Bangau Sakti 33
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 33
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung "Aku dan Bee-heng tetap sahabat sebagaimana sediakala, Aku dengan tak menghiraukan perjalanan yang jauh telah datang menengoki kau. Tetapi Pek Siocia mengucapkan kata-kata yang menusuk hati, sebetulnya apa maksud nya ? Kita di kalangan Bu Lim selalu mentaati KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ janji, bukan?" Ia sengaja mengucapkan itu untuk mengejek Pek Yun Hui akan janjinya, dan untuk mencegah Pek Yun Hui membuka semua kebusukannya, Lalu Pek Yun Hui tarik tangannya Lie Ceng Loan dan diajaknya keluar Di dekat pintu ia berbalik dan berkata kepada Bee Kun Bu. "Kau harus berhati-hati. Paling baik kau jangan berlalu dari kamar!" Bee Kun Bu memperhatikan sikap dan pesannya Pek Yun Hui yang sangat benci Co Hiong, dan iapun menjadi waspada. Setelah kedua gadis itu berlalu, sambil tertawa Co Hiong berkata. "Bee-heng, kau tak usah khawatir terhadap aku." Ia berhenti sejenak, lalu menanyai "Kamar ini sangat rapi. Kamar siapakah ini?" Dengan perasaan malu Bee Kun Bu menjawab. "Aku telah menderita luka parah, dan telah dibawa ke dalam kamar ini. Kamar ini adalah kamarnya Pek Siocia." "Jika ia rela mengobati kau di dalam kamarnya, ia tentu telah jatuh hati terhadapmu.,." Kata Co Hiong menyindir ia berhenti ketika ia melihat sebuah kotak dari batu giok di atas tempat tidur ia berpikir "Di dalam kotak itu pasti tersimpan barang yang berharga, Aku harus mencari akal mengambil.,." Bee Kun Bu menjadi merah mukanya ketika Co Hiong mengatakan bahwa Pek Yun Hui telah jatuh hati kepadanya, tapi ia tak perhatikan matanya Co Hiong yang menatap kotak batu Giok, ia menjadi bisu sebentar, lalu ia menanya. "Coheng, Suciku, Liok Giok Pin, sekarang ada dimanakah?" Co Hiong telah siap dengan jawabannya. "Dia sedang bersembunyi diluar puncak Pek Yun Siat ini ia mengharapkan kau dapat menengoki dia.-." Ia berhenti sejenak, lalu berkata dengan lagak kecewa: Tapi mungkin ia tak mempunyai harapan itu.,." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu mengerutkan kening. "Mengapa dia tak mempunyai harapan. Aku dapat segera pergi menengoki dia sekarang juga!" Kata Bee Kun Bu kemudian Dengan girangnya Co Hiong berkata. "Dengan melalui banyak rintangan dan bahaya aku datang menengok kau yang menderita luka parah dan maksud ke dua ialah, karena dia minta aku memberitahukan kepadamu bahwa dia ingin menjumpai kau untuk penghabisan kali." Keterangan yang palsu itu segera terlihat hasilnya Bee Kun Bu nampaknya terperanjat dan menanya dengan perasaan heran. "Mengapa untuk penghabisan kali?" Dengan menghela napas Co Hiong berlagak bersedih hati. "Betul untuk penghabisan kali, jika aku tidak mencegah ia telah membunuh diri!" Jawabnya, Bee Kun Bu yang kena diabui menjadi sedih. ia tundukkan kepalanya untuk berpikir Kemudian ia ber kata. "Liong Suci sangat sederhana, Aku minta kau perlakukan dia dengan kasih sayang." "Sudah tentu! Kau tak usah mengatakannya pula Tetapi aku tak bisa selalu mencegah maksudnya untuk membunuh diri!" Jawab Co Hiong pura-pura. "Karena kau, dia telah melanggar peraturan partai Kun Lun, dan melarikan diri mengikuti kau." Kata Bee Kun Bu. "Jika dia tidak tergila-gila kepadamu, dia tak akan melakukan perbuatan yang nekat itu." "Karena dia melanggar peraturan partai Kun Lun dan melarikan diri, dia menjadi ketakutan selalu. Partai Kun Lun yang terkenal sebagai salah satu sembilan partai silat yang sangat dimalui di kalangan Kang-ouw pada dewasa ini, tentu tak akan memberi ampun kepadanya, Kau sebagai murid partai Kun Lun mungkin juga diperintahkan untuk menangkap dia!" Berkata Co Hiong. Bee Kun Bu berpikir "Jika aku diperintahkan oleh guru untuk menangkapnya, aku harus melakukannya.,." Lalu ia KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ berkata. "Jika guruku memerintahkan aku menangkapnya, aku tentu tak dapat menolak. Tetapi sampai sekarang aku belum diperintahkan untuk menangkapnya, Oleh karena itu, anggap saja aku tidak mengetahui urusan ini. Menurut pendapatku, lebih baik kau lekas-lekas bawa dia pergi!" "Oh, jadinya kau tidak ingin melihat dia lagi?" Tanya Co Hiong. Teguran ini menggelisahkan hatinya Bee Kun Bu. ia menjawab. "Aku minta kau memberitahukan kepadanya bahwa karena satu alasan, aku tak dapat menengoki dia." "Baiklah," Jawab Co Hiong. "Aku akan beritahukan ini kepadanya sebelumnya ia menghabiskan jiwanya.,." Ketika itu Lie Ceng Loan telah masuk lagi membawa makanan. ia taruh semua makanan itu didepannya Bee Kun Bu seraya berkata. "Semua makanan ini dibuat oleh Pek cici, dan dia pesan kau jangan makan terlampau kenyangkenyang." Lie Ceng Loan mengawasi Co Hiong sejenak, lalu berkata dengan wajan "Pek Cici kata bahwa kau adalah seorang yang jahat, dan aku harus waspada terhadap kau, Tetapi kau baik sekali terhadap Bu Koko, Jika aku tak bersikap ramah lerhadapmu, aku merasa tidak enak." Co Hiong menyengir dan menjawab. "Mungkin Pek Cicimu mengatakan hal yang benar. Aku Co Hiong pun tidak suka orang mengatakan aku seorang baik!" "Jika dia dapat menceritakan perbuatan-perbuatan busuk yang kau telah lakukan, aku baru pereaya perkataan nya. Tetapi sehingga seorang, aku tak dapat melihat kebusukanmu." Kata Lie Ceng Loan. Sambil membereskan piring mangkok bekas Bee Kun Bu dahar, Lie Ceng Loan menjawab. "Pek Cici belum pernah berdusta, dan aku harus turuti pesannya!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong tertawa terbahak-bahak dan berkata kepada Bee Kun Bu. "Hai! Bee-heng, persahabatan kita ini rupanya banyak durinya. Dan Sumoymu yang cantik jelita ini anggap aku sebagai seorang ular berbisa! Rupanya persahabatan kita putus sampai disini! Ha! Ha! Ha!" Bee Kun Bu tidak menjawab, ia berpikir. "Kau telah membawa lari Liong Giok Pin. Kau tentu bukan orang yang baik. Tetapi kau pernah menolong aku, d,an aku harus ingat budimu." Lalu ia berkata sambil tersenyum. "Sumoyku itu sangat polos, aku harap Co-heng tidak taruh di dalam hati." Lie Ceng Loan pun berkata. "Co-heng, jika aku bicara salah, aku minta maaf." Melihat kasih sayang yang diberikan oleh Lie Ceng Loan kepada Bee Kun Bu, Co Hiong menjadi sangat iri hati, timbullah hatinya yang jahat untuk merenggangkan mereka, Dengan tersenyum ia berkata kepada Lie Ceng Loan. "Lie Siocia, kau jangan kecil hati, Meskipun kau maki, aku takkan menjadi gusar" Lie Ceng Loan menjawab dengan senyumnya, lalu ia bawa bekas makanan Bee Kun Bu keluar dari kamar, Kemudian Co Hiong berbisik. "Bee-heng, apakah kau benar-benar tidak sudi melihat Liong Giok Pin?" Bee Kun Bu segera bangun dari tempat duduknya dan berseru. "Jika Liong suci ingin melihat aku, mari kita berangkat sekarang!" "Aku yakin jika dia melihat kau, dia pasti akan menjadi gembira." Kata Co Hiong. "Selama setengah bulan ini, dia senantiasa bermuram dan bersedih Sia-sia aku menghiburkannya, Bee Kun Bu telah dibikin tergerak hatinya. "Ayo, kita berangkat sekarang juga!" Katanya mendesak. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Dengan berlagak alim, Co Hiong lalu berjalan keluar dari kamar itu, diikuti oleh Bee Kun Bu, Baru saja mereka berjalan beberapa tindak, Co Hiong tibatiba berhenti dan berkata. "Harap Bee-heng turun di sini sebentar Sapu tanganku ketinggalan di dalam kamar." Co Hiong lari dan masuk kembali ke dalam kamar Meskipun Bee Kun Bu menaruh curiga akan gerak-geriknya Co Hiong, akan tetapi ia tak dapat mengetahui maksud Co Hiong yang sebenarnya. Tak lama kemudian, Co Hiong keluar dari dalam kamar dan menarik tangannya Bee Kun Bu untuk lekas-lekas berlalu. Mereka berjalan belum jauh, terdengar Lie Ceng Loan memanggil. "Bu Koko kau berdua hendak pergi ke mana? Aku turuti Bee Kun Bu menoleh ke belakang dan menjawab. "Aku dan Co Hiong angin pergi menengoki seseorang, dan segera akan kembali Kau jangan ikut!" Tetapi Lie Ceng Loan sudah datang mengejar, dan ia berkata. "Bu Koko, kau baru saja sembuh, Jika kau menjadi letih, aku boleh menggendong kau pulang! Co Hiong berkata sambil tersenyum. "Kau jangan khawatir Jika dia letih, aku akan gendong dia!" Lie Ceng Loan ingin berkata lagi, akan tetapi ia membatalkan maksudnya. Bee Kun Bu menegur. "Mengapa kau tidak menjawab?" "Jika aku menjawab, aku khawatir akan menyinggung Bu Koko," Jawab Lie Ceng Loan. "Hm!" Kata Bee Kun Bu. "Aku mengerti, kau ingin mengatakan sesuatu kepadaku, tetapi di hadapan Co Hiong kau malu mengucapkannya, Sudahlah." Lalu Lie Ceng Loan lari kembali dan Bee Kun Bu mengikuti Co Hiong berjalan terus. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Setelah mereka keluar dari lembah dan tiba di suatu tikungan, tiba-tiba Pang Siu Wie loncat keluar dari belakang satu batu besar Mereka terkejut, dan berhenti sambil menegur. "Siapa...?" Baru saja Co Hiong ingin menyerang, Bee Kun Bu menahan sambil berkata. "Co-heng, tahan! Dia adalah kawan kita!" Ketika Bee Kun Bu berada di puncak Ngo Houw Leng di pegunungan Ngo Bi San, ia pernah menyaksikan Pang Siu Wie dan Lie Ceng Loan bersama-sama menahan seranganserangan musuh, ia masih ingat karena mukanya Pang Siu Wie sangat je!ek. Co Hiong terpaksa tidak menyerang, dan Pang Siu Wie memperoleh kesempatan untuk mengambil kantong pasir beracunnya, dan berdiri mengawasi Co Hiong. Sambil menghadapi Bee Kun Bu, ia berkata. "Bee Siang-kong, lebih baik kau kembali lagi dan beristirahat karena kau baru saja sembuh, Orang ini mengajak Siangkong keluar dengan maksud yang busuk!" Bee Kun Bu mengerutkan kening seolah-olah berpikir tetapi Pang Siu Wie segera meneruskan sambil tersenyum. "Bee Siangkong jangan menaruh curiga terhadapku Aku datang atas perintah Pek Siocia dan aku telah menunggu di sini agak lama." Co Hiong merasa tersinggung, ia berkata. "Aku adalah kawan karibnya Bee-heng, kau tak perlu turut campur urusan kami berdua..." Pang Siu Wie, yang sudah diberitahukan oleh Pek Yun Hui bahwa Co Hiong yang busuk itu memiliki ilmu silat tinggi, lalu mundur dua langkah, dan sambil memegang kantong pasir beracunnya, ia mengancam. "Jika kau berani maju satu tindak lagi, kau akan rasai pasir beracunku ini!" Co Hiong telah melihat kelincahan wanita yang jelek itu, dan dengan kantong pasir beracun di dalam tangan, wanita itu KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ merupakan lawan yang berbahaya baginya, ia yakin ia tak mudah menghindarkan pasir beracun lawannya jika ia disambit Lalu dengan akal bulus ia menoleh ke belakang dan berkata kepada Bee Kun Bu,"Bee-heng, kau lekas-lekas kembali ke kamarmu, Kita berpisah di sini!" "Tidak," Jawab Bee Kun Bu. "Aku harus tengok Liong Suci!" Sambil mundur lagi tiga langkah, Pang Siu Wie berkata. "Bee Siangkong, harap lekas-lekas mundur Dia bermaksud busuk!" Maksud keji Co Hiong tak tereapai ia berlagak tertawa dan mengawasi Bee Kun Bu, lalu berkata. "Co-heng ini adalah kawanku, Aku minta Siocia memandang aku, dan kasih kami lewat." Bee Kun Bu menjadi gusar, dan ia membentak. "Mengapa aku diperlakukan seperti anak kecil?!" Tapi kemudian ia berpikir. "Pek Siocia senantiasa menjagai aku, Tindakan yang dia ambil tentu ada manfaatnya bagiku, jika tidak ada rintangan, dia tak akan menyuruh wanita jelek ini mencegat aku.,." Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tiba-tiba Co Hiong tertawa gelak-gelak dan berkata. "Bee-heng, waktu ini sangat berharga, jika kita terus menerus menarik urat disini, kita tak akan dapat menjumpai Liong Sucimu, Ayo kita menerjang saja, dan kemudian menjelaskan tindakan ini kepada Pek Siocia..." Belum lagi habis ucapannya, ia telah meloncat ke depan untuk menyerang Pang Siu Wie dengan jurus Ouw Liong Tiong Tian atau Naga Hitam Melonjak ke langit Tapi Pang Siu Wie bukannya anak kemarin dulu, ia mengegos secepat kilat, lalu meloncat ke samping, ia menjerit "Bee Siangkong, aku minta kau minggir agar aku dapat menghajar manusia keji ini dengan leluasa!" Co Hiong lekas-lekas pegangi tangannya Bee Kun Bu agar tidak terpisah, dan mengirim lagi tiga jotosan bertubi-tubi untuk membuka jalan, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Dengan demikian Co Hiong dapat membuka jalan, dan ia lari sambil menyeret Bee Kun Bu. Pang Siu Wie mengejar, tetapi ia ditahan oleh suaranya Pek Yun Hui yang mendatangi. "Jangan kejar! Lekas-lekas kembali Kini di sekitar puncak Pek Yun Siat telah bersembunyi banyak musuh, Bangauku telah dipukul luka oleh orang, dia tak dapat terbang lagi untuk melakukan pengintaian. Na Siocia dan Lie siocia belum berpengalaman Tan Pao dan Siong Yun aku telah suruh keluar membantui. Co Hiong itu tinggi sekali ilmu silat nya, kau tak dapat me-lawannya, Biarlah aku yang mengintai gerakgeriknya." Baru saja Pang Siu Wie hendak menjawabnya, Pek Yun Hui telah loncat lagi entah kemana. Melihat cara Pek Yun Hui meloncat, Pang Siu Wie sangat kagum. ia simpan kantong pasir beracunnya dan jalan kembali ke goa. Sambil menyeret Bee Kun Bu, Co Hiong berlari-lari sampai lima Iie. Kemudian ia berjalan dan berkata sambil tersenyum. "Bee-heng, harap kau maafkan karena aku Sambil lari Co Hiong menyeret Bee Kun Bu. menyeret-nyeret kau. Jika aku tidak menerjang, mungkin kita masih juga tak dapat lewat." Bee Kun Bu telah merasa bahwa ilmu silatnya Co Hiong jauh lebih maju daripada dulu iapun merasa heran, tetapi ia sungkan menanya, ia hanya mengangguk dan berkata: Tentu saja aku tak dapat mempersalahkan Co-Heng. Aku pun ingin lekas-lekas ke sebuah Liong Suciku!" Sambil menunjuk ke sebuah pohon cemara yang tumbuh diatas sebuah puncak, Co Hiong berkata. "Dia sedang bersembunyi diatas puncak itu. Ayo kita lari lagi!" Lalu dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh mendaki lereng gunung menuju ke atas puncak, Bee Kun Bu KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ yang baru saja sembuh dari lukanya segera menjadi letih, dan terpaksa mereka berjalan lagi. Ketika mereka tiba didekat sekelompok semak-semak Co Hiong berhenti, karena ia melihat ada sesuatu didalam semak belukar itu. Mereka menghampiri dan betul saja di dalam semak itu ada seorang laki-laki yang bertubuh tinggi besar dan bersenjata golok sedang bertiarap. Co Hiong mengenali bahwa orang itu adalah orangnya partai Thian Liong. ia loncat dan menyentuh orang itu dengan kaki kanannya, Tetapi ketika orang itu terbalik, ia menjadi terperanjat karena orang itu sudah menjadi mayat! Bee Kun Bu juga melihat bahwa orang itu terluka, tetapi dari tubuhnya atau mulut dan hidungnya tidak kelihatan darah, Orang itu terbunuh karena bukan senjata tajam, akan tetapi dengan tenaga dalam lawannya! Co Hiong memeriksa lagi sebentaran, lalu menendang kembali mayat itu ke dalam semak Sambil berpaling kepada Bee Kun Bu ia berkata. "Dia terbunuh oleh lawan yang memiliki tenaga dalam yang luar biasa tingginya, Coba lihat, diluar tidak kelihatan bekas-bekas pukulan atau darah." "Guruku pernah mengatakan bahwa, jika orang terluka sehingga tewas, tetapi tidak kelihatan bekas-bekas pukulan atau darah, dia tentu dibunuh mati oleh ilmu pukulan Bian Ciang (Pukulan kapas). Jago silat yang memiliki Bian Ciang itu tentu adalah seorang jago silat yang tinggi sekali ilmu silatnya, Mungkin dewasa ini telah datang banyak jago-jago silat ke puncak Pek Yun Siat?" Kata Bee Kun Bu. Lalu ia memandang matanya ke sekitarnya, Diantara jago-jago silat dari kesembilan partai yang terkenal dika)angan Bu Lim memang banyak yang memiliki ilmu tinju Bian Ciang. sebetulnya ilmu itu tidak berlainan daripada ilmu Judo, Misalnya ilmu tinju Im Kong Ciang (tinju angin puyuh) dari partai silat Kong Tong, ilmu tinju Ciok Yap Ciang (tinju sabetan bambu) dari partai silat Hua San dan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sebagainya, Semuanya dapat memukul mati lawan tanpa bekas! Lalu mereka meneruskan perjalanannya, Tidak lama kemudian mereka tiba diatas puncak dimana tumbuh banyak pohon disamping pohon cemara yang tinggi besar Baru saja Co Hiong ingin mendaki satu goa batu, ia mendengar suara benda beradu, dan ia berhenti Bee Kun Bu yang baru sembuh tidak mendengar suara itu. ia hanya mengawasi keadaan sekitarnya, dan ia tertegun ketika melihat dua mayat tergantung di cabang pohong ter-ombang-ambing dihembus angin! Tiba-tiba Co Hiong meloncat ke atas untuk menjambret kedua mayat yang tergantung di cabang pohon itu. Hanya terlihat ia menjambret dan memeluk satu mayat dengan tangan kirinya, dan melempar ke bawah mayat yang lain dengan tangan kanannya sambil berseru. "Bee-heng, sanggapi mayat ini, jangan sampai dia jatuh hancur!" Bee Kun Bu berhasil menyanggapi mayat yang dilemparkan itu, dan ia melihat bahwa kedua matanya mayat itu mencelot keluar, dan lidahnyapun melelet keluar Terang sekali orang itu telah menggantung diri! Setelah melepaskan mayat yang dipeluknya Co Hiong menghampiri Bee Kun Bu. ia berkata. "Dia telah ditotok jalan darahnya, lalu digantung di atas, Setelah itu baru dibebaskan totokannya, kelihatannya dia seperti juga menggantung diri. Hm! Orang yang melakukan ini pandai betuI! "Menurut pendapat Co-heng, mereka ini sudah mati belum lama... "Belum lama," Jawab Co Hiong. "Aku yakin di sekitar puncak Pek Yun Siat ini segera akan terbit pertempuran yang dahsyat Mungkin juga kita sekarang telah dikurung oleh musuh! Ayo kita lekas-lekas berlalu, Liong Sucimu sedang menantikan kau!" Bee Kun Bu hanya menurut saja dan berjalan dibelakangnya Co Hiong, Daerah dimana mereka berada sangat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ lebat dengan rumput dan pohon-pohon. Tetapi di atas puncak terlihat daerah yang tandus seluas beberapa depa persegi, Co Hiong membungkukkan tubuh dan menjemput tanah merah. Merah, ia mencium-ciumnya lalu berjalan terus. Setelah berjalan beberapa langkah lagi. Co Hiong berkata kepada Bee Kun Bu. "Segera kita akan menjumpai Liong Sucimu." Ketika itu Bee Kun Bu melihat sebuah kolam kecil, dan ia berkata. "Co-heng, mari kita berhenti sebentar untuk mencuci muka di kolam itu." "Kolam ini dalam sekali, kita harus dapat loncat menyebranginya." Lalu dengan enteng sekali Co Hiong meloncati kolam yang kecil itu. Bee Kun Bu merasa kagum melihat ilmu meringankan tubuhnya Co Hiong yang meloncat dengan ilmu It Hok Ciong Thian atau Bangau Sakti Melonjak ke langit iapun menggunakan ilmu Hui Yan Liu Po atau Burung Walet Menyeberangi Ombak, dan dengan satu loncatan yang indah ia berhasil loncat menyeberangi kolam kecil itu, Tiba-tiba Co Hiong membentak. "Siapakah yang berani menyerang aku dengan curang?" Lalu ia berbisik kepada Bee Kun Bu. "Bee-heng! Kita sedang diintai oleh musuh! Mari, lekas-lekas berlalu!" Lalu iapun berlari ke depan. Setelah mereka berlari-lari dan telah melewati beberapa pengkolan, mereka tiba di sebidang tegalan rum-put, dan di ujung tegalan rumput itu terlihat satu jalanan sempit di antara dua lereng gunung yang curam, Mereka lari masuk ke jalan kecil itu sampai kesatu batu karang, Tiba-tiba Co Hiong meloncati batu karang itu, dan ketika Bee Kun Bu menyusup Co Hiong sudah tak tampak lagi. Dibalik batu karang yang besar itu terdapat satu mulut goa yang tingginya lebih kurang tiga kaki, Co Hiong tentu telah KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ masuk ke dalam goa itu, pikir Bee Kun Bu. Maka iapun berjalan masuk ke dalam goa itu, Co Hiong yang telah pergi menemui Bee Kun Bu di puncak Pek Yun Siat telah lupa membawa senjata, Di dalam goa itu sangat gelap, dan jalannya sukar ditempuh Dengan pengalaman nya, akhirnya Bee Kun Bu berhasil menembusi jalan goa itu dan keluar lagi ke tempat yang terang, Disitu ia menyaksikan Co Hiong sedang berdiri sambil memegangi lingkaran-lingkaran emasnya seolah-olah penuh dengan pikiran. Melihat sikapnya Co Hiong itu, Bee Kun Bu berpikir. "Goa ini adalah suatu tempat persembunyian yang baik sekali, jika mulut goa tadi ditutupi dengan semak-semak siapapun tak dapat mencari tempat persembunyian ini. Tetapi apakah yang sedang dipikiri Co Hiong itu? Bukankah aku diajak untuk melihat Liong Suciku? Ah, setelah aku terluka dan tak sadar hampir satu bulan, aku telah menjadi tolol!" Ia ingin menegur Co Hiong, tetapi ia tak berani, karena dengan wataknya yang luhur dan agung, ia senantiasa tak suka menyinggung orang lain. ia lebih suka berkorban daripada menyusahkan orang lain. -ooo0oooBee Kun Bu disangka mencuri Kui Goan Pit Cek Sebetulnya ujung daripada goa itu bukannya satu lembah, tetapi sebidang tanah yang luasnya hanya lima depa persegi dan dikitari oleh lereng gunung yang curam, Bee Kun Bu menghampiri Co Hiong dan menanya. "Coheng, Liong Suciku ada dimana?" "Setelah aku mengantar dia sampai disini, aku segera pergi mencari kau. Aku berjanji bertemu disini..." Jawab Co Hiong, Dengan terperanjat Bee Kun Bu berseru. "Mengapa dia tidak ada disini?", KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Mungkin dia telah tak sabar menunggu." Jawab Co Hiong, Bee Kun Bu masuk kembali ke dalam goa dan memeriksa satu kamar dari batu di dalam goa itu, tetapi ia hanya melihat rumput-rumput kering digunakan sebagai tempat tidur, seorang-o!ah baru saja ditiduri... Dari luar Co Hiong berkata. "Mungkin dia telah menunggu terlampau lama, Karena merasa lapar, dia keluar mencari makanan, Ayo kita bersama-sama mencari dia! Setelah melihat tiga mayat, Bee Kun Bu menjadi khawatir akan keselamatannya Liong Giok Pin, Atas ajakan nya Co Hiong untuk pergi mencari, ia lekas - lekas keluar dari kamar goa itu. "Aku telah pesan dia untuk menunggu kedatangan kita disini, Jika dia tidak keluar mencari makanan, mungkin dia pergi ke puncak Pek Yun Siat mencari kita." Kata Co Hiong. "Aku khawatir dia menjumpai rintangan..." Kata Bee Kun Bu. "Harap Bee-heng jangan terlampau khawatir," Berkata Co Hiong. "Dengan ilmu silatnya, aku yakin dia dapat menjaga diri Meskipun harus melawan seorang jago silat, dia masih dapat meninggalkan tanda-tanda, Coba lihat keadaan disni, bukankah tidak ada yang mencurigakan kita?" Bee Kun Bu tersenyum dan berkata. "Aku terlampau khawatir akan keselamatannya, Lagipula aku ada sedikit omongan yang hendak diucapkan kepadamu,.," "Apakah itu? Sebutlah!" Kata Co Hiong, Setelah menarik napas, Bee Kun Bu memulai. "Sebetulnya Liong Suciku itu sangat disayang oleh Susiokku, tetapi mengapa ia berani melanggar peraturan partai silat kami dan melarikan diri? Co-heng yang telah menyertai dia tentu telah diberitahukan sebabnya mengapa dia melarikan diri, sebetulnya aku tak seharusnya mengatakan ini, karena sama juga menegur Co-heng..." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong terperanjat, tapi ia masih dapat terus bersandiwara, Dengan tenang ia berkata. "Apakah Bee-heng mencurigai aku yang membujuk dia kabur?" Sambil menundukkan kepala Bee Kun Bu menjawab. "Meskipun aku mempunyai anggapan demikian, akupun tak dapat mempersalahkan Co-heng. Dia telah dididik semenjak kecil, dan ia harus mentaati peraturan partai silat Kun Lun!" "Dengan demikian, Bee-heng pun mungkin sangat benci terhadap perbuatannya itu?" Tanya Co Hiong, Tidak! Meskipun aku tidak sudi melihat dia berbuat demikian, tetapi aku tidak membenci Bahkan aku akan berusaha minta Susiok mengampuni kepadanya." Kata Bee Kun Bu. "Aku hanya khawatir aku tak berhasil Aku berniat minta Pek Susiokku agar supaya memberi ampun kepada Liong Suciku." "Tetapi dalam soal ini kau harus tanya dia dulu, apakah dia mau kembali ke partai Kun Lun." Kata Co Hiong. "Jika dia tidak ingin kembali, siapapun tak dapat memaksanya!" Ucapan itu mengejutkan Bee Kun Bu. ia mulai insyaf bahwa Co Hiong tak menghiraukan keselamatannya Liong Giok Pin. ia tidak bicara lagi, tetapi Co Hiong meneruskan. "Selama aku menyertai dia, aku yakin aku tak berbuat sesuatu yang dapat dipersalahkan!" Sebetulnya Bee Kun Bu ingin menanya dengan maksud apa Co Hiong datang ke puncak Pek Yun Siat, akan tetapi setelah ia mulai melihat kebusukannya, ia batalkan maksudnya untuk menanya, ia hanya berkata. "Marilah kita pergi mencari Liong Giok Pin..." Baru saja ucapannya selesai, mereka mendengar suara tindakan kaki orang. Co Hiong berbisik. "Lekas-lekas bersembunyi di dalam kamar batu!" Lalu dengan membetot Bee Kun Bu ia meloncat masuk ke dalam kamar Baru saja mereka bersembunyi orang itu telah masuk ke dalam goa. Orang itu berjubah, janggutnya putih dan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ bersenjatakan toya bambu, Dia adalah Tu Wee Seng, pemimpin partai silat Hua San. Dibelakangnya tampak seorang pendeta, berusia lebih kurang lima puluh tahun, janggutnya hitam dan bersenjata pedang, Terdengar Tu Wee Seng berkata sambil tertawa. "Tojin datang diwaktu yang tepat Aku telah bermufakat dengan pemimpin partai silat Siat San. jika Tojin pun mufakat, maka tenaga kita akan lebih kuat daripada partai silat Thian Liong, Kita tak peduli apakah berita tentang kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu betul atau bohong, kita dapat menggunakan kesempatan ini membinasakan orang-orang yang dikirim oleh partai Thian Liong." Si tojin menjawab. "Pendapat Tu Heng aku setuju, Di dalam beberapa tahun ini, partai silat Thian Liong senantiasa meluaskan pengaruhnya dan mendirikan ca-bang-cabang hampir disemua tempat Rupanya mereka ingin menyapu bersih partai-partai silat lainnya, dan menjagoi di kalangan Bu Lim. Akupun telah mendengar bahwa pemimpinnya, Souw Peng Hai siap mengundang jago-jago silat dari kesembilan partai datang ke markas besarnya di sebelah utara propinsi Kwiciu untuk mengadu silat Aku telah tinggal terpencil selama dua puluh tahun, aku tak sangka selama itu telah terjadi perubahan sebesar ini." Sambil tertawa Tu Wee Seng berkata. "Tentang niatan mengundang jago-jago silat dari kesembilan partai mengadu silat pedang, akupun telah mendengarnya, karena para pemimpin cabang partai Thian Liong itu selalu mempropagandakan soal tersebut Aku yakin tiap-tiap jago silat yang aktif di kalangan Kang-ouw sudah mengetahuinya." Mereka bereakap-cakap sambil berjalan dan segera berada di mulut kamar batu, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kamar yang kecil itu tak ada tempat untuk bersembunyi Bee Kun Bu melihat bahwa Co Hiong sedang mengumpulkan tenaga dalamnya siap sedia bertempur Bee Kun Bu pun menuruti kawannya mengumpulkan tenaga dalam. Tiba-tiba terdengar Tu Wee Seng menegur dengan suara yang keras. "Siapa disitu?" Dan teguran itu disambut dengan suara tertawa gelak-gelak. Tu Wee Seng pun tertawa terbahak-bahak sambil berkata. "Ha! Ha! Teng-heng datang tepat! Aku memperkenalkan Tengheng kepada kawan karibku!" Ketika itu Bee Kun Bu dan Co Hiong berdiri merapat di tembok kamar batu, mereka tak dapat melihat mukanya ketiga orang diluar itu. Tapt" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Mereka dapat mengetahui siapa mereka itu dengan mendengarkan per-ca kapan nya. Terdengar Teng Lee berseru sambil tersenyum. "To-jin ini apakah bukannya pemimpin dari partai silat Tiam Cong yang terkenal sebagai Poan Thian Yen Hia Totiang (Pendeta yang dapat membalikkan langit)?" Si tojin tertawa "Janganlah terlampau memuji Aku bernama Hia Yun Hong, tetapi kawan-kawan di kalangan Bu Lim menjuluki aku Poan Thian Yen. Apakah aku diperkenalkan dengan saudara Teng Lee dari partai Siat San dengan julukan Pek I Shin Kun (Dewa baju putih)?" Kata tojin itu. Teng Lee juga menjawab sambil tersenyum. "BetuI, dan kita adalah kawan karib, bukankah?" "Ha! Ha! Ha!" Kata Tu Wee Seng sambil tertawa. "Mengapa masing-masing merendahkan diri, Hia Totiang jarang berkelana di kalangan Kang-ouw semenjak memimpin partai silat Tiam Cong, Teng-heng juga jarang berkecimpung disebelah selatan dari sungai Yo-ciu. Te-tapi kali ini kita beruntung dapat berkumpul Sayang di tempat yang terpencil ini, kita tak dapat merayakan pertemuan ini!" Hia Yun Hong berkata. "Aku sangat berterima kasih atas pelayanan Tu-heng. Aku dapat ke propinsi Ciatkiang kali ini KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ karena aku mendapat kabar bahwa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dapat mengajar kita banyak ilmu-ilmu silat yang ajaib, Dan perlu untuk membikin perhitungan dengan Souw Peng Hai yang telah membikin malu kedua Sutee-ku!" "Aku tak bermaksud memuji ilmu silatnya para jago dari partai.Thian Liong, Hia tojin dengan ilmu silat yang tinggi mungkin juga sukar menoblosi penjagaannya partai Thian Liong. Disamping orang-orangnya dengan bendera-bendera merah, kuning, biru, putih dan hitam adalah orang-orang yang sangat dimalui di kalangan Kang-ouw. Jika Hia tojin datang sendiri menggempur mereka, sama juga masuk ke dalam goa macan. Selama hampir sepuluh tahun, partai silat Thian Liong berusaha menggempur dan membasmi kesembilan partai silat yang terkenal di kalangan Kang-ouw pada dewasa ini. Jika Hia tojin masih juga berkeras seorang diri pergi menggempur mereka, berarti musuhnya partai Thian Liong berkurang satu, karena aku yakin Hia lojin akan terbunuh." Kata Tu Wee Seng, Pendapat Tu-heng tepat dengan pendapatku, dan aku minta Hia tojin mempertimbangkan." Menyambung Teng Lee. Hia Yen Hong berpikir sejenak, lalu ia menanyai "Menurut pendapat Tu-heng, aku harus bertindak bagaimana?" Dengan perasaan puas Tu Wee Seng berkata. "Partai Thian Liong selalu bermusuhan terhadap kita, dan tipu muslihat mereka itu lihay, Mereka berusaha memecah belah partai-partai lain, dan kita tak dapat memperingatkan mereka dengan peraturan-peraturan Bu Lim..." Ia berhenti sejenak, dan rupanya tak ingin meneruskan. "Apakah Tu Heng ada sesuatu yang sukar diucapkan ?" Mendesak Hia Yen Hong, Tu Wee Seng tersenyum dan berkata. "Aku telah berunding dengan Teng-heng. Untuk menghadapi partai silat Tian Liong, kita tak usah menghiraukan peraturan Kang-ouw. Maka kita telah menggunakan kesempatan ini untuk membinasakan semua orang-orang yang dikirim ke pegunungan Koateong San oleh partai Thian Liong!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Hia Yen Hong terperanjat mendengar penjelasan itu, dan ia menanya Teng Lee. "Bagaimana pendapat Teng-heng?" Teng Lee menjadi cemas ditanyakan pendapatnya, tetapi sambil menyengir ia menjawab. "Aku sudah lama tinggal bertapa di puncak Cui-kiat-hong, dan jarang datang ke tanah datar Aku sendiri belum mempunyai keputusan Aku hanya turut saja, Mungkin Hia tojin mempunyai pendapat lain?" "Selama dua puluh tahun aku tidak pernah berlari dari pegunungan Tiam Cong, oleh karenanya, aku asing terhadap perubahan-perubahan di kalangan Kang-ouw pada dewasa ini. Aku hanya nurut pendapat kedua sau-dara." Kata Hia Yen Hong, Harus diketahui bahwa mereka ketiga-tiganya adalah pemimpin partai silat yang terkenal, dan masing-masing sungkan menyatakan maksudnya untuk menganiaya seorang lawan Dalam hatinya Teng Lee dan Hia Yen Hon^ setuju akan maksudnya Tu Wee Seng untuk membunuh mati semua orang-orangnya partai Thian Liong yang dikirim ke pegunungan Koat Cong San. Dan Tu Wee Seng sudah dapat baca isi hati kedua pemimpin itu, Dalam hatinya ia berkata. "Hm! Kalian berlagak menjadi orang yang luhur, sebetulnya kalian pun sama busuknya seperti aku!" Namun ia berkata sambil tersenyum "Karena kedua saudara baru saja keluar dari tempat pertapaan, karenanya menjadi asing terhadap perubahan-perubahan di kalangan Kang-ouw pada dewasa ini, maka segala tindakan yang kita akan ambil untuk menghadapi partai Thian Liong dapat diserahkan kepadaku." "Betul!" Berkata Teng Lee dan Hia Yen Hong berbarengan "Jadinya kedua saudara pun setuju kita membunuh mati orang-orangnya partai Thian Liong yang dikirim ke pegunungan Koat Cong San ini?" Tu Wee Seng menegasi. "Betul! Kami setuju siasat ilu!" Jawab Teng Lee dan Hia Yen Hong, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lalu Tu Wee Seng menjelaskan siasatnya. "Menurut pendapatku partai Thian Liong telah menyebarkan orangorangnya di sekitar puncak Pek Yun Siat, tetapi sehingga kini mereka belum bergerak Dugaku mereka menunggu datangnya Souw Peng Hai dan pemimpin-pemimpin me-reka. jejakku telah diketahui oleh mereka, Oleh karena itu, aku terpaksa membinasakan beberapa orang-orangnya partai Thian Liong!" "Orang-orangnya partaiThian Liongbanyak sekali." Kata Teng Lee. "Jika hanya beberapa orang terbunuh, kita masih juga menjumpai rintangan!" "Justru itulah yang aku sedang pikirkan!" Kata Tu Wee Seng. "karena mereka berjumlah banyak, kita selalu terbelakang, Kita harus mencari daya untuk mendahului mereka dengan jalan membunuh orang-orangnya yang disebar untuk menjadi mata dan kuping-kuping peminv pinpemimpin partai Thian Liong, Jika kita berhasil dalam usaha ini, kita sudah dapat mendahului pemimpin-pemimpin partai Thian Liong!" Sambil tertawa Hia Yen hong berkata. "Bagus! Bagus! Siasat itu bagus!" Tu Wee Seng meneruskan. "Dan setelah membunuh mati orang-orangnya, dengan menggabungkan ketiga partai kita, kita membasmi pemimpin-pemimpinnya...!" Teng Lee memotong pembicaraan "Pendapat Tu Heng meskipun bagus, tetapi kita harus ingat bahwa pemimpinpemimpin partai Thian Liong bukannya anak kemarin dulu, Disamping memiliki ilmu silat yang tinggi, mereka semua berotaL Maka kita harus merancangkan dengan teliti sebelumnya kita laksanakan siasat itu!" Tu Wee Seng tertawa dan berkata. "Cara Teng Heng berlainan daripada caraku, Jika kita dapat menjumpai pemimpin-pemimpinnya itu di satu lempat, kita sukar melawan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ mereka semua.,., Dan aku akan berusaha memencarkan pemimpin-pemimpin itu. Dalam usaha ini aku perlu bantuan Hia Tojin." "Sebut saja apa yang aku harus lakukan," Kata Hia Yen Hong. Tu Wee Seng menanyai "Bagaimana pendapat kedua saudara tentang tempat kita yang sekarang ini?" Teng Lee mengawasi keadaan di sekitarnya sebelumnya menyahut. "Tempat bersembunyi ini baik sekali! Lalu Tu Wee Seng menjelaskan siasatnya. "Aku ingin menggabungkan tenaga dari ketiga partai silat kita untuk bersembunyi di dalam kamar batu itu. Kemudian kita pasang umpan agar pemimpin-pemimpin partai Thian Liong terpencar lalu Teng-heng dan Hia tojin berlagak bertempur merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek supaya dilihat oleh orangorangnya partai Thian Liong...." "Siasat yang bagus!" Kata Hia Yen Hong. "Pemimpinpemimpin partai Thian Liong setelah mengetahui tentang perebutan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek tentu datang memburu secepat mungkin, dan mereka tak berkesempatan berunding lagi,., Tetapi manakah umpannya ?" Dari dalam sakunya Tu Wee Seng keluarkan beberapa kitab yang pada kulitnya tertulis dengan nyata empat huruf "KUI GOAN PIT CEK," Dan kitab-kitab tersebut ditaruh di dalam sebuah kotak dari batu Giok, Lalu ia berkata. "Hia Tojin khawatir tidak ada umpannya. inilah umpannya!" Ia mempertunjukkan kotak batu Giok ini kepada Hia Yen Hong. Meskipun mereka mengetahui bahwa kitab-kitab itu adalah kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang palsu, akan tetapi mereka tertarik juga oleh nama kitab-kitab itu yang banyak jago-jago silat ingin memilikinya. "Pada tahun yang lalu, dengan kepala mata sendiri aku telah melihat Hian Ceng Tojin dari partai Kun Lun KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ memperlihatkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang palsu, Aku juga sengaja membuat kitab-kitab yang palsu ini." Kata Tu Wee Seng sambil dengan toya kayunya ia membalik-balikkan lembarannya. Lembaran pertama menuturkan ilmu silat Tai Ki Kian, Tu Wee Seng berkata. "Meskipun kitab-kitab ini palsu, akan tetapi kitab-kitab ini didapatkan oleh orang yang gemar akan ilmu silat, kitab-kitab ini pasti bermanfaat Hanya jika jatuh di tangan Hia-heng dan Teng-heng, kitab-kitab ini sudah tentu tiada gunanya!" Lalu ia terus membalik-balikkan lembaran-lembaran kitab-kitab itu. Sambil tertawa Hia Yen Hong berkata. "Meskipun kitabkitab ini palsu, tetapi rupanya telah tereatat banyak jurus-jurus ilmu silat yang baik, Siapa tahu kelak beberapa puluh tahun kemudian, kitab-kitab ini akan juga dibuat perebutan oleh para jago silat angkatan muda? Ha! Ha! Ha!" Teng Lee pun tertawa, ia berkata. "Kata-kata Hia-heng betuL Rupanya Tu-heng telah menggunakan banyak waktu untuk mengarang kitab-kitab tentang ilmu silat ini." Tapi semua jurus-jurus ini adalah jurus-jurus biasa saja." Jawab Tu Wee Seng, merendahkan diri, Teng Lee lalu berkata. "Siasat ini betul baik, tapi jika orang-orangnya partai Thian Liong mengetahui bahwa kitabkitab ini palsu, mereka tentu mengumpulkan orang-orangnya untuk mengejar dan menghajar kita, Lagi pula, jika kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang tulen betul berada di dalam pegunungan Koat Cong San, mereka pasti telah memasang jaring yang rapat agar orang tak dapat masuk atau meloloskan diri!" "Kata-kata Teng-heng beralasan Kita bertempur untuk merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang palsu, sedangkan orang yang bertempur merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang tuIen, Bila demikian halnya, bukanlah kita berkorban untuk cuma-cuma saja?" Menyambungkan Hia Tojin. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Tentang ini akupun telah pikir-kan." Kata Tu Wee Seng. "Oleh karena itu, aku minta Hia-heng dan Teng-heng membantu Jika ketiga partai silat kita bergabung, partai silat yang manakah dapat menggempur kita? Selainnya partai Thian Liong yang masih juga dapat melawan, aku yakin tak ada partai silat lainnya berani menggempur kita, Misalnya, kitab-kitab Kui Goan Pit Cek betul-betul ada di pegunungan ini, dengan ketiga partai kita yang bergabung, Kita dapat merebut kitab-kitab tersebut. Sambil menundukkan kepala dan menarik napas, Teng Lee berkata. "Aku hanya khawatir jika siasat kita ini gagal, dan kita tak dapat melawan orang-orangnya partai Thian Liong, kita semuanya akan menderita luka parah atau binasa!" Tu Wee Seng tertawa bahak-bahak dan menghibur "Tengheng, jangan khawatir Aku telah merancangkan bahwa jika kita menggempur orang-orangnya partai Thian Liong yang terpencar, kita pasti dapat menaklukkan mereka, Jika mereka semuanya datang menggempur kita berbarengan kita bakar gunung ini agar semuanya binasa!" Bee Kun Bu dan Co Hiong yang mencuri dengar pereakapan mereka kemudian tak dapat mendengar lagi karena mereka mulai bicara dengan bisik-bisik, Lalu terdengar terang Tu Wee Seng berseru. "Baiklah! Kita laksanakan siasat itu, Aku hanya membikin Teng-heng banyak susah!" Tidak, tidak," Kata Teng Lee, Teng-heng dan Hia Tojin sangat baik hati terhadapku, dan aku merasa terhormat dapat memberi bantuan." Setelah mereka dapat kesetujuan satu sama lain, ketiganya mereka lalu keluar dari goa itu, Sejenak kemudian, Co Hiong berjalan keluar per-lahanlahan dan menyelidiki keadaan diluar kamar batu, Setelah yakin ketiga orang itu sudah berlatu, ia keluar dari kamar, diikuti oleh Bee Kun Bu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sambil mengerutkan keningnya Bee Kun Bu menanyai "Co-heng, mereka membicarakan tentang partai silat Thian Liongmu...." "Hm! Apakah Bee Heng mencurigai aku dikirim oleh partai Thian Liong untuk mengambil kitab-kitab Kui Goan Pit Cek?" Kata Co Hiong. "Sama sekali tidak." Jawab Bee Kun Bu. "Tetapi mengapa partai silat Thian Liong mengirim banyak orang ke pegunungan Koat Cong San ini?" "Menurut pereakapan mereka tadi rupanya partai Thian Liongku telah mengirim orang ke puncak Pek Yun Siat ini," Kata Co Hiong seorang diri. "Apakah Co-heng tak tahu menahu?" Tanya Bee Kun Bu. "Aku datang dari jauh terutama untuk menengoki kau," Jawabnya Co Hiong dengan tenang. Bee Kun Bu menjadi merah mukanya dan ia berkata. "Aku berterima kasih atas perhatianmu ini. Tetapi akupun heran mengapa Co Heng mengetahui aku dibawa ke puncak Pek Yun Siat?" Sambil tersenyum Co Hiong berkata. "Kami dari partai silat Thian Liong mempunyai banyak "kampungdan mata", jangankan jejak Bee Heng, jejak dari tiap-tiap pemimpin partai silat pun diketahui oleh kami!" Meski hatinya Bee Kun Bu mereda, tetapi ia masih juga menaruh curiga terhadap Co Hiong. ia tak menanya Iagi. Kemudian Co Hiong berkata lagi. "Ketiga orang itu adalah jago-jago silat yang lihai dan sebagai pemimpin-pemimpin mereka tak akan sembarangan omong, Jika mereka katakan orang-orang partai Thian Liong telah disebar di pegunungan ini aku yakin dan pereaya akan kebenarannya, Aku sebagai salah satu pemimpin partai Tian Liong tak dapat tinggal diam. Bee-heng adalah orang diluar partai Thian Liong. Lebih baik Bee-heng kembali ke Pek Yun Siat, dan jangan turut campur." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Co-heng yang tak menghiraukan perjalanan jauh telah datang menengoki aku. Kini Co-heng sedang menghadapi rintangan mustahil aku dapat tinggal diam? Hanya sayang dan aku sangat menyesal bahwa orang yang hendak dicari oleh partai Thian Liong adalah penolongku... dan Pek Siocia itu selalu menolong aku. Budi kasihnya tak terhingga," Co Hiong memotong pembicaraan Bee Kun Bu. Katanya. "Bee-heng, akupun tidak minta bantuan atau pertolonganmu Tapi aku ada satu pertanyaan, dan aku minta Bee-heng..." "Sebutkanlah," Kata Bee Kun Bu. "Barusan Tu Wee Seng dan kawan-kawannya telah membicarakan sesuaiu, dan kau sudah mendengarnya," Berkata Co Hiong. "siasat mereka untuk menggempur partai kami kejam sekali, bukan?" Bee Kun Bu mengangguk. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Jika aku tidak dengar siasat itu," Meneruskan Co Hiong. "mungkin dalam pertempuran yang akan terjadi, kami partai Thian Liong akan menderita luka atau binasa yang hebat sekali, Mereka bertempur untuk merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Tapi apakah kitab-kitab Kui Goan Pit Cek berada di puncak Pek Yun Siat? Ai! Kitab-kitab itu sudah makan entah berapa banyak kor-ban..." Ia berhenti sejenak, lalu menanya. "Apakah kau ketahui bahwa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang tulen itu benar berada di puncak Pek Yun Siat?" Bee Kun Bu yang luhur budi pekertinya dan jujur, menjawab. "Aku pernah melihat kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, tapi aku tak tahu apakah yang tulen atau yang palsu." "ltu dia," Kata Co Hiong, Tu Wee Seng dan kawankawannya Kui telah datang kesini karena memperoleh kabar bahwa Kui Goa Pit Cek yang tulen ada di sini. Aku minta kau lekas-lekas kembali beristirahat karena kau baru sembuh, dan juga karena aku tak sudi menyeret-nyeret kau ke dalam kesukaran atau bahaya." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu juga ingin lekas-lekas kembali dan memberitahukan semua ini kepada Pek Yun Hui. Agar diadapat membikin persiapan Musuh yang akan dihadapi adalah jago-jago silat yang tinggi sekali ilmu silatnya, ia mengangkat kedua tangannya menghaturkan hormat, dan sambil berlalu ia berkata. "Ya, lebih baik aku kembali Co Hiong mengawasi Bee Kun Bu berlalu, Pikir hati busuknya. "jalan yang sempit di antara dua lereng gunung itu sangat gelap, Jika aku buntuti dia dari belakang, aku dapat memukul dia mati dengan satu pukulan, kemudian aku lemparkan mayatnya ke bawah jurang, Akupun akan terluput dari segala tuduhan, Lie Ceng Loan tentu menganggap dia terbunuh oleh musuh!" Dengan maksud yang busuk itu, dengan diam-diam ia membuntuti Bee Kun Bu. Tapi tiba-tiba Bee Kun Bu berhenti dan berbalik, rupanya ada sesuatu yang ia ingin beritahukan kepada Co Hiong. Co Hiong terjebak! Tetapi Co Hiong yang busuk dan penuh tipu muslihatnya itu berlagak tersenyum dan bersemi "Akupun hendak pergi memberitahukan orang-orang dari partai silat Thian Liong!" Sedianya Bee Kun ku hendak memberitahukan Co Hiong satu urusan, akan tetapi melihat Co Hiong tergesa-gesa seolah-olah betul ingin memberitahukan orang-orang dari partai Thian Liong tentang bahaya yang mengancam, iapun tidak memanggil lagi, Lalu dengan ilmu meringankan tubuh ia lekas-lekas pulang ke puncak Pek Yun Siat, Ketika ia tiba didekat puncak Pek Yun Siat, seluruh tubuhnya basah kuyup dengan keringatnya, ia duduk di rumput untuk beristirahat dan ketika ia bangun ingin meneruskan perjalanannyua, tiba-tiba ia merasa berkelebat bayangan orang, Orang itu adalah Pek Yun Hui. Dengan suaranya yang agak cemas, Pek Yun Hui menegur "Kau baru sembuh, dan harus beristirahat Apakah kau tidak sayang dirimu KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu tidak segera menjawab, ia pandang gadis yang telah berulang kali menolong jiwanya itu, ia hanya tersenyum. Baru saja ia hendak membuka mulut, terdengar orang berseru. "Dia disini! Dia disini." Segera empat bujang Na Siao Tiap lari mengurung Bee Kun Bu. Pek Yun Hui menjadi marah melihat sikap empat bujang yang beringas itu, ia membentak. "Hai! Urusan apakah ini?!" Seorang bujang yang agak tinggi tubuhnya menjawab sambil membungkukan tubuh. "Kami dapat perintah dari Na siocia untuk cari laki-laki yang jahat ini, dan kami telah mencarinya dimana-mana agak lama.,." Pek Yun Hui yang mengetahui bahwa keempat bujangnya gadis itu selalu jujur menanya lagi. "Untuk apakah Na Siocia mencari dia?" Sambil menuding Bee Kun Bu, bujang itu berkata. "Orang laki-laki yang jahat ini telah mencuri kitab-kitab Kui Goan Pit Cek!" Bee Kun Bu terkejut dan ia berseru. "Apa? Aku mencuri kitab-kitab Kui Goan Pit Cek?!" Keempat bujang itu mengawasi Bee Kun Bu dengan sikap menghina. Bee Kun Bu coba membela diri, tetapi Pek Yun Hui mencegah, dan ia menanyai "Sekarang Na Siocia ada dimana?" "Entah. Setelah kami diberitahukan tentang ilmu Ngo Heng Mie Cong (Langkah ajaib) dia segera pergi mencari seorang diri," -ooo0oooAngin Taufan timbul lagi di pegunungan Koat Cong San KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pek Yun Hui berpikir sejenak, lalu berkata. "Pergilah kalian cari Na Siocia dan beritahukan padanya bahwa aku ingin menjumpai dia." Tapi keempat bujang itu saling pandang memandang tidak bergerak Pek Yun Hui membentak "Hei! Aku ingin kalian segera pergi mencari Na Siocia, apakah kalian tidak dengar?" Lalu bujang yang tertinggi tubuhnya menjawab. "Na Siocia telah memesannya, jika kami sudah dapat cari orang yang mencuri kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, kami harus segera tangkap dan ikat padanya untuk dibawa kepada Na Siocia." Melihat sikap yang membandel dari keempat bujang itu, Pek Yun Hui menjadi makin gusar, mukanya menjadi merah. Menampakkan Pek Yun Hui gusar, sambil menghela napas Bee Kun Bu berkata. "Sabarlah, Cici. Urusan ini kita tak dapat mempersalahkan mereka yang telah diperintahkan oleh majikannya, tentu saja mereka tidak berani menyimpang dari perintah." Keempat bujang itu merasa senang dibela oleh Bee Kun Bu. Harus diingat bahwa mereka itu selalu tinggal berdiam di pegunungan mereka tak mengerti tentang urusan diluar, Segala perasaannya yang timbul segera terlihat pada wajahnya, Pek Yun Hui berpikir: Tak mungkin Bee Kun Bu mencuri kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Tapi Na Siao Tiap tentu tak berani berdusta, Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu sangat hebat daya tariknya." Lalu ia berkata kepada Bee Kun Bu. "Sebe!um kitab-kitab itu diperoleh kembali, aku kawatir soal ini sukar dijelaskan kepada Na Siao Tiap." Tapi aku harus pergi kutemui dia untuk menjelaskannya.,." Jawab Bee Kun Bu, lalu ia memberitahukan soal lain. "Cici, tadi aku bersama-sama Co Hiong telah pergi ke suatu goa yang jauhnya beberapa belas lie dari sini. Di dalam kamar batu di goa itu, aku telah mendapat dengar bahwa banyak jago-jago KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ silat dari kalangan Kang-ouw telah datang ke pegunungan Koat Cong San, bahkan ke puncak Pek Yun SiaL Aku khawatir pada saat ini sudah ada banyak musuh yang bersembunyi di sekitar daerah ini. Lagipula mereka yang datang adalah jagojago silat yang lihay sekali ilmu silatnya, Oleh karena itu, aku mohon, Cici membikin persiapan untuk menghadapi mereka." "Aku telah menduga bahwa para jago silat dari kesembilan partai silat dan dari silat Thian Liong akan datang kesini." Berkata Pek Yun Hui. "Hanya aku tak menduga demikian cepatnya, Ketika Na Siao Tiap berada di dalam perjalanan kesini, rahasia tentang kitab-kitab Kui Goan Pit Cek telah tersiar, dan ketika itu dia sendiri tidak menginsyafi bahwa ia memiliki ilmu silat yang amat tinggi, siapapun tak akan dapat menggempur dia. Diapun tak pikir bahwa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang dimiliki akan membikin para jago silat buat perebutan Oleh karena itu dia tidak simpan baik-baik kitabkitab tersebut. Keempat bujangnya meskipun pandai ilmu silat, tetapi tak berpengalaman, mereka mudah tertipu, jika guruku tidak lekas-lekas turun tangan, aku khawatir kitab-kitab tersebut jika betul dicuri orang lain, akan sukar direbut kembali!" Lalu Pek Yun Hui berkata lagi kepada keempat bujang itu. "Ayo, kita berangkat menjumpai Na Siocia!" Bee Kun Bu tak segera berjalan Sambil ge!eng-geleng kepalanya ia berkata. "KJni musuh-musuh kita sedang bersembunyi di sekitar kita. Cici seorang diri meski telah memiliki ilmu silat yang tinggi mungkin sukar menghadapi mereka, sebaiknya Cici membikin persiapan dulu sebelum kita berangkat!" Baru saja Pek Yun Hui ingin menyahut, Bee Kun Bu sudah meneruskan lagi. "Aku tahu bahwa Cici ingin pergi bersamasama aku, karena kau khawatir aku diserang oleh Na Siao Tiap, Tetapi jika Cici menyertai aku, dia akan makin mencurigai aku, dan mungkin juga makin benci terhadap aku. Tentang ilmu silat, dia jauh lebih pandai daripada aku, dia dapat memukul aku silat, aku mati. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Di hadapan Cici, dia tak berani menyerang aku, Namun, aku tak takut menghadapi dia, karena aku tak bersalah Aku tidak mencuri kitab-kitab Kui Goan Pit Ceknya, Kini, yang penting jalan menghadapi musuh-musuh yang sudah mengurung puncak Pek Yun Hui ini." Pek Yun Hui menghela napas dan berkata. "Betul, tetapi soal ini kau tak usah khawatir Aku hanya khawatir terhadap Na Siao Tiap, Jika dia terus mentaati pesan ibunya, ia tentu dengar dan turuti kehendakku Jika tidak, aku tak dapat melawan dia, karena ilmu silatnya lebih tinggi daripada ilmu silatku.,." "ltu juga sebabnya." Kata Bee Kun Bu. "Lebih baik aku sendiri yang menjumpai pada nya." "Baiklah," Kata Pek Yun Hui, Tetapi kau harus selalu mengalah." "Dia telah menolong jiwaku," Jawab Bee Kun Bu. "Asalkan dia tak terlalu menghina aku, aku tentu mengalah." Pek Yun Hui masih juga memperingatkan. "Meskipun demikian, sebaiknya kau mengalah." Dengan khidmat Bee Kun Bu berkata. "Seorang laki-laki lebih rela dibunuh mati daripada dihina, Soal mati atau hidup, bagiku adalah soal kedua, Aku lebih suka mati sebagai ksatria, daripada hidup dihina orang." Pek Yun Hui yang biasanya angkuh dan keras tabiatnya, ketika itu menjadi lunak. Dengan lemah lembut ia berkata. "Kau jangan hanya mementingkan diri sendiri Umpama kau mati, kau tak mengetahui apa-apa lagi, tapi bagaimana dengan Sumoymu, Lie Ceng Loan? semenjak kau terluka, dia senantiasa memikiri kau selalu, jika kau mati, diapun rela akan ikut mati juga!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu tersenyum, dan berkata. "Cici tak usah terlalu khawatir karena aku, Aku yakin bahwa Na Siao Tiap tidak akan segera menyerang aku sebelum mendengar keteranganku LagipuIa dia tentu akan memandang kepada Cici, Aku berjanji akan bertindak hati-hati untuk mencegah dia menjadi gusar." "Jika kau dapat berbuat demikian, akupun tidak khawatir lagi," Kata Pek Yun Hui. "Meskipun Na Siocia benci kau, tetapi dia adalah seorang yang baik-baik, dan dia tak akan sembarangan menyerang kau tanpa alasan, Yang membuat aku khawatir ialah sikapmu yang tinggi, Jika kau telah berjanji mengalah, tenteramlah hatiku, Selama dua puluh hari Sumoymu Lie Ceng Loan siang hari malam menjagai aku, Oleh karena itu, kau harus ingat dan perhatikan juga padanya...M justru pada saat itu, dari jauh terdengar suara gemuruh dari lembah. "Mungkin musuh-musuh kita sudah dekat." Tegur Bee Kun Bu. "Cici harus membikin persiapan!" "Baiklah," Jawab Pek Yun Hui. "Setelah kau menjumpai Na Siocia, kau lekas - lekas kembali." Lalu ia berlalu. Bee Kun Bu mengawasi penolongnya pergi, kemudian sambil menghadapi keempat bujangnya Na Siocia ia berkata. "Na Siocia ada dimana? Mari kita pergi menjumpai dia!" Tanpa jawab keempat bujang itu menggiring Bee Kun Bu pergi mencari Na Siao Tiap. Mereka berjalan dengan cepat, dan setelah melalui satu pengko!an lereng gunung, mereka tiba disuatu tegalan dimana terdapat dua pohon cemara yang besar Di atas satu dahan pohon cemara itu, Na Siao Tiap duduk sambil memegangi Kimnya dan memandangi langit dengan awan-awan yang berubah-ubah bentuk, setelah mendengar suara ada orang mendatangi, ia menoleh ke arah keempat bujangnya yang sedang menggiring Bee Kun Bu. ia loncat turun, dan seorang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ bujang maju ke depan dan berkata. "Na Siocia, laki-laki jahat itu mau mengikuti kami dengan rela dan kami tak usah mengikat dia." Dengan tenang Bee Kun Bu menjawab. "Siocia, aku sangat berterima kasih kepada Siocia, karena Siocia telah menolong jiwaku, Tapi perkenankanlah aku bertanya, dosa apakah yang aku telah perbuat sehingga harus dibentak atau dihukum? Dengan menyengir Na Siao Tiap berkata. "Kau telah curi kitab-kitab Kui Goan Pit Cekku! Apakah itu bukan dosa?!" Bee Kun Bu tetap berlaku tenang, ia berkata. "Selain di atas perahu, aku pernah melihat kitab-kitab tersebut, aku belum pernah melihatnya lagi, jika aku mencuri kitab-kitab itu, aku, Bee Kun Bu, tak dapat terima." Na Siao Tiap makin gusar, ia membentak dengan suara yang lebih keras. "Dikamarnya Pek Cici, hanya ada kita bertiga, jika bukannya kau yang mencuri, siapa lagi?" Bee Kun Bu mulai ingat dan insyaf mengapa Na Siao Tiap mencurigai ia. Ketika ia dan Co Hiong berlalu dari kamar itu, Co Hiong berlagak kembali ke kamar untuk mengambil sapu tangan, Maka ia menanya Na Siao Tiap. "Na Siocia, apakah kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu ditaruh di dalam kamar dimana Siocia mengobati aku?" Mendengar ucapan bahwa ia mengobati Bee Kun Bu, Na Siao Tiap menjadi merah mukanya, ia hanya menjawab dengan anggukan kepalanya. Dengan memukul telapak tangannya sendiri, Bee Kun Bu berkata seorang diri dengan sangat geregetnya. "Tidak salah lagi tentu dia yang mencurinya!" Perintah Maut Karya Buyung Hok Saputangan Berdarah Karya Kho Ping Hoo Geger Solo Karya Kho Ping Hoo