Bangau Sakti 45
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 45
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Na Siao Tiap terperanjat mendengar bujukan yang ramah dari Bee Kun Bu. Untuk merubah suasana, Bee Kun Bu berkata pula. "Tiap Moi, bukankah kau pernah berjanji hendak mengajarkan aku ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek? Apakah janji itu masih berlaku?" "Janjiku selalu berlaku," Jawab Na Siao Tiap. "Aku hanya khawatir kau belajar tidak dengan sungguh-sungguh hati!" "llmu silat yang sakti itu diidam-idamkan oleh para jago silat Bukankah aku ini tolol jika tidak belajar sungguh-sungguh hati bila kau sudi mengajarkannya?" Na Siao Tiap mengawasi Pek Yun Hui sejenak, lalu berkata sambil tersenyum. "Mempelajari mengerahkan tenaga dalam harus dilakukan dengan tekun, Jika kau tidak dapat mencurahkan perhatian, maka ilmu itu tak akan berhasil KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dipelajarinya. Aku hanya khawatir kau selalu memikiri Lie Sumoymu selagi mempelajari ilmu tenaga dalam itu!" Sindiran itu membikin wajahnya Bee Kun Bu menjadi merah, dan ia terpaksa menjawab. "Tetapi dengan kau menjagai aku, aku tak khawatir tidak berhasil!" Jawaban yang tepat itu berbalik membikin Na Siao Tiap menjadi merah padam wajahnya, ia tak menduga bahwa Bee Kun Bu juga bisa bersenda gurau terhadap-nya. ia berkata. "Hm! Kau pandai bicara, Jika kau betul-betul ingin belajar, kau harus senantiasa mendengar petunjuk-petunjukku dengan khidmat!" "Jangan khawatir, Suhu!" Jawab Bee Kun Bu dengan senyumnya yang menawan hati. "Di waktu belajar, aku akan selalu pandang kau sebagai guruku yang sakti, aku tentu memperhatikan segala petunjuk-petunjuk...." Mendadak ia menangguhkan kata-katanya, karena ia insyaf bahwa pereakapannya sedang diperhatikan oleh keempat bujang perempuan Na Siao Tiap dan Pang Siu Wie. Pek Yun Hui segera memotong pembicaraannya kedua orang itu dengan berseru. "Aku sudah lapar Apakah hidanganhidangan sudah siap?" Bee Kun Bu mengerti saran itu, ia lalu keluar dari kamar dapur menanti hidangan-hidangan yang sedang disiapkan Pada keesokan harinya Bee Kun Bu mulai belajar silat dari Na Siao Tiap dengan penuh perhatian, dan ia berusaha melupakan Lie Ceng Loan, Tiga bulan telah berselang, ia telah dapat memahami berbagai-bagai macam ilmu silat yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dengan petunjuk dan penjelasan yang teliti dan cermat dari NaSiao Tiap. Demikian tekunnya Bee Kun Bu mempelajari dan memahami ilmu-ilmu silat tersebut, demikian pun Na Siao Tiap mengajarnya dengan sungguh-s unggun pula, sehingga dalam jangka waktu tiga bulan saja, Bee Kun Bu telah dapat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menghafal di luar kepala semua catatan-catatan kitab-kitab tersebut. Kadang-kadang Pek Yun Hui juga turut serta mempelajari dan melatih ilmu-ilmu silat tersebut, dan dengan kecerdasannya iapun telah memperoleh manfaatnya, setaraf dengan apa yang telah diperoleh oleh Bee Kun Bu. pada suatu hari baru saja Bee Kun Bu berlatih silat, dan ketika ia membuka matanya yang ia pejamkan selama beristirahat, ia tampak Na Siao Tiap berdiri di depannya dengan sikap yang rindu, ia menanyai "Tiap Moi, mengapa kau nampaknya cemas?" Na Siao Tiap menghela napas. "Mulai hari ini, setelah kau memahami semua catatan-catatan ilmu silat dari Kui Goan Pit Cek, kau harus mulai mempraktekkan teori-teorinya: karena banyak jurus-jurus yang kau harus pergunakan dengan baik dan mahir Menurut perhitunganku jangka waktunya enamtujuh bulan lamanya, Meski kau telah memahami teoriteorinya, namun kau belum ada kesempatan untuk mempraktekkannya. Jika kau menjumpai lawan yang memiliki ilmu tenaga dalam yang lihay, kau bukan saja masih belum dapat menaklukkan lawan itu, malah kau dapat dilukai karena kau belum dapat mempergunakan tenaga dalammu dengan sempurna, Oleh karena itu, aku harus membantu kau mempraktekkan mempergunakan tenaga dalammu." "Ha! Ha! Hai!" Tertawa Bee Kun Bu. "Jika cuma itu saja, kau tak usah menjadi cemas, Aku siap sedia menerima petunjuk-petunjukmu." Na Siao Tiap lalu duduk di sampingnya Bee Kun Bu dan berkata lagi. "Apakah kau mengetahui mengapa aku dapat melayang-layang di udara seperti seekor kupu-kupu dalam jangka waktu yang agak lama?" "Kau telah memahami dan berlatih ilmu Toa Pan Yok Hian Kong (llmu meringankan tubuh yang sakti) dengan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ mengerahkan urat-urat syaraf dan tenaga dalam mu, serentak mempergunakan tenaga luar untuk menekan hawa udara. Betulkah? Dan apakah akupun dapat belajar ilmu tersebut dari kau?" Na Siao Tiap berbangkit dan sambil tersenyum ia berkata. "Kau telah menebak separuh jitu, ilmu Toa Pan Yok Hian Kong dapat dipergunakan dengan sempurna jika kita sudah berlatih lama dan kita sudah berusia tiga puluh tahun ke atas, Aku kini belum berusia dua puluh tahun, ilmu tersebut belum aku dapat mempergunakan dengan sempurna." "Sungguh mengagumkan!" Seru Bee Kun Bu dengan kagum. "Belum berusia dua puluh tahun, kau sudah demikian lihaynya, Jika kau sudah dua puluh tahun lebih, kau,., kau...." Na Siao Tiap menjadi merah mukanya karena pujian itu. Lalu mereka berlatih silat lagi, Di dalam beberapa bulan mereka berada bersama-sama, Na Siao Tiap telah meluap-luap asmaranya seolah-oleh tak tertahan lagi, akan tetapi Bee Kun Bu senantiasa mempertahankan batas demarkasinya dengan sungguhsungguh, ia tetap menghormati keluhuran gadis itu, dan mencintainya sebagai adiknya. "Meskipun aku rela mengajarkan dan membantu kau berlatih Toa Pan Yok Hian Kong," Kata Na Siao Tiap. "Akan tetapi aku masih merasa khawatir." Bee Kun Bu terkejut dan berkata. "Jika kau anggap berbahaya bagiku, lebih baik pelajaran itu ditangguhkan saja dahulu, Aku dapat mempelajarinya setapak demi setapak." Dengan tak terasa air matanya Na Siao Tiap mengalir keluar, dan dengan terisak-isak ia berkata lagi. "Aku anggap tak ada gunanya bagi seorang gadis memiliki ilmu silat yang sakti, Jika aku dapat menurunkan kepandaianku kepadamu, aku kira ada lebih baik!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Mengapa kau senantiasa berpendapat demikian? Kau pasti akan menyesal jika kau kehilangan kepandaian silatmu yang sakti itu," Kata Bee Kun Bu, menghibur "Aku tidak akan menyesali kata Na Siao Tiap. "Aku lebih suka diam di rumah mengurus rumah tangga seperti lain-lain wanita umumnya...." "Sudahlah!" Kata Bee Kun Bu dengan senyuman yang menghibur "Mari kita berlatih silat pula!" "Akupun heran," Meneruskan Na Siao Tiap. "Aku tiba-tiba tak berpikir untuk menjagoi di kalangan Kang-ouw. Aku rela menjadi seorang wanita biasa mengerjakan semua pekerjaan wanita, Bahkan akupun tak mau dibantu oleh seorang bujang...." Tetapi dengan demikian banyaknya pekerjaan yang kau harus kerjakan, kau akan lekas menjadi muak!" Kata Bee Kun Bu. "Tidak! Tidak!" Jawab si gadis. "Aku tak akan menjadi jemu! Aku yakin aku akan berbahagia mengurus rumah tangga untuk orang yang aku segani...." Berdebar-debar hatinya Bee Kun Bu, ia berusaha sekuat tenaga memperkokoh imannya dari serangan-serangan asmara yang sedang dilancarkan oleh gadis yang cantik jelita itu, ia tak lupa akan pesannya Pek Yun Hui, dan dalam usahanya mempertahankan napsunya itu, ia menjadi berdiri tertegun. "Bee Siang Kong, apakah aku telah salah bicara?" Tanya Na Siao Tiap setelah melihat sikapnya Bee Kun Bu yang tibatiba berubah. "Tidak," Jawab Bee Kun Bu. "Kau mengatakan bahwa kau dapat mengajarkan aku ilmu Toa Pan Yok Hian Kong dengan cara yang cepat Bagaimanakah itu?" Na Siao Tiap menatap Bee Kun Bu sejenak, lalu berkata. "Urat-urat syaratku betul sudah aku dapat mengendalikannya KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dengan sempurna, tetapi jika aku belum berusia tiga puluh tahun atau lebih, aku tak dapat mempergunakan ilmu Toa Pan Yok Hian Kong itu dengan sempurna jika aku tidak makan Leng Tan (pil mustajab) yang dibuat dari Ban Lian Hwee Kwi (kura sakti) dari ayahku, Sayang Leng Tan itu telah aku makan habis, karenanya aku tak dapat membagi kau! jika kau makan Leng Tan itu, mungkin juga pada pertengahan bulan delapan lain tahun kau dapat menunjukkan gigi di markas besarnya partai Thian Liong, Tapi masih ada akal agar kau dapat mempelajari ilmu itu lebih cepat...." "Bagaimanakah caranya?" Tanya Bee Kun Bu dengan bernapsu. Na Siao Tiap tidak segera menjawabnya, ia menatap Bee Kun Bu dengan wajah yang penuh kaSih sayang, Lalu ia berkata. "Jika aku memikirkan hal ini, aku menjadi cemas, Cara itu adalah usul dari Pek Cici." Bee Kun Bu terkejut dan berkata. "Aku tahu, Kau harus berkorban dengan membuang-buang banyak tenaga dalammu untuk membantu aku melatih mengendalikan semua urat-urat syarafku, BetuIkah?" "Jika hanya demikian, aku tak akan menjadi cemas," Jawab Na Siao Tiap. Bee Kun Bu mengerutkan dahi dan berkata. "Jika masih ada cara yang lain, akupun tak mengetahuinya." "Nah, dengar baik-baik!" Kata Na Siao Tiap. "Setelah aku makan Leng Tan yang terkenal dari Ban Lian Hwee Kwi, maka darahku menjadi berlainan daripada darahnya orang umumnya. Bila aku dapat berhasil menyalurkan darahku ke dalam tubuhmu dengan dibantu Pek Cici yang mendorong kau mengeluarkan tenaga dalammu, maka dalam jangka waktu hanya enam bulan, hasil latihanmu akan sama dengan hasil latihan selama sepuluh tahun lebih, Dan setelah kau berhasil, kau dapat mengendalikan semua urat-urat syaraf mu dan melancarkan jurus-jurus ilmu silat yang kau telah pelajari dan dapat menjagoi di kalangan Kang-ouw!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Tetapi... tetapi cara itu adalah cara yang tak mungkin dilakukan!" Bantah Bee Kun Bu. "Janganlah kau berpikir demikian!" "Aku akan mendesaknya, aku tak merasa puas jika aku tak melaksanakan cara tersebut untuk menolong kau!" Mendesak Na Siao Tiap. "Tidak!" Bentak Bee Kun Bu dengan berlagak marah. "Kau terlalu berkeras kepala! Jika demikian, aku harus siang-siang berlalu dari sini!" Dan iapun berjalan keluar Tetapi Na Siao Tiap meloncat menghalangi dan berkata dengan sabar. "Aku bermaksud baik, Apakah aku telah salah bicara?" "Tetapi kau sangat keras kepala," Jawab Bee Kun Bu. "Orang harus selalu menuruti kehendakmu tapi kau sebaliknya segan menerima pendapat orang lain, Aku khawatir jika aku berdiam lama-lama di sini, kita akan sering-sering berselisih Lebih baik aku berlalu sekarang?" Air mata mengucur keluar dari kedua belah matanya Na Siao Tiap dan sambil memegangi tangannya Bee Kun Bu ia berkata. "Jangan gusar, aku tak akan memaksa kau lagi, Lain kali aku akan berunding untuk mengetahui keputusanmu...." "Celaka!" Pikir Bee Kun Bu. "Agaknya dia tidak mau melepaskan aku lagi. Dia ingin selalu menyertai aku!" Dalam keadaan yang serba salah itu, sekonyong-konyong terdengar suaranya Pek Yun Hui yang ia tidak tampak sudah sepuluh hari lebih. Na Siao Tiap mendongak dan berseru. "Pek Cici, kau sudah kembali?" Pek Yun Hui menghampiri mereka seraya berkata. "Ya, aku sudah kembali, dan bagaimanakah kalian ber-dua? Apakah kalian berselisih?" Ia menanya demikian karena melihat Na Siao Tiap berlinangkan air mata, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Aku tidak berselisih, aku telah membikin dia gusar!" Jawab Na Siao Tiap, Setelah menatapi Bee Kun Bu sekian lama, Pek Yun Hui berkata. "Sudahlah, kau jangan marah, Kau harus terus belajar dan berlatih, sekarang berita tentang ke-sembilan partai silat akan mengadu kepandaian di markas besar partai Thian Liong tahun depan sudah tersiar luas, pertandingan silat pada waktu itu tak dapat dianggap remeh lagi. Jago-jago silat dari partai-partai silat Kun Lun, Ngo Bi, Siat San, Tiam Cong dan Hua San, setelah mereka datang ke pegunungan Koat Cong San ini untuk merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, mungkin sudah mengetahui tenaga dari partai Thian Liong, dan mungkin pula sudah memperhitungkan masak-masak untuk menghadapi nya. Cobalah pikir, semua jago-jago silat dari kelima partai silat itu telah bergabung menggempur jago-jago dari partai Thian Liong, mereka masih tak mampu menggempurnya, Karena itulah kita harus membikin persiapan yang semestinya untuk menghadapi peristiwa lain tahun, sekarang jangka waktunya masih lima-enam bulan lagi, waktu sesingkat ini sangat berharga, Jika kau tidak bertekun belajar, kau akan menyesal seumur hidupmu!" Bee Kun Bu menundukkan kepalanya dan berkata. "Aku tidak marah." Dengan wajah yang cemas,-Na Siao Tiap berkata. "Cici, jika jangka waktunya sudah sedemikian singkat nya, bagaimanakah kita dapat mendesak Bee Siang Kong memahami ilmu Toa Pan Yok Hian Kong? Ya, cara-cara melancarkan jurus-jurus, mengelit mengegos, menangkis dan melabrak lawan, dapat dia melatih diri dengan memuaskan dengan dibantu oleh Cici, Tetapi untuk dapat memiliki ilmu Toa Pan Yok Hian Kong waktunya terlalu sempit!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pek Yun Hui tersenyum dan berkata. "Tentang ini kita tak dapat berbuat lain. Kita hanya dapat mengajar dan memberi petunjuk sedapat mungkin. Namun jika dia tekun belajar dan berlatih, hasilnya akan diluar dugaan, dia dapat mengimbangkan kekuatannya partai Thian Liong dan kesembilan partai-partai silat lainnya." "Tetapi kita masih ada cara lain yang lebih cepat," Kata Na Siao Tiap. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Hanya Bee Siang Kong tak sudi menerimanya. Sebab inilah kami tadi telah bertengkar!" Pek Yun Hui berpikir setelah mendengar penjelasan itu, Kemudian sambil tersenyum ia berkata. "Betul, cara itu adalah cara satu-satunya untuk mempereepat hasiU nya!" Bee Kun Bu membungkam. Agaknya ia terpaksa menerima saran tersebut yang membikin Na Siao Tiap berkorban lebih besar lagi. Menampak sikap itu, Na Siao Tiap menggoda dengan ejekannya. "Pek Cici, agaknya Bee Siang Kong membenci aku!" "Tiap Moi ini betul-betul pandai menggoda!" Pikir Pek Yun Hui. Lalu ia berkata. "Tiap Moi, cobalah beritahukan aku tentang cara yang dapat mempereepat itu." Dengan sikap kemalu-maluan Na Siao Tiap menjawab Tak usah aku menyebut lagi cara itu. Bukankah Cicipun telah mengetahuinya?" Tanpa disuruh Bee Kun Bu berjalan keluar dari kamar itu. Di luar suasana sangat tenang dan sunyi, Awan putih terlihat terapung-apung diantara puncak-puncak gunung Koat Cong San itu, Namun hatinya tak tenang, seolah-oleh air yang deras mengalir ke muara! "Bee Siang Kong!" Tiba-tiba terdengar Pek Yun Hui memanggil "Mengapa kau tidak kembali untuk berlatih silat? Lupakah kau akan tugasmu?" Seperti orang yang baru sadar dari lamunannya, Bee Kun Bu berbalik dan berjalan masuk ke dalam kamar lagi, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Setelah mereka berada lagi di dalam kamar, Na Siao Tiap menanya Pek Yun Hui. "Pek Cici, aku tiba-tiba ingat akan adik Lie Ceng Loan, Cici pernah berjanji mencari dia, apakah sudah ada kabar tentang dia?" Pertanyaan itu mengejutkan Bee Kun Bu, dan segera terbayang roman bentuknya Lie Sumoynya yang ia sangat cintai, ia teringat akan kasihnya yang tak terhingga, keluhurannya yang tiada taranya, Baginya Lie Sumoynya adalah pujaan nya. Gadis yang masih sangat muda itu belum pernah membenci atau menyakiti hatinya, iapun merasa berdosa jika mengingat sikap atau perbuatannya terhadap Sumoynya itu. Dengan tak terasa ia menghela napas dan berdiri termenung lagi. "Bee Siang Kong," Tegur Pek Yun Hui. "Kau tengah memikirkan Lie Sumoymu?" Dengan mata berlinang Bee Kun Bu berkata. "Pek Cici, apa gunanya aku memikirkan padanya? Dunia yang luas dan lebar ini, di manakah aku dapat menjumpai dia lagi.,.?" "Dengan tekad Bee Kun Bu pergi mengangkat namanya Kun Lun Kata-kata Bee Kun Bu itu menusuk hatinya Na Siao Tiap, siapapun harus memuji Lie Ceng Loan yang polos itu. Entah apa alasannya Na Siao Tiap merasa cemburu terhadapnya, Malah ia berkata dengan simpati. "Pek Cici, Saudari Li itu betul-betul harus dikasihani Aku khawatir akan keselamatannya jika dia berkelana seorang diri di kalangan Kang-ouw yang penuh dengan tipu-tipu muslihat busuk. Pek Cici, akupun mohon Cici mencari dia...." Bee Kun Bu mencengkeram dadanya sendiri menahan pedih dan sakit hatinya memikiri nasib Lie Sumoynya yang malang itu, Tiba-tiba ia berseru. "Na Siocia, mulai saat ini, aku tak akan belajar ilmu silat dari kau lagi!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kedua gadis yang mendengar kata-kata itu bukan main terkejutnya dan menanya dengan berbareng. "Bee Siang Kong, kau kenapakah?" Teguran itu membikin Bee Kun Bu menjadi sadar akan pesan Pek Yun Hui, bahwa ia jangan menyinggung perasaannya Na Siao Tiap yang dapat melakukan perbuatan yang tidak diingini jika gadis itu menjadi kalap atau nekad. Untuk meredakan suasana, Pek Yun Hui yang lebih berpengalaman berkata kepada Na Siao Tiap. "Bee Siang Kong akan belajar terus darimu, Hanya ketika kau sebut-sebut Lie Ceng Loan, dia tiba-tiba tergerak hatinya untuk mencari Lie Sumoynya yang dia sangat khawatirkan akan keselamatannya berkelana seorang diri...." "Akupun tak seharusnya menahan Bee Siang Kong terlampau lama di sini," Memotong Na Siao Tiap. "Dia harus pergi mencari Lie Sumoynya...." Bee Kun Bu terharu mendengar kata-kata dari ketulusan hati itu. Sambil menghadapi Bee Kun Bu, Na Siao Tiap berkata lagi. "Bee Siang Kong, aku tahu kau selalu memikiri Lie Sumoymu. ketika aku sebut-sebut Lie Sumoymu kau segera terperanjat Apakah kau takut aku dan Pek Cici tersinggung?" "Sudahlah, Tiap Moi!" Kata Pek Yun Hui. "Jangan menyiksa dia lagi! Dia sedang menderita, kita tidak seharusnya menambah siksaan kepadanya!" Lalu kedua gadis itu tertawa gelak-gelak, sehingga Bee Kun Bu menjadi lebih terperanjat Lalu tanpa ada yang menyuruh mereka berjalan keluar dari kamar Suasana di luar masih tetap sunyi dan tenang, Angin gunung meniup sepoi-sepoi, Mereka berhenti dan berdiri di bawah sebuah pohon cemara, Dalam suasana sunyi senyap itu, tiba-tiba mereka dibikin terkejut oleh suara derap kaki manusia, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Yun Hui mengawasi keadaan disekitarnya dan melihat berkelebatnya sesosok tubuh tidak jauh dari tempat dimana mereka berdiri, yang lari masuk ke belakang semak belukar Pek Yun Hui mengejar untuk segera tertawa setelah dapat kenyataan, bahwa orang itu adalah Pang Siu Wie. "Pang Siocia, mengapa kau lari kesini?" Tanyanya, Pang Siu Wie memberi isyarat untuk bersikap tenang, Lalu dengan suara perlahan ia berkata. "Tadi selagi aku berada di luar mulut gua, aku melihat di dekat semak belukar ini berkelebat bayangan orang, Lalu aku datang mengejar..." "BetuIkah kau melihat orang datang ke daerah ini?" Tanya Pek Yun Hui. Pang Siu Wie mengangguk Lalu dengan hati-hati mereka mencari orang yang dicurigai itu, tetapi mereka tak berhasil mencarinya. sekonyong-konyong terdengar Na Siao Tiap memanggil. "Pek Cici, apakah kau melihat orang menerobos masuk ke kamar Thian Kie Ciok Hu?" Tadi Pang Siocia melihat ada orang lari ke belakang semak belukar sekarang kau bilang kau melihat orang masuk ke kamar," Jawab Pek Yun Hui. "Tetapi aku tidak melihat orang itu!" "Aku lihat betul ada orang menerobos masuk ke kamar!" Kata Na Siao Tiap, Dengan cemas Pek Yun Hui mengertek giginya, ia berpikir "Agaknya banyak jago-jago silat telah datang kembali untuk mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu.,." Bee Kun Bu yang juga menyertai Na Siao Tiap mengejar tidak sabar lagi menanyai "Pek Cici, aku hanya membawa malapetaka kepada kalian, Karena aku berada disini, telah banyak orang datang mengganggu keten-teraman pegunungan Koat Cong San ini!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Bee Siang-kong," Kata Pek Yun Hui. "mengapa kau selalu menyalahkan diri sendiri? Bukankah kami berdua telah berjanji menolong kau membereskan semua urusan-mu? Bukankah janji tersebut dilaksanakan dengan jalan Tiap Moi mengajarkan kau ilmu-ilmu silat yang tereatat didalam kitabkitab Kui Goan Pit Cek?" Bee Kun Bu menundukkan kepalanya karena merasa malu, kemudian ia berkata. "Aku sangat berterima kasih kepada Tiap Moi yang rela mengajarkan aku. Dan aku menerima salah atas sikapku yang keliru." Nyata membuktikan bahwa kedua gadis itu disamping kasih sayangnya terhadap ia, mereka pun memikiri akan keselamatan Lie Sumoynya, Disaat itu tiba-tiba terdengar suara seruling yang ditiup demikian memilukan hati Bee Kun Bu terkejut. "Apakah iblis wanita itu datang pula ke pegunungan Koat Cong San mengganggu aku lagi?" Pikirnya, Lalu Pek Yun Hui menanya Pang Siu Wie. "Pang Siocia, apakah orang yang kau lihat menerobos masuk itu mengenakan pakaian serba hitam?" Pang Siu Wie mengangguk. "Betul! Dan dia sangat lincah dan sukar dikejarnya!" Jawabnya, sementara itu suara seruling tersebut terdengarnya semakin dekat Segera dari lembah terlihat mendatanginya seorang wanita yang mengenakan pakaian serba hitam sambil meniup serulingnya, Wanita itu adalah Giok Siu Sian Cu. Setelah wanita itu datang dekat sekali ketempat mereka, ia berhenti meniup serulingnya, dan tertawa ge!ak-gelak. Suara tertawanya itu menggetarkan hatinya Bee Kun Bu. "Bee siangkong, apakah kau masih ingat kepada aku?" Tanya Giok Siu Sian Cu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu terpaku dan menatap wanita itu, siapa berkata kepada Pek Yun Hui. "Pek Siocia, urusan ini tak bersangkut paut dengan kau. Aku minta kau tidak turut campur." Ditegur secara demikian, Pek Yun Hui merasa tersinggung "Giok Siu Sian Cu, menurut kata-katamu seolah-olah kau tidak mengetahui bahwa daerah pegunungan Koat Cong San ini tak dapat diganggu oleh sembarangan orang!" Kata Pek Yun Hui agak mendongkol Giok Siu Sian Cu segera insyaf akan kesalahannya, tetapi dalam keadaan terdesak itu, ia berkata. "Pek Siocia, maafkan aku. Tetapi kedatanganku ini adalah untuk menjumpai dia. Dan aku heran mengapa kau menahan dia di dalam kamarmu demikian lamanya?" Pertanyaan yang kasar itu membikin Pek Yun Hui, juga Na Siao Tiap dan Bee Kun Bu, merasa agak malu, Pang Siu Wie tak sabar Iagi. ia mendamprat. "Hei! Halnya Bee Siang-kong berada disini adalah urusan Pek Siocia, kau tak perlu tahu seluk beluknya!" Giok Siu Sian Cu menjawab dengan ejekannya. "Dari manakah datangnya wanita yang jelek ini ke pegunungan Koat Cong San? Aku menasehatkan jangan kau turut campur urusannya orang lain, Lebih baik kau mencari Si Tian Hauw yang telah merusak wajahmu!" Ejekan yang menusuk hati itu tak dapat diterima begitu saja oleh Pang Siu Wie, karena hatinya yang telah terluka bertambah dilukai lagi, Dengan memegangi pasir beracun ia mengancam. "Siapakah yang kasih izin kepadamu berbuat sewenang-wenang di pegunungan Koat Cong San ini? Lekas kau enyah dari sini sebelum aku sambit kau dengan pasir beracun ini!" Giok Siu Sian Cu tidak gentar digertak Dengan tenang ia menjawab. "Pang Siu Wie, janganlah kau menggertak aku dengan pasir yang tiada gunanya itu, Aku Giok Siu Sian Cu tidak takut!" Lalu ia berdiri jejak menghadapi lawannya seolah- KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ olah menantang diserang. Pang Siu Wie yang dianggap sepi menjadi makin panas hatinya, ia siap menyambit lawannya dengan pasir beracunnya, tetapi Pek Yun Hui segera mencegah seraya berkata. "Kalian jangan turun tangan! Aku melarang kalian bertempur dihadapanku!" Dengan tersenyum Giok Siu Sian Cu berkata. "Pek Siocia, itulah caranya menghadapi tamu, Lagi sekali aku ingin memberitahukan kepadamu bahwa kau tidak mempunyai alasan untuk menahan Bee Siangkong di pegunungan Koat Cong San!" Na Siao Tiap juga merasa tersinggung, ia menghampiri Giok Siu Sian Cu dan sambil menuding ia berkata. "Bee Siangkong berada di pegunungan Koat Cong San ini adalah kehendaknya sendiri Kami tak ada maksud menahan dia disini. Jika kau anggap kami yang menahannya, perbuatan kami itu adalah demi kepentingan-nya. Lain tidak!" Giok Siu Sian Cu mengawasi Na Siao Tiap dari kepala sampai kekaki, lalu ia berkata. "Siocia, aku tidak menduga seorang gadis yang tidak lebih berusia tujuh belas atau delapan belas tahun dapat mengucapkan kata kata demikian Kau menahan seorang pemuda yang tampan dengan mengatakan untuk kepentingannya, apakah orang dapat pereaya?" Kata-kata tajam bagaikan pisau itu menyayat hatinya Na Siao Tiap, Bee Kun Bu yang mendengar kata-kata itupun menjadi merah mukanya, Dengan beringas Na Siao Tiap membentak. "Hei! HatUhati kau menggoyangkan lidahmu! jangan sembarangan menyinggung orang!" Giok Siu Sian Cu yang berpengalaman tak melayani gadis yang muda belia itu, ia berpaling kepada Bee Kun Bu dan menegur "Hengtee, apakah kau telah lupa peristiwa di kuil Toa KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ciok Sie? siapakah yang telah mengambil resiko yang besar pergi mencuri buah Sie-can-ko untuk menolong jiwamu?" Seperti cacing kena abu, Bee Kun Bu menjadi gelisah dan tak dapat berkata. "Hengtee." Giok Siu Sian Cu meneruskan. "aku ada suatu permintaan Aku minta kau meninggalkan Koat Cong San ini bersama-sama aku. Apakah kau dapat mengabulkan permintaanku itu?" Dengan gugup Bee Kun Bu menjawab. "Permintaanmu itu, aku... aku... tak dapat turuti." Belum lagi kata-kata itu selesai, tiba-tiba Giok Siu Sian Cu yang sudah tak sabar lagi menotok dadanya Bee Kun Bu dengan ujung seruling batu Giok-nya. Bee Kun Bu lekas-lekas berkelit, tetapi Pek Yun Hui sudah berhasil mendorong Bee Kun Bu ke belakang seraya berkata. "Bee Siangkong, kau mundurlah! Biarlah aku yang membereskan urusan ini!" Tanpa berbalik lagi ia menjotoskan tinju kanannya ke arah Giok Siu Sian Cu sehingga wanita itu terdampar mundur oleh hembusan anginnya. Setelah dapat berdiri jejak lagi, Giok Siu Sian Cu agaknya hendak menyerang lagi, Tapi Pek Yun Hui mengancam. "Giok Siu Sian Cu, kau jangan mengganggu dia lagi!" "Tapi, Pek Siocia, jika kau tidak mempunyai sangkut paut dengan dia, mengapa kau masih juga menahan dia di kamar Tian Kie Ciok Hu-mu? Apakah kau tidak malu ditertawai oleh orang-orang Kang Ouw jika berita ini tersiar?" Kata Giok Siu Sian Cu menyindir Pek Yun Hui yang telah mengenal Giok Siu Sian Cu sebagai satu iblis wanita di kalangan Kang-ouw, menjadi khawatir jika iblis itu membalas dendam terhadap Bee Kun Bu yang tidak membalas cintanya. Maka ia terpaksa menjelaskan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ mengapa Bee Kun Bu berdiam di pegunungan Koat Cong San. Setelah mendengar penjelasan itu, Giok Siu Sian Cu menghela napas dan berkata. "Jika kalian betul-betul dan dengan sungguh-sunggun hati ingin mengajarkan kepadanya ilmu-ilmu silat untuk maksud menghadapi jago-jago silat di markas besar partai Thian Liong nanti pada pertengahan bulan delapan tahun depan itu, beradanya dia disini lebih lama lagipun tak akan menjadi keberatan bagiku, Aku datang kesini karena tidak puas akan sikapnya terhadap aku. Dia telah meninggalkan aku tanpa mengucapkan sepatah kata, Dari itu jika kelak ternyata bahwa keteranganmu ini dusta belaka, aku terpaksa..." Tiba-tiba ia menatap Bee Kun Bu sejenak, lalu dengan tidak mengakhiri kata-katanya, ia segera berlalu pergi, Bee Kun Bu tetap berdiri terpaku, sikapnya ini dilihat oleh Na Siao Tiap yang menegur. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Bee Siangkong dia sudah berlalu! Apa lagi yang kau pikiri?" Seperti juga baru sadar dari mimpinya, dengan menundukkan kepala Bee Kun Bu berjalan kembali ke kamar Tian Kie Ciok Hu. Setelah berada di dalam kamar, Pek Yun Hui me-nanya Na Siao Tiap tentang cara mengajarkan Bee Kun Bu ilmu Toa Pan Yok Hian Kong dengan jalan tereepat "Cici pernah melihat aku melayang-layang di angkasa seperti seekor kupukupu. Apakah Cici mengetahui dengan ilmu apa aku melakukannya?" "Kau telah dapat mengendalikan semua urat-urat syrafmu, aku tak akan merasa heran kalau kaupun dapat berjalan di angkasa!" Jawab Pek Yun Hui. Sambil tersenyum Na Siao Tiap berkata lagi. "Jika ilmu Toa Pan Yok Hian Kong telah dapat dilancarkan dengan mahir, maka berjalan di angkasa dapat aku lakukan dengan mudah, Akan tetapi aku belum dapat menguasai ilmu tersebut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sepenuhnya. Aku dapat melakukan itu hanya berkat Leng-tan dari Ban Lian Hwee Kwi yang ayahku berikan aku makan. Akupun merasa sekarang, setelah aku makan Leng-tan itu, jika aku mengerahkan tenaga dalamku sedikit saja, segera aku merasa tubuhku menjadi ringan, dan aku dapat terbang ke atas, Oleh karena itu, aku yakin bahwa darahku berlainan daripada darahnya orang lain, Jika darahku ini disalurkan ke dalam tubuhnya orang lain, aku pereaya orang itu dapat memahami dan melancarkan ilmu Toa Pan Yok Hian Kong dalam jangka waktu yang singkat!" Penjelasan itu membikin Pek Yun Hui terpesona, Lama juga ia menjadi bisu. "Aku belum mendengar penjelasan sedemikian rupa!" Kata Pek Yun Hui. "Lagi pula penyaluran darah belum pernah kita lakukan, Ba-gaimanakah jika akibatnya berlainan daripada tafsiran-mu? Bukankah itu, hanya membawa bahaya bagimu?" "Aku yakin tak akan gagal! Tapi jika tidak bermanfaat baginya, tentang itu aku belum berani pastikan," Kata Na Siao Tiap. "Cara itu hanya suatu cara pereobaan, dan hasilnya belum kita ketahui Lebih baik kau mengajarkan nya secara yang lazim!" Kata Pek Yun Hui, Demikianlah kedua gadis tersebut dengan bergiliran mengajarkan Bee Kun Bu macam-macam ilmu silat yang sakti dengan tekun berbu!an-bu!an tanpa mengenal letih dan jerih payah sehingga hasilnya melampaui perhitungan kedua guru silat yang muda belia itu, Pada suatu hari setelah Pek Yun Hui habis mengajar, ia berkata. "Di dalam beberapa bulan saja, kau telah berhasil mempelajari dan melakukan segala jurus, sodok-an, jotosan, totokan maupun egosan dan kelitan dengan baik sekali Meskipun belum dapat dikatakan sempurna, akan tetapi aku yakin kau sudah dapat menjatuhkan banyak jago-jago silat, karena semua ilmu-ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu adalah ilmu-ilmu silat yang sakti Ilmu-ilmu tersebut bahkan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dapat mempergunakan tenaga lawan untuk membasmi lawan, Kau hanya perlu berlatih dua atau tiga bulan lagi, dan kau sudah siap menghadapi jago-jago silat yang manapun dari semua partai-partai silat pada dewasa ini! Tetapi sekarang sudah bulan ke tujuh, tinggal lagi dua puluh hari kau sudah harus pergi ke markas besarnya partai Thian Liong. Sebelum pertemuan tersebut, kau harus lebih dulu berada di bagian utara dari propinsi Kwiciu, dan bangauku dapat membawa kau kesana, Tetapi sekarang aku mengambil keputusan lain. Aku minta kau pergi kesana dengan menunggang kuda seorang diri." "Bila aku harus berangkat?" Tanya Bee Kun Bu. Pek Yun Hui berpikir sejenak, lalu berkata. "Lebih lekas lebih baik, Jika kau dapat berangkat sekarang, akupun setuju!" Lalu dengan wajah yang khidmat ia memandang Bee Kun Bu. Dibawah pandangan mata yang agung itu, Bee Kun Bu menundukkan kepalanya, lalu berkata. "Baiklah, sekarangpun aku bersiap untuk berangkat!" Ia membalikkan tubuhnya dan berlalu, Tapi tiba-tiba ia berhenti dan sambil menoleh ke belakang ia menanya. "Cici, jika kita berpisah sekarang, apakah ada kesempatan bagi kita untuk dapat berjumpa puIa?" Pek Yun Hui menyahut. "Ong Han Siong yang mahir tentang ilmu siasat dan ilmu falak, aku yakin dia mengatur siasatnya di markas besarnya partai Thian Liong, Sedia-nya akupun hendak mengajarkan kepadamu ilmu siasat dan ilmu falak itu. Tetapi karena waktunya sudah demikian mendesak, aku tak berani memusingkan kau dengan ilmu-ilmu yang agak ruwet dan sulit itu.,." Lalu sambil mengambil satu buku kecil dari kantong di dadanya, ia berkata. "Siasat pertempuran dan langkah KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ penyerbuan maupun cara menghalaukan jaring perangkap aku telah catat di dalam kitab kecil ini. Meskipun siasat inipun tertera di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, akan tetapi aku telah perbaiki banyak Bahkan Tiap Moi pun tak dapat menandingi aku dalam siasat tersebut, Kau hanya harus mempelajarinya dengan teliti. Di kedua halaman terakhir dari kitab kecil ini, akupun telah menggambar sebuah rencana siasat pertempuran dan penjagaan. Siasat tersebut adalah yang diciptakan oleh Tian Kie Cin Jin bersama San Im Shin Ni untuk menjaga diri dari gangguan luar, Aku dapat menyombongkan diri bahwa ilmu siasat itu tak ada orang yang mengetahuinya kecuali aku. Apa-bila kau dapat memahaminya, kau akan membuktikan betapa kegunaannya. Dan ingat pesanku, jika kau sudah dapat memahaminya, kau harus bakar musnah kitab ini." Bee Kun Bu mengambil kitab sakti itu dengan ber-kata. "Budi Cici sebesar ini, aku Bee Kun Bu tak akan lupakan, Tapi apakah perpisahan kita kali ini juga menjadi yang terakhir???" Dengan senyuman yang sedih, Pek Yun Hui menjawab. "Apakah kau betul-betul ingin menjumpai aku lagi?" . "Cici adalah serupa dewi, aku... aku.,." Karena terharunya Bee Kun Bu tak dapat meneruskan kata-katanya. "Aku bukannya dewi, akupun seorang manusia," Kata Pek Yun Hui. "Namun aku hanya memiliki kepandaian dan otak yang agak lebih baik daripada kebanyakan orang, Lekaslah kau menyiapkan barangmu, jangan lupa minta diri kepada Tiap Moi, dan ingat kau harus bersikap ramah terhadapnya, Keberangkatanmu yang mendadak ini mungkin menghancurkan hatinya, Kau harus hati-hati... Bee Kun Bu mengangkat kedua tangannya memberi hormat seraya berkata. "Terima kasih, Aku mengerti!" Lalu ia terus pergi menemui Na Siao Tiap. Na Siao Tiap berada di kamar Tian Kie Cok Hu dan sedang duduk termenung. Begitu melihat Bee Kun Bu masuk, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ ia berkata. "Kau kebetulan sekali datang kesini, Mari duduk disampingku. Aku sedang memikirkan suatu urusan yang sulit, aku tak tahu bagaimana memecahkan soalnya." Ia bangun dan membetot tangannya Bee Kun Bu untuk diajak duduk bersama-sama di atas sebuah bangku, Bee Kun Bu terpaksa harus menuruti kehendaknya dan duduk diam mendengari pembicaraannya. "Di dalam beberapa bulan ini, aku merasa berbahagia sekali," Kata Na Siao Tiap. "karena aku selalu dapat melihat kau." "Akupun merasa senang," Kata Bee Kun Bu menimpalinya. "Tetapi disamping itu akupun mengetahui ada orang yang merasa sedih. Apakah kau tahu sebabnya?" Tanya Na Siao Tiap. "Siapakah gerangan?" Tanya Bee Kun Bu. "Lie Sumoy-mu," Jawab Na Siao Tiap. "Aku sekarang mengerti mengapa dia bersedih hati, Dulu aku tidak mengerti mengapa orang bersedih hati," "Dia adalah seorang yang berbudi, berhati suci murni," Kata Bee Kun Bu sambil menundukkan kepala dan memikiri Lie Sumoynya. "Dan aku bermaksud mengajak kau mencari dia untuk diajak tinggal bersama-sama disini," Kata Na Siao Tiap, Bee Kun Bu terharu mendengar usul itu, dan ia berkata dengan nada yang gemetar. "Tapi,., janji untuk aku pergi ke markas besarnya partai Thian Liong aku harus segera penuhi Kau dan Pek Cici telah dengan susah payah mengajarkan aku ilmu-ilmu silat, jika aku tidak memenuhi janji itu, jerih payah kalian berdua akan menjadi sia-sia belaka! Akupun merasa bersalah membikin kecewa harapannya Pek Cici." "Dan bila kau akan berangkat?" Tanya Na Siao Tiap. "Sekarang juga!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Mengapa demikian tergesa-gesa7" Tanya si gadis dengan terperanjat Dengan nada yang menghibur, Bee Kun Bu menjelaskan "Meskipun aku sudah diusir keluar oleh Susiokku, tetapi aku belum membalas budi kasih guruku, Aku pergi ke markas besar partai Thian Liong kali ini adalah untuk membela partai Kun Lun. Dan aku hendak berangkat sekarang mencari guruku agar aku dapat berangkat bersama-sama, karena aku akan bertempur sebagai murid partai silat Kun Lun." "Apakah kau sudah memberitahukan maksud keberangkatanmu yang mendadak ini kepada Pek Cici?" Bee Kun Bu berlagak gelisah, ia berkata. "Aku bermaksud mengajak kau menghadap Pek Cici dan memberitahukan hal ini." Na Siao Tiap tidak berkata-kata lagi, ia betot tangannya Bee Kun Bu dan pergi mencari Pek Yun Hui. sebetulnya di dalam beberapa bulan itu, sikap maupun kelakuan Na Siao Tiap terhadap Bee Kun Bu sudah diketahui oleh keempat bujang perempuannya maupun oleh Pang Siu Wie. Pek Yun Hui tersenyum ketika melihat kedua orang itu datang kepadanya. ia berlagak tak tahu menahu akan persoalan nya. "Cici," Kata Na Siao Tiap. "Bee Siangkong tiba-tiba memberitahukan kepadaku bahwa dia harus segera berangkat Aku sendiri takdapat mengatakansesuatu, maka aku datang menanya pendapat Cici." Pek Yun Hui berlagak terperanjat dan ia menatap mereka. Bee Kun Bu berkata. "Meskipun aku telah diusir keluar dari partai Kun Lun, tetapi aku belum membalas budi kasih Suhu dan Susiokku, Oleh karena itu aku bermaksud berangkat sekarang untuk mencari Suhu dan Susiokku dan minta perkenan mereka agar aku bertempur sebagai murid partai KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ silat Kun Lun, dan mudah-mudahan aku berhasil menegakkan namanya partai Kun Lun!" "Di kalangan Bu Lim, menghormati dan menghargai guru adalah sangat penting, Jika kau mempunyai pikiran yang mulia itu, akupun tak dapat mencegah keberangkatanmu." Kata Pek Yun Hui. "Hatiku sudah berdebar-debar ingin menjumpai Suhu dan Susiokku." Kata Bee Kun Bu. "dan aku sekarang hendak minta diri kepada Cici berdua!" Pek Yun Hui tersenyum seraya berkata. "Sedianya aku menginginkan kau pergi dengan menunggangi bangauku, Tetapi aku tahu bahwa partai Kun Lun sangat benci Tiap MoU maka aku terpaksa mengurungkan maksud itu." Lalu sambil mengangkat kedua tangannya memberi hormat, Bee Kun Bu berkata dengan khidmat. "Selama setengah tahun ini, aku telah menerima banyak sekali zbudi Cici berdua, Aku Bee Kun Bu bersumpah, gunung dan sungai dapat berubah, tetapi tekadku tak akan berubah Aku tak akan lupakan budi sebesar itu. Sampai berjumpa pula!" Lalu ia berbalik dan keluar dari kamar Tetapi seolah-olah ingat sesuatu, Pek Yun Hui memanggil. "Bee Siang-kong, tunggul Masih ada satu barangyang kau lupa bawa!" Lalu ia lekas-lekas lari masuk ke kamar tidurnya untuk mengambil barang yang dimaksud ia kembali lagi dengan membawa satu kotak kecil seraya berkata. "Barang ini aku kembalikan kepadamu." Bee Kun Bu menyambuti kotak kecil itu, dan dengan perasaan heran ia menanya. "Barang apakah di dalam kota kecil ini?" Sambil tersenyum Pek Yun Hui menjelaskan "Di dalam kotak itu berisi kulit ular sakti yang diperoleh oleh Susiokmu, Giok Cin Cu. Aku telah potong dijadikan dua kutang untukmu, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pakailah dan kau dapat buktikan bahwa kutang itu akan banyak menolong kau." "Terima kasih," Kata Bee Kun Bu, dan dengan berdiri tegak ia berbalik dan berjalan keluar Lalu ia menghampiri Na Siao Tiap seraya berkata: Tiap Moi, jaga diri baik-baik. Aku sekarang minta diri darimu!" Air matanya Na Siao Tiap mengucur keluar dengan tak tertahankan, dan sambil menangis terisak-isak ia berkata. "Terima kasih, Dan kau juga harus menjaga diri baik-baik!" Bee Kun Bu menarik napas panjang, lalu bertindak keluar, diikuti oleh Na Siao Tiap. Dengan langkah yang gagah Bee Kun Bu keluar dari gua diawasi dari belakang oleh Na Siao Tiap dengan hati hancur dan air mata bereucuran Untuk mencegah hal-hal yang tidak dikehendaki Bee Kun Bu berkeras hati tidak menoleh ke belakang, ia terus bertindak maju dengan langkah yang gagah, Angin gunung yang sepoi-sepoi meniup pakaian sutera dari Na Siao Tiap seolah-olah menghibur si gadis itu. Makin jauh Bee Kun Bu terpisah dari ia, makin ia rasakan hatinya terbetot ia mengharap-harap pemuda itu menoleh ke belakang, tetapi harapannya itu hampa belaka, ia tak tahan kehancuran hatinya, ia menjatuhkan diri di atas sebuah batu gunung yang besar dan menangis tersedusedu seperti anak dara yang ditinggal mati oleh orang tuanya, Entah berapa lama ia menangis, dan ia dihibur oleh Pek Yun Hui yang telah datang menghampiri Tiap Moi, sudahlah jangan kau menangisi Langit sudah menggelap, kita harus pulang makan..." Hiburan itu hanya menambah kesedihan hatinya Na Siao Tiap, ia bangun dan merangkul dan memeluk saudari angkatnya itu seraya mengeluh. "Ai, mengapa dia begitu Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ kejam sampai tidak menoleh lagi, Apakah dia lupa akan kasih sayangku selama beberapa bulan aku disampingnya???" Seperti seorang ibu, sambil mengusap-usap rambutnya, Pek Yun Hui menghibur "Kau keliru menyang-kanya, Dia adalah orang yang mengenal budi, Dia tak menoleh ke belakang, karena diapun sedang menahan kehancuran hatinya, Bagaimanakah kau akan merasa jika kau melihat dia menangis, karena berat meninggalkan kau...? Tiap Moi, coba pandanglah aku, apakah aku juga tidak sayang padanya?" "Sudah tentu sayang juga," Jawab Na Siao Tiap seperti anak kecil. "Untuk membantu dia menunaikan janjinya, kita sewaktuwaktu harus berkorban, bukan? Sudahlah, jangan menangisi kata Pek Yun Hui sambil memeluki saudari angkatnya dan berjalan kembali ke kamar Tian Kie Ciok Hu. Menuju ke markas besar partai silat Thian Liong Pek Yun Hui berkata. "Kita kaum wanita lebih mudah tersinggung daripada kaum pria, Hari ini aku memberitahukan kau dengan sejujurnya, bahwa akupun telah jatuh cinta kepadanya, Mungkin juga cintaku terhadap dia lebih dalam daripada cintamu, Akan tetapi setelah aku mempertimbangkan selama beberapa bulan ini, aku baru dapat mengerti betul akan soal asmara ini Jika kita betul-betul cinta dia, kita tak harus mempersulit atau mengganggu kepada nya. Kau baru saja keluar dari tempat yang terpencil. Menurut pendapatmu jika kau sudah lama bergaul dengan seorang pemuda dan telah jatuh cinta, kau harus menjadi suami istri Jika semua gadis-gadis berpendapat seperti kau, maka di dunia ini wanita-wanitanya yang menderita tak akan terhitung jumlahnya, Bee Siangkong berada dalam kedudukan yang sulit sekali Lie Ceng Loan, misalnya, dia akan sukar hidup di dunia ini, jika cintanya tidak dibalas oleh Bee Siangkong. Souw Hui Hong boleh dikatakan sudah pernah hidup seperti suami isteri dengan Bee Siangkong, Jika kita KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ juga melibatkan diri di antara mereka, bukankah soalnya akan menjadi bertambah sulit?" Ia berhenti sejenak untuk melihat akibat nasehatnya, lalu ia meneruskan. "Kau adalah seorang yang pintar dan cerdas. Aku yakin kau dapat mengerti akan kata-kataku. Dan jika kau tak menjadi muak, aku rela tinggal bersama sa ma kau seumur hidup.. Na Siao Tiap menghela napas, lalu menjawab. "Aku-pun mengetahui bahwa Cici sangat sayang aku. Aku hanya khawatir imanku tidak sekuat imanmu, Namun, aku akan mencoba mengatasinya," Mendengar jawaban itu, Pek Yun Hui menjadi gi-rang. Tiap Moi, mari kita berpegang tangan meloncat turun dari batu yang besar ini," Katanya dengan gembira. "aku ingin lihat apakah kau dapat membawa aku me-layang-layang di udara." "Aku sedang cemas," Jawab Na Siao Tiap. "dalam keadaanku seperti ini, aku tak dapat mempergunakan ilmu Toa Pan Yok Hian Kong, Jika aku membawa Cici, aku khawatir kita akan jatuh tergelincir bersama." "Aku tidak takut," Kata Pek Yun Hui. "misalnya kita benarbenar jatuh dan binasa, bukankah kesulitan kitapun akan berakhir pula?" Demikianlah Na Siao Tiap lalu memegang erat-erat tangannya Pek Yun Hui dan meloncat turun. Memang keduanya adalah jago-jago silat yang dapat mempergunakan ilmu meringankan tubuh dan loncatan tersebut telah dilakukan dengan mudah sekali, seolah-olah kupu-kupu melayanglayang dengan perlahan turun ke bawah. "Ai.." Seru Na Siao Tiap dengan heran. "llmu meringankan tubuh Cici lihay betul Jika Cici mempelajari dan melatih dengan tekun, aku yakin bahwa ilmu Toa Pan Yok Hian Kong dapat Cici kuasai dengan mahir Cici hanya memerlukan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ jangka waktu tiga tahun untuk dapat mempelajarinya sehingga mahir." Dengan khidmat Pek Yun Hui berkata lagi sambil menatap saudari angkatnya itu. "Tiap Moi, kita sudah seperti saudari sekandung, Jika aku telah mengatakan sesuatu yang salah, aku harap kau tidak tersinggung atau menjadi salah faham." "Sudah tentu tidak," Jawab Na Siao Tiap. "Jika Cici ingin memberitahukan sesuatu yang penting atau rahasia, aku tak akan tersinggung atau membenci Cici" Pek Yun Hui tersenyum, hatinya girang, ia berkata. "Semenjak aku menjumpai kau, aku selalu berhasrat memperdalam ilmu silatku, karena aku merasa ilmu silatku belum dapat dikatakan baik, Kau telah memahami semua catatan-catatan di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, pada dewasa ini tiada seorang jago silat yang setaraf dengan kau dalam hal ilmu silat Jika kau sudi membantu aku memperdalam ilmu silatku, aku sangat berterima kasih." "Cici adalah seorang yang bijaksana, sangat pintar dan cerdas, Tentang permintaan Cici itu, aku rela membantu dengan sekuat tenaga." Dengan girang Pek Yun Hui berkata. "Jika kau sudi membantu, keyakinanku menjadi lebih tebal lagi, Sore ini aku akan membentangkan semua catatan-catatanku selama beberapa tahun dan merundingkannya dengan kau. Dapatkah kita mulai sore ini?" Demikianlah mereka bereakap-cakap sambil berjalan menuju ke kamar Tian Kie Ciok Hu. Pang Siu Wie mengajak Tan Pao, Song Yu dan keempat bujang perempuannya Na Siao Tiap menyambut mereka di depan pintu. Selama beberapa bulan belakangan ini Na Siao Tiap tenggelam di dalam gelombang asmara, selama itu ia tidak memperhatikan ke empat bujang perempuannya, Kali ini ia baru memperhatikan, bahwa mereka sudah jauh lebih besar dan bertambah cantik, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Tiap Moi," Kata Pek Yun Hui sambil tersenyum. "Setelah urusan kita beres, kita akan ajak mereka bersama bangauku pergi ke suatu tempat yang terpencil dan sepi, tetapi indah pemandangan nya. Kita akan hidup tenteram sambil menikmati keindahan alam dan berlatih ilmu-ilmu silat." Kata-kata itu telah membangunkan semangatnya Na Siao Tiap. "Betul!" Sahutnya. "kita kumpulkan anak-anak perempuan yang yatim piatu dan mengajarkan mereka ilmu silat Cici menjadi ratu dan aku menjadi perdana menteri, bersama-sama membentuk suatu negara wanita, Laki-laki yang tanpa ijin berani datang ke negara kita itu, kita bunuh mati!" Pereakapan mereka itu membingungkan semua orang yang mendengarnya, Lalu Song Yun berkata. "Jika Kong-cu (puteri) ingin membentuk satu negara kaum hawa, Tan Pao-lah orang pertama yang akan dibunuh mati, karena ia adalah seorang laki-laki!" Na Siao Tiap tertawa gelak-gelak dan berkata. "Di dunia ini ada dua orang laki-Iaki yang dapat dikecualikan yakni ayahku dan Tan Pao!" Tan Pao yang sangat menghormati majikannya, Pek Yun Hui, juga menghormati Na Siao Tiap, saudari angkat majikannya, ia membungkukkan tubuh menghaturkan hormat seraya berkata. "Terima kasih atas perhatian kedua Siocia!" Dengan wajah yang sungguh-sungguh Na Siao Tiap berkata lagi. "Jika Cici betul-betul hendak membentuk suatu negara wanita, aku setuju sekali..." "Soal itu dapat kita rundingkan dilain hari," Jawab Pek Yun Hui. "waktunya masih banyak, kita tidak pergi tergesa-gesa." Ia betot tangannya Na Siao Tiap dan masuk ke dalam kamar Tian Kie Ciok Hu. Marilah kita menengok kepada Bee Kun Bu yang meninggalkan kamar Tian Ciok Hu. Setelah melalui jalan sejauh empat-Iima belas lie baru ia berhenti ia menoleh dan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ tampak puncak-puncak dari pegunungan Koat Cong San yang terselubungi awan-awan telah terpisah jauh di belakangnya, ia merasa seperti bermimpi Sudah setengah tahun ia hidup bereampur gaul dengan kedua gadis itu dan hampir setiap hari ia berada disampingnya Na Siao Tiap, ia merasa bahwa, betapa kuat imannya, namun ia telah tertarik oleh gadis yang cantik itu, ia duduk disisi jalan mengenangkan peristiwa yang lampau, Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teguran. "Tidak terduga kau berada di sini!" Bee Kun Bu segera bangkit, siap sedia menghadapi orang yang menegur itu. ia terperanjat ketika melihat, bahwa orang itu adalah Giok Siu Sian Cu. ia berbalik menegur "Mengapa kau datang kesini?" "Kemanapun kau pergi, aku pasti dapat mencari kau!" Kata Giok Siu Sian Cu. Terima kasih untuk perhatianmu Di kuil Ban Hut Teng di pegunungan Ngo Bie San kau pernah menolong aku. Dua kali kau datang menengoki aku di pegunungan Koat Cong San. Aku berterima kasih, Tetapi aku mohon kau jangan mengganggu aku lagi, Untuk membalas budi-mu, aku rela mengajarkan kau tiga jurus ilmu silat yang luar biasa," Kata Bee Kun Bu. Giok Siu Sian Cu tersenyum, lalu ia berkata puIa. "Aku selalu rela menolong kau dengan tak mengharap balasanmu, Kini aku hanya ada satu permintaan Apakah kau dapat mengabu!kannya?" Bee Kun Bu berpikir sejenak, lalu berkata. "Sebutkanlah dengan jelas permintaanmu itu, jika kurasa pantas dan yang mungkin dilakukan, aku tak akan menolaknya!" Sambil tertawa Giok Siu Sian Cu berkata. "Permintaanku tidak sukar Aku telah merasa, bahwa aku tak dapat selamanya hidup disampingmu, Kau telah mempunyai beberapa gadis yang cantik-cantik dan kau tentu tak akan memperhatikan aku yang sudah tua dan terkenal jahat..." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Sudahlah! Kau jangan sebut-sebut urusan yang tak ada artinya itu," Kata Bee Kun Bu. "sebutlah apa permintaanmu. Aku tak mempunyai banyak waktu lagi, karena aku harus lekas-lekas pergi ke sebelah utara propinsi Kwiciu!" "Hengtee!" Kata Giok Siu Sian Cu. "Kau jangan salah paham, Aku hanya minta kau memperkenankan aku untuk dapat membantu kau sekali lagi!" "Terima kasih," Jawab Bee Kun Bu. "tetapi aku tak perlu bantuanmu lagi," La!u ia berbalik dan ingin berlalu. "Berhenti dahulu," Bentak Giok Siu Sian Cu. "Apa-kah kau hanya seorang diri pergi ke markas besar partai Thian Liong untuk turut serta dalam perlombaan ilmu silat?" Bee Kun Bu berhenti dan menjawabnya. "Betul! Perlu apa kau menanya demikian?" Sambil tertawa Giok Siu Sian Cu berkata pula. "Letaknya markas besar partai Thian Liong jauh sekali, jika kau pergi tidak dengan aku, mungkin kau tak dapat mencari tempat itu selama dua bulan!" "Betul juga," Pikir Bee Kun Bu. "Aku tidak tahu jalan, Lagi pula aku tak mengenal betul keadaan di kalangan Kang-ouw. Aku harus sudah tiba di markas besarnya partai Thian Liong di dalam jangka waktu setengah bulan, Jika kedatanganku terlambat aku akan membikin kecewa Suhu dan Susiokku, juga Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap." Sambil tersenyum, seolah-olah mengetahui isi hati Bee Kun Bu, Giok Siu Sian Cu berkata lagi. "Semua orang mengetahui, bahwa markas besar partai silat Thian Liong berada di sebelah utara dari propinsi Kwiciu, Tetapi dimana letaknya, hanya beberapa orang saja yang menge-tahuinya, Apakah kiramu mudah dicarinya?" "Apakah kau tahu dimana letaknya?" Tanya Bee Kun Bu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Tentu aku tahu," Jawab Giok Siu Sian Cu. "Di kalangan Kang-ouw jago silat yang manakah yang tidak jeri terhadap aku? Tetapi di matamu, aku seolah-olah tak ada harganya. Soal ini akupun menginsyafinya bahwa aku sendirilah yang membikin diriku rendah..." Dengan tak menghiraukan pengakuan wanita itu, Bee Kun Bu berkata. "Jika demikian halnya, maka markas besar partai Thian Liong tentu sangat tersembunyi "Pada tahun yang lalu, pemimpin partai Thian Liong ingin aku turut serta dan menggabungkan diri ke dalam partai Thian Liong, Aku telah dicari dan dibujuk Aku meno!ak, tetapi dengan diam-diam aku telah menyelidiki letaknya markas mereka yang diatur demikian rupa sehingga merupakan suatu jebakan atau perangkap, Ya, tak mudah kau dapat mencarinya." Dengan terpaksa Bee Kun Bu berkata. "Jika kau tak ada urusan yang penting, aku minta kau sudi mengantarkan aku.-." Giok Siu Sian Cu tersenyum girang. "Jika kau menghendakinya, aku suka mengikuti atau menyertai kau kemana saja kau pergi. Mungkin kini jago-jago silat dari kesembilan partai silat sudah pada berangkat menuju ke markas besar partai Thian Liong, Kita harus berangkat sekarang!" "Baiklah!" Jawab Bee Kun Bu, lalu dengan langkah yang gagah ia berjalan maju. Latihannya selama berada di kamar Tian Kie Ciok Hu kini ia telah menjadi seorang jago silat yang lihay sekali, Dengan ilmu meringankan tubuh mereka telah keluar dari pegunungan Koat Cong San pada waktu senja, Cuaca di daerah sebelah selatan sungai sangat panasnya pada bulan ke tujuh, Mereka basah kuyup dengan keringat menempuh perjalanan yang jauh itu, Pada suatu hari ketika mereka masuk di daerah sebelah utara propinsi Kwiciu, sambil menunjuk ke puncak gunung dihadapannya, Giok Siu Sian Cu berkata. "Jika kita jalan kira KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ lima-enam puluh lie lagi, kita akan tiba di daerah terlarang partai silat Thian Liong, Pada waktu biasa, orang-orangnya partai silat itu selalu meng-intai-intai orang yang masuk ke daerah mereka. Aku pereaya kali ini karena Souw Peng Hai telah mengundang jago-jago silat dari kesembilan partai silat lainnya, mungkin mereka tidak memasang perangkap atau membokong lawan-lawan mereka.,." Belum lagi kata-katanya itu habis diucapkan, tiba-tiba terdengar suara derap kaki kuda yang datang mengejar dan dalam sekejap saja empat orang penunggang kuda telah tiba di belakang mereka! penunggang kuda yang-tertua, seorang pria bertubuh tinggi besar dan berusia setengah abad, setelah menahan les kudanya, berkata sambit tersenyum. "Apakah kalian ini juga hendak turut serta di dalam pertandingan adu silat yang diselenggarakan oleh partai Thian Liong?" "Betul!" Jawab Giok Siu Sian Cu. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Kalian dari partai silat manakah?" Tanya penunggang kuda itu. "Aku sendiri dari partai silat Kun Lun dan Siocia ini adalah Giok Siu Sian Cu," Jawab Bee Kun Bu. "dan saudara-saudara semuanya apakah dari partai silat Thian Liong?" "Ya, kami dapat perintah untuk minta kalian berdua menunggangi kuda." "Naik kuda tidak sukar," Kata Giok Siu Sian Cu. "tetapi kalian hendak membawa kami kemana?" Sambil tertawa orang itu berkata. "Siocia tak usah khawatir Untuk menyambut para jago silat, partai kami telah mendirikan pos-pos di pelbagai tempat di pegunungan ini. Kami ditugaskan menyambut tamu dengan seksama dan minta kalian segera menunggang kuda." Rondo Kuning Membalas Dendam Karya Kho Ping Hoo Pedang Pusaka Thian Hong Karya Kho Ping Hoo Alap Alap Laut Kidul Karya Kho Ping Hoo