Bangau Sakti 58
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 58
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Jawab Tan Cun Goan. "Terimakasih atas perhatian Cianpwee!" Ucap Pek Yun Hui. "Namun Cianpwee tidak menjelaskan tentang bahaya itu, bagaimana mungkin dapat mencegah niatku?" "Kalian berdua menuju Swat Ling San, sama sekali tidak bersiap untuk menghadapi suatu jebakan, Lagi pula ilmu silat Swat Ling San tidak semuanya bersumber dari partai Bu Tong, Walau kalian berdua berkepandaian tinggi, sulit menghadapi keroyokan." "Maksud baik Cianpwee kuterima dalam hati, mengenai ilmu silat, apakah Cianpwee bersedia memberi petunjuk padaku?" Tanya Pek Yun Hui mendadak, secara tidak langsung menantang orang tua itu. "Nona Pek...." Tan Cun Goan tersenyum hambar"... memang berkepandaian tinggi, maka aku pun tidak berani memberi petunjuk, Namun aku akan memberi petunjuk beberapa jurus pada saudara Bee, agar dia tahu ilmu silat Swat Ling San tidak bersumber dari partai Bu Tong." Usai berkata begitu, Tan Cun Goan pun melesat ke arah sungai, kemudian berdiri di permukaan air. Dapat dibayangkan, betapa tingginya ginkang orang tua itu. "Kepandaian orang itu sangat anch, engkau harus berhatihati!" Pesan Pek Yun Hui. "Ya." Bee Kun Bu mengangguk lalu mengerahkan ginkangnya Ling Khong Sih Tou (Terbang di Angkasa) melayang ke sungai berdiri di hadapan Tan Cun Goan. "Saudara Bee, sungguh hebat ilmu ginkangmu!" Puji T:m Cun Goan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Mohon petunjuk Cianpwee!" Sahut Bee Kun Bu merendah. "Baiklah." Tan Cun Goan tertawa. "Lihat serangan!" Orang tua itu mendorongkan sepasang telapak tangannya, Kelihatannya sangat sederhana sekali, namun sesungguhnya penuh mengandung lweekang, Kemudian mendadak berubah berpuluh pasang telapak tangan menyerang ke arah Bee Kun Bu. Bee Kun Bu memang sudah siap dan berhati-hati, ia langsung berkelit dengan Ling Khong Sih Tou, ilmu ginkang yang amat hebat itu. Menyaksikan itu, Tan Cun Goan pun membatin "Engkau memiliki ginkang tinggi, tapi belum tentu dapat menghindari Loan Yun Thui Swat (Awan kacau dorong salju), ilmu tangan kosongku." Akan tetapi, justru mendadak Bee Kun Bu balas menyerangnya dengan jurus Cie Im To Yang (Menyam-but dan mendorong), itu adalah jurus yang amat ampuh dan aneh. Tan Cun Goan menyerang Bee Kun Bu dengan iweekang, Bee Kun Bu menyambut lweekang itu, dan sekaligus mendorongnya ke samping, itu membuat permukaan air sungai muncrat ke atas dan bergelombang, Betapa dahsyatnya lweekang Tan Cu Goan dapat dibayangkan "Bagus!" Seru Tan Cu Goan memuji. "Saudara Bee, engkau memang hebat!" "Cianpwee memiliki lweekang yang amat dalam, aku kagum sekali!" Sahut Bee Kun Bu. "Ha ha ha!" Tan Cu Goan tertawa gelak. "Aku baru memasuki daratan tengah, sudah cukup banyak orang yang kutemui, namun mereka semuanya cuma merupakan tong kosong, hanya Saudara Bee yang berisi, Aku senang sekali, mari kita bertanding beberapa jurus lagi!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Silakan!" Sahut Bee Kun Bu. Kini Tan Cun Goan sudah tahu bahwa Bee Kun Bu memiliki kepandaian yang amat tinggi, maka ia pun tidak sungkan-sungkan mengeluarkan ilmu andalannya. Orang tua itu menyerang Bee Kun Bu dengan jurus-jurus am-puh, namun Bee Kun Bu segera berkelit dengan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu (Gerak langkah lima unsur). Maka walau Tan Cun Goan menyerangnya bertubi-tubi, Bee Kun Bu dapat berkelit dengan mudah sehingga membuat orang tua itu kagum bukan main. Akan tetapi, kemudian jurus-jurus Tan Cun Goan pun semakin aneh, entah jurus apa yang dipergunakan orang tua itu, sedangkan Bee Kun Bu berkelit mengandal pada ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu saja. itu membuat Tan Cun Goan menjadi penasaran seka!i, dan mengira Bee Kun Bu meremehkannya, karena pendekar kita itu sama sekali tidak balas menyerang. "Hm!" Dengus Tan Cun Goan dalam hati "Engkau memang berkepandaian tinggi, namun tidak akan lolos dari jurusjurusku! Kalau aku tidak bisa memukulmu sampai tenggelam, engkau pasti semakin meremehkanku!" Padahal sesungguhnya, Bee Kun Bu sama sekali tidak meremehkannya, melainkan sedang memperhatikan jurusjurus aneh yang dipergunakan orang tua itu. sementara Tan Cun Goan sudah mulai menyerangnya dengan berbagai ilmu simpanan, tapi tetap tidak bisa menyentuh ujung baju Bee Kun Bu. "Hebat! Hebat!" Puji Tan Cun Goan. "Ti Tu Ciang hoat (llmu pukulan laba-laba) ku sama sekali tidak mampu merobohkanmu, kini aku terpaksa menyerangmu dengan lweekang!" "Cianpwee terlampau mengalah, Kalau Cianpwee ingin menyerangku dengan iweekang, aku pun bersedia menyambutnya!" Sahut Bee Kun Bu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Hati-hati!" Tan Cun Goan memperingatkannya, kemudian menyerangnya dengan Ti Tu Ciang Hoat yang belum usai dikeluarkannya tadi, Namun kali ini disertai dengan lweekang yang amat dahsyat Bee Kun Bu meloncat mundur, lalu menatap Tan Cun Goan dengan tajam. sikapnya itu seakan tidak memandang sebelah mata pada orang tua itu. "Saudara Bee!" Tan Cun Goan juga menatapnya tajam. "Kali ini engkau harus berhati-hati, aku akan menyerangmu dengan lweekang, lihat serangan!" Perlahan-lahan orang tua itu mendorongkan sepasang telapak tangannya, tampak begitu sederhana, namun sesungguhnya penuh mengandung lweekang, Sebab angin pukulannya membuat permukaan air sungai bergelombang, perahu yang ditumpangi Pek Yun Hui pun bergoyang-goyang. "Sungguh dahsyat lweekang Cianpwee, aku ingin mencobanya!" Ujar Bee Kun Bu yang juga mendorongkan sepasang telapak tangannya ke depan. "Bagus!" Seru Tan Cun Goan, lalu mendadak menggerakkan sepasang tangannya, Ternyata ia ingin menyerang Bee Kun Bu dengan lweekang yang sepenuhnya. Pada waktu bersamaan, terdengar suara bentakan nyaring, sekaligus tampak sosok bayangan putih berkelebat Pek Yun Hui sudah berada di sisi Bee Kun Bu. "Jangan mengadu lweekang! Sebab lweekang Kun Bu masih belum sempurna! Lagi pula ini pertandingan persahabatan kenapa harus mengadu nyawa? Sudahlah! pertandingan ini tidak perlu dilanjutkan lagi!" Bee Kun Bu tidak tahu kenapa Pek Yun Hui men-cegah, maka ia pun memandang Tan Cun Goan, Orang tua itu tetap berdiri tegak di permukaan air sungai, tidak memperlihatkan sikap aneh. itu membuat Bee Kun Bu tidak habis berpikir, tapi ia pun tidak mau bertanya, melainkan cuma berdiri diam di permukaan air, sementara Tan Cun Goan seakan baru KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ tersadar, sepasang matanya terbelalak lebar sambil memandang Pek Yun Hui, kemudian menarik nafas panjang. "Aaakh... cuma mempertaruhkan nama kosong be!a-ka! itu yang akan menimbulkan suatu bencana! Sekali lagi ku peringatkan lebih baik kalian kembali! jangan menuju Swat Ling San, sebab ilmu silat Swat Ling San lain dari yang lain Lagi pula itu menyangkut urusan rimba persilatan kenapa kalian berdua harus merepotkan diri sendiri?" "Setiap orang punya tekad sendiri, itu tidak dapat dipaksa." Sahut Pek Yun Hui. "Terimakasih atas maksud baik Cianpwee, kami tidak akan melupakannya, Menge-nai pergi ke Swat Ling San atau tidak, saat ini belum dapat dipastikan." "Aku telah melanggar hukum perguruan itu adalah demi kalian berdua," Ujar Tan Cun Goan sambil menggelenggelengkan kepala, ^pembicaraanku sampai di sini, kelak kita akan jadi musuh atau kawan, itu pun tidak dapat dipastikan Nah, sampai jumpa!" Orang tua itu langsung melesat pergi. Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui juga melompat ke perahu. "Kakak! Kenapa orng tua itu pergi begitu saja, Tadi ketika dia mau menyerangku dengan lweekang, dan aku sudah siap menyambutnya, kenapa Kakak mencegah?" Tanya Bee Kun Bu tidak mengerti Pek Yun Hui tidak menyahut, cuma menarik nafas, Bee Kun Bu segera mendekatinya. "Kakak, apakah aku telah bersalah? Kenapa Kakak diam saja?" Tanya Bee Kun Bu cemas. Pek Yun Hui duduk, sepasang matanya memandang ke arah Yang Khim yang ada di atas meja, kemudian menarik nafas panjang lagi. "Pada waktu gurumu menceritakan para iblis seberang laut itu, wajahnya tampak serius dan agak berubah, Ketika itu aku masih kurang pereaya akan kehebatan kepandaian para iblis KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ itu, Namun setelah menyaksikan kepandaian Tan Cun Goan malam ini, barulah aku per-caya. Hanya orang tua itu seorang diri, kita sudah sulit menghadapinya, Kalau kita ke Swat Ling San, bukankah kita mengantar diri ke mulut macan?" "Kakak!" Bee Kun Bu tertawa. "Aku dan orang tua itu masih belum tahu siapa yang menang dan yang kalah, kenapa mendadak Kakak jadi begitu cemas?" Pek Yun Hui menatapnya tajam, lalu ujarnya sungguhsungguh dan tampak sangat serius. "Engkau harus tahu, bahwa di luar langit masih ada langit Misalnya mengenai orang tua itu, dia berkepandaian amat tinggi dan ilmu silatnya agak aneh. Walau Iweekangmu seimbang dengan lweekangnya, namun engkau masih kalah pengalaman." "Oh?" Bee Kun Bu menatapnya sambil duduk. "Aku telah memperhatikan ilmu silatnya, namun ilmu silatnya tampak tidak begitu aneh, kenapa Kakak katakan ilmu silatnya agak aneh?" "Aku ingin bertanya, ketika aku bertarung dengan padri iblis di kuil Tay Ciok Si, engkau menyaksikannya?" "Ya." "Apakah engkau masih ingat, secara diam-diam Leng Yan Hweeshio mengerahkan ilmu Thai Im Khi Kangyang mengandung racun dingin itu?" "lngat Tapi... aku justru tidak menyaksikan keanehan Hweeshio itu, Harap Kakak menjelaskan!" Ilmu T"hai Im Khi kang itu memang amat beracun, siapa yang terkena ilmu itu pasti mati kedinginan, lagi pula ketika lawan mengerahkan ilmu tersebut, sulit sekali menjaganya." "Kalau begitu, orang tua itu juga memiliki ilmu itu?" Tanya Bee Kun Bu bernada kaget KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ya." Pek Yun Hui mengangguk "Kalau dia menyerangmu dengan ilmu itu, tentunya salah satu di antara kalian akan tewas, Lalu untuk apa kalian harus mengadu nyawa ?" "Aku...." Bee Kun Bu menundukkan kepala. "Walau berasal dari sarang iblis, namun orang tua itu tidak jahat Bagaimana keempat saudaranya, kita tidak mengetahuinya," Ujar Pek Yun Hui. "Yang jelas mereka berempat pasti memiliki ilmu beracun, Apabila kita bertemu mereka, kita harus bagaimana?" Bee Kun Bu membungkam, sedangkan Pek Yun Hui memandang ke tepi sungai. "Pohon-pohon song itu membuat aku teringat se-suatu!" Serunya tiba-tiba. "Kakak teringat apa?" Tanya Bee Kun Bu. "Walau ilmu Thai Im Kang Khi amat beracun, kita masih bisa menjaga diri," Sahut Pek Yun Hui dengan wajah berseri. "Oh?" Bee Kun Bu menatapnya tidak mengerti "Maksud Kakak?" "Bukankah engkau masih ingat ketika aku mempergunakan jarum Toh Meng Sin Cin, aku yakin senjata rahasia tersebut dapat memecahkan ilmu Thai Im Khie Kang itu. Maka akan kuwariskan padamu, kalau kelak aku kembali ke istana, itu merupakan ilmu kenang-kenangan dariku." "Terimakasih, Kakak!" Ucap Bee Kun Bu. "Jadi... kakak sudah mengambil keputusan untuk kembali ke isiana?" Pek Yun Hui diam saja, sedangkan wajah Bee Kun Bu tampak murung, seakan merasa berat berpisah dengan Pek Yun Hui kelak HKun Bu!" Pek Yun Hui tersenyum ia tahu apa yang dipikirkan Bee Kun Bu, maka segera membicarakan ilmu silat untuk mengalihkan perhatiannya. "Berdasarkan apa yang tereantum dalam kitab Kui Goan Pit Cek, semakin halus suatu Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ senjata rahasia semakin membahayakan jarum Toh Meng Sin Cin merupakan senjata rahasia yang amat halus, jarum itu dapat menembus jalan darah orang, siapa yang terkena senjata rahasia itu, dalam tujuh langkah pasti mati." "Oh?" Bee Kun Bu terbelalak "Senjata rahasia itu pun dapat merusak hawa murni orang," Pek Yun Hui menjelaskan dengan menambahkan "Aku lihat kepandaianmu sudah mencapai tingkat tinggi, maka tidak sulit bagimu untuk mempelajari senjata rahasia tersebut." "Kalau begitu, harap Kakak memberitahukan teoriteorinya!" Ujar Bee Kun Bu sambil tersenyum "Baiklah." Pek Yun Hui mengangguk ia memberitahukan teori-teori menggunakan jarum itu, lalu mengerluarkan beberapa batang, sekaligus memperlihatkan pada Bee Kun Bu. Bee Kun Bu memperhatikan jarum-jarum itu dengan cermat Sungguh halus dan kecil senjata rahasia tersebut dan dibuat dari emas murni. "Siapa pembuat senjata rahasia ini?" Tanyanya heran. "Pembuatnya adalah Sam Im Sin Ni, maka dicantumkan juga di dalam kitab Kui Goat Pit Cek." Pek Yun Hui memberitahukan. "Guruku memperoleh semua senjata rahasia ini, kemudian juga menundukkan Bangau Sakti, Akan tetapi, guruku sama sekali tidak pernah menggunakannya. "Kalau begitu, siapa yang mengajar Kakak mempergunakan senjata rahasia ini?" Tanya Bee Kun Bu heran. "Guruku!" Jawab Pek Yun Hui. "Guruku menjelaskan teoriteori penggunaan senjata rahasia ini dan aku yang sering mempraktekkannya." "Ooooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut "Pantas Kakak begitu mahir mempergunakannya!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Sebelumnya aku masih ragu mewariskan padamu, tapi setelah kupertimbangkan cukup lama, aku memutuskan untuk mewariskan padamu, agar engkau dapat menjaga diri dengan senjata rahasia ini." "Terimakasih, Kak!" "Kun Bu!" Pek Yun Hui tersenyum Tak terasa hari pun sudah mulai terang, jadi untuk sementara ini kita tidak usah ke Swat Ling San, lebih baik kita berangkat ke Toan Hun Ya untuk menemui Nona Souw Hui Hong. Dalam perjalanan ke sana, engkau pun harus berlatih menggunakan jarum itu. Siapa tahu ada gunanya bagimu ketika sampai di Swat Ling San." Setelah hari terang, mereka pun sudah memasuki kawasan Su Coan. sementara Bee Kun Bu terus berlatih dan mulai mahir menggunakan senjata rahasia tersebut "Kun Bu!" Pek Yun Hui mendekatinya sambil ter-senyum. "Mari kita makan siang, setelah itu kita pun harus meninggalkan perahu ini!" Bee Kun Bu mengangguk Usai makan siang, Bee Kun Bu memberikan beberapa puluh tael perak kepada tukang perahu. "Terimakasih, Tuan!" Ucap tukang perahu dengan wajah berseru Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui meloncat ke tepi sungai, lalu melakukan perjalanan dengan berjalan kaki. Dalam perjalanan, Bee Kun Bu masih terus berlatih menggunakan senjata rahasia ini.... Mereka berdua sudah tiba di Toan Hun Ya (Jurang Pemutus Roh). Bee Kun Bu menengok ke sana ke mari, sebaliknya Pek Yun Hui malah terus memandang kuil Yang Siam Am, kemudian menarik nafas panjang seraya berkata. "Walau kita adalah musuh Souw Peng Hai, tapi justru kawan baik Souw Peng Hai Hui Hong. Kali ini kita ke mari KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dengan maksud ingin menengoknya, maka kita langsung ke Kuil Yang Sim Am saja." "Ketika kejadian di sini, Nyonya Souw Peng Hai telah menyaksikan semua, dia bermohon pada kita agar melepaskan suaminya, kita pun mengabulkan Kini kita mengunjungi putrinya, apakah dia akan tetap menutup pintu kuil tidak meladeni kita?" Ujar Bee Kun Bu. "lsteri Souw Peng Hai jadi rahib sudah hampir tiga puluh tahun, tentunya tidak akan bertindak begitu," Sahut Pek Yun Hui sambil tersenyum "Kalau begitu, mari kita ke kuil itu!" Ajak Bee Kun Bu. Mereka berdua lalu menuju Kuil Yang Sim Am, dan tak tama mereka sudah sampai di depan kuil tersebut Tak seberapa lama mereka berdiridi situ, mendadak pintu kuil itu terbuka, tampak seorang berdiri di situ sambil memandang Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui. "Apakah kalian berdua tersesat jalan dan tidak bisa meninggalkan tempat ini?" Tanya orang tua itu. "lni Nona Pek dan aku Bee Kun Bu," Jawab pendekar kita. "Kami sengaja ke mari untuk mengunjungi Nona Souw Hui Hong, mohon diberitahukan padanya!" "Maafl" Orang tua itu tampak serba salah. "Sejak Nona Souw memasuki Kuil Yang Sim Am ini, dia pun tidak mau menemui siapa pun. Tuan mau pesan apa, aku akan menyampaikannya." "Kami datang dari gunung Kwat Cong San dan punya sedikit hubungan dengan Nona Souw, harap melapor ke dalam, Nona Souw pasti sudi menemui kami." Ujar Pek Yun Hui ramah. "Aaakh!" Orang tua itu menarik nafas panjang. "Nona tidak tahu, dalam sebulan ini, Nona Souw terus menyendiri di dalam kamar dan jarang makan, Apa sebabnya, aku sama sekali KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ tidak mengetahuinya, maka aku pun tidak V berani melapor padanya." "Kalau begitu, tolong beritahukan pada Nyonya Souw Peng Hai, bahwa kami berdua ingin menemuinya," Ujar Pek Yun Hui. "Nyonya mau menemui kalian atau tidak, aku tidak berani memastikan," Sahut orang tua itu. "Silakan masuk, aku akan segera melapor pada Nyonya." Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui melangkah ke dalam, Orang tua itu pun segera mempersilakan mereka duduk. "Silakan duduk, aku ke dalam melapor pada Nyonya!" Orang tua itu masuk ke dalam. "Terimakasih!" Ucap Bee Kun Bu. Berselang beberapa saat kemudian, terdengarlah suara yang ramah, yaitu suara Nyonya Souw Peng Hai. "Tamu jauh dari mana? Ada urusan apa mengunjungi Kuil Yang Sim Am?" "Kami ke mari ingin menemui Nona Souw Hui Hong, namun telah mengganggu ketenangan Nyonya," Ucap Pek Yun Hui. "Oooh!" Nyonya Souw Peng Hai tersenyum lembut. "Kita pernah bertemu di depan Toan Hun Ya, jangan mengungkit kejadian yang telah berlalu itu! Kalian berdua ke mari ingin menemui Hui Hong, sebetulnya ada urusan apa?" Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui diam saja, Nyonya Souw Peng Hai memandang mereka, kemudian tersenyum lagi seraya berkata. "Mungkin kalian berdua teman baik Hui Hong, tapi sebulan yang lalu, Hui Hong memasuki ruang tobat, dan sejak itu dia tidak pernah keluar, bahkan tidak mau menemuiku, jadi aku harap kalian memakluminya!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ketika Nona Souw Hui Hong memasuki ruang tobat, apakah dia memperlihatkan sikap aneh?" Tanya Pek Yun Hui mendadak "Sikapnya memang agak aneh, itu karena ia melihat ayahnya mengajak Co Hiong pergi di tengah malam itu terjadi dua bulan yang lalu, namun Hui Hong memasuki ruang tobat itu baru sebulan yang lalu," Nyonya Souw Peng Hai memberitahukan "Kakak, kita sudah kenal baik dengan Nona Souw Hui Hong, bagaimana kalau kita mohon pada Nyonya Souw mengajak kita ke ruang tobat untuk menemuinya?" Tanya Bee Kun Bu mendadak pada Pek Yun Hui. "Entah Nyonya Souw Peng Hai setuju atau tidak?" Sahut Pek Yun Hui sambil memandang nyonya itu. "Kelihatannya kalian berdua sangat rindu pada Hui Hong, maka aku pun akan mengantar kalian ke ruang tobat menengoknya," Ujar Nyonya Souw Peng Hai. "Terimakasih!" Ucap Pek Yun Hui. "Mari ikut aku ke dalam!" Ujar Nyonya Souw Peng Hai lalu melangkah ke dalam. Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui mengikutinya dari belakang, tak tama mereka sudah sampai di depan ruang tobat itu. Nyonya Souw Peng Hai menunjuk beberapa ruang yang ada di situ, kemudian menarik nafas panjang seraya berkata. "Suamiku bertekad berkecimpung di rimba persilatan Tiga puluh tahun yang lampau aku sudah lihat masa depannya penuh bahaya, maka aku menyuruh orang membangun ruang tobat untuknya, Tahun kemarin dia nyaris mati di Toan Hun Ya ini, oleh karena itu, aku pun tampil untuk menasihatinya, Dia ikut aku kemari, namun tak lama kemudian, timbullah niatnya untuk memunculkan diri di rimba persilatan lagi. Aku terus menasihatinya, tapi dia justru marah besar, akhirnya meninggalkan kuil ini. Sejak itu kuanggap sudah putus KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ hubungan kami sebagai suami isteri. Aaaakh, semua itu mungkin merupakan takdir!" "Nyonya tidak usah cemas, kini Nyonya masih punya putri, kami akan berusaha menasihatinya," Ujar Pek Yun Hui. "Anak Hong!" Seru Nyonya Souw Peng Hai. "Kenapa engkau masih belum keluar? Nona Pek dan Bee Kun Bu ke mari mengunjungimu, cepatlah engkau membuka pintu!" Akan tetapi, pintu ruang itu tidak terbuka, bahkan tidak terdengar suara apapun, seakan ruang tobat itu tiada penghuninya. Menyaksikan itu, Pek Yun Hui pun mengernyitkan kening sambil berpikir Jangan-jangan Souw Hui Hong menggunakan ruang tobat ini sebagai lameng, namun orangnya justru.... Mendadak Pek Yun Hui mendengar suara langkah di dalam ruang tobat itu menuju pintu, namun diam begitu sampai di pintu, Berseiang beberapa saat kemudian, Pek Yun Hui pun mendengar suara helaan nafas panjang. "Nona Souw, kita berpisah hampir setahun, apa kabar selama ini? Hari ini aku dan Bee Kun Bu berkunjung ke mari, ingin bereakap-cakap dengan Nona Souw, maka harap Nona Souw membuka pintu!" Ujar Pek Yun Hui, Akan tetapi, kini malah tidak terdengar suara apa pun di dalam ruang tobat itu, sehingga air mata Nyonya Souw Peng Hai pun berderai. "Anak Hong, apakah engkau sudah tidak perduli ibumu lagi?" Tanya Nyonya Souw Peng Hai terisak-isak. Walau Nyonya Souw Peng Hai terisak-isak, tetap tidak terdengar suara apa pun di dalam ruang tobat itu. "Nona Souw, ibumu sudah tua, kenapa engkau begitu tega tidak mau menemui ibumu?" Seru Bee Kun Bu dan menambahkan. "Aku dan Kakak Pek ke mari mengun-jungimu, setelah itu kami akan berangkat ke seberang laut selanjutnya kita mungkin tidak akan bertemu kem-ba!i, maka kita sekarang harus bertemu." Akan tetapi, tetap tiada suara di dalam ruang tobat itu. Pek Yun Hui terus memandang pintu ruang tersebut Timbul pula KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ kecurigaannya, jangan-jangan yang di dalam ruang tobat itu bukan Souw Hui Hong, melainkan pelayan kepereayaannya, sedangkan Souw Hui Hong.... "Kalau Nona Souw tidak mau keluar, aku akan menerjang ke dalam!" Seru Pek Yun Hui. Turun hujan gerimis menimbulkan kemurungan, tampak sinar terang menyinari hati,.,." Terdengar suara sahutan, itu adalah suara Souw Hui Hong. Pek Yun Hui tertegun, Ternyata Souw Hui Hong memang berada di dalam ruang tobat, Pek Yun Hui memikirkan arti ucapan itu, akhirnya mengerti juga. "Baiklah," Ujarnya kemudian "Setiap orang punya tekad sendiri Engkau telah mengambil keputusan itu, aku pun tidak akan memaksamu Tadi Bee Kun Bu telah mengatakan, bahwa dia akan berangkat ke seberang laut, kelihatannya sekarang dan selanjutnya sulit bertemu lagi, Nona Souw, baik-baiklah engkau menjaga diri!" Tiada sahutan lagi dari dalam ruang tobat itu, Pek Yun Hui termangu beberapa saat lamanya, lalu berkata pada Nyonya Souw Peng Hai. "Nona Souw sudah mengambil keputusan tidak akan menemui siapa pun. Tapi dia adalah putri nyonya, tentunya akan menemui Nyonya pula," Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Ucapan Pek Yun Hui secara tidak langsung ditujukan pada Souw Hui Hong. "Nona Pek.-." Nyonya Souw Peng Hai menatapnya. "Kini sudah malam, alangkah baiknya kalian berdua menginap di sini!" "Terimakasih, Nyonya!"sahut Pek Yun Hui. "ltuakan merepotkan Nyonya, maka lebih baik kami mohon diri sekarang." "Nona Pek, aku tahu kalian berdua kawan baik putriku, aku sungguh girang akan kunjungan kalian, Sudah puluhan tahun KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ aku tidak mencurahkan isi hatiku, kini sudah saatnya aku mencurahkannya, Karena kini sudah malam, aku harap kalian berdua sudi menginap di sini, agar aku bisa menceritakan asal-usuI Souw Peng Hai, mungkin bermanfaat bagi kalian berdua kelak." Padahal Pek Yun Hui sudah mau mengajak Bee Kun Bu, tapi ketika mendengar Nyonya Souw Peng Hai berkata begitu, ia pun tertarik dan sekaligus memandang Bee Kun Bu. "Kalau begitu...." Bee Kun Bu pun tertarik "Alangkah baiknya kita menginap di sini." Nyonya Souw Peng Hai tampak girang sekali, lalu mengajak mereka ke ruang tengah, dan menyuruh pembantu menyuguhkan teh. "Silakan minum!" Ucap Nyonya Souw Peng Hai. Terimakasih!" Sahut Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu serentak, kemudian meneguk teh yang amat harum itu. Setelah meneguk teh itu, Nyonya Souw Peng Hai tampak tereenung, seakan sedang mengenang masa lampaunya. Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu saling memandang, mereka berdua sama sekali tidak berani mengeluarkan suara, sebab yakin sebentar lagi Nonya Souw Peng Hai akan menuturkan tentang asal-usul suaminya. ***** Bab ke 8 - Menutur Asal Usul Walau pun cukup lama Nonya Souw Peng Hai diam, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu tetap tidak berani bersuara, Berselang beberapa saat kemudian, Nyonya Souw Peng Hai menarik nafas panjang seraya berkata. "Menurut asal-usul Souw Peng Hai itu harus dimulai dari diriku. Sebab Souw Peng Hai adalah Tuan penoIong-ku. Tapi kalau tiada bantuan dari keluargaku, dia pun tidak akan berkepandaian tinggi, Beberapa puluh tahun ini, dia memang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ tergila-gila pada ilmu silat, dan sering melakukan perbuatan yang tak terpuji, bahkan berhati jahat dan keji, tega membunuh orang tua dan guru." Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu pernah bertarung dengan Souw Peng Hai, dia memang memiliki kepandaian tinggi dan lweekangnya pun amat dalam, maka mereka berdua merasa kagum pada nya. Tapi kini Nyonya Souw Peng Hai mengatakan, bahwa Souw Peng Hai adalah pembunuh orang, itu sungguh di luar dugaan dan rasa kagum pun sirna. "Setelah menjadi ketua partai Thian Liong, dia bukan Souw Peng Hai yang dulu lagi," Ujar Nyonya Souw Peng Hai melanjutkan "Kalau kututurkan asal-usulnya, mungkin kalian berdua tidak akan pereayai "Nyonya, apa salahnya dia berhasil mempelajari ilmu silat tingkat tinggi?" Tanya Bee Kun Bu. pertanyaan Bee Kun Bu membuat Nyonya Souw Peng Hai tertawa nyaring lama sekali, Berselang beberapa saat kemudian, ujarnya bernada gusar "Kalian berdua harus tahu, Souw Peng Hai berasal dari keluarga pemotong hewan, tentunya kalian berdua tidak pereaya, kan?" Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui saling memandang, kelihatannya mereka berdua memang kurang pereaya. "Tiga puluh tahun yang lampau, aku masih merupakan gadis yang riang gembira." Lanjut Nyonya Souw Peng Hai. "Kakekku tinggal di Kang Shi. Beliau adalah pen-siunan pejabat tinggi kerajaan, maka kami tergolong keluarga yang kaya raya, ibuku sering belajar ajaran Buddha, oleh karena itu aku pun diajarkan ajaran Buddha pula, Ketika aku berusia empat belas tahun, mendadak ibuku jatuh sakit, ibuku mengidap semacam penyakit aneh, Sudah banyak tabib terkenal mengobatinya, tapi ibuku masih tidak sembuh, bahkan semakin parah, Aku tahu ibuku sering pergi sembahyang di Kuil Pho Tuh Si sebelum menderita sakit. Kuil KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ itu berada di gunung Pat Kwa San, di pinggir kota, Berhubung aku tidak boleh ke mana-mana, maka aku minta bantuan pada salah seorang pelayan untuk menemaniku pergi sembahyang di kuil itu, agar ibuku lekas sembuh dari penyakit nya. Akan tetapi, karena itu aku nyaris kehilangan nyawaku, juga berkenalan dengan Souw Peng Hai." "Di tengah jalan Nyonya mengalami sesuatu?" Tanya Bee Kun Bu. "Ketika pulang sembahyang, di tengah jalan terjadi hujan deras," Jawab Nyonya Souw Peng Hai. "Maka kusuruh pemikul tandu berhenti di depan sebuah kuil !ua. Siapa sangka di dalam kuil tua itu terdapat beberapa penyamun yang sedang berteduh. Begitu melihat pakaianku dari bahan sutera, para penyamun itu tahu bahwa aku berasal dari keluarga yang kaya raya, Mereka langsung menangkap kami dan di bawa ke puncak gunung." "Keluarga Nyonya tidak mengetahui akan kejadian itu?" Tanya Bee Kun Bu. "Sebelum hari menjelang malam, keluargaku sudah tahu, maka segera mencari kami, namun tidak menemukan jejak kami," Jawab Nyonya Souw Peng Hai. "Setelah itu, para penyamun baru tahu bahwa aku dari keluarga berpangkat, itu membuat mereka takut Salah seorang dari mereka ingin membunuhku, tapi dicegah oleh temannya dan mengemukakan usul untuk meninggalkan gunung itu. Secara diam-diam para penyamun itu kabur meninggalkan aku. Betapa takutnya aku ketika itu, sebab aku baru berusia empat belas tahun, tidak heran aku terus-menerus menangis di tempat itu, Kebetulan hari itu, Souw Peng Hai dipukuli majikannya, maka dia kabur ke puncak gunung itu, Begitu mendengar suara tangisanku, dia pun menghampiriku dan sekaligus membawaku pergi." "Pertolongan Souw Peng Hai memang merupakan suatu budi, namun bukankah boleh memberikannya imbalan berupa uang? Kenapa malah Nyonya kawin dengannya?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Pada waktu itu, kakekku amat mencemaskan diriku, maka mengumumkan bahwa siapa yang dapat menolongku aku akan dinikahkan padanya, Begitu kakekku melihat aku pulang dengan pakaian tersobek sana-sini, aku pun disuruh menikah dengan Souw Peng Hai." Nyonya Souw Peng Hai menarik nafas panjang. "Heran?" Gumam Bee Kun Bu. "Padahal Nyonya marga Souw, dia juga marga Souw, kenapa boleh menikah?" "Di kampung halamanku, tiada pantangan tersebut, bahkan kakekku gembira sekali ketika mengetahui dia juga marga Souw, Kemudian kakekku juga mengundang guru ke rumah untuk mengajari Souw Peng Hai membaca dan menulis, namun dia tidak begitu tertarik pada kesusastraan, melainkan lebih hobi belajar ilmu silat Oleh karena itu, kakekku mengundang guru silat untuk mengajari nya ilmu silat, Setelah kakekku meninggal, dia pun mulai macammacam." "Nyonya, kapan dia membunuh ayahnya?" Tanya Bee Kun Bu mendadak "Sebelum menikah denganku, dia yang berterus terang padaku," Jawab Nyonya Souw Peng Hai. "Ketika kakekku meninggal, di dalam keluarga kami terjadi kekacauan lantaran para paman berebut harta warisan, Dia berkata padaku, ilmu silatnya belum tinggi, maka tidak mampu mengatasi masalah itu, dan ingin meninggalkan rumah untuk pergi cari guru yang berkepandaian tinggi, Setelah berhasil mempelajari ilmu silat tinggi, barulah dia akan pu!ang." "Apakah niatnya itu tereapai?" Tanya Pek Yun Hui. "Pada waktu itu aku pun bertanya demikian dalam hati, namun tidak melarangnya pergi, Dia cuma berpamit padaku, di malam hari dia pun meninggalkan rumah, Begitu dia meninggalkan rumah, tak terasa sudah lima tahun, Dalam kurun waktu itu sama sekali tidak ada kabar beritanya, Para KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ pamanku sudah tidak sabar menunggu, akhirnya mereka membagi-bagikan harta kekayaan kakek. ibuku yang masih menderita sakit, langsung mati Karena aku cuma tinggal seorang diri, para paman cuma membagikanku sebuah rumah. Aku hidup merana dan kesepian di rumah tersebut, siapa tahu di saat hujan deras, mendadak Souw Peng Hai pulang, Betapa girangnya hatiku, lupa akan semua penderitaan, langsung bereakap-cakap dengannya, dan sekaligus bertanya padanya, kemana selama lima tahun itu...." "Pada waktu itu, apakah dia berhasil berguru pada orang yang berkepandaian tinggi?" Tanya Pek Yun Hui. "Memang berhasil." Nyonya Souw Peng Hai mengangguk "Ternyata ketika meninggalkan rumah, tanpa sengaja menuju ke Goan (Daratan Tinggi), Di sebuah gunung dia bertemu seorang tua buta yang berkepandaian amat tinggi, namun orang tua buta itu suku Miau (Suku pedalaman). Suku Miau memang tidak cocok dengan bangsa Han yang di Tionggoan, maka orang tua buta yang tinggal di dalam gua itu menolak, ketika Souw Peng Hai ingin berguru padanya, Souw Peng Hai amat cerdik, dia tetap ikut orang tua buta itu di dalam gua, sekaligus mengurusi segala keperluannya termasuk memasak juga, Oleh karena itu, orang tua buta tersebut pun mewariskan ilmu Kan Goan Cih padanya," "Tak terduga sama sekali, bahwa ilmu Kan Goan Cih yang amat lihay itu adalah ilmu suku Miau," Ujar Pek Yun Hui. "Souw Peng Hai belajar ilmu silat pada orang buta itu, tentunya tidak mungkin dia akan membunuh gurunya itu. Apakah kemudian terjadi suatu kesalahpahaman?" Tanya Bee Kun Bu. "Padahal aku pun tidak tahu tentang itu," Jawab Nyonya Souw Peng Hai melanjutkan. "Ketika melihat keadaanku begitu macam, dia pun bertanya padaku apa yang terjadi, dan aku menjelaskannya, Setelah mendengar apa yang telah KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ terjadi, dia marah sekali, dan juga menyuruhku membuat perhitungan dengan para pamanku. Aku melihat wajahnya penuh mengandung hawa membunuh, maka aku pun berusaha menenangkan dan menasihatinya, Di saat itulah dia memberitahukan bahwa dia yang membunuh ayahnya, karena ayahnya ribut dengan ibunya, Dia pulang juga karena telah membunuh gurunya itu, maka aku sangat terkejut dan bertanya padanya kenapa membunuh gurunya itu?" "Dia memberi tahu kan ?" Tanya Bee Kun Bu. "Tidak." Nyonya Souw Peng Hai menggelengkan kepala sambil melanjutkan. "Sebelum kejadian di Toan Hun Ya, barulah aku mengerti, ternyata dia ingin jadi pesilat nomor wahid di kolong langit, maka membunuh gurunya itu." "Kok begitu?" Tanya Pek Yun Hui heran. "Tanpa sengaja dia mengatakan sendiri, selama ber-tahuntahun ia belajar ilmu silat pada orang tua buta itu. Semula dia mengira ilmu silatnya sudah tinggi, namun gurunya justru menggelengkan kepala, kemudian mengeluarkan sebuah lukisan dan mengatakan, kalau dia ingin menjagoi rimba persilatan harus mengajak gurunya pergi mencari kitab aneh Kui Goan Pit Cek, peninggalan Thian Ki Cinjin dan Sam Im Sin Ni. Kalau berhasil mempelajari kitab aneh Kui Goan Pit Cek, barulah bisa menjagoi rimba persilatan." "ltu mengherankan," Ujar Bee Kun Bu. "Ternyata semula lukisan penyimpan kitab aneh Kui Goan Pit Cek berada di tangan orang tua buta suku Miau itu, tapi kenapa bisa jatuh di tangan saudara seperguruanku?" "Entahlah." Nyonya Souw Peng Hai menggelengkan kepala. "Setelah orang tua buta itu memberitahukan masalah itu, timbullah niat jahat dalam hati Souw Peng Hai untuk mengambil lukisan tersebut Maka di tengah malam, dia membunuh orang tua buta itu, kemudian mengambil lukisan tersebut dan pergi mencari kitab aneh Kui Goan Pit Cek. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Hampir setahun dia cari ke sana ke mari, tapi tidak menemukannya, Dia gusar sekali dan akhirnya pulang." "Kalau begitu, lukisan itu palsu?" Bee Kun Bu bingung "Mungkin palsu," Sahut Pek Yun Hui lalu bertanya pada Nyonya Souw Peng Hai. "Kemudian bagaimana?" "Kemudian...." Nyonya Souw Peng Hai menarik nafas panjang. "Dia mengajakku berkelana dalam rimba persilatan Akan tetapi, akhirnya aku sadar akan perbuatannya maka aku pun mengambil keputusan untuk jadi rahib." Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui terus mendengarkan, sedangkan Nyonya Souw Peng Hai pun melanjutkan "Ternyata dia telah membunuh para pamanku, oleh karena itu, aku terpaksa mengikutinya," Nyonya Souw Peng Hai menarik nafas. "Dia sering membunuh orang, itu membuat diriku takut sekali, tapi aku masih berusaha menasihatinya. Dia menurut dan sekaligus bersumpah tidak akan membunuh orang lagi, namun dia justru mendirikan partai Thian Liong, juga membuka ekspedisi Thian Liong...." Nyonya Souw Peng Hai berhenti sejenak, ia memandang Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui, lalu melanjutkan. "Ekspedisi Thian Liong kian hari kian bertambah maju. Banyak kaum persilatan datang bergabung, otomatis partai Thian Liong mulai mengembangkan sayap-nya. Karena dia telah membunuh para pamanku, maka masih merasa khawatir akan ditangkap, oleh karena itu, dia memilih Toan Hun Ya sebagai markas pusat, sekaligus untuk menyembunyikan diri. Namun, hatinya masih ingin menjagoi rimba persilatan, sehingga dia terus berpikir untuk memperoleh kitab aneh Kui Goan Pit Cek. Aku tahu dia sudah tidak bisa berubah baik, akhirnya aku membangun Kuil Yang Sim Am ini dan siang malam aku berdoa demi menebus dosanya." "Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Di depan Toan Hun Ya, dia dikalahkan oleh Nona Pek. Aku menyaksikan kejadian itu, maka memunculkan diri untuk memohon pengampunan Kemudian aku mengajaknya kemari, agar dia sadar dan mau bertobat Tapi siapa sangka...." Nyonya Souw Peng Hai menggeleng-gelengkan kepala. "Dia justru telah membohongi Nona Pek dengan sumpah palsunya." "Kenapa dia dikatakan telah membohongiku?" Tanya Pek Yun Hui. "Souw Peng Hai menurut Nona, yaitu membubarkan partai Thian Liong dan ikut aku ke mari. Tapi sesungguhnya, dia cuma mengikuti situasi saja. Aku tahu itu, maka aku berusaha menasihatinya. Namun dia amat gusar dan langsung meninggalkan tempat ini. Aku yang berdosa, sebab bermohon pada kalian mengampuninya, Dia diampuni, namun... justru akan menimbulkan bencana lagi di rimba persilatan," Nyonya Souw Peng Hai menarik nafas panjang. "Nyonya jangan mempersalahkan diri sendiri," Ujar Pek Yun Hui. "Lagi pula kami masih mampu menghadapinya, harap Nyonya jangan mengkhawatirkan masalah itu!" "Nona Pek....H Nyonya Souw Peng Hai menatapnya. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Hubungan kami memang telah putus, maka aku pun tidak tahu urusannya lagi. Namun mengingat kami merupakan suami isteri yang telah puluhan tahun, aku pun ingin bermohon pada Nona Pek, entah dikabulkan atau tidak permohonanku?" "Nyonya ingin bermohon apa?" Tanya Pek Yun Hui. "Aku mohon..." Jawab Nyonya Souw Peng Hai dengan mata bersimba air. "Kalau kalian bertemu Souw Peng Hai, janganlah membunuhnya." "Baiklah." Pek Yun Hui mengangguk "Kami pasti mengampuni nyawanya." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Terimakasih, Nona Pek!" Ucap Nyonya Souw Peng Hai dan menambahkan "Sekarang sudah dini hari, harap kalian berdua beristirahat "Ya." Pek Yun Hui mengangguk Nyonya Souw Peng Hai ke kamarnya, sedangkan Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui ke kamar tamu, Mereka berdua duduk bersemadi untuk beristirahat berselang beberapa saat kemudian, mereka sudah tampak bersemangat dan samasama membuka mata. "Kakak!" Bee Kun Bu menatapnya seraya bertanya. "Souw Peng Hai tidak berada di sini, bagaimana rencana Kakak?" "Lebih baik kita ke Swal Ling San," Sahut Pek Yun Hui. "Itu...." Bec Kun Bu mengangguk "Baiklah." Tak lama, pembantu di kuil itu pun mengantarkan sarapan pagi. Setelah bersantap, Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui pergi menemui Nyonya Souw Peng Hai untuk berpamit. "Baiklah." Nyonya Souw Peng Hai mengangguk "Aku harap kalian berhati-hati!" "Se!amat tinggal, Nyonya!" Ucap Pek Yun Hui. "Selamat jalan!" Sahut Nyonya Souw Peng Hai dengan mata bersimba air. "Kalau urusan kalian sudah beres, berkunjunglah lagi ke mari!" "Ya." Pek Yun Hui mengangguk "Sampai jumpa, Nyonya !" Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui mengerahkan ginkang meninggalkan tempat itu. Ketika sampai di sebuah rimba Pek Yun Hui melihat sosok bayangan berkelebat "Siapa di situ?" Bentak Pek Yun Hui. "Cepat keluar!" Tiada sahutan, hanya terdengar suara hembusan angin. Pek Yun Hui penasaran, kemudian berkata pada Bee Kun Bu. "Tidak mungkin aku salah lihat, Mari kita berpencar cari orang itu!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ya." Bee Kun Bu segera melesat ke arah rimba bambu, Pek Yun Hui malah diam di tempat, ia mengecilkan kening seraya berkata. "Kalau masih tidak mau memperlihatkan diri, aku akan bertindak!" Tetap tiada sahutan, Pek Yun Hui lalu melesat ke rimba bambu itu menyusul Bee Kun Bu. Pada waktu bersamaan, terdengar pula suara seruan wanita. "Tunggu, Kakak Pek!" Pek Yun Hui tertegun. ia merasa kenal dan tidak asing akan suara seruan itu. "Engkau siapa? Kenapa memanggilku Kakak Pek? Beritahukan namamu!" Tiada sahutan di dalam rimba bambu, Bee Kun Bu telah mendengar suara seruan tadi, tapi tidak tampak orangnya, sehingga membuatnya terheran-heran. "Kalau engkau masih tidak menyahut, aku akan ke dalam rimba bambu menangkapmu!" Bentak Pek Yun Hui lagi. Mendadak terdengar suara tangisan di dalam rimba bambu, Ketika mendengar suara tangisan itu, hati Bee Kun Bu pun tersentak "Kakak! Dia adalah Nona Souw Hui Hong!" Bee Kun Bu memberitahukan ia sudah mengenali suara tangisan itu. "Oh?" Pek Yun Hui tereengang dan membatin semalam dia tidak mau bertemu kenapa hari ini malah menyusul kemari? Apakah dia punya kesulitan semalam? Seteiah membatin, ia pun berkata. "Nona Souw, engkau berminat bertemu dengan kami, kenapa tidak mau menandakan diri? Bagaimana kalau kami yang ke dalam rimba bambu bereakapcakap denganmu?" "Kakak Pek jangan ke mari! Aku memang ingin menyampaikan sesuatu, namun merasa malu terhadap teman, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kalau Kakak Pek berkeras mau ke dalam rimba bambu ini, lebih baik aku pulang," Sahut Souw Hui Hong. "Kalau begitu.,, baiklah! Aku tidak akan ke dalam rimba bambu, Engkau ingin menyampaikan apa?" Tanya Pek Yun Hui. "Sema!am Kakak Pek mengunjungiku, aku merasa tidak enak dalam hatt, Kedua orang tuaku ribut, akhirnya ayahku meninggalkan Kuil Yang Sim Am, itu karena aku minta tolong kepada Hian Ceng Totiang untuk memberitahukan kepadamu tentang rencana ayahku. Oleh karena itu aku lalu mengambil keputusan untuk menghadap tembok sepuluh tahun di dalam ruang Tobat", Namun Kakak Pek justru mengunjungiku, itu membuat hatiku terharu sekali, Sehingga... aku meninggalkan ruang tobat untuk menemui kalian di sini." "Kenapa engkau harus menghadap tembok sepuluh tahun di ruang tobat? Kalau pun engkau tidak minta tolong pada Hian Ceng Totiang tentang rencana ayahmu, kaum Bu Lim pun akan mengetahui rencana ayahmu, Maka engkau jangan merasa berdosa terhadap ayahmu!" "Kakak Pek...." Souw Hui Hong menarik nafas pan-jang. "Kita jangan membicarakan masalah ini, sebab di dalam hatiku terdapat suatu urusan, maka aku ke mari...." "Kalau begitu, beritahukanlah!" Ujar Pek Yun Hui. "Ayahku bersifat aneh. Kali ini kemunculannya di rimba persilatan tentu akan minta bantuan pada beberapa iblis seberang laut Suatu hari nanti Kakak Pek pasti berhadapan dengan ayahku, maka aku mohon Kakak Pek sudi mengalah pada ayahku...." "Nona Souw tidak perlu khawatir dalam hal ini. ibumu pun telah berpesan padaku semalam, agar bersedia mengampuni nyawa ayahmu, maka kami tidak membunuh ayahmu!" Ujar Bee Kun Bu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Nona Souw, kalau kami bertemu ayahmu, kami pasti berusaha menasihatinya, seandainya kami bertarung, aku pun tidak akan membunuhnya," Sambung Pek Yun Hui berjanji. "Terimakasih, Kakak Pek!" Ucap Souw Hui Hong, kemudian menarik nafas panjang seraya berkata. "Masih ada satu urusan, yakni mengenai saudara angkatku Co Hiong, Dia berhati licik dan kejam, namun ayahku justru amat menyayanginya, Aku khawatir ayahku akan diperalatnya kelak, aku mohon pada kalian agar memperhatikan hal tersebut!" "Aku sudah tahu bagaimana hatinya, begitu pula Kun Bu, maka pasti memperhatikan hal itu," Sahut Pek Yun Hui. "Kalau kalian bertemu Co Hiong, lebih baik dibunuh agar tidak menimbulkan bencana dalam rimba persilatan kelak, sebab dia lebih jahat daripada ayahku," Ujar Souw Hui Hong. "Co Hiong memang penuh dosa, maka walau Souw tidak berpesan begitu, aku pun pasti membunuhnya," Sahut Pek Yun Hui yang memang sangat membenci para penjahat "Aku pasti membunuhnya." "Apa yang tersimpan dalam hatiku, kini telah di-keluarkan," Ujar Souw Hui Hong. "Kita pun akan ber-pisah, semoga kalian berdua selalu sehat wal'afiat, sampai jumpa!" Tampak sosok bayangan berkelabat meninggalkan rimba bambu itu. Pek Yun Hui dan Bee Kun yakin, bayangan itu adalah Souw Hui Hong, Mereka berdua pun meninggalkan tempat itu dengan mulut membungkam. ***** Bab ke 9 - Memasuki Gunung Swat Ling San Dalam perjalanan menuju Gunung Swat Ling San, Bee Kun Bu terus-menerus berlatih senjata rahasia Toh Meng Sin Cin, sedangkan Pek Yun Hui terus diam dengan wajah muram. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Dari Toan Hun Ya sampai di sini, kenapa Kakak diam saja?" Tanya Bee Kun Bu sambil menatapnya "Apa-kah ada sesuatu terganjel dalam hati Kakak?" "Padahai sesungguhnya, Souw Hui Hong adalah gadis yang cantik jelita, bahkan juga seorang putri kesayangan Souw Peng Hai, dia mau apa pun bisa, Tapi...." Pek Yun Hui duduk di bawah pohon."... kini dia malah jadi begitu, maka aku pun sangat prihatin melihatnya." Bee Kun Bu cuma menarik nafas panjang. Pemuda itu tahu bahwa tidak lama lagi ia pun akan berpisah dengan Pek Yun Hui, sebab Pek Yun Hui akan kembali ke istana, itu yang membuatnya menarik nafas panjang. Apa yang ada di dalam benak Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dapat menduganya, ia menatapnya dalam-dalam seraya berkata dengan wajah serius. "Kita sedang menuju Swat Ling San, itu pun membuat diriku jadi was-was." "Kakak berkepandaian tinggi, kenapa harus was-was?" Tanya Bee Kun Bu tidak mengerti "Walau aku memiliki kepandaian tinggi, namun di atas gunung masih ada langit, bahkan di luar langit pun masih ada langit Seperti halnya dengan Tan Cun Goan, bukankah dia memiliki kepandaian tinggi? Apalagi ke-empat saudaranya, tentunya juga memiliki kepandaian yang amat tinggi, Oleh karena itu, kita harus berhati-hati memasuki Swat Ling San." "Ya...." Bee Kun Bu mengangguk "Kakak Pek, mari kita berangkat!" "Baiklah!" Pek Yun Hui bangkit berdiri, mereka melanjutkan perjalanan lagi menuju ke Swat Ling San. Beberapa hari kemudian, mereka sudah sampai di depan gunung tersebut Pek Yun Hui memandang ke depan, kemudian pesannya dengan suara rendah. "Hati-hati! Kita sudah sampai di Swat Ling San." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ya." Bee Kun Bu mengangguk Di saat yang bersamaan, terdengarlah suara siulan yang amat nyaring di dalam lembah, Suara itu bergema sampai ke mana-mana, itu membuktikan betapa tingginya Iweekang orang yang mengeluarkan suara siulan itu. "Mari kita bersembunyi di atas pohon! Kita belum tahu tujuannya ke mari," Ujar Pek Yun Hui. "Setelah kita melihat orangnya, barulah kita pikir harus bagaimana." Pek Yun Hui langsung meloncat ke atas dahan pohon, Bee Kun Bu segera menyusut Begitu kaki mereka menginjak dahan pohon, tampak pula dua sosok bayangan berkelebat ke arah mereka. Tak seberapa lama, kedua sosok bayangan itu sudah berada di tempat Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui bersembunyi di atas pohon. Salah satu adalah seorang Hwee-shio berjubah merah, badannya tinggi besar sedangkan yang satunya lagi berbadan sedang dan berdandan seperti pelajar "Suheng memang gagah perkasa, Sudah sampai di depan Swat Ling San, tapi tidak memberi tanda, malah terus mengerahkan ginkang, itu apa sebabnya?" Tanya orang berdandan seperti pelajar Hweeshio jubah merah tertawa terbahak-bahak, suara tawanya tajam sekali, kemudian sahutnya. "Lima Selan Gunung Swat Ling San ini amal sok, di tempat ini menyusun suatu formasi, itu untuk menguji kepandaian kila, Aku telah melihat formasi itu, maka mengajakmu ke mari untuk berunding." Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui yang bersembunyi di atas pohon, melihat jelas kedua orang itu yang merupakan seorang Hweeshio dan seorang berdandan pelajar, sehingga membuat mereka tertegun. "Lima Setan gunung Swat Ling San mengundang kita ke mari, tentunya berkaitan dengan partai Kun Lun dan Khong KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tong di Toa Ciok Si di Gunung Cie Lian San. Mereka mengundang kita untuk membantu mereka, maka seharusnya menyambut kedatangan kita dengan cara hormat," Ujar Hweeshio berjubah merah. "Kwa Ih Kang, kepala lima setan itu berilmu tinggi, lagi pula jarang berhubungan dengan dunia luar, sifatnya pun amat aneh, Suheng pasti sudah tahu tentang itu, maka jangan karena urusan kecil merusak hubungan kita dengan mereka," Sahut orang berdandan pelajar sambil tersenyum Ketika mendengar mereka di undang ke gunung Swat Ling San ini, Pek Yun Hui segera pasang kuping mendengarkan pembicaraan mereka. "Hm!" Dengus Hweeshio berjubah merah. "Kwa Ih Kang tidak muncul menyambut kita, itu masih tidak jadi masalah, Tapi mereka malah menyusun suatu formasi untuk menyambut kita, Aku tidak pernah dihina sedemikian rupa, oleh karena itu, niatku untuk membantu mereka pun jadi pupus, Lagi pula kaum Bu Lim di daratan lengah tiada dendam dan bermusuhan dengan kita, kenapa kita harus melibatkan diri? Lebih baik kita meninggalkan gunung ini, agar bisa hidup tenang. Suheng jangan gusar dulu! Para Hweeshio di Toa Ciok Si rata-rata memiliki kepandaian tinggi, Pada waktu itu muncul partai Kun Lun dan Khong Tong yang hanya terdiri dari tujuh lelaki dan dua wanita, namun mereka justru mampu memporak-porandakan kuil itu, bahkan juga melukai para Hweeshio di sana, Kejadian itu amat menggemparkan rimba persilatan Aku sudah lama ingin menemui orang yang berkepandaian tinggi di daratan tengah, ini adalah kesempatanku, Lima Setan gunung Swat Ling San mengundang kita untuk membantu mereka, tentunya mereka pun telah merencanakan sesuatu, Kita harus tahu apa rencana mereka, maka kita harus ke sana, Lagi pula kita sudah sampai ke gunung Swat Ling San ini." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Sutee dijuluki Gin Tie Suseng (Pelajar SuIing Pe-rak), ternyata memang berotak cerdas," Ujar Hweeshio jubah merah. "Aku sangat kesal akan keangkuhan Lima Setan itu, sepertinya mereka sama sekali tidak memandang sebelah mata pada kita." "Bukankah Suheng pernah belajar ilmu formasi? Nah, Suheng harus bisa menghancurkan formasi itu," Ujar Gin Tie Suseng sambil tersenyum "lni adalah kesempatan Suheng untuk memperlihatkan ilmu itu, agar Lima Setan itu tidak meremehkan kita." "Ha ha!" Hweeshio jubah merah tertawa gelak. "For-masi itu tampak sangat sederhana, namun di dalamnya justru terdapat banyak jebakan maut. Tapi tadi engkau mengatakan begitu, apa boleh buat aku akan menemanimu ke sana." Mereka berdua berbisik-bisik seakan merundingkan sesuatu, setelah itu mereka pun melesat ke tempat formasi tersebut Dalam waktu sekejap, mereka berdua telah hilang dari pandangan Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui. Setelah kedua orang itu pergi, Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui segera meloncat turun. "Kebetulan sekali," Ujar Pek Yun Hui sambil tersenyum "Kita tidak tahu jalan memasuki Swat Ling San, kini ada orang yang menunjukkan jalan, Mari kita ikuti mereka untuk melihat formasi itu!" Bee Kun Bu mengangguk, mereka langsung mengerahkan ginkang menuju ke arah Gin Tie Suseng dan Hweeshio jubah merah. Tak seberapa lama, Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui telah tiba di lereng gunung tersebut, tapi mendadak terdengar suara bentakan keras, Pek Yun Hui segera menarik Bee Kun Bu bersembunyi di balik sebuah batu, kemudian mereka mengintip ke arah suara bentakan tadi. Tampak sebidang tanah yang ditumbuhi rerumputan, namun di tengah-tengah kelihatan aneh, sepertinya diatur KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ orang. Hweeshio jubah merah berdiri di situ dikelilingi sekelompok singa dan macan. Binatang-binatang itu tampak garang dan ganas dan sekonyong-konyong menerkam Hweeshio berjubah merah. Hweeshio jubah merah itu tertawa panjang, lalu menyerang binatang-binatang itu dengan pukulan tangan kosong, Beberapa ekor singa dan macan terpental jatuh dan meraung keras, Singa dan macan lain segera menerkam Hweeshio jubah merah itu, namun Hweeshio jubah merah itu cuma tertawa, kemudian mengibas-ngibaskan lengan bajunya ke arah binatang-binatang itu, Hebat dan dahsyat bukan main kibasan lengan jubah itu, membuat singa dan macan tersebut terpelanting dan mati seketika. "Hebat sekali pukulan itu!" Puji Bee Kun Bu yang menyaksikan itu. Pek Yun Hui cuma tersenyum dingin, sedangkan Bee Kun Bu terus memandang dengan penuh perhatian Di tempat itu jadi hening, Hweeshio jubah mereha kelihatan seakan tidak pernah terjadi apa-apa, namun sepasang matanya menatap tajam pada singa dan macan yang siap menerkamnya. Tiba-tiba binatang-binatang itu meraung keras siap menerkam. Seketika juga wajah Hweeshio jubah merah berubah bengis. "Berhenti, Suseng!" Seru Gin Tie Suseng yang berdiri di belakang Hweeshio berjuhah merah itu, karena ia melihat wajah saudara seperguruannya penuh diliputi hawa membunuh. Akan tetapi, Hweeshio jubah merah itu tidak mendengar seruan adik seperguruannya, ia sudah melancarkan pukulannya, Pada waktu bersamaan, Gin Tie Suseng menggerakkan dua jari tangannya ke arah Hweeshio jubah merah. Hweeshio jubah merah itu terpaksa berkelit, sekaligus menarik kembali pukulannya kemudian ia memandang Gin Tie KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Suseng sambil mengerutkan kening, sedangkan Gin Tie Suseng memandang ke arah sebuah batu besar seraya berkata. "Binatang-binatang di Swat Ling San ini memang luar biasa, Kami telah menerima pelajaran itu, Kami berdua menerima undangan untuk ke mari, namun tiada seorang pun yang muncul menyambut kami, sehingga menimbulkan kesalahpahaman ini. ini adalah Suhengku Ang Ie Lohan, aku sendiri adalah Gin Tie Suseng KJm Eng Hauw. Kami berdua datang dari gunung Tay Pah San, harap dilaporkan pada pemimpin Swat Ling San!" Ternyata yang bersembunyi di balik batu besar itu adalah Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui. Mereka berdua terkejut bukan main, karena Gin Tie Suseng itu telah mengetahui akan keberadaan mereka di balik batu itu, bahkan mengira mereka adalah orang Swat Ling San yang tidak mau memunculkan diri, Karena itu, Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui terpaksa muncul Gin Tie Suseng tertegun ketika melihat kemunculan mereka, terutama menyaksikan kecantikan Pek Yun Hui, seketika juga mata Gin Tie Suseng berbinar. "Di sini adalah wilayah Swat Ling San yang terlarang Kalian berdua siapa dan kenapa berada di sini?" Tanya Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw menatap mereka tajam. "Kolong langit adalah milik orang-orang di kolong langit pula, kenapa Anda mengatakan bahwa Swat Ling San ini tempat terlarang?" Sahut Pek Yun Hui dingin. "Kami berdua kebetulan melintas wilayah ini, kenapa Anda harus menanyakan nama kami?" Walau Pek Yun Hui menyahut dengan dingin, Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw justru tersenyum ramah, ia sudah terkesan baik pada Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui. Lain halnya dengan Ang Ih Lohan (Hweeshio jubah Merah), ia masih dalam keadaan kesal dan gusar, maka ketika melihat kemunculan Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui, kekesalan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dan kegusarannya dilampiaskan pada mereka, ia melotot sambit membentak keras. "Gadis sialan! Kok mulutmu begitu ketus? Sungguh tak tahu tingginya langit sehingga berani menyahut begitu ketus! Ayoh! cepatlah kalian berdua meninggalkan tempat ini!" Pek Yun Hui dicaci sebagai "Gadis sialan", dapat dibayangkan betapa gusamya, seketika juga ia tertawa dingin dengan mata berapi-api. Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw adalah murid kedua Kuang Ti Taysu yang bermukim di gunung Tay Pah San. ia berkepandaian tinggi dan berotak cerdas, Ketika melihat kemunculan Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui, ia sudah tahu bahwa mereka berdua berkepandaian tinggi. Tadi Pek Yun Hui bersikap dingin dan menyahut secara ketus, tapi ia tetap saban "Kalian berdua berani menyelinap di Swat Ling San ini, tentunya kalian berdua memiliki kepandaian tinggi," Pembakaran Kuil Thian Loksi Karya Kho Ping Hoo Pendekar Muka Buruk Karya Kho Ping Hoo Pendekar Patung Emas Karya Qing Hong