Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 62


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 62


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   "Baiklah!"   Sahut Bee Kun Bu. Tunggu!"   Cegah Gin Tie Suseng.   "Biar aku yang bertarung duluan dengannya! Kalau aku tidak kuat me-lawannya, barulah Saudara Bee turun tangan!"   Bee Kun Bu tahu maksud baik Gin Tie Suseng, Kalau dia yang bertarung duluan, Bee Kun Bu bisa menyaksikan kepandaian Ciak Bin Sat Sin itu.   "Aku harap Saudara Kim berhali-hati!"   Pesan Bee Kun Bu.   "Ya."   Gin Tie Suseng mengangguk sambil mencabut su!ing peraknya lalu menghampiri Ciak Bin Sat Sin seraya bertanya.   "Saudara Sang, masih kenalkah engkau denganku ?"   Ketika Gin Tie Suseng mendekati Ciak Bin Sat Sin, orang itu pun segera mundur, karena khawatir Gin Tie Suseng akan menyerangnya mendadak Numun setelah mengenali Gin Tie Suseng, ia pun amat gusar dan membentak "Kim Eng Hauw, kuil Ceh Yun Si dan Siang Cing Koan masih punya sedikit hubungan, bahkan saudara seperguruanku pun mengundang kalian ke mari untuk merundingkan sesuatu! Tapi kini engkau malah bersekongkol    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   dengan kaum Bu Lim Tionggoan! Engkau sungguh tak tahu malu! Karena itu, engkau harus mampus hari ini!"   "Souw Peng Hai ingin menguasai rimba persilatan Tionggoan, kalian ingin bergabung dengannya untuk menimbulkan bencana di rimba persilatan Tionggoan, maka aku harus menghentikan kalian! Engkau tidak perlu banyak omong, cepat hunus senjatamu!"   Sahut Gin Tie Suseng sambil tertawa dingin.   Setelah berkata begitu, Gin Tie Suseng pun menyerang Ciak Bin Sat Sin dengan jurus Sin Liong Hian Sou (Naga Sakti Memperlihatkan Kepala), dan diarahkan pada dada Ciak Bin Sat Sin.   Tangan Ciak Bin Sat Sin tidak memegang senjata apa pun.   Ketika Gin Tie Suseng menyerangnya dengan su!ing perak, ia segera meloncat mundur sambil menyambar sebilah pedang aneh dari salah seorang berbaju kelabu, lalu menangkis serangan Gin Tie Suseng dengan jurus Ciau Tah Kim Ceng (Memukul Lonceng Emas).   Trang! Terdengar suara benturan senjata, bunga api pun berpijar.   Tangkisan Ciok Bin Sat Sin membuat Gin Tie Suseng termundur beberapa langkah, Ciak Bin Sat Sin menyerangnya lagi, kali ini ia menggunakan jurus Cauw Ceh Lam Hai (Ombak Laut Selatan Menderu), Tampak sinar pedang aneh itu berkelebat-kelebat mengarah pada Gin Tie Suseng, bahkan terdengar pula suara menderu-deru, Dapat dibayangkan betapa dahsyatnya jurus itu.   Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw adalah murid kesayangan Kuang Ti Taysu di kuil Ceh Yun Si Tay Pah San, tentunya juga memiliki kepandaian tinggi, ketika melihat Ciak Bin Sat Sin menyerangnya begitu ganas, seakan ingin merenggut nyawanya dalam satu jurus, timbullah kegusarannya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Gin Tie Suseng membentak keras, suling peraknya pun berkelebat-kelebat mengeluarkan suara "Ngung-ngung", mengarah pada lengan Ciak Bin Sat Sin.   Akan tetapi, Ciak Bin Sat Sin segera merubah jurus-nya dengan jurus Kim Sia Cih Cong Poh (lkan Emas Menembus Ombak).   Mereka berdua, yang satu adalah murid kesayangan Kuang Ti Taysu, yang satu lagi adalah salah seorang di antara Lima Setan Swat Ling San.   Masing-masing memiliki ilmu andaian, sehingga mereka mulai bertarung dengan sengit sekali.   sementara Bee Kun Bu terus menyaksikan pertarungan mereka dengan penuh perhatian, bahkan juga memperhatikan pedang aneh yang digenggam Ciak Bin Sat Sin.   Pedang itu memang berbentuk aneh, ujungnya terbelah dua mirip kaitan.   "Kak! Orang itu menggunakan pedang aneh. Bagai-mana menurut pendapatmu?"   Tanya Bee Kun Bu pada Pek Yun Hui.   "Pedang aneh dibuat dari semacam baja hitam, maka memancarkan cahaya hitam yang menyilaukan mata, pedang aneh itu amat tajam dan dapat membelah batu, bahkan kelihatan telah direndam dengan racun, Terluka oleh pedang itu pasti mati, oleh karena itu, kaum Bu Lim tidak menggunakan senjata itu, hanya para setan iblis luar perbatasan dan seberang laut yang menggunakannya. Kini Ciak Bin Sat Sin menggunakan senjata itu menghadapi Gin Tic Suseng, itu sungguh membahayakannya."   Pek Yun Hui memberitahukan.   "Oh?"   Bee Kun Bu segera memperhatikan pertarungan itu. Telah terjadi perubahan dalam pertarungan itu, karena Gin Tie Suseng mulai terdesak mundur, tapi masih mampu menghindari serangan-serangan Ciak Bin Sat Sin.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Mendadak Gin Tie Suseng membentak keras, lalu secepat kilat melancarkan serangan yang amat dahsyat ke arah Ciak Bin Sat sin.   Melihat serangan itu, Ciak Bin Sat Sin tertawa dingin, dan sekaligus berkeliL Ketika Ciak Bin Sat Sin berkelit, Gin Tie Suseng melancarkan serangan lagi.   Ciak Bin Sat Sin tidak menangkis, melainkan meloncat mundur seketika juga tangan kiri Gin Tie Suseng melakukan serangan ke arah dada Ciak Bin Sat Sin.   serangan tersebut merupakan sebuah pukulan yang penuh mengandung Lweekang, Tiada kesempatan bagi Ciak Bin Sat Sin berkelit, maka terpaksa menangkis pukulan itu dengan tangan kirinya.   Biam! Terdengar suara benturan dan masing-masing mundur dua langkah.   Ciak Bin Sat Sin tampak terkejut Selama ini ia tidak pernah bertemu lawan tangguh, tapi hari ini bertemu Gin Tic Suseng yang merupakan lawan berat baginya.   "Cukup lihay ilmu silat Tay Pah San, Kalau hari ini aku tidak mengeluarkan ilmu andaian, mungkin sulit memenangkan pertarungan ini, Apa boleh buat, aku harus melukainya!"   Ujar Ciak Bin Sat Sin dalam hati.   "Kalau kelak bertemu Kuang Ti Taysu, aku pun akan memberitahukan bahwa muridnya telah bersekongkol dengan kaum Bu Lim Tionggoan mengacau di Swat Ling San!"   Oleh karena itu, tiba-tiba di wajahnya tersirat hawa membunuh, tampaknya ingin membunuh Gin Tie Suseng.   ia lalu menyerang Gin Tie Suseng dengan dahsyat sekali menggunakan pedang aneh itu.   Seketika juga pedang aneh itu mengeluarkan hawa dingin, lalu diterbangkannya ke arah Gin Tie Suseng.   "Celaka!"   Seru Gin Tie Suseng dalam hati."   Ia segera mengayunkan suling peraknya untuk menangkis pedang aneh yang meluncur ke arahnya.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tepat pada saat bersamaan, mendadak Ciak Bin Sat Sin melancarkan pukulan.   Betapa terkejutnya Gin Tie Suseng, namun ia masih sempat melepaskan suling peraknya, dan sekaligus menangkis pukulan itu dengan sepasang tangannya.   Blammm! Terdengar suara benturan dahsyaL Gin Tie Suseng terpental beberapa depa, sedangkan Ciak Bin Sat Sin terdorong mundur beberapa langkah.   sementara delapan orang berbaju kelabu saling memandang dan memberi isyarat lalu dengan serentak menyerang ke arah Gin Tie Suseng dari delapan penjuru, Serangan yang tak terduga itu membuat Gin Tie Suseng gugup, karena tak ada kesempatan baginya untuk berkelit Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui berdiri beberapa depa dari tempat pertarungan itu.   Ketika melihat delapan orang berbaju kelabu itu menyerang mendadak ke arah Gin Tie Suseng, Bee Kun Bu segera melesat ke sana, Tentunya tidak bisa sekaligus menangkis serangan delapan orang berbaju kelabu, maka ia menggunakan jarum Toh Meng Cin.   Seketika juga delapan orang berbaju kelabu itu menjerit dan roboh.   Gin Tie Suseng tidak menyangka akan kejadian itu, begitu pula Ciak Bin Sat Sin, maka tidak heran kalau mereka berdua jadi tertegun.   Setelah itu, mereka berduapun segera mencabut senjata masing-masing.   Akan tetapi, tiba-tiba Gin Tie Suseng menyerangnya, Walau belum siap, namun Ciak Bin Sat Sin masih sempat menangkis, hanya saja tubuhnya terpental beberapa depa, sedangkan Gin Tie Suseng terdorong ke belakang beberapa langkah.   itu membuat Ciak Bin Sat Sin gusar sekali, apalagi setelah melihat para anak buahnya roboh semua, sehingga kegusarannya pun memuncak.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Apakah engkau tidak malu melancarkan serangan gelap?"   Bentak Ciak Bin Sat Sin berang.   "Kalian berani memasuki Swat Ling San, tentunya sudah punya nama besar, tapi kenapa melakukan serangan gelap! Sunggun tak tahu malu kalian! Ayohlah! Mari kita bertarung mati-matian!"   "Siapa yang lebih dulu melakukan serangan gelap?"   Sahut Gin Tie Suseng dingin.   "Para anak buahmu yang menyerangku duIuan, lalu temanku bertindak menolongku apakah itu salah? Lima Setan Swat Ling San memang bernama busuk! Kami ke mari justru ingin membasmi kalian!"   "Sungguh tajam muIutmu!"   Bentak Ciak Bin Sat Sin.   "Kalau hari ini tidak bisa melukaimu, aku bersumpah tidak mau jadi orang lain!"   "Hati-hati!"   Sahut Gin Tic Suseng menyindir "Kalau aku sudah naik darah, engkau pasti mampus!"   "Baik!"   Ciak Bin Sat Sin tertawa gelak.   "Mari kita bertarung sampai ada yang mampus salah satu di antara kita!"   Ciak Bin Sat Sin menyambar pedang aneh itu, lalu menyerang Gin Tie Suseng secepat kilat dengan jurus Ciau Tah Kian Ceng (Memukul Lonceng Emas). Gin Tie Suseng tidak menangkis, melainkan meloncat mundur beberapa depa sambil berseru.   "Aku sudah mencoba kepandaianmu ternyata cuma begitu! Maka aku akan membiarkanmu menyerangku tiga jurus du!u!"   Sebetulnya kepandaian Ciak Bin Sat Sin masih di atas Gin Tie Suseng, Maka ketika mendengar ucapan itu, darahnya langsung mendidih.   "Bagus! Bagus! Aku akan menyerangmu duluan tiga jurus, berhati-hatilah!"   Bentak Ciak Bin Sat Sin sengit Ciak Bin Sat Sin langsung menyerang Gin Tie Suseng dengan jurus Lang Cien Liu Sah (Ombak Menderu Pasir Bereeceran).    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Gin Tie Suseng berkelit, namun Ciak Bin Sat Sin telah merubah jurusnya dengan jurus Ciau Tah Kim Ceng.   itu membuat Gin Tie Suseng terpaksa menghindar sambil membatin, Sungguh tinggi kepandaian Ciak Bin Sat Sin, aku harus berhati-hati menghadapinya "Ha ha!"   Kemudian Gin Tie Suseng tertawa.   "Engkau sudah menyerangku dua jurus, masih ada satu jurus lagi! Silakan engkau menyerang!"   Betapa gusarnya Ciak Bin Sat Sin.   Selama ini ia tidak pernah dipermainkan orang, tapi hari ini dipermainkan oleh Gin Tie Suseng, maka seketika juga ia menyerang dengan dahsyat sekalL Gin Tie Suseng cepat-cepat berkelit ke samping, talu mendadak balas menyerang dengan jurus andalannya, Akan letapi, pada waktu bersamaan, Ciak Bin Sat Sin merubah jurusnya dengan jurus Seh Hong Cing Coh (Angin Menghembus Rerumputan).   "Aaakh!"   Jerit Gin Tie Suseng dan terpental, ternyata ia telah terkena serangan itu.   Ciak Bin Sat Sin tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.   Badannya langsung melesat sambil mengayunkan pedang anehnya, Gin Tie Suseng masih berusaha menghindar namun kakinya tidak bisa luput sehingga tergores pedang aneh itu, darah segar pun langsung mengucur dari lukanya.   Walau sudah terluka, Gin Tie Suseng masih dapat meloncat sambil menyerang lawan dengan dua jarinya.   Ciak Bin Sat Sin tertawa dingin, dan sekaligus mengibaskan lengannya, itu membuat Gin Tie Suseng terpelanting jatuh di tanah, kemudian sekujur badannya sudah tidak bisa bergerak lagi.   "Hm!"   Dengus Ciak Bin Sat Sin dingin.   "Engkau adalah murid kesayangan Kuang Ti Taysu, tapi ternyata kepandaianmu tak seberapa! sekarang engkau mau bilang apa lagi?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Tidak perlu banyak bacot!"   Bentak Gin Tie Suseng.   "Kalau engkau mau membunuhku, bunuhlah sekarang!"   "Engkau kira aku tidak berani membunuhmu?"   Ciak Bin Sat Sin melotot sambil tersenyum dingin.   Mendadak Ciak Bin Sat Sin mengangkat pedang anehnya, kemudian diarahkan ke dada Gin Tie Suseng, kelihatannya ingin menyambitkan pedang anehnya itu menembusi dada Gin Tie Suseng.   Akan tetapi, ketika ia baru mau menyambitkan pedang anehnya, mendadak merasa lengannya yang menggenggam pedang aneh itu sakit sekali, sehingga tidak mampu menyambit Di saat bersamaan, tampak sosok bayangan berkelebat kehadapannya, yang ternyata Bee Kun Bu.   "Jangan kau lukai dia!"   Bentaknya.   Ciak Bin Sat Sin sudah tahu kalau lengannya terkena serangan gelap, maka ketika Bee Kun Bu berkelebat ke hadapannya, ia pun langsung meloncat mundur beberapa depa, sementara Bee Kun Bu segera mendekati Gin Tie Suseng, kemudian bertanya cemas.   "Bagaimana keadaanmu?"   "Salah satu jalan darahku tertotok, aku tidak mampu menghimpun tenaga dalamku,"   Sahut Gin Tie Suseng sambil tersenyum getir "Orang itu telah kulukai dengan jarum Toan Meng Cin. Saudara Kim boleh beristirahat sejenak, setelah aku merobohkan orang itu, barulah aku mengobati lukamu,"   Ujar Bee Kun Bu.   Sedangkan Ciak Bin Sat Sin segera memeriksa lengannya, tampak ada dua titik merah.   ia tahu bahwa lengannya terluka oleh semacam senjata rahasia, Untung Bee Kun Bu tidak menggunakan tenaga sepenuhnya, maka luka di lengan Ciak Bin Sat Sin tidak begitu parah, seandainya Bee Kun Bu    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   menggunakan tenaga sepenuhnya, jarum Toan Meng Cin pasti mengikuti peredaran darah dan akan menembus ke jantung Ciak Bin Sat Sin.   "Ciak Bin Sat Sin!"   Ujar Bee Kun Bu dingin.   "Engkau telah terluka oleh jarum Toan Meng Cin! Tidak sampai satu jam, jarum itu akan menembus ke jantungmu, dan engkau pasti mampus! sekarang engkau mau bilang apa lagi?"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Hm!"   Dengus Ciak Bin Sat Sin.   "Engkau bukan pendekar sejati, cuma berani melancarkan serangan ge-lap! Aku memang telah terluka oleh jarummu itu, dan tidak bisa lagi melayanimu! Sampai jumpa!"   Ciak Bin Sat Sin segera melesat pergi, Bee Kun Bu tidak mengejarnya, hanya berseru dingin.   "Siang Cing Koan masih jauh dari sini, engkau tak punya waktu untuk pergi melapor!"   Usai berseru, Bee Kun Bu lalu mendekati Gin Tie Suseng, kemudian tanyanya dengan suara rendah.   "Saudara Kim, apakah engkau sudah mencoba menghimpun hawa murnimu?"   "Ng!"   Gin Tie Suseng mengangguk "Ciak Bin Sat Sin telah terluka oleh jarum Toan Meng Cin. Meskipun ginkangnya tinggi, dia tidak akan bisa mencapai Siang Cing Koan, dan di tengah jalan dia pasti sudah mati."   Bee Kun Bu memberitahukan.   "Kalau kita ke sana, pasti menemukan mayatnya."   "Walau Ciak Bin Sat Sin menyerangku secara ganas, namun dengan diam-diam aku telah mengerahkan Lwee-kang untuk melindungi diri, maka racun yang ada di pedang aneh itu tidak bisa menembus peredaran darahku. Ohya, Saudara Bee bilang Ciak Bin Sat Sin tidak bisa pergi jauh, kenapa tidak mengejarnya sekarang?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Baiklah! Aku akan mengcjarnya,"   Ujar Bee Kun Bu.   "Kun Bu!"   Sela Pek Yun Hui sambil tersenyum.   "Kalau engkau ingin mengikuti Ciak Bin Sat Sin ke Siang Cing Koan, itu memang tidak salah, Tapi kalau engkau mengira Ciak Bin Sat Sin tidak bisa pergi jauh, itu keliru."   "Dia telah terkena jarum Toan Meng Cin, apakah dia memiliki semacam Lweekang pelindung badan?"   Tanya Bee Kun Bu hcran.   "Maka lengannya tidak terluka terkena jarum itu?"   "Orang yang berkepandaian tinggi mana pun, kalau terkena jarum itu pasti mati, apa lagi Ciak Bin Sat Sin,"   Sahut Pek Yun Hui.   "Yang jelas dia tidak memiliki semacam Lweekang pelindung badnn."   "Kalau begitu, apakah jarumku itu meleset?"   Tanya Bee Kun Bu.   "Tidak me!eset, hanya saja ketika menyambitkan jarum itu, mungkin engkau tergesa-gesa sehingga tidak menggunakan tenaga sepenuhnya. Bee Kun Bu tersenyum.   "Entahlah."   Bee Kun Bu menggelengkan kepala.   "Karena aku mengkhawatirkan Gin Tie Suseng, aku pun langsung menyambitkan jarum itu ke lengan Ciak Bin Sat Sin. Menggunakan tenaga sepenuhnya atau tidak, aku tidak tahu jelas."   "Berhubung engkau terburu-buru ingin menolong Saudara Kiin, maka engkau pun tidak menggunakan tenaga sepenuhnya ketika menyambit. Oleh karena itu, jarum itu tidak menembus ke dalam lengannya, bagaimana mungkin dia akan mati?"   Pek Yun Hui tersenyum lagi"Oooh!"   Bee Kun Bu manggut-manggut dengan wajah kemerah-merahan.   "Sayang sekali begitu! Kini Ciak Bin Sat Sin telah pergi, mungkin menuju Siang Cing Koan, bukankah baik sekali kalau kita mengejarnya sekarang?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Memang baik, tapL,."   Pek Yun Hui menggelenggelengkan kepala.   "Kita tidak dapat menyusulnya, sebab dia pasti melewati jalan yang sulit kila tempuh. Lagi pula apa yang engkau katakan barusan, mungkin sudah masuk ke dalam telinganya. sedangkan Saudara Kim masih dalam keadaan terluka, maka lebih baik kita berangkat nanti saja."   "Ya."   Bee Kun Bu mengangguk, lalu berkata kepada Gin Tie Suseng.   "Harap Saudara Kim beristirahat sejenak, kemudian barulah kita berangkat ke Siang Cing Koan!"   Gin Tie Suseng segera beristirahat Berselang sesaat ia memandang Bee Kun Bu seraya berkata.   "Ginkangku agak rendah, bagaimana mungkin aku mengikuti kalian?"   "Begini,"   Ujar Pek Yun Hui mengusulkan "Sebaiknya kita berpencar cari Ciak Bin Sat Sin, sesudah itu barulah kita ke Siang Cing Koan, Bagaimana menurut pendapat kalian?"   "Baik,"   Sahut Bee Kun Bu cepat Mereka bertiga lalu berpencar Bee Kun Bu langsung melesat ke arah di mana Ciak Bin Sat Sin pergi tadi dengan mengerahkan ginkangnya.   Bee Kun Bu terus mengerahkan ginkangnya melesat ke d\pan.   Berselang beberapa saat kemudian, ia berhenti menengok ke sana ke mari, ternyata ia sudah berada di lembah yang penuh batu aneh.   Setelah menyebarkan pandangannya, Bee Kun Bu mengayunkan kakinya, tapi tidak menggunakan ginkang, Di lembah itu tidak terdengar suara apa pun, kecuali suara desiran angin gunung.   Tiba-tiba Bee Kun Bu melihat ada jalan setapak, ia mengerutkan kening, kemudian melangkah ke dalam mengikuti jalan setapak itu, Setelah melewati sebuah tikungan, ia melihat sosok tengkorak manusia di pinggir jalan setapak itu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu memperhatikan sosok tengkorak itu, kemudian yakin tengkorak itu dulunya orang yang berkepandaian tinggi, tapi terbunuh di tempat tersebut Diam-diam Bee Kun Bu menarik nafas panjang, kemudian melanjutkan langkahnya menuju ke dalam Tiba-tiba terdengar suara tawa yang amat menusuk telinga dan berkumandang di dalam lembah.   Ketika mendengar suara tawa itu, Bee Kun Bu tahu bahwa orang yang tertawa itu memiliki Lwee kang tinggi.   "Anda siapa?"   Seru Bee Kun Bu.   "Kenapa tidak berani memperlihatkan diri?"   Mendadak berkelebat sosok bayangan di hadapannya sejauh sepuluh depaan.   Bee Kun Bu cuma melihat sosok bayangan itu memakai baju kuning, tapi tidak melihat jelas wajahnya.   Karena secara tiba-tiba orang itu melesat ke dalam rimba, seketika juga Bee Kun Bu berseru.   "Aku sudah melihat dirimu, kenapa masih bersembunyi ke dalam rimba?"   Orang berbaju kuning itu tak menyahut, tapi justru terdengar suara tawa dingin di belakangnya, Bee Kun Bu segera melesat ke arah suara tawa itu, ternyata di balik sebuah batu besar Ketika Bee Kun Bu melesat ke sana, di belakangnya terdengar lagi suara tawa panjang, itu membuat Bee Kun Bu berhenti sambil menoleh ke belakang, Yang tertawa panjang itu tidak lain adalah Ling Coa Hong Tok-Oey Hue.   Betapa gusarnya Bee Kun Bu, karena Ling Coa Hong Tok telah mempermainkannya, seketika juga ia melesat ke arah orang itu, Pada waktu bersamaan, terdengar lagi suara seruan dingin.   "Bee Kun Bu, kini engkau telah memasuki tempat bahaya, engkau masih berani banyak bertingkah?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu memutarkan badannya, maksudnya ingin melesat ke arah suara seruan itu, namun Ling Coa Hong Tok membentak.   "Bee Kun Bu, Swat Ling San ini bukan tempat injakanmu! Kalau engkau tahu diri, cepatlah pergi! Kalau tidak, jangan mempersalahkan kalau aku menyebarkan Hong Tok (Tawon Beracun)! Bangau Saktimu tidak berada di sini, maka engkau tidak akan mampu menghalau Hong Tok itu!"   Bee Kun Bu mengerutkan kening, kemudian mendadak melesat ke arah Ling Coa Hong Tok dengan ilmu ginkang Ling Khong Sih Tou.   Sebelum kakinya menginjak tanah, ia pun langsung menyerang dengan tangan kosong yang penuh mengandung Lweekang Setelah itu, ia pun melesat dengan ginkang Ling Kong Sih Tou dan sekaligus melancarkan pukulan tangan kosong ke arah seruan dingin tadi.   Tampak sosok bayangan berkelebat ternyata Kiu Tok Ciu-Liu Bwee.   "Aku kira siapa, tidak tahunya kalian berdua!"   Ujar Bee Kun Bu sambil tertawa dingin. Kiu Tok Ciu tidak menyahut, melainkan mendekati Ling Coa Hong Tok seraya bertanya.   "Bagaimana luka di lengan Ji Suheng?"   "Lengannya terkena senjata rahasia, tapi tidak apa-apa,"   Sahut Ling Coa Hong Tok memberitahukan "Mung-kin dia sudah sampai di Siang Cing Koan."   Kiu Tok Ciu tampak berlega hati, lalu mengarah pada Bee Kun Bu seraya berkata.   "Engkau mampu keluar dari formasi itu, pertanda mengerti tentang Ngo Heng, Kiu Kiong dan Pat Kwa! Pada waktu itu, aku masih tidak sampai hati melukaimu! Tapi... sekarang engkau akan merasakan tanganku yang keji!"   "Aku tidak begitu mengerti tentang Ngo Heng, Kiu Kiong dan Pat Kwa!"   Sahut Bee Kun Bu sambil tertawa dingin.   "Tapi    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   beberapa ranting kering itu masih tidak dapat mengurung diriku! Kini engkau ingin bertarung denganku, tentunya aku akan melayanimu! cepatlah hunus senjatamu, mari kita bertanding!"   Kiu Tok Ciu tersenyum, lalu melepaskan senjatanya yang terlilit di pinggangnya.   Ketika melihat senjata itu, hati Bee Kun Butergerak, sebab senjata itu mirip cambuk, entah dibikin dari apa karena memancarkan cahaya putih.   Setelah melihat senjata itu, Bee Kun Bu segera melancarkan pukulan tangan kosong ke arah Kiu Tok Ciu.   Kiu Tok Ciu tahu bahwa Bee Kun Bu memiliki Lweekang tinggi, maka ia tidak menyambut pukulan itu, melainkan cepat berkelit meloncat ke samping, Bee Kun Bu melancarkan pukulan lagi, tapi mendadak Ling Coa Hong Tok membentak, dan sekaligus menyerang Bee Kun Bu dari belakang.   serangan itu membuat Bee Kun Bu terpaksa berkelit ke samping, sehingga tidak sempat menyerang Kiu Tok Ciu.   Di saat Bee Kun Bu berkelit, di saat itu pula Kiu Tok Ciu melancarkan serangan dengan cambuknya, Tam-pak bayangan hitam meliuk-Iiuk mengarah pada bagian belakang kepala Bee Kun Bu.   Secepat kilat Bee Kun Bu memutarkan badannya menghindari serangan cambuk itu, bahkan sekaligus menjulurkan tangannya menotok jalan darah di lengan wanita itu.   itu merupakan gerakan yang amat aneh.   Diam-diam Kiu Tok Ciu memujinya dalam hati dan cepa(-cepat meloncat ke belakang.   "Adik ke lima!"   Seru Kiu Tok Ciu pada Ling Coa Hong Tok.   "Kita bergabung menyerangnya!"   Ling Coa Hong Tok-Oey Hue adalah pakar racun dan selalu menggunakan racun, namun kepandaiannya masih di bawah Kiu Tok Ciu. Ketika mendengar seruan wanita itu, iapun segera melancarkan serangan ke arah Bee Kun Bu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sementara Bee Kun Bu sudah siap, bahkan telah menyiapkan segenggam jarum Toan Meng Cin di tangannya, Akan tetapi, itu tidak terlepas dari mata Kiu Tok Ciu yang tajam.   "Adik ke lima, hati-hati! Tangannya menggenggam senjata rahasia, mungkin kakak kedua dilukainya dengan senjata rahasia itu! Ling Coa Hong Tok langsung meloncat mundur, kemudian menghunus pedangnya yang mengeluarkan hawa dingin, dan mendadak menyerang Bee Kun Bu dengan pedang itu. Bee Kun Bu cepat-cepat berkelit, lalu memandang mereka berdua sambil berkata dalam hati.   "Kalau satu lawan satu, mereka berdua memang bukan lawanku, Tapi mereka berdua bergabung, maka amat merepotkanku, jadi harus secepat mungkin merobohkan Ling Coa HongTokdulu, barulah merobohkan Kiu Tok Ciu."   Setelah berkata dalam hati, ia lebih mencurahkan perhatiannya pada Ling Coa Hong Tok, kebetulan orang itu menyerangnya lagi, Bee Kun Bu menundukkan ba-dannya, kemudian secepat kilat menjulurkan tangannya mengarah pada lengan Ling Coa Hong Tok, ternyata Bee Kun Bu ingin merebut pedang itu.   Akan tetapi, Ling Coa Hong Tok cepat-cepat menarik pedangnya, sekaligus memutarkannya sambil mundur beberapa langkah, lalu melesat ke dalam rimba.   Bagaimana mungkin Bee Kun Bu membiarkannya kabur? Maka ia segera melesat ke dalam rimba menggunakan ginkang.   Tapi di dalam rimba itu banyak terdapat pepohon, sehingga membuatnya sulit mengerahkan gin-kangnya.   "Hm!"   Dengus Bee Kun Bu dingin.   "Pokoknya hari ini aku harus dapat menangkap kalian berdua!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu melesat ke dalam, sedangkan Ling Coa Hong Tok terus berlari-lari di dalam rimba itu, sebentar melesat ke kiri, sebentar melesat ke kanan.   Kiu Tok Gu pun sudah melesat ke dalam rimba itu.   Ketika melihat Bee Kun Bu terus mengejar Ling Coa Hong Tok, ia segera berseru.   "Adik ke lima, cepatlah engkau ke puncak gunung, aku akan menghadangnya di sini!"   "Mau kabur ke mana?"   Bentak Bee Kun Bu.   "Bee Kun Bu!"   Bentak Kiu Tok Ciu.   "Lihat senjata rahasia!"   Padahal di saat itu perhatian Bee Kun Bu sedang tereurah pada Ling Coa Hong Tok, Ketika mendengar suara bentakan itu, ia pun terkejut sekali dan tidak berani mengambil risiko.   Maka dibiarkannya Ling Coa Hong Tok melesat pergi, sedangkan dirinya berkelit kesamping, lalu memutarkan badannya dan menatap Kiu Tok Ciu-Liu Bwee.   Kiu Tok Ciu malah tersenyum-senyum, ternyata ia cuma menggertak, sama sekali tidak menyerang Bee Kun Bu dengan senjata rahasia, Akan tetapi mendadak ia mengayunkan tangannya mulai melancarkan serangan ke arah Bee Kun Bu.   Karena banyak pepohon di tempat itu, Bee Kun Bu tidak leluasa mengerahkan ginkangnya, sehingga terpaksa melancarkan pukulan jarak jauh untuk menyambut serangan Kiu Tok Ciu.   Ketika melihat Bee Kun Bu melancarkan pukulan jarak jauh, Kiu Tok Ciu segera meloncat ke samping, Nnmun Bec Kun Bu melancarkan pukulan jarak jauh lagi, Kali ini Kiu Tok Ciu tiada kesempatan untuk berkelit, maka terpaksalah ia menyambut pukulan jarak jauh rtu.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Blammm! Terdengar suara benturan yang memekakkan telinga.   Ranting-ranting pohon siong yang ada di silu pun patah semua terhembus angin pukulan mereka.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Betapa terkejutnya Kiu Tok Ciu setelah menyambut pukulan itu.   Belum lagi rasa kejutnya hilang, Bee Kun Bu sudah melancarkan pukulan lagi.   Apa boleh buat! Kiu Tok Ciu terpaksa menyambut pukulan tersebut, namun ternyata hanya pura-pura.   ia menjulurkan sepasang tangannya lalu menjatuhkan diri bergulingan menghindari pukulan itu.   Blamm! Sebuah batu besar hancur terkena pukulan Bee Kun Bu.   itu membuat Kiu Tok Ciu semakin terkejut dan segera mencari akal untuk meloloskan diri.   "Sungguh dahsyat pukulannya, maka aku harus melawannya dengan jarak dekat, jadi dia sulit melancarkan pukulan."   Katanya dalam hati.   sementara Bee Kun Bu justru melancarkan pukulan lagi, Akan tetapi, sungguh mengherankan pukulan itu tidak diarahkan pada Kiu Tok Ciu, melainkan pada beberapa pohon yang ada di belakang wanita itu.   Blammm! Pohon-pohon itu roboh seketika.   SemuIa Kiu Tok Ciu tidak mengerti perbuatan Bee Kun Bu, tetapi setelah Bee Kun Bu merobohkan pohon-pohon itu, barulah ia tahu apa maksud Bee Kun Bu.   Lantaran di tempat itu banyak pepohon, menyebabkan Bee Kun Bu sulit mengerahkan kepandaiannya, maka terpaksalah ia merobohkan pepohonan tersebut.   "Hebat sekali pukulannya!"   Ujar Kiu Tok Ciu dalam hali.   "Kalau aku sekarang tidak menyerangnya mungkin sulit untuk meloloskan diri!"   Kiu Tok Ciu berteriak nyaring, kemudian mengayunkan tangan kirinya menyerang kepala Bee Kun Bu. Di saat itu, Bee    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kun Bu sedang menghantam semua pohon di sekitarnya, dan tak menyangka Kiu Tok Ciu akan menyerangnya Cepat-cepat ia mengerahkan Lwekangnya, meloncat ke samping dan sekaligus balas menyerang dengan jurus Kim U Tau Cuang Poh (lkan Melawan Arus).   Kiu Tok Ciu memang berotak cerdas, ia tidak mau menyambut serangan itu, melainkan melesat ke dalam seraya berseru.   "Pukulanmu memang hebat, tapi aku tidak mau melayanimu! Kalau engkau berani, mari ikut aku ke dalam rimba ini!"   "Engkau masih ingin kabur?"   Bentak Bee Kun Bu, lalu melesat ke arah Kiu Tok Ciu yang banyak pepohonan kemudian melancarkan sebuah pukulan Kiu Tok Ciu memang merasa gentar terhadap pukulan Bee Kun Bu, maka ketika Bee Kun Bu melesat ke arahnya sambil melancarkan pukulan wanita itu pun segera meloncat ke belakang pohon.   Blam! Pohon itu roboh terkena pukulan Bee Kun Bu.   Secepat kilat Kiu Tok Ciu meloncat ke belakang pohon lain, Bee Kun Bu mengejarnya, tetapi di tempat itu banyak pepohonan sehingga menyulitkan Bee Kun Bu untuk mengerahkan ginkangnya.   "Hi hi hi!"   Kiu Tok Ciu tertawa cekikikan.   "Kenapa engkau begitu takut pada pohon? Kalau begitu, kenapa engkau berani memasuki Swat Ling San ini?"   Bee Kun Bu gusar sekali, tapi tidak bisa berbuat banyak karena Kiu Tok Ciu selalu meloncat ke belakang pohon.   "Ribuan pepohonan di rimba ini, pereuma aku terusmenerus melancarkan pukulan, apalagi dia tidak mau menghadapiku, Lebih baik aku mengikutinya ke dalam rimba, setelah itu barulah aku turun tangan menang-kapnya,"   Ujar Bee Kun Bu dalam hati, kemudian ia tertawa dingin.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kenapa engkau tertawa dingin?"   Tanya Kiu Tok Ciu yang bersembunyi di balik pohon.   "Pokoknya aku akan mengejarmu! Pohon-pohon di sini tidak dapat menghalangiku!"   Sahut Bee Kun Bu.   "Engkau tidak akan bisa kabur!"   "Kalau begitu, kejarlah aku!"   Tantang Kiu Tok Ciu. Bee Kun Bu segera melesat ke arah Kiu Tok Ciu, namun wanita itu cepat-cepat melesat pergi. Bee Kun Bu terus mengejarnya, akan tetapi sesaat kemudian, ia telah kehilangan jejak Kiu Tok Ciu.   "Heran?"   Gumam Bee Kun Bu.   "Dia bersembunyi di mana?"   Bee Kun Bu menengok kian ke mari, tapi tetap tidak tampak bayangan Kiu Tok Ciu, Karena penasaran, Bee Kun Bu berputar-putar di situ mencarinya.   Setelah itu, ia pun meloncat ke atas pohon, lalu memandang ke empat penjuru, tampak Kiu Tok Ciu sedang berlari.   Tanpa banyak pikir lagi, Bee Kun Bu langsung mengejarnya, Berselang beberapa saat kemudian, mereka berdua sudah menembus rimba itu, Namun Kiu Tok Ciu terus berlari menuju sebuah puncak gunung.   Bee Kun Bu memandang puncak gunung itu, tampak sebagian tertutup oleh gumpalan awan, dan di lerengnya penuh batu tajam dan curam yang sangat berbahaya.   sementara Kiu Tok Ciu masih terus berlari sambil meloncat menuju puncak gunung itu, Tanpa membuang waktu, Bee Kun Bu pun segera mengerahkan ginkangnya mengejar nya.   Namun mendadak Bee Kun Bu berhenti, lalu memandang ke atas, Di atas sana memang banyak batu tajam, tapi tidak sulit bagi Bee Kun Bu mendakinya dengan ilmu ginkang, Ada satu hal yang membuat Bee Kun Bu merasa khawatir yakni    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   seandainya ada jebakan di sana, karena dari tadi ia tidak melihat Ling Coa Hong Tok.   Bee Kun Bu tampak ragu mengejar Kiu Tok Ciu.   Namun tujuannya memasuki Swat Ling San ini justru ingin membasmi Lima Setan Swat Ling San.   Maka bagaimana mungkin ia berhenti sampai di situ? Bukankah itu sangat memalukan dirinya? Oleh karena itu, Bee Kun Bu langsung melesat ke atas, lalu berdiri di sebuah batu besar sambil menengok ke sana ke mari.   "Mungkin Kiu Tok Ciu dan Ling Coa Hong Tok bersembunyi di puncak gunung ini, aku harus naik ke puncak, pasti dapat menemukan mereka,"   Gumam Bee Kun Bu, lalu mengerahkan ginkangnya Ling Khong Sih Tou melesat ke atas.   ***** Bab ke 15 - Jatuh ke jurang Tertolong, Oleh Wanita Tua Aneh Bee Kun Bu terus melesat ke atas, lalu berhenti di atas sebuah batu besar, kemudian memandang ke sekitarnya.   "Sungguh aneh tempat ini!"   Ujarnya sambil mengerutkan kening.   "Kiu Tok Ciu sangat licik dan banyak akal busuk, aku harus berhati-hati agar tidak terjebak oleh-nya."   Pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu mendengar suara aneh, dan makin lama makin terdengar jelas suara aneh itu.   Ia terperanjat dan menoleh seketika juga air mukanya berubah, ternyata melihat ribuan ular berbisa dan ribuan tawon beracun berada di gunung itu.   Ribuan ular berbisa itu merayap ke arahnya, begitu pula ribuan tawon beracun itu terbang ke arahnya.   Menyaksikan itu, hati Bee Kun Bu berdebar-debar tegang, Tanpa banyak pikir lagi, ia langsung mengerahkan ginkangnya melesat ke atas menuju puncak gunung itu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ketika hampir mencapai puncak gunung itu, ribuan tawon beracun yang semula terbang begitu cepat, saat ini tampak agak perlahan Bee Kun Bu bergirang dalam hati, dan secepat kilat melesat ke atas lagi.   Akan tetapi, ketika ia melesat ke atas, mendadak merasa ada semacam tenaga yang sangat dahsyat mengarah padanya, Bee Kun Bu tidak bisa mengelak, karena badannya sedang melambung ke atas.   Oleh karena itu, ia terpaksa menghimpun Lweekangnya sambil mendorongkan sepasang tangannya ke depan.   Blamm! Terdengar suara benturan Bee Kun Bu terpental dua depa.   Pada saat terpental ia malah sempat melihat orang yang menyerangnya, yang tidak lain adalah Kiu Tok Ciu-Liu Bwee dan Ling Coa Hong Tok-Oey Hue.   sementara Kiu Tok Ciu-Liu Bwee juga jatuh duduk dan dari mulutnya mengalir darah segar sedangkan Ling Coa Hong Tok cuma terpental beberapa langkah, ternyata mereka terkena pukulan Bee Kun Bu.   jarak Kiu Tok Ciu agak dekat, maka lukanya cukup parah sampai memuntahkan darah segar.   Bee Kun Bu yang terpental dua depa itu pun dalam keadaan gawat, karena badannya justru menuju ke mulut jurang yang ternganga lebar, yang dalamnya hampir mencapai ribuan depa.   "Aaaakh.,.!"   Keluh Bee Kun Bu dalam hati ketika badannya meluncur ke dalam jurang itu.   "Aku tak menyangka, nyawaku akan melayang di tempat ini!"   Bee Kun Bu memejamkan sepasang matanya, kelihatannya ia sudah pasrah, Luncuran badannya begitu cepat sehingga angin berdesir-desir di telinganya, ia yakin, dirinya pasti remuk di dasar jurang.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Berselang beberapa saat kemudian, mendadak ia merasa badannya tergetar, rupanya ada segulung angin berhembus ke arahnya, Ketika ia baru mau membuka matanya, tahu-tahu badannya telah jatuh ke dalam sebuah telaga kecil Begitu jatuh ke dalam air, pikiran Bee Kun Bu jadi jernih, dan cepat-cepat ia merentangkan sepasang tangannya, lalu menekan ke bawah sambil mengerahkan ilmu Ling Khong Sih Tou.   ia langsung melesat ke atas, lalu menarik nafasnya dalam-dalam, dan segera meloncat ke pinggir telaga.   SeteIah sepasang kakinya menginjak pinggir telaga, ia pun menarik nafas lega seraya bergumam.   "Nyawaku masih panjang, Untung aku jatuh ke dalam telaga ini dan mengerti ilmu Ling Khong Sih Tou! Kalau tidak, nyawaku pasti sudah melayang!"   Usai bergumam, tiba-tiba wajahnya tampak berubah, ternyata ia mendengar suara tawa aneh bernada tua.   "Engkau jangan merasa beruntung!"   Terdengar pula suara yang amat dingin.   "Kalau aku tidak mendorong badanmu, mungkin badanmu sudah remuk sekarang! Engkau tidak mengucapkan terimakasih padaku, malah bergumam nyawamu masih panjang, dan mengerti ilmu Ling Khong Sih Tou! Sungguh keterlaluan dan tak tahu diri!"   Bee Kun Bu terbelalak ia sama sekali tidak menyangka bahwa di dasar jurang ini terdapat orang, Segeralah ia menengok kian ke mari, tampak ada sebuah gua di situ, dan di depan gua itu terdapat batu yang tajam-tajam.   Menyaksikan itu, merindinglah sekujur badan Bee Kun Bu.   Kalau menghantam batu tajam itu, badannya pasti remuk.   "Pantas tadi aku merasa ada segulung angin berhembus pada diriku, sehingga badanku terdorong ke telaga! Kalau begitu, pasti orang di dalam gua itu yang menolongku,"   Ujarnya dalam hati.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu menatap gua itu, tampak sebuah pelita dan seorang wanita duduk bersila di situ.   Tidak terlihat jelas bagaimana raut wajah wanita itu, karena sinar pelita itu tak begitu terang, Bee Kun Bu mendekati gua itu, lalu memberi hormat kepada wanita itu seraya berkata.   "Aku terkena serangan gelap di puncak gunung, maka terjatuh ke dalam jurang ini. Terimakasih atas pertolongan Cianpwee yang telah menyelamatkan nyawaku!"   Wanita itu tetap duduk bersila, sama sekali tidak membalas hormat pada Bee Kun Bu.   Mendadak ia malah tertawa terkekeh-kekeh, yang suaranya amat menusuk telinga dan menyeramkan sehingga membuat Bee Kun Bu termangu dan tertegun "Engkau tidak perlu mengucapkan terimakasih pada-ku!"   Ujar wanita itu.   "Terus terang, biasanya aku paling tidak senang ada orang hidup di sini, lagi pula aku tidak kenal denganmu! Engkau akan jatuh mati atau hidup, itu tiada hubungan dengan diriku, Akan tetapi, engkau justru beruntung! Maka memperoleh pertolonganku Oleh karena itu engkau pun tidak perlu mengucapkan terimakasih padaku!"   "Kalau begitu, aku mohon diri!"   Ucap Bee Kun Bu yang tidak mau mengganggu wanita tua itu.   "Budi pertolongan Cianpwee kuingat selalu, lain kali aku pasti membalas budi pertolongan ini."   Ketika Bee Kun Bu baru mau pergi, tiba-tiba wanita tua itu berseru memanggitnya. Tunggu! Aku ingin bicara sebentar!"   Bee Kun Bu terpaksa tidak jadi pergi. Walau ia tidak begitu menyukai wanita tua itu, namun tetap bersikap hormat padanya, karena masih ingat akan budi pertolongannya.   "Cianpwee ingin bicara apa? Bicaralah!"   Ujar Bee Kun Bu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sekilas wajah wanita tua itu tampak berseri, kemudian manggut-manggut seraya berkata.   "Nada suaramu agak angkuh, Aku memang ingin bermohon sesuatu, tapi, belum tentu engkau mampu melaksanakannya."   "Cianpwee telah menyelamatkan nyawaku, maka apa yang Cianpwee mohonkan, aku pasti melaksanakannya meskipun harus mempertaruhkan nyawaku,"   Sahut Bee Kun Bu sungguh-sungguh.   Wanita tua itu terus menatap Bee Kun Bu dengan tajam, kemudian mendadak menyerang dengan sebuah pukulan Walau tidak siap, namun secara reflek Bee Kun Bu bergerak cepat dengan jurus Kim Tan Soh Liong (Membelenggu Naga Di Aula Emas), jurus itu khusus untuk mencengkeram urat nadi wanita tua tersebut Akan tetapi, pada waktu bersamaan wanita tua itu menarik kembali serangannya, lalu secepat kilat menyerang kepala Bee Kun Bu.   Setelah melewati beberapa jurus, Bee Kun Bu tahu bahwa wanita tua itu memiliki ilmu silat aneh.   Kendatipun wanita tua itu tetap duduk, Bee Kun Bu masih tidak mampu mengalahkannya, sebaliknya Bee Kun Bu malah terdesak mundur Tak terasa pertarungan sudah lewat dua puluh jurus lebih, membuat Bee Kun Bu semakin terkejut, sebab sama sekali tidak tahu pukulan apa yang dilancarkan wanita tua itu.   Bee Kun Bu berpikir, kalau ia tidak mengeluarkan ilmu andalannya, pasti sulit baginya untuk meloloskan diri dari gua ini.   Oleh karena itu, mulailah ia mengeluarkan ilmu andalannya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      puluhan jurus telah lewat, tapi sungguh mengherankan wanita tua itu masih tetap dalam posisi duduk bersi'Ia, membuat Bee Kun Bu penasaran sekali.   "Engkau tidak mampu melawanku dengan tangan kosong, cepatlah gunakan senjata!"   Bentak wanita tua itu.   Bee Kun Bu memang berniat menggunakan senjata, tapi merasa tidak enak, sekarang wanita tua itu me-nyuruhnya, maka ia segera mencabut pedangnya yang terikat di punggungnya.   Trang! Bee Kun Bu sudah menggenggam pedangnya, pedang itu adalah Cing Teng Po Kiam (Pedang Pusaka Sinar Hijau).   Pedang pusaka itu memancarkan sinar kehijau-hijauan, yang dapat menerangi gua itu.   Tiba-tiba Bee Kun Bu terbelalak sekarang iri b^ru dapat melihat jelas wajah wanita tua itu, Ternyata wanita tua itu berwajah buruk seka!i, duduk di atas tumpukan rumput kering.   Rambutnya panjang terurai lewat bahu, kuku-kuku jari tangannya panjang bukan main, bahkan buta sebelah matanya.   Menyaksikan wanita tua itu, sekujur badan Bee Kun Bu langsung merinding, karena selama ini ia tidak pernah melihat wanita tua yang begitu macam.   Rupanya wanita tua itu tahu apa yang dipikirkan Bee Kun Bu, maka ia pun tertawa terkekeh-kekeh.   "Setelah engkau melihat jelas wajahku, apakah merasa takut?"   Tanya wanita tua itu dan masih tertawa terkekeh-kekeh.   "Ya."   Bee Kun Bu mengangguk "Aku sama sekali tidak menyangka wajah Cianpwee begitu macam!"   "Empat puluh tahun lalu, aku merupakan wanita yang cantik jelita, kini jadi begini macam, tentunya ada sebab musababnya,"   Ujar wanita tua itu dan menambahkan "Sekarang jangan membicarakan itu, cobalah sambut beberapa jurusku!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Wanita tua itu langsung menyerang Bee Kun Bu dengan tangan kosong, dan Bee Kun Bu segera menyambut serangan itu dengan pedang pusakanya, Akan tetapi, wanita tua itu tetap menyerang dengan tangan kosong, maka seketika juga Bee Kun Bu membatin.   "Aku menggunakan pedang pusaka, sedangkan wanita tua itu cuma menggunakan sepasang tangannya, Kalaupun aku menang harus merasa malu, Lagi pula dia telah menyelamatkan nyawaku, bagaimana mungkin aku tega melukainya? Aku harus berbelas kasihan padanya."   Oleh karena itu, walau ia telah mengerahkan ilmu pedang andalannya, tapi justru cuma ingin mendesak wanita tua itu Wajah wanita tua itu berubah, rupanya ia sudah tahu maksud Bee Kun Bu.   "Engkau bersenjata pusaka, tapi seranganmu malah tidak karuan! Kalau engkau adalah muridku, sudah kutendang i.tii pintu perguruan!"   Bentaknya. Sambil membentak, wanita tua itu pun menyerang Bee Kun- Bu dengan sengit sekali. itu membuat Bee Kun Bu tidak berani berlaku sungkan-sungkan lagi, tapi kemudian ia malah menarik nafas panjang seraya berkata.   "Cianpwee telah menyelamatkan nyawaku, maka bagaimana mungkin aku berlaku kurang ajar? Kalau Cianpwee terus-menerus mendesakku, aku pun terpaksa berlaku kurang ajar terhadap Cianpwee."   "Hmm!"   Dengus wanita tua itu dingin.   "Walau engkau menyerangku dengan ilmu pedang andalanmu, belum tentu mampu mengalahkan sepasang tanganku! Kenapa engkau harus berlaku sungkan-sungkan?"   "Baiklah! Maaf.,."   Ucap Bee Kun Bu dan mulai menyerang wanita tua itu dengan sungguh-s unggun. seketika juga pedang pusakanya berkelebatan mengarah pada wanita tua itu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Wanita tua itu tertawa dingin, disambutnya serangan Bee Kun Bu dengan jurus Lan Hoa Soh Hoat (Menyebarkan Bunga Lan Menotok jalan Darah), kemudian ditambah lagi dengan jurus Coh Meh Liak Kut (Mencengkeram Urat Nadi Menghancurkan TuIang).   Kedua jurus itu sungguh dahsyat, maka tidak heran kalau Bee Kun Bu jadi terkejut Cepat-cepat ia berkelit, dan sekaligus menyerang dengan jurus ilmu pedang andalannya.   Serangan itu membuat wajah wanita tua itu berseri, kemudian ia pun menangkis sambil berkata.   "Engkau menyerangku dengan jurus ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat, apakah engkau murid Kun Lun Sam Cu?"   Bee Kun Bu merasa kagum karena ia cuma menggunakan satu jurus ilmu pedang tersebut wanita tua itu sudah dapat mengenali ilmu pedang itu.   "Benar,"   Jawab Bee Kun Bu.   "Aku memang murid partai Kun Lun. Apakah Cianpwee kenal guruku?"   "Aku kenal gurumu, namun tidak pernah bertemu!"   Sahut wanita tua itu sambil tersenyum.   "Akupun yakin, engkau merupakan murid pewaris!"   "Kalau begitu.,."   Ujar Bee Kun Bu.   "Bagaimana kalau kita berhenti bertarung?"   "Hm!"   Dengus wanita tua itu dingin.   "Aku dan gurumu tiada hubungan, lagi pula pertarungan ini hanya mencoba kepandaianmu! Terus terang, itu punya tujuan tertentu! Kalau engkau mampu mengalahkanku, aku akan bermohon sesuatu padamu! Kalau engkau tidak mampu mengalahkanku, mungkin engkau sulit keluar dari gua ini! Nah, pikirkanlah baikbaik!"   Mendadak wanita tua itu menyerang Bee Kun Bu lagi, Seketika Bee Kun Bu pun berpikir Dia berkata begitu dan aku harus mengalahkannya tapi dia memiliki ilmu silat aneh, sulit bagiku untuk mengalahkannya ini harus bagaimana?    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Di saat Bee Kun Bu sedang berpikir, wanita tua itu pun menyerangnya bertubi-tubi, Bee Kun Bu terpaksa mengayunkan pedang pusakanya untuk menangkis, mereka bertarung dengan sengit, Mendadak Bee Kun Bu terpental beberapa langkah.   "He he he!"   Wanita tua itu tertawa terkekeh.   "DuIu aku dengar Kun Lun Sam Cu berkepandaian tinggi, namun murid mereka justru merupakan gentong nasi, itu sungguh tak berguna sama sekali!"   Muka Bee Kun Bu langsung panas mendengar sindiran itu, maka ia pun tertawa dingin.   "Partai Kun Lun adalah partai terkemuka di Tiong-goan, sedangkan aku cuma merupakan murid yang tak berguna, maka Cianpwee tidak usah menyinggung partai Kun Lun."   Sahut Bee Kun Bu.   "Dulu aku mengira Kun Lun Sam Cu merupakan jago yang tiada tanding di Tionggoan, sehingga aku ingin ke Tionggoan untuk mencoba kepandaian mereka. Tapi terhalang sesuatu, maka aku tidak jadi ke sana,"   Ujar wanita tua itu sambil tertawa.   "Kepandaianmu cukup tinggi, namun tidak begitu luar biasa, Tentunya Kun Lun Sam Cu pun begitu."   Ucapan wanita tua itu sangat menggusarkan Bee Kun Bu, sebab secara tidak langsung telah menghina perguruannya, Oleh karena itu tidak heran Bee Kun Bu mulai menyerangnya dengan sungguh-sungguh.   Wanita tua itu tetap melayani Bee Kun Bu dengan tangan kosong, Tak terasa pertarungan sudah lewat sepuluh jurus, Saat ini wanita tua itu tampak agak kewalahan menghadapi serangan-serangan Bee Kun Bu, karena Bee Kun Bu menyerangnya dengan jurus-jurus andalannya, lagi pula dengan sungguh-sungguh.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Akan tetapi, sekonyong-konyong wanita tua itu melancarkan sebuah pukulan yang sangat dahsyat, disertai dengan Lweckang puIa.   Bee Kun Bu tidak berani menangkis pukulan itu, melainkan meloncat ke belakang, lalu mengerahkan ilmu ginkang Ling Khong Sih Tou.   Begitu cepat dan melayang turun ke belakang wanita tua itu, sekaligus menotok jalan darah di punggungnya.   Namun sungguh mengejutkan tiba-tiba punggung wanita tua itu mengeras bagaikan baja, dan ia tetap duduk dalam posisi semula dan tertawa panjang.   "Bagus! Bagus! Ternyata murid partai Kun Lun tidak bernama kosong! Aku telah kalah di tanganmu, harap duduk di hadapanku untuk bereakap-cakap!"   Ujar wanita tua itu.   sesungguhnya di saat itu, Bee Kun Bu masih terheranheran, tapi setelah mendengar ucapan wanita tua itu, ia pun berlega hati, Cepat-cepat ia melangkah ke hadapan wanita tua itu, sedang wanita tua itu terus menatapnya dengan penuh perhatian, kemudian ujarnya lembut "Engkau berkepandaian tinggi, aku kagum sekali! Duduklah! Aku ingin membicarakan sesuatu!"   Bee Kun Bu menurut, lalu duduk di hadapannya, ia masih merasa hcran, kenapa wanita itu bersifat begitu aneh, tapi sekarang ia yakin bahwa wanita tua itu tidak berniat jahat kepadanya.   Mendadak wanita tua itu menarik nafas panjang, seakan ingin mengeluarkan semua ganjelan dalam hatinya.   "Cianpwee seorang diri tinggal di gua ini, apakah ada sebab musababnya?"   Tanya Bee Kun Bu.   "Sang waktu berlalu begitu cepat, tak terasa aku tinggal di sini sudah belasan tahun. Hari ini bisa bertemu denganmu, ini memang merupakan suatu jodoh,"   Sahut wanita tua itu.   "Cianpwee memiliki Lwekang yang begitu tinggi, kenapa malah terkurung di dalam gua ini?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Lihatlah ini!"   Wanita tua itu menunjuk sepasang kakinya. Bee Kun Bu segera memandang kaki wanita tua itu. Seketika juga ia merinding, ternyata sepasang kaki wanita tua itu amat kecil dan kurus tak berdaging sama sekali.   "Sepasang kaki Cianpwee.?"   "Pernahkah engkau dengar Thoa Ning Poh Kut San (Obat Bubuk Penyusut TuIang)?"   Tanya wanita tua itu.   "Tidak pernah dengar, tapi tahu macam obat bubuk Hua Kut Siau Goan San."   Bee Kun Bu memberitahukan "Hua Kut Siau Goan San dan Thoa Ning Poh Kut San itu hampir sama,"   Ujar wanita tua itu.   "Engkau tahu tentang obat bubuk itu, apakah tahu obat bubuk itu sangat beracun?"   Tahu."   Bee Kun Bu mengangguk, karena ia sendiri pernah menelan racun tersebut "Obat bubuk itu memang sangat beracun, siapa yang menelannya pasti akan kehilangan kesadaran, bahkan hawa murninya akan rusak hingga mati."   "Benar."   Wanita tua itu mengangguk "Namun Thoa Ning Poh Kut San lebih beracun,"   "Oh?"   Bee Kun Bu terbelalak "Bolehkah Cianpwee menjelaskan nya ?"   Tentunya engkau merasa heran, kenapa aku sama sekali tidak bangkit berdiri, kan?"   Sahut wanita tua itu.   "Apakah karena racun itu?"   Tidak salah, Karena badanku mengidap racun itu, maka aku tidak bisa jalan, bahkan tidak boleh tertimpa sinar matahari dan bulan Kalau tertimpa sinar matahari dan bulan, dalam waktu dua puluh empat jam, aku pasti mati mencair Oleh karena itu, aku terpaksa tinggal di dalam gua ini, juga dengan cara mengerahkan Lweckang untuk mendesak keluar racun itu."   "Apakah racun itu sudah terdesak keluar?"   "Engkau telah menyaksikan keadaanku, kok tidak tahu racun itu sudah    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   terdesak keluar atau belum?"   Wanita tua itu tampak gusar sekali.   "Malah bertanya pula!"   Bee Kun Bu langsung diam, kemudian menundukkan kepala, Wanita tua itu menatapnya, lalu menarik nafas panjang.   "Aaakh...!"   Wajahnya tampak murung sekali "Sudah belasan tahun aku berupaya mendesak keluar racun yang ada di dalam tubuhku, namun hingga kini masih tidak berhasil, hanya bisa menahan sinar matahari dan sinar bulan saja, Mungkin tidak sampai setahun lagi, sepasang kakiku akan mencair...."   "Apakah tiada cara pengobatan lain?"   Tanya Bee Kun Bu mendadak Tidak ada,"   Jawab wanita tua itu.   "Kelihatannya aku memang harus mati di dalam gua ini."   "Cianpwee, bolehkah aku tahu siapa yang meracuni Cianpwee ? "Yaah!"   Wanita tua itu menggeleng-gelengkan kepala.   "Yang meracuniku justru muridku sendiri."   "Hah?"   Kening Bee Kun Bu berkerut "ltu murid durhaka! Harap Cianpwee memberitahukan namanya, aku pasti mewakili Cianpwee untuk membunuhnya!"   "Pereuma."   "Kenapa pereuma?"   "Karena ketika meracuniku, muridku itu pun terkena pukulanku."   Wanita tua itu memberitahukan "Dia mati seketika, hingga kini sudah belasan tahun."   "Mungkin tidak begitu sederhana urusan itu, aku yakin pasti masih ada sebab musabab lain,"   Ujar Bee Kun Bu. Wanita itu diam, namun sebelah matanya menatap Bee Kun Bu dengan tajam sekali, Bee Kun Bu sudah tahu bahwa    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   wanita itu bersifat aneh, maka agar tidak menimbulkan kesalahpahaman, ia segera menjelaskan HAku cuma menaruh perhatian kejadian Cianpwee yang telah lampau itu, sama sekali tidak bermaksud mencampuri urusan pribadi Cianpwee Aku mohon maaf!"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "ltu memang merupakan urusan yang sangat penting. Kalaupun engkau tidak bertanya, aku pun akan memberitahukan itu berhubung aku ingin mohon bantuanmu, maka harus memberitahukan,"   Sahut wanita tua itu serius.   Apa yang dikatakannya sungguh di luar dugaan Bee Kun Bu.   Karena tahu dia bersifat aneh, maka Bee Kun Bu tidak banyak bicara lagi, hanya berharap wanita tua itu menutur tentang kejadian itu saja.   Wanita tua itu justru terus memandang Bee Kun Bu, kemudian menarik nafas panjang, dan merogoh ke dalam bajunya mengambil sesuatu, Tak lama ia pun mengeluarkan sebuah benda yang bergemerlapan "Walau engkau murid Kun Lun Sam Cu dan berkepandaian tinggi, namun pasti tidak pernah bergerak di luar perbatasan maupun di seberang laut,"   Ujar wanita tua itu sambil memperlihatkan benda tersebut "Maka tentunya engkau pun tidak kenal benda ini."   Bee Kun Bu memandang benda itu, mirip jarum juga mirip tusuk konde, tapi sudah patah maka tiada ujungnya, Pada pangkal benda itu terdapat dua butir mutiara yang memancarkan sinar, otomatis membuat gua itu bertambah terang, Walau sudah patah, namun merupakan benda yang sangat berharga, itu dapat diketahui dari kedua butir mutiara itu.   "Aku sama sekali tidak tahu riwayat benda ini, bolehkah Cianpwee menjelaskannya?"   Tanya Bee Kun Bu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Terus terang, benda ini sangat berharga,"   Sahut wanita tua itu sambil tertawa aneh.   "Sebab benda itu menyangkut suatu rahasia baik di luar perbatasan maupun di seberang laut, maka para pesilat sangat menginginkan benda ini. justru itu, timbullah berbagai kejadian aneh pula."   "Oh?"   Bee Kun Bu terbelalak "Tentang rahasia itu, aku tidak perlu menjelaskan,"   Ujar wanita tua itu melanjutkan.   "Kalau punya jodoh, kelak pasti mengetahuinya, Yang harus kujelaskan yakni gara-gara benda ini, aku pula yang diracuni oleh murid kesayanganku sendiri, sehingga harus tinggal di dalam gua ini belasan tahun Setelah tinggal di dalam gua ini, aku pun menyadari akan takdir dan sebab akibat Oleh karena itu, aku ingin menghadiahkan benda ini padamu, anggaplah sebagai benda kenang-kenangan dariku!"   "Cianpwee, aku yakin benda itu merupakan suatu benda pusaka, maka aku tidak berani menerimanya,"   Tolak Bee Kun Bu.   "Ngmm!"   Wanita tua itu manggut-manggut.   "Engkau pemuda sejati, gara-gara benda ini, belasan tahun aku tidak melihat matahari Akan tetapi, aku menghadiahkan benda ini padamu, tentunya punya maksud tertentu!"   "Maaf! Cianpwee punya maksud apa?"   "Pesilat luar perbatasan maupun seberang laut, semuanya mempertaruhkan nyawa untuk memperebutkan benda ini. Sudah belasan tahun benda ini berada padaku, yang mengetahuinya tidak begitu banyak, lagi pula aku cukup terkenal di seberang laut, Kalau ada yang tahu aku berada di sini, mungkin juga tidak berani ke mari merebut benda ini dari tanganku,"   Ujar wanita tua itu dan menambahkan "Seandainya pesilat luar perbatasan atau pesilat di seberang laut yang memperoleh benda ini, maka akan menimbulkan malapetaka, Engkau berasal dari Tionggoan, tentunya tiada seorang pun akan tahu bahwa benda ini berada padamu,"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Apakah masih ada sebab lain?"   Tanya Bee Kun Bu.   "Kelihatannya aku akan mati di dalam gua ini, Oleh karena itu, aku ingin memohon bantuanmu,"   Jawab wanita tua itu, kemudian menarik nafas panjang.   "Entah engkau sudi membantu atau tidak?"   "Cianpwee lelah menyelamatkan nyawaku, maka aku pun harus membantu Cianpwee walau harus mempertaruhkan nyawaku,"   Jawab Bee Kun Bu setulus hati.   "Namun aku sama sekali tidak mengerti ilmu pengobatan, maka misalnya Cianpwee minta bantuanku mengenai itu, aku harus bagaimana?"   "Aku tahu engkau tidak mengerti ilmu pengobatan,"   Ujar wanita tua itu, Tapi ada satu orang di luar perbatasan yang dapat memunahkan racun tersebut"   "Siapa orang itu?"   Tanya Bee Kun Bu cepat.   Wanita tua itu tak segera menyahut, melainkan memperhatikan Bee Kun Bu, lama sekali barulah membuka mulut "Engkau seorang diri mendatangi tempat luar perbatasan tentunya bukan pesiar, tapi pasti punya tujuan tertentu, Dugaanku tidak meleset kan?"   Bee Kun Bu diam, ia tidak berani berterus terang karena belum kenal siapa wanita tua itu. Tionggoan terpisah jauh dengan luar perbatasan dan seberang laut, maka kalau engkau tidak tahu jelas tempattempat itu, pasti tidak berani datang seorang diri,"    Saputangan Berdarah Karya Kho Ping Hoo Persekutuan Pedang Sakti Karya Qin Hong Naga Merah Bangau Putih Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini