Bangau Sakti 35
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 35
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Bee Kun Bu yang menonton sambil tersenyum merasa kagum menyaksikan pertempuran itu yangdilakukan dengan ilmu silat yang lihay, ia memandang kepada Pek Yun Hui yang segera berkata. "Ya, mereka semua adalah jago-jago silat yang memiliki ilmu silat yang luar biasa tingginya, Sabar saja, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ mungkin kita masih dapat menyaksikan pertempuran yang lebih hebat." Pada saat itu sekonyong-konyong terdengar suara orang tertawa gelak-gelak, demikian nyaringnya sehingga menggetarkan Bee Kun Bu menoleh ke bawah lagi dan di bawah sinarnya bulan ia dapat melihat Souw Peng Hai, pemimpin dari partai silat Thian Liong datang menghampiri diikuti oleh Ouw Lam Peng, pemimpin cabang bendera merah, Yap Eng Ceng, pemimpin cabang bendera putih, dan keempat iblis yang selalu mendampingi Souw Peng Hai. Ketika itu Teng Lee dan Tu Wee Seng juga telah melihat bahwa orang-orang dari partai Thian Liong telah menjadi lebih banyak daripada pihaknya. Dengan satu isyarat dari Tu Wee Seng, Teng Lee meloncat berdiri disamping Tu Wee Seng, menghadapi Souw Peng HaL Dengan mengejek Souw Peng Hai membentak "Aku menjadi heran mengapa partai Tian Liong sering-sering harus bertempur melawan partai Hua San dan partai Siat San!" "Mungkin dunia ini sempit, maka kita sering-sering berjumpa!" Jawab Tu Wee Seng. "Mungkin juga," Kata Souw Peng Hai. "dan untuk membereskan semua ini, aku mempunyai usu!, sebetulnya partai Thian Liong kami kelak akan mengundang para jago silat dari kesembilan partai di kalangan Bu Lim untuk mengadu silat: tetapi partai Hua San dan partai Siat San rupanya selalu bermusuhan terhadap kami. Oleh karena itu, malam ini kita dapat mendahului pertemuan tersebut, dan mengadu silat sekarang!" Sebelumnya Tu Wee Seng atau Teng Lee menjawab, terdengar satu suara yang nyaring menjawab sambil mengejek. "Aku telah mendengar nama Souw Cong Piauw Tou yang terkenal, dan aku selalu mengaguminya! Tetapi malam ini aku telah menjumpai sendiri dan melihat dengan kepala mata sendiri watak Souw Peng Piauw Touw dan aku menjadi kecewa. Yang terkenal bijaksana itu hanya seorang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ yang tergila-gila dengan nama, Ha! Ha! apakah Souw Cong Piauw Touw anggap malam ini dapat menaklukkan kami? Belum tentu!" Souw Peng Hai menoleh ke arah orang itu, dan melihat dari semak belukar berjalan keluar seorang pendeta yang berusia setengah abad, bersenjata pedang, berjubah, brewokan dan seram wajahnya, pada waktu itu ia tak dapat mengenali pendeta itu, dan ia ingin menanya, Tetapi Yap Eng Ceng berkata, suaranya keras. "Di kalangan Kang-ouw telah tersiar kabar bahwa Sia Totiang yang memimpin partai Tiam Cong telah pergi bertapa di pegunungan Tiam Ciong San, dan selama dua puluh tahun ini tidak terdengar lagi, Tapi malam ini kita beruntung dapat bertemu disini!" Sia Yun Hong tertawa dan berkata. "Yap-heng adalah satu jago silat yang termashur, tetapi bagaimana dapat menggabungkan diri dengan partai Thian Liong, dan rela diperintah orang lain? Aku betul-betul menjadi kecewa!" Ejekan tersebut sangat menyakiti hatinya Yap Eng Ceng, dan dalam hatinya ia memaki. "Bangsat! Sebentar lagi kau rasai hadiahku!" Telapi dengan wajah tersenyum ia menjawab. "Sia-heng selalu bersikap congkak, dan selalu menganggap partai Tiam Cong yang paling jempol di antara kesembilan partai silat lainnya, Aku harus menggabungkan diri jika tidak ingin diperlakukan se-wenang-wenang oleh partai silat yang lain." Sia Yun Hong mengejek lagi. "Oh! jadinya Yap-heng betulbetul rela bernaung di bawah perlindungan orang lain-.?" Bukan main pedasnya ejekan tersebut hingga Yap Eng Ceng menjadi merah sekali mukanya. Baru saja ia ingin menyerang ketika sia Yun Hong bicara terhadap Souw Peng Hai. "Aku sangat mengagumi cara Souw Cong-piauw-louw menakluki para jago silat.,." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Sia Totiang pandai bicara, tetapi tiap-tiap perkataan menusuk hati orang lain." Kata Souw Peng Hai. "Malam ini kita dapat bertemu, dan kesempatan ini dapat kita gunakan untuk mengadu silat, karena aku ingin mengetahui kelihayan silat Tiam Cong yang tekenal!" Sia Yun Hong tidak menjawab ia mengawasi kawankawannya dengan maksud agar mereka siap sedia untuk bertempur Latu ia berkata. "Jika demikian kehendak Souw Cong-piauw-touw, akupun tak dapat menolak. Tetapi kita harus bertempur dengan perjanjian Jika aku kalah melawan toya Souw Cong-piauw-touw, aku segera berlalu dari pegunungan Koat Cong San.,." Souw Peng Hai tertawa gelak-gelak dan berkata. "Jika aku si tua bangka kalah melawan pedang Sia To-tiang, aku segera bubarkan partai Thian Liong, dan aku akan pergi bertapa disuatu pegunungan dengan syarat bahwa aku tak keluar lagi selama Sia Totiang masih hidup!" "Nah, itulah syaratnya!" Kata Sia Yung hong. "Silah-kan Souw Cong-piauw-touw mulai du!u!" Baru saja Souw Peng Hai ingin menyerang dengan toyanya, tapi Ouw Lam peng membentak. "Cong-piauw-touw! Sabar!" Souw Peng Hai menanya. "Apa yang dibuat sabar lagi?" Ouw Lam Peng berkata. "Cong-piauw-touw adalah pemimpin kita, Biarlah aku yang memberi hajaran kepada pendeta yang congkak ilu." Souw Peng Hai berpikir "Maksud kita ialah mencari kitabkitab Kui Goan Pit Cek. Sia Yun Hong mungkin tidak mudah dikalahkan, dan mungkin aku harus menghamburkan banyak waktu mengalahkan dia." Lalu ia mengawasi Mo Lun. Mo Lun mengerti maksudnya Souw Peng Hai. De-ngan sekali loncat ia berdiri diatas satu kaki didampingi Souw Peng Hai. ia berkata. "Souw Cong-piauw-touw dapat melaksanakan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ kehendaknya Ouw-heng, Urusan ini aku dapat bereskan bersama-sama Ouw Lam Peng!" Lalu Ouw Lam Peng angkat kedua arit bajanya dan maju menentang Sia Yun Hong. "Aku siap menguji kepandaian Sia Totiang!" "Ha! Ha! Aku khawatir kau tak dapat menahan tiga tusukan pedangku!" Kata Sia Yun Hong, mengejek Ouw Lam Peng yang terkenal di kalangan Kang-ouw dan yang dapat menggunakan kedua arit bajanya dengan lihay sekali, bahkan dapat dikatakan tak ada tandingannya dan telah membunuh atau melakukkan banyak jago-jago silat, menjadi murka sekali diejek demikian Baru saja ia ingin menyerang, tiba-tiba ia ingat dan berpikir "Mungkin dia sengaja membikin aku marah sehingga aku tak dapat mengendalikan semua pikiran dan semangat karena kegusaranku, Aku harus waspada melawan bangsat ini!" Lalu ia mundur tiga langkah dan berkata dengan senyuman terpaksa. "Sia Totiang adalah pemimpin suqtu partai silat yang terkenal, sedangkan aku. Ouw Lam Peqg, hanya seorang pemimpin kecil yang tak terkenal jika aku kalah, aku tidak terlalu ma!u. Telapi jika kau kalah melawan aku, apakah kau masih ada muka menjadi pemimpin lagi?" Dengan tenang Sia Yun hong menjawab. "kita jangan tarik urat lagi! Kau cobai tiga tusukan pedangku!" Lalu dengan pedang terhunus ia berdiri tegak mengawasi lawan nya. Ouw Lam Peng juga berdiri siap sedia dengan satu arit baja menjaga atas, dan arit baja lainnya menjaga bagian bawah, ia menantang. "Silahkan mulai!" "Kau boleh menyerang dulu agar kau tidak penasaran jika kalah!" Kata Sia Yun Hong yang terus mengejeknya. "Ha! Ha! Mengapa seorang pemimpin tak dapat dipegang omongannya?" Berkata Ouw Lam Peng. "Barusan kau mengatakan akan menusuk aku, tetapi sekarang kau menyuruh aku menyerang lebih dulu... Ha! Ha! Betul-betuI KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ lucu! Jika aku tidak ingin menyerang, kau boleh berdiri terus menghadapi aku sampai delapan atau sepuluh hari." Sebetulnya kedua belah pihak ingin mengulur waktu untuk mencari kesempatan baik melancarkan pukulan yang mematikan Ketika itu Souw Peng Hai telah memimpin Yap Eng Ceng dan keempat iblis berlalu dari tempat tersebut Mo Lun telah berdiri menjagal Tu Wee Seng dan Teng Lee sambil mengumpulkan tenaga dalamnya, dan Tu Wee Seng dan Teng Lee juga sedang mencari siasat membasmi lawanlawannya. seperempat jam telah berlalu dalam suasana tegang itu. Tu Wee Seng tiba-tiba mengawasi keadaan di se-kitarnya, dan mengetahui bahwa tempat dimana mereka berada telah dikurung oleh orang-orangnya partai silat Tian Liong, ia berkata kepada Mo Lun. "Hei! Kakek Mo! Jika kau tidak bubarkan orang-orangmu, aku terpaksa membunuh mereka semua!" Mo Lun tertawa dan berkata. "Hm! Tu Wee Seng! Apakah kau kira kau dapat lolos dari sini?" "Jangan omong besar!" Kata Tu Wee Seng. "Meski-pun kau kurung aku dengan tembok baja, aku masih dapat loIos!" Lalu ia serang Mo Lun dengan toya bambunya, Mo Lun meloncat ke belakang menghindari serangan ilu, lalu ia batas mengirim jotosannya, Tu Wee Seng sudah berniat menangkis jotosan itu. Seteiah serangan toyanya gagal, dengan lengan kirinya ia menangkis jotosannya Mo Lun sambil menjerit Tang-kisan itu dikerahkan dengan seluruh tenaga dalamnya dan dapat merobohkan gunung, dan ketika itu berhasil menangkis jotosannya Mo Lun. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mo Lun tersenyum, lalu mengirim lagi jotosannya. Kali ini jotosannya lebih menghebat! Tu Wee Seng segera merasa bahwa jika ia menangisnya lagi, mungkin tinjunya akan menjadi remuk! ia Ickas-lekas loncat ke samping mengegos dari jotosan maut itu! Tetapi Mo Lun mengancam sambil tertawa. "Hei! Tu Wee Seng! Rasai jotosan Ngo Tok Ciangku ini!" Terlihat tubuhnya condong ke depan ketika jotosan itu ia kirim dengan tenaga Ju Lek Tonya, Tenaga dalam lunak tetapi dahsyat Baru saja Tu Wee Seng hendak mengegos lagi, tiba-tiba terdengar Teng Lee loncat menerkam Mo Lun dari belakang! Meskipun Mo Lun memiliki ilmu silat yang tinggi sekali, ia terpaksa berbalik menangkis terkaman dari belakang yang curang itu, dan membatalkan maksudnya menjotos Tu Wee Seng, ia melonjak ke atas, jotosan yang dikerahkan dengan tenaga Ju Lek To berlainan daripada jotosan-jotosanyangdilancarkan oleh para jago silau Kelihatannya lunak, akan tetapi hembusan anginnya saja dapat menumbangkan sebuah pohon, jika jotosan itu ditangkis, maka orang yang menangkisnya akan terluka atau terbunuh, Untung bagi Tu Wee Seng, Teng Lee telah datang menolong dari belaka ng. Setelah Mo Lun jatuh lagi di tanah, ia harus menghadapi dua lawan yang lihay, Berkali-kali ia melancarkan Ngo Tok Ciangnya, tapi selalu gagal ia menginsyafi bahwa ia tak dapat menaklukkan lawa n-1 awan nya, maka ia lalu mundur Dipihak Tu Wee Seng dan Teng Lee juga boleh dikatakan mereka beruntung nyaris dari kebinasaaa sebetulnya Tu Wee Seng telah merencanakan untuk memancing semua jago-jago silat dari partai Thian Liong ke jalan yang menuju ke goa batu, Lalu jalan ke goa itu ditutup dengan batu-batu gunung yang besar, dan dari atas lereng gunung ia akan melemparkan daun-daun kering yang dibakar kepada musuh-musuhnya. Akan tetapi pihak partai Thian Liong lebih pintar ia dan kawankawannya dipancing datang ke tempat tersebut di atas untuk KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dikurung dan menghadapi lawan-lawan yang memiliki ilmu silat yang sangat tinggi seperti Mo Lun, Setelah berhasil menolong Tu Wee Seng dari jotosannya Mo Lun, Teng Lee terus menatap Mo Lun yang setelah meloncat mundur memejamkan matanya seolah-olah sedang mengumpulkan atau memulihkan tenaga dalamnya, Segera ia mengetahui bahwa Mo Lun itu telah terluka karena telah terdampar oleh hembusan angin tinjunya, ia berkata kepada Tu Wee Seng: Tu-heng, si kakek itu betul-betul lihay, Kita harus lekas-lekas bereskan dia selagi dia menderita luka!" "Maksudmu serupa maksudku," Jawab Tu Wee Seng, lalu sekonyong-konyong ia menjerit dan datang menyerang Mo Lun. "Hei! Kakek Mo, rasai toya bambuku ini!" Serangannya itu dilancarkan dengan jurus Hiap San Cauw atau Sungai Deras menerjang Ke Laut, Tapi Mo Lun hanya menyengir, dan dengan mengejutkan lengan bajunya ia elaki toya bambu lawannya, Tu Wee Seng mengemplang lagi, justru gerak itu yang dikehendaki oleh Mo Lun. ia mengegos dari kemplangan itu, lalu loncat ke belakang lawannya untuk menjotos punggungnya, Gerak itu semua dilakukan secepat kilat Tu Wee Seng keburu mengelakkan diri, segera mengirim jotosannya ke punggung Mo Lun. Mo Lun juga insaf bahwa ia harus singkirkan jotosannya Teng Lee, tetapi ia sungkan melepas kesempatan memukul Tu Wee Seng, ia loncat tiga langkah ke samping, tetapi meneruskan jotosannya. Tu Wee Seng yang tidak pereuma menjadi pemimpin partai silat Hua San, dalam keadaan yang terdesak itu masih dapat menjejakkan kedua kakinya untuk meloncat ke atas menghindari tinju Ngo Tok Ciangnya Mo Lun. Namun, jika Teng Lee tak lekas-Iekas membantu, ia pasti telah menjadi mayat! KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tu Wee Seng baru merasa dirinya selamat ketika ia jatuh lagi ke tanah beberapa depa jauhnya dari Mo Lun. Mo Lun juga terpengaruh oleh hembusan angin dari tinjunya Teng Lee, ia merasa seluruh tubuhnya menjadi panas. Baru saja ia ingin pejamkan matanya untuk memulihkan tenaganya ketika Teng Lee datang menyerang lagi, dan Tu Wee Seng pun loncat mengemp!ang dengan toya bambunya, Sambil tertawa gelak-gelak Mo Lun melonjak ke atas menghindarkan diri dari kedua serangan berbareng dari kedua lawannya, lalu dengan hanya satu lengan dan satu kaki ia melawan selama dua puluh jurus lebih. Teng Lee tak dapat melawan terus, dan ia mundur teratur Tu Wee Seng mengetahui bahwa Teng Lee hanya mundur untuk beristirahat sebentar, untuk kemudian dengan sepenuh tenaga akan menggempur lawannya lagi, Maka ia putar dan mengayun toya bambunya dengan jurus-jurus dari partai Hua San. sebetulnya Mo Lun kalah tenaga melawan kedua musuh itu, akan tetapi dengan ilmu meringankan tubuhnya dan tinjunya Ngo Tok Ciangnya ia dapat membikin kedua lawannya bingung Ketika melihat Teng Lee mundur teratur, ia menjadi girang dan ia memperoleh kesempatan untuk melancarkan tinju Ngo Tok Ciangnya lebih gencar lagi, Tetapi sebagaimana telah dituturkan Tu Wee Seng telah memutarkan dan ayun toya bambunya demikian lihaynya seolah-olah ombak menerjang ke pantai dengan tak mengenal kasihan! Sejenak kemudian Teng Lee datang lagi sambil menjerit. Dengan kedua tinjunya ia menerkam Mo Lun. justru pada saat itu terdengar suara jeritan dan terlihat berkelebatnya senjata-senjata tajam. Sia Yun Hongdan Ouw Lam Peng juga sudah mulai bertarung dengan sengitnya, Mo Lun yang licin dan lincah telah insaf bahwa ia tak dapat melawan terus kedua lawannya itu, ia melonjak lagi ke atas KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ untuk menghindari serangan-serangan dari depan dan belakang lagi, dan Mo Lun terpaksa lekas-lekas loncat ke belakang pu!a, Kemudian terlihat Teng Lee tiba-tiba tertahan oleh suatu tenaga ketika ia sedang mengejar, dan talu seluruh tubuhnya bergemetaran, karena Mo Lun sudah loncat ke belakang lima depa jauhnya sambil mengirim jotosan ke arah Teng Lee, TixWee Seng yang menyaksikan semua itu mengerti bahwa kedua belah pihak telah menggunakan tenaga dalam mengirim jotosan-jotosannya dan hembusan angin dari kedua jotosan tersebut telah beradu, maka kedua belah pihak telah terluka, ia yang berwatak licik merasa gembira melihat akan kesudahannya, Kemudian terlihat Teng Lee memejamkan kedua matanya, tangan kanannya meraba-raba dada dan tangan kiri merabaraba perutnya, berdiri diam menghadapi Mo Lun yang juga telah terluka tetapi masih dapat berdiri di atas satu kaki sambil mengawasi kedua lawannya dan mengerahkan tenaga dalamnya untuk menyembuhkan luka-lukanya Tu Wee Seng loncat mendekati Teng Lee dan menanyai "Teng-heng kau terluka? Perlu aku membantu?" Teng Lee memejamkan kedua matanya dan meng-gelenggelengkan kepala. "Sayang ketika ini aku berhawa n. jika tidak, dengan sekali pukul saja, aku dapat memukul Teng Lee mati dan partai Siat San akan turut terkubur!" Ia terperanjat lagi ketika mengingat bahwa ia sendiri sedang menghadapi banyak musuh, Maka ia menghibur "Teng-heng, tenanglah! Biarlah aku membunuh mati Mo Lun dulu!" Lalu ia loncat menerkam Mo Lun yang sedang memulihkan tenaga dan berusaha menyembuhkan Iuka-luka di dalam tubuhnya. Toya bambunya menyodok Mo Lun untuk menotok jalan darah di dadanya! Mo Lun menyengir, dan secepat kilat ia mengibaskan lengan kanannya, dan segera bergeredep berpuluh-ptiluh sinar datang menyambar Tu Wee Seng, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tu Wee Seng terkejut Lekas-Iekas ia putar toya bambunya dan meloncat ke atas lagi untuk menghindarkan diri dari jarum-jarum beracun itu. Ketika itu orang-orangnya partai TKan liong juga sudah keluar dari tempat sembunyinya, dan terlihat lima-enam orang yang bertubuh tinggi besar mendatangi dengan senjata terhunus! Tu Wee Seng setelah nyaris dari Siat Bi Ciam (jarum-jarum beracun) segera berpikir "Ai! Hampir saja aku binasa oleh jarum beracunnya si kakek itu. Mengapa aku bisa lupa kepada senjata rahasianya?" Dan ketika ia melihat banyak orang berlari-lari mendatangi, ia segera keluarkan kancing-kancing besinya dan melontarkan lima biji ke arah orang-orang yang tengah mendatangi itu. Harus diketahui bahwa kancing-kancing besinya Tu Wee Seng juga merupakan senjata rahasia yang sangat dimalui, Bukan saja cepat dilontarkannya, bahkan juga jarang sekali meleset Segera terdengar jeritan orang yang kena senjata rahasia itu untuk kemudian jatuh ter!uka. Mo Lun menyaksikan lihaynya senjata rahasia Tu Wee Seng itu. Dengan tak menghiraukan luka-lukanya ia meloncat dan menerkam Tu Wee Seng sambil melepaskan jarum-jarum beracunnya. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tu Wee Seng terpaksa loncat ke samping sambil melepaskan kancing-kancing besinya. Jarum beracun bentrok dengan kancing besi dengan mengeluarkan sinar terang! Terlihat juga tiga kancing-kancing besi terus menyerang kedua mata dan dahinya Mo Lun yang sangat bernapsu sekali ingin segera membunuh Tu Wee Seng dengan Siat Bi Ciamnya! -ooo0oooTiga partai silat besar menghajar partai Thian Liong Dengan cepat Mo Lun mengerahkan tenaga dalamnya dan dengan lengan bajunya ia kebut jatuh tiga kancing-kancing besi yang datang menyerang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Karena Mo Lun belum dapat memulihkan tenaga dalamnya, kebutan yang ia lakukan itu telah melukai hebat beberapa bagian di dalam tubuhnya, ia jatuh di tanah dengan napas sengal-sengal. Tu Wee Seng yang telah loncat mundur dua depa lebih untuk menghindarkan diri dari jarum-jarum beracun tiba-tiba mendengar hembusan angin, Ouw Lam Peng yang sedang bertempur dengan Sia Yun Hong dapat melihat Mo Lun jatuh, Untuk menolong kawannya, ia menyerang Sia Yun Hong bertubi-tubi dan mendesak lawannya mundur, lalu ia sambit Tu Wee Seng dengan arit baja di tangan kanannya, Tapi secepat kilat pedangnya Sia Yun Hong sudah menyambar ke depan dadanya, ia tak dapat mengegoskan diri lagi, maka ia menjatuhkan diri di tanah dan menangkis pedangnya Sia Yun Hong berhasil mengores dadanya sepanjang seratus cm, dan darah mengalir keluar Dengan tak menghiraukan lukanya itu Ouw Lam Peng segera bangun dan menyerang dengan beringas dengan arit bajanya. Sia Yun Hong berdiri jejak, dan dengan pedangnya ia tangkis semua serangan-serangan, Harus diketahui bahwa arit bajanya Ouw Lam Peng luar biasa kerasnya, dan pedangnya Sia Yun Hong tak dapat terus menerus menangkis tanpa menjadi rompang, Tiba-tiba Sia Yun Hong tertawa keras dan membentak "Ouw Lam Peng! sekarang kau sambutlah serangan pedangku!" Lalu ia robah jurus-jurusnya dan menyerang dengan cepat dan hebat sehingga Ouw Lam Peng harus meloncat ke kiri dan ke kanan mengelit atau mengegosi tusukan-tusukan atau bacokan-bacokan pedang itu. sebetulnya Sia Yun Hong belum lagi mengeluarkan seluruh tenaga dan kepandaian nya. ia hanya ingin menguji sampai di mana kelihayan lawannya, Barulah sekarang ia menyerang dengan jurus-jurus Thian Kan Hong Lee (Angin KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Topan dan Geledek Maut) yang meliputi tujuh puluh dua langkah atau siasat Tentu saja Ouw Lam Peng tak dapat melawan lagi, Ketika itu, Co Hiong, yang menonton sambil bersembunyi di atas pohon juga telah melihat Ouw Lam Peng berada dalam bahaya, apabila ia tidak turun menolong, mungkin Ouw Lam Peng tak dapat bertahan lagi, Tetapi iapun khawatir kalau Pek Yun Hui pun turut campur Untuk sementara waktu ia masih ragu-ragu. Tiba-tiba Ouw Lam Peng menjerit keras, dan segera orang-orangnya partai Thian Liong yang bersembunyi di semak belukar lari keluar dengan senjata terhunus! Arit bajanya Ouw Lam Peng yang dilontarkan untuk menyerang Tu Wee Seng telah dipukul jatuh oleh toya bambunya Tu Wee Seng sehingga ia terhindar dari bahaya maut! Ketika itu orang-orangnya partai Thian Liong sudah datang membantu, Dengan tertawa gelak-gelak Tu Wee Seng mengancam. "Hai! Gundal-gundal dari partai Thian Liong! Yang tidak takut mati boleh maju!" Lalu ia lontarkan senjata rahasianya lagi, dan segera terdengar suara orang menjerit kesakitan terkena kancing- kancing besinya, Da!am sekejapan saja beberapa belas orangnya partai Thian Liong telah runtuh, Co Hiong tak dapat tahan sabar lagi melihat kekalahan jika partai-partai Hua San, Tiam Cong, dan Siat San berserikat di pihaknya itu, ia berkata kepada Bee Kun Bu. "Bee Heng..., jika partai-partai Hua San, Tiam Cong dan Siat San berserikat mengalahkan partai Thian Liong, mungkin mereka pun akan menggempur kalian...." Pek Yun Hui menjawab dengan mengejek. "Kau tak usah pasang perangkap lagi, Jika ketika partai itu telah mengalahkan partai Thian Liong, maka akibatnya bahkan bermanfaat bagi kami...." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong yang licin berkata dengan tenang. "Apakah kau mengetahui bahwa semua jago-jago silat yang datang ke pegunungan Kwat Cong San ini bermaksud merebut kitabkitab Kui Goan Pit Cek...." "Kau tak usah bicara pura-pura!" Bentak Pek Yun Hui. "Untuk membikin mereka menggempur kalian, cukup dengan hanya sepatah kata bahwa kalianlah yang menyimpan kitab-kitab itu!" Kata Co Hiong. "Oleh karena itu, aku minta kalian pikir-pikir lagi, karena aku mengetahui bahwa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek ada di dalam tangannya Na Siocia, Jika aku memberitahukan pada jago silat yang telah datang ke pegunungan Kwat Cong San ini bahwa Na Siocia yang simpan kitab-kitab itu, mereka tentu menyerbu kalian, bukan?" "Orang ini betul-betul hatinya busuk, Jika dia laksanakan siasatnya, maka para jago silat tentu menggempur pihakku, sedangkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek telah dia curi dan disembunyikannya, Jika malam ini aku tidak merampasnya, mungkin sukar dirampas kembali dikemudian hari." Lalu ia berkata. "Apa yang kau ingin-kan?" "Aku ingin turun membantu kawan-kawanku, dan aku minta kalian berdua tidak turut campur," Kata Co Hiong. "Aku dapat memenuhi permintaanmu, tapi kau harus mengembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dulu, Jika tidak, kau jangan harap dapat hidup sampai besok!" Co Hiong tidak segera menjawab, ia berpikir. "Jika aku tidak mengaku bahwa aku yang mencuri kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, dia tentu merintangi aku. Baik aku minta mereka membantu Ouw Lam Peng dan Mo Lun, aku dapat menggempur mereka berdua." Lalu sambil tersenyum ia berkata. "Aku belum pernah lihat kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Hanya di kamarnya Na Siocia, aku telah mengambil satu kotak dari batu Giok, Jika kau memaksa aku mengembalikan kitabkitab Kui Goan Pit Cek, di mana aku harus mencarinya? KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu menjadi panas, ia menyindir "Jika demikian, kau datang bukannya bermaksud menengoki aku yang menderita sakit tetapi untuk mencuri!" Diam-diam ia sesali dirinya sendiri mengingat betapa baiknya ia terhadap Co Hiong, tetapi Co Hiong mengkhinati padanya. Jika aku mengetahui bahwa kotak tersebut berisi kitabkitab Kui Goan Pit Cek, aku tentu tidak serahkan kotak itu kepada partaiku." Kata Co Hiong. Pek Yun Hui membentak. "Hm! Masih saja berbelit-belit!" "Jika kau tidak pereaya, kau boleh suruh bahwa Bee-heng menggeledah badanku...." Kata Co Hiong. "Nanti setelah aku tolong mereka, aku pasti mencari orang yang membawa kotak itu." "Apakah janjimu dapat dipereaya?" "Seorang laki-laki tak akan mengingkari janjinya!" Jawab Co Hiong. Setelah melihat Bee Kun Bu setuju menerima usul Co Hiong, Pek Yun Hui berkata. "lngat! Malam ini jika kau tidak mengembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, kau jangan harap dapat lolos!" Co Hiong tidak menyahut lagi, ia bersiul keras sambil meloncat turun dari pohon dengan pedang terhunus, Dengan tangan kirinya ia lontarkan jarum-jarum beracun ke arah Tu Wee Seng, dan dengan pedang di tangan kanannya ia tahan pedangnya Sia Yun Hong. Ouw Lam Peng yang sudah menunggu ajalnya, tiba-tiba merasa hembusan angin dari pedang yang menahan pedangnya Sia Yun Hong, dan segera mendengar Co Hiong berkata. "Ouw piauw Touw, harap mundur dan beristirahat Bangsat ini biarlah aku yang memberi ha-jaran!" Iapun segera menyerang kepada Sia Yun Hong, Serangan-serangan yang dilakukan Co Hiong selalu dengan jurus-jurus yang ia dapat pelajari dari buku catatannya San Im Shin Ni. Sia Yun Hong terpaksa melangkah mundur KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ha! ilmu silatnya seorang pemimpin partai hanya begitu saja? Nah, coba terima serangan-seranganku lagi!" Kata Co Hiong mengejek, pada saati itu Tu Wee Seng telah berhasil menghindari jarum-jarum beracunnya Co Hiong telah menghampiri Sia Yun Hong, dan ia berbisik. "Pemuda ini hebat sekali ilmu silatnya, Sia Totiang harus waspada!" Sia Yun Hong yang berangasan menjadi semakin murka setelah diperingatkan demikian ia berkata: Teng-heng tak usah khawatir! Aku dapat membasmi anak kemarin dulu ini...." Lalu ia menyerang Co Hiong dengan jurus Thian Kan Hong Lee, Tetapi Co Hiong bukannya Co Hiong dahulu haii ia telah dapat belajar banyak dari kitab catatannya Sam Im Shin Ni. Maka dengan mudah ia dapat mengelaki serangan -serangan 1 awan nya. Tu Wee Seng yang menyaksikan caranya Co Hiong menghindar dari serangan-serangan itu menjadi terperanjat ia berpikir. "Lihay betul pemuda itu. Agaknya maksudku untuk membasmi Ouw Lam Peng dan Mo Lun malam ini tak akan terkabul!" Ia melihat ke sekitar nya, dan menyaksikan bahwa ia telah dikurung oleh orang-orangnya partai Thian Liong, Keadaan itu tidak menguntungkan baginya, ia khawatir kalau-kalau Co Hiong berhasil mengalahkan Sia Yun Hong atau Ouw Lam Peng menyambit lagi dengan arit bajanya, ia lekas-lekas mengambil kancing-kancing besi nya. ia tampak Mo Lun masih memejamkan matanya untuk memulihkan tenaga dalamnya dan menyembuhkan luka~lukanya. ia juga lihat Teng Lee sedang dikurung oleh orang-orangnya partai Thian Liong, terdengar Co Hiong mengejek. "Hei! Kalian telah berunding di dekat goa, maksud kalian itu tak akan terkabul Lagi pula dengan ilmu silat yang kalian punyai aku yakin kalian tak akan berhasi1...." Ejekan itu ia teruskan dengan satu tusukan secepat kilat kepada Sia Yun Hong. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sia Yun Hong yang telah melukai pemuda itu dengan jurus-jurus Tian Kan Hong Leenya menjadi lebih was-pada, ia tak berani menangkis tusukan itu. ia lekas-lekas loncat mundur beberapa "langkah! ia dapat meloncat dengan menggunakan seluruh tenaga dalamnya, Ouw Lam Peng telah membalut luka-lukanya, dan bersedia melontarkan arit-arit bajanya Iagi. Tiba-tiba terdengar siulan yang keras dan nyaring, Di bawah sinar bulan terlihat dua sosok tubuh berlari-lari mendatangi dan dalam sekejap saja kedua orang itu telah tiba di sampingnya Ouw Lam Peng. Kedua orang itu adalah pemimpin cabang bendera kuning dari partai Thian Liong, Oug Han Siong, dan pemimpim cabang bendera hitam, Kiok Goan Hoat. Dengan datangnya mereka berdua, maka kelima pemimpin dari cabang- cabang partai Thian Liong telah tiba semuanya. Setelah melihat Tu Wee Seng maka Ong Han Siong menegur: Teng Heng, sudah lama kita tak berjumpa! Apakah kau masih mengenal aku?" Meskipun hatinya berdebar-debar namun Tu Wee Seng menjawab juga dengan tersenyum. "Ong Heng, kau baik-baik saja! Ya, sudah 10 tahun kita tidak berjumpa," Sambil tersenyum Ong Han Siong berkata. "Aku telah mendengar tentang kepandaian melontarkan kancing-kancing besi dari Tu Heng, aku sangat beruntung sekarang akan datang menyaksikannya...." Tiba-tiba ia menbentak. "Malam ini banyak orang-orang partai Thian Liong kami binasa karena kancing- kancing besimu, apakah betul?" Melihat gelagat demikian Tu Wee Seng tidak berani sembarangan bertindak "Ong Heng, bagaimana dan apa yang kau akan perbuat jika kau dikerubuti oleh orang banyak?" Balik tanya Tu Wee Seng. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Jika kau takut melawan banyak orang, kau dapat bertarung melawan aku sendiri!" Jawab Ong Han Siong. "Betul" Berkata Tu Wee Seng dengan gembira. "Tetapi kita harus bertarung dengan syarat!" Ong Han Siong mengawasi Sia Yun Hong dan Teng Lee, lalu ia berkata. "Jika aku kalah melawan kau, bukan saja aku lepas kau, juga Sia Totiang dan Teng Lee dapat keluar dari sini dengan di kawal oleh orang-orang partai Thian Liong...." Sia Yun Hong yang tidak kenal Ong Han Siong menjadi murka. ia membentak "Kau tidak usah lepas kami, Kami dapat membebaskan diri sendiri!" Lalu ia lompat menusuk Ong Han Siong. Kiok Goan Hoat pun segera loncat mencegat sambil menjotos, Sia Yun Hong segera merasa ia tertahan, dan ia berhenti, Untuk Kiok Goan Hoat tidak mengirim jotosannya lagi. jotosan pertama hanya untuk menahan Sia Yun Hong dengan hembusan angin tinjunya. Harus diketahui bahwa Kiok Goan Hoat dengan julukan Kai Pi Ciangnya (Tinju yang dapat menggempur gunung karang) sangat dimalui sekali di kalangan Kang-ouw. Biasanya ia melepaskan tinjunya berturut-turut, jotosan pertama menahan musuh, dan jotosan berikut menghajar musuh, Lalu Ong Han Siong mengejek. "Hei! Totiang itu sebetulnya manusia macam apa? Kami dengan baik hati ingin membebaskannya, tetapi dia datang menyerang dengan membabi-buta!" Sia Yun Hong yang karena sangat napsunya me nyerang sehingga ia tak dapat mengegosi jotosan Kiok Goan Hoat telah menderita agak payah, ia tidak men jawab tetapi berusaha memulihkan semangatnya. "Ong-heng bicara tanpa pikir, Apakah kau tak per nah mendengar bahwa Sia Yun Hong adalah pemimpin partai silat Tiam Cong! Jika kau tidak pernah men-dengarnya, orang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dapat berkata bahwa kau seperti seekor kodok di dalam sumur!" Jawab Tu Wee Seng, Teguran tersebut membikin Ong Han Siong merasa malu, dan ia berkata. "Aku pernah mendengar dan mengetahui pemimpin-pemimpin dan partai-partai silat Siauw Lim, Bu Tong, Kun Lun, Ngo Bi dan Hua San, tetapi pemimpin dari partai-partai silat lainnya, aku tidak mengetahuinya...." Dengan lekas Sia Yun Hong berhasil memulihkan semangat dan tenaganya, dan ia mengejek: Teng Heng orang yang congkak itu mungkin juga seorang pemimpin cabang partai Thian Liong, bukan?" Tu Wee Seng tertawa gelak-gelak dan berkata. "Ha! Ha! Ternyata kedua pihak belum saling kenal-mengenal? Baiklah aku memperkenalkan" Tetapi Ong Han Siong menyindir "Terima kasih. Tapi aku tak sudi berkenalan dengan jago silat yang luar biasa pandainya itu!" Sia Yun Hong balas mengejek. "Aku telah berkecimpung di kalangan Kang-ouw lebih daripada dua puluh tahun, tetapi belum pernah menemui jago silat yang demikian kasarnya!" Tu Wee Seng menjadi cemas, karena ia yakin kedua belah pihak sudah menjadi panas. ia khawatir juga jika terjadi pertempuran lagi, ia tak dapat me lawan nya. ia lekas-lekas berkata. "Sia Totiang, aku telah berjanji bertarung melawan Ong Piauw Touw, Jika aku kalah, Sia Totiang masih dapat giliran untuk melawannya." Setelah diserang oleh Co Hiong. Sia Yun Hong sudah mulai gelisah, ia yakin bahwa pihak lawan menjadi lebih kuat dengan bertambah jumlannya, Untuk mencari jalan sebaikbaiknya, ia terpaksa bersikap sabar ia berkata. "Jika Tu-heng bermaksud demikian, aku turut saja, Tetapi dengan ilmu Hut Mo Cong (llmu Toya Membasmi iblis) itu, aku yakin Tu Heng dapat menunaikan janji." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lalu Tu Wee Seng angkat toya bambunya dan sambil menghadap Ong Han Siong ia menantang. "Ong Piauw Touw! Boleh mulai menyerang, dan malam ini kita bertanding sampai ada yang kalah!" Ong Han Siong tersenyum dan sambil mengangkat kedua lengannya ia berkata. "Aku hanya menggunakan kedua tanganku ini!" Lalu Tu Wee Seng maju dan mengemplang dengan toya bambunya tetapi Ong Han Siong telah mengegos ke samping untuk mengirim kedua tinjunya berbareng ke punggung I awan nya. Tu Wee Seng mengelit dan jotosan-jotosan itu memukul angin, Ong Han Siong menggeram keras sambil loncat mundur delapan kaki lalu dengan menggenjot sekuat tenaga ia loncat maju menerkam Tu Wee Seng. Ter-kaman itu dilakukan secepat kilat Namun Tu Wee Seng masih dapat menghindarinya dengan loncat ke samping untuk mengemplang lagi dua kali beruntun Sia Yun Hong yang menyaksikan cara Ong Han Siong bertarung dengan hanya kedua tangan tanpa senjata menjadi kagum, ia berkata seorang diri. "Tidak heran jika di dalam waktu dua puluh tahun saja partai silatThian Liong telah menjadi termasyur di kalangan Kang-ouw, karena mempunyai banyak sekali jago-jago silat." Lalu terdengar Tu Wee Seng membentak. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Ong Piauw Touw! Jaga toyaku ini!" Dan ia menyerang dengan jurus Hut Mo Congnya, Di bawah sinar bulan itu, Ong Han Siong ber!oncat-loncat mengelaki sodokan atau sabetan toya lawannya sambil mencari lowongan untuk mengirim jotosan-jotosan, Demikian kedua jago silat bertempur selama dua puluh jurus lebih, dan belum juga terlihat pihak mana yang akan kalah karena kedua-keduanya memiliki ilmu silat yang maha tinggi Setelah pertempuran berlangsung lima puluh jurus, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ rupanya jurus-jurus Hut Mo Cong dari Tu Wee Seng yang terdiri dari delapan puluh satu langkah hanya ketinggalan sembilan langkah lagi. Kalah atau menang bergantung atas sembilan langkah itu. Tu Wee Seng bertindak mundur tiga kaki, siap menyerang lagi. Ong Han Siong melihat sikap lawannya menjadi lebih waspada, ia menanti serangan lawannya yang menyodok maju dengan terputar-putar sehingga sukar diduga arahnya ! Meskipun Ong Han Siong memiliki ilmu silat yang lihay pada saat itu ia terperanjat, ia tak dapat menduga sodokan itu akan menyerang bagian mana dari tubuhnya, Tapi setelah toya itu dekat sekali, secepat kilat ia minggir dan dengan tangan kanannya ia berusaha merampas toya lawannya, justru gerak tersebut yang dikehendaki Tu Wee Seng. Setelah Ong Han Siong berhasil menjambret ujung toya nya, ia tekan toyanya itu ke bawah untuk disodokkan lagi dengan tenaga yang hebat sekali ke bagian perut Iawannya. Ong Han Siong terkejut ia memegang erat-erat ujung toya itu, dan menekan sekuat tenaga sambil meng-egoskan tubuhnya, Tapi Tu Wee Seng, setelah gagal menyodok, lalu membetot toyanya untuk mengemplang kepala lawan nya. jurus itu adalah jurus Hui Hong Pik Jit atau Burung Hong Menutupi Surya. Kemplangan yang dahsyat itu cepat sekali dan Ong Han Siong tidak keburu meloncat mundur ia hanya menyondongkan tubuhnya sedikit ke belakang, lalu menangkis dan mendorong toya y lawannya ke depan. Namun, toya itu berhasil mengemplang betisnya, Kemplangan yang telah didorong itu tidak hebat, dan Ong Han Siong masih dapat mengirim tinjunya ke betis kanannya Tu Wee Seng, Kedua-duanya meloncat mundur setelah masing-masing kena kemplangan dan pukulan dan rupanya kedua pihak terpengaruh oleh kemplangan dan pukulan tersebut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sambil tersenyum Tu Wee Seng menanyai "Ong Piauw Touw kena dikempIang, apakah ini terhitung seri?" Ong Han Siong mengejek. "Hh! Kita harus bertarung lagi untuk menentukan siapa yang kalah!" Tu Wee Seng menjadi gusar dan ia memperingatkan "Ong Piauw Touw adalah seorang pemimpin, mustahil hendak mengingkari janji?!" Ketika mereka berjanji Co Hiong telah mendengar semuanya, ia telah mengetahui ilmu silatnya Ong Han Siong, dan juga ilmu silat toyanya Tu Wee Seng, Maka ia campur bicara. "Sebetulnya jika satu kemplangan telah dibalas dengan satu pukulan harus terhitung seri, jika dipandang dari sudut lain, orang yang bertarung dengan tanpa senjata melawan orang yang bersenjata harus dikagumi Mendengar pembelaan itu. Tu Wee Seng ingin membentak Tetapi didahului Teng Lee yang membentak: Tu-heng mengapa mau tarik urat terhadap anak kemarin dulu ini? Kita sudah masuk perangkap, Ayo, kita lekas-lekas berlalu!" Perkataan itu ia barengi dengan dua jotosan ke depan. Dan segera dua orang menjerit dan jatuh ke tanah memuntahkan darah. Kedua orang itu adalah orang-orangnya partai Thian Liong yang mengurung Teng Lee. "Perkataannya Teng-heng betul." Berkata Sia Yun Hong. "Jika kita terus bertempur di sini kitab-kitab Kui Goan Pit Cek sudah di jalan keluar, dan dua orang-orangnya partai ITiian Liong tertusuk mati! Tu Wee Seng juga menjerit dan memutar-mutarkan toya bambunya membuka jalan dan lari mengikuti Sia Yun Hong, Dengan demikian mereka dapat berdiri berkumpul menghadapi lawan-lawannya, Lalu Sia Yun Hong berkata. "Aku membuka jalan Tu-heng di belakang dan Teng-heng dapat mengikuti di tengah!" Lalu ia menyabet dengan pedangnya ke kiri dan ke kanan membuka jalan, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tetapi Co Hiong segera meloncat dan mencegat mereka, Sia Yun Hong menusuk dengan jurus Siauw Jit Thian Lam atau Telunjuk Sakti Menusuk ke Selatan, Co Hiong mengegos, Tetapi tusukan Sia Yun Hong segera berubah menjadi menyabet dengan jurus Hie Ang San Bong atau Nelayan Menebar Jaring, Co Hiong tangkis sabetan itu dengan pedangnya, Sebetulnya tusukannya Sia Yun Hong yang pertama hanya untuk memancing lawan. Setelah sabetannya di-tangkis, ia menjadi girang, ia tarik pedangnya dan menusuk secepat kilat bertubi-tubi tiga kali, dan tiga tusukan itu dikerahkan dengan ilmu Thian Kan Hong Lee dan hanya terlihat pedangnya berkeredep-keredep di bawah sinarnya bulan dengan menerbitkan hembusan angin yang santar sekali, Co Hiong harus putar pedangnya menangkis tu-sukantusukan itu, dan segera terdengar suara kedua pedang beradu, Co Hiong kalah tenaga daripada Sia Yun Hong, dan pedangnya terlepas dari cekalannya, dan ia merasa lengannya menjadi lumpuh, Kesempatan itu digunakan sebaik-baiknya oleh Sia Yun Hong yang secepat kilat menusuk dadanya Co Hiong dengan jurus Pek In Cut Cu atau Awan Putih dari Sisi Gunung. Co Hiong tidak keburu mengegos dan juga tak dapat meloncat ke belakang, Pada saat itu ia gunakan ilmu Yu Hie Gek Long atau ikan Berenang Melawan Ombak dengan mengibarkan lengan kirinya dan ia lolos keluar dari tusukan pedang lawannya, ilmu tersebut adalah ajaran dari Kok Gie Hweeshio, dan sukar dihadapi Sia Yun Hong terkejut menyaksikan lawannya masih dapat lolos dari tusukantusukan mautnya, dan pada saat itu juga Co Hiong sudah berada di sampingnya memijat lengan kanannya yang memegang pedang, Tapi secepat kilat, Sia Yun Hong berbalik dan menggeprak pundaknya Co Hiong, Co Hiong menjerit, seluruh tubuhnya tergetar dan ia terdampar. Sia Yun Hong mengejar untuk menusuk lagi! KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tiba-tiba satu bentakan sekeras geledek terdengar dibarengi dengan menyambarnya kaitan besi ke pedangnya Sia Yun Hong. "Tang!" Suara pedangnya Sia Yun Hong mendengung terbentur kaitan besi, Ong Han Siong dengan ilmu Pat Po Teng Kong atau Delapan Langkah Melonjak ke langit telah berhasil menyeret Co Hiong ke samping, Demikianlah Co Hiong terhindar dari tusukan maut pedangnya Sia Yun Hong! Kemudian ternyata Kiok Goan Hoat yang telah melontarkan kaitan besinya menahan tusukan pedangnya Sia Yun Hong, dan ia sendiri telah loncat ke depan mencegat lawan-lawannya, Tu Wee Seng terpaksa melepaskan kancing-kancing besinya membuka jalan sambil berseru: Teng-heng! Ayo lekas enyah. Kita harus mencegat Souw Peng Hai." Sia Yun Hong, setelah mengumpulkan semangatnya, dan berhasil menghalaukan kaitan besinya Kiok Goan Hoat, juga membuka jalan lagi sambil memutar-mutarkan pedangnya, lalu dengan ilmu Hui Yan Cwan In atau Burung Walet Terbang Melalui Awan, ia loncat dan lari mengejar Tu Wee Seng dan Teng Lee. Beberapa orang-orangnya partai Tian Liong coba mencegat nya, tetapi semuanya tak dapat menahan ia, bahkan empat orang lagi dibunuh mati olehnya, Meskipun banyak orang-orangnya partai Thian Liong telah dibinasakan oleh mereka bertiga, namun pemimpinpemimpinnya tak berdaya, karena Mo Lun sedang memulihkan tenaga nya, Ong Han Siong sedang membebaskan jalan darahnya Co Hiong yang telah digeprak pundaknya oleh Sia Yun Hong, dan Ouw Lam Peng juga masih menderita luka, Hanya Kiok Goan Hoat yang masih bebas, dan ia sendiri tak dapat melawan mereka bertiga, Oleh karena itu mereka dapat lolos dari kepungan, setelah mereka berhasil membunuh dan melukai lebih kurang tiga puluh orang-orangnya partai Thian Liong. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lalu Ouw Lam Peng dan Kiok Goan Hoat menyuruh orangorangnya menggotong kawan-kawannya yang luka dan mengubur yang tewas dengan seksama, ilmu Mie Cong Pu (Langkah Ajaib) mempesona pada jago silat Ouw Lam Peng dan Kiok Goan Hoat menghampiri Ong Han Siong, yang dengan wajah penuh kekhawatiran, tengah menolong Co Hiong, Rupanya Co Hiong menderita luka parah. ia pejamkan kedua matanya, dan wajah pucat pasi Lalu Ouw Lam Peng berkata. "Malam ini dia telah menolong kita dengan ilmu silatnya yang luar biasa, Aku yakin ilmu silat itu dia dapati bukan dari Souw Cong Piauw Touw...." Tiba-tiba Ong Han Siong bangun dan dengan cemas berkata. "Dia menderita luka parah, dan aku tak dapat mencari di mana letak lukanya, Aku kira hanya Souw Cong Piauw Touw dapat menolongnya dengan ilmu Kan Goat Cit Sin Kongnya (Jari sakti)." "Apakah dia terluka parah?" Tanya Ouw Lam Peng dengan heran. "Betul!" Jawab Ong Han Siong. "Meskipun dia berusaha membebaskan jalan-jalan darahnya yang tersumbat dengan mengerahkan tenaga dalamnya, tetapi hampa...." Kiok Goan Hoat berkata dengan kedua matanya membelalak. "Lukanya itu betul-betul mengherankan!" Ong Han Siong menjelaskan "Biasanya jika dia dipukul pundaknya, maka bagian tersebut menjadi luka atau patah tulangnya, dan bagian-bagian lain tak akan terluka, Tetapi setelah aku berusaha menolongnya dengan membebaskan beberapa jalan-jalan darahnya yang penting, dia masih tetap tak berdaya...." Pada saat itu Co Hiong membuka kedua matanya dan berkata, suaranya lemah. "Ong Piauw Touw tak usah khawatir KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Aku tak perlu disembuhkan oleh Suhu-ku. Aku sendiri dapat menyembuhkannya." Lalu ia memejamkan matanya pula. Di dalam beberapa bulan belakangan ini Co Hiong telah mempelajari dan memahami banyak ilmu-ilmu dari kitab catatannya San Im Shin Ni. Dalam keadaan sadar ia dapat menggunakan ilmu-ilmu yang ia telah pahami, dan ia hanya memerlukan waktu untuk melaksanakan cara pengobatan dari kitab San Im Shin Ni setelah selang seperempat jam terlihat wajahnya menjadi merah kembali, dan sejenak kemudian ia pun dapat berdiri lagi. Sambil tersenyum ia berkata. "Aku barusan kena kegeprak dan beberapa jalan-jalan darahku tersumbat tetapi aku telah berhasil menyembuhkan luka-luka itu. Kita harus lekaslekas mencari Suhuku, karena mereka dari partai silat Hua San, Siat San dan Tiam Cong tentu tidak puas dan akan segera memanggil orang-orangnya untuk membikin pembalasan!" "Betul!" Kata Ong Han Siong. "Akupun khawatir mereka akan mengajak juga jago-jago silat dari partai lain untuk menggempur kita, Kita harus lekas-lekas pergi mencari Souw Cong Piauw Touw!" Sambil berjalan Mo Lun berkata: Teng Lee telah menyambuti tinju Ngo Tok Ciangku dengan kedua tinju-nya. Aku yakin, jika tenaga dalamku berhasil merembes ke dalam tubuhnya, dia akan menderita hebat dari akibat Ngo Tok Ciangku itu!" "Ngo Tok Ciang dari Mo-heng dapat dikatakan tak ada taranya di kalangan Bu Um. Teng Lee tak akan luput dari nasib yang buruk itu," Kata Ong Hon Siong memuji. "Hanya sayang sekali ketika dia menerima Ngo Tok Ciangku," Kata Mo Lun. "Aku telah menghamburkan banyak tenaga setelah bertarung beberapa puluh jurus, Lain kali jika aku menghadapi dia lagi, aku akan me-lancarkannya dengan seluruh tenaga." Ketika Co Hiong ingat akan Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu, ia mendesak. "Ayo kita harus lekas-lekas mencari Suhuku!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tetapi dari belakang satu batu gunung yang besar terdengar suara yang memperingatkan "Orang-orang dari partai silat Hua San, Siat San dan Tiam Cong telah kabur Menurut perjanjian, kami juga tidak turut campur Barang yang kau curi harus dikembalikan!" Ouw Lam Peng, Ong Han Siong, Kiok Goan Hoat dan Mo Lun semuanya berhenti dan menoleh ke arah datangnya suara itu, dan mereka segera tampak seorang gadis berpakaian hitam datang menghampiri tanpa bersenjata. Pemimpin-pemimpin cabang bendera merah, kuning, biru dan hitam dari partai Thian Liong itu semuanya sudah sering menjumpai musuh-musuh yang lihay, akan tetapi ketika mereka mengawasi gadis itu, mereka semuanya terpesona, Gadis itu ialah Pek Yun Hui. Pek Yun Hui hanya mengawasi Co Hiong yang mengerti maksudnya, dan setelah sudah dekat sekali, ia menegur Co Hiong. "Seorang ksatria dan laki-laki sejati tak akan mengingkari janji! Hei! Bagaimana perjanjiannya Co Hiong berlagak seperti orang yang tak bersalah dan berbalik menanyai "Siocia, kapan aku pernah salah janji?" Dengan marah Pek Yun Hui membentak "Kau telah berjanji bahwa jika orang-orang dari partai Hua San, Tiam Cong dan Siat San berlalu, kau akan mengembalikan kotak batu Giok kepadaku, Mengapa kau tidak memenuhi janjimu itu?" Ouw Lam Peng yang khawatir Co Hiong diserang karena baru saja sembuh dari luka-lukanya segera loncat di depan Co Hiong untuk menjaganya. Pek Yun Hui menegur. "Urusan ini tak ada sangkut pautnya dengan kau! Ayo, minggir!" Tetapi Ouw Lam Peng berkepala batu, ia berdiri tetap di depan Co Hiong, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ong Han Siong juga menghampiri dengan perasaan heran, Sambil tersenyum ia menanyai "Mohon tanya siapakah Siocia ini? Sudikah Siocia memberitahukan agar kami dapat membereskan soal ini?" Pek Yun Hui berpikir "Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek adalah benda yang dibuat perebutan oleh para jago silat di kalangan Bu Lim. jika aku beritahukan terus terang, mungkin Co Hiong tak akan mengembalikannya." Lalu dengan suara yang agak keras ia menjawab. "Dia telah curi sebuah kotak batu Giok, dan dia berjanji akan mengembalikannya. Tetapi sekarang dia mengingkari janji, dan ingin ngeloyor!" Ong Han Siong yang yang tidak mengetahui seluk beluknya lalu berkata kepada Co Hiong. "Sebuah kotak batu Giok tidak sangat berharga, Co Piaw-su, ayo lekas kembalikan!" Tetapi Co Hiong yang busuk itu masih juga berusaha menyelimuti pokok soalnya, ia berkata: Tentang janjiku mengembalikan kotak itu, aku ingat bukannya terhadap Siocia." Pek Yun Hui menjadi lebih murka dan ia membentak lagi. "Kau boleh bicara membelit-belit, Malam ini apabila kau tidak mengembalikan kotak itu, kau jangan harap dapat lolos!" Ketika itu Bee Kun Bu juga meloncat keluar dari belakang batu dan berkata. "Maksud Co-heng tentu telah berjanji terhadap aku? Aku ada di sini." Co Hiong lalu ambil sebuah kotak dari kantong di dadanya dan dilemparkannya kepada Bee Kun Bu sambil berkata. "Bee-heng, coba periksa kotak itu!" Bee Kun Bu menyambutnya dan segera memeriksa-nya, karena ia khawatir tertipu lagu Harus diketahui bahwa Bee Kun Bu sebenarnya adalah seorang yang cerdasj tetapi oleh karena ia berbudi luhur, ia KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ tak dapat lupakan pertolongannya Co Hiong terhadap Lie Ceng Loan ketika mereka mulai berkenalan dan ia selalu berhasrat membalas budi kasih itu, Setelah Pek Yun Hui menjelaskan kebusukannya Co Hiong, ia terpaksa bersikap waspada terhadap manusia yang pintar tetapi busuk itu. Betul saja ketika ia membuka kotak itu, Co Hiong segera berubah wajahnya, Tetapi karena Pek Yun Hui berdiri di sampingnya, ia tak berani bergerak Ternyata kotak itu kosong! Bukan main marahnya Bee Kun Bu. ia mengejek. "Semenjak aku berkenalan dengan kau, aku senantiasa bersikap jujur, tetapi ternyata kau selalu mempermainkan aku!" Co Hiong masih juga berlagak dungu, jawabnya. "Beeheng, aku tak mengerti maksudmu." "Kotak itu kosong!" Bentak Bee Kun Bu. "Kau sudah ambil isinya, dan mengembalikan sebuah kotak kosong! Apakah ini bukannya mempermainkan aku?" "Aku hanya mengambil kotak ini. Apa isinya akupun tak mengetahui, karena aku belum pernah membukanya." Jawab Co Hiong, menyangkal Pek Yun Hui hanya menyengir, dan ia mengawasi Bee Kun Bu karena ingin melihat apa yang Bee Kun Bu akan perbuat. Setelah menarik napas, Bee Kun Bu berkata. "Aku selalu yakin kau seorang yang jujur, dan aku senantiasa bersikap jujur terhadapmu isi daripada kotak itu sangat erat hubungannya terhadap mati dan hidupku, Dan sekali lagi, aku mohon kau ingat akan hubungan kita dan mengembalikan isinya juga!" Keempat pemimpin-pemimpin cabang partai Thian Liong yang telah menyaksikan sikap yang sungguh-sungguh dari Bee Kun Bu mulai menaruh curiga terhadap Co Hiong, dan empat pasang mata ditujukan kepadanya, Ong Han Siong menegur "Co Piaw-su...." Tetapi Co Hiong telah tertawa gelakgelak dan berkata. "Ha, apakah kalian tidak pereaya omonganku?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Melihat Co Hiong yang terus memungkirinya. Bee Kun Bu menjadi marah sekali, dan ia membentak. "Dalam persahabatan kita selalu menghargai kepereayaan Katakatamu ini membuktikan bahwa kau tidak menghargai persahabatan dan telah berkhianat/ Sambil menyengir Co Hiong menjawab. "Aku berjanji mengembalikan kotak, dan aku telah mengembalikannya, Apakah itu salah janji?" Jawaban tersebut sukar dibantah, dan untuk sementara waktu Bee Kun Bu menjadi bungkam Kesempatan itu digunakan dengan baik sekali oleh Co Hiong yang berbalik menanya. "Sebetulnya di dalam kotak itu berisikan benda apa?" Pek Yun Hui berkata kepada Bee Kun Bu. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "lni dia yang kau anggap saudara angkat yang baik! Sekarang kau dapat menyaksikan sendiri kepalsuannya!" Dengan mengawasi Co Hiong, Bee Kun Bu berkata dengan gusar. "Kau selalu coba pungkir, Aku tidak menduga seorang laki-laki yang memiliki ilmu silat yang tinggi demikian palsu dan khianat!" Pek Yun Hui pun membentak. "Hai! Bangsat! Jika tidak mengembalikan isinya kotak ini, kau harus bayar dengan jiwamu!" Meskipun mereka bertiga telah bertengkar agak lama, akan tetapi tidak seorangpun yang menyebut-nyebut tentang Kui Goan Pin Cek, sehingga keempat pemimpin-pemimpin cabang partai Thian Liong itu menjadi bingung, sebetulnya benda apakah yang diartikan di dalam kotak itu. Co Hiong masih juga berlagak dungu dan berkata kepada Bee Kun Bu. "Bee-heng anggap aku khianat, tetapi sebetulnya aku belum pernah membuka kotak itu dan tidak mengetahui isinya, Bagaimanakah dapat aku mengembalikan barang yang tidak ada?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Selagi Bee Kun Bu hendak berkata, Pek Yun Hui membentak lagi. "Manusia busuk kau! Aku tak dapat ditipu lagi olehmu, Jika malam ini kau tidak mengembalikan barang yang kau curi itu, kau harus bayar dengan jiwamu!" Co Hiong terus berlagak pilon, katanya. "Pek Siocia kata barang, sebetulnya barang apa?" Seumur hidupnya Pek Yun Hui belum pernah dipermainkan demikian, ia menjadi murka sekali, ia segera mengumpulkan tenaga dalamnya siap menyerang, Tiba-tiba Kiok Goan Hoat menanyai "Apakah isi dari kotak itu kitab-kitab Kui Goan Pit Cek?" Pada satu tahun berselang, ia pernah pergi ke pegunungan Koat Cong San bersama-sama Souw Peng Hai, dan pernah turut memperebutkan kitab-kitab tersebut yang ditaruh di dalam kotak dari batu Giok, Hanya ketika itu yang direbut adalah kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang pa!su. Setelah melihat kotak yang dipegangi Bee Kun Bu, ia teringat akan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, Oleh karena itu, ia menanya demikian, Dan pertanyaan itu membikin semua orang menjadi terperanjat karena masing'masing sangat ingin memiliki kitab-kitab yang ajaib itu, Lalu Ouw Lam Peng menanya. "Kiok Piauw Touw mungkin tidak salah tebak, Tahun yang lalu Hian Ceng Totiang juga pernah memperlihatkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang palsu dan ditaruhnya di dalam kotak serupa itu." Ong Han Siong yang berwatak satria lalu mengawasi Co Hiong, Dan Mo Lun menanya Co Hiong. "Co Piaw-su dari manakah kau dapati kotak itu? Apakah soal itu telah dilaporkan kepada Souw Cong Piauw Touw?" Co Hiong yang mengetahui kerasnya peraturan partai Thian Liong menjadi cemas karena ia telah melanggar peraturan partai, Tetapi karena ia seorang yang cerdik dan licik ia segera menjawabnya. "Aku belum berjumpa dengan Cong piauw-tauw, dan belum mengetahui isi daripada kotak KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ itu. Aku belum sempat memberitahukan kepada Cong piauwtauw." Jawaban yang dibuat-buat itu terlihat bukan saja oleh Pek Yun Hui, bahkan oleh keempat pemimpin cabang partai Thian Liong. Lalu Ong Han Siong berkata kepada Bee Kun Bu. "Kitabkitab Kui Goan Pit Cek itu sangat berharga, dan karena kitabkitab itu, banyak jago-jago silat telah menjadi korban karena memperebutkan kitab-kitab itu, jika kau sembarangan menuduh orang, kau harus bertanggung jawab atas semua akibatnya!" Bee Kun Bu telah merasa bahwa meskipun ia tidak sebutsebut tentang kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, pertempuran tak dapat dielakkan lagi, maka ia menjawab. "Pikirlah oleh kalian, mustahil seorang jago silat seperti Co Hiong ingin mencuri hanya satu kotak batu Giok! Meskipun anak kecil tak akan pereaya bahwa Co Hiong mencuri hanya satu kotak yang kosong tak berisi. Kotak itu berisi kitab-kitab Kui Goan Pit Cek!" Keris Pusaka Dan Kuda Iblis Karya Kho Ping Hoo Pedang Karat Pena Beraksara Karya Tjan ID Pendekar Tongkat Liongsan Karya Kho Ping Hoo