Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 55


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 55


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   "Terimakasih, Guru!"   Ucap Bee Kun Bu.   "Kun Bu!"   Na Hai Peng menatapnya.   "Untuk sementara ini, engkau masih belum sah jadi muridku, maka tidak perlu memanggilku guru!"   "Oh?"   Bee Kun Bu terbelalak tapi Na Hai Peng sudah melesat pergi secepat kilat Bee Kun Bu menarik nafas dalam-dalam, kemudian ia pun mulai melatih ginkang yang diajarkan Na Hai Peng itu.   Tak terasa hari pun sudah mulai gelap, tapi Bee Kun Bu masih terus berlatih hingga hari terang.   Akan tetapi, Na Hai Peng masih belum kembali, sehingga membuat hatinya menjadi cemas.   Di saat itulah terdengar suara siulan yang amat panjang di dalam lembab Bee Kun Bu yakin itu adalah suara siulan Na Hai Peng.   Oleh karena itu, ia segera memandang jauh ke depan, tampak sosok bayangan berkelebat secepat kilat menuju ke arahnya, Berselang beberapa saat kemudian, bayangan itu melayang turun di tempat Bee Kun Bu berdiri Bayangan itu memang Na Hai Peng, tapi cuma seorang diri, tidak kelihatan Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu segera menyapanya dengan wajah berubah, lalu bertanya dengan nada cemas.   "Locianpwee, di mana Lie Ceng Loan?"   "Ha ha!"   Na Hai Peng tertawa.   "Kenapa engkau begitu cemas? Sebelum aku menjelaskan, engkau pun tidak boleh menduga yang bukan-bukan."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu menarik nafas lega, karena melihat Nai Hai Peng begitu tenang, itu berarti tidak terjadi sesuatu atas diri Lie Ceng Loan.   "Karena tidak melihat Ceng Loan bersama Locianpwee, maka aku jadi cemas,"   Ujar Bee Kun Bu sambil menundukkan kepala.   "Kun Bu!"   Na Hai Peng menatapnya.   "Ternyata Lie Ceng Loan telah ikut Pek Yun Hui ke Kwat Cong San."   "Oooh!"   Bee Kun Bu manggut-manggut dan berlega hati.   "Nah! Mulai sekarang, engkau harus mencurahkan semua perhatianmu untuk mempelajari semua ilmu silat yang kuturunkan padamu, tidak perlu memikirkan Lie Ceng Loan, Pek Yun Hui atau Na Siao Tiap!"   "Ya, Locianpwee."   Bee Kun Bu mengangguk "Kun Bu!"   Na Hai Peng menatapnya tajam.   "MuIai sekarang, aku mengangkatmu sebagai anak saja."   "Locianpwee...."   Betapa girangnya Bee Kun Bu, ia segera menjatuhkan diri berlutut di hadapan Na Hai Peng.   "Ayah angkat!"   "Ha na ha!"   Na Hai Peng tertawa gembira.   "Baiklah! Mari kita berangkat ke Kwat Cong San!"   Wajah Bee Kun Bu langsung berseri karena ia akan bertemu Lie Ceng Loan dan Lan Tay Kong Cu di Kwat Cong San.   Setelah memasuki pegunungan Kwat Cong San, Bee Kun Bu justru merasa heran karena Na Hai Peng tidak membawanya ke puncak Pek Yun Giam, melainkan menuju ke puncak lain, Ketika sampai di puncak tersebut, Na Hai Peng pun memberitahukan.   Tempat ini disebut Cung Yun Giam, yakni tempat Thian Ki Cinjin mengadu ilmu silat dengan Sam Im Sin Ni di masa lampau itu.   Karena aku telah mengambil keputusan untuk    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   mewariskan semua ilmu silat yang tereantum di dalam kitab ajaib Kui Goat Pit Cek, maka aku memilih tempat ini untuk melatih dirimu."   Bee Kun Bu manggut-manggut, dan Na Hai Peng menatapnya serius seraya melanjutkan ucapannya.   "Tanpa sengaja aku menemukan kitab ajaib tersebut, lalu mempelajarinya Aku cuma mengajarkan pada Cuh Cui Tiap, Siauw Tiap dan Lan Tay Kong Cu, sama sekali belum pernah mengajarkan pada orang Iain. Hari ini aku akan mulai mewariskan kepadamu, tapi engkau harus ingat, kepandaian tersebut harus dipergunakan untuk menegakkan keadilan rimba persilatan, bukan untuk berlaku sewenang-wenang!"   "Ya."   Bee Kun Bu mengangguk "Kun Bu pasti ingat selalu akan pesan ayah angkat!"   "Ha ha ha!"   Na Hai Peng tertawa.   "Aku justru lupa bahwa kini engkau telah menjadi anak angkatku."   "Ayah angkat...."   Bee Kun Bu tersenyum.   "Selama ini kita terus-menerus melakukan perjalanan, tentunya engkau amat lelah, maka hari ini engkau boleh beristirahat Ayah angkat akan pergi dulu, esok subuh pasti kembali Ingat, engkau tidak boleh meninggalkan puncak Cung Yun Giam ini, agar tidak menimbulkan suatu kerepotan!"   "Ya."   Bee Kun Bu mengangguk Na Hai Peng menatapnya sejenak, kemudian melesat pergi meninggalkan puncak Cung Yun Giam.   Di puncak Cung Yun Giam tersebut terdapat sebuah gua yang cukup besar Setelah Na Hai Peng pergi, Bee Kun Bu pun segera memasuki gua itu.   Di dalam gua itu telah tersedia berbagai makanan kering.   Bee Kun Bu merebahkan dirinya ke tempat tidur yang merupakan sebuah batu besar dan tak lama ia pun tertidur pulas.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ketika ia mendusin, hari pun sudah pagi, tetapi Na Hai Peng masih belum kembali.   ia turun dari tempat tidur batu itu, lalu melangkah ke luar.   Betapa indahnya pano-rama alam di sekitar puncak Cung Yun Giam.   Karena tertarik pada keindahan alam, maka Bee Kun Bu terus berjalan, dan tanpa sengaja sepasang kakinya membawa dirinya menuruni puncak itu.   S ayu p sayu p ia mendengar suara tawa yang amat merdu, itu adalah suara tawa anak gadis, Bee Kun Bu tertegun, lalu segera memandang ke bawah dan seketika juga terbelalak Sungguh di luar dugaan, ternyata kini ia sudah berada di Pek Yun Giam, tepatnya di depan gua Thian Ki Cinjin.   justru di saat ini, tampak tujuh orang berdiri di situ, Siapa ketujuh orang itu? Tidak lain adalah empat pelayan Na Siao Tiap, keempat pelayan itu berdiri di pinggir, yang berdiri di tengah adalah Lie Ceng Loan, Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap, sedangkan yang tertawa tadi adalah Na Siao Tiap.   "Adik Loan, jurus Lo Ceng Sik Coh (Padri Tua jatuh Duduk)mu masih kurang mantap, kalau bertemu orang berkepandaian tinggi, jurusmu itu akan tiada gunanya,"   "Oh, ya?"   Lie Ceng Loan kelihatan kurang pereaya.   "Nah!"   Na Siao Tiap tersenyum.   "Seandainya aku menyerangmu dengan jurus Can Liong Coan Sin (Naga Membalikkan Badan), dapatkah engkau menangkis dengan jurus Lo Ceng Sik Coh itu?"   "Aku tahu Kakak Siauw Tiap menyerang dari atas, tapi aku tidak tahu bagaimana perubahan jurusmu itu,"   Sahut Lie Ceng Loan."   Biarlah aku akan mencoba menangkis dengan jurus Lo Ceng Sik Coh."   "Baiklah! Aku menyerangmu sekarang!H seru Na Siao Tiap lalu menyerangnya.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Lie Ceng Loan segera menggerakkan pedangnya menangkis dengan jurus Yang Koan Thian Siang (Memandang Cuaca Di langit), namun mendadak jurus itu berubah menjadi jurus Keh Ming Khi Bu (Ayam Ber-kokok Pedang Menari), Pedang Lie Ceng Loan mengarah pada lengan Na Siao Tiap.   "Bagus!"   Seru Na Siao Tiap sambit mengelak ilmu pedangmu telah maju, jurus Can Liong Coan Sin (Naga Membalikkan Badan) ku sudah tak berarti bagimu, sebab engkau menggunakan jurus Ayam Berkokok Pedang Menari!"   "Oh?"   Lie Ceng Loan tertawa gembira, ia mengarah pada Pek Yun Hui yang berdiri diam itu.   "Eh? Kakak Tay, kenapa diam saja dari tadi? Apakah dalam hatimu terganjel suatu urusan?"   "Aku...."   Pek Yun Hui tersentak "Aku sedang memperhatikan kalian berlatih ilmu pedang, ilmu pedang adik Loan sudah maju, Kalau Kakak Kun Bumu menyaksi kannya, dia pasti gembira sekali."   Ternyata mereka sedang berlatih ilmu pedang, Be-tapa gembiranya Bee Kun Bu yang bersembunyi di balik pohon.   ia sama sekali tidak menyangka bahwa ketiga gadis dan keempat pelayan Na Siao Tiap itu telah berkumpul di Pek Yun Giam, bahkan tidak sengaja iapun dapat mencuri dengar pembicaraan mereka.   "Kakak Kun Bu telah ikut paman Na untuk belajar ilmu silat, mungkin kini kepandaiannya telah berada di atasku, Kalau dia tahu kalian berdua mengajarku ilmu silat, dia pasti girang bukan main dan berterimakasih pada kalian berdua pu!a,"   Ujar Lie Ceng Loan sambil tersenyum.   "Benar."   Na Siao Tiap mengangguk "Ayahku membawa Kun Bu pergi, tentunya ingin mewariskannya ilmu-ilmu yang tereantum di dalam kitab ajaib Kui Goan Pit Cek.   Namun berbeda dengan apa yang telah dipelajari adik Loan, sebab Kui Goan Pit Cek itu merupakan ilmu tingkat tinggi."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Oooh!"   Lie Ceng Loan manggut-manggut.   "Ayohlah!"   Ajak Na Siao Tiap mendadak.   "Mari kita makan dulu!"   Ketiga gadis itu segera berlari memasuki gua, sementara Bee Kun Bu termangu-mangu di balik pohon, Karena masih ingat akan pesan Na Hai Peng, maka ia tidak berani memunculkan diri menemui ketiga gadis itu.   ia menarik nafas panjang, lalu kembali ke Puncak Cung Yun Giam.   sesampainya di puncak itu ia langsung masuk ke gua, Ketika ia baru mau beristirahat sosok bayangan pun melayang turun di depan gua, kemudian duduk di atas sebuah batu besar Bee Kun Bu segera berhambur ke luar, ternyata orang itu adalah Na Hai Peng, ayah angkatnya.   "Secara diam-diam ayah angkat pergi ke Puncak Pek Yun Giam...n ujar Na Hai Peng sambil tersenyum.   "Aku pun melihat dirimu bersembunyi di balik pohon menyaksikan ketiga gadis itu berlatih ilmu pedang."   "Ayah angkat...."   Wajah Bee Kun Bu kemerah-merahan.   "Engkau telah melihat mereka, tentunya amat me-legakan hatimu."   Na Hai Peng menatap Bee Kun Bu dengan tajam.   "Kini engkau harus bersungguh-sungguh mempelajari ilmu silat yang ayah akan turunkan padamu, jangan memecahkan perhatianmu!"   "Ya."   Bee Kun Bu mengangguk "Kun Bu... tanpa sengaja pergi ke puncak Pek Yun Giam, mohon ayah angkat memaafkan Kun Bu!"   "Memang ada baiknya engkau melihat mereka, agar hatimu bisa tenang."   Na Hai Peng tersenyum lembut "Sekarang engkau harus mencurahkan perhatianmu sebab ayah angkat akan mulai menurunkan ilmu Thian Ki Cinjin dan Sam Im Sin Ni padamu, dengarkan baik-baik!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Ya, Ayah angkat!"   Bee Kun Bu mulai mencurahkan perhatiannya.   "Kui Goan Pit Cek itu terdiri dari tiga kitab, yang pertama dan yang ke dua berisi ilmu pukulan, berbagai senjata tajam dan berbagai pelajaran tenaga dalam serta senjata rahasia, kitab yang terakhir tereantum inti ilmu silat kedua Locianpwee itu. Oleh karena itu, ayah angkat akan mengajarimu mulai dari kitab yang ke tiga."   "Kun Bu pasti belajar dengan sungguh-sungguh, tidak akan mengecewakan Ayah angkat,"   Ujar Bee Kun Bu.   "Pertama-tama engkau harus belajar Hian Men It Goan Kang Khi (Tenaga Dalam Melumpuhkan Lawan) serta Hud Men Pan Yo San Kang (Tenaga Dalam Kaum Budha)."   Na Hai Peng memberitahukan "Hian Men It Goan Kang Khi adalah Iweekang andalan Thian Ki Cinjin, sedangkan Hud Men Pan Yo San Kang adalah Iweekang andalan Sam Im Sin Ni.   Kalau engkau berhasil mencapai tingkat tertinggi kedua ilmu itu, maka sekujur tubuhmu akan kebal terhadap senjata tajam apa pun...."   Na Hai Peng mulai mengajarkan kedua ilmu itu pada Bee Kun Bu.   Pemuda itu belajar dengan sungguh-sungguh dan tak mengenal lelah, Hai itu amat menggembirakan Na Hai Peng dan memujinya dalam hati.   Siang berganti malam, malam berganti siang, tak terasa sudah setengah tahun Bee Kun Bu berada di puncak Cung Yun Giam.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Pagi ini Na Hai Peng mengajak Bee Kun Bu berlatih, dan setelah menyaksikan latihan itu, Na Hai Peng pun tertawa puas.   "Kun Bu, kini engkau telah menguasai ilmu Hian Men It Goan Kang Khi dan Hud Men Pan Yo San Kang, maka mulai hari ini ayah angkat akan mengajarmu i!mu-ilmu yang tereantum di dalam Kui Goan Pit Cek yang pertama dan ke    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   dua. Setelah engkau berhasil mempelajari semua ilmu itu, tidak sulit bagimu untuk mendirikan sebuah perguruan baru."   Terimakasih, Ayah angkat!"   Ucap Bee Kun Bu.   "Semua itu berkat bimbingan Ayah angkat, tapi Kun Bu sama sekali tidak berniat mendirikan perguruan baru."   "ltu terserah cngkau."   Na Hai Peng tersenyum, lalu mulai mengajari Bee Kun Bu berbagai ilmu tangan kosong serta ilmu yang menggunakan senjata tajam.   Berhubung Bee Kun Bu telah menguasai kedua ilmu Iweekangsakti, maka tidaksu!it baginya mempelajari ilmu tangan kosong maupun ilmu yang menggunakan senjata tajam.   Tak terasa setahun telah berlalu, Dapat dibayangkan betapa tingginya kepandaiannya sekarang, Dalam setahun ini, Bee Kun Bu sama sekali tidak pernah meninggalkan Cung Yun Giam, Namun hatinya mulai merasa rindu pada Lie Ceng Loan, Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap, Walau demikian, ia masih mampu menekan perasaan rindunya, Akan tetapi, mendadak timbul pula rasa rindunya pada Hian Ceng Totiang, mantan gurunya itu.   Selama setahun ini, Bee Kun Bu sama sekali tidak tahu bagaimana keadaan rimba persilatan, juga tidak tahu bagaimana keadaan mantan gurunya tersebut Ketika Bee Kun Bu menghilang dari ruang batu, Hian Ceng Totiang pun meninggalkan Gunung Kun Lun pergi mencari pemuda itu.   Akan tetapi, Hian Ceng Totiang sama sekali tidak menemukan jejaknya.   Sudah seminggu lebih Hian Ceng Totiang mencari Bee Kun Bu ke berbagai tempat, tapi tiada kabar beritanya.   Siapa yang menolong Bee Kun Bu? Pikirnya, Timbul pula keyakinannya bahwa orang yang menolong mantan muridnya itu pasti punya hubungan dengan Pek Yun Hui.   Oleh karena    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   itu, Hian Ceng Totiang pun mengambil keputusan untuk berangkat ke Kwat Cong San, mungkin Bee Kun Bu berada di sana.   Dengan adanya pikiran tersebut, Hian Ceng Totiang pun segera berangkat ke Kwat Cong San.   Akan tetapi, di tengah jalan terlintas sesuatu di dalam benaknya, ia harus bagaimana seandainya bertemu Pek Yun Hui, tentunya akan menimbulkan suatu salah paham.   padahal sesungguhnya, Hian Ceng Totiang tidak berniat membawa Bee Kun Bu kembali ke Gunung Kun Lun, melainkan hanya ingin tahu bagaimana keadaannya, Kalau ia memunculkan diri di Kwat Cong San, Pek Yun Hui pasti mengiranya akan membawanya kembali ke Gunung Kun Lun, lalu ia harus bagaimana? Hian Ceng Totiang menarik nafas panjang, Bee Kun Bu dituduh berbuat yang bukan-bukan atas diri Souw Hui Hong, sebetulnya apa gerangan yang telah terjadi di antara mereka berdua? Kenapa Bee Kun Bu dituduh begitu ? Memang penasaran! Oleh karena itu Hian Ceng Totiang pun mengambil keputusan untuk menyelidiki urusan tersebut, tentunya harus menemui Souw Hui Hong dan penyelidikanpun harus dimulai dari partai Thian Liong.   Toan Hun Ya (Jurang Pemutus Roh) adalah tempat Thian Liong Pang, Tujuan Hian Ceng Totian adalah ke tempat itu.   Dalam perjalanan tersebut, Hian Ceng Totiang tidak begitu memburu waktu.   Sebulan kemudian, barulah Hian Ceng Totiang mencapai tempat tersebut, ia memandang ke sana ke mari sambil menarik nafas panjang, kemudian bergumam perlahan "Beberapa bulan yang lalu, kalau Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap tidak membantu Bee Kun Bu, sembilan partai besar pasti tewas di tangan Souw Peng Hat, karena ketua partai Thian Liong itu memiliki ilmu Kan Goan Cih (Jari Sakti) yang amat dasyat, Akhirnya Souw Peng Hai mengalami kekalahan di    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tangan Bee Kun Bu atas bantuan Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap, maka sembilan partai besar lolos dari kemusnahan, Aaakh... semua itu telah berlalu!"   Usai bergumam, Hian Ceng Totiang lalu mengayunkan kakinya menuju Kuil Yang Sim Am.   Tak lama ia sudah sampai di halaman kuil itu.   Pintu kuil tertutup rapat, tiada suara apa pun di dalamnya, Namun di halaman itu tampak bersih seakan Hian Ceng Totiang melihat Souw Peng Hai, ketua Thian Liong Pang sedang berlatih silat baru disapu, Hian Ceng Totiang tidak berani berlaku lancang membuka pintu kuil itu, ia cuma memandang dan kemudian menengok ke samping kuil.   Tampak ada tembok yang roboh, Hian Ceng Totiang melangkah ke sana, lalu memandang ke dalam.   Sungguh di luar dugaan, di dalamnya terdapat sebidang tanah kosong yang cukup luas.   Tiba-tiba mata Hian Ceng Totiang terbetalak, ternyata ia melihat seseorang sedang berlatih ilmu silat Orang itu adalah Souw Peng Hai, ketua Thian Pang atau ayah Souw Hui Hong.   itu sungguh membuat Hian Ceng Totiang tidak habis berpikir padahal Souw Peng Hai telah membubarkan partai Thian Liong, karena mengalami kekalahan di tangan Pek Yun Hui, Na Siao Tiap dan Bee Kun Bu.   Pada waktu itu, Souw Peng Hai pun berjanji tidak akan mencampuri urusan rimba persilatan lagi.   Namun kini Souw Peng Hai kelihatan ingin memperdalam ilmu silatnya, apakah telah terjadi suatu perubahan? Hian Ceng Totiang tidak habis berpikir, lagi pula pada waktu itu, nyonya Souw Peng Hai mengajaknya untuk hidup menyepi di kuil Yang Sim Am ini.   Tapi saat ini, Souw Peng Hai justru sedang melatih Kan Goan Cihnya, jari sakti ilmu andalannya itu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Seorang pembantu tua berdiri di situ, tangannya memegang sebatang toya baja, yaitu senjata andalan Souw Peng Hai yang tidak berpisah dari dirinya.   Seusai berlatih, Souw Peng Hai menghampiri pembantu tua itu, lalu mengambil senjatanya.   Tuan, sudah tidak pagi lagi, nyonya pun hampir usai semedinya, Lebih baik Tuan kembali ke dalam kuil, besok baru berlatih lagi!"   Ujar pembantu tua itu.   "Aaakh...!"   Souw Peng Hai menarik nafas panjang.   "Sang waktu berlalu begitu cepat, aku justru sudah tidak sabaran."   Tuan sudah hidup menyepi di sini, kenapa masih harus berlatih silat setiap hari? Padahal nyonya telah menyuruh hamba menyimpan toya baja itu, agar Tuan tidak memikirkan ilmu silat lagi, Namun Tuan justru berlatih mati-matian di belakang nyonya, apakah niat Tuan ingin menguasai rimba persilatan masih belum sirna?"   Souw Peng Hai tersenyum dingin dengan wajah tampak dingin pula, pertanda ia amat penasaran dalam hati.   "Padahal ketika itu aku dapat menundukkan sembilan partai besar, tapi kedua gadis itu telah menggagalkan semua rencanaku Aku kalah di tangan mereka sehingga menimbulkan dendam. walaupun aku hidup menyepi di dalam Kuil Yang Sim Am ini, api dalam hatiku masih terus berkobar Oleh karena itu, kau jangan coba menasehatiku!"   Pembantu tua itu diam dengan wajah murung.   Apa yang dikatakan Souw Peng Hai, juga masuk ke telinga Hian Ceng Totiang, Dapat dibayangkan betapa terkejutnya Hian Ceng Totiang.   Souw Peng Hai berpura-pura membubarkan partai Thian Liong, bahkan juga ikut isterinya hidup menyepi di dalam Kuil Yang Sim Am.   Akan tetapi, niatnya ingin menguasai rimba    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   persilatan masih belum padam, itu merupakan suatu bencana dalam rimba persilatan kelak, Pikir Hian Ceng Totiang dan terus mencuri dengar pembicaraan Souw Peng Hai. Tuan..."   Ujar pembantu tua itu dengan suara rendah.   "Hamba memang tahu akan niat Tuan, tapi jangan sampai nyonya mengetahuinya!"   "Tidak salah."   Souw Peng Hai manggut-manggut "Siapa pun tidak boleh mengetahui masalah ini, sebab akan merusak semua rencanaku Kini sudah siang, lebih baik kita kembali ke dalam kuit, agar tidak menimbulkan kecurigaan orang lain."   Saat ini, sekujur badan Hian Ceng Totiang justru mengucurkan keringat dingin, ia bertujuan mengunjungi Toan Hun Ya, mengenai urusan Souw Hui Hong, tetapi secara tidak sengaja malah mendengar semua pembicaraan Souw Peng Hai, itu membuatnya tidak bisa tenang.   Mendadak telinganya menangkap suara desiran ia segera membalikkan badannya memandang ke arah suara itu, tampak seorang gadis berbaju hijau melesat ke arah pohon di dalam kuil bagaikan terbang.   Sungguh tak disangka, ternyata masih ada orang lain yang mengintip dan mencuri dengar pembicaraan Souw Peng Hai.   Setelah menegasi gadis berbaju hijau itu, Hian Ceng Totiang pun mengenalinya, Ternyata gadis itu adalah Souw Hui Hong yang sedang dicarinya.   seharusnya Hian Ceng Totiang bergembira melihat gadis itu, tapi karena tadi mendengar apa yang dikatakan Souw Peng Hai, maka hatinya jadi bimbang.   Hian Ceng Totiang melangkah mundur beberapa langkah, kemudian memandang ke arah pintu kuil sambil berpikir Kalau tidak mendengar dan melihat dengan telinga dan mata sendiri, bagaimana mungkin ia akan pereaya mengenai apa yang dicetuskan Souw Peng Hai tadi?    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tiba-tiba terlintas suatu pikiran, dan segeralah ia menuju belakang kuiI.   ia yakin pasti ada pintu belakang di sana, siapa tahu akan bertemu Souw Hui Hong di sana.   sesampainya di belakang kuil, Hian Ceng Totiang justru terbelaiak, sebab tembok belakang kuil itu menempel pada batu gunung yang amat besar, jadi tidak ada pintu belakang.   Hian Ceng Totiang berdiri termangu-mangu di situ, Berselang beberapa saat kemudian, ia mengenjotkan badannya ke sebuah batu yang cukup besar dan tinggi, Setelah berada di atas batu itu, ia pun memandang ke dalam kuil Tiada seorang pun yang berada di situ, Hian Ceng Totiang terus mengamati tempat itu, Tak seberapa lama, tampak beberapa orang muncul di tempat itu, Mereka adalah Souw Hui Hong, Souw Peng Hai dan isterinya.   Wajah Souw Hui Hong tampak murung, dan wajah Souw Peng Hai tampak serius tapi mengandung hawa kegusaran sebaliknya Nyonya Souw Peng Hai malah kelihatan begitu tenang dan welas asih.   Tiba-tiba mereka berhenti di tengah halaman itu, Nyonya Souw Peng Hai menatap Souw Hui Hong dengan penuh kasih sayang.   "Nak..."   Panggilnya lembut "lbu, aku mau ke kamar,"   Sahut Souw Hui Hong, lalu melangkah pergi Pada waktu bersamaan, Souw Peng Hai juga mengayunkan kakinya, namun isterinya justru berkata dengan lembut.   "Peng Hai, kenapa beberapa hari ini engkau tampak bermuram durja? Partai Thian Liong telah engkau bubarkan masih ada urusan apa yang terganjel di dalam hatimu? Bagaimana kalau engkau ikut aku ke ruang semedi agar    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   engkau bisa mencurahkan apa yang terganjel dalam hatimu itu?"   Souw Peng Hai mengangguk lalu mengikuti isterinya ke ruang semedi dengan kepala tertunduk "Duduklah!"   Ujar Nyonya Souw Peng Hai lembut setelah berada di dalam ruang semadi, sedangkan ia sendiri sudah duduk bersila. Souw Peng Hai duduk dan isterinya terus menatapnya sambil tersenyum lembut, kemudian ujarnya.   "Berlatih ilmu silat memang baik, tapi janganlah masih berniat menguasai rimba persilatan! Aku telah berulang kali menasehatimu agar sadar, apakah hingga saat ini engkau masih belum sadar?"   "Aku sudah sadar,"   Sahut Souw Peng Hai.   "Kalau tidak, bagaimana mungkin aku membubarkan partaiku dan mau mengikutimu hidup menyepi di kuil ini?"   "Sudah puluhan tahun kita jadi suami isteri, tentunya aku tahu jelas bagaimana sifatmu."   Nyonya Souw Peng Hai menarik nafas panjang.   "Belum lama ini, engkau tampak lain seakan memikirkan sesuatu, Yaah! seandainya engkau masih menimbulkan urusan, haruslah engkau mengatasinya!"   "Hatiku telah tawar terhadap urusan rimba persilatan...."   Souw Peng Hai juga menarik nafas panjang.   "Kalau engkau masih tidak mempereayaiku, lebih baik aku pergi."   "Jangan berkata demikian! Engkau harus bisa membedakan mana yang baik dan mana yang jahat agar dirimu tidak terjerumus lagi! Kalau engkau tidak mau dengar nasihatku, aku pun tidak akan banyak bicara."   "Jangan khawatir dan bereuriga! Kini aku sudah mengundurkan diri dari rimba persilatan."   "Kelak akan terjadi apa, itu tergantung pada pikiranmu sekarang hari sudah mulai malam, engkau boleh kembali ke kamarmu."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Ya."   Souw Peng Hai mengangguk, lalu segera meninggalkan ruang semedi itu.   Semua pembicaraan mereka berdua tidak terlewat dari telinga Hian Ceng Totiang, Ternyata ia telah bersembunyi di atap di atas ruang semedi itu.   Setelah Souw Peng Hai meninggalkan ruang semedi tersebut, Hian Ceng Totiang pun segera mengerahkan ginkangnya.   Pada waktu bersamaan, ia pun mendengar suara desiran di belakangnya, ia cepat-cepat menoleh, ternyata sosok bayangan mengikutinya.   Hian Ceng Totiang terkejut bereampur girang, karena orang yang mengikutinya itu adalah Souw Hui Hong, Hian Ceng Totiang memang ingin menemui gadis itu, maka ia menggunakan kesempatan ini untuk memancingnya meninggalkan kuil itu.   ***** Bab ke 3 - Menutur Kejadian Yang sebenarnya Setelah agak jauh dari Kuil Yang Sim Am, Hian Ceng Totiang berhenti Tak lama Souw Hui Hong pun melayang turun di hadapannya, lalu menyerangnya pula.   "Berhenti, Nona Souw!"   Seru Hian Ceng Totiang. Souw Hui Hong segera berhenti menycrang, ia menatap Hian Ceng Totiang dengan penuh perhatian "Nona Souw, apa kabar? engkau masih ingat pada Kun Lun Sam Cu?"   Tanya Hian Ceng Totiang.   "Oooh!"   Seru Souw Hui Hong tak tertahan "Ternyata Hian Ceng Totiang!"   "Benar."   Hian Ceng Totiang mengangguk "Maafl"   Ucap Souw Hui Hong.   "Ada urusan apa Totiang menyelinap ke Kuil Yang Sim Am?"   "Nona Souw, aku ke mari...."   Hian Ceng Totiang tidak melanjutkan ucapannya melainkan cuma menatap Souw Hui Hong dalam-dalam.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Partai Thian Liong telah dibubarkan, sedangkan ayahku pun sudah hidup menyepi di Kuil Yang Sim Am, apakah Totiang masih tidak mau melepaskan ayahku yang telah hidup menyendiri dan juga sudah tidak mencampuri urusan rimba persilatan? "Nona Souw jangan salah pahami Aku ke mari bukan karena itu,"   Jawab Hian Ceng Totiang.   "Kalau begitu, karena apa Totiang ke mari?"   Tanya Souw Hui Hong dan menambahkan.   "Tentunya ada sesuatu yang penting kan?"   "Aaakh...!"   Hian Ceng Totiang menarik nafas pan-jang.   "Aku ke mari justru ingin menemui Nona Souw,"   "Aku sudah cacat, lagi pula sudah menyerahkan diri pada Sang Budha, Lalu kenapa Totiang masih mau ke mari menemuiku?"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Aaakh! Kun Bu...."   Mendadak Hian Ceng Totiang bergumam.   "Walau engkau berjiwa pendekar dan berhati baik, orang lain malah berhati keras, Engkau akan mati karena nya...."   "Totiang!"   Air muka Souw Hui Hong langsung berubah "Apa yang telah terjadi atas diri Bee Kun Bu?"   "Aku ke mari justru karena dia, Kelihatannya Nona Souw tidak mau menolongnya, lebih baik aku pergi."   Tunggu!"   Cegah Souw Hui Hong.   "Totiang harus menjelaskan padaku, apa gerangan yang telah terjadi atas diri Bee Kun Bu? Kalau Totiang ingin pergi begitu saja, aku pun terpaksa berlaku tidak hormat pada Totiang!"   Sesungguhnya Hian Ceng Totiang memang sengaja memancing emosi Souw Hui Hong. Kini gadis itu tampak begitu emosi dan penasaran, tentu amat menggembirakan Hian Ceng Totiang.   "Engkau memang telah mengundurkan diri dari rimba persilatan tapi engkau harus bertanggung jawab atas mati    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   hidupnya Bee Kun Bu,"   Ujar Hian Ceng Totiang serius.   "Namun engkau kelihatan acuh tak acuh seakan ingin membiarkan Bee Kun Bu mati, Sudahlah! Lebih baik aku cepat-cepat meninggalkan tempat ini untuk pergi menolong Bee Kun Bu."   "Kalau Totiang tidak menjelaskan jangan harap bisa meninggalkan tempat ini!"   Tegas Souw Hui Hong sengit "Bee Kun Bu adalah murid kesayanganku, tapi kini...."   "Kenapa dia sekarang?"   Tanya Souw Hui Hong cemas.   "Kini dia dikurung di ruang batu karena dituduh melanggar kesusilaan."   Hian Ceng Totiang memberitahukan "Mungkin., dia akan dihukum mati."   "Haah...?"   Souw Hui Hong terkejut sekali, kemudian terkulai "Nona Souw, bangunlah!"   Ujar Hian Ceng Totiang lembut "Kini aku pun amat panik dan gugup, entah harus bagaimana baiknya ?"   "Co Hiong! Co Hiong! Engkau sungguh jahat!"   Gumam Souw Hui Hong.   "Nona Souw"   Hian Ceng Totiang segera bertanya.   "Apakah perbuatan Bee Kun Bu berkaitan dengan Co Hiong?"   "Sungguh penasaran Bee Kun Bu, di kolong langit ini cuma aku seorang yang mengetahuinya. Totiang, aku akan ikut Totiang ke Gunung Kun Lun untuk menemui Tong Leng Tojin ketua partai, aku akan menjelaskan tentang kejadian itu."   "Nona Souw, pereuma engkau ikut aku ke Kun Lun, sebab akan menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan Lebih baik engkau beritahukan padaku!"   Souw Hui Hong berpikir lama sekali, kemudian mengangguk seraya berkata perlahan Totiang harus tahu satu hal, yakni pada waktu itu Bee Kun Bu menelan racun Hwa Kut Siau Yen San, kalau aku tidak    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   menolongnya, dia pasti mati, Lagi pula di saat itu dia pun telah kehilangan kesadarannya."   "Mengenai kasus Kun Bu, kalau tiada saksinya, memang sulit membersihkan tuduhan itu."   "Saksi utama adalah aku sendiri,"   Ujar Souw Hui Hong.   "Karena menyangkut nyawa Bee Kun Bu, aku pun tidak boleh merasa malu lagi, Terus terang, aku berani dengan nyawaku menjamin dirinya, bahwa dia adalah pemuda yang amat sopan seandainya kami berdua dikurung di sebuah ruangan, dia pun tidak akan berbuat yang tidak senonoh terhadap diriku, Aku yang bersangkutan dalam kejadian itu, tapi ketua Kun Lun justru yang menghukumnya tanpa menyelidiki kejadian itu."   "Oooh,!"   Hian Ceng Totiang manggut-manggut "To(iang! Alangkah baiknya aku ikut Totiang ke Gunung Kun Lun untuk menjernihkan masalah itu, setelah itu aku masih harus ke Kwat Cong San,"   Ujar Souw Hui Hong mengambil keputusan "Aku punya usul!"   Kata Hian Ceng Totiang mendadak "Bagaimana kalau engkau menulis sepucuk surat untuk Tong Leng Tojin, dan aku yang menyampaikan padanya."   "Toliang, aku memang harus turun gunung, sebab berkaitan dengan urusan ayahku, Bukan aku tidak pereaya kepada To(iang, namun lebih baik aku bertemu langsung dengan Tong Leng Tojin,"   "Ngmm!"   Hian Ceng Totiang manggut-manggut.   "Hari ini aku telah melihat ayahmu berlatih ilmu Kan Goan Cih, apakah engkau mau turun gunung menyangkut urusan itu?"   "Yaah!"   Souw Hui Hong menarik nafas panjang dan melanjutkan, Tidak sampai satu bulan, niat jahat ayahku timbul kembali Aku yakin tidak lama lagi ayahku akan menerjunkan diri ke dalam rimba persilatan Hal itulah yang membuat diriku tidak bisa tenang."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tidak leluasa engkau meninggalkan Kuil Yang Sim Am, maka lebih baik engkau menulis sepucuk surat untuk Tong Leng Tojin, aku pasti menyampaikan padanya, Setelah itu aku pun akan berangkat ke Kwat Long San untuk memberitahukan pada Nona Pek mengenai ayahmu Bukankah lebih praktis ? Dan engkau pun tidak usah meninggalkan Kuil Yang Sim Arn!"   "Baiklah!"   Souw Hui Hong mengangguk Totiang cukup menyampaikan pada Tong Leng Tojin dengan mulut saja, lalu berangkat ke Kwat Cong San menemui Nona Pek memberitahukan padanya tentang niat jahat ayahku! Terimakasih, Totiang!"   Souw Hui Hong melesat pergi, sedangkan Hian Ceng Totiang berdiri termangu di situ.   Setelah Souw Hui Hong hilang dari pandangannya, barulah Hian Ceng Totiang meninggalkan tempat itu kembali ke Gunung Kun Lun untuk menemui Tong Leng Tojin.   Kini Hian Ceng Totiang sudah berada di Gunung Kun Lun menuju Sam Goan Kiong, Setelah dekat dengan tempat itu, kening Hian Ceng Totiang pun tampak berkerut Ternyata dia melihat delapan murid Kun Lun berdiri di depan Sam Goan Kiong dengan senjata di tangan, seakan sedang menunggu kedatangan musuh.   Menyaksikan itu, Hian Ceng Totiang mempereepat langkahnya, tapi mendadak terdengar suara bentakan di balik pohon.   "Siapa yang datang di tengah maiam? Cepat berhenti Menyusul muncul seorang pemuda dengan pedang di tangan, Hian Ceng Totiang segera berhenti, ternyata yang membentak itu adalah Oey Ci Eng, murid kesayangan Tong Leng Tojin, Karena hari sudah larut malam, maka Oey Ci Eng tidak dapat melihat dengan jelas siapa yang datang itu.   "Ci Eng, aku!"   Sahut Hian Ceng Totiang.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Hah?"   Oey Ci Eng segera memberi hormat.   "Maaf, teecu tidak tahu Paman guru puiang, mohon Paman guru memaafkan teecu!"   "Ci Eng, Sam Goan Kiong dijaga sedemikian ketat, apakah akan kedatangan musuh?"   Tanya Hian Ceng To-liang.   "Paman guru tidak tahu, hari itu Parnan guru pergi, tak !ama Lie Ceng Loan pun menghilang entah ke mana, Maka sejak itu, Sam Goan Kiong dijaga ketal."   Oey Ci Eng memberitahukan "Hah?"   Hian Ceng Totiang terkejut "Apakah dia diculik orang? Kalau dia pergi atas kemauannya sendiri, pasti meninggalkan surat."   "Karena itu, guru langsung perintahkan semua murid harus berhati-hali dan menjaga ketat Sam Goan Kiong."   "Sudah diselidiki tentang Lie Ceng Loan? Dia diculik orang atau pergi sendiri?"   "Beberapa hari itu, guru memang amat cemas, Na-mun setelah itu, guru tidak menyinggung masalah itu iagi, cuma memberi perintah pada kami agar berhati-hati. Hingga saat ini, masih belum ada kabar berita tentang Lie Ceng Loan."   Hian Ceng Totiang tidak habis berpikir, kenapa Lie Ceng Loan juga ikut menghilang begitu saja? itu sungguh mengherankan! "Guru dan guru ke tiga sedang berbincang-bincang di dalam, harap paman guru masuk saja!"   Ujar Oey Ci Eng karena melihat Hian Ceng Totiang diam saja.   "Urusan itu memang aneh, maka engkau dan para saudara seperguruanmu harus berhati-hati!"   Pesan Hian Ceng Totiang.   "Aku akan ke dalam menemui gurumu."   Hian Ceng Totiang melangkah memasuki Sam Goan Kiong langsung menuju ruang tengah, ia melihat Tong Leng Tojin    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   dan Giok Cin Cu sedang berbicara serius, Begitu melihat Hian Ceng Totiang, Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu segera bangkit berdiri "Toa Suheng sudah pu!ang, tentunya tidak tahu Lie Ceng Loan telah meninggalkan Gunung Kun Lun kan?"   Ujar Giok Cin Cu.   "Tadi aku bertemu Ci Eng, dia telah memberitahukan padaku,"   Sahut Hian Ceng Totiang.   "Suheng, silakan duduk!"   Ujar Tong Leng Tojin.   "Mari kita semua duduk!"   Sahut Hian Ceng Totiang sambil duduk, kemudian Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu juga duduk.   "Toa Suheng, sungguh keterlaluan Pek Yun Huiitu!"   Tong Leng Tojin memberitahukan.   "Terlebih dahulu dia menghinaku, kemudian dia pun menjemput Lie Ceng Loan pergi, Tindakannya itu sama sekali tidak memandang sebelah mata pada partai Kun Lun kila, Hal itu merupakan suatu penghinaan yang amat besar bagi kita semua, Kini Toa Suheng sudah pulang, maka aku akan berangkat ke Kwat Cong San esok pagi untuk menemui Pek Yun Hui."   Hian Ceng Totiang melihat wajah Tong Leng Tojin merah padam yang membuktikan betapa marahnya adik seperguruannya itu. Diam-diam Hian Ceng Totiang menarik nafas panjang.   "Kita pun tidak boleh sembarangan marah terhadap Pek Yun Hui,"   Ujar Hian Ceng Totiang.   "Namun memang berkaitan dengan Kun Lun, maka kalau Sutee mau berangkat ke Kwat Cong San untuk menemui Pek Yun Hui, haruslah diatur dulu agar tidak menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan!"   Ucapan Hian Ceng Totiang membuat Tong Leng Tojin diam, justru Giok Cin Cu yang tereengang.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Aku tidak mengerti, Toa Suheng!"   Ujarnya sambil menatap Hian Ceng Totiang daIam~da!am.   "Apakah Toa Suheng sudah melupakan budi kebaikan Nona Pek pada kita?"   "Sumoy jangan salah paham!"   Sahut Hian Ceng Totiang sabar "Kali ini Bee Kun Bu ditolong orang, kemudian Lie Ceng Loan menghilang, Semua itu menyangkut partai Kun Lun kita, Kalau itu adalah perbuatan Pek Yun Hui, tentunya aku harus bertanya jelas padanya, Akan telapL, apakah Sutee dan Sumoy yakin bahwa itu adalah perbuatan Pek Yun Hui?"   Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu saling memandang tetapi sama-sama membungkam, Berselang beberapa tat, barulah Tong Leng Tojin membuka mulut.   "Masalah itu memang tiada bukti, namun pasti perbuatan Pek Yun Hui, Kalau Toa Suheng merasa harus mencmuinya, maka tidak perlu ragu lagi."   Hian Ceng Totiang menarik nafas panjang, sedangkan Giok Cin Cu cuma memandangnya seakan menunggu keputusannya.   "Aku turun gunung, justru karena Bee Kun Bu ditolong orang,"   Ujar Hian Ceng Totiang.   "Aku sudah mencari Bee Kun Bu ke berbagai tempat, tapi tiada jejaknya, maka aku segera pulang, Dan aku tidak menduga sama sekali di Sam Goan Kiong ini telah mengalami kejadian itu."   "Ji Suheng harus turun gunung atau tidak, itu akan dirundingkan nanti,"   Kata Giok Cin Cu.   "Kini Toa Suheng sudah pulang, tentunya membawa suatu berita, lebih baik dibeberkan!"   Hian Ceng Totiang tidak segera menjawab, cuma tersenyum sambil memandang Tong Leng Tojin.   "Memang ada baiknya Suheng memberitahukan pada kami tentang berita yang diperoleh Suheng,"   Ujar Tong Leng Tojin.   "Terus terang!"   Wajah Hian Ceng Totiang mulai serius.   "Aku dari Toan Hun Ya, dan bertemu Souw Hui Hong. Kalau    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Souw Hui Hong tidak menuturkan kejadian yang sebenarnya, mungkin seumur hidup Kun Bu akan memikul nama busuk, Kini urusan itu sudah dapat dijernihkan...."   "Oh?"Tong Leng Tojin menatap Hian Ceng Totiang tajam.   "Maksud Suheng?"   "Kejadian itu...."   Tutur Hian Ceng Totiang berdasarkan apa yang dituturkan Souw Hui Hong. Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu mendengar dengan penuh perhatian, rasa gembira dan terkejut tersirat pada wajah mereka.   "Kun Bu berhati bajik dan amat mentaati tata krama, kita sudah melihatnya dengan Lie Ceng Loan, Walau mereka selalu berduaan, namun tidak pernah melakukan sesuatu yang melanggar kesusilaan Kejadian itu karena dia terjebak oleh akal busuk orang jahat, maka harap Ji Suheng sudi memaafkannya!"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Ujar Giok Cin Cu yang tampak gembira sekali.   Tong Leng Tojin diam saja, namun merasa tidak enak dalam hati.   Ketika itu ia memang marah besar, sehingga tanpa berpikir panjang lagi, langsung mengurung Bee Kun di ruang batu, Kini urusan itu telah jernih, tentunya dirinya akan menjadi bahan tertawaan kaum rimba persilatan bahkan ia pun merasa bersalah terhadap Hian Ceng Totiang karena tindakannya itu.   "Kalau Sutee tidak pereaya.,."   Ujar Hian Ceng Totiang karena melihat Tong Leng Tojin diam saja.   "Aku akan menemani Sutee pergi menemui Souw Hui Hong."   "Bagaimana mungkin aku tidak mempereayai Suheng?"   Tong Leng Tojin menarik nafas panjang.   "Hanya saja aku merasa bersalah dalam hal ini, maka aku mohon Suheng sudi memaafkanku! Oh ya, kenapa Souw Hui Hong tidak mau ikut Suheng ke mari? Apakah terhalang sesuatu?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Benar."   Hian Ceng Totiang mengangguk "Saat ini partai Thian Liong memang telah bubar, namun tidak lama lagi, dalam rimba persilatan pasti timbul suatu bencana."   "Oh?"   Tong Leng Tojin mengerutkan kening.   "Sudikah Suheng menjelaskannya?"   "Sutee, Sumoy!"   Hian Ceng Totiang menatap me-reka, kemudian memberitahukan tentang Souw Hui liong yang matimatian berlatih ilmu silatnya, dan menambahkan dengan wajah serius.   "Souw Hui Hong juga mengawasi ayahnya secara diamiam, maka dia minta tolong padaku untuk berangkat ke Kwat Cong San memberitahu Pek Yun Hui mengenai ambisi ayahnya itu."   Ketika mendengar Kwat Cong San dan nama Pek Yun Hui, wajah Tong Leng Tojin langsung berubah kemerah-merahan, padahal partai Kun Lun merupakan partai besar dalam rimba persilatan, tapi Souw Hui Hong justru minta tolong pada Hian Ceng Totiang untuk menyampaikan pada Pek Yun Hui, itu berarti Souw Hui Hong memandang rendah pada partainya itu.   Begitu menyaksikan air muka Tong LengTojin, Hian Ceng Totiang pun dapat menduga apa yang dipikirkannya.   "Souw Peng Hai mati-matian berlatih ilmu Kan Goan Cih, yaitu ilmu yang menjagoi rimba persilatan, Souw Hui Hong minta tolong padaku untuk menyampaikan pada Pek Yun Hui, itu demi kaum rimba persilatan, sama sekali tidak memandang rendah partai yang mana pun,"   Ujar Hian Ceng Totiang menjelaskan agar Tong Leng Tojin tidak merasa terhina.   "Ngmm!"   Tong Leng Tojin manggut-manggut "Pek Yun Hui memiliki kepandaian yang amat tinggi, maka tidak salah kalau Souw Hui Hong menghendaki Suheng memberitahukan pada Pek Yun Hui, Namun...   Pek Yun Hui telah ke mari mempermalukan partai kita, lagi pula Bee Kun Bu tiada kabar beritanya.   Bagaimana mungkin Suheng pergi menemui Pek Yun Hui?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Wajah Hian Ceng Totiang berseri, karena dalam nada suara Tong Leng Tojin tidak mempersalahkan Pek Yun Hui. Bahkan kedengaran telah mengampuni Bee Kun Bu itu sungguh menggirangkan Hian Ceng Totiang.   "Souw Peng Hai masih berambisi menguasai rimba persilatan, itu menyangkut keselamatan rimba persilatan Oleh karena itu biar bagaimanapun aku harus berangkat ke Kwat Cong San. Apakah Sutee selaku ketua mengijinkannya?"   Hian Ceng Totiang menatap Tong Leng Tojin. Ketika Tong Leng Tojin baru membuka mulut, Giok Cin Cu telah mendahuluinya.   "Toa Suheng dapat menahan rasa malu demi kaum rimba persilatan, itu memang patut dibanggakan Menurut aku, Ji Suheng pasti tidak akan menghalangi keberangkatan Toa Suheng."   "Apa yang dikatakan Sumoy memang benar, tidak mungkin aku akan menghalangi keberangkatan Suheng, sebab kita semua harus memikirkan semua kaum rimba persilatan,"   Sambung Tong Leng Tojin.   "Aku pergi menemui Pek Yun Hui karena urusan Souw Hui Hong, Aku pun pasti berhati-hati agar tidak mempermalukan partai kita,"   Ujar Hian Ceng Totiang sambil tersenyum "Suheng melakukan sesuatu pasti berhatj-hati dan cermat, tidak seperti aku yang selalu bertindak ceroboh."   Tong Leng Tojin menarik nafas panjang.   "Maka sekali lagi aku mohon maaf atas tindakanku terhadap Bee Kun Bu!"   "Sutee!"   Hian Ceng Totiang tertawa.   "Aku sama sekali tidak mempersalahkanmu. Baiklah! Aku harus memburu waktu, sampai jumpa!"   Hian Ceng Totiang melesat pergi, sedangkan Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu saling memandang. Ke-mudian Giok Cin Cu menarik nafas panjang.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Sifat Toa Suheng memang begitu, bilang mau berangkat langsung berangkat,"   Ujarnya sambil menggeIeng-gelengkan kepala.   ***** Bab ke 4 - Ke Kwat Cong San Memberi Kabar Hian Ceng Totiang sudah memasuki pegunungan Kwat Cong San.   Tanpa beristirahat ia langsung menuju Pek Yun Giam, Setelah melewati dua buah puncak gunung, tiba-tiba terdengar suara bentakan merdu.   "Berhenti! Siapa yang datang, cepat sebutkan namanya!"   Hian Ceng Totiang segera berhenti, menunggu kemunculan orang yang menbentak tadi, sebab ia harus menjelaskan mengenai tujuannya.   Lama ia menunggu, tapi tidak muncul seorang pun, membuat ia terheran-heran dan membatin Yang mengakui Pek Yun Hui adalah Sam Ciu Lo Sat Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu, mereka berdua tidak memunculkan diri, apakah masih ada orang lain? Akhirnya ia menyahut "Harap diberitahukan pada Nona Pek Yun Hui, bahwa aku Hian Ceng Totiang dari partai Kun Lun datang berkunjung karena ada urusan penting...."   Belum juga usai ucapan Hian Ceng Totiang, sekonyongkonyong menyambar tiga buah senjata rahasia mengarah pada dadanya.   Hian Ceng Totiang sudah tidak bisa mengelak, tei-paksa mengibaskan lengan jubahnya untuk memukul rontok ketiga buah senjata rahasia itu.   Tidak muncul orang, malah muncul senjata rahasia menyambar ke arah dada Hian Ceng Totiang, tentunya membuatnya gusar dan seketika juga tertawa dingin.   "Aku datang secara terang-terangan dan juga lelah memberitahukan identitasku, namun malah diserang dengan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   senjata rahasia! Apakah itu adalah peraturan di Kwat Cong San ini?"   Bentak Hian Ceng Totiang. Akan tetapi, sama sekali tiada sahutan, bahkan juga tiada seorang pun yang memunculkan diri, Hian Ceng Totiang bertambah gusar dan membentak lagi sekeras-kerasnya.   "Aku tahu Pek Yun Hui berkepandaian tinggi, begitu juga para pengikutnya, tetapi bertindak seperti orang rendah! Bukankah itu akan merusak nama Pek Yun Hui? Sobat! jangan menyembunyikan diri lagi!"   Walau Hian Ceng Totiang membentak begitu keras, tetap tiada sahutan dan tiada seorang pun yang muncul Hian Ceng Totiang mengerutkan kening, lalu mendadak mengenjotkan badannya ke atas pohon.   ia menengok ke sana ke mari, namun tidak tampak bayangan apa pun, Hal itu membuatnya terheran-heran dan tidak habis berpikir "Apakah orang itu telah kabur? Baiklah! Aku ingin tahu kau bersembunyi di mana!"   Ujarnya dalam hati. Hian Ceng Totiang langsung mengerahkan ginkang-nya, berusaha menyusul orang itu. ia berputar kian ke mari, tapi tidak melihat bayangan orang tersebut "Heran?"   Gumamnya.   "Siapa orang itu? Mungkinkah dia Pek Yun Hui atau Na Siao Tiap?"   Hian Ceng Totiang berdiri termangu-mangu di tempat Mendadak terdengar suara tawa, kemudian dari balik batu yang besar muncul seseorang, ia mendekati Hian Ceng Totiang, lalu memberi hormat seraya bertanya.   "Apa kabar Hian Ceng Totiang? Jauh-jauh Totiang ke mari ingin menemui Pek Yun Hui, apakah ada suatu urusan penting?"   Terbelalak Hian Ceng Totiang ketika melihat orang itu, sebab orang itu adalah Sin Goan Tong. Sungguh di luar dugaannya, orang tersebut berada di Kwat Cong San ini.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Oh, ternyata ketua Sin! Aku ke mari memang punya urusan penting, Kenapa ketua Sin juga berada di sini?"   Sahut Hian Ceng Totiang.   Sin Goan Tong datang di Kwat Cong San karena Giok Siauw Sian Cu.   Sudah dua puluh tahun ia mencintai Giok Siauw Sian Cu secara diam-diam, tapi hingga saat ini, Giok Siauw Sian Cu sama sekali tidak menerima cintanya, Tanpa sengaja Sin Goan Tong melihat Giok Siauw Sian Cu bersama Pek Yun Hui, maka ia pun nekad ke mari untuk menemui Giok Siauw Sian Cu.   Ketika mendengar suara langkah orang, Sin Goan Tong segera bersembunyi sekaligus membentak, lalu menyerang dengan tiga buah senjata rahasia, itu karena ia tidak tahu siapa yang datang.   Setelah Hian Ceng Totiang membentak, barulah ia tahu bahwa yang datang itu adalah salah seorang Kun Lun Sam Cu.   Agar tidak menimbulkan salah paham, Sin Goan Tong segera kabur, tapi Hian Ceng Totiang justru mengejarnya, akhirnya ia terpaksa memunculkan diri.   "lni adalah Kwat Cong San, bukan Kun Lun San! Totiang boleh ke mari, kenapa aku tidak? Toliang tadi mampu memukul rontok ketiga buah senjata rahasia, itu pertanda Totiang memiliki kepandaian tinggi! sebelumnya kita tidak punya kesempatan untuk bertanding, dan ini merupakan kesempatan! Ayolah! Mari kita bertan-ding!"   Tantang Sin Goan Tong, Ternyata ia tersinggung oleh pertanyaan Hian Ceng Totiang.   "Ketua Sin!"   Hian CengTotiang tertawa dingin.   "Aku masih ada urusan penting! Kalau ketua Sin merasa penasaran lantaran aku telah memukul rontok ketiga senjata rahasia itu, ketua Sin boleh ke Gunung Kun Lun, kita bertanding di sana!"   "Hmm!"   Dengus Sin Goan Tong.   "Lihat seranganku!"   Sin Goan Tong langsung menyerang Hian Ceng Totiang dengan jurus Can Eng Goh Tou (Etang Liar Menerkam    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kelinci), Ternyata ia sedang kesal karena tidak bertemu Giok Siauw Sian Cu, maka kekesalannya dilampiaskan pada Hian Ceng Totiang.   Betapa gusarnya Hian Ceng Totiang diserang mendadak Cepat-cepat ia mengelak dengan jurus Sian Cu Ling Poh (Bidadari terbang di Langit) dan sekaligus menotok jalan darah di dada Sin Goan Tong.   Sin Goan Tong tersentak, karena Hian Ceng Totiang begitu gampang mematahkan serangannya, bahkan balas menyerangnya, ia tahu jelas bahwa Hian Ceng Totiang ahli ilmu pedang, maka Sin Goan Tong menyerangnya dengan tangan kosong.   Namun ia sama sekali tidak menyangka kalau serangan tangan kosongnya akan gagaL Oleh karena itu, ia pun segera mengelak dan menyerang lagi dengan jurus-jurus andalannya.   Tak terasa sudah lewat belasan jurus, Sin Goan Tong mulai gugup karena tidak mampu merobohkan Hian Ceng Totiang, sesungguhnya Hian Ceng Totiang pun amat terkejut akan kelihayan ilmu tangan kosong Sin Goan Tong, Karena Sin Goan Tong menyerang dengan tangan kosong, ia pun terpaksa melayaninya dengan tangan kosong pula, tidak berani menghunus pedangnya.   pertarungan berlangsung semakin seru, Mendadak Hian Ceng Totiang menyerang Sin Goan Tong dengan jurus Can Liong Ling Yun (Naga Bermain di Awan), Sin Goan Tong mengelak, Hian Ceng Totiang menyerangnya lagi dengan jurus Sin Liong Pah Bi (Naga Sakti Mengi-baskan Ekor).   "Celaka!"   Keluh Sin Goan Tong dalam hati, ia berkelit dan balas menyerang dengan jurus Tok Coa Cut Tong (Ular Beracun Keluar Goa).   "Berhenti!"   Tiba-tiba terdengar bentakan nyaring, menyusul melayang turun sosok bayangan di tengah-tengah mereka yang sedang bertarung.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Betapa terkejutnya Hian Ceng Totiang dan Sin Goan Tong, mereka berdua segera meloncat mundur sambil memandang orang itu, ternyata adalah Sam Ciu Lo Sat-Pang Siu Wie.   "Di sini adalah tempat untuk memasuki Pek Yun Giam, ada urusan apa kalian berdua ke mari?"   Tanya Pang Siu Wie gusar Hian Ceng lotiang sudah tahu bahwa Pang Siu Wie adalah pelayan Pek Yun Hui. Ketika ia baru mau memberitahukan tentang maksud tujuannya, justru Sin Goan Tong sudah tertawa gelak, ia tidak tahu siapa Pang Siu Wie.   "Aku ke mari ingin bertemu Giok Siauw Sian Cu! Kalau kau bisa lapor, cepatlah pergi lapor! Kalau tidak, lebih baik kau jangan turut campur urusan ini!"   Ujar Sin Goan Tong Iantang. Pang Siu Wie tidak menghiraukan Sin Goan Tong, sebaliknya malah menatap Hian Ceng Totiang seraya berkata.   "Partai Kun Lun tiada hubungan dengan Kwat Cong San, kenapa Totiang masih ke mari? Hari itu Totiang membawa pergi Bee Kun Bu, sekarang malah ke mari lagi! Bee Kun Bu masih belum ada kabar beritanya, hingga saat ini Nona Pek masih diliputi kegusaran! Apa-kah Totiang sengaja cari garagara dengan kami?"   Hian Ceng Totiang diam saja, tidak tahu harus bagaimana menjelaskan nya pada Pang Siu Wie tentang kesalahpahaman itu, sedangkan Pang Siu Wie memandang Sin Goan Tong.   "Giok Siauw Sian Cu pergi meronda, engkau ada urusan apa ingin bertemu Giok Siauw Sian Cu? Harap memberitahukan! Kalau tidak, aku pun tidak bisa pergi melapor!"   Ujar Pang Siu Wie. Tentunya Sin Goan Tong tidak bisa memberitahukan apa tujuannya ingin bertemu Giok Siauw Sian Cu. seketika juga wajahnya tampak memerah, namun kemudian ia tertawa dingin seraya berkata.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Aku ingin bertemu Giok Siauw Sian Cu, itu jelas ada urusan! Kau siapa, berani menghalangiku?"   "Aku dan Giok Siauw Sian Cu boleh dikatakan pelayan yang mendampingi Nona Pek!"   Sahut Pang Siu Wie.   "Aku ditugaskan untuk menjaga di sini! Karena engkau tidak mau memberitahukan tujuanmu, maka aku pun tidak akan pergi melapor! Engkau mau apa?"   "Oh?"   Sin Goan Tong tertawa dingin.   "Engkau berani menghalangiku, berarti engkau cari penyakit!"   Sin Goan Tong yang masih kesal itu langsung menyerang Pang Siu Wie, namun pada waktu bersamaan, mendadak di depan matanya muncul selapis kabut, Sin Goan Tong terkejut bukan main, lalu secepat kilat meloncat mundur Ternyata ketika sedang berbicara, diam-diam Pang Siu Wie memakai sarung tangan yang dibuat dari kulit menjangan, lalu menyiapkan segenggam pasir beracun, Ketika Sin Goan Tong menyerangnya, ia pun menyebarkan pasir beracun itu ke arah Sin Goan Tong.   Setelah meloncat mundur menghindari pasir beracun itu, kegusaran Sin Goan Tong pun memuncak dan langsung menyerang Pang Siu Wie dengan jurus Ciau Tah Kim Ceng (MemukuI Lonceng Emas), Sasaran pukulan itu adalah pada bagian dada Pang Siu Wie.   "Hm!"   Dengus Pang Siu Wie dingin, sekonyong-konyong ia mengayunkan tangannya, ternyata ia menyebarkan pasir beracun lagi.   Sin Goan Tong terpaksa meloncat ke belakang dengan jurus Yu Liong Sih Hong (Naga dan Burung Hong Menari).   Pang Siu Wie terkejut, tidak menyangka kalau Sin Goan Tong masih mampu mengelak serangan pasir beracunnya, Sin Goan Tong juga terkejut tidak menduga kalau wanita berwajah buruk itu memiliki kepandaian tinggi, terutama pasir beracunnya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kalau kita harus bertarung, engkau pasti bukan tandinganku!"   Ujar Sin Goan Tong dingin.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Aku ke mari bukan untuk bertarung, melainkan ingin bertemu Giok Siauw Sian Cu, harap engkau pergi melapor...."   "Pek Yun Giam tidak menerima tamu, engkau harus tahu diri dan segera meninggalkan tempat ini!"   Tandas Pang Siu Wie.   "Kalau begitu...."   Sin Goan Tong tertawa dingin lagi.   "Aku ingin mencoba kepandaianmu!"   "Baik!"   Pang Siu Wie menatapnya dingin.   "Kalau begitu, engkau boleh mencoba kepandaianku"   Pang Siu Wie menyerang Sin Goan Tong, dengan jurus yang mematikan dengan tiga perubahan "Bagus!"   Sin Goan Tong tertawa dan seketika juga menyerang dengan sepasang telapak tangannya.   Mulailah mereka berdua bertarung dengan seru dan sengit Tak terasa sudah lewat dua puluh jurus lebih, namun Sin Goan Tong masih belum mampu merobohkan Pang Siu Wie.   Betapa penasarannya Sin Goan Tong, maka ia mulai mengeluarkan jurus-jurus mautnya.   sedangkan Pang Siu Wie juga sangat bernafsu untuk merobohkan Sin Goat Tong, sebab ia bertugas menjaga tempat itu.   Kalau ia tidak bisa merobohkan Sin Goan Tong, bagaimana tanggung jawabnya terhadap Pek Yun Hui? Berpikir sampai di sini ia pun menyerang Sin Goan Tong dengan jurus Kim Cin Tou Hai (Jarum Emas Menyeberang Laut), yaitu jurus simpanannya.   Sin Goan Tong segera mengeluarkan jurus Yun Liong Sam Sek (Naga di Awan memperlihatkan diri).   Pada waktu bersamaan, mendadak terdengar suara tawa yang amat panjang dan lama, yang membuktikan betapa dalamnya lweekang orang yang sedang tertawa itu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tak lama kemudian, melayang turun seseorang, ternyata adalah Pat Pie Sin OngTu Wee Seng, Kemunculan orang itu membuat Pang Siu Wie dan Sin Goan Tong terheran-heran, apa tujuannya mendatangi tempat ini? sementara Tu Wee Seng cuma tersenyum-senyum, tangannya memegang sebatang toya bambu.   "Tanpa sengaja aku melihat kalian berdua bertarung, maka aku memunculkan diri untuk menonton,"   Ujarnya sambil tertawa.   "Kalian boleh melanjutkan jangan terganggu oleh kehadiranku!"   "Hm!"   Dengus Pang Siu Wie sambil menunjuk Sin Goan Tong dan Tu Wee Seng.   "Kalian berdua memang sengaja mengacau di tempat inL,."   "Eh?"   Tu Wee Seng melotot "Jangan cepat marah, aku ke mari karena ada urusan penting, lagi pula aku kemari tidak bersama Sin Goan Tong itu, jangan omong sembarangan!"   Wajah Pang Siu Wie berubah hebat, sebab ia merasa ada segulung angin menyerang ke arahnya, serangan itu penuh mengandung tenaga dalam yang dilancarkan Tu Wee Seng.   Pang Siu Wie secepat kilat menyingkir, kemudian menuding Tu Wee Seng seraya membentak "Tu Wee Seng! Sungguh licik engkau! Berani melancarkan serangan gelap terhadapku! Engkau harus tahu, bahwa gua Thian Ki melarang orang luar masuki Lebih baik engkau segera meninggalkan tempat ini, kalau tidak, aku Sam Ciu Lo Sat pasti bertindak!"   Tu Wee Seng terkejut tidak menyangka bahwa wanita buruk rupa itu adalah Pang Siu Wie, pantas kepandaiannya begitu tinggi, Begitu pula Sin Goan Tong, ia amat terkejut ketika mengetahui bahwa wanita itu adalah Sam Ciu Lo SatPang Siu Wie.   "   Engkau jangan salah paham!"   Ujar Sin Goan Tong cepat "Aku ke mari tiada janji dengan Saudara Tu, lagi pula tidak    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   bermaksud mengacau di sini! Mengenai kemunculan Saudara Tu dan apa tujuannya, aku sama sekali tidak tahu!"    Pedang Pusaka Thian Hong Karya Kho Ping Hoo Pendekar Muka Buruk Karya Kho Ping Hoo Wanita Iblis Pencabut Nyawa Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini