Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 39


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 39


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   Kesempatan yang baik itu digunakan oleh Souw Peng Hai untuk memerintahkan orang-orangnya lekas-lekas menerobos keluar dari kepungan, dan ia pun meloncat ke depan tiga tombak jauhnya, diikuti oleh Ouw Lam Peng, Mo Lun, Yap Eng Ceng dan Kiok Goan Hoat Tu Wee Seng tak berdaya mencegah terobosan jago-jago silat partai silat Thian Liong itu, Lalu terdengar suara siulan yang nyaring dari Ong Han Siong, diikuti oleh meloncatnya ia ke atas untuk tiba di belakang Souw Peng Hai.   Keempat iblis dari propinsi Sucoan juga mendesak ketiga pemimpin partai silat Ngo Bi sebelum mereka meloncat mengejar kawankawan nya! sebetulnya Sia Yun Hong yang telah bertempur melawan Ong Han Siong menjadi kagum akan ilmu silat lawan nya, dan merasa bahwa Ong Han Siang itu lebih lihay ilmu silatnya daripada Ouw Lam Peng, ia merasa cemas melihat ketiga pemimpin partai silat Kun Lun tidak membantu mengurung orang-orangnya partai silat Thian Liong, Maka ia tidak mengejar Ong Han Siong ketika ia meloncat ke atas dan melarikan diri.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   jika orang-orang dari kelima partai silat itu bergabung dan bersama-sama menggempur orang-orangnya partai silat Thian Liong, meskipun mereka tak dapat mengalahkanya, tetapi sedikitnya orang-orangnya Souw Peng Hai tak mudah melarikan diri, LagipuIa orang-orang dari masing-masing partai mempunyai pikiran serong, masing-masing ingin membiarkan kawan-kawannya bertempur sampai letih untuk menanti kesempatan merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek.   Namun, setelah Souw Peng Hai berhasil menerobos keluar dari kepungan, mereka semua mengejar.   Pek Yun Hui yang mengenal baik daerah di pegunungan itu, setelah melihat Souw Peng Hai dan kawan-kawannya melarikan diri ke arah barat, berkata seorang diri.   "Hm, mereka lari ke jalan buntu! Tadi beberapa jago silat tak ungkulan melawan orang-orangnya partai silat ,Thian Liong, kini giliranku untuk menguji ilmu silatnya jago-jago silat dari partai Thian Liong itu, selain itu, akupun dapat memberikan kesempatan kepada Tiap Moi-moi untuk mempraktekkan ilmuilmu silat yang dia dapat pahami dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek!"   Lalu ia memesan Pang Siu Wie.   "Kau harus terus menjagai Souw Siocia dan mengikuti di belakangku."   Lalu ia meloncat dan membetot tangannya Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan.   Mereka mengikuti di belakangnya Tu Wee Seng dan lainIainnya.   Tu Wee Seng menjadi insyaf bahwa jago-jago silat dari lima partai silat tak dapat menggempur partai silat i Thian Liong jika masing-masing masih mempunyai pikiran mementingkan diri sendiri ia menegur kepada Teng Lee: Teng-heng, kita harus merasa malu tentang pertempuran tadi! Jago-jago silat dari empat partai tak mampu menghalau jagojago silat dari partai Thian Liong! Dan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang kita kejar-kejar sekarang masih berada di tangan partai Thian Liong! Aku betul-betul merasa malu! Hai...."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Akupun merasa malu. Tapi untuk merebut kitab-kitab sakti itu, kita harus berkorban, mungkin juga harus mengucurkan banyak darah!"   Jawab Teng Lee.   Mereka terus mengejar, dan setelah melalui dua pengkolan di lereng gunung, mereka tiba di suatu hutan pohon-pohon yang lebat! Ketika Souw Peng Hai tiba di hutan tersebut, ia terkejut melihat dua lereng gunung yang curam di ha-dapannya, Hutan pohon-pohon tersebut berada di kaki dua gunung yang tebing dan tinggi! ia dan orang-orangnya telah menempuh jalan buntu, dan di belakang sedang mengejar musuh-musuhnya! Ong Han Siong menghibur "Souw Cong Piauw, kau harus beristirahat Biarlah kita mencari jalan sambil beristirahat Souw Peng Hai juga telah melihat bahwa Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap pun sedang mengejar, dan sudah mulai masuk ke dalam hutan pohon-pohon itu.   Semua orang tidak berani sembarangan bertindak di hutan yang lebat dan gelap itu.   Tu Wee Seng menghadapi kawan-kawannya, lalu berkata.   "Partai silat Thian Liong baru saja berdiri dua puluh tahun, tapi pengaruhnya telah menjalar sampai ke propinsi Honan di utara, dan di semua propinsi-propinsi di sebelah selatan dari sungai Yang-cu. Aku dapat katakan bahwa partai Thian Liong lebih besar dan lebih kuat daripada partai silat yang manapun pada dewasa ini, Dan jika kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu jatuh di tangan partai Thian Liong, aku berani pastikan bahwa dalam sepuluh tahun lagi, semua partai silat akan dibasmi oleh partai Thian Liong, dan dunia yang luas ini akan dikendalikan oleh partai Thian Liong!"   Pidato itu dapat mempengaruhi hatinya tiap-tiap jago silat yang mendengarnya. Sia Yun Hong mengangguk, lalu berkata.   "Kata-kata Tu-heng semuanya betuI! Jika kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu jatuh di tangan partai Thian Liong, kita    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   semuanya tak ada tempat untuk berdiri lagi, dan murid-murid dari partai-partai kita akan semuanya dileburoleh partai Thian Liong, Mereka dengan ilmu silatnya yang maha tinggi akan menjadi macan yang tambah sayap dengan bantuan kitabkitab Kui Goan Pit Cek itu.   sekarang kita harus buang pikiran mementingkan diri sendiri! Kita harus bergabung dengan berserikat dengan sungguh-sunggun dan setulus hati untuk bersama-sama menggempur partai Thian Liong!"   Teng Lee menanya: Tapi dengan cara apakah kita dapat berhasil merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu?"   Pertanyaan itu membikin Sia Yun Hong membisu. Lalu dengan senyuman yang dipaksa ia berkata.   "Cara yang terbaik tentulah kita harus berserikat merebut kembali kitabkitab itu untuk dikembalikan kepada pemilik semutanya, siapapun tidak boleh mempunyai pikiran tamak untuk memiliki kitab-kitab itu. Tapi apakah Teng-heng setuju kepada pendapatku ini?"   Lalu iapun menoleh ke arah Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap, Teng Lee tersinggung dengan pertanyaan itu, dan ia berbalik mengejek.   "Cara itu memang baik sekali Tetapi bukankah Sia-heng semula bermaksud merebut kitab-kitab itu untuk kepentingan sendiri? Apakah sekarang Sia-heng bisa buang pikiran yang keliru itu?"   Semuanya terdiam, kemudian Sia Yun Hong berkata lagi.   "Kita tak dapat bertindak lambat Menurut pendapatku sekarang kita harus berserikat dan bersama-sama merebut kitab-kitab itu, jika kita berhasil, kita dapat merundingkan lagi Atau kita sekarang masing-masing berusaha merebutnya!"   Tu Wee Seng berkata.   "Kedua cara itupun baik. Tapi Tio Goan Taysu telah mengatakan bahwa partai silatnya tidak bermaksud merebut kitab-kitab itu, Dalam kalangan Bu Lim, kata-kata atau janji itu harus ditaati, Kita harus menegaskan lagi kepada partai Ngo Bi. Apakah betul partai Ngo Bi tidak bermaksud merebut kitab-kitab itu."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tio Goan hanya menyengir ia tidak menjawab.   "Sebetulnya aku bermaksud merebut kitab-kitab itu bersama-sama. Setelah berhasil kita merebutnya, kitab-kitab harus disimpan, dan kemudian kita mengundang semua jagojago silat dari kesembilan partai yang terkenal untuk mengadu silat Dan yang menang berhak memiliki kitab-kitab itu,"   Berkata lagi Sia Yun Hong.   "Dari pembicaraan Sia-heng,"   Kata Teng Lee.   "Nyata benar Sia-heng hendak memiliki kitab-kitab sakti itu!"   "Aku ingin sekali membaca isinya kitab-kitab itu,"   Jawab Sia Yun Hong.   "Tapi aku tak bermaksud menjagoi di kalangan Kang-ouw!"   Lalu Tu Wee Seng menghadapi ketiga pemimpin dari partai Kun Lun dan menanya.   "Bagaimanakah pendapat ketiga Tojin? Apakah kalian pun rela mengalah dan tidak bermaksud merebut kitab-kitab itu?"   Tong Leng Tojin menjawab sambil mengejek.   "KaIi-an bicara sama juga seperti anak kecil. Kalian merundingkan sesuatu yang masih di tangan orang. Jika kalian terus menerus berunding, mungkin kitab-kitab itu sudah dibawa ke markas besarnya partai Thian Liong di propinsi Shensi!"   Semuanya terkejut mendengar peringatan itu, dan semuanya menatap Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap, dengan maksud menyelami sikapnya kedua gadis itu yang menjadi pemiliki kitab-kitab ajaib itu, Tu Wee Seng menghampiri To It Kang dan berbisik.   "Bagaimanakah dengan luka-lukamu? Apakah kau merasa baikan?"   To It Kang menjawab, suaranya rendah.   "Aku yakin banyak baikan. Harap Suheng tidak menjadi khawatir."   Dengan perasaan sedikit lega, Tu Wee Seng berkata kepada ketiga pemimpin partai silat Kun Lun.   "Kalian bertiga pemimpin sudah terkenal di kalangan Kang-ouw, jika kitab-    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kitab Kui Goan Pit Cek dimiliki oleh partai silat Thian Liong, aku khawatir di dalam jangka waktu sepuluh tahun lagi, partai silat Kun Lun akan dimusnah-kan...."   "Menurut pendapat Tu-heng, partai silat Kun Lun harus bertindak bagaimanakah?"   Menanya Tong Leng Tojin.   "Menurut pendapatku,"   Jawab Tu Wee Seng.   "Kita harus merebut dulu kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, dan tidak peduli direbut oleh siapa saja diantara kita ini, aku yakin lebih baik daripada di dalam tangan partai silat Thian Liong !"j Tong Leng Tojin lalu menanya Hian Ceng Tojin.   "Suheng, bagaimanakah pendapat Suheng?"   Hian Ceng Tojin tersenyum dan berkata.   "Aku hanya menuruti keputusan suara terbanyak!"   Dengan jawaban dari suhengnya itu, Tong Leng Tojin segera mengerti kehendak Suhengnya, dan ia me-nyarankan sebagai beri ku t.   "Jika Tu-heng menghargai partai Kun Lun kami, kami tentu tak akan menolak memberikan bantuan. Kita atur agar partai Kun Lun ditugaskan merebut kitab-kitab itu, Tu-heng dan lain-lainnya menggempur kelima pemimpin cabang dan ke-empat iblis dari propinsi Sucoan yang menjadi pengawalnya Souw Peng Hai."   Tu Wee Seng berjengit, ia berpikir "Hm, akal bulus! Apakah kiramu kau dapat kabur setelah merebut kitab-kitab itu?"   Tapi dengan senyuman terpaksa ia berkata.   "Kami atur dengan saran itu. Tapi harus mempunyai seorang pemimpin, Jika aku usulkan Sia-heng menjadi pemimpin, apakah kalian setuju?"   Sia Yun Hong berlagak menolak, ia berkata.   "Aku tak berharga menjadi pemimpin usaha yang maha penting ini. Aku usulkan agar Teng-heng menjadi pemimpin."   Dengan senyuman lebar Teng Lee berkata: Tu-heng dan aku setuju jika Sia-heng menjadi pemimpin, Aku harap Siaheng tidak menolak lagi!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sia Yun Hong mengawasi ketiga pemimpin partai silat Ngo Bi dan mengusulkan lagi.   "Jika demikian, aku mengusulkan Tio Goan Taysu yang memimpin saja!"   "Terima kasih!"   Jawab Tio Goan.   "Tapi kami partai Ngo Bi tidak bermaksud memiliki kitab-kitab itu. Kamt hanya rela membantu demi kepentingan kesembilan par tai silat pada dewasa ini menghadapi partai Thian Liong yang congkak itu!"   Dengan tidak menunggu jawaban Sia Yun Hong lagi, Tong Leng Tojin berkata.   "Kami dari partai Kun Lun telah ditugaskan merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. maka tugas memimpin lebih baik dipegang oleh Tio Goan Taysu."   Dengan tertawa Sia Yun Hong menambahkan Tio Goan Taysu terkenal sebagai pemimpin yang pandai dan kami semuanya setuju jika pimpinan dipegang oleh Tio Goan Taysu, Aku minta Taysu tidak menolak tugas itu."   Rupanya Tu Wee Seng sudah tak sabaran, ia berkata "Sia-heng! Jika Tio Goan Taysu menolaknya, Sia Heng saja yang menerima tugas pimpinan itu, karena jika kalian saling tolak menolak, aku khawatir orang-orang nya partai Thian Liong sudah berlari jauh tak dapat dikejar lagi!"   Sia Yun Hong tersenyum dan menghibur Tu-heng.   jangan gelisah! Orang-orangnya partai silat Thian Liong sukar keluar dari hutan yang lebat dan gelap ini.   Kita hanya perlu membakar hutan ini untuk memaksa mereka keluar, bukan? Cobalah lihat, kemana mereka dapat berlari lagi? Apakah mereka bisa mendaki lereng gunung yang demikian curamnya?"   Teng Lee tersenyum dan membantu menghibur "Kata-kata Sia-heng betul! Kita tak usah khawatir mereka akan dapat lolos dari kepungan kita!"   Agaknya Tu Wee Seng masih gelisah, dan ia tak dapat berdiri tenang,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Melihat sikap itu, Sia Yun Hong berkata lagi.   "Jika Tu Heng tidak pereaya akan perkataanku, Tu-heng dapat bertaruh dengan aku bahwa orang-orangnya partai Thian Liong tak dapat keluar jika mereka berjalan terus!" -ooo0oooLima partai silat berserikat lagi menggempur Thian Liong Pay "KJta jangan membuang-buang waktu dengan saling menolak Kita semuanya setuju Sia-heng memimpin dan mengatur orang-orang kita!"   Kata Tu Wee Seng mendesak Dengan tersenyum Sia Yun Hong berkata.   "Baiklah, Ketiga pemimpin partai silat Kun Lun telah ditugaskan merebut kitabkitab Kui Goan Pit Cekj ketiga pemimpin partai silat Ngo Bi ditugaskan menggempur keempat iblis dari propinsi Sucoanj Teng-heng bersama-sama kedua Suteenya ditugaskan menggempur pemimpin cabang bendera merah dan pemimpin cabang bendera biru: Tu-heng dan aku bertugas menggempur pemimpin cabang bendera hitam dan pemimpin cabang bendera putihj tetapi siapakah yang menggempur pemimpin cabang bendera kuning? sebetulnya aku bermaksud minta seorang murid dari partai silat Kun Lun....n Tong Leng Tojin tidak menunggu kata-kata itu habis diucapkan, ia segera berkata.   "Kalian sudah mengetahui betapa lihaynya orang-orang dari partai silat Thian Lions Apa maksud Sia-heng memberi tugas seorang murid partai kami untuk menggempur pemimpin cabang bendera kuning?"   Sia Yun Hong tersenyum dan berkata.   "Kami semua telah mengetahui ilmu pukulan Thian Liong Ciang dan ilmu silat pedang Hun Kong Kiam Hoat dari Kun Lun Pay yang terkenal Meskipun muridnya masih berusia muda, namun dengan ilmu silatnya yang ti'nggi, aku yakin dia dapat melakukan tugasnya dengan baik."   Giok Cin Cu mengawasi Bee Kun Bu, dan berpikir "Jika kita meno!ak, partai Kun Lun pasti akan dicela, jika kita    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   menerima, aku khawatir dia tak dapat melawan pemimpin cabang bendera kuning yang lihay."   Ia tak dapat mengambil keputusan Tetapi Bee Kun Bu menghampiri Tong Leng Tojin dan berkata: Teecu sudah sembuh, Teecu yakin dapat melakukan tugas itu."   "Lotee betul-betul bersemangat, sungguh tidak kecewa kau menjadi murid Kun Lun Pay!"   Memuji Tu Wee Seng, Na Siao Tjap mengerutkan kening dan ia berbisik kepada Pek Yun Hui.   "Pek Cici, dia belum sembuh betul, dia tak dapat bertempur melawan jago silat seperti Ong Han Siong, Cici, lekas panggil dia!"   Pek Yun Hui tersenyum dan menjawabnya: Tak mengapa, biarlah dia pergi membela nama Kun Lun Pay!"   Na Siao Tiap lalu mengeluarkan sebutir pil obat yang berwarna merah, Baru saja ia ingin memberikan kepada Bee Kun Bu, ia segera berpikir "Jika aku berikan pil ini di hadapan orang banyak, tentu akan diperhatikan Lebih baik aku minta Lie Ceng Loan yang memberikan kepadanya Lalu ia menghampiri Lie Ceng Loan dan berbisik.   "Kau berikan pil ini kepada Suhengmu dan suruh dia segera menelannya."   Lie Ceng Loan tersenyum, setelah menyambut pil itu, lalu dihampirinya Bee Kun Bu. Pek Yun Hui menghela napas dan Na Siao Tiap menanya.   "Pek Cici, salahkan perbuatanku itu?"   Pek Yun Hui cekal tangan Na Siao Tiap dan berkata.   "Kau tidak berbuat salah, sebaliknya akulah yang telah melakukan suatu kesalahan."   "Salah apa yang pernah dibuat oleh Cici?"   Tanya Na Siao Tiap,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Sekarang aku tak dapat menjelaskan kepadamu."   Jawab Pek Yun Hui.   "Jika mereka telah berhasil merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, aku akan mejelaskannya kepadamu."   Na Siao Tiap tidak mendesak lagi ia hanya mengawasi Bee Kun Bu dengan perasaan khawatir akan keselamatannya. Gerak-gerik para gadis itu telah diperhatikan oleh Hian Ceng Tojin, dan ia menghela napas dan berpikir.   "Rupanya ketiga gadis itu telah jatuh cinta terhadap Bu Jie. Aku khawatir akan akibat nya. Jika aku biarkan asmara diantara mereka ini berlangsung terus, dan tidak berusaha membereskannya, mungkin soal ini akan menjadi sulit dan rumit. Paling baik, setelah urusan di pegunungan Koat Cong San ini beres, aku harus membawanya pergi ke puncak Kim Teng Hong di pegunungan Kun Lun, dan melarangnya keluar selama lima tahun, Mungkin juga dalam jangka waktu yang agak Lama itu, masing-masing dapat merubah pikiran...."   Ketika itu ia melihat Lie Ceng Loan memberikan pil obat kepada Bee Kun Bu seraya berkata.   "Bu Koko, Siao Tiap Cici minta aku memberikan pil obat ini kepada Koko."   Melihat pil obat itu, Bee Kun Bu terkejut, karena ia mengenali bahwa pil obat itu adalah Leng Tan yang Na Siao Tiap pernah berikan kepadanya ketika ia mabuk di atas perahu di sungai Bin Kang.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   ia berpikir "Leng Tan ini mustajab sekali dan diapun hanya memiliki lima butir Di atas perahu di sungai Bin Kang dia pernah memberikan dua butir Dia selalu membenci aku, mengapa dia memberikan satu butir lagi kepadaku? Apakah dia khawatir aku belum sembuh betul dan dia khawatir aku menggempur jago silat yang lihay? Meskipun aku dapat melindungi diri dengan ilmu langkah ajaib Ngo Heng Bi Cong Pu yang Pek Yun Hui telah ajarkan kepadaku, Akan tetapi aku harus bertempur dengan hati-hati demi nama Kun Lun Pay.   Leng Tan ini dapat menyembuhkan luka-Iukaku, dan menambah tenaga dalamku."   Lalu ia telan pil obat itu. Ketika itu Na Siao Tiap terus menatapnya, dan setelah menelan pil obat itu, ia tersenyum, perbuatan kedua gadis itu    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   diperhatikan oleh banyak orang. Harus diketahui bahwa kedua gadis itu sangat cantik dan tiap-tiap senyumannya menggiurkan hati, Bee Kun Bu mengucapkan terima kasihnya dengan satu senyuman pula, Lalu terdengar Tu Wee Seng memuji.   "Sia-heng, kau betuIbetuI tepat menjadi pemimpin. kau telah dapat mengatur orang-orang kita dengan baik sekali!"   Sia Yun Hong tersenyum dan berkata: Tu-heng terlalu memuji. Kita masih belum yakin jika ketiga pemimpin partai silat Kun Lun memperkenankan Bee Lotee menggempur musuh."   Tu Wee Seng tertawa.   "Ketiga pemimpin Kun Lun Pay berwatak luhur Demi kepentingan umum, mereka pasti memperkenankannya,"   Dengan roman sungguh-sungguh Tong Leng Tojin bertanya kepada Bee Kun Bu.   "Pertempuran kali ini sangat besar hubungannya dengan Kun Lun Pay kita, apakah kau sanggup melakukan tugasmu?"   Dengan khidmat dan hormat Bee Kun Bu menjawab.   "Jika Teecu tak dapat melawan musuh, Teecu rela bertempur sampai mati demi nama baik partai kita."   Sebetulnya Tong Leng Tojin sangat khawatir, karena ia telah mengetahui bahwa Bee Kun Bu tak dapat melawan Co Hiong, apalagi melawan Ong Han Siong, Akan tetapi ia yakin pula bahwa Bee Kun Bu tak akan gentar atau mundur melawan jago silat yang manapun, Setelah ia menoleh ke arah Hian CengTojin, ia berkata.   "Baiklah, karena kau rela membantu, akupun tak dapat mencegah lagi!"   Sia Yun Hong tersenyum dan berkata.   "Jika Kun Lun Pay sudah setuju, kita tak perlu menunda lagi, Aku telah diserahkan tugas memimpin, dan aku berjanji akan melakukan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tugas ini sebaik-baiknya."   Lalu ia mengangkat pedangnya dan maju masuk ke dalam hutan. Tu Wee Seng juga mengangkat toya bambunya dan berseru.   "Kalian ingat baik-bajk! Urusan ini adalah urusan kita semua, kita harus bekerja sama serta seksama, Hayo kita maju!"   Segera Teng Lee, ketiga pemimpin Ngo Bi Pay, ketiga pemimpin Kun Lun Pay dan Iain-lainnya mengikuti masuk ke dalam hutan.   sebetulnya ketiga pemimpin Ngo Bi Pay berhasrat sekali menggempur orang-orang Thian Liong Pay, karena mereka bermaksud hendak menangkap satu atau dua pemimpinpemimpin cabang untuk ditukar dengan Tio Pan Taysu, Toa Suheng mereka yang ditawan di markas besar partai Thian Liong, di propinsi Shensi.Bagi mereka, membebaskan Tio Pan Taysu, Toa Suheng mereka, adalah hal yang paling utama! Sambil berjalan Tong Leng Tojin berkata kepada Hian Ceng Tojin dan Giok Cin Cu.   "Meskipun kita tak yakin akan berhasil merebut kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, akan tetapi kita harus mencegah kitab sakti itu terjatuh di tangan Thian Liong Pay, karena soal ini sangat erat hubungannya dengan kepentingan ke-sembilan partai-partai silat lainnya."   Sebetulnya ia yang sudah diserahkan pimpinan Kun Lun, dapat mengambil keputusan dalam segala hal, akan tetapi ia senantiasa menghormati Toa Suheng, dan Sumoynya, dan dalam segala urusan yang penting, ia selalu berunding dengan mereka.   "Akupun mempunyai pendapat serupa,"   Jawab Hian Ceng Tojin.   Giok Cin Cu semula tidak sudi turut merebut kembali kitabkitab Kui Goan Pit Cek itu, karena pikirnya setelah kitab-kitab tersebut direbut kembali, soalnya masih tetap rumit ia pun telah memperhatikan sikap Pek Yun Hui yang tiba-tiba berubah dari hangat menjadi dingin terhadap kitab-kitab itu, ia    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tak dapat menduga tindakan apakah yang akan diambil oleh Pek Yun Hui.   Tadinya ia ingin mengajak Hian Ceng Tojin untuk membujuk Tong Leng Tojin supaya jangan turut serta dalam usaha merebut kembali kitab-kitab sakti itu, Tapi setelah melihat suhengnya didesak oleh Sia Yun Hong dan Tu Wee Seng, maka demi kepentingan nama Kun Lun Pay, ia hanya menuruti kehendak Suhengnya, Apalagi setelah mendengar Toa suhengnya menyatakan pendapatnya yang serupa dengan suhengnya tadi, ia tak mau menentang lagi, Sesaat kemudian, Tong Leng Tojin mencabut pedangnya dan berseru.   "Hayo, kita cepat susul mereka!"   Bee Kun Bu berkata kepada Lie Ceng Loan.   "Kau harus berjalan bersama-sama Pek Cici."   Lalu ia pun berjalan cepat mengikuti Suhu dan Susioknya. Melihat semua jago-jago silat telah masuk ke dalam hutan, Pek Yun Hui membetot tangan Lie Ceng Loan seraya berkata.   "Mari kita juga masuk dan melihat apa yang mereka akan lakukan?"   Dan ia berjalan paling depan memimpin Na Siao Tiap dan lain-Iainnya.   Pek Yun Hui masih bersikap tenang, seolah-olah ia tak memikiri kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang telah dirampas orang lain, Hutan tersebut tidak dalam, setelah mereka berjalan selama kurang seperempat jam, mereka telah tiba di ujungnya, dimana terlihat lereng gunung yang curam, Di tengah hutan tersebut, tertampak suatu lembah yang luasnya kira-kira lima tombak persegi.   "Hutan ini hanya lima belas lie dalamnya."   Pek Yun Hui berkata kepada Na Siao Tiap.   "Di ujungnya hanya lereng gunung yang curam lagi sukar didaki, Orang-or,ang Thian Liong Pay telah membawa kitab-kitab Kui GoanPit Cek dan berlari ke sini. Mereka tak dapat meneruskan perjalanannya karena jalannya buntu, Mereka tentu akan melalui lembah ini.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kita hanya perlu menunggu di sini untuk merampas kembali kitab-kitab itu.   Tapi jago-jago silat dari kelima partai yang telah berserikat juga menghendaki kitab-kitab itu, Aku khawatir jika kita telah rebut kembali kitab itu, mereka akan berserikat dengan partai Thian Liong untuk menggempur kita."   Ia berhenti sejenak, lalu meneruskan.   "Kita pun harus ingat bahwa mereka semua adalah jago-jago silat yang mempunyai kepandaian tinggi dan masing-masing memiliki senjata yang ampuh dan dahsyat yang mereka akan gunakan diwaktu jiwanya terancam. Tadi kita telah melihat mereka bertempur dengan sengit dan dahsyat, namun mereka belum mengeluarkan semua kepandaian maupun senjata-senjata-nya yang ampuh, Oleh karena itu kita harus waspada, Menunggu kesempatan yang baik menggempur mereka adalah penting, Meski kau telah memahami semua ilmu yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, tetapi jika kau harus melawan sepuluh jagojago silat semacam mereka, bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, banyak resikonya terhadap jiwa kita! Ya, Tiap Moi, kita harus hati-hati kali ini melawan mereka!"   Na Siao Tiap mengangguk "Pek Cici, benar katamu, ketika tadi aku memperhatikan mereka bertempur, memang aku pun gentar Soal merebut kembali kitab Kui Goan Pit Cek itu, aku pun harus bersandar atau mendapat bantuan Cici."   Pek Yun Hui tersenyum dan berkata pula.   "Pada tiga ratus tahun yang lalu, Ti Kian Cin Jin dengan hanya kedua tinjunya telah mengalahkan semua jago-jago silat dari lima partai terkenal, karenanya ia memperoleh julukan Tian Hee Tee It Ko Jin (Jago silat nomor wahid di kolong langit), Tapi San Im Shi Ni keluar untuk merebut julukan itu, mereka mengadu silat selama tiga hari tiga malam sehingga kedua-duanya terluka parah dan kemudian dari lawan mereka menjadi kawan. Mereka bersama-sama menyusun kitab Kui Goan Pit Cek yang berisi semua ilmu-ilmu silat, Tiap Moi, kau sudah memahami semua ilmu silat yang tereatat di dalam kitab-kitab    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   itu, kau telah memiliki semua ilmu silat dari Ti Kian Cin Jin dan San Im Shi Ni.   Mungkin juga salah seorang dari mereka jika masih hidup tak dapat mengalahkan kau lagi.   Kau hanya perlu berlatih dengan giat untuk melancarkan jurus-jurus dengan mudah dan berhasil Dengan sesungguhnya, ilmu silatku tidak setaraf ilmu silatmu.   Menurut pendapatku kau hanya harus pereaya diri sendiri tentang kepandaianmu kau pasti dapat menggempur semua jago-jago silat yang kini berada di dalam hutan ini.   Dan aku senantiasa mendampingimu Kau tak usah khawatir!"   Na Siao Tiap menjawab dengan senyumannya yang penuh dengan kasih sayang dan perasaan hormat terhadap saudara angkatnya yang berbudi dan luhur itu.   -ooo0oooSiasat membuka jalan keluar dari kepungan Na Siao Tiap telah mempelajari dan berlatih ilmu Toa Pan Yo Hian Kong (ilmu tenaga dalam ajaib) di bawah petunjuk ibunya semenjak ia masih kecil dan ilmu tersebut harus dipelajari dengan tekun untuk memperoleh hasil sebaikbaiknya, Lagipula ilmu itu tidak seperti ilmu silat pukulan atau menggunakan senjata yang segera dapat terlihat kelihayannya, Hasil daripada latihannya ia sendiri belum mengetahui Oleh karena itu ia tak mudah yakin bahwa pada dewasa ini, dialah yang memiliki ilmu silat tertinggi daripada semua jago-jago silat yang masuk ke dalam hutan tersebut Tapi Pek Yun Hui telah mengetahui kelihayannya Na Siao Tiap setelah menyaksikan dia menggempur beberapa lawan, namun Pek Yun Hui tidak ingin menjelaskan soal itu kepadanya, Ketika mereka berjalan kira-kira seperempat jam lagi, segera terdengar suara gaduh, Pek Yun Hui memperingatkan kawan-kawannya untuk berjalan lebih perlahan dan waspada,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Setelah membelok ke lereng gunung itu segera kita tiba di lembah, orang-orang Thian Liong Pay jika terdesak di lembah itu pasti melawan dan bertempur dengan nekad. Lebih baik kita mencari tempat bersembunyi dan menonton mereka bertempur Dan jika kedua belah pihak sudah bertempur sampai lebih dan payah, barulah kita keluar dan merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu. Meskipun kedua belah pihak berusaha merebut kembali dari kita, aku yakin kita dapat melawan dan mencegah mereka!"   Rupanya Na Siao Tiap tidak menghiraukan soal merebut kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Ceknya, ia berkata.   "Pek Cici, jika kita berada terlalu jauh dari gelanggang pertempuran bukankah agak sukar bagi kita untuk membantu atau menolong kawan-kawan kita bila perlu?"   Pertanyaan itu membikin Pek Yun Hui tersenyum dan ia pun mengerti siapakah yang perlu dibantu atau ditoIong, ia lantas berkata: Tiap Moi-moi, kau tak usah khawatir ilmu Ngo Heng Bi Cong Punya (dimaksudkan Bee Kun Bu) telah dipelajari dengan betuL Meskipun dia tak dapat mengalahkan Co Hiong, akan tetapi dia dapat melindungi diri!"   Setelah menarik napas, Na Siao Tiap berkata.   "Jika dia telah mempelajari ilmu Hui Liong Sam Sut (Tiga cara naga menggempur lawan), aku yakin dia dapat memberi hajaran yang setimpal kepada Co Hiong yang keji dan kejam itu!"   Pek Yun Hui berpikir.   "DuIu dia membenci Bec Kun Bu, tapi sekarang dia menjadi cemas akan keseIamalan-nya. Dia sebetulnya seorang yang suci murni, akan tetapi dia sudah tinggal lama terpencil di pegunungan, dan tak berpenga!amn. Aku khawatir dia jatuh cinta kepada Bee Kun Bu, jika tidak lekas-Iekas dipisahkan dari Bec Kun Bu, kelak mungkin sukar sekali dibereskannya...."   Ia tidak utarakan kekhawatirannya, sebetulnya ia sendiri pun sangat mencintai Bee Kun Bu dan ia selalu menjadi cemburu jika wanita lain juga mencintai pria itu, Asmaranya terhadap Bee Kun Bu hanya dapat dilihat oleh ketiga    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   pemimpin partai Kun Lun, karena Ue Ceng Loan yang mencintai Bee Kun Bu dengan seluruh jiwa dan raganya masih terlalu hijau untuk mencurigai orang-orang lain.   sikapnya masing-masing gadis itu dapat dilihat oleh Pang Siu Wie yang sudah berpengalaman tetapi karena ia hanya seorang bujang dari Pek Yun Hui, ia tak berani banyak bicara, Suara gaduh di lembah menarik perhatiannya semua orang dan Na Siao Tiap dengan tak sabar lagi telah meloncat keluar dari tempat sembunyinya, yang segera diikuti oleh Lie Ceng Loan, sebetulnya Pek Yun Hui ingin tetap bersembunyi dan menonton para jago silat menggempur orang-orang Thian Liong Pay.   ia telah bertekad menunggu kesempatan baik untuk merebut kembali kitab-kitab ajaib itu, akan tetapi setelah Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan meloncat keluar, ia pun terpaksa mengikuti mereka, ia mengangkat kepalanya dan melihat di lembah yang luasnya lebih kurang sepuluh tombak persegi telah berdiri berhadap-hadapan kedua belah pihak yang akan bertempur Souw Peng Hai, kelima pemimpin cabang partai silatnya dan keempat pengawalnya di satu pihak kontra jago-jago silat dari kelima partai yang ingin merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek di pihak lain, Dengan senjata di tangan, mereka sudah siap untuk bertempur dan saling membunuh Siapa saja yang mulai bergerak akan membikin semua jago-jago silat itu bertempur dengan sengitnya, Setelah mengetahui bahwa Pek Yun Hui dan kawankawan nya juga telah datang ke lembah itu, Souw Peng Hai, dengan toyanya di tangan, bertindak maju menghadapi lawanlawan nya dan berkata.   "Aku si tua bangka telah mengagumi semua jago-jago silat dari kesembilan partai terkenal di kalangan Bu Lim pada dewasa ini, sebetulnya aku telah berniat mengundang semua jago-jago silat dari kesembilan partai silat untuk mengadu kepandaian di markas besar partai Thian Liongkunanti, pada setengah tahun lagi.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tetapi perhitungan manusia tak dapat selalu memenuhi kehendaknya, Rupanya kita ditakdirkan untuk mengadu silat sekarang ini.   Meskipun sekarang hanya datang jago-jago silat dari lima partai silat dan bukannya dari sembilan partai silat, namun aku yakin kekuatan daripada kelima partai kalian cukup besar"   Lalu ia tertawa terbahak-bahak Mendengar suara tertawa yang bersifat mengejek itu, Tu Wee Seng menjadi murka, ia berpikir "Aku sudah lama mendengar tentang lihaynya Souw Peng Hai, tetapi aku belum pernah menyaksikan sampai dimana kepandaiannya itu, Aku yakin ketiga pemimpin partai Kun Lun akan berhasil merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari tangannya."   Lalu dengan penuh perhatian itu mengawasi ketiga pemimpin Kun Lun Pay.   Di samping mengawasi pihak lawan Sia Yun Hong juga menyelidiki keadaan di sekitar lembah itu, ia cemas menampak jurang yang curam di ujung lembah itu, jalan yang berliku-liku serta tebing yang terjal dan susah didaki, Satusatunya jalan keluar telah dijaga oleh Pek Yun Hui dan kawankawannya.   Betapapun lihaynya ilmu meringankan tubuh, seorang jago silat tak mungkin mendaki jurang serta tebingnya yang curam, atau dengan tanpa kesulitan menerobos jalan yang dijaga oleh Pek Yun Hui dan kawan-kawannya.   Ia pun memperhatikan bahwa semua jago-jago silat Thian Liong Pay telah siap bertempur dengan nekat untuk mempertahankan kitab Kui Goan Pit Cek yang sudah dapat direbutnya itu, dan untuk meloloskan diri dari kepungan Di pihaknya sendiri, ia tak berani pastikan bahwa semua jagojago silat dari kelima partai yang berserikat itu bersatu hati, karena masing-masing ingin memiliki kitab-kitab yang ajaib itu.   Untuk sementara waktu ia bergidik mengingat kedudukannya yang terjepit itu, karena ia mungkin dapat dibunuh di dalam pertempuran yang akan berlangsung,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tertawanya Souw Peng Hai yang membisingkan makin lama makin nyaring hingga menu!ikan telinga dan tertawa yang mengejek itu membikin Sia Yun Hong beringas.   "Hei Souw Piauw Touw! Aku kira kau tak usah membanggakan tenaga dalammu dengan tertawa itu, Kami pun pemimpin-pemitnpin dari partai silat, yang semuanya dapat tertawa demikian dengan menggunakan tenaga dalam!"   Bentak Sia Yun Hong, Souw Peng Hai berhenti tertawa, lalu ia berkata.   "Jika kalian pemimpin-pemimpin parta silat, maka kalian mengerti betul peraturan-peraturan Bu Lim untuk mengadu silat, Tetapi jika kalian tidak menghiraukan peraturan-peraturan Bu Lim, kami dari partai Thian Liong dapat melayani kalian bertempur dengan cara apapun! Betul orang-orang kami terdiri dari jagojago bermacam-macam golongan, namun mereka takkan gentar menghadapi ka!ian. Nah, bagaimanakah kehendak kalian, apakah kita bertempur satu lawan satu, atau saling hantam? Kami pasti mengiringinya!"   Sia Yun Hong tidak menjawab lagi, Dengan pedang terhunus ia menusuk Souw Peng Hai, Tu Wee Seng, To It Kang, Teng Lee dan kedua Suteenya, Tio Lok dan Tio Huan, begitu juga ketiga pemimpin dari partai Ngo Bi menyerbu dan menyerang dengan menurut rencana semula, Mereka tidak menduga bahwa pihak lawannya pun sudah siap membela diri Setelah mengegosi tusukan pedang Sia Yun Hong, Souw Peng Hai memutar-mutarkan toya dan secepat kilat kelima pemimpin cabang partainya serta keempat pengawal pribadinya memencarkan diri mengambil kedudukan masingmasing dan meninggalkan Co Hiong di tengah-tengah, Dengan demikian para jago silat dari kelima partai itu tak dapat melancarkan rencananya yang telah diatur dan masingmasing tak dapat melawan mu-suh-musuh yang telah ditetapkan semu!a!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Setelah gagal menusuk Souw Peng Hai, Sia Yun Hong harus melawan pemimpin cabang bendera kuning, Ong Han Siong, yang menampak ketuanya mengegosi tusukan pedang Sia Yun Hong dengan cepat sekali menangkis tusukan pedang itu dengan toya besi nya.   Demikian keras tangkisan itu, seolah-olah pedang akan terlepas dari ceka!annya.   Sia Yun Hong lekas-Iekas ber-lompat mundur ia dibikin terkejut lagi dengan ejekan.   "Ha! sekarang rasai tinju beracunku ini!"   Sia Yun Hong telah mengasingkan diri di pegunungan Tiam Cong San selama dua puluh tahun dan telah berlatih dengan tekun ilmu silat pedang Lak Cap Cauw Hong Lee Kiam Hoat (ilmu silat pedang taufan dengan enam puluh jurus), dan telah menambahkan pula dua belas jurus sehingga menjadi tujuh puluh dua jurus, Untuk ilmu silat pedang yang telah ditambah itu ia telah beri nama Tian Kan Hong Lee Kiam Hoat (ilmu silat pedang taufan mujizat), Diantara tujuh puluh dua jurus tersebut ada satu jurus yang sangat ampuh sekali Dengan disertai tenaga dalam, jurus tersebut belum pernah gagal membunuh mati lawan, karena ia dapat membunuh musuh dengan menyambit pedangnya kepada musuhnya dari jarak dua tombak atau lebih, Tinju itu ia dapat egosi dengan memutar pedangnya ke belakang dan Mo Lun yang mengirim tinju mautnya harus lekas-lekas menarik kembali tinjunya jika tidak ingin lengannya tertebas putus! Sebuah jotosan dikirim lagi dan Sia Yun Hong menangkis dengan lengan kirinya, Begitu keras jotosan itu sehingga kedua-duanya terpental mundur dua langkah lebih.   "Ha, tinjuku ini yang dikirim dengan tenaga dalam paling sedikit seberat tujuh ratus kati: mengapa ia masih dapat bertahan?"   Pikir Mo Lun.   "Pereuma saja aku berlatih banyak tahun! Rupanya jago-jago silat dari ke-sembilan partai silat ini tak dapat dipandang remeh!"   Mo Lun tak mengetahui bahwa Sia Yun Hong telah berlatih keras selama dua puluh taun,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Di pihak Sia Yun Hong setelah ia terpental, ia pun berpikir.   "Aku telah berlatih ilmu tenaga dalam selama dua puluh tahun, tetapi aku masih tak dapat tahan jotosan lawan, Aku yakin partai Tiam Cong tak dapat menjagoi di kalangan Bu Lim!"   Ketika itu pertempuran telah menjadi seru, Ter-dengar hembusan angin yang santer dari jotosan, sabetan pedang, sapuan toya dan sebagatnya, Terlihat cahaya yang berkelebat berkilau-kilauan seolah-olah kilat dari sen-jata-senjata mereka itu di samping suara beradunya sen-jata, jeritan dan bentakan dari mereka yang sedang bertarung dengan sengitnya itu, Bahkan Pek Yun Hui dan kawan-kawannya yang menonton tak dapat membedakan keunggulan para jago silat itu, Jago-jago silat dari kelima partai yang berserikat itu bukan saja tak dapat menggempur orang-orang partai Thian Liong, bahkan sebaliknya mereka dibikin kacau, dan dari pihak yang menyerang, berbalik menjadi pihak yang diserang, Tidak pereuma Souw Peng Hai menjadi pemimpin dari partai silat Thian Liong itu.   Dimana saja toyanya sampai, musuh terpukul mundur, seolah-olah tak seorang pun dapat menahan pukulan toyanya! Sambil bertempur dengan pedangnya, Sia Yun Hong memperhatikan cara-cara pihak lawan bertempur sebentar mereka bertukar tempat, sebentar lagi mereka menggempur atau memancing lawan untuk membuka jalan keluar! Sia Yun Hong tidak melihat semua siasat dari Thian Liong Pay, Dengan jurus Kauw Kong Kie Su Pian'Hoat (Siasat menerobos melewati sembilan istana), Souw Peng Hai menguji tiap-tiap jago silat dari kelima partai yang menggabungkan diri itu.   Segera ia dapat kenyataan bahwa kelima pemimpin cabangnya dapat menandingi lawan nya, terutama Ong Han Siong dan Mo Lun yang lihay itu.   Mereka seolah-olah tak mengalami kesukaran melawan musuh yang manapun ia sendiri belum menggunakan Kan Goan Citnya yang dapat membunuh musuh dengan mudah sekali dan seterusnya ia pun merasa lega menghadapi musuh-musuhnya    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   itu.   Lagipula ia adalah seorang pemimpin yang bijaksana dan jika tak terpaksa ia enggan melukai atau membunuh, ia dapat segera membinasakan beberapa musuhnya, tetapi ia khawatir dengan perbuatan yang kejam itu ia harus melawan Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap, Oleh karena itu, ia hanya berusaha mencari jalan menerobos keluar dari kepungan lawan, Diantara kelima pemimpin cabang partai Thian Liong, Ong Han Sionglah yang paling lihay dan berpengalaman ia telah memperhatikan bahwa Souw Peng Hai enggan membinasakan musuh-musuhnya, tetapi hanya ingin menerobos keluar ia pun telah melihat bahwa Cong Piauw-nya itu tidak suka jika Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap membantu kelima partai silat yang telah bergabung Tetapi dengan cara terus menerus bertempur membefla diri, ia yakin mereka akan kehabisan tenaga, Lalu dengan kipas bajanya ia melancarkan serangan-serangan yang bertubi-tubi kepada beberapa lawannya dan mendesak lawanlawannya itu mundur beberapa langkah, Lawan yang didesak mundur itu adalah Tu Wee Seng yang segera yakin bahwa ia dan kawan-kawannya tak akan berhasil menggempur orang-orang Thian Liong Pay setelah ia bertempur selama sepuluh jurus lebih, ia pun telah memperhatikansiasat Kauw Kong GieSu Pian Hoat dari partai Thian Liong yang hanya membingungkan pi-haknya.   Oleh karena itu ia harus bertempur dengan waspada dan menyimpan tenaga untuk membela atau menolong dirinya bila perlu.   Serangan kipas baja Ong Han Siong memaksa ia mundur dua langkah, dan Ong Han Siong menggunakan kesempatan itu untuk menukar tempat dengan Kiok Goan Hoat serta mendekati Souw Peng Hai.   ia me-ngipaskan kipas bajanya lagi dan mendesak mundur Teng Lee berikut kedua Sutecnya, ia berbisik kepada Souw Peng Hai.   "Souw Cong Piauw! Jika    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kita terus menerus bertempur dengan cara begini, kita tak akan berhasil menerobos keluar, karena jalan keluar telah dijaga oleh kedua Liehiap yang lihay dengan kawan-kawan nya.   Lebih baik kita gempur terus musuh-musuh kita sekarang dan mendesak mereka ke jalan keluar yang dijaga oleh Pek Yun Hui dan kawa n-kawannya, Lalu kita berusaha menggempur mereka untuk menerobos keluar! Lalu dengan kedua arit terbang dari Ouw piauw Touw dan biji besi dari Yap Piauw Tou untuk menahan musuh-musuh yang mengejar, kita semua dapat keluar dari hutan, masing-masing mencari jalan untuk kembali ke markas besar."   Souw Peng Hai mempertimbangkan saran Ong Han Siong, kemudian ia berkata.   "Betul, saat itu kita dapat mencobanya."   Sambil bekata demikian, toyanya tak hentinya mengemp!ang serta menyodok Teng Lee dan kedua Suteenya, sehingga ketiga lawanya terpaksa meloncat mundur lagi tujuh-delapan langkah, walaupun Teng Lee dan kedua Suteeenya, Tio Lok dan Tio Hua, menyerang dengan beringas kepada Souw Peng Hai, tapi mereka tak tahan menghadapi kem-plangan dan sodokan toya lawannya, Tiba-tiba Souw Peng Hai meraung, memutar-mutar-kan toyanya di atas kepala, segera orang-orangnya bertukar tempati ia dan Ong Han Siong membuka jalan, dua iblis dari propinsi Sucoan menjaga di sebelah kiri ber-sama-sama Kiok Goan Hoat, dua iblis lainnya menjaga di sebelah kanan bersama-sama Ouw Lam Peng: Mo Lun dan Yap Eng Ceng menjaga di belakang.   Dengan mengambil kedudukan demikian mereka bertempur sambil membuka jalan.   Ong Han Siong yang mendampingi Souw Peng Hai terpaksa mengeluarkan banyak tenaga dan kepandaiannya untuk membuka jalan, Terlihat kipas bajanya me-nebas, menotok, menggeprak dan menyapu menerbitkan hembusan    Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   angin yang hebat, dari jauh ia kelihatan seperti seekor naga yang sedang mengamuk di awan! Begitu juga Souw Peng Hai memutar-mutar toyanya seolah-olah ombak besar mendampar karang, tak seorang pun yang dapat mendekati lagi, Sia Yun Hong yang berusaha menggempur sayap kiri dari rombongan Thian Liong itu, ketika melihat Teng Lee tak dapat menggempur Ong Han Siong dan Souw Peng Hai, tiba-tiba menjerit: Teng Heng, jangan gentar! Aku datang membantu!"   Lalu dengan pedang terhunus, ia melancarkan tiga jurus yang istimewa dan mendesak Kiok Goan Hoat mundur Dengan satu loncatan seperti seekor belibis, secepat kilat ia sudah tiba di belakangnya Souw Peng Hai, ujung pedangnya menusuk punggung Iawan-nya.   Ketika itu Souw Peng Hai sedang mendesak mundur Teng Lee, ia merasa hembusan angin ke arah pung-gungnya, Dengan cepat ia berbalik dan menyapu pedangnya Sia Yun Hong dengan toyanya.   Sia Yun Hong tidak berani menyambut sapuan toya itu, ia menarik kembali pedangnya untuk menyerang Ong Han Siong, seketika itu Teng Lee mengerahkan seluruh tenaga dalamnya dan menjotos keluar kedua tinjunya kepada Souw Peng Hai dalam usaha mencegah musuh itu menyerang Sia Yun Hong.   Siasat menerobos melewati sembilan istana tak berhasil Ong Han Siong yang ditugaskan memimpin cabang bendera kuning bukan saja memiliki ilmu silat yang tinggi, juga berotak cerdas dan pintar semenjak ia menggabungkan diri ke dalam partai Thian Liong,ia telah berhasil mendirikan sembilan belas ranting di sembilan belas tempat dalam waktu hanya tiga tahun, Bukan saja ia sangat dihormati oleh muridmuridnya, iapun sangat disayang oleh Souw Peng Hai yang menganggapnya sebagai penasehat dalam urusan siasat dan sebagainya,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Souw Peng Hai jauh lebih pandai dalam ilmu falak dan ilmu obat-obatan.   Dapat dikatakan semua urusan partai Thian Liong di markas besarnya di sebelah utara propinsi Kwiciu telah diserahkan kepada Ong Han Siong, Dengan kepereayaan yang Souw Peng Hai berikan kepada dirinya, Ong Han Siong yang ingat akan budi kasih itu telah berusaha keras memajukan partai Thian Liong dengan setia selama sepuluh tahun dan telah berhasil membikin partai silat itu menjadi kuat sekali dengan banyak jago-jago silat yang menggabungkan diri.   Dari sikap Sia Yun Hong, Ong Han Siong dapat mengetahui bahwa musuh itu adalah yang memimpin rombongan Dengan tekad agar siasatnya berhasil, iapun mulai mencurahkan perhatiannya kepada Sia Yun Hong, jika ia dapat menjatuhkan Sia Yun Hong, pikirnya, maka jago-jago silat lainnya akan lebih mudah digempur mundur Lalu dengan mengerahkan tenaga dalamnya, ia melancarkan tinju kirinya dengan jurus Lok Jit Cay Sia (Matahari terbenam memancarkan sinar) untuk mendesak Tio Hua mundur dan secepat kilat kaki kanannya menendang Tio Lok, sedang kipas bajanya dipegang erat-erat siap sedia menanti serangan musuh.   Ketika ujung pedangnya Sia Yun Hong sudah dekat sekali menusuk dadanya, ia mengegos sedikit, bertindak ke samping orang She Sia untuk menahan pedang musuhnya itu dengan kipas bajanya, dua jari tangan kirinya menotok jalan darah di pundak kanan Sia Yun Hong.   Totokan tersebut diteruskan dengan satu tendangan kaki kanannya ke lutut kiri lawannya, Sia Yun Hong terkejut Lekas-Iekas ia dorong kiri lawannya yang menotok jalan darah di pundak kanannya, setelah melangkah mundur untuk menghindarkan tangan di lutulnya, ia menerjang Ong Han Siong dengan pundak kanannya.   Ong Han Siong juga tidak menduga bahwa lawannya dapat mengegosi totokan dan tendangannya, Tubrukan lawan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sebagai serangan balasan ada di luar dugaannya pundak kirinya beradu dengan pundak kanan lawannya, dua-duanya terpental mundur.   serangan dan kelitan dari kedua jago silat itu membikin Souw Peng Hai maupun Teng Lee terpesona untuk sementara, mereka baru sadar ketika kedua jago silat itu terpental karena saling beradu pundak.   Kesempatan itu digunakan oleh Souw Peng Hai untuk menyodok Teng Lee dengan toya nya.   Teng Lee tidak keburu menjaga, ia menjatuhkan diri untuk bergulingan tiga-empat tombak sehingga Teng Lee dapat luput dari kemp!angan Souw Peng Hai.   Setelah berdiri jejak, Sia Yun Hong menyerang lagi dengan pedangnya, Ong Han Siong menangkis dengan kipas bajanya dan dengan demikian kedua jago silat tersebut bertempur dengan mengeluarkan kelihayannya masing-masing.   Bayangan kipas dan sinar pedang saling berkelbat, tiap-tiap serangan yang jitu berarti maut, justru pada saat ini, Co Hiong telah menggunakan tenaga dalamnya untuk menahan luka dan bengkaknya, ia membuka kedua matanya dan memperhatikan pertempuran yang sedang berlangsung, Ketika ia ingin mencabut pedangnya untuk membantu pihak Souw Peng Hai, iapun melihat bahwa Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui sedang mengawasi gerakgeriknya, ia terkejut dan berpikir "Jika aku membantu, kedua Liehiap itu pasti turun tangan dan aku hanya membikin keadaan makin buruk jika aku berbuat demikian."   Lalu ia mengerahkan tenaga dalamnya untuk memulihkan semangat dan tenaganya sambil memperhatikan pertempuran yang tengah berlangsung itu, iapun melihat Bee Kun Bu sedang menanti kesempatan untuk keluar membantu, ia terperanjat dan berkata kepada diri sendiri.   "Aku telah menganiaya dia dengan memaksakan makan racun Hua Kut Siauw Goan San, meskipun Souw Hui Hong telah memberikan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   dia obat untuk menolongnya, dia tak dapat sembuh demikian cepaL"   Co Hiong tidak mengetahui bahwa Bee Kun Bu telah makan pil obat mustajab yang diberikan oleh Na Siao Tiap, pil obat tersebut adalah hasil jerih payah dari Ti Kian Cin Jin.   Bahan-bahan pil itu sangat sukar dicari, Meskipun orang mengetahui cara membuatnya, orang tak dapat dengan mudah mencari bahan-bahannya, ibunya Na Siao Tiap telah berusaha keras mencari bahan-bahan pil obat tersebut dan telah berhasil mencari sebelas macam bahan-bahannya dari dua belas macam baharv bahan yang harus dipakai, Namun pil itu sudah cukup mujarab untuk menolong Bee Kun Bu Setelah makan pil mujarab itu, Bee Kun Bu telah mengerahkan tenaga dalamnya untuk memulihkan tenaga dan semangatnya, ia menanti kesempatan untuk membantu Suhu dan susioknya demi nama partai Kun Lun.   Ketika ia menyaksikan semua jago dari kelima partai yang menggabungkan diri tak berhasil menggempur jago-jago Thian Liong Pay, ia menjadi tak sabar lagi, ia meraung, mencabut pedangnya, siap sedia datang membantu, Ketika itu orang-orang partai Thian Liong sudah berhasil maju sampai empat tombak dari jalan keluar dari lembah tersebut Souw Peng Hai mengetahui bahwa untuk melalui jalan keluar itu, ia terpaksa harus menggempur Pek Yun Hui dan kawan-kawannya, namun ia harus bertindak hati-hati.   ia melihat Co Hiong mencabut pedangnya dan menghampiri kepadanya seraya berbisik.   "Suhu, kita harus berusaha menangkap Bee Kun Bu, karena dengan tertangkapnya pemuda itu, kita dapat mengendalikan Pek Yun Hui, dan kawan-kawannya-"   Ia berhenti, karena ia merasa telah keterlepasan bicara. Rupanya gerak-gerik Co Hiong telah diperhatikan oleh Hian Ceng Tojin, Setelah menusuk bertubi-tubi untuk mendesak Yap Eng Ceng mundur, Hian Ceng Tojin berteriak.   "Bu Jie, mundur! Semua yang bertempur adalah pemimpin-    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   pemimpin jago silat dari kalangan Kang-ouw, kau tak mungkin dapat menandingi mereka."   Bee Kun Bu terkejut mendengar perintah Suhunya, ketika itu Souw Peng Hai mengemp!ang dua kali kepada Teng Lee, lalu meloncat untuk mencekal kepada nya.   Tong Leng Tojin menjerit dan dengan jurus Heng Hua Cun Ji (Hujan merontokkan bunga-bunga), ia berhasil mendesak Ouw Lam Peng mundur untuk membantu Bee Kun Bu.   Tetapi Souw Peng Hai terlampau cepat Belum lagi Hian CengTojindanTong Leng Tojin tiba, tangan kirinya telah mencekal pundak kirinya Bee Kun Bu.   Bee Kun Bu berbalik, secepat kilat loncat ke belakang Souw Peng Hai dan menusuk punggung Kiok Goan Hoat perbuatan itu terlihat oleh Tu Wee Seng yang segera berseru.   "Murid dari partai Kun Lun sangat luar biasa, Sayang ketiga pemimpinnya masih juga belum mengeluarkan kelihayannya."   Gerak yang cepat dari Bee Kun Bu bukan saja berhasil mengelit cekalan Souw Peng Hai, bahkan dapat menerobos masuk ke dalam siasat Kauw Kong Ceng Sutnya partai Thian Uong untuk menusuk punggung Kiok Goan Hoat, Tu Wee Seng merasa kurang puas melihat ketiga pemimpin partai Kun Lun masih juga bertempur dengan setengah hati, ia terpaksa menyerukan ketiga pemimpin partai itu untuk bertempur lebih sungguh-sungguh, Tapi seruan itu tidak digubrisnya, sebetulnya cara kelima partai tersebut menggempur partai Thian Liong tidak salah, hanya dengan cara demikian mereka masih dapat melawannya, jika partai Thian Liong tidak bermaksud lari keluar dari kepungan untuk menyelamatkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, tiap-tiap pemimpin cabang atau Souw Peng Hai sendiri pasti bertempur dengan nekad untuk melukakan atau membunuh mati lawannya, Dengan siasat Kauw Kong Ceng Sut (sembilan jaring di dalam istana) pihak lawan tak dapat kesempatan melawan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   orang yang dimaksudkan atau bertempur sampai ada yang terluka parah atau tewas, Lagi pula ilmu silat Souw Peng Hai, Ong Han Siong dan Mo Lun lebih tinggi daripada tiap-tiap pemimpin dari partai-parfai silat dari kelima partai yang mengeroyok, maka mereka bertempur dengan hati-hati, dari pihak yang menggempur sampai menjadi pihak yang membela diri.   Hanya Sia Yun Hong yang harus melawan Ong Han Siong bertempur dengan beringas demi kepentingan sendiri, karena ia telah ditunjuk sebagai pemimpin, juga yang bermaksud merampas kitab-kitab pusaka, Dengan ilmu silat pedang Tian Kan Hong Lee Kiam Hoatnya ia menggempur lawannya, Tapi lawannya dengan kipas bajanya, bukanlah se orang lawan yang empuk, Tiap-tiap tusukan, sabetan sapuan atau bacokan pedang Sia Yun Hong, ia dapa mengegosinya, berkelit atau menangkis dengan kipa bajanya, Mereka berdualah yang bertempur di luar siasa Kauw Kong Ceng Sut, sehingga suara beradunya senjat, mereka, hembusan angin dari kedua senjata mereka maupun sinar yang berkelebat sangat hebat di pandangan mata.   Souw Peng Hai merasa heran karena cengkeramannya luput Ketika ia menoleh ke belakang, Bee Kun Bu sudah masuk ke dalam siasat Kauw Kong Ceng Sut, sedang menusuk punggung Kiok Goan Hoat Ketika itu Kiok Goan Hoat sedang mengayun martil berantainya melawan Tu Wee Seng, tak menduga jika Bee Kun Bu sedang menusuk punggungnya, Tu Wee Seng telah melihat Bee Kun Bu menusuk, ia menggunakan kesempatan yang baik itu untuk menyerang beruntun tujuh kali dengan toya bambunya.   serangan berantai itu merupakan suatu jurus dari ilmu toya Pwee Cap It Cauw Fut Mo Cong Hoat (ilmu silat toya membasmi iblis dengan delapan puluh satu jurus), Kiok Goan Hoat kewalahan menangkis serangan lihay itu.   Untung    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   baginya, Mo Lun keburu datang membantu dengan mengirim tinjunya ke arah Tu Wee Seng, sehingga Tu Wee Seng terdampar oleh hembusan angin pukulan Tok Mo Ciang itu.   sebetulnya Tu Wee Seng tidak bermaksud menganjurkan Bee Kun Bu bertempur dengan beringas.   Maksudnya ialah menganjurkan ketiga pemimpin partai Kun Lun bertempur lebih sungguh-sungguh.   Hanya kesempatan yang baik itu ia tak dapat melepaskan begitu saja, Dengan seranganserangan yang bertubi-tubi, ia memberi kesempatan kepada Bee Kun Bu menusuk Kiok Goan Hoat Betul saja Kiok Goan Hoat tidak merasa bahwa ia sedang ditusuk dari belakang, Tapi "Tttraaannnggg!"   Terdengar suara senjata beradu, justru pada saat ujung pedangnya hampir menusuk punggungnya Kiok Goan Hoat, Co Hiong yang telah melihat bahaya itu, berhasil meloncat kan lingkaran emasnya dan mendorong ujung pedang Bee Kun Bu.   Ketiga pemimpin partai Kun Lun telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri Bee Kun Bu menghindarkan cekalan Souw Peng Hai dan mereka merasa kagum.   Tong Leng Tojin berkata seorang diri.   "Bu Jie telah berhasil masuk ke dalam siasat Kauw Kong Ceng Sut, jika kita dapat menerobos masuk, maka punahlah siasat itu...."   Lalu ia melancarkan ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam Hoatnya, segera terlihat sinar pedang yang menyilaukan mata.   Hian Ceng Tojin dan Giok Cin Cu, setelah melihat Tong Leng Tojin menerobos masuk, juga segera ikut menyerang masuk, Siasat Kauw Kong Ceng Sut mulai nampak menjadi kacau, Kiok Goan Hoat harus bertukar tempat dengan Ouw Lam Peng dan Yap Eng Ceng bertukar tempat dengan Tan Yin, salah seorang dari keempat iblis dari propinsi Sucoan yang menjadi pengawalnya Souw Peng Hai Rupanya mereka semua tak dapat menahan serangan-serangan dari ketiga pemimpin partai silat Kun Lun.    Keris Maut Karya Kho Ping Hoo Darah Daging Karya Kho Ping Hoo Sejengkal Tanah Percik Darah Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini