Bangau Sakti 56
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 56
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung "Kalau begitu, kenapa engkau ke mari?" Pang Siu Wie menatapnya. "Aku,.,." Wajah Sin Goan Tong kemerah-merahan. Tujuannya ke tempat itu adalah untuk menemui Giok Siauw Sian Cu, maka bagaimana mungkin ia memberitahukan pada Pang Siu Wie dengan berterus terang? "Kalian berdua ke mari tanpa janji, lalu apa tujuan kalian berdua ke mari?" Tanya Pang Siu Wie dingin. Sin Goan Tong dan Tu Wee Seng tidak menyahut mereka berdua cuma saling memandang "Saudara Sin, kenapa engkau ke mari?" Tu Wee Seng menatapnya dalam-dalam. "Beritahukan!ah pada Pang Siu Wie agar dia tidak bereuriga!" "Dia tidak mau beritahukan!" Sahut Pang Siu Wie. "Lebih baik engkau yang menjelaskan apa tujuanmu ke mari!" "Aku ke mari ada urusan penting, ingin berbincang-bincang dengan Nona Pek! Engkau cuma seorang pe-layan, tentunya tidak mungkin engkau mencampuri urusan penting itu! Nah, lebih baik engkau cepat melapor pada Nona Pek, agar dia tidak mempersalahkanmu!" Ujar Tu Wee Seng. Wajah Pang Siu Wie merah padam karena perasaannya amat tersinggung oleh ucapan tersebut "Nona Pek ada perintah!" Terdengar suara yang amat merdu, tak lama muncullah Giok Siauw Sian Cu. "Orang luar dilarang masuk Pek Yun Giam! Kalau Tu Locian-pwee ada urusan penting, harap menjelaskan! Kalau tidak, pasti tidak bisa memasuki Pek Yun Giam!" "Ha ha!" Mendadak Sin Goan Tong tertawa girang. "Adik Giok, setengah mati aku mencarimu." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Sin Goan Tong!" Bentak Giok Siauw Sian Cu. "Eng-kau adalah ketua partai Khong Tong, kenapa begitu tidak tahu malu? Bukankah aku telah menjeIaskan...." Giok Siauw Sian Cu tidak melanjutkan ucapannya, melainkan menatapnya tajam, setelah itu barulah melanjutkan "Sin Goan Tong, aku sudah tahu maksud tujuanmu, tapi Nona Pek telah menurunkan perintah untukku menjaga di sini." "Aku ke mari cuma ingin menemuimu, tidak bermaksud memasuki Pek Yun Giam," Sahut Sin Goan Tong. "Eh?" Giok Siauw Sian Cu tertawa. "Aku tahu engkau ke mari untuk menemuiku, tapi aku memikul tugas menjaga di sini. LagipuIa kini telah muncul Tu Wee Seng yang angkuh itu, maka aku tidak punya waktu untuk bereakap-cakap denganmu." "Saudara Sin, aku tidak ada urusan denganmu, engkau jangan terpancing oleh dia sehingga merasa gusar padaku!" Sahut Tu Wee Seng cepat Ucapan Tu Wee Seng membuat Sin Goan Tong termangumangu di tempat ia memandang Giok Siauw Sian Cu dan Tu Wee Seng silih berganti, tidak tahu harus berbuat apa. "Saudara Sin adalah ketua Khong Tong, partai yang cukup terkemuka di rimba persilatan Oleh karena itu Saudara Sin jangan mempermalukan partai sendiri!" Ujar Tu Wee Seng dan menambahkan. "Aku sudah mengambil keputusan untuk memasuki Pek Yun Giam, harap saudara Sin jangan menghalangiku! sebelumnya kuucapkan terimakasih!" "Sian Goan Tong!" Bentak Giok Siauw Sian Cu. "Kalau engkau tidak mau bantu, lebih baik engkau pergi!" Sin Goan Tong serba salah, tidak tahu harus berbuat apa. Oleh karena itu, ia cuma berdiri diam di tempat Tu Wee Seng yang tertawa gelak, membuat Giok Siauw Sian Cu amat gusar dan langsung menyerangnya dengan jurus Ie San Toh Hai (Memindahkan Gunung Mengaduk Laut), yang amat aneh dan lihay. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Namun perlu diketahui, Tu Wee Seng juga berkepandaian tinggi, kalau tidak bagaimana mungkin ia memperoleh julukan Pat Pie Sin Ong (Dewa Delapan Lengan). Serangan Giok Siauw Sian Cu tidak membuatnya gugup, malah tertawa gelak sambil mengelak, dan sekaligus balas menyerang dengan toya bambunya, itu adalah jurus Hoat Coh Sui Coa (Membabat Rumput Mencari Ular). Giok Siauw Sian Cu menyerang dengan tangan ko-song, sedangkan Tu Wee Seng balas menyerang dengan toya bambu, tentunya berada di atas angin Oleh karena itu, Giok Siauw Sian Cu terpaksa meloncat mundur Kesempatan itu tidak disia-siakan Tu Wee Seng. Secepat kilat ia menyerang dengan jurus Suan Coan Kan Kun (Mernular Jagat), Toya bambunya berputar-putar mengarah pada badan Giok Siauw Sian Cu. Akan tetapi, ketika toya bambu itu hampir mengenai badan Giofy Siauw Sian Cu, tiba-tiba Tu Wee Seng menjatuhkan diri bergulingan menyingkir Ternyata tepat pada saat itu, Pang Siu Wie telah menyerangnya dengan pasir beracun. pada waktu Tu Wee Seng bergulingan, Giok Siauw Sian Cu pun memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerangnya dengan ilmu Sam Im Ciu, yaitu ilmu andalannya. Di saat itu puIa, Sin Goan Tong juga menyerang Tu Wee Seng dengan lweekangnya. Untung Tu Wee Seng tidak gugup, ia segera berkelit dan sekaligus melompat ke samping, Setelah terhindar dari serangan-serangan itu, ia menatap Sin Goan Tong dengan dingin sekali. "Saudara Sin adalah ketua Khong Tong, namun melancarkan serangan gelap terhadapku! Baik, aku pun tidak akan memikirkan hubungan kita lagi!" Bentak Tu Wee Seng dan langsung menyerang Sin Goan Tong dengan toya bambunya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ketika melihat Sin Goan Tong turun tangan membantu wajah Giok Siauw Sian Cu pun menyiralkan berbagai perasaan Begitu melihat Tu Wee Seng menyerang Sin Goan Tong, tanpa banyak pikir lagi Giok Siauw Sian Cu segera menyerang Tu Wee Seng dengan seruling gioknya, yaitu jurus Heng Toan Muh San (Me-mecahkan Gunung). Sungguh dahsyat serangan itu, membuat Tu Wee Seng terpaksa melompat mundur beberapa langkah, Akan telapi, ketika Tu Wee Seng melompat mundur, sekonyong-konyong berkelebat sosok bayangan yang langsung menyerangnya. Ternyata si penyerang itu adalah Pang Siu Wie, Pada waktu bersamaan Sin Goan Tong juga menyerangnya. Kalang kabut Tu Wee Seng menghadapi seranganserangan itu dan mendadak ia tertawa dingin. "Partai Khong Tong memiliki ilmu tinggi, kalau engkau berani, mari kita bertanding di tempat lain!" Tantang Tu Wee Seng pada Sin Goan Tong, ia pun menangkis serangan Pang Siu Wie, sehingga wanita buruk rupa itu terpental ke belakang Setelah Pang Siu Wie terpental Tu Wee Seng pun mengerahkan ginkangnya melesat ke arah puncak gu-nung. Karena Sin Goan Tong telah turun tangan mem-bantu, maka semangat Giok Siauw Sian Cu pun terbangkit, sehingga membuatnya tidak mau melepaskan Tu Wee Seng begitu saja. "Tu Wee Seng, jangan kabur!" Bentaknya sambil mengerahkan ginkangnya untuk mengejar Tu Wee Seng. Begitu melihat Giok Siauw Sian Cu melesat pergi, Sin Goan Tong juga mengerahkan ginkangnya mengikuti-nya, sebab ia menguatirkan jantung hatinya ilu. Yang masih berdiri di tempat adalah Pang Siu Wie dan Hian Ceng Totiang yang diam dari ladi, Akan tetapi, Pang Siu Wie juga mencemaskan Giok Siauw Sian Cu, maka ia berpesan pada Hian Ceng Totiang. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Totiarig jangan memasuki Pek Yun Giam, tunggu aku kembali!" Usai berpesan, Pang Siu Wie segera mengerahkan ginkangnya menuju puncak gunung itu. sementara Hian Ceng Totiang berdiri mematung di tempat tidak tahu kapan Pang Siu Wie akan kembali Kedatangannya di Kwat Cong San dengan membawa kabar penting, maka kalau tidak sekarang memasuki Pek Yun Giam, harus tunggu kapan? pikirnya dan berpikir lagi. Akhirnya ia mengambil keputusan memasuki Pek Yun Giam. Keputusan itu membuat Hian Ceng Totiang mengerahkan ginkangnya memasuki Pek Yun Giam, Tak seberapa lama kemudian, ia mendengar suara arus sungai, Tiba-tiba ia mengerutkan kening, ternyata ia juga mendengar suara benturan senjata tajam. Hian Ceng Totiang tereengang, ia segera mengarah pada suara itu, dan seketika juga terbelalak Tak disangka sama sekali, tanpa sengaja dirinya telah sampai di depan Gua Thian KJ Cinjin, dan melihat dua orang gadis sedang berlatih ilmu pedang. Kedua gadis itu adalah Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan, Hian Ceng Totiang tidak duga akan bertemu Lie Ceng Loan di tempat tersebut Tanpa banyak pikir lagi, Hian Ceng Totiang memunculkan diri mendekati mereka. "Siapa?" Bentak Na Siao Tiap sambil melesat ke hadapan Hian Ceng Totiang. "Aku!" Sahut Hian Ceng Totiang. "Aku ke mari karena ada urusan penting, harus menemui Nona Pek, Tanpa sengaja aku melihat anak Loan sedang berlatih ilmu pedang dengan Nona, Sungguh hebat ilmu pedang Nona!" Ketika melihat orang itu adalah Hian Ceng Totiang, wajah Na Siao Tiap pun berubah muram dengan mulut fnembungkam, sebaliknya Lie Ceng Loan malah tampak gembira, dan lalu berlutut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Mohon maaf, Ceng Loan tidak tahu kedatangan Paman guru!" Ucapnya. "Anak Loan,~." Hian Ceng Totiang membelai rambut gadis itu. "Kalau Ngo KongTaysu tahu ilmu silatmu sudah sedemikian maju, dia pasti girang sekali, Anak Loan, bangunlah! Beritahukan pada Nona Pek, bahwa aku ingin berlemu!" Lie Ceng Loan bangkit berdiri, namun tidak segera masuk ke Gua Thian Ki, melainkan memandang Na Siao Tiap. "Aku ke mari karena ada urusan penting, maka biar bagaimana pun aku harus bertemu Nona Pek," Ujar Hian Ceng Totiang memberitahukan pada Na Siao Tiap. "Ha-rap Nona Na sudi mengabarkan pada Nona Pek!" "Kun Lun Sam Cu tergosok oleh orang jahat, maka langsung mengurung Bee Kun Bu di ruang batu, Kakak Tay terlambat ke sana, sehingga tidak bertemu Bee Kun Bu. Hingga saat ini Kakak Tay masih kesal, maka tidak mau menemui siapa pun," Sahut Na Siao Tiap. "Bee Kun Bu telah ditolong orang, Nona Pek juga mengetahui masalah itu," Kata Hian Ceng Totiang sabar. "Aku ke mari karena menyangkut keselamatan semua kaum rimba persilatan Walau Nona Pek punya sedikit ganjelan terhadap partai Kun Lun, namun dia pasti tidak akan diam melihat rimba persilatan dilanda bencana, Oleh karena itu harap Nona Na melapor pada Nona Pek, bahwa aku datang berkunjung!" "Padahal sesungguhnya aku memang harus melapor pada Kakak Tay, Tapi sejak pulang dari Kun Lun, dia telah menyatakan tidak akan menemui siapa pun. Kalau aku melapor padanya, mungkin akan membuatnya gusar." "Nona Na...." Ketika Hian Ceng Totiang ingin mengatakan sesualu, mendadak terdengar suara bentakan dan muncul beberapa orang di depan Gua Thian Ki itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mereka adalah Tu Wee Seng, Sin Goan Tong, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie. Na Siao Tiap tidak tahu apa yang telah terjadi, maka ia langsung membentak "Siapa berani memasuki Pek Yun Giam?" "Ha ha!" Tu Wee Seng tertawa. "Sin Goan Tong, engkau adalah ketua Khong Tong, tapi justru telah diperalat oleh kaum wanita! selanjutnya bagaimana kalau engkau berkecimpung di dalam rimba persilatan lagi?" "Saudara Tu juga berkepandaian tinggi, kenapa terus kabur ke sana ke mari?" Sahut Sin Goan Tong. "Lebih baik kita bertarung!" Sementara Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan jadi melongo, karena melihat mereka berkejaran-kejaran di situ. "Hamba gagal menjaga di mulut lembah, sehingga Tu Wee Seng menerobos ke dalam!" Lapor Pang Siu Wie pada Na Siao Tiap. sementara Tu Wee Seng, Sin Goan Tong dan Giok Siauw Cu masih berkejar-kejaran, tiba-tiba mengalun suara bentakan nyaring dan halus. "Kalian berhenti semua!" Itu adalah suara bentakan dengan ilmu menyampaikan suara. Begitu mendengar suara bentakan itu, Giok Siauw Sian Cu langsung berhenti, begitu juga Sin Goan Tong. Padahal Tu Wee Seng ingin pergi, tapi ia melihat sosok bayangan berkelebat keluar dari Gua Thian Ki. Sosok bayangan itu ternyata Pek Yun Hui. itu membuat Tu Wee Seng diam di tempat. Pek Yun Hui berdiri di depan Gua Thian Ki, sepasang matanya yang tajam menyapu mereka semua. "Hmm!" Dengusnya dingin. "Gua Thian Ki ini adalah tempat tinggal kami, kenapa Tu Locianpwce menerobos ke mari?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ha ha!" Tu Wee Seng tertawa. "SebetuInya aku ke mari mengandung maksud baik, yaitu ingin menyampaikan sesuatu! Tapi penjaga di mulut lembah melarangku masuk, bahkan bersekongkol dengan Sin Goan Tong mengeroyok diriku, Oleh karena itu aku terpaksa menerobos ke mari!" "Kini aku telah berdiri di hadapan Tu Locianpwee, jelaskanlah tentang urusan penting itu!" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Ujar Pek Yun Hui tenang. "Nona Pek harus tahu, walau partai Thian Liong telah dibubarkan, namun ketua Souw Peng Hai masih berambisi ingin menguasai rimba persilatan," Sahut Tu Wee Seng memberitahukan. "Babkan dia pun telah mengutus Co Hiong ke mari. Tapi sengaja aku mengetahui rencana itu, maka akusegera ke mari untuk memberitahukan pada Nona Pek." Pek Yun Hui diam saja, tapi Hian Ceng Totiang justru tersentak, karena kedatangannya menyangkut urusan tersebut juga, ia tidak menyangka, bahwa Tu Wee Seng sudah tahu, bahkan lebih cepat selangkah ke mari pula. "Dari mana Tu Locianpwee memperoleh kabar itu?" Tanya Pek Yun Hui kurang pereaya. "Dan kini Co Hiong berada di mana?" "Co Hiong sudah tahu jelas seluk-beluk Kwat Cong San ini, maka aku yakin kini dia pasti berada di sekitar sini." Sahut Tu Wee Seng cepat "Souw Peng Hai mengutus Co Hiong ke mari. apakah mengandung suatu tujuan tertentu?" Tanya Pek Yun Hui lagi. Rupanya gadis itu mulai pereaya akan apa yang dikatakan Tu Wee Seng. "Pek Yun Hui berkepandaian tinggi, itu membuat nyali Souw Peng Hai jadi ciut." Tu Wee Seng tertawa. "Mengingat akan budi kebaikan Nona yang telah menolong semua partai besar yang ada di rimba persilatan maka aku ke mari untuk memberitahukan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalau begilu, mari kita masuk ke lembah untuk mencari Co Hiong!" Ujar Pek Yun Hui. "Kami akan menycrtai Nona ke dalam lembah." Sahut Giok Siauw Sian Cu dan Lie Ceng Loan serentak. "Baiklah." Pek Yun Hui manggut-manggut. "Kalau Nona Pek berniat mencari Co Hiong, aku bersedia menjadi petunjuk jalan," Ujar Tu Wee Seng. "Aku masuk duluan ke lembah." Tu Wee Seng langsung melesat pergi menuju ke dalam lembah dan Pek Yun Hui segera mengikutinya. Giok Siauw Sian Cu, Lie Ceng Loan dan lainnya juga segera mengerahkan ginkang mengikuti Pek Yun Hui. Yang tidak ikut hanya Hian Ceng Totiang, ia telah mengambil keputusan untuk menunggu di tempat itu, maka ia pun duduk bersila di situ. Tiba-tiba muncul tiga sosok bayangan yang langsung menuju gua Thian Ki. Hian Ceng Totiang mendongakkan kepala metihat, ternyata ketiga orang itu adalah orang-orang berkepandaian tinggi dari partai Hwa San, juga termasuk anak buah Tu Wee Seng. Hian Ceng Totiang tidak habis berpikir, kenapa ketiga orang itu begitu lancang memasuki gua Thian Ki? Apakah mereka berniat tidak baik? Pikirnya. Pada waktu bersamaan, ketika orang itu telah keluar dari gua tersebut, Masing-masing membawa sebuah kotak giok yang berisi kitab ajaib Kui Goan Pit Cek. Sesungguhnya, Hian Ceng Totiang tadi sudah melihat akan adanya gejala yang tidak baik dari Tu Wee Seng, namun tiada suatu bukti. Oleh karena itu ia tidak berani memberitahukan pada Pek Yun Hui. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tu Wee Seng mengajak Pek Yun Hui dan lainnya pergi mencari Co Hiong, itu merupakan taktik memancing harimau meninggalkan gua, agar ketiga orang itu bisa memasuki gua Thian Ki untuk mencuri kitab ajaib itu. Hian Ceng Totiang tidak bisa tinggal diam lagi. Namun ketika ia baru mau bertindak, tiba-tiba terdengar suara tawa getak. Menyusul muncul pula tiga orang, yaitu Sia Yun Hong dan kedua muridnya. "Sungguh licik Tu Wee Seng itu!" Ujar Sia Yun Hong dingin sambil memandang ketiga orang yang membawa kotak giok itu. "Kalau kalian bertiga menyerahkan Kui Goan Pit Cek itu padaku, aku pun akan melepaskan kalian! Kalau tidak, jangan mempersalahkanku bertindak kejam terhadap kalian!" "Hm!" Dengus salah seorang dari tiga orang itu. "Kini Kui Goan Pit Cek sudah berada di tangan kami, tentunya harus dilindungi partai Hwa San! Kalau Sia Tojin me-maksa, kami pun terpaksa melawan!" "Sungguh besar muIutmu!" Bentak Sia Yun Hong. "Tu Wee Seng masih tidak berani bersikap kurang ajar di hadapanku, sebaliknya kalian bertiga berani kurang ajar? Lihat seranganku!" Sia Yun Hong langsung menyerang, Betapa dahsyatnya serangan ketua partai Tiam Cong itu, Kepandaiannya setingkat dengan Tu Wee Seng, tentunya ketiga murid Hwa San itu mampu menandinginya. sementara itu, Hian Ceng Totiang cuma menonton, tidak tahu harus berbuat apa. "Berhenti, Sia Tojin!" Terdengar suara bentakan, Yang membentak itu adalah saudara seperguruan orang yang diserang Sia Yun Hong. Orang itu memegang tiga buah kitab ajaib yang dicuri dari dalam gua Thian Ki. "Sia Tojin adalah ketua partai Tiam Cong, kami bertiga bukan lawan Sia Tojin! Kini ketiga kitab ajaib berada di tangan-ku, maka kalau Sia KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tojin berani bertindak, aku pun akan menghancurkan tiga buah kitab ajaib ini!" Sia Yun Hong langsung berhenti menyerang orang itu dan berdiri diam di tempat dengan kening berkerut-kerut. "Harap Sia Tojin minggir, kami bertiga akan meninggalkan tempat ini!" Ujar orang yang memegang kitab ajaib itu. Sia Yun Hong khawatir orang itu akan menghancurkan ketiga kitab ajaib itu, maka ia pun segera minggir, Ketiga murid Hwa San itu saling memandang, kemudian melangkah pergi, Sia Yun Hong tidak bisa berbuat apa-apa, cuma memandang mereka pergi begitu saja. sementara Hian Ceng Totiang yang bersembunyi di bahkan pohon, segera mengerahkan ginkangnya mengejar ketiga murid Hwa San itu, Hian Ceng Totiang memiliki ginkang tinggi, maka tak lama ia sudah melampaui ketiga murid Hwa San itu, sekaligus bersembunyi di balik pohon. "Suheng memang telah terluka, namun kita harus segera meninggalkan tempat ini. jangan mengecewakan harapan guru yang telah merencanakan semua ini!" Ujar salah seorang dari mereka. "Sutee! Kalian berdua cepat pergi, jangan menghiraukan aku!" Sahut orang yang terluka. Mendadak berkelebat sosok bayangan ke arah mereka, kemudian menyambar kitab ajaib itu, seketika juga ketiga kitab ajaib itu telah berpindah tangan, Sosok bayangan itu ternyata Hian Ceng Totiang. ia berdiri di hadapan mereka sambil menyimpan kitab-kitab itu ke dalam jubahnya, Betapa gusarnya ketiga orang tersebut, salah seorang langsung membentak "Tosu sialan, cepat kembalikan kitab itu!" Orang itu pun menyerang Hian Ceng Totiang dengan jurus Sin Liong Pah Bi (Naga Sakti Menggoyangkan Ekor). KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Hiang Ceng Totiang mengibaskan lengan jubahnya, seketika juga terpental orang itu, betapa terkejutnya kedua temannya menyaksikan hal tersebut, mereka bertiga memandang Hian Ceng Totiang dengan mata terbelalak sedangkan Hian Ceng Totiang cuma tersenyum hambar "Pat Pie Sin Ong juga terhitung orang kesohor dalam rimba persilatan, namun justru bertindak sedemikian licik, itu sungguh memalukan!" Ujar Hian Ceng Totiang. "Aku adalah Hian Ceng Totiang dari partai Kun Lun! Kalau Tu Wee Seng merasa penasaran, dia boleh ke Kun Lun menemuiku!" Ketiga orang itu amat terkejut, tak disangka pendeta yang berdiri di hadapan mereka itu adalah salah seorang Kun Lun Sam Cu yang amat tersohor Mereka saling memandang, kemudian memapah orang yang terluka itu meninggalkan tempat tersebut. Secara tidak sengaja Hian Ceng Totiang merusak rencana busuk Pat Pie Sin Ong Tu Wee Seng, bahkan dapat merebut kembali ketiga kitab ajaib itu pula, betapa girang hatinya. Setelah ketiga orang itu pergi, Hian Ceng Totiang pun merogoh ke dalam jubahnya mengeluarkan ketiga kitab ajaib itu. ia menatap kitab ajaib itu dengan penuh perhatian, Tidak salah ketiga kitab ajaib itu adalah Kui Goan Pit Cek yang digilai kaum rimba persilatan, otomatis membuat tangannya agak bergemetat ia pun berpikir bahwa dirinya punya hubungan dengan ketiga kitab ajaib tersebut Gara-gara ketiga kitab ajaib itu, Giok Cin Cu terkena racun ular, sehingga nyaris merenggut nyawanya, Kini ketiga kitab ajaib itu kembali ke tangannya, tetapi tidak tahu harus bergembira atau berduka. Hian Ceng Totiang menyimpan ketiga kitab ajaib itu ke dalam jubahnya, lalu mengerahkan ginkangnya menuju gua Thian Ki. Ternyata ia telah mengambil keputusan untuk mengembalikan ketiga kitab ajaib itu kepada Pek Yun Hui. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Berselang beberapa saat kemudian, Hian Ceng Totiang sudah sampai di depan gua tersebut, Sungguh di luar dugaannya, Pek Yun Hui, Na SiaoTiap dan Lie Ceng Loan sudah berada di situ, bahkan Lie Ceng Loan sedang bertarung dengan Sia-Yun Hong, Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap berdiri menonton dengan wajah berseri. Hian Ceng Totiang juga menyaksikan pertarungan itu. wajahnya juga tampak berseri, karena ia yakin tidak lewat sepuluh jurus lagi, Sia Yun Hong pasti roboh. Akan tetapi, mendadak Sia Yun Hong menyerang Lie Ceng Loan bertubi-tubi, sehingga membuat Lie Ceng Loan harus berkelit ke sana kemari. Pada waktu bersamaan Sia Yun Hong pun melesat pergi seraya berseru. "Partai Hwa San telah mencuri Kui Goat Pit Cek, lebih baik aku pergi merebut kitab ajaib itu!" Wajah Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap berubah hebat, mereka berdua langsung melesat ke dalam gua Thian Ki. Hian Ceng Totiang ingin memanggil mereka, namun sudah terlambat karena mereka berdua telah memasuki gua tersebut Lie Ceng Loan ingin menyusul, tapi ia melihat Hian Ceng Totiang berdiri di situ, Cepat-cepat gadis itu menghampirinya, lalu memberi hormat. "Paman guru...." "Anak Loan!" Hian Ceng Totiang tersenyum lembut Pada waktu bersamaan tampak Pek Yun Hui berdebat keluar dari gua Thian Ki seraya berseru pada Lie Ceng Loan. "Adik Loan, kitab ajaib Kui Goan Pit Cek telah hilang, ini mungkin perbuatan Tu Wee Seng, kita harus mencari mereka!" Pek Yun Hui seakan tidak melihat Hian Ceng Totiang yang berada di situ. "Nona Pek, tunggu!" Seru Hian Ceng Totiang sambil mendekatinya. "Aku ingin bicara!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pek Yun Hui mengarah pada Hian Ceng Totiang dengan tatapan dingin, kemudian sahutnya hambar "Ada urusan apa Totiang ke mari? Sejak aku pulang dari Gunung Kun Lun, sejak itu pula aku tak mencampuri urusan luar, maka aku harap Totiang segera meninggalkan tempat ini!" Hian Ceng Totiang memaklumi sikap Pek Yun Hui yang dingin yang tidak lain dikarenakan urusan Bee Kun Bu. Untung ia telah merebut kitab-kitab ajaib itu dari tangan murid Hwa San, kalau tidak, entah harus bagaimana ia menjelaskan tentang ambisi Souw Peng Hai? Walau Pek Yun Hui bersikap dingin dan acuh tak acuh, Hian Ceng Totiang tetap senyum ramah, lalu mengeluarkan tiga kitab ajaib itu dari dalam jubahnya, sekaligus disodorkan ke hadapan Pek Yun Hui. "Pat Pie Sin Ong Tu Wee Seng memang licik sekali, dengan taktik memancing harimau meninggalkan gua, dia menyuruh tiga muridnya mencuri Kui Goan Pit Cek. Aku menyaksikannya dengan kepala sendiri, oleh karena itu, aku pun merebut kembali, sekarang kukembalikan pada Nona!" Pek Yun Hui tertegun, ia memandang Hian Ceng Totiang sambil menerima kitab-kitab ajaib itu. Tidak salah, itu adalah kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang hilang dari dalam gua Thian Ki, maka seketika juga wajahnya tampak berubah lembut dan berkata. "Totiang telah mendapatkan kitab-kitab ajaib ini, kenapa tidak segera pulang ke Gunung Kun Lun? Bo-lehkah Totiang menjelaskannya?" "Aku menjaga nama baik partai Kun Lun, lagi pula Pek Yun Hui tertegun, ia memandang Hian Ceng Totlang sambil menerima kftab-kltab ajaib itu. ketiga kitab ajaib itu milik Nona. Kalau aku menyerakahinya, bukankah aku berhati tamak? Maka aku mengambil keputusan mengembalikan pada Nona." "Oooh!" Pek Yun Hui manggut-manggut. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kakak Tay!" Sela Li Ceng memberitahukan. "Paman guruku ke mari karena ada urusan penting, tadi kami sudah bereakap-cakap sejenak." "Oh?" Pek Yun Hui menatap Lie Ceng Loan. "Karena tadi sudah bertemu?" "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Tidak salah." Suara Na Siao Tiap yang baru keluar dari gua." Hian Ceng Totiang pun telah memberitahukan padaku, bahwa dia kemari karena ada urusan yang amal penting." "Kalau kedatangan Totiang karena Bee Kun Bu, itu lebih baik tidak perlu dibicarakan," Ujar Pek Yun Hui dingin dan menambahkan "Ketiga kitab Kui Goan Pii Cek ini adalah kepunyaan guruku, maka akan kukem balikan pada adik Tiap. Totiang telah merebut krmbal" Ketiga kitab itu, adik Tiap pasti amat berteiimakasih padanya, Kalau kedatangan Totiang dikarenakan Bee Kun Bu, aku sama sekali tidak tahu apaapa!" "Kedatanganku tidak menyangkut Bee Kun Bu, melainkan menyangkut keselamatan kaum Bu Lim, Lapi pula aku pqn telah menerima pesan dari Nona Sou-v igar menemui Nona Pek. Walau aku tahu Nona Pek masih menaruh salah paham pada partai Kun Lun, aki. u'up harus ke mari." "Kapan Totiang bertemu Nona Souw dan ap.i p: sannya?" Tanya Pek Yun Hui. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Aku bertemu dengannya di kuil Yaiv Sirn Am..." Jawab Hian Ceng Totiang dan menutur temam" Semua itu. "... maka aku segera kemari menemui Nona Pek." Setelah Hian Ceng Totiang usai menutur, Pek Yun Hui pun tertawa dingin seraya berkata. "Kalau demi urusan itu, Totiang telah salah mencari orang." Ucapan Pek Yun Hui membuat air muka Hian Ceng Totiang berubah, bahkan tampak tertegun. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Sejak aku pulang dari Gunung Kun Lun, aku telah mengambil keputusan untuk tidak mencampuri urusan luar lagi. Sejak itu pula aku pun tidak pernah meninggalkan tempat ini, lagi pula ilmu Kan Goan Cih Souw Peng Hai itu amat lihay, kalau Totiang sudah ketemu Bee Kun Bu, mungkin tidak akan ada masalah, sebab kepandaiannya sudah sangat tinggi sekarang." "Nona Pek!" Hian Ceng Totiang menarik nafas pan-jang. "Seteiah bertemu Nona Souw Hui Hong, barulah aku mengetahui jelas akan kejadian itu. Ternyata pada waktu itu dia menelan racun ular.,., Kini masih belum ada kabar beritanya, sedangkan rimba persilatan kelihatan akan dilanda bencana, oleh karena itu aku harap Nona Pek mau menaruh perhatian pada hal tersebut!" "Jadi...." Pek Yun Hui tersenyum hambar".... Totiang bersungguh-sungguh ingin cari Bee Kun Bu?" "Betul." Hian Ceng Totiang mengangguk "Baiklah! Aku memang telah mengambil keputusan untuk tidak mencampuri urusan rimba persilatan lagi, maka urusan itu akan menjadi beban Bee Kun Bu," Ujar Pek Yun Hui. "Walau aku tidak bertemu Bee Kun Bu, aku akan membantu Totiang mencarinya." Hian Ceng Totiang diam saja dan tampak kecewa karena Pek Yun Hui tidak mau turut campur urusan Souw Peng Hai itu. "Totiang tidak perlu merasa kecewa!" Pek Yun Hui tertawa. "Walau aku tidak tahu Bee Kun Bu berada di mana, tapi pasti dapat mencarinya. Maka aku harap Totiang sudi tinggal di sini Kalau dalam waktu sepuluh hari aku bisa menemukannya, urusan pun akan beres, Kalau tidak, kita akan berunding nanti." "Baiklah." Hian Ceng Totiang mengangguk KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bagian ke lima pembicaraan Serius Malam ini di bawah sinar rembu!an, Bee Kun Bu terusmenerus berlatih semua ilmu Kui Goan Pit Cek. Men-dadak melayang turun sosok bayangan yang tidak lain adalah Na Hai Peng. Bee Kun Bu segera berhenti berlatih, lalu menghampiri Na Hai Peng dan memberi hormat "Ayah angkat!" Panggilnya. "Ngmm!" Na Hai Peng manggut-manggut sambil tersenyum "Kepandaianmu telah maju pesat, namun aku belum tahu bagaimana kemajuan Iweekangmu, maka alangkah baiknya engkau melayaniku beberapa jurus!" "Ya." Bee Kun Bu mengangguk "Kun Bu, lihat serangan!" Seru Na Hai Peng dan sekaligus menyerang Bee Kun Bu, namun hanya menggunakan empat bagian tenaga dalamnya sebab ia khawatir Bee Kun Bu tidak mampu menyambut serangannya. Ketika melihat Na Hai Peng menyerang, Bee Kun Bu sama sekali tidak berkelit maupun mundur, sebaliknya malah menyambut serangan itu dengan kedua telapak tangannya, lalu mendorong ke arah sebuah pohon yang tak jauh dari tempat itu. itu adalah ilmu menyambut dan mendorong tenaga dalam pihak lawan. Blam! Pohon itu roboh. Betapa girangnya Na Hai Peng, ia tidak menyangka Iweekang Bee Kun Bu sudah mencapai tingkat yang begitu tinggi "Kun Bu!" Serunya. "Coba sambut lagi seranganku!" Na Hai Peng menyerang Bee Kun Bu dengan lima buah pukulan dan setiap pukulan itu penuh mengandung tenaga dalam, sehingga membuat semua dedauan yang di KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ permukaan tanah berterbangan Dapat dibayangkan betapa dahsyatnya pukulan-pukulan yang dilancarkan Na Hai peng. Akan tetapi Bee Kun Bu tetap berdiri tegak di tempat dan segera mengerahkan ilmu Kui Goan Pit Cek untuk menangkis pukulan-pukulan itu. Blaaamm! Terdengar suara benturan keras, Semua dahan pohon yang ada di sekitar tempat itu bergoyang-goyang dan dedaunan pada rontok berterbangan ke mana-mana. sedangkan Bee Kun Bu tetap berdiri tegak di tempat, sama sekali tidak bergeming. Sungguh girang Na Hai Peng menyaksikannya, Ke-mudian ia berseru lagi sambil menyerang dengan jari tangannya, itu adalah ilmu Pik Khong Tiam Hoat (llmu totokan jarak jauh). Serangan-serangan itu diarahkan pada beberapa jalan darah di tubuh Bee Kun Bu. Bee Kun Bu tahu betapa lihaynya ilmu itu, maka ia tidak berani berlaku ayal lagi, langsung menghimpun lweekangnya untuk melindungi semua jalan darahnya, otomatis membuat ilmu totokan Na Hai Peng tak berfungsi sama sekali Dapat dibayangkan, betapa girangnya Na Hai Peng, karena kini Bee Kun Bu telah mencapai tingkat tinggi dalam hal ilmu silat dan tenaga dalam. "Ha ha ha!" Na Hai Peng tertawa gembira. "Kepandaianmu sudah tinggi sekali, Namun aku masih harus membantumu dengan lweekang, agar lweekangmu bertambah sempurna." "Terimakasih, Ayah angkat!" Ucap Bee Kun Bu. "Kun Bu!" Na Hai Peng menatapnya lembut "Engkau duduklah!" Bee Kun Bu menurut, lalu segera duduk bersila. Na Hai Peng juga duduk bersila di belakangnya, kemudian menaruh sepasang telapak tangannya di punggung Bee Kun Bu. seketika juga Bee Kun Bu merasa ada semacam hawa KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ panas mengalir ke dalam tubuhnya, Maka ia pun menghimpun lweekang untuk menerima hawa panas tersebut Tak lama kemudian, tampak asap putih mengepul di ubunubun mereka, Berselang beberapa saat, barulah Na Hai Peng menarik sepasang telapak tangannya, lalu memejamkan sepasang matanya. "Kun Bu, kini jalan darah Jintokmu telah terbuka, maka Iweekangmu telah mencapai tingkat tinggi, Kini entah apa niatmu?" Ujar Na Hai Peng. "Kun Bu berniat menegakkan keadilan dalam rimba persilatan," Jawab Bee Kun Bu sungguh-sungguh. "Bagus." Na Hai Peng manggut-manggut "Tapi... apakah engkau lupa apa yang pernah kukatakan padamu ketika aku membawamu ke mari?" "Kun Bu masih ingat." Bee Kun Bu mengangguk "Ayah angkat pernah berpesan pada Kun Bu, harus berusaha menasihati Kakak Tay agar dia mau kembali ke istana." "Betul." Na Hai Peng tersenyum. "Engkau sudah tahu asalusuI Pek Yun Hui. Kini kerajaan sedang kacau, maka sudah waktunya dia kembali ke istana, Namun tidak gampang membujuknya, maka engkau harus berhati-hati, jangan sampai gagal membujuknya." "Ya." "Walau dia seorang putri kaisar, tapi sejak kecil mengalami banyak kejadian, maka ia jadi keras hati dan amat membenci kejahatan Sejak dia ikut aku belajar silat, sejak itu pula dia berpisah dengan dunia luar, maka sifatnya pun berubah agak aneh, Oleh karena itu, tidak gampang membujuknya untuk kembali ke istana." "Kalau begitu, Ayah angkat menghendaki Kun Bu bagaimana membujuknya?" "Lan Tay KongCu tidak senang akan kekerasan, itu bergantung padamu harus bagaimana menunaikan tugas itu." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "ltu menyangkut rakyat, Kun Bu mohon petunjuk pada Ayah angkat, agar Kun Bu bisa melaksanakan tugas itu secepatnya." "Sebelum ayah angkat memberi petunjuk padamu, engkau harus ingat akan satu hal, yakni jangan ceroboh dan buru-buru menyelesaikan sesuatu yang belum tentu akan berhasil!" "Kun Bu pasti berhati-hati, mohon Ayah angkat memberi petunjuk, Kun Bu pasti melaksanakannya dengan baik-" "Ayah angkat menghendakimu menggunakan cinta untuk membujuknya agar mau kembali ke istana." "Oh?" "Tentunya engkau tahu, dia telah mengundurkan diri dari pereintaan, itu dikarenakan Lie Ceng Loan, maka engkau harus membekukan cintanya, agar dia mau kembali ke istana," Bee Kun Bu tertegun, ia memandang Na Hai Peng dengan mata terbelalak sama sekali tidak mampu mengucapkan apa pun. justru mereka berdua tidak tahu, bahwa ada seseorang bersembunyi di balik pohon mencuri pembicaraan mereka. Siapa orang itu, tidak lain adalah Pek Yun Hui. Gadis itu pun melongo ketika mendengar ucapan Na Hai Peng. "Kenapa engkau diam saja?" Tanya Na Hai Peng. "Apakah ucapanku itu salah?" "Ayah angkat, Pek Yun Hui adalah gadis yang cerdas dan tahu diri Kalau Kun Bu menggunakan cara itu, bukankah akan membuat hatinya berduka?" Jawab Bee Kun Bu dengan wajah muram. "Bagalmana mungkin Kun Bu berbuat begitu?" Ucapannya sangat mengharukan Pek Yun Hui yang bersembunyi di balik pohon, Sepasang mata gadis itu mulai basah, namun tetap pasang kuping untuk mendengar terus apa yang akan diucapkan Bee Kun Bu se!anjutnya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Engkau memang berhati lembut!" Ujar Na Hai Peng sambil menarik nafas panjang. Tapi entah bagaimana harus membujuknya agar mau kembali ke istana?" Bee Kun Bu diam saja, tidak tahu harus mengucapkan apa. Na Hai Peng menatapnya, lalu berkata. "Kun Bu, tentang itu ayah angkat serahkan padamu, Besok ayah angkat akan pergi, mungkin kita tiada kesempatan untuk bertemu lagi, Maka ayah angkat harap, engkau harus dapat menegakkan keadilan dalam rimba persilatan, sedangkan ayah angkat harus ke istana untuk membalas budi kaisar Kini engkau telah memiliki kepandaian tinggi, ayah angkat pun bisa berlega hati." "Kun Bu bukan tidak mau menuruti petunjuk Ayah angkat, hanya saja.,., Kakak Tay amat baik terhadap Kun Bu, bagaimana mungkin Kun Bu membuat hatinya ber-duka? Namun Kun Bu akan berusaha membujuknya, agar dia mau kembali ke istana." "Kalau Lan Tay Kong Cu tidak mau kembali ke istana, apakah engkau bersedia membantu Kaisar Beng?" "Seandainya Kun Bu membantu Kaisar Beng, itu sama juga membantu Kakak Tay," Ujar Bee Kun Bu. "Kun Bu!" Na Hai Peng menatapnya dalam-dalam. "Ayah angkat tahu apa yang terganjel dalam hatimu, Kini sudah larut malam, engkau boleh beristirahat Mulai besok, kita akan berpisah." Setelah berkata demikian, Na Hai Peng pun melesat pergi. Sedangkan Bee Kun Bu termangu-mangu di tempat, kemudian bergumam. "Ayah angkat amat berbudi padaku dan Kakak Tay amat baik padaku, Lalu aku harus bagaimana?" Padahal sesungguhnya, Pek Yun Hui sudah mau pergi setelah Na Hai Peng meninggalkan tempat itu, tapi ketika mendengar Bee Kun Bu bergumam, ia pun tidak jadi pergi. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu menengadahkan kepala memandang rembulan dan tak henti-hentinya menarik nafas panjang. Berselang beberapa saat kemudian, ia mengayuhkan kakinya menuju ke gua. Setelah Bee Kun Bu memasuki gua itu, Pek Yun Hui pun menarik nafas, ia mengerahkan ginkangnya menuju ke gua Thian Ki dengan hatinya kacau balau.... Ketika Pek Yun Hui sampai di depan gua Thian Ki, mendadak muncul seseorang dengan pedang di tangan "Oh, Kakak Tay!" Orang itu tertawa kecil Pek Yun Hui memandang, ternyata orang itu adalah Lie Ceng Loan. Karena Lie Ceng Loan menggenggam pedang, ia pun segera bertanya. "Adik Loan, engkau menggenggam pedang, apakah telah terjadi sesuatu di sini?" Lie Ceng Loan memasukkan pedangnya ke dalam sarung, kemudian berkata sambil tertawa. "Tidak terjadi apa pun! Hanya saja harus berhati hatt, maka aku bersama Kakak Tiap dan Giok Siauw Sian Cu bergilir menjaga di sinL" "Adik Loan...." Pek Yun Hui menatapnya lembut "Kakak Tay sudah pulang, aku pun berlega hati," Ujar Lie Ceng Loan sambil tersenyum. "Tapi... Kakak Tay dari mana, bolehkah memberitahukan padaku?" "Aku cuma pergi meronda, apakah masih ada orang luar memasuki tempat kita ini?" "Oooh!" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Lie Ceng Loan tersenyum lagi. "Adik Loan, mari kita ke dalam gua!" Ajak Pek Yun Hui. Lie Ceng Loan mengangguk Mereka berdua lalu masuk ke gua itu, ternyata Na Siao Tiap masih belum tidur, sedang membaca buku. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kakak Tay tadi pergi meronda, kini sudah kembali dan menyuruh kita tidak perlu menjaga di luar." Lie Ceng Loan memberitahukan Na Siao Tiap segera memandang Pek Yun Hui, tampak rambut Pek Yun Hui agak awut-awutan dan sepasang matanya masih tampak basah. "Bukankah Kakak Tay pergi cari Bee Kun Bu? Kok malah bilang pergi meronda?" Tanya Na Siao Tiap heran. "Hian Ceng Totiang akan tinggal di sini setengah buIan, maka aku tidak usah buru-buru pergi cari Bee Kun Bu," Sahut Pek Yun Hui. "Karena tempat kita pernah didatangi Tu Wee Seng, maka aku merasa tidak tenang dan pergi meronda sebentar." "Oh?" Na Siao Tiap tersenyum tahu Pek Yun Hui bohong. "Apakah kakak Tay pernah berpikir berada di mana Bee Kun Bu sekarang?" "Aku telah memikirkan itu, tapi masih belum berani memastikannya," Sahut Pek Yun Hui. "Ketika Kakak Tay meronda, apakah melihat sesuatu yang mencurigakan?" Tanya Na Siao Tiap lagi. "Tidak." Pek Yun Hui menatapnya. "Kenapa engkau bertanya demikian?" "Aku melihat rambut Kakak Tay awut-awutan, maka mengira Kakak Tay telah berhadapan dengan musuh tangguh." "Rambutku tertiup angin gunung, maka jadi awut-awutan," Ujar Pek Yun Hui. "Hari ini kita cukup capek, maka lebih baik kita beristirahat "Baiklah." Na Siao Tiap mengangguk lalu duduk bersila untuk beristirahat, begitu pula Lie Ceng Loan dan Pek Yun Hui. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Padahal sesungguhnya, Pek Yun Hui gembira sekali melihat Bee Kun Bu di Cung Yun Giam. ia ingin me-nyapanya tapi justru muncul Na Hai Peng, kemudian mendengar pembicaraan serius Na Hai Peng dengan Bee Kun Bu. Setelah berpikir bo!ak-balik, akhirnya Pek Yun Hui mengambil keputusan untuk memutuskan beriang-benang cintanya.... Hari sudah terang, tampak Pek Yun Hui berdiri di depan gua Thian Ki sambil memandang ke arah langit Hembusan angin menerpa wajahnya yang cantik tapi kelihatan agak pucat "Dengan tiada kawan. belakang tiada yang datang, Langit dan bumi merana, hati pun berduka." Gumam gadis itu. Usai bergumam, Pek Yun Hui pun mengambil suatu keputusan lagi, yakni ingin kembali ke istana. Pada waktu bersamaan, tampak Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan berjalan ke luar dari gua. Ketika melihat Pek Yun Hui berdiri mematung di situ, mereka berdua menghampirinya. "Semalam Kakak Tay sudah bilang tidak usah menjaga di sini, kok Kakak Tay malah menjaga di sini seorang diri?" Tegur Na Siao Tiap. "Kalau tahu Kakak Tay mau menjaga di sini, aku pun tidak mau beristirahat semalam," Sambung Lie Ceng Loan. "Semalam aku tidak menjaga di sini, cuma bangun agak pagi maka berdiri di sini menikmati keindahan alam, kebetulan kalian berdua ke mari." Pek Yun Hui ter-senyum. "Kita pun boleh bereakap-cakap." "Kakak Tay ingin memberitahukan sesuatu?" Tanya Na Siao Tiap. "Mungkin tidak lama lagi, rimba persilatan akan dilanda suatu bencana," Jawab Pek Yun Hui. "Oleh karena itu, kalian KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ berdua harus terus berlatih untuk memperdalam kepandaian kalian!" "Ya," Sahut Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan serentak Setelah itu mereka bertiga pun mulai berlatih, lalu bersenda gurau, Tak terasa hari pun sudah mulai senja, sang surya mulai menghilang di ufuk barat "Kita berlatih hampir seharian, tentunya Kakak Tay sudah capek, mari kita kembali ke dalam gua untuk beristirahat ujar Lie Ceng Loan. "ltu memang baik, lagi pula Hian Ceng Totiang pun berada di dalam gua. Kalau kita terus berada di sini, rasanya kurang enak terhadap Hian Ceng Totiang," Sahut Pek Yun Hui. "BetuI." Lie Ceng Loan tersenyum. Mereka bertiga lalu kembali ke dalam gua, Hian Ceng Totiang sedang duduk bersemedi Ketika melihat ketiga gadis itu, ia pun tersenyum. "Nona Pek, tadi Nona Na dan anak Loan meninggalkan gua, apakah mereka pergi mencari Bee Kun Bu?" Tanya Hian Ceng Totiang. "Kami bertiga cuma berlatih di luar, masih belum pergi cari Bee Kun Bu," Jawab Pek Yun Hui. "Oh?" Hian Ceng Totiang tertegun "Sang waktu akan berlalu dengan cepat, Nona Pek mengatakan dalam waktu setengah bulan...." "Totiang jangan khawatir aku pasti akan pergi mencari Bee Kun Bu," Ujar Pek Yun Hui. "Totiang tenang saja!" "Apa yang dikatakan Kakak Tay memang tidak sa-lah," Sela Na Siao Tiap. "Kalau benar ayahku yang membawa pergi Bee Kun Bu, mereka pasti berada di suatu lembah, Aku yakin Kakak Tay pasti dapat mencari me-reka, maka Totiang tidak usah khawatir...." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Paman guru harus tenang," Sambung Lie Ceng Loan. "Kakak Tay tidak akan mengecewakan Paman guru." "Kalau Nona Pek yakin dapat mencari Bee Kun Bu, aku pun dapat berlega hati," Ujar Hian Ceng Totiang. "Tapi mengenai Souw Peng Hai, kita pun harus bersiap-siap." "Ya." Pek Yun Hui mengangguk "Mulai besok aku akan pergi mencari Bee Kun Bu, dalam waktu tiga hari, aku pasti dapat menemukan tempa tnya..." Mendadak terdengar suara siulan yang amat panjang di luar Dari suaranya yang melengking itu menandakan bahwa yang mengeluarkan siulan itu memiliki Iweekang yang amat tinggi, Air muka Pek Yun Hui dan Hian Ceng Totiang sudah berubah, mereka pun langsung berhambur ke luar. "Pendatang itu memiliki kepandaian tinggi, itu bukan guruku," Ujar Pek Yun Hui pada Na Siao Tiap. "Sekarang sudah malam, siapa yang begitu berani memasuki Pek Yun Giam?" Na Siao Tiap mengerutkan kening, lalu tangannya menyambar senjata yang mirip gitar. "Kakak Tay, kelihatannya orang itu berniat tidak baik, Bagaimana kalau kita ke luar untuk menyambut-nya?" Tanya Na Siao Tiap. "Baiklah! Mari kita ke luar!" Sahut Pek Yun Hui. Tapi adik Loan tidak boleh pergi jauh. sedangkan Totiang boleh pergi memeriksa di sekitar Pek Yun Giam ini." "Baik," Hian Ceng Totiang mengangguk "Nona Pek, menurut aku, pendatang itu mungkin Souw Peng Hai." "Kalau benar dia...." Pek Yun Hui tertawa dingin. "ltu berarti riwayatnya akan tamat di sini. Ayoh, mari kita ke luar!" Pada waktu bersamaan, terdengar lagi suara siulan itu semakin dekat dan suara siulannya berkumandang ke dalam gua. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Adik Na jangan ke mana-mana, biar aku saja yang pergi menyelidikinya!" Pesan Pek Yun Hui sambil melesat ke luar Na Siao Tiap, Hian Ceng Totiang dan Lie Ceng Loan juga melesat ke luar Ketika mereka sampai di luar, tampak dua sosok bayangan hitam dan putih berkelebat pergi. "Nona Pek sudah mengejar orang itu, kita harus menjaga di sini," Ujar Hian Ceng Totiang. "Ya," Sahut Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan. sementara Pek Yun Hui terus mengejar bayangan hitam itu, Namun meskipun gadis itu telah mengerahkan ginkangnya, masih tidak dapat menyusul orang itu. itu membuatnya sangat penasaran "Biar bagaimana pun aku harus dapat menyusuInya," Ujarnya dalam hati. "Aku ingin tahu siapa orang itu." Akan tetapi, Pek Yun Hui tetap tidak dapat menyusul orang itu, itu sungguh membuatnya terkejut "Siapa orang itu? Ginkangnya begitu tinggi, Apakah dia bukan kaum Bu Lim Tionggoan (Daratan Tengah)?" Gumamnya. Ada satu hal yang membuatnya tereengang, yaitu ginkang yang digunakan orang itu mirip Ling Khong Sih Tou (Terbang Diangkasa), ilmu ginkang andalan gurunya . "Tak terduga sama sekali, selain guru masih terdapat orang lain yang memiliki ginkang begitu tinggi." Tiba-tiba Pek Yun Hui teringat sesuatu. "Bayangan orang itu mirip Bee Kun Bu, apakah dia? Kalau benar berarti kepandaiannya sudah mencapai tingkat tinggi." Teringat akan itu, Pek Yun Hui segera berteriak menggunakan lweekangnya. "Yang di depan itu apakah Bee Kun Bu?" Orang yang di depan itu segera berhenti, kemudian membalikkan badannya sambil memberi hormat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Aku Bee Kun Bu memberi hormat pada Kakak Tay!" "Dugaanku tidak salah." Pek Yun Hui tertawa dan melayang turun di hadapan Bee Kun Bu. "Kalau engkau tidak menggunakan ilmu Ling Khong Sih Tou, aku pasti menghujanimu dengan senjata rahasia jarum Maut pencabut Nyawa!" "Aku harap Kakak Tay sudi memaafkanku!" Ucap Bee Kun Bu. "Aku tidak mempersalahkanmu, sebaliknya ikut gembira atas keberhasilanmu itu," Sahut Pek Yun Hui sambil tersenyum. "Maaf Kakak Tay!" Ujar Bee Kun Bu. "Aku memang sengaja memancing Kakak Tay meninggalkan tempat itu, karena banyak orang di sana akan menimbulkan banyak urusan pula." Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Jadi engkau ada urusan penting yang harus disampaikan padaku?" Tanya Pek Yun Hui sambil menatapnya. "Sejak aku kenal Kakak Tay, sejak itu pula Kakak Tay sering menolongku Aku tidak akan melupakan budi kebaikan Kakak Tay," Sahut Bee Kun Bu agak menyimpang dari pertanyaan Pek Yun Hui. "Sebagai teman, memang harus tolong-menolong, maka jangan menyinggung soal budi kebaikan," Ujar Pek Yun Hui. "Kalau engkau ingin mengatakan sesuatu, katakan saja jangan ragu!" "Aku harap Kakak Tay bersedia mengabulkan satu permintaanku!" "Apa permintaanmu?" "Harap Kakak Tay sudi mengunjungi Sui Goat San Cung (Perkampungan Air Bulan), di sana aku akan menyampaikan sesuatu." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pek Yun Hui diam, Bee Kun Bu menatapnya dan berkata lagi. "Apakah Kakak Tay mengkhawatirkan adik Na dan Ceng Loan?" "Apakah sesuatu itu harus kau sampaikan padaku di Sui Goat San Cung?" Tanya Pek Yun Hui. "Ya." Bee Kun Bu mengangguk "Memang tidak jadi masalah aku ikut engkau ke Sui Goat San Cung," Ujar Pek Yun Hui. Tapi apakah engkau tahu bahwa Hian Ceng Totiang sedang berada di gua Thian Ki? Kedatangan Hian Ceng Totiang di gua itu untuk menyampaikan pesan dari Souw Hui Hong menyangkut keselamatan kaum/imba persilatan." "Oh?" Bee Kun Bu tertegun "Apakah guruku mempersalahkan adik Loan?" Tanyanya. "Engkau cuma menanyakan itu?" "Kakak Tay...." Wajah Bee Kun Bu tampak kemerah~ merahan. "Adik Loan adalah gadis yang masih po!os, lagi pula riwayat hidupnya amat menyedihkan...." "Oooh!" Pek Yun Hui tersenyum. "Engkau harus tahu bahwa gurumu tampak panik sekali, Bagaimana mungkin punya waktu untuk mempersalahkan adik Loan-mu? Engkau boleh berlega hati, gurumu sama sekali tidak mempersalahkan Ceng Loan." "Kakak Tay...." Bee Kun Bu menarik nafas lega. "Kenapa guruku datang di gua Thian Ki? Lagi pula Nona Souw Hui Hong sudah menjadi rahib, kenapa masih menitip pesan pada guruku?" "ltu karena...." Pek Yun Hui memberitahukan tentang Souw Peng Hai yang masih berambisi untuk menguasai rimba persilatan, lalu menambahkan. "Souw Peng Hai berniat kembali ke rimba persilatan, itu akan menimbulkan suatu bencana bagi rimba persilatan, Maka Souw Hui Hong KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ bermohon pada gurumu untuk me-nemuiku, agar aku mau membasmi Souw Peng Hai, Tapi... aku sudah tidak mau mencampuri urusan rimba persilatan lagi. Bagaimana kalau engkau yang memikul tugas itu?" "Kepandaianku masih terbatas, bagaimana mungkin dapat membasmi Souw Peng Hai?" "Kepandaianmu telah mencapai tingkat tinggi, kenapa masih ragu akan kepandaian sendiri ?" Tapi kepandaian Kakak Tay jauh di atas kepandaianku kenapa menolak tugas itu?" "Aku sudah berjanji tidak akan mencampuri urusan rimba persilatan lagi, maka engkaulah yang harus melaksanakan tugas itu, janganlah engkau mengecewakan guruku!" "Baiklah." Bee Kun Bu mengangguk Tapi kapan Kakak Tay akan ikut aku ke Sui Goat San Cung?" "Kini Hian Ceng Totiang masih berada di gua Thian Ki. Aku harus menyelesaikan urusan itu dulu, barulah berangkat ke Sui Goat San Cung." "Kalau begitu, aku mohon petunjuk harus bagai-mana?" "Engkau harus ikut aku ke gua Thian Ki untuk menemui Hian Ceng Totiang, setelah itu barulah kita berangkat ke Sui Goat San Cung." "Tapi..." "Engkau tidak usah khawatir, gurumu tidak akan mempersa!ahkanmu." Pek Yun Hui tersenyum. "Sesungguhnya Hian Ceng Totiang sangat menyayangi mu, hanya saja pada waktu itu ada perintah dari ketua Kun Lun, maka engkau harus memaklumi hal itu!" "Baiklah, Aku ikut Kakak Tay ke gua Thian Ki untuk menemui guruku. Tapi,., aku justru khawatir adik Loan ingin ikut kita ke Sui Goat San Cung, sebab itu akan merepotkan." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Engkau harus tahu, bahwa adik Loan sangat menghormatimu Apa yang engkau katakan, dia pasti menurut. Kenapa engkau mengkhawatirkan itu?" Bee Kun Bu membungkam. Pek Yun Hui menatapnya sambil tersenyum dan berkata dengan suara rendah. "Kita harus segera ke gua Thian Ki. Setelah menjelaskan semua itu, kita pun bisa berangkat secepatnya ke Sui Goat San Cung." "Baiklah." Bee Kun Bu mengangguk Na Siao Tiap, Lie Ceng Loan dan Hian Ceng Totiang masih menjaga di depan gua Thian Ki. Mendadak Lie Ceng Loan melihat dua sosok bayangan berkelebat ke arah mereka. "Mereka datang!" Serunya. Mendengar seruan itu, Hian Ceng Totiang segera menghunus pedangnya, sedangkan Na Siao Tiap memegang senjatanya erat-erat. "Nona Na jangan melancarkan serangan, sebab yang seorang itu Nona Pek." Hian Ceng Totiang memberitahukan "Ya." Na Siao Tiap mengangguk Tak seberapa lama kemudian, kedua sosok bayangan itu telah melayang turun di depan gua, terdengar pula suara tawa Pek Yun Hui. "Sungguh kebetulan, kita tidak usah mencari Bee Kun Bu lagi, dia sudah datang ke mari," Ujar Pek Yun Hui memberitahukan. "Oh?" Hian Ceng Totiang terbelalak "Kun Bu memberi hormat pada Guru!" Ucap Bee Kun Bu sambil berlutut di hadapan Hian Ceng Totiang. "Mohon Guru memaafkan Kun Bu!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Begitu melihat Bee Kun Bu, Hian Ceng Totiang tidak tahu harus girang atau murung, tapi Hian Ceng Totiang telah menyaksikan ginkangnya begitu tinggi, tentu membuatnya bergirang dalam hati. "Bangunlah!" Ujar Hian Ceng Totiang sambil tertawa. "Engkau tidak bersalah, Guru telah bertemu Nona Souw Hui Hong, dia telah menjelaskan tentang kejadian itu. Guru pun telah memberitahukan pada ketua partai Kun Lun Tong Leng Tojin, maka engkau pun telah dinyatakan tidak bersalah dalam hal itu. Kini menyangkut tentang Souw Peng Hai yang akan muncul di rimba persilatan yang tentunya akan menimbulkan suatu bencana, Engkau dan Nona Pek harus menundukkannya agar rimba persilatan bisa tenang." "Terimakasih, Guru!" Ucap Bee Kun Bu sambil bangkit berdiri. "Kakak Kun Bu!" Lie Ceng Loan tertawa gembira. "Selama ini Kakak Kun Bu berada di mana? Kakak Tay dan Kakak Na sangat merindukanmu." Lie Ceng Loan memang berhati polos, apa yang dipikirkan pasti diucapkannya, maka wajah Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap langsung memerah. "Nona Na, apa kabar?" Tanya Bee Kun Bu sambil memberi hormat. "Aku baik-baik saja," Sahut Na Siao Tiap sambil tersenyum "Kenapa engkau berlaku sungkan?" "Adik Loan masih kecil, kalau dia kurang ajar, harap Nona Na sudi memaafkannya!" Ucap Bee Kun Bu. "Eh?" Pek Yun Hui tertawa kecil "Kenapa kalian berdua terus-menerus berbasa-basi, kapan habis nih?" "Aku...." Na Siao Tiap tergagap-gagap. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Guruku telah mengangkat Bee Kun Bu sebagai anak angkat, bahkan telah mengajarkan ilmu tingkat tinggi." Pek Yun Hui memberitahukan "Selanjutnya dia pasti mencemerlangkan nama partai Kun Lun." Hian Ceng Totiang tertegun, pantas Bee Kun Bu sudah begitu tinggi ilmunya! Hian Ceng Totiang membatin Mungkin dia telah mempelajari semua ilmu Kui Goan Pit Cek. "Kalau begitu...." Na Siao Tiap girang sekali. "Mulai sekarang aku dan Bee Kun Bu sebagai kakak adik, itu sungguh di luar dugaan." "Kakak Na!" Lie Ceng Loan heran. "Kenapa Kakak Na mengatakan sungguh di luar dugaan?" "Ayahku bersifat aneh, beliau mau mengangkat Bee Kun Bu sebagai anak, bukankah itu sungguh di luar dugaan?" Sahut Na Siao Tiap sambil tersenyum "Oooh!" Lie Ceng Loan manggut-manggut. "Oh ya!" Pek Yun Hui mulai mengalih pada pokok pembicaraan "Bee Kun Bu kemari justru melaksanakan perintah guruku untuk menjemputku ke Sui Goat San Cung. Aku tidak tahu apa tujuan guruku, namun besok aku harus berangkat ke sana." "Tapi bagaimana dengan urusan Souw Peng Hai ?" Tanya Hian Ceng Totiang. Totiang tidak usah khawatir!" Pek Yun Hui tersenyum "Kini Na Siao Tiap sudah memiliki kepandaian tinggi, dia pasti dapat melawannya, lagi pula aku ke Sui Goat San Cung tidak menyita banyak waktu, cuma beberapa hari saja, Kami berdua pasti segera kembali ke mari." "Nona Pek harus tahu, bahwa ilmu Kan Goan Cih itu amat lihay, Mungkin Bee Kun Bu tidak mampu menghadapinya seorang diri, maka aku harap Nona Pek segera pulang setelah urusan di Sui Goat San Cung diselesaikan." "Ya." Pek Yun Hui mengangguk KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kakak Kun Bu, aku sudah lama tidak bertemu paman dan bibi, bolehkah aku ikut?" Tanya Lie Ceng Loan mendadak "Adik Loan, bukan aku tidak mau mengajakmu, tapi itu adalah perintah dari ayah angkatku," Ujar Bee Kun Bu sambil tersenyum. "Maka aku tidak boleh mengajak orang lain. Engkau tetap di sini bersama adik Na, setelah urusan di Sui Goat San Cung selesai, aku pasti kembali ke mari menjemputmu ke sana!" "Yaah!" Lie Ceng Loan menarik nafas panjang. "Baru bertemu sudah mau berpisah! Karena itu adalah perintah dari ayah angkatmu, tentunya aku harus menurut dan tetap di sini." "Adik Loan jangan berduka!" Hibur Bee Kun Bu. "Aku pasti kembali ke mari secepatnya." "Ya, Kakak Kun Bu." Lie Ceng Loan mengangguk "Bee Kun Bu, sudah waktunya kita berangkat," Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Ujar Pek Yun Hui. "Kalau hari sudah terang, tidak baik kita menggunakan ginkang." "Baiklah," Bee Kun Bu segera berpamit pada Hian Ceng Totiang, Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan, lalu melesat pergi. "Kakak Kun Bu.,,." Mata Lie Ceng Loan sudah basah. "Paman guru, benarkan Kakak Kun Bu akan kembali ke mari secepatnya?" "ltu tentu." Hian Ceng Totiang mengangguk "Anak Loan, paman guru pun harus kembali ke gunung Kun Lun, baikbaiklah engkau di sini!" "Paman guru...." "Nona Na!" Pesan Hian Ceng Totiang. "Baik-baiklah menjaga Ceng Loan!" "Ya." Na Siao Tiap mengangguk "Anak Loan, jaga dirimu baik-baik!" Ujar Hian Ceng Totiang lalu meninggalkan tempat itu dengan menggunakan ginkang. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Paman guru.,,." Kini mata Lie Ceng Loan bersimbah air. "Adik Loan!" Na Siao Tiap menatapnya. "Kakak Pek dan Kakak Kun Bu telah berangkat ke Sui Goat San Cung, paman gurumu pun kembali ke Gunung Kun Lun, maka kita berdua tidak boleh ke mana-mana, harus tetap berada di dalam gua!" Ratna Wulan Karya Kho Ping Hoo Pedang Pusaka Thian Hong Karya Kho Ping Hoo Pendekar Gila Dari Shantung Karya Kho Ping Hoo