Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 61


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 61


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   Ujar orang tua itu.   "Kalau engkau ke mari dua tahun lalu, mungkin bisa menolongku keluar dari gua ini, namun kini telah ter-lambat...."   "Cianpwee tidak usah putus asa, Iweekang kakak Pek jauh lebih tinggi dariku, mungkin kami berdua bisa menolong Cianpwee!"   Ujar Bee Kun Bu sungguh-sungguh.   "Saudara kecil, aku berterimakasih atas niat baikmu! Tapi sudah ter!ambat...."   Orang tua itu menarik nafas panjang.   "Yang penting kini, bawalah burung itu kemari!"   Pek Yun Hui segera membawa Bangau Sakti itu ke hadapan orang tua itu, kemudian memberitahukan.   "Burung ini mengerti bahasa orang, lagi pula amat kuat! Silakan Cianpwee mengobatinya!"   Orang tua itu memandang Bangau Sakti dengan penuh perhatian, lalu menarik nafas panjang.   "lni adalah Bangau Sakti, hanya sayang dia sudah terkena racun tawon!"   Ujar orang tua itu.   "Saudara kecil, tolong ambilkan batu yang di sudut kiri itu, dan di-nyalakan!"   Bee Kun Bu lertegun, tapi ia tetap melangkah ke sudut kiri untuk mengambil batu kecil itu yang mirip batu bara, Setelah mengambil batu kecil itu, keningnya pun berkerut "Saudara kecil!"   Orang tua itu tertawa.   "Jangan meremehkan batu kecil itu, Lima Setan Swat Ling San yang    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   membawa batu kecil itu ke mari. Mereka ingin memaksaku menyerahkan obat pemunah racuni Tapi aku tetap tolak, kemudian kusimpan batu kecil itu! Tidak disangka, kalau batu kecil itu bisa dipergunakan untuk mengobati Bangau Sakti ini!"   Bee Kun Bu tereengang mendengarnya.   "Saudara kecil, tolong bakar batu kecil itu!"   Ujar orang tua itu. Bee Kun Bu menurut dan segera membakar batu kecil itu, tak lama batu kecil pun menyala.   "Taruh di atas batu itu!"   Orang tua tersebut menunjuk ke arah sebuah batu. Bee Kun Bu menurut tagi, sedangkan orang tua itu tertawa, sambil memandang Pek Yun Hui.   "Nona tidak perlu cemas, Bangau Sakti ini pasti sembuh!"   "Terimakasih, Cianpwee!"   Ucap Pek Yun Hui.   "Nah! sekarang engkau bawa batu kecil yang masih menyala itu ke mari!"   Perintah orang tua itu pada Bee Kun Bu.   "Di situ terdapat dua batang besi, jepit batu kecil itu dan bawa ke mari!"   Bee Kun Bu mengangguk, ia mengambil dua batang besi itu, lalu menjepit batu kecil yang masih menyala, dibawa ke hadapan orang tua tersebut "Taruh ke bawah!"   Ujar orang tua itu.   Bee Kun Bu menaruh batu kecil itu ke bawah, sedangkan orang tua itu segera memungutnya, Kemudian batu kecil yang masih menyala itu ditempelkan pada luka yang di badan Bangau Sakti.   Bangau Sakti itu memekik perlahan, kelihatannya sedang menahan rasa sakit Namun kemudian diam seakan tidak merasa sakit lagi "Bagus!"   Orang tua itu tertawa.   "Kau bisa menahan sakiti Tak lama lagi kau pasti sembuh!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Aaakh!"   Sahut Bangau Sakti itu dengan suara lemah, Berselang beberapa saat, batu kecil itu padam, Si orang tua melempar batu kecil ke sudut kiri, setelah itu mengeluarkan dua butir obat "Nona! Tolong masukkan obat ini ke dalam mulut Bangau Sakti itu!"   Ujar orang tua tersebut pada Pek Yun Hui.   Pek Yun Hui segera menerima obat itu, dan langsung dimasukkan ke mulut burung tersebut Beberapa saat kemudian, Bangau Sakti sudah bisa bergerak Betapa girangnya Pek Yun Hui.   seketika itu juga ia teringat sesuatu.   "Berkat pertolongan Cianpwee, maka Bangau Sakti bisa sembuh! Karena itu, kami pun bersedia menolong Cianpwee meninggalkan tempat ini!"   "Jalan darah kematianku telah ditotok. Kalau aku berani mengerahkan lweekang, maka jiwaku pasti mati! Terimakasih atas kesediaan Nona untuk menoIongku...!"   Tiba-tiba terlintas suatu pikiran dalam benak Bee Kun Bu. Karena itu, ia pun mengerahkan Iweekangnya, dan mendadak menghantam ke arah rantai yang di belakang punggung orang tua itu.   "Braaak!"   Rantai itu putus seketika. Namun orang tua itu pun berteriak kaget, lalu diam tidak berani bersuara lagi, Tampak wajah pun pucat pias.   "Maaf, Cianpwee!"   Ucap Bee Kun Bu.   "Aku ingin menolong Cianpwee, maka memutuskan rantai itu!"   Terimakasih atas niat baik Saudara kecil!"   Sahut orang tua itu sambil menarik nafas panjang.   "Tapi kita terlambat bertemu, walau rantai ini sudah putus, tapi itu juga pereuma! Mumpung aku masih bernafas, maka akan kuceritakan kenapa aku dikurung di dalam gua ini!"   "Harap Cianpwee berlega hati. Kalau kami tidak mampu menolong Cianpwee keluar dari tempat ini, kami pun akan mewakili Cianpwee menuntut balas pada Lima Setan Swat Ling San itu!"   Ujar Pek Yun Hui.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Terimakasih!"   Orang tua itu tersenyum dan mulai menutur.   "Aku tidak sangka kalian berdua akan muncul di tempat ini, Padahal, sebelumnya aku sudah tidak berani memikirkan tentang balas dendam! Namun kini... aku telah menyaksikan Saudara kecil mengerahkan Iweekangnya, Aku yakin kalian berdua memiliki kepandaian yang amat tinggi. Mungkin kalian berdua dapat menuntut balas dendamku ini!"   "BoIehkah Cianpwee menjelaskan, kenapa Cianpwee mengatakan tidak bisa keluar dari gua ini?"   Tanya Pek Yun Hui karena melihat sikap orang tua itu berubah aneh.   "Karena Lima Setan itu telah mematahkan tulang punggungku bahkan juga mematahkan kedua tulang betisku pu!a! Maka walau rantai itu telah putus, aku tetap tidak bisa berdiri maupun bergerak!"   Orang tua itu memberitahukan sambil tersenyum getir "Sungguh kejam Lima Setan itu!"   Ujar Bee Kun Bu.   "Setelah itu..."   Lanjut orang tua tersebut "Lima Setan menotok jalan darah kematianku, karena tadi aku berseru kaget, jalan darah kematianku tergerak, tidak lama lagi ajalku pasti tiba! Mumpung masih ada sedikit waktu, aku akan menutur semua itu!"   Berkala sampai di situ, wajah si orang tua semakin pucat Keringat juga terus mengucur deras.   "Lebih baik Cianpwee beristirahat sejenak!"   Ujar Bee Kun Bu merasa tidak tega menyaksikannya.   "Aku akan coba menolong Cianpwee dengan lweekangku!"   "Pereuma!"   Orang tua itu menggeleng-geleng kepala.   "Tapi kalau Saudara kecil ingin coba, itu boleh saja!"   Bee Kun Bu mengangguk, tapi kemudian memandang Pek Yun Hui seakan minta pendapatnya.   "Engkau berniat baik, siapa tahu akan membawakan hasil yang baik pu!a!"   Ujar Pek Yun Hui.   "Engkau boleh coba    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   mengobati Cianpwee itu dengan tenaga dalammu!"   "Baiklah!"   Bee Kun Bu mengangguk, lalu duduk di belakang orang tua itu.   "Cianpwee, bersiaplah! Aku akan segera mengerahkan lweekangku!"   Bee Kun Bu menaruh sepasang telapak tangannya di punggung orang tua itu, lalu mulai mengerahkan Iweekangnya, Tak lama ubun-ubun Bee Kun Bu mulai mengepulkan asap putih seperti kabut.   Wajah orang tua itu terus berubah merah dan pucat Ternyata Bee Kun Bu berusaha menembus jalan darah kematian orang tua itu dengan lweekangnya.   Apabila jalan darah tertembus, nyawa orang tua itu pun terto!ong.   Akan tetapi, berulang kali Bee Kun Bu berupaya, tetap tidak mampu menembus jalan darah kematian itu.   "Sungguh dalam Iweekangtnu, Saudara kecil! Kalau engkau datang dua tahun lalu, nyawaku pasti terto!ong. Kini... sudah terlambat!"   Ujar orang tua itu sambil menarik nafas panjang. Bee Kun Bu menarik kembali Iweekangnya, ia menggeleng-geleng kepala seraya berkata.   "Kepandaianku terbatas, aku,., tidak mampu menolong Cianpwee.,."   "Jangan berkata begitu!"   Orang tua itu tersenyum "Saudara kecil memiliki lweekang yang begitu hebat, bolehkah aku tahu siapa gurumu?"   "Aku murid Hian Ceng Totiang, apakah Cianpwee kenal guruku?"   Jawab Bee Kun Bu.   "Aku pernah bertemu Kun Lun Sam Cu sekali, akan ietapi...."   Orang tua itu mengerutkan kening, Lwee-kangmu sepertinya... bukan berasal dari perguruanmu sebab agak aneh. Mungkin engkau belajar dari orang lain! Ya, kan?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu tidak segera menyahut, melainkan mengarah pada Pek Yun Hui. Orang itu merasa heran, namun tidak banyak bertanya, dia hanya tersenyum seraya berkata.   "Berhubung engkau memiliki kepandaian yang begitu tinggi, aku ingin menanyakan seseorang, Entah engkau sudi memberitahukan atau tidak?"   "Cianpwee ingin menanyakan tentang siapa?"   Tanya Bee Kun Bu.   "Sudah dua puluh tahun aku tidak bertemu orang itu. Entah Saudara kecil kenal dia atau tidak?"   Orang tua itu menarik nafas.   "Cianpwee...."   Tiba-tiba mata Bee Kun Bu berbinar.   "Apakah Cianpwee ingin menanyakan tentang Tabib Sakti Sao Kong Gie?"   "Benar! Benar!"   Wajah orang tua itu langsung berseri "Kalau begitu, Saudara kecil pasti kenal dia!"   "Aku memang pernah bertemu beliau!"   Ujar Bee Kun Bu dan sekaligus menutur tentang kejadian itu.   "Kalau begitu, apa yang telah terjadi di kuil Toa Ciok Si adalah gara-garaku!"   Ujar orang tua itu.   "Kok, gara-gara Cianpwee?"   Bee Kun Bu tampak keheranan "Aku adalah paman guru Sao Kong Gie.,."   Orang tua itu memberitahukan dan melanjutkan "Buah ajaib yang di kuil Toa Ciok Si itu merupakan buah langka, Namun sayangnya, aku lupa memberitahukan pada Sao Kong Gie, bahwa para Hweeshio di kuil itu memiliki kepandaian tinggi, sehingga menimbulkan kejadian itu!"   "Cianpwee, aku sama sekali tidak mengerti!"   Ujar Bee Kun Bu.   "Pada waktu itu, aku menerima amanat dari saudara seperguruanku maka berangkat ke Swat Ling San untuk    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   mencari obat yang dapat memunahkan racun yang dimiliki Ling Coa Hong Tok. Tapi aku malah tertangkap dan dikurung di sini sampai sebelas tahun lamanya."   Orang tua itu menjelaskan "Oooh!"   Bee Kun Bu manggut-manggut.   "Di dalam kuil Toa Ciok Si terdapat tiga tetua, yaitu Ku Hut Leng Kong, Sin Hut Leng Yan dan Leng Hai.-."   "ltu.,."   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Bee Kun Bu tampak bingung lagi.   "Apa yang Saudara kecil ceritakan tadi adalah kejadian belakangan, yang kuceritakan akan kejadian antara Sao Kong Gie dengan Kuil Toa Ciok Si!"   Orang tua itu memberitahukan. Bee Kun Bu diam. Orang tua itu melanjutkan sedangkan Pek Yun Hui mendengar dengan penuh per-hatian.   "Kejadian itu justru berkaitan dengan rimba persilatan kini, tentunya berhubungan pula dengan kalian berdua dan diriku yang terkurung di sini!"   "Ooooh!"   Bee Kun Bu manggut-manggut "Sudah sebelas tahun aku dikurung di sim\ Tidak disangka akan bertemu kalian berdua..."   "Cianpwee!"   Ujar Bee Kun Bu bersungguh-sungguh.   "Kami berdua nanti pasti akan mewakili Cianpwee untuk menuntut balas pada Lima Setan itu!"   "Terima kasih!"   Ucap orang tua itu sambil tersenyum, namun kemudian wajahnya mulai berubah pucat pias.   "Cianpwee.,."   Bee Kun Bu terkejut "Saudara kecil, aku tidak bisa hidup lagi, sebab seluruh urat nadiku telah putus, Saudara kecil,.. namaku adalah Ku Cu Cen. Harap kalian berdua membasmi Lima Setan Swat Ling San itu!"   Ujar orang tua itu lemah, penuh harap.   "Kami berjanji!"   Sahut Bee Kun Bu.   "Kami berdua akan membasmi Lima Setan Swat Ling San itu!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Terima kasih, Saudara kecil.,.!"   Suara orang tua itu semakin lemah.   "Siang Cing Koan adalah markas Lima Setan itu, namun kalian berdua harus berhati-hati....H "Ya!"   Bee Kun Bu mengangguk "Saudara kecil,..."   Orang tua itu merogoh ke dalam bajunya, ia mengeluarkan sebuah botol porselin, kemudian diberikan pada Bee Kun Bu.   "Di dalam botol ini berisi obat pemunah racun, simpanlah baik-baik!"   Bee Kun Bu segera menjulurkan tangannya menerima botol itu, Dan pada waktu bersamaan, orang tua itu terjatuh miring.   "Cianpwee...!"   Bee Kun Bu ingin memapahnya, namun orang tua itu malah menggeleng kepala.   "Balaskan dendamku ini.,.!"   Ujarnya lirih.   "Ya!"   Bee Kun Bu mengangguk dan berusaha menolong orang tua itu dengan tenaga dalamnya.   "Pereuma, Kun Bu!"   Ujar Pek Yun Hui sambil menggelenggelengkan kepala.   "Nafasnya sudah putus!"   "Haah.,.?"   Bee Kun Bu tertegun ia memandang orang tua itu, ternyata orang tua itu sudah mati.   "Sungguh kasihan orang tua inL.!"   "Kun Bu, Bangau Sakti sudah sembuh!"   Pek Yun Hui memandangnya.   "Cobalah engkau periksa Gin Tie Su-seng, apakah dia sudah sembuh!"   Bee Kun Bu segera mendekati Gin Tie Suseng, Ketika melihat Bee Kun Bu mendekatinya, Gin Tie Suseng tertawa getir "Kalau tiada kalian berdua, nyawaku pasti sudah melayang. Aku... berhutang budi pada kalian berdua."   "Yang mengobatimu adalah Ku Cu Cen Cianpwee!"   Sahut Bee Kun Bu sambil tersenyum.   "Aku cuma membantu dengan tenaga dalam saja!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Saudara Bee..."   Gin Tie Suseng terharu.   "Saudara Kim, cobalah engkau mengerahkan lweekangmu, apakah racun itu telah punah semua?"   Ujar Bee Kun Bu. Gin Tie Suseng langsung mengerahkan Iweekangnya, setelah itu wajahnya tampak berseri "Saudara kecil, aku sudah sembuh!"   Ujarnya memberitahukan "Aku harus berterima kasih pada Cianpwee itu!"   "Ku Cianpwee sudah meninggal!"   Jawab Bee Kun Bu sambil menarik nafas.   "Aaakh...!"   Keluh Gin Tie Suseng.   "Aku... harus membalas dendam pada Lima Setan Swat Ling San!"   "Saudara Kim! Kita harus meninggalkan gua ini!"   Ujar Pek Yun HuL "Kun Bu, mari kita pergi!"   Pek Yun Hui, Bee Kun Bu, Gin Tie Suseng dan Bangau Sakti telah keluar dari gua yangdi balik air terjun, Namun mereka masih berdiri di situ sambil memandang ke arah gua, Tiba-tiba mereka mendengar suara tawa yang amat panjang, tak lama muncullah seseorang dari balik sebuah batu besar, ternyata Tan Cun Goan, salah seorang dari Lima Setan Swat Ling San.   Ketika pertama kali bertemu Tan Cun Goan, Bee Kun Bu terkesan baik padanya, Namun setelah tahu berbagai kejahatan yang dilakukan Lima Setan tersebut, dan menganiaya Ku Cu Cen, orang tua yang dirantai di dalam gua di balik air terjun, maka kesan yang baik itu pun pupus dalam benaknya.   "Apa kabar setelah berpisah di sungai itu?"   Tanya Tan Cun Goan sambil tersenyum.   "Sungguh beruntung kita bertemu di sini lagi!"   "Ketika itu.,."   Sahut Bee Kun Bu dingin.   "Aku kira Cianpwee seorang pendekar dari luar perbatasan, tak tahunya justru    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   salah seorang dari Lima Setan Swat Ling San! Kini kami sudah berada di Swat Ling San ini, dan juga telah menghancurkan gua yang mengurung Ku Cu Cen, engkau mau bagaimana sekarang?"   Begitu menyaksikan sikap Bee Kun Bu, air muka Tan Cun Goan berubah, bahkan amat gusar, namun masih dapat menekan kegusarannya, dan menyahut sambil tersenyum.   "Saudara bersikap demikian, apakah telah lupa akan pertemuan kita di sungai itu? Lagi pula kenapa Saudara tidak bertanya, siapa yang mengurung Ku Cu Cen di dalam gua itu? Saudara cuma mendengar, lalu langsung mempersalahkan orang lain?"   Gin Tie Suseng diam, sama sekali tidak ikut campur, karena pembicaraan mereka berdua menyangkut sedikit urusan pribadi, namun mendadak terdengar suara tawa dingin, ternyata suara tawa Pek Yun Hui.   "Lima Setan Swat Ling San bernama busuk, bahkan menyuruh aliran sesat lain untuk menyerbu ke Tiong-goan! Kami ke mari justru ingin memusnahkan sarang setan ib!is, kebetulan bertemu Ku Cu Cen di dalam gua, maka kami pun tahu jelas bagaimana perbuatan kalian berlima! Mengingat engkau pernah menasihati kami, kini kami pun menasihatimu agar mau bertobat! Kalau ti-dak...."   Pek Yun Hui menatapnya tajam.   "Ketika bertemu di sungai itu, aku sama sekali tidak tahu bahwa engkau salah seorang dari Lima Setan Swat Ling San, maka aku pun terkesan baik padamu!"   Ujar Bee Kun Bu.   "Kini aku sudah tahu dan kebetulan kita bertemu di sini, silakan melancarkan serangan!"   "Eh?"   Tan Cun Goan tersenyum.   "Saudara Bee ingin bertarung denganku?"   "Ya!"   Bee Kun Bu mengangguk "Aku berani ke mari, tentunya berani pula bertarung denganmu!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tan Cun Goan menatap Bee Kun dalam-dalam, kemudian menggeleng-gelengkan kepala seraya berkata.   "Aku kebetulan lewat di sini, sama sekali tiada niat bertarung denganmu, Saudara Bee! Kini kalian telah memasuki Swat Ling San, selanjutnya kita adalah musuh atau kawan, itu tergantung dari keputusan Saudara Bee!"   Ujar Tan Cun Goan melanjutkan "Mungkin orang-orang di Siang Cing Koan di puncak gunung Swat Ling San bernama busuk, tapi mereka rata-rata memiliki kepandaian tinggi! Nona Pek dan Saudara Bee memang telah menggemparkan rimba persilatan Tionggoan, namun sulit melawan orang banyak! Selama ini aliran Swat Ling San jarang berhubungan dengan dunia luar, dan ber-prinsip orang tidak menggangguku, aku pun tidak akan mengganggu orang! Kita pernah bertemu di sungai itu pertanda kita berjodoh Oleh karena itu sekali lagi ku-nasihati kalian, cepatlah meninggalkan tempat ini, jangan menempuh bahaya! Hari ini cukup kubicara sampai di sini, kelak bertemu harus lihat situasi barulah memutus-kannya!"   Usai berkata begitu, Tan Cun Goan memandang mereka bertiga, lalu membalikkan badannya meninggalkan tempat itu. Bee Kun Bu mengernyitkan kening, lalu melesat ke arah Tan Cun Goan seraya membentak "Tidak gampang engkau pergi begitu saja!"   Bee Kun Bu menyerang punggung Tan Cun Goan.   Tan Cun Goan tampak berjalan santai, tapi sesungguhnya telah siap, sebab telah menduga bahwa Bee Kun Bu akan menyerangnya, Segeralah ia memutarkan badan-nya, sekaligus berkelit dan melancarkan serangan ke arah dada Bee Kun Bu.   "Hati-hati, Saudara Bee!"   Serunya. Bee Kun tidak menduga akan serangan itu, namun masih sempat menghindar lalu mencengkeram tangan Tan Cun Goan. Akan tetapi, entah dengan jurus apa Tan Cun Goan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   mengelak, sehingga cengkeraman Bee Kun Bu tidak mengenai sasaran.   Setelah itu, Tan Cun Goan terus menyerang Bee Kun Bu, sasaran serangannya bagian dada Bee Kun Bu.   Sibuklah Bee Kun Bu berkelit ke sana ke mari, tapi sepasang tangan Tan Cun Goan tetap bergerak mengarah pada dadanya.   Betapa terkejutnya Bee Kun Bu menghadapi se-ranganserangan itu, Karena terdesak, maka ia segera menghimpun Lweekangnya, lalu mendorong ke arah Tan Cun Goan.   "Ha ha!"   Tan Cun Goan tertawa gelak, ia pun mendorongkan sepasang telapak tangannya ke arah Bee Kun Bu, dan terdengarlah suara benturan keras.   Tan Cun Goan terdorong mundur satu depa, sedangkan Bee Kun Bu termundur lima langkah, Bee Kun Bu tampak penasaran dan kemudian menyerang lagi.   Tan Cun Goan tertawa hambar Kali ini ia tidak menyambut serangan yang dilancarkan Bee Kun Bu, melainkan meloncat menghindar Ketika menyerang, Bee Kun Bu menggunakan sembilan bagian tenaga dalamnya.   Karena Tan Cun Goan mengelak, serangan itu mengarah pada sebuah pohon.   Pohon itu roboh dan daunnya rontok semua, Tan Cun Goan tertegun menyaksikan itu.   "Saudara Bee, sungguh dalam Lweekangmu!"   Ujar Tan Cun Goan sambil tertawa gelak.   "Walau engkau memiliki Lweekang yang dalam, pukulanmu sulit melukai orang! Engkau bersiap-siaplah, aku pun akan menyerangmu dengan sebuah pukulan!"   Tan Cun Goan segera melancarkan serangannya.   Bee Kun Bu cepat-cepat menghimpun Lweekangnya untuk menyambut pukulan itu.   Akan tetapi, tiba-tiba Tan Cun Goan tertawa terbahak-bahak.   itu membuat Bee Kun Bu tidak mengerti, kenapa Tan Cun Goan menyerang sambil tertawa? Oleh karena itu, ia menatap Tan Cun Goan.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Mengingat kita pernah bertemu di sungai itu, maka aku terus-menerus menasihati kalian jangan memasuki Swat Ling San ini! Tapi kalian sama sekali tidak mau dengar! Lagi pula di antara kita tiada dendam, tentunya aku pun tidak akan menycrangmu, harap Saudara Bec berlega hati!"   Ujar Tan Cun Goan, lalu memandang sebuah pohon siong yang tak jauh dari situ.   "Saudara Bec, perhatikanlah Aku akan melancarkan pukulan!"   Tan Cun Goan melancarkan sebuah pukulan Pu-kulan itu tidak diarahkan pada Bec Kun Bu, melainkan pada sebuah pohon siong, Sungguh mengherankan pukulan itu sama sekali tidak mengeluarkan suara.   Akan tetapi, justru telah terjadi hal yang amat mengejutkan Pohon siong yang terkena pukulan itu, semua daunnya berubah kuning dan layu seperti pohon mali.   Menyaksikan itu, Bee Kun Bu terbelalak dengan mulut ternganga lebar, tidak menyangka kalau Tan Cun Goan memiliki pukulan beracun "Saudara Bee!"   Tan Cun Goan tertawa hambar "Niatmu hanya ingin mencari Souw Peng Hai, tapi malah memasuki Swat Ling San! Sudah berulang kali aku menasihatimu, namun engkau tidak mau dengar sama sekali! Maka aku memperlihatkan kedahsyatan Im Sat Kang (llmu Hawa Dingin)ku, Padahal ilmuku paling rendah di antara lima saudara seperguruan Suhengku, Kwa Ih Kang berkepandaian di atasku, Aku bicara sejujurnya dan sampai di sini saja! selanjutnya kita masih merupakan kawan atau lawan, itu sutit dikatakan!"   Setelah berkata begitu, Tan Cun Goan menarik nafas panjang, lalu melangkah pergi.   Bee Kun Bu masih berdiri termangu-mangu di tem-pat, setelah Tan Cun Goan hilang dari pandangannya, barulah ia tersentak sadar dan membalikkan badannya seraya berkata pada Pek Yun Hui.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kakak, pukulan Tan Cun Goan itu amat beracun entah pukulan apa itu?"   "Di dalam Toa Ciok Si di gunung Cie Lian San, aku terluka oleh racun dingin Thai Im Khi Kang yang dilancarkan Sin Hut Leng Yan, mungkin engkau masih ingat pukulan yang dilancarkan Tan Cun Goan, walau bukan Thai Im Khi Kang, tapi masih satu sumber dengan ilmu Sin Hut Leng Yan Kalau dugaanku tidak meleset, guru Lima Setan itu pasti ada hubungan dengan kuil Toa Ciok Si. Ketika engkau bertarung dengan Tan Cun Goan di sungai itu, dia sudah ingin melancarkan pukulan tersebut tapi justru keburu kucegah,"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Sahut Pek Yun Hui bernada dingin "Oh?"   Be Kun Bu mengerutkan kening, kemudian mengarah pada Gin Tie Suseng.   "Tadi Tan Cun Goan bilang, yang mengepalai Lima Setan adalah Kwa Ih Kang, kenapa saudara Kim bilang adalah Lam Thian Sat-Cong Cin?"   "Apa yang dia bilang, tentunya tidak salah."   Ujar Gin Tie Suseng.   "Apa yang kukatakan juga ada benarnya, hanya saja masih terselip sesuatu yang belum kujelaskan."   Terselip suatu apa?"   Be Kun Bu heran.   "Walau suku Miau tidak berhubungan dengan Tiong-goan, namun suku Miau justru menyukai peradaban Tionggoan,"   Ujar Gin Tie Suseng sambil tersenyum.   "Ke-tika baru belajar ilmu silat, Lam Thian It Sat sudah mengagumi peradapan orang Han, maka ia memberi nama Kwa Ih Kang pada dirinya sendirL Keempat saudara seperguruannya tahu akan hal itu, lalu menyebut nama tersebut pada orang luar. Lam Thian It San menggunakan nama orang Han, itu agar tidak dipandang rendah oleh orang-orang Tionggoan."   "Oooh!"   Bee Kun Bu manggut-manggut Ternyata begitu!"   Kini Pek Yun Hui sudah berlega hati, karena Bangau Sakti telah sembuh. Ketika Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng sedang bereakap-cakap, Pek Yun Hui malah mengelus leher Bangau Sakti, kemudian menepuk lehernya agar terbang, Ternyata    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui ingin tahu apakah burung tersebut sudah bisa terbang atau belum.   seketika juga burung itu mengembangkan sepasang sayapnya, lalu terbang ke atas sambil memekik keras seakan gembira sekali.   Akan tetapi, mendadak burung itu meluncur pergi sejauh tiga mil, dan turun di tempat itu.   Menyaksikan burung itu turun, hati Pek Yun Hui tergerak dan segera berseru.   "Kun Bu, agak aneh sikap Bangau Sakli! Mungkin melihat sesuatu, maka turun di tempat itu! Lukanya baru sembuh otomatis tenaganya belum pulih benar, maka kita harus segera menyusul ke sana!"   "Ya."   Bee Kun Bu mengangguk. Tunggu!"   Cegah Gin Tie Suseng.   "Swat Ling San ini penuh batu curam dan berliku-liku. Kita tidak mudah menuju tempat itu, lebih baik kita menuju tempat itu dari tiga jurusan."   Pek Yun Hui memandang jauh ke depan, memang penuh batu curam yang tidak mudah dilalui orang.   "Kun Bu, engkau menuju tempat itu dari kiri, aku melalui kanan!"   Seru Pek Yun Hui dan sekaligus melesat pergi Bee Kun Bu pun segera pergi melalui arah kiri, sedangkan Gin Tie Suseng berdiri termangu-mangu di tempat Bagian ke tiga belas Wanita Baju Ungu Di Swat Ling San ini memang banyak batu curam dan lembah, sulit bagi orang biasa melaluinya.   Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng memiliki kepandaian tinggi, maka tidak begitu sulit bagi mereka melaluinya.   Tak seberapa lama kemudian, Bee Kun Bu sudah sampai di depan sebuah lembah yang amat sunyi ia memandang ke dalam lembah itu, tampak sebidang tanah yangditumbuhi    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   rerumputan dan bunga-bunga liar, namun tidak tampak Bangau Sakli.   Padahal tadi Bee Kun Bu melihat burung itu turun di tempat tersebut, itu tidak meragukan, Setelah berpikir sejenak, ia lalu mengerahkan ginkangnya memasuki lembah itu.   sesampainya di dalam lembah, ia pun meloncat ke atas sebuah batu, dan menengok ke sana ke mari Tiba-tiba sepasang matanya terbelalak, ternyata ia melihat burung itu sedang bertempur dengan seorang wanita berbaju ungu.   Wanita berbaju ungu itu memiliki ginkang tinggi, ilmu silatnya pun tampak aneh sekaH, Yang membahayakan adalah tempat mereka bertarung, sebab wanita dan burung itu berada di pinggir jurang.   Bangau Sakti terus mendesak wanita berbaju ungu ke pinggir jurang, kelihatannya burung itu ingin membuat wanita berbaju ungu itu jatuh ke jurang, Mendadak wanita berbaju ungu itu mencabut sebilah pedang pendek Berkilau-kitau pedang pendek itu tersorot sinar matahari Setelah mencabut pedang pendek, wanita berbaju ungu itu tampak bersemangat dan langsung balas menyerang Bangau Sakti dengan sengit Burung itu melesat ke atas menghindari serangan-iSerangan tersebut, kemudian menukik ke bawah menyerang wanita berbaju ungu, Namun wanita berbaju ungu itu memutar-mutarkan pedang pendeknya, lalu melesat ke atas ingin membunuh Bangau Sakti Betapa terkejutnya Bee Kun Bu menyaksikan itu, dan tahu Bangau Sakti dalam bahaya.   ia juga tahu bahwa Bangau Sakti adalah burung kesayangan Pek Yun Hui, maka segeralah ia membentak "Jangan melukai burung itu!"   Bee Kun Bu melesat ke tempat itu menggunakan ginkangnya, yakni Ling Khong Sih Tou (Terbang di angkasa), Dalam waktu sekejap ia sudah sampai di tempat tersebut    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Wanita baju ungu pun berhenti menyerang Bangau Sakti itu, sebaliknya malah langsung membentak Bee Kun Bu.   "Kukira siapa, ternyata engkau majikan binatang itu! Aku sama sekali tidak mengenalmu, kenapa engkau menyuruh binatang itu menghalangi perjalananku bahkan menyerangku?"   Bee Kun Bu agak terbelalak karena wanita berbaju ungu itu masih muda, berusia dua puluh limaan, wajahnya cantik, tapi penuh mengandung hawa sesat.   "ltu di luar dugaan dan telah salah paham, Nona pun tidak terluka oleh burung itu!"   Ujar Bee Kun Bu. ia tidak berani memandang wanita itu.   "Di sini aku minta maafi"   "Oh?"   Wanita berbaju ungu tertawa nyaring.   "Engkau telah bersalah, maka urusan ini tidak bisa disudahi begini saja!"   "Nona mau bagaimana?"   Tanya Bee Kun Bu dingin.   "Eeeh?"   Wanita berbaju ungu tertawa nyaring lagi.   "Engkau sangat tampan dan tampak lemah lembut, tapi kenapa cepat marah? Baiklah! Karena engkau majikan burung sialan itu, maka engkau harus suruh binatang itu turun, aku akan menusuknya satu kali agar reda kegusaranku!"   "Ha ha!"   Bee Kun Bu tertawa gelak, kemudian sahutnya dingin.   "Hian Giok telah mengganggu Nona, tapi aku telah minta maaf pada Nona! jadi jangan terlampau mendesak orang! Kalau aku tidak mau menyuruh Hian Giok turun, engkau mau apa?"   "Hian Giok? Siapa dia?"   Tanya wanita berbaju ungu.   "Hian Giok adalah nama burung bangau itu!"   Bee Kun Bu memberitahukan.   "Begitu indah namanya, namun jelek sekali tam-pangnya!"   Wanita berbaju ungu tertawa.   "Engkau bisa piara burung bangau yang begitu besar, tentunya juga memiliki kepandaian tinggi! Oleh karena itu, aku ingin mencoba kepandaianmu!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kemudian mendadak wanita berbaju ungu itu menyerang Bee Kun Bu dengan jari tangannya, kelihatannya ia ingin mencengkeram lengan Bee Kun Bu.   Bee Kun Bu memang sudah siap, maka begitu melihat wanita berbaju ungu menyerangnya, maka ia pun segera menangkis secepat kilaL Tapi wanita berbaju ungu itu segera menarik kembali serangannya, sekaligus menyerang dengan tendangan Sungguh cepat tendangannya, bahkan terarah pada dua jalan darah di dada Bee Kun Bu.   Bee Kun Bu tidak menyangka akan serangan itu, maka ia terkejut bukan main dan cepat-cepat meloncat mundur Tapi tampak bayangan ungu berkelebat ternyata wanita berbaju ungu telah menyerangnya lagi, Berpuluh pasang bayangan tangan mengarah pada Bee Kun Bu.   Pukulan aneh itu membuat Bee Kun Bu gugup, maka tanpa banyak pikir lagi ia langsung meloncat ke belakang justru pada waktu bersamaan, ia mendengar suara tawa cekikikan Ternyata wanita berbaju ungu itu berdiri di tempat ia menggunakan pukulan itu untuk mempermainkan Bee Kun Bu, dan tidak bersungguh-sungguh menyerangnya.   Dapat dibayangkan betapa penasarannya Bee Kun Bu, namun ia juga kagum akan kepandaian wanita berbaju ungu yang amat aneh itu.   "Nona memang berkepandaian tinggi, aku kagum sekali,"   Ujar Bee Kun Bu dan menambahkan.   "Mari kita bertanding lagi! Harap Nona menyerang dengan ber-sungguh-sungguh, agar aku bisa melayani Nona sebagaimana mestinya!"   Akan tetapi, wanita berbaju ungu itu justru tidak menyerangnya, melainkan memandangnya dengan penuh perhatian, sebelum membuka mulut ia sudah tersenyum duluan.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Engkau telah merasakan tiga jurus seranganku, kok hatimu masih belum tunduk?"   Bee Kun Bu tahu, kalau wanita berbaju ungu menyerangnya dengan sungguh-sungguh menggunakan ketiga jurus itu, dirinya sudah terjungkal itu justru membuatnya penasaran sekali.   "Walau Nona telah menyerangku tiga jurus, tapi aku tidak terluka kan?"   Sahut Bee Kun Bu dingin.   "ltu bagaimana mungkin membuat hatiku tunduk?"   "Oh?"   Wanita berbaju ungu menatapnya tajam, kemudian tanyanya membentak.   "Lalu harus bagaimana engkau baru mau tunduk?"   Bee Kun Bu tertawa terbahak-bahak.   "Kalau Nona dapat melukaiku, barulah aku tunduk!"   Sahutnya lantang. Wajah wanita berbaju ungu itu memerah, kelihatannya gusar sekali, namun kemudian malah tertawa seraya berkata merdu.   "Engkau sama sekali tidak tahu aturan, Kita tidak pernah bertemu dan tiada permusuhan di antara kita kenapa engkau ingin mengadu nyawa denganku?"   "Aku...."   "Baiklah!"   Potong wanita berbaju ungu.   "Karena engkau masih penasaran dan ingin bertanding denganku, maka aku akan melayanimu!"   "Bagus!"   Sahut Bee Kun Bu cepat "Kita bertanding ginkang saja!"   Ujar wanita berbaju ungu sambil menunjuk ke sebuah puncak gunung yang jauhnya lima puluhan mit.   "Kita mulai dari sini, siapa yang sampai duluan di puncak gunung itu, dialah yang menang! Bagaimana? Engkau berani bertanding ilmu peringan tubuh denganku?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Baiklah!"   Bee Kun Bu mengangguk "Bagus!"   Wanita berbaju ungu tertawa gembira.   "Kalau aku berseru mulai, itu berarti kita harus mengerahkan ginkang masing-masing untuk mencapai puncak gunung itu!"   "Aku sudah siap!"   Sahut Bee Kun Bu.   "Mulai!"   Seru wanita berbaju ungu. seketika tampak dua sosok bayangan berkelebat "Walau engkau memiliki ginkang tinggi, tapi pasti tidak bisa menandingi Ling Khong Sih Tou, ginkang yang kumiliki Sekarang aku mengalah selangkah dulu, nanti baru kukejar!"   Kata Bee Kun Bu dalam hati.   Bee Kun Bu benar-benar memperlambat selangkah sedangkan wanita berbaju ungu itu justru mempereepat langkahnya, sehingga melesat dengan cepat Rupanya ia sudah tahu apa yang ada di dalam benak Bee Kun Bu, maka ia tersenyum.   Ketika melihat wanita berbaju ungu itu mempereepat langkahnya, Bee Kun Bu tertawa, Berselang sesaat, barulah ia mengerahkan ginkangnya.   Ada satu hal yang cukup mengejutkan Bee Kun Bu, yakni wanita berbaju ungu itu tampak santai sekali, tapi justru larinya amat cepat otomatis membuat Bee Kun Bu membatin.   "Sungguh tinggi ginkang wanita itu, aku tidak boleh meremehkannya!"   Seketika juga Bee Kun Bu mengerahkan ilmu ginkangnya sampai delapan bagian, namun lawannya tetap tampak santai dan jarak di antara mereka pun tidak berubah, Padahal Bee Kun Bu telah mati-matian mengejarnya dengan maksud melampauinya.   Semakin mendekat puncak gunung itu, semakin banyak batu curam, Oleh karena itu mereka berdua harus memperlambat ginkang masing-masing.   Akhirnya mereka    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sampai di tempat yang tiada rumput sama sekali, hanya terdapat batu curam Wanita berbaju ungu berhenti, matanya menatap Bee Kun Bu sambil tersenyum.   "Sungguh berbahaya curam-curam di sini, sulit bagi kita untuk mencapai puncak gunung itu, Lagi pula,., engkau pun sudah tampak capek, lebih baik kita berhenti di sini,"   Katanya. sebetulnya Bee Kun Bu juga berpikir ingin berhenti di tempat ini, namun ucapan wanita baju ungu itu bernada menyindir Maka tidak heran kalau ia jadi gusar "Ginkang Nona sangat tinggi, aku kagum sekali,"   Ujarnya dingin.   "Walau di sini banyak curam, kalau Nona masih mau menuju puncak gunung itu, aku pasti menyertaimu!"   Karena dalam keadaan gusar, maka Bee Kun Bu melotot ketika berbicara, sehingga membuat wanita berbaju ungu itu tertawa geli.   "Aku mengajakmu bertanding ginkang, sesungguhnya tiada maksud jahat, tapi kenapa wajahmu begitu dingin dan ketus dalam berbicara? Kalau engkau masih berniat bertanding, baiklah! Lihat siapa yang sampai duluan di puncak gunung itu!"   "Bagus!"   Sahut Bee Kun Bu.   "ltu yang kukehendaki!"   "Ayohlah!"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Seru wanita berbaju ungu, lalu mengerahkan ginkangnya.   Begitu ringan badan wanita berbaju ungu itu, bagaikan kupu-kupu sedang terbang di atas bunga, itu membuat Bee Kun Bu tertegun dan segera mengerahkan ginkangnya.   Wanita berbaju ungu itu berhenti di sebuah batu, kemudian memandang ke bawah seakan menunggu Bee Kun Bu.   "Batu-batu di sini memang tajam, namun kalau engkau perhatikan dengan seksama, gampang sekali menginjaknya!"   Ujar wanita berbaju ungu bermaksud baik.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Akan tetapi, di saat ini Bee Kun Bu sedang kesal padanya, maka tidak heran kalau ia menyahut dengan ketus.   "Nona tidak perlu memberi petunjuk padaku! Walau kepandaianku tidak begitu tinggi, masih tidak memandang sebelah mata pada curam-curam ini!"   "Oh?"   Wanita berbaju ungu tertawa cekikikan Bee Kun Bu semakin kesal ketika mendengar suara tawa itu, oleh karena itu ia pun berpikir "Aku harus mengerahkan ginkangku, agar dia tidak memandang rendah padaku,"   Ujarnya dalam hati.   seketika juga Bee Kun Bu mengerahkan semua ilmu yang diajarkan Na Hai Peng berdasarkan kitab aneh Kui Goat Pit Cek.   ia menghimpun Lweekangnya, lalu melesat ke arah puncak gunung itu dengan ilmu Ling Khong Sih Tou.   Menyaksikan itu, air muka wanita berbaju ungu itu langsung berubah, dan segera mengerahkan ginkangnya.   Pada waktu bersamaan, ia melihat Bee Kun Bu menginjak salah sebuah batu tajam, badannya tampak bergoyang seakan kehilangan keseimbangan "Hati-hati!"   Seru wanita berbaju ungu. Ternyata Bee Kun Bu cuma ingin mempermainkannya, Maka ia sengaja berbuat begitu, karena mendadak Bee Kun Bu berjumpalitan "Sungguh hebat ginkangnya!"   Puji wanita berbaju ungu dalam hati, kemudian ujarnya dalam hati.   "Kalau begitu, aku pun harus memperlihatkan ginkangku agar dia tidak sombong!"   Wanita berbaju ungu menghimpun Lweekangnya, setelah itu badannya langsung melesat ke arah puncak gunung itu. Bee Kun Bu tertawa dingin, ia memandang wanita berbaju ungu yang melesat ke arah puncak gunung itu seraya berkata dalam hati.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Biar bagaimanapun aku harus mendahuluinya mencapai puncak gunung itu!"   Bee Kun Bu menarik nafas dalam-dalam menghimpun Lweekangnya, lalu mengerahkan ginkangnya.   Tampak dua sosok bayangan berkelebat menuju puncak gunung, bahkan saling menyusul Tak seberapa lama kemudian, mereka berdua sudah mencapai puncak gunung itu, namun Bee Kun Bu tetap terlambat selangkah "Hi hi hi!"   Wanita berbaju ungu itu tertawa nyaring.   "Pakaianmu itu membuktikan bahwa engkau bukan orang Siang Cing Koan di Swat Ling San ini! sebetulnya engkau dari mana? Katakan sejujurnya, kalau tidak, jangan mempersalahkanku bertindak kasar padamu!"   Lantaran telah berkali-kali wanita berbaju ungu itu mempermainkannya, maka pemuda itu kesal bukan main padanya.   "Sebelumnya kita tidak pernah bertemu, untuk apa engkau ingin tahu siapa diriku?"   Sahut Bee Kun Bu ketus dan dingin.   "Memang Hian Giok mengganggumu, tapi aku sudah minta maaf padamu! Kalau aku tidak mau memberitahukan siapa diriku, apakah Nona akan bertarung denganku?"   "Engkau tidak pereaya aku akan bertarung dengan-mu?"   Tanya wanita berbaju ungu sambil tersenyum hambar.   "Hm!"   Dengus Bee Kun Bu dingin.   "Aku bersedia melayani Nona dengan tangan kosong!"   "Oh?"   Wanita berbaju ungu itu tertawa merdu.   "Tadi kita sudah bergebrak tiga jurus, tapi engkau masih tidak mau tunduk! sekarang aku akan bertanding beberapa jurus lagi denganmu! Karena engkau bilang dengan tangan kosong, maka aku pun tidak akan menggunakan senjata! Namun aku akan mendesakmu hingga menghunus pedang! Kalau tidak, itu berarti aku kalah! Bagaimana?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Betapa tersinggungnya hati Bee Kun Bu setelah mendengar ucapan wanita berbaju ungu itu, sehingga kegusarannya memuncak, Bee Kun Bu tertawa panjang, kemudian ujarnya dingin.   "Baik! Kalau begitu, silakan Nona melancarkan serangan!"   Wanita berbaju ungu itu tetap berdiri sambil tersenyum, kelihatannya tiada maksud menyerang duluan. Bee Kun Bu tidak mengerti, ia memandang wanita berbaju ungu itu seraya bertanya dengan heran.   "Kenapa Nona masih belum melancarkan serangan?"   "Bukankah tadi engkau bilang, kepandaianmu belum begitu tinggi? Kalau aku menyerang duluan, berarti engkau pasti kalah! Nah, engkau boleh menyerang duluan!"   Sahut wanita berbaju ungu.   "Baik!ah! Harap Nona berhati-hati!"   Bee Kun Bu langsung menyerang bahu wanita berbaju ungu itu, mengarah pada jalan darah yang ada di situ.   Wanita berbaju ungu tertawa nyaring, sekaligus berkelit dan balas menyerang ke arah perut Bee Kun Bu.   Bee Kun Bu terkejut, lagi pula telah dipermainkan oleh lawannya! Maka kali ini ia sangat berhati-hati menghadapinya, Seketika juga ia menggunakan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu (llmu Langkah Ajaib).   Setelah menggunakan ilmu tersebut, Bee Kun Bu dapat menghindari serangan lawan.   Wanita baju ungu itu telah menyerang Bee Kun Bu lima jurus, namun sama sekali tidak dapat menyentuh pakaiannya, itu membuat wajahnya berubah, kemudian mendadak ia menggerakkan sepasang tangannya secepat kilat, tampak berpuluh pasang tangan mengarah pada Bee Kun Bu.   Wanita berbaju ungu itu pun terus memperhatikan langkah Bee Kun Bu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Setelah menggunakan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu, dan dapat menghindari serangan-serangan lawan, Bee Kun Bu pun bertambah semangat.   "Sungguh hebat ilmu ini!"   Ujar Bee Kun Bu dalam hati.   "Biar aku tetap menghindar dengan ilmu ini, lama kelamaan engkau pasti capek, barulah aku menyerang!"   Ternyata Bee Kun Bu ingin menguras tenaga lawan dengan ilmu tersebut, sehingga tak terasa tiga puluh jurus telah lewat, itu membuat wanita baju ungu itu terkejut bukan main.   "Aku telah menyerangnya terus-menerus hingga tiga puluh jurus, namun dia tetap bisa menghindar Kenapa dia tidak balas menyerang? Mungkin dia ingin menguras tenagaku. Aku harus berhati-hati dan mencari kesempatan untuk merebut kemenangan!"   Ujar wanita berbaju ungu itu dalam hati.   "Dandanannya menandakan dia datang dari Tionggoan, mungkin dia ke mari ingin cari gara-gara dengan pihak Swat Ling San. sedangkan aku justru diundang oleh Lima Setan Swat Ling San untuk bergabung! Aku harus menghabisi pemuda ini, agar Lima Setan Swat Ling San tidak meremehkan perguruanku! Dia menggunakan ilmu aneh untuk menghindari serangan-seranganku, maka aku pun harus cari akal menghadapinya!"   Tiba-tiba wanita berbaju ungu itu memperlambat serangannya, tapi kadang-kadang bergerak secepat kilat.   Melihat itu, Bee Kun Bu bergirang dalam hati, ia tahu bahwa wanita berbaju ungu itu agak kewalahan menghadapi Ngo Heng Mi Co Punya, sehingga ia tetap ingin menguras tenaga wanita berbaju ungu itu.   Akan tetapi, wanita baju ungu itu justru menyerang sambil memancing Bee Kun ke tempat yang banyak batu runcing, bahkan pura-pura kehabisan tenaga dengan nafas ngosngosan.   Betapa girangnya Bee Kun Bu, ia pun mulai menyerang, sehingga membuat wanita berbaju, ungu bergirang dalam hati.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Wanita berbaju ungu itu termundur-mundur, kelihatannya ia mulai terdesak oleh serangan yang dilancarkan Bee Kun Bu.   Tiba-tiba badannya sempoyongan seakan mau jatuh, Bee Kun Bu tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dan langsung menyerangnya.   Namun mendadak wanita berbaju ungu itu berkelit, dan sekaligus mengayunkan kakinya menendang Bee Kun Bu.   Bee Kun Bu sama sekali tidak menyangka kalau wanita berbaju ungu itu akan melakukan serangan tersebut ia amat terkejut dan berusaha menghindar tapi terlambat, karena ia merasa badannya sudah tidak bisa bergerak lagi.   "Kaum Bu Lim Tionggoan terlampau menghina orang! Swat Ling San terpisah begitu jauh dengan Tionggoan dan tiada hubungan, engkau justru ke mari cari gara-gara! Kalau engkau beruntung bisa hidup kembali ke Tionggoan, sebarkan berita pada seluruh kaum Bu Lim di sana, bahwa siapa berani memasuki Swat Ling San, dia pasti mati!"   Usai berkata begitu, wanita berbaju ungu itu tertawa panjang, lalu melesat pergi. sementara Bee Kun Bu malah jatuh kejurang yang dalamnya puluhan depa, ia tidak bisa berbuat apa-apa, sebab badannya sama sekali tidak bisa bergerak.   "Matilah aku!"   Keluhnya sambil memejamkan mata untuk menunggu mati, Mendadak ia merasa badannya terapung ke atas, Karena merasa heran, ia pun membuka matanya.   Ternyata bajunya telah tereengkeram cakar Bangau Sakti, lalu dibawanya terbang ke atas, Berselang beberapa saat kemudian, Bangau Sakti menurunkannya di suatu tempat, dan seketika juga ia mendengar suara Pek Yun Hui.   "Engkau terluka?"   Bee Kun Bu ingin bangkit berdiri, tapi di saat itu juga merasa sepasang kakinya sakit sekali, sehingga terkulai    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kun Bu...."   Pek Yun Hui tampak cemas.   "Aku... aku tertotok oleh siluman wanita itu."   Bee Kun Bu memberitahukan."   Ilmu totokannya sangat aneh, berbeda dengan ilmu totokan biasa."   "llmu totokan luar perbatasan memang aneh, berbeda dengan ilmu totokan di Tionggoan,"   Ujar Gin Tie Suseng.   "Saudara Bee coba menghimpun hawa murni, dan coba rasakan bagian mana yang tertotok! Mungkin aku bisa tahu cara membebaskannya."   Bee Kun Bu mengangguk, lalu menghimpun hawa murninya, dan seketika juga ia merasa ujung kakinya sakit sekali.   "Saudara Kim, ujung kakiku sakit sekali,"   Bee Kun Bu memberitahukan "Hawa murniku tidak bisa menembus ke situ."   "Ngmm!"   Gin Tie Suseng manggut-manggut "Un-tung orang itu menotok tidak begitu keras, Kalau dia menggunakan tenaga sepenuhnya, kaki saudara Bee pasti sudah !umpuh, Harap Saudara Bee tahan sakit sejenak, aku akan membebaskan totokan itu!"   Gin Tie Suseng mulai membebaskan totokan itu, seketika kening Bee Kun Bu berkerut-kerut, kelihatannya sedang menahan sakit, sementara Gin Tie Suseng terus menotok beberapa jalan darah di kaki Bee Kun Bu, kemudian mengurut kaki nya.   "Sekarang saudara Bee harus menggunakan hawa murni untuk menembus sampai ke ujung kaki, sesaat kemudian Saudara Bee pasti bisa jalan,"   Ujar Gin Tie Suseng sambil tersenyum Bee Kun Bu segera menarik nafas dalam-dalam untuk menghimpun hawa murni, Berselang sesaat, ia sudah bisa bangkit berdiri.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui menarik nafas lega, lalu memandang Bee Kun Bu seraya berkata memberitahukan "Ketika Hian Giok memekik memberi tanda, aku sudah tahu kalau terjadi sesualu, maka aku segera menyusul ke lembah itu, namun tidak melihat siapa pun, Setelah itu, aku melihat Hian Giok menurunkanmu di sini, maka segeralah aku ke mari bersama Gin Tie Suseng, sebetulnya engkau bertemu siapa, harap engkau beri-tahukan!"   Bee Kun Bu menarik nafas panjang, lalu meng-gelenggelengkan kepala seraya menjawab.   "Aku tidak kenal wanita itu, Dia mengenakan baju ungu dan bersenjata sebilah pedang pendek, Walau aku sudah bertarung dengannya, tapi dia tidak memberitahukan namanya."   Ketika Bee Kun Bu mengatakan begitu, air muka Gin Tie Suseng tampak berubah, kemudian ujarnya bernada terkejut "Apakah wanita itu adalah dia? Kalau benar dia, kita ke Siang Cing Koan pun pasti mendapat rintangan."   Pek Yun Hui sudah melihat air muka Gin Tie Suseng berubah, justru membuatnya tidak mengerti, maka terus menatapnya.   "Aku ingin bertanya, apakah kalian berdua pernah dengar tentang Thao Khong To (PuIau Iblis) di seberang laut?"   Tanya Gin Tie Suseng mendadak "Hian Ceng Totiang guruku pernah menceritakan tentang pulau itu, namun tidak begitu jelas, Apakah... wanita itu datang dari Thao Khong To itu?"   Sahut Bee Kun Bu.   "Aku tidak melihat wanita itu, namun Saudara Bee bilang wanita itu menggunakan pedang pendek, dan mengenakan baju ungu. Maka aku menduga ia pasti datang dari pulau itu,"   Ujar Gin Tie Suseng.   "Saudara Kim tahu siapa wanita itu?"   Tanya Bee Kun Bu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Dia mungkin.... Cih Miauw Nio,"   Jawab Gin Tie Suseng agak ragu.   "Wanita itu benar Cih Miauw Nio atau bukan, alangkah baiknya Saudara Kim sudi menceritakan tentang Cih Miauw Nio itu,"   Ujar Pek Yun Hui, karena melihat wajah Gin Tic Suseng tampak serius dan agak luar biasa.   "Dia berkepandaian amat tinggi, namun berhati ja-hat,"   Ujar Gin Tie Suseng memberitahukan "Di seberang laut sana, dia sangat terkenal Ka!au dia ke mari untuk membantu Lima Setan Swat Ling San, maka kita pun akan repot jadinya menuju Siang Cing Koan, markas aliran Swat Ling San itu, bahkan mungkin kita pun akan celaka di sana."   Bee Kun Bu melihat Gin Tie Suseng begitu takut pada Cih Miauw Nio, maka ia pun tak habis berpikir dan tidak mengerti.   "Tentunya wanita itu berasal dari aliran sesat, saudara Kim tiada hubungan dengannya, kenapa kelihatan begitu takut?"   Tanya Bee Kun Bu heran.   "Dia melakukan sesuatu hanya berdasarkan ke-mauannya, sesungguhnya dia berasal dari aliran yang tidak lurus dan tidak sesat, namun sifatnya sangat aneh dan sulit diketahui jejaknya, Oleh karena itu, kalau dia membantu pihak Swat Ling San, kita pun akan menghadapi rintangan berat,"   Jawab Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw.   "Sebetulnya Cih Miauw Nio itu murid siapa?"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Tanya Pek Yun Hui mendadak.   "Murid ketua Thao Khong To kini bernama Kiang Ih Thian, yang berjuluk Ku Ciok Sianjin."   Gin Tie Suseng memberitahukan "Apakah kepandaiannya masih di atas Lima Setan Swat Ling San?"   Tanya Bee Kun Bu.   "Akusudah bertarung dengannya, kelihatannya dia memiliki kepandaian yang jauh di atas Lima Setan Swat Ling San."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Benar."   Gin Tie Suseng mengangguk "Mungkin hanya Lam Thian It Sat-Kwa Ih Kang yang mampu menandingi kepandaian wanita itu, sedangkan Tan Cun Goan bukan tandingannya."   "Saudara Kim!"   Pek Yun Hui menatapnya.   "Per-nahkah engkau bertemu Cih Miauw Nio itu?"   Seketika juga wajah Gin Tie Suseng tampak kemerahmerahan, kemudian ujarnya dengan suara rendah.   "Aku memang pernah sekali bertemu dengannya, jadi aku memuji kepandaiannya berdasarkan kenyataan."   Bee Kun Bu tampak curiga, karena ia melihat wajah Gin Tie Suseng tadi kemerah-merahan, tentunya ada suatu rahasia di antara Gin Tie Suseng dengan Cih Miauw Nio itu, tapi Bee Kun Bu tidak berani bertanya apa pun.   "Aku harap kalian berdua jangan terpengaruh oleh pujianku pada wanita itu!"   Tambah Gin Tie Suseng.   "Kita sudah memasuki Swat Ling San, dan tidak sampai ratusan mil, kita akan menghadapi tiga rintangan, barulah bisa sampai di Siang Cing Koan. Bagaimana kalau kita berangkat sekarang?"   "Aku setuju,"   Sahut Bee Kun Bu. Tapi... entah bagaimana pendapat Kakak Pek?"   "Tentunya aku pun setujui Pek Yun Hui mengangguk "Kalau begitu, mari kita berangkat!"   Ujar Gin Tie Suseng, lalu mengerahkan ginkangnya, Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui juga segera mengerahkan ginkang mengikuti Gin Tie Suseng, Tampak tiga sosok bayangan berkelebat meninggalkan tempat itu.   ***** Bab ke 14 - Bertarung dengan Ciak Bin Sat Sin Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw sudah memasuki sebuah lembah, Tiba-tiba Gin Tie    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Suseng berhenti dan menengok ke sana ke mari, lama sekali barulah membalikkan badannya seraya berkata pada Bee Kun Bu.   "Dari sini terus ke depan, adalah puncak gunung Swat Ling San. Tiga rintangan itu mungkin akan dimulai dari sini. Orang luar sulit melewati rintangan-rintangan itu. Aku jalan duluan, Saudara Bee ikut di belakangku dan bersiap-siap, kalau-kalau diriku terjadi sesuatu, harap Saudara Bee segera menolongku dari belakang!"   "Saudara Kim tidak usah khawatir, aku pasti melindungimu dari belakang,"   Sahut Bee Kun Bu.   Gin Tie Suseng mulai melangkah, Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui mengikuti dari belakang, Di tempat tersebut banyak terdapat batu-batu yang amat tajam, bahkan sangat membahayakan orang yang melewatinya.   Gin Tie Suseng melangkah dengan hati-hati.   Setelah melewati beberapa tikungan, ia berhenti sambil berseru.   "Saudara Bee, lihatlah!"   Bee Kun Bu segera memandang ke depan, ternyata di balik tikungan itu terdapat sebuah telaga, yang airnya jernih sekali, sehingga dasar telaga itu tampak jelas, Akan tetapi, telaga itu justru menghalangi perjalanan mereka.   "Kita terpaksa mengambil jalan lain menuju ke depan, Kalau tak ada perahu tentunya kita tidak bisa menyeberangi telaga ini,"   Ujar Gin Tie Suseng. Pek Yun Hui terus memperhatikan telaga yang cukup luas itu, kemudian ujarnya sungguh-sungguh.   "Kalau kita mengambil jalan lain, itu sangat menyita waktu, Maka lebih baik kita menginjak permukaan air untuk menyeberang ke sana."   "Benar! Tapi.... Lima Setan Swat Ling San sangat licik. Agar kita tidak masuk ke perangkap mereka, sebaiknya aku yang coba menyeberang duluan,"   Sahut Bee Kun Bu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Karena tidak menghendaki Pek Yun Hui mencegah-nya, maka ia pun langsung melesat ke arah telaga itu dengan mengerahkan ginkangnya, Tak seberapa lama, ia sudah sampai di seberang sana, Setelah mengamati tempat itu, ia pun segera kembali "Kak!"   Ujarnya pada Pek Yun Hui.   "Tidak begitu luas telaga ini, hanya saja airnya dingin sekaii, Ketika aku melewatinya, terasa ada hawa yang amat dingin, tapi tiada jebakan apa pun."   "Ginkang Saudara Bee memang tinggi,"   Sela Gin Tie Suseng.   "Maka bisa menginjak permukaan air menyeberang ke sana, Tapi... aku tidak memiliki ginkang setinggi itu, lalu harus bagaimana?"   "Kun Bu!"   Pek Yun Hui tersenyum. ia sudah mendapat akal agar Gin Tie Suseng bisa menyeberang.   "Kunv pulkan rantingranting kering, bantu dia menyeberangi"   "Ya."   Bee Kun Bu mengangguk dan segera mengumpulkan ranting-ranting kering, ia sudah tahu maksud Pek Yun Hui, kemudian berkata pada Gin Tie Suseng.   "Saudara Kim boleh ikut aku menyeberang, Aku akan melempar ranting-ranting kering ke permukaan telaga, Saudara injak ranting-ranting itu untuk menye-berang!"   "Kalau begitu, silakan Saudara Bee menyeberang duluan!"   Gin Tie Suseng sudah tahu akan cara itu. Bee Kun Bu membawa ranting-ranting kering itu, lalu mengerahkan ginkangnya melesat ke permukaan telaga, Setelah itu ia pun melempar sebatang ranting ke permukaan air.   "Saudara Kim, silakan lompat!"   Seru Bee Kun Bu. Gin Tie Suseng segera melompat ke permukaan telaga menginjak ranting itu. Dengan cara begitu Bee Kun Bu membantu Gin Tie Suseng menyeberang, akhirnya sampai juga di seberang sana.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Betapa kagumnya Gin Tie Suseng akan ginkang Bee Kun Bu, karena Bee Kun Bu mampu menyeberang dengan menginjak permukaan air telaga, Dapat dibayangkan betapa tingginya ginkang yang dimiliki Bee Kun Bu.   Setelah mereka berdua berhasil mencapai seberang sana, barulah Pek Yun Hui mengerahkan ginkangnya untuk menyeberang, Hanya sekejap ia telah sampai di seberang.   Padahal Gin Tie Suseng ingin melihat bagaimana cara Pek Yun Hui menyeberang, akan tetapi, sebelum ia melihat jelas Pek Yun Hui sudah sampai di sisi Bee Kun Bu.   ia benar-benar kagum pada Pek Yun Hui itu.   Mereka lalu melanjutkan perjalanan, akan tetapi pada waktu bersamaan, terdengarlah suara tawa dingin dan muncul belasan sosok bayangan.   Ternyata belasan lelaki berbadan kekar Salah seorang di antara mereka memakai baju kuning, mukanya merah hitam dan bertelinga besar, sedangkan belasan lelaki itu memakai baju kelabu, dan tangan masing-masing menggenggam senjata.   Begitu melihat kemunculan mereka, Gin Tie Suseng sudah tahu siapa orang berbaju kuning itu, Dia tidak lain Ciak Bin Sat Sin-Sang Yang, salah seorang dari Lima Setan Swat Ling San.   "Saudara Bee hati-hati!"   Bisik Gin Tie Suseng.   "Dia Ciak Bin Sat Sin-Sang Yang, Walau orangnya angin-anginan, tapi kepandaiannya sangat tinggi."   Ketika Bec Kun Bu ingin membuka muIut, Ciak Bin Sat Sin itu sudah tertawa aneh sambil memandang mereka bertiga.   "Kalian siapa? Kok berani memasuki Swat Ling San ini? Apakah sudah tidak ingin hidup lagi?"   Tanya Ciak Bin Sat Sin.   "Aku Bee Kun Bu!"   Sahut pendekar kita dingin.   "Murid partai Kun Lun. Karena Souw Peng Hai berambisi ingin menguasai rimba persilatan, maka dia bergabung dengan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   para setan iblis luar perbatasan dan seberang laut untuk menimbulkan bencana di rimba persilatan Tiong-goan! Oleh karena itu, kami ke mari untuk menangkapnya Kalau Anda tahu diri, cepatlah serahkan dia pada kami!"   "Oh?"   Ciak Bin Sat Sin menatap Bee Kun Bu dalam-dalam, Ternyata engkau Bee Kun Bu yang telah menggemparkan Toan Hun Ya (Jurang pemutus Roh)! Sudah lama kudengar nama besarmu, hari ini sungguh beruntung kita bertemu di sini! Maka aku ingin mohon petunjuk beberapa jurus darimu! Kalau engkau mampu mengalahkan diriku, aku pasti menyampaikan perkataanmu tadi pada saudara seperguruanku! seandainya engkau kalah, engkau harus segera menggelinding pergi dari sini!"    Badai Laut Selatan Karya Kho Ping Hoo Pembakaran Kuil Thian Loksi Karya Kho Ping Hoo Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini