Bangau Sakti 44
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 44
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Pada satu ketika pedangnya itu beradu hebat sekali dengan pedangnya Sia Vun Hong, demikian kerasnya sehingga pedang itu putus! Hian Ceng Tojin terus melancarkan jurus Wa Hun Keng Wie untuk melindungi dirinya, dan demikianlah pertarungan berjalan dengan serunya selama tiga puluh jurus. "Berhenti!" Berteriak Tu Wee Seng, dan Sia Yun Hong meloncat ke belakang sambil menarik pulang pedangnya, begitu pun Hian Ceng Tojin berhenti tidak menyerang lawannya, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Dengan khidmat Tu Wee Seng berkata. "Pada pertengahan bulan delapan lain tahun, kita semua harus pergi ke markas besarnya partai Thian Liong di sebelah utara propinsi Kwiciu, Kini jika dua macan saling bertempur bukankah kita akan kehilangan satu macan untuk menggempur partai Thian Liong? Sekarang kita anggap saja pertempuran ini seri! sembilan partai harus berserikat menggempur partai Thian Liong, dan kita bertindak salah jika kita saling cakar sekarang!" Sia Yun Hong terperanjat mendengar penjelasan Tu Wee Seng. ia kira Tu Wee Seng tentu membantu ia untuk memperoleh kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari tangannya ketiga pemimpim partai Kun Lun itu. ia yakin bahwa tanpa bantuannya Tu Wee Seng, ia tak dapat melawan ketiga pemimpin partai Kun Lun itu. ia menjadi gusar, dan ia menegur. "Tu-heng! Apakah artinya ini? Jika kau juga ingin membantu mereka, aku tidak berkeberatan?" Tu Wee Seng tersenyum, dan menjelaskan "Sia-heng, janganlah kau salah mengcrti," Kata ia. "Maksudku ialah untuk memperingatkan janji kita terhadap partai Thian Liong, Jika kita dapat berserikat, bukankah tenaga kita akan lebih kuat untuk menggempur partai Thian Liong? Coba pikir, apakah manfaatnya jika kita saling cakar sekarang?" Ketika itu kedua matanya melirik ke arah batu besar yang penuh rumput dan alang-alang itu, yang tergoyang-goyang dan mencurigakan Sia Yun Hong juga menoleh ke arah batu yang besar itu, dan iapun rupanya mengerti akan maksud kawannya, Lalu Hian Ceng Tojin berkata kepada mereka. "Sia-heng, Tu-heng, kalian masih juga mencurigai kami telah menemui mayatnya Co Hiong, dan memperoleh kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Tuheng menyangkanya kami menyembunyikan mayat dan kitabkitab tersebut di belakang batu yang besar itu, Aku persilahkan kalian pergi memeriksanya!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tu Wee Seng agak kemalu-maluan, karena Hian Ceng Tojin telah dapat membaca isi hatinya, Dengan tertawa gelakgelak ia berkata. "Tojin betul-betul mempunyai mata yang tajam Jika diijinkan, kami akan periksa di belakang batu yang besar itu." Baru saja ia berjalan menghampiri batu itu, tiba-tiba dari balik batu tersebut berjalan keluar seorang gadis yang mengenakan pakaian putih dan berselendang biru, Bukan main terkejutnya Tu Wee Seng menampak munculnya Na Siao Tiap itu, ia lekas-lekas mundur lagi! Munculnya Na Siao Tiap bukan saja mengejutkan Tu Wee Seng, juga Sia Yun Hongdan ketiga pemimpin partai Kun Lun tak terkecuali Tanpa menegur lagi, Na Siao Tiap meloncat dan menyerang Tu Wee Seng, Lekas-lekas Tu Wee Seng melindungi dirinya dengan toya bambunya dengan jurus Om Im Pik Gwat (Awan hitam menutupi bulan), Tapi Na Siao Tiap terus melancarkan jotosan-jotosannya yang dapat merobohkan tembok, Meskipun Tu Wee Seng berusaha keras melindungi diri, akan tetapi ia tak luput menerima beberapa jotosan sehingga mukanya menjadi bengkak dan matang biru, Ketiga pemimpin partai Kun Lun dan Sia Yun Hong tidak datang membantu Mereka berdiri menyaksikan ilmu silat yang luar biasa dari seorang gadis yang masih sangat muda usianya, Mereka semuanya sebagai jago-jago silat yang sudah berpengalaman dan lama berkecimpung di kalangan Kang-ouw, mereka insyaf akan kehebatan jotosan-jotosan yang dilancarkan Na Siao Tiap itu. Tiba-tiba Tu Wee Seng menjerit keras sekali, dan ia mengambil beberapa biji besi ke arah Na Siao Tiap sambit melarikan diri ke arah lain dari kaki jurang yang dalam dan berbahaya itu! Gema jeritannya terdengar seperti jeritan setan yang membikin bulu roma bangun berdiri! Hanya dengan kebutan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ selendangnya, Na Siao Tiap berhasil menyanv pok semua bijibiji besi jatuh di tanah! Lalu secepat kilat ia pungut satu biji besi yang segera disambitkan ke arah Sia Yun Hong. jurus itu adalah jurus To Im Kiat Yo (Menggunakan tenaga lawan menyerang musuh) yang sering digunakan oleh Pek Yun Hui, dan serangan demikian sukar ditangkis, karena tak terduga semula. Sia Yun Hong yang memiliki ilmu silat yang tinggi dan banyak pengalaman tidak berani menangkis biji besi itu, karena ia yakin, bahwa sambitan itu dikerahkan dengan tenaga dalam yang besar tiada tandingan! ia lekas-lekas loncat ke samping. "Ha! Ha! Ha!" Tertawa Na Siao Tiap. "Mengapa Tu Wee Seng lari! Dan sekarang aku akan memberi hajaran kepada kau!" Baru saja ia hendak menyerang pu!a, tiba-tiba ia ingat akan ketiga pemimpin partai Kun Lun yang ia hormati ia menjadi serba salah, Pek Cici telah perintahkan padanya untuk membasmi segala orang yang ia jumpai di kaki jurang, dan kini ia harus membasmi ketiga pemimpin partai Kun Lun yang ia hormati itu. Pada saat itu ia hanya dapat tersenyum terhadap ketiga pemimpin partai Kun Lun itu, Lalu secepat kilat ia meloncat menyerang Sia Yun Hong! Ketiga pemimpin partai Kun Lun tak berani bergerak, Mereka yakin bahwa Na Siao Tiap itu memiliki ilmu silat yang jauh lebih tinggi daripada mereka bertiga. Merekapun sangat khawatir bahwa gadis itu menganggapnya mereka datang untuk mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. -ooo0oooKipas besi memperlihatkan kelihayannya Ketika Sia Yun Hong memperhatikan lagi, entah dengan ilmu apa, ia telah melihat Na Siao Tiap sudah berdiri jejak beberapa langkah di sampingnya, maka ia harus segera putar pedangnya untuk melindungi dirinya, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Dengan satu sodokan tangan kirinya yang dikerahkan dengan tenaga dalam, Na Siao Tiap berusaha memukul lawannya, Sia Yun Hong terkejut, ia meloncat ke belakang setombak jauhnya, Tetapi Na Siao Tiap dengan gesit terus mengejarnya dan secepat kilat menjotos pipi kanan lawannya. "Pipi kiri belum kuhajar!" Seru Na Siao Tiap, dan secepat kilat menjotos pipi kiri lawannya, Betapapun cepatnya Sia Yun Hong berdaya mengegosi jotosan itu, namun tak luput jotosan yang kedua kali itu, mampir juga di pipi kirinya, Kepalanya menjadi pusing, dan ia memuntahkan darah! pertempuran tersebut disaksikan oleh ketiga pemimpin partai Kun Lun dengan perasaan kagum, Cara-caranya Na Siao Tiap menyerang dan memukul kedua pipinya Sia Yun Hong itu mereka belum pernah lihat sebelum nya. Dari lima orang itu, sudah dua yang telah dihajar Mungkin akan menjadi gilirannya mereka untuk dihajar Mereka tak dapat melarikan diri. Mereka hanya saling mengawasi dalam keadaan yang serba sulit itu. La!u terdengar Sia Yun Hong berseru. "Sudahlah!" Dan ia segera lari pergi, Dengan senyuman terpaksa Tong Leng Tojin berkata kepada Hian Ceng Tojin dan Giok Cin Cu. "Kita sebagai pemimpin partai Kun Lun tak dapat dihina! Kita harus menggempur dia. jika kita bertiga masih juga tak dapat menandinginya, kita tak ada muka lagi untuk menjumpai jagojago silat lainnya!" Dengan pedang terhunus Hian Ceng Tojin menjawab "Kau dan Sumoy saksikan aku yang akan menggempur dia lebih duIu!" Sambil tertawa Na Siao Tiap berkata. "Lebih baik kalian bertiga berlalu dari sini, Aku tak bermaksud menghajar kalian." Ketiga pemimpin partai Kun Lun tak dapat segera menyahut sejenak kemudian, dengan mengayun pedangnya KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tong Leng Tojin berkata. "Kami sungkan untuk minta ampuni siocia dapat menyerang kami, Silahkah!" Lalu ia meloncat maju dan menusuk Na Siao Tiap! Dengan lincah sekali Na Siao Tiap mengegosi tusukan maut itu seraya berseru. "Sabar! Kapankah kalian minta ampun? Aku sendiri yang sungkan bertempur melawan kalian!" Na Siao Tiap mencelat ke atas untuk menghindarkan sabetan pedang, ia melayang-Iayang di udara seolah-olah seekor kupu-kupu. Tetapi Tong Leng Tojin dengan jurus Heng Toan Bo San (Menyabet pinggang iblis) menyapu pinggang gadis itu dengan pedangnya seraya membentak "Siapa-kah yang menyuruh kau bermurah hati?" Na Siao Tiap mencelat ke atas untuk menghindarkan sabetan pedang, ia melayang-Iayang di udara seolah-olah seekor kupu-kupu. "llmu meringankan tubuh sedemikian rupa belum pernah aku menyaksikannya," Pikir Hian Ceng Tojin, dan ia lalu berkata kepada Sutee dan Sumoynya. "Sudahlah! Hayo kita berlalu dari sini!" Giok Cin Cu segera ikut berlalu, Tong Leng Tojin terpaksa mengikuti berlalu juga. Setelah mereka berlalu, Na Siao Tiap baru turun ke tanah dan berseru. "Baik-baik jalan! Jika kalian menjumpai Pek Ciciku, katakan saja bahwa Bee Siang Kong memohon kalian datang ke sini untuk mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cekku, Aku yakin dia tak akan menjadi gusar." Bukan main terperanjatnya Bee Kun Bu mendengar ucapan itu. "Celaka! Mengapa dia mengatakan demikian?" Katanya di dalam hati, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Betul saja ketiga pemimpin partai Kun Lun itu berhenti setelah mendengar anjuran tersebut Mereka berbalik, dan dengan wajah yang cemas Hian Ceng Tojin menanyai "Di manakah Bee Kun Bu sekarang?" Sedianya Na Siao Tiap mengatakan demikian dengan maksud baik, ia khawatir jika ketiga pemimpin itu menjumpai Pek Yun Hui, mereka akan dihajar oleh gadis itu, yang telah bertekad menghajar siapapun yang datang ke lembah itu, Tetapi di luar dugaannya, anjurannya itu telah berakibat sebaliknya. Karena melihat Hian Ceng Tojin menjadi gusar, iapun menjadi murka pula. ia membentak. "Mengapa kalian demikian gusarnya? Jika aku tidak memandang Bee Siang Kong, kalian tak luput dari hajaranku!" Hian Ceng Tojin melirik ke arah Tong Leng Tojin yang sudah sudah menjadi sangat gusar "Gadis ini sangat lihay ilmu silatnya, Aku yakin kita bertiga tak dapat menggempur dia. Jika aku tidak bersikap sabar kali ini, kami pasti menjumpai bahaya yang lebih besar-besar," Pikirnya, lalu dengan senyum yang dipaksa ia berkata kepada Na Siao Tiap. "Kami menanya di manakah Bee Kun Bu sekarang berada karena kami ingin bicara ke-padanya." Jawaban itu meredakan kegusaran Na Siao Tiap yang setelah menghela napas berkata dengan khidmat. "Bee Siang Kong adalah seorang yang luhur budi pekertinya. Tetapi kalian telah dengan kejam mengusirnya sehingga dia ingin membunuh diri di pegunungan ini...." Memang sebetulnya Hian Ceng Tojin tidak berdaya untuk mencegah pengusiran Bee Kun Bu dari partai Kun Lun, karena ia telah menyerahkan urusan partai kepada Suteenya, ia yang telah memelihara, mendidik dan mencintai muridnya itu selama dua belas tahun, telah mengetahui betul bahwa muridnya itu adalah seorang yang setia, jujur, luhur dan berbudi Maka ketika mendengar muridnya itu ingin membunuh diri karena telah diusir, ia tak tahan lagi menyatakan kecemasannya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "... beruntung sekali dia dapat ditolong oleh Pek Ciciku, dan dirawat di kamar Thian Kie Ciok Hu," Meneruskan Na Siao Tiap. "Apakah Siocia telah menjumpai juga seorang gadis mengenakan pakaian putih yang berjalan bersama-sama dia?" Tanya Hian Ceng Tojin. "Apakah gadis itu bernama Lie Ceng Loan?" Tanya Na Siao Tiap. "Betul," Jawab Hian Ceng Tojin. "Aku tidak menjumpai dia. Tetapi aku yakin dia tak menjumpai haJ-hal yang tak diinginkan karena dia adalah seorang gadis yang berbudi Tuhan selalu melindungi padanya!" Kata Na Siao Tiap, Hian Ceng Tojin masih juga merasa khawatir akan keselamatannya Lie Ceng Loan. Bagaimana ia harus menjawabnya bila ia menjumpai kawan karibnya, Ngo Kong Taysu, dan ia tak dapat memberitahukan di mana Lie Ceng Loan sekarang berada. ia menghela napas, lalu sambil menghadapi Giok Cin Cu ia menanyai "Sumoy, apakah kau membawa barang pusaka dari orang tuanya Loan Jie?" Dengan perasaan heran Giok Cin Cu berbalik menanyai "Mengapa? Apakah Toako juga ingin mengusir Loan Jie keluar dari partai Kun Lun?" Sambil menundukkan kepala Hian Ceng Tojin ber-kata. "Lain tahun kesembilan partai silat akan mengadu silat melawan partai Thian Liong, Pihak manakah yang akan menang sukar diramalkan, Ngo Kong Taysu telah menyerahkan Loan Jie kepada kita dengan maksud mempergunakan tenaga partai Kun Lun kita untuk membalas dendang Menurut pendapatku, tenaga kita tak akan dapat melaksanakan maksud Ngo Kong Taysu itu. Lebih baik kita serahkan barang pusaka orang tuanya Loan Jie kepada Na Siocia untuk diserahkan lebih jauh kepadanya KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ pernyataan tersebut penuh artinya, karena Giok Cin Cu telah mengetahui bahwa Toakonya itu berpemandangan luas, ia tak membantah lagi, ia segera keluarkan barang pusaka peninggalan orang tuanya Lie Ceng Loan dari saku di d ada nya, dan sambil menyerahkan barang tersebut ia berkata. "Barang pusaka ini masih utuh." Setelah menerima barang itu, Hian Ceng Tojin jalan menghampiri Na Siao Tiap dan berkata dengan khidmat. "Aku mempunyai satu urusan yang hendak memohon pertolongan Siocia, Apakah Siocia sudi menolongnya?" Na Siao Tiap memandang sejenak, lalu menyahut. "Urusan apakah?" "Benda di dalam bungkusan ini adalah barang pusaka peninggalan orang tuanya Lie Ceng Loan. Aku mohon Siocia menyerahkan barang ini kepadanya!" Jawab Hian Ceng Tojin. "Aku tak tahu dia sekarang ada di mana," Kata Na Siao Tiap. "Kemanakah aku harus mencarinya?" "Meskipun barang ini penting," Kata Hian Ceng Tojin. "Tetapi Siocia tak usah repot untuk segera menyerahkan kepadanya, Jika Siocia kebetulan menjumpai dia, sudi sekiranya berikan kepadanya." "Bagaimanakah jika aku serahkan kepada Bee suhengnya ?" Tanya Na Siao Tiap. "Begitupun baik!" Jawabnya kemudian, Sambil tersenyum Na Siao Tiap menyambuti barang itu dan terus dimasukkan ke dalam saku di dadanya, Giok Cin Cu segera mengerti akan maksud suhengnya yang hendak mempergunakan tenaganya Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap untuk membantu Lie Ceng Loan membalas dendam, Tong Leng Tojin hanya berdiri menyaksikan ia merasa heran mengapa suhengnya segera melupakan permusuhan terhadap gadis itu, Na Siao Tiap yang sebetulnya tidak bermaksud bermusuhan terhadap ketiga pemimpin partai Kun KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lun itu demi kepentingannya Bee Kun Bu, lalu mengangkat kedua tangannya memberikan hormat seraya berkata. "Ketiga angkatan tua dapat bertalu dari sini. Maaf jika aku tak mengantar!" Ketiga pemimpin partai Kun Lun mengerti bahwa Na Siao Tiap menghendaki mereka lekas-lekas meninggalkan lembah itu, maka setelah mengucapkan terima kasih, merekapun segera ber!alu. Na Siao Tiap mengawasi ketiga orang itu berlalu sampai tak kelihatan Iagi. Lalu ia berseru. "Bee Siang Kong! Keluar. Mereka sudah berlalu!" Tetapi tiada suara jawaban, ia merasa heran. ia lari menghampiri batu yang besar di mana Bee Kun Bu sedang tersembunyi ia menyingkap daun-daun semak belukar, dan alangkah terkejutnya ketika ia melihat seorang tua yang berjubah dan bersenjata kipas besi sedang mencekal lehernya Bee Kun Bu. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Bee Kun Bu sudah tak berdaya, Rupanya ia telah ditotok jalan darahnya, wajahnya pucat pasi, Orang yang mencekal lehernya Bee Kun Bu adalah Ong Han Siong, pemimpin cabang bendera kuning dari partai silat Thian Liong! Sambil berdiri diam Na Siao Tiap mengasah otaknya berusaha mencari akal untuk menolong Bee Kun Bu. ia dapat segera menerkam Ong Han Siong dan membunuhnya jika mau, akan tetapi dalam keadaan itu, iapun dapat memaksa Ong Han Siong membunuh Bee Kun Bu! ia menjadi gelisah melihat keadaannya Bee Kun Bu yang sudah memejamkan matanya seo!ah-oleh menerima nasib. "Mundur!" Bentak Ong Han Siong. "Atau aku segera menghabisi jiwanya!" Ong Han Siong yang sangat berpengalaman di kalangan Kang-ouw telah berhasil mencekal Bee Kun Bu untuk dijadikan sandera, dan betul saja Na Siao Tiap mundur beberapa langkah setelah digertak, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kau jangan lukakan dia!" Kata Na Siao Tiap. "Jika ada urusan, kita dapat berdamai." Ong Han Siong yang sangat merasa khawatir jika ia diserang tiba-tiba oleh Na Siao Tiap, telah mengumpulkan tenaga dalamnya siap sedia menghadapi segala sesuatu sambil mencekal lehernya Bee Kun Bu dengan tangan kirinya, dan memegang kipas besi di tangan ka-nannya, Setelah menampak Na Siao Tiap sangat cemas akan keselamatan Bee Kun Bu, ia merasa girang, Dengan sikap yang sengaja dibikin tegang, ia berkata. "Jika kau menghendaki dia tak terluka, aku dapat mengabulkan permintaanmu Tetapi...." Ia sengaja menahan harga untuk melihat akibatnya, karena ia khawatir jika permintaannya terasa terlalu berat lagi bagi si gadis itu. "Sebutlah permintaanmu itu!" Kata Na Siao Tiap dengan bernafsu. "Aku minta kau serahkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek untuk ditukar dengan jiwanya!" Kata Ong Han Siong. "Tetapi kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu telah dibawa oleh orang partai Thian Liong yang bernama Co Hiong dan yang telah jatuh tergelincir ke dalam lembah yang dalam ini! Tentang hal itu kau sendiripun telah me-nyaksikannya! sekarang kitab-kitab tersebut tidak berada di tanganku!" Jawab Na Siao Tiap. "Tetapi kau jangan harap aku lepaskan orang ini tanpa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu!" Kata Ong Han Siong mengancam. "Aku telah memberitahukan kau dengan sejujurnya!" Kata Na Siao Tiap dengan beringas, Ong Han Siong berpikir sejenak, lalu berkata. "Kau dapat menukar jiwanya dengan ilmu-ilmu silat yang telah tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu!" Na Siao Tiap terperanjat dan menanya. "Cara bagaimanakah kita menukarnya?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Pada dewasa ini ada beberapa jago silat yang paham akan ilmu-ilmu silat yang tereatat di dalam kitab-kitab itu! Kau harus beritahukan kepadaku, jangan kau ber-dusta, karena akupun telah mengetahui sedikit!" Kata Ong Han Siong. "Baik," Jawab Na Siao Tiap. Tetapi kau harus lepaskan dahulu cekalan mu pada lehernya dia." Ong Han Siong melepaskan cekalannya, akan tetapi kipas besinya sudah siap untuk memukul mati bila perlu, Lalu Na Siao Tiap berkata pula. "Menurut pengetahuanku pada dewasa ini hanya ada tiga orang yang paham akan ilmuilmu silat di dalam kitab-kitab tersebut! "Hm...." Ong Han Siong mengeluarkan suara di hidung "Mustahil hanya tiga orang?" "Sebetulnya ada empat orang," Kata Na Siao Tiap. "Tetapi ibuku telah meninggal dunia, maka kini tertinggal tiga orang saja!" "Baik! Sebutlah nama-nama dari ketiga orang itu," Ong Han Siong menuntut "Yang ke satu adalah ayahku, yang ke dua adalah aku sendiri dan yang ke tiga adalah Pek Ciciku!" Kata Na Siao Tiap. Asmara lelah mempersu!it urusan Setelah mendengar keterangan itu, Ong Han Siong berpikir sejenak, lalu ia menanya. "Sekarang ayahmu berada di mana?" "Kemana dia telah pergi akupun tidak mengetahui nya. Kau tentu tak dapat menjumpai dia," Jawab Na Siao Tiap. Lalu Ong Han Siong mengancam lagi dengan lagak seolah-olah ia mau pukul Bee Kun Bu dengan kipas besinya. "Aku akan menukar jiwanya dengan ilmu-ilmu silat yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Aku tak mengerti maksudmu dengan cara bagaimana harus ditukarnya!" Ong Han Siong tersenyum, lalu berkata. "Aku yakin kau dapat melakukannya dengan cara, ke satu: Kau harus menulis semua catatan-catatan yang terdapat di dalam Kui Goan Pit Cek itu, Ke dua: Kau harus membunuh mati semua orang yang telah memahami ilmu-ilmu silat yang tereatat di dalam kitab-kitab tersebut!" Permintaan yang berat dan yang bukan-bukan itu membikin Na Siao Tiap sangat marah. ia membentak. "Sudahlah! jangan banyak bicara lagi. Aku sekarang memejamkan kedua mataku, kau boleh bunuh mati aku, dan kemudian kau dapat membunuh mati dia!" Lalu ia betul-betul memejamkan kedua matanya, Ong Han Siong tertawa gelak-gelak dan berkata. "Ha! Ha! Ha! Kau tak dapat menipu aku. Aku ini bukan anak kemarin dulu!" Na Siao Tiap membuka lagi matanya dan mengejek. "Hm! Kau takut aku menipu padamu? jika aku menghendakinya, tak mungkin kau dapat lari dari sini! Aku hanya segan melihat kau mati konyol!" Ancaman si gadis itu memperingatkan Ong Han Siong akan hajaran yang gadis itu telah berikan kepada Sia Yun Hong, ia terkejut, dan ia insyaf bahwa permintaannya melampaui batas. Dengan tersenyum si gadis berkata lagi. "Aku menghendaki kau membunuh mati aku, karena aku tak dapat melaksanakan permintaanmu dan aku tak tega melihat dia terbunuh oleh kipas besimu!" Kata-kata itu telah membikin Ong Han Siong mengetahui bahwa betapa besar cintanya gadis itu terhadap Bee Kun Bu. Dia rela berkorban untuk pemuda itu. Dan ia mempergunakan perasaan si gadis itu untuk melaksanakan maksudnya. ia KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ berkata. "Jika kau mati, kau tidak akan melihat bagaimana dia mati, Aku akan membebaskan totokanku agar dia menjadi sadar untuk merasakan sakit yang dia akan rasai dari hajaranhajaran yang aku segera akan lancarkan bilamana kau tidak memenuhi permintaanku Hayo! Apakah kau berjanji melaksanakan permintaanku?" Dengan mata yang beringas Na Siao Tiap menatap wajahnya Ong Han Siong, Kemudian ia berkata. "Aku dapat menulis semua catatan-catatan tentang ilmu silat dari kitabkitab Kui Goan Pit Cek itu, tetapi aku tak dapat membunuh ayahku dan Pek Ciciku! Hm! Kau betu)-betul kejam! sebetulnya kau tak berkesempatan membebaskan totokannya dan membikin dia sadari Awas! jika kau melukai atau membunuh mati dia, aku segera mematahkan semua sambungan-sambungan tulang yang berjumlah tiga ratus enam puluh lima di dalam tubuhmu, dan kau akan rasai betapa sakitnya itu!" Tetapi Ong Han Siong yang berpengalaman itu tak mudah digertak ia berkata. "Kau boleh coba-coba...! Aku ingin menyaksikannya....," Lalu ia mengangkat kipas besinya hendak mengetok kepalanya Bee Kun Bu, tiba-tiba ia merasakan pergelangan tangannya yang memegang kipas besi itu dicekal orang, dan hembusan angin menerjang dadanya! Segera ia merasakan lengan kanannya itu menjadi lumpuh, dan secepat kilat ia meloncat ke belakang untuk mengegosi serangan di d ada nya. Tetapi betapapun lihay silatnya dan seribu satu macam akalnya, ia rupanya tak dapat menghindari serangan di dadanya itu, Namun ia masih berkesempatan mencekal tubuhnya Bee Kun Bu dengan tangan kirinya dan menyeretnya ketika ia meloncat ke belakang, Ketika itu terdengar suara seorang wanita yang mengejek. "Kau ingin belajar ilmu-ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Cek!? Kau harus menangkis serangan Gie Sing Cwan Tao (Memindahkan bintang di langit) ini!" Ong Han Siong hanya berhasil menyeret Bee Kun Bu, tapi kipas besinya telah terlepas dari cekalan tangan kanannya, Secepat kilat Bee Kun Bu pun dirampas oleh lawannya, Dengan lengan kiri dan kedua kaki yang masih bebas, sambil menjerit ia menyerang dengan jurus Sin Lui Hia Kit (Geledek menyamber dari langit) dengan seluruh tenaga dalamnya, Untung baginya bahwa lawannya hanya bermaksud menolong Bee Kun Bu, serangannya itu hanya diegosi saja! Ong Han Siong menyerang angin, dan ketika ia berbalik, ia tampak bahwa lawannya tak lain daripada Pek Yun Huilah yang telah datang menolong Bee Kun Bu yang masih juga belum sadarkan diri dari totokan, Seperti seekor banteng yang mengamuk, ia menerkam lagi! Tiba-tiba terlihat Na Siao Tiap meloncat dan mengirim jotosan dengan jurus-jurus Gie San Tin Hai (Memindahkan gunung dan membalikkan samudera), Ong Han Siong tak berani menangkis jotosan maut itu, ia lekas-lekas menahan diri. Akan tetapi hembusan angin dari jurus Gie San Tin Hai itu sudah cukup untuk merobohkan ia! ia terdampar ke belakang dan jatuh duduk di tanah dengan muka yang pucat dan seluruh tubuh basah dengan peluhnya! Sambil berpaling kepada Pek Yun Hui, Na Siao Tiap menanyai "Cici, apakah aku harus bunuh mati dia?" Ketika itu Pek Yun Hui sedang berusaha membebaskan dan menolong Bee Kun Bu dari totokan, dan tanpa menoleh lagi, ia menjawab. "Bunuh dia dengan kipas besinya!" Na Siao Tiap pungut kipas besinya Ong Han Siong, dan datang menghampiri sambil berkata. "Tadi kau mengancam hendak membunuh mati Bee Siang Kong dengan kipas besimu ini. sekarang aku akan membunuh mati kau dengan kipas besi ini juga!" Ong Han Siong yang sudah tak berdaya, itu dengan kedua mata terbelalak menunggu mati! Tetapi dengan sikap seorang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ ksatria ia berkata. "Segala pelajaran atau ilmu di dunia ini tak terbatas, kita tak dapat mempelajari semuanya, Dalam hal ilmu silat, kau lebih unggul daripada aku. sekarang aku kalah, akupun tak menyesal jika harus dibunuh mati!" Kata-kata yang diucapkan dengan tenang itu membikin Na Siao Tiap cemas, dan ia menanyai "Di samping ilmu silat, apakah kau kira kau lebih unggul dalam kepandaian lainlainnya daripadaku?" Dengan tenang Ong Han Siong menjawab: Tentang ilmu silat, aku Ong Han Siong hanya mengerti sedikit saja, akan tetapi tentang ilmu pengobatan dan ilmu falak, aku telah mempelajarinya dengan tekun dan telah mencurahkan banyak tenaga dan pikiran, Jika kau tidak pereaya, kau dapat menyaksikan dengan kepala mata sendiri nanti pada pertengahan bulan delapan ketika para jago silat akan bertemu untuk mengadu silat, Kau akan menyaksikan cara aku mengatur siasat, dan akupun dapat meramalkan nasibnya dari tiap-tiap jago silat sebagai akibat dari pertandingan silat tersebut!" Lalu ia tertawa gelak-gelak seolah-olah ia yakin benar akan akibat keterangannya itu. sementara itu, Pek Yun Hui telah berhasil menolong dan menyadarkan Bee Kun Bu, dan iapun telah mendengar keterangan Ong Han Siong, ia mengejek. "0rang-orang yang paham akan ilmu pengobatan dan ilmu falak banyak sekali jumlahnya di kalangan Bu Lim, kau tak usah menyombongkan diri!" Ong Han Siong bangkit sambil membentak. "Sia-pakah mereka yang lihay dalam ilmu-ilmu itu? Sebutlah nama orangorangnya!" Tetapi ia jatuh lagi karena hajaran dari Na Siao Tiap tadi, Sambil berdiri menghadapi Ong Han Siong, Na Siao Tiap yang belum pernah membunuh orang tidak sampai hati memukul lawannya dengan kipas besi itu, ia memejamkan kedua matanya, lalu mengangkat kipas besi tersebut untuk memukul kepalanya Ong Han Siong, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tiba-tiba Bee Kun Bu berseru. "Jangan bunuh dia mati!" Na Siao Tiap terkejut dan menahan turunnya tangannya, ia menoleh ke belakang sambil menanyai "Apa-kah kau ingin memberi ampun kepadanya? Apakah kau tidak mengetahui betapa kejamnya dia terhadapmu? Jika Pek Cici tidak keburu datang menolong, akupun dipaksa olehnya berkorban untuk kau!" "Ha!" Tanya Bee Kun Bu dengan terperanjat "Apa-kah kau tak dapat melawan dia?" Segera wajahnya Na Siao Tiap menjadi merah, ia tak dapat menjawabnya, Pek Yun Hui tersenyum dan berkata kepada Bee Kun Bu. "Aku melihat kau makin lama makin ganjil Bangsat itu telah menerkam kau untuk dijadikan sandera untuk memaksa Tiap Moi menulis semua ilmu-ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek sehingga Tiap Moi terpaksa mengalah...." Sekonyong-konyong Na Siao Tiap berseru. "Cici!" Pek Yun Hui menangguhkan kata-katanya, dan berbalik menanya Na Siao Tiap. "Mengapa? Apakah aku salah bicara? sebetulnya jika kau ingin menolong, kau bisa berhasil menolongnya, karena aku yakin bahwa bangsat itu tidak bermaksud membunuh...." "Siapa bilang aku tak bermaksud membunuh?" Ong Han Siong memotong. "Jika sedikit saja dia bergerak, Bee Kun Bu pasti mati dari ketokan kipas besiku!" Tetapi, setelah membunuh mati dia, kau tak dapat lolos dari tanganku, kaupun pasti mati!" Bentak Pek Yun Hui. "Ha! Ha! Ha!" Ong Han Siong tertawa. "Orang yang berani datang ke dalam lembah ini untuk mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek tentu tak memikirkan tentang meloloskan diri!" Bee Kun Bu menghela napas dan berkata. "Dia pernah menolong aku di pegunungan Ngo Bie San ketika aku berada KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ di kuil Ban Hut Teng, dan karena itu aku masih berhutang budi kepadanya. Aku mohon kalian membebaskan dia." Pek Yun Hui berpikir sejenak "Baiklah, Kita bebaskan dia!" Katanya kemudian Na Siao Tiap menanya. " Apakah kita tidak mau mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek?" "Aku pernah mencarinya, akan tetapi selainnya melihat bekas darah, aku tak menemui kitab-kitab tersebut maupun mayatnya Co Hiong," Jawab Pek Yun Hui. "Di dasar lembah yang dalam ini," Kata Na Siao Tiap. "Mungkin mayatnya Co Hiong telah dimakan binatang buas, Cici tak mungkin dapat melihat bekas-bekasnya." "Aku hanya harap demikian Lebih baik kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu berada di dalam perutnya binatang buas," Kata Pek Yun Hui. Lalu Na Siao Tiap lempar kipas besi di sampingnya Ong Han Siong dan membentak. "Apakah kau telah mendengarnya? Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek sudah berada di dalam perut macan?" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Ong Han Siong yang masih merasa kesakitan dari hajarannya Na Siao Tiap, dan menganggap dirinya sudah sampai pada ajalnya, masih tetap bersikap ksatria dan tak gentar jika ia dibunuh, ia duduk memulihkan tenaganya dan berusaha meringankan sakit di dalam tubuhnya, Lalu Pek Yun Hui bersiul, dan dalam beberapa detik saja terlihat seekor bangau putih yang besar terbang datang menghampiri dengan cepat, sebelumnya ia ber-!alu, ia berkata kepada Na Siao Tiap. "Kalian berdua dapat menunggangi bangau ini, dan aku akan jalan melalui jalan tadi, Kita akan bertemu lagi di kamar Thian Kie Ciok Hu!" Lalu iapun ber!a!u. Tetapi Na Siao Tiap menahannya dan berkata. "Cici dan Bee Siang Kong dapat menunggangi bangau ini, karena aku ingin menguji ilmu mendaki jurang yang curam ini." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pek Yun Hui mengawasi dan meneliti jurang yang curam itu, dan sambil menggelengkan kepalanya ia berkata. "jurang yang curam ini sangat berbahaya dan licin, aku khawatir sukar di mendaki Lebih baik kau kembali dengan menunggangi bangau saja!" "Bagaimana jika kita bertiga menunggangi bangau itu? Aku dapat meringankan tubuhku," Kata Na Siao Tiap. "Baiklah," Jawab Pek Yun Hui, Tapi jika bangau ini tak dapat menahan beban seberat kita, mungkin kita bertiga akan jatuh dan binasa semua." Lalu bertiga mereka menunggangi bangau yang besar itu yang segera membuka kedua sayapnya dan membawa ketiga orang itu terbang ke atas, meninggalkan Ong Han Siong sendirian di dasar jurang yang curam itu. Bee Kun Bu yang diapit oleh kedua gadis itu tiba-tiba berkata. "Jika Lie Sumoy juga berada bersama-sama kita, aku yakin dia akan merasa gembira sekali." "Kau jangan terlampau khawatir Aku akan berdaya mencari dia," Kata Na Siao Tiap, Entah berapa lama mereka dibawa terbang oleh bangau sakti itu di angkasa, melalui awan-awan dan puncak-puncak gunung, Tiba-tiba bangau itu berbunyi dan terbang turun, Ketika Bee Kun Bu memperhatikan lagi, bangau itu telah tiba di atas tanah, tepat di puncak di mana kamar Thian Kie Ciok Hu terletak "Hayo kita turun, dan kita dapat makan dulu, karena aku sudah lapar," Kata Pek Yun Hui. "Jika tadi kita jatuh dari atas, aku pasti sudah menjadi mayat, dan dapat menjumpai ibuku di tanah baka!" Kata Na Siao Tiap. Tiap Moi!" Kata Pek Yun Hui. "Aku yakin ibumu tak sudi kau mati, Aku pereayadia senantiasa melindungi kau!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tiba-tiba air matanya Na Siao Tiap mengalir keluar, entah mengapa ia menjadi sedih hati Bee Kun Bu yang telah mendengar dan menyaksikan hal itu hanya dapat berdiri tertegun, Kemudian iapun menjadi sedih juga. Na Siao Tiap menghampiri dan menegur kepadanya. "Aku hanya mengenangkan ibuku, janganlah kau turut berduka." -ooo0oooJaring asmara menjerat mangsanya Bee Kun Bu yang sangat berhutang budi terhadap kedua gadis itu tak dapat bersikap acuh tak acuh, ia berkata dengan hati yang gugup. "Tetapi... tetapL." Ia tak dapat mengutarakan isi hatinya. "Sudahlah, kau tak usah meneruskan kata-katamu," Kata Na Siao Tiap. "Mari kita pergi ke kamar untuk makan!" Bee Kun Bu hanya dapat mengikuti berjalan di belakang kedua gadis itu menuju ke kamar Thian Kie Ciok Hu. Pang Sui Wie yang disuruh menjaga kamar itu segera datang menyambut dengan gembira, Na Siao Tiap pegang tangannya Bee Kun Bu dan berkata. "Apa yang aku telah katakan kepadamu tadi kau tak usah buat pikiran...." Lalu ia lari keluar dari kamar Pek Yun Hui yang memperhatikan sikapnya Na Siao Tiap berkata kepada Bee Kun Bu. "Rupanya Tiap Moi sudah banyak berubah sekarang, Dia tak membenci kau lagi." Bee Kun Bu mengangguk dan menjawab. "Betul! Aku khawatir akan perubahan sikap yang begitu tegas!" "Akupun khawatir untuk kepentingannya," Kata Pek Yun Hui. "Aku minta kau senantiasa bersikap ramah terhadapnya dan berada di sampingnya sebanyak mungkin...." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Tetapi, tetapi... aku harus berbuat apakah ter-hadapnya?" Tanya Bee Kun Bu. "Aku sudah memperhatikan sikapnya dan juga sikapmu Hubungan antara kalian berdua sudah mendalam, dan aku hanya khawatir satu kekeliruan atau salah paham dapat mencelakakan kalian berdua," Kata Pek Yun Hui. Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan "Sebetulnya dan dengan sejujurnya, akupun telah jatuh cinta kepadamu Dahulu aku berpendapat bahwa jika aku tak bisa memperoleh kau sebagai suamiku, aku tak akan hidup bahagia, Namun akhirnya aku dapat mengatasi kekeliruan itu, Aku tak pereaya bahwa diantara laki-laki dan perempuan, kebahagiaan hanya timbul bila mereka menjadi suami isteri, Aku sendiri sedang menguji, Berhasil atau gagal, akupun tak dapat meramalkan sekarang, Namun aku masih berusaha keras, Apakah kau juga dapat berbuat demikian? Bee Kun Bu terkejut mendengar pengakuan yang jujur dan terus terang itu. ia tak dapat menjawab, ia harus mengakui bahwa iapun telah jatuh cinta terhadap gadis yang mu!ia, luhur berbudi serta gagah itu, Tetapi iapun sangat mencintai Sumoynya, Lie Ceng Loan, Tiba-tiba ia ditegur "Bee Siang Kong, Pek Cici sangat menaruh perhatian terhadapmu apakah kau tidak mempunyai perasaan?" Seperti orang yang baru terbangun dari tidurnya, Bee Kun Bu membelalakkan matanya lebar-lebar dan melihat Na Siao Tiap seperti Sumoynya yang sangat polos dan jujur ia merasa malu terhadap dirinya sendiri, karena ia anggap bahwa imannya kurang kuat untuk mencegah segala godaan. ia merasa berdosa, karena menurut ang-gapannya, telah membikin Souw Hui Hong kehilangan satu lengannya dan harus berkorban seumur hidupnya menjadi seorang rahib, Tiba-tiba ia mengangkat tangan kanannya, dan baru saja ia hendak memukul kepalanya sendiri, tiba-tiba lengannya ditepuk oleh Na Siao Tiap, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pek Yun Hui membentak. "Bee Siang Kong, mengapa kau berbuat demikian? Apakah kau kira dengan membunuh diri kau dapat membereskan segala sesuatu? Kau harus bersikap berani menghadapi semua itu, membereskannya dengan semestinya! itulah baru satu laki-laki sejati!" Wajahnya Bee Kun Bu menjadi merah, ia menundukkan kepalanya menerima salah, Ketika ia mengangkat kepalanya lagi, ia berkata. "Pek Cici, kau terlalu baik terhadapku Budi sebesar itu, aku khawatir aku tak dapat membalasnya,.,." Na Siao Tiap memotong pembicaraannya. "Bee Siang Kong, jika kau telah mengetahui bahwa Pek Cici sangat baik terhadapmu, kau harus hidup, jangan mencari mati! Selama kau tinggal berdiam di sini, aku rela mengajarkan kau ilmuilmu silat yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, agar kau dapat membereskan segala sesuatu nanti pada pertengahan bulan delapan tahun depan di markas besarnya partai silat Thian Liong...." Belum lagi pembicaraan itu selesai ketika mereka dibikin terkejut oleh suara gaduh yang rupanya tidak jauh dari tempat mereka, Kemudian terlihat berkelebatnya bayangan tiga orang berlari-lari masuk ke dalam gua. Pang Sui Wie segera lari mengejar, dan Pek Yun Hui segera mengetahui, bahwa ketiga orang tersebut telah berada di luar guanya, Karena ia khawatir Pang Sui Wie tak dapat menahan ketiga orang itu, Pek Yun Hui mengajak Na Siao Tiap pergi mengejar. "Biarlah aku jalan dulu," Jawab Na Siao Tiap, dan segera diikuti oleh Pek Yun Hui yang meninggalkan Bee Kun Bu berdiri terpaku di belakang! Setelah lenyap kebingungannya, Bee Kun Bu lari mengejar Suara gaduh tadi makin nyata terdengarnya, karena di luar gua Pang Sui Wie tengah melawan Sia Yun Hong dengan pedangnya dan Tu Wee Seng dengan toya bambunya. Pang Sui Wie sedang mencari kesempatan untuk menyambit lawan- KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ lawannya dengan pasir beracun, karena ia sangat sibuk mengegosi atau mengelit senjata-senjata kedua lawannya, Tepat pada waktu yang sangat berbahaya bagi Pang Sui Wie, Na Siao Tiap telah tiba sambil membentak. "Kalian berdua hentikanlah penyerangan-mu! Apakah kalian tidak malu mengerubuti seorang wanita? Di manakah kalian harus buang muka bila hal ini diketahui oleh jago-jago silat lainnya?" Sia Yun Hong dan Tu Wee Seng terpaksa berhenti menyerang dan mereka sangat terkejut ketika dibentak oleh Na Siao Tiap. Mereka menjadi makin takut lagi ketika melihat Pek Yun Hui pun datang juga, Mereka tak lupa akan hajaran yang mereka terima dari gadis itu. Tetapi dengan kesempatan itu, mereka tiba-tiba menyerang Na Siao Tiap yang tak bersenjata! Mereka menyerang dengan menggunakan seluruh kepandaiannya karena mereka bermaksud membalas dendam dan mencuci malu, Secepat kilat Na Siao Tiap menjotoskan sepasang tinjunya, hembusan anginnya sudah cukup mendampar kedua jago silat itu, Seolah-olah digulung ombak, mereka terdampar dan jatuh terguling tujuh-delapan langkah ke belakang! "Jika kalian masih juga menyerang, aku terpaksa menghajar kalian lagi!" Na Siao Tiap mengancam. Pang Sui Wie hendak menyambit mereka dengan pasir beracunnya, tetapi Na Siao Tiap mencegah. "Pang Siocia, jangan sambit mereka! Kita ingin lihat apa yang mereka akan perbuat!" Dengan senyuman terpaksa, Sia Yun Hong berkata kepada Tu Wee Seng. "Tu-heng, apakah kita harus berlalu dari pegunungan Koat Cong San ini setelah dihina serupa ini?" "Aku lebih suka mati jika aku tak berhasil mencari kitabkitab Kui Goan Pit Cek itu! Aku rela binasa di sini!" Seru Tu Wee Seng sambil bangun berdiri KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pek Yun Hui tampil ke muka dan berkata. "Jika kalian tak sudi keluar dari pegunungan Koat Cong San ini, apakah kalian bermaksud bertempur dengan kami?" Ia berdiri tegak menghadapi mereka! Mau tidak mau, mereka menjadi gentar Dengan menghadapi satu Na Siao Tiap saja, mereka sudah tak sanggup: bagaimanakah mereka dapat menghadapi Pek Yun Hui seorang lagi? Untuk sementara waktu mereka berdiri terpaku dan membisu, Lalu Pek Yun Hui menegur lagi. "Sebetulnya kalian kembali pula ke sini dengan maksud apakah?" Tu Wee Seng yang sudah kenyang makan garam di kalangan Kang-ouw masih juga dapat menjawab. "Pek Siocia, pegunungan Koat Cong San ini bukan milikmu, Apakah kami tidak boleh datang ke sini? Lagi pula kini telah banyak jagojago silat yang dapat berkumpul di sekitar pegunungan ini, dan maksud mereka itu semuanya untuk mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Menurut pandanganku, kalian berdua sukar melawan semua jago-jago silat itu!" "Kau pandai bicara," Kata Pek Yun Hui. "Betul kami tak dapat melawan semua jago-jago silat, tetapi kami dapat memberi hajaran kepada kalian berdua." "Pek Siocia," Kata Tu Wee Seng. "Kau ternyata salah paham, sebetulnya kedatanganku bersama Sia-heng dengan maksud membantu kalian berdua mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, kau tentunya telah yakin betapa besar artinya kitab-kitab tersebut bagi para jago silat...." Na Siao Tiap yang dibesarkan di lembah Pek Hua Kiok dan lama tinggal di pegunungan, tidak berpengalaman dan tidak mengetahui seluk beluknya kalangan Kang-ouw. jawaban Tu Wee Seng itu tidak dimengerti olehnya, dan ia menanyai "Bukankah kembalinya kalian ini untuk mencari dan memiliki kitab-kitab itu?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ha! Ha! Ha!" Tu Wee Seng tertawa. "Na Siocia, maksudku ialah jangan sampai kitab-kitab tersebut terjatuh ke dalam tangannya partai Thian Liong. Dapat digambarkan betapa besar bahayanya jika orang-orang partai Thian Liong dapat memiliki kitab-kitab itu, mereka akan membuat kita tak ada tempat untuk berdiri lagi di kalangan Kang-ouw!" "Tiap Moi, jangan pereaya obrolannya! Aku yakin bahwa mereka itu akan berbuat seperti dikatakan me-reka, Mereka ingin memiliki kitab-kitab tersebut!" Kata Pek Yun Hui. "Pek Siocia!" Bentak Tu Wee Seng. "Jika kau tidak pereaya, lantas kau mau apa?" Pang Sui Wie segera loncat dan siap menyerang si kakek itu, tetapi Na Siao Tiap pun mencegah sambil berkata. "Mereka belum dapat dibasmi sekarang! Kalau mau, aku dapat membinasakan mereka dengan hanya kedua tanganku, pasir beracunmu itu kau simpan dahulu untuk maksud lain." Ancaman itu membikin kedua orang itu cemas, tetapi mereka sudah tiada jalan keluar lagi, Sedianya mereka datang kembali ke gua itu dengan maksud membokong Na Siao Tiap, tetapi maksud mereka yang busuk itu telah diketahui oleh Pang Sui Wie. Ketika itu mereka hanya menanti nasib saja, Tetapi Na Siao Tiap yang belum pernah membunuh orang masih berkata. "Aku tidak mau membunuh kalian, sekarang kalian enyahlah dari pegunungan Koat Cong San, dan janganlah berpikir datang kembali mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek pula!" Nasehat itu menggirangkan Tu Wee Seng dan kawannya, Mereka sengaja berdebat untuk mengulur waktu dengan harapan jago-jago silat lainnya datang ke situ, Kini, setelah mereka disuruh lekas-lekas enyah, mereka menyahut. "Baik! Baik! Kami berlalu! Tetapi kami akan berjumpa pula lain waktu!" Lalu mereka lari pergi dari mulut gua itu! KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Na Siao Tiap, Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Pang Sui Wie tidak mengejar mereka dan balik kembali ke kamar Thian Kie Ciok Hu. Na Siao Tiap segera pergi ke dapur untuk membuat hidangan-hidangan, dibantu oleh Pang Sui Wie. Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu kembali ke kamar Thian Kie Ciok Hu. "Pek Cici selalu berpemandangan luas. Tiap-tiap tindakan telah diperhitungkan betuL Aku merasa ka-gum.-." Kata Bee Kun Bu. Pek Yun ,Hui tersenyum. "Sudahlah! jangan kau memujimuji aku. Masih banyak urusan yang aku tak dapat membereskannya dengan seksama, Tentang urusanku sendiri, aku dapat mengurusnya, Tapi Tiap Moi yang baru keluar dari pegunungan dan yang hanya mengenal ibunya dan keempat bujang perempuannya, jarang sekali berurusan dengan orang lain. Mula-mula aku lihat dia mirip Loan Moi yang jujur, wajar, berbudi dan luhur, tidak mendendam, dan mudah merasa puas. sebetulnya sifat dan wataknya jauh berlainan jika kau berada di sampingnya, dia senantiasa gembira...." Tetapi, tetapi aku tidak pernah melukai hatinya!" Kata Bee Kun Bu. "Betul!" Pek Yun Hui mengangguk lalu meneruskan. "Kau sebetulnya tak dapat terlalu dipersalahkan jika dia terlampau memperhatikan kau. Dan banyak peristiwa-peristiwa buruk yang kau dapat hindarkan Misalnya, aku telah berulang kali memperingatkan kau terhadap Co Hiong yang busuk dan keji itu, tetapi kau hanya pereaya omongannya yang manis, Aku terpaksa menanti tibanya saat kau dapat melihat dengan mata kepala sendiri betapa kejam dan jahatnya manusia keji itu, dan hampir saja kau menjadi korban, Nah, sekarang kau sudah mengetahui kebusukannya, aku kira saatnya telah tiba untuk memberitahukan soal Lie Sumoymu, Lie Sumoymu itu yang juga pereaya Co Hiong seorang baik karena ia anggap Co Hiong adalah kawanmu, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ telah menyerahkan seluruh jiwa raganya ke dalam tangan manusia jahanam itu...." "Apa!" Seru Bee Kun Bu dengan terperanjat "Sabar," Hibur Pek Yun Hui. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Sampai sekarangpun Lie Sumoymu masih suci murni dan belum diganggu oleh manusia jahanam itu. Ketika Co Hiong hendak memperkosanya, mungkin aku dituntun oleh Tuhan, aku kebetulan tiba dan telah berhasil menotok urat punggungnya, Totokan itu sebetulnya kejam dan keji dan lambat laun dia akan binasa karenanya, Aku terpaksa melakukan itu, karena manusia itu terlampau keji dan hina, Tetapi di luar dugaanku, entah siapa yang menolong membebaskan totokan maut itu, dan ketika aku menjumpai dia lagi, dia telah memiliki ilmu silat yang lebih !ihay, yang mirip dengan ilmu-ilmu silatnya San Im Shin Ni dari pegunungan Altai, Aku yakin betul dia telah mempelajari ilmu-ilmu silat yang lihay itu. AL. jika orang semacam dia itu dapat hidup lama di dunia ini, tentu banyak sekali orang yang akan menjadi korban atau mangsanya... "Bukankah dia telah dihajar dan jatuh tergelincir ke dalam jurang? Apakah dia belum binasa?" Tanya Bee Kun Bu. Pek Yun Hui menarik napas panjang menyatakan kekecewaannya, dan berkata. "Aku telah menghajar dia, akan tetapi dia sendiri yang menjatuhkan diri ke dalam jurang, Dia telah menduganya bahwa aku pasti membunuh mati dia, dan kesempatan satu-satunya untuk lolos ialah menjatuhkan tubuhnya, dengan harapan dapat menolong diri menjambret cabang-cabang pohong yang tumbuh di lereng jurang, Ia... mungkin juga dia belum mati Yang kita ketahui hanya bekasbekas darah di dalam jurang." Ia berhenti sejenak merenungkan yang lampau itu, lalu melanjutkan pula. "Sudahlah! peristiwa ini kita tak usah pikiri untuk sementara waktu, Jika dia masih hidup, aku pasti akan mencarinya untuk membikin perhitungan yang penting sekarang ini adalah urusannya Tiap Moi yang telah terjerat oleh jaring asmara dan yang ber-sangkut paut dengan Lie Sumoymu." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu mengerutkan kening dan menanyai "Dan apa yang aku harus perbuat? Pada dewasa ini, ilmu silatnya tak ada taranya, Dia selalu mendengar dan menuruti perkataan Cici, aku kira Cicilah yang harus menasehatkan dia." "Betul," Kata Pek Yun Hui, Tetapi kau tidak mengetahui betul-betul hatinya seorang gadis, Aku dapat menasehatkan dia dalam urusan-urusan ia iri, tetapi tak dapat berbuat apaapa dalam urusan asmara, Dia dan Lie Sumoymu sangat berlainan sifat dan wataknya, Lie Su-moymu tak dapat berbuat sesuatu yang dapat menyakiti hati orang lain, Misalnya kau yang tak membalas cintanya, dia hanya akan menyiksa diri sendiri dan rela mati tanpa berbuat sesuatu. Akan tetapi Tiap Moi akan tak bersikap demikian ia dapat berbaik hati, dan juga berlaku kejam Menurut pendapatku, dia hanya dapat mendengari nasehat Guruku atau ayahnya, dan ibunya jika masih hidup, Jika aku sekarang menasehatkan pada nya, aku khawatir dia menjadi salah paham, dan berbalik merasa cemburu terhadap aku. Jika terjadi demikian, kau dapat bayangkan akibatnya yang kita tak ingini. Dia seorang yang sangat pintar dan cerdas, dan orang yang demikian mudah salah paham, Co Hiong adalah seorang yang keji dan rendah, Dengan pengalamannya di kalangan Kang-ouw dia dapat melakukan banyak kejahatan, akan tetapi aku pereaya dia tidak sepintar Tiap Moi. Ya, di dalam beberapa hari ini perilakunya telah berubah hebat sekali itulah yang membuat aku cemas!" "Bukankah lebih baik aku berlalu dari sini dan tidak menjumpai dia lagi?" Usul Bee Kun Bu. "Hm...W sahut Pek Yun Hui. "Dunia yang luas ini mungkin tak ada tempat untuk kau bersembunyi Dia pasti dapat mencari kau." "Menurut pendapat Cici, aku tak akan luput dari kejarannya?" Kata Bee Kun Bu. "Untuk kebaikan semua pihak yang bersangkutan apakah yang aku harus buat? jalan yang terbaik ialah aku membunuh diri Setelah aku meninggal dunia, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ semua orang akan bersedih hati untuk sementara waktu, dan seterusnya aku akan tedupa. Tetapi aku tidak membikin mereka saling benci Aku tak takut mati untuk kepentingan semua!" Dengan senyuman yang pahit getir, Pek Yun Hui berkata. "Pengorbanan itu memang dapat dipuji Tetapi orang yang membunuh diri dianggapnya sebagai pengecut Dia tak berani menghadapi kesulitan dan tak berani mencari jalan untuk membereskan kesulitan itu. Bukankah kau masih harus membalas budinya banyak orang?" Kata-kata yang pedas getir itu membikin Bee Kun Bu menundukkan kepalanya karena terlampau malu, dan Pek Yun Hui segera insyaf bahwa kata-katanya telah menusuk hati orang, Dengan tersenyum dan nada yang halus ia berkata lagi. "Kau pikir dengan kematianmu kau dapat membikin beres semua urusan, Tetapi hal yang sebenarnya dengan matinya kau, kau akan menghancurkan hatinya Lie Sumoymu, juga Souw Siocia yang pernah berkorban untukmu, Maka janganlah kau meikiri soal membunuh diri lagi. Pereayalah, aku senantiasa berdaya menolong kau membereskan segala se-suatu!" "Pek CicL." Kata Bee Kun Bu, dan ia tak dapat meneruskan karena terlampau terharu. "Mengapa?" Tanya Pek Yun Hui. "Bukankah aku juga mempunyai perasaan? Aku akan membantu kau menjadi seorang jago silat untuk mengangkat nama partai Suhu dan Susiokmu, dan membereskan semua kesulitan-kesulitanmu, Tetapi aku mempunyai satu syarat, yakni kau harus turut apa yang aku katakan!" Bee Kun Bu menatap wajahnya Pek Yun Hui dan berkata. "Cici! Kau demikian sayang kepadaku, jika aku masih tidak mau turut kata-kata Cici, aku ini bukannya manusia lagi!" -ooo0oooBee Kun Bu mempelajari ilmu silat yang sakti KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kau tak usah bersumpah," Kata Pek Yun Hui. "Sekarang yang penting ialah kita harus menjaga Tiap Moi. Dalam masa remajanya, perasaannya mudah tersinggung. Dia baru saja bereampur gaul dengan banyak orang, dia mudah salah paham, Tiap-tiap hal yang menusuk hatinya akan berakibat hebat sekali. Dari itu kita harus menyesuaikan diri untuk menyenangkan dia. Kau akan berada di sampingnya agak tama, selama itu kau dapat belajar ilmu silat daripadanya, Tetapi kau mungkin juga bisa terjerumus dalam jurang asmara, Dari itu, aku berpesan supaya kau bertindak hati- hati dan selalu mencari kesempatan membikin dia insyaf akan segala tindak tanduknya yang keliru...." "Pek Cici, tentang ini aku masih kurang jelas..." Kata Bee Kun Bu. Pek Yun Hui tersenyum, lalu ia menjelaskan lebih lanjut. "Lie Sumoymu sangat mencintai kau, harus dijaga jangan membikin dia mati mereras. Souw Hui Hong telah berkorban untuk menolong kau di hadapannya jago-jago silat dari kelima partai silat yang ternama sehingga dia menjadi seorang yang bereacad, Apakah kau akan melupakannya, Ya, nasi sudah menjadi bubur, dan kau tak dapat merubah lagi-lagi Lie Ceng Loan yang berjiwa besar, dia rela menjadi isteri kedua atau ketiga, asal saja kau tetap mencintainya...." "Cici, kata-katamu itu agaknya di luar garis," Protes Bee Kun Bu. "Cici dapat tetap berhati suci murni terhadap orang lain, akupun dapat berbuat seperti Cici!" Pek Yun Hui tersenyum, seraya berkata. "Aku tahu kau menghormati dan mungkin juga mencintai aku. Nah, dengarlah, aku beri kau petunjuk bagaimana kau harus memperlakukan Tiap Moi. Asalkan kau dapat menuruti petunjuk-petunjukku, aku jamin hasilnya akan memuas-kan!" "Aku yakin aku dapat membereskan urusanku terhadap Lie Sumoy dan Souw Siocia. Tetapi Tiap Moi, aku khawatir aku akan gagal Jika Cici dapat memberi petunjuk, aku sangat berterima kasih." Tiba-tiba Bee Kun Bu ingat kepada Giok Siu KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sian Cu yang telah mencuri buah Sie Can Ko untuk menolong jiwanya, ia menjadi bengong. Pek Yun Hui tak dapat membaca isi hati orang, ia berkat a. "Kau jangan banyak pusing lagi! Kau akan tinggal bersamasama Tiap Moi agak lama, kau harus selalu melayani dia agar dia dapat kesimpulan bahwa kau adalah seorang pria yang dapat dipereayai Tetapi jika aku berbuat demikian, bukankah akan mempersulit urusan?" Kata Bee Kun Bu. "Tidak," Jawab Pek Yun Hui. "Aku telah memikir lama dan aku telah mengetahui betul sifat dan wataknya, Dia sangat pintar dan cerdas, Di dalam dunia ini agaknya tidak ada hal yang dia tak dapat lakukan. Tetapi ada hal-hal yang dia tak dapat lakukan karena dia sudi me-lakukannya, Jika kau memperhatikan padanya, dia akan berdaya menolong kau, dengan demikian kau akan menjadi kawan karibnya. Namun antara asmara dan setia kawan sangat kecil perbedaannya, karenanya kau harus senantiasa bersikap seperti kakak terhadap adiknya, jangan sekali-kali menimbulkan asmara terhadapnya, Dapatkah kau tahan menghadapi seorang gadis yang cantik jelita tanpa jatuh cinta terhadapnya? Apakah imanmu cukup teguh?" "Ini... ini, jika aku sudah bersedia, aku yakin aku dapat menghadapinya!" Jawab Bee Kun Bu. Pek Yun Hui tersenyum, dan berkata pula. "Baiklah, Untuk sementara ini, kau berbuat sebagaimana petunjukku sewaktuwaktu aku akan memberi petunjuk lagi. Nah, sekarang kita pergi ke kamar dapur menengok Tiap Moi apakah dia sudah selesai menyediakan santapan." Lalu ia bangun dan berjalan ke kamar dapur "Bolehkah aku membantumu?" Seru Pek Yun Hui. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Boleh saja," Jawab Na Siao Tiap. "Hari ini kita harus makan hidangan-hidangan yang lezat, dan juga minum arak yang harum." " Pernahkah kau minum arak sebelumnya?" Tanya Pek Yun Hui. "Belum, Tetapi hari ini aku ingin mencobanya," Jawab Na Siao Tiap. "Sebetulnya arak kita seberapa enaknya, Arak hanya dapat membikin kita mabok. Lebih baik kita tidak minum arak," Kata Bee Kun Bu. "Aku sering mendengar orang mengatakan bahwa arak itu dapat membikin orang lupa akan penderitaannya. Aku ingin mencoba meminumnya agar dapat melupakan segala sesuatu!" Kata Na Siao Tiap, Sambil tersenyum Bee Kun Bu menanyai "Apakah ada suatu hal yang membikin kau bersusah hati? Arak itu hanya dapat membikin kau lebih kesal lagi setelah kau sadar kembali, Lebih baik kita tidak minum arak," Keris Pusaka Dan Kuda Iblis Karya Kho Ping Hoo Wanita Iblis Pencabut Nyawa Karya Kho Ping Hoo Sepasang Pendekar Kembar Karya Kho Ping Hoo