Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 40


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 40


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   "Jika kalian masih juga mencegah kami Pedang~ pedang kami terpaksa membunuh kalian!"   Bentak Tong Leng Tojin,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   lalu ia menyabet lawannya dengan beringas dan melukai lengan kiri Tan Yin yang terpaksa mundur sambil menahan sakit, Tan Yin dan saudara angkatnya, yakni Tio Khin dan Yap Eng Ceng ketika itu telah dikurung oleh ketiga pemimpin partai Kun Lun, mereka terdesak hanya dapat membela diri Namun mereka tidak mundur, Tong Leng Tojin terpaksa melukai Tan Yin untuk menerobos masuk lebih dalam, Begitu Tan Yin mundur, Tio Khin dan Yap Eng Ceng maju mengisi lowongan, Tapi pedang Giok Cin Cu menyapu dengan jurus Khek Hong Bong Siauw atau angin taufan menyapu angkasa, menyabet ke atas kepala Tio Khin, Tio Khin harus menundukkan kepala menghindari sabetan pedang itu, tetapi Giok Cin Cu segera menendang sehingga Tio Khin pun jatuh terlentang Yap Eng Ceng mengirim tinjunya dengan tenaga dalam kepada Tong Leng Tojin, melemparkan goloknya ke arah Giok Cin Cu.   Tapi golok tersebut dapat ditangkis oleh Hian Ceng Tojin.   Semua itu telah terjadi cepat sekali Souw Peng Hai gagal mencekal pundak Bee Kun Bu, ia harus menjaga seranganserangan dari Teng Lee, Tio Lok dan Tio Hua, Tapi ilmu silatnya cukup lihay untuk menghadapi ketiga lawan itu.   Dengan toya di tangan kanannya ia menangkis semua serangan-serangan dari ketiga lawan itu, Co Hiong tidak bersikap acuh tak acuh lagi Dengan pedang terhunus, ia menolong Kiok Goan Hoat dari tusukan pedang Bee Kun Bu, lalu berbalik menyerang.   Seterusnya ia bertempur melawan Bee Kun Bu dengan sengit sekali Serangan-serangan Co Hiong beraneka warna, jurus jurus yang dilancarkannya itu bukanlah jurus-jurus yang ia dapat pelajari dari Souw Peng Hai Kegesitan dan kelincahannya mengagumkan sekali    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Namun Bee Kun Bu juga bukanlah lawan yang empuk, Betapa hebatnya Co Hiong menyerang, ia berhasil mengelit dan mengegos untuk membalas menyerang, Ketika Tan Yin menjerit karena terluka, ketiga pemimpin partai Kun Lun sudah berhasil masuk ke dalam Kauw Kong Ceng Sut Tu Wee Seng, bersama dengan ketiga pemimpin partai Ngo Bi, To It Kang dan Iain-lainnya juga telah menerobos masuk.   Segera pertempurn sengit berlangsung, Sinar senjata yang menyabet menyapu dan mengemplang berkelebatan ke sana kemari, Mo Lun, Ouw Lam Peng, Kiok Goan Hoat serta tiga dari keempat pengawal pribadi Souw Peng Hai harus mengeluarkan seluruh tenaga menghadapi serangan-serang-an yang gencar dan hebat Tiba-tiba Souw Peng Hai memekik keras dan mengayun toyanya melakukan serangan pembalasan Teng Lee, Tio Lok dan Tio Hua terpaksa meloncat mundur menghindari toya maut itu.   Setelah berhasil mendesak mundur Teng Lee dan kawankawannya, Souw Peng Hai meloncat dan menyerang ketiga pemimpin partai Kun Lun.   Melihat Souw Peng Hai meloncat dan menyerang, ketiga pemimpin partai Kun Lun menjadi terkejut menyaksikan tenaga yang dikerjakan oleh Souw Peng Hai itu seolah-olah dapat merobohkan gunung, Mereka tak berani menangkis serangan toya itu dengan pedang-pedangnya.   "Mundur!"   Seru Tong Leng Tojin, ketiga pemimpin partai Kun Lun itu segera meloncat mundur setibanya di tanah, Souw Peng Hai menghadapi ketiga pemimpin partai Kun Lun, lalu berkata.   "Kami partai Thian Liong tidak mempunyai dendam terhadap partai Kun Lun, Tapi kalian telah melukai orang dari partai kami, Apa maksud kalian?"   "Di dalam pertempuran soal terluka dan terbunuh tak dapat dicegah. pertanyaan Souw Cong Piauw ini benar-benar    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   membikin kami sukar untuk menjawabnya."   Sahut Tong Leng Tojin, Jawaban yang bersifat mengejek itu membikin murka Souw Peng Hai. ia berkata lagi.   "Suhengmu, Hian Ceng Tojin, terkenal sebagai seorang yang berbudi dan berwatak luhur Aku senantiasa menghormatinya. Tapi mengapa kau tak mengetahui kebaikan orang dan melukai orangku? Apakah kau kira kami takut bertempur melawan kau.,.?"   Ucapan itu ia barengi dengan satu jotosan dari tangan kiri nya.   "Aduh!"   Terdengar jerit Tio Lok yang kena hembusan angin dan tinju itu, tubuhnya terpental tujuh-delapan kaki jauhnya, Souw Peng Hai betuI-betul lihay, Meskipun ia sedang bicara dengan Tong Leng Tojin, akan tetapi ia dapat mengetahui bahwa dirinya sedang diserang oleh Tio Lok dari samping, Oleh karena itu ia mengirim tinju kirinya dan hembusan angin pukulannya telah membikin terpental Tio Lok Ketiga pemimpin partai Kun Lun mengagumi tenaga dalam yang dikerahkan lawannya untuk menghajar Tio Lok.   Seperti juga tidak terjadi apa-apa, Souw Peng Hai meneruskan pembicaraannya terhadap ketiga pemimpin partai Kun Lun.   "Aku sangat menghormati Hian Ceng Totiang, Aku pun mengetahui bahwa beliau telah menolong puteriku, Aku..."   Belum lagi ia habis berkata, Teng Lee telah menerkam dengan kedua tinjunya.   Teng Lee menjadi murka sekali ketika melihat Su-teenya, Tio Lok, dihajar terpental Dengan tidak berpikir lagi, ia maju menyerang dengan kedua tinjunya dengan seluruh tenaga nya.   Kedua jotosan tersebut adalah tinju maut Betapapun tingginya ilmu silat Souw Peng Hai, ia tak berani menangkisnya, Sambil menggeram ia mengegos ke samping, sehingga Teng Lee terjerunuk ke depan memukul angin.   Tidak pereuma Souw Peng Hai dihormati oleh pemimpinpemimpin cabang partainya, Disamping memiliki ilmu silat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   yang sangat tinggi iapun selalu bertempur dengan perhitungan dan waspada, Toya mautnya sangat dimalui oleh para lawan, tenaga dalamnya lihay sekali, telunjuk saktinya tak ada taranya.   Teng Lee yang memimpin partai Siat San tak berdaya menghadapi kakek ini.   Setelah ia terjerunuk ke depan, karena ia telah mengerahkan seluruh tenaganya, ia tak dapat menahan diri lagi, ia jatuh tersungkur dan memuntahkan darah segan ia lekas memejamkan kedua matanya untuk memulihkan luka-luka akibat dari serangannya yang gagal tadi.   Souw Peng Hai memperhatikan keadaan di sekitarnya, terlihat olehnya bahwa Tio Lok telah ditolong oleh Tio Hoa.   ia berpikir "Thian liong Pay hari ini bertempur melawan jago-jago silat dari kelima partai, karena itu antara kita telah timbul dendam, Lebth baik sekarang juga aku membasmi beberapa jago lawan untuk meringankan kesulitan di kemudian hari."   Dengan keputusan itu, ia angkat toyanya dan lari hendak memukul Teng Lee.   Tetapi secepat kilat ketiga pemimpin partai Kun Lun merintanginya.   Tong Leng Tojin berkata sambil mengejek TJrusan sekarang ini berlainan dari urusan yang biasa, BetuI partai Thian Liong dengan partai kami tidak mempunyai dendam apa-apa, tapi kali ini adalah soal merebut kitab pusaka yang mujizat, Jika Souw Cong Piauw sudi menyerahkan kitab-kitab tersebut, kami dari partai Kun Lun takkan merintangi lagi....W Sambil tertawa Souw Peng Hai menjawab.   "Apakah aku si tua bangka takut kepada ketiga pemimpin partai Kun Lun?"   Ia membarengi kata-katanya itu dengan menyapu ketiga pemimpin partai Kun Lun dengan toyanya, Ketiga pemimpin partai Kun Lun tak berani me-nangkis, mereka hanya berbareng meloncat mundur "Hai, Souw Cong Piauw, jaga tusukanku!"   Bentak Tong Leng Tojin dan membarengi dengan satu tusukan pedang dengan jurus Kie    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Hong Teng Kiauw (Burung Hong memancing naga keluar), Giok Cin Cu menyerang dengan jurus Pwee Pui Hong Ie (Hujan turun dari delapan jurusan), Hian Ceng Tojin juga terpaksa turun tangan sambi berseru.   "Souw Cong Piauw, maafkan kami dari partai Kun Lun yang harus melawan."   Satu jurus To San Kim Cian (menyebar uang logam) ia putar tangannya sambil maju menyerang lawannya dari samping, Tiap-tiap serangan dari ketiga pemimpin partai Kun Lun itu adalah jurus-jurus dari ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam, Terlihat sinar yang memancar keluar dari ketiga pedang itu yang menyilaukan mata dan hembusan angin dari sabetan dan tusukan pedang itu meramalkan suasana, sehingga Souw Peng Hai harus mengeluarkan semua kepandaian untuk membela diri.   Baru pada waktu itu Souw Peng Hai menginsyafi kelihayan ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam.   ia tak dapat kesempatan untuk melakukan serangan balasan, ia hanya berhasil menjaga dan melindungi diri dengan toyanya, Suara beradunya senjata-senjata mereka itu terdengar terus menerus, lelatu api yang keluar dari senjata-senjata mereka berhamburan di udara, Entah sudar berapa jurus mereka bertempur tiba-tiba Tong Leng Tojin berpikir.   "Souw Peng Hai betul-betul seorang jago silat yang lihay, Jika aku tidak menyaksikan sendiri, aku takkan pereaya akan kelihayannya."   Ketika ia ingin menyerukan kepada Hian Ceng Tojin dan Giok Cin Cu untuk menyerang berbareng dengan jurus Sin Liong Cui Lang atau Naga sakti mengejar ombak, tiba-tiba toya Souw Peng Hai menyodok dadanya, sedang kaki kanannya menendang betis kiri Giok Cin Cu.   Dengan begitu Souw Peng Hai berhasil membebaskan diri dari kurungan mereka bertiga, ia meloncat ke depan untuk berbalik lagi menanti serangan-serangan pula, Tong Leng Tojin cepat-cepat mundur menghindarkan diri dari sodokan toya, Giok Cin Cu mengegos ke samping    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   menghindari tendangan dan Hian Ceng Tojin menjadi bingung, tak tahu siapa yang harus ditolong terlebih dahulu, justru saat itu digunakan oleh Souw Peng Hai untuk lompat keluar dari kurungan, setelah menyabet pedang Tong Leng Tojin yang membacok selagi meloncat mundur, ia melarikan diri Hian Ceng Tojin mengejar, begitupun Giok Cin Cu.   Souw Peng Hai sudah berbalik, ia tangkis tusukan Hian Ceng Tojin dan mengelit sabetan pedang Giok Cin Cu.   Lalu ia putar toyanya mendesak mundur kedua lawannya.   Kesempatan itu digunakan untuk maju menyodok dadanya Tong Leng Tojin yang sedang mengerahkan tenaga dalamnya memulihkan tangan kanannya yang mulai menjadi lumpuh, akibat senjatanya bentrok dengan toya lawannya tadi, Dengan cepat sekali Souw Peng Hai membalas menyerang ketiga lawannya Dalam keadaan atau kedudukan yang berbahaya itu, Tong Leng Tojin terkejut melihat sodokan toyanya Souw Peng Hai.   ia lekas menyabet toya yang menyodok itu dengan pedangnya sambil mengegoskan tubuhnya ke samping, Hebat sekali sodokan itu.   Tong Leng Tojin merasa seluruh tubuhnya tergetar, dirinya terdampar lagi dua langkah.   -ooo0oooKemuliaan terlihat karena merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek Giok Cin Cu terkejut menampak suhengnya terpental ia putar pedangnya dan loncat menyerang Souw Peng Hai.   Dengan satu egosan yang cepat Souw Peng Hai dapat menghindari tusukan pedang, lalu mengangkat toyanya membalas mengemplang lawan nya.   Kemplangan yang dikerahkan itu tak dapat ditahan atau ditangkis oleh Giok Cin Cu.   ia menarik kembali pedangnya dan memutar-mutarkan pedangnya guna melindungi dirinya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sambit meraung keras Souw Peng Hai berusaha menotok jalan darah di bagian dada Giok Cin Cu, mungkin berhasil jika Hian Ceng Tojin tidak keburu menolongnya dengan menyerang dari belakang.   Demikianlah Souw Peng Hai melawan ketiga pemimpin partai silat Kun Lun itu dengan gigihnya.   Tiga pedang dan sebatang toya terlihat berkelebatan ber-seliweran dan saling beradu sangat hebatnya, Namun Souw Peng Hai tidak kelihatan letih melawan ketiga jago silat dari partai Kun Lun itu.   Dengan semua kepandaiannya, setelah bertempur beberapa puluh jurus, ketiga pemimpin partai Kun Lun itu masih juga belum dapat menundukkan Souw Peng Hai.   Pek Yun Hui, Na Siao Tiap dan kawan-kawannya yang berdiri di mulut jalan keluar dari lembah tersebut terus bersikap tenang menyaksikan pertempuran yang sedang berlangsung dengan sengitnya itu.   Co Hiong telah menyerang Bee Kun Bu dengan beberapa jurus yang luar biasa.   Tetapi Na Siao Tiap yang sudah paham betul akan semua ilmu silat yang tereatat di dalam kitab Kui Goan Pit Cek, jurusjurus tersebut tidak asing lagi baginya, ia hanya merasa heran dari manakah Co Hiong telah mempelajari jurus-jurus tersebut dan ia pun merasa khawatir akan keselamatan Bee Kun Bu, Tetapi setelah melihat Bee Kun Bu dapat mengegosi semua serangan Co Hiong dengan langkah ajaib Ngo Heng Bi Cong Pu, ia mulai menjadi lega.   Ong Han Siong telah melihat bahwa Souw Peng Hai masih belum berhasil menerobos keluar dari kepungan ketiga pemimpin partai Kun Lun, Dengan kipas bajanya ia datang membantu ia berusaha menotok Hian Ceng Tojin serta mengirim satu tinju kepada Giok Cin Cu.   Serangan-serangan yang dilancarkan dengan pesat itu adalah serangan purapura, tetapi hembusan anginnya sudah cukup mendesak mundur lawan-lawannya, justru pada saat itu ujung toyanya    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Souw Peng Hai datang menyodok dada Giok Cin Cu yang terpaksa menangkis dengan pedangnya, Segera Giok Cin Cu merasa mulutnya menjadi panas, tangan dan lengan kanannya menjadi lemah, karena sodokan toya Souw Peng Hai itu adalah sodokan jurus Tok Liong Cut Tong atau Naga beracun keluar dari goa.   Melihat Sumoynya menjadi pucat, Hian Ceng Tojin yang baru saja menghindari totokan Ong Han Siong menjadi sangat terkejut ia yakin bahwa Sumoynya tak dapat menahan satu serangan lagi dari pihak lawan, Dengan mengerahkan tenaga dalamnya ia kirim satu jotosan kepada Ong Han Siong dan meloncat menjaga Sumoynya.   Di luar dugaan Ong Han Siong yang ingin menotok pundak kiri Hian Ceng Tojin dengan jurus Ceng Teng Tiam Sui atau Capung menotok air, Hian Ceng Tojin telah mendorong kepadanya dengan hembusan angin tinjunya, lalu dengan pedangnya menusuk lambungnya Souw Peng Hai.   Tusukan itu juga dilakukan dengan jurus Tok Liong Cut Tong atau Naga beracun keluar dari goa, Souw Peng Hai lekas-lekas meloncat mundur Kemudian toya si orang She Souw diayunkan lagi dan mengeniplang Hian Ceng Tojin dengan jurus To Ta Kim Cung atau Palu memukul genta, sambil mengancam: To-heng, coba tahan kemplangan ini!"   Tentu saja Hian Ceng Tojin tak berani menahan atau menangkis kemplangan yang mungkin beratnya seribu kati itu.   ia tarik kembali pedangnya Souw Peng Hai masih bisa menyontek pedang lawannya jika ia kehendaki Namun ia tidak melakukan itu.   ia masih mengingat akan budi kasih Hian Ceng Tojin yang pernah menolong jiwa puterinya dari tangan Tu Wee Seng.   Kesempatan itu digunakan oleh Souw Peng Hai untuk meloncat keluar dari kepungan ketiga jago silat Kun Lun itu.   Ketika Hian Ceng Tojin menjadi sadar dari kebingungannya, ia melihat bahwa Souw Peng Hai sudah    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   terpisah satu tombak jauhnya. Demi nama baik partai Kun Lun, ia mengejar lagi. Tapi dari belakang ditegur oleh orang: To-heng, biarlah aku yang gempur dia."   Orang itu adalah pemimpin partai silat Tiam Cong, Sia Yun Hong.   Setelah melihat bahwa Sia Yun Hong tidak akan menggempur dirinya, Souw Peng Hai tak lari lagi.   Hian Ceng Tojin sudah mengetahui bahwa Sia Yun Hong sangat membenci Souw Peng Hai yang telah membunuh mati adiknya, dan ia menggempur Souw Peng Hai bukan sematamata karena kitab pusaka, Oleh karena itu Hian Ceng Tojin mencegah sambil berkata.   "Sia To-heng dapat membantu aku, akupun merasa girang, Tapi maksud kita kali ini adalah merebut kembali kitab Kui Goan Pit Cek saja."   Souw Peng Hai tidak menunggu diserang.   ia maju menyerang lebih dulu, ia sodok Hian Ceng Tojin dengan toyanya dan terus menyapu Sia Yun Hong.   Tong Leng Tojin yang telah pulih lagi tenaganya, iapun segera datang membantu, menusuk Souw Peng Hai dari belakang.   Secepat kilat Souw Peng Hai mengegos, lalu berbalik menyapu kedua betisnya Tong Leng Tojin yang buru-buru meloncat ke atas dengan ilmu Pat Po Teng Kong atau Delapan langkah naik ke langit Setelah semua serangan masing-masing pihak gagal, Souw Peng Hai tiba-tiba tertawa besar dan berkata.   "Ketiga pemimpin partai Kun Lun, aku minta mundur Aku ingin mempertunjukkan kelihayanku."   Hanya dalam jangka waktu ia mengucapkan kata-katanya itu, ia telah mengerahkan tenaga dalamnya, lalu perlahanlahan mengangkat tangan kirinya dan mengawasi Tong Leng Tojin sambil mengancam: To-heng adalah yang memegang pimpinan partai Kun Lun, aku minta To-heng sambut Kan Goat Citku ini!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Harus diketahui bahwa Kan Goan Citnya Souw Peng Hai adalah ilmu silat yang paling lihay di kalangan Bu Lim, Hembusan angin dari sodokan jari kirinya itu dapat menembusi besi dan emas.   Meskipun ilmu silat Tong Leng Tojin dua kali lebih mahir daripada apa yang dimilikinya sekarang, ia tetap takkan dapat menahannya, Hian Ceng Tojin lalu ayun pedangnya dan loncat di depan Tong Leng Tojin sambil berseru.   "Aku sudah lama mendengar kelihayan Kan Goan Cit itu, aku ingin men-cobanya."   Lalu ia cabut sebilah pedang tua dari pung-gungnya.   Saking tajam pedang tua itu memancarkan sinar terang benderang ketika dicabut dan suasana di sekitarnya segera berubah menjadi dingin.   Dengan kedua pedang disalib di depan dadanya, Hian Ceng Tojin menanti menahan serangan Kan Goan Citnya Souw Peng Hai.   Namun Souw Peng Hai masih ingat budi Hian Ceng Tojin terhadap puterinya, ia sungkan menjajal Hian Ceng Tojin menahan Kan Goan Citnya, Dengan menahan napas sehingga seluruh mukanya menjadi merah ia berhenti melancarkan Kan Goan Citnya, lalu berkata.   "Wa-tak yang luhur dan budi kasih dari To-heng tak dapat kulupakan Maka terpaksa aku harus menarik kembali Kan Goan Citku."   Semua orang yang menyaksikan kesudahan peristiwa itu menjadi tereengang, karena semua orang yakin bahwa pemimpin partai Kun Lun takkan dapat menahan serangan Kan Goan Cit itu dan jika pemimpin partai Kun Lun gagal menahan serangan tersebut, maka jatuhtab nama partai Kun Lun di kalangan Bu Lim.   Hian Ceng Tojin juga terharu melihat sikap ksatria dari Souw Peng Hai.   Akan tetapi ia mendesak.   "Stouw Cong Piauw, ayo teruskan serangan Kan Goan Citmu...!"   Dalam pada itu Souw Peng Hai mengejek.   "Baiklah, jika To-heng dapat menahan Kan Goan Citku, aku rela    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   mengembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek...."   Lalu dengan suara seperti geledek ia berseru.   "Semua berhenti.!"   Betul saja seruan yang hebat itu telah membikin semua jago-jago silat yang masih bertarung berhenti, semuanya datang menghampiri dan mengurung Souw Peng Hai, Hian Ceng Tojin dan Tong Leng Tojin! Dengan tenang Souw Peng Hai mengeluarkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari saku di dadanya, diletakkan di atas telapak tangan kirinya, ia mengawasi semua orang di sekitarnya, lalu berkata dengan sungguh-sungguh.   "Ti-dak perduli siapa saja bisa merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek ini dari tanganku, kami dari partai Thian Liong takkan merampas kembali Paling akhir ia mengawasi Tong Leng Tojin, Semua jago silat menaruh perhatian kepada kitab pusaka yang berada di atas telapak tangan kiri Souw Peng Hai. Dengan suara keras dan beringas Tong Leng Tojin menjerit.   "Mundur!"   Dengan pedang terhunus ia maju.   Hian Ceng Tojin terpaksa minggir dan membiarkan Suteenya lewat Dengan langkah yang tegap dan perlahan Tong Leng Tojin maju mendekati Souw Peng Hai Dengan tenang Souw Peng Hai menancapkan toyanya di atas tanah, lalu sambil menyengir ia mengerahkan seluruh tenaga dalamnya ke dalam tangan kanannya, Tong Leng Tojin juga sambil maju terus mengumpulkan tenaga dalamnya, siap sedia menahan serangan kan Goan Citnya Souw Peng Hai.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Ketika mereka sudah terpisah hanya beberapa langka h, tiba-tiba terasa oleh mereka hembusan angin dan terlihat bayangan orang secepat kilat menyambar kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari samping.   Tong Leng Tojin terkejut dan ia berhenti Segera terdengar suara jeritan yang membikin bulu roma berdiri dan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   memecahkan suasana yang sunyi senyap di lembah itu dibarengi dengan suara jatuhnya tubuh manusia di tanah, Semua perhatian ditujukan kepada tubuh manusia yang telah menjadi mayat itu. Souw Peng Hai mengejek.   "Siapa lagi yang ingin merasai Kan Goan Citku?"   Orang yang mati konyol itu adalah To It Kang, Sutee Tu Wee Seng dari partai Hua San.   Rupanya ia hendak merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek di atas telapak tangan kiri Souw Peng Hai.   To It Kang terhitung jago silat kelas satu, tapi dia binasa tanpa suara oleh serangan Kan Goan Cit!"   Keluh Hian Ceng Tojin, yang berbareng cemas akan nasib Suteenya.   To It Kang setelah melihat kitab Kui Goan Pit Cek yang dibuat perebutan itu di depan matanya, ia tak dapat menahan ketamakannya, Dengan secepat kilat ia loncat merebut kitabkitab itu.   ia tak menduga bahwa Souw Peng Hai telah memperhatikan gerak-geriknya, telah menyerangnya dengan Kan Goan Cit, Dengan demikian tamatlah riwayatnya, Menyaksikan tewasnya To It Kang, semua jago silat terperanjat termasuk juga pemimpin-pemimpin dari kelima cabang partai Thian Liong sendiri Mereka memang telah mengetahui bahwa Souw Peng Hai memiliki ilmu Kan Goan Cit, tapi mereka belum pernah menyaksikan kelihayannya, Sejenak kemudian, Tu Wee Seng yang baru sadar dari terperanjatnya, lari menyerang Souw Peng Hai dengan toya bambunyaj tetapi Sia Yun Hong lekas-lekas mencegah dan membujuknya.   "Tu-heng, sabar, Mengha-dapi musuh, kita tidak boleh hilang kepala."   Sebetulnya Tu Wee Seng hanya ingin maju melihat apakah Suteenya betul-betul sudah tewas, sikap yang terburu nafsu itu hanya buatan belaka, Sejenak kemudian Souw Peng Hai mengawasi semua jago-jago silat yang mengurungnya, Dengan tenang ia mengejek.   "Rupanya kalian terlampau segan merebut kitab-    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kitab Kui Goan Pit Cek ini. Aku terpaksa akan menyimpan kembali."   Dalam kesempatan itu, orang-orang partai Thian Liong telah menolong kawan-kawannya yang terluka dan sudah siap lagi untuk bertempur Tong Leng Tojin berkata lagi kepada Souw Peng Hai.   "Souw Cong Piauw, jangan simpan dulu kitab-kitab itu. Aku ingin menguji Kan Goan Citmu."   Sambil tertawa Souw Peng Hai menjawab.   "Baik, baik, Toheng dapat segera mulai turun tangan...."   Belum lagi ia habiskan kata-katanya, telah terdengar jeritan seseorang memanggilnya.   "Ayah!"   Dan terlihat Souw Hui Hong lari menghampiri ayahnya dengan rambut terurai dan pakaian yang kotor dan bernoda darah, Melihat keadaan puteri kesayangannya itu, Souw Peng Hai sangat pilu hatinya, ia tak dapat bersikap tenang lagi ia menanya dengan perasaan heran.   "Nak, kau dihajar oleh siapakah sampai keadaan dirimu demikian? Lekas beritahukan kepadaku Hari ini aku sudah tak segan lagi membunuh orang, jika kau membunuh orang yang menganiayamu, aku baru puas."   Sehabis berkata demikian, ia segera mengawasi Tu Wee Seng, Souw Hui Hong telah mengerahkan seluruh tenaganya yang masih ketinggalan untuk menghampiri ayahnya, ia berlari-lari dengan sempoyongan tak dapat berdiri jejak.   Tio Hoa yang melihat itu segera berpikir "Jika aku dapat menawan gadis itu untuk dijadikan sandera, maka Souw Peng Hai dapat dipaksa menyerahkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek."   Lalu tanpa berpikir panjang lagi, ia meloncat dan menerkam Souw Hui Hong.   Souw Peng Hai tak keburu menolong puterinya.   ia membentak dan melancarkan serangan Kan Goan Citnya kepada Tio Hoa.   Kelihayan Kang Goan Citnya itu tak dapat disangkal Hembusan angin yang keluar dari jari tangannya    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   telah menusuk tangannya Tio Hoa yang menjambret pundak Souw Hui Hong, dan terus menusuk dadanya, seolah-olah tusukan sebilah pisau belati yang tajam Hembusan angin tersebut juga telah mendorong Souw Hui Hong ke be!akang.   justru pada saat itu tiba-tiba terlihat berkelebatnya sebuah sinar.   Tangan Tio Hoa terpotong menjadi dua.   Sinar yang berkelebat itu adalah senjata yang menebas tangan Tio Hoa.   Kejadian tersebut berlangsung cepat sekali, semua perhatian telah ditujukan kepada kejadian itu, Orang yang datang menolong Souw Hui Hong bukannya orang dari partai Thian Liong, tapi Bee Kun Bu dari partai Kun Lun.   Dengan sangat murka sekali Tu Wee Seng membentak "Hei anak kemarin dulu!"   Bentakannya itu ia barengi dengan satu kemplangan toya bambunya ke punggung Bee Kun Bu.   Dengan cepat Bee Kun Bu dorong tubuh Souw Hui Hong kepada ayahnya dan berusaha mengegosi kemplangan dari Tu Wee Seng.   ia yang bertekad menolong orang tidak keburu mengegosi kemplangan Tu Wee Seng, karena ia telah bertekad menolong tanpa menghiraukan keselamatan dirinya sendiri.   Bagi ia mati menolong orang adalah lebih baik daripada mati dianiaya orang, Tapi ternyata jiwanya masih dilindungi Tuhan, meskipun ia tak keburu mengegosi kemplangan dari Tu Wee Seng, ia masih dapat ditoIong.   Ketika ia meloncat menolong Souw Hui Hong, Pek Yun Hui sudah memperhatikan gerak-geriknya dan sudah siap dengan dua biji Hian Cunya, Begitu lekas Tu Wee Seng datang mengempIang, kedua biji Hian Cu itu telah dilontarkan yang satu memukul toya dan yang lainnya memukul jalan darah di tengah antara kedua mata Tu Wee Seng, Tu Wee Seng yang terkenal lihay segera merasa serangan dari kedua biji Hian Cu itu.   ia lekas-lekas meloncat mundur mengelakkan diri dari kedua Hian Cu itu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ketika itu Souw Peng Hai sudah memeluk puterinya, Pek Yun Hui sudah loncat maju sambil mengirim tinju ke arah Teng Lee yang juga berusaha memukul Bee Kun Bu dan menyodok tinju kanannya dengan tenaga dalam ke arah Sia Yun Hong untuk mendesak mundur Hanya dalam sekejap saja, suasana menjadi berubah.   Semua jago silat sudah melangkah mundur satu tombak lebih dari Souw Peng Hai.   Dengan satu loncatan Pek Yun Hui loncat melalui Bee Kun Bu sambil berbisik "Kau tak boleh mati begitu saja....H Lalu ia berdiri di hadapan Souw Peng Hai dan menantang.   "Aku minta kau serahkan puterimu kepada orang-orangmu untuk dijaga, Aku ingin menguji Kan Goan Citmu!"   Dengan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek di tangan kiri serta memegang puterinya di tangan kanan, Souw Peng Hai menjawab.   "Ha, kita rupanya harus mengadu silat juga. Lebih baik kita menggunakan kesempatan sekarang untuk menentukannya."   Setelah dibebaskan jalan darah di punggungnya oleh ayahnya, Souw Hui Hong baru sadar lagi. Tiba-tiba Ong Han Siong loncat ke hadapan Souw Peng Hai dan berkata.   "Cong Piauw yang bertanggung jawab atas semua urusan partai Thian Liong tak dapat melawan musuh sendiri Biarlah aku yang maju melawan musuh..."   Souw Peng Hai menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata.   "Aku yakin ilmu Pek siocia tinggi sekali Mungkin aku tak dapat melawannya dengan Kan Goan Citku. Tapi jika aku tewas pada hari ini, maka urusan partai Thian Liong aku serahkan kepada mu. Hei, di manakah Co Hiong?"   Co Hiong segera datang dan membungkukkan diri memberi hormat.   "Teecu ada di sini!"   Souw Peng Hai serahkan Souw Hui Hong kepada Co Hiong sambil berkata.   "Kau jaga baik-baik Sumoymu, Untuk menjaga Sumoymu, kau harus berkorban."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pesan yang ia berikan kepada Ong Han Siong dan Co Hiong itu sangat memilukan hati orang yang mendengarnya.   Tiba-tiba Souw Hui Hong mengertak gigi dan loncat merampas kitab Kui Goan Pit Cek dari tangan ayahnya, perbuatan yang tiba-tiba dan nekad itu membikin semua orang menjadi terperanjat.   "Hei, apakah kau sudah gila?"   Bentak Souw Peng Hai.   "Lekas kembalikan kitab-kitab itu?"   Setelah melangkah mundur beberapa tindak, Souw Hui Hong menjawab.   "Ayah, kitab pusaka ini adalah milik orang lain, Co Suheng telah merampasnya dengan tipu muslihat yang busuk"   Ia tak dapat meneruskan kata-katanya, karena tiba-tiba tenggorokannya tereekik. Souw Peng Hai maju selangkah dan merampas kembali kitab-kitab itu, tapi Souw Hui Hong mengegos.   "Apakah kau sudah gila?"   Bentak Souw Peng Hai dan ia angkat toyanya untuk memukul. Dengan tertawa seperti orang yang hilang ingatan Souw Hui Hong berkata.   "Aku rela mati di bawah tangan ayah, karena ini lebih baik daripada mati di tangan Suhengku."   Lalu ia menubruk toya ayahnya dengan kepalanya.   Souw Peng Hai terkejut Lekas-lekas ia tarik toyanya dan tangan yang lainnya merampas kitab-kitab pusaka, Souw Hui Hong menubruk angin, tapi tubuhnya terjerunuk ke depan.   Tiba-tiba terdengar Co Hiong menjerit "Suhu!"   Dan terlihat ia meloncat secepat kilat ke samping tubuh Souw Hui Hong dengan tangan kirinya coba merampas kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dan tangan kanannya melontarkan lingkaran emasnya.   Segera terlihat darah muncrat dan satu lengan manusia terlempar tujuh-delapan kaki jauhnya, Bee Kun Bu meloncat menangkap lengan yang berlumuran darah itu dan berusaha menjaga tubuh Souw Hui Hong, Lalu dengan beringas ia menyambit Co Hiong dengan pedangnya Sejenak    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kemudian ia telah merangkul Souw Hui Hong yang jatuh di tanah dengan tangan tertebas putus! -ooo0oooCo Hiong membawa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek masuk ke dalam jurang.   Bee Kun Bu telah berusaha menolong Souw Hui Hong dari lingkaran emasnya Co Hiong yang bertekad merampas kitabkitab Kui Goan Pit Cek dengan cara apapun dan dia telah berhasil merampas kitab-kitab tersebut dengan menebas putus lengan Souw Hui Hong, Malah diapun berhasil mengegosi pedang Bee Kun Bu yang disambitkan kepada nya, lalu terus lari ke belakang.   Co Hiong menjatuhkan diri mengelakkan totokan maut itu, lalu bergulingan dan bangun menusuk dada Pek Yun Hui dengan ilmu Tok Coa Kit Houw atau Ular beracun menyerang harimau, ia telah mengerahkan seluruh tenaganya untuk melakukan tusukan maut itu.   Pek Yun Hui cepat-cepat melangkah mundur dan membentak.   "Binatang! Hari ini kau mesti mati konyol!"   Lalu dengan telunjuk yang ia lancarkan dengan ilmu Tian Kong Cit, ia menyerang jalan-jalan darah Tian Tok (jantung) dan Tiong Hu (perut) Co Hiong.   pertempuran antara kedua jago silat itu disaksikan oleh para jago silat dengan kagum dan khawatir Tiap-tiap serangan atau tangkisan dilancarkan dengan kepandaian yang luar biasa, Tiap-tiap serangan atau totokan jika tak luput pasti membunuh pihak Iawan, pertarungan hidup mati! Jika Co Hiong tidak pernah bertemu Kiok Gie Hweeshio yang telah mengajarkannya semua ilmu silat dari San Im Shin Ni, mungkin ia sudah menjadi mayat Melihat kedua totokan itu, ia mengerahkan seluruh tenaganya meloncat ke atas dan berhasil mendaki jurang di depannya, Pek Yun Hui mengejar Mereka berada di pinggir jurang yang terjal.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui menyerang lagi dengan tinjunya, Ji'ka Co Hiong menahan jotosan itu, ia yakin ia akan terdorong dan segera terlempar jatuh ke dalam jurang yang dalam lagi berbahaya Oleh karena itu ia segera mengegoskan diri dan berusaha mencari lowongan untuk balas menyerang.   Tapi Pek Yun Hui tak memberikan kesempatan lagi, ia terus mengirim jotosan-jotosannya bertubi-tubi dan satu jotosan telah berhasil memukul betis kiri Co Hiong sehingga menjadi pincang.   "Hayo, keluarkan semua kepandaianmu!"   Bentak Pek Yun Hui dan Co Hiong sudah sempoyongan Tiba-tiba terasa hembusan angin.   Ternyata Souw Peng Hai dan Sia Yun Hong telah datang mengejar dan mereka berdua menerkam Co Hiong, Tapi Pek Yun Hui mengirim jotosan kanannya dengan ilmu Tiauw Hoat Lam Hai (Mengerahkan ombak lautan selatan) kepada Souw Peng Hai dan menusuk Sia Yun Hong dengan telunjuk jari tangan kirinya dengan ilmu Tok Coa Kit Houw atau ular beracun menyerang harimau, Souw Peng Hai menjerit menangkis jotosan itu dan Sia Yun Hong loncat ke atas menghindari tusukan telunjuk itu.   Tangkisan Souw Peng Hai membikin Pek Yun Hui terdorong.   "Hei, manusia binatang!"   Bentak Pek Yun Hui, segera Na Siao Tiap, Lie Ceng Loan dan kawan-kawannya sudah siap membantu Pek Yun Hui, Lalu Pek Yun Hui berkata kepada Na Siao Tiap: Tiap Moi, kau tunggu di sini, aku hendak mengejar Co Hiong, binatang itu...!"   Sehabis berkata demikian, ia segera loncat mengejar Co Hiong, Semua jago-jago silat seolah-olah baru sadar dari tidurnya, mereka semuanya turut mengejar dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh.   Co Hiong telah menggunakan ilmu Gie Sin Hoan Bie atau Tukar bentuk merubah kedudukan, untuk melarikan diri    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   membawa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu dan rupanya tak dapat dikejar oleh para jago silat Tapi dengan menahan napasnya sejenak, Pek Yun Hui melonjak ke atas seolah-olah seekor burung eJang terbang naik ke angkasa dan sesaat kemudian telah berada di belakangnya Co Hiong, Sia Yun Hong menarik napas menyatakan ke-kagumannya melihat ilmu meringankan tubuh Pek Yun Hui.   ia berseru.   "Sungguh suatu ilmu yang bagus sekali!"   Ketika itu Co Hiong dan Pek Yun Hui sudah lima tombak di depan para jago silat, dan Pek Yun Hui sudah mulai melancarkan jotosannya, ilmu Tay Im Kie Kong atau ilmu tenaga dalam menenangkan semangat dari Co Hiong sudah cukup berdasar dan iapun insyaf bahwa pertempuran kali ini adalah pertempuran mati atau hidup, ia sudah siap sedia melawan dan ketika Pek Yun Hui mengirim jotosan, ia berbalik dan menjaga diri untuk membalas menyerang dengan tinju kiri dan pedang di tangan kanan, Begitu tiba di tanah, Pek Yun Hui mengegosi serangan pedang dan dengan ilmu Tan Cit Sin Tong atau totokan telunjuk sakti ia pentil pedangnya Co Hiong dan tinju kirinya menahan jotosan jahanam itu.   Meskipun ilmu Tan Cit Sin Tongnya belum sem-purna, akan tetapi telah cukup membikin lengannya Co Hiong menjadi lumpuh, Co Hiong melontarkan lingkaran cmasnya: tapi dengan hembusan angin tinju, Pek Yun Hui berhasil membelokkan arahnya lingkaran emas itu.   Kesempatan yang baik itu digunakan oleh Co Hiong untuk menusuk lagi punggung Pek Yun Hui.   Entah bagaimana, dengan ilmu langkah ajaib Ngo Heng Bi Cong Pu, lagi-Iagi tusukan itu mengenai tempat kosong, Lalu telunjuk jari kanannya menotok lambung Co Hiong, Secepat kilat mundur dua langkah, ia jadi sangat terkejut "Orang ini    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   betul-betul luar biasa ilmu silatnya!"   Baru saja ia hendak merampas kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari Co Hiong, si bangsat sudah menggunakan kesempatan yang baik itu untuk bergulingan dan menjatuhkan diri ke bawah jurang yang dalam lagi berbahaya itu.   Semua orang menjadi terperanjat karena semua tidak menduga bahwa Co Hiong akan melakukan perbuatan nekad itu.   Sia Yun Hong mengayun pedangnya dan berseru.   "Sayang, sayang, Dia sudah melarikan diri lagi."   Souw Peng Hai mengawasi Pek Yun Hui sejenak, lalu berjalan ke pinggir jurang dan memperhatikan jurang yang berbahaya dan sangat dalam itu.   Demikian dalamnya jurang itu sehingga tak terlihat dasarnya.   Souw Peng Hai menghela napas dan menggeleng-gelengkan kepala, Pek Yun Hui menjadi cemas karena kitab-kitab Kui Goan Pit Cek telah dibawa oleh Co Hiong dan ia tak dapat mengembalikan kepada Na Siao Tiap, pemiIiknya.   ia menduga bahwa Cb Hiong yang telah menjatuhkan diri ke dalam jurang itu pasti telah hancur luluh.   Ketika itu kelima pemimpin cabang partai Thian Liong, ketiga pemimpin partai Kun Lun, ketiga pemimpin partai Ngo Bi dan lain-lainnya sudah tiba di atas jurang itu.   Pang Siu Wie menggendong Souw Hui Hong yang berlumuran darah karena telah kehilangan sebelah lengan nya.   Na Siao Tiap mengikuti Lie Ceng Loan disertai oleh keempat bujang perempuannya, Semua gadis-gadis itu berlinang air mata menyaksikan peristiwa yang mengerikan itu.   Bee Kun Bu masih memegangi lengan Souw Hui Hong yang telah putus dan berlumuran darah dengan wajah yang sedih.   Na Siao Tiap menghampiri Pek Yun Hui dan berkata.   "Pek Cici, Souw Siocia telah terluka parah dan lengannya tertebas putus, Mungkin dia sukar ditolong lagL"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Pek Yun Hui mengawasi Souw Hui Hong yang sudah tidak sadarkan diri, lalu berkata.   "Meskipun dia dilukai oleh suhengnya yang jahat dan busuk, kita tak bisa tinggal diam. Kita harus berusaha menolong...."   Lalu ia jalan menghampiri Pang Siu Wie, ia dapat memperhatikan lagi bahwa Souw Hui Hong sudah pingsan, wajahnya pucat pasi dan kedua matanya terpejam, Tiba-tiba Pang Siu Wie menangis dan berkata.   "Aku harus dihukum, Setelah Souw Siocia siuman, dia meronta-ronta dari pelukanku, Aku tak keburu menahannya, dia lari kepada ayahnya, Dan sekarang dia menjadi begini...."   Bee Kun Bu menghampiri dan berkata kepada Pek Yun Hui.   "Pek Siocia, apakah dia masih dapat ditolong?"   Pek Yun Hui menghela napas, lalu menjawab sambil tersenyum sedih.   "Dia sudah menderita luka parah, lalu lengannya tertebas putus. Dia kehilangan banyak darah, Tentang apakah masih dapat ditolong atau tidak, aku tak dapat menyatakan sekarang Dia harus diperiksa luka-luka dan cedera-cederanya...."   Lalu ia berkata kepada Na Siao Tiap: Tiap Moi, apakah kau masih mempunyai pil obat yang mujarab? Mungkin pil obat tersebut dapat menolong jiwanya."   Na Siao Tiap diam tak berkata, Bee Kun Bu yang merasa berhutang budi kepada nona Souw, ia menghampiri Na Siao Tiap dengan maksud minta pil obat untuk Souw Hui Hong, akan tetapi ia menjadi bisu ketika berhadapan dengan gadis itu, Sikap yang janggal itu terlihat oleh Lie Ceng Loan yang lekas-lekas menghampiri dengan maksud menghibur tetapi iapun menjadi bisu ketika sudah berdiri dekat Bee Kun Bu.   ia hanya dapat berdiri di sampingnya Bee Kun Bu.   Souw Peng Hai berdiri dengan bengong mengawasi puterinya.   ia sangat sayang puterinya itu, akan tetapi ia tak    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   mengerti mengapa puterinya menentang ia dalam soal kitabkitab Kui Goan Pit Cek itu, Meskipun kelima pemimpin cabangnya semuanya memiliki ilmu silat yang tinggi dan kecerdasan, akan tetapi karena dua orangnya telah terluka (Souw Hui Hong dan Co Hiong), mereka tak dapat bertindak atau mengutarakan sesuatu, Setelah memeriksa luka-lukanya Souw Hui Hong, Pek Yun Hui berkata kepada Na Siao Tiap: Tiap Moi, kitab-kitab Kui Goan Pit Cekmu telah dibawa oleh Co Hiong yang telah jatuh ke dalam jurang, Aku tak dapat mengejar dia lagi, Aku merasa kecewa!"   Dia berkata dengan tidak menyinggung soal Leng Tan lagi, Na Siao Tiap tersenyum dan berkata.   "Cici jangan pikiri hal itu pu!a. sebelumnya ibuku meninggal dunia, dia pernah mengatakan bahwa adanya kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu di dunia hanya menimbulkan ma!a-petaka belaka. Dia menghendaki aku memahami isinya, dan kemudian membakarnya, Kini kitab-kitab tersebut telah jatuh ke dalam jurang, kita tak usah buat pikiran lagi...."   Dan ia terus lari melewati Pek Yun Hui.   Tiba-tiba Tu Wee Seng mengangkat toya bambunya dan membentak Souw Peng Hai: ilmu Kan Goan Cit saudara Souw betul-betul hebat, Suteeku tewas di tanganmu Hutang jiwa ini aku catat di dalam buku, dalam jangka waktu satu tahun darf hari ini, aku akan membawa orang-orang dari partai Hua San datang ke markas besar partai Thian Liong di sebelah utara propinsi Kwiciu untuk membikin perhitungan."   Ucapan tersebut diteruskan oleh Sia Yun Hong.   "Aku kali ini telah keluar dari pegunungan Tiam Cong dengan maksud membikin perhitungan juga terhadap saudara Souw, tetapi aku tidak menduga kita bertemu di pegunungan Koat Cong San ini....H Souw Peng Hai tidak menanti kata-kata itu diucapkan habis, ia segera tertawa terbahak-bahak dan berkata.   "Semenjak aku memimpin Thian Liong Pay, kalian semua    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   yang menganggap diri sebagai pemimpin-pemimpin partai silat telah pandang aku sebagai musuh dan merasa gembira jika aku sudah habis riwayat nya. partai Siauw Lim dan partai Bu Tong telah berjanji menguji ilmu silat tiga tahun kemudian...."   Ia berhenti sejenak untuk mengawasi semua jago-jago silat di sekitarnya, lalu melanjutkan.   "Kalian semuanya adalah pemimpin-pemimpin dari partai silat Aku minta maaf jika aku salah bicara, Partai silat Thian Liong telah menyediakan arak dan santapan lezat di markas besar di propinsi Kwiciu dan dengan kesempatan ini kami mengundang lagi semua jago-jago silat dari kesembilan partai untuk datang mengadu si!at...."   Tong Leng Tojin memotongnya dan membentak.   "Kau mulut besar! Kami dari partai Kun Lun pasti datang dan menerima undangan itu."   Souw Peng Hai tertawa lagi dan menjawab.   "Baik, baik sekali Aku akan mengundang semua jago-jago silat dari kesembilan partai Nah, kita tetapkan saja waktunya di malam tanggal lima belas bulan delapan lain tahun, Aku si tua bangka menanti kedatangan kalian."   Tu Wee Seng, Teng Lee, Sia Yun Hong dan Tong Leng Tojin menjawab dengan berbareng.   "Kami pasti datang ke markas besar Thian Liong Pay pada tanggal yang telah kau tetapkan."   Sambil mengurut-urut jenggotnya yang panjang, Souw Peng Hai berkata.   "Baiklah, Pada waktu itu bukan saja segala soal diantara partai-partai kita dapat dibikin beres, bahkan kita dapat mengatur lagi urut dari partai-partai silat kita."   Tu Wee Seng berjingkrak dan membentak.   "Ha, urut daripada partai-partai silat, tak perlu kau yang atur."   Tiba-tiba Pek Yun Hui campur bicara.   "Kalian telah berjanji menguji kepandaian silat pada lain tahun agar segala dendam atau soal antara kalian dapat dibikin beres, Aku harus menyatakan bahwa di puncak ini, aku tak dapat menyediakan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tempat penginapan bagi kalian dan aku minta dengan hormat agar kalian berlalu dari tempat ini sebelum fajar menyingsing.   Bila masih ada juga orang yang mencoba datang untuk mengambil atau mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek.   Aku tidak dapat menjamin jiwanya, Orang itu tak dapat berlalu hidup-hidup."   Sebetulnya semua jago-jago silat itu menghendaki kitabkitab Kui Goan Pit Cek, akan tetapi mereka semua gentar melawan Pek Yun Hui, maka semuanya bungkam, Ancaman yang diucapkan oleh Pek Yun Hui itu rupanya membikin para jago silat menjadi gentar dan sikap itu dapat dilihat oleh Na Siao Tiap, Ketika ia berpaling kepada Bee Kun Bu yang masih memegangi lengan Souw Hui Hong dengan wajah yang muram, ia terharu, ia raba-raba pil mujarab nya yang masih ketinggalan satu butir Dengan tangan larinya ia paksa buka mulut Souw Hui Hong yang sudah terkancing, lalu dijejalkan pil obat Leng Tan itu ke dalam mulutnya, perbuatan itu dilihat oleh Souw Peng Hai.   ia sudah mengetahui bahwa puterinya menderita luka parah, ia yakin sukar disembuhkan Saudara angkatnya, tabib sakti Sao Kong Gie masih berada di markas besar Jika ia harus membawa puterinya ke propinsi Kwiciu, itu berarti ia terpaksa menunda pengobatannya dalam beberapa hari lagi, dengan demikian membahayakan jiwa puterinya Demikianlah soal mati hidup puterinya telah mengacaukan pikirannya, Ketika pil obat itu sudah dijejalkan ke dalam mulut Souw Hui Hong, Na Siao Tiap melirik ke arah Bee Kun Bu yang segera tersenyum seolah-olah menyatakan be-ribu-ribu terima kasih nya.   Hian Ceng Tojin yang telah memperhatikan gerak-gerik muridnya yang menolong Souw Hui Hong dengan tak menghiraukan jiwanya sendiri, dan cara Bee Kun Bu melepaskan diri dari jaring asmaranya Pek Yun Hui, juga cara Bee Kun Bu berusaha melepaskan perasaan cintanya Na Siao Tiap terhadap dirinya, menjadi cemas sekali, ia berpikir    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Muridku ini tidak beruntung Dia telah terlibat dalam urusan asmara entah berapa banyak seginya, Apa-kah dia dapat meloloskan diri dari jaring yang ruwet dan rumit itu?"   Tiba-tiba terdengar Souw Hui Hong menarik napas panjang dan terlihat ia membuka kedua matanya, Leng Tan Na Siao Tiap ternyata benar-benar mustajab, pil itu membikin gadis itu sadarkan diri.   Bukan main girangnya Souw Peng Hai ketika melihat puterinya siuman, Tak terasa air matanya mengucur keluar ia berjalan perlahan-lahan menghampirinya, lalu berkata dengan penuh kasih sayang.   "Nak, apakah kau merasa lega?"   Souw Hui Hong tersenyum dan segera air mata hangat mengucur keluar Dengan terharu ia menjawab.   "Ayah,., aku,., aku ada dua permintaan dan harap ayah sudi mengabuIkannya.,,."   Melihat darah yang menodakan pakaian puterinya, dengan hati seperti disayat-sayat Souw Peng Hai mengangguk seraya berkata.   "Asal ayah dapat melakukannya, pasti akan kukabu!kan,"   Dengan mengertak gigi, Souw Hui Hong meronta dari pelukan Pang Siu Wie. Lalu ia berlutut di hadapan ayahnya serta berkata.   "Permintaanku yang ke satu ialah kitab-kitab Kui Goan Pit Cek harus dikembalikan pada pemiliknya.,.,"   "Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek sudah dibawa pergi oleh suhengmu yang telah menebas putus lenganmu...."   Souw Peng Hai memotong kata-kata puterinya, Souw Hui Hong terkejut ia mengangkat kepalanya dan memandangi Bee Kun Bu. Pek Yun Hui datang membantu menghiburkan dengan berkata.   "Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek telah kau kembalikan kepada kami, Jika telah dirampas lagi, kami tak dapat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   menyalahkan kau. Kau sudah menunaikan janji untuk mengembalikan kitab-kitab sakti itu."   Souw Hui Hong tersenyum, lalu meneruskan kata-katanya sambil berlutut di hadapan ayahnya.   "Permintaan yang ke dua ialah aku minta ayah potong rambutku."   Seperti mendengar halilintar di tengah hari bolong Souw Peng Hai terkejut akan permintaan ke dua itu dan ia menanya tergesa-gesa.   "Mengapa kau ajukan permintaan itu?"   Tapi melihat puterinya ajukan permintaan tersebut dengan tekad dan karena khawatir melukakan hatinya, maka sebelum puterinya menjawab, ia berkata lagi.   "Baik, baik, aku kabulkan permintaanmu- Lalu ia angkat rambut puterinya yang panjang dan dengan kedua jari tangan kanannya, ia potong putus rambut itu seolah-olah ia menggunakan gunting untuk memotongnya, Souw Hui Hong bangun, dan mengawasi Pek Yun Hui, Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan. Paling akhir ia mengawasi Bee Kun Bu. Dengan senyumnya yang memilukan hati ia berkata.   "Loan Moi-moi, Bee Siangkong! Sudi kiranya datang kemari, aku ingin bicara,.,."   Bee Kun Bu tidak segera menghampirinya, ia menoleh ke arah gurunya, lalu dengan perlahan-lahan ia menghampiri Souw Hui Hong, Lie Ceng Loan juga mengikuti di belakangnya, Lie Ceng Loan menanya dengan penuh simpati.   "Cici, ada pesan apakah?"   Souw Hui Hong mengangguk sambil tersenyum, Lalu berkata.   "Aku segera akan berlalu dari sini, Tapi sebelumnya aku pergi, aku minta kau mengabulkan permintaanku."   Lie Ceng Loan terperanjat dan menanya.   "Permintaan apakah? Aku pasti mengabulkan Tapi Cici hendak pergi kemana?"   Bee Kun Bu yang berdiri di samping mereka dan telah mendengar pereakapan itu menjadi gelisah,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sambil menatap wajahnya Bee Kun Bu, Souw Hui Hong berkata.   "Loan Moi-moi, kau tak usah khawatir Aku takkan mati, Aku ingin mendampingi ibuku, Tiap-tiap hari aku duduk sembahyang di hadapan Hud Couw untuk minta diampuni dosa-dosaku...."   "Oh, sekarang aku baru tahu,"   Kata Lie Ceng Loan.   "Cici memotong rambut karena ingin menjadi Nikouw (rahib wanita)!"   "BetuI!"   Kata Souw Hui Hong.   "Aku telah menjadi seorang cacad dan takkan berguna lagi, sebetulnya aku harus mati untuk melupakan semua dosa-dosaku, Tapi jika aku mati, aku membikin banyak orang bersedih hati... dan aku hanya menambah dosa saja."   "Cici, orang hidup memang banyak urusan dan sering kali harus mengalami kesulitan atau penderitaan. Menghibur Lie Ceng Loan.   "Jika aku tidak mempunyai Bu Koko akupun ingin turut Cici menjadi Nikouw...."   Lalu Souw Hui Hong menghampiri ayahnya dan berkata.   "Ayah, aku masih ada omongan Tapi jika aku ucapkan, aku khawatir akan merugikan nama baik ayah...."   Souw Peng Hai menghela napas, ia berpikir sejenak, lalu berkata.   "Kau sebutlah! sekarang siapapun mengetahui bahwa kau adalah puteriku, jika perbuatanmu merugikan aku, itu adalah takdir Tuhan. Betapapun kerasnya aku mencegah, aku tak dapat mencegah takdir, hayo, sebutlah...."   Ong Han Siong menjadi gelisah, karena jika betu!-betuI akan mencemarkan nama baik Souw Peng Hai, itu berarti juga mencemarkan nama baik dari Thian Liong Pay, ia bertindak maju dan berkata kepada Souw Peng Hai.   "CongPiauw, harap jangan gusar, SouwSiocia adalah kesayangan Cong Piauwdan telah terdidik baik. Dia tentu mengetahui betul soal apakah yang harus disebut di hadapan orang banyak sebagai saksi, pula soal apakah yang tak dapat disebut di hadapan umum demi kepentingan Cong piauw atau Thian Liong Pay!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Maksud daripada peringatan itu adalah semata-mata untuk membikin Souw Hui Hong berpikir lagi sebelum ia mengucapkan kata-katanya yang mungkin akan mencemarkan nama baik Souw Peng Hai dan juga Thian Liong, -ooo0oooAntara budi dan dendam Tu Wee Seng mengejek.   "Sebetulnya urusan antara ayah dan puteri, Ong-heng tak perlu campur."   Ong Han Siong tidak menyahut, tetapi Mo Lun membentak.   "Tu-heng! janganlah kau banyak bicara, Mayat Suteemu masih belum menjadi dingin Apakah kau masih juga berani jual lagak?"   Tu Wee Seng mengakui bahwa Mo Lun memiliki ilmu silat yang tinggi, dalam saat itu ia pikir lebih baik menahan sabar. Lalu Souw Hui Hong perlahan-lahan bangun, dan dengan suara yang keras berkata kepada ayahnya.   "Ayah, aku sebagai puteri tidak berbakti Aku telah menerbitkan banyak kesulitan bagi ayah dan para pamanku, Aku telah melanggar peraturan partai, karena dengan diam-diam aku telah membantu muridnya partai Kun Lun...."   Pemimpin cabang bendera kuning Ong Han Siong berkata sambil tersenyum.   "Jika partai Kun Lun telah melepas budi kepadamu, kita dari partai Thian Liong harus membalasnya bila memperoleh kesempatan Di kalangan Bu Lim, budi dan dendam harus kita dapat bedakan Jika kau menolong muridnya partai Kun Lun karena ingin membalas budi, perbuatan demikian tak dapat dikatakan suatu pelanggaran!! Souw Hui Hong berpikir sejenak, lalu berkata.   "Aku mengetahui bahwa peraturan partai Thian Liong itu sangat keras, Ayahku menjadi pemimpin dari partai Thian Liong, tetapi aku tak dapat bebas dari hukuman jika aku melanggar    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   peraturan Aku harus dihukum jika aku melanggar peraturan partai!"   Dengan wajah penuh kasih sayang Souw Peng Hai berkata.   "Kau sedang menderita luka parah, dan kau rupanya mengerti juga peraturan partai kita, Tentang pelanggaranmu, kita dapat memeriksanya lagi bila kau sudah sembuh."   Mo Lun meneruskan perkataan Souw Peng Hai.   "Souw siocia sudah di potong rambutnya, jika dia betul sudah melanggar peraturan partai, dengan dipotong rambutnya, dia sudah terhukum. Kita tak perlu mengusut lebih jauh...."   Souw Hui Hong terharu mendengar pembelaan Mo Lun, dan ia tak tahan mengucurkan air matanya ketika melihat wajah ayahnya yang berusaha menahan perasaannya di hadapan orang banyak, ia rela dimaki ayahnya di hadapan orang banyak, dan iapun tak gentar membela Bee Kun Bu yang berwatak ksatria dan luhur Akan tetapi pada saat itu, ia berpendapat bahwa lebih bijaksana jika ia pikul semua kesalahan atau dosa di atas bahunya sendiri, karena ia sudah mengambil ketetapan untuk melewati hari-hari seterusnya sebagai seorang rahib wanita, ia memandang kepada paman-pamannya dan berkata.   "Semua paman-paman sangat baik terhadap aku sehingga aku menjadi lebih sedih lagi...."   Ia mengawasi ayahnya dan memohon.   "Ayah, aku ada permohonan...."   "Sebutlah,"   Kata Souw Peng Hai.   "Karena aku sangat disayang oleh ayah dan semua paman-paman, aku telah dibebaskan dari hukuman, Tapi karena aku telah melanggar peraturan partai, aku tak dapat menjabat pekerjaan lagi di dalam partai, Aku mohon ayah membebaskan aku dari jabatan di dalam partai, dan mohon ayah memperkenankan aku selalu mendampingi ibu...."   "Baik,"   Jawab Souw Peng Hai.   "Jika aku ingin menjadi seorang Nikouw (rahib wanita) aku tidak berkeberatan."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Lalu Souw Hui Hong berlutut lagi di hadapan ayahnya dan berseru.   "Aku menghaturkan diperbanyak terima kasih atau kasih sayang ayah!"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Sambil tertawa Ong Han Siong berkata.   "Jika Souw Siocia tidak sudi berkecimpung di kalangan Kang-ouw lagi, aku anggap keputusan itu baik seka li. Souw Cong Piauw juga telah mengabulkan permintaan Souw siocia menjadi Nikouw, Tapi sekarang Siocia masih menderita luka parah, kami tak dapat menunda pengobatannya, Kita harus lekas-lekas kembali ke markas besar untuk minta ayah angkatmu mengobatinya, Jika kau sudah sembuh betul, kau masih mempunyai banyak waktu untuk mendampingi ibumu...."   Kemudian ia menoleh ke arah keempat iblis dari propinsi Sucoan dan berkata.   "Atas nama Souw Cong Piauw, aku minta kalian berempat membawa Souw Siocia ke markas besar di sebelah utara propinsi Kwiciu."   Meskipun dua dari keempat iblis itu telah terluka, mereka segera membungkukkan tubuh memberi hormat sambil berkata.   "Kami turut perintah!"   Lalu mereka berlalu untuk mencari cabang-cabang pohon dan kayu untuk dibuat menjadi usungan, Setelah usungan tersebut selesai dibuat, mereka lari menghampiri Souw Hui Hong, dan berdiri tegak menanti perintahnya Souw Peng Hai, Pek Yun Hui datang menghampiri Souw Hui Hong, lalu memeluknya dan berbisik: Tadi kau telah makan pil obat Leng Tan yang sangat mujarab, pil obat itu dapat mencegah lukalukamu menjadi lebih buruk, Aku minta kau merasa reda atas luka-lukamu, Kelak aku dan Loan Moi datang menengoki kau."   Dengan kedua mata berlinang, Souw Hui Hong berkata.   "Budi kasih Cici besar sekali, aku tak berani menyusahkan Cici lagi, Aku hanya minta Cici menjaga baik-baik Loan Moi, aku tentu akan merasa lega...."   Pek Yun Hui berbisik lagi.   "Kau harus menjaga diri baikbaik, jangan kau banyak pikiran, Seterusnya aku akan berusaha mengurus semua urusan bagimu. Kau harus    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   ketahui, bahwa Bee Kun Bu itu tak akan lupa budimu, Jika kau menderita lagi, dia tak akan dapat hidup dengan tenang, dan dengan demikian membikin dia, Loan Moi dan !ain-lainnya bersusah hati, Oleh karena itu, aku minta kau menjaga diri baik-baik."   "Loan Moi adalah seorang yang baik dan suci,"   Kata Souw Hui Hong.   "Aku tak akan membikin dia bersedih hati, Budi Cici terhadap aku besar sekali, aku tak akan lupa...."    Ratna Wulan Karya Kho Ping Hoo Perintah Maut Karya Buyung Hok Perawan Lembah Wilis Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini