Bangau Sakti 48
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 48
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Lie Ceng Loan dengan sedih hati kembali ke tempatnya. Suasana yang tiba-tiba menjadi sunyi senyap itu mendadak dipecahkan oleh suara tertawa gelak-gclak dari Tu Wee Seng. "Kalian lihatlah! Puteri kesayangan Souw Cong Piauw telah dua kali ingin menjumpai Bee Kun Bu! Dari sini kita dapat mengetahui betapa eratnya hubungan antara partai Kun Lun dan partai Thian Liong! Thian Hong Taysu harus tunjuk salah seorang dari partai Kun Lun sebagai orang pertama bertempur melawan jago silat dari partai Thian Liong!" Tong Leng Tojin memprotes: Tu-heng, meskipun partai Kun Lun pernah ada hubungan terhadap partai Thian Liong, akan tetapi tentang siapa yang harus maju pertama tak ada sangkut pautnya dengan hubungan kami!" Suasana menjadi sunyi kembali Sia Yun Hong lalu berdiri dan berkata. "Aku ada usul Babak pertama ini sebaiknya murid partai Kun Lun yang bernama Bee Kun Bu melawan Souw Hui Hong, puterinya pemimpin partai Thian Liong! Apakah Thian Hong Taysu setuju dengan usulku?" Usul yang ganjil itu betul-betul membikin para ha- " Diriri geli bereampur masgul, Ada yang berpendapat "Hanya orang yang sangat benci partai Thian Liong dan partai Kun Lun dapat ajukan usul demikian!" Thian Hong Taysu pun tak terkecuali menjadi terperanjat mendengar usul yang ganjil itu. Belum lagi ia menjawab, Tu Wee Seng telah menambahkan "Usul Sia Heng itu bagus seka!i. Souw Hui Hong telah dua kali minta menjumpai Bee Kun Bu di Twan Hun Ya ini. Tentu ada udang di balik batu! Jika mereka bertempur, maka kita akan segera mengetahui apakah mereka itu saling membenci atau saling menyinta!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Segera terdengar suara komentar di antara jago-jago silat yang berkumpul itu, Tetapi dengan wajah yang gusar Souw Peng Hai menjawab: Tu-heng, sekarang bukan waktunya untuk kita mengadu lidah! Meskipun puteriku itu sangat manja, tetapi dia tak akan berbuat sesuatu yang melampaui batas kesopanan! Jika kau berani babak pertama ini, kau boleh keluar bertempur melawan aku!" Sebelum Tu Wee Seng dapat berkata-kata, lalu dari tempatnya partai Thian Liong meloncat keluar seorang jago silat yang berlengan satu. Orang itu adalah Mo Lun yang memiliki ilmu silat tinggi sekali, meskipun hanya berlengan satu, Dengan sikap menantang ia menghampiri Tu Wee Seng. ia menantang. "Aku ini mempunyai hanya satu lengan, tetapi aku ingin coba-coba kau yang berlengan dua, agar kau tak lagi dapat membentang mulutmu yang kotor!" Tantangan yang kasar itu mengejutkan Tu Wee Seng, dan semua mata ditujukan kepada mereka berdua, Dengan senyuman terpaksa Tu Wee Seng menjawab. "Aku merasa gembira sekali dapat bertempur melawan Mo Heng. Tetapi puterinya Souw Cong Piauw sudah dua kali memaksa datang untuk menjumpai Bee Kun Bu. ini tentu ada udang di balik batu. Lebih baik kita menonton mereka bertempur dulu, kemudian baru aku bertempur melawan kau!" Souw Peng Hai menjadi gusar sekali karena Tu Wee Seng mendesak agar lebih dahulu puterinya bertempur dengan Bee Kun Bu. ia membentak. "Apakah maksudmu mendesak secara demikian? pertempuran kali ini adalah untuk angkatan tua dan merupakan peristiwa penting sama pentingnya seperti pertempuran di puncak Sao Sit Hong pada tiga ratus tahun yang lalu, AJigkatan muda tak dapat bertempur di babak pertama!" Souw Hui Hong menghampiri ayahnya dan berkata. "Ayah jangan bertengkar dengan dia. Tadi aku minta ayah pukul mati padaku, tetapi sekarang aku berpendapat Iain. Aku tak ingin mati konyol...." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kata-kata tersebut membikin semua orang terperanjat tetapi Souw Peng Hai menjawab. "Sekarang bukan waktunya untuk mau memberitahukan isi hatimu kepadaku. Jika pertandingan silat ini sudah selesai, aku pasti memperhatikan keluh kesahmu, dan aku tentu membunuh mati orang-orang yang telah menyiksa atau menghina kau! Maka sekarang, lebih baik kau pulang saja!" Tetapi Souw Hui Hong tidak lantas berlalu ia berkata dengan sungguh-sungguh. "Ayah! pertandingan silat kali ini adalah suatu peristiwa yang luar biasa yang baru akan diselenggarakan pula setelah tiga ratus tahun yang akan datang, Aku minta ijin ayah untuk aku dapat me-nontonnya." Souw Peng Hai berpikir sejenak, lalu ia berkata. "Baik! Tetapi ingat, kau hanya menonton, kau tidak boleh turut campur!" Souw Hui Hong mengangguk dan menjawab. "Aku mengerti, ayah jangan khawatir!" Lalu ia berjalan dan mencari tempat duduk di tempatnya partai Thian Liong, -ooo0oooPartai silat Siat San mengunjuk gigi Suasana di atas Twan Hun Ya menjadi tenang kembali setelah Souw Hui Hong duduk, Lalu sebagai tuan rumah Souw Peng Hai berdiri lagi dan dengan suara keras ia mengumumkan. "Sekarang kita mulai pertandingan ini. Kami atas nama partai silat Thian Liong minta kepada Thian Hong Taysu yang telah menjadi pemimpin pihak lawan untuk ajukan seorang jago silat untuk bertempur di babak pertama melawan jago silat dari pihak kami." Thian Hong Taysu bangun dari tempat duduknya, ia memejamkan kedua matanya, dan sambil merangkap kedua tinjunya di depan dada, ia berkata. "Karena aku telah dipilih oleh semua partai silat untuk menjadi pe-mimpi(i, sebelumnya KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ aku menjalankan tugas ini, aku ingin menanya pula apakah kalian sudi mentaati pimpinanku?" Lalu ia buka matanya dan mengawasi semua pemimpin-pemimpin dari kesembilan partai Akhirnya ia dapat kenyataan, bahwa semua pemimpin setuju, Dengan suara yang keras dan sungguh-sungguh Thian Hong Taysu berkata. "Di antara kesembilan partai kita, partai silat Ngo Bi yang paling benci partai silat Thian Liong, karena pemimpinnya telah diculik Aku ajukan Tio Goan Taysu dari partai silat Ngo Bi untuk keluar bertempur di babak pertama!" Tio Goan Taysu terkejut, dan ia memaki di dalam hatinya. "Hm! Hweeshio gadungan! Partai silat Ngo Bi tidak bermusuhan terhadap partai silat Siauw Lim, mengapa kau memilih partai Ngo Bi untuk maju di babak pertama?" Tetapi ia tak dapat berbuat lain, karena ia telah berjanji patuh kepada perintahnya si Hweeshio tua itu. ia bangun dan berjalan ke medan pertempuran Dari pihak partai Thian Liong dan pun tampak keluar Ong Han Siong. Setelah membungkukkan tubuh kepada Souw Peng Hai, ia berkata. "Cong Piauw! Babak pertama ini perkenankanlah aku maju bertempur!n Lalu iapun berjalan maju ke medan pertempuran Segera suasana menjadi tegang, dan semua perhatian dicurahkan kepada kedua jago silat yang telah berhadapan Tio Goan Taysu dengan maksud membikin pembalasan dendam segera menyerang dengan tinju Lo Han Kunnya, Tinju Lo Han Kun itu sekeras baja dan bertenaga seribu kati. Lawan yang terkena pukulan itu pasti tewas atau luka parah, Serangan yang tiba-tiba itu telah memaksa Ong Han Siong lekas-leicas loncat ke belakang untuk menghindarkan tinju maut itu! Tetapi ia yang sudah biasa menghadapi musuh tidak menjadi gentar ia berlompat-lompat mengelak jotosan-jotosan lawannya sambil mencari lowongan untuk membalas menyerang dengan kipas besinya, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Harus diketahui bahwa jotosan-jotosan yang dilancarkan itu adalah jurus dari ilmu tinju Lak Cap Si Coa Heng Pat Kwa Ciang (llmu tinju ular menyamber dari enam puluh empat jurusan) yang sukar sekali diegosi dan dikelit Ong Han Siong hanya dapat meloncat-loncat ke kanan dan ke kiri menghindarkan diri dari jotosan-jotosan maut itu. Demikianlah mereka bertempur selama lima puluh jurus, dan kedua-duanya sudah bermandikan keringat Tiba-tiba Tio Goan Taysu mengubah jurusannya, ia tidak lagi menyerang dengan beringas, ia mengumpulkan tenaganya untuk mengirim satu jotosan yang mematikan "Ha! ilmu tinju Lo Han Kun dari partai silat Ngo Bi yang disohorkan hanya begitu saja?" Ong Han Siong mengejek. "Sekarang giliranku menyerang!" Lalu secepat kilat ia coba menotok jalan darahnya Tio Goan Taysu dengan kedua jari tangan kanannya, sedangkan kipas besi di tangan kirinya menyabet pinggang lawannya dengan jurus Kong Ciok Swat San atau Burung merak menyapu abu. Serangan serangan berbareng itu memaksa Tio Goan Taysu meloncat mundur tiga langkah, dan secepat kilat pula kaki kirinya menendang Ong Han Siong dengan jurus Ngo Kwa Kiauw In atau Sambil berbaring melihat awan Tendangan maut yang ditujukan ke lambungnya Ong Han Siong dapat ditangkis dengan kipas besinya dan ia balas menyodok dada lawannya dengan kedua jari tangan kanannya, Tio Goan Taysu mengegos dengan jurus Bie Hong Cin Tong atau Tawon terbang masuk ke dalam liang, ia membungkukkan tubuh mengegosi sodokan sambil mengirim lagi jotosan dari bawah ke perutnya Ong Han Siong. Lagi-lagi jotosan itu di tangkis oleh kipas besinya Ong Han Siong, Dan pada saat itu, kedua-duanya meloncat mundur, lalu saling mengawasi untuk menyerang lagi. Tiba-tiba Tio Goan Taysu menyergap dengan jurus Go Eng Pok To atau Garuda lapar menerkam kelinci tetapi dengan jurus Yan Cu Cwan In atau Burung walet menembusi KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ awan, Ong Han Siong mengegos ke samping, dan Tio Goan Taysu menyergap angin! Kesempatan tersebut digunakan oleh Ong Han Siong untuk menyodok punggungnya Tio Goan Taysu dengan ujung kipas besinya, Tio Goan Taysu yang baru saja menyergap angin, tidak keburu berbalik atau mengegos, Ujung kipas besi telah menyodok pundak kirinya! Dalam kedudukan demikian, ia menjadi lebih beringas Iagi, Dengan seluruh tenaganya dan sambil menjerit ia membentangkan kedua lengannya dengan jurus Tie Eng Ciam Cit atau Garuda Besi Membentang Sayap, dan berhasil memukul dadanya Ong Han Siong! Lalu terlihat kedua jago silat tersebut terpental Tio Goan Taysu berdiri memulihkan tenaga dalamnya, dan Ong Han Siong jatuh duduk dan berusaha menahan sakit di dadanya! "Ong Piauw Touw!" Kata Tio Goan Taysu setelah berselang beberapa detik kemudian. "Sodokan kipasmu ditukar dengan jotosan ku! Bagaimanakah rasanya!" "Dadaku masih sanggup menerima jotosannm Ayo, kita bertempur lagi!" Jawab Ong Han Siong, Lalu ia bangun dan siap bertempur puIa! Tetapi Thian Hong Taysu telah bangun dari tempat duduknya, dan berkata. "Souw Cong Piauw, aku minta pertempuran mereka dihentikan! Tio Goan Taysu telah membalas satu jotosan untuk sodokan yang ia terima. pertempuran ini dapat dikatakan seri Bagaimanakah pendapat Souw Cong Piauw?" Souw Cong Piauw juga bangun dari tempat duduknya, dan sambil tersenyum ia menjawab. "Aku setuju, Akupun menganggap pertempuran itu berkesudahan seri. sekarang aku minta Taysu menunjuk jago silat lagi untuk babak ke dua." Thian Hong Taysu menundukkan kepalanya berpikir lalu ia mengangkat kepalanya dan mengawasi jago-jago silat di sekitarnya. Dengan tenang ia berkata. "llmu silat dari partai Siat San sangat terkenal di kalangan Bu Lim. Aku minta Teng- KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ heng dari partai silat Siat San keluar untuk bertempur di babak ke dua?" Teng Lec yang mengenakan pakaian serba putih segera bangun dan sambil tertawa gelak-gelak ia berkata. "Di kalangan Bu Lim, sebetulnya partai silat Siat San tidak lebih tersohor daripada partai-partai silat Siauw Lim atau Bu Tong, mungkin juga lebih bawah daripada partai silat Kun Lun. Tetapi mengapa Taysu menunjuk partai Siat San untuk maju di babak kedua?" Thian Hong Taysu menjadi cemas, akan tetapi ia berusaha bersikap tenang dan menjawab. "Jika Teng-heng tidak mau turut perintahku aku kira pereuma saja aku dipilih menjadi pemimpin, Maka aku minta mengundurkan diri, dan kalian dapat memilih pemimpin lagi!" Segera suasana menjadi gaduh kembali, Souw Peng Hai segera bangun dan dengan suara keras mengejek. "Bukankah Thian Hong Taysu telah dipilih menjadi pemimpin kalian dengan suara bulat! Mengapa Teng-heng masih hendak membantahnya? janganlah ingkar pula!" Ejekan yang pedas itu sukar ditelan oleh para jago silat lawan, tetapi mereka tak dapat berbuat lain, karena Souw Peng Hai telah bicara terus terang! Sia Yun Hong dari partai silat Tiam Cong lalu bangun untuk membela muka, ia berkata. "Souw Cong Piauw telah bicara betul! Dan aku minta Thian Hong Taysu meneruskan tugasnya!" Tu Wee Seng juga bangun dan berkata: Teng-heng, untuk mencegah kekacauan, lebih baik Teng-heng tidak menolak lagi!" Teng Lee tak dapat berkata-kata pu!a, ia segera keluar dan menuju ke medan pertempuran pada saat itu juga terlihat seorang jago silat dari partai Thian Liong maju keluar dan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ memberi hormat kepada Souw Peng Hai seraya berkata. "Souw Cong Piauw! Babak ke dua ini, perkenankanlah aku yang bertempur!" Lalu orang itu masuk ke gelanggang pertempuran Orang itu adalah Kiok Goan Hoat Kiok Goan Hoat telah menjadi pemimpin cabang partai silat Thian Liong karena ia memiliki ilmu tinju yang lihay, tiaptiap pukulannya dapat menghancurkan batu, Oleh karena itu ia terkenal sebagai tinju baja, ia menghampiri Teng Lee dan sambil tersenyum ia berkata: Teng-heng, kau boleh menyerang dulu!" Teng Lee yang telah menahan harga untuk maju bertempur kini menjadi lebih cemas lagi, Tetapi ia berkata. "Apakah kita bertempur dengan senjata atau tanpa senjata? Aku tahu bahwa kau terkenal sebagai si tinju baja. sekarang aku ingin menguji tinju baja itu!" Lalu secepat kilat Kiok Goan Hoat mengirim jotosan tangan kanannya ke muka Teng Lee, Teng Lee yang sudah kawakan di kalangan Kang-ouw telah siap mengegosi jotosan itu, lalu dengan cepat pula ia memukul dadanya Kiok Goan Hoat, pukulan yang dilancarkan dengan tenaga dalam dan yang sudah diperhitungkan masakmasak itu, Kiok Goan Hoat tidak mau menyambutinya, ia meloncat ke samping, lalu mengirim jotosan lagi dengan jurus Tok Coa Pok To atau Ular berbisa menyambar kelinci ke punggungnya Teng Lee, Tetapi Teng Lee bukannya lawan yang remeh, ia menjatuhkan diri ke tanah, dan setelah bergulingan secepat kilat ia bangun dan menerkam lawannya. Terkaman tersebut disambut dengan dua jotosan berbareng dari Kiok Goan Hoat, Tabrakan tak dapat terhindar Terdengar suara bentrokan tinju-tinju mereka, dan kedua-duanya terdampar ke belakang dua-tiga tindak! KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mereka berdiri sejenak saling mengawasi sambil mengumpulkan semangat dan tenaga sebelumnya bergebrak lagi. Teng Lee dengan gaya pura-pura berusaha menyerang sambil mencari lowongan untuk melontarkan tinju mautnya, Tidak pereuma Souw Peng Hai mengangkat Kiok Goan Hoat menjadi pemimpin cabang, ia juga bersikap waspada dan berusaha mencari kesempatan melancarkan tinju bajanya, Demikianlah kedua jago silat itu berputar-putar selama lima puluh jurus, Namun kedua belah pihak masih kelihatan segar! Lalu sekonyong-konyong Teng Lee loncat maju, dan dengan jurus Pek In Tan Lo atau Monyet putih mencari jalan, tinju kirinya menyodok ke arah muka lawan, sedangkan kaki kanannya menendang lambung lawan! Kiok Goan Hoat tak dapat ditipu dengan gaya pura-pura itu, ia menanti sampai tinju kiri lawannya mendekati mukanya, barulah ia menyondongkan tubuh sedikit ke samping, menangkis tendangan dengan tangan kanannya, dan menyodok lambung lawan dengan kedua jari tangan kirinya. Teng Lee lekas-lekas loncat mundur untuk terus menjotos lagi. jotosan yang dikerahkan dengan tenaga dalam tak berani ditangkis oleh Kiok Goan Hoat. ia melangkah ke samping, lalu dengan jurus To Ta Kim Ceng atau Berbalik memalu lonceng emas ia menjotos bertubi-tubi tubuh lawan nya. Melihat bahwa jotosannya luput lagi, dan tinju lawan datang bertubi-tubi, Teng Lee segera mengubah siasat ia bertempur dengan mengambil jarak ia insyaf bahwa jika ia bertempur dengan jarak yang rapat, tinju baja lawan sangat berbahaya baginya. Maka ia bertempur dengan mengambil jarak jauh untuk ia dapat menerkam dan menendang, Demikianlah ia bertempur dengan meloncat ke kiri dan ke kanan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kiok Goan Hoat telah menjadi hilang sabar ia ingin lekaslekas menang. Maka ia segera melancarkan ilmu Cit Cap Ji Lo Kim atau Menerkam lawan dari tujuh puluh dua jurusan, ia mendesak lawannya dengan jotosan-jotosan dan totokantotokan sehingga pertempuran menjadi makin seru, para penonton segera tampak Teng Lee terdesak, mereka menduga bahwa Teng Lee tak dapat bertahan dengan sepuluh jurus lagi! justru pada saat yang gawat itu, terdengar Teng Lee meraung seperti seekor harimau, ia mengubah siasatnya pula dan melancarkan jotosan-jotosannya dengan cepat Tiap jotosan-jotosan dilancarkan dengan penuh tenaga, dan Kiok Goan Hoat terpaksa menangkis dan mengegoskan diri, Para penonton terperanjat melihat perubahan itu, Tiba-tiba terlihat Teng Lee loncat ke atas, dan kaki kanannya secepat kilat menendang kepada lawannya, justru pada saat itu Kiok Goan Hoat sedang menerkam lawannya, dan tak dapat mengegosi tendangan itu lagi! Tak! Kaki Teng Lee menendang kepalanya Kiok Goan Hoat Meski Kiok Goan Hoat dapat mengegosi sedikit, tetapi tendangan itu sudah cukup membikin pusing ke-palanya, ia mundur terhuyung! Ouw Lam Peng segera lari menghampirinya dan menanya. "Kiok Piauw Touw, apakah kau terluka?" Kiok Goan Hoat menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Lalu ia maju hendak bertempur pula, Tetapi Ouw Lam Peng mencegah dan membujuk. "Kiok Piauw Touw, biarlah aku yang meneruskan!" Kiok Goan Hoat terpaksa mundur lagi, dan Ouw Lam Peng jalan menghampiri Teng Lee. ia berkata. "Teng-heng, tendanganmu tadi lihay betul! Aku Ouw Lam Peng ingin cobacoba tendanganmu itu!" Teng Lee tertawa gelak-gelak dan berkata sambil mengejek. "Ouw Piauw Touw, aku dapat memberikan kau KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ tendangan serupa itu, Tetapi pertempuran tadi itu bagaimanakah kesudahannya?" Thian Hong Taysu segera bangun dan berkata kepada Souw Peng Hai. "Souw Cong Piauw, babak ke dua ini terang sekali pihak kita yang menang, Kau tak dapat menyangkal lagi!" "Ha! Ha! Ha!" Tertawa Souw Peng Hai. "Kalah atau menang adalah urusan lumrah!" Teng Lee mengejek. "Souw Cong Piauw, Kiok Piauw Touw yang terkenal dengan tinju bajanya, aku telah memberi ajaran, Jika aku tidak kasihan, mungkin dia sudah menjadi mayat!" Souw Peng Hai menjadi gusar, ia berkata: Teng-heng kau jangan bersuara besar, Tendanganmu itu sebetulnya dilakukan dengan curang!" Tetapi Teng Lee hanya menjawab dengan tertawa menyindir lalu ia kembali duduk ke tempatnya, justru pada saat itu Ouw Lam Peng membentak: Tengheng berhenti! Kau belum memberikan aku kesempatan merasai tendanganmu!" Teng Lee tidak menjawab, ia mengawasi Thian Hong Taysu, seolah-olah menanti keputusannya, Baru saja Thian Hong Taysu ingin bicara, tiba-tiba meloncat keluar seorang jago silat yang berkata kepada Ouw Lam Peng. "Ouw Piauw Touw! janganlah kau berlagak menjadi jago! Aku ingin mencoba arit bajamu!" Orang itu adalah Sia Yun Hong, setelah menampak Teng Lee mengalahkan Kiok Goan Hoat, ia telah berpikir akan peristiwa di pegunungan Koat Cong San selagi ia mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan Ji Teenya (saudaranya yang kedua), ia tak menanti lagi keputusan Thian Hong Taysu, ia telah loncat keluar untuk bertempur melawan Ouw Lam Peng. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sia Yun Hong tersenyum dan menjawab. "Ouw Piauw Touw, aku mempunyai sebilah pedang di tanganku, kau dapat melayaninya dengan sepasang aritmu!" OuW Lam Peng tertawa dan menjawab. "Bagus! Bagus! Kau boleh segera mulai menyerang!" Tetapi Sia Yun Hong berkata. "Tidak, sebagai tamu tak akan mulai menyerang tuan rumah, Kau boleh mulai menyerang lebih dahulu." Tanpa bicara lagi, satu arit dari Ouw Lam Peng menyabet lawannya dengan jurus Ci Ing Cin Ek atau Garuda lapar membuka sayap. Tetapi dengan tenang Sia Yun Hong segera menangkis dengan pedangnya, Lalu secepat kilat arit di tangan yang lain menyabet lagi, dan Sia Yun Hong harus mengegos ke samping untuk terus menusuk dadanya Ouw Lam Peng. Sepasang arit Ouw Lam Peng yang serupa bulan slsk itu adalah senjata yang luar biasa dan bukan maln tajamnya oleh karena Ru Sla Yun Hong selalu menghindarkan pedangnya agar tidak beradu dengan arrt lawannya Hu. Tusukan itu cepat sekali sehingga Ouw Lam Peng lekaslekas meloncat ke belakang menghindari tusukan maut itu. Kedua jago silat yang memiliki ilmu silat yang tinggi itu bertempur dengan jurus-jurus yang istimewa, sehingga para penonton menyaksikan dengan kagum. Sia Yun Hong setelah memperoleh keunggulan segera menyerang dengan beringas, seolah-olah tak memberikan kesempatan kepada Ouw Lam Peng untuk me-ngelit dan mengegos, Ouw Lam Peng terpaksa menangkis semua tusukan atau sabetan pedang dengan kedua arit-nya. Sepasang arit Ouw Lam Peng yang serupa bulan sisir itu adalah senjata yang luar biasa dan bukan main tajam-nya. Oleh karena itu Sia Yun Hong selalu menghindarkan pedangnya agar tidak beradu dengan arit lawannya itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Demikianlah kedua jago silat tersebut bertempur dengan sengit sekali selama lima puluh jurus lebih, Sia Yun Hong lalu mengubah jurus-jurusnya setelah ia dapat membuatnya Ouw Lam Peng kedesak. Dengan jurus Hwee Sin Jiauw Po atau Membalik tubuh menyergap musuh, ia menyabet ke atas kepala lawannya dengan pedangnya, Ouw Lam Peng lekas-lekas mengangkat kedua aritnya untuk menangkis dan kesempatan itu digunakan oleh Sia Yun Hong untuk menusuk dada lawan nya. Tetapi Ouw Lam Peng yang telah berlatih tekun untuk pertandingan pengaduan silat itu, dapat menggunakan kedua aritnya dengan cepat dan gapah. Kedua arit itu seolah-olah dua kupu-kupu beterbangan di antara bunga-bunga, senantiasa mencari sasaran untuk melukai lawan. pertempuran berlangsung semakin lama semakin seru dan cepat. Tiba-tiba Sia Yun Hong menusuk beruntun-runtun tiga kali dengan jurus Lo Su Pan Ken atau Mengorek akar menumbangkan pohon, lalu meloncat keluar dua tombak jauhnya. Ouw Lam Peng di lain pihak berhasil mengegosi tiga tusukan itu, dan ketika lawannya meloncat keluar, ia kira lawannya hendak melarikan diri, ia membentak. "Sia Totiang! pertempuran kita belum ada yang menang dan belum ada yang kalah, mengapa kau melarikan diri?" Bentakan itu ia barengi dengan sergapan ke atas kepala lawannya, Dengan jurus Kim LiongTiauw Bie atau Naga Emas menggoyanggoyang Ekor, Sia Yun Hong berbalik dan menusuk lagi ke dada lawan nya. Tusukan tersebut dikerahkan dengan sungguh-sungguh dan seluruh tenaga dalamnya, Ouw Lam Peng coba menjaga dengan jurus Hong Houw Kwa Im atau Menyumbat Tenggorokan Menahan Embusan, Baru saja kedua aritnya menyentuh ujung pedang ketika Sia Yun Hong menarik pedangnya dan disabetkan ke lambungnya, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ouw Lam Peng mengikuti pedang lawannya sambil menekan dengan satu aritnya ke bawah, dan arit di tangan lainnya menyabet ke leher lawan. Sia Yun Hong tidak menduga sabetan yang secepat kilat itu, ia terkejut, lalu ia meloncat mundur setombak jauhnya untuk maju menusuk pu!a. Ouw Lam Peng lekas-lekas merapatkan sepasang aritnya menjaga ujung pedang lawannya, Senjata kedua jago itu beradu dengan memuncratkan lelatu api! Dan... kedua jago itu ter-dampar mundur dengan tubuh bergemetaran. Lalu Ouw Lam Peng menyambit lawannya dengan sebelah aritnya, dan meneruskan menyabet lambung lawannya dengan arit lainnya, justru pada saat itu tampak seorang jago silat loncat maju sambil menjerit. "Menyambit lawan dengan curang adalah perbuatan yang keji!" Dan toya bambu menangkis arit yang disambit oleh Ouw Lam Peng! Arit itu segera jatuh di tanah, Ouw Lam Peng melotot dan memaki. "Hci, tua bangkai Apakah perbuatanmu itu tidak melanggar peraturan Bu Lim?" Tu Wee Seng menjawab dengan gusar. "Apa? Kau menyambit lawan dengan curang! Apakah itu tidak melanggar peraturan Bu Lim?" Tua bangka! Jika kau berani, kau boleh tempur aku sekarang!" Kata Ouw Lam Peng. "Berhenti bertengkar!" Bentak Souw Peng Hai. "Dengarkan aku bicara!" Semuajago-jago silat terperanjat mendengar bentakan itu, dan menanti kata-kata Souw Peng Hai lebih lanjut Tetapi Thian Hong Taysu bangun dan berkata. "Jika Souw Cong Piauw ada omongan, katakanlah!" "Souw Peng Hai memperhatikan semua jago-jago silat sejenak, lalu berkata. "Aku hanya ingin memberitahukan bahwa karena hari sudah mendekati senja, maka pertandingan ini kita akan langsungkan besok. sekarang aku KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ minta kalian kembali ke bangunan masing-masing untuk beristirahat!" Souw Cong Piauw sangat bijaksana, Akan tetapi bagaimanakah keputusan babak ke tiga ini?" Kata Thian Hong Taysu sambil tersenyum "Kami akui bahwa Sia Totiang memiliki ilmu silat yang maha tinggi Tetapi orang kami Ouw Lam Peng, juga tidak lebih bawah daripadanya. Babak ke tiga ini, kita putuskan sebagai pertandingan seri saja!" Thian Hong Taysu menjawab. "Souw Cong Piauw sangat adiI. Baiklah babak ke tiga ini kita anggap seri. Sekarang kita masing-masing kembali untuk beristirahat esok hari kita langsungkan pula." Ia membungkukkan tubuh memberi hormat kepada semua hadirin, lalu ia meninggalkan tempatnya untuk kembali ke bangunan yang telah disediakan untuk partainya, diikuti oleh jago-jago silat lainnya yang juga kembali ke masing-masing tempatnya beristirahat Mereka semua kembali dengan perasaan cemas memikiri nasib mereka pada pertandingan esok hari! -ooo0oooMurid berbakti mengangkat nama partai silat Kun Lun Setelah kembali ke bangunan yang telah disediakan untuk mereka, ketiga pemimpin partai silat Kun Lun duduk beristirahat di ruang dalam, sedangkan Oey Ci Eng, Lie Ceng Loan dan Bee Kun Bu beristirahat di ruang depan. Lie Ceng Loan yang dapat berdampingan pula dengan Bee Kun Bu merasa sangat gembira sekali, Oey Ci Eng duduk berhadapan dengan mereka, ia tampak betapa mesranya Lie Ceng Loan mendampingi Bee Kun Bu, terkenangiah, ia akan Liong Giok Pin yang melarikan diri mengikuti Co Hiong. Semua kabar tentang Sumoynya yang ia sangat cintai ia dapatkan hanya dari cerita orang saja, ia sangat merasa cemas akan keselamatan Sumoynya itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sikap tersebut diperhatikan juga oleh Lie Ceng Loan yang segera menanyai "Oey Suheng, apakah sedang memikiri Liong Suci? Sekarang ilmu silatnya sudah banyak maju, dan tak mudah diganggu orang, ia dapat membela diri, Suheng tak usah khawatir!" Lalu ia menegur Bee Kun Bu. "Bu Koko, menurut pendapatku dalam pertandingan ilmu silat hari ini, tiga pemimpin cabang dari partai Thian Liong tidak memperlihatkan ilmu silat yang luar biasa. Aku yakin, setelah Koko dapat belajar dari Pek Cici dan Na Cici, Koko juga dapat menggempur mereka!" Teguran itu membikin Bee Kun Bu ingat akan kisah selama ia berada bersama-sama Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap di pegunungan Koat Cong San, pelayanan yang sempurna terhadapnya, pengajaran ilmu silat yang diberikan kepadanya dan janjinya untuk membalas budi kasih Suhu dan susioknya yang ia telah menyatakan di hadapan kedua gadis yang berbudi itu, semuanya sangat berkesan, tak bisa dilupakan "Bu Koko, apakah yang Koko sedang pikirkan?" Tegur Lie Ceng Loan. "Aku sedang memikirkan dengan cara apakah aku dapat membantu Suhu dan Susiok," Jawab Bee Kun Bu dengan tersenyum. jawaban itu menyadarkan Oey Ci Eng dari lamunannya, ia berkata. "Bee Sutee, kau harus bersabar Biarlah aku yang urus agar kau dapat diterima kembali oleh Suhu, Supek dan Susiok-" Lie Ceng Loan membantu menghibur "Bu Koko, Oey Suheng pasti akan berusaha keras untuk Koko, Lagi pula Liong Cici pernah mengatakan kepada ku, bahwa dia akan berusaha keras untuk membantu Suhu dan Supele Tetapi mengapa hari ini dia tidak datang ke Twan Hun Ya?" Mendengar kata-kata itu, Bee Kun Bu dan Oey Ci Eng terperanjat, dengan bernafsu Oey Ci Eng menanyai "Benarkah dia mengatakan bahwa dia hendak datang ke Twan Hun Ya?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan mengangguk. "Ya, dia mengatakan demikian kepadaku. Agaknya Oey Suheng ingin sekali menjumpai Liong Cici!" Dengan kemalu-maluan Oey Ci Eng menjawab. "Aku hanya ingin menanya saja, lain tidak." Lalu dengan menghadapi Bee Kun Bu ia berkata. "Bee Sutee, aku sekarang hendak pergi menjumpai Suhu, Supek dan Susiok untuk urusanmu, Kalian tunggu saja." Segera ia masuk ke ruang dalam, Hati Bee Kun Bu berdebar-debar, sedangkan Lie Ceng Loan terus memperhatikan sikapnya, ia menyentuh pundaknya Bee Kun Bu seraya berkata. "Bu Koko, janganlah cemas, Kita harus memikirkan cara bagaimana menghadapi pertandingan esok hari." Dengan tak terasa, air matanya Bee Kun Bu mengucur keluar, dan Lie Ceng Loan menanya dengan terharu. "Mengapa Koko menangis? Apakah aku telah salah kata?" Sebetulnya Bee Kun Bu masih juga merasa cemas akan nasibnya, ia datang ke Twan Hun Ya dengan tekad mengangkat tiama partai Kun Lun sebagai jalan membalas budi kasih guru, paman guru dan bibi gurunya, Namun, sebelumnya ia diperkenankan maju bertempur oleh ketiga pemimpin tersebut, ia tak dapat berbuat apa-apa. ketetapan itulah yang ia harapkan, Melihat Bee Kun Bu tidak menjawab, Lie Ceng Loan menanya lagi. "Bu Koko, apakah aku salah kata? Apakah Koko tidak sudi aku mendampingi Koko? Jika demikian, setelah pertandingan silat ini berakhir, aku segera berpisah dari Koko....N Kata-kata yang memilukan hati itu membikin Bee Kun Bu terkejut Baru saja ia ingin menghibur dan menjelaskan, Oey Ci Eng telah kembali dengan wajah yang sungguh-sungguh. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan segera menanya. "Oey Suheng, apa kabar?" Oey Ci Eng mengambil tempat duduk, ia menarik napas panjang, lalu berkata. "Ketika aku masuk ke ruang dalam, ketiga guru sedang memejamkan mata mengerahkan dan mengumpulkan tenaga da!am. Aku menunggu tetapi mereka terus duduk bersila memejamkan mata. Karena aku khawatir kalian menunggu terlalu lama, aku datang hanya untuk memberitahukan halnya." Terima kasih," Kata Bee Kun Bu. "Susiok yang memegang pimpinan partai agaknya sudah mengambil ketetapan mengusir aku, ia tak akan memberi ampun kepadaku-" Ia menundukkan kepalanya seolah-olah orang yang sudah putus asa. Tiba-tiba ia mengangkat kepalanya lagi, dan dengan suara yang tegas ia berkata. "Aku telah mengambil keputusan untuk bertempur besok demi kepentingan partai Kun Lun. Sesudah itu, aku akan berlalu agar guru-guru kita tidak menjadi jemu lagi melihat aku!" Lic Ceng Loan terkejut mendengar keputusan Bu Kokonya itu, ia menanya. "Bu Koko ingin pergi ke mana? Apakah aku boleh menyertai Koko?" Bee Kun Bu tak dapat menjawab Oey Ci Eng juga terkejut mendengar ketetapan yang diucapkan itu, justru pada saat itu tiba-tiba terdengar orang menegur. "Bee Siangkong, kau baik-baik saja?" Dan orang itu adalah Souw Hui Hong, Bee Kun Bu segera bangun dan berjalan keluar dari ruang depan itu. Malam itu kebetulan sekali diwaktu terang bulan, udara cerah, dan angin meniup sepoi-sepot. Suasana demikian hanya menambah kesedihan hati orang yang menderita. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Souw Hui Hong mengejar, berlari melewati, dan terus ke sekelompok semak belukar Bee Kun Bu menjumpai dua orang laki-laki berdiri dekat semak belukar itu. Bee Kun Bu mengetahui bahwa mereka itu adalah orang-orang nya partai Thian Liong yang diperintahkan untuk menjaga daerah itu, Tetapi ketika sudah dekat sekali, ia memperhatikan bahwa kedua orang itu berdiri seperti patung, ia meneliti, dan mengetahui bahwa kedua orang tersebut telah ditotok jalan darahnya, Dalam keadaan ragu-ragu itu, tiba-tiba ada orang yang memanggil kepada nya. Tanpa berpikir lagi, ia menuju ke arah suara panggilan itu. ia masuk ke hutan pohon-pohon cemara, dan menjumpai Souw Hui Hong sedang duduk di atas satu batu gunung yang besan Di bawahnya sinar bulat terlihat gadis itu tidak menutupi kepalanya yang sudah dicukur gundul, dan lengannya yang telah tertabas buntung membikin Bee Kun Bu terkenang kembali kepada peristiwa yang lampau, ia berjalan menghampiri, lalu duduk di sampingnya seperti orang yang telah dihipnotis, ia teringat pula akan pertolongan gadis itu ketika ia diracuni oleh Co Hiong yang kejam, dan pengorbanan gadis itu sehingga satu lengannya tertabas buntung. "Souw Siocia, mengapa kau datang ke sini?" Demikian ia menanya, Tak tertahan air matanya gadis itu mengucur ke-luar, dan Bee Kun Bu menghibur. "Souw Siocia, aku tak akan lupa budi kasihmu, Aku mencari hidup hanya untuk sementara waktu saja, karena aku berhasrat membalas budi guru-guruku, Besok, setelah aku bertempur demi kepentingan partai Kun Lun, aku akan segera berlalu...." Ketika itu Souw Hui Hong bangun dan berkata. "Bee Siangkong, janganlah kau timbul-timbulkan pula kisah yang lampau, Aku rela berkorban untuk kau. jika aku menjadi KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ seorang yang cacad, itu adalah salahku sendiri Aku tidak menyesal...." Ia berhenti sejenak, lalu mene-ruskan. "Bee Siangkong, apakah kau tahu mengapa aku datang pada malam hari ini?" Tidak," Jawab Bee Kun Bu dengan terperanjat "Apakah untuk mencegah aku bertempur di dalam pertandingan ilmu silat ini?" Dengan senyuman yang sedih Souw Hui Hong menanyai "Bee Siangkong, apakah kau kira setelah belajar silat selama setengah tahun, kau dapat mengalahkan jago-jago silat dari ayahku?" Bee Kun Bu tertegun mendapat pertanyaan yang di luar dugaannya "Sebetulnya ilmu silat tak terbatas, selama setengah tahun dari Na Siao Tiap aku telah belajar ilmu-ilmu silat yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Tetapi aku tak memastikan bahwa aku dapat mengalahkan jago-jago silat dari partai Thian Liong..." Jawabnya, Mendengar disebutnya kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, Souw Hui Hong tereengang, ia segera menanyai "Bukankah kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dibawa oleh Co Hiong yang jatuh ke dalam jurang? Selama kau tinggal di pegunungan Koat Cong San apakah kau menjumpai jejaknya?" Sambil menundukkan kepala seolah-olah memenangkan peristiwa-peristiwa yang lampau Bee Kun Bu berkata. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Selama setengah tahun kami bukan saja berusaha mencari dia atau mayatnya, bahkan jago-jago silat dari kesembilan partai yang ingin mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek juga pernah mencari dia, akan tetapi semuanya hampa belaka!" "Apakah mungkin Co Hiong tewas di dalam jurang itu?" Tanya pula Souw Hui Hong. "ltulah masih merupakan suatu teka-teki," Kata Bee Kun Bu. "Karena kami belum dapat menjumpai mayatnya, Di dalam jurang itu banyak binatang buas, mungkin juga mayatnya telah KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dimakan oleh binatang buas, Ya, soal Co Hiong masih merupakan suatu teka-teki bagiku!" Pada saat itu terlihat berkelebatnya bayangan orang melalui hutan pohon-pohon cemara dan Souw Hui Hong menjotos keluar dengan lengannya yang utuh dan orang itu segera jatuh, Souw Hui Hong menghampiri dan menyeret orang itu. Bee Kun Bu melihat bahwa orang itu berpakaian serupa dengan kedua orang yang telah ditotok jalan darahnya dan sedang berdiri seperti dua patung, ia merasa heran akan kelihayan Souw Hui Hong yang dapat merobohkan orang hanya dengan hembusan angin jotosan nya dari jarak yang agak jauh, ia berkata. "Nyatalah ilmu silat Siocia tampak banyak kemajuan selama setengah tahun ini!" "Bee Siangkong," Kata Souw Hui Hong. "Aku totok mereka karena aku tidak ingin ayahku mengetahui aku datang ke sini, Antara jago-jago silat partai Thian Liong, Mo Lun dengan julukan Ngo Tok Siu (Tangan beracun) jotosan-jotosannya sudah dapat merobohkan lawan, Tetapi ilmu Kan Goan Cit (Jari sakti) ayahku juga tiada taranya di kalangan Bu Lim, jari saktinya itu tak boleh ditangkis, kedatanganku malam ini adalah untuk memberitahukan kepadamu soal-soal yang kau harus perhatikan ingat baik-baik Ngo Tok Siu dari Mo Lun dan Kan Goan Cit dari ayahku!" Untuk keselamatan Bee Kun Bu, gadis itu mengambil banyak resiko untuk menjumpai ia. ia sangat berterima kasih terhadap gadis itu. Dengan terharu ia berkata. "Budi Siocia sebesar gunung, entah bagaimana aku harus membalasnya!" "Sudahlah," Kata Souw Hui Hong dengan senyumnya yang menggiurkan hati. "Aku rela dan gembira jika kau senantiasa memperlakukan Loan Moi dengan baik, karena dia adalah seorang yang betul suci murni, berbudi luhur...." "Souw Siocia," Kata Bee Kun Bu. "Besok jika aku memperoleh kesempatan bertempur, aku akan menjelaskan hubungan kita di hadapan para jago silat, dan aku rela diadili KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ oleh mereka semua. Dengan jalan itu barulah aku merasa hatiku reda...." Souw Hui Hong memotong pembicaraannya. "Bee Siangkong, kau tak dapat berbuat demikian jika kau masih berkeras kepala, aku akan membunuh diri di hadapanmu!" Bee Kun Bu terkejut, buru-buru ia berkata. "Souw Siocia, aku akan menuruti kehendakmu Kau jangan berbuat nekat!" Souw Hui Hong menatap dan berkata dengan tersenyum. "Bee Siangkong, aku pereaya akan kata-katamu. sekarang sudah larut malam. Kau kembalilah, kita dapat berjumpa pula lain hari." Lalu ia meloncat keluar dari hutan pohon-pohon cemara itu, meninggalkan Bee Kun Bu berdiri terpaku mengawasi belakangnya! Sejenak kemudian, bagaikan orang yang baru sadar dari mimpinya, ia berjalan kembali ke bangunan yang diperuntukkan partai Kun Lun. Di ruang depan Oey Ci Eng dan Lie Ceng Loan sedang menunggu "Bu Koko, tadi Souw Cici mencari Koko, Ada urusan apakah?" Tanya Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu tersenyum dan menjawab: Tidak ada urusan yang penting. Dia hanya datang ingin menemui aku...." Lalu ia menanya Oey Ci Eng. "Suheng, bagaimanakah kabar tentang soalku?" "Aku masih juga tak dapat kesempatan mengajukan soalmu, Tetapi aku yakin guru-guru kita tak akan mengusir kau. Besok jika kau dapat bertempur dengan baik, aku yakin kau akan diterima kembali ke partai Kun Lun. Bersabarlah!" Jawab Oey Ci Eng. Bee Kun Bu hanya dapat menerima nasib, Lalu mereka pergi ke kamar tidur masing-masing. Entah berapa lama sudah mereka tidur ketika mereka terbangun oleh suara lonceng yang nyaring, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Oey Ci Eng lekas-lekas pergi ke kamar ketiga pemimpinnya, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan pergi ke ruang depan menunggu kabar Tak lama kemudian terlihat beberapa anak yang berpakaian baju kuning datang membawa hidangan dan teh yang harum, Oey Ci Eng kembali dengan kabar. "Bee Sutee, guru-guru kita sedang merundingkan sesuatu, dan aku tak berani ajukan soalmu. Mereka menyuruh aku membawa hidangan dan teh ke dalam ruang." Lagi-lagi Bee Kun Bu kecewa, Lie Ceng Loan mengajak makan dan minum. Tidak lama kemudian terdengar suara lonceng pula, Tampak ketiga pemimpin partai Kun Lun berjalan keluar dari kamar mereka, Sambil melalui ruang depan, Tong Leng Tojin mengawasi Bee Kun Bu. Lie Ceng Loan adalah yang pertama berlutut di hadapan guru-gurunya seraya berkata. "Suhu, Supek, selamat pagi!" Bee Kun Bu dan Oey Ci Eng yang juga turut berlutut hanya menundukkan kepalanya, ketiga pemimpin itu terus berjalan keluar, diikuti oleh ketiga murid itu. Hari itu udara bagus sekali, Matahan yang baru terbit memancarkan sinarnya di atas tanah dataran tinggi Twan Hun Ya disertai angin gunung yang meniup sepoi-sepoi, Burungburung berbunyi menyatakan kegembiraannya, Suasana yang tenang itu tiba-tiba dipecahkan oleh suara gaduh karena jagojago silat dari kesembilan partai, maupun dari partai Thian Liong sedang menuju ke Twan Hun Ya. Setelah mereka berkumpuI, maka Thian Hong Taysu dari partai Siauw Lim, yang mengenakan jubah kuning, berdiri tegak, Lalu ia memberi hormat dengan membungkukkan tubuh kepada semua jago-jago silat yang telah hadir KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tiba-tiba Tu Wee Seng bangun dari tempat duduk-nya, dan dengan suara keras ia berkata. "Pertempuran hari ini mungkin lebih hebat daripada kemarin. Kita harus bertempur lebih waspada!" "Tu-heng bicara betuL Jika Tu-heng ada usuI, aju-kanlahP kata Thian Hong Taysu, Baru saja Tu Wee Seng hendak buka suara, tampak Kiok Goan Hoat maju ke medan pertempuran dan berseru. "Pertandingan segera akan dimulai!" Lalu terlihat Souw Peng Hai yang mengenakan jubah abuabu mendatangi dikawal oleh empat iblis dari propinsi Sucoan, Thian Hong Taysu menghampiri dan memberi hormat Setelah melihat semua tamu-tamu sudah berada di tempatnya masing-masing, Souw Peng Hai berdiri tegak, dan berkata dengan suara yang keras. "Para hadirin yang terhormat, hari ini kita akan langsungkan pertandingan yang telah berjalan dengan lancar, dan kedua belah pihak ada yang menang, juga ada yang kalah, Hari ini jago-jago silat dari partai Thian Liong kami ingin diberi petunjuk-petunjuk pula!" Thian Hong Taysu segera bangun dan menjawab sambil memuji. "O Mi To Hut! Kami dari pihak lawan sudah siap. Sekarang aku minta Souw Cong Piauw ajukan seorang jago silat dari pihakmu!" Souw Peng Hai menoleh ke belakang dan setelah mengawasi orang-orangnya ia berkata. "Piauw Touw sekalian, siapakah yang sudi keluar untuk bertempur di babak pertama hari ini?" Segera tampak meloncat keluar seorang Piauw Touw, Orang ini adalah Yap Eng Ceng. Dengan sikap yang congkak dan gagah ia maju ke medan pertempuran dengan tantangannya. "Siapakah dari pihak lawan yang berani melawan aku?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Para jago silat dari pihak tamu saling pandang, agaknya mereka segan keluar lebih dahulu, Setelah menunggu agak lama dan masih juga belum dapat sambutan, Thian Hong Taysu berkata. "Karena tidak ada yang keluar di babak pertama ini, maka aku si tua bangka ini terpaksa keluar bertempur!" Lalu iapun berjalan maju ke medan pertempuran justru pada saat ini terdengar orang berteriak dari tempatnya partai Kun Lun. "Untuk memotong seekor ayam yang kecil, kita tidak membutuhkan pisau besar! Aku dari angkatan muda, meskipun hanya mengerti sedikit ilmu silat, akan tetapi atas nama partai silat Kun Lun dan sebagai muridnya sudi keluar bertempur melawan jago dari partai Thian Liong di babak pertama ini!" Semua orang menoleh ke arah suara teriakan itu. Mereka menjadi bisu dan terperanjat sehingga untuk sementara waktu suasana menjadi sunyi senyap, Tong Leng Tojin mengawasi Bee Kun Bu yang berteriak itu, tetapi ia tak mengucapkan sesuatu, Hian Ceng Tojin segera dapat membaca isi hati Suteenya, dan setelah mengawasi Sumoynya, ia berbisik. "Sutee, meskipun Bee Kun Bu telah diusir keluar dari partai Kun Lun namun ia masih berbakti Berikanlah dia kesempatan untuk membalas budi! Atau pandanglah aku, dan per-kenankanlah dia maju bertempur di babak pertama ini!" Dengan terharu Tong Leng Tojin menjawab dengan suara perlahan. "Jika Suheng mendesaknya Siauw Tee tentu akan menuruti kehendak Suheng. Baiklah, biarlah dia mencari jasa untuk menebus dosanya!" Lalu ia menoleh ke belakang mengawasi Bee Kun Bu dan berkata. "Bee Kun Bu, kali ini adalah kesempatanmu untuk membuktikan kesetiaanmu terhadap guru-gurumu, Majulah!" Bukan main girang dan gembiranya Bee Kun Bu mendengar kata-kata susioknya itu. Dengan berlinang-kan air KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ mata bahna girang dan terharunya serta tubuh bergemetaran ia pandang guru-gurunya. Lalu ia bertindak maju dan berlutut di hadapan ketiga pemimpinnya itu, Setelah itu barulah dengan tenang ia menuju ke medan pertempuran Yap Eng Ceng telah mengenal Bee Kun Bu pada tahun yang lalu, dan telah mengetahui batas kemampuannya pada waktu itu, segera mengejek. "Ha! Apakah partai silat Kun Lun tidak ada orang lagi? Mengapa partai silat Kun Lun mengutus anak kecil yang masih ingusan? Ha! Ha! Ha! sudahlah dan kembalilah ke tempatmu, jika kau tidak ingin mati konyol!" Bee Kun Bu menahan amarahnya terhadap ejekan itu. sebaliknya ia menjawab dengan merendah. "Aku dari angkatan muda hanya memiliki ilmu silat yang terbatas, Oleh karena itu, aku minta Yap Piauw Touw sudi memberi petunjukpetunjuk kepadaku, Nah, silahkan Yap Piauw Touw menyerang du!u." Partai silat Thiam Cong menghajar Ngo Tok Siu (Tangan Beracun) Pada satu tahun yang lampau Bee Kun Bu bukan tandingan Yap Eng Ceng. Tetapi selama setengah tahun di pegunungan Koat Ceng San tekun belajar ilmu-ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dengan bantuan yang sungguhsungguh dari Na Siao Tiap, dan petunjuk-petunjuk dari Pek Yun Hui, ia sudah menjadi seorang jago silat yang berlainan sekali ia tak gentar menghadapi Yap Eng Ceng yang telah dipereayakan oleh Souw Peng Hai untuk memimpin satu cabangnya, Maka begitu lekas Yap Eng Ceng menyerang, dengan pedangnya ia segera melancarkan jurus-jurus ilmu silat pedang dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek untuk melindungi dirinya, Segera terlihat sinar pedangnya yang terputar-putar berkilau-kilau menyilaukan mata. Yap Eng Ceng tak dapat ketika untuk menyerang dengan senjata palunya, bahkan ia harus senantiasa mengegosi, berkelit atau menangkis sabetan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ atau tusukan pedang lawannya, pertempuran baru berjalan lebih kurang sepuluh jurus, tertampak Yap Eng Ceng sudah terdesak Ketika pemimpin partai Kun Lun terperanjat melihat ilmu silat pedang yang dilancarkan Bee Kun Bu itu bukanlah ilmu silat pedang dari partai mereka, Selama itu Bee Kun Bu belum lagi menyerang, ia hanya melindungi diri dan mempertunjukkan ilmu silat pedang yang lihay itu, Semua jago-jago silat, dari pihak kawan maupun dari pihak lawan, segera menjadi kagum menyaksikan Yap Eng Ceng, pemimpin cabang yang terkenal, dipermainkan oleh anak kemarin dulu, justru pada saat orang terperanjat dan terpesona, bahkan terpaku melihat ilmu silat pedang yang mereka belum pernah lihat sebelumnya, terdengar suara jeritan yang memilukan hati dari Yap Eng Ceng. Entah mengapa Yap Eng Ceng jatuh tersungkur di tanah! Semua mata ditujukan ke tubuhnya Yap Eng Ceng yang sudah kena tergores lengan kirinya sedalam dua inci oleh pedangnya Bee Kun Bu, dan darahnya mengalir keluar! Jika Bee Kun Bu seorang yang kejam, pada waktu itu satu tusukan saja Yap Eng Ceng yang sudah tak berdaya segera dapat dikirim ke akherat! sekonyong-konyong dari tempat partai Thian Liong meloncat keluar Mo Lun yang berlengan satu dan terkenal sebagai Ngo Tok Siu (Si tangan Beracun), ia lari maju ke medan pertempuran dan menantang Bee Kun Bu. "Hei! Artak kemarin dulu! Coba rasailah tinjuku!" Namun belum lagi kata-kata itu diucapkan habis, dari pihak lawan meloncat keluar seorang kakek yang berjenggot panjang yang segera menantang Mo Lun. "Mo Piauw Touw! Pada dua puluh tahun berselang, kau dengan Ngo Tok Siumu telah menjagoi di kalangan Kang-ouw. Tiap-tiap jago silat mundur teratur menghadapi kau! sekarang aku yakin ilmu KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ silatmu mungkin lebih lihay pula! Tapi aku si tua bangka ingin menguji kepandaianmu!" Orang yang menantang itu adalah Sia Yun Hong, pemimpin partai silat Tiam Cong, ia telah berlatih ilmu tenaga dalam Hu Sin Kong Kie (ilmu menjaga tubuh) sehingga tak mudah kena racun. ia berhasrat membalas dendam, karena Jiauw Cit dan Nieh Kwi, saudara-saudara angkatnya telah tewas di tangannya Souw Peng Hai, sehingga partai Thian Ceng yang terkenal dengan Tiga iblis Sakti, hanya ketinggalkan dia seorang, Oleh karena itu, ia berhasrat membalas dendam atas kematian kedua saudara angkatnya itu, Lagi pula, setelah ia melihat seorang murid dari partai Kun Lun dapat mengunjukkan gigi, iapun tidak ingin hilang kesempatan untuk memperlihatkan ilmu silatnya, Bee Kun Bu yang bersifat merendah segera kembali ke tempatnya, Mo Lun pernah menyaksikan ilmu silat pedang Sia Yun Hong di pegunungan Koat Cong San, ia berpendapat tak dapat ia memandang remeh. "Mo Lun." Menantang Sia Yun Hong. "Hayolah kau menyerang !" "Aku akan menyerang dengan tangan kosong tanpa senjata," Jawab Mo Lun. Tetapi pedangku ini tak bermata," Kata Sia Yun Hong mengejek. "Apakah kau tak takut terluka?" "Ha! Ha! Ha!" Jawab Mo Lun, Tanpa senjata aku menghadapimu, tapi awas senjata rahasiaku!" "Kau dapat menggunakan segala senjata rahasia, aku tak gentar!" Kata Sia Yun Hong, serentak ia loncat menusuk dadanya Mo Lun. Tidak pereuma Mo Lun berani melawan musuhnya dengan tangan satu, Secepat kilat ia mengegos ke samping untuk mengirim tinju mautnya ke lambung lawannya! Tinju itu adalah KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ tinju Ngo Tok Siu yang dapat segera membunuh mati musuh jika menemui sasarannya atau merobohkan musuh jika tertembus oleh anginnya saja! Sia Yun Hong menangkis hembusan angin tinju maut itu dengan menyabetkan pedangnya dengan melancarkan jurus Sin Hong Po Lang atau Mengikuti Angin Membuyarkan Ombak, dan ia berhasil terhindar dari bahaya pertama, Sabetan pedang itu dibarengi dengan tusukan langsung, lalu berputar-putar membingungkan lawan. Untuk mengegos atau berkelit diri, Mo Lun tak berkesempatan mengirim tinju Ngo Tok Siunya, ia berloncatloncat ke kanan ke kiri, dan kadang-kadang ke atas seperti seekor kera yang kebakaran ekor, Sudah dua puluh tahun Sia Yun Hong melatih ilmu silat pedang, terutama untuk membalas dendam kematian kedua Suteenya, dan sekarang ia melancarkan jurus-jurus itu untuk menunaikan sumpahnya di hadapan roh kedua Suteenya, Para hadirin melihat Mo Lun terdesak terus, satu tusukan atau sabetan yang lihay dapat mengakhiri pertempuran Tetapi Ouw Lam Peng, pemimpin cabang bendera merah dari pihak partai Thian Liong, yang tampak tak menguntungkan bagi pihaknya di mana Mo Lun berada dalam bahaya, ia berbisik kepada Ong Han Siong. "Sia Yun Hong itu betul-betul lihay, aku khawatir Mo Lun tak dapat mengatasi serangan-serangannya yang bertubi-tubi itu. Biarlah aku maju!" Ong Han Siong tersenyum dan berkata dengan tenang. "Mo Piauw Touw bertenaga besar Ouw Heng tak usah gelisah, jika dia dapat keluar dari kurungan putaran pedang lawan, dia tentu dapat melancarkan pula tinju mautnya?" Justru pada saat itu perubahan segera tertampak di medan pertempuran. Sia Yun Hong menusuk tiga kali beruntun KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dengan cepat sekali dan terlihat sinar pedangnya tergetar berkilau-kilau menyambar Mo Lun, Dengan tekad membasmi lawannya seketika, Sia Yun Hong telah melancarkan jurus Thian Kan Hong Lee Kiam Hoat (llmu silat pedang taufan dan halilintar), jurus tersebut telah membikin para pemimpin partai-partai silat Bu Tong, Ceng Sia dan Kun Lun yang juga terkenal dengan ilmu silat pedangnya bangun berdiri menyaksikan dengan perasaan kagumi Dengan tusukan-tusukan yang bertubi-tubi itu, Mo Lun terdesak mundur, dan semua jago silat pihak Thian Liong menjadi gelisah, Tetapi dengan mengerahkan tenaga dalamnya dan sambil berteriak ia mengebutkan lengan bajunya menyamber pedang lawan dan lengan kanannya yang utuh mengirim jotosan ke dada lawannya! Serangan balasan tersebut tidak terduga sama sekali, Sia Yun Hong tak menduga jika lengan yang buntung sebatas sikut dapat mengebutkan lengan baju melihat pedangnya Dalam saat terkejutnya itu, maka tinju tangan kanannya Mo Lun menjotos dadanya, Untung baginya, ia memiliki ilmu Hut Sin Kong Kie (ilmu melindungkan tubuh), sambil mengegos ia masih dapat tahan hembusan angin jotosan Ngo Tok Siu itu! Beradunya serangan dan tangkisan itu membuat kedua jago silat masing-masing terdampar mundur tiga langkah! sebetulnya tinju Ngo Tok Siu itu telah dikerahkan dengan sepenuh tenaga, dan Sia Yun Hong pun telah menahan dengan Sut Sin Kong Kienya dengan hebat, maka setelah masing-masing terdampar mundur, mereka segera merasa akibat tabrakan tenaga tadi: Sia Yun Hong merasa sakit di dadanya, dan Mo Lun merasa lumpuh lengan kanannya! Lalu masing-masing mengerahkan tenaga dalam untuk memulihkan semangat dan tenaga untuk siap bergebrak pula. Sejenak kemudian Mo Lun maju menyerang dengan melancarkan jurus-jurus Cap Go Cauw Yo Hua Ciang (llmu tinju Berubah Ragam) yang ia tak akan menggunakannya jika tidak terpaksa, Malah Souw Peng Hai menjadi tereengang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ melihat Cap Go Cauw Yo Hua Ciang itu, karena baru pertama kali ia menyaksikannya! Sia Yun Hong masih tetap melawan dengan jurus-jurus Thian Kan Hong Lee Kim Hoatnya yang tiada taranya di kalangan Bu Lim, karena makin dilancarkan makin hebat serangan-serangannya, dan setelah pertempuran berlangsung tiga puluh jurus terlihat sinar pedangnya berkilau-kitau lagi mengurung Mo Lun. Mo Lun yang pantang mundur bertempur dengan gigihnya, ia berusaha mengirim tinju Ngo Tok Siunya sambil mengegosi tusukan atau bacokan pedang Iawan-nya. Harus diketahui bahwa ilmu tinju Cap Go Cauw Yo Hua Ciangnya itu sangat sukar diduga, tiap-tiap jotosan dilancarkan secepat kilat sehingga membuat kedua mata lawan berkunang-kunang, pertempuran itu betu!-betul yang terhebat dan ter-seru dibandingkan dengan pertempuran-pertempuran yang terdahu!u, bahkan kali ini berlangsung paling lama pula, Ketika pertempuran tengah sengit berlangsung, tiba-tiba terdengar Mo Lun menjerit, dan terlihat lengan kanannya mengepret ke depan, lalu beberapa puluh sinar yang terang menyerang Sia Yun Hong! Beberapa puluh tahun yang lampau, dengan jarum-jarum beracunnya Mo Lun pernah menjagoi di kalangan Kang-ouw, dan entah berapa banyak jago-jago silat yang telah tewas oleh jarum-jarum beracunnya itu, ia tak akan menggunakan jarumjarum beracun itu jika tidak terpaksa atau terdesak, karena ia berpendapat hanya dengan tinju Ngo Tok Siu dan ilmu tinju Cap Go Cauw Yo Hua Ciangnya ia pasti dapat menundukkan lawan nya. Tapi menghadapi Sia Yun Hong dengan ilmu pedang Thian Kan Hong Lee Kiam Hoatnya dan ilmu melindungi tubuh Hut Sin Kong Kienya, ia terdesak, maka ia terpaksa menyambit lawannya dengan jarum-jarum beracunnya! Sia Yun Hong tak dapat menahan jarum-jarum beracun itu dengan ilmu Hut Sin Kong Kienya, ia menjerit dan loncat Perangkap Karya Kho Ping Hoo Pendekar Muka Buruk Karya Kho Ping Hoo Darah Daging Karya Kho Ping Hoo