Bangau Sakti 52
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 52
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Kata Tong Leng Tojin, sikapnya kaku dingin, Mendengar jawaban itu, Bee Kun Bu terkejut ia tidak menduga, bahwa susioknya demikian keras hati dan kejam, ia menatap Hian Ceng Tojin, gurunya, memohon kemurahan hatinya, Tetapi Hian Ceng Tojin tak dapat berbuat apa-apa, karena pimpinan partai telah diserahkan kepada Tong Leng Tojin, Kepada siapa lagi Bee Kun Bu hendak minta pertimbangan ? Tidak ada jalan lain, ia membungkukkan tubuh memberi hormat "Budi kasih Suhu dan Susiok terhadap aku sehingga hari ini aku belum dapat membalas sebagaimana mes-tinya, Aku hanya berharap dalam jangka waktu sepuluh tahun aku akan memperoleh kesempatan untuk mem-balasnya, dengan demikian aku dapat diterima dan diakui sebagai murid pula!" Iapun lantas berlalu. "Bu Koko, kau hendak pergi kemana? Aku belum dapat membunuh mati Ouw Lam Peng untuk membalas dendam ayah bundaku!" Teriak Lie Ceng Loan memanggil, lalu ia lari ke dalam kelompok orang-orangnya partai Thian Liong, tapi ia lantas dicegah oleh Pek Yun Hui. "Loan Moi, tangguhkanlah niatmu membalas dendang Mereka yang tidak puas terhadap aku karena aku telah memusnahkan markas mereka serta perangkapperangkapnya yang dibangunnya dengan jerih payahnya KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ selama sepuluh tahun, tentulah akan datang menyatroni Koat Cong San untuk membikin perhitungan pada waktu itu kau masih dapat menunaikan kewajibanmu," Kata Pek Yun Hui. "Pek Cici selalu memperlakukan baik kepadaku, perkataan Cici aku tentu turut," Sahut Lie Ceng Loan, Demikianlah setelah kedua pihak berlalu dari tempat pertempuran itu, maka keadaan dan suasana di pegunungan tersebut kembali sunyi sebagaimana asalnya. "Susiok yang memegang pimpinan partai menyuruh aku berkelana di kalangan Kang-ouw selama sepuluh tahun dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, kemudian barulah aku dapat diterima kembali, Sepuluh tahun bukanlah waktu yang pendek! Di manakah aku harus bernaung.,.?" Di tengah jalan Bee Kun Bu berkata kepada Pek Yun Hui. "Bee Siangkong, mengapa kau menjadi kebingungan dan putus asa? Jika kau mau, kau dapat tinggal di pegunungan Koat Cong San." "Memang lebih baik aku tinggal di pegunungan Koat Cong San untuk sementara waktu," Pikir Bee Kun Bu. "tetapi Na Siao Tiap rupa-rupa nya telah mencintai aku, aku khawatir terjerumus....N Karena memikir yang demikian itu, ia lalu tersenyum, Sahutnya: Terima kasih. Biarlah aku berkelana di kalangan Kang-ouw dulu, kelak aku akan datang ke Thian Kie Ciok Hu di pegunungan Koat Cong San mengunjungi kau...." Penolakan itu segera dimengerti oleh Pek Yun Hui, maka iapun tidak mendesak lagi. "Jika Bee Siangkong bermaksud hendak berkelana, . aku dan Tiap Moi akan kembali ke pegunungan Koat Cong San, disana kami menantikan kau," Katanya dan ia bersiul keras untuk memanggil bangau putihnya, Setelah bangau itu terbang datang, ia berkata kepada Giok Siu Sian Cu dan Pang Siu Wie: KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Aku dan Tiap Moi akan menunggangi bangau ini kembali ke pegunungan Koat Cong San, dan kalian dapat kembali dengan mengambil jalan lain." Segera ia dan Na Siao Tiap menunggangi bangau sakti itu yang membawanya terbang menuju ke pegunungan Koat Cong San, Giok Siu Sian Cu berpaling kepada Bee Kun Bu seolaholah ingin mengatakan sesuatu, Melihat sikapnya yang gugup itu, Bee Kun Bu menghibur. "Giok Siu Sian Cu, kau telah menyertai aku ke tempat ini dan banyak membantu pula, Budimu aku tak akan lupakan. Tapi di sini bukan tempat yang aman, lebih baik kita lekaslekas berlalu, Nah, selamat tinggal dan sampai berjumpa kembali! Lalu ia tarik tangannya Lie Ceng Loan diajaknya pergi Dengan adanya Pang Siu Wie beserta, Giok Siu Sian Cu merasa malu menyatakan sesuatu, maka ia hanya menghela napas untuk menyingkirkan kepepatan hati-nya, kemudian bersama Pang Siu Wie iapun berlalu dari tempat itu. Kita balik tengok kepada Bee Kun Bu yang berjalan bersama Lie Ceng Loan. "Bu Koko, sekarang kita pergi kemana?" Tanya Lie Ceng Loan sambil berjalan Bee Kun Bu tidak dapat menjawabnya, karena iapun belum mengambil ketentuan kemana ia hendak pergi. ia telah berjasa dengan mengalahkan jago-jago silat dari partai Thian Liong, namun ia masih tidak diterima kembali oleh Susioknya, bahkan harus menjalankan hukuman berkelana di kalangan Kang-ouw selama sepuluh tahun, Tindak tanduk atau perbuatannya selama sepuluh tahun itu akan menjadi patokan apakah ia dapat diterima kembali Jika ia memikirkan nasibnya itu, ia jadi kehilangan pegangan seperti sebuah perahu tanpa kemudi ia menghela napas karena dukanya. "Susiok dan Supek sangat sayang kau. Aku menasehatkan kau lekas pergi ke Kun Lun San, jangan mengikuti KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ aku yang tidak berketentuan tujuannya..." Kata Bee Kun Bu kepada Sumoynya, Penolakan itu membikin Lie Ceng Loan bersedih hati, Dengan mata berlinang, ia berkata. "Bu Koko, apakah Koko tidak sudi aku menyertai-mu? Aku rela mengikuti Koko selama lamanya, meski kemanapun Koko akan pergi !" Bee Kun Bu menjadi terharu. "Dia yang demikian setia, suci, luhur budi pekerti nya, aku tak dapat melukai hatinya." Latu ia menghibur "Loan Moi, jika kau tidak ingin kembali ke Kun Lun San, kau boleh mengikuti aku. Sudah lama aku tidak pernah tengok kampung halamanku, Aku sekarang bermaksud hendak pulang dan tinggal untuk beberapa lama di kampungku itu, Kemudian kita mencari suatu tempat yang indah tetapi sunyi terasing, untuk kita tinggal di tempat itu dengan tentram tanpa memusingkan lagi urusan-urusan di kalangan Kang-ouw yang penuh dengan kekotoran." Lie Ceng Loan berpikir sejenak. "Aku yakin bahwa jago-jago silat dari kesembilan partai akan pergi pula ke pegunungan Koat Cong San dengan maksud mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Di sampingnya itu orang-orang dari partai Thian Liong pun akan pergi menyatroni Pek Cici untuk membalas dendam, Pek Cici dan Na Siao Tiap sangat baik terhadap kita, apakah kita tega membiarkan mereka dikepung musuh?" Bee Kun Bu menundukkan kepala memikirkan hal itu, untuk sesaat ia tak dapat memberikan penyahutan, Demikianlah mereka berjalan terus sambil bereakap-cakap ke barat ke timur membicarakan hat-hal lainnya yang tidak penting, Pada suatu hari mereka tiba di suatu tempat dekat kaki pegunungan Koat Cong San. Mereka berjalan terus, dan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ setelah melalui suatu lereng gunung, tiba-tiba mereka mendengar suara gelak tertawa, dan dari suatu tempat yang agak jauh, mereka tampak empat bujang perempuan nya Na Siao Tiap yang sedang ber-main-main di lembah. Keempat bujang itu berlari-lari mendapatkan mereka. "Gembira benar kalian," Tegur Lie Ceng Loan dengan rupa yang girang. "Di manakah Na Cici dan Pek Cici?" "Lie Siocia, Bee Siang Kong, kebetulan sekali kedatangan kali ini. Majikan kami dan Pek Kongcu sedang memikiri kalian!" Sambutnya keempat bujang itu, lalu mereka memberi isyarat agar Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengikuti mereka, Mereka berlari-lari dengan lincah dan riang gem-biranya, membikin Bee Kun Bu memikirkan akan nasibnya sendiri ia membayangkan hubungannya dengan Souw Hui Hong, yang telah berkorban dan rela menjadi rahib, akan tetapi di medan pertempuran Twan Hun Ya, wanita itu telah mengunjukkan gerak-gerik yang mencurigakan di hadapan para jago silat jika rahasia antara mereka berdua diketahui oleh orang lain, ia akan menjadi buah tutur di kalangan Kang-ouw. Tidak lama kemudian mereka tiba di Thian Kie Ciok Hu, di mana tampak Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui sedang duduk bersila di atas tempat tidur dari kayu dengan mata terpejam, rupanya sedang berlatih tenaga da!am. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menunggu di dalam kamar, Tak lama kemudian kedua gadis itu selesai berlatih tenaga dalam dan membuka matanya. "Bukankah Bee Siangkong ingin berkelana dulu? Mengapa sekarang datang ke pegunungan Koat Cong San ini?" Tanya Pek Yun Hui. "Pek Cici, semula memang Bu Koko tidak ingin datang ke sini, tetapi aku yang membujuknya, karena aku ingat akan kebaikan Pek Cici dan Na Cici." Jawab Lie Ceng Loan mendahului Bee Kun Bu memberikan keterangan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pek Yun Hui tersenyum "Bee Siangkong dapat tinggal di sini untuk sementara waktu dan kita dapat merundingkan sesuatu dengan leluasa." Bee Kun Bu hanya mendengarkan dengan merubung kam, tidak menyatakan pikirannya, Lie Ceng Loan berkata lagi. "Partai Thian Liong merasa penasaran terhadap kita, dan jago-jago silat dari kesembilan partai tentu ada yang datang ke pegunungan Koat Cong San ini untuk mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Aku berpendapat lebih baik Bu Koko sementara waktu tinggal di sini untuk membantu Pek Cici dan Na Cici." "Aku sebetulnya tidak tahu harus berbuat apa. Pek Cici dan Na Siocia sangat baik terhadapku, dan aku kini telah mengambil keputusan akan tinggal di sini dulu," Menyambung Bee Kun Bu. Demikianlah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tinggal di Thian Kie Ciok Hu, Di siang hari mereka belajar ilmu silat bersama-sama Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap atau pergi pesiar di sekitar pegunungan itu, Sehari demi sehari dilewati dengan tenang dan tenteram Ketenteraman itu telah banyak meredakan pikirannya Bee Kun Bu. Sang waktu berlalu dengan pesat nya i satu tahun telah lewat tanpa terasa, Pada suatu malam, bulan purnama sedang memancarkan menerangi alam raya menambahkan keindahan-nya: selagi keempat orang itu berjalan jalan di luar Thian Kie Ciok Hu menikmati hawa malam dan keindahan alam di bawah sinar bulan purnama itu, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara bunyi nya burung bangau, penjaga gunung Koat Cong San. "Jika bangau itu berbunyi di waktu malam, aku yakin ada sesuatu yang terjadi di daerah ini!" Kata Pek Yun Hui dengan perasaan khawatir Mungkinkah orang-orang dari partai Thian Liong dan kesembilan partai telah datang ke pegunungan ini untuk KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek? Pek Yun Hui mendugaduga dalam hati. "Kita harus menyelidiki kata Na Siao Tiap, lalu ia pergi melakukan penyelidikan diikuti oleh Pek Yun Hui yang lebih dulu memesan Pang Siu Wie menjaga Thian Kie Ciok Hu. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan pun turut menyelidiki. Tidak lama kemudian terlihat bangau putih terbang turun menghampiri Pek Yun Hui. "Kalian bertiga tunggu di sini, biarlah aku menunggangi bangau ini pergi menyelidiki dulu!" Kata Pek Yun Hui. "Dan jika ternyata ada musuh yang dalang, aku akan memanggil kalian." Lalu ia menunggangi bangau itu yang lantas terbang menuju ke atas jurang dimana Co Hiong telah jatuh, Dengan menungangi bangau saktinya, Pek Yun Hui memeriksa tempat-tempat di bawahnya, dengan bantuan penerangannya sang bulan ia dapat melihat dua sosok tubuh orang, ia mendekati dan ternyata kedua orang itu adalah Sia Yun Hong dan Tu Wee Seng. ia segera bersiul keras memanggil Na Siao Tiap, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, lalu ia meloncat turun di depannya kedua orang itu. Bukan main terkejutnya mereka itu, tetapi Tu Wee Seng yang berakal busuk memaksakan diri tertawa. "Pek Siocia, aku si tua bangka sangat mengagumi ilmu meringankan tubuhmu, Siocia dapat meloncat turun dari atas tanpa suara!" Katanya, pura-pura memuji. "Kalian sebagai pemimpin-pemimpin partai yang kenamaan mengapa di tengah malam buta dengan sembunyisembunyi memasuki pegunungan Koat Cong San?" Bertanya Pek Yun Hui. "Kami hanya datang ke pegunungan Koat Cong San, bukannya ke Thian Kie Ciok Hu untuk menganggu Siocia, Aku yakin Siocia dapat mengerti," Jawab Tu Wee Seng dengan licinnya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kau pandai bicara," Kata Pek Yun Hui, Tetapi kau toh sudah mengetahui bahwa pegunungan Koat Cong San adalah daerahku, jika bukannya untuk mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, kau tentu tak akan datang ke sini, tidakkah?" Tu Wee Seng hanya tertawa, karena ia tak dapat menyangkal apa yang dituduhkan itu. ia tertawa terus, makin lama makin keras sehingga suaranya memekakkan telinga dan memusingkan kepala. "Hu Tu Wee Seng! Kau tak usah mempertunjukkan ilmu meraungmu itu!" Bentak Pek Yun Hui, Meskipun Tu Wee Seng telah yakin bahwa ia tak dapat melawan Pek Yun Hui, namun ia menantang. "janganlah Siocia kira aku si tua bangka ini dapat dihina dan diperlakukan sewenang-wenang, Aku tak gentar melayani jurus-jurus ilmu silatmu!" Sia Yun Hong berusaha meredakan suasana. "Kami mengakui bahwa kami tak dapat menandingi Siocia, Aku mengusulkan agar kami diperkenankan turun ke dasar jurang mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, jika kami berhasil, kita akan merundingkannya lagi. Ba-gaimana pendapat Siocia?" Pek Yun Hui berpikir sejenak "Siapa saja yang lebih dulu menemui kitab-kitab tersebut berhak memilikinya," Katanya kemudian "Cara itu adil sekali," Seru Tu Wee Seng, Tetapi aku khawatir Siocia akan menjadi menyesali Tidak," Sahut Pek Yun Hui. "Bahkan sebaliknya, jika aku yang menemuinya, kalian akan berdaya merebutnya pu!a!" "Aku tak akan melakukan perbuatan sekeji itu mengingkari janji. Aku harap Siocia tidak bereuriga." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sementara itu Na Siao Tiap, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan pun telah tiba di situ dan mereka dapat dengar perjanjian itu. "Maaf Siocia, lebih dulu aku hendak jelaskan," Berkata Tu Wee Seng. "Bahwa untuk berlomba mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek di dasar jurang itu, Siocia tak dapat menunggangi bangau, kita harus turun dengan mengandalkan tenaga dan kepandaian kita sendi ri!" "Hm, tua bangka ini sungguh licik!" Pek Yun Hui memaki dalam hati, tetapi ia menyahut "Baik!" Na Siao Tiap habis sabar, ia menantang. "Apakah kiramu kami tak dapat turun ke dasar jurang tanpa menunggangi bangau?" Setelah berkata demikian, ia lari ke pinggir jurang dan mulai turun dengan menggunakan ilmu meringankan tubuhnya. Tu Wee Seng dan Sia Yun Hong tidak ingin ter-belakang, Mereka pun segera lari dan mulai turun ke dasar jurang, Demikianpun Pek Yun Hui lantas mengejar, meninggalkan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan di be-lakang, jurang yang curam itu sangat licinnya, karena selalu diselubungi kabut sehingga lumut tumbuh dengan su-burnya, Namun mereka itu berkat ilmu meringankan tubuhnya yang lihay, dan didalam tempo sekejap telah tiba di dasar jurang dengan selamat sementara itu hari gaunya Pek Yun Hui terbang berputar-putar di atas jurang itu. "Aku yakin Pek Cici dan Na Siocia telah tiba di dasar jurang, Mari kita juga turun untuk bila perlu, kitapun dapat membantunya," Kata Bee Kun Bu. Lie Ceng Loan mengangguk "Bu Koko, lebih baik kita menunggangi bangaunya Pek Cici," Lalu ia bersiul memanggil KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Dalam sekejap mata bangau tersebut telah terbang turun dan berdiri di samping Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, Keduanya lantas menunggangi bangau itu dan terbang menuju ke jurang, Kabut yang tebal menutupi jurang, mereka tak dapat melihat keadaan di bawah, Akhirnya mereka berhasil juga turun ke dasar jurang, Bee Kun Bu meloncat turun lebih dulu, lalu Lie Ceng Loan menyusul meloncat turun, Bangau itu berbunyi seo!ah-oah memperingatkan rnereka, Belum beberapa jauh mereka melangkah kaki, tiba-tiba mereka mendengar suara orang bertengkar Dengan sikap waspada mereka berusaha mencari darimana suara itu datangnya, Segera mereka tiba di suatu goa yang tertutup dengan tumpukan batu-batu, dan suara orang bertengkar itu terdengar keluar dari goa tersebut MBu Koko," Kata Lie Ceng Loan. "Mari kita masuk dan melihalnya!" "Loan Moi," Sahut Bee Kun Bu. "Jangan terburu napsu, Kita harus hati-hati! Mungkin juga jago-jago silat dari kesembilan partai, maupun orang-orangnya partai Thian Liong sudah datang ke dasar jurang, Bee Kun Bu jalan mendekati mulut gua itu, diikuti Lie Ceng Loan'di belakangnya. ia angkat beberapa batu yang menutupi mulut goa dan masuk ke dalam untuk menyelidiki Ketika mereka berjalan beberapa puluh langkah, di dalam keadaan gelap remang-remang itu, mereka tampak seorang pemuda sedang bertempur sengit dengan seorang setengah tua dan wajahnya pucat dan agak besar mulutnya. Kedua orang bertempur tanpa senjata, pemuda itu adalah Co Hiong dan lawannya ialah Teng Lee, pemimpin partai silat Siat San. Begitu melihat Co Hiong, timbullah marahnya Bee Kun Bu, karena ia mengetahui bahwa Co Hiong telah berulang kali ingin membinasakan kepadanya terutama itu peristiwa dimana KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong pernah memaksa ia makan bubuk racun Hua Kut Siauw Goan San yang dapat menghancurkan tulangtulangnya perlahan demi perlahan sehingga mati, jika Souw Hui Hong tidak datang menoIong, pastilah ia sudah tamat riwayatnyal Maka ia segera meloncat maju dengan bentakannya. "Hei Co Hiong! Apakah kau masih mengenali aku?" Co Hiong dan Teng Lee segera berhenti bertempur, dan mereka masingmasing mundur tiga langkah, Setelah mengawasi Bee Kun Bu dan Ue Ceng Loan, Co Hiong tersenyum. "Bee-heng, kebetulan sekali kau datangi Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek ini aku ingin kembalikan kepadamu tapi karena aku terluka parah, aku tak dapat segera melaksanakan keinginanku Beruntung bagiku, di dalam kitab-kitab ini ada tereatat cara-cara menyembuhkan luka-luka. Dengan menuruti petunjuk-petunjuk dari kitab-kitab ajaib ini, aku berhasil menyembuhkan luka-lukaku, juga memulihkan tenagaku Betul aku belum sehat betul, namun aku merasa sudah cukup kuat untuk mencari kau dan mengembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek kepadamu, Diluar dugaanku, aku ketemu Teng Lee yang ingin merampas kitab-kitab inL" Sambil bicara, ia terus mengawasi Bee Kun Bu dan Teng Lee, siap sedia menjaga diri bila diserang. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Aku kagumi maksudmu yang mulia itu, Co-heng!" Sahut Bee Kun Bu. Teng Lee tak sabar lagi, ia mengejek "Murid dari partai Kun Lun! apakah kau juga bermaksud hendak merebut kitab-kitab itu? Aku mena-sehatkan kau, jika kau ingin merebutnya, lebih baik kau mengajak Suhu dan susiokmu untuk merebutnya!" Lie Ceng Loan tertipu lagi KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ejekan itu membikin Bee Kun Bu sangat gusar "Menurut pandanganku, pemimpin partai silat Siat San tak perlu ditakuti Aku tak perlu mengundang guru atau paman guruku untuk kau, Aku seorang diri sudah terlalu cukup dapat menandingi kau!" Jawab Bee Kun Bu menantang dengan katakata yang keras. Sebagai seorang pemimpin, Teng Lee telah merasa dihina. Secepat kilat ia menjotos dengan jurus Kiauw Liong Cut Tong atau Naga Berbisa Keluar dari Goa, yang dapat menghancurkan tulang. Bee Kun Bu tidak berani menangkis. ia segera menggunakan langkah ajaib Ngo Heng Bi Cong Pu untuk mengegosi jotosan maut itu, Diluar dugaannya Teng Lee, jotosannya memukul angin, dan ia terjerunuk ke depan, Bee Kun Bu membarengi memukul punggungnya. Hembusan angin jotosan itu terasa oleh Teng Lee yang lekas-lekas menggunakan jurus Ouw Liong Jauw Bwee atau Naga hitam menggoyang ekor, ia berbalik menangkis jotosan lawannya, lalu mengegos ke samping, ia terkejut menyaksikan caranya Bee Kun Bu bertempur, Betul ia pernah melawan banyak jago-jago silat, namun ia belum pernah menghadapi lawan yang demikian gesitnya seperti Bee Kun Bu. ia telah melancarkan serangannya bertubi-tubi selama beberapa belas jurus, namun selalu menjotos angin, Lam-bat laun ia mulai terdesak, Bee Kun Bu merasa geli melihat Teng Lee terus menerus terdesak olehnya, Co Hiong yang keji dan busuk, merasa girang bahwa tipu muslihatnya berhasil lagi, ia sengaja membikin Bee Kun Bu bertempur dengan Teng Lee, untuk menggunakan kesempatan itu melarikan diri membawa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. ia hanya perlu melalui Lie Ceng Loan yang sedang memperhatikan pertempuran Tiba-tiba ia mencekal pergelangan tangannya Lie Ceng Loan membetotnya sambil lari keluar dari goa itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ perubahan yang keji itu membikin Bee Kun Bu terkejut ia sudah tahu habis betapa kejamnya Co Hiong itu. Teng Lee pun terkejut melihat Co Hiong melarikan diri dengan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. "Co Hiong membawa lari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek! Ayo kita kejar!" Seru Bee Kun Bu, Memang antara Bee Kun Bu dan Teng Lee tiada dendam, dan Teng Lee bertempur hanya dengan bermaksud hendak merampas kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, Mendengar seruannya Bee Kun Bu, ia pun segera berhenti bertempur dan mengikuti Bee Kun Bu mengejar Co Hiong, Dari belakang ia mengirim satu jotosan ke arah Co Hiong, hembusan anginnya telah membentur batu-batu di mulut goa sehingga batu-batu tersebut tergerak Tetapi ketika mereka tiba di luar goa, Co Hiong atau Lie Ceng Loan sudah tak tampak pula, Teng Lo-cian-pwee, Co Hiong telah membawa lari kitabkitab Kui Goan Pit Cek bersama Lie Ceng Loan, kemanakah dia telah lari dan mengumpatnya?" Tanya Bee Kun Bu, Teng Lee tersenyum getir. "Akupun merasa heran kemana dia lari sekarang kita harus mencari dari dua jurusan. Aku mencari ke jurusan barat, dan kau mencari ke jurusan timur Siapa saja yang menjumpainya, harus segera berteriak." Bee Kun Bu setuju, dan iapun segera lari ke jurusan timur, dan Teng Lee mencari ke jurusan barat Mereka mencari di sana sini selama seperempat jam, namun tak berhasil mendapatkan Co Hiong, Bee Kun Bu berkhawatir atas keselamatannya Lie Ceng Loan, ia berdiri untuk berpikir, tapi tiba-tiba ia dengar jeritan Teng Lee, ia segera mengejar ke jurusan suara itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Di pinggir jurang ia tampak Teng Lee berdiri seorang diri, tidak melihat Co Hiong atau Lie Ceng Loan, ia lari menghampiri. Teng Locianpwee, apakah kau dapat lihat mereka?" Tanyanya Bee Kun Bu. Tidak," Jawab Teng Lee, Tetapi aku menjumpai bekas darah!" Dan ia menunjuk ke tanah. Bee Kun Bu terkejut melihat bekas darah itu, dan ia berdiri bengong membayangkan nasibnya Lie Ceng Loan. Lalu dari lain jurusan lari mendatangi dua orang, Setelah diperhatikan, ternyata kedua orang itu adalah Sia Yun Hong dan Tu Wee Seng. "Ha, tidak diduga kalian sudah tiba lebih dulu!" Kata Tu Wee Seng. Teng Lee tersenyum "Betul kami tiba disini lebih dulu, akan tetapi tidak mendapatkan apa-apa!" Sahutnya, Tu Wee Seng agaknya tidak pereaya. "Saudara Teng, kita dapat dikatakan orang dari satu pihak, kita harus berbicaratlengan jujur. Aku yakin bahwa aku telah menjumpai Co Hiong yang telah tergelincir ke dalam jurang membawa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Coba lihat bekas darah itu! Tidak salah lagi, itulah darahnya Co Hiong, Kau tak dapat menyangkal lagi!" Teng Lee tertawa. "Aku tidak pungkir bahwa aku telah melihat Co Hiong. Tapi kalian datang terlambat "Mengapa terlambat?" Tanya Sia Yun Hong yang tak mengerti akan maksud kata-kata Teng Lee itu. "Apakah karena kami terlambat, kami tak berhak memiliki kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Tidak!" Kata Tu Wee Seng, memotong. "Kitapun sama berhak memi!ikinya. Kui Goan Pit Cek terdiri dari tiga kitab, kita bertiga masing-masing membaca satu kitab, lalu saling tukar menukar itu baru adil!" Sia Yun Hong tertawa. "Pendapat Tu-heng betul adiL Tetapi apakah Teng-heng dapat menyetujui nya ?" Bee Kun Bu tidak memperhatikan pereakapan mereka itu, karena pikirannya sedang melayang kepada nasib Sumoynya, Ketika mendengar mereka masih terus mempertengkarkan soal kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, ia menjadi mendongkol "Aku minta kalian tidak memperebutkan barang yang tidak ada!" Bentaknya. "Di dalam goa kami telah menjumpai Co Hiong tetapi aku telah tertipu dan bertempur melawan Teng Locianpwee tanpa alasan. Kesempatan itu telah digunakan oleh Co Hiong untuk melarikan diri membawa kitab-kitab Kui Goan Pit cek dan juga Sumoy-ku. Kamipun sedang menyelidiki bekas ini ketika kalian datang kesini!" Setelah mendengar penjelasan itu, Sia Yun Hong menanya Teng Lee: Teng-heng, mengapa kau sebagai seorang pemimpin partai dapat ditipu juga oleh anak kemarin dulu seperti Co Hiong itu?" Pertanyaan yang juga merupakan ejekan itu tak dapat diterima oleh Teng Lee. "Apa maksudmu bertanya demikian?" Katanya gusar "Saudara Teng, sudahlah, jangan tarik panjang soal yang remeh itu, Mari kita bersama-sama mencari Co Hiong!" Kata Tu Weng Seng meredakan "Baik," Sahut Teng Lee. "Mari kita mulai mencari Co Hiong, Kita harus mencarinya dengan berpencaran." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Tahan!" Bentak Bee Kun Bu. "Kalian mencari Co Hiong ingin merampas kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan masingmasing berhak memilikinya. Apakah aku pun berhak memakinya jika aku berhasil merebut kitab-kitab itu dari tangan Co Hiong?" "Hm!" Sahut Tu Wee Seng. "Dalam hal ini hanya ketiga pemimpin partai Kun Lun yang berhak! Kau hanya seorang murid, tidak sejajar tingkatnya dengan kami!" Bee Kun Bu sangat tersinggung, tetapi ia tetap mengendalikan amarahnya, karena ia sungkan bertengkar atau bertempur Tu Wee Seng sebelum ia dapat menolong Sumoynya. "BaikIah. Aku turut mencari Co Hiong untuk menolong Sumoyku, dan kalian merampas kitab-kitab Kui Goan Pit Cek!" Kata Kun Bu menahan amarahnya, Teng Lee mengangguk dan tersenyum, lalu lari ke suatu jurusan untuk mencari Co Hiong. Begitu pula Tu Wee Seng dan Sia Yun Hong meninggalkan Bee Kun Bu seorang diri, Tiba-tiba dari belakangnya ada orang yang menegur padanya. "Bee-heng, mengapa kau berdiri termenung?" Tegurnya orang itu. Bee Kun Bu menoleh ke belakang dan ia menjadi terperanjat ketika melihat bahwa orang yang menegur padanya itu adalah Co Hiong, ia diam terpaku. "Bee-heng!" Kata Co Hiong. "Apakah kau heran melihat aku tiba-tiba muncul di depanmu? Aku mengerti bahwa aku sedang memikiri keselamatan Sumoymu!" Setelah semangatnya kumpuI kembali, Bee Kun Bu membentak. "Kau tak seharusnya membawa lari dia!" Co Hiong tertawa gelak-gelak. "Bee-heng adalah seorang yang jujur dan berbudi luhur, tetapi kurang cerdas, Aku membawa lari Sumoymu KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ semata-mata untuk menjaga keselamatan nya t juga keselamatanmu," Kata si busuk dan kejam itu. Bee Kun Bu menjadi heran dan tidak mengerti akan penjelasan Co Hiong itu. Dengan tenang Co Hiong berkata pula. "Apakah kau tidak melihat bahwa Teng Lee bukan saja ingin merampas kitabkitab Kui Goan Pit Cek, tetapi dia juga ingin merampas Sumoymu? jika aku tidak membawa lari Sumoymu, mungkin Teng Lee sudah merampas dan membawa lari Sumoymu itu!" "Kau jangan sembarangan memfitnah orang! Sebagai seorang pemimpin partai, Teng Lee tak akan berbuat sekeji itu!" Bentak Bee Kun Bu. Lagi-Iagi Co Hiong tertawa. "Bee Heng betul-betul kurang cerdas meskipun berwatak luhur dan jujur Akupun tak ingin bertengkar dengan kau. Nah, apakah kau ingin melihat Sumoymu?" "Dimanakah kau sembunyikan padanya?" Co Hiong membetot tangannya Bee Kun Bu. "Mari ikut aku, Aku hendak kembalikan Sumoymu sekarang," Mereka berjalan ke belakangnya goa batu dimana terlihat semak belukar yang lebat sekali, Setelah masuk sedikit mereka tiba di suatu batu gunung yang besar Dengan sekuat tenaga Co Hiong mendorong batu itu ke samping, dan segera terlihat sebuah goa lainnya, Setelah mereka masuk, Co Hiong menutup lubang goa tersebut dengan batu yang besar itu. Suasana segera menjadi gelap setelah mulut goa itu tertutup dengan batu, namun dengan matanya yang telah terlatih, Bee Kun Bu dapat melihat keadaan di dalam goa itu. Setelah berjalan sepuluh tombak lebih, keadaan dalam goa mulai menjadi terang kembali, Mereka keluar dari goa itu dan menuju ke suatu goa lainnya yang penutupnya dipindahkan oleh Co Hiong, Suara rintihan yang memilukan hati membikin Bee Kun Bu cemas. "Apakah Loan Moi juga dianiaya oleh manusia yang keji ini?" Pikirnya, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ ia bertindak dengan waspada, siap sedia memukul Co Hiong jika ternyata Lie Ceng Loan teraniaya! Co Hiong dapat membaca isi hatinya Bee Kun Bu, ia tertawa. "Apakah kau masih tidak pereaya bahwa aku membawa Sumoymu untuk menjaminnya?" "Setengah pereaya, setengah tidak," Sahut Bee Kun Bu, Tetapi apakah artinya suara rintihan itu?" Sambit bicara Co Hiong mengajak Bee Kun Bu berjalan terus masuk kedalam goa itu. Tetapi makin mereka masuk, suasana menjadi makin gelap, dan suara rintihan itu makin terang terdengarnya, Dari sebuah birai Co Hiong mengambil sebuah obor, yang lantas dinyalakan lalu memimpin jalan masuk lebih dalam, Di bawah sinar obor tersebut terlihat Lie Ceng Loan terbaring di atas gundukan rumput kering, Mdihat Bee Kun Bu datang, Lie Ceng Loan berusaha bangun, tetapi ia tak berdaya, ia hanya dapat bersuara dengan pertanyaan "Bu Koko, apakah kau juga tertipu oleh manusia yang kejam ini?" Bee Kun Bu terkejut mendengar pertanyaan itu, dan iapun segera melihat bahwa Lie Ceng Loan telah ditotok jalan darahnya sehingga tak berdaya. "Bu Koko," Kata Lie Ceng Loan dengan susah payah, HCo Hiong sangat kejam dan keji, Kau jangan tertipu olehnya, Lekas-lekas lari keluar dari goa ini!" Melihat wajahnya yang pucat pasi dan penderitaan Sumoynya itu^.Bee Kun Bu tak tega meninggalkannya. Sikap yang ragti-ragu itu dilihat oleh Lie Ceng Loan. "Bu Koko jangan hiraukan aku lagi, Lekas-lekas lari keluar dari goamu" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu menjadi gusar. "Hei bangsat Co Hiong! Apa artinya perbuatanmu ini?" Bentaknya.. Tanpa menghiraukan Bee Kun Bu seolah-olah seorang yang berkuasa, Co Hiong tertawa gelak-gelak dengan sikapnya yang congkak. "Aku dengan ikhlas hati menolong Sumoymu dan memberikan tempat untuk bersembunyi, tetapi kau masih juga mencurigai aku." Dan ia terus tertawa.. "Tetapi mengapa kau menotok jalan darahnya sehingga dia tak berdaya.?" Tanya Bee Kun Bu dengan gusar. Co Hiong tak menyahut, ia terus tertawa. Bee Kun Bu menjadi habis kesabarannya. "Aku tak dapat berbuat lain aku bisa memaksa kau memberi penjelasan!" Tantangnya. Co Hiong segera cabut pedangnya untuk menangkis pedangnya Bee Kun Bu yang terus menusuk padanya. Segera suasana di dalam gua tersebut menjadi gaduh dengan suara beradunya senjata Mereka segera bertempur dengan sengitnya! sebetulnya ilmu maupun tenaga Bee Kun Bu lebih tinggi dan lebih besar daripada Co Hiong, akan tetapi karena ia harus memperhatikan keselamatannya Lie Ceng Loan, ia bertempur dengan perasaan khawatir pada suatu ketika Co Hiong berhasil mendesak Bee Kun Bu. pedangnya menyambar-nyambar dan menusuk bertubitubi kepada lawannya Bee Kun Bu terpaksa menangkis. Satu bentrokan keras membikin ia merasa lengan kanannya menjadi lumpuh dan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ mulutnya terasa panas! ia lekas-lekas meloncat mundur, tetapi Co Hiong terus mengejar dan menusuknya, Bee Kun Bu tidak berani menangkis tusukan itu. ia mengegos dan meneruskan dengan satu sabetan yang dilancarkan dengan jurus Gwat Yang Toa Kang atau BuIan Melalui Sungai Besar, salah satu jurus ilmu pedang Cui Hun Cap Ji Kiam dari partai Kun Lun. Co Hiong merasa heran bahwa jurus-jurus yang dilancarkannya itu tidak berhasil mengalahkan lawannya, ia menjadi panas, tiba-tiba ia menjerit dan menyerang lagi dengan jurus Yu Hie Gek Leng atau ikan Berbalik Melawan Ombale Secepat kilat ia berusaha mencekal pergelangan tangan kanannya Bee Kun Bu untuk dibetot ke depan dan menjerumuskannya seperti ia pernah lakukan terhadap Kok Gie Hweeshk), guru yang mengajarkannya ilmu tersebut Tetapi Bee Kun Bu segera berkelit dan menggunakan ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu. Co Hiong mencekal angtn! ia terperanjat Ujung pedangnya Bee Kun Bu datang menusuk punggungmu Secepat lalat ia berbalik dan menangkisnya. Lie Ceng Loan yang tak dapat berkutik masih dapat bicara, ia berseru. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Bu KokoI Lekas kau lari keluar dari gua ini, jangan hiraukan aku lagi!" Seruan ini membikin Bee Kun Bu bertambah cemas, ia bertekad menolong Sumoynya dengan jalan membunuh lawannyal "Bu Koko, ayoh lari keluar!" Seru Lie Ceng Loan. justru pada saat itu Co Hiong berhasil mencekal pergelangan tangan kirinya Bee Kun Bu. ia bermaksud membinasakan Bee Kun Bu dengan jurus Yu Hie Gek Lengl KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu berusaha melepaskan cekalan itu, tetapi Co Hiong memijatnya sehingga Bee Kun Bu mengeluarkan keringat dingin menahan sakit Karena sudah dapat menguasai lawannya, Co Hiong berkata sambil tertawa. "Bee-heng, kau terlampau mencurigai aku, dan sekarang kau rasa akibatnya!" Bee Kun Bu tidak menyahut, ia hanya pelototkan matanya. "Bee-heng," Kata Co Hiong pula. "Aku telah menyediakan tempat ini untuk kau beristirahat!" Bee Kun Bu tetap diam membungkam "Sebetulnya jika kau ingin keluar dari gua ini tidaklah sukar," Kata Co Hiong, Tetapi kau harus melaksanakan satu permintaanku!" Dalam keadaan demikian Bee Kun Bu terpaksa menanya. "Apakah permintaanmu itu? Lekas katakan!" Co Hiong tersenyum mengejek "Aku hanya minta kau sudi menyerahkan Lie Sumoymu kepada..." "Bu Koko, jangan perdulikan dia! Dia orang jahat!" Seru Lie Ceng Loan. Sambit memandangi Lie Ceng Loan, Co Hiong berkata. "Lie Siocia, kau harus bersabar. Setelah aku bereskan Bu Kokomu, aku akan menjelaskan kepadamu..." Perkataan yang menusuk hati itu hanya menghancurkan hatinya Bee Kun Bu, ia bertekad melawan atau... mati!" Justru pada saat itu terdengar suara tindakan kaki di dalam goa tersebut Co Hiong terkejut dan memasang kedua kupingnya, Lalu berkelebat masuk seorang yang berpakaian putih, Orang itu adalah Pek Yun Hui! KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Pek Cici!" Seru Lie Ceng Loan. "Lekas-lekas tolong BuKoko.." Dan di saat Co Hiong terkejut, Bee Kun Bu berhasil membebaskan diri dari cekalannya Co Hiong. Seperti seekor kucing liar Co Hiong loncat menerjang Pek Yun Hui, dan terus menyabet dan menusuk lawannya, Tetapi secepat kilat pula Pek Yun Hui mengegos dan meloncat berbalik menerkam dengan berusaha mencekal pergelangan tangan kanannya Co Hiong yang memegang pedang! Co Hiong terkejut, ia lekas-lekas meloncat mundur tiga langkah untuk menyerang pula nekad. Pek Yun Hui mengebut dengan lengan bajunya dan mendekati tubuhnya Co Hiong, sehingga Co Hiong tak dapat menusuk dari jarak yang sangat dekat itu. Demikianlah dengan lengan baju kirinya Pek Yun Hui mengelaki serangan sambil tangan kanannya melancarkan serangan-serangan. Tiba-tiba Co Hiong menjerit dan meloncat hendak lari keluar dari goa itu. Pek Yun Hui mengejar. Co Hiong berbalik dahi menusuk lagi. Pek Yun Hui mengegos ke samping seraya mengirim jotosan ke pundak kanannya Co Hiong. Co Hiong terdorong, dengan demikian ia mendapat ketika untuk lari keluar pula, Pek Yun Hui mengejar, tetapi gagal. Ketika Pek Yun Hui berada di luar goa. Bee Kun Bu pun telah datang mengejar dan hendak mengejar terus, tetapi Pek Yun Hui mencegahnya. "Jangan dikejar dia. Kita sekarang perlu menolong Loan Moi!" Bee Kun Bu segera teringat akan penderitaan Su-moynya, iapun ingat bahwa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek" Masih berada di tangannya Co Hiong, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Pek Cici, kitab-kitab Kui Goan Pit Cek berada di tangan jahanam itu!" Kata Bee Kun Bu memberitahukan. "Pek Yun Hui hanya tersenyum. "Pikirku menolong Lie Sumoymu adalah lebih penting. Lagipula, sekarang di sekitar Koat Cong San ini sudah datang banyak jago-jago silat pula, untuk memperebuti kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan orang-orang dari partai Thian liong datang untuk menuntutbalas atas kerusakan markasnya yang telah dimusnahkan olehku" Bee Kun Bu yang memang khawatir Sumoynya, menyetujui pendapatnya Pek Yun Hui..Demikianlah mereka masuk kembali untuk menolong Lie Ceng Loan. "Pek Cici dan Bu Koko jangan hiraukan aku lagi, Tinggalkanlah aku seorang diri di sini! Aku tidak dapat hidup lebih lama di dunia ini!" Kata Lie Ceng Loan. "Mengapa kau berkata demikian?" Tanya Bee Kun Bu cemas. "Binatang Co Hiong itu membawa aku ke dalam goa ini, dia menotok jalan darahku di dalam keadaan tidak berdaya aku lalu di.." Lie Ceng Loan tak dapat meneruskan, ia segera menangis dengan sedihnya. -ooo0oooJago-jago silat datang ke jurang mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek Sebetulnya Bee Kun Bu ingin menanya Lie Ceng Loan tentang hal itu, akan tetapi karena Pek Yun Hui berada di situ, ia merasa tidak tepat menanyakan segera. Pek Yun Hui memeriksa dengan teliti totokan yang diderita oleh Lie Ceng Loan. wajahnya menunjukkan kecemasan. "Dia telah ditotok jalan darahnya di bagian jantung, sangat berbahaya bagi dirinya. jika dia bergerak maka darahnya KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dapat berhenti beredar Kita harus lekas-lekas menolong membebaskan totokan itu, kalau tidak, dia akan menjadi seorang yang jompo!" "Apakah dia tak dapat ditolong?," Unya Bee Kun Bu dengan cemas. "Meskipun dapat ditolong, tetapi dia tak dapat segera sembuh," Jawab Pek Yun Hui "Lebih baik bawa dia ke Thian Kie Ciok Hu, di sana aku akan berdaya menolong dan memulihkan tenaganya." Tanpa bicara lagi, Bee Kun Bu angkat Lie Ceng Loan dan digendongnya keluar dari goa itu untuk terus lari menuju ke Thian Kie Ciok Hu, Pek Yun Hui mengikuti di belakangnya. Ketika mereka tiba di bawah kamar Thian Kie Ciok Hu yang terletak di suatu puncak gunung, mereka terkejut mendengar suara siulan, dan dari semak belukar yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri, terlihat berkelebat keluar dua orang, Mereka itu adalah Ouw Lam Peng dan Yap Eng Ceng! Ouw Lam Peng dan Yap Eng Ceng juga terperanjat melihat Bee Kun Bu menggendong seorang gadis dan disertai oleh Pek Yun Hui. Mereka menduga-duga mungkin sudah banyak jago-jago silat yang datang ke pegunungan Koat Cong San dan mereka sudah saling bertempur karena ingin merampas kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan gadis yang digendong Bee Kun Bu itu diduganya terluka dalam pertempuran "Pek Siocia, kami merasa beruntung dapat berjumpa pula dengan Siocia..." Kata Ouw Lam Peng. "Kedatangan kalian ini tentu bersama semua orang-orang dari partai Thian Liongl Tetapi urusan apakah yang telah menarik kalian datang ke pegunungan Koat Cong San ini?" Lalu tanpa menunggu jawaban ia segera mendaki lereri! gunung untuk pergi ke Thian Kie Ook Hu, Bee Kun Bu pun yang menggendong Lie Ceng Loan ikut Pergi. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Melihat Lie Ceng Loan digendong oleh Bee Kun Bu, Ouw Lam Peng ingat peristiwa di Twan Hun Ya. Ketika itu, Ue Ceng Loan hampir melukai paaanya, ia segera mengejar dan menahan Pek Yun Hui "Pek Siocia, aku mohon tanya, siapakah yang telah melukai gadis itu?" Tanyanya. Bee Kun Bu menjadi gusar dan ingin mendamprat tetapi Pek Yun Hui sudah mendahului membuka mulut "Ouw piauw Touw, jika kau ingin mengetahui seluk beluknya, pergilah ke dasar jurang, di sana kalian akan segera dapat mengetahuinya!" Jawabnya Pek Yun Hui. Ouw Lam Peng tertawa seolah-olah ia tidak pereaya akan kata-kata Pek Yun Hui. Suara tertawa itu telah didengar oleh Pang Siu Wie yang ditugaskan menjaga kamar Thian Kie Ciok Hu. ia segera lari sambil membawa kantong pasir beracunnya. "Kalian sudah mengetahui bahwa daerah ini tak dapat dilanggar Lebih baik kalian segera enyah dari sini!" Tegurnya dan ia berdiri dengan sikap mengancam. Ouw Lam Peng dan Yap Eng Ceng telah mengetahui watak wanita yang mengancam itu, juga tentang berbahayanya pasir beracunnya. Maka mereka bertindak mundur tiga langkah. Pek Yun Hui menoleh kepada Pang Siu Wie. "Kau kembalilah ke Thian Kie Ciok Hu dan baik-baik menjaganya, Aku akan bereskan dua orang ini!" Iapun menyuruh Bee Kun Bu bawa Lie Ceng Loan ke Thian Kie Ciok Hu. Pang Siu Wie lari kembali ke Thian Kie Ciok Hu, di belakangnya mengikuti Bee Kun Bu sambil menggendong Sumoynya, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Sekarang kalian ingin berbuat apa? Aku siap melayani !H tantangnya Pek Yun Hui menghadapi kedua orang itu. Tetapi Ouw Lam Peng berdua Yap Eng Ceng yang telah mengetahui lihaynya Pek Yun Hui tak berani lancang bergerak Pek Siocia, kami tidak ingin bertengkar sekarang Kami akan pergi ke dasar jurang, bila ternyata kitab kitab Kui Goan Pit Cek itu sudah dirampas olehmu, kami pasti akan datang kembali ke sini, kau tak akan luput dari tangannya partai Thian Liong!" Ancamnya mereka sambil terus berlalu. Setelah kedua orang itu tidak kelihatan pula, barulah Pek Yun Hui meninggalkan tempat itu untuk kembali ke Thian Kie Ciok Hu. "Pek cici." Tanya Be Kun Bu. "Apakah mereka sudah pergi? Aku minta kau lekas-lekas menolong Loan Moi. Aku khawatir sekali jika dia tak lekas-lekas sembuh, karena di sekitar pegunungan Koat Cong San ini akan segera mengalami pertempuran...." Melihat kegelisahannya Bee Kun Bu itu, Pek Yun Hui tersenyum. "Baiklah. Kau dan Pang Siocia menjaga di luar dan mencegah orang masuk ke dalam." Bee Kun Bu mengangguk dan berjalan, bersama Pang Siu Wie menjaga kamar Thian Kie Ciok Hu itu. Beberapa saat kemudian, di lembah gunung terlihat berkelebatnya dua sosok tubuh orang, Bee Kun Bu segera dapat mengenali bahwa orang yang berjalan di depan adalah Sia Yun Hong, pemimpin partai Tiam Cong dan yang di belakang adalah Tu Wee Seng, pemimpin partai Hua San. Tadi mereka berada di dasar jurang, mengapa sekarang sudah berada di sini lagi?" Tanya Bee Kun Bu seorang diri, Sia Yun Hong dan Tu Wee Seng pun sama terkejut melihat Bee Kun Bu dan Pang Siu Wie sedang menjaga di luar kamar Thian Kie Ciok Hu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Bee Kun Bu, aku kira kau telah lari!" Sia Yun Hong menegur Teguran itu sangat menyinggung Bee Kun Bu. "Sia Totiang, apakah maksudnya ucapanmu ini?" Bee Kun Bu balik menegur "Janganlah kau pura-pura berlagak pilon! Bukankah tadi kau bertempur dengan Teng Lee sehingga Co Hiong dapat membawa lari Sumoymu? Kemudian dengan ilmu langkah ajaib, kau telah berhasil mencari Co Hiong, menolong Sumoymu dan merampas kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Tentang Co Hiong ditotok oleh Pek Yun Hui dan melarikan diri dengan luka-luka nya kamipun telah mengetahui jelas, Tidak perlu kau berlagak tidak tahu!" Bee Kun Bu terperanjat, karena semuanya itu benar, kecuali dirampasnya kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. "Aku mengakui semua itu, kecuali soal kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang masih berada di dalam tangannya Co Hiong," Kata Bee Kun Bu menjelaskan "Aku harap kau jangan terus menerus berdusta. Kalau benar kau tidak merampas kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, apakah kami boleh masuk ke kamar Thian Kie Ciok Hu untuk memeriksa?" Kata Tu Wee Seng mengejek Pang Siu Wie menjadi tak saban "Sia Totiang, majikanku Pek Siocia sedang berusaha mengobati Lie Siocia, dan aku minta kalian tidak mengganggu Jika kalian masih juga mendesak, aku terpaksa mengambil tindakan!" Katanya mengancam Tu Wee Seng mengawasi Pang Siu Wie dengan wajah yang penasaran "lnilah membuktikan kedustaan kalian Jika kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu tidak ada di dalam kamar, kalian tentu tidak KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ berkeberatan kami masuk memeriksa-nya." Lalu ia bertindak maju menuju ke kamar Thian Kie Ciok Hu. Pang Siu Wie yang telah ditugaskan untuk menjaga kamar tersebut, segera menyambit Tu Wee Seng dengan pasir beracunnya, Tu Wee Seng dan Sia Yun Hong segera menangkis dengan mengebutkan lengan baju nya, dan berhasil menghindarkan diri dari serangan pasir beracun itu, Menampak serangannya gagal, Pang Siu Wie menyerang pula dengan melepaskan panah apinya, Tetapi secepat kilat Sia Yun Hong menangkis dengan pedangnya dan Tu Wee Seng menggeprak dengan toyanya, Kedua panah api itu jatuh di tanah dan membakar rumput sehingga di dalam waktu sekejap saja padang rumput di sekitar mereka menjadi lautan api, Tu Wee Seng balas menyerang Pang Siu Wie dengan toyanya setelah ia meloncati rumput yang menyala berkobar itu, Pang Siu Wie bukan tandingannya Tu Wee Seng, ia hanya dapat mengegosi kemplangan toya lawannya, tidak bisa balas menyerang. Bee Kun Bu tidak tinggal diam ia cabut pedangnya dan segera melancarkan ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam menyerang Tu Wee Seng. Sia Yun Hong menyerang Pang Siu Wie yang baru saja tertolong Untung bagi Pang Siu Wie, Sia Yun Hong masih jeri terhadap pasir beracunnya, dia bertempur dengan waspada, Suara gaduh di luar kamar Thian Kie Ciok Hu itu terdengar nyata oleh Pek Yun Hui, tetapi ia terpaksa harus mencurahkan seluruh tenaga dan perhatiannya untuk mengobati Lie Ceng Loan. iapun yakin, bahwa Bee Kun Bu berdua Pang Siu Wie dapat bertahan menghadapi lawannya, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Harus diketahui, bahwa Bee Kun Bu sekarang bukan lagi Bee Kun Bu dahulu, ia dapat melawan Tu Wee Seng dengan baik, Tetapi Pang Siu Wie tak dapat menandingi Sia Yun HongPada suatu ketika, Bee Kun Bu melihat Sia Yun Hong melancarkan jurus Wan Tee poan In atau Membalik Awan Melihat Bulan, ujung pedangnya segera akan melukai lengan kanannya Pang Siu Wie. Dengan tak menghiraukan keselamatan diri sendiri, ia menyerang Sia Yun Hong dengan beringas, justru saat itu toyanya Tu Wee Seng menyodok punggungnya dengan jurus Oen Liong Cut Tong, Bee Kun Bu terkejut ia berhasil menolong Pang Siu Wic dari tusukannya Sia Yun Hong, tetapi ia sendiri tidak ada ketika menghindarkan diri dari sodokan toyanya Tu Wee Seng, ia pejamkan kedua matanya menanti maut! Tetapi sekonyong-konyong di luar dugaan, ujung sebilah pedang datang menusuk dari belakangnya Tu Wee Seng, Tu Wee Seng terpaksa berbalik dan menangkis tusukan tersebut Demikianlah Bee Kun Bu terhindar dari maut! Kedatangannya penolong yang tiba-tiba itu membikin semua orang terperanjat dan berhenti bertempur penolong itu adalah Hian Ceng Tojin, Tu Wee Seng yang terhalangi itu menjadi gusar "Hian Ceng Toliang, tidak malukah sebagai seorang pemimpin menyerang lawan dengan membokong?" Mendamprat Tu Wee Seng dengan tegurannya. "Ha! Ha! Ha!" Tertawa Hian CengTojin. "Sia Totiang dan Tu-heng, dapat melihat orang lain, tetapi tidak dapat melihat diri sendiri, Kalian adalah pemimpin partai yang terkenal, tetapi tidak malu mengerubuti seorang murid!" Jawaban yang jitu itu membikin Tu Wee Seng dan Sia Yun Hong bungkam mulut dan malu sekali, dengan tak dapat berkata-kata mereka ngeloyor pergi KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Bee Kun Bu yang terhindar dari bahaya maut itu, segera berlutut di hadapan gurunya yang telah menolong jiwanya, ia menyatakan terima kasihnya. "Bu Jie, kau bangunlah! Sebelum kau diampuni oleh Susiokmu, hubungan kau dan aku sebagai guru dan murid masih terputus, Tadi aku menolong kau, karena aku tak tega melihat kau binasa di bawah toyanya Tu Wee Seng!" Bee Kun Bu juga mengetahui bahwa kedatangan gurunya itu karena ingin mencari kitab-kitab Kui Goan Piteek. "Sekarang aku akan berusaha membantu Suhu untuk mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, jika aku berhasil, apakah Susiok dapat mengampuni aku, agar aku tak usah menjalankan hukuman berkelana di kalangan Kang-ouw selama sepuluh tahun?" Hian Ceng Tojin tak dapat menahan keluarnya air matanya, tetapi ia tidak menjawabnya, ia membalikkan tubuh dan berlalu, Tiba-tiba terdengar suara yang merdu menegur Bee Kun Bu. "Bu Koko kau mengapa lagi?" Bee Kun Bu yang sedang membengong tersadarkan dari lamunannya, ia menoleh ke belakang dan tampak Lie Ceng Loan datang menghampiri ia segera mengetahui bahwa Fek Yun Hui telah berhasil membebaskan Sumoynya dari totokan, ia menjadi sangat girang. "Loan Moi, bagaimanakah kau merasa sekarang?" Tanyanya. "Bu Koko," Sahut Lie Ceng Loan sambil tersenyum, HPek Cici telah membebaskan totokan, sekarang aku merasa sehat kembali!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sesaat berselang Pek Yun Hui pun tampak mendatangi Bee Kun Bu mengawasi dengan sorot mata yang berterima kasih. "Bee Siangkong!" Kata Pek Yun Hui. "Kini jago-jago silat dari befbagai-bagai partai telah datang berkumpul pula di daerah pegunungan Koat Cong San ini, dan mereka datang dengan satu maksud, yaitu mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cele Kini Tiap Moi seorang diri menjaga di luar, hatiku merasa tidak tenteram, Oleh karena itu, kita harus lekas-lekas pergi ke jurang untuk melihat keadaan!" Bee Kun Bu menceritakan pertempurannya melawan Sia Yun Hong dan Tu Wee Seng, dan segala yang ia telah dengar dari mereka. Pek Yun Hui mendengari dengan penuh perhatian, lalu mengerutkan kening. "Bee Siangkong, semua ini adalah siasat dan tipu muslihatnya jahanam Co Hiong! Mungkin kini Co Hiong tengah bertempur melawan jago-jago silat dari kesenv bilan partai, Tiap Moi meski ilmu silatnya tinggi, namun masih belum berpengalaman aku khawatir keselamatan-nya. Mari, kita lekas-lekas pergi ke sana!" Berkata Pek Yun Hui. ia lalu memesan Pang Siu Wie dan Lie Ceng Loan menjagai Thian Kie Ciok Hu, ia bersama Bee Kun Bu segera pergi ke dasar jurang. Ketika mereka sudah hampir mendekati jurang tersebut terdengar oleh mereka suara hiruk pikuk, Pada jarak kurang lebih dua puluh tombak, mereka melihat seorang pemuda yang berpakaian serba kuning melarikan diri dengan pedang terhunus, Bee Kun Bu terkejut dan lantas hendak mengejarnya, tapi ditahan oleh Pek Yun Hui. "Bee Siangkong, biarlah aku yang mengejar dia!" Lalu secepat kilat ia lari mengejar dan mengirim tinjunya ke arah pemuda itu, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tinju yang dilancarkan dengan tenaga dalam itu bukan main hebatnya, Co Hiong yang lolos dari kepungannya jagojago silat dari kesembilan partai, terpaksa mengegos lalu berhadapan dengan Pek Yun Hui! "Hei! Manusia jahanam!" Bentak Pek Yun Hui. "Apakah kiramu kau dapat lolos lagi? Lekas kembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek kepadaku!" Co Hiong menyahut dengan jotosannya! Tetapi Pek Yun Hui hanya mengegos sedikit untuk terus menusuk dengan ujung jari tangan kanannya. Hembusan angin dari tusukan jari tangan itu mendorong Co Hiong lima langkah ke belakang! Salah satu jurus dari San Im Shi Ni. Untuk sementara Co Hiong berdiri tertegun menyaksikan kelihayan lawannya yang melancarkan jurus tersebut "Ayo, lekas kembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek kepadaku!" Bentaknya lagi Pek Yun Hui, membarengkan meloncat dan menerkam Co Hiong, siap segera melancarkan jurus Gie Sin Hoan Wie (ilmu merubah bentuk dan menukar tempat), dan berhasil mengelit terkaman itu, Seperti seekor kucing liar yang terdesak, Co Hiong membalas mengirim jotosan-jotosannya bertubi-tubi. Demikianlah pertempuran berlangsung lebih kurang sepuluh jurus dengan serunya, ketika terdengar suara jeritan dari Tu Wee Seng yang datang berlari-lari ke tempat tersebut, diikuti oleh Sia Yun Hong. Dalam keadaan terjepit Co Hiong segera keluarkan kitabkitab Kui Goan Pit Cek dari kantong di dadanya dan berseru. "Hei! Apakah kalian tidak malu mengerubuti aku seorang? Jika kalian masihjuga mendesak nya, aku segera akan memusnahkan kitab-kitab ini!" Ancaman itu segera menghentikan serangan-serangan terhadap nya, Ketika itu, jago-jago silat lainnya pun datang ke tempat itu, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Dengan kedua mata yang beringas, Co Hiong mengawasi mereka semua, kitab-kitab Kui Goan Pit Cek di tangan kirinya, dan pedang terhunus di tangan kanannya, Lalu ia melangkah maju setindak demi setindak, diikuti oleh Tu Wee Seng dan Sia Yun Hong dan juga Teng Lee. Pek Yun Hui yang menghalau jalan, siap sedia merebut kitab-kitab fCui Goan Pit Cek itu. ? pada saat itu, datang berlari-Iari ketiga pemimpin partai Kun Lun. Bee JCun Bu menjadi gelisah seorang Co Hiong terkurung oleh enam orang, Dalam keadaan terkurung itu Co Hiong menggertak "Kalian jangan maju setindak lagi atau aku segera musnahkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek ini!" Suasana segera menjadi sunyi Sekonyong-konyong seperti orang yang hilang ingtan Co Hiong tertawa gelakgelak. suaranya yang nyaring itu telah menarik perhatian jagojago silat lainnya, dan tak lama kemudian Souw Peng Hai, Ouw Lam Peng, Ong Han Siong dan yap Eng Ceng juga datang ke tempat tersebut "Suhu, kau datang dalam saat yang tepat sekali!" Seru Co Hiong kepada Souw Peng Hai, Teceu sedang di-kurung oleh empat pemimpin-pemimpin partai silat yang terkenal Teecu tak dapat meloloskan diri. Dan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek ini harus jatuh ke dalam tangan partai kita!" Souw Peng Hai mengawasi keempat pemimpin dari dua partai lawan. "Apa maksud kalian mengeroyok orangku itu?" Tegur Souw Peng Hai, suaranya keras bagaikan guntur. Ucapannya Co Hiong yang kejam dan menusuk itu, maupun pertanyaannya Souw Peng Hai yang masih belum mengetahui betul kebusukan muridnya itu, membikin Tu Wee Seng, Sia Yun Hong, Teng Lee dan para pemimpin partai Kun Lun terperanjat untuk sesaat mereka menjadi bisu tak dapat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menyahut Tetapi Pek Yun Hui menoleh ke arah Souw Peng Hai dan berkata dengan nada menyindir "Sotrw Cong Piauw! sekarang bukan waktunya untuk kita mengadu lidah! Aku ingin kejelasan darimu, dengan cara apakah yang adil soal kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu harus dibereskan ?" Souw Peng Hai tertawa. "Co Hiong sudah terang orang dari partaiku, Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek kini berada di dalam tangannya: maka kitabkitab tersebut harus menjadi miliknya partai Thian Liong. Kau tak perlu menanya lagi!" Jawab Souw Peng Hai, Bee Kun Bu teringat akan cara-cara Co Hiong yang keji mencuri kitab-kitab Kui Goan Pit Cek tersebut dari dalam kamar Thian Kie Ciok Hu di waktu ia sedang menderita dan berobat ia melotot mengawasi Co Hiong yang kejam dan keji itu. "Co-heng! Cara bagaimanakah kau memperoleh kitabkitab Kui Goan Pit Cek itu? Bukankah kau telah mencurinya dari dalam kamarnya Pek Cici? Apakah perbuatanmu itu tidak keji dan hina?" Bentak Bee Kun Bu sambil membeber kekejiannya Co Hiong. "Bee-heng, ketika kau sakit aku datang untuk menengok, dan aku hanya mengambil sebuah kotak yang dibuat dari batu Giok, Kemudian akupun telah mengembalikan kotak itu kepadamu," Bajak Laut Kertapati Karya Kho Ping Hoo Sepasang Rajah Naga Karya Kho Ping Hoo Pendekar Gila Dari Shantung Karya Kho Ping Hoo