Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 53


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 53


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   Kata Co Hiong, menyangkal jawaban yang tak tepat itu hanya membikin Bee Kun Bu bertambah gusar dan hendak menyerang "Bee Siangkong, kita tak usah mengadu lidah dengan manusia yang keji dan kejam itu,"   Mencegah Pek Yun Hui.   "Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek adalah miliknya Tiap Moi yang dibawanya dari lembah Pek Hua Kok, telah dicuri oleh manusia jahanam itu dari kamar Thian Kie Ciok Hu, Maka    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   walau bagaimanapun kita harus berusaha merebut kembali untuk dikembalikan kepada Tiap Moi."   "Pek Siocia, kitab-kitab Kui Goan Pit Cek berada di dalam tanganku, kini sudah menjadi mi!ikku. Jika aku tak mau mengembalikannya, kau mau apa?"   Kata Co Hiong menantang, Pek Yun Hui tetap bersikap tenang.   "Jika kau tidak hendak mengembalikannya, kau akan binasa di pegunungan Koat Cong San ini!"   Ancam Pek Yun Hui.   "Pek Siocia,"   Kata Co Hiong pula.   "Janganlah kau mendesak lagi, atau aku musnahkan kitab-kitab ini!"   Souw Peng Hai mengayun toyanya dan berjalan menghampiri Co Hiong, Gerak-geriknya itu membikin suasana menjadi tegang sekali, dan para jago silat berdiri dengan sikap yang waspada, Tiba-tiba terlihat Pek Yun Hui menggerakkan tangannya segera tampak tiga butir biji baja menyerang ke arah Souw Peng Hai! Tidak pereuma Souw Peng Hai menjadi pemimpin partai Thian Liong, Secepat kilat ia putar toyanya dan ketiga butir biji baja tersebut telah dapat dipukul jatuh! Ouw Lam Peng dengan arit bajanya menyambar kepalanya Pek Yun Hui.   Dengan gesitnya Pek Yun Hui mengegoskan diri menghindari samberan arit baja itu.   Menggunakan kesempatan itu, Souw Peng Hai Ion-cat dan berusaha merampas kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari tangannya Co Hiong, Namun, Tu Wee Seng dan Sia Yun Hong yang senantiasa mengawasi kitab-kitab tersebut, segera meloncat maju dan menghalanginya, Ketika itu, Ong Han Siong dan Yap Eng Ceng juga loncat maju, masing-masing melindungi Souw Peng Hai,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   pertempuran tak dapat dielakkan lagi! Sia Yun Hong lawan Ong Han Siong, dan Tu Wee Seng bertempur dengan Yap Eng Ceng, Saat itu merupakan kesempatan yang baik bagi Souw Peng Hai untuk merampas kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari tangan Co Hiong.   Tetapi Pek Yun Hui yang siang-siang sudah mengetahui maksudnya Souw Peng Hai itu telah melancarkan Thian Kong Citnya, dan pada saat itu pula terdengar serunya Na Siao Tiap yang datang dengan menunggangi bangaunya Pek Yun Hui.   Ouw Lam Peng dan Yap Eng Ceng berusaha menghalau Tetapi secepat kilat Na Siao Tiap meloncat ke atas untuk terus turun menotok punggungnya kedua lawannya itu, Mo Lun bersama-sama Ong Han Siong datang menangkis totokan tersebut Cit Kiok Goan Hoat dan Yap Eng Ceng coba meng-halaui, tetapi dengan pedang terputar Lie Ceng Loan menyerang kedua jago silat itu, Tiba-tiba Na Siao Tiap meloncat mundur dua langkah dan mengirim tinju masing-masing kepada Mo Lun dan Ong Han Siong, Bukan main hebatnya tinju itu.   Mo Lun dan Ong Han Siong terpukul terpental ke udara.   Mo Lun yang terkenal dengan tinju mautnya, dengan tak menghiraukan bahaya, segera maju pula.   "Hei, anak kemarin du!u, rasat tinjuku ini!"   Serunya sambil menyerang, Tinjunya Mo Lun itu jika menemui sasarannya, dapat menghancurkan tubuh orang yang diserangnya.   Hembusan angin dari tinju maut itu dirasai oleh Na Siao Tiap yang segera mencelat ke atas, terlihat ia merapatkan kedua betisnya, dan terjun ke bawah sambil menjotos kepalanya Mo Lun.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Mo Lun yang berpengalaman tidak berani menang-kisnya, ia membuang dirinya ke belakang, pada saat itu terlihat Na Siao Tiap turun ke tanah siap menyerang pula! sementara itu para jago silat khawatir jika kitab-kitab Kui Goan Pit Cek jatuh ke dalam tangannya partai Thian Liong, dan masing-masing mencari lawan untuk mencegah nya.   pertempuran antara Teng Lee dan Ong Han Siong adalah yang paling hebat, mereka seimbang kepandaian-nya, begitupun kelincahannya, pertempuran telah berlangsung lebih kurang lima puluh jurus, akan tetapi kedua belah pihak masih sama unggulnya, ilmu tinju Kim Kong Kian (tinju baja) dari Teng Lee bertemu dengan Coa Hong Pat Kwa Ciang Hoat (ilmu tinju ular menyerang dari delapan penjuru)nya Ong Han Siong yang dapat mengelit dan mengegoskan tiap-tiap jotosan lawan sambil mencari kesempatan memberi tinju maut Maka setelah pertempuran berlanjut pula lebih kurang lima puluh jurus, Teng Lee insyaf bahwa ia tak dapat menaklukkan lawannya dengan cara itu, jika ia tidak kehabisan tenaga.   Lalu ia ubah siasat dan jurusnya, iapun bersikap menjaga diri sambil mencari kesempatan untuk mengirim satu jotosan yang mematikan justru siasat demikian yang menguntungkan Ong Han Siong, Dengan kipas bajanya ia menotok jalan darah lawannya untuk di lain saat ia menyodok kepala lawannya sambil berloncat-loncat delapan kali delapan sama dengan enam puluh empat kali ke kanan dan ke kiri seperti seekor ular menyerang dengan giginya yang beracun! -ooo0oooDiluar dugaan semua orang, kakek Na tiba-tiba muncul! Teng Lee telah menduga bahwa Ong Han Siong tiba-tiba menyodok pada nya, ia terpaksa menjatuhkan diri dan bergulingan ke tanah menghindari sodokan maut itu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tu Wee Seng yang menyaksikan pertempuran itu insyaf, bahwa Teng Lee tak dapat melawan Ong Han Siong, kemungkinan akan terpukul atau terbunuh jika melawan terus, Untuk menolong kawannya itu ia maju menyerang toyanya Ong Han Siong dengan toyanya, Ong Han Siong menangkis toyanya Tu Wee Seng, lalu loncat menotok punggung lawannya itu.   Tu Wee Seng melangkah ke kiri sambil mengayun toyanya dengan jurus Oen Liong Pa Bia.   Terlihat toyanya menyapu lambungnya Ong Han Siong, jika Ong Han Siong tidak lekas-lekas meloncat ke belakang, ia pasti binasa disapu toya yang dikerahkan dengan tenaga sebesar seekor gajah, ia mencekal ujung toyanya Tu Wee Seng, dibetotnya dan menjotos tubuh Iawannya.   Tu Wee Seng terpukul, dan jatuh terlentang akan tetapi Ong Han Siong pun menjadi lumpuh tangannya setelah mencekal dan membetot toya lawan nya.   Jago-jago silat dari keempat partai dapat dengan bersatu hati melawan dan mengalahkan jago-jago silat dari partai Thian Liong, Tetapi mereka semuanya tidak bersatu padu, karena masing-masing mempunyai maksud yang berlainan, hanya memikiri kepentingan sendiri Maka ketika Tu Wee Seng dan Ong Han Siong menderita luka, tak seorangpun yang datang membantu atau meno!ong-nya.   Souw Peng Hai yang berpengalaman dan cerdas, segera dapat menangkap isi hati lawan-lawannya, ia memutar-mutar toyanya sambil berjalan menghampiri Co Hiong, dan secepat kilat pula merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari tangannya Co Hiong, Semua jago-jago silat terperanjat, dan berdiri be-ngong untuk sementara waktu setelah menampak kitab-kitab tersebut berada di dalam tangannya Souw Peng Hai.   Tiada seorangpun dari keempat partai silat itu berani maju merampasnya kembali    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tiba-tiba terdengar suara jeritnya Na Siao Tiap, dan terlihat ia meloncat ke atas menyambar Souw Peng Hai.   Souw Peng Hai sudah siap menjaga diri, ia menyapu gadis itu dengan toyanya, Na Siao Tiap berkelit diri dan turun ke tanah menghadapi lawannya, Kesempatan itu digunakan Souw Peng Hai untuk melempar kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dioperkan kepada Mo Lun.   "Mo Lun, lekas kau berlalu dengan kitab-kitab itu. Aku segera menyusul!"   Serunya kepada Mo Lun. Ketiga pemimpin partai Kun Lun menjadi cemas melihat kitab-kitab Kui Goan Pit Cek sudah jatuh ke dalam tangannya partai Thian Liong, dengan beringas mereka menyerang.   "Partai Thian Liong tidak mempunyai dendam terhadap partai Kun Lun,"   Kata Souw Peng Hai sambil memberikan perlawanannya.   "Mengapa kalian sudi diseret-seret oleh partai-partai silat lainnya? Jtka kalian ingin melihat dan membaca catatancatatan di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, aku mempersilahkan kalian datang ke markas besar partaiku di daerah utara propinsi Kwiciu, Kita dapat membaca dan mempelajarinya bersama-sama!"   Tu Wee Seng, Sia Yun Hong dan Teng Lee yang tidak sudi jika kitab-kitab tersebut jatuh ke dalam tangannya partai Thian Liong, menampak ketiga pemimpin partai Kun Lun telah terbujuk oleh Souw Peng Hai, merekapun tak dapat berbuat banyak, karena mereka insyaf tak dapat melawan jago-jago silat dari partai Thian Liong, lagipula Tu Wee Seng dan Teng Lee telah menderita luka.   Mereka berpura-pura mencegah dan mengejar Justru pada saat itu terdengar suara teriak yang nyaring dan terlihat berkelebatnya sesosok tubuh dari atas terjun ke bawah menerkam Co Hiong!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Semua orang terpesona ketika melihat bahwa orang yang menerkam Co Hiong itu adalah Bee Kun Bu.   Bee Kun Bu sudah nekad, ia telah bertekad membunuh mati jahanam itu, atau ia sendiri yang akan binasa di pegunungan Koat Cong San! Pek Yun Hui merasa khawatir jika serangannya Bee Kun Bu itu gagal, ia segera mengambil tindakan se-perlunya, Co Hiong yang telah menjadi letih setelah bertempur melawan jago-jago silat yang ingin merampas kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari tangannya, sudah memulihkan semangat dan tenaganya ketika kelima pemimpin cabang partai Thian Liong bertempur melawan musuh-musuh-nya.   Maka serangan Bee Kun Bu ia dapat mengegosinya dengan mudah, Dengan pedang terhunus ia siap menanti Bee Kun Bu yang datang menerkam dari atas, ia berusaha menebas kedua tangan Bee Kun Bu yang datang me-nerkam, jika Bee Kun Bu tidak lekas-lekas berkelit, kedua tangannya pasti akan tertebas putus! ia berkelit dengan menahan laju tubuhnya, lalu membuang diri ke belakang, justru dalam saat yang berbahaya itu, tiba-tiba terdengar suara hembusan angin yang menyerang dadanya Co Hiong.   Terlihat Co Hiong terdampar mundur, Untuk kesekian kalinya lagi-lagi Pek Yun Hui menolong Bee Kun Bu dari bahaya maut Co Hiong yang telah membaca catatan-catatan di dalam kitab Kui Goan Pit Cek itu segera mengetahui bahwa ia telah diserang oleh jurus Kim Kong Cit.   Mes-kipun ia telah berusaha mengegos i, namun pundak kanannya kena diserang juga oleh hembusan angin jari sakti tersebut Mengingat bahwa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek sudah berada di dalam tangan partai Thian Liong, dan mengetahui bahwa ia tak dapat melawan Pek Yun Hui, maka dengan menderita sakit di pundak kanannya, ia melarikan diri! Bee Kun Bu mengejar    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Bee Siangkong, biarlah dia melarikan diri! Kita masih ada jalan untuk merebut kembali kitab-kitab ter-sebut!"   Seru Pek Yun Hui mencegahnya, sementara itu Souw Peng Hai telah memimpin orangorangnya untuk keluar dari pegunungan Koat Cong San.   Jagojago silat dari keempat partai mengejar mereka hanya dengan setengah hati, Dengan perasaan kecewa Bee Kun Bu menundukkan kepa!a.   Lalu ia ingat akan bekas darah yang ia dapat lihat di atas tanah di dasar jurang.   "Apakah Lie Ceng Loan pun telah diganggu ke-suciannya oleh Co Hiong, seperti Liong Giok Pin?"   Pikirnya, Seperti orang yang nekad, ia cepat-cepat lari menuju Thian Kie Ciok Hu dengan maksud menanyakan Lie Ceng Loan tentang hal itu, Ketika ia hampir tiba di Thian Kie Ciok Hu, ia mendengar bunyinya bangau, dan segera tampak bangau tersebut terbang mendatangi Pek Yun Hui yang juga mengikuti Bee Kun Bu merasa bahwa kembalinya bangau itu untuk memberitahukan padanya tentang sesuaiu.   "Mengapa kau terbang kembali? Apakah telah terjadi peristiwa yang luar biasa di daerah pegunungan kita?"   Tanya Pek Yun Hui setelah bangau itu sudah berdiri di sampingnya, Bangau tersebut memanjangkan lehernya ke atas sambil berbunyi, kemudian menentang sayapnya dan terbang ke atas, Pek Yun Hui memperhatikan bangaunya itu, lalu ia menoleh kepada Bee Kun Bu dan Na Siao Tiap.   "Tiap Moi, Bee Siangkong, mungkin di mulut lembah telah terjadi peristiwa di luar dugaan kita. Aku hendak pergi memeriksa dengan menunggang bangau, Kalian dapat segera menyusul!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui lalu bersiul memanggil bangaunya yang segera terbang turun, ia lompat ke punggungnya bangau itu, yang lantas membawanya terbang menuju ke mulut lembah. Dari atas Pek Yun Hui dapat melihat seorang kakek yang berjubah biru memegangi ketiga   Jilid kitab Kui Goan Pit Cek di satu tangan sedang bertempur dengan Souw Peng Hai dan kelima pemimpin cabang partainya di mulut lembah, Pek Yun Hui segera mengenali kakek itu, Dengan terharu ia memanggil.   "Suhu!"   Dan setelah bangaunya terbang merendah, ia segera meloncat turun membantui kakek itu.   Co Hiong maju mengirim jotosannya yang dikerahkan dengan seluruh tenaga dalamnya, dan Ong Han Siong menyerang dengan kipas bajanya, Dengan jurus To Im Kiat Yo (menyerang dengan menggunakan tenaga lawan) Pek Yun Hui menyalurkan jotosannya Co Hiong untuk menggempur sabetan kipas bajanya Ong Han Siong! Ong Han Siong sejauh pengalamannya di kalangan Kangouw belum pernah menjumpai lawan selihay Pek Yun Hui.   Sebelum ia sempat turun tangan, bagaikan angin cepatnya Pek Yun Hui telah melewati padanya dan menendang lambungnya Co Hiong! Di lain pihak si kakek tengah bertempur seru melayani Souw Peng Hai.   Ouw Lam Peng menyambit si kakek dengan arit bajanya, dan dengan toyanya Souw Peng Hai membarengi menyapu dengan jurus Ngo Tee Cui Hong atau Angin puyuh menyapu tanah, Arit baja Ouw Lam Peng yang ampuh dan toya Souw Peng Hai bagaikan naga yang sedang gusar, bergerak-gerak dengan dahsyatnya mengurung dan menyerang si kakek dari depan dan belakang, Tetapi dengan mudahnya si kakek dapat menghindarinya, lalu dengan lengan bajunya menangkis arit bajanya Ouw Lam Peng!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Souw Peng Hai terperanjat mendapatkan serangannya melesat dan ketika itu si kakek sudah mengangkat tinju kanannya menyerang p ada nya.   Betum lagi ia sempat menjaga diri, tinju si kakek telah datang menyambar dan menghajar lengan kirinya, Souw Peng Hai segera merasakan lengan kirinya itu menjadi lumpuh, Si kakek meloncat ke belakangnya, dan Souw Peng Hai terpaksa berbalik hanya untuk ber-tabrakan dengan Ouw Lam Peng! Pek Yun Hui pun telah berhasil mendesak mundur Co Hiong dan Ong Han Siong, ia menyaksikan gurunya telah mempermainkan Souw Peng Hai dan Ouw Lam Peng.   "Suhu, apakah kitab-kitab Kui Goan Pit Cek sudah direbut kembali?"   Ia menyerukan si kakek. Tiap Moi, Suhu telah kembali dengan sehat dan selamat, Suhu pun telah berhasil merebut kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, Ayo, kau jumpai ayahmu!"   Kata Pek Yun Hui.   Menampak ayahnya itu, Na Siao Tiap teringat akan ibunya, tak terasa air matanya mengucur keluar Si kakek yang tiba-tiba datang dan merebut kembali kitabkitab Kui Goan Pit Cek dari tangannya orang partai Thian Liong itu, adalah Na Hai Peng, ayahnya Na Siao Tiap, yang dahulu hari dilukai dalam tubuhnya oleh suara petikan gitarnya gadis itu.   Dengan munculnya orang tua itu telah menggirangkan Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap.   Orang-orang dari partai Thian Liong dan para jago silat lainnya, tidak berani merebut kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang masih dipegang oleh si kakek itu.   Dengan air mata berlinang, Na Siao Tiap menghampiri si kakek, sambil memanggil "Ayah!"   "Tiap Jie, apakah kau masih membenci aku?"   Tanya kakek itu, suaranya gemetar    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Na Siao Tiap menghela napas, ia menjadi sangat terharu dan sedih, akan akhirnya menangis tersedu-sedu.   "Adakah di dunia ini seorang anak membunuh ayah-nya? pesan ibu!ah yang membikin aku menjadi geIisah..."   Katanya terisak-isak menangis di hadapan orang banyak, Pek Yun Hui pun ikut mengucurkan air mata, Suasana yang diliputi kesedihan itu, dipecahkan oleh suara jeritan, dan bentakan dari kedua orang yang bertempur dengan sengitnya, yakni Bee Kun Bu dan Co Hiong, Co Hiong yang menyaksikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek telah dirampas kembali oleh Na Hai Peng, bermaksud menangkap Bee Kun Bu untuk dijadikan sandera, untuk ditukar dengan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek.   Tetapi Bee Kun Bu bukan lagi Bee Kun Bu yang dulu, ia memberikan perlawanan yang gigih dengan ilmu langkah ajaib, ia dapat meloloskan diri dari serangan-serangannya Co Hiong, Pada satu ketika Co Hiong menusuk dengan jurus khas dari catatan San Im Shi Ni yang belum pernah gagal Diluar dugaannya, Bee Kun Bu tidak menangkis atau mengegos, bahkan menantikan datangnya ujung pedang, lalu secepat kilat melangkah ke samping dan menusuk dengan pedangnya.   Demikianlah kedua jago silat bertempur dengan menggunakan masing-masing kepandaiannya yang di-punyai, Bee Kun Bu menginsyafi tenaganya Co Hiong yang besar dan Co Hiong pun insyaf, bahwa Bee Kun Bu tak dapat diserang dengan pedang, Co Hiong menggunakan jurus To Hie Gek Leng (menyeret ikan melawan ombak) yang telah berhasil membunuh mati Kiok Gie Hweeshio, gurunya, Bee Kun Bu segera menggunakan ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu untuk mengelakkan serangan-serangan lawan dan membalas menyerangnya dengan ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam, membuatnya Co Hiong tak dapat kesempatan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   melancarkan jurus To Hie Gek Lengnya yang sangat diandalkan itu, Semua orang terpesona menyaksikan pertempuran yang seru itu, Tiba-tiba Bee Kun Bu menjerit dan loncat menusuk punggung lawannya, Co Hiong menangkis tusukan itu dengan jurus Tah Hong Liao In atau Burung Hong mengebat awan, tapi baru saja ia menangkis, Bee Kun Bu sudah menyerang pula.   Ong Han Siong yang melihat Co Hiong terdesak, hendak maju agaknya membantui, tetapi Pek Yun Hui menyambit dengan dua butir biji bajanya yang segera disusul dengan menjerit nya dua orang, dan terlihat dua pemimpin cabang partai Thian Liong jatuh terjungkal! Sedianya Ong Han Siong bersama Ouw Lam Peng dan Yap Eng Ceng hendak menggunakan kesempatan selagi perhatian orang dicurahkan kepada pertempuran yang dahsyat itu, untuk merampas kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari Na Hai Peng, tetapi akal bulus mereka tak terlolos dari matanya Pek Yun Hui yang selalu waspada, Ouw Lam Peng dan Yap Eng Ceng menjadi korban peluru bajanya Pek Yun Hui.   pada saat itupun pertempuran telah berhenti Ong Han Siong segera menolong kedua kawannya itu, dengan mahirnya ia membebaskan totokan dari sambitan peluru baja dan segera kedua orang itu sadar kembali "Hei, Ong Piauw Touw! sekarang kau ingin bertempur satu lawan satu atau maju bareng semua?"   Tan-tangnya Pek Yun Hui. Ong Han Siong tak menjawab Na Hai Peng jalan menghampiri puterinya dengan maksud menyerahkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Souw Peng Hai dan Sia Yun Hong berbareng coba merebut, tetapi si kakek Na mengebutkan lengan baju-nya, dan kedua pemimpin partai silat itu terhempas jatuh terlentang! Lalu si kakek meloncat dan lari entah ke-mana! Pek Yun Hui yang telah melihat dengan kepala mata sendiri bahwa gurunya telah merampas kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dan4eIah berlalu dengan selamat, ia berkata kepada Na Siao Tiap dan Bee Kun Bu.   "Mari, kita kembali, kita tidak perlu bertempur dengan mereka!"   Na Siao Tiap dan Bee Kun Bu tidak membantah, mereka mengikuti Pek Yun Hui berlalu dari tempat tersebut Tetapi Souw Peng Hai dan Sia Yun Hong masih penasaran, mereka mencegat dan menghalanginya.   "Kalian hendak pergi kemana?"   Tegur Souw Peng Hai dengan mengayun-ayunkan toyanya, Sia Yun Hong mengejar Bee Kun Bu dan hendak menusuknya, ia mengarahi Bee Kun Bu, karena ia mengetahui betapa cintanya kedua gadis terhadap pemuda itu, jika ia berhasil menawan Bee Kun Bu, mungkin ia dapat menukarnya dengan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek.   Tetapi Bee Kun Bu yang dihadapinya sekarang, bukanlah Bee Kun Bu yang lemah seperti dulu.   Secepat kilat pemuda kita berbalik dan menangkis tusukan dengan pedangnya.   Souw Peng Hai tertawa melihat Sia Yun Hongdibikin kuncup nyalinya oleh seorang gadis.   "Sia Totiang, jika kau ingin merebut kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, partai Thian Liong suka bekerja sama dengan kalian berempat partai, Menurut pendapatku, kalian menggempur mereka bertiga, dan aku bersama orangorangku mengejar si kakek tadi, jika kita berhasil merebut    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kembali kitab-kitab itu, kita dapat ber-sama-sama menikmatinya, Bagaimana pendapat Sia To-tiang?"   Lalu ia memandangi mereka menantikan akibat daripada usulnya itu.   "Sungguh pintar,"   Pikir Sia Yun Hong.   "Kau suruh kami tempur pemuda-pemudi ini, apa yang diperebuti-nya? sebaliknya kau dan orang-orang dari partaimu, jika berhasil merobohkan si kakek itu, kalian akan dapati kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari tangannya si kakek, Benar-benar akal busuk!"   Tapi ia segera berkata kepada Souw Peng Hai.   "Usul Souw Heng bagus sekali! Tetapi lebih baik kami dari keempat partai mengejar si kakek, dan kalian jagojago silat partai Thian Liong menggempur mereka bertiga!"   Jawaban itu disokong oleh Tu Wee Seng dan Teng Lee.   "Ha! Ha! Ha! Kalian ternyata tidak ingin bekerja sama dengan partai Thian Liong?"   Kata Souw Peng Hai sambil tertawa.   "   Janganlah kalian menyesal jika kelak kami berhasil merebut kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, kalian dari keempat partai tak mempunyai bagian untuk menikmatinya Ha! Ha! Ha!"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Lalu ia meraung seperti seekor naga untuk menunjukkan bahwa ia masih berkuasa.   "Souw-heng, jika kau tidak sudi kami turut serta mencari si kakek itu, kamipun tidak akan memaksanya. Kita akan menempuh jalan masing-masing!"   Kata Tu Wee Seng.   "Kata-kata Tu-heng tepat betul! Kita dari keempat partai pun akan bertindak sendiri-sendiri!"   Kata Teng Lee yang segera berlalu.   Di pihaknya Na Siao Tiap menampak para jago silat terpecah belah, merasa geli dan menginsyafi bahwa mereka itu masing-masing hanya mementingkan diri sendiri Pek Yun Hui mengisyaratkan kawan-kawannya kembali ke Thian Kie Ciok Hu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sedianya Souw Peng Hai hendak menghalangi, tetapi setelah menyaksikan Na Siao Tiap membikin Sia Yun Hong terdampar, ia merasa jeri.   Pek Yun Hui dan kawan-kawannya tak lama kemudian telah tiba di Thian Kie Ciok Hu.   Pang Siu Wie masih berdiri menunggu di depan pintu, ia tidak mengetahui segala kejadian di mulut lembah.   "Apakah kalian berhasil merebut kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek?"   Tanya Pang Siu Wie sambil menyambut mereka, Pek Yun Hui terperanjat "Apakah kau tidak melihat seorang kakek yang berjubah biru datang ke sini?"   Ia balik bertanya.   "Tidak, aku tidak melihat kakek yang dimaksudkan itu!"   Jawab Pang Siu Wie yang juga menjadi heran.   "Heran,"   Kata Pek Yun Hui kepada Na Siao Tiap.   "Tadi nyata-nyata aku menyaksikan bahwa Suhu telah keluar dari kepungan musuh dengan membawa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu! Mengapa Suhu tidak kembali ke sini?"   Pada saat itu, tampak Lie Ceng Loan berlari-lari keluar "Pek Cici betul-betul pandai,"   Katanya dengan nada dan gaya yang manja.   "Jika bukannya Pek Cici yang menolong aku, mungkin aku sudah tak bernyawa lagi, Benar-benar jahat dan kejam bangsat Co Hiong itu!"   Mendengar Lie Ceng Loan menyebut-nyebut halnya Co Hiong itu, Bee Kun Bu teringat kembali akan bekas darah yang ia telah lihat di dasar jurang, Tetapi ia tidak berani menanyakan tentang hal itu di hadapannya Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap.   pertempuran memperebutkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Karena memikiri Na Hai Peng, Pek Yun Hui tidak memperhatikan perkataannya Lie Ceng Loan.   ia berkata kepada Na Siao Tiap: Tiap Moi, kita harus mencari Suhu, Dengan ilmu silatnya yang maha tinggi dia dapat mengatasi rintangan atau serbuannya musuh-musuh yang hendak merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, tetapi dia tidak kembali ke Thian Kie Ciok Hu, aku menjadi khawatir...."   "Pek Cici."   Kata Na Siao Tiap, memotong.   "Aku mengerti kekhawatiranmu, Baiklah, mari kita segera mencari ayahku!"   Lalu iapun berlari keluar menuju ke jurang, Hari sudah senja, dan bulan akan segera munculkan diri, Ketika mereka hampir tiba di jurang, mereka mendengar suara helaan napas, Mereka mempereepat larinya, dan setelah melihat tegas wajahnya orang yang menghela napas itu, mereka terperanjat dan berseru tertahan Orang yang berdiri di sisi jurang itu bukan lain daripada si kakek Na Hai Peng, ia berdiri memegangi kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dengan wajah yang suram.   Terdengar ia mengucapkan perkataan.   "Ya, karena kitab-kitab ini aku menjadi menyesal seumur hidup,"   Terdengar dia berkata-kata seorang diri.   "Kitab-kitab ini hanya membawa bencana dan kece!aka-an!"   Lalu ia mengangkat tinggi kitab-kitab tersebut dan hendak dilemparkannya ke dalam sungai di bawah jurang yang airnya mengalir sangat derasnya, Bukan main terkejutnya Pek Yun Hui melihat kelakuannya si kakek itu, ia segera menubruknya, Na Hai Peng dengan hanya bergerak sedikit,sudah meloncat lima tombak jauhnya,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Na Siao Tiap juga menubruk seraya memanggilnya.   "Ayah!"   Segera Pek Yun Hui menghampiri dan berlutut di hadapan gurunya.   "Suhu, tunggul Teecu ada omongan! janganlah pergi dulu!"   "Kongcu (puteri raja) lekas bangun! Kau tak seharusnya berlutut di hadapanku!"   Kata si kakek seraya mengangkat bangun Pek Yun Hui Pek Yun Hui berbangkit dan mengawasi wajahnya si kakek.   "Suhu,"   Katanya.   "Peristiwa lampau telah hilang pergi aku mohon Suhu tidak menyebut aku Kongcu lagi karena Kongcu itu sudah mati, Aku ini adalah muridmu dan bernama Pek Yun Hui...."   Pengakuan Pek Yun Hui itu mengharukan si kakek, Na Siao Tiap dengan tindakan yang perlahan menghampiri dan berdiri mengawasi ayahnya dengan rupa yang penuh kasih sayang.   "Suhu, marilah kita kembali ke Thian Kie Ciok Hu, di sana kita dapat bicara dengan tenang.,."   Mengajak Pek Yun Hui.   jagat telah berubah menjadi gelap dan kabut menyelubungi pegunungan itu, Ketika mereka hampir tiba di Thian Kie Ciok Hu, tiba-tiba terlihat beberapa bayangan orang, Bee Kun Bu mencabut pedangnya dan menghunus, Mereka berjalan maju dengan waspada, Di dekat Thian Kie Ciok Hu, suasana menjadi terang dengan api obor, dan terdengar pula suara dari kegaduhan Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap segera menduganya kepada orang-orang partai Thian Liong yang datang untuk membikin pembalasan atas dimusnahkannya pe-rangkapperangkap dan markas besarnya, berbareng untuk merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek.   Mereka yakin bahwa orang-    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   orang partai Thian Liong itu bergerak tanpa bekerja sama dengan jago-jago silat dari partai-partai lainnya.   Menyaksikan Thian Kie Ciok Hu disatroni musuh, Na Hai Peng menjadi sangat gusar, ia serahkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek kepada Na Siao Tiap puterinya seraya berkata: Tiap Jie, kau jaga baik-baik kitab-kitab ini.   Aku terpaksa harus membasmi mereka!"   Na Siao Tiap menyambuti kitab-kitab itu.   Sambil berseru Na Hai Peng meloncat seperti seekor kanguru yang sekejap saja telah lenyap di dalam semak belukar yang ketika itu sudah penuh dengan senjata-senjata tajam Harus diketahui bahwa orang-orangnya partai Thian Liong itu adalah jago-jago silat yang dimalui.   Tapi Na Hai Peng dengan menggunakan siasat dan ilmu yang ia telah pahami dari catatan-catatan kitab Kui Goan Pit Cek, dan dengan hanya kedua tinjunya, ia dapat menguasai keadaan! Na Siao Tiap datang untuk menyaksikan ayahnya melabrak musuh-musuhnya, justru itu ia merasa hembusan angin di belakangnya, ia segera mengegoskan diri Dan Co Hiong yang baru saja menerkam angin, menyerang lagi menebas pinggangnya Na Siao Tiap dengan pedangnya, Tangan kanannya Na Siao Tiap memegangi kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, maka terpaksa ia melawan dengan tangan kirinya, Dengan jurus Wan Tee Hoan In atau Dari Bawah Membalikkan Awan, ia menggeprak lengan Co Hiong yang memegang pedang, Co Hiong segera merasakan lengannya menjadi lumpuh Tetapi ia telah bertekad merebut kitab-kitab tersebut ia melancarkan pula jurus-jurus Ya Pan Hong Yan (Asap MengepuI Diwaktu Malam) dan Thian Bong Lo Ciok (Memasang jaring Menangkap Burung), meloncat ke kanan dan ke kiri untuk membingungkan lawan sambil mencari lowongan mengirim tusukan-tusukan pedang-nya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Harus diketahui bahwa gagang pedangnya Co Hiong itu dicantelkan beberapa Hngkaran-lingkaran (gelang) emas, dengan saling beradunya gelang-gelang itu telah mengeluarkan suara berisik menulikan kuping, Bagi lawan lawan umumnya, jurus-jurus yang dilancarkan Co Hiong itu cukup membinasakan tetapi tidaklah demikian terhadap Na Siao Tiap yang telah ketahui akan keampuhannya dengan jurus-jurus tersebut.   Maka Na Siao Tiap pun segera menandinginya jurus-jurus Kim Si Can Wan (Benang Sutera Melibat Cacing) dan Yu Hie Gek Lang (lkan Berenang Melawan Ombak), Terlihat gadis itu mengebut-ngebut lengan baju kirinya sambil meloncat-loncat dan kedua kakinya sewaktu-waktu mengirim tendangan maut Co Hiong menjadi bingung, dan pada satu ketika lengan kanannya kena tertendang.   Pek Yun Hui pun sudah maju membantui Na Hai Peng melabrak Souw Peng Hai dan kelima pemimpin cabang partai nya.   sekonyong-konyong selagi pertempuran berjalan sangat hebatnya, terdengar suara jeritan yang memilukan hati, Semua orang tereengang! Bee Kun Bu yang juga sedang sibuk melabrak musuh segera menoleh ke arah jeritan itu, dan melihat Tu Wee Seng sedang menyeret Lie Ceng Loan, Tanpa menghiraukan bahaya, Bee Kun Bu mengerak gigi dan meloncat menerkam Tu Wee Seng.   Tusukan yang dilakukannya dengan nekad itu dapat ditangkis oleh Tu Wee Seng dengan toya bambunya.   "Hei, jangan menyerang lagi... atau aku pijat mati gadis ini!"   Tu Wee Seng mengancam, Lie Ceng Loan yang dicekal erat-erat pergelangan tangan kanannya oleh Tu Wee Seng meringis kesakitan, keringat dinginnya membasahi tubuh dan pakaiannya,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap datang hendak menolongnya, tetapi mereka tak dapat berbuat apa-apa, karena khawatir Tu Wee Seng membuktikan ancaman-nya.   Tiba-tiba berkelebat bayangan hitam menerkam Tu Wee Seng.   Tu Wee Seng hendak menangkis dengan toyanya, tetapi Souw Peng Hai lelah mendahului menyerang orang itu.   Terlihat orang itu melonjak ke atas mengelakkan diri sambil membalas menendang kepalanya Souw Peng Hai dari atas, Souw Peng Hai kelabakan! Lekas-lekas ia mengegos dan melangkah ke belakang.   Pek Yun Hui segera mengenali, bahwa bayangan hitam yang menerkam Tu Wee Seng itu adalah Na Hai Peng, gurunya! Dalam keadaan yang kacau itu ketiga pemimpin partai Kun Lun pun tiba pula, tetapi mereka tidak ikut bertempur Giok Cin Cu melihat Lie Ceng Loan menderita di bawah kekuatan, Tu Wee Seng, ia hendak menolongi, tetapi Tong Leng Tojin mencegah, Tiba-tiba tampak Na Siao Tiap meloncat ke atas melewati kepalanya Tu Wee Seng sambil mengirim jotosan nya.   Tu Wee Seng merasa sakit terserang hembusan angin jotosan itu, namun ia tak melepaskan Lie Ceng Loan dari cekalannya, Teng Lee dan Sia Yun Hong tak dapat membantu Tu Wee Seng karena mereka sedang sibuk melawan Na Hai Peng.   Begitu lekas Na Siao Tiap tiba di tanah lagi, maka Pek Yun Hui meloncat ke atas dan dari atas ia terjun ke bawah menusuk kepalanya Teng Lee, Tu Wee Seng melihat bahaya maut itu, dengan sekuat tenaga ia lemparkan Lie Ceng Loan ke tubuhnya Teng Lee!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Jika Pek Yun Hui tidak menahan tusukannya, pastilah Lie Ceng Loan akan tertusuk-tusuk bersama-sama Teng Lee, Dengan sebat pedangnya diangkat ke atas dan turun menarik Lie Ceng Loan ke samping! Cara Pek Yun Hui menolong Lie Ceng Loan itu sangat menakjubkan, Na Siao Tiap terpesona, justru pada saat itulah Co Hiong menerkam dan merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari tangannya! Ketika Na Siao Tiap tersadar dari bengongnya, Co Hiong sudah lari tiga tombak jauhnya, Na Siao Tiap segera mengejar perbuatan ini dilihat oleh Souw Peng Hai, yang lantas menyerukan orang-orangnya menghalau gadis itu, sedangkan ia sendiri pun maju menyerang dengan toyanya untuk memberi kesempatan Co Hiong melarikan diri membawa kitab-kitab ajaib itu, Na Hai Peng juga turut mengejar, tetapi ia selalu dihalangi oleh orang-orangnya Souw Peng Hai.   Tiap Moi!"   Seru Pek Yun Hui.   "Biarlah dia lari. Selama tiga ratus tahun ini, banyak jago-jago silat telah binasa karena memperebutkan kitab-kitab itu, Masih akan berekor panjang, mereka tak akan merasa tenteram!"   "Nasehat Pek Cici beralasan, kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu hanya membawa kematangan dan kecelakaan,"   Kata Na Siao Tiap dengan masgul Jago-jago dari keempat partai silat lainnya datang menghampiri "Pek Siocia, kitab-kitab Kui Goan Pit Cek sudah terjatuh di tangan partai Thian Liong.   Apakah kalian bermaksud pergi ke markas besarnya di propinsi Kwiciu untuk merebutnya kembali?"   Tanya Tu Wee Seng, Pek Yun Hui sudah mengetahui akal bulusnya Tu Wee Seng itu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kau tak perlu tahu atau turut campur urusan kami!"   Jawab Pek Yun Hui dengan ketus, Terdengar Tong Leng Tojin menghela napas.   "Markas besar partai Thian Liong telah dimusnahkan oleh Siocia, Namun mereka masih berpengaruh dan masih kuat Jika kitabkitab Kui Goan Pit Cek terjatuh di tangan mereka, nasib jagojago silat dari partai-partai lain akan menyedihkan sekali."   Kata nya.   Kata-kata Tong Leng Tojin itu menusuk perasaannya semua jago-jago silat yang berada di situ, peristiwa mengadu silat dengan jago-jago dari partai Thian Liong telah berakhir dengan dimusnahkannya markas besarnya partai Thian Liong.   Semua itu adalah berkat kerja sama dari kesembilan partai.   Kini kitab-kitab Kui Goan Pit Cek telah berada di tangan partai Thian Liong, maka jago-jago silat dari kesembilan partai-partai silat itu tak dapat tempat lagi di kalangan Kang-ouw, Mereka bergidik membayangkan nasib mereka kelak! Pek Yun Hui dapat menyelami isi hati mereka.   "Kalian tak usah khawatir memikiri kitab-kitab itu, kami ada jalan untuk merebutnya kembali Dan kami mengharap kalian janganlah bermusuhan untuk memperebutkan kitab-kitab itu..."   Tetapi.."   Sia Yun Hong memotong.   "Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu sudah direbut oleh partai Thian Liong, karenanya tidaklah menjadi milikmu lagi!"   Ketika itu Na Hai Peng merasa menyesal akan akibat yang diterbitkan oleh kitab-kitab itu, iapun cemas kitab-kitab tersebut telah direbut oleh partai Thian Liong, Kini mendengr kata-katanya Sia Yun Hong yang menyatakan keinginannya memiliki kitab-kitab itu, ia menjadi sangat gusar.   "Siapakah yang masih bermaksud merebut kitab-kitab itu? sekarang aku persilahkan dia bertempur melawan aku dulu!"   Tantangnya,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tantangan itu membuat wajahnya semua orang menjadi pucat, dan suasana menjadi sunyi senyap, Sejenak kemudian Teng Lee memecahkan kesunyian "Na-heng sangat memandang rendah kami Aku terpaksa menerima tantangan itu!"   Sahutnya sambil menyengir Lalu iapun maju untuk bertempur melawan Na Hai Peng. Baru saja Na Hai Peng hendak turun tangan, Pek Yun Hui maju menahan padanya.   "Suhu tak usah turun tangan, Perkenankanlah aku yang memberesi mereka semua!"   Kata Pek Yun Hui Lalu ia hadapi semua jago-jago silat dan katanya pula: Terhadap kalian, kami sebetulnya tiada bermusuhan dendanr Ketika kalian bertempur melawan orang-orangnya partai Thian Liong di dataran tinggi Twan Hun Ya, jika kami tidak datang membantu, kalian mungkin sudah binasa di dalam perangkap partai Thian Liong yang keji itu!"   Kata-katanya yang membangkitkan soal budi dan bantuan yang telah diberikannya itu, membuat mereka merasa malu jika mereka sekarang bertempur dengan Pek Yun Hui "Kalian dari angkatan tua mungkin sudah mengerti akan maksud kami,"   Kata Na Siao Tiap.   "Maka lebih baik kalian lekas-lekas berlalu dari sini!"   Tu Wee Seng mengangkat toyanya sebagai isyarat mengajak kawan-kawannya berlalu, Setelah semuanya berlalu, maka di pegunungan Koat Cong San itu kembali menjadi sunyi senyap seperti sediakala.   "Suhu,"   Kau Pek Yun Hui.   "Mari kita kembali ke Thian Kie Ciok Hu."   Na Hai Peng mengangguk, dan segera berjalan menuju ke Thian Kie Ciok Hu, diikuti oleh lain-lainnya.   Alkisah Souw Peng Hai setelah dapat merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, segera memimpin orang-orang-nya yang terdiri dari lima pemimpin cabang partainya dan Co Hiong kembali ke markas besarnya di propinsi Kwiciu.   Dengan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   diperoleh kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, bangkitlah ketekadannya untuk membina dan memperkuat partainya, Demikiantah sang waktu berlalu dengan pesatnya, selama itu Souw Peng Hai dengan giatnya memperkuat partainya, Namun ia khawatir Pek Yun Hui dan kawan-kawannya akan datang merebut kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, Pada suatu hari, tengah Souw Peng Hai mempelajari catatan-catatan tentang ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek bersama-sama kelima pemimpin cabang partainya dan Co Hiong, tiba-tiba mereka mendengar bunyinya suara bangau di udara, Me-reka terkejut Telah kuduga mereka tentu akan datang untuk merebut kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek!"   Kata Souw Peng Hai sambil bangun dan lari keluar ia memandangi keluar, tinggi di atas angkasa ia lihat terbang metayang-layang seekor bangau yang sangat besar dan sesaat kemudian terlihat pula beberapa orang berlari-lari mendatangi Mereka adalah Pek Yun Hui yang memimpin Na Siao Tiap, Lie Ceng Loan, keempat bujang perempuannya Na Siao Tiap, Pang Siu Wie dan Tan Pao, yang tak lama kemudian sudah berdiri di hadapannya Souw Pehg Hai.   "Souw Cong Piauw Touw, selama berpisah apakah kau ada baik?"   Tegurnya Pek Yun Hui. Souw Peng Hai memaksakan diri tertawa.   "Kunjungan Siocia beserta kawan-kawan ini, tentunya untuk mengambil kitab-kitab Kui Goan Pit Cek?"   Sahut pemimpin partai Thian Liong, langsung membuka maksud hati orang. Na Siao Tiap tampil ke muka.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Karena Souw Cong Piauw Touw telah mengetahui maksud daripada kedatangan kami, maka lekas lah mengembalikan kitab-kitab itu!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Oh itulah mudah sekali, tetapi kalian harus dapat melalui dulu toyaku ini!"   Sahut Souw Peng Hai, menantang Ketika itu pemimpin-pemimpin cabang partainya juga sudah keluar, dan Ong Han Siong tampil di muka seraya berkata.   "Cong Piauw Tou, perkenankanlah aku yang melayani anak kemarin dulu itu!"   Na Siao Tiap menjadi gusar, tanpa bicara lagi ia meloncat maju dan menyerang Ong Han Siong dengan tinjunya, Ong Han Siong menggerakkan kipas bajanya melindungi diri sambil melangkah mundur dua tindak, ia pernah dihajar di Twan Hun Ya, ia harus bertempur lebih hati-hati.   "Mengapa kau mundur?"   Bentak Na Siao Tiap sambil mengejar, dan secepat kilat ia memukul kedua pipinya Souw Peng Hai yang segera menjadi bengkak dan merah! Yap Eng Ceng maju menolong dengan bacokan goloknya, tetapi Na Siao Tiap dapat mengelaki sehingga bacokannya luput Lalu Na Siao Tiap berbalik dan sambil membentak.   "Pengecut, menyerang lawan dari belaka ng!"   Ia menjotos mukanya Yap Eng Ceng, sehingga memuntahkan darah dari mulut dan hidungnya, Mo Lun datang membantu, dan menjotos dengan tinju mautnya! Mereka mempertahankan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, markas besar partai Thian Liong disapu bersih Tetapi tinju Mo Lun itu disambutnya dengan gitar yang diayun demikian rupa, sehingga tinju itu menjadi lumpuh dan Mo Lun terdorong menabrak Souw Peng Hai! Belum lagi Mo Lun hilang terkejutnya ketika Na Siao Tiap menjotos punggungnya, sehingga rubuh tak dapat berdiri lagi!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ong Han Siong, Yap Eng Ceng dan Mo Lun tiga jago-jago silat dari kaliber atas dihajar kocar-kacir di dalam jangka waktu hanya beberapa detik saja! Untuk beberapa detik Souw Peng Hai berdiri tertegun menyaksikan jago-jago silatnya dipermainkan oleh seorang gadis belasan tahun.   "Pek Cici, aku harus bunuh mati mereka semua agar tidak berekor lagi!"   Seru Na Siao Tiap.   "Baiklah, Membunuh mereka demi kepentingan orangorang di kalangan Kang-ouw!"   Sambut Pek Yun Hui menyetujuinya, Karena ia berpendapat begunda!-begundal Souw Peng Hai itu adalah jago-jago silat terkenal jika mereka masih hidup, mungkin mereka akan membikin pembalasan, disamping itu juga bisa mencelakai orang lain, Tiba-tiba Souw Peng Hai, mengangkat toyanya dan meraung keras.   Segera semua orang-orangnya keluar menyerbu dengan senjata terhunus, Na Siao Tiap tidak gentar ia lancarkan tinju maut-nya, dan dalam sekejap saja sudah ada beberapa orang dipukul mati olehnya! "Lekas atur barisan merupakan lima penjuru mengurung mereka!"   Teriak Ong Han Siong, Semua orang partai Thian liong segera mengikat kepala dengan kain sutera berwarna, dan mengatur diri menjadi barisan-barisan yang dimaksudkan Pek Yun Hui melihat, bahwa kain sutera yang dipakai mengikat kepala itu berwarna merah, kuning, biru, putih dan hitam.   Tiap Moi, kita lihat apa yang mereka akan perbuat!"   Bisik Pek Yun Hui. Na Siao Tiap mengangguk, dan berdiri tegak siap sedia menghadapi segala sesuatu, Tiba-tiba ia memetik gitarnya dan mainkan lagu Twan Sim Kiok (Lagu menghancurkan hati), Aneh sekali, orang-orangnya Souw Peng Hai setelah    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   mendengar lagu itu, mendadak menjadi tak bersemangat dan bersedih hati. Tiap Moi,"   Bisik Pek Yun Hui pula.   "Hentikan lagu itu. jangan melukakan mereka!"   "Aku ingin mainkan lagu Li Cin Bi Hun Kiok (Lagu memusnahkan semangat) agar mereka semua terluka, jika kita tidak membasmi mereka sekarang, mereka kemudian hari akan berbuat lebih jahat lagi!"   Sahut Na Siao Tiap, Tetapi maksud kita hanya untuk mengambil pulang kitabkitab Kui Goan Pit Cek, dan orang-orangnya Souw Peng Hai tidak semuanya jahat.."   Kata Pek Yun Hui.   Na Siao Tiap yang tidak kejam itu dapat dibujuk, ia berhenti memetik tali gitarnya.   Souw Peng Hai meraung lagi, Dan orang-orangnya mulai sadar dan bersemangat kembali, mereka sibuk berbaris pula merupakan barisan yang mengurung dari lima penjuru.   "Kau bantui Na Siocia menerobos kurungan,"   Pek Yun Hui membisiki Pang Siu Wie, dan aku yang hajar Souw Peng Hai!"   Lalu ia meloncat dan menyerang Souw Peng Hai, Ketika itu lima barisan yang dipimpin oleh Ong Han Siong, Ouw Lam Peng, Mo Lun, Yap Eng Ceng dan Kiok Goan Hoat sudah siap, Pek Yun Hui segera mengenali bahwa siasat itu adalah menurut catatan dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan ia yakin bahwa Na Siao Tiap dapat menerobos keluar dari kurungan itu.   ia hanya ingin memaksa Souw Peng Hai mengembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, jika dapat, ia hendak mencegah, Souw Peng Hai dibunuh mati oleh Na Siao Tiap, Begitu Pek Yun Hui menyerang Souw Peng Hai, Na Siao Tiap memimpin keempat bujang perempuannya, Pang Siu Wie, Lie Ceng Loan dan Tan Pao untuk menerobos keluar dari kepungan ia mengatur orang-orang dari pihaknya merupakan suatu bintang yang ber-sudut tujuh, dan memerintahkan mereka berdiri tegak menanti serbuan.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kalian harus ingat tempat masing-masing dan bertindak maju mengikuti jejakku untuk menerobos keluar dari kepungan musuh...."   Na Siao Tiap memperingatkan mereka.   Ketika itu Pek Yun Hui sudah bertempur dengan Souw Peng Hai yang mengeluarkan semua kepandaiannya bertekad membunuh lawannya, dan di lain pihak kelima barisan yang dipimpin oleh kelima partai cabang partai Thian Liong juga sudah mulai bergerak maju, Barisan Na Siao Tiap yang berbentuk bintang tersudut tujuh itu kokoh dan teguh, sekian lamanya tiada seorangpun musuh yang dapat menembusinya, Na Siao Tiap meloncatloncat menyerang kelima pemimpin mu-suh, Lalu ia memetik tali gitarnya, Aneh bin ajaib, suara tali gitar itu segera membikin musuh menjadi hilang semangat Ong Han Siong menghampiri Mo Lun.   "Mo Heng harus menggunakan jarum-jarum bera-cunmu membunuh mati gadis itu,"   Bisiknya, Lalu ia kembali memimpin barisannya dan memerintahkan orang-orangnya berteriak teriak dengan maksud mengacaukan suasana dan memberi kesempatan untuk Mo Lun melontarkan jarum-jarum beracunnya Setelah memetik tali gitarnya tiga kali, Na Siao Tiap memimpin orang-orangnya menerobos kepungan sambil melancarkan jotosan-jotosan dengan gitarnya, Dalam waktu singkat sudah ada tujuh-delapan orang yang terpukul mati! Ong Han Siong pun memerintahkan orang-orangnya menyambiti Na Siao Tiap dengan senjata-senjata rahasia, bagaikan hujan senjata tersebut beterbangan berkilau-kilau ke arah Na Siao Tiap, Mo Lun belum menyambitkan jarum-jarum beracun-nya.   Tiba-tiba Na Siao Tiap berseru dan mengebut lengan bajunya menghalaukan senja ta-senjata rahasia musuh, senjatasenjata rahasia tersebut ada yang jatuh, ada juga yang    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   berbalik menyerang musuh seperti bumerang, dan menewaskan lagi dua-tiga orang! Ong Han Siong, Yap Eng Ceng dan Mo Lun da-patkan, bahwa di mana saja Na Siao Tiap maju, pasti ada beberapa orang yang mati terpukul, agaknya barisan-barisan mereka sudah tak berguna lagi, Souw Peng Hai tidak dapat memimpin orang-orangnya, karena ia sendiri dengan susah payah harus menjaga diri dari serangan serangannya Pek Yun Hui.   Oleh karena itu Ong Han Siong beserta kawan-kawannya terpaksa mengerubuti Na Siao Tiap.   Sekian lamanya Mo Lun ragu-ragu menyambit Na Siao Tiap dengan jarum-jarum be racun nya, karena ia telah saksikan bagaimana Na Siao Tiap memukul balik senjata rahasia sebagai bumerang, ia khawatir jarum-jarum beracunnya akan membinasakan orang-orangnya sendiri Na Siao Tiap tak gentar dikerubuti oleh ketiga musuhnya, dengan beringas ia menyerang Ong Han Siong yang paling depan.   Ong Han Siong lekas-lekas menjaga diri dengan kipas bajanya, Tetapi Na Siao Tiap terus menyerang, Ong Han Siong terpaksa menyodokkan kipas bajanya sekuat tenaga, Secepat kilat Na Siao Tiap mencelat ke atas dan turun menotok punggung lawannya.   Ong Han Siong segera menjadi pening, dan seperti kerbau gila ia lari ke depan sambil menyemburkan darah dari mulut nya! Serangan Na Siao Tiap yang demikian cepatnya itu, tidak keburu Mo Lun maupun Yap Eng Ceng meng-halauinya, setelah Ong Han Siong terluka, mereka menyerang membabi buta, Kesempatan tersebut digunakan oleh Na Siao Tiap untuk menyapu mereka dengan gi-tarnya, dan berhasil menyapu jalan darah di leher dan di kepala kedua musuh itu.   Setelah ketiga pemimpin itu terluka, maka barisanbarisannya pun menjadi kacau pula, Lalu Na Siao Tiap memimpin orang-orangnya maju menggempur musuh.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Lie Ceng Loan yang bernapsu lari paling dulu dengan pedang terhunus, tetapi Na Siao Tiap perintahkan untuk kembali ke tempatnya, Baru sekarang Na Siao Tiap keluarkan goloknya dan menerobos keluar dari kepungan Pada saat itu juga terdengar Souw Peng Hai menjerit dan terlihat ia terdampar mundur empat-lima langkah untuk terus jatuh duduk di tanah, ternyata ia kena disodok oleh jari saktinya Pek Yun Hui.   Pek Yun Hui tidak menyerang terus, ia mengawasi Souw Peng Hai yang sudah kempas-kempis, ia mengetahui bahwa disamping ilmu silatnya yang maha tinggi Souw Peng Hai itu besar tenaganya, jika pada hari-hari belakangan ini ia tidak belajar lagi dari Na Siao Tiap, mungkin ia tak dapat menaklukkan Souw Peng Hai.   Oleh karena itu ia makin menjadi gelisah jika kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu tidak lekas-lekas direbut kembali Tetapi untuk dapat merebutnya, ia harus membunuh mati Souw Peng Hai.   Jika Souw Peng Hai dibunuh mati, bagaimanakah ia menghadapi Souw Hui Hong? Demi-kianlah ia berdiri bengong menghadapi soal yang rumit itu.   sementara itu pertempuran telah menjadi mereda, karena Souw Peng Hai sudah tak berdaya, dan ketiga pemimpin cabangnya pun sudah terluka, Souw Peng Hai lalu memejamkan matanya bersemadi untuk memulihkan tenaga dalam dan semangatnya Lie Ceng Loan bergidik melihat banyak mayat bergelimpangan di tanah dengan darah berhamburan Tibatiba matanya melihat Ouw Lam Peng, musuh besarnya yang telah membunuh mati ayahnya! Kengerian hati Lie Ceng Loan lenyap seketika, bahwa timbul semangatnya untuk menuntut balas, ia segera lari menghampiri musuhnya itu dengan pedang terhunus,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ouw Lam Peng yang merasa kecewa tentang gagalnya kepungan dan sudah letih itu, menangkis serangan Lie Ceng Loan ia tidak menduga, bahwa musuhnya ini sudah lihay ilmu silatnya Tusukan Lie Ceng Loan yang secepat kilat itu ia tak dapat menangkisnya, ujung pedang menembusi tenggorokannya.   ia menjerit sekali lalu jatuh tersungkur dan mati seketika dengan tubuh bermandikan darah yang keluar dari luka di tenggorokannya! Seperti orang yang hilang ingatan Lie Ceng Loan tertawa keras sekali Semua perhatian dicurahkan kepada gadis itu yang sambil tertawa berdiri mengawasi mayatnya Ouw Lam Peng, Bee Kun Bu datang menghampiri dan tanpa menghiraukan orang banyak, ia tepuk bahunya Lie Ceng Loan "Loan Moi, mengapa kau tertawa?"   Tegurnya. Lie Ceng Loan segera berhenti tertawa dengan kelakuannya seperti orang yang dungu.   "Entah! Aku tertawa karena aku telah dapat membalas sakit hatinya ayahku.,."   Dan ia terus menangis tersedu-sedu, Souw Peng Hai yang sudah pulih lagi tenaganya lalu bangun ia melihat mayatnya Ouw Lam Peng, dan tiba-tiba lari menyodok Bee Kun Bu dengan toyanyd, Bee Kun Bu menangkis dan meneruskan dengan satu tusukan yang memaksa Souw Peng Hai meloncat mundur Ketika itu orang-orangnya partai Thian Liong yang tidak terluka semua datang menghampiri pemimpin besarnya.   Souw Peng Hai mengawasi mereka, wajahnya bermuram durja.   "Aku membentuk partai Thian Liong ini dengan maksud agar kalian semua tidak diperlakukan sewenang-wenang oleh partai lain, akan tetapi kini ternyata aku telah memimpin kalian hanya untuk mengalami kekalahan keruntuhan. bahkan menjerumuskan kawan-kawan ke akherat! Kini aku mengumumkan mulai detik ini, partai Thian Liong telah bubar,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   dan kalian mulai saat ini masing-masing merdeka menempuh jalan sendiri...."   Tapi banyak diantara murid-murid nya segera maju dan membungkukkan diri memberi hormat seraya berkata.   "Kami rela mengikuti Souw Cong Piauw dan membela nya sampai titik darah penghabisan!"   Tidak!"   Bentak Souw Peng Hai.   "Kalian semua tidak berarti, ayo lekas enyah!"   Mereka menoleh kepada Yap Eng Ceng, salah seorang pemimpin cabang yang masih tertinggal karena Ong Han Siong dan Mo Lun sudah terluka parah, Ouw Lam Peng telah terbunuh oleh Lie Ceng Loan dan Kiok Goan Hoat dipukul mati oleh Na Siao Tiap, Mereka menanti jawaban Yap Eng Ceng.   Yap Eng Ceng pun menginsyafi bahwa dengan sisa yang masih ada itu, ia tak dapat berbuat banyak.   "Souw Cong Piauw telah memerintahkan kalian bubar! Kalian menunggu apa lagi?"   Kata Yap Eng Ceng suaranya keras, Mereka semua terpaksa berlutut di hadapan Souw Peng Hai untuk meminta diri, Terlihatlah pemandangan yang menyayat hati, Souw Peng Hai mengucurkan air matanya menyaksikan ke-gagalannya itu.   ia menanti sampai semua orang-orangnya berlatu, lalu berkata kepada Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap.   "Jie-wie Siocia jika ingin mengambil kembali kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, aku si tua bangka harus bertempur sampai mati!"   Bee Kun Bu berpaling kepada Na Siao Tiap.   "Soal ini adalah karena aku, maka akulah yang harus mengambil kembali kitab-kitab tersebut,"   Kata Bee Kun Bu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Siapapun yang ingin mengambil kitab-kitab itu, silahkan maju!"   Seru Souw Peng Hai dan iapun terus menyerang Bee Kun Bu.   Dengan cepat sekali Bee Kun Bu berkelit dan membalas menyerang, Segera terjadi pertempuran yang seru dahsyat, serang menyerang silih berganti dengan masing-masing mengeluarkan kepandaian yang dipunyai-nya.   pertempuran telah berlangsung lebih kurang seratus jurus, tetapi masih belum ada yang kalah atau menang.   Bee Kun Bu yang telah mendapat pelajaran mengerahkan tenaga dalam dari Na Siao Tiap tampak makin lama makin bersemangat dan bertambah tenaganya, Selagi semua perhatian dicurahkan kepada pertempuran itu, dari kaki gunung tampak jalan mendatangi seorang wanita setengah tua yang mengenakan pakaian warna abu-abu, diikuti oleh seorang wanita muda yang mengikat kepala dengan sehelai kain hitam dan berjubah abu-abu juga, Bee Kun Bu ketika itu sedang melancarkan ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam menyerang bertubi-tubi, sehingga Souw Peng Hai terdesak terus.   Satu dua jurus lagi mungkin Souw Peng Hai pasti akan terluka atau binasa! Tetapi satu jeritan.   "Bee Siangkong! Tahan!"   Membikin Bee Kun Bu berhenti bertempur dan meloncat mundur, karena suara itu tidak asing lagi baginya, ia menoleh ke belakang dan melihat kepada orang yang berseru tadi.   Orang itu adalah Souw Hui Hong, puterinya Souw Peng Hai.   Souw Peng Hai memelototi puterinya.   "Hei, budak hina, apa perlunya kau datang ke sini?"   Tegurnya.   "Ayah, dengan kepandaianmu yang tinggi dan membuang hasrat mencari kedudukan menjagoi kalangan Kang-ouw, ayah akan dapat hidup tenteram dan bahagia di pegunungan..."   Kata Souw Hui Hong dengan rupa yang sedih.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tutup mulutmu!"   Bentak Souw Peng Hai.   "Kau berani menyehatkan ayahmu.,.?"   Ketika itu ia melihat Yap Eng Ceng sudah siap dengan palu bajanya, ia segera menegur.   "Yap Cong Piauw! Aku telah menerima budimu, sampai kini aku belum dapat membalasnya Maka perkenankanlah aku mendampingi Souw Cong Piauw.,,."   "Tidak!"   Bentak Souw Peng Hai.   "Partai Thian Liong aku telah bubarkan, kalian semua harus berlalu!"   Tetapi Yap Eng Ceng menggeleng-gelengkan kepala, Tidak! Aku telah mengambil keputusan sehidup semati dengan Souw Cong Piauw, siapapun tak dapat memaksa aku untuk berlalu.,."    Keris Pusaka Nagapasung Karya Kho Ping Hoo Perangkap Karya Kho Ping Hoo Nona Berbaju Hijau Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini