya bangau itu! Bangau itu berusaha melepaskan diri, tetapi sia-sia, karena tenaganya Na Hai Peng demikian besarnya seolaholah dapat menahan sepasang banteng yang sedang mengamuk! -ooo0oooDengan ilmu silat sakti, Na Hai Peng kembali ke istana "Bangau ini luar biasa! Apa maksudnya dia menyerang aku demikian sengit nya ?" Pikir Na Hai Peng. Ketika ia melepaskan cekalannya, bangau itu tidak berusaha terbang pergi, Na Hai Peng dorong batu di mulut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ goa dan masuk ke dalam, ia taruh kotak-kotak yang berisi kitab-kitab Kui Goan Pit Cek palsu di atas batu besar, dan jalan keluar lagi setelah melalui pohon-pohon bunga, Alangkah kagetnya ketika ia tiba di pinggir sungai, tali rotan yang ia gunakan tadi telah hilang! Bagaimanakah ia dapat keluar dari lembah yang sempit dan yang dilingkari oleh lereng-lereng gunung yang curam lagi licin itu? Meski ia berlatih lagi sepuluh tahun sekalipun ia tak akan berhasil keluar dari lembah tersebut Dalam keadaan bingung itu, tiba-tiba ia merasa hembusan angin di belakangnya, ia menoleh dan melihat bangau yang besar itu sudah berdiri di belakangnya. "Bangau ini besar sekali tenaganya, Mungkin aku dapat tunggangi untuk membawa aku terbang keluar dari lembah ini!" Pikirnya, Lalu ia tunggangi bangau itu siap lantas melonjorkan lehernya, dan setelah mementangkan kedua sayapnya, segera membawa Na Hai Peng terbang ke angkasa, Bangau itu terbang tinggi menembusi segumpalan awan, dan kemudian ia terbang turun di atas suatu puncak. Na Hai Peng turun dari punggung bangau itu dan melihat keadaan di sekitarnya, Ternyata ia berada di dekat goa Pek Yun Siatnya, Bukan main girangnya, karena ia anggap bangau itu telah tunduk dan takluk kepadanya. ia usap-usap bangau itu dengan penuh kasih sayang, Tetapi bangau itu mundur dan berbunyi seakan-akan merasa takut Na Hai Peng lalu melihat ada satu seruling bambu yang panjangnya lebih kurang sepuluh cm dan sebesar jempol tangan tergantung di lehernya bangau itu. ia pegang dan pijat seruling bambu itu, ia tidak pikir bahwa tenaganya sangat dahsyat, dan seruling bambu itu menjadi hancur, selembar kain sutera putih yang dilipat rapi jatuh keluar dari seruling bambu itu, ia pungut kain sutera itu, dan membaca tulisannya yang berbunyi. "Bangau ini bernama Hian Giok. Dia adalah makhluk yang sakti dan telah berusia seribu tahun lebih, dapat menaklukkan naga. Siapa saja yang dapat menaklukkan-nya, akan menjadi majikannya." Terlihat tanda tangan dari Ti Kian Cin Jin, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ disertai juga cara menjinakkannya dan memeliharanya bangau itu. Bukan main girangnya Na Hai Peng, karena dengan dibantu oleh bangau sakti itu, ia seolah-olah dapat terbang pergi kemana saja yang dikehendakinya, Justru pada saat itu ia berpikir "Semenjak aku berlalu dari istana raja di ibukota sehingga kini sudah sepuluh tahun, Apakah kawan-kawan karibku masih ada? Dengan bangau sakti ini, aku dapat pergi ke sana dengan mudah, Aku dapat menemui kawan-kawan karibku dan juga Cui Tiap, kawan hidupku." Dengan maksud itu, ia segera menunggangi bangau-nya dan menuju ke ibukota, Bangau sakti itu hanya perlu beristirahat satu kali, dan jarak yang jauh dari pegunungan Koat Cong San sampai ke ibukota di utara dapat ditempuh hanya dalam satu hari satu rnalam! Karena ia sudah mengerti cara mengendalikannya bangau sakti itu, setelah ia perintahkan turun di dekat tempat tidak jauh dari istana, ia segera suruh bangau itu terbang ke atas, dan ia sendiri berjalan menuju ke istana raja, Na Hai Peng yang telah tinggal lama di dalam istana telah paham betul seluk beluknya. Meskipun ia telah lama berlatih silat, tetapi ia lakukan segala sesuatu ada dorongan hatinya tanpa pikir, Dengan hati yang tabah ia jalan masuk ke dalam istana. Tiba-tiba berkelebat dua bayangan, dan ia dibentak. "Siapa yang demikian besar nyalinya berani menerobos masuk ke dalam istana raja pada malam hari ini?" Bentakan itu dibarengi dengan sambitan dua senjata rahasia, yang berkelebatnya terbang menyertai ia. Dengan cepat sekali Na Hai Peng tangkap senjata rahasia itu dan yang lainnya ia kebut dengan lengan bajunya sambil berteriak. "Siapakah kau yang berani menyambit aku dengan senjata rahasia itu dan yang lainnya? Apakah kau tak takut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ aku akan menghajar kalian?" Ketika ia masih menjadi orang kesayangan Kaisar Hauw Cong, dan menjadi pengawal peribadinya, Maka ia telah berkata-kata demikian Dua pengawal keluar menghadapi ia dan menatapnya dengan beringas! Na Hai Peng lupa bahwa ia telah tinggal memisahkan diri diatas puncak Pek Yun Siat selama sepuluh tahun dan kini pakaiannya sudah compang-camping, Lagipula rambutnya yang panjang beberapa kaki dan kumis serta janggutnya yang berewok telah membikin ia lebih mirip orang hutan daripada manusia, Seorang pengawal mengejek. "Kakek yang gila ini mungkin mau merasai golokku!" Lalu ia membacok "Kurang ajari Berani maki aku kakek gila!" Bentaknya Na Hai Peng, sambil mengegoskan diri, dan satu jotosan dari tinju kanannya membikin pengawal itu jatuh tertiarap dengan tidak bernyawa! pengawal yang lain menjadi ketakutan Dengan nekat ia menyerang dengan goloknya, Tetapi Na Hai Peng hanya loncat ke samping, dan tinju kirinya memukul muka lawannya, ia lupa bahwa tinjunya itu keras sekali Pukulan itu telah memukul hancur muka pengawal itu yang hanya menjerit sekali untuk jatuh menjadi mayat! Na Hai Peng sendiri menjadi terperanjat menyaksikan jotosan-jotosannya yang membawa maut mengambil korban, ia berpikir Ai! Aku telah membunuh mati pengawal istana, apa bila ketahuan, aku akan dianggap seorang pemberontak dan hukumannya tidak akan berakhir jika belum sampai sembilan turunan...." Banyak pembesar-pembesar tinggi atau menteri-menteri yang telah memberontak mendapat hukuman secara demikian dengan tak menghiraukan tua atau muda, laki atau perempuan justru pada saat ia memikirkan akan akibat dari perbuatannya itu, tiba-tiba ia merasa ada angin menyerang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dari belakangnya, ia menoleh dan tampak tiga pengawal yang bertubuh tinggi besar telah mengurung ia dengan golok terhunus, Pengawal yang di tengah membentak ia dengan mata melotot. "Kedua pengawal ini tentu kau yang bunuh!" Tegurnya. Dengan wajar Na Hai Peng menjawab. "Aku hanya menjotos sembarangan, aku tidak menduga telah memukul mati mereka." Pengawal itu mengawasi Na Hai Peng yang berpakaian compang-camping, rambut dan janggutnya panjang dan terurai-urai, menganggapnya Na Hai Peng seorang yang tidak beres pikiran, ia tidak pereaya jika tanpa senjata, Na Hai Peng dapat membunuh mati rekan-rekannya. ia membentak lagi. "Hei! Kau iblis dari mana berani bicara dengan mulut besar? Apakah kau tidak tahu di sini tempat apa?" Dengan tenang Na Hai Peng menjawab. "Aku tahu ini adalah pekarangan di dalam istana raja...." "Dan apakah kau tidak tahu tidak sembarangan orang boleh masuk ke sini?" Bentak si pengawal itu. "Aku ingin menjumpai kaisar, maka aku datang ke sini." Jawab Na Hai Peng, Si pengawal menjadi gusar, ia lalu menusuk dengan ujung goloknya, Ketika itu Na Hai Peng telah dapat memahami ilmu Hian Men It Goan Kong Ki. Dengan tanpa bergerak, ia membalas menyerang lawannya, pikirnya si pengawal bahwa dengan tusukannya itu Na Hai Peng akan dapat ditusuk mati, ia tidak duga bahwa ujung goloknya menjadi empuk seperti lilin ketika menyentuh tubuhnya Na Hai Peng, dan tangannya segera menjadi lumpuh, Goloknya segera jatuh dari cekalannya, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kedua pengawal yang lain juga merasa tubuhnya menjadi panas, dan terpaksa mundur dua tindak, Na Hai Peng tertawa gelak-gelak, ia mengebutkan kedua lengan bajunya, dan kedua pengawal di kedua sampingnya itu terhempas jatuh terlentang dengan jiwa melayang! Dengan sekali loncat Na Hai Peng lari maju, Segera ia dengar ada orang yang mengejarnya pula dan ternyata seorang pengawal kepala, sebetulnya ia tidak bermaksud membunuh mati siapapun, maka ia berusaha melarikan diri dan keluar dari istana agar ia dapat memanggil bangaunya untuk kembali ke pegunungan Koat Cong San. Dalam pikirannya yang kacau itu, ia telah tidak ingat lagi jalan untuk keluar, dan ia tersesat! ia berhenti dan mengingat-ingat jalan keluar dalam suasana yang gelap itu, Berkat ilmu Hian Men It Goan Kong Ki yang ia dapat pelajari dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, penglihatan matanya jauh lebih terang di suasana yang gelap" Itu, ia dapat lihat di tempat sedikit jauh beberapa bangunan yang bertingkat diantara pohon-pohon cemara, pada sepuluh tahun berselang bangunan-bangunan tersebut belum ada. ia berusaha mengingatkan segala bangunan-bangunan atau benda-benda ketika ia masih menjadi pengawal pribadi Kaisar Hauw Cong, tiba-tiba ia dengar suara bunyinya lonceng kuningan Suara lonceng itu tidak keras, tetapi mendengung lama sekali, segera disertai suara seruling bambu, dan dari jendela-jendela bangunan-bangunan yang bertingkat itu memancar keluar sinar lampu.,., ia ingat di masa ia menjadi pengawal istana, Tiap-tiap orang-orang yang telah menerobos masuk ke dalam pasti tak dapat keluar lagi, karena penjagaan yang keras dan jebakanjebakan yang tersembunyi di tempat-tempat tertentu Tetapi dengan ilmu silatnya yang dapat dikatakan tiada bandingan, ia tidak takut akan tidak bisa keluar "Aku sudah di sini, meskipun aku tidak dapat menjumpai kawan-kawan karibku, aku harus berusaha mencari Cui Tiap, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bangunan-bangunan yang bertingkat itu mungkin juga tempat kediaman selir-selir raja, dan mungkin juga Cui Tiap berada di salah satu bangunan-bangun-an itu.,." Pikirnya. Baru saja ia hendak melangkahkan kaki menuju ke bangunan bertingkat itu, tiba-tiba ia mendengar orang bicara "Jika kita terus mencari, kita akan terpaksa mencari di ruang yang terlarang, tetapi kita akan dipersalahkan." Terdengar pula suara jawaban: Tetapi Lauw Kong Kong (Tuan besar Lauw) telah memerintahkan kita mencari dan menangkap orang yang telah menerobos masuk ke sini, kita tidak akan dipersalahkan jika kita berhasil menangkap bangsat itu,.,." "Rupanya orang-orang itu sedang mencari aku, aku harus bersembunyi" Pikir Na Hai Peng, lalu ia lari menuju ke hutan pohon-pohon cemara di depannya, Tetapi ia tidak menduga bahwa orang-orang yang sedang mencari ia adalah jago-jago silat dari Lauw Kin, kasim (Thaykam = orang kebiri) kesayangan kaisar tetapi sangat kejam dan keji, Suara pakaiannya yang dihembus angin telah menarik perhatiannya orang-orangnya Lauw Kin, Dalam sekejap, tiga senjata tajam menyambar dari belakangnya, sambil membalik tubuh, Na Hai Peng me-ngebut dengan bajunya, dan dua golok segera terlempar jatuh, sedang orang yang ke tiga ia dapat hindarkan untuk terus didorong ke depan sehingga tubuhnya bertumbukan dengan pohon. Kedua orang yang telah terlepas goloknya segera datang menyerang lagi, dan Na Hai Peng memperhatikan bahwa kedua orang itu, yang satu kurus tinggi, mukanya perok, kedua matanya seperti mata tikus, usianya lebih kurang enam puluh tahun, dan yang lain bertubuh tinggi besar, berusia kirakira empat puluh tahun, siapa sedang menyerang ia dengan sebuah toya berkepala roda baja yang bergigi setelah goloknya terlepas, Si kurus mengawasi Na Hai Peng, dan dengan tanpa bicara, tiba-tiba tangan kanannya menyambar mencakar KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ seperti kukunya seekor burung elang, Dan kawannya yang bersenjatakan toya berkepala roda baja bergigi berbareng menyerang dengan menyodokkan senjatanya ke mukanya Na Hai Peng! Na Hai Peng, yang telah memahami banyak ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, menjadi gembira karena ia memperoleh kesempatan untuk menguji keampuhan jurusjurusnya, dan ia telah melupakan dosa dicap sebagai pemberontak Sambil tertawa gelak-gelak, tinju kanannya dari bawah memukul ke atas menghajar toya dengan jurus Liong Teng Kauw Tian ke atas atau Naga Melonjak ke udara, sedangkan tangan si kurus yang datang mencakar segera terlihat hasilnya. Tinju kanannya telah memukul tangan lawan yang memegang toya sehingga senjata itu terpental, dan si kurus yang hendak menarik kembali cakarannya untuk loncat beberapa kaki, ia menjotos punggungnya dan tangan kanannya menolak jalan darah di lengannya si kurus. Serangan-serangan yang secepat kilat itu tak dapat dihindarkan lagi oleh kedua lawannya yang ilmu silatnnya lihay itu, jotosan di punggung membikin si tubuh besar jatuh tertiarap dan pingsan, sedangkan totokan itu melumpuhkan seluruh tubuhnya si kurus, Lawan yang bertumbukan dengan pohon hanya dapat menjerit satu kali untuk rubuh ke tanah dengan memuntahkan darah dari mulutnya! Ketika kedua orang itu dapat bangkit, Na Hai Peng sudah pergi entah kemana! Lawan yang bertubuh besar, sambil membersihkan tanah di mukanya berkata kepada kawannya. "Aku yang sudah lama berkecimpung dikalangan Kang-ouw, dan pernah menghadapi banyak lawan yang berat, belum pernah diperlakukan demikian oleh setan ini!" Si kurus menyahut. "Meskipun istana ini dijaga keras, tetapi aku khawatir lebih banyak korban dibunuh olehnya sebelum dia dapat ditawan!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Na Hai Peng ketika itu sedang bersembunyi di semaksemak pohon bunga dan mengawasi gerak-geriknya mereka, Ketika ia masih menjadi pengawal istana Kaisar Hauw Cong, ia mengetahui bahwa beberapa pengawal dipersenjatai dengan anak panah yang beracun, Setelah mendengar si kurus mengatakan istana tersebut dijaga keras, ia khawatir diserang dengan anak panah beracun, ia berkata seorang diri. "Dalam suasana yang gelap gulita ini, aku tak dapat segera melihat lawan dengan senjata anak panah beracun, Lebih baik aku bersembunyi di sini sejenak untuk mencari jalan yang aman untuk keluar...." Sesaat kemudian ia dengar suara kaki orang berlari-lari. Mereka yang sedang mencari ia semuanya adalah jago-jago silat kenamaan, dan suara dari napasnya rupanya telah didengar oleh mereka, Karena ia sedang mengumpulkan tenaga dalamnya dengan sebentar-sebentar menyedot atau menarik napas panjang untuk disembur keluar dengan perlahan-lahan, Ketika ia mengangkat kepala dan melihat di sekitarnya, ia tampak bahwa ia sedang disoroti oleh sinar dari suatu lentera, ia tidak bergerak, karena ia belum selesai mengumpulkan tenaga dalamnya, Tiba-tiba satu golok datang menyambar! Ia tidak menangkis dengan tangannya, ia hanya membuka mulutnya, menangkap golok itu dengan gigitan giginya, ia terkejut ketika ia lihat golok itu mengeluarkan asap biru, itulah golok beracun! Na Hai Peng segera rasakan kaki tangannya menjadi panas, dan ketika ia melihat ke depan lagi. Satu toya besi dan ujung garu berbareng menyerang ke mukanya, Dengan satu jeritan, ia loncat ke atas ia telah terluput dari sodokan toya besi dan garu tadi! ia jatuh turun ke tanah untuk menjotos punggungnya orang yang menyodok ia dengan garu, dan kaki kanannya menendang kepalanya orang yang menyodok ia dengan toya besi. Belum lagi kakinya menginjak tanah ketika mendengar suara jeritan-jeritan yang mengerikan Orang yang menyodok dengan garu jatuh tersungkur memuntahkan darah, dan orang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ yang menyodok dengan toya besi hancur kepalanya, Mereka menjerit kesakitan satu kali, dan mati seketika! Na Hai Peng yang telah menggigit golok beracun, selagi berusaha mengeluarkan racun itu, merasakan bahwa betis kanannya dan lengan kirinya me!umpuh. ia merasa harus menghadapi seorang lawan yang bersenjata toya. Dengan memaksakan diri ia meloncat pula untuk merampas toya lawannya, Satu genta kan yang dibarengi dengan tendangan kaki kiri, lawannya ditendang remuk kepalanya sehingga otaknya berantakan! Dalam keadaan separuh lumpuh ia masih dapat membunuh lawan-Iawannya dengan mudah dan cepat ia ambil toya dari lawannya dan lari menuju ke bangunan yang bertingkah Meskipun di sekitarnya masih ada banyak pengawal, akan tetapi sebagian besar telah dibinasakan olehnya, Lagipula orang yang menyoroti ia dengan lentera telah dihajar mati, maka suasana menjadi gelap pula, Untuk sementara waktu, rupanya tidak ada orang yang berani mengejar lagi, sebetulnya mereka sedang siap sedia dengan senjata senjata rahasia yang segera akan dilontarkan nya. kesempatan itu digunakan olehnya untuk lari menuju ke bangunan yang bertingkat Sejenak kemudian, karena suasana sunyi senyap, para pengawal mulai keluar dari tempat sembunyinya masingmasing untuk mencari lagi, atau mengangkat mayat - mayat kawan nya. Na Hai Peng yang berlari-lari tiba-tiba merasa betis kirinya menjadi lemas, dan ia jatuh. Betis kanan dan lengan kirinya memang sudah menjadi lumpuh, Ketika itu ia baru memikir melarikan diri keluar dari pekarangan istana, Tetapi terlambat, karena ia tak dapat berbuat menurut kehendaknya dengan hanya satu lengan kanannya, ia menghela napas, ia mendongak, dan melihat sekelompok pohon-pohon bambu mengelilingi satu bangunan yang bertingkah dan sinar KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ lampu membikin tempat di sekitarnya menjadi terang, ia berpikir "Bangauku sangat cerdik dan cerdas, Mengapa aku tidak mau memanggilnya agar dia dapat membawa aku keluar dari sini?" Pikirnya. Lalu ia berusaha bersiul memanggil bangaunya, tetapi ia tak dapat lakukan itu, karena beberapa jalan-jalan darahnya telah tersumbat akibat racun golok, Dalam keadaan putus asa, ia keluarkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari kantong bajunya, dan berkata seorang diri. "Kali ini rupanya aku tak dapat keluar dari sini, dan mungkin aku binasa, Kitab-kitab sakti ini akan dirampas oleh orang lain, lebih baik aku memusnahkannya!" Ia berhenti sejenak dan menghela napas, Tetapi jika kitab-kitab sakti ini aku musnahkan, maka ilmu-ilmu silat yang disusun oleh Ti Kian Cin Jin dan San Im Shi Ni dengan jerih payah akan menjadi sia-sia belaka" Demikianlah ia menjadi mundur maju tidak dapat mengambil ketetapan tentang memusnahkan kitab-kitab. Sambil memegangi kitab-kitab itu, ia mengucurkan air mata Segera terdengar berlari-larinya suara kaki orang, ia yakin bahwa para pengawal istana berusaha mengejar atau mencari ia lagi, ia masukkan kembali kitab-kitab itu ke dalam kantong bajunya, dan berdaya mencapai bangunan bertingkat di depannya, Setelah ia tiba di bawah satu jendela dari bangunan itu, dengan sekali enjot, ia berhasil melonjak masuk ke dalam satu kamar, dan bersembunyi di kolong sebuah meja, Di luar terdengar suara melewatnya orang yang berlarilari. Ia bersembunyi di kolong meja itu dengan maksud mengambil keputusan apa yang ia harus perbuat dengan kitab-kitab Kui Goan Pit Ceknya, Tetapi ketika ia keluarkan kitab-kitab itu, ia kebetulan membuka halaman yang menuturkan cara menyembuhkan luka-luka. Penglihatannya yang tajam, dibantu dengan cahaya lampu di dalam kamar itu, memudahkan ia membaca dengan jelas, Dengan girang ia membaca halaman itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tiba-tiba ia dengar suara orang yang berseru di luar kamar. "Ban Swee (kaisar) telah datang!" Na Hai Peng terkejut. ia masukkan lagi kitab-kitabnya ke dalam kantong dan pindah bersembunyi di balik lemari buku, Baru saja ia bersembunyi, segera pintu kamar dibuka orang dan dua kasim (orang kebiri) memimpin masuk seorang muda dengan pakaian sutera tersulam dengan naga emas, memakai topi biasa, dan berusia lebih kurang dua puluh tahun, Di belakang pemuda itu mengikuti seorang kasim yang berjubah biru, wajahnya putih bersih, Terdengar pemuda itu berkata sambil tertawa. "Gadisgadis yang baru di kamar "Macan Tutul" Semuanya cantik manis, akan tetapi mereka semuanya tolol, dan tak bisa menawan hati." Kasim yang berjubah biru berkata sambil membungkukkan tubuh. "Hamba telah menyuruh orang mencari gadis-gadis yang cantik jelita, dan dalam beberapa hari lagi, gadis-gadis itu Ban Swee dapat nikmati." Tetapi diantara gadis-gadis di kamar Macan Tutul, gadis yang bernama Cui Tiap itu betul-betul cantik, Hanya dia sangat dingin terhadap aku. Kini ia menjadi tak karuan, karena ia tak memperhatikan bersolek dan berdandan untuk memperindah dirinya, Mengapa dia itu?" Tanya si pemuda, Lalu terdengar suara tindakan kaki di luar, dan ketika pintu terbuka, Na Hai Peng dapat melihat dari tempat sembunyinya, dua selir istana sedang menggiring satu selir yang berpakaian hijau, ia terkejut menampak selir itu, karena selir itu adalah Cui Tiap selir yang diberikan kepadanya untuk kawan hidupnya oleh Kaisar Hauw Cong almarhum. Terlihat olehnya Cui Tiap berlutut di hadapan pemuda itu sambil berseru. "Hamba Cui Tiap datang di hadapan Ban Swee." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Si pemuda membentak. "Aku ini adalah seorang raja! Mustahil aku lebih rendah daripada seorang pengawal istana? Jika kau tidak menuruti kehendakku, kau jangan menyesal menderita hukuman!" Dengan sedih Cui Tiap berkata. "Junjungan almarhum telah serahkan hamba kepada pengawal istana bernama Na Hai Peng, dan hambat telah tinggal sebagai suami istri dengan dia. Tubuh hamba yang hina ini tentu tak pantas bagi Ban Swee lagi." Si pemuda makin menjadi gusar, dan ia membentak dengan suara lebih keras. "Aku adalah kaisar dari satu negeri besar, siapakah yang berani menentang kehendakku Dengan mengucurkan air mata dan suara yang memilukan hati, Cui Tiap menjawab. "Hamba telah menuruti perintah kaisar almarhum dan menyerahkan jiwa dan raga kepada pengawal istana Na Hai Peng, Hamba tak pantas menyerahkan tubuh yang telah noda kepada Ban Swee,.,." Si pemuda atau kaisar Bu Cong, karena mengingat ayahnya, Hauw Cong, segera menjadi reda. ia berkata sambil tersenyum. "Gadis-gadis di dalam kamar Macan Tutul semuanya lebih cantik dari padamu, mereka berebut menjadi pilihanku!" Kasim yang berjubah biru berkata. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Ban Swee tak usah dengar selir yang rendah ini. Urusan ini serahkan saja kepada hamba, Hamba jamin dia akan tunduk dan menuruti kehendak Ban Swee setelah aku beri hajaran di dalam tiga hari." Kaisar Bu Cong mengangguk dan berkata. "Baiklah, Tetapi kau jangan terlampau bengis terhadapnya!" Lalu ia pun keluar dari kamar itu. Setelah Kasim berjubah biru mengantar kaisar keluar dari kamar, ia kembali lagi dan memaki. "Hei! Cui Tiap! Kau betulbetul berkepala batu, dan berani menolak Ban Swee,.,." Lalu ia suruh satu kasim mengambil cambuk, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kasim itu lekas-lekas keluar mengambil cambuk, Setelah menerima cambuk, kasim berjubah biru memerintahkan dua selir menyumbat mulutnya Cui Tiap dengan sapu tangan, lalu ia mencambuknya, sehingga kulit yang putih halus itu lukaluka dan mengeluarkan darah, Kasihan Cui Tiap, seluruh tubuhnya terluka dan bermandikan darah, pakaiannya pecah robek dengan penuh noda darah. Sungguh kejam perbuatannya kasim itu. Na Hai Peng yang bersembunyi di balik lemari buku, dan menyaksikan penderitaannya wanita yang telah berkorban untuk ia itu, menjadi murka, tetapi baru saja ia. ingin bangkit dan menerkam kasim yang kejam itu, tiba-tiba ia merasa darah meluap di dadanya, Segera kedua matanya pudar dan ia jatuh pingsan.... Ketika si kakek bereerita sampai di sini, gadis berbaju sutera biru menjerit, dan dengan kedua mata berlinang, ia berkata: itulah ibuku, Ketika itu aku tak pandai ilmu silat Bagaimanakah dia dapat tahan siksaan itu...." Lie Ceng Loan mengusap-usap rambutnya gadis itu lalu menghibur "Kasim berjubah biru itu betul-betul kejam, Nanti jika aku ketemukan dia, aku akan hajar dia sampai mampus!" Pek Yun Hui juga mengucurkan air maka mendengar siksaan yang diderita oleh Cui Tiap, ia palingkan mukanya ke lain jurusan, mengenangkan peristiwa-peristiwa yang lampau. Si kakek meneruskan kisahnya. "Karena aku telah menderita luka-luka parah, dan ketika melihat Cui Tiap disiksa, aku telah lupa akan luka-lukaku, dan ingin menolong sehingga aku jatuh pingsan, Ketika aku siuman kasim yang kejam itu telah berhenti mencambuki Cui Tiap, Aku mula-mula sangat cemas, karena aku khawatir Cui Tiap telah binasa, Aku mengawasi dari tempat persembunyianku dan menyaksikan seorang gadis kecil dengan dua kuncir dan mengenakan pakaian kuning memeluki tubuhnya Cui Tiap melindunginya, Kasim yang berjubah biru itu tidak berani mencambuki lagi, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ karena khawatir melukakan gadis kecil itu, Aku yakin bahwa gadis kecil itu adalah puterinya kaisar dari seorang selirnya. Si gadis baju biru bersemi "Gadis kecil itu betul-betul baik, Kelak kemudian hari jika aku menjumpai dia, aku tentu menghaturkan terima kasihku karena dia telah menolong ibuku!" Na Hai Peng (si kakek) berkata: Tiap Ji, gadis kecil itu adalah Lan Tai Kong Cu, dan dia sekarang berada di sampingmu!" Si gadis baju biru mengawasi Pek Yun Hui dan berkata dengan khidmat. "Tadi ketika aku pertama kali melihat Cici, aku merasa seperti juga aku pernah melihatnya entah dimana, Setelah aku buka kain sutera putih, aku segera ingat bahwa ibuku di masa hidupnya sering-sering membuka kain sutera putih ini dan bersembahyang. ibuku selalu memesan kepadaku bahwa jika aku menjumpai gadis kecil yang terlukis di atas kain sutera putih ini, aku harus mendengar perintahnya, Cici... oh, Kong Cu, maaf, Terimalah salam hormatku ini." Lalu ia berlutut di hadapan Pek Yun Hui, Pek Yun Hui lekas-lekas mengangkat bangun dan berkata. "Lan Tai Kong Cu sudah tak ada di dunia ini. yang ada ialah Pek Yun Hui, Dan kau boleh panggil aku Pek Cici...." Tiba-tiba terdengar suara batuknya Na Hai Peng, yang segera meneruskan kisahnya. "Setelah melihat Cui Tiap yang disiksa dan kemudian ditolong oleh Lan Tai Kong Cu, aku berhasrat ingin hidup untuk menolong Cui Tiap keluar dari istana yang baginya seperti juga neraka, Aku segera mengerahkan tenaga dalamku, dan dengan menurut petunjuk-petunjuk yang tertera di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek aku berusaha menyembuhkan luka-Iuka dan memulihkan tenaga dalamku, Untung bagiku mereka tidak ketahui aku bersembunyi di balik lemari buku di dalam kamar itu selama hampir tiga jam KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pek Yun Hui memotong pembicaraannya dan menanyai "Setelah Suhu berhasil menyembuhkan luka-luka, Suhu segera pergi menolong Cui Tiap, betul tidak?" Na Hai Peng mengangguk dan menjawab. "Betul! Dengan petunjuk-petunjuk yang tertulis di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, aku berhasil menyembuhkan iuka-lukaku dan tenagaku juga telah pulih kembali, Ketika itu kaisar Bu Cong dan Lan Tai Kong Cu masih di dalam kamar, dan aku terpaksa bersabar...." "Betul, aku masih ingat, Setelah ayahku pergi, suhu loncat keluar dari tempat sembunyi, sehingga aku menjadi kaget setengah mati!" Kata Pek Yun Hui. "Kau bukannya kaget setengah mati." Na Hai Peng melanjutkan penuturannya. "Aku telah menotok jalan darahmu sehingga kau jatuh pingsan, karena aku khawatir dengan wajahku yang mirip seorang hutan, kau akan ketakutan melihatnya, Ketika itu Cui Tiap juga telah ketakutan melihat aku. Kemudian aku menjelaskan kepadanya siapa aku sebenarnya." -ooo0oooDengan tekun berlatih ilmu silat Na Hai Peng berhenti sejenak, ia tersenyum seolah-olah mengenangkan peristiwa yang menggiurkan hatinya, Lalu ia melanjutkan. "Cui Tiap masih tetap mencintai aku. Dengan tak menghiraukan luka-lukanya, dia mendesak agar aku membawa dia keluar dari istana segera! Diapun memaksa aku membawa Kong Cu juga, Cui Tiap mengatakan bahwa semenjak ibu kandungmu meninggal dunia, dia yang memelihara kau, yang ia telah anggap sebagai anak kandungnya, Kaisar Bu Cong yang selalu pereaya Lauw Kin, kasim yang kejam dan keji itu, hanya tahu pelesir dan tidak mengurus negerinya dengan seksama. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Segala urusan ia serahkan kepada Lauw Kin. setelah khawatir bahwa kau akan ditelantarkan oleh kaisar, dan mungkin juga dianiaya oleh Lauw Kin, maka dia mendesak membawa kau juga, Demikianlah aku bersembunyi di dalam kamar tersebut selama dua hari untuk menyembuhkan lukalukaku dan luka-lukanya Cui Tiap sebelumnya aku membawa Cui Tiap dan kau lari di malam ke tiga, Lalu dengan menunggangi bangau, kita pergi ke pegunungan Koat Cong San dan tiba di Pek Yun Siat...." Ia berhenti dan menundukkan kepalanya, terlihat air matanya mengucur.... Gadis yang berpakaian sutera biru mendesak. "Kisah seterusnya bagaimana ? Na Hai Peng, si kakek, seperti juga baru sadar dari tidurnya, meneruskan "Setelah Cui Tiap tiba di sini, dia hidup dengan bahagia, Tiap-tiap hari ia sibuk mengurus santapan, pakaian dan tempat tinggal kami. Karena aku khawatir dia hidup kesepian, akupun telah menangkap burung-burung, kelinci-kelinci dan menjangan untuk dia. pada suatu malam di waktu terang bulan aku ajak Cui Tiap dan Lan Tai Kong Cu naik ke satu puncak yang tinggi untuk menikmati malam terang bulan itu, pemandangan alam sangat indahnya. Tetapi sedikitpun aku tak dapat menikmatinya, karena pikiranku sedang kusut. Si gadis berpakaian biru menanyai "Ayah dan ibu sangat cinta mencintai tetapi mengapa ibu bisa meninggalkan kau?" Na Hai Peng menghela napas, lalu menjawab. "lni karena ayahmu yang tolol, yang tidak mengerti isi hati ibumu, Ai! Semua kejadian ini karena kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan aku telah membikin ibumu marah Gadis yang berpakaian sutera biru mendesak. "Kisah seterusnya bagaimana? sehingga ia meninggalkan aku!" "Aku agak masih ingat, ketika Cui Tiap berlalu dari Pek Yun Siat, dengan air mata bereucuran ia pergi tanpa KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ memesan apa-apa kepadaku Aku kira ia akan kembali pula, Tetapi ia telah pergi untuk tidak kembali!" Kata Pek Yun Hui. Na Hai Peng meneruskan kisah nya. "Malam itu ketika kita sedang menikmati terangnya bulan yang indah permai, Cui Tiap pun sangat gembira, Tetapi setelah kita kembali ke goa, tiba-tiba ia menjadi muram. Setelah aku mendesak apa sebab nya, ia memberitahukan bahwa Kim kesayangannya ia lupa bawa, masih ketinggalan di dalam istana, Lalu malam itu juga aku pergi ke utara dan masuk lagi ke dalam pekarangan istana di waktu malam hari. Setelah aku berhasil mendapati Kim itu, aku segera kembali Pikirku aku akan dapat membikin ibumu senang, tetapi bahkan sebaliknya, ibumu telah memaki-maki aku. Dia kata aku tidak harus datang kembali ke istana dan membikin dia sangat khawatir sampai empat hari empat malam karena memikiri keselamatanku Aku pun menyesal akan perbuatanku yang sembrono itu, Tetapi pikirku bahwa hati wanita betuIbetul sukar diduga, Dengan susah payah dan menghadapi bahaya aku ambil alat musiknya, tetapi aku dimaki! Seterusnya, ibumu sering-sering mainkan Kim itu, dan menyanyi menghibur aku, hidup dengan bahagia sekali, Beberapa bulan telah berselang dan ibumu pun telah mengandung, Sebetulnya, menurut lazimnya aku harus bergembira. Tetapi aku yang berhati ilmu silat merasa bahwa beberapa jurus ilmu silat, yang tertera di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, aku tak dapat lakukan karena aku telah kehilangan tenaga laki-Iakiku. Aku yang tolol ini, dan yang tergila-gila akan ilmu silat, mulai membenci ibumu, Aku mulai menjauhkan diri dari ibumu, Aku tutup kamarku dengan satu batu besar agar ibumu tidak dapat mendekati aku, Berkali-kali ibumu mohon menjumpai aku, tetapi aku tidak menggubrisnya, Berbulan-bulan aku tidak bicara terhadapnya atau melihat dia, Paling akhir dia mengatakan bahwa dia mengandung, dan kelak akan melahirkan, tetapi aku masih juga tidak menghiraukannya. jika aku pikir sekarang, aku tak dapat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ mempersalahkan ibumu mengapa dia sangat membenci aku.... pada suatu hari aku keluar dari kamarku yang berlatih silat, dan aku telah lupa menutup kamar itu dengan batu, Cui Tiap telah masuk ke dalam kamarku, dan membawa pergi kitab-kitab Kui Goan Pit Cekku, dengan meninggalkan Lan Tai Kong Cu di dalam kamar Bangauku pun tidak kelihatan Mulamula aku kira dia akan kembali, Tetapi aku menunggu satu malam, dia tidak kembali, Aku menjadi gelisah, aku khawatir dia menjumpai bahaya, Lagi-pula Lan Tai Kong Cu menangis terus menerus menanyakan bila bibi Cui Tiap kembali." Perlu dituturkan di sini bahwa semenjak kaisar Hauw Cong memberikan Cui Tiap kepada Nai Hai Peng untuk kawan hidupnya, dan mereka telah tinggal bersama-sama selama setahun lebih, akan tetapi selama itu mereka belum pernah menunaikan apa yang dinamakan "suami-istri", dan Cui Tiap yang masih hijau juga bersikap malu-malu tentang soal suami istri, Setelah Nai Hai Peng memperoleh peta Cong Cui To, ia telah kabur dari istana dengan tak memberitahukan siapapun untuk mencari kitab-kitab, ia telah pergi sepuluh tahun dan tidak kembali, Tetapi Cui Tiap tetap mencintai padanya, dan senantiasa menjaga. "kegadisannya.. Kemudian, setelah kaisar Hauw Cong wafat, kaisar Bu Cong ganti bertahta, Kaisar Bu Cong yang hanya tahu pelesir telah serahkan urusan negeri kepada seorang kasim yang khianat dan keji bernama Lauw Kin. Sebuah bangunan yang bertingkat telah dibikin untuk menyimpan selir-selir agar kaisar Bu Cong dapat melampiaskan napsu birahinya, Betul Cui Tiap seorang gadis yang cantik, tetapi setelah Nai Hai Peng pergi, ia lupa (atau tidak mau) bersolek atau merawat diri sehingga ia luput dari perhatiannya Bu Cong. Untuk melewatkan waktu Cui Tiap senantiasa diam disuatu pundi di taman bunga, dan pundi itu adalah hadiah kaisar Hauw Cong almarhum kepada Nai Hai Peng. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kaisar Bu Cong yang muda dan tak berpengalaman telah dapat dipermainkan oleh Lauw Kin, yang bersama-sama kasim-kasim lainnya (bernama Bee Eng Seng, Ku Tai Yong, Gui Pin,Thio Yun, Koe Kit, Ko Hong, dan Lo: Siong terkenal sebagai delapan harimau) berusaha mencari gadis-gadis cantik untuk membikin Bu Congbuta matanya terhadap pemerintahan. Ketika itu Cui Tiap mempunyai seorang kawan karib bernama Gipk Tai. Giok Tai memang eantik, maka ia sangat disayang oleh Bu Cong. Tetapi setelah Tnenjadi istrinya (gundiknya), selama beberapa bulan, ia ditelan-tarkan setelah mengandung enam bulan, Ketika ia melahirkan Bu Cong telah datang untuk melihat Tetapi Bu Cong menjadi kecewa ketika mengetahui bahwa bayi yang dilahirkan itu hanya bayi perempuan, dan bayi itu hanya diberi gelar Lan Tai Kong Cu. sedangkan ibunya lalu ditelantarkan. Giok Tai yang ditelantarkan itu, menjadi memelas, dan meninggal dunia dengan meninggalkan bayi yang baru berusia hampir satu bulan, Pada waktu hendak menutup mata, ia telah minta Cui Tiap merawat bayinya, dan telah diserahkan semua barangbarang beu harganya (hadiah dari kaisar Bu Cong) kepada Cui Tiap. Demikianlah, Cui Tiap yang kehilangan suami, dapat melupakan sedikit akan kesedihan hatinya, dan menghibur diri dengan merawat Lan Tai Kong Cu. Kaisar Bu Cong baru ingin melihat lagi Giok Taj setelah lewat dua tahun, Tetapi ia datang hanya dapat melihat Lan Tai Kong Cu didampingi Cui Tiap, Bu Cong tertarik oleh Cui Tiap. Tetapi Cui Tiap menolak dengan mengatakan bahwa tubuhnya s^dah noda. Berkali-kali Bu Cong ingin memperkosa ia, tetapi selalu dirintangi oleh Lan Tai Kong Cu yang menangis keras-keras jika Cui Tiap diganggu, sehingga Bu Cong yang masih mempunyai perasaan kasih sayang terhadap darah dagingnya, tak dapat berbuat apa-apa. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Paling akhir, sebagaimana telah diceritakan Cui Tiap dicambuk oleh Lauw Kin, ,dan jika tidak ditolong oleh Lan Tai Kong Cu, mungkin juga sudah tewas oleh siksaan tersebut. Menutur sampai djsini. Nai Hai Peng memukul dadanya dan berseru. "Na Haj Peng! Na Hai Peng! Karena aku, Cui Tiap telah menderita!" Pek Yun Hui berkata "Jika ayahku masih ada, aku akan membujuk dia. jika Lauw Kin masih ada, aku tentu akan bunuh dia mati!" Si gadis berbaju sutera biru menanya "Ayah mengapa tidak mencari ibu setelah dia pergi?" Na Hai Peng meneruskan. "Aku sedang mengajarkan ilmu silat kepada Long Tai Kong Cu, aku tidak dapat pergi untuk mencari ibumu, Setelah Long Tai Kong Cu mahir ilmu silat, delapan tahun telah berlalu. Barulah pada waktu aku berkesempatan pergi untuk mencari Cui Tiap. Aku bersumpah bahwa aku tidak akan kembali ke puncak Pek Yun Siat jika aku tidak dapat cari Cui Tiap, dan rela mati diluar jika tidak menjumpai padanya, Tetapi ketika aku tunggangi bangau dan berlalu dari puncak Pek Yun Siat, aku segera ingat kepada Long Tai Kong Cu yang baru berusia tiga belas tahun, Bagaimanakah aku sampai hati meninggalkan dia seorang di atas puncak yang terpencil ini? Aku menjadi gelisah lagi, Aku kembali untuk memikirkan jalan pemecahan yang terbaik, karena jika aku tinggalkan Long Tai Kong Cu sendirian, ibumu juga tak akan setuju, Setelah aku berpikir semalaman, aku dapatkan jalan pemecahannya. Aku segera pergi ke ibukota, Di istana aku menangkap seorang pengawal yang ilmu silatnya tinggi sekali, dan juga telah culik seorang selir yang termuda dari istana itu, Aku paksa kedua orang itu menjadi suami istri dan turut aku pergi ke puncak Pek Yun Siat. Di Pek Yun Siat, aku menceritakan riwayat dari Long Tai Kong Cu, dan membujuk mereka bersumpah bahwa mereka akan terus tinggal di puncak Pek Yun melayani Long Tai Kong KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Cu yang akan mengajarkan mereka ilmu silatnya, tetapi juga jujur dan setia, Setelah aku merasa pasti bahwa mereka akan setia melayani Long Tai Kong Cu, aku baru merasa hatiku tenteram meninggalkannya untuk mencari Cui Tiap, Mulamula aku ingin menunggangi bangau, tetapi aku ingat akan penderitaannya Cui Tiap karena aku, akupun rela menderita pula, Aku tinggalkan mereka bersama bangau di puncak Pek Yun Siat, dan berangkat mencari istri ku. Aku telah berkelana ke utara, ke selatan, ke barat, maupun ke timur, mengunjungi banyak kota-kota, desa-desa, kuil-kuil, dan paling akhir aku tiba di lembah Pek Hua Kok di pegunungan Bing Soa..." Ia berhenti dan melirik ke arah gadis yang berpakaian baju biru. "Ketika itu, kau baru berusia tiga belas atau empat belas tahun, dan kau sedang mengejar kupu-kupu bersama empat gadis kecil lainnya, Karena wajahmu mirip sekali dengan ibumu, menampak kau itu, aku menjadi curiga, Aku mengetahui bahwa ibumu sangat membenci aku, jika aku terang-terangan minta bertemu padanya, dia pasti tidak sudi menemui aku. Oleh karena itu, aku hanya bersembunyi dan menunggu sampai kau pulang untuk aku mengikutinya, Dengan demikian, aku mungkin dapat mengetahui tempat tinggal ibumu, Aku bermaksud masuk ke rumah ibumu dengan mendadak sehingga ia tak dapat mengelakkan aku lagi, jika betul- betul aku akan menemui Cui Tiap, aku akan berlutut dihadapannya dan minta ia memaafkan aku, Jika orang itu bukan ibumu, aku akan segera berlalu, Tetapi, siapa sangka, dengan tindakanku yang demikian itu, aku telah menjerumuskan dia masuk ke lubang kubur.,." Pek Yun Hui bertanya. "Mungkin bibi Cui Tiap sedang berlatih silat Tetapi mengapa dengan ilmu-ilmu yang Suhu telah pelajari, Suhu tak berhasil menolong dia?" Na Hai Peng menghela napas dan meneruskan. "Ilmu-ilmu yang tereatat didalam kitab-kitab Kui Goan Pi Cek itu sangat banyak, ilmu silat yang sedang diyakini oleh Cui Tiap adalah ilmu Toa Pan Yo Hian Kong (llmu Silat Ajaib), ialah gabungan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dari ilmu silat Hian Men It Goan Kong Ki (Tenaga Dalam Dahsyat yang melumpuhkan Lawan) dari Tian Ko Cin Jin dan ilmu silat Pan Yo San Kong (Tenaga Luar Ajaib yang menggempur dan mengegoskan serangan-serangan dahsyat) dari San Im Shin Ni. ilmu silat ini jika sudah dipelajari sampai mahir, maka tiada seorang lawan yang dapat luput dari kebinasaan Mungkin juga Cui Tiap telah mengetahui bahwa tanpa ilmu silat Toa Pan To Hian Kong itu, dia tak dapat menaklukkan aku, Tetapi dia pelajari ilmu itu tanpa dasar-dasar yang kuat, dia belum mahir mengendalikan peredaran darahnya atau menahan hawa dalamnya. Ketika aku menerobos masuk kedalam rumahnya, dan melihat padanya, justru ia sedang berlatih ilmu iba Pan Yo Hitfn itu. Aku yang telah pengeni dia selama sepuluh tahun lebih, dan berkelana mencarinya lima tahun lebih, alangkah girangnya menjumpai dia. Dengan kegirangan seperti orang yang dapatkan kembali mustika yang hilang, aku tubruk dan rangkul padanya sambil memanggil nama-nya! Tetapi aku tidak duga bahwa perbuatanku itu telah membahayakan jiwanya, ia buka kedua matanya lebar-lebar dan segera memuntahkan dari mulutnya, Dia jatuh pingson, Kejadian itu membuat aku terpaku, dan untuk beberapa saat aku merangkul dia seperti satu patung! Lalu dengan semua kepandaianku aku berusaha menolong dia. Tetapi setelah setengah jam dia belum juga sadar Aku menjadi gelisah sekali, tiba-tiba dia buka matanya dan setelah melihat aku, dia memaki. "Hm! Kau takut aku menjadi mahir berlatih Toa Pan To Hian Kong, dari kau tak akan menjadi jago silat nomor wahid dikolong langit... maka kau berusaha mencari aku.,." Lalu dia jatuh pingsan lagi. kemudian dengan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek di sampingku, aku berusaha menyembuhkan menurut pe-tunjukpetunjuk yang tereatat di dalam kitab-kitab itu. Dan pada halaman terakhir aku membaca: Bila orang gagal atau diganggu diwaktu melatih ilmu Toa Pan Ya Hian Kong, maka KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ orang itu akan jatuh pingsan karena jalart-jalan darahnya dan urat-urat sarafnya akan menjadi kaku, Orang itu akan tewas setelah satu tahun, Untuk menolongnya hanya ada satu jalan, Orartg itu harus makan Leng Tan (pil mujijat) di dalam tubuhnya Ban Lian Hwe Kwi (Kura sakti), dan binatang ini berada di pegunungan Ngo Bi San,., dan seterusnya tidak ada tulisan lagi, Mungkin juga Tian Ki Cin Jin dan San Im Shin Ni Pada ketika itu sudah tak tahan menulisnya lagi Dalam keadaan putus asa dan sedih hati itu, aku ingin memusnahkan kitabkitab Kui Goan Pit Cek itu, tetapi aku sayangi jerih payahnya Tian Ki Cin Jin dan San Im Shin Ni yang menyusun kitab-kitab itu, sebetulnya aku ingin berdiam di situ untuk menjelaskan sesuatu ke-padanya, dan kemudian pergi mencari Ban Lian Hwe Kwi, Tetapi ketika aku ingat dia sangat membenci kepadaku aku khawatir dia akan menolak pertolonganku Maka aku taruh kembali kitab-kitab sakti itu dan berlalu dari tempat kediamannya untuk menuju ke pegunungan Ngo Bi San mencari Ban Lian Hwe Kwi, pegunungan Ngo Bi San sangat luas dan banyak sekali puncak-puncak dan lembahlembahnya. Setelah aku mencari selama setengah tahun, aku masih juga seperti orang mencari jarum di dasar laut yang luas.,., Aku sangat khawatir keadaannya Cui Tiap, yang mungkin bertambah hebat selama waktu satu tahun itu, Maka aku kembali lagi ke lembah Pek Hua Kok di pegunungan Bin Soa. Aku tak berani langsung pergi menemuinya, aku hanya bersembunyi di dekat tempat kediamannya, Tetapi, setelah aku mengintainya sehari dan semalam aku tak tampak dia. Keesokan harinya aku menerobos masuk, ternyata tempat itu sudah kosong- Apakah dia telah meninggal dunia atau pindah kelain tempat?" Gadis berbaju biru berkata. "Kami telah pindah ke hutan di belakang lembah Pek Hua Kok. ibu mengatakan bahwa orang yang dia sangat benci telah ketahui tempat kediamannya, dan untuk menghindarkan gangguannya, kami harus pindah, ibu KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ melarang aku keluar dari hutan, Aku tidak menduganya bahwa orang yang ibu sangat benci itu adalah ayahku sendiri" Na Hai Peng menghela napas dan melanjutkan kisah-nya. "Aku menjadi nekat, dan ingin membunuh diri Tetapi setelah melihat beberapa barang di dalam rumah itu, aku yakin bahwa Cui Tiap hanya berpindah tempat Lalu aku pergi lagi ke pegunungan Ngo Bi San untuk mencari Ban Lian Hwe Kwi Tetapi setelah setengah tahun aku mencarinya, masih juga aku tak berhasil dapatkan kura sakti itu, Aku tidak menduga bahwa aku akan gagal mencarinya dalam jangka waktu satu tahun!" Gadis berbaju sutera biru berkata sambil menangisi "Waktu ibu meninggal dunia, dia memesan nya, jika aku sudah besar, aku harus segera bunuh laki-laki yang aku cintai, dan menganjurkan agar aku rajin berlatih ilmu Toa Pan Yo Hian Kong, dan setelah dapat menghafalkan semua, kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu harus dibakar musnah, Lalu ia pesan aku pergi ke Koat Cong San mencari ayah untuk dibinasakan Oh, ibu! Mengapa kau suruh aku membunuh mati ayahku sendiri?" Lalu ia bangun dan bermondar-mandir seolah-olah hendak menenangkan kegelisahan nya. Pek Yun Hui menghampiri dan menghiburnya. Ke-tika itu Na Hai Peng sedang memejamkan kedua matanya melakukan penyembuhan luka-luka di dalam tubuhnya, dan ia tak memperhatikan gerak gerik puterinya, Lie Ceng Loan yang belum pernah mendengarkan kisah yang memilukan hati itu tak tahan mengucurkan air matanya, Si gadis berteriak-teriak. "lbu! Ibu! Aku tak dapat membunuh ayahku! Akupun tak dapat melupakan pesan ibu! Aku harus berbuat apa sekarang?" Lalu ia mengeluarkan pisau belati hendak tancapkan ke dadanya sendiri Pek Yun Hui yang mendampinginya selalu memperhatikan gerak-gerik gadis itu. Maka ketika gadis itu hendak menancapkan pisau belati ke atas dadanya, Pek Yun Hui KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ secepat kilat segera merampasnya sambil membentak "Lepaskan pisau itu!" Si gadis lalu mengawasi Pek Yun Hui dan berkata dengan suara sedih.. "lbuku juga pesan bahwa aku harus mendengar dan turut perintahmu!" Pek Yun Hui mengusap-usap rambutnya gadis itu dan sambil mengawasi ia berkata, dengan suara yang sabar. "Bibi Cui Tiap adalah seperti ibu kandungku sendiri, karena dialah yang memelihara aku. Suhu telah banyak mempersakiti bibi Cui Tiap, akan tetapi Suhu telah insaf akan kekeliruannya, dan telah disiksa oleh penyesalannya selama sepuluh tahun lebih, jika bibi Cui Tiap tidak mati, aku yakin sekarang dia tentu akan mau tinggal bersama-sama Suhu dengan hidup bahagia di puncak Pek Yun Siat itu. Gadis itu setelah dibikin insaf lalu mencari ayahnya, ia berseru. "Kemana ayah pergi? Ayah menderita luka parah!" Na Hai Peng yang mendapat luka parah telah berhasil bertahan dengan ilmunya yang tinggi itu. ia telah berlalu tanpa diketahui oleh siapapun! Pek Yun Hui menjadi gelisah, karena ia datang mencari gurunya terutama untuk menolong Bee Kun Bu. Lalu ia berlarilari menuju ke jurang di depannya sambil memanggil-manggil. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Suhu! Suhu." Tidak ada suara jawaban, hanya bangau putih yang segera terbang turun menghampiri ia. ia berpikir. "Lie Ceng Loan sangat polos, dia tak dapat mengurut urusan besar. Dan puteri dari Suhu yang telah tinggal lama di lembah Pek Hua Kok tidak mempunyai pengalaman Sam Sou Lo Shi (Pang Siu Wie) dengan pengalamannya aku masih belum dapat mempereayai nya. jika aku tidak bertindak maka bahayabahaya yang mengancam tak dapat dihindarkan, dan Bee Kun Bu tak dapat ditolong..." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Maka ia lalu turun kembali dan menghampiri gadis itu dan berkata. "Suhu memiliki ilmu sakti. Meskipun dia menderita luka parah, dia dapat menolong dirinya, Aku yakin Suhu pergi untuk beristirahat dan memulihkan tenaganya, Bibi Cui Tiap mempunyai hanya seorang anak dan kau harus hidup untuk berbuat sesuatu sebagai jasa yang dapat menyenangkan padanya. Moi-moi, siapakah namamu?" Si gadis berbaju sutera biru menyeka air matanya, dan menjawab. "Aku bernama Siao Tiap, Kong Cu dari turunan ningrat, tidak harus panggil aku Moi-moi (adik)." "Janganlah kau berkata demikian," Kata Pek Yun Hui. "Aku dipelihara oleh bibi Cui Tiap yang aku pandang seperti ibu kandungku Maka sangat pantas jika kau menjadi adikku, bukan? Loan Tai Kong Cu sudah tidak ada di dunia ini. Yang ada hanya Pek Yun Hui, Cicimu!" Na Siao Tiap agaknya masih bimbang dan ragu-ragu, tetapi Pek Yun Hui tarik tangannya, dan mereka menghampiri Bee Kun Bu, Pek Yun Hui meraba dadanya, lalu mengerutkan kening dan kedua matanya berlinang. Tiba-tiba Na Siao Tiap berseru. "Cici, aku kenal pemuda ini! Dia bernama Bee Kun Bu!" Pek Yun Hui terperanjat dan menanyai "Kau mengenal dia dimana? Bagaimanakah kau tahu juga namanya ? " "Ketika aku berlalu dari lembah Pek Hua Kok, aku berjumpa dia di atas perahu, ilmu silatnya baik sekali, Empat bujangku tak mampu melawan dia seorang. Kemudian aku mainkan lagi Bi Cin Li Hun (Menghamburkan sukma) dengan alat musikku, dan lagu itu adalah dari catatan kitab Kui Goan Pit Cek, dan dia segera terluka hebat setelah mendengarnya..." Seterusnya Na Siao Tiap menuturkan peristiwa diatas perahu yang belajar disungai Bin Kang." "Jika kau telah menghafalkan semua catatan di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, apakah kau dapat juga untuk mengobatinya?" Tanya Pek Yun Hui. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Na Siao Tiap berpikir sejenak lalu ia menjawab. "Di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek telah tereatat banyak cara-cara menyembuhkan luka-luka, tetapi harus dilakukan oleh orang yang mahir ilmu silatnya, Aku tak faham ilmu silat, aku tak dapat membebaskan jalan-jalan darahnya." Dengan terperanjat Pek Yun Hui menanyai "Ha! Kau tak pandai ilmu silat?" "Aku tak akan berdusta terhadap Cici," Jawab Na Siao Tiap. "Aku pernah diajarkan ibu tentang ilmu menenangkan semangat, dan mainkan Kim menurut lagu-lagu yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek." "Apakah namanya ilmu itu?" Tanya Pek Yun Hui. "Aku hanya menurut cara ibu berlatih, dan setelah aku menghafalkan betul catatan-catatan Kui Goan Pit Cek, aku baru mengetahui bahwa ilmu yang aku dapat fahami Toa Pan Yo Hian Kong." Kata Na Siao Tiap, Pek Yun Hui yang telah dapat belajar banyak ilmu dari gurunya, Na Hai Peng, namun ia belum perah lihat kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan ia tak mengetahui bahwa ilmu Toa Pan Yo Hian Kong adalah ilmu yang paling dasyat dari semua ilmu yang tereatat di dalam kitab Kui Goan Pit Cek. Dengan bersenyum ia berkata. "Moi-moi telah dapat menghafalkan semua ilmu-ilmu dari kitab Kui Goan Pit Cek, dan dari kecil mendampingi bibi Cui Tiap, Jika Moi- moi bilang tidak bisa silat siapa yang dapat pereaya? Caramu mengegos dari cengkramanku tadi saja sudah membikin aku tunduk, Ha! Ha! Ha!" Sambil menarik napas Na Siao Tiap berkata. "Aku tak berani berdusta terhadap Cici, ibuku hanya mengajarkan ilmu silat kepada empat bujangku itu. Aku sering-sering mohon ibu mengajarkannya, tetapi ibu mengatakan bahwa meskipun aku pandai silat, aku tak dapat membalas dendam terhadap orang yang aku paling benci. ibuku hanya menyuruh aku duduk diam empat jam sehari, dan setelah aku berusia sembilan tahun, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ jangka waktu berduduk diam itu diperpanjang, Sepuluh tahun lebih aku diajarkan duduk diam, sedangkan keempat bujangku itu makin hari makin lihay ilmu silatnya, Aku kagumi mereka yang dapat meloncat seperti menjangan, dan menerkam seperti hari mau. Lagi-lagi aku minta diajarkan silat, tetapi ibu menjadi murka sehingga dia menangis tersedu-sedu, Aku tak berani minta lagi, Aku hanya berlatih duduk diam. Kemudian ibu mengajarkan aku mainkan lagu-lagu yang tereatat di beberapa halaman kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan suruh aku menghapalkan semua catatan di dalam kitab-kitab itu.,." Ia berhenti sejenak, lalu meneruskan. "tetapi ibu pesan juga bahwa jika aku dapat mengendalikan urat saraf yang bekerja dan urat sarat yang menahan, aku dapat mempelajari semua ilmu-ilmu silat dengan mudah, Tapi pada suatu hari yang tak di sangka-sangka, ketika ibu sedang berlatih ilmu Toa Pan Yo Hian Kong, ayah telah menerjang masuk dan membahayakan jiwanya ibu, dan selang satu tahun kemudian, ibu meninggalkan aku untuk se!ama-lamanya. Betul aku telah dapat mengendalikan kedua urat saraf itu, tetapi aku tak mengetahui cara berlatih ilmu-ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Mengingat pesan ibuku, aku berlalu dari lembah Pek Hua Kok untuk pergi ke puncak Pek Yun Siat Aku tidak menduga bahwa di perjalanan aku menjumpai beberapa orang- orang jahat yang ingin merampas kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, keempat bujangkulah yang melawan mereka, karena aku tak pandai silat Ketika itu, kebetulan aku ketemu ayah yang ketika itu aku tidak mengenalinya, dia segera membantu aku membasmi semua perampok-perampok itu, Memang aku belum pernah jumpa dan kenal kepada ayah, tambahan pula ayah bereat kan muka, Tetapi aku telah memberitahukan maksud sejatiku..." Perintah Maut Karya Buyung Hok Naga Merah Bangau Putih Karya Kho Ping Hoo Keris Maut Karya Kho Ping Hoo