Bangau Sakti 63
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 63
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Lanjut wanita tua itu. "Apakah engkau pernah dengar istana Pit Sia Kiong di gunung Taysan?" "Pernah." Bee Kun Bu mengangguk "Guruku pernah menceritakan tentang istana itu. Pendirinya adalah Sah Thai Ik, murid partai Khong Tong. Apakah istana itu yang Cianpwee maksudkan?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Tidak salah, Tapi itu adalah urusan dua ratusan tahun yang lampau. Kini majikan Pit Sia Kiong itu adalah Kim Hun Tokouw, Lam Kiong Siu. pernahkah engkau mendengar nama tersebut?" "Tidak pernah." "Kim Hun Tokouw memiliki kepandaian tinggi. Be-lasan tahun yang lalu ketika aku masih berada di luar gua ini, dia sudah amat terkenal Oleh karena itu, aku pun berangkat ke gunung Taysan untuk bertanding dengannya. Tapi sayang sekali, dia justru sedang berpergian Tanpa sengaja aku melukai dua muridnya, dan sejak itu terjadilah permusuhan di antara kami. Dua tahun kemudian aku dengar dia memperoleh Pit Giok Cak (Tusuk Konde Giok). Karena dia berkepandaian tinggi, maka tidak seorang pun berani mencoba merebutnya, Namun dia cuma memperoleh separuh, itu tiada guna nya. Tak lama aku pun dengar, dia memperoleh semacam obat, khususnya memunahkan racun Thoa Ning Poh Kut San, setengah tahun kemudian aku justru terkena racun tersebut Berhubung di antara kami sudah ada permusuhan maka aku tidak berani menemuinya, dan terpaksa datang ke gua ini untuk mengobati diri sendiri." "Apakah Cianpwee bermaksud menyuruhku pergi menemui Kim Hun Tokouw untuk minta obat pemunah racun tersebut?" "ltu merupakan obat langka dan dia tidak mengenalmu, maka bagaimana mungkin dia akan memberimu?" Wanita tua itu tertawa. "Lagi pula kalau tahu bahwa aku yang terkena racun tersebut, dia pasti lebih senang melihat aku mati dari pada menolongku." "Kalau begitu harus bagaimana?" Wanita tua itu tidak menjawab, sebaliknya malah bergerak cepat mencengkeram urat nadi Bee Kun Bu. Betapa terkejutnya Bee Kun Bu, secara otomatis ia pun menghimpun KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lweekangnya untuk melindungi urat nadi-nya, agar tidak terluka oleh cengkeraman wanita tua itu. "Kenapa Cianpwee melakukan serangan gelap terhadap diriku?" Tanya Bee Kun Bu gusar "Apa maksud Cianpwee bertindak demikian?" Wanita tua itu tertawa gelak, lalu melepaskan cengkeramannya seraya berkata. "Aku dengar, kepandaian Kim Hun Tokouw seimbang dengan kepandaianku sesungguhnya aku ingin menyuruhmu pergi merebut obat itu, namun saat ini tiada gunanya lagi." Padahal sesungguhnya, wanita tua itu ingin mencengkeram urat nadi Bee Kun Bu untuk memaksanya mengabulkan permintaannya, yakni pergi ke gunung Taysan merebut obat tersebut. Akan tetapi, Bee Kun Bu justru mampu mengerahkan Lweekangnya untuk melindungi urat nadinya, sehingga wanita tua itu tidak dapat mengendalikan Bee Kun Bu. Oleh karena itu, wanita tua tersebut lalu mengatakan begitu, agar Bee Kun Bu tidak mencurigainya. "Aku justru ingin mengunjungi Pit Sia Kiong juga, Kalau bisa bertemu Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu, aku pasti minta obat itu untuk Cianpwee," Kata Bee Kun Bu. "Oh?" Wanita tua itu girang bukan main. "Kalau begitu, sebelumnya aku ucapkan banyak-banyak terima-kasih padamu, Juga berharap engkau tidak akan mengingkari janji!" "Aku sudah berjanji, tentu tidak akan mengingkari-nya," Ujar Bee Kun Bu dan menambahkan "Tapi aku mendatangi Swat Ling San ini justru ada sedikit urusan, mungkin masih membutuhkan waktu untuk menyelesaikan urusan itu, maka aku harap Cianpwee maklum!" "ltu tidak jadi masalah." Wanita tua itu tertawa. "Karena engkau bersedia membantuku, aku pun harus menghadiahkan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sepotong Pit Giok Cak ini padamu, harap engkau sudi menerimanya!" Wanita tua itu segera menyelipkan Pit Giok Cak itu ke tangan Bee Kun Bu. itu membuat Bee Kun Bu agak bereuriga, kenapa wanita tua itu mau menghadiahkan benda tersebut kepadanya? "Pit Giok Cak (Tusuk Konde giok) ini tidak utuh, namun tetap merupakan benda pusaka," Ujar wanita tua itu ketika melihat Bee Kun Bu diam. "Engkau bisa melihat keanehan benda ini?" Bee Kun Bu memperhatikan benda tersebut, tapi tidak melihat keanehan apa pun, kecuali di pangkal benda itu terdapat dua butir mutiara yang memancarkan sinar "Maafl" Ucap Bee Kun Bu. "Aku tidak melihat keanehan benda ini." "Menurut kaum rimba persilatan Lam Hai (Laut Selatan), benda ini menyangkut suatu rahasia rimba persilatan, maka kaum pesilat rimba persilatan ingin memilikinya, Mengenai rahasia itu, aku pun tidak begitu jelas, tapi juga berkaitan dengan suatu cerita, aku akan memberitahukan." "Aku sudah siap mendengarkannya," Ujar Bee Kun Bu tertarik. "Sejak jaman dahulu hingga kini, semakin cantik seseorang wanita, justru semakin malang pula nasibnya." Wanita tua itu menarik nafas panjang. "Kira-kira tiga ratus tahun lalu, muncul seorang gadis yang amat cantik dan berkepandaian tinggi, namun dia tetap manusia, tidak terlepas dari dendam dan kebencian, Akhirnya dia cuma meninggalkan dua potong Pil Giok Cak dan sebuah cerita yang menggetarkan kalbu hingga sekarang,.-." Bee Kun Bu terus mendengarkan dengan penuh perhatian, apa lagi ketika melihat wajah wanita tua itu begitu murung, bahkan sebelah matanya pun telah basah. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Asal usul Pit Giok Cak ini memang agak sulit diketahui. Konon berasal dari salah seorang murid perguruan Sah, peninggalan Sam Im Sin Ni. Pada masa itu, Sam Im Sin Ni berniat sekali bertanding dengan Thian Ki Cinjin, maka Sam In Sin Ni berangkat ke Tionggoan menuju Kwat Cong San...." "Sam Im Sin Ni memang bertanding dengan Thian Ki Cinjin," Sela Bee Kun Bu yang amat tertarik Tapi mereka berdua sama-sama terluka, akhirnya meninggal di Kwat Cong San." Itu memang tidak salah." Wanita tua itu manggut-manggut. "Namun itu tiada kaitannya dengan Pit Giok Cak. Sebelum berangkat ke Kwat Cong San di Tionggoan, Sam Im Sin Ni sudah berpikir, mungkin dia dan Thian Ki Cinjin akan tewas bersama dalam pertandingan itu, maka sebelum berangkat ke Kwat Cong San, dia telah mengatur dirinya, Oleh karena itu, muncullah Pit Giok Cak ini." Wanita tua itu berhenti menutur, sedangkan Bee Kun Bu diam saja. Tak seberapa lama kemudian, wanita tua itu pun melanjutkan "Sudah lama Sam Im Sin Ni tinggal di gunung Taysan, Berhubung ingin berangkat ke Kwat Cong San, dan telah berpikir tidak akan pulang dengan selamat, maka sebelum berangkat dia pun lelah menyusun berbagai formasi di tempat tinggalnya untuk mencegah orang lain masuk." "Apakah Sam Im Sin Ni tidak punya pewaris? Kenapa tidak menyuruh pewarisnya untuk menjaga tempat ting-galnya?" Tanya Bee Kun Bu. "Sam Im Sin Ni tidak punya pewaris, maka menyusun berbagai formasi di tempat tinggalnya." "Pantas Sam Im Sin Ni dan Thian Ki Cinjin menulis kitab Kui Goan Pit Cek, ternyata mereka berdua tidak punya murid!" Ujar Bee Kun Bu. Tempat tinggal Sam Im Sin Ni berada di Uah IIun Giam. Siapa yang menemukan tempat tinggalnya itu, tentunya orang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ yang berkepandaian tinggi, karena di tempat itu lelah dipasang berbagai formasi Ngo Heng, Kiu Kiong dan Pat Kwa! Lagi pula di gua itu telah ditutup dengan pintu, harus dibuka dengan kunci." "Apakah Pit Giok Cak adalah kunci itu?" Tanya Bee Kun Bu. "Engkau kelihatan agak meremehkan benda tersebut" Ujar wanita tua itu dingin. "Benda itu adalah peninggalan Cianpwee dulu, Para pesilat luar perbatasan dan seberang laut menganggap di tempat tinggal Sam Im Sin Ni pasti menyimpan benda pusaka, maka para pesilat mempertaruhkan nyawa masing-masing demi memperoleh Pit Giok Cak ini." "Cianpwee jangan salah paham, aku sama sekali tidak meremehkan benda ini," Sahut Bee Kun Bu. "Tadi cuma sekedar tanya." "Sam Im Sin Ni seorang diri berangkat ke Tionggoan dengan membawa Pit Giok Cak. Pada waktu itu tiada seorang pun tahu mengenai benda tersebut, namun setelah Sam Im Sin Ni tidak kembali ke tempat tinggalnya, banyak pula para pesilat luar perbatasan mati di Uah Hun Giam di gunung Taysan (Altai)." "Kenapa para pesilat luar perbatasan berani mencoba memasuki tempat tinggal Sam Im Sin Ni? Padahal waktu itu, mati hidupnya Sam Im Sim Ni masih belum ada yang tahu." "ltu dikarenakan ilmu silat Pesilat mana yang tidak tahu Sam Im Sin Ni memiliki ilmu silat yang amat tinggi? Oleh karena itu, para pesilat itu pun memberanikan diri memasuki tempat tinggal Sam Im Sin Ni, tapi meraka semua justru mati di sana." "Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut. "Setelah itu, tiada pesilat memasuki tempat itu lagi?" "Tetap masih ada pesilat yang mencoba memasuki tempat tinggal Sam Im Sin Ni itu," Ujar wanita tua itu. "Tapi pada KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ waktu itu, justru terjadi sesuatu yang diluar dugaan, sehingga para pesilat luar perbatasan dan seberang laut semakin tertarik pada tempat tinggal Sam Im Sin Ni." "Mungkin pada waktu itu Sam Im Sin Ni telah meninggal, kok masih bisa terjadi sesuatu yang di luar dugaan?" Tanya Bec Kun Bu heran ***** Bab ke 16 - Menutur Kejadian Masa Lampau Wanita tua itu tidak segera menjawab, melainkan tersenyum hambar, lama sekali barulah melanjutkan "Pernahkah engkau dengar nama Sah Thai Ik, murid murtad partai Khong Tong?" "Guruku pernah menceritakannya. Setelah kejadian di Sao Sit Hong, Sah Thai Ik pun meninggalkan partai Khong Tong, kan?" "ltu adalah kejadian dua ratusan tahun yang lampau, tentunya kita tidak tahu jelas tentang kejadian itu. Se-tahuku, Sah Thai Ik memilih gunung Taysan sebagai tempat tinggalnya, kemudian mendirikan istana Pit Sia Kiong, Lagi pula kini Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu memiliki sepotong Pit Giok Cak, maka cerita itu mungkin benar." "Cara bagaimana Sah Thai Ik itu ke gunung Taysan?" "Kebetulan Sah Thai Ik memperoleh Pit Giok Cak, maka dia memilih gunung Taysan sebagai tempat tinggalnya, kemudian mendirikan istana Pit Sia Kiong, itu karena ia ingin membuka gua tempat tinggal Sam Im Sin Ni di Uah Hun Giam.M "Sah Thai Ik telah memperoleh Pit Giok Cak, kenapa tidak langsung pergi membuka pintu gua ilu, dan malah mendirikan Pit Sia Kiong?" Bee Kun Bu tidak mengerti "Sah Thai Ik berasal dari Tionggoan, maka tidak begitu jelas tentang gunung Taysan, lagi pula gunung Taysan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ merupakan gunung yang amat berbahaya, terutama Uah Hun Giam, tempat tinggal Sam Im Sin Ni itu, Karena amat memakan waktu untuk mencari tempat itu, maka Sah Thai Ik mendirikan istana Pit Sia Kiong," "Kalau begitu, hingga kini masih belum ada orang yang membuka pintu gua tempat tinggal Sam Im Sin Ni?" "Entahlah." Wanita tua itu menggelengkan kepala. "Yang jelas akhirnya Pit Giok Cak dipatahkan jadi dua potong." "Kenapa begitu?" Tanya Bee Kun Bu heran "Tidak begitu banyak orang tahu tentang itu, aku pun cuma dengar dari orang tua." Wanita tua itu memberitahukan "Setelah memperoleh sepotong Pit Giok Cak ini, barulah aku tahu ada sebab musababnya." "Oh?" Bee Kun Bu semakin tertarik "Pada waktu itu, Sah Thai Ik hanya merupakan murid partai KhongTong, yang sama sekali tidak terkenal Maka para pesilat luar perbatasan tidak begitu menaruh perhatian padanya, Ketika baru tiba di luar perbatasan, dia terusmenerus bertanya tentang gunung Taysan, itu sebabnya banyak pesilat mulai memperhatikannya. Un-tungnya pada waktu itu, kepandaian Sah Thai Ik belum tinggi, sehingga tidak begitu mencurigakan Oleh karena itu, dia bisa tenang tinggal di gunung Taysan dan mendirikan istana Pit Sia Kiong." "Kemudian bagaimana?" Tanya Bee Kun Bu. "Tapi ada dua orang yang sangat memperhatikan gerak gerik Sah Thai Ik. Kedua orang itu adalah murid dari Cianpwee di gunung Swat Ling San. Kedua orang itu bereuriga lantaran Sah Thai Ik terus-menerus menanyakan tentang gunung Taysan, Lagi pula Sah Thai Ik berasal dari Tionggoan, maka kedua orang tua itu ber-curiga, bahwa Sah Thai Ik telah memperoleh Pit Giok Cak untuk membuka pintu gua tempat tinggal Sam Im Sin Ni." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Sungguh bodoh Sah Thai Ik itu!" Ujar Bee Kun Bu. "Kenapa dia terus-menerus menanyakan tentang gunung Taysan? Tentunya akan menimbulkan kecurigaan orang." "Sesungguhnya Sah Thai Ik tidak bodoh, sedangkan kedua murid aliran Swat Ling San cuma sibuk sendiri. Sah Thai Ik sama sekali tidak tahu jalan menuju gunung Taysan, maka terpaksa harus bertanya ke sana ke mati Setelah tahu, dia pun langsung menuju gunung Taysan." "Kedua murid aliran Swat Ling San pasti mengejar-nya." "Memang, Namun Sah Thai Ik sudah ada persiapan, sehingga membuat kedua murid aliran Swat Ling San itu pulang dengan tangan kosong." "Cara bagaimana Sah Thai Ik mengusir kedua murid aliran Swat Ling San?" Tanya Bee Kun Bu ingin me-ngctahuinya. "Siapapun tidak tahu jelas tentang itu," Jawab wanita tua itu. "Walau Sah Thai Ik berkepandaian rendah, tahu kalau ada orang mengikutinya, maka dia tetap berlaku tenang, setibanya di gunung Taysan, dia sama sekali tidak pergi mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni, sebaliknya malah mencari tempat yang indah dan sepi untuk memperdalam ilmu silatnya, Kedua murid aliran Swat Ling San terus menunggu sampai tujuh hari tujuh malam. Namun Sah Thai Ik tidak meninggalkan tempat itu. Mereka berdua cuma melihat Sah Thai Ik pergi cari buah-buahan di hutan, lalu kembali ke tempat itu lagi untuk bersemedi O!eh karena itu, kedua orang itu pun berunding dan memastikan bahwa Sah Thai Ik tidak memperoleh Pit Giok Cak, dan menganggap Sah Thai Ik mendatangi tempat itu cuma ingin memperdalam ilmu silatnya." "Apakah kedua orang itu lalu meninggalkan Sah Thai Ik?" "Setelah memastikan bahwa Sah Thai Ik tidak memperoleh Pit Giok Cak, kedua orang itu pun pergi, Kesempatan itu tidak disia-siakan Sah Thai Ik, dia pun segera pergi mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni." KANG ZUSI Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo http://cerita-silat.co.ce/ "Tentunya Sah Thai Ik menemukan Uah Hun Giam, tempat tinggal Sam Im Sin Ni itu," Ujar Bee Kun Bu. "Sah Thai Ik tidak menemukan tempat tinggal Sam Im Sin Ni." Wanita tua itu menggelengkan kepala. "Tiga hari tiga malam Sah Thai Ik mencari tempat itu, namun sama sekali tidak menemukannya akhirnya ia pun berhenti mencarinya. itu sungguh di luar dugaan kedua murid Swat Ling San. Kedua orang itu lalu pergi beristirahat di kaki gunung Taysan, dan beberapa hari kemudian baru kembali ke tempat S.m Thai Ik untuk menyelidiknya. "Kedua orang itu pasti tahu bahwa Sah Thai Ik pergi mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni, kan?" "Sah Thai Ik juga berotak cerdas, ternyata tindakan kedua orang itu sudah dalam perhitungannya, Ke(ika kedua orang itu ke tempat Sah Thai Ik lagi, dan melihat Sah Thai Ik sedang bersemedi di tempat itu. Kedua orang itu menunggu beberapa hari, tapi Sah Thai Ik tidak beranjak dari tempat itu, akhirnya mereka pulang ke Swat Ling San." "Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut dan sangat kagum pada Sah Thai Ik yang berotak cerdas itu. "Sejak itu, Sah Thai Ik pun menetap di gunung Taysan," Lanjut wanita tua itu. "Dia masih mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni atau tidak, tiada seorang pun mengetahuinya." "Kemudian bagaimana?" "Sah Thai Ik tinggal di tempat itu selama empat tahun. Dia menemukan tempat tinggal Sam Im Sin Ni atau tidak, tiada seorang pun tahu. Yang jelas kepandaiannya sudah bertambah tinggi, maka diapun meninggalkan gunung Taysan pergi menantang para pesilat untuk bertanding, dan selalu memperoleh kemenangan Akhirnya dia bertemu Pek Lui Taysu dari Pulau Thao Khong To. Taysu itu berasal dari kuil Siauw Lim, tapi menetap di pulau itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mereka berdua bertanding sehari semalam, dan pada jurus terakhir, Pek Liu Taysu berhasil menyentuh pakaian Sah Thai Ik, sehingga Pit Giok Cak itu pun melayang keluar jatuh di tanah, Pek Lui Taysu melihalnya, namun tidak tahu benda apa itu. Akhirnya Pit Giok Cak itu diambil lagi oleh Sah Thai Ik, Namun ketika Sah Thai Ik mengambil benda itu, orang suku Miau yang ada di sana melihatnya, Sejak itu tersiarlah bahwa Sah Thai Ik menyimpan benda tersebut, sehingga para pesilat luar perbatasan dan seberang laut selalu meng-incarnya. "Kalau begilu, Sah Thai Ik pasti tidak bisa hidup tenang di Taysan," Ujar Bee Kun Bu. "Pada waktu i(u, ia telah memiliki kepandaian tinggi, maka siapa berani mencoba merebut benda itu dari tangannya?" Wanita tua itu tertawa. "Apakah tiada seorang pun pergi menemuinya untuk merebut Pit Giok Cak itu?" Tanya Bee Kun Bu. "Memang ada, tapi Sah Thai Ik dapat mengalahkannya." Wanita tua itu memberitahukan. "Setelah itu, Sah Thai Ik kembali ke Tionggoan menuju partai Khong Tong untuk bertanding dengan ketua Khong Tong Pay. Kepergiannya memakan waktu dua tahun, kemudian baru kembali ke Taysan dan mendirikan istana Pr,t Sia Kiong, Sejak itu pula ia menutup diri, sama sekali tidak menerima siapa pun. Kalau ada urusan, para muridnya yang membereskan. sedangkan Pit Giok Cak pun tidak pernah diungkit orang lagi." "Apakah masih ada kejadian lain?" Tanya Bee Kun Bu ingin mengetahuinya. "Ketika pulang dari Tionggoan, Sah Thai Ik menerima dua murid muda-mudi," Jawab wanita tua itu dan melanjutkan "Digemblengnya kedua murid itu dengan ilmu silat tinggi, Setelah berusia enam puluhan, Sah Thai Ik pun meninggal Sebelum meninggal dia memberikan Pit Giok Cak kepada murid wanitanya." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Apakah Sah Thai Ik menceritakan tentang Pit Giok Cak itu?" "ltu tidak jelas, Mungkin ia tidak menceritakan tentang itu." Wanita tua itu menarik nafas panjang. "Tapi kaum Bu Lim di luar perbatasan sama sekali tidak melupakan Pit Giok Cak itu, Oleh karena itu justru menimbulkan suatu kejadian lain yang masih menjadi buah bibir hingga kini, bahkan menyebabkan Pit Giok Cak terpotong menjadi dua." "Apakah kedua murid itu saling mencinta, lalu Pit Giok Cak itu, lalu dibagi dua?" Tanya Bee Kun Bu men-duga. "Kalau mereka berdua saling mencinta, tentunya Pit Giok Cak itu tidak akan dibagi dua." Wanita tua itu menarik nafas panjang. "Tentunya cinta mereka telah berubah, sehingga menimbulkan suatu kejadian." "Oh?" Bee Kun Bu mengerutkan kening. "Bagaimana kejadian itu?" "Murid wanita itu memberikan Pit Giok Cak itu pada saudara seperguruannya, tapi saudara seperguruannya itu justru menggunakannya untuk menghias rambut, Padahal sesungguhnya, mereka berdua memang saling mencintai, tapi tiada seorang pun di antara mereka berani mencurahkan isi hati, malah timbullah rasa benci dalam hati murid wanita itu." "Murid lelaki itu memang bodoh, kenapa tidak mau menyatakan cintanya pada adik seperguruannya itu?" "Mungkin itu sudah merupakan takdir." Wanita tua itu menggeleng-gelengkan kepala. "Setiap tahun gunung Taysan pasti tertutup salju. justru di saat itu muncul seorang pemuda berwajah ganteng di tempat itu, namun dalam keadaan kedinginan Kebetulan kedua murid Sah Thai Ik itu sedang bermain sa!ju. Ketika melihat pemuda itu, tanpa banyak pikir lagi mereka segera memapahnya ke istana Pit Sia Kiong, dan sejak itu timbullah suatu pereintaan." "Si pemuda jatuh cinta pada murid wanita itu?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Yang benar adalah, murid wanita itu yang jatuh cinta pada pemuda tersebut Ternyata pemuda itu sakit, dua bulan kemudian baru sembuh, Kebetulan saat itu musim semi, maka dia pun jalan-jalan di sekitar istana." "Heran?" Bee Kun Bu tidak mengerti. "Padahal pemuda itu cuma kedinginan, kok bisa jadi sakit sampai dua bulan tidak bangun?" "Ternyata mereka berdua telah saling jatuh cinta, sehingga pemuda itu pura-pura sakit, dan murid wanita itu terus menemaninya." "Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut Ternyata begitu!" "Dua bulan kemudian.,." Lanjut wanita tua itu. "Mereka berdua betul-betul sudah saling mencinta, keluar masuk istana Pit Sia Kiong pasti berduaan. itu membuat murid lelaki jadi kesal, dan terus cari akal agar pemuda itu meninggalkan istana Pit Sia Kiong." "Lalu bagaimana?" "Murid wanita itu tahu tujuan saudara seperguruannya, maka dia pun berterus terang pada kekasihnya, bahwa istana Pit Sia Kiong tidak menerima orang luar, maka dia menyuruh pemuda tersebut agar meninggalkan istana Pit Sia Kiong...." "Tentunya pemuda itu menurut, sebab itu merupakan peraturan istana Pit Sia Kiong," Ujar Bee Kun Bu. "Tidak salah." Wanita tua itu mengangguk Tanpa berpamit lagi pemuda itu meninggalkan istana Pit Sia Kiong." "Apakah pemuda itu masih kembali ke istana Pit Sia Kiong?" "Tidak, Setelah pemuda itu pergi, malam harinya murid wanita itu justru menemui saudara perguruan, akhirnya mereka berdua ribut dan malam itu juga murid wanita tersebut pergi mencari pemuda itu, Karena mengerahkan ginkang, dia pun dapat menyusul pemuda itu di kaki gunung." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Murid wanita itu pasti pergi bersama pemuda ter-sebut," Ujar Bee Kun Bu yakin. "Tidak begitu." Ujar wanita tua itu. "Karena pemuda itu mengatakan bahwa dia berhutang budi pada murid lelaki itu, bahkan juga mengatakan dirinya tidak mengerti ilmu silat, maka ia mengambil keputusan untuk belajar ilmu silat tingkat tinggi, dan setelah berhasil, barulah dia akan melamar gadis itu." "Kalau begitu, pemuda tersebut tidak jahat." Bee Kun Bu menarik nafas. "SemuIa pemuda itu memang berhati baik, namun setelah meninggalkan Taysan sifatnya berubah," Ujar wanita tua itu melanjutkan "Akhirnya dia masuk ke aliran Swat Ling San. Beberapa tahun kemudian, dia pun berhasil mempelajari ilmu silat tinggi aliran Swat Ling San. itu membuat dirinya amat disayang oleh guru-gurunya, Kemudian secara tidak sengaja, ia mendengar tentang Sam Im Sin Ni dan tempat tinggal itu dari guru-gurunya, sehingga pemuda itu terpengaruh." "Kenapa dia terpengaruh?" Tanya Bee Kun Bu heran. "Karena dia telah mengetahui tentang Pit Giok Cak itu, maka timbullah keserakahannya," Jawab wanita tua itu. "Dia ingin menipu Pit Giok Cak itu dari tangan murid wanita Sah Thai Ik, lalu pergi mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni." "Apakah dia berhasil menipu Pit Giok Cak itu?" "Setelah berniat jahat, dia pun segera berangkat ke gunung Taysan menuju istana Pit Sia Kiong," "Berhasilkah dia memperoleh Pit Giok Cak?" "Secara diam-diam dia memasuki istana Pit Sia Kiong, kemudian mengajak gadis itu keluar, Dia terus merayu dan membujuk, katanya sangat rindu dan lain sebagainya." "Gadis itu pasti kena rayuannya!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Benar, Gadis itu memang terkena rayuannya, sebab pemuda itu mengatakan ingin mendapat benda kenangkenangan dari gadis itu." "Tentunya benda itu Pit Giok Cak!" "Tidak salah, Namun Pit Giok Cak itu dari suhengnya untuk menghias rambutnya, maka gadis itu pun tidak berani memberikannya Tapi kemudian gadis itu mematahkan benda itu jadi dua potong. itu sangat mengejutkan pemuda tersebut, dan bertanya kenapa gadis itu berbuat begitu?" "Kenapa gadis itu mematahkan Pit Giok Cak jadi dua potong?" Bee Kun Bu pun merasa heran. "Ternyata bagian ujung Pit Giok Cak itu diberikan pada pemuda tersebut, sedangkan pangkalnya tetap di-tancapkan pada rambutnya, itu agar suhengnya tidak mengetahui akan hal tersebut." "Kalau begitu, pemuda itu pasti kecewa sekali!" "Benar, Pemuda itu memang kecewa sekali." Wanita tua itu menarik nafas panjang. "Justru karena sepotong Pit Giok Cak itu, akhirnya pemuda tersebut malah mati di tangan guru ke tiganya." "Lho?" Bee Kun Bu terbelalak "Kenapa bisa jadi begitu?" "Ternyata pemuda itu berangkat ke istana Pit Sia Kiong, guru-gurunya sudah tahu, Maka di saat ia kembali ke Swat Ling San, langsung dirangkap dan dibunuh." "Kenapa dia dibunuh? padahal dia tidak melanggar peraturan Swat Ling San!" .Bee Kun Bu tidak mengertL "Guru-gurunya mengiranya murid istana Pit Sia Kiong, Agar ilmu silat aliran Swat Ling San tidak di kuasai pihak istana Pit Sia Kiong, maka pemuda itu harus dibunuh." "Sungguh kasihan pemuda itu!" Bee Kun Bu menarik nafas. "Oh ya, bagaimana dengan sepotong Pit Giok Cak itu?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Bagaimana selanjutnya, tiada seorang pun tahu." Wanita tua itu menggeleng-gelengkan kepala. "Tapi dua tahun kemudian, tersiar berita bahwa aliran Swat Ling San telah memperoleh sepotong Pit Giok Cak, Tentunya berita itu sangat mengejutkan murid wanita istana Pit Sia Kiong, Yang duluan mendengar berita itu malah Su-hengnya, karena itu, gunung Taysan pun menjadi ramai." "Mungkin karena pihak aliran Swat Ling San pergi mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni, maka gunung Taysan menjadi ramai," Ujar Bee Kun Bu. "Tidak salah, Bahkan Murid lelaki itu pun mulai curiga, kemudian menemui adik seperguruannya untuk menanyakan Pit Giok Cak itu." "Bagaimana adik seperguruan itu menjelaskannya?" Tanya Bee Kun Bu tegang. "Gadis itu cuma menangis, karena tidak tahu Pit Giok Cak itu merupakan kunci pintu gua Sam Im Sin Ni." "Kemudian bagaimana?" "Gadis itu cuma memperlihatkan sepotong Pit Giok Cak. suhengnya terperanjat ketika melihat Pit Giok Cak itu cuma tinggal sepotong. Sebelum dia melampiaskan kemarahannya, Sumoynya itu justru telah mencabut pe-dang, dan mendadak menusuk dadanya sendiri." "Haah?" Bee Kun Bu terbelalak "Dia bunuh diri?" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Ya." Wanita tua itu mengangguk. "Suhengnya terperangah atas tindakan Sumoynya itu, dia berdiri seperti kehilangan sukma." "Setelah kejadian itu, bagaimana murid lelaki itu?" "Setelah itu, murid lelaki itu pun pergi, dan ketika pulang membawa dua pasang muda-mudi, Ternyata dia menerima dua pasang muda-mudi itu sebagai muridnya, Sejak itu dia tidak pernah meninggalkan istana Pit Sia Kiong lagi." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Cianpwce begitu jelas tentang kejadian itu, apakah Cianpwee punya hubungan dengan kejadian itu?" Tanya Bee Kun Bu mendadak "Aku adalah darah daging pemuda dan murid wanita itu," Jawab wanita tua itu dengan air mata bereucuran "Apa?" Bee Kun Bu melongo. "Itu... itu bagaimana mungkin?" "Secara diam-diam murid wanita itu melahirkanku, kemudian aku dititipkan pada orang lain." Wanita tua itu memberitahukan "lbuku juga meninggalkan amanat, bahwa selamanya aku harus menghindari istana Pit Sia Kiong itu, Akan tetapi setelah aku dewasa, akupun pergi mengambil sepotong Pit Giok Cak. Namun akhirnya aku malah diracuni oleh murid durhaka itu. Mudah-mudahan engkau bersedia ke istana Pit Sia Kiong tersebut menemui Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu untuk meminta obat dengan menggunakan sepotong Pit Giok Cak ini!" Bee Kun Bu diam saja, dan tanpa sengaja ia menundukkan kepala memandang Pit Giok Cak tersebut, Ternyata di Pit Giok Cak tersebut terukir semacam pemandangan, mirip sebuah telaga dan puncak gunung. "Bersediakah engkau pergi ke istana Pit Sia Kiong?" Tanya wanita tua itu karena melihat Bee Kun Bu diam saja. Bee Kun Bu tersentak, lalu cepat-cepat mendongakkan kepala sambil menatap wanita tua itu, Kapan wanita tua itu dilahirkan dan kapan ia ke istana Pit Sia Kiong mengambil Pit Giok Cak itu? Ternyata Bee Kun Bu tidak habis berpikir tentang ini, Tapi karena menyangkut rahasia pribadi orang, maka ia pun tidak mau bertanya, khawatir wanita tua itu akan tersinggung. "ltu menyangkut mati hidupnya Cianpwee tentunya aku tidak akan menolak." Jawab Bee Kun Bu dan menambahkan "Namun dari tadi kita terus bereakap-cakap, Cianpwee masih KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ belum memberitahukan nama besar Cianpwee Kalau aku ke istana Pit Sia Kiong, aku harus memberitahukan apa?" "Namaku Ciu Lin." Wanita tua itu memberitahukan "Aku dijuluki Miauw Muk Jin Mo (lblis Mata Picak)." "Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut, dari julukan itu sudah dapat diketahui bahwa wanita tua itu berhati kejam. "Dalam tiga puluh tahun ini, aku jarang bertemu lawan yang setimpal di luar perbatasan maupun di seberang laut," Ujar Ciu Lin. "Kwa Ih Kang, setan tertua di Swat Ling San yang berkepandaian tinggi itu pun tidak bisa berbuat apa-apa terhadap diriku, Berhubung tubuhku mengidap racun, maka aku tiada kesempatan bertanding dengan Kim Hun TokouwLam Kiong Siu, lagi pula almarhumah pun telah berpesan, agar aku tidak cari gara-gara dengan istana Pit Sia Kiong." Ciu Lin memandang Bee Kun Bu dan melanjutkan "Engkau datang ke Swat Ling San ini, tentunya punya masalah dengan Lima Setan Swat Ling San. Engkau bersedia membantuku ke istana Pit Sia Kiong meminta obat pemunah racun itu, maka aku pun bersedia membantumu dalam hal menghadapi Lima Setan Swat Ling San itu. "Oh?" Bee Kun Bu girang sekali. "Aku ingin bertanya, bagaimana kepandaian mereka?" "Benarkah engkau sama sekali tidak tahu bagaimana kepandaian mereka?" Ciu Lin balik bertanya. "Terus terang," Jawab Bee Kun Bu jujur "Aku sudah bertemu empat setan itu. Kiu Tok Ciu-Liu Bwee sangat licik dan banyak akalnya, bahkan juga mahir berbagai formasi Ngo Heng, Kiu Kiong dan Pat Kwa, Tan Cun Goan memiliki Lweekang tinggi, Ling Coa Hong Tok Oey Hue ahli dalam hal racun, sedangkan Ciak Bin Sal Sin tidak begitu tinggi kepandaiannya. Apakah Lam Thian It Sat berbeda dengan keempat saudara seperguruannya?" "Lam Thian It San-Kwa Ih Kang adalah saudara tertua, tentunya berbeda dengan yang lain," Sahut Ciu Lin sambil KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ tersenyum "Sebelum terkena racun, aku pernah datang di Swat Ling San ini untuk menyelidiki riwayat hidup ibuku, Aku bertarung dengan empat setan, Seperti apa yang engkau katakan, Tan Cun Goan memang memiliki Lweekang tinggi, Kui Tok Ciu-Liu Bwee sangat licik dan mahir pula membentuk berbagai macam fornasi, Ling Coa Hong Tok-Oey Hue adalah pakar racun, ilmu silatnya tidak begitu tinggi, apalagi Ciak Bin Sat Sin itu, cuma sok jago tapi kosong, Lain halnya dengan Lam Thian It Sat-Kwa Ih Kang, dia memang berkepandaian tinggi." "Kalau begitu, berarti Cianpwee pernah bertarung dengan Lam Thian It Sat?" Tanya Bee Kun Bu. "Tidak salah." Ciu Lin tersenyum "Setelah aku sampai di Siang Cing Koan, markas Lima Setan Swat Ling San itu, aku dan Lam Thian It Sat pun bertarung sengit Walau sudah lebih dari tiga ratus jurus, tapi masih tiada yang kalah dan menang, Kami boleh dikatakan setanding, maka aku pun amat kagum akan kepandaiannya Oleh karena itu, aku memberitahukan tentang tujuanku ke Siang Cing Koan, dia pun menanggapi dengan serius, sehingga kami pun berhenti bertarung, Setelah aku diracuni aku kemari untuk mengobati diriku sendiri, itu disebabkan tempat ini sangat aman, lagi pula musuh-musuhku pun tidak berani lancang memasuki Swat Ling San ini. sedangkan Lam Thian It Sat juga mengijinkan untuk tinggal di tempat ini." "Setelah bertarung dengan Lam Thian It Sat, apakah Cianpwee tahu ilmu silatnya berasal dari mana?" "Memang berasal dari Tionggoan, namun telah dicampur adukkan dengan ilmu silat suku Miauw, seperti halnya ilmu silatku." Ciu Lin memberitahukan "llmu silat andalan Lam Thian It Sat adalah Im Hong Toan Hun Ciang (llmu Pukulan pemutus Roh), PukuIan itu dapat menembus nadi menghancurkan jantung, bahkan mampu melukai orang dalam jarak sepuluh langkah. Kalau engkau bertarung dengannya, haruslah menjaga jarak di luar sepuluh langkah. itu pasti menguntungkan dirimu, Tapi ada satu hal yang engkau harus KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ ingat, yakni Hong Hwee Tong (Goa Angin Api) yang ada di bawah altar ruang Siang Cing Koan itu, jangan sampai terperangkap ke dalamnya." "Terimakasih atas penjelasan Cianpwee!" Ucap Bee Kun Bu. "Oh ya, bolehkah Cianpwee memberitahukan di mana Siang Cing Koan itu?" "Apa?" Ciu Lin tertegun "Jadi engkau masih belum tahu di mana Siang Cing Koan itu?" "Ya." Bee Kun Bu mengangguk "Aku sama sekali tidak tahu, sehingga diriku terjebak masuk ke dalam jurang ini." "Ooooh!" Ciu Lin manggut-manggut. "Kui Tok Ciu tahu tidak mampu melawanmu, maka dia menjebakmu masuk ke jurang ini. Dia yakin aku membunuhmu, jadi dia ingin meminjam tanganku untuk melenyapkanmu. seandainya aku memberitahukan kepadamu di mana Siang Cing Koan itu, aku pun tidak akan merasa bersalah terhadap Lam Thian It Sat itu." Usai berkata begitu, Ciu Lin mengerutkan kening, kelihatannya sedang memikirkan sesuatu, Bee Kun Bu diam saja, Berselang sesaat, barulah Ciu Lin menatap Bee Kun Bu seraya berkata. "Aku ke Siang Cing Koan sudah belasan tahun yang lalu, Di saat itu mereka juga mengurung Ku Cu Cen. Setelah berlalu belasan tahun, mungkin Siang Cing Koan itu pun telah dipugar dan dipasang berbagai jebakan...." "Aku tidak takut menghadapi jebakan-jebakan itu," Ujar Bee Kun Bu. "Engkau memang gagah berani, Kalau tidak, bagaimana mungkin engkau berani memasuki Swat Ling San ini?" Ciu Lin menatapnya da!am-dalam. "Keluar dari gua ini, engkau akan melihat sebuah puncak gunung yang mirip lima jari manusia, Setelah melewati puncak gunung itu sejauh ratusan mil, akan tampak sebuah bangunan, itulah Siang Cing Koan." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Terimakasih, Cianpwee!" Ucap Bee Kun Bu. "Aku mohon diri!" "Engkau mau pergi?" Tanya Ciu Lin dingin "Ya." Bee Kun Bu mengangguk "Memangnya kena pa?" "Bagaimana cara engkau meninggalkan tempat ini?" Tanya Ciu Lin. "Itu...." Bee Kun Bu memang tidak memikirkan hal ini. "Akn., tidak tahu harus bagaimana ke luar dari sini." "Kalau aku tidak memberitahukan jalannya, engkau pasti tidak akan bisa keluar dart jurang ini," Ujar Ciu Lin. "Mohon Cianpwee sudi memberitahukannya!" "Aku memang harus memberitahukan, namun,..." Ciu Lin menatapnya tajam "Engkau jangan lupa akan janjimu itu." "Harap Cianpwee berlega hati, aku tidak akan ingkar janji," Sahut Bee Kun Bu sungguh-sungguh. "Engkau pun harus ingat," Ujar Ciu Lin memberitahukan "Kalau engkau tidak kembali dalam waktu enam buIan, aku pun tidak akan tertolong lagi." Bee Kun Bu jadi diam, sebab ia sendiri juga tidak tahu, apakah ia bisa kembali kemari dalam waktu enam bulan atau tidak. "Sudahlah!" Ciu Lin menarik nafas panjang. "Aku pasrah dan mengikuti takdir saja, Namun mudah-mu-dahan engkau bisa kembali dalam waktu enam bulan dengan membawa obat pemunah racun itu." "Cianpwee, aku pasti berupaya agar bisa kembali ke mari tepat waktunya," Ujar Bee Kun Bu berjanji "Mudah-mudahan!" Sahut Ciu Lin. "Di belakangku terdapat sebuah lubang besar, di dalam lubang itu terdapat sebuah KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ !orong, Engkau meloncat ke dalam lubang itu, dan melalui lorong itu engkau pasti dapat ke luar." "Oh?" Bee Kun Bu girang bukan main. Terimakasih, Cianpwee! Mudah-mudahan aku bisa kembali ke mari dalam waktu enam bulan!" "Selamat jalan!" Ucap Ciu Lin. Bee Kun Bu melangkah ke belakang wanita tua itu, namun tidak melihat lubang tersebut "Cianpwee, di mana lubang itu?" Tanya Bee Kun Bu heran. "Di balik batu yang besar itu!" Ciu Lin memberitahu-kan. Bee Kun Bu segera ke sana, tidak salah, di balik sebuah batu besar terdapat sebuah lubang yang cukup besar. "Cianpwee, sampai jumpa!" Ucap Bee Kun Bu, lalu meloncat ke dalam lubang itu. Memang tidak salah, lubang itu merupakan sebuah lorong yang amat panjang dan gelap pula.... ***** Bab ke 17 - Menghadapi Formasi Lima Unsur dan Barisan Macan Saat ini Bee Kun Bu sudah keluar dari jurang itu, Dapat dibayangkan betapa girang hatinya, sementara hari pun sudah gelap, namun diterangi oleh sinar bulan purnama. ia mendongakkan kepala dan terbelalak, ternyata ia melihat sebuah puncak gunung yang disebut Ngo Cih Hong (Puncak Lima Jari). Menurut Miauw Muk Jin Mo Ciu Lin, setelah melewati puncak gunung itu sejauh ratusan mil, akan tampak sebuah bangunan yakni Siang Cing Koan. Teringat itu, Bee Kun Bu segera mengerahkan ginkangnya menuju puncak gunung itu, Tak lama ia mulai memasuki sebuah rimba yang penuh pepohonan dan batu-batu aneh, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ otomatis membuatnya tidak bisa mengerahkan ginkangnya lagi, hanya bisa berlari agakeepat. Tiba-tiba berkelebat sosok bayangan putih. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Sosok bayangan putih itu berhenti di atas sebuah batu yang jaraknya sepuluhan depa di hadapan Bee Kun Bu. Sosok bayangan itu ternyata orang berbaju putih. Tuncak Lima Jari adalah tempat penting di Swat Ling San! Siapa yang memasuki tempat ini, harap memberitahukan nama, agar dilaporkan pada ketua!" Bentak orang berbaju putih itu. Bee Kun Bu memandang orang berbaju putih itu, ia yakin bahwa orang itu cuma sebagai penjaga ditempat tersebut, maka Bee Kun Bu tidak menghiraukannya, dan langsung melesat ke depan melewatinya. Tiba-tiba orang berbaju putih itu mengeluarkan semacam terompet, lalu ditiupnya sehingga suaranya mendengungdengung. Bee Kun Bu memutar badannya, maksudnya ingin menangkap orang berbaju putih tersebut, akan tetapi, ketika ia memutar badannya, orang berbaju putih itu hilang entah ke mana. Tentunya membuat Bee Kun Bu terheran-heran, tapi kemudian ia teringat sesuaiu. Jangan-jangan kini ia berada di dalam semacam formasi, sebab ia pernah mengalami hal semacam ini ketika melawan Kiu Tok Ciu-Liu Bwee. Oleh karena itu, ia mulai berhati hati dan siap menghadapi segala sesuatu, MuIailah ia berjalan menuju ke depan, Berselang beberapa saat, ia merasa heran karena tidak melihat suatu keanehan apa pun. ia mengayunkan kakinya lagi. Pada waktu bersamaan terdengarlah suara tawa panjang di balik sebuah pohon, Seketika juga Bee Kun Bu mencabut pedang pusaka yang terselip di punggungnya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Trang! Bee Kun Bu sudah menggenggam pedang pusakanya. Suara tawa itu terdengar lagi di balik pohon lain, tapi tidak tampak orangnya. "Kalian para setan Swat Ling San, sudah banyak melakukan kejahatan." Bentak Bee Kun Bu lantang. "Aku harap kalian keluar! Kalau tidak, kalian pasti menyesal!" Terdengar lagi suara tawa panjang, Berselang sesaat, muncullah belasan orang mengurung Bee Kun Bu. Bee Kun Bu memandang mereka satu persatu, tampak dua orang di antara mereka berpakaian aneh. Bee Kun Bu juga terkejut, sebab belasan orang itu mengurungnya berdasarkan semacam formasi yang berbentuk Kiu Kiong dan Pat Kwa. "Siapa engkau? Berani bertingkah di sini!" Bentak orang yang berpakaian putih. "Aku Bee Kun Bu, murid partai Kun Lun!" Sahut Bee Kun Bu memberitahukan. "Aku ke mari ingin bertemu Kwa Ih Kang, sekaligus menangkap Souw Peng Hai dan Co Hiong! Harap kalian melapor pada Kwa Ih Kang, agar dia menyerahkan kedua orang itu padaku! Kalau ttdak, aku pasti meratakan Siang Cing Koan!" "Partai Kun Lun jauh di Tionggoan, sama sekali tiada hubungan dengan Swat Ling San!" Sahut orang berpakaian aneh. "Aku sudah menerima perintah dari ketua, melarang siapa pun yang ingin menemuinya. Tempat ini merupakan jalan masuk ke Siang Cing Koan, juga merupakan tempat larangan! Aku harap engkau tahu diri dan segera mundur! Kalau tidak, kami terpaksa me-nangkapmu!" "Aku sudah bertemu empat setan Swat Ling San, bahkan juga sudah bertarung dengan mereka! Kalau kalian tahu diri, cepatlah buang senjata kalian dan segera tinggalkan tempat ini!" Sahut Bee Kun Bu dingin. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Hm!" Dengus orang berpakaian aneh. "Kematianmu sudah berada di ambang pintu, tapi masih berani omong besar! sekarang aku akan menyuruhmu merasakan ke-lihayan formasi lima unsur dari Swat Ling San kami!" Usai membentak, orang itu pun segera memberi aba-aba, dan seketika juga sembilan orang yang mengurung Bee Kun Bu menghunus senjata masing-masing, lalu berputar-putar dan menyerang Bee Kun Bu. Bee Kun Bu tidak tahu bagaiman keanehan formasi lima unsur itu. ia cuma mengayunkan pedangnya ke arah orang berbaju putih, Maksudnya ingin membunuh orang itu dengan sekali tebas. Akan tetapi, ketika pedangnya berkelebat ke arah orang baju putih itu, ia pun mendengar suara desiran senjata lain di belakangnya, Ternyata ia pun diserang dari belakang, sedang orang baju putih itu secepat kilat meloncat ke belakang. Apa boleh buat! Bee Kun Bu harus berkelit pula, Kemudian ia pun memutar pedangnya menangkis semua senjata yang menyerangnya. Trannng! Terdengar suara benturan senjata, bunga api pun berpijar. Pada waktu bersamaan, sepuluh orang itu pun ber-putarputar, lalu menyerang dan mundur berdasarkan lima unsur, yakni unsur Kim (Emas), Muk (Pepohon), Sui (Air), Hwee (Api) dan Tou (Tanah). Repot juga Bee Kun Bu menghadapi formasi tersebut sebab sepuluh orang itu dibagi lima pasang, kemudian lima orang menyerang dari bawah, dan yang lain menyerang dari atas. Setelah itu, berubah lagi dengan berbagai macam serangan pertarungan pun semakin seru, Ketika diserang dari bawah, Bee Kun Bu langsung menarik nafas dalam-dalam KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menghimpun Lweekangnya, lalu menangkis seranganserangan itu dan meloncat ke belakang, namun tetap terkurung di dalam formasi itu. Tak terasa pertarungan sudah lebih dari dua puluh jurus, Bee Kun Bu tampak terkejut, karena tidak menyangka formasi lima unsur itu begitu hebat dan sulit dipecahkan Tiba-tiba ia berdiri tegak di tempat, pedang diturunkan ke bawah menyentuh tanah, dan secara diam-diam dimasukkannya tangan kirinya ke dalam bajunya. Pada waktu bersamaan, serangan dahsyat pun mengarah padanya dari lima jurusan, Bee Kun Bu memekik keras sambil mengayunkan pedangnya untuk menangkis seranganserangan itu, dan mendadak mengayunkan tangan kirinya. "Aaakh!" Terdengar suara jcritan, tampak dua orang langsung roboh. Bee Kun Bu tambah semangat, dan segera menyerang mereka dengan pedang dan jarum Toan Meng Cin. Terdengar lagi dua kali jeritan, ternyata dua orang lagi roboh. Setelah itu tampak sinar pedang berkelebatan, dan terdengarlah suara jeritan di sana-sini. Kini cuma tinggal empat orang, otomatis formasi lima unsur itu tidak dapat berfungsi lagi. Mendadak terdengar suara siulan, kemudian ke empat orang itu pun langsung lari ke dalam rimba, Bee Kun Bu tidak mengejar mereka, melainkan memandang orang-orang yang tergeletak Salah seorang adalah orang yang berbaju putih, kelihatannya dia terluka oleh jarum Toan Meng Cin. Orang berbaju putih itu merintih-rintih sambil mendekap perutnya, Keringatnya pun terus-menerus mengucur dari keningnya dengan sepasang mata mendelik-delik. Tak seberapa lama kemudian, orang itu pun mati. Melihat itu, Bee Kun Bu terkejut tapi girang karena jarum Toan Meng Cin begitu lihay, Oleh karena itu, ia pun KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ mengambil keputusan, apabila kelak bertemu lawan tangguh, ia akan menggunakan jarum tersebut Yang dimaksudkan lawan tangguh tentunya penjahat. Bee Kun Bu memandang yang lain, tampak dua orang terluka oleh pedangnya, tapi masih bernafas, justru membingungkannya, karena tidak tahu harus berbuat apa. Harus menolong mereka atau tidak? Di saat ia sedang bimbang, mendadak salah seorang yang luka itu menyerang dada Bee Kun Bu dengan goIok. Jarak mereka begitu dekat, sehingga sulit bagi Bee Kun Bu mengelak serangan yang mendadak itu. Namun ia masih sempat meloncat ke belakang, namun ujung golok itu berhasil merobek bajunya. Setelah terhindar dari serangan itu, Bee Kun Bu pun mengucurkan keringat dingin, hampir saja nyawanya melayang. Karena itu, dapat dibayangkan betapa gusarnya Bee Kun Bu. ia segera menghimpun Lweekangnya, lalu memukul ke arah orang itu. "Aaakh!" Jerit orang itu dan terpental beberapa depa, dan nafasnya pun putus seketika. Bee Kun Bu terdiri termangu-mangu, lama sekali barulah mengayunkan kakinya memasuki rimba itu, ia pun berharap akan bertemu Pek Yun Hui dan Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw. Bee Kun Bu terus melangkah, ia tahu bahwa tempat itu menuju Siang Cing Koan, tentunya banyak jebakan pula, maka ia melangkah dengan hati-hati sekali justru ia sama sekali tidak tahu bahwa dirinya sudah berada di dalam pengawasan penjaga di situ. Ternyata penjaga di situ sudah menerima laporan dari orang-orang yang menyerangnya tadi. Tiba-tiba ia mendengar suara semacam terompet, kemudian suara itu sambung-menyambung semakin jauh. sementara Bee Kun Bu terus pasang telinga mendengarkan suara terompet itu. ia ingin memanfaatkan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ suara terompet itu sebagai petunjuk jalan, agar bisa mencapai Siang Cing Koan. Setelah suara terompet itu tidak terdengar lagi, badan Bee Kun Bu langsung melesat ke arah suara terompet itu, Akan tetapi, sungguh mengherankan Ketika sampai di tempat suara itu ia sama sekali tidak menemukan apa-apa. pada waktu bersamaan, terdengar lagi suara terompet sejauh setengah mil itu membuat Bee Kun Bu terheran-heran Ternyata suara terompet itu berada di tempat yang dilaluinya ketika masuk tadi, y "Hmm!" Dengus Bee Kun Bu. "Mereka ingin memancing aku keluar, aku malah sengaja masuk ke dalam! Apakah kalian tidak akan keluar menyambutku?" Bee Kun Bu melesat ke dalam Terdengar lagi suara terompet, kali ini suara terompet tersebut berada jauh di depan sekitar tiga mil, Seketika juga ia melesat ke tempat itu. Berselang beberapa saat kemudian, ia sudah sampai di suatu tempat yang penuh ditumbuhi rerumputan sementara malam pun semakin larut, sedangkan suara terompet itu terus berkumandang, seakan memberitahukan tentang kedatangan Bee Kun Bu. Tiba-tiba Bee Kun Bu melihat puluhan pasang bintik terang menyorot ke arahnya, ia mengernyitkan keing, tidak tahu benda apa itu, namun sudah bersiap untuk menghadapi segala kemungkinan Setelah mendekat, barulah ia terbelalak, ternyata bintikbintik yang menyala terang itu adalah mata macan. Belasan ekor macan yang garang semakin mendekat, kemudian mengaum keras menggetarkan tempat itu. Mendadak belasan ekor macan itu menerjang ke arah Bee Kun Bu dengan terkaman Cepat-cepat Bee Kun Bu mengayunkan pedangnya, seketika juga belasan ekor macan itu meloncat mundur Kelihatannya macan-macan itu takut akan sabetan pedang Bee Kun Bu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Macan-macan itu mengaum keras lagi. Bee Kun Bu berpikir, tiada gunanya melawan macan-macan itu. Walau ia mampu membunuh semua macan itu, tapi akan menghamburkan tenaganya, maka lebih baik menghindar Setelah berpikir demikian, Bee Kun Bu memutar badannya, Namun ketika ia baru mau meloncat pergi, sekonyong-konyong muncul lagi belasan macan menghadang di hadapannya, bahkan terdengar suara tawa dingin, dan menyusul suara tua yang serak. "Bee Kun Bu, kini engkau sudah terkurung oleh barisan macan! Kalau engkau tahu diri, masih ada kesempatan bagimu untuk meninggalkan tempat ini! Tapi kalau tidak jangan mempersalahkan pihak Swat Ling San bertindak kejam terhadapmu!" Bee Kun Bu terkejut ia tidak menyangka macan-macan itu telah dilatih dan mampu membentuk suatu barisan "Aku sudah mendapat pelajaran formasi lima unsur, itu cuma merupakan formasi anak kecil! Oleh karena itu, aku pun ingin belajar kenal dengan barisan macanmu ini!" Sahut Bee Kun Bu dingin "Engkau yang menghendaki begitu, jangan mempersalahkanku!" Terdengar lagi suara serak, kemudian disusul oleh suara terompet. Sungguh mengherankan, ketika macan-macan yang berjumlah tiga puluh enam ekor itu mendengar suara terompet, semuanya langsung duduk, Tak lama terompet itu berbunyi lagi, seketika juga macan-macan itu bangkit sambil mengaum keras. Bee Kun Bu terperanjat sebab macan-macan itu sangat menurut pada suara terompet. "Aku harus berhati-hati!" Ujarnya dalam hati. "Aku tidak melihat orang itu, tapi dia mampu memberi perintah pada KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ macan-macan dengan suara terompet, itu membuktikan bahwa orang itu berkepandaian tinggi, aku tidak boleh meremehkannya!" Terdengar lagi suara terompet berbunyi aneh. Mendadak macan-macan itu berputar-putar mengelilingi Bee Kun Bu sambil mendongak-dongakkan kepala menatapnya tajam. "Bee Kun Bu, engkau masih muda dan sudah terkenal di rimba persilatan Tionggoan, kenapa engkau malah ingin cari mati di tempat ini? Aku beri kesempatan terakhir padamu, cepatlah tinggalkan tempat ini! kalau tidak, begitu aku memberi perintah pada macan-macan itu, sulit bagimu untuk meloloskan diri!" Sesungguhnya Bee Kun Bu memang sudah amat terkejut menyaksikan barisan macan-macan itu, tapi ketika mendengar ucapan orang itu, timbullah rasa panas dalam hatinya, lalu tertawa panjang. "Mati atau hidup bukan merupakan masalah besar, maka engkau tidak perlu bermurah hati padaku!" Ujar Bee Kun Bu lantang. "Aku berani memasuki Swat Ling San ini, tentunya sudah tidak menghiraukan soal mati lagi! Oleh karena itu, cepatlah perintahkan macan-macanmu itu menyerangku!" Tiada sahutan, rupanya orang itu amat kagum pada keberanian Bee Kun Bu. sementara macan-macan itu sudah tampak tidak sabaran, sebab sudah sekian lama menunggu perintah, dan mereka pun mulai kacau. "Yaaah!" Terdengar suara helaan nafas. "Kalau be-gitu, harap Bee siauhiap berhati-hati!" Terompet berbunyi lagi tiga kali dengan nada aneh, Begitu mendengar suara terompet itu, tampak tiga ekor macan langsung menerkam Bee Kun Bu. Tanpa ayal lagi Bee Kun Bu pun segera mengayunkan pedangnya, ia menyerang ketiga ekor macan itu dengan jurus Thui Coan Moh Goat (Mendorong jendela Memandang Bulan), KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ kemudian disusul pula dengan jurus Ceh Li Thou Cun (Gadis Menenun Sutera). Akan tetapi, ketika ia menyerang ketiga ekor macan itu, tiba-tiba terompet berbunyi lagi, lalu tampak enam ekor macan menerkam Bee Kun Bu dari belakang. Bee Kun Bu langsung memutar pedangnya dengan jurus Um Coan Hui Uh (UIar Terbang Menari Lincah), yaitu salah satu jurus dari ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat yang diserti Lweekang. Sungguh dahsyat jurus itu, sehingga tiga ekor macan terpental terkena serangan tersebut Namun pada waktu bersamaan, lima ekor macan lainnya menerkam ke arahnya . Bee Kun Bu terpaksa memutar pedangnya membentuk sebuah payung melindungi dirinya, Kelima ekor macan itu terdorong mundur Ternyata Bee Kun Bu menyalurkan Lweekang pada pedangnya, sehingga menimbulkan segulung angin berhembus ke arah macan-macan yang menerkamnya itu. Walau kelima ekor macan itu terdorong mundur, tapi maju lagi macan lain menerkamnya, sehingga Bee Kun Bu kewalahan menghadapinya, Cepat-cepat ia mengerahkan ginkangnya lalu meloncat ke atas. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Di saat itu terdengar lagi suara terompet Semua macan itu langsung mundur, kemudian duduk diam, tentunya membuat Bee Kun Bu tereengang. "Bee Kun Bu, apakah engkau punya hubungan dengan Tan Cun Goan?" Tanya orang itu. Ternyata ketika bertanding dengan Tan Cun Goan di permukaan sungai, secara diam-diam Bee Kun Bu telah mempelajari ginkang Tan Cun Goan, Maka tadi tanpa pikir lagi, ia langsung mengerahkan ginkang tersebut "Aku memang pernah dua kali bertemu, namun aku tiada hubungan dengannya!" Sahut Bee Kun Bu dingin. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalau begitu, kenapa engkau mahir ilmu ginkangnya yang disebut Ti Yun Chung (Menembus Kelangit)?" "ltu bukan ilmu rahasia, maka aku mahir ilmu ginkang itu," Sahut Bee Kun Bu sambil tertawa. "Hm!" Dengus orang itu dingin. "Meskipun engkau berkepandaian tinggi, tetap sulit bagimu untuk meloloskan diri dari kepungan barisan macan ini!" Usai berkata begitu, orang itu pun langsung meniup terompetnya, Macan-macan yang diam itu segera mengaum keras dan menyeringai Tiga puluh enam ekor macan itu mulai mendekati Bee Kun Bu, dan siap menerkamnya. Tiba-tiba terdengar suara terompet meninggi, dan seketika juga tampak empat ekor macan menerkam ke arahnya, Kali ini Bee Kun Bu tidak bertindak main-main lagi, kecuali bergerak cepat dan mengayunkan pedangnya secepat kilat Keempat ekor macan itu tersabet pedang, dan langsung roboh dan tak bangun lagi, sedangkan yang tiga puluh dua ekor lagi kelihatan bertambah garang dan berpular-putar mengurung Bee Kun Bu. Mendadak muncul lagi empat ekor, ternyata menggantikan macan yang terluka tadi, sehingga jumlah mereka tiga puluh enam ekor seperti semula. Terompet berbunyi lagi, dan seketika juga macan-macan itu menerkam Bee Kun Bu secara bergantian Bee Kun Bu terpaksa memutar-mutar pedangnya untuk melindungi diri, Akan tetapi, macan-macan itu terus-menerus menerkamnya. "Bee Kun Bu!M Terdengar suara dingin. Tidak gampang engkau memperoleh kepandaian tinggi, lebih baik engkau pergi sekarang! jangan sampai aku perintahkan macan-macan itu mencabik-cabik tubuhmu!" "Aku bukan orang yang takut mati dan gampang digertak!" Sahut Bee Kun Bu sambil tertawa gelak. "Eng-kau boleh perintahkan macan-macan ini untuk mencabik-cabik tubuhku!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ketika menyahut, Bee Kun Bu juga pasang kuping untuk mendengar suara tadi berasal dari mana, Sebab macanmacan itu tunduk pada orang yang meniup terompet, maka jalan satu-satunya adalah menangkap orang itu. "Aku cukup baik memperingatkanmu, namun engkau tidak mau menurut!" Ucap orang yang bersembunyi itu. "Apa boleh buat, jangan mempersalahkanku berlaku kejam padamu!" Ketika orang itu baru mau meniup terompetnya, Bee Kun Bu segera mengayunkan tangannya, Ternyata ia sudah tahu orang itu bersembunyi di mana, dan segeralah menyerangnya dengan jarum Toan Meng Cin. "Aakh!" Terdengar suara jeritan, orang itu roboh dan sekaligus terguling keluar dari tempat persembunyiannya. Bee Kun Bu tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. ia pun segera menyerang mata dua ekor macan. Kedua macan itu mengaum keras, karena mata masing-masing telah tertusuk pedang Bee Kun Bu. Sesungguhnya, tiga puluh enam ekor macan itu bergerak menurut suara terompet Kalau tidak mendengar suara terompet, maka barisan macan itu akan kacau dengan sendirinya, Apalagi dua ekor macan telah buta matanya, sehingga mengamuk ke sana ke mari membuat barisan itu bertambah kacau. Kesempatan itu dimanfaatkan Bee Kun Bu. Cepat-cepat ia mengayunkan pedangnya menyerang macan-macan itu. Empat ekor roboh mandi darah, sedangkan Bee Kun Bu tidak berhenti sampai di situ. Macan-macan itu tergeletak mandi darah, sisa beberapa ekor langsung kabur ke dalam rimba. Patung Dewi Kwan Im Karya Kho Ping Hoo Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo Persekutuan Pedang Sakti Karya Qin Hong