Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 42


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 42


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   Dengan kedua mata berlinang ia hanya dapat berkata kepada Suteenya.   "Soal ini terserah kepadamu yang memegang pimpinan partai,"   Tong Leng Tojin mengetahui akan kesangsian Suhengnya, dan untuk meringankan beban yang rumit itu ia berkata.   "Jika Suheng telah mengatakan demikian, Siauw Tee akan mengurusnya dengan seksama!"   Hian Ceng-Tojin hanya mengangguk Giok Cin Cu ingin bicara, akan tetapi Hian Ceng Tojin mencegah dengan memberikan isyarat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu tak berani bangun, ia terus berlutut di hadapannya Tong Leng Tojin, menunggu keputusan Lalu Tong Leng Tojin mencabut pedangnya, dan dengan pedang terhunus ia memberi keputusannya.   "Mu-lai saat ini, kau bukannya murid partai Kun Lun lagi, Akan tetapi karena pelanggaranmu tidak membahayakan partai, kami tidak menghukum kau. Kami hanya membebaskan kau dari ikatan partai, Nah, kau boleh enyah!"   Bukan main terkejutnya Bee Kun Bu. ia menjerit-jerit.   "Suhu. Suhu.,.!"   Dan seterusnya ia menjadi bisu. Dengan hati seperti disayat, Hian Ceng Tojin memalingkan muka ke lain jurusan, seolah-olah tidak mendengar panggilan muridnya, Sambil menangis Bee Kun Bu loncat di hadapan gurunya dan memohon.   "Suhu, apakah Suhu betuI-betuI mengusir Teecu...?"   Dengan menahan perasaan hatinya, Hian Ceng Tojin berkata dengan sungguh-sungguh.   "Susiokmu yang memegang pimpinan partai telah memberi keputusan tidak mengakui kau sebagai murid lagi, Hubungan kita sebagai guru dan murid juga sudah putus...."   Jawaban yang menusuk hati itu membikin Bee Kun Bu gelap mata.   ia menjerit sekali, lalu jatuh pingsan di hadapan gurunya, Lie Ceng Loan dengan penuh kasih sayang mengangkat Bee Kun Bu didudukkan di tanah dan dipeluknya.   Hian Ceng Tojin teringat kembali peristiwa murid-nya, Sim Cong yang ia pernah usir, dan yang terbunuh mati oleh musuh ketika sudah dekat ia.   ia pejamkan kedua matanya, lalu berseru.   "Ayo, kita berlalu!"   Tong Leng Tojin juga berkata.   "Loan Jiee, ayo kita berlalu!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Dengan perlahan Lie Ceng Loan menengadah Air matanya mengucur Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya ia menjawab.   "Supek dan Suhu jalan lebih dulu. Aku akan menanti setelah Bu Koko siuman kembali, baru bersamasama dia pulang...."   Dengan wajah yang gusar Tong Leng Tojin membentak "Hayo, kita berlalu sekarang!"   Giok Cin Cu membujuk.   "Bee Suhengmu telah diusir oleh Supekmu, Dia tidak boleh pulang ke pegunungan Kun Lun."   Lie Ceng Loan letakkan tubuhnya Bee Kun Bu di lanah, lalu ia berlutut di hadapan Giok Cin Cu seraya berkala.   "Suhu, apakah boleh jika aku tidak pulang ke pegunungan Kun Lun?"   Giok Cin Cu yang telah mengetahui watak dan hatinya Lie Ceng Loan menjawabnya dengan nada yang ramah.   "Kau sudah menjadi muridnya partai Kun Lun, dan kau harus menuruti perintah guru dan paman-paman gurumu, Jika Supekmu memerintahkan kau kembali ke pegunungan Kun Lun, kau harus segera jalan...."   Lie Ceng Loan mendongak dan mengawasi awan-awan di langit dengan kedua mata berlinang, ia tak mengetahui apa yang harus diperbuatnya, Lagi-lagi ia terjerumus ke dalam kesulitan Tetapi kemudian ia berkeputusan dan berkata.   "Jika demikian, aku minta Supek juga mengusir aku. Tak kuat hatiku meninggalkan Bu Koko di tengah gunung-gunung dalam keadaan demi-kian?"   "Loan Jiec, apakah kau betul-betul tidak sudi kembali ke pegunungan Kun Lun?"   Tanya Giok Cin Cu. Sambil mengangguk Lie Ceng Loan menjawab.   "Akupun sebenarnya tak dapat terpisah dari Suhu, Tapi, jika Bu Koko tidak turut, tiada gunanya aku pulang ke pegunungan Kun Lun, Aku tentu akan jatuh sakit!"   Jawaban itu membikin Giok Cin Cu ingat akan penderitaannya Lie Ceng Loan dahulu hari. Jika Lie Ceng Loan dipaksa pulang, itu berarti memaksa dia menderita lagi    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ketika ia memikiri Liong Giok Pin yang tidak diketahui jejaknya, maka dengan tidak turutnya Lie Ceng Loan, ia akan kehilangan dua orang murid yang disayanginya seperti anak kandung.   Sebagai seorang ibu yang akan kehilangan seorang puteri, ia hanya dapat menghela napas dan menghibur "Aku tak dapat memaksa kau turut, Tapi jika kau ingin menjumpai aku, kau dapat segera pergi ke pegunungan Kun Lun menjumpai aku!"   "Aku senantiasa tidak lupa kepada Suhu!"   Jawab Lie Ceng Loan, Lalu Giok Cin Cu menghadapi Tong Leng Tojin dan berkata.   "Aku mohon Suheng tidak berkeberatan jika Loan Jiee menemani Bee Kun Bu yang telah diusir Aku yakin bahwa Loan Jiee tidak bermaksud menentang partai kita...."   "Meskipun Loan Jie sudah menjadi muridmu,"   Kata Tong Leng Tojin.   "Akan tetapi dia masih belum bersembahyang di hadapan roh nenek moyang pendiri dari partai Kun Lun, Oleh karena itu dia masih belum terhitung murid partai Kun Lun yang resmi, Soal itu terserah kepada Sumoymu, aku sendiri sudah tentu tidak ber-keberatan, Hayo kita berlalu dari sini!"   Lalu ia paling dulu berjalan pergi, diikuti oleh Hian Ceng Tojin dan Giok Cin Cu.   Mereka bertiga berjalan dengan pikiran yang kusut, oleh karena itu mereka berjalan dengan perlahan.   Lie Ceng Loan mengawasi Suhu dan kedua Supeknya berlalu dengan hati yang berat ia terpaksa merawat Bee Kun Bu yang ia cintai, ia rela berkorban untuk Bu Kokonya, Setelah ketiga pemimpin partai Kun Lun itu tidak kelihatan lagi, Lie Ceng Loan berusaha membikin sadar Bee Kun Bu.   Kedua matanya terus berlinang, ia merasa sedih sekali memikirkan nasibnya, karena di dalam beberapa bulan itu ia telah menderita banyak,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tiba-tiba terdengar suara di belakangnya yang ber-kata.   "Kau harus menguruti dadanya, dia akan lantas sadarkan diri, Kau harus pijat-pijat urat di punggung-nya!"   Tanpa menoleh lagi, Lie Ceng Loan turuti petunjuk itu. Setelah ia memijat urat di punggungnya Bee Kun Bu, benar saja pemuda itu segera membuka kedua matanya dan berseru.   "Suhu!"   Lie Ceng Loan berpikir "Bukankah Suhu dan kedua Supeknya telah berlalu?"   Ia menoleh ke belakang dan melihat seorang Tojin yang memancangkan pedangnya di punggung sedang memperhatikan ia menolong Bee Kun Bu.   ia menanyai "Mengapa Totiang masih belum bertalu dari sini?" -ooo0oooMenangkap orang untuk dijadikan sandera Bee Kun Bu bangun dan mengawasi Tojin itu, yang bukan lain daripada Sia Yun Hong, pemimpin partai silat Tiam Cong.   ia menegur.   "Mengapa Totiang kembali ke sini?"   Sia Yun Hong tersenyum.   "Jika aku tidak kembali, mungkin kau akan mati konyol di pegunungan yang sepi ini!"   Jawab Tojin itu. Bee Kun Bu segera menanya Lie Ceng Loan.   "Apa-kah betul Sia Totiang yang telah menolong aku?"   Lie Ceng Loan mendekati Bee Kun Bu dan memberikan penjelasan.   "Aku telah berusaha membebaskan jalan-jalan darahmu, akan tetapi tidak berhasil Lalu Sia Totiang memberikan petunjuk untuk memijat urat di punggungmu Setelah aku turut petunjuknya, kau segera menjadi sadar."   Bee Kun Bu segera mengangkat kedua tangannya menghaturkan terima kasih seraya berkata: Terima kasih atas petunjuk Totiang untuk menolong jiwaku. Budi ini aku tak akan lupa!"   Lalu tanpa menunggu jawaban lagi ia tarik tangannya Lie Ceng Loan dan berkata.   "Hayo kita pergi dari sini!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sia Yun Hong loncat menghadang sambil berkata.   "Kalian tak dapat berlalu dari sini begitu saja, Aku masih ada omongan!"   "Kau sebetulnya mau apa?"   Bentak Bee Kun Bu. Sia Yun Hong menyengir dan berkata.   "Kau telah diusir dari partai Kun Lun, kini tak perlu lagi mentaati peraturan partaimu!"   "Kau tak berhak turut campur urusanku!"   Kata Bee Kun Bu.   "Jika kau masih juga merintangi kami, aku terpaksa menggunakan kekerasan!"   Tapi apakah dengan pedangmu kau dapat berlalu dengan mudah?"   Menantang Sia Yun Hong. Bee Kun Bu tidak menjawab lagi. ia cabut pedangnya, dan dengan jurus Heng Cun Ji ia menyerang lawan-nya. Cui Hun Cap Ji Kiam yang lihay dan tak dapat dipandang ringan. Sia Yun Hong meloncat ke belakang, ia terkejut Pikirnya.   "Anak kemarin dulu ini lihay juga ilmu silat pedangnya!"   Bee Kun Bu juga terperanjat melihat cara lawannya menghindari serangannya, ia mengagumi ilmu silat lawan-nya, Lalu ia menyerang lagi dengan jurus Cwan In Ti Gwat (Menyingkap awan memetik bu!an), pedangnya menusuk dada lawannya secepat kilat! Sia Yun Hong tidak mundur lagi.   ia pun mencabut pedangnya, dan dengan tenaga dalam ia tangkis tusukan tersebut Terdengar dua pedang beradu, dan terlihat muncratnya lelatu dari kedua pedang itu! Bee Kun Bu terpental tujuh-delapan kaki, Meski pedangnya tidak terlepas dari cekalannya, namun lengannya ia rasakan kaku, mulut dan hidungnya menjadi panas! "Ha! Ha! Ha!"   Tertawa Sia Yun Hong.   "Meskipun kau masih muda,"   Akan tetapi ilmu silat pedangmu lihay juga, Nah, aku sekarang akan membalas menyerang!"   Segera pedangnya    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   menusuk dan menekan pedangnya Bee Kun Bu, sedangkan tangan kirinya menyambar lengan l awan nya.   Untuk menghindari cengkeramannya itu, Bee Kun Bu terpaksa menggunakan langkah ajaib Ngo Heng Bi Cong Pu, dan segera ia bebas dari tekanan maupun cengkeraman! Tapi Sia Yun Hong mencegah Bee Kun Bu mundur dengan pedangnya, ia coba mencekal lagi, Tetapi lagi-lagi ia gagal, karena ia menyambar angin! Ketika ia menoleh ke belakang, Bee Kun Bu sudah berada di belakangnya siap menusuk kepadanya lagi Lie Ceng Loan juga sudah mencabut pedangnya, dan berdiri menyaksikan pertempuran itu.   sebetulnya ia ingin membantui, akan tetapi setelah melihat Bee Kun Bu dapat mengegosi semua serangan-serangan dengan ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu, hatinya menjadi Iega.   Sia Yun Hong telah melihat sikapnya gadis itu, ia berpikir "Anak kemarin dulu ini sukar ditangkap, lebih baik aku terkam gadis itu, Dengan gadis itu sebagai sandera, aku dapat memaksa anak ini membantu aku mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek di dalam jurang!"   Sia Yun Hong telah memperhatikan hubungan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan dengan Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap, ia yakin bahwa Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap akan berusaha mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang telah terjatuh di dalam jurang, Jika ia sendiri pergi mencarinya, ia tentu akan menjumpai kedua gadis yang lihay itu, Lagi pula ia telah diperingatkan Pek Yun Hui untuk tidak kembali ke daerah pegunungan Koat Cong San.   Tetapi jika ia dapat menangkap Bee Kun Bu hidup-hidup untuk dijadikan sandera, ia dapat mencegah kedua gadis yang lihay itu menghajar ia.   Oleh karena itu, ia telah kembali lagi dengan maksud mencari kitabkitab Kui Goan Pit Cek.   iapun insyaf bahwa ia tak dapat menangkap Bee Kun Bu jika pemuda ini masih terikat dengan partai Kun Lun, karena ia yakin tak dapat melawan ketiga pemimpin partai Kun Lun itu,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tetapi kini setelah Bee Kun Bu diusir keluar dari partainya, tekadnya untuk mencari kitab-ki tab Kui Goan Pit Cek itu menjadi makin keras, Semua perubahan itu ia telah mengetahui jelas, karena ia telah bersembunyi mendengari peristiwa pengusirannya Bee Kun Bu.   ia menunggu sampai ketiga pemimpin partai Kun Lun itu berlalu lalu ia keluar menghampiri Lie Ceng Loan yang sedang berusaha menolong Bee Kun Bu.   Bee Kun Bu yang menampak Sia Yun Hong mengawasi Sumoynya, ia segera loncat di sampingnya seraya menegur.   "Hei Totiang! Kau sebagai pemimpin satu partai silat yang terkenal tak seharusnya mempunyai maksud keji terhadap seorang gadis! jika hal ini tersiar bukankah kau akan mencemarkan nama baiknya partai Tiam Cong?"   Sta Yun Hong menjadi merah mukanya, ia membentak "Jangan anggap aku ini keji! Kalian berdua boleh menyerang aku! Jika di dalam sepuluh jurus kalian tidak kalah, aku segera akan berlalu dari sini! Tapi jika kalian kalah, kalian harus turut perintahku Aku tak akan menganiaya kalian...."   Bee Kun Bu menyengir, dan memotong pembicaraannya dengan bentaknya.   "Jika kau betul-betul lihay, Ia-wanlah aku seorang, aku tak perlu dibantu, Apakah kau kira aku tidak tahu tipu muslihatmu? Aku khawatir jika kau terlalu lama di sini, orang lain telah turun ke jurang untuk mencari kitah-kitab Kui Goan Pit Cek. Co Hiong mungkin telah tewas di dalam jurang itu, akan tetapi kitab-kitab tersebut tak akan musnah bersama Co Hiong!"   "Ha! Ha! Ha!"   Tertawa Sia Yun Hong.   "Kau bukan saja lihay ilmu silatnya, tetapi juga lihay otaknya, Ter-kaanmu jitu, Aku yakin kau juga ingin mencari kitab-kitab tersebut Bagaimana pendapatmu jika kita mencarinya bersama-sama?"   Bee Kun Bu menggeleng-gelengkan kepala.   "Aku tak bermaksud mencari kitab-kitab itu,"   Jawabnya,"Apakah kau tidak mengetahui bahwa telah banyak jiwa melayang selama beberapa ratus tahun ini karena ingin memiliki kitab-kitab itu?    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tadi dengan mata kepala sendiri aku telah menyaksikan Co Hiong telah terjungkal masuk ke dalam j urang yang dalam karena kitab-kitab itu.   Mung-kin juga mayatnya masih hangat! Aku menasehatkan kau, demi keselamatan jiwamu, lebih baik kau jangan mencari kitab-kitab itu!"   "Kau telah memberi nasehat yang baik ke pada ku. Terima kasih,"   Berkata Sia Yun Hong.   Tetapi soal kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu bukan soal kita berdua lagi Soal itu telah menjadi soal orang-orang dari kalangan Bu Lim, walaupun andaikata aku tidak mencarinya, pasti orang lain akan mencarinya, Dan orang yang memiliki kitab-kitab itu akan menjadi jago di kalangan Bu Lim.   Aku ingin mencarinya hanya demi kepentingan semua jago-jago silat di kalangan Bu Lim...."   Ia berhenti sejenak, lalu meneruskan.   "Sebetulnya aku sudah lama menyimpan pedangku, dan tidak sudi tahu menahu tentang perisliwa-peristiwa di kalangan Bu Lim, Sudah hampir dua puluh tahun aku bertapa di pegunungan Tiam Cong San, dan sudah lama aku tak ingin mencari nama lagi di kalangan Bu Lim, Jika kau sudi mencari kitab-kitab tersebut bersama-sama, setelah kita berhasil memper-olehnya, aku akan bakar kitab-kitab itu di hadapanmu, Dengan demikian kita dapat mencegah jago silat yang manapun memiliki lagi kitab-kitab itu."   Bee Kun Bu berpikir sebentar, lalu menjawab.   "Aku pereaya akan kata-katamu. Tapi sayang, aku sebagai murid partai Kun Lun tak dapat membantu kau, Jika kau masih juga ingin mencarinya, kau dapat melakukan sen-diri...."   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Sia Yun Hong tersenyum dan berkata lagi.   "Aku melihat dengan kepala mata sendiri bahwa kau telah diusir oleh partai Kun Lun, kini kau tidak terikat lagi dengan partai itu. Di samping itu, bukankah aku telah menjelaskan maksudku untuk membakar kitab-kitab itu? jika kau masih juga menolak, aku terpaksa...."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Dengan kesempatan itu ia meloncat maju dan menusuk Bee Kun Bu.   Tusukan itu dilakukan dengan tiba-tiba dan secepat kilat, di luar dugaannya Bee Kun Bu.   Namun Bee Kun Bu masih dapat menarik Lie Ceng Loan ke samping sambil mengegosi tusukan tersebut Lalu dengan jurus In Bu Kim Kong (Sinar terang memancar di awan) ia putar pedangnya melindungi Lie Ceng Loan sambil melindungi dirinya sendiri, Tapi betapapun lihaynya ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam, Bee Kun Bu kalah tenaga daripada Sia Yun Hong.   Tang! Dua pedang beradu, dan terlepaslah pedangnya Bee Kun Bu dari cekalannyal Lalu Sia Yun Hong meloncat maju dan mencekal pergelangan tangannya Lie Ceng Loan, sedangkan pedang di tangan kanannya menusuk tiga kali beruntun ke dadanya Bee Kun Bu dengan jurus Sam Seng Tui Gwat atau "Tiga bintang mengejar bulan", Dengan ilmu langkah ajaib Ngo Heng Bi Cong Pu, Bee Kun Bu berkelit diri dari ketiga totokan pedang itu, dan mengangkat tinju menjotos punggungnya Sia Yun Hong, Tapi Sia Yun Hong sudah siap, ia menyabet jotosannya Bee Kun Bu, lalu loncat ke samping sambil membetot Lie Ceng Loan, Lie Ceng Loan telah tereekal tangannya, karena ia terperanjat ketika menyaksikan pedangnya Bee Kun Bu terlepas dari cekalannya, dan Sia Yun Hong yang lihay lebih lihay daripada mereka berdua telah berhasil mencekal pergelangan tangannya secepat kilat Lalu ia loncat ke samping sambil membetot Lie Ceng Loan, Demikianlah pertarungan itu berlangsung dengan seru sekali tanpa ada orang yang terluka, karena maksudnya Sia Yun Hong hanya menangkap Lic Ong Loan untuk dijadikan sandera dan kemudian memaksa Bee Kun Bu.   "Lepaskan Sumoyku!"   Bee Kun Bu mengancam. Sia Yun Hong yang telah berkali-kali gagal menangkap Bee Kun Bu, sudah mulai mengagumi ilmu silatnya, dan ia pun tak berani melawan dengan acuh tak acuh lgi, ia    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   mengumpulkan tenaga dalamnya, siap menyambut jotosannya Bee Kun Bu.   Betul saja Bee Kun Bu menjotos, Sia Yun Hong tidak mengegos, Dengan ilmu Lui Kang Kong Kie Hu Sin (ilmu tenaga dalam menjaga tubuh) ia menerima jotosan tersebut dengan bahunya, sambil terus memegang erat-erat pergelangan tangannya Lie Ceng Loan, Lalu ia meng-ancam.   "Jika kau masih menyerang aku, aku terpaksa menotok jalan darah Sumoymu untuk melumpuhkan seluruh tubuhnya!"   "Hm,"   Geram Bee Kun Bu dengan gusar "Mustahil seorang pemimpin partai silat yang terkenal berbuat demikian keji terhadap seorang perempuan yang masih muda dan Icmah, jika peristiwa ini aku umbarkan, di manakah kau dapat menaruh mukamu?"   Sia Yun Hong tertawa bergelak-gelak, dan men-jawab.   "Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek besar sekali hubungannya dengan nasib partai-partai silat di kalangan Bu Lim. Soal muka dan sebagainya aku dapat kesam-pingkan."   Sambil berkatakata, ia mencekal makin keras pergelangan tangannya Lie Ceng Loan sehingga gadis itu meringis kesakitan Namun Lie Ceng Loan tidak menjerit ia menahan sakit sampai keringat membasahi pa-kaiannya, Melihat penderitaan itu, Bee Kun Bu sangat pilu hatinya, ia mengumpulkan seluruh tenaga dalamnya, siap melabrak Sia Yun Hong dengan nekad, Sia Yun Hong telah menduga Lie Ceng Loan akan minta perto)ongannya Bee Kun Bu.   ia tidak perhitungkan bahwa gadis itu rela berkorban untuk Bee Kun Bu itu, Makin keras ia mencekal, makin keras kepala si gadis menahan sakitnya.   Sia Yun Hong hanya perlu mengerahkan sedikit tenaga lagi untuk membikin remuk tulang di pergelangan tangan iiu: namun Lie Ceng Loan tetap bertahan Tiba-tiba dengan suara yang lemah lembut, penuh dengan kerelaan hati, Lie Ceng Loan berkata kepada Bee Kun Bu.   "Bu Koko, kau dapat berlalu dari sini seorang diri. Tojin ini lebih    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   lihay daripadamu Kau tak dapat mengalahkan dia.   Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek adalah miliknya Na Cici, kita tentu tak dapat membantu orang lain pergi mencari kitab-kitab tersebut Selama dua bulan ini, aku telah banyak berpikir...   akan tetapi aku tak memperoleh kesempatan untuk memberitahukan Koko...."   Bee Kun Bu membentak untuk mencegah Lie Ceng Loan mengeluarkan isi hatinya, ia cabut pedangnya dan berkata dengan suara yang keras.   "Jika kita harus mati, kita akan mati bersama-sama!"   Lalu ia menyerang Sia Yun Hong. Sia Yun Hong menangkis tusukan tersebut, dan melangkah mundur dua tindak untuk menusukkan ujung pedangnya di dadanya Lie Ceng Loan. ia mengancam.   "Jika kau menyerang lagi, aku terpaksa menusuk mati Sumoymu! Baru saja Bee Kun Bu ingin menyerang lagi, tetapi setelah mendengar ancaman itu, ia segera tarik kembali pedangnya, Tiba-tiba Lie Ceng Loan menjerit.   "Bu Koko, jangan pereaya ancaman Tojin yang licik ini, sedikitpun aku tak takut mati....n ia menyeka air matanya dengan tangan kirinya, lalu meneruskan: Tojin ini busuk sekali, jika dia yang memiliki kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan telah berlatih, dia pasti akan melakukan banyak perbuatan yang keji! Dia tahu bahwa Bu Koko akan melakukan apa saja untuk membela aku dan dia akan paksa Bu Koko membantu dia mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek...."   "Siapa bilang aku menipu dia!"   Kata Sia Yun Hong dengan marah. Lalu ia tekan pedangnya sedikit sehingga menusuk pakaiannya dan juga tubuhnya Lie Ceng Loan sehingga keluar darah menodakan pakaiannya, Totiang, jangan teruskan tusukanmu!"   Seru Bee Kun Bu.   "Bu Koko!"   Kata Lie Ceng Loan.   "Biasanya aku selalu turut perkataan Koko, Kini aku mohon Koko turuti perkataanku!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Hancurlah hatinya Bee Kun Bu mendengar permintaan gadis itu, ia menjawab.   "Sebutlah!"   "Tojin yang licik ini ingin mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek,"   Kata Lie Ceng Loan.   "Akan tetapi dia takut menjumpai Pek Cici dan Na Cici, Oleh karena itu dia hendak paksa kau membantu dia mencarinya, Jika kau menolak, dia akan mengancam membunuh aku. Jika dia menjumpai Pek Cici atau Na cici, dia akan mengancam membunuh mati Bu Koko, karena aku yakin bahwa Pek Cici, maupun Na Cici akan mengalah untuk menolong Bu Koko, Dengan tipu muslihatnya yang keji itu, dia akan memperoleh kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Harus kita ingat, Pek Cici sangat baik terhadap kita, Aku kira jika kita mati, dia akan bebas dari kekhawatirannya, Maka aku minta Bu Koko lekas-lekas berlalu dari tempat ini, dan jangan gubris ancamannya!"   Ia mengakhiri permintaannya dengan senyuman yang penuh dengan kasih sayang, lalu dengan wajah yang tenang ia menanti nasib-nya.   Meskipun Bee Kun Bu melihat bahwa Lie Ceng Loan tak takut mati dan rela berkorban untuk orang-orang yang dicintainya, namun ia tak tega menuruti kehendak nya.   ia berdiri terpaku, ia tak berdaya! kesempatan ini digunakan oleh Sia Yun Hong untuk mengancam lagi.   "Aku sudah lama tidak membunuh orang, sekarang aku memperlihatkan kepadamu! Aku tidak pereaya bahwa Sumoymu tidak takut mati!"   Lalu ia mengerahkan seluruh tenaga dalamnya untuk meremukkan tulang di pergelangan tangannya gadis itu.   Tapi setelah melihat wajah yang tenang dari gadis itu, ia terperanjat Tiba-tiba ia melepaskan cengkeramannya, dan loncat mundur tiga langkah sambil berkata.   "Hayo, kalian enyah dari sini! Aku Sia Yun Hong tak akan membunuh seorang yang masih muda! Lekas enyahlah!"   Bee Kun Bu loncat ke sampingnya Lie Ceng Loan, dan mengangkat kedua tangannya menghaturkan hormat seraya    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   berkata.   "Bu Totiang hari ini, aku Bee Kun Bu tak akan lupakan!"   Memang Sia Yun Hong sudah mulai lunak hatinya ketika mendengar kata-kata Lie Ceng Loan, dan ia sangat malu terhadap maksud dan perbuatannya ketika melihat wajah yang tenang dan tak takut mati dari Lie Ceng Loan, Gadis itu mengawasi Sia Yun Hong sejenak, lalu menanyai "Ha! Kau tidak membunuh mati aku??.,., Totiang ternyata masih berperikemanusiaan!"   Kata-kata itu bagaikan pisau yang menusuk hatinya Sia Yun Hong, ia sangat malu, ia membalikkan tubuh dan lari pergi! "Terima kasih atas pertolongan Totiang terhadap Bu Koko!"   Tersenyum Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu berkesempatan memandang gadis yang rela berkorban untuknya, Dalam pandangannya, gadis itu sederajat dengan seorang dewi, ia merasa malu akan perbuatannya yang lampau, yang membuat gadis itu menderita.   "Bu Koko,"   Kata Lie Ceng Loan.   "Suhu dan kedua Supek berlalu dengan berjalan perlahan-lahan, akan tetapi Totiang itu berlalu dengan berlari pesat sekali!"   Kata-kata itu membikin Bee Kun Bu berpikir akan nasibnya Liong Giok Pin, dan ia menyatakan pikirannya itu.   "Loan Moi, aku sedang memikirkan akan nasibnya Liong Cici, Mari kita pergi cari dia!"   Dengan kedua mata terbelalak, Lie Ceng Loan menanyai "Di manakah kita mencarinya?"   Bee Kun Bu tak dapat menjawabnya, ia menundukkan kepalanya berpikir Ketika ia mengangkat kepalanya lagi, ia menghela napas sebelumnya berkata.   "Betul, kemanakah aku harus pergi? Aku telah diusir keluar dari partai Kun Lun. Dunia ini meski besar dan luas aku tak melihat ruang yang dapat menempatkan diriku....M    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Bu Koko,"   Kala Lie Ceng Loan dengan nada menghibur "Liong Cici adalah seorang yang baik, Jika dia lelah mengetahui sebab musababnya, dia tak akan mempersalahkan kau.   Ketika aku menderita sakit di pegunungan Kun Lun, Liong Cicilah yang merawati aku, Kita harus membalas budinya itu!"   Bee Kun Bu terharu mendengar penjelasan tersebut yang penuh dengan budi kasih, ia berpikir "Jika Co Hiong tidak mencuri kitab-kitab Kui Goan Pit Cek di kamar Thian Kie Hu ketika aku sedang menderita sakit, aku tentu tak mengalami peris-tiwa-peristiwa yang mengakibatkan pengusiran aku keluar partai Bu kan kah Liong Giok Pin lari keluar karena tertarik oleh Co Hiong?"   Ia membanting kakinya menyatakan kegusaran nya terhadap manusia yang hina dan keji itu.   Lalu ia menjadi reda kembali ketika berpikir bahwa Co Hiong telah jatuh ke dalam jurang membawa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan mungkin telah binasa.   ia menggeleng-gelengkan kepalanya, Kemudian di pegunungan yang sunyi senyap itu terdengar suara seruling yang memilukan hati sehingga membikin suasana menjadi makin suram dan seram, Sejenak kemudian Bee Kun Bu berdiri tegak dan berseru.   "Mengapa dia datang ke pegunungan ini?"   Lie Ceng Loanjuga menjadi heran mendengar seruan itu.   ia ingin menanya, ketika dari jauh datang menghampiri seorang wanita yang mengenakan pakaian serba hitam sambil meniup seruIing, wajahnya pucat pasi, Lie Ceng Loan pernah melihat wanita itu ketika Bee Kun Bu menderita sakit di dalam goa, dan iapun segera mengena!inya.   Hanya di sebelah pipinya ada tanda bekas bacokan, Wanita itu adalah Giok Siu Sian Cu, SeteIah tiba di hadapan Bee Kun Bu, wanita itu berhenti meniup seruIingnya, ia pandang Lie Ceng Loan, lalu memandang Bee Kun Bu.   ia hanya tersenyum tidak menanya,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu masih belum hilang kebingungannya.   Peristiwa-peristiwa yang lampau kembali lagi.   ia tak dapat mengerti mengapa jago silat wanita yang terkenal sebagai iblis ini juga tetah jatuh hati kepada nya, Melihat kedua orang tidak bicara, Lie Ceng Loan menghampiri Giok Siu Sian Cu dan berkata.   "Cici, kita berjumpa lagi di sini."   Giok Siu Sian Cu menghela napas, lalu menjawab.   "Loan Moi, kau dapat hidup, karena Bu Koko telah dapat dicari olehmu, dan kau tak akan menderita penyakit pikiran lagi!"   Tahun yang lalu, Lie Ceng Loan telah menderita sakit hebat di puncak Kim Teng Hong di pegunungan Kun Lun karena merindui Bee Kun Bu, dan Giok Siu Sian Cu pernah menerobos masuk ke daerah pegunungan Kun Lun untuk memenuhi janji mengadu silat melawan Hian Ceng Tojin, Ucapan itu tidak menyinggung perasaannya Lie Ceng Loan.   ia menjawab dengan wajan "Betu!, Bu Koko seorang yang baik, Apakah kau juga menyukai aku?"   Pertanyaan itu membikin Bee Kun Bu terkejut Ketika itu matahari sudah terbenam, Angin meniup sepoi-sepoi, dan dalam suasana demikian, Lie Ceng Loan yang mengenakan pakaian putih nampaknya seperti satu bidadari Giok Siu Sian Cu yang mengenakan pakaian serba hitam, sebaliknya menimbulkan kesan yang sedih, Bee Kun Bu telah melihat bekas bacokan di pipinya wanita itu, ia ingat akan peristiwa wanita itu menolong jiwanya sehingga terluka.   "Hengtee, kau tentu merasa heran mengapa menjumpai aku di sini?"   Kata Giok Siu Sian Cu.   "Jika aku sampai saat ini masih hidup, aku tak lupa bahwa kaulah yang pernah menolongjiwaku,"   Jawab Bee Kun Bu. Tanpa pertolonganmu mungkin aku sudah dibunuh mati oleh Co Hiong!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Giok Siu Sian Cu tersenyum dan berkata.   "Hengtee, kau jangan sebut-sebut peristiwa itu, tetapi mengapa kau tak dapat melupakan aku?"   Pertanyaan itu membikin Bee Kun Bu tereengang, ia tak dapat berkata-kata, ia menundukkan kepalanya, seolah-olah seorang yang menerima salah.   "Sudahlah, jika kau tak dapat menjawabnya, Aku akan meniup sebuah lagu untuk kau,"   Kata Giok Siu Sian Cu.   Lalu ia meniup serulingnya, Lagu yang ia tiup adalah suatu lagu yang memilukan hati, Baru saja Bee Kun Bu mendengar nada seruling yang makin nyaring itu, ia menutupi kedua kupingnya dan berlari pergi.   Lagu seruling itu adalah lagu yang Giok Siu Sian Cu pernah tiup untuknya ketika ia menderita luka parah dan berada di sampingnya wanita itu yang merawatinya dengan tekun, Maksud daripada wanita itu ialah untuk menimbulkan kembali perasaan kasih sayangnya Bee Kun Bu ter-hadapnya, Giok Siu Sian Cu berhenti meniup, dan memanggil.   "Hengtee! Jika kau tak sudi mendengar lagi, akupun berhenti meniupnya!"   Peristiwa yang terjadi di hadapannya membikin Lie Ceng Loan bingung, ia yang hatinya sangat polos tak dapat melihat hubungan antara Bu Koko dan wanita itu.   Ketika Bee Kun Bu lari, ia mengejar dan menangkapnya, Giok Siu Sian Cu merasa cemburu melihat kekasihnya di dalam pelukan Lie Ceng Loan.   ia menjadi gelisah, tapi Lie Ceng Loan berkata dengan ramah.   "Cici, rupanya Bu Koko tak tahan mendengar lagu yang sedih, Bukankah lebih baik jika Cici meniup lagu yang gembira?"   Kata-kala itu menginsyafkan Giok Siu Sian Cu akan kekeliruannya. ia merasa akan perbuatan maupun maksudnya, ia menghampiri dan mengusap-usap rambutnya. Lie Ceng Loan seraya berkata.   "Maaf! Karena aku masih bersedih hati, maka aku selalu meniup lagu-lagu yang sedih. Di kemudian hari, mungkin kau juga akan menaruh simpati    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   terhadap orang-orang yang bersedih hatL,."   Kata-kata tersebut masih tetap ditujukan kepada Bee Kun Bu yang masih membungkam terus.   "Hengtee,"   Kata Giok Siu Sian Cu kepada Bee Kun Bu.   "Lebih baik kau lupakan aku demi kepentinganmu sendiri!"   Perkataan yang merupakan suatu teguran atau sindiran itu tak dapat diterima oleh Bee Kun Bu yang berbudi luhur Dengan gusar ia menjawab.   "Siocia! Aku Bee Kun Bu tak akan melupakan budi luhur siapapun!"   Dengan senyuman yang menggiurkan Giok Siu Sian Cu berkata lagi.   "Masih ingatkah kau lagu apa yang aku tiup ketika kau menderita luka parah dan dirawat oleh-ku?"   "Ketika itu aku masih separuh sadar, namun aku tak akan lupa lagu yang kau tiup untuk aku. justru mendengar lagu itu, aku merasa sedih kembali!"   "Ketika kau masih di dalam goa, aku telah pergi ke puncak Ngo Houw Leng dan menjumpai Hian Ceng Totiang, guru dan Lie Sumoy untuk minta pertolongan Pada ketika itu, aku tak mengetahui kau telah ditolong orang Iain. Aku kira kau telah tewas di dasar sungai setelah kau dilempar ke dalam sungai itu oleh Co Hiong...."   Ia berhenti sejenak mengawasi sikapnya Lie Ceng Loan, lalu meneruskan.   "Aku merasa girang kau ter-to)ong. Tapi jika aku ingat pada saat kau di dalam goa dengan pakaian berlumuran darah, aku sering-sering lerkenang akan....H ia sukar mengakhiri ucapannya "Cici,"   Kata Lie Ceng Loan.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Aku sekarang ingat akan peristiwa ketika kau juga terluka, Kau duduk bersandar di suatu batu dengan pakaian berlumuran darah, Toa Supek menolong membebaskan jalan-jatan darahmu, dan kau pernah mengatakan bahwa pertolongan itu terlambat Tapi Bu Koko yang dilempar ke dalam sungai ternyata telah ditolong oleh Pek CicL Sayang aku tak berkesempatan memberitahukan hal ini kepadamu."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Loan Moi, sudahlah,"   Mohon Bee Kun Bu.   "Peris-tiwa lampau yang memilukan hati itu lebih baik jangan ditimbultimbulkan kembali!"   "Betul,"   Kata Giok Siu Sian Cu, Tapi peristiwa itu takkan terlupakan Seperti impian Ya, peristiwa itu seperti impian belaka! Aku tidak mengetahui kau ter-tolong, Setelah aku sembuh, aku kembali ke sungai itu dengan maksud mencari mayatmu agar aku dapat menguburnya dengan seksama, Tentu saja aku gagal mencari mayatmu.   Kemudian aku mencari keterangan dan mengetahui kau telah dibawa ke pegunungan Koat Cong San untuk diobati Oleh karena itu aku datang ke sini, Tapi aku sekarang seolah-olah tidak diingini...."   Ucapan yang menusuk hatinya itu membikin Bee Kun Bu berpikir.   "GiokSiu Sian Cu terkenal di kalangan Kang-ouw sebagai seorang iblis wanita, Aku tak sangka diapun mempunyai perasaan yang halus, Aku sukar melepaskan diri dari jaringnya, Jika aku betindak salah, aku khawatir dia akan berdendam terhadapku Aku yakin aku tak dapat melawan."   Lalu dengan sabar ia berkata.   "Siocia, hari sudah ma!am. Kita harus lekas-lekas berlalu dari tempat ini. Aku mohon berpisah di sini!"   Lalu ia menyeret tangannya Lie Ceng Loan dan berjalan ke lain jurusan Dengan satu loncatan GiokSiu Sian Cu menghadang di depan mereka. ia mengancam.   "Hengtee, kau ingin berlalu begitu saja? Urusan kita belum beres."   Bee Kun Bu gentar melihat wajahnya yang beringas, Tapi Lie Ceng Loan berkata sambil tersenyum.   "Jika kau tak mengijinkan kami berlalu, kaupun boleh turut kami bersama sama."   Sebetulnya Giok Siu Sian Cu ingin menghantam gadis itu yang ia anggap sebagai saingannya yang terbesar tetapi setelah melihat sikapnya yang ramah dan mengetahui keluhuran budinya, ia tak sampai hati meng-hantamnya. Lalu ia menanya.   "Loan Moi, aku ingin kau berpisah dari Bu Kokomu, apakah kau setuju?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Seperti halilintar di tengah hari, Lie Ceng Loan terperanjat mendengar pertanyaan itu.   ia terpaku dan menjadi bisul Bee Kun Bu menjadi gusar, dan dengan tak terasa ia memegang gagang pedangnya, siap membela Sumoynya, justru pada saat itu yang tegang itu, di malam yang sunyi senyap itu terdengar suara orang meraung.   Mereka menoleh ke jurusan suara tersebut, dan di bawah sinarnya rembulan, mereka tampak seorang Hweeshio yang berpakaian jubah abu-abu dan memegang sebuah periuk tembaga tengah mendatangi ke arah mereka, Ketika tiba di hadapan mereka, Hweeshio itu membungkukkan tubuh memberi hormat seraya menegur "Kalian baik-baik saja!"   "Toa Suhu!"   Kata Giok Siu Sian Cu.   "Aku tidak menduga menjumpai kau di sini. Mengapa kau tidak kembali ke pegunungan Ngo Bi San! Urusan apakah yang menahan kau di sini?"   Tio Ceng Taysu menyengir "O Mi To Hut!"   Pujinya.   "Mungkin kau masih ingat bahwa di pegunungan Ngo Bi San aku telah mengatakan aku tak segan membunuh lagi!"   Bee Kun Bu terkejut mendengar kata-kata itu. Ia mengerti mengapa Hweeshio ini ingin membunuh, perselisihan apakah yang membuatnya dia demikian ne-kadnya, ia ingin menanya, tetapi Giok Siu Sian Cu bicara lagi.   "Di pegunungan Ngo Bi San, aku telah dijotos sekali olehmu, itu aku tak lupa, Kebetulan sekali kita berjumpa lagi di sini, dan aku memperoleh kesempatan menghajar hutang jotosan itu!"   Segera terlihat Tong Pun Hweeshio mengumpulkan tenaga dalamnya siap sedia bertempur melawan musuhnya, Bee Kun Bu yakin bahwa pertempuran tak dapat dihindar-kan lagi ia ingat ketika di pegunungan Ngo Bi San, karena Giok Siu Sian Cu ingin melindungi ia, wanita itu kena pukulan Tio Hui, ^!eski Tio Hui pun kena disodok oleh serulingnya, akan tetapi Giok    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Siu Sian Cu kena dipukul punggungnya oleh Tio Ceng sehingga muntah darah.   Bee Kun Bu bermaksud meredakan mereka dengan minta Tio Ceng Hweeshio memandang kepadanya sebagai orang dari partai Kun Lun yang pernah menolong Ngo Bi, tetapi ia ingat lagi bahwa ia telah diusir oleh partai Kun Lun.   ia tak dapat mencapai maksudnya itu, Kegelisahannya Bee Kun Bu telah diperhatikan oleh Tio Ceng, dan ia berkata.   "Aku sangat menghormati Hian Ceng Totiang, dan aku tak sudi menyakiti hati kalian berdua, Kau ajaklah Sumoymu pergi dari sini! Aku tak berurusan dengan kau!"   Bee Kun Bu terkejut, iapun merasa heran tereampur girang, Untuk sementara waktu ia tak dapat menjawab, Lie Ceng Loan yang tak memikirkan akibalnya, men-jawab.   "Jika Toa Supek dan Ji Supek masih dapat memaafkan mungkin Bu Koko dan aku sudah kembali ke pegunungan Kun Lun, dan tidak perlu kami berdiam lama di sini...."   "Ha!"   Kata Tong Pun Hweeshio dengan heran.   "Apakah partai Kun Lun mengusir dua muridnya yang baik?"   Bee Kun Bu merasa sedih dan ma!u, ia cabut pedangnya dan ingin menyerang, Tapi Giok Siu Sian Cu membentak.   "Hengtee, tahan! ini adalah urusanku, Hu-tang jotosan itu akulah yang harus membikin Hweeshio ini yang membayarnya Ucapan itu ia barengi dengan satu sodokan secepat kilat ke dadanya Tong Pun Hwee-shio. Tapi periuk tembaga Tong Pun Hweeshio sudah siap menahan sodokan seruling maut itu dengan jurus Tay San Ap Teng (Gunung Tay San menahan taufan), dan mendorong ke tubuhnya Giok Siu Sian Cu, Periuk tembaga yang berat itu ditambah dengan dorongan tak dapat ditahan oleh Giok Siu Sian Cu. Dengan menjejakkan kedua kakinya, ia loncat ke atas, melalui di atas kepalanya si Hweeshio, dan menyodok lagi punggung lawannya dengan seruling batu Gioknya.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tapi Hweeshio itu bukan lawan yang ringan, Secepat kilat ia berbalik dan menahan lagi sodokan itu dengan periuk tembaganya, Giok Siu Sian Cu tidak menyodok satu kali, Setelah sodokan pertama gagal, ia menyodok lagi beruntun tiga kali! Tiba-tiba Tong Pun Hweeshio menggeram, dan ia meloncat ke kiri dan ke kanan seolah-olah ia sedang berlariIari dengan periuk tembaganya, sinar yang memancar dari periuk tembaga itu di bawah sinar rembulan menyilaukan mata! Terdengarlah suara gaduh beradunya seruling dan periuk tembaga itu.   Selama beberapa puluh jurus mereka bertempur dengan seru sehingga sukar dilihat mana sebetulnya lebih lihay ilmu silatnya! Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menyaksikan pertempuran kedua jago silat itu dengan penuh perhatian "Ah, sekarang adalah kesempatan baik bagiku untuk melepaskan diri dari jaring si wanita iblis itu.   Tapi dia pernah menolong jiwaku, Jika dia tak menolongnya, mungkin aku telah menjadi abu.   Aku tak dapat berlalu setelah melihat dia berada dalam bahaya!"   Lie Ceng Loan menyentuh lengannya Bee Kun Bu dan berbisik.   "Bu Koko, Giok Siu Sian Cu itu rupanya bukan seorang yang baik, Tidak perlu kita bantu, Hayo, kita berlalu!"   Bee Kun Bu tidak menjawab, ia gelisah sekali ia tak dapat berlalu begitu saja, Tapi Lie Ceng Loan menyeret padanya, ia terpaksa mengikuti Tapi satu bayangan hitam tiba-tiba berada di depan mereka.   "Hengtee!"   TegUjp bayangan hitam itu.   "Kau tak dapat melarikan diri! Apakah kau tidak merasa malu akan perbuatanmu yang tidak layak itu?"   Lie Ceng Loan yang belum mengetahui seda!am-dalamnya hubungan antara Bu Kokonya dan wanita itu menjawab dengan suatu senyuman terpaksa.   "Cici, kau tak dapat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   mempersa!ahkan Bu Koko. AkuIah yang menyeret dia berlalu dari sini!"   Ketika itu Tong Pun Hweeshio juga sudah datang menghampiri dan menegur lagi.   "Hei, Liehiap! Bukankah kau hendak memaksa aku membayar hutang jotosan?"   "Aku tidak lari, aku hanya khawatir kedua orang ini melarikan diri,"jawab GiokSiu Sian Cu.   "Akutidakgcntar melawan kau!"   Bee Kun Bu tak dapat diam lagi ia berkata.   "Siocia lelah menolong jiwaku, Budi itu aku tak akan lupakan. Tetapi apa maksudmu menahan aku?"   Giok Siu Sian Cu tidak berani menyatakan apa yang dikandung di dalam hatinya di depan Tong Pun Hweeshio dan Lie Ceng Loan. ia hanya mengawasi Bec Kun Bu dengan kedua mata terbelalak "Hei, Liehiap! Jika kau tidak mu!ai, aku yang akan mulai menyerang!"   Bentak Tong Pun Hweeshio. Giok Siu Sian Cu habis sabar ia membentak kembali.   "Hweeshio gadungan! Apakah kiramu aku takut kepada-mu?"   Lalu secepat kilat ia menyerang Hweeshio itu dengan jurus Bwee Hua Sam Long (Tiga patukan burung ke atas bunga Bwee), dan terlihat serulingnya menotok kepala, lalu dada dan perutnya si Hweeshio sehingga Hweeshio itu menjadi kelabakan! Sodokan-sodokan yang dilancarkan secepat kilat itu dan bertubi-tubi itu sukar dijaga, dan Tong Pun Hweeshio harus menangisnya dengan jurus Pang In Tok Jit (Awan gelap menutupi matahari), justru pada saat Tong Pun Hweeshio terdesak itu, dari satu jurusan datang berlari-Iari seorang Nikouw setengah tua.   Nikouw itu adalah Tio Hui, Sumoynya Tong Pun Hweeshio, Bee Kun Bu merasa heran mengapa Tio Hui juga belum berlalu dari pegunungan Koat Cong San, dan dengan pedang terhunus ia menjaga Tio Hui seraya membentak.   "Unluk maksud apakah kau datang kembali ke sini?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tio Hui tidak menjawab, ia hanya mengawasi Bee Kun Bu dengan perasaan jemu dan kebencian Tong Pun Hweeshio setelah berlalu dari pegunungan Koat Cong San masih tak dapat melupakan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, maka ia kembali pula dengan maksud berusaha mencari lagi kitab-kitab ajaib itu di dalam jurang, Tio Hui telah melihat hubungan yang erat diantara Bee Kun Bu dan Souw Hui Hong, maupun hubungan diantara Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui.   Maka setelah ia berlalu dari puncak Pek Yun Siat, ia telah melihat bahwa Bee Kun Bu dan ketiga pemimpin partai Kun Lun masih berada di pegunungan Koat Cong San.   Dengan diam-diam iapun kembali dengan harapan ia bisa dapat mendengar sesuatu dari pereakapan mereka.   ia tidak menduga dapat menjumpai Tio Ceng, Suhengnya, sedang bertempur melawan Giok Siu Sian Cu.   Lie Ceng Loan berkata kepada Bee Kun Bu.   "Bu Koko, mungkin kembalinya Nikouw ini karena hendak membantui Suhengnya, tapi aku kira Giok Siu Sian Cu masih dapat memberi hajaran kepada mereka!"   Bee Kun Bu tidak menjawabnya, ia hanya mengawasi gerak-geriknya Tio Hui yang ketika itu ingat akan terbunuhnya seorang muridnya Tio Pan oleh Bee Kun Bu.   Dengan penuh kebencian Tio Hui tiba-tiba menusuk Bee Kun Bu dengan jurus Pek Hong Koan Jit (pelangi putih mencari surya), Tusukan pedang yang sekonyong-konyong itu mengejutkan semua orang yang melihatnya, dan mungkin Bee Kun Bu tertusuk jika ia tidak lekas-lekas menggunakan ilmu langkah ajaib Ngo Heng Bi Cong Pu.   Secepat kilat ia sudah berada di belakangnya Tio Hui yang menusuk angin! -ooo0oooDengan berat hati mengusir saudari seperguruan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tio Hui melihat bahwa ia segera dapat menusuk lawannya, tetapi lawan tersebut meloncat secepat kilat, dan ia merasa hembusan angin di belakangnya, ia segera menoleh ke belakang dan tampak Bee Kun Bu sudah berada di belakangnya siap menusuk punggungnya, ia terkejut, ia lekaslekas berkelit dan menangkis dengan pedangnya, Bee Kun Bu menginsyafi bahwa untuk melawan Tio Hui, ia harus menggunakan langkah ajaib Ngo Heng Bi Cong Pu, karena ilmu pedang rahib wanita itu sedikit lebih tinggi dari padanya.   Perubahan-perubahan dari kelitan-kelitan dan egos-anegosan ilmu langkah ajaib itu membingungkan Tio Hui.   ia tidak mengetahui lagi dengan cara apa ia harus gunakan untuk menyerang lawannya, Giok Siu Sian Cu, yang pernah kena dijotos oleh Tio Hui, ketika mereka bertempur di pegunungan Ngo Bie San, kini memperoleh kesempatan untuk membalas, ia berseru.   "Hengtee, aku datang membantu!"   Dan ia meloncat menyerang Tio Hui! Tong Pun Hweeshio terkejut melihat Sumoynya diserang.   ia meloncat dan dengan periuk tembaganya ia tangkis sodokan serulingnya Giok Siu Sian Cu, lalu ia meloncat menerkam Ue Ceng Loan.   ia pikir jika ia dapat menyergap Lie Ceng Loan, ia dapat mengancam Bee Kun Bu dan melepaskan Sumoynya melawan Giok Siu Sian Cu.   Tetapi Lie Ceng Loan yang pernah ditipu oleh Sia Yun Hong telah waspada dan siap sedia.   ia meloncat mundur ketika diterkam oleh Tong Pun Hweeshio dan menjerit.   "Bu Koko!"   Bee Kun Bu menjadi murka, ia meloncat menghadapi Tong Pun Hweeshio seraya membentak.   "Hei! Apa-kah sebagai salah satu pemimpin partai silat Ngo Bie yang terkenal, kau tidak malu menerkam seorang gadis?"   Teguran itu betul-betul membikin Tong Pun Hweeshio menjadi malu, tetapi dalam keadaan yang terdesak itu, ia harus bertempur dengan Bee Kun Bu yang segera menyerang dengan pedangnya, Lie Ceng Loan juga sudah mencabut    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   pedangnya dan bersama-sama Bee Kun Bu memberikan perlawanan kepada si Hweeshio! Meskipun Tong Pun Hweeshio lebih kuat daripada mereka, akan tetapi ia harus mengeluarkan semua kepandaiannya untuk melawan sepasang pemuda-pemudi itu.   Di pihak Giok Siu Sian Cu yang sudah bertekad membalas dendamnya terlihat ia menyerang dan mendesak lawannya dengan jurus Mo In Cap Pwee Cao (Mencakar awan dengan delapan belas jurus), Sedianya Tio Hui datang untuk menyerang Bee Kun Bu untuk dipaksanya memberitahukan rahasia tentang Souw Hui Hong, Tetapi di luar dugaannya ia telah ketemu Giok Siu Sian Cu.   ia mengetahui bahwa ia tak dapat melawan lagi, pikirnya lebih baik ia mencari jalan untuk melarikan diri, Dan kembalinya Tong Pun Hweeshio dengan maksud mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek di dalam jurang, Tetapi ia telah menjumpai ketiga lawan itu, iapun sukar melaksanakan maksudnya, Untuk keselamatannya sendiri, ia pikir lebih baik lekas-lekas berlalu.   Maka ia membentak.   "Aku ada urusan lain yang penting, kini aku tidak mempunyai waktu melawan kalian berdua!"   Tio Hui pun berseru.   "Giok Siu Sian Cu! Jika kau ingin membalas jotosan yang telah aku persen kepadamu, aku mengundang kau datang ke pegunungan Ngo Bie San!"   Lalu dengan satu loncatan ia mengikuti Tong Pun Hweeshio lari dari tempat tersebut Tapi Giok Siu Sian Cu segera mengejarnya. Bee Kun Bu hanya mengawasi mereka berlari-Iari. Lie Ceng Loan membetot tangannya dan berkata.   "Bu Koko, mari kita berlalu dari tempat ini!"   Ketika itu Bee Kun Bu baru sadar bahwa ia memperoleh kesempatan untuk melepaskan diri dari gangguan Giok Siu Sian Cu, maka tanpa menyahut lagi iapun mengikuti Sumoynya berIalu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Meskipun mereka berlari-Iari sambil berpegangan langan, namun pikiran mereka masing-masing berlainan, Lie Ceng Loan merasa gembira dapat berlalu, sedangkan Bee Kun Bu masih tetap gelisah.   Ketika mereka tiba di suatu lembah yang agak sempit, Bee Kun Bu melepaskan pegangannya Lie Ceng Loan seraya berkata.   "Sumoy aku minta kau berjalan di belakang."   Lalu dengan tidak menunggu jawaban Lie Ceng Loan, ia berjalan lebih dahulu menuju ke suatu gua.   Mereka terus masuk ke dalam gua yang gelap, Agaknya Bee Kun Bu telah mengetahui jalan di dalam gua itu, ia dapat berjalan dengan cepat, diikuti terus oleh Sumoynya, sebetulnya Ue Ceng Loan ingin menanya ke mana mereka akan pergi, akan tetapi ia khawatir mengganggu Suhengnyaj maka tak jadilah ia menanya, Lalu dari ujung gua terlihat sinar rembulan, Lie Ceng Loan berlari lebih cepat untuk dapat berjalan ber-dampingdampingan dengan Suhengnya, ia terkejut ketika ia melihat kedua matanya Bee Kun Bu berlinangkan air mata, ia peluk Bee Kun Bu dan menanya.   "Bu Koko, mengapa kau bersedih hati?"   Ia teringat akan penderitaan yang lampau - penderitaan jiwa maupun raga, tetapi kesemuanya itu tertolong oleh Pek Yun Hui. Bee Kun Bu tersenyum, tapi dengan rupa yang sedih.   "Loan Moi, aku mempunyai suatu urusan yang sukar aku ucapkan, Tetapi sekarang aku akan menceritakan kepadamuj dan setelah kau mendengarnya, kau akan melihat bahwa aku ini bukannya seorang yang sempurna, banyak sekali perbuatan-perbuatanku yang dapat membikin kau muak dan jemu, Mungkin juga kau akan membenci aku setelah kau mengetahuinya!"   Melihat sikap dan nada yang sungguh-sungguh ketika BeeiKun Bu memberitahukan isi hati nya. Lie Ceng Loan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   hanya tersenyum dan berkata.   "Bu Koko, apakah Koko kira aku tidak mengctahui! Apakah Koko masih ragu-ragu terhadap kasih sayangku terhadap Koko? Sudahlah, Koko tak usah menceritakan.... Aku hanya ingin Koko tetap mencintai aku!"   Bee Kun Bu menarik napas, lalu sambil menunjuk ke arah kamar batu di depannya, ia berkata.   "Apakah kau melihat kamar batu itu?"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Lie Ceng Loan dapat lihat kamar batu di dalam gua itu, dan ia menjawab.   "Mengapa kau menanya? Mari kita periksa?"   Bee Kun Bu menuntun Lie Ceng Loan jalan menuju kamar batu itu, dan Lie Ceng Loan mengikuti tanpa banyak bertanya lagi.   "Setelah kita mencari Liong Cici, aku akan bicara lagi!"   Kata Bee Kun Bu. Lalu iapun masuk ke dalam kamar batu di dalam gua itu, Tetapi ia menjadi terperanjat ketika ia menemui kamar batu itu kosong.   "Kemana Liong Giok Pin telah pergi?"   Pikirnya, sikapnya ini membikin Lie Ceng Loan menanya.   "Bu Koko, apa lagi yang kau pikirkan?"   Bee Kun Bu tidak menjawabnya. ia banting satu kakinya dan bicara seorang diri dengan gusar.   "Tentu jahanam itu telah membunuh mati Liong Cici, lalu membawa mayatnya ke tempat lain!"   "Siapakah orang yang membunuhnya?"   Tanya Lie Ceng Loan dengan heran.   "Co Hiong, manusia kejam itu."   Jawab Bee Kun Bu.   "Dia telah menotok jalan darahnya Liong Cici, dan menyembunyikannya di kamar batu di dalam gua ini. jahanam itu pun juga telah paksa aku makan bubuk racun Hua Kut Siauw Goan San...."   Ia berhenti sejenak, lalu ia tarik dan menyeret tangannya Lie Ceng Loan s^aya berkata.   "Mari kita keluar!"   "Aku kira Co Hiong itu kawan baikmu Koko, Aku tidak menduga dia demikian jahalnya!"   Kata Lie Ceng Loan.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tapi,"   Kata Bee Kun Bu.   "Sebentar lagi kaupun akan mengetahui bahwa Bu Kokomu ini juga seorang yang jahat!"   Suasana di luar gua diterangi oleh sinar rembulan Bee Kun Bu mengajak Sumoynya duduk di atas rumput, lalu ia memulai penuturannya.   "Loan Sumoy, sekarang aku akan menceritakan kepadamu suatu hal yang aku sukar ucapkan, Aku harap setelah kau mendengarnya, kau segera pergi mencari Pek Cici, dan minta kepadanya agar kau dapat dibawa oleh bangau saktinya kembali ke pegunungan Kun Lun...."   Dengan tersenyum Lie Ceng Loan menjawab.   "Suhu pernah mengatakan kepadaku bahwa aku dapat kembali ke pegunungan Kun Lun kapan saja aku suka. Namun aku lebih suka mendampingi Koko..."   Sambil menundukkan kepalanya seolah-olah mere-nung, Bee Kun Bu tersenyum.   "Meskipun aku telah diusir oleh Susiok, tetapi di dalam hatiku aku masih merasa sebagai murid dari partai Kun Lun. Sumoy adalah seorang gadis yang berwatak luhur, berhati murni dan berbudi kasih, sebetulnya aku tak pantas memberitahukan kepadamu soal-soal yang mesum ini. Tetapi jika aku tidak menerangkannya, kau tentu selalu menganggap aku seorang yang baik, dengan demikian aku menjerumuskan kau yang tidak bersalah atau berdosa!"   "Bu Koko,"   Kata Lie Ceng Loan dengan khidmat.   "Aku tak akan menyesal mendengar apa yang kau akan ucapkan, Aku rela berkorban untukmu, Menyesal aku tidak seperti Pek Cici yang memiliki ilmu silat tinggi dan kepandaian menolong dan mengobati orang, Telah ber-kali-kali Pek Cici menolong jiwamu dan juga jiwaku!"   Tiba-tiba Bee Kun Bu menanya, suaranya keras.   "Sumoy, apakah kau masih sukai aku?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Dengan kedua mata terbelalak Lie Ceng Loan berbalik menanya.   "Apakah Bu Koko masih juga menyangsikan akan cintaku?"   "Ha! Ha! Ha!"   Bee Kun Bu tertawa seperti orang gila, Tetapi aku tidak cinta kepadamu! Lebih cepat kau berlalu lebih baik! Dan aku tak ingin melihat kau lagi!"   Seperti halilintar di tengah hari Lie Ceng Loan terpaku mendengar kata-kata yang pahit getir itu, Segera air matanya mengucur dengan derasnya, dan dengan tersedu-sedu ia berkata.   "Tak,., tak perduli betapa hebat aku dibenci... aku tetap akan mengikuti Koko...."   Jawaban tersebut menyayat jantungnya Bee Kun Bu. ia merasa berbuat kejam melukai Sumoynya, Tetapi demi kepentingan gadis itu ia membentak lagi.   "Hayo enyah!"   Lie Ceng Loan berbalik dan mulai berjalan pergi, Berkali-kali Bee Kun Bu ingin memanggil kembali, namun perkataannya selalu tertahan di tenggorokannya, ia menahan penderitaan batinnya sampai Lie Ceng Loan tak kelihatan lagi! "Tapi aku harus menjaga keselamatan di sepanjang jalan sampai ia menjumpai Pek Yun Hui!"   Pikirnya, Lalu ia mengikuti dari belakang tanpa diketahui oleh Lie Ceng Loan.   Hatinya sangat sedih melihat gadis itu berjalan sendirian entah kemana! Na Siao Tiap rela menurunkan ilmu silatnya kepada Bee Kun Bu Entah beberapa lama Lie Ceng Loan berjalan, ketika ia tiba di bawah sebuah pohon cemara yang besar, ia berhenti dan dudukdi atas rumput sambil bersandardi pohon itu.   ia pejamkan kedua matanya dan coba tidur.   Dari jarak lebih kurang dua tombak jauhnya Bee Kun Bu memperhatikan gerak-geriknya Lie Ceng Loan, ia merasa gelisah sekali ketika melihat gadis itu duduk tidur sambil bersandar di pohon cemara.   ia khawatir di dalam pegunungan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tersebut gadis itu dapat diserang binatang buas atau ular berbisa, Dengan kekhawatiran tersebut, ia terpaksa mendekati dengan maksud menjagal gadis itu. Sejenak kemudian dalam tidurnya gadis itu berseru.   "Bu Koko, betul-betul kau tidak sudi melihat aku lagi?"   Bee Kun Bu terkejut, ia lekas loncat sedikit lebih jauh agar tak ketahuan, ia bersembunyi di balik sebuah pohon besar Tapi Lie Ceng Loan tidak bangun, hanya sedang mengigau dengan mengucapkan kata-kata tadi dalam tidurnya! Kemudian Bee Kun Bu di atas pohon cemara, dan dari cabang-cabang pohon itu ia dapat mengawasi gerak-geriknya Lie Ceng Loan, ia sedang memikiri dengan cara apa ia dapat mengantar Sumoynya ke kamar Thian Kie Cok Hu dari Pek Yun Hui.   Tiba-tiba ia mendengar suara orang berlari-Iari menghampiri.   sejenak kemudian, di bawah sinarnya bu-lan, ia dapat melihat bahwa orang yang mendatangi itu adalah Liong Giok Pin yang ia berusaha mencarinya dengan hampa, Dari atas pohon ia dapat melihat dan mendengar segala sesuatu, ia tampak Liong Giok Pin menghampiri Lie Ceng Loan dan mengawasi gadis yang tidur nyenyak itu lalu menyentuh dan menegur "Loan Sumoy! Loan Sumoy!"   Lie Ceng Loan terbangun dan membuka matanya dengan terperanjat lalu ia tersenyum dan menyahut.   "Ai! Pin Cici, karena kau telah menukar pakaian, hampir saja aku tak dapat mengenal kau!"   Liong Giok Pin lalu duduk di sampingnya dan mulai bicara.   "Aku kelak akan menukar pakaian lagi dengan mengenakan jubah seorang rahib wanita, Tapi... mengapa kau seorang diri di lembah gunung yang sunyi sepi ini? Di manakah Bee Sutee...?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Bu Koko tak sudi melihat aku lagi! Dia telah mengusir aku! Dan karena aku tidak ingin membikin dia marah, aku hanya menuruti kehendaknya menyuruh aku meninggalkan dia!"   Jawab Lie Ceng Loan, Dengan perasaan heran Liong Giok Pin menanya pula.   "Bee Sutee adalah seorang yang berbudi, Dia lebih suka menderita daripada menyusahkan orang lain, Tapi mengapa dia tidak ingin melihat kau lagi?"    Pembakaran Kuil Thian Loksi Karya Kho Ping Hoo Pendekar Gila Dari Shantung Karya Kho Ping Hoo Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini