Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 41


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 41


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   "Aku menyesal tak keburu menolong kau, sehingga kau menjadi begini, Aku merasa malu,"   Kata Pek Yun Hui.   Lalu bersama-sama Lie Ceng Loan ia menggotong Souw Hui Hong untuk ditaruh ke atas usungan.   Kemudian Tio Khin berdiri di depan dan Tan Yin di belakang usungan, Bee Kie dan Ciu Pang di kiri dan di kanan siap menggotong usungan tersebut menanti perintah Souw Peng Hai.   Pek Yun Hui mengawasi Tu Wee Seng, Sia Yun Hong dan Teng Lee, kemudian ia berkata kepada Souw Peng Hai.   "Souw Cong Piauw telah berjanji untuk mengadu silat nanti di penengah musim rontok lain tahun, Kini kalian tak perlu berdiam lebih lama lagi di pegunungan Koat Cong San mi. Dan aku minta Souw Cong Piauw perintahkan orang menggotong puterimu ke markas besarmu!"   Souw Peng Hai mengerti maksud yang baik dari Pek Yun Hui. ia hanya khawatir Sia Yun Hong dan Tu Wee Seng mencegat puterinya, ia sengaja menjawab dengan suara yang keras.   "Undangan untuk mengadu silat di pertengahan musim rontok.lain tahun akan merupakan suatu peristiwa yang penting, Jika Pek Siocia tak ada halangan, Pek Siocia pun dapat datang menya ks ikan nya, dan aku akan menyambutnya dengan gembira!"   "Terima kasih,"   Jawab Pek Yun Hui.   "Jika tiada halangan, aku akan datang untuk menambah pengalaman dengan menonton para jago silat mengadu kepandaian!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kemudian Souw Peng Hai mengayun toyanya dan menyerukan orang-orangnya.   "Mari kita berlalu dari tempat ini!"   Kelima pemimpin cabang partai Thian Liong segera mengikuti di belakangnya Souw Peng Hai berlalu dari tempat tersebut Kelima partai silat yang berserikat tadi dengan sendirinya bubar, karena kilab-kitab Kui Goan Pit Cek telah dibawa Co Hiong bersama masuk ke dalam jurang.   Lain daripada itu, setelah mereka berserikat menggempur orang-orangnya partai Thian Liong, mereka insyaf karena tak berhasil mengurung lawan-lawannya meskipun mereka telah berusaha sekuat tenaga, Ong Han Siong yang berjalan pa!ing belakang tiba-tiba berbalik dan berkata kepada mereka.   "Hei! Tu-heng dan Siaheng! Mengapa kalian tidak coba turun ke dalam jurang mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek? Kalian harus ketahui bahwa jurang tersebut mudah dicapai, akan tetapi sukar untuk keluar lagi!"   Sia Yun Hong menjawab.   "Ong-heng tak usah memberitahukan kami tentang soal itu. jika aku berhasil memperoleh kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, aku pasti segera menjumpai Ong-heng, aku tak akan menanti sampai lain tahun!"   "Ha! Ha! Ha! Jika demikian halnya, aku tentu siap menguji pedang yang lihay dari Sia-heng."   Berkata Ong Han Siong, Lalu iapun berlari mengejar kawan-kawan-nya, Tu Wee Seng menunggu sampai semua orang-orang dari partai Thian Liong tidak kelihatan lagi, lalu ia berkata kepada para jago silat dari keempat partai.   "Pemimpin-pemimpin dari partai Thian Liong semuanya memiliki ilmu silat yang luar biasa. Jika kita kesembilan partai silat lainnya tidak berseri kat menggempur mereka, maka di dalam waktu sepuluh tahun    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   saja, partai Thian Liong akan menjadi besar dan berpengaruh...."   Sia Yun Hong menghela napas, lalu berkata.   "Aku telah tinggal bertapa di pegunungan Tiam Cong San selama dua puluh tahun. Kali ini aku keluar dan baru mengetahui bahwa banyak perubahan telah terjadi di kalangan Kang-ouw. Katakata Tu-heng harus kita perhatikan Jika kita kesembilan partai tidak berserikat, aku yakin partai Thian Liong akan membasmi partai-partai kita satu persatu...."   Tio Goan dari partai Ngo Bi berkata.   "Aku mempunyai pendapat serupa seperti Tu-heng dan Sia-heng. Mengadu silat di pertengahan bulan delapan lain tahun akan merupakan suatu saat yang menentukan bagi nasib partai-partai kita, Aku harap para pemimpin partai dapat berserikat dengan sungguhsungguh hati untuk menggempur partai Thian Liong bersamasama. Aku yakin bahwa menguji ilmu silat itu akan mirip seperti peristiwa yang terjadi di atas puncak Sao Sit Hong pada tiga ratus tahun berselang. Setelah berlalu dari tempat ini, aku akan pergi menjumpai pemimpin partai Siauw Lim untuk membujuknya berserikat demi kepentingan kesembilan partai lainnya...."   Ia berhenti sejenak untuk menghadapi kawan-kawannya dengan khidmat, kemudian ia melanjutkan pula.   "Kini akupun minta kalian sudi pergi menjumpai pemimpin partai silat Bu Tong untuk maksud yang sama. Tentang partai silat Ceng Sia, karena kami partai Ngo Bi mempunyai hubungan erat, aku dapat membujuk pemimpinnya, sekarang masih ketinggalan partai silat Kong Tong, Jika ada orang yang dapat pergi membujuk, maka dengan demikian kesembilan partai dapat berserikat menghadapi partai Thian Liong...."   Sia Yun Hong tersenyum, lalu berkata: Tendapat Tio Totiang baik sekali Aku mempunyai hubungan erat dengan pemimpin partai silat Bu Tong dan aku sanggup membujuknya meskipun sudah dua puluh tahun aku tak menjumpai padanya.   Aku akan berusaha membujuknya."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Teng Lee mendehem, lalu berkata.   "Pemimpin partai silat Kong Tong bernama Sin Goan Tong, Aku telah bergaul dengan dia sudah beberapa tahun dan aku akan berusaha membujuknya."   Tu Wee Seng mengurut-urut jenggotnya, lalu iapun menyatakan buah pikirannya.   "Partai Thian Liong baru saja berdiri dua puluh tahun, akan tetapi dalam waktu sesingkat itu, partai silat itu telah menjadi kuat dan berpengaruh Jika kesembilan partai kita tidak berusaha mencegah meluasnya partai tersebut, aku tak dapat gam-barkan bagaimana nasibnya partai-partai kita kelak, Jika kalian rela pergi menjumpai dan membujuk pemimpin-pemimpin partai Siauw Lim, Bu Tong, Ceng Sia dan Kong Tong, aku sangat menghargai usaha itu. Aku sendiri akan memimpin orang-orangku yang luar biasa untuk menggempur orang-orang nya partai Thian Liong di markas besarnya nanti pada pertengahan musim rontok lain tahun, Nah, sekarang aku minta diri."   Lalu ia mengangkat kedua tangannya menghaturkan hormat sebelumnya berlalu. Teng Lee juga mengangkat kedua tangannya memberi hormat dan berkata.   "Akupun mohon diri!"   Dan ia mengikuti di belakangnya Tu Wee Seng berlalu dari tempat tersebut Se terus nya Sia Yun Hong dan ketiga pemimpin partai silat Ngo Bi juga berlalu dari tempat tersebut, maka di situ masih ketinggalan ketiga pemimpin partai Kun Lun, Pek Yun Hui, Na Siao Tiap, Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu, Pang Siu Wie dan empat bujang perempuannya Na Siao Tiap, Untuk beberapa saat mereka tidak bicara, mengenangkan peristiwa yang baru saja terjadi Kemudian Pek Yun Hui berkata.   "Ketiga angkatan tua dari partai Kun Lun jika tiada urusan, aku mempersilahkan datang ke tempat kediaman ku untuk beberapa hari sebelumnya berlalu."   Tong Leng Tojin menarik napas, lalu ia berkata.   "Pek Siocia telah banyak menolong, Atas namanya partai Kun Lun aku menghaturkan banyak terima kasih. Kami merasa malu    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tak dapat membalas budi, dan kamipun sungkan membikin banyak susah lagi kepada Pek Siocia...."   Tentang budi, aku merasa tidak pernah melepas budi,"   Kata Pek Yun Hui.   "Jika ketiga angkatan tua sungkan berdiam lebih lama lagi di sini, akupun tak dapat memaksanya Tapi sebelumnya ketiga angkatan tua berlalu, ada suatu urusan aku ingin tanya dan mohon penjelasan."   "Apakah Pek Siocia ingin memberi keterangan tentang tingkah laku dan tindak tanduk murid kami, Bee Kun Bu?"   Tanya Tong Leng Tojin. Pek Yun Hui yang sudah berulang kati menggunakan pedangnya membela dan menolong Bee Kun Bu mengangguk dan berkata.   "Aku telah bergaul dengan dia sudah beberapa bulan, dan aku mengetahui bahwa dia adalah seorang yang budiman dan berbudi luhur, setia dan berani. Tapi justru sifatsifatnya yang mulia itu, dia mudah masuk perangkap, ditipu dan dianiaya orang, peristiwa kali ini, ketiga angkatan tua telah menyaksikannya dengan kepala mata sendiri Dia pernah melawan dan melukai orang-orangnya partai silat Ngo Bi dan orang-orangnya partai silat Siat San. Kedua pertempuran tersebut diterbitkan oleh Souw Hui Hong. jangankan Tu Wee Seng, Sia Yun Hong dan Teng Lee bisa salah menduga, walaupun Hian Ceng Totiang, mungkin bisa mencurigai perbuatannya!"   Hian Ceng Tojin menghela napas, lalu berkata.   "Perbuatannya itu adalah karena dia telah terlibat dalam urusan budi dan dendam yang dapat membikin pusing kepala, karena antara budi dan dendam itu, perbedaannya sukar dilihat Aku telah mendidik dan memelihara padanya selama dua belas tahun, aku yakin dia dapat berurusan dengan orang lain dengan jujur dan seksama, Tapi dalam urusan budi atau dendam, kami sukar memecahkan soalnya."   Bee Kun Bu yang mendengarkan pereakapan itu dengan penuh perhatian baru saja ingin bicara, tiba-tiba terdengar    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   suara panggilan dari jauh.   Semua orang terperanjat dan berusaha mencari tahu dari manakah datangnya suara itu, tapi mereka tidak melihat sesuatu, Rupanya suara itu tak asing lagi bagi Bee Kun Bu.   Ketika ia ingat akan orang yang memanggil itu, ia tereengang.   Lalu tanpa memikir panjang, ia meloncat menuju ke arah datangnya suara itu, Ketiga pemimpin partai Kun Lun tidak bergerak meskipun mereka menyatakan keheranannya.   Tapi Pek Yun Hui yang selalu cemas akan keselamatannya Bee Kun Bu segera mengikuti dari belakang, Setelah mereka lari dan membelok di suatu lereng gunung, mereka terkejut melihat seorang gadis yang telah putus sebelah lengannya dan yang pakaiannya bernoda darah sedang memanggil minta pertolongan Gadis itu adalah Souw Hui Hong, puteri kesayangannya Souw Peng Hai, dan ia sedang berlari-lari dengan terhuyung-huyung, Melihat Souw Hui Hong beriari-lari sendirian, Bee Kun Bu segera menduga bahwa gadis itu telah dicegat musuh, ia mengeluarkan tenaga untuk mendatangi lebih cepat Ketika ia berada lebih kurang dua puluh tombak jauhnya, tampaknya Souw Hui Hong telah kehabisan tenaga, seolah-olah dia akan jatuh, dan Bee Kun Bu lekas-lekas menangkap tubuhnya, Dengan tersengal-sengal Souw Hui Hong berkata.   "Bee Siangkong... aku minta kau memohon kepada ketiga pemimpin partai Kun Lun... untuk mewakili partai Thian Liong mengutarakan...."   Ia tak dapat meneruskan, karena rupanya ia tereekik tak dapat bicara.   Bee Kun Bu makin terkejut melihat makin banyak darah mengalir dari lengan yang sudah buntung itu dan wajahnya si nona makin pucat pasi, Mengapa puteri dari pemimpin partai Thian Liong yang sangat dimalui sampai menjadi begini? Pikirnya, Dalam keadaan bingungnya, Bee Kun Bu berseru.   "Hai! Bee Kun Bu! Karena kaulah dia menjadi begini! Apakah kau masih pantas hidup di dunia?"   Lalu ia mengangkat tinjunya hendak memukul kepalanya sendiri.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tetapi tinju itu tidak dapat turun ke atas kepalanya, karena tereekat oleh orang yang mengejar ia. Dengan suara yang menghibur orang itu berkata.   "Bee Siangkong, kau tak dapat mati, Lagi pula urusan ini tak akan menjadi beres karena matinya kau!"   Seperti juga orang yang baru sadar dari mimpinya, Bee Kun Bu menoleh ke belakang Orang yang mencegah ia melakukan perbuatan nekad itu adalah Fek Yun Hui.   ia segera menundukkan kepalanya ketika melihat wajah yang khidmat dan penuh kasih sayang dari penolongnya, dan ia merasa malu terhadap perbuatannya yang keburu napsu! "Bee Siangkong, aku minta maaf,"   Kata Pek Yun Hui, Tadi aku melihat kau hendak membunuh diri, aku telah menotok jalan darah di lenganmu, sekarang aku akan membebaskan totokan itu."   Lalu ia memijit lengan tersebut, dan lengan itu menjadi pulih sebagaimana sediakan Souw Hui Hong yang sudah menjadi pingsan masih dipeluki oleh Bee Kun Bu.   Pek Yun Hui meraba dadanya gadis itu merasa denyutan jantungnya, Sambil tersenyum ia berkata kepada Bee Kun Bu.   "Bee Siangkong, kau jaga dia di sini. Dia telah meronta dan lari kembali tentu ada sebabnya, Aku ingin menyelidiki apa sebabnya!"   Lalu ia meloncat maju ke jalan yang telah ditempuh oleh Souw Hui Hong tadi. Bee Kun Bu kemudian mendengar suara yang memanggil kepadanya.   "Bu Koko, Pek Cici, mengapa Souw Cici lari kembali seorang diri?"   Bee Kun Bu menoleh ke belakang dan tampak Lie Ceng Loan berlari-Iari mendatangi "Loan Moi, kebetulan sekali kau datang,"   Kata Bee Kun Bu.   "Kau jaga Souw Cici, aku hendak membantui Pek Cici."   Bee Kun Bu segera pergi menyusul Pek Yun Hui, dan Lie Ceng Loan menjagal Souw Hui Hong yang ketika itu membuka kedua matanya dan menarik napas, Dengan ramah Lie Ceng Loan menanyai "Cici, mengapa kau kembali pula?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Dengan tersenyum Souw Hui Hong menjawab.   "Moi-moi, aku sendiri tidak apa-apa. Aku tak akan mati karena lenganku buntung, Tapi ayahku dicegat oleh jago-jago silat dari keempat partai, rupanya dia tak dapat meloloskan diri!"   Mendengar keterangan itu, Bee Kun Bu segera mengetahui bahwa Souw Hui Hong lari kembali karena ayahnya dikurung oleh jago-jago silat dari keempat partai, ia sebagai murid dari partai Kun Lun tak dapat membantui partai Thian Liong menghadapi jago-jago silat keempat partai musuh nya.   ia menghadapkan soal rumit dan sulit, ia tak dapat mengambil keputusan sehingga ia berdiri terpaku! Lie Ceng Loan yang hatinya polos tak melihat kedudukan Bee Kun Bu yang sulit itu, ia hanya menduganya tak sampai hati meninggalkan Souw Hui Hong yang menderita luka, maka ia mendesak dengan berkata.   "Bu Koko, ayahnya Souw Hui Hong Cici kini dikurung oleh musuh-musuhnya, Souw Cici dengan tak menghiraukan lukanya berlari kembali untuk minta pertolongan. Bagai-mana Koko tidak mau menolongnya?"   Desakan itu menusuk hatinya Bee Kun Bu yang telah menerima budinya Souw Hui Hong.   jika ia membantui partai Thian Liong, ia tentu menjadi musuh dari ke-sembilan partai silat lainnya, Risiko yang besar itu ia masih dapat memikulnya, tapi ia adalah murid partai silat Kun Lun, ia tak dapat kesampingkan begitu saja didikan, pemeliharaan dan pengajaran gurunya yang budiman.   Terhadap pelanggaran itu, guru dan paman-paman gurunya pasti tak dapat memberi ampun.   itulah yang membikin Bee Kun Bu bersangsL Souw Hui Hong memperhatikan sikapnya Bee Kun Bu, ia berkata.   "Bee Siangkong, aku ingin bicara."   Bee Kun Bu yang menghadapi dan melihat keadaan gadis itu, tak tertahan lagi air matanya keluar mengucur ia berpikir.   "Ketika aku dipaksa makan racun Hua Kut Siauw Goan San aku pasti sudah mati konyol jika tidak ditolong oleh Souw Hui Hong."   Ia menghadapi Souw Hui Hong dengan membungkam tanpa bicara,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu tak dapat menahan perasaannya lagi, Bagi ia. gadis yang pernah menolong jiwanya itu berhak minta bantuannya, Maka, ia menanya kembali dengan suara yang agak keras.   "Siocia, disamping permintaan agar aku segera membantu orang-orangnya partai Thian Liong, apakah masih ada urusan lain yang lebih penting?"   Souw Hui Hong tak dapat segera menjawab, ia berpikir agak lama sebelumnya menyatakan pikirannya.   "Sebetulnya permintaan untuk kau membantu ayahku adalah urusan ke dua. Akupun mengetahui bahwa kau tak dapat menggempur para jago silat dari keempat partai itu. Aku yakin bahwa ayahku, yang didampingi dengan pemimpin-pemimpin cabangnya yang telah mahir ilmu silatnya, dapat menghadapi lawan-lawannya...."   Jago-jago silat dari ke empat partai menggempur jago-jago silat dari partai Thian Liong di jalan keluar dari lembah Bee Kun Bu tidak menunggu ucapan itu selesai, ia mendesak menanya pula.   "Jika kau lari kembali bukan untuk minta bantuan, urusan penting apakah yang kau hendak minta bantuanku?"   Dengan susah payah Souw Hui Hong mengutarakan isi hatinya.   "Bee Siangkong, aku minta kau menjaga dan mem perlakukan Loan Moi-moi dengan baik, Akupun minta kau...."   Ia tak dapat meneruskan kata-katanya.   Segera keringat dingin membasahi tubuh dan pakaiannya, la, maupun Bee Kun Bu saling mengawasi tanpa bicara, sehingga Lie Ceng Loan menjadi heran.   Karena masih hijau, Lie Ceng Loan tak dapat menyelami isi hati Bu Koko dan Souw Cicinya, ia berkata.   "Bu Koko, bukankah lebih baik kau lekas-lekas pergi ke mulut lembah ini membantu Pek Cici?"   Bee Kun Bu berbalik setelah tersenyum kepada Souw Hui Hongi lalu berlari menuju ke mulut lembah. Sambil berlari-lari Bee Kun Bu masih merasa gelisah sekali, Akhirnya ia berkeputusan bahwa untuk memecahkan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   soal yang rumit dan sulit itu hanya ada satu jalan keluar yaitu ia harus mati! Dengan tekad mencari mati, ia berlari-lari lebih cepat lagi, Lie Ceng Loan melindungi Souw Hui Hong yang sudah tak sadarkan diri, Kemudian berkelebat tiga bayangan orang.   Lie Ceng Loan terkejut, tapi dengan lekas ia merasa reda lagi, karena ketiga orang itu adalah ketiga pemimpin partai silat Kun Lun: Hian Ceng Tojin, Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu.   Ketiga pemimpin tersebut terkejut melihat Lie Ceng Loan sedang menjagai Souw Hui Hong yang pingsan.   Mereka segera mengetahui bahwa keadaan telah banyak berubah.   Hian Ceng Tojin pun segera dapat lihat Bee Kun Bu yang sedang berlari menuju ke mulut lembah, ia menanya kepada Lie Ceng Loan.   "Loan Jiee, Bu Jie hendak pergi kemana?"   Lie Ceng Loan merasa takut melihat wajah dari guru dan paman-paman gurunya, tetapi ia yang senantiasa suci hati dan berbudi itu lalu menjawab terus terang.   "Bu Koko pergi membantu Pek Cici. Mungkin sekarang mereka sedang bertempur melawan jago-jago silat dari keempat partai!"   Tong Leng Tojin berkata seorang diri, tetapi cukup keras terdengar orang lain.   "Hmmm, karena perbuatan murid yang tak bertanggung jawab itu, partai Kun Lun telah menanam benih dendam terhadap partai silat Ngo Bi, dan sekarang dia hendak menerbitkan dendam lagi terhadap partai-partai silat Hua San, Siat San dan Tiam Cong!"   Segera terlihat kemurkaan Hian Ceng Tojin, ia rupanya hendak segera pergi menghukum muridnya itu, Giok Cin Cu meredakan suasana yang tegang dengan menghibur "Kedua Suheng jangan mudah menjadi gusar Soal ini kita harus selidiki lebih dulu sebelum kita mempersalahkan Bu Jie.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Sekarang lebih baik kita kesampingkan urusan ini dulu, Kita lebih baik pergi melihat keadaan di mulut lembah sekarang juga!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Dengan pedang terhunus Hian Ceng Tojin lari maju ke mulut lembah, diikuti oleh Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu.   Ketika itu suara bentakan, teriakan, demikian pun suara beradunya senjata-senjata tajam dari mereka yang sedang bertarung terdengar riuh sekali dari mulut lembah.   Lie Ceng Loan tak dapat turut, karena ia harus menjagal Souw Hui Hong, ia hanya merasa sedih melihat keadaan Souw Hui Hong.   Di mulut lembah Hian Ceng Tojin menyaksikan Souw Peng Hai tengah bertarung melawan Tu Wee Seng dengan toya bambunya dan Sia Yun Hong dengan pedang bajanya, Ketiga orang itu bukan saja jago-jago silat yang sangat dimalui, disamping itu mereka pun pemimpin-pemimpin dari partai silat yang terkenal sebetulnya Souw Peng Hai memiliki ilmu silat lebih tinggi daripada kedua lawan nya, dan dengan toya kayunya yang berkepala naga ia dapat membujuk jago-jago silat seperti Ong Han Siong, Mo Lun, Ouw Lam Peng dan sebagainya yang membantu ia memimpin cabang-cabang partainya, Dengan sendirian ia melawan pemimpin partai Hua San, pemimpin partai Tiam Cong, Orang-orangnya pun masing-masing sudah menggempur lawannya.   Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu masih berdiri di pinggir menanti kesempatan membantu bila perlu.   Melihat bahwa Bee Kun Bu tidak ikut bertarung melawan orang-orang dari keempat partai, Hian Ceng Tojin merasa reda, Baru saja ia ingin menegur, Pek Yun Hui berkata sambil tersenyum.   "Hian Ceng Totiang baik sekali telah datang, Kitabkitab Kui Goan Pit Cek telah dibawa pergi bersama-sama Co Hiong ke dalam jurang, sebetulnya pertempuran mereka itu tak ada artinya, Semula aku ingin mencegah mereka bertempur, tetapi rupanya mereka sedang bertarung dengan sengitnya dan sukar dihentikan,.,."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tiba-tiba Hian Ceng Tojin berteriak.   "Kalian berhenti bertempur! Dengarlah ucapanku!"   Kelika itu Souw Peng Hai sedang melawan kedua lawanlawannya dengan beringas, Dengan satu jotosan ia mendesak Sia Yun Hong mundur beberapa langkah, dan melancarkan kemplangan toyanya dengan jurus Liong Coa Hui Bu (Naga dan ular terbang bertarian) kepada Tu Wee Seng sehingga lawannya itu harus berloncat-loncat berkelit menghindarkan diri dari kemplangan maut itu! Rupanya mereka tidak mendengar seruan Hian Ceng Tojin untuk berhenti bertempur Lalu Pek Yun Hui menggunakan kesempatan itu untuk meloncat dengan ilmu Kie Im Hoan Bie (Merubah bentuk menukar posisi) di tengah-tengah antara Souw Peng Hai dan Tu Wee Seng sambil membuka tinjunya ke kedua samping dengan tenaga dalamnya, Besar benar tenaga itu sehingga Souw Peng Hai maupun Tu Wee Seng terdorong mundur "Berhenti!"   Seru Pek Yun Hui.   Tu Wee Seng, Sia Yun Hong maupun Souw Peng Hai menjadi heran melihat Pek Yun Hui campur tangan Mereka tak berani segera menyerang karena mereka telah menjadi gentar Mereka berhenti bertempur Souw Peng Hai yang ingat budi akan pertolongan Pek Yun Hui kepada puterinya, lalu menanya dengan hormati "Pek Siocia telah datang pada saat yang tepat, Bolehkah Pek Siocia mewakili partai Thian Liong memberikan keterangan kepada para jago silat dari keempat partai ini?"   Pek Yun Hui mengawasi keadaan di sekitarnya, lalu berkata dengan suara yang keras.   "Kuharap kalian berhenti bertempur! Jika ada urusan, seharusnya kita membereskannya dengan cara damai!"   Tu Wee Seng berkata.   "Jika Pek Siocia ada pesan, sebutlah, Aku si tua bangka ini tentu akan mentaatinya bilamana kata-kata atau pesan itu beralasan!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sia Yun Hong meneruskan.   "Suteeku, Jiauw Cin dan Nieh Kwi telah dibunuh pada banyak tahun berselang, aku sebagai suhengnya harus membikin perhitungan Tu-heng, Suteemu, To It Kang, baru saja menjadi korban jari sakti Kan Goan dari Souw Peng Hai. Hutang jiwa itu, kau tak dapat membiarkannya begitu saja!"   Pek Yun Hui segera mengerti mengapa Tu Wee Seng dan Sia Yun Hong menggempur Souw Peng Hai, dan sebetulnya ia sukar meredakan dendam mereka berdua, Namun ia berkata.   "Kedua pemimpin adalah jago-jago silat yang terkenal Apakah perjanjian tadi tidak dirisaukan lagi?"   Pertanyaan tersebut sukar dijawab oleh Tu Wee Seng dan Sia Yun Hong. Mereka membungkam. lalu Souw Peng Hai berkata.   "Soal perhitungan Tu-heng dan Sia-heng, aku kira lebih baik dibereskan nanti pada pertengahan musim rontok lain tahun. Bagaimanakah pendapat Pek Siocia?"   Sambil tersenyum, dan setelah mengawasi sikapnya Tu Wee Seng dan Sia Yun Hong, Pek Yun Hui menjawab.   "Aku tak dapat menyatakan pendapatku ini terserah kepada orangorang yang bersangkutan!"   Sia Yun Hong segera mengawasi Tu Wee Seng yang lebih cerdik, dan menghendaki Pek Yun Hui dan ketiga pemimpin partai Kun Lun berpihak dengannya, ia tak menanya Pek Yun Hui lagi, sebaliknya ia menegur Hian Ceng Tojin.   "Totiang telah datang, apakah kedatangan ketiga pemimpin partai Kun Lun kali ini bukan untuk membantu kami menggempur partai Thian Liong?"   Mengingat soal itu sangat penting, Hian Ceng Tojin tak dapat segera memberi jawaban ia mengawasi sikapnya Bee Kun Bu. Tapi Tong Leng Tojin yang maju dan menjawab.   "Sebetulnya partai Kun Lun datang ke pegunungan Koat Cong San ini tidak bermaksud menguji kepandaian ilmu silat terhadap partai Thian Liong, dan dendam antara partai Hua San dan partai Thian Liong, kami tak dapat campur tangan!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   jawaban yang diberikan itu sangat tepat, Tu Wee Seng tak dapat menentang Tiba-tiba keempat pengawalnya Souw Peng Hai datang berlari-lari membawa usungan yang kosong, Souw Hui Hong tak tampak di atas usungan itu.   Tu Wee Seng terkejut, demikianpun kelima pemimpin cabang partai Thian Liong tak terkecuali bahkan lebih terkejut pula.   Ong Han Siong berkata kepada Ouw Lam Peng.   "Ouw Piauw Tou, kau tunggu di sini, Aku harus mencari Souw Siocia!"   Lalu secepat kilat yang meloncat pergi mencari Souw Hui Hong, Tapi dengan satu loncatan yang cepat sekali, Pek Yun Hui telah menghalanginya dan berkata.   "Ong piauw Touw, jangan khawatir Souw Siocia masih berada di lembah, Kami telah menjaganya dengan baik!"   Kata-kata Pek Yun Hui itu membikin semua orang menjadi terperanjat karena mereka tak dapat mengerti mengapa Souw Hui Hong melarikan diri ketika mereka sedang bertempur Namun Souw Peng Hai masih tetap tenang dalam keadaan yang membingungkan itu.   Tu Wee Seng yang cerdik dengan diam-diam lari pergi ke lembah.   Hian Ceng Tojin segera menghalangi sambil membentak Tu-heng, berhenti! Kita boleh bicara dulu!"   Tu Wee Seng yang dirintangi maksudnya menjadi sangat gusar ia pernah dirintangi ketika hampir berhasil menangkap Souw Hui Hong untuk dibuat sandera, Kini kembali ia dirintangi pula, Tanpa berkata-kata lagi ia mengayun toya bambunya dan mengemplang Hian Ceng Tojin.   sebetulnya Hian Ceng Tojin hanya ingin mencegah saja, ia tidak bermaksud bertempur melawan siapapun Tapi kemplangan Tu Wee Seng yang dilancarkan dengan beringasnya itu ia harus egosi dan menangkis dengan pedangnya, Mereka segera bertempur, dan tiap-tiap serangan jika menjumpai sasarannya berarti maut!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Demikianlah toya bambu dan pedang itu saling sabet dan sambar menyambar dan berlangsung tiga puluh jurus lebih sehingga semua orang berdiri terpaku menyaksikan kedua jago silat bertempur dengan sengitnya! Pek Yun Hui yakin bahwa mereka akan bertempur lama, karena kepandaian mereka seimbang.   ia ingin memisahkannya, akan tetapi tiba-tiba Souw Peng Hai membentak.   "Hian Ceng Totiang, aku minta Totiang mundur Urusan ini adalah urusanku, Biarlah aku yang membereskannya!"   Belum lagi ucapannya selesai, ia sudah meloncat ke atas sambil meraung seperti seekor naga.   Toya kayunya yang berkepala naga memukul ke arah Tu Wee Seng dengan jurus Lek Pek Hua San (Tenaga dahsyat membelah gunung), dan pukulan itu dikerahkan dengan tenaga seberat seribu kati.   Tu Wee Seng harus loncat ke belakang menghindarkan diri! Begitu tiba di atas tanah, Souw Peng Hai membentak lagi.   "Tu-heng! Suteemu, To It Kang, telah tewas karena perbuatannya sendiri. Aku tidak bermaksud membunuh dia dengan cara yang keji. Bukankah dia hendak merampas kitabkitab Kui Goan Pit Cek dengan cara yang curang? Sayang sekali dia tak mengetahui ketihayan jari sakti Kan Goan Citku sehingga dia mati konyol! Kau tak dapat mengatakan bahwa aku membunuh dia dengan cara yang curang! Aku telah berjanji agar segala soal dibereskan di markas besar partai Thian Liongku kelak di pertengahan bulan delapan lain tahun, Tapi jika Tu-heng masih tetap tidak puas, aku terpaksa akan membereskan itu sekarang menurut kehendakmu! Nah, Tuheng, boleh segera menyerang!"   Kata-kata Souw Peng Hai yang diucapkannya dengan suara keras itu adalah suatu tantangan yang jelas terhadap Tu Wee Seng. Sebagai pemimpin partai Hua San, Tu Wee Seng tak dapat menyingkir dari tantangan itu jika tidak ingin hilang muka,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Dengan murka ia menyahut.   "Kan Goan Cit yang kau katakan lihay itu, aku sekarang ingin mengujinya!"   Lalu ia putar toya bambunya dengan jurus Sok Niauw To Lim (Burung berlindung di dalam hutan), Putaran toya yang dikerahkan dengan tenaga dalam itu betul-betuI melindungi dirinya seolah-olah ia berada di tengah-tengah tembok bentengan yang kokoh kuat ia mencari lowongan untuk mengirim tinju kirinya dengan jurus Pa Cui Kim Ceng (Palu besi menghancurkan lonceng emas), Ketiga pemimpin partai Kun Lun, Pek Yun Hui dan lainlainnya segera melihat bahwa pertarungan antara kedua pemimpin partai itu adalah suatu pertarungan mati hidup yang sukar dipisahkan! justru pada saat yang sangat tegang itu terlihat seorang gadis yang berpakaian putih dan bertali pinggang biru melayang di atas kedua jago silat yang sedang bertempur Hanya dengan satu jotosan dari atas, gadis itu berhasil mendorong mundur Souw Peng Hai dan Tu Wee Seng dua langkah! Souw Peng Hai yang sudah kenyang makan garam di kalangan Bu Lim, dan yang sudah mengalami ke-lihayannya Pek Yun Hui, semula mengira bahwa ia telah terdorong oleh tenaga dalam yang dilancarkan Pek Yun Hui, Begitu lekas gadis itu menginjak tanah, Pek Yun Hui menanya kepadanya.   "Tiap Moi, apakah kau sudah periksa keadaan luka-lukanya Souw Siocia?"   Ucapan tersebut mengejutkan Souw Peng Hai yang sangat sayang puterinya.   Di hadapan para jago silat, ia.   berusaha menahan perasaan kecemasannya, Kecmpat pengawal pribadinya berdiri di belakangnya, Mereka tidak bicara meskipun mereka telah mengetahui bahwa Souw Hui Hong berada dalam tangan yang dapat dipereaya di lembah, Mereka tak berani pergi ke lembah sebelum mendapat perintah dari Souw Peng Hai.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sambil memegangi kipas bajanya, Ong Han Siong menghampiri Souw Peng Hai dan berkata.   "Cong Piauw, jangan pedu!ikan dia! Kita mencari Souw Siocia dulu!"   Lalu ia berkata kepada Tu Wee Seng.   "Jika Tu-heng masih belum puas, aku siap menghadapi di markas besar kami lain tahun!"   Dengan peringatan Ong Han Siong itu, Souw Peng Hai mengawasi para jago silat di sekitarnya, ia terkejut ketika tak tampak Sia Yun Hong diantara kawan-ka-wannya, Lalu terdengar suara gaduh di iembah! Mukanya menjadi pucat Bahkan Na Siao Tiap juga terkejut mendengar suara yang datang dari lembah itu.   Lalu semua orang lari menuju ke lembah tersebut Bagaikan kilat cepatnya, Pek Yun Hui meloncat dan mencegah mereka dengan berseru.   "Aku mohon pertimbangan kalian! pegunungan Koat Cong San ini adalah daerahku, Untuk mencegah pertumpahan darah, aku minta kalian berhenti, Keselamatan Souw Siocia aku yang bertanggung jawab!"   Lalu bersama Na Siao Tiap ia berdiri berdampingan menjaga jalan masuk ke lembah, Souw Peng Hai yang paling depan terpaksa menghentikan langkahnya karena ia insyaf akan kelihayannya kedua Liehiap itu, iapun mengetahui bahwa maksud daripada Pek Yun Hui ialah mencegah pertumpahan darah, Bahkan Tu Wee Seng yang licik pun terpaksa berhenti ia yakin tak dapat melawan kedua Liehiap itu.   Demikian pula jago-jago silat lainnya turut berhenti! Pek Yun Hui mengawasi mereka semua, kemudian ia berkata kepada Na Siao Tiap: Tiap Moi, kau jaga di sini.   jangan perkenankan orang melewat.   Aku akan membawa Souw Siocia kemari!"   Lalu ia lari masuk ke lembah, setibanya di lembah, ia menyaksikan bahwa Pang Siu Wie sedang menghadapi Sia Yun Hong, Dengan kantong pasir beracun di tangannya terdengar Pang Siu Wie mengancam.   "Sia Totiang! jika kau berani maju setindak lagi, aku tak segansegan menyambit kau dengan pasir beracun ini!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sia Yun Hong yang telah mengetahui kehebatannya pasir beracun itu tak berani bertindak maju lagi, Dengan pedang terhunus, ia perlahan-lahan mundur ke belakang! Sia Yun Hong telah ngeloyor pergi ketika Tu Wee Seng dan Souw Peng Hai sedang bertempur, dan ketika para jagojago silat sedang menyaksikan pertempuran itu dengan penuh perhatian ia menantikan ketika Na Siao Tiap berlalu untuk merampas Souw Hui Hong, Akan tetapi Pang Siu Wie cukup berani menjagai Souw Hui Hong, Sia Yun Hong terkurung oleh keempat bujangnya Na Siao Tiap, Kelika melihat Pek Yun Hui mendatangi ia berlagak tertawa dan berkata.   "Pek Siocia, apa artinya mengurung aku ini?"   Pek Yun Hui memerintahkan keempat bujang itu mundur Lalu Lie Ceng Loan datang mengadu.   "Pek Cici, Tojin itu betul-betul jahat, Dia ingin merampas Souw Cici, Syukur kau keburu datang, Usir dia keluar!"   Pek Yun Hui mengangkat tangannya sebagai tanda agar Lie Ceng Loan tidak banyak bicara lagi, Sambil menghadapi Sia Yun Hong ia berkata.   "Sia Totiang kami tak sudi kau datang ke sini, Lebih baik kau lekas enyah dari sini, Di mulut lembah sudah ada banyak orang menanti kedatanganmu ! Dalam keadaan serba susah itu, Sia Yun Hong memberi alasannya:"   Aku hanya datang untuk melihat keadaan puterinya Souw Peng Hai, Jika kau tidak sudi aku menengokinya, akupun akan segera berlalu."   "Apakah bukan karena urusan Bee Siangkong?"   Tanya Pek Yun Hui, sebetulnya Souw Hui Hong ingin mengatakan bahwa ia tak dapat melupakan Bee Kun Bu, akan tetapi di hadapan saingan-saingannya, ia tak dapat menyatakan maksudnya, ia tersenyum, lalu berkata.   "Pek Cici, Bee Siangkong adalah seorang yang sangat baik, Peristiwa-peristiwa yang telah terjadi bukan karena salahnya, Aku khawatir dia menjadi cemas melihat aku memotong ram-but, maka aku kembali lagi untuk menjelaskan kepada-nya.,.,"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui tertusuk hatinya, dan ia memotong pembicaraan itu.   "Souw Siocia, sudahlah, jangan diceritakan lagi! Aku pun yakin bahwa kau berhati baik, Untuk membela kepentingan Lie Ceng Loan yang suci dan jujur, aku minta kau jangan membikin soal ini bertambah sulit Aku menginsyafi maksudmu yang luhur, pegunungan Koat Cong San kini keadaannya menjadi sulit karena kedatangannya banyak jago silat, lebih baik kau tak berada di sini demi keselamatanmu Lain lahun, jika aku mempunyai kesempatan, aku tentu datang ke markas besar partai Thian Liong untuk menengoki kau."   Lalu ia menyambuti Souw H ui Hong dari pelukannya Lie Ceng Loan, dan perlahan-lahan jalan keluar dari lembah itu, Di mulut lembah Na Siao Tiap seorang diri menjaga para jago silat, sebetulnya menghadapi jago-jago silat itu bukannya suatu pekerjaan yang ringan, Tetapi karena mereka saling curiga mencurigai, maka tiada seorangpun yang berani menerjang masuk, Mereka telah menunggu agak lama, Rupanya mereka tak dapat menahan sabar lagi, Baru saja beberapa dari mereka ingin menerjang masuk, mereka tampak Sia Yun Hong berjalan keluar Souw Peng Hai sudah siap menerjang tapi sejenak kemudian terlihat Souw Hui Hong berjalan keluar di-payang oleh Pek Yun Hui.   "Souw Cong Piauw,"   Kata Sia Yun Hong.   "Aku hanya pergi untuk melihat keadaan puterimu, Mengapa kau curiga?"   Sambil tertawa Souw Peng Hai berkata.   "Terima kasih atas perhatian Sia Totiang!"   Tapi Sia Yun Hong tidak berkata-kata lagi. Semua perhatian lalu dicurahkan kepada Pek Yun Hui yang datang memayang Souw Hui Hong berjalan Souw Hui Hong tersenyum di hadapan ayahnya dan memanggil.   "Ayah...."   Souw Peng Hai sangat terharu, tapi ia tak dapat berbuat apa-apa. Dengan sedih Bee Kun Bu mengawasi rambutnya Souw Hui Hong yang sudah dipotong, dan dengan tak terasa    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kedua matanya berlinang, sikap mana telah diperhatikan oleh Ong Han Siongj tetapi di hadapannya banyak orang ia sungkan menyatakan perasaannya, Dengan senyuman terpaksa ia berkata kepada Souw Peng Hai.   "Cong Piauw, marilah kita pulang!"   Dengan wajah yang khidmat Souw Peng Hai memerintahkan keempat pengawalnya menggotong puterinya di atas usungan, Setelah Souw Hui Hong berada di atas usungan itu, ia mengayun toyanya dan berseru.   "Kalian kawan-kawan dari kalangan Bu Lim! Nanti pada pertengahan bulan delapan lain tahun, aku mengundang kalian datang ke markas besar partai Thian Liong!"   Lalu ia memberikan isyarat untuk berlalu. Baru saja Souw Hui Hong diangkat, tiba-tiba terlihat berkelebatnya sesosok bayangan putih! -ooo0oooKarena melanggar peraturan, partai Kun Lun mengusir muridnya Bayangan putih yang berlari itu berseru.   "Hong Cici, tunggu dulu, Aku masih ada omongan!"   Tetapi Pek Yun Hui segera mencegahnya dan menasehatkan.   "Loan Moi, sudahlah! Mari kita pulang!"   Tetapi dengan mata terbelalak Lie Ceng Loan menanyai "Pek Cici! Coba lihat, betapa kasihannya dia.   Satu lengannya telah putus, rambutnya telah dipotong, Aku tak tega dia berlalu dan akan tinggal terpencil Aku ingin menemani dia, dan tak akan berpisah dari dia lagi!"   Kata-kata yang keluar dari hati yang suci murni itu telah membikin semua orang menjadi terharu, Pek Yun Hui pun tak tahan mengucurkan air matanya. Lie Ceng Loan merontaronta dari cekalannya Pek Yun Hui dan datang menghampiri Souw Hui Hong.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sambil memegangi satu tangannya ia berkata.   "Hong Cici, kau jangan pulang, Kau harus tinggal bersama-sama kami di kamar Thian Ki Hu di atas pundak Koat Cong San ini. Bila luka-lukamu telah sembuh betul, dan telah cukup beristirahat, aku akan mengantar kau pulang, Bagaimanakah pendapatmu?"   Mendengar kata-kata itu semua orang lebih terperanjat terutama Souw Peng Hai! Pada saat itu Bee Kun Bu makin gelisah, Keringat membasahi jidatnya, Dengan senyum yang penuh kasih sayang Souw Hui Hong menjawab pertanyaannya Lie Ceng Loan.   "Loan Moi, terima kasih atas perhatianmu terhadapku Meskipun aku telah kehilangan sebelah lenganku, akan tetapi aku tidak mati, Lain tahun pada pertengahan musim rontok, aku mengundang kau, Pek Cici dan lain-lainnya datang ke markas besar partai Thian Liong di sebelah utara propinsi Kwiciu, Aku akan me-nyambuti kalian dengan gembira...."   Tu Wee Seng yang memperhatikan gerak-gerik kedua gadis itu, dan juga sikapnya Bee Kun Bu, mulai menduga hubungannya antara ketiga pemuda dan pe-mudi itu. ia mengejek.   "Souw Cong Piauw Touw, jika aku melihat sikap yang mesra dari murid-muridnya partai Kun Lun terhadap puterimu, aku yakin seterusnya hubungan mereka akan menjadi pokok pembicaraan di kalangan Bu Lim!"   Ejekan itu menusuk hatinya Bee Kun Bu.   Karena ia telah dianiaya oleh Co Hiong yang memaksa ia makan racun Hua Kut Siauw Goan San, Souw Hui Hong telah menolong jiwanya dan merawat ia di suatu goa, peristiwa tersebut masih merupakan suatu rahasia, dan mungkin tiada orang yang mengetahuinya.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Tapi mengapa Tu Wee Seng mengucapkan sindiran itu? Apakah dia telah me-ngetahuinya? Baru saja Bee Kun Bu hendak menegur, ketika Tong Leng Tojin mendahului berkata.   "Tu-heng sebagai satu pemimpin partai silat yang terkenal di kalangan Bu Lim harus bicara dengan pantas. Apakah kata-katamu tadi sudah diperhitungkan?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tu Wee Seng menjadi tereengang, tapi ia menjawab: Tong Leng Totiang, meskipun aku tidak terpelajar akan tetapi katakata yang telah diucapkannya tadi aku tak akan menarik kembali!"   Bukan main gusarnya Tong LengTojin, tetapi ia tak dapat mendamprat lagi, karena ia belum mengetahui seluk beluknya hubungan Bee Kun Bu dengan Souw Hui Hong. Souw Peng Hai juga tersinggung, Dengan gusar ia berkata.   "Partai Thian Liongku belum pernah berdendam terhadap partai Kun Lun, dalam soal apapun, dan aku selalu menghargai ketiga pemimpinnya, Aku yakin mereka adalah pemimpin-pemimpin luhur dan sopan, tidak seperti Tu-heng yang bermaksud menangkap puteriku untuk dijadikan sandera!"   Sia Yun Hong membelai Tu Wee Seng dengan jawabannya.   "Lebih baik Souw Cong Piauw tidak banyak bicara, Soal ini hanya muridnya partai Kun Lun, Bee Kun Bu yang dapat memberi penjelasan!"   Lalu semua perhatian ditujukan kepada Bee Kun Bu. Pek Yun Hui melihat kegelisahannya pemuda itu, ia berkata.   "Sia Totiang, meskipun Bee Siangkong adalah muridnya partai Kun Lun, tetapi dalam hal ini, aku dapat memberi penjelasan Aku harus mengatakan bahwa kata-kata Sia Totiang itu sebenarnya merupakan suatu ancaman!"   Sia Yun Hong menjadi gusar, tetapi ia tak berani melawan Pek Yun Hui. ia menahan amarahnya sedapat mungkin, dengan tertawa paksaan ia menjawab nya.   "Aku hanya ingin meredakan suasana, lain tidak."   "Tapi kata-katamu itu sangat menyinggung perasa-an,"   Kata Pek Yun Hui.   "Kita harus mengetahui bahwa segala sesuatu di kalangan Bu Lim tak dapat ditutup, Tentang Bee Siangkong menolong Souw Siocia adalah soal membalas budi, Apakah membalas budi itu sqatu perbuatan yang keliru!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sia Yun Hong hanya tersenyum dan tak berani membantah lagi, Tong Leng Tojin menatap Bee Kun Bu, seolah-olah ingin menyelami isi hatinya, Pek Yun Hui mengawasi keadaan di sekitarnya lalu berkata.   "Souw Cong Piauw Touw, aku minta kalian berlalu dari pegunungan Koat Cong San. Lain tahun pada pertengahan musim rontok kita akan berjumpa pula."   "Pek Siocia, aku tak akan mengganggu ketentraman daerah ini lagi, dan aku minta diri!"   Kata Souw Peng Hai dengan ramah, Lalu ia ayun toyanya sebagai isyarat kepada orang-orangnya untuk berlalu, termasuk puteri-nya, Souw Hui Hong yang dibawa di atas usungan.   Lie Ceng Loan menjadi sedih hati dan mengucurkan air mata melihat Souw Hui Hong dibawa pergi, Bee Kun Bu pun berdiri terpaku mengawasi rombongannya Souw Peng Hai berlalu, Setelah semuanya berlalu, Hian Ceng Tojin menghampiri Bee Kun Bu.   Sambil menghadapi Pek Yun Hui ia berkata.   "Soal hubungan Bu Jie dengan Souw Siocia, aku yang telah merawat dan mendidik selama dua belas tahun masih juga belum jelas, Apakah Pek Siocia mengetahui seluk beluknya?"   Dengan khidmat Pek Yun Hui menyahut.   "Jika aku harus menceritakannya aku harus mulai dari peristiwa pada satu tahun berselang ketika angkatan tua Giok Cin Cu menderita sakit karena racun ular, Hian Ceng Totiang telah pergi ke kota Yociu untuk mencari obat dan minta pertolongan nya Sao Kong Gie tabib yang sakti itu dan ayah angkatnya Souw Hui Hong. Ketika itu Souw Hui Hong tak segan memberitahukan tempat ayah angkatnya itu yang terpencil, karena dia telah jatuh hati kepada Bee Kun Bu. Souw Hui Hong telah dengan rela mengajak kalian menjumpai Sao Kong Gie untuk menolong Sumoymu, bukankah perbuatan itu merupakan suatu budi terhadap partai Kun Lun?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tong Leng Tojin yang juga mendengarnya dengan berdiri dekat, lalu menjawab: Tentu saja itulah merupakan satu budi terhadap partai Kun Lun."   Pek Yun Hui tersenyum, lalu meneruskan.   "Ketika Souw Hui Hong berusaha menolong partai Kun Lun, dia sendiripun berada dalam serba susah, karena dia harus menolong orang dari partai lain, dan dia pun tak mengharapkan pembalasan budi, Kemudian di luar dugaannya, dia berselisih dan bertarung melawan orang-orangnya partai Ngo Bi, dan dengan kebetulan sekali dia tertolong oleh Bee Kun Bu. Aku masih kurang berpengalaman dan tidak mengetahui peraturan partai silat Apakah Bee Kun Bu harus menolong orang yang pernah melepas budi terhadap partai Kun Lun?"   Tong Leng Tojin menghela napas, lalu menjawab.   "Souw Hui Hong telah melepas budi terhadap partai Kun Lun, maka di dalam keadaan demikian, tiap-tiap orang dari partai Kun Lun harus menolong dia!"   Itulah sebabnya,"   Kata Pek Yun Hui.   "Bee Kun Bu menolong Souw Hui Hong, dan aku yakin dia tidak melanggar peraturan partai dengan berbuat demikian."   Ia berhenti sebentar untuk menarik napas, lalu meneruskan pu!a.   "Souw Siocialah yang harus dipersalahkan, karena dia telah jatuh hati terhadap Bee Kun Bu, dan dia tak menghiraukan peraturan partai Thian Liong yang keras telah menolong berulang kali kepada Bee Kun Bu. Diapun telah memberikan obat Leng Tan yang sangat mujarab untuk menolong jiwanya dari racun Hua Kut Siauw Goan San. Cobalah pikir, apakah budinya itu tidak besar?"   "Budi menolong jiwa adalah budi yang maha besar!"   Seru Tong Leng Tojin. Lalu Pek Yun Hui mengucapkan kesimpulannya dengan nada yang sangat khidmat.   "Jika kalian angkatan tua telah mengetahui soal itu, maka kalian dapat mengerti mengapa Bee Kun Bu terharu dan berusaha sekuat tenaga menolong Souw Hui Hong setelah dia mendapat luka!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Terima kasih atas penjelasan Siocia,"   Kata Tong Leng Tojin.   "Jika kami kelak menyelidiki soalnya, kami tentu memperhatikan keterangan yang Siocia berikan."   Tiba-tiba Pang Siu Wie campur bicara.   "Meskipun Bee Siangkong telah melukai seorang Hweeshio dari partai Ngo Bi, akan tetapi dia sendiripun telah menderita luka parah, dan lukanya tak dapat disembuhkan oleh siapapun kecuali Na Siao Tiap dan majikanku...."   Pek Yun Hui membetulkan dengan berkata.   "Aku-pun tak berdaya menyembuhkannya jika Tiap Moi tidak menolong dengan ilmu Toa Pan Yok Hian Kong (ilmu tenaga dalam ajaib memulihkan sukma)...."   Pang Siu Wie menanya kepada ketiga pemimpin partai Kun Lun.   "Misalnya Bee Siangkong terbunuh oleh orangorangnya partai Ngo Bi, apakah kalian yang menjadi guru dan paman gurunya akan menuntut balas?"   "Lukanya Bu Jie aku telah melihatnya,"   Jawab Hian Ceng Tojin.   "Betul dia belum mati, akan tetapi lukanya itu sukar diselidiki sebab musababnya, Budi Pek Siocia dan Na Siocia terhadap muridku, aku tak akan lupa...."   Pek Yun Hui menggoyang-goyangkan tangannya sambil berkata.   "Aku minta ketiga angkatan tua jangan sebut-sebut soal budi lagi, Akupun sangat menghargai budi kasih dan keluhuran ketiga angkatan tua!"   TapL.,"   Tong Leng Tojin berkata.   "Budi tetap budi, dan harus diba!as. peraturan partai Kun Lun kami harus ditaati dan dilaksanakan Soal Bu Jie kami harus selidiki terus. Jika dia ternyata melanggar, diapun tak luput dari hukuman!"   Alasan yang diberikan itu cukup pedas dan tajam sehingga ketiga pemimpin partai Kun Lun tak dapat menjawab untuk membantahnya. Pek Yun Hui berubah wajahnya, dan dengan cemas ia berkata.   "Peraturan partai Kun Lun rupanya hanya untuk    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   menghukum murid-muridnya! peraturan itu juga buatan manusia, bukan? Jika peraturan itu harus dilaksanakan kitapun harus mempertimbangkan keadaan Undang-undang negeri juga seringkali dilaksanakan dengan mempertimbangkan keadaan, Apakah peraturan partai Kun Lun lebih bagus daripada Undang-undang Negeri? Aku yakin bahwa sebagai pemimpin partai, kalian mempunyai hak untuk menghukum, bahkan membunuh mati murid-muridnya.   Tapi menurut pandanganku membunuh orang adalah haknya seorang Maharaja, Untuk melaksanakan suatu peraturan kita jangan melupakan kepada kebijaksanaan dan jika kita menjatuhkan hukuman tanpa kebijaksanaan itu berarti suatu perbuatan yang kejam.   Aku menyesal harus menyatakan pendapatku ini, seolaholah aku ingin mencampuri urusan partai Kun Lun, Tapi di kalangan Bu Lim, BUDI dan MEMBALAS BUDI tetap menjadi suatu keharusan di dalam keadaan apapun!"   Alasan yang diberikan itu cukup pedas dan tajam sehingga ketiga pemimpin partai Kun Lun tak dapat menjawab untuk membantahnya.   Na Siao Tiap yang juga telah menaruh banyak simpati terhadap Bee Kun Bu dan ingin membela, mendengarnya dengan gembira.   Melihat sikap Suhu dan Susioknya, Bee Kun Bu menjadi makin cemas.   Sebagai seorang murid yang setia dan berbakti, ia senantiasa menghormati guru dan paman gurunya, ia yakin bahwa segala perbuatannya terhadap Souw Hui Hong adalah semata-mata untuk membalas budi.   ia yakin pula pembelaannya Pek Yun Hui ia harus membalasnya jika ia mempunyai kesempatan ia menghampiri Pek Yun Hui, dan sambil membungkukkan tubuhnya memberi hormat dan ia berkata.   "Selama satu tahun ini, Pek Cici selalu tak segan mengulur tangan membantu dan menolong aku, bahkan telah berulang kali menghindarkan jiwaku dari maut Budi yang maha besar    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   itu, aku tak akan lupakan Tapi aku telah dipelihara, dirawat, dididik oleh guruku selama dua belas tahun, sebagai muridnya partai Kun Lun, akupun tak luput dari ikatan-ikatan partai, aku harus mentaati peraturannya, Aku rela diadili oleh guru dan paman guruku!"   Pek Yun Hui tersenyum "Aku mengetahui sifat dan watakmu,"   Kemudian katanya, Tapi soalnya tidak mudah.   Apakah kau kira setelah dihukum kau segera dapat bebas dari kegelisahan hatimu? Soalmu sungguh sangat rumit Jika kau mati hanya untuk menebus dosa, maka pertarungan nanti di markas besarnya partai Thian Liong akan menjadi suatu pertempuran yang akan meminta banyak korban...."   Ia melirik kepada Na Siao Tiap, lalu meneruskan.   "Mungkin juga akan berakibat dengan musnahnya partai Kun Lun! Mati atau hidupmu erat sekali hubungannya dengan musnah atau makmurnya partai Kun Lun! Mungkin juga terhadap partai-partai silat lainnya! Tiap Moi pernah mengatakan kepadaku, kau adalah seorang yang berbudi, berbakti dan agung. Di-samping itu, kau pun seorang yang memiliki bakat, Jika ada orang yang mengajarkan dan melatih kau lagi, dalam beberapa tahun saja, kau dapat menjadi seorang jago silat yang mungkin tiada tandingannya, Aku dan Tiap Moi adalah orang-orang perempuan lebih baik kami tidak berkecimpungan di kalang Kang-ouw, Mungkin juga dua tahun lagi, aku akan tinggal bertapa mengasingkan diri dari dunia luar sebagai seorang Nikouw (rahib wanita), Aku hanya merasa kecewa jika Tiap Moi ingin menelad aku sehingga kepandaian atau ilmu silatnya lambat laun menjadi lenyap di kalangan Bu Lim...."   Ia tak dapat meneruskan katakatanya karena ia memperhatikan bahwa Na Siao Tiap telah menjadi beringas! Sambil menghadapi ketiga pemimpin partai Kun Lun, Pek Yun Hui berkata lagi.   "Bee Kun Bu adalah murid partai Kun Lun, jika ketiga angkatan tua sebagai pemimpin partai Kun    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Lun masih juga ingin mengadil dia, aku tak akan turut campur lagi! Nah, sekarang akupun harus berpisah."   Lalu ia tarik tangannya Na Siao Tiap, dan berjalan perlahan-lahan meninggalkan ketiga pemimpin partai Kun Lun, Bee Kun Budan Lie Ceng Loan, Pang Siu Wie dan keempat bujangnya Na Siao Tiap pun mengikuti Pek Yun Hui berlalu dari tempat tersebut Tiba-tiba Lie Ceng Loan memanggil "Pek Cici!"   Pek Yun Hui berhenti, ia berbalik dan tersenyum sambil menanyai "Ada apa lagi? Apakah kau ingin bicara?"   Lie Ceng Loan menghampiri dengan kedua mata berlinang, ia pegang erat-erat tangannya Pek Yun Hui, dan dengan suara yang memilukan hati ia menanya.   "Apakah Cici betuI-betul hendak meninggalkan aku?"   "Kau harus mengikuti Suhumu kembali ke pegunungan Kun Lun, dan kau harus merawati baik-baik Bu Kokomu,"   Hibur Pek Yun Hui.   "Jika aku ingin menjumpai kau lagi, aku tentu akan mengajak kau datang dan menginap di sini."   Tapi,"   Kata Lie Ceng Loan.   "Aku sebetulnya masih ada banyak omongan untuk Cici, Sayang sekali Cici harus berpisah dan aku tak berkesempatan mengeluarkan isi hatiku lagi."   Rupanya Lie Ceng Loan sukar berpisah Pek Yun Hui mengusap-usap rambutnya seraya menghibur "Perpisahan kita hanya untuk sementara waktu, Kita masih ada banyak kesempatan berjumpa lagi di hari-hari yang akan datang...."   Ia menarik napas, lalu meneruskan "Nanti tiga bulan kemudian akan kusuruh Pang Siocia menunggangi bangau sakti pergi ke pegunungan Kun Lun dan biarlah dia sering-sering mendampingi kau."   Dengan hati merasa berat Lie Ceng Loan melepaskan cekalannya dan jalan balik kepada guru dan paman gurunya dengan kesedihan hati yang tak terlukiskan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Dengan tak dirasanya, air matanya Pek Yun Hui mengucur keluar di kedua belah pipinya, Tiap Moi, mari kita pulang!"   Ia berkata dengan berbisik Lalu dengan ilmu meringankan tubuh, ia berlari-lari ke tempat ke-diamannya, Na Siao Tiap menoleh sekali lagi ke arah Bee Kun Bu, lalu berlari mengikuti Pek Yun Hui, setelah memberi isyarat kepada empat bujang-bujang perempuannya, Pang Siu Wie membungkukkan tubuh memberi hormat kepada ketiga pemimpin partai Kun Lun seraya berkata.   "Kalian adalah jago-jago silat yang terkenal dan dihormati di kalangan Bu Lim. Aku yakin kalian dapat mengurus soal ini dengan bijaksana, Kata-kata Pek Siocia tadi diucapkan dengan setulus hati dan maksud yang suci. pertempuran nanti di markas besarnya partai Thian Liong pada pertengahan musim rontok lain tahun adalah sangat penting bagi semua partai-partai silat, mungkin pertempuran tersebut akan lebih hebat daripada pertempuran untuk menguji kepandaian silat di puncak SiauwSit Hong pada tiga ratus tahun yang lalu, karena pertempuran kali ini berarti musnahnya beberapa partai silat yang terkenal pada dewasa ini. Oleh karena itu, menurut pendapat Pek Siocia, gerak-gerik atau tindak tanduk Bee Siangkong sangat bersangkut paut dengan partai Kun Lun...."   Ia berhenti sejenak, lalu meneruskan "Betapapun lihaynya seorang wanita, dia tak dapat melawan seorang pria jika ilmu silatnya sama tingginya, Sekali lagi, aku mohon kalian bertindak bijaksana dalam hal mengadili Bee Siangkong...."   Lalu iapun berlari mengikuti kawan-kawannya! Ketiga pemimpin partai Kun Lun berdiri terpesona mendengar peringatan yang pedas itu.   Kemudian Tong Leng Tojin berkata kepada Suhengnya: Toa Suheng! Rupanya murid Toa Suheng ini adalah seorang yang maha penting.   Menurut pendapatku lebih baik kita membebaskan dia agar ia dapat leluasa berkelana di kalangan Kang-ouw menurut kehendaknya sendiri!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu terkejut mendengar kata-kata paman gurunya itu, Lekas-lekas ia berlutut di hadapannya Tong Leng Tojin dan memohon.   "Jika Teecu melanggar peraturan partai dan berbuat keliru, Teecu rela diadili dan menerima hukumannya, Teecu hanya berharap dengan kasih sayang Suhu dan Susiok, Teecu dapat memperbaiki diri dan menjadi seorang murid yang baik!"   Melihat Bee Kun Bu berlutut, Lie Ceng Loan juga turut berlutut di hadapannya Tong Leng Tojin dengan maksud membela Bu Kokonya, Tapi ia tak dapat bicara banyak, ia hanya dapat berkata.   "Bu Koko adalah seorang yang baik sekali.."   Ketika itu Hian Ceng Tojin ingat akan muridnya yang bernama Sim Cong yang ia pernah usir karena perbuatannya yang melanggar peraturan partai.Tiga kali Sim Cong memohon ampun agar dapat kembali, tetapi ia telah menolaknya memberi ampun.   Dan karena kegusarannya, ia telah menyuruh Sim Cong pergi mencari peta Cong Cin To (peta yang memberi petunjuk letaknya kitab-kitab Kui Goan Pit Cek).   Meski Sim Cong telah berhasil memperoleh peta Cong Cin To itu, akan tetapi dia terbunuh oleh kedua iblis dari daerah sebelah selatan sungai Yocu di dekat kuil Sam Ceng Koan.   Apakah sekarang ia harus mengulangi pengusiran seorang murid lagi? ia yang berwatak luhur dan berhati budiman tak tahan jika mengingat tewasnya Sim Cong, muridnya itu.    Bukit Pemakan Manusia Karya Khu Lung Naga Merah Bangau Putih Karya Kho Ping Hoo Jaka Galing Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini