Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 46


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 46


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Melihat sikap yang sungguh-sungguh dari orang-orang itu, Giok Siu Sian Cu berpendapat tidak guna menanya lagi, ia mengawasi Bee Kun Bu sambil tersenyum.   Bee Kun Bu masih juga mencurigai keempat orang itu, yang dua diantaranya telah turun dari kudanya, Dengan sikap yang hormat ia berkata.   "Kami tak dapat menolak sambutan yang baik ini."   Dan dengan ringannya ia telah meloncat naik ke atas satu kuda, Orang yang menjadi pemimpin lalu minta Giok Siu Sian Cu naik kuda juga seraya berkata.   "Harap Siociapun menunggang kuda dan aku akan berjalan di depan memimpin ja!an!"   Lalu ia kaburkan kudanya, diikuti di belakang oleh Bee Kun Bu dan Giok Siu Sian Cu. Tetapi ketika Bee Kun Bu menoleh ke belakang, seorang yang menunggang kuda dan dua kawannya yang telah menyerahkan kuda-kudanya tidak ikut serta dengan mereka.   "Apakah maksudnya mereka ini?"   Berbisik Giok Siu Sian Cu. Bee Kun Bu menggeleng-gelengkan kepalanya.   "Entahlah, Mustahil mereka akan membokong kita?"   Tentang dilakukannya pembokongan atau tidak, kita belum dapat memastikan,"   Kata Giok Siu Sian Cu.   "tetapi beruntung sekali aku menyertai kau datang ke-sini!"   "Ha! Apakah mereka akan mengajak kita ke tempat yang terlarang, dan kemudian menyerang kita?"   Tanya Bee Kun Bu. itupun belum dapat dikatakan sekarang,"   Jawab Giok Siu Sian Cu.   "tetapi aku tidak khawatir segala serangan, Kita hanya harus waspada!"   "Baiklah,"   Kata Bee Kun Bu, lalu ia tarikan kudanya mengejar orang yang memimpin jalan itu, Setelah melalui beberapa belas lie, mereka tiba di kaki satu puncak gunung. Orang itu berhenti dan berkata.   "Setelah kita melalui lembah gunung yang agak sempit ini, kita akan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tiba di salah satu pos dan disitu akan ada dua orang lagi yang akan menyambut kalian,"   Bee Kun Bu mengawasi keadaan di sekitarnya dan juga tingginya puncak dihadapannya, jalan yang mereka harus lalui hanya tiga kaki lebarnya, dan pembokongan di jalan yang sempit itu dapat dilakukan dengan sempurna, Maka ketika mereka mulai masuk ke dalam lembah yang sempit itu, Giok Siu Sian Cu berbisik.   "Hengtee, jangan lengah!"   Giok Siu Sian Cu sudah siap menerkam orang di depannya itu jika terjadi pembokongan.   Demikianlah mereka menunggang kuda melalui jalan lembah yang sempit itu, dan setelah menempuh dua-tiga lie, jalannya makin curam dan makin berbahaya.   Lalu setelah menempuh satu-dua lie lagi, jalannya mulai agak lebar "jalan selebar dua-tiga tombak ini, aku tidak khawatir diserang!"   Pikir Bee Kun Bu.   "Sebentar lagi kita harus menyeberangi sungai yang deras,"   Kata orang yang memimpin itu.   "Biarlah aku berjalan di depan!"   Lalu ia melarikan kudanya, Giok Siu Sian Cu juga melarikan kudanya, diikuti oleh Bee Kun Bu, Tetapi mereka merasa bahwa kuda-kuda yang mereka tunggangi seolah-olah tak dapat lari lagi, Tidak kusangka, bahwa partai Thian Liong yang besar dan terkenal itu mempersulit perjalanan kita ke markas besarnya,"   Kata Bee Kun Bu.   Lalu ia mempergunakan ilmu silat yang ia dapat belajar dari Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui.   ia berdiri di punggung kuda dan meloncat menerkam orang yang memimpin jalan di depannya, Terlihat bagaikan terbang ia melayang ke depan, dan segera terdengar jeritannya orang itu karena dicekal batang lehernya.   "Hm! Apakah kau kira kau dapat menjalankan tipu muslihatmu yang keji?"   Bentak Bee Kun Bu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Orang tersebut meronta-ronta, sementara itu kudanya seolah-olah tenggelam ke dalam tanah yang empuk itu, sebetulnya tanah itu adalah rawa yang hanya ditutupi oleh tanah dan rumput, dan orang itu sengaja memimpin mereka ke tempat itu yang merupakan suatu perangkap.   "Pukul mati padanya! Lekas-lekas loncat keluar!"   Seru Giok Siu Sian Cu.   Bee Kun Bu mengerahkan tenaga dalamnya dan memukul punggungnya orang itu.   Satu jeritan yang ngeri terdengar, tetapi orang itu masih dapat merangkul tubuh Bee Kun Bu dengan maksud menyeretnya untuk ber-sama-sama mati di dalam rawa! Tetapi Bee Kun Bu lekas-lekas mendorong tubuhnya orang itu sepenuh tenaga dan dengan kedua kakinya ia mengenjot keluar dari perangkap maut itu.   Segera orang itu tenggelam didalam rawa dan tak kelihatan lagi! Tetapi Bee Kun Bu tidak jatuh di atas tanah yang keras.   i telah jatuh lagi di atas rawa yang ditutupu dengan tanah dan rumput! ia berdaya mempergunakan ilmu meringankan tubuhnya untuk keluar dari rawa yang merupakan perangkap itu, Giok Siu Sian Cu turun dari kudanya dan datang menolong.   "Lekas kerahkan tenaga dalammu! Aku membantu kau keluar dari rumput ini!"   Seru Giok Siu Sian Cu.   Bee Kun Bu sudah tenggelam di dalam lumpur sebatas pinggangnya, Makin ia berdaya untuk dapat keluar, makin tenggelam tubuhnya, Sambil berlutut Giok Siu Sian Cu menariknya keluar sambil memegangi kedua pundaknya, Tiba-tiba ia berseru.   "Ah, celaka!"   Dan iapun turut tenggelam, karena tanah dimana ia berlutut adalah pinggiran rawa.   "Hengtee! jangan bergerak lagi sebelumnya kita mencari daya,"   Kata Giok Siu Sian Cu.   Orang itu bersama kuda yang ditungganginya telah tak kelihatan lagi di dalam lumpur ketika Bee Kun Bu melihat ke arah rawa perangkap di depannya, ia terkejut "Jika aku tidak lekas-lekas keluar dari rawa ini, aku pasti akan mati konyol terbenam di dalam lumpur Mungkin Giok Siu Sian Cu akan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   ikut mati konyol juga,"   Pikirnya.   "Jika sekarang kita diserang oleh musuh, kitapun tak berdaya lagi!"   Ia mengawasi Giok Siu Sian Cu yang masih bersikap tenang, ia merasa kagum atas ketenangannya itu.   "Apakah kita harus menanti mati dengan tidak berbuat apa-apa?"   Tanya Bee Kun Bu dengan cemas.   "Ha! Bukankah kau tak takut mati? Mengapa sekarang menjadi takut mati?"   Tanya Giok Siu Sian Cu bersenda gurau.   "Aku tidak takut mati! Tetapi dengan begini bukankah kita akan mati konyol?"   "Aku bukannya tidak memikirkan daya,"   Kata Giok Siu Sian Cu.   "aku khawatir jika kita salah bertindak lagi, kita akan bertambah tenggelam, sekarang kita harus berdaya mencegah jangan sampai kita makin tenggelam, Bee Kun Bu tidak menyahutinya, ia memperhatikan rumput yang tumbuh disekitarnya.   "Jika aku dapat memegang eraterat rumput yang berakar dalam, mungkin aku dapat menarik keluar tubuhku dari lumpur ini,"   Pikirnya, Rupanya Giok Siu Sian Cu dapat menduga maksudnya. ia berkata.   "Jika kau dapat menjambret rumput yang berakar dalam, mungkin kau dapat keluar dari lumpur ini, Aku akan membantu mendorong kau! Jika aku mendorong, kau harus mengerahkan tenaga dalam dan mempergunakan ilmu meringankan tubuhmu, Hayo, kita mulai Satu... dua... tiga!"   Dengan mengerahkan tenaga dalamnya Giok Siu Sian Cu menjotos ke arah punggungnya Bee Kun Bu yang juga mempergunakan ilmu meringankan tubuhnya untuk loncat keluar dari lumpur rawa itu dan menjambret rumput yang berakar di tepi rawa, ia berhasil menjambret rumput, dan dengan secepat kila ia membetot tubuhnya keluar dari lumpur rawa yang berbahaya itu!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tetapi Giok Siu Sian Cu menjadi makin tenggelam setelah membantu mendorong Bee Kun Bu dengan mempergunakan hembusan angin kedua tinjunya! Bee Kun Bu terkejut melihat keadaan Giok Siu Sian Cu yang sudah tenggelam sampai sebatas lehernya.   Na-mun wanita itu tersenyum puas, seolah-olah ia merasa bahagia dapat menolong kekasihnya! "Cici!"   Teriak Bee Kun Bu.   "Kau sabarlah! Aku akan menolong kau keluar!"   "Jangan cemas,"   Jawab Giok Siu Sian Cu dengan tenang.   "seumur hidupku, baru kali ini aku merasa senang dan puas, karena aku dapat berkorban untukmu!"   "Tidak!"   Teriak Bee Kun Bu.   "Aku harus menolong kau. Aku rela mati daripada menyaksikan kau mati konyol di dalam lumpur rawa itu."   Lalu ia siap sedia terjun kedalam rawa untuk menolong wanita itu, atau mati bersama-sama! Pedang yang dilancarkan dengan ilmu silat yang sakti menolong jiwa Melihat kenekatannya Bee Kun Bu, Giok Siu Sian Cu membentak.   "Tahan! itulah bukan caranya kau menolong aku! Dengarlah petunjuk-petunjukku bagaimana harus menolongnya!"   Segera Bee Kun Bu insyaf akan kekeliruannya. Jika ia bertindak dengan sembrono, ia hanya akan mati konyol bersama-sama.   "Coba lihat batu-batu gunung di lereng gunung itu,"   Kata Giok Siu Sian Cu.   "Bukankah di dekat batu-batu gunung itu tumbuh banyak pohon-pohon yang rambat? Kau ambil dan sambung batang-batang pohon-pohon itu, yang kuat seperti rotan, ikatkan salah satu ujungnya ke suatu batu yang besar, dan ujung lainnya kau melemparkan kepadaku."   Bee Kun Bu tampak bahwa betul dilereng gunung banyak tumbuh pohon-pohon rambat yang batangnya kuat seperti    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   rotan, Tanpa menanti lagi, ia lari dan potong batang-batang pohon tersebut untuk disambung dan diikat satu ujungnya ke suatu batu gunung yang besar, dan ujung lainnya ia lemparkan kepada Giok Siu Sian Cu yang segera menjambret dan memegang erat-erat dengan tangannya, Lalu dengan membetot rotan-rotan yang telah tersambung itu, Giok Siu Sian Cu menarik tubuhnya keluar dari lumpur rawa.   sekonyong-konyong terdengar suara gemuruh! Giok Siu Sian Cu menjerit.   "Hengtee, awas!"   Bee Kun Bu menoleh ke belakang, dan melihat batu gunung yang diikatkan rotan itu sedang menggelinding ke arahnya! Dengan pedangnya ia menabas putus ikatan-nya, lalu dengan mengerahkan seluruh tenaga dalamnya ia menusuk ke arah batu besar yang tengah menggelinding ke arah itu! Giok Siu Sian Cu yang sudah berada di tepi rawa memperhatikan dengan cemas, tereampur kagum akan tenaga dalamnya Bee Kun Bu yang berhasil menahan menggelindingnya batu sebesar itu.   Bee Kun Bu merasa heran akan kelihayannya.   "Baru setengah tahun aku mempelajari dan melatih ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dengan mudahnya aku sudah dapat melakukan sesuatu yang menolong jiwaku dan Giok Siu Sian Cu!"   Lalu ia berjalan menghampiri Giok Siu Sian Cu yang sudah berlepotan lumpur "Hari ini kau tidak ingin aku mati,"   Kata Giok Siu Sian Cu sambil tersenyum "kelak jika aku menggangu kau lagi, aku tak dapat dipersalahkan."   Baru saja Bee Kun Bu hendak menentangnya, ketika Giok Siu Sian Cu menoleh ke atas jurang, iapun ikut menoleh dan mengawasi ke arah tersebut Mereka melihat dua orang lakilaki yang bertubuh tinggi besar sedang berdiri di atas puncak.   "Untung kita sudah keluar dari rawa maut tadi,"   Kata Giok Siu Sian Cu, suaranya rendah.   "jika terlambat sedikit saja,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   maka tamat lah riwayat kita berdua!"   Lalu tanpa memberi isyarat, ia berlari-lari mendaki lereng gunung yang curam itu menuju ke atas puncak, Bee Kun Bu segera mengikuti dan iapun dapat mendaki lereng gunung yang curam itu dengan mudah-nya.   Sebentar saja mereka sudah berhadap-hadapan dengan kedua orang yang berdiri di atas puncak itu, Mereka menjadi heran menampak kedua orang itu berdiri diam seperti patung, Setelah diperhatikan ternyata bahwa orang tersebut telah ditotok jalan darahnya dan telah menjadi tak berdaya dan berdiri diam seperti patung! Di belakang kedua orang itu telah tertumpuk banyak balokbalok yang besar, balok-balok tersebut adalah untuk digelindingkan ke bawah.   Giok Siu Sian Cu dan Bee Kun Bu pasti akan binasa atau celaka jika kedua orang itu melakukan perbuatan yang keji itu, Untung bagi mereka, kedua orang itu entah oleh siapa telah ditotok jalan darahnya dan tak dapat berbuat jahat Tiba-tiba Giok Siu Sian Cu berseru sambil menunjuk dengan seruling batu Gioknya ke suatu jurusan.   "Siapakah gerangan mereka itu?"   Bee Kun Bu menoleh, dan tampak dua orang yang berjubah dan bersenjatakan pedang sedang menjaga satu jalan sambil bertempur melawan serombongan orang, Kedua orang tersebut lihay sekali ilmu silatnya, karena mereka dapat melawan musuh yang jauh lebih besar jumlahnya, Tidak peduli siapa mereka, kita harus membantunya!"   Seru Bee Kun Bu, dan iapun segera berlari dengan maksud memberi bantuannya, diikuti oleh Giok Siu Sian Cu. Orang yang di sebelah kiri, melihat Bee Kun Bu datang membantu, berseru dengan tegurannya setelah ia menyabet lawan-lawannya mundur.   "Mengapa Pek cicimu tidak turut?"   Bee Kun Bu terkejut, lalu iapun berseru.   "Liong Cici! Kau ada disini?!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Lalu terdengar orang yang di sebelah kanan berseru.   "Liong Cici, betullah katamu, bahwa Bu Koko tentu akan dapat dijumpai disini!"   Suara yang lemah lembut dan manis itu tak asing lagi bagi Bee Kun Bu, yang segera menghajar lawanlawannya kedua Suci dan Sumoy itu dan berhasil membunuh dua orang dan mengusir lain-Iainnya. Lalu ia loncat di samping Lie Ceng Loan.   "Kalian berdua dapat bicara dengan tenang, Biarlah aku yang menghajar bangsat-bangsat ini!"   Seru Giok Siu Sian Cu, yang juga berhasil melukai dua orang dan mengusir Iainlainnya. Dengan wajah yang berseri-seri Lie Ceng Loan berkata.   "Bu Koko, akhirnya aku berhasil menjumpai kau lagi! aku menyesal berpisah dari Koko, sehingga aku selalu memikirkannya, Aku tak akan berpisah lagi dari Koko meskipun dimaki atau dipukul."   Bee Kun Bu berdiri dengan bengong.   ia sedih melihat Lie Ceng Loan yang sudah menjadi kurus kering karena menderita rindu, ia menyesal telah melukakan hatinya gadis yang menyintai ia dengan segenap jiwa raganya, Air mata mengucur keluar dari sepasang matanya Lie Ceng Loan, Dengan terharu Bee Kun Bu berkata.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Loan moi, aku telah bersalah, berdosa! Dan dosaku ini aku belum pernah memberitahukan kepadamu,.,"   "Koko tak usah memberitahukan kepadaku,"   Jawab Lie Ceng Loan.   "aku pasti memaafkannya.,."   Tiba-tiba terdengar bentaknya Giok Siu Sian Cu dari tempat jauh.   "Apakah kiramu kau dapat lari!?"   Semuanya menoleh ke jurusan suara itu dan menyaksikan Giok Siu Sian Cu sedang sibuk membunuh dan menghajar lawan-lawannya,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Lalu Lie Ceng Loan berkata.   "Bu Koko, kita harus mengubur mayat-mayat orang itu."   Bee Kun Bu mengangguk, dan dengan dibantu oleh Lie Ceng Loan dan Liong Giok Pin, ia mengubur tiga mayat Tibatiba Liong Giok Pin berkata sambil menuding Bee Kun Bu dengan ujung pedangnya.   "Untuk menanti kedatanganmu kami telah berada di daerah ini satu bulan lamanya, Akhirnya Lie Sumoymu menjumpai kau lagi disini, Tetapi aku tidak menduga bahwa kau sudah tergila-gila terhadap Giok Siu Sian Cu."   "Liong Cici, kau salah paham! Aku..."   Bantah Bee Kun Bu, tapi ia tak dapat menjelaskan lebih lanjut, karena Liong Giok Pin telah berkata lagi.   "Aku tidak mempersalahkan kau. Tetapi buktinya aku telah mengalaminya sendiri, aku telah menjadi korban laki-laki, Aku benci tiap-tiap laki-Iaki yang tidak setia terhadap kekasihnya, sekarang aku serahkan kembali Lie Sumoy kepada mu, aku harap kau dapat menjaga dan memperlakukan dia dengan baik, atau..."   Ia berbalik dan berlalu: tetapi ia berhenti dan menanyai "Apakah Co Hiong itu betul-betuI sudah tewas?"   "Dia telah jatuh dari atas jurang. Mungkin dia telah binasa di dasar jurang, hanya..."   Lie Ceng Loan menghampiri Liong Giok Pin seraya menghibur.   "Liong Cici, jangan kau membenci Bu Koko. Dia selalu baik terhadap aku."   Liong Giok Pin ingin menyahutinya ketika mereka mendengar suara jeritan, mereka terkejut "Mongkin juga Giok Siu Sian Cu menjumpai lawan yang lihay,"   Kata Bee Kun Bu.   "Aku harus membantu."   Lalu secepat kilat ia berlari menuju ke tempat dari mana jeritan tadi terdengar Lie Ceng Loan segera mengikuti, disusul oleh Liong Giok Pin.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Setelah melalui pengkolan lereng gunung, mereka menyaksikan Giok Siu Sian Cu sedang dikerubuti oleh sepuluh orang lebih.   Giok Siu Sian Cu tidak menjadi gentar melawan musuh-musuhnya yang banyak itu, akan tetapi ia sangat terdesak meskipun ia telah mengeluarkan semua kepandaiannya, Lalu sambil menjerit Bee Kun Bu maju menyerang dengan pedang terhunus, Terlihat pedangnya berkelebat, disusul jeritannya seorang lawan yang tertabas oleh pe-dangnya, Terbunuhnya lawan itu segera terlihat akibat-nya, LawanIawan yang lain merasa heran menyaksikan Bee Kun Bu dapat membunuh dengan tanpa kesukaran.   Giok Siu Sian Cu juga merasa heran mengapa Bee Kun Bu yang baru datang membantu telah berhasil membunuh mati seorang lawan demikian cepatnya, Bahkan Liong Giok Pin dan Lie Ceng Loan menjadi terpesona, karena jurus ilmu silat pedang yang dilancarkan oleh Bee Kun Bu bukan lagi jurus silat pedang Kun Lun! Tentu Pek Yun Hui yang telah mengajarkan pada-nya,"   Pikir Liong Giok Pin yang mengawasi Lie Ceng Loan dan merasa cemas akan nasib Sumoynya itu! Tetapi Lie Ceng Loan yang berbudi itu sedikitpun tidak berpikir demikian ia hanya mengagumi ilmu silat Bu Kokonya yang luar biasa itu, Dan pada saat itu juga terlihat Bee Kun Bu meloncat masuk kedalam gelanggang pertempuran membantu Giok Siu Sian Cu melawan musuh-musuhnya.   Dalam beberapa detik saja dua dari musuh-musuhnya itu terlukai pula.   Kesempatan itu digunakan oleh Giok Siu Sian Cu untuk melancarkan jurus Mo In Cap Pwee Cao.   ia menotok musuh-musuhnya dengan ujung serulingnya dan dalam jangka waktu seperempat jam kemudian, delapan musuhmusuhnya dapat dilukai dan terbunuh mati, Hanya dua orang dapat melarikan diri! Giok Siu Sian Cu mengejar, tetapi setelah kedua orang itu menjerit dan terlihat asap putih mengepul jauh didepannya, ia berhenti karena ia yang banyak pengalaman yakin, bahwa    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   asap itu adalah isyarat-isyarat minta bantuan, ia kembali dan berkata.   "Hengtee, isyaraUsya-rat itu akan terbukti dengan datangnya banyak musuh-musuh kita lagi Kita menanti kedatangan mereka!"   Bee Kun Bu yang merasakan akan kelihayan ilmu silatnya dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, berkata dengan gembira.   "Betul, kita basmi mereka semua!"   Liong Giok Pin yang ingin menanya lagi tentang nasibnya Co Hiong menjadi terkejut ketika mendengar dan melihat beberapa belas orang dengan senjata terhunus datang menerjang, Tanpa menunggu lagi Bee Kun Bu maju, menyambuti dengan pedangnya, Giok Siu Sian Cu tak ingin ketinggalan iapun loncat maju dan berusaha menotok musuhmusuhnya dengan ujung serulingnya, segera juga tiga-empat musuh-musuhnya telah terluka oleh pedangnya Bee Kun Bu atau serulingnya Giok Siu Sian Cu.   "Kita harus menerobos dari kepungan mereka ini,"   Seru Bee Kun Bu kepada Giok Siu Sian Cu.   "Loan Moi, kau ikut Bee Siang-kong bersama Liong Sucimu, Biarlah aku yang menahan bangsat-bangsat ini!"   Seru Giok Siu Sian Cu.   ilmu silat maupun tenaganya Bee Kun Bu bukanlah Bee Kun Bu pada setengah tahun yang Ialu.   ia memutar-mutar pedangnya bagaikan dtiran cepatnya, kelincahan maupun keganasannya melebihi seekor serigala atau harimau, Beberapa belas orang-orangnya partai Thian Liong itu tak dapat melawannya, justru pada saat itu terlihat seorang meloncat datang entah dari mana dan orang itu adalah Kiok Goan Hoat! ia mengangkat satu tangan ke atas, dan orangorangnya berhenti menyerang untuk mundur beberapa langkah.   Sambil tertawa Kiok Goan Hoat berkata.   "Maafkan kami jika penyambutan kami ini dilakukan dengan tak menuruti rencana."   Bee Kun Bu membentak.   "Kiok Piauw-touw, apakah maksudnya penyambutan serupa ini? partai Thian Liong yang    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   terkenal besar dan telah mengundang jago-jago silat dari kesembilan partai untuk datang ke markas besarnya untuk mengadu ilmu silat, tetapi telah memasang banyak perangkap atau membokong tamu-tamunya. Apakah perbuatan ini tidak keji?"   Sebetulnya kedatangan Kiok Goan Hoat itu kebetulan saja.   Tugasnya hanya mengintai-intai daerah di dekat markas besar partainya, Setelah melihat murid-muridnya dihajar babak belur oleh Bee Kun Bu dan Giok Siu Sian Cu, ia terpaksa datang membantu Ketika Bee Kun Bu menelanjangi maksud busuk dari partai Thian Liong, ia menjadi malu, Untuk menutupi malunya itu, ia berbalik menuduh.   "Bee-heng, orang-orang kami ini ditugaskan menyambut kalian, tak kuduga mereka telah diserang dan dihajar oleh kalian, sekarang kalian telah membunuh mati dua orang kami, dan masih ingin mengejar yang lain. Apakah maksud kalian ini?"   Bee Kun Bu yang balik dituduh demikian menjadi panas.   "Dia betul-betul pandai bicara, Dia berbalik menimpakan kesalahan kepada orang lain,"   Pikirnya, Giok Siu Sian Cu juga menjadi gusar ia mengejek.   "Kiok Piauw-touw, orang lain kau dapat abui, tetapi kau tak dapat berdusta dihadapan aku. Orang-orangmu telah coba membokong kami, kau masih berlagak tidak tahu, bahkan balik menuduh kami!"   Kiok Goan Hoat tak dapat menjawab, ia bungkam untuk sementara waktu, Tetapi untuk membela diri ia berbalik menanya.   "Giok Siu Sian Cu, kau bukan anggota dari kesembilan partai yang diundang oleh partai Thian Liong kami, Dengan alasan apa kau datang ke daerah kami?"   "Ha! Ha! Ha!"   Giok Siu Sian Cu tertawa mengejek "pertandingan adu silat yang diselenggarakan oleh par-taimu bukankah untuk umum? Apakah partaimu takut melawan aku?"   Kiok Goan Hoat menjadi gusar mendengar ejekan yang pedas itu, tetapi ia tak dapat menyangkal kebenarannya katakata wanita itu, Dengan senyuman terpaksa ia menjawab:    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Pertandingan silat yang diselenggarakan oleh partai kami mengundang tiap-tiap jago silat jika Siocia juga ingin turut serta, aku rela memimpin jalan kepada kalian pergi ke markas besar kami."   Lalu ia berjalan sebagai penunjuk jalan, Mula-muIa Bee Kun Bu masih curiga akan sikap Kiok Goan Hoat itu. ia khawatir kalau-kalau menjumpai perangkap atau pembokongan lagi Tetapi Giok Siu Sian Cu berkata.   "Hengtee, jangan takut, kita ikuti dekat di belakangnya."   Maka Bee Kun Bu mengikuti dengan pedang terhunus Lie Ceng Loan dan Liong Giok Pin di belakangnya, sedangkan Giok Siu Sian Cu berjalan paling belakang menjaga segala sesuatu! Setelah mereka berjalan lebih kurang seratus tombak lebih, lagi-lagi mereka harus melalui lembah gunung yang sempit pu!a.   Berjalan di lembah itu mereka tak dapat melihat ke kanan atau ke kiri karena lereng gunung yang curam mencegah penglihatan mereka, Bee Kun Bu merasa khawatir, tetapi Giok Siu Sian Cu berkata.   "Hengtee, dampingi terus pada nya, jangan sampai dia kabur."   Bee Kun Bu selalu mendekati Kiok Goan Hoat seolah-olah menjadi sanderanya, Tetapi mereka mem-belok, secepat kilat Kiok Goan Hoat berlari dan meloncat entah kemana, Bee Kun Bu tak mengetahui kemana Kiok Goan Hoat itu melenyapkan diri, Giok Siu Sian Cu datang memburu dan menanya.   "Hengtee, mengapa kau lengah? Kemana larinya dia?"   Dengan amat kecewa Bee Kun Bu menghela napas, kemudian jawabnya.   "Aku benar-benar tolol! Aku tak dapat menjaga dia, dia telah lenyap entah kemana!"   "Sudahlah,"   Menghibur Giok Siu Sian Cu.   "Sekarang kita harus lekas lekas keluar dari sini! Mari kita maju terus dan berusaha menerjang keluar!"   Lalu semuanya dengan senjata terhunus lari menerjang maju,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Entah berapa lama mereka beriari-lari tanpa dapat gangguan, tetapi mereka masih juga belum dapat keluar dari lembah yang sempit itu.   Rupanya Lie Ceng Loan sudah menjadi letih, karena terus menerus berlari-lari, maka Giok Siu Sian Cu berkata kepada Bee Kun Bu.   "Hengtee, biarlah aku yang jalan di depan menyelidiki jalan ini!"   Lalu ia meloncat dan lari cepat. Kesempatan itu digunakan oleh Liong Giok Pin untuk menanyakan nasib Co Hiong.   "Dia telah jatuh ke dalam jurang, akan tetapi."   Menerangkan Bee Kun Bu.   "Tetapi apa?"   Bentak Liong Giok Pin yang sudah berubah sekali sifat dan wataknya "Liong Cici telah menangis karena memikiri nasib Co Hiong,"   Kata Lie Ceng Loan.   "Bu Koko harus memberitahukannya dengan betul."   Bee Kun Bu berkata.   "Co Hiong telah jatuh ke dalam jurang yang dalam, akan tetapi di bawah jurang itu, orang tak dapat menemukan mayatnya!"   Liong Giok Pin berubah wajahnya, dari cemas menjadi agak gembira mendengar pemberitahuan itu, Dari Lie Ceng Loan ia pun pernah dengar, bahwa Co Hiong telah jatuh ke dalam jurang, dan ia anggap Co Hiong telah binasa, Setelah mendengar dari Bee Kun Bu, bahwa mayatnya Co Hiong tak dapat diketemukan, ia menjadi terharu, Apakah ia harus bergembira atau bersedih hati? Apakah itu cinta atau benci? ia menjadi bisu sejenak sebelumnya menanya lagi.   "Jika demikian halnya, dia belum mati!"   Bee Kun Bu segera ketahui betapa hebatnya Liong Giok Pin mencintai Co Hiong yang telah menyiksa dan menganiaya Sucinya itu.   "Dia telah tewas atau belum, akupun tak berani memastikan,"   Kata Bee Kun Bu.   "tetapi jika jatuh dari jurang yang demikian tingginya, sukar sekali orang dapat lolos dari kebinasaan..."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Sudahlah, jangan sebut-sebut tentang dia lagi, Hayo kita jalan,"   Kata Liong Giok Pin.   "Liong Cici, aku masih ada omongan,"   Kata Bee Kun Bu. Liong Giok Pin berhenti dan menanyai "Omongan apa lagi?"   Dengan menatap kepada Sucinya, Bee Kun Bu ber-kata.   "Aku telah diusir keluar dari partai Kun Lun oleh Susiok!"   "O, aku sudah mengetahuinya. Loan Moi yang memberitahukan hal itu kepadaku,"   Kata Liong Giok Pin.   "aku kabur keluar dari partai Kun Lun, dan kau diusir keluar dari partai Kun Lun, sebetulnya kita ini tidak pantas menjumpai orang lain lagi!"   Bee Kun Bu menanyai "Suci ingin pergi kemanakah?"   "Dunia ini luas sekali,"   Jawab Liong Giok Pin.   "Di-manapun kita dapat berlindung. Aku tak perlu mencari tempat tinggal yang tetap."   Bee Kun Bu terperanjat mendengar keputusan Suci-nya itu, lalu ia berkata.   "Suci telah dipelihara, dididik dan disayang oleh Suhu dan Susiok semenjak kecil Kini semua jago-jago silat sedang menuju ke markas besarnya partai Thian Liong untuk mengadu silat Suci berpengalaman dan meskipun tak dapat menjagoi, namun sedikitnya Suci harus berusaha membantu partai Kun Lun. Dengan demikian dapat juga membalas budi Suhu dan Susiok."   Tetapi bukankah kita sudah diusir keluar dan dianggap sebagai pemberontak Kita tidak ada muka lagi untuk membela partai Kun Lun.,."   Kata Liong Giok Pin. Bee Kun Bu menghela napas, selang sesaat barulah ia dapat berkata.   "Meskipun kita telah diusir, akan tetapi budi kasihnya Suhu dan Susiok, kita belum balas, Pertandingan ilmu silat kali ini adalah suatu kesempatan untuk kita dapat membalas budi kasihnya Suhu dan Susiok kita."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Liong Giok Pin berpikir agak lama, kemudian ia berkata dengan ketus.   "Aku mempunyai cara sendiri untuk membalas budi kasih itu, aku tak perlu petunjuk atau nasehatmu!"   Lalu ia berbalik dan berjalan pergi, Lie Ceng Loan mengejar, dan menarik pergelangan tangan kanan Sucinya seraya berkata.   "Liong Cici."   Liong Giok Pin berhenti dan dengan wajah yang penuh dengan kasih sayang ia berkata.   "Loan Moi, kau jangan khawatir Jika dia menyiksa kau, aku tentu tak dapat memberi ampun kepada nya."   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Lalu ia terus berjalan, meninggalkan Lie Ceng Loan berdiri mengawasi dari belakang Kemudian Lie Ceng Loan berbalik menghampiri Bee Kun Bu.   "Bu Koko,"   Katanya.   "tersinggungkah kau karena diperlakukan demikian oleh Liong Cici?"   Sambil menggeleng-geleng kepalanya Bee Kun Bu menjawab.   "Adatnya Liong Cici berubah banyak sekali! Sudahlah, mari kita jalan terusl"   Lie Ceng Loan mengikuti, dan setelah berjalan kira-kira seperempat jam, mereka tiba di suatu gundukan tanah yang menghalangi penglihatan mereka, Di balik gundukan tanah itu terdengar suara gaduh dari orang-orang yang serang bertempur Mereka berlari-lari untuk segera menyaksikan Giok Siu Sian Cu sedang dikerubuti oleh banyak orang, Dengan seruling batu Gioknya, Giok Siu Sian Cu melawan dengan gigih, dan ia telah membunuh mati tujuh-delapan lawan-lawannya, akan tetapi ia masih juga belum dapat memukul mundur mereka, Dengan tidak membuang tempo lagi, Bee Kun Bu meloncat maju Dengan satu sabetan saja tiga lawan-lawannya telah luka dan binasa, lalu dengan jurus-jurus Beng Houw Keng Lok atau Harlmau galak menerkam menjangan, ia menusuk seraya menendang mati dua musuhnya lagi dengan pedang terhunus, Harus diketahui bahwa Bee Kun Bu sekarang bukanlah Bee Kun Bu pada setengah tahun yang lalu, Tenaganya    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tambah kuat dan ilmu silatnya lihay sekali Dengan satu sabetan saja tiga lawan-lawannya telah luka dan binasa, lalu dengan jurus-jurus Beng Houw Keng Lok atau Harimau galak menerkam menjangan, ia menusuk seraya menendang mati dua musuhnya lagi, Giok Siu Sian Cu menjadi gembira sekali mendapat bantuan itu, iapun segera melancarkan jurus-jurus Tok Coa Tui Kim atau Ular berbisa menyengat unggas, Beberapa musuh - musuhnya telah tertotok oleh ujung serulingnya, ada yang tewas seketika atau menjadi cacat jika masih dapat hidup, Lie Ceng Loan berdiri terpaku melihat kelihayan Bee Kun Bu membasmi musuh-musuhnya, sebetulnya iapun ingin membantu, akan tetapi ia merasa bahwa bantuannya tak perlu lagi Bahkan ia menolong musuh-musuh yang terluka, perbuatannya itu telah membikin seorang pemimpin partai Thian Liong yang melihatnya menjadi terharu, dan segera memberi isyarat menghentikan pertempuran Ketika itu lebih dari separuh orang-orangnya partai Thian Liong yang telah tewas atau terluka, tiba-tiba mereka mendengar suara perintah "Berhenti."   Yang keras sekali, mereka segera mundur dan berhenti bertempur.   Bee Kun Bu menoleh ke arah suara perintah itu, dan tampak disatu jalan pegunungan berdiri seorang yang berusia lebih kurang lima puluh tahun dan bersenjata martil bereagak tiga, Orang itu adalah pemimpin bendera hitam dari partai Thian Liong dan bernama Kiok Goan Hoat, Kiok Goan Hoat yang tadi lenyap dari kejarannya Bee Kun Bu telah berhasil lari ke markas besarnya untuk memberi laporan, Dan setelah ia dapat petunjuk lebih lanjut dari Souw Peng Hai, ia segera kembali pula.   Kiok Goan Hoat maju menghampiri dan menyuruh orangorangnya untuk mengumpulkan mayat-mayat orang-orangnya    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   yang telah tewas untuk dikubur sebagaimana layaknya dan mengobati mereka yang terluka, Kemudian dengan mengangkat kedua tangannya memberi hormat ia berkata kepada Giok Siu Sian Cu daa Bee Kun Bu.   "Kalian mengunjungi markas besar kami dengan tidak mengambil jalan yang telah ditetapkan sehingga menimbulkan salah faham kepada orang-orang kami, dan banyak dari mereka telah membayar dengan mahal sekali, Na, jika partai Thian Liong telah bersalah, aku minta jangan ditarik panjang lagi!"   Giok Siu Sian Cu membereskan rambutnya yang telah kusut terurai, lalu ia menjawabnya.   "Partai Thian Liong telah mengundang para jago silat dari kesembilah partai silat untuk mengadu silat di markas besarmu, tetapi kalian telah memasang perangkap atau merintang-rintangi para jago silat yang datang berkunjung itu. Per^i buatan itu baguskah? Maksud apakah sebenarnya kalian"   Ini? Apakah kalian tidak malu akan perbuatan yang rendah itu?"   Kiok Goan Hoat tak berdaya membela nama partai-nya, dan ia terpaksa menjawab dengan ramah.   "Kami dari partai Thian Liong memang betul telah mengundang para jago silat dari kesembilan partai silat yang terkenal pada dewasa ini. Kami tidak mengundang sembarangan jago-jago silat untuk mengadu silat! Aku ingin menanyai "Siocia ini mewakili partai silat yang manakah?"   Ejekannya itu seperti juga satu hinaan terhadap Giok Siu Sian Cu. ia menjadi gusar sekali, dan dengan menudingnuding ia berkata.   "Hei! Kiok Goan Hoat! Kau jangan menjual lagak disini, Jika aku turut mengadu silat, kau tak akan dapat menjadi pemimpin cabang bendera hitam lagi! Jika kau masih juga ingin mengetahui aku mewakili partai silat mana, kau dapat menyaksikan sendiri bahwa aku dapat menerobos melalui semua rintangan-rintanganmu!"   Kiok Goan Hoat tertawa dan berkata.   "Jika kau ingin bertempur melawan aku, kau dapat melawannya sebentar lagi dihadapannya para jago silat, Aku sekarang hanya ditugaskan untuk mengantar kalian."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Giok Siu Sian Cu melirik kepada Bee Kun Bu seraya berkata.   "Hengtee, diantara lima pemimpin cabang dari partai silat Thian Liong, pemimpin cabang bendera hitam inilah yang paling licik. Kita harus waspada menghadapi padanya!"   "Kiok Piauw-touw pernah menjumpai aku beberapa kali,"   Jawab Bee Kun Bu. Kiok Goan Hoat berkata sambil tertawa.   "llmu silat pedang, watak serta sifat saudara Bee, aku sudah mengetahui juga, Aku yakin nanti kau dapat membuktikan dihadapan para jago silat, dan mungkin dapat mengangkat namanya partai silat Kun Lun, Kita sudah tidak jauh dari markas besar partai Thian Liong, Kita tak usah tergesa-gesa. Dan harus diingat pula bahwa hari ini baru tanggal sebelas bulan delapan, masih ada waktu tiga hati pada waktunya kalian boleh memilih lawan yang mana dari jago-jago silat partai Thian Liong yang kalian ingin gempur, pun diperbolehkan melawan jago-jago silat dari antara kesembilan partai lainnya, Mungkin juga jago-jago silat dari kesembilan partai itu sudah tiba di markas besar. Oleh karena itu kalian dapat menggunakan waktu tiga hari ini untuk beristirahat mengumpulkan tenaga." -ooo0oooBerjumpa lagi dengan Souw Hui Hong Bee Kun Bu menatap Giok Siu Sian Cu sambil berpikir "Wanita ini terkenal sebagai iblis wanita di kalangan Kangouw. Jika aku terus menerus mendampinginya, akan menarik perhatiannya para jago silat Dan jika Suhu dan Susiokku melihatnya, maka soalnya akan makin rumit lagi. Namun dia pernah menolong jiwaku beberapa kali, Tidak mudah aku mengusir dia..."   Giok Siu Sian Cu segera dapat menerka pikirannya Bee Kun Bu, dan ia berkata sambil tersenyum.   "Hengtee tak usah cemas terhadap aku. Hengtee dapat hersamasa ma Sumoymu turut Kiok Goan Hoat pergi ke markas besar partai    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Thian Liong, Aku yakin dia tak akan menipu atau membokong kau berdua, Aku telah mengantar kau sampai di daerah partai Thian Liong, aku telah memenuhi janji Nah, kita berpisah disini saja!"   Lalu ia meloncat ke atas, dan dengan ilmu meringankan tubuh ia berlari secepat kilat yang dalam sekejap saja sudah tak tampak pula, justru sikap yang terus terang dan mulia dari wanita itu membikin Bee Kun Bu makin cemas, ia merasa seolah-olah ia tak mengenal budi, Kemudian Kiok Goan Hoat mengangkat sebelah tangannya da di atas suatu puncak gunung yang hanya sepuluh tombak lebih jauhnya terlihat menonjol keluar satu bendera merah, Lalu ia berjalan maju, diikuti oleh Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, Ketika mereka melalui suatu tempat yang sunyi senyap, tiba-tiba terdengar suara orang menghela napas dan mengeluh, Mereka memburu, tetapi mereka tak dapat lihat apa-apa.   Mereka mendengar lebih teliti, dan merasa bahwa suara helaan napas itu seolah-olah tak asing lagi bagi mereka.   Lalu dari belakang semak belukar keluar satu orang yang berseru.   "Bee Siangkong! Tidak terduga kita berjumpa lagi di sini!"   Bee Kun Bu terkejut dan lari menuju ke semak belukar itu, ia segera mengenali orang itu dan berseru.   "Souw Siocia kau baikkah?"   Souw Hui Hong tidak menjawab, bahkan mengajukan pertanyaan.   "Mengapa hanya kau dan Lie Sumoymu yang datang kesini, Apakah Suhu dan susiokmu tidak datang?"   Pertanyaan tersebut sukar dijawab oleh Bee Kun Bu. ia gelisah dan menoleh ke belakang, Kiok Goan Hoat lalu berkata.   "Souw Siocia, sudah-lah! Mari sama-sama ikut kami pulang!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Souw Hui Hong menjadi gusar dan membentak.   "Kiok Piauw-touw, kau boleh pulang dulu, Aku ingin bicara kepada Bee Siangkong dan Lie Sumoynya!"   Kiok Goan Hoat pun merasa gusar dibentak demi-kian, tetapi ia menahan amarahnya karena memikir, bahwa gadis itu adalah puteri satu-satunya dari pemimpin nya, Souw Peng Hai. ia hanya berkata.   "Souw Siocia, aku mendapat perintah dari ayahmu untuk mengantar mereka, tugas itu tak dapat dipandang remeh!"   Lie Ceng Loan maju setindak dan berkata kepada Kiok Goan Hoat.   "Kiok Piauw-touw, sebetulnya kedatangan kami ini adalah untuk menengoki Souw Cici, aku mohon kau dapat memberi kesempatan untuk kami bereakap-cakap sebentar."   Kiok Goan Hoat tetap menolaknya dengan berkata.   "Lie Siocia, jangan salah paham, Aku bukannya kejam, tetapi perintah dari Souw Cong Piauw aku harus melaksanakan segera."   "Kiok Piauw-touw, kau jangan mempergunakan nama ayahku untuk mencari alasan, jika ayahku menyalahkan kau, aku yang tanggung jawab!"   Sementara itu Bee Kun Bu memperhatikan wajah dan sikapnya Souw Hui Hong yang ia telah tidak melihatnya setengah tahun.   Meskipun gadis itu masih tetap congkak, akan tetapi air mukanya agak pucat Lengannya yang telah buntung membikin ia ingat lagi akan kekejamannya Co Hiong, ia juga berkata.   "Kiok Piauw-touw, Souw Siocia dapat mengantar kami ke markas besar setelah kami selesai bicara."   Kiole Goan Hoat terpaksa mengalah dan mengawasi ketiga orang itu bereakap-cakap dengan gembira dan ramah tamah dari tempat yang agak jauh.   "Bee Siangkong,"   Kata Souw Hui Hong dengan nada yang sedih.   "kita sudah berpisah lama juga, Apakah kau masih ingat padaku?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu tereengang pertanyaan itu sangat memilukan hatinya itu. Segera terkenanglah ia kepada pe-ristiwaperistiwa yang lampau menerjang berangsur-ang-sur di dalam otaknya.   "SudahIah. Bee Siangkong! Kau tak usah pikir peris-tiwaperistiwa yang lampau,"   Kata Souw Hui Hong menghibur Tetapi Bee Kun Bu tak dapat melupakan peristiwaperistiwa tersebut ia membayangkan ketika ia diracuni oleh Co Hiong, jika bukannya Souw Hui Hong yang menolong pada nya, ia pasti mati konyol! Budi yang amat besar itu ia tak dapat lupakan, Lie Ceng Loan yang sementara itu mengawasi kepalanya Souw Hui Hong yang telah dicukur gunduI, dengan hati sejujurnya menanyai "Souw Cici, mengapa kau tidak memakai kerudung kain sutera, Dengan tak berkerudung kau kelihatannya tak pantas sekali!"   Pertanyaan Lie Ceng Loan itu membuat Bee Kun Bu tambah gelisah, ia menjelaskan "Lie Sumoy, janganlah kau sebut-sebut soal itu. Kata-katamu itu akan membuat Souw Cici bertambah kesedihannya!"   Tetapi Souw Hui Hong berkata kepada Lie Ceng Loan dengan penuh kasih sayang.   "Adikku, kau masih muda, kau belum mengetahui betul nasib manusia, Agak-nya aku telah berdosa, dan kini harus menjalankan hu-kuman..."   "Souw Siocia, akulah yang berdosa sehingga kau menjadi seorang yang cacat.,."   Kata Bee Kun Bu sambil menundukkan kepala.   "Tidak!"   Souw Hui Hong memotong perkataan itu.   "ltu semua adalah salahku, dosaku, Lagi pula kita tidak perlu menimbul-nimbulkan peristiwa-peristiwa yang lampau.,."   Ia tak dapat meneruskannya karena kata-katanya itu tertahan di tenggorokannya agaknya.   "Souw Siocia,"   Kata Bee Kun Bu.   "Budimu yang telah menolong jiwaku tak dapat aku lupakan, aku tak akan merasa    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   puas, jika belum tak dibalasnya... Kau telah mengembalikan nyawaku.,."   Dengan senyum yang sedih Souw Hui Hong berkata.   "Sudahlah, makin kau bicara makin sedih hatiku..."   Kepergiannya Bee Kun Bu ke markas besarnya partai silat Thian Liong dengan maksud membantu Suhu dan Susioknya, bila ia menang, ia dapat menebus dosanya, bila ia kalah, ia rela tewas dalam pertempuran ia tak menduga di dalam perjalanannya itu, ia telah menjumpai Giok Siu Sian Cu, kemudian Lie Ceng Loan dan kini Souw Hui Hong yang telah melepas budi demikian besar terhadapnya.   Tiba-tiba seorang pria yang bertubuh tinggi besar berlarilari datang dan berhenti dihadapannya Souw Hui Hong, Setelah membungkukkan tubuhnya memberi hormat dia berkata.   "Aku diperintahkan untuk minta Souw siocia segera pulang!"   Souw Hui Hong hanya tertawa gelak-gelak seolah-olah tak menghiraukan pesuruh itu. ia tertawa terus bagaikan orang yang tak beres tngatan, Kelakuan tersebut mengejutkan Lie Ceng Loan yang segera menegur.   "Souw Cici, mengapa kau terus menerus tertawa?"   Tetapi Souw Hui Hong terus tertawa, bahkan makin keras suaranya.   Lie Ceng Loan sangat terharu, dan ia menangis, Bee Kun Bu menjadi bingung tak berdaya menghadapi Souw Hui Hong yang terus tertawa, dan Lie Ceng Loan yang terus menangis, Kiok Goan Hoat datang menghampiri dan berkata.   "Beeheng mari kita jalan!"   Dan setelah itu terlihat dua orang wanita datang dan menggotong Souw Hui Hong. Bee Kun Bu juga membetot tangannya Lie Ceng Loan mengikuti Kiok Goan Hoat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Di tengah jalan Kiok Goan Hoat berkata kepada Bee Kun Bu: Tempat yang kita tuju masih ada lima-enam lie jauhnya, Jika kita dapat berjalan lebih cepat, maka sebentar saja kita akan tiba di tempat itu!"   Lalu dengan mempergunakan ilmu meringankan tubuhnya ia berlari-laii"   Bee Kun Bu mengerti, bahwa Kiok Goan Hoat hendak menguji kepadanya, ia tertawa di dalam hatinya, tetapi ia khawatir Lie Ceng Loan tak dapat meren-denginya, Tetapi setelah ia berlari-lari ia dapat kenyataan, bahwa Lie Ceng Loan dapat merendengi ia yang mem-bayangi Kiok Goan Hoat.   Namun Bee Kun Bu mencekal pergelangan tangan kanannya Lie Ceng Loan dan membantu mengejar Kiok Goan Hoat ia terperanjat ketika ia merasa bahwa Lie Ceng Loan tak perlu dibantu, karena ilmu meringankan tubuhnya tidak lebih bawah daripada ia sendiri ia mengawasi Sumoynya yang hanya tersenyum, ia berkata.   "Lie Sumoy, didalam setengah tahun ini, ilmu silatmu telah bertambah maju sekali!"   Harus diketahui bahwa pada setengah tahun se-belumnya, ilmu silatnya Lie Ceng Loan sangat dibawah kepandaiannya Bee Kun Bu, akan tetapi selama mereka berpisahan setengah tahun itu, meskipun Bee Kun Bu telah belajar banyak dari Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui, Lie Ceng Loan pun memperoleh kemajuan, Maka atas kata-kata Bee Kun Bu itu, Lie Ceng Loan menyahut.   "Liong Cici telah menasehatkan bahwa aku harus tekun mempelajari dan berlatih silat agar aku dapat membantu Koko, Lalu kami bersama belajar dan berlatih silat dengan giat, Liong Cici mempunyai satu buku yang catat segala macam ilmu silat, ilmu meringan tubuh dan sebagai nya. Liong Cici juga mengatakan bahwa aku dapat mempelajarinya dengan mudah dan cepat karena aku pintar dan cerdas, Disamping itu, karena aku bertekad membantu Koko, maka aku telah mempelajarinya dengan tekun dan giat."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sambil tersenyum Bee Kun Bu berkata.   "Pendapat Liong Cici jitu sekali, Kau memang cerdas dan pintar, hasil latihanmu tentu akan bermanfaat sekali bagimu! sementara itu Kiok Goan Hoat berlari lebih cepat lagi, Bee Kun Bu pun terpaksa mengejar pula, Demikianlah mereka berlari-lari berkejar-kejaran cepat sekali dan telah melalui empat-lima puncak gunung sebelumnya mereka tiba di suatu lembah yang dikitari oleh lereng gunung.   "Di depan kita adalah bangunan-bangunan untuk menerima tamu, dan semua jago-jago dari kesembilan partai menempati bangunan-bangunan itu."   Menerangkan Kiok Goan Hoat.   "Lagi setengah lie, kalian akan mencapai tempat itu, dan disitu akan ada orang yang menyambutnya lagi, Maaf jika aku tak dapat mengantar lebih jauh!"   Lalu ia memberi hormat dan segera berlalu, Bee Kun Bu memandang ke depan dan melihat bangunanbangunan yang bertingkat di antara pohon-pohon yang tumbuh dengan segarnya, Dengan menuntun Sumoynya ia berjalan terus, Ketika hampir tiba di suatu bangunan, dari antara dua pohon cemara yang besar berjalan keluar dua anak tanggung yang berusia lebih kurang enam belas tahun menyambut mereka seraya berkata.   "Kongcu, Siocia, apakah kalian pun tamu yang diundang untuk turut serta di dalam pertandingan ilmu silat?"   "Betul!"   Jawab Bee Kun Bu. Salah seorang diantaranya menanya lagi.   "Dari partai silat manakah?"   "Kami dari partai silat Kun Lun!"   Jawab Bee Kun Bu. Anak yang lain berkata.   "Sudilah kalian ikut kami."   Lalu ia memimpin jalan masuk ke dalam bangunan yang bertingkat Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengikuti mereka melalui kelompok-kelompok pohon, dan tiba di dalam pekarangan bangunan bertingkat itu, Seorang anak berkata.   "Jago-jago silat partai Kun Lun berada di bangunan ini. silahkan masuk!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Lie Ceng Loan menanya dalam hatinya.   "Apakah Suhu dan Supek sudah berada disini?"   Bee Kun Bu memperhatikan keadaan disekitarnya, dan melihat bahwa di lembah yang dikitari oleh lereng gunung seluas lebih kurang tiga ratus tombak persegi, dan dengan pohon-pohon bunga yang beraneka warna terdapat pula sepuluh bangunan yang bertingkat terpencar di lembah itu.   "Partai Thian Liong telah membikin persiapan yang baik sekali untuk menampung jago-jago dari kesembilan partai dengan masing-masing partai telah disediakan satu bangunan tersendiri Tetapi pikimya, merekapun mengintai-ngintai gerakgerik jago-jago kesembilan partai silat yang telah diundang!"   Lalu ia mengikuti Lie Ceng Loan masuk ke dalam bangunan tersebut Ruang depan bangunan itu sangat indah dan mewah, Seorang pemuda dengan pedang di pinggang menyambut mereka dengan wajah berseri-seri! Bee Kun Bu yang belum pernah datang ke kuil San Ceng Kiong di puncak Kim Teng Hong di pegunungan Kun Lun tidak mengenal pemuda itu, tetapi Lie Ceng Loan tersenyum seraya memanggil "Suheng!"   Pemuda itu setelah memberi hormat setayaknya terus mengawasi Bee Kun Bu. Dan ia menanya.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Lie Sumoy, apakah pemuda ini juga murid dari partai Kun Lun kita?"   Bee Kun Bu mendahului Lie Ceng Loan menjawab.   "Siauw tee bernama Bee Kun Bu, dan Hengtee ini siapakah?"   "Aku bernama Oey Ci Eng, murid dari Suhu yang memegang pimpinan partai!"   Jawab orang itu, Lie Ceng Loan menambahkan.   "Oey Suheng adalah Suheng tertua dari partai Kun Lun kita, dan sangat disegani oleh Supek!"   Dengan menundukkan kepalanya, Bee Kun Bu mengaku.   "Aku Bee Kun Bu tidak beruntung telah diusir oleh Susiok yang memegang pimpinan!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Oey Ci Eng menghela napas, lalu berkata.   "Meskipun kita belum pernah berjumpa, akan tetapi dari Toa Supek dan Lie Sumoy aku telah mendengar tentang riwayat dan jejak Bee Sutee, Hari ini kita dapat berternu, aku girang sekali Toa Supek dan Suhu sangat gelisah terhadap peristiwa pengusiran Sutee, Aku yakin jika Sutee dapat menghormati Suhu, Supek dan Susiok, mungkin mereka akan menerima Sutee kembali!"   Bee Kun Bu mengangkat kedua tangannya memberi hormat seraya berkata.   "Terima kasih atas nasehat Su-heng yang berharga itu. jika Siauwtee dapat diterima kembali oleh Suhu dan Susiok, aku tak lupa budi Suheng inL."   Belum lagi ia bicara habis, tiba-tiba ia melihat Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu berdiri di depan pintu ruang tersebut. ia lekas-lekas berlutut memberi hormat dan berseru.   "Bee Kun Bu yang telah diusir datang menjumpai kedua Susiok!"   Tong Leng Tojin tidak menghiraukan ia hanya berjalan mundar mandir didalam ruang itu.   "Loan Jie, mari sini!"   Memanggil Giok Cin Cu kepada Lie Ceng Loan. Lie Ceng Loan juga sudah berlutut di hadapan Suhu dan Supeknya, segera berbangkit dan jalan menghampiri seraya berkata.   "Aku dan Bu Koko telah belajar dan berlatih banyak ilmu silat, dan kini datang untuk turut serta di dalam pertandingan adu silal.,."   Dengan terperanjat Giok Cin Cu menanyai "Kemanakah kau pergi selama setengah tahun yang lalu?"   "Aku tinggal bersama Liong Cici, jawab Lie Ceng Loan.   "Ha!"   Seru Giok Cin Cu.   "Apakah Liong Giok Pin belum mati?"   Lie Ceng Loan menggeleng-gelengkan kepalanya.   "Liong Cici sangat pandai Dia mempunyai satu buku yang mencatat banyak ilmu-ilmu silat, Akupun dapat belajar dari dia."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Hm!"   Kata Giok Cin Cu.   "Sekarang dia ada dimana? Mengapa dia tidak datang menjumpai aku?!"   "Dia sebetulnya tinggal dan berkelana bersama-sama aku, tetapi setelah menjumpai Bu Koko, ia pergi berlalu memisahkan diri."   "Dia pergi kemana?"   Tanya Giok Cin Cu dengan gusar Lie Ceng Loan menyahut.   "la tidak memberitahukan meskipun Bu Koko menanyanya, Aku tidak berani ber-dusta, Jika Liong Cici ketahui aku memberitahukan hal-hal yang bersangkut paut dengan dia, dia pasti akan menjadi marah terhadap aku."   Dalam keadaan demikian ia jadi bersangsl Meski ia sangat menghormati gurunya, tetapi iapun sangat sayangi Liong Sucinya, ia menjadi bungkam dan menundukkan kepalanya.   Entah kapan Suhunya telah berlalu, dan ia terkejut ketika pergelangan tangan kirinya dipegang oleh seorang laki-Iaki, ia mengangkat kepala dan mengawasi orang itu.   "Sumoy, maafkan aku jika aku telah berlaku lancang!"   Kata orang laki-laki itu. Lie Ceng Loan tersenyum, karena laki-laki itu adalah Oey Ci Eng. ia berkata sambil tersenyum.   "Aku kira Bu Koko yang memegang aku!"   Pemuda itu pucat pasi wajahnya dan seluruh tubuhnya bergemetaran.   "Kau mengapa bersikap demikian? Apakah kau sakit?"   Tanya Lie Ceng Loan.   "Ada urusan yang aku hendak bicarakan dengan Sumoy,"   Kata Oey Ci Eng.   "Aku siap mendengarnya,"   Jawab Lie Ceng Loan, lalu ia mengikuti Oey Ci Eng berjalan ke ruang belakang, meninggalkan Bee Kun Bu di ruang itu seorang diri sendirian.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ketika mereka tiba di ruangan belakang, Oey Ci Eng menanya.   "Sumoy, apakah kau betul-betuI telah melihat Liong Sucimu?"   Lie Ceng Loan mengangguk dan berkata.   "Bukan saja aku telah melihatnya, bahkan pernah tinggal bersama-sama dia lama sekaIi... Liong cici pandai sekali, dan aku belajar banyak ilmu silat dari dia.,."   Dengan menatap Lie Ceng Loan, Oey Ci Eng berkata lagi.   "Sumoy harus memberitahukan dengan jujur, janganlah kau berdusta!"   Lie Ceng Loan tersinggung karena kejujurannya diragukan ia berkata dengan sungguh-sungguh.   "Kita adalah murid partai Kun Lun, di antara kita dilarang keras berdusta, Tadi ketika Suhu menanya akupun menjawab demikian Mengapa Suheng tidak pereaya omonganku?"   Wajahnya Oey Ci Eng menjadi merah, ia malu karena mencurigai Sumoynya yang jujur dan sangat mulia hatinya itu. ia berkata.   "Maafkan aku. Jika aku tidak pereaya Sumoy yang jujur, siapa lagi yang aku dapat pereaya?"   Ia berhenti sejenak, lalu meneruskan "Sumoy, aku ada urusan yang sangat mengharap Sumoy memberitahu kan-nya.,."   "Sebutlah, aku siap menjawab!"   Sahut Lie Ceng Loan, Oey Ci Eng mulai menanya.   "Apakah kau mengetahui sekarang Liong Sucimu berada dimana?"   "lni aku betul-betul tidak tahu,"   Jawab Lie Ceng Loan.   "Meskipun aku pernah tinggal bersama-sama dia selama setengah tahun, dikala dipepergian aku belum pernah menanyakan kemana dia pergi. Benar tolol aku ini!"   "Sudahlah,"   Kata Oey Ci Eng.   "Sumoy telah tinggal bersama-sama dia setengah tahun lamanya, Bagaimanakah penghidupannya? Apakah..."   "Apakah mengapa?"   Tanya Lie Ceng Loan.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Apakah dia sering menceritakan kepadamu urusan pribadinya?"   Meneruskan Oey Ci Eng. Lie Ceng Loan berpikir sejenak lalu ia menjawabnya.   "Liong Cici telah berubah adat nya. Kadang-kadang ia bergembira dan tertawa-tawa, kadang-kadang dia bermuram durja, dia menangis dengan sedihnya. Aku menanya mengapa ia bersikap demikian, tetapi dia selalu tidak mau menjelaskannya, Dia hanya berkata: Di dunia ini banyak dosa dan banyak orang-orang jahat! Tapi dia bilang aku ini seorang yang suci, dan dia tak ingin menceritakan soal-soal kejahatan dan dosa kepadaku, dan aku, katanya, tak dapat menginsyafi soal-soal tersebut Lebih baik aku belajar dan berlatih silat agar aku dapat membantu Bu Koko membasmi orang-orang yang jahat dan keji!"   Oey Ci Eng pereaya bahwa Lie Ceng Loan telah memberitahukan segala sesuatu berkenaan dengan Liong Giok Pin dengan jujur, dan iapun tak dapat keterangan lebih lanjut tentang jejak Liong Sumoynya yang ia sangat cintai, Maka setelah mengucapkan terima kasih, ia lalu berjalan perlahan-lahan berlalu dari hadapannya Lie Ceng Loan, Selama berkecimpung di kalangan Kang-ouw.   Lie Ceng Loan telah banyak melihat dan mendengar Sikap Oey Ci Eng yang muram itu membikin ia menjadi cemas.   "Ai!"   Pikirnya.   "Dia ingin sekali mengetahui jejaknya Liong Cici! cintanya terhadap Liong Cici sama hebatnya seperti cintaku terhadap Bu Koko!"   Tiba-tiba ia bertekad menolong Suhengnya, dan ia memanggil.   "Oey Suheng, tunggul Aku ingin bicara lagi!" -ooo0oooPara jago silat turut serta di dalam pertandingan adu silat Oey Ci Eng berhenti, ia berbalik dan menanya.   "Sumoy, ada omongan apa? Sebutlah!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Apakah Suheng memikiri nasibnya Liong Cici?"   Tanya Lie Ceng Loan.   "Jika aku mengetahui bahwa dia hidup dengan se-lamat, tenteramlah hatiku,"   Jawab Oey Ci Eng.   "melihat atau tidak melihat dia adalah urusan kecil!"   Setelah menarik napas panjang, Lie Ceng Loan berkata.   "Kau berdusta! Kau sebenarnya ingin menjumpai Liong Cici, jika aku bertemu dia lagi, aku akan menarik dia untuk menjumpai kauf"   Oey Ci Eng tak dapat berkata-kata karena menahan kesedihan hatinya, Lie Ceng Loan menambahkan "Liong cici bilang, bahwa dia akan menjumpai aku lagi, dia tentu tak ber-dusta, pereayalah bahwa aku akan berdaya mempertemukan kalian satu kepada lain!"   Oey Ci Eng tersenyum dan berkata: Terima kasih. Apakah kau juga mengetahui soal Bee Sutee diusir keluar dari partai kita?"   "Menurut penuturan partai Kun Lun kita,"   Kata Oey Ci Eng.   "tiap-tjap orang yang telah diusir keluar tak dapat menginjak lagi kuil Sam Goan Kiong di puncak Kim Teng Hong. Tetapi rupanya ketiga pemimpin partai kita menghargai kau yang berbudi luhur dan mulia, mereka tak akan menarik panjang urusan yang bersangkutan dengan kau. Kini dari pihak partai kita, disamping ketiga pemimpin kita, hanya aku seorang yang turut serta didalam pertandingan adu silat ini. Bangunan ini diperuntukkan partai Kun Lun, dan aku kira kau dan Bee Sutee dapat bersama tinggal disini, Aku hendak minta ijin dulu dari ketiga pemimpin kita, dan nanti aku segera memberitahukan kau seterusnya, sekarang kalian jangan masuk ke kamar lain, karena aku khawatir menyinggung ketiga pemimpin kita."   Lalu ia pergi menemui ketiga pemimpinnya,     Persekutuan Pedang Sakti Karya Qin Hong Keris Pusaka Sang Megatantra Karya Kho Ping Hoo Naga Merah Bangau Putih Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini