Bangau Sakti 66
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 66
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung "Adik ke lima! Cepat gunakan racun!" Kiu Tok Ciu memang merupakan wanita licik. ia tahu bahwa kepandaian Pek Yun Hui sangat tinggi, maka segera KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menyuruh Ling Coa Hong Tok mempergunakan racun menghadapi Pek Yun Hui. Ling Coa Hong Tok memang selalu menurut pada Kiu Tok Ciu. Begitu mendengar suara Kiu Tok Ciu, ia pun segera merogoh ke dalam bajunya, kemudian mengeluarkan sebuah alat tiup yang dibikin dari bambu. Setelah itu, ditiupnya alat tersebut sekuat tenaga, dan terdengarlah suara yang amat aneh bergema ke mana-mana. Ling Coa Hong Tok terus meniup alat itu, tak lama terdengarlah suara "Ngung-Ngungan", menyusul tampak ribuan tawon beracun beterbangan menuju tempat itu. Akan tetapi, ribuan tawon beracun itu masih tidak berani terbang lurun, karena tidak tahan akan hawa panas, lantaran api masih berkobar-kobar di tempat itu. Pek Yun Hui tahu akan kelihayan racun tawon itu, maka ketika melihat ribuan tawon beracun itu masih belum turun, ia pun berpikir harus cepat-cepat menghancurkan formasi Ngo Heng Kun Goan Tin itu, Pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu mendekalinya, lalu menyerahkan sebutir obat pemberian Ku Cu Cen padanya seraya berbisik. "Kakak Pek, cepat masukkan obat itu ke dalam mulut! Obat itu pemberian Ku Cu Cen Cianpwee, khusus untuk memunahkan racun tawon." Pek Yun Hui mengangguk, sambil menerima obat itu lalu dimasukkannya ke mulut Tepat di saat bersamaan, Ling Coa Hong Tok meniup alat itu lagi, seketika juga ribuan tawon beracun beterbangan turun mengarah pada Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu. Sebelum memberikan obat itu pada Pek Yun Hui, Bec Kun Bu sendiri sudah memasukkan sebutir obat tersebut ke mulutnya, Ketika melihat tawon-tawon beracun itu menyerbu ke arah mereka, ia segera memutar badannya dengan punggung menempel punggung Pek Yun Hui. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Setelah memasukkan obat itu ke mulut, Pek Yun Hui pun berlega hati dan tampak tenang, Ketika ribuan tawon beracun itu menyerbu, ia memukul ke arah tawon-tawon itu dengan disertai tenaga dalam yang sejak tadi telah dikumpulkannya. Ribuan tawon beracun itu berhambur pergi. Tampak ratusan tawon beracun itu mati seketika, tetapi tawon-tawon beracun lainnya tidak kabur, bahkan mulai menyerbu lagi. Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu segera memukul dengan serentak, Walau sudah banyak yang mati, namun tawontawon beracun itu masih tetap menyerbu, bahkan kini bertambah banyak. Mereka berdua memang sudah memasukkan obat penawar racun tawon ke mulut, tapi tawon-tawon beracun itu terus-menerus menyerbu ke arah mereka dan semakin bertambah banyak, sehingga membuat mereka agak kewalahan "Tawon-tawon beracun itu bertambah banyak, Kalau terusmenerus menyerbu, tentunya akan membuat kami berdua kehabisan tenaga, maka harus cari jalan untuk membasmi tawon-tawon beracun itu," Pikir Pek Yun Hui. Tiba-tiba terdengar suara pekikan Bangau Sakti yang dipanggil Hian Giok, Seketika juga hati Pek Yun Hui tergerak, karena ingat Bangau saktinya pernah dilukai tawon-tawon beracun itu. ia ingin bersiul mencegah Bangau Sakti turun ke tempat itu, tapi sudah terlambat, sebab Hian Giok telah meluncur ke sana sambil me-ngibas-ngibaskan sepasang sayapnya. Bukan main dahsyatnya kibasan sepasang sayapnya, membuat ribuan tawon beracun terhembus bubar, bahkan banyak yang mati jatuh ke tanah. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kenapa kali ini Bangau Sakti tersebut begitu gagah? Ternyata lukanya telah sembuh, lagi pula punggungnya tidak dibebani apa pun, maka ia dapat bergerak dengan leluasa. KemuncuIan Bangau Sakti sungguh di luar dugaan Ling Coa Hong Tok. Betapa gusarnya orang itu, maka ia segera meniup alat yang dipegangnya, agar tawon-tawon beracun itu berkumpul untuk menyerbu ke arah Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu. Ketika tawon-tawon beracun itu baru mau berkumpul mendadak Bangau Sakti meluncur ke arah itu, lalu mengibasngibaskan sepasang sayapnya, Entah berapa banyak tawontawon beracun yang mati seketika, Setelah itu, Bangau Sakti terbang ke atas menembus awan. Ling Coa HongTok betul-betul gusar ketika melihat tawontawon beracunnya diserang dua kali oleh Bangau Sakti, sehingga menyebabkan banyak yang gugur, Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa selain meniup alat yang di tangannya, agar tawon-tawon beracunnya berkumpul kembali Akan tetapi, kali ini Ling Coa Hong Tok tidak memerintahkan tawon-tawon beracunnya menyerbu Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu, melainkan menjaga serangan Bangau Sakti itu. Hian Giok tidak menduga itu, maka ketika melihat tawontawon beracun itu mulai berkumpul, segera ia meluncur ke bawah. Ling Coa Hong Tok bergirang dalam hati begitu melihat Bangau Sakti meluncur ke bawah, Segeralah ia meniup alat itu lagi, dan tawon-tawon beracun itu pun langsung terbang jadi dua kelompok Salah satu kelompok segera menyerbu ke arah Pek Yun Hui, sedangkan kelompok yang satu lagi terbang menghindari serangan Bangau Sakti. Setelah terbang menghindar mendadak kelompok tawontawon beracun itu berbalik menyerang Bangau Sakti, Apa boleh buat, Bangau Sakti segera mengibas-ngibaskan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sepasang sayapnya, lalu terbang meluncur ke atas menghindari serangan-serangan tawon-tawon beracun itu. Dari tadi Lam Thian It Sat terus menyaksikan, ternyata tawon-tawon beracun itu tidak bisa berbuat apa-apa terhadap Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu. Maka ia membentak sambil menyerang mereka berdua dengan ilmu Im Hong Toan Hun Ciang, bahkan menggunakan sembilan bagian Lweekangnya. Padahal Pek Yun Hui sedang memperhatikan pertarungan antara Bangau Sakti dengan tawon-tawon beracun itu, namun ketika mendengar suara bentakan Lam Thian It Sat, ia sudah tahu Lam Thian It Sat pasti turun tangan jahat terhadap mereka berdua, ia cepat-cepat mengibaskan lengannya, dan sekaligus mendorong Bee Kun Bu ke samping. "Hmm!" Dengusnya dingin. "Engkau seorang ketua suatu aliran, tapi justru begitu tak tahu malu!" Pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu juga mendorongkan sepasang tangannya, sehingga membuat tenaga pukulan Lam Thian It Sat terdorong ke samping. Tampak beberapa orang yang berdiri di situ terkulai, hidung dan mulut mereka mengeluarkan darah, nyawa mereka pun melayang seketika. "Kakak Pek!" Ujar Bee Kun Bu setelah menyaksikan itu. "Berhati-hatilah! itu adalah pukulan Im Hong Toan Hun Ciang!" Pek Yun Hui mengangguk, lalu menatap Lam Thian It Sat tajam seraya berkata dengan dingin sekali. "Engkau ketua aliran Swat Ling San, tapi tidak mau menempuh jalan yang lurus, sebaliknya malah belajar ilmu sesat! Apakah sekarang engkau masih tidak mau menyerahkan Souw Peng Hai?" Lam Thian It Sat mendongakkan kepala, ia melihat sebagian besar Siang Cing Koan telah musnah dilalap Si jago Merah, itu membuatnya nyaris muntah darah saking gusarnya. "Kalian terlampau menekan orang!" Sahutnya sambil berkertak gigi. "Kalau kalian menghendaki aku menyerahkan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Souw Peng Hai, silakan serang aku dulu! Aku justru ingin mencoba ilmu silat Tionggoan!" Walau berkata begitu, namun yang menyerang duluan malah Lam Thian It Sat. ia sudah tidak dapat mengendalikan kegusarannya lagi, dan kali ini ia melancarkan pukulan yang sangat dahsyat Bee Kun Bu tampak terkejut itu tidak terlepas dari mata Pek Yun Hui. Gadis itu tahu Bee Kun Bu belum mengerti cara memecahkan ilmu pukulan tersebut Men-dadak Pek Yun Hui membentak keras, dan sekaligus mendorongkan sepasang telapak tangannya ke depan mengarah pada pukulan Lam Thian It Sat. Blamm! Terdengarlah suara benturan keras. Baju Bee Kun Bu robek sedikit tersambar angin pukulan Lam Thian It Sat. Dapat dibayangkan betapa dahsyatnya tenaga pukulan tersebut "Kun Bu!" Ujar Pek Yun Hui. "Kepandaian orang ini sangat tinggi, maka biar aku yang melawan nya, engkau mundur dulu!" Karena berbicara dengan Bee Kun Bu, maka perhatiannya jadi terpecah. Lam Thian It Sat merasa girang sekali, dan langsung menyerang Pek Yun Hui dengan ilmu pukulan Im Hong Toan Hun Ciang. padahal sesungguhnya, perhatian Pek Yun Hui sama sekali tidak terpecah Walau sedang berbicara dengan Bee Kun Bu, namun masih tetap memperhatikan gerak-gerik Lam Thian It Sat. Begitu melihat serangan itu, iapun tertawa dingin dan segera melancarkan sebuah pukulan untuk menyambut pukulan Lam Thian It Sat. PukuIan yang dilancarkan Pek Yun Hui sungguh dahsyat sekali, Lam Thian It Sat tampak terkejut, tapi tetap melanjutkan serangannya, Ketika dua tenaga itu beradu, Lam Thian It Sat merasa ada segulung angin yang teramat dingin menerjang ke arahnya, ia menyurut mundur beberapa KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ langkah, sekujur badannya merasa me-rinding, bahkan merasa dingin seluruh jalan darahnya. Di saat ini pula, ia melihat sosok bayangan putih berkelebat ta!m-lahu Pek Yun Hui sudah menyerang kepalanya. Pek Yun Hui dapat memecahkan ilmu pukulan Im Hong Toan Hun Ciang, bahkan saat ini menyerangnya, Maka dapat dibayangkan betapa tingginya kepandaian gadis itu, Lam Thian It Sat tahu, bahwa dirinya tak mampu melawannya, Namun melihat Siang Cing Koan yang akan musnah begitu saja, ia pun jadi nekad. Oleh karena itu, ia menyambut serangan Pek Yun Hui dengan pukulan Im Hong Toan Hun Ciang, Setelah melancarkan pukulan itu ia pun terkejut bukan main, karena merasa tenaga serangan Pek Yun Hui terus menerjang ke arahnya. Lam Thian It Sat ingin menarik tenaga pukulannya, tapi sudah terlambat dan mendadak badannya sempoyongan ke belakang beberapa langkah, Belum juga ia berdiri tegak, Pek Yun Hui sudah menyerangnya lagi. Cepat-cepat Lam Thian It Sat meloncat mundur, tetapi Pek Yun Hui tidak mengejarnya, sebaliknya malah berdiri di tempat sambil tertawa dingin. "Kwa Ih Kang!" Ujar Pek Yun Hui. "Engkau telah terluka oleh Ceng Wua Hua Liat Ciang Hoat (llmu pukulan Penggetar Urat Nadi)ku, maka engkau harus beristirahat setengah tahun, barulah bisa pulih kepandaianmu Kalau engkau masih ingin menguasai rimba persilatan Tionggoan, kapan bertemu aku pasti tidak akan mengampuni nyawamu!" Lam Thian It Sat Kwa Ih Kang memang merasa sekujur badannya ngilu, seluruh jalan darah di tubuhnya juga merasa dingin. Semula ia sudah tidak habis berpikir, kenapa bisa begitu? Saat ini ia mendengar Pek Yun Hui berkata demikian, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ barulah ia tahu bahwa Pek Yun Hui betul-betul berkepandaian tinggi, maka ia pun tampak putus asa. ia memandang ke arah Siang Cing Koan yang masih terbakar itu, tampak bangunan itu sudah tidak dapat tertolong lagi, sedangkan Souw Peng Hai pun sudah hilang entah ke mana. "Aaakh.,.!" Keluh Lam Thian It Sat. "Sudahlah! Kepandaianku masih rendah, maka harus mengalami kejadian ini! Kepandaian Nona sangat tinggi, aku kagum sekali, Selama gunung masih menghijau, kita pasti akan berjumpa lagi! Aku pun akan berterimakasih atas pukulanmu ini!" Setelah berkata begitu, Lam Thian It Sat langsung melesat pergi, dan tanpa menghiraukan keempat saudara seperguruannya lagi, padahal keempat setan Swat Ling San sudah siap, apabila Lam Thian It Sat memberi aba-aba, mereka pasti segera menyerang Pek Yun Hui dengan formasi Ngo Heng Kun Goan Tin. Akan tetapi, Lam Thian It Sat justru terluka oleh Pek Yun Hui dengan pukulan Ceng Wua Hua Liat Ciang Hoat yang amat luar biasa itu. Kini Lam Thian It Sat malah pergi begitu saja, maka keempat setan Swat Ling San saling memandang, kemudian mereka berempat membentak keras, dan serentak menyerang Pek Yun Hui dari empatJurusan. Pek Yun Hui sudah tahu bagaimana kepandaian keempat setan Swat Ling San itu, oleh karena itu, ia tampak acuh tak acuh akan serangan-serangan tersebut Lain halnya dengan Bee Kun Bu. ia mengkhawa!ir-kan keselamatan Pek Yun Hui, maka langsung menghunus pedangnya, dan segera menyambut serangan itu, yang ternyata serangan Tan Cun Goan. Bee Kun Bu terperanjat ia masih ingat budi pertolongan orang tua itu, sehingga pedangnya pun bergerak lamban. "Cianpwee!" Ujar Bee Kun Bu dengan suara rendah. "Lam Thian It Sat telah kabur, Siang Cing Koan pun hampir ludes terbakar! Kalau Cianpwee tidak pergi se-karang, mau tunggu kapan lagi?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Air muka Tan Cun Goan berubah, namun tetap menyerang Bee Kun Bu dengan sepasang tangannya. itu membuat Bee Kun Bu tidak habis berpikir, kenapa Tan Cun Goan malah terus menyerangnya? Apa boleh buat! Bee Kun Bu terpaksa menangkis dengan pedangnya. Pada waktu bersamaan, tampak Gin Tie Suseng melesat ke tempat itu, bahkan langsung menyerang Ciak Bin Sat SinSang Yang dengan jurus Man Thian Hoa Ih (Bunga Hujan Di Langit), ia menyerang Cian Bin Sat Sin dengan su!ing peraknya. Berdasarkan kepandaian mereka memang seimbang tapi lengan Ciak Bin Sat Sin telah terluka oleh jarum Toan Meng Cin, maka gerakannya agak terhambat sehingga berada di bawah angin. sementara Pek Yun Hui dikeroyok Kiu Tok Ciu dan Ling Coa Hong Tok, Kiu Tok Ciu, yang seharusnya bukan lawannya, Oleh karena itu, Pek Yun Hui harus mencari akal untuk meroboh kan nya. Pek Yun Hui yang begitu cerdik, bagaimana mungkin tidak akan mengetahui akan apa yang dipikirkan Kiu Tok Ciu? Karena itu, ia membiarkan mereka berdua terus menyerangnya. sedangkan Bee Kun Bu yang bertarung dengan Tan Cun Goan semakin tidak mengerti, kenapa Tan Cun Goan terus menyerangnya dengan sengit? Apakah ia menghendaki Bee Kun Bu mengeluarkan kepandaiannya untuk menundukkannya? Pikir Bee Kun Bu. Setelah berpikir demikian, Bee Kun Bu pun mulai berhati-hati. Memang tidak salah, Tan Cun Goan menghendaki Bee Kun Bu bersungguh-sungguh bertarung dengan diri-nya, ia menyerang Bee Kun Bu dengan sengit, itu agar Bee Kun Bu mengeluarkan ilmu andalannya, sehingga pertarungan mereka berdua semakin seru. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kiu Tok Ciu dan Ling Coa Hong Tok masih bisa bertahan, itu disebabkan Pek Yun Hui sama sekali tidak berniat melukai mereka, Ketika sedang bertarung, Kiu Tok Ciu masih sempat melirik ke arah Tan Cun Goan yang sedang bertarung dengan Bee Kun Bu. pertarungan mereka berdua sangat menarik perhatian Kiu Tok Ciu, maka ia cepat-cepat bersiuI, kemudian melompat mundur dan berdiri di situ sambil menyaksikan pertarungan Bee Kun Bu dengan Suhengnya, Begitu pula Ling Coa Hong Tok, ia pun berhenti bertarung dengan Pek Yun Hui. Pek Yun Hui pun tidak menyerang mereka, ia berdiri di tempat memperhatikan semua pertarungan itu. sementara Gin Tie Suseng dan Ciak Bin Sat Sin bertarung semakin seru, maka mereka tiada waktu untuk melirik ke arah Bee Kun Bu yang sedang bertarung dengan Tan Cun Goa. Bee Kun Bu yang sedang bertarung dengan Tan Cun Goan, kian lama kian bertambah kagum, karena Tan Cun Goan memiliki ilmu pukulan yang amat hebat dan aneh. "Aku telah menerima budi pertolongan nya, maka aku tidak mau mengeluarkan ilmu andalan, Walau aku tidak mau melukainya, namun harus mengeluarkan ilmu andalanku untuk mendesaknya, agar berhenti bertarung," Ujar Bee Kun Bu dalam hati. Oleh karena itu, ia mulai mencurahkan perhatiannya. sementara Tan Cun Goan yang berada di atas angin, justru sangat penasaran, karena tahu bahwa Bee Kun Bu terusmenerus mengalah padanya. "Bee siauhiap! Siang Cing Koan telah ludes dilalap api, itu gara-garamu! Aku dari aliran Swat Ling San. tentunya harus menuntut balas! Nah, bertarunglah sungguh-sungguh dan dengan segenap tenaga! jangan mengalah, nanti engkau yang celaka!" Kata Tan Cun Goan, Setelah mendengar itu, Bee Kun Bu melirik ke arah Kiu Tok Ciu dan Ling Coa Hong Tok. Kedua orang itu sedang memperhatikan pertarungan mereka, sehingga Bee Kun Bu membatin KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kiu Tok Ciu dan Ling Coa Hong Tok berhati licik. Kalau sekarang aku menasihati Tan Cun Goan, dan diketahui oleh mereka berdua, bukankah aku merepotkan Tan Cun Goan?" "Lihat serangan!" Bentak Tan Cun Goan sambil menyerang dahsyat "Baiklah!" Sahut Bee Kun Bu. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Aku pasti balas menyerang !" Bee Kun Bu segera menangkis menggunakan jurus Khuang Hong Kip Ih (Angin Topan Hujan Badai), Selain menangkis, jurus tersebut pun bersifat menyerang, Ada pun sasarannya adalah perut Tan Cun Goan. Padahal pukulan Tan Cun Goan barusan mengunci pedang Bee Kun, maksudnya setelah mengunci pedang itu, ia pun akan melancarkan pukulan lagi. Akan tetapi, ia tak menyangka, pedang itu dapat lo!os, bahkan menusuk ke arah perutnya. "Sungguh hebat kepandaian anak ini! Kalaupun aku mengeluarkan semua kepandaianku paling juga bertanding imbang dengannya, Walau aku kagum dan merasa cocok dengan dia, namun aliran Swat Ling San adalah perguruanku, bagaimana mungkin aku cuma berpeluk tangan menyaksikan kemusnahan Siang Cing Koan?" Ujar Tan Cun Goan dalam hati sambil menarik nafas panjang. Ketika pedang itu hampir mengenai perutnya, Tan Cun Goan membentak keras, sambil melancarkan sebuah pukulan ke arah dada Bee Kun Bu, bahkan kemudian bergerak cepat mencengkeram pergelangan tangannya. ini adalah jurus Heng Kang Cai Tau (Menerobos Arus Sungai), jurus itu sangat istimewa, sebab kalau Bee Kun Bu terpaksa melanjutkan serangannya, dadanya pasti terpukul dan pergelangan tangannya pun pasti tereengkeram oleh Tan Cun Goan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Oleh karena itu, Bee Kun Bu terpaksa menarik pedangnya, sambil menangkis serangan itu dengan jurus Liu Ing Uh Khong (Air Mengalir Tarian Kosong), kemudian secepat kilat balas menyerang. Seketika juga sinar pedang Bee Kun Bu berkelebatan Kalau Tan Cun Goan melanjutkan pukulannya dan mencengkeram, niseaya tangannya akan putus ter-sabet pedang Bee Kun Bu, Karena itu, Tan Gun Goan terpaksa meloncat mundur Bee Kun Bu juga meloncat mundur setelah mengeluarkan jurus tersebut demi menjaga serangan Tan Cun Goan. Namun Tan Cun Goan tidak menyerangnya, malah berdiri tegak sesudah meloncat mundur Kini mereka berdua berdiri dalam jarak beberapa depa, saling memandang dan tampak tertegun Saat ini Lam Thian It Sat telah kabur Bee Kun Bu dan Tan Cun Goan tiada permusuhan apa pun, maka seandainya Tan Cun Goan berniat pergi, Bee Kun Bu tidak akan menghalanginya. Ternyata Bee Kun Bu berpikir demikian Akan tetapi, lain pula dengan apa yang dipikirkan Tan Cun Goan, Karena ia masih ingat akan budi perguruan Swat Ling San yang telah menerimanya sebagai murid, maka bagaimana mungkin ia pergi begitu saja membela perguruannya itu, Setelah tertegun beberapa saat, ia pun membentak keras sambil menyerang Bee Kun Bu. Ketika melihat serangan yang penuh mengandung Lweekang, Bee Kun Bu segera mengeluarkan Lweekang pada pedangnya untuk menyambut pukulan Tan Cun Goan. Trannng! Terdengar suara benturan. Pukulan Tan Cun Goan telah tertangkis oleh pedang Bee Kun Bu. Betapa penasarannya Tan Cun Goan, lalu mendadak menyerangnya secepat kilat dengan lima jarinya mencengkeram urat nadi di pergelangan tangan Bee Kun Bu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu langsung mengayunkan pedangnya untuk menangkis serangan Tan Cun Goan, tapi sungguh di luar dugaannya, ternyata yang dilancarkan Tan Cun Goan merupakan jurus tipuan Ketika Bee Kun Bu mengayunkan pedangnya untuk menangkis, tiba-tiba Tan Cun Goan menarik tangannya, dan sekaligus menyerang Bee Kun Bu dengan sepasang telapak tangannya yang penuh mengandung Lweekang. Hati Bee Kun Bu terkesiap menyaksikan serangan itu, Secepat kilat ia meluruskan pedangnya ke depan ke arah dada Tan Cun Goan, dan ia pun menghimpun tenaga dalam untuk melindungi dirinya. Bee Kun Bu yakin bahwa Tan Cun Goan pasti mengelak ke samping atau meloncat mundur menghindari pedangnya, Akan tetapi, justru tidak! Tan Cun Goan tetap melanjutkan pukulannya, Betapa kagetnya Bee Kun Bu, sudah tidak sempat baginya untuk menarik pedangnya lagi. Pukulan yang dilancarkan Tan Cun Goan memang rnc:iL'cn li dada Bee Kun Bu, tapi karena Bee Kun Bu sudah mengerahkan Lweckangnya untuk melindungi dadanya, maka ia tidak terluka oleh pukulan Tan Cun Goan Lain halnya dengan Tan Cun Goan, dadanya tertembus pedang Bee Kun Bu, dan seketika juga ia " Terkulai dengan darah bereucuran di dada. "Cianpwee.,.!" Seru Bee Kun Bu. Wajah Tan Cun Goan sudah pucat pias, tapi begitu mendengar seruan Bee Kun Bu ia pun tersenyum seraya berkata lemah. "Bee siauhiap, manusia hidup harus dapat membedakan kebenaran dan kejahatan, namun juga harus ingat akan budi kebaikan. Aku berasal dari perguruan Swat Ling San, menerima budi kebaikan guruku dan harus bertanggung jawab terhadap perguruan pula, Oleh karena itu, aku meminjam pedang pusaka Bee siauhiap untuk mengakhiri hidupku, Harap Bee siauhiap jangan berduka, kita berjodoh bertemu KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ beberapa kali, jadi aku harap Bee siauhiap jangan membunuh habis perguruanku di Swat Ling San, aku.,, aku akan mati merem." Setelah mendengar apa yang dikatakan Tan Cun Goan, barulah Bee Kun Bu sadar, bahwa Tan Cun Goan memang sengaja cari mati di ujung pedangnya, itu membuat Bee Kun Bu berduka sekali. "Cepatlah Cianpwee menutup jalan darah itu agar darah tidak terus mengucur lagi!" Ujar Bee Kun Bu. "Asal Cianpwee bisa selamat, kita boleh berunding!" "Bee siauhiap!" Tan Cun Goan tersenyum getir "Setiap orang punya tekad sendiri Sudah cukup lama aku hidup di dunia, maka kalau hari ini bisa mati merupakan hal yang amat menggembirakan Aku akan berterima-kasih sekali pada Bee siauhiap, asal Bee siauhiap tidak membunuh saudara seperguruanku" Tan Cun Goan memang bertekad untuk mati, maka ia sama sekali tidak mau menutup jalan darahnya, terus membiarkan darah mengucur itu membuat Bee Kun Bu jadi gugup sekali, Tiba-tiba ia menjulurkan tangannya menotok jalan darah di dada Tan Cun Goan, agar darah berhenti mengucur Walau Bee Kun Bu sudah menotok jalan darah itu, namun darah masih terus mengucur Terkejutlah Bee Kun Bu, sebab hawa murni yang ada di dalam tubuh Tan Cun Goan telah buyar, pertanda nyawa Tan Cun Goan sudah sulit ditolong lagi. Pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu mendengar desiran di belakangnya, ternyata ada serangan gelap terhadap dirinya, Tanpa banyak pikir lagi, ia langsung mengerahkan ginkangnya melesat ke atas menghindari serangan tersebut. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Setelah terhindar dari serangan gelap itu, barulah ia memandang, ternyata yang menyerangnya adalah Kiu Tok Ciu-Liu Bwee. "Engkau sudah membakar Siang Cing Koan, dan kini malah melukai Suhengku!" Bentak Kiu Tok Ciu sambil menudingnya. "Aku akan mengadu nyawa denganmu!" Kiu Tok Ciu menyerang Bee Kun Bu lagi dengan sengit dan nekad, kelihatannya ia memang ingin mengadu nyawa dengan Bee Kun Bu. Karena sudah mendengar pesan dari Tan Cun Goan, maka meskipun Kiu Tok Ciu menyerang dengan begitu nekad, Bee Kun Bu cuma mengelak. sebaliknya Kiu Tok Ciu tampak sudah tidak menghiraukan nyawanya sendiri, ia terus menyerang Bee Kun Bu dengan jurus-jurus yang mematikan Kali ini ia menyerang dengan jurus Thian Li San Hoa (Bidadari Menyebar Bunga). sementara Bee Kun Bu terus mengelak, namun karena diserang terus-menerus, akhirnya timbul pula kegusarannya, Oleh karena itu, ia pun balas menyerang menggunakan jurus Lang Cien Liu Sah (Ombak Menderu Pasir Mengalir). Kiu Tok Ciu terpaksa berkelit ia tahu bahwa kepandaiannya masih di bawah Bee Kun Bu, maka secara diam-diam ia mengeluarkan tiga batang Pek Kut Bu Uh Teng (Paku Tulang Putih), Kemudian, mendadak ia mengayunkan tangannya, dan dua batang Paku Tulang putih itu meluncur ke arah Bee Kun Bu. Paku Tulang putih amat halus, boleh dikatakan menyerupai jarum, maka tidak heran kalau begitu cepat luncurannya. Kebetulan mereka bertarung dalam jarak dekat, maka Bee Kun Bu tidak dapat menghindari kedua batang paku tersebut Mendadak ia mengeluarkan jurus Thian Ho Toh Kua (Sungai Langit Terbalik) untuk memukul jatuh kedua batang paku itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Namun tiba-tiba meluncur lagi sebatang paku, tetapi Bee Kun Bu tetap menggunakan jurus tersebut memukul jatuh paku itu. "Entah sudah berapa kali engkau melancarkan serangan gelap terhadap diriku, kalau Tan Cianpwee tidak berpesan mengampunimu, engkau pasti sudah tewas di ujung pedangku!" Ujar Bee Kun Bu dingin. "Bee Kun Bu!" Bentak Kiu Tok Ciu melengking. "Engkau telah membakar Siang Cing Koan, mendesak Toa Suhengku pergi dan melukai Sam Suhengku! Maka aku harus mengadu nyawa denganmu!" Kiu Tok Ciu menyerang Bee Kun Bu lagi dengan senjatanya yang menyerupai cambuk, Bee Kun Bu tersenyum dingin sambil menyambut serangan itu, dan terjadilah pertarungan yang amat seru. Akan tetapi, Bee Kun Bu cuma mendesaknya, karena masih ingat akan pesan Tan Cun Goan. Namun Kiu Tok Ciu memang sudah nckad, ia terus menyerang tanpa menghiraukan nyawanya sendiri, bahkan ingin mati bersama Bee Kun Bu, Lantaran Kiu Tok Ciu menyerang dengan nekad, membuat Bee Kun Bu agak kewalahan menghadapinya, sebab ia tidak mau sampai salah tangan membunuhnya. Ketika Bee Kun Bu mengeluarkan jurus Tau Tho Pau Li (Memetik Buah Persik), pedang Bee Kun Bu mengarah pada perut Kiu Tok Ciu. Namun begitu perut Kiu Tok Ciu hampir tertusuk, tiba-tiba Bee Kun Bu menahan pedangnya. "Walau Kiu Tok Ciu sangat licik dan jahat, dia tetap Sumoy Tan Cun Goan. Secara tidak sengaja aku telah melukai Tan Cun Goan dengan pedang, bagaimana mungkin aku melukai Kiu Tok Ciu dengan pedang lagi? Kalau aku melanjutkan serangan ini, Kiu Tok Ciu pasti mati di ujung pedangku, sedangkan aku sudah mengabulkan permintaan Tan Cun Goan," Ujar Bee Kun Bu dalam hati, Maka ia tidak melanjutkan serangannya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kiu Tok Ciu justru memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang Bee Kun Bu secara mendadak, dengan menggunakan Kim Sih Jauw Wua (Benang Emas Melilit pergelangan Tangan), Tampak cambuknya berkelebat mengarah pada urat nadi di pergelangan tangan Bee Kun Bu, sehingga membuat Bee Kun Bu kesal bukan main. Tentu! Karena ia telah berbelas kasihan pada Kiu Tok Ciu, maka tidak melanjutkan serangannya, Namun sebaliknya gadis itu malah menyerangnya dengan jurus yang mematikan Dapat dibayangkan, betapa gusarnya Bee Kun Bu. Mendadak ia membentak keras sambil mengerahkan Lweekangnya pada pedangnya, lalu mengarah pada cambuk itu, dan sekaligus menggetarkan pedangnya. Serrt! Cambuk itu putus jadi beberapa potong. Seketika juga Kiu Tok Ciu meloncat mundur, bahkan sekaligus mengeluarkan senjata rahasianya, kemudian disambitkannya ke arah Bee Kun Bu. Kali ini Bee Kun Bu menggunakan jurus Huat Cau Sui Coa (Menyabet Rumput Mencari Ular). jurus tersebut merontokkan senjata rahasia itu, bahkan juga langsung menyerang ke arah perut Kiu Tok Ciu. Kini di tangan Kiu Tok Ciu sudah tidak ada senjata, oleh karena itu secepat kilat ia melesat ke samping. Pada saat bersamaan, ia pun menyambit Bee Kun Bu dengan senjata rahasia Poh Yong Gin Cin (Jarum Perak Poh Yong). Ketika melihat Kiu Tok Ciu mengayunkan ta-ngannya, Bee Kun Bu sudah tahu bahwa Kiu Tok Ciu menyambitnya lagi dengan senjata rahasia, maka ia pun cepat-cepat mengerahkan ginkangnya melesat ke atas, sehingga terluput dari belasan batang Poh Yong Gin Cin itu. Akan tetapi, di saat Bee Kun Bu melesat ke atas, Kiu Tok Ciu menyerangnya dengan senjata tersebut lagi, Tampak sinar bergemerlapan meluncur ke arah Bee Kun Bu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Memang berbahaya sekali bagi diri Bee Kun Bu, sebab badannya masih berada di atas, sehingga sulit baginya untuk menghindar Namun ia cepat-cepat menarik nafas dalamdalam, sekaligus mengerahkan ginkangnya Ling Khong Sih Tou untuk meluncur ke atas lagi. Kiu Tok Ciu segera merogoh ke dalam bajunya, maksudnya ingin mengambil senjata rahasianya, Akan tetapi, pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu telah melesat ke arahnya, sehingga Kiu Tok Ciu tidak keburu mengambil senjata rahasianya Betapa gugupnya gadis itu dan ia pun menoleh melihat keadaan sekitarnya telah berubah agak aneh. Pek Yun Hui dan Ling Coa Hong Tok cuma berdiri berdekatan, sedangkan Gin Tie Suseng dan Ciak Bin Sat Sin masih bertarung mati-matian. Menyaksikan keadaan itu, secepat kilat Kiu Tok Ciu meloncat ke arah Ling Coa Hong Tok, lalu menyambar pedangnya. Di saat bersamaan, Bee Kun Bu pun telah melesat sampai ke hadapan Kiu Tok Ciu. Tanpa banyak pikir lagi Kiu Tok Ciu langsung mengayunkan pedang itu untuk menangkis serangan Bee Kun Bu. Trannng! Terdengar suara benturan pedang, tampak pula bunga api berpijar ke mana-mana. Sungguh di luar dugaan, pedang di tangan Kiu Tok Ciu tinggal separuh, ternyata telah ditebas buntung oleh pedang pusaka Bee Kun Bu. itu membuat Kiu Tok Ciu berdiri mematung di tempat "Kiu Tok Ciu!" Bentak Bee Kun Bu. "Kalau saat ini aku ingin membunuhmu, itu gampangsekali! Namun Tan Cianpwee telah berpesan padaku, agar mengam-punimu, maka aku harap engkau mau bertobat! Kalau tidak, lain kali terpaksalah aku turun tangan jahat terhadapmu!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kini Kiu Tok Ciu sudah tampak putus asa. Walau tadi ia telah menyerang Bee Kun Bu dengan senjata rahasia, tapi tetap tidak dapat merobohkannya, bahkan sekarang pedangnya pun telah buntung, bagaimana mungkin melawannya lagi? sementara pertarungan Gin Tie Suseng dengan Ciak Bin Sat Sin, juga hampir berakhir, karena Ciak Bin Suseng semakin di bawah angin dan terdesak pula. "Ji Suheng!" Ujar Kiu Tok Ciu pada Ling Coa Hong Tok. "Pereuma kita mengadakan periawanan, lebih baik kita pergi! Kelak barulah kita menuntut balas semua ini!" Usai berkata begitu, Kiu Tok Ciu pun segera melesat pergi, Ling Coa Hong Tok pun memang bermaksud demikian, maka ia segera melesat pergi mengikuti Kiu Tok Ciu. Ciak Bin Sat Sin telah mendengar apa yang dikatakan Kiu Tok Ciu barusan, tapi Gin Tie Suseng terus-menerus menyerangnya, sehingga membuatnya tiada kesempatan untuk kabur, melainkan mati-matian berkelit ke sana ke mari. sedangkan Bee Kun Bu cuma tertawa dingin ketika melihat Kiu Tok Ciu dan Ling Coa Hong Tok melesat pergi, Kemudian ia mendekati Tan Cun Goan yang tergeletak bermandikan darah itu. "Cianpwee, cara ini amat menyiksa diri Cianpwee," Ujarnya sambil menarik nafas. "Lebih baik Cianpwee menutup jalan darah itu agar tidak merasa sakit, dan Cianpwee pun bisa tenang!" "Beesiauhiap!"Tan Cun Goan tersenyum getir "Aku tahu bahwa ajalku telah mendekat, tapi aku sama sekali tidak merasa takut, Kini aku bisa bertemu dengan pendekar sejati yang akan menegakkan keadilan dalam rimba persilatan, maka aku pun bisa mati dengan tenang, Aku tahu Bee siauhiap berkepandaian tinggi, maka aku berharap selanjutnya Bee siauhiap bertindak sesuai dengan keadilan rimba persilatan, jangan melupakan perikemanusiaan!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Terimakasih atas nasihat Cianpwee!" Ucap Bee Kun Bu setulus hati dan menambahkan "Apakah Cianpwee punya suatu amanat untukku?" "Aku tadi telah menyaksikan pertarunganmu dengan Sumoyku, Walau dia terus-menerus menyerangmu dengan nekad, dan bahkan melakukan serangan gelap lerhadapmu, tapi engkau tetap tidak turun tangan jahat terhadapnya, aku sangat berterimakasih padamu!" Ujar Tan Cun Goan dengan suara lemah. "Oleh karena itu, apakah Bee siauhiap sudi mendengar beberapa patah perkataanku?" "Silakan Cianpwee mengatakannya!" Sahut Bee Kun Bu sungguh-sungguh. "Berdasarkan kepandaian Bee siauhiap, memang sulit bertemu lawan di luar perbatasan di seberang laut Akan tetapi, Bee siauhiap kurang pengalaman, itu akan mencelakai diri Bee siauhiap, Menurut aku, alangkah baiknya Bee siauhiap segera kembali ke Tionggoan," Ujar Tan Cun Goan. "ltu sebab Souw Peng Hai mengajak semua aliran yang ada di luar perbatasan dan di seberang laut untuk bergabung, yang tujuannya adalah menguasai rimba persilatan Tionggoan, maka aku harus mencegahnya, Akan tetapi, kenapa Cianpwee malah menghalangiku?" "Bee siauhiap harus tahu, bahwa semua aliran yang ada di luar perbatasan maupun di seberang laut itu sulit untuk bergabung, sebab pendirian mereka berbeda, Walau Souw Peng Hai mengajak dengan cara apa pun, tentunya sulit untuk mencapai keberhasilan Lagi pula aliran aliran tersebut pun tidak akan menaruh kaki mereka di Tionggoan, sedangkan Bee siauhiap adalah murid kesayangan partai Kun Lun yang terkemuka di Tionggoan, kalau terjadi apa-apa atas diri Bee siauhiap, bukankah sangat disayangkan? Perlu diketahui, bahwa semua aliran di luar perbatasan maupun di seberang laut, rata-rata bersifat licik dan banyak akal busuk, maka Bee siauhiap harus memikirkan hal itu." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Memang masuk akal apa yang dikatakan Tan Cun Goan, sehingga membuat Bee Kun Bu jadi diam, Tan Cun Goan memandangnya, kemudian ujarnya sambil menahan sakit. "Contohnya seperti Thao Khong To dan Pit Sia Kiong, Kedua tempat itu amat berbahaya, lagi pula tidak pernah menerima orang luar, Kalau Bee siauhiap datang di salah satu tempat itu, sulitlah untuk keluar lagi." Padahal Bee Kun Bu sudah mengambil keputusan di dalam hati, setelah Siang Cing Koan musnah, ia harus melaksanakan janji pada Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin, wanita tua picak yang di dalam gua, tentunya harus berunding dengan Pek Yun Hui. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Namun sekarang ia mendengar Tan Cun Goan menyinggung tentang Pit Sia Kong, otomatis hatinya pun tergerak, sehingga berkata dalam hati. "Walau Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin telah menceritakan tentang Pit Sia Kong itu, tapi aku masih tidak begitu jelas. Alangkah baiknya aku bertanya pada Tan Cun Goan." Setelah berkata dalam hati, ia pun menatap Tan Cun Goan seraya bertanya dengan serius. "Apakah Pit Sia Kiong lebih berbahaya dari Siang Cing Koan?" "Bee siauhiap!" Tan Cun Goan menarik nafas pan-jang. "Terus terang, Pit Sia Kiong yang di gunung Taysan itu jauh lebih berbahaya dari pada Siang Cing Koan, orang bisa masuk tetapi tidak bisa keluar." "Aku memang harus pergi ke Pit Sia Kiong, sebab harus menepati janjiku pada seseorang." Bee Kun Bu memberitahukan "ltu menyangkut nyawa Cianpwee itu, maka aku mohon Cianpwee sudi menjelaskan tentang Pit Sia Kiong itu!" Badan Tan Cun Goan bergerak ketika mendengar apa yang dikatakan Bee Kun Bu, maka membuat lukanya mengucurkan darah lagi. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu segera menjulurkan tangannya untuk menotok dua jalan darah besar di dada Tan Cun Goan. "Cianpwee!" Ujar Bee Kun Bu, sebab Tan Cun Goan sama sekali tidak mau menghimpun hawa murninya. "Aku cuma bermaksud baik, kenapa Cianpwee menolak?" Tan Cun Goan memang sudah bertekad untuk mati, maka ia membuyarkan hawa murninya, agar darahnya terus mengucur Tapi Bee Kun Bu justru ingin menolongnya, oleh karena itu, hatinya mulai tergerak dan coba menghimpun hawa murninya. Ketika melihat Tan Cun Goan mulai menghimpun hawa murninya, Bee Kun Bu bergerak cepat menotok beberapa jalan darah di tubuh Tan Cun Goan, Namun tiba-tiba Tan Cun Goan merasa matanya berkunang-kunang, kemudian memuntahkan darah segar, sehingga membuat Bee Kun Bu terkejut sekali "Cianpwee, tanpa sengaja aku telah menggetarkan hawa murni Cianpwee," Ujar Bee Kun Bu menyesal Tan Cun Goan tak mampu membuka mulut, hanya tampak tangannya bergoyang, Bee Kun Bu tidak tahu apa maksudnya. "Cianpwee! Cianpwee...,t panggilnya dengan cemas. Suara panggilan Bee Kun Bu mengejutkan Pek Yun Hui yang dari tadi terus berdiri diam di tempat, Gadis itu segera melesat ke sisi Bee Kun Bu, lalu memeriksa nadi Tan Cun Goan. "Kun Bu, hawa murni orang ini telah buyar, dan nyawanya sudah berada di ujung tanduk, maka tidak bisa bicara lagi." Ujarnya sambil menggeleng-gelengkan kepala. Bee Kun Bu bertambah cemas. Padahal ia berharap Tan Cun Goan masih bisa bertahan agar dapat menjelaskan tentang Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu yang di Pit Sia Kiong KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ itu, tetapi ketika mendengar Pek Yun Hui mengatakan begitu, ia pun tampak putus asa. "Kok Kakak tahu dia telah tidak bisa bicara lagi?" Tanya Bee Kun Bu. "Gerak nadinya sudah hampir tak ada, maka sulit ditolong lagi." Jawab Pek Yun Hui sambil menarik nafas. "Aku berani memastikan, bahwa tidak sampai satu jam, nafasnya pasti putus." "Aaaakh...!H keluh Bee Kun Bu dengan mata bersimbah air. Saat ini nafas Tan Cun Goan mulai memburu, tapi masih memandang Bee Kun Bu dengan mata redup. Berselang beberapa saat kemudian, mendadak Tan Cun Goan mengeluarkan suara jeritan, Badannya pun melambung ke atas, lalu jatuh ke tanah dan nyawanya pun putus seketika. "Cianpwee! Cianpwee..." Seru Bee Kun Bu memanggilnya, Bagaimana mungkin Tan Cun Goan menjawab lagi? Namun wajahnya tampak berseri. "Aaaakh...!" "Kun Bu!" Pek Yun Hui memegang bahunya. "Jangan terlampau berduka! Dia telah mendapat tempat yang baik di sana. Lihatlah wajahnya yang berseri itu!" "Kakak...." Mata Bee Kun Bu telah basah. "Siang Cing Koan telah musnah dilalap api, Lam Thian U Sat pun sudah kabur, begitu pula Kiu Tok Ciu dan Ling Coa Hong Tok, Kita jangan lama-lama di sini, lebih baik ke Moh Sing Ngai (Tebing Memandang Kampung Halaman) untuk beristirahat setelah itu barulah kita pergi!" "Ngm!" Pek Yun Hui mengangguk "Aku pun bermaksud begitu, Tadi engkau dan Tan Cun Goan menyinggung tentang Pit Sia Kiong, apakah engkau lelah menemukan sesuatu?" "Panjang kalau dituturkan, maka mari kita ke Moh Siang Ngai, aku akan menuturkannya di tempat iiu!" Sahut Bee Kun Bu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Baiklah." Pek Yun Hui mengangguk lagi. "Saudara Kim!" Seru Bec Kun Bu. "Mari ikut kami ke Moh Siang Ngai!" Mereka bertiga lalu melesat pergi menuju Moh Siang Ngai. sementara api yang membakar Siang Cing Koan pun sudah mulai padam dengan sendirinya. ***** Bab ke 21 - Muncul Lagi Wanita Baju Ungu Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw sudah sampai di Moh Siang Ngai. "Mari kita duduk beristirahat di sini saja!" Ujar Bee Kun Bu. Mereka bertiga lalu duduk Pek Yun Hui menengok ke sana ke mari, kemudian tersenyum seraya berkata. "Kun Bu, Moh Siang Ngai ini mirip Cung Yun Giam yang di Kwat Cong San." "Benar." Bee Kun Bu mengangguk "Ketika aku sampai di tempat ini, rasanya seakan pernah ke mari. Ternyata Moh Siang Ngai ini mirip Cung Yun Giam." "Juga mirip tebing yang di Tay Pah San," Sela Gin Tie Suseng sambil tersenyum. "Ohya!" Bee Kun Bu menatap Gin Tie Suseng. "Saudara Kim sudah lama tinggal di luar perbalasan, apakah pernah dengar tentang Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin?" Begitu mendengar Bee Kun Bu menyebut nama tersebut, seketika juga air muka Gin Tie Suseng berubah. "Kenapa Saudara Bee menyinggung orang itu? Apa-kah Saudara Bee kenal dia?" Gin Tie Suseng balik bertanya. Pek Yun Hui juga tereengang, tapi ketika melihat air muka Gin Tie Suseng, ia pun langsung mengarah pada Bee Kun Bu. "Aku pernah terpukul jatuh ke dalam jurang oleh Kiu Tok Ciu dan Ling Coa Hong Tok. itu karena aku terjebak oleh akal busuk mereka," Jawab Bee Kun Bu memberitahukan "Aku KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ pasti mati kalau tidak ditolong oleh seorang wanita tua picak yang mengaku dirinya Kiauw Muk Jin Mo-Ciu Lin. Setelah itu dia pun menjelaskan tentang jalan rahasia yang menuju puncak Lima Jari." Wajah Gin Tie Suseng tampak serius sekali setelah mendengar penuturan Bee Kun Bu, tapi juga tampak kurang pereaya. "Apakah Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin yang mengantar Saudara Bee ke jalan rahasia itu?" Tanya Gin Tie Suseng. "Dia sangat pantang akan sinar matahari dan bu!an, maka tidak berani meninggalkan gua, Dia cuma memberi petunjuk tentang jalan rahasia itu saja," Jawab Bee Kun Bu. "Oh?" Gin Tie Suseng tereengang. "Kenapa dia pantang akan sinar matahari dan bulan?" "Dia mengatakan bahwa dirinya mengidap Thoa Ning Poh Kut San (Racun Penyusut TuIang), Murid kesayangannya yang meracuninya." Bee Kun Bu mem-beri-tahukan. "OIeh karena itu, dia tidak boleh tersorot sinar matahari maupun sinar bulan Dia tinggal di dalam gua itu demi mengobati dirinya sendiri." Setelah mendengar itu, Gin Tie Suseng pun tertawa dingin, kemudian ujarnya sambil memandang Bee Kun Bu. "Aku pernah dengar tentang kehebatan racun tersebut Dia mengatakan diracuni oleh murid kesayangan-nya, aku pikir dia tidak bohong, Dia memang punya hubungan dengan Lam Thian It Sat, maka tidak heran kalau dia diijinkan tinggal di dalam gua itu, Saudara Bee bernasib mujur, kalau tidak, mungkin sulit ke luar dari jurang itu." "Kenapa Saudara Kim mengatakan begitu? Apakah Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin itu merupakan iblis yang suka membunuh orang?" Tanya Bee Kun Bu ingin mengetahui nya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Setahuku, dia memang merupakan iblis yang suka bunuh orang, yang malang melintang di luar perbatasan dan di seberang laut Kalau bertemu orang yang dirasanya tidak cocok, pasti dibunuhnya, Lagi pula dia paling tidak menyukai kaum lelaki, Lelaki mana yang berkepandaian tinggi, pasti dibunuhnya," Jawab Gin Tie Suseng. "Kalau begitu, apa latar belakangnya?" Tanya Pek Yun Hui mendadak. "Dugaan Nona Pek memang tidak salah." Gin Tie Suseng manggutmanggut "Dia punya riwayat hidup yang sangat menyedihkan Kedua orang tuanya memikul beban cinta, sehingga tersiar di luar perbatasan maupun di seberang laut ibunya bunuh diri gara-gara tertipu oleh ayahnya, maka ia amat membenci kaum lelaki, Tapi dia justru jatuh cinta pada seorang lelaki, akhirnya wajahnya dirusak oleh lelaki itu. Dapat dibayangkan, betapa bencinya terhadap kaum lelaki, sedangkan ilmu silatnya berasal dari Pit Sia Kiong, maka tidak heran kalau kepandaiannya sangat tinggi, Dalam waktu dua puluh tahunan, orang yang mati di tangannya sudah puluhan Oleh karena itu, dia dijuluki Miauw Muk Jin Mo (lblis Mala Picak), Saudara Bee bisa lolos dari tangannya, itu sungguh di luar dugaan!" "Miauw Muk Jin Mo memang sudah menceritakan riwayat hidupnya, namun tidak menceritakan tentang pereintaannya, Bolehkah Saudara Kim memberitahukan-ku?" Tanya Bee Kun Bu. "Baiklah." G'm Tie Suseng mengangguk Tapi se-belumnya, aku justru harus menjelaskan suatu benda, Sebab kalau tidak, sulit untuk menceritakan tentang Miauw Muk Jin Mo itu." "Saudara Kim!" Bee Kun Bu menatapnya. "Benda itu apakah Pit Giok Cak?" "Apa?" Gin Tie Suseng terbelalak. "Dia telah menceritakan urusan yang begitu penting padamu?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu tersenyum, kemudian ia pun mengeluarkan sepotong Pit Giok Cak itu dan diperlihatkannya pada Gin Tie Suseng. "Apakah benda ini?" Tanyanya. Mulut Gin Tie Suseng ternganga lebar ketika melihat benda tersebut Setelah itu ia berkata dengan suara rendah. "Aku sering dengar tentang Pit Giok Cak ini, tapi tidak pernah me!ihatnya. Tapi kini malah berada di tangan Saudara Bee. BoIehkah aku melihatnya?" "Silakan!" Sahut Bee Kun Bu sambil memperlihatkan Pit Giok Cak itu ke hadapan Gin Tie Suseng. Lama sekali Gin Tie Suseng memperhatikan benda tersebut, kemudian ia pun menarik nafas panjang. Tni memang merupakan benda pusaka, tapi pembawa sial," Ujar Gin Tie Suseng sambil menggeleng-gelengkan kepala. "Sebab benda ini gampang menimbulkan pembunuhan Apakah Saudara Bee tahu tentang benda ini?" "Sebelum Miauw Muk Jin Mo menyerahkan padaku, dia telah memberi tahukan," Sahut Bee Kun Bu. "Oooh!" Gin Tie Suseng manggut-manggut Bee Kun Bu pun memberikan pada Pek Yun Hui untuk dilihat Pek Yun Hui menerima benda itu seraya bertanya pada Gin Tie Suseng. "Kelihatannya memang benda pusaka, tetapi kenapa Saudara Kim bilang menyangkut urusan penting, bahkan air muka Saudara Kim pun tampak berubah?" "Puluhan tahun yang lampau, benda ini telah menimbulkan bencana dalam rimba persilatan di luar perbatasan dan di seberang laut," Jawab Gin Tie Suseng menjelaskan "Yang mati demi Pit Giok Cak ini tak terhitung banyaknya, Miauw Muk Jin Mo diracuni oleh murid kesayangan nya, tentunya juga garagara Pit Giok Cak ini, Oleh karena itu, aku masih tidak habis KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ berpikir kenapa Miauw Muk Jin Mo memberikan pada Saudara Bee? Mungkinkah ingin meminjam tangan Saudara Bee untuk membunuh orang?" "Dia memang minta bantuanku, yakni pergi ke Pit Sia Kiong untuk minta obat penawar racun Thao Ning Poh Kut San. Dalam jangka waktu enam bulan aku harus kembali ke gua itu dengan membawa obat penawar racun tersebut Kalau tidak, dia pasti mati. Aku merasa kasihan kepadanya, lagi pula dia yang menyelamatkan nyawaku, maka aku pun menyanggupinya." Bec Kun Bu menjelaskan "Akan tetapi, menurutku, kemungkinan besar dia masih menyimpan suatu rahasia pribadinya, Apakah Saudara Kim tahu tentang itu?" "Setelah dia menjelaskan tentang Pit Giok Cak ini, dia tidak menjelaskan tentang hal lain lagi?" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Gin Tie Suseng balik bertanya. "Dia cuma memberitahukan bahwa dirinya diracuni oleh murid kesayangannya, termasuk asa!-usul Pit Giok Cak ini," Jawab Bee Kun Bu. "Dia tidak menjelaskan bagaimana cara murid kesayangannya meracuninya." "Perlu diketahuL,." Gin Tie Suseng menarik nafas panjang. "Miauw Muk Jin Mo tergotong orang yang tidak lurus dan tidak sesat. Kalau dibilang dia kejam, dia justru sering membunuh para penjahat Namun juga membunuh orang baik-baik, kalau orang baik-baik itu menyinggung hatinya, Yang aku bingungkan, kenapa dia menyerahkan sepotong Pit Giok Cak ini padamu, Apakah dia punya tujuan tertentu?" Tujuannya tidak lain yakni minta bantuanku untuk pergi ke Pit Sia Kiong minta obat penawar racun itu." "Oooh!" Gin Tie Suseng manggut-manggut dan melanjutkan "Kebetulan aku tahu sedikit tentang dirinya diracuni oleh murid kesayangannya, apakah kalian ingin mendengarnya ?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Aku justru masih tidak habis berpikir, alangkah baiknya Saudara Kim memberitahukan tentangitu,"sahut Bee Kun Bu yang memang ingin tahu tentang itu. "Ketika masih muda, Miauw Muk Jin Mo memang cantik sekali," Ujar Gin Tie Suseng. "Pada waktu dia berusia dua puluh sembilan, kepandaiannya sudah tinggi sekali, sehingga amat menarik perhatian orang, Pada waktu itu, salah seorang murid lelaki Tha Khong To, telah jatuh hati padanya secara diam-diam, dan mengikutinya hampir sepuluh hari, maksudnya ingin berkenalan de-ngannya." "Kalau begitu, mereka pasti berkenalan," Sela Bee Kun Bu. "Justru karena itu, timbullah keberanian Ciu Lin untuk membunuh orang," Ujar Gin Tie Suseng dan melanjutkan "Mereka berdua berkenalan setelah itu terjadi pula sesuatu yang tak pernah dipikirkan Ciu Lin." "Apa pula yang terjadi?" Tanya Bee Kun Bu. "Pada suatu hari, murid Thao Khong To itu mengajaknya minum sampai mabuk, Setelah Ciu Lin mabuk, murid Thao Khong To itu pun ingin memperkosanya." Gin Tie Suseng memberitahukan "Akan tetapi, meskipun dalam keadaan mabuk, Ciu Lin masih sempat mencabut pedangnya menusuk murid Thao Khong To itu hingga mati. Sejak itu Ciu Lin pun menghadapi kesulitanku Tiba-tiba terdengar suara tawa dingin, menyusul melayang turun seorang wanita yang memakai baju ungu, Wanita itu menatap Gin Tie Suseng seraya bertanya dengan gusar "Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin adalah wanita jahat! Engkau siapa? Kenapa engkau malah menjelek-jelekkan nama Thao Khong To?" Kemunculan wanita tersebut tentunya sangat mengejutkan Bee Kun Bu, Gin Tie Suseng dan Pek Yun Hui. Bee Kun Bu terus menatap wanita itu, kemudian barulah mengetahui KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ bahwa ia pernah bertemu dengan-nya, yakni ketika mau memasuki gunung Swat Ling San. Gin Tie Suseng tidak pernah melihat wanita berbaju ungu itu, tapi berdasarkan kemunculannya, ia yakin bahwa wanita berbaju ungu itu berkepandaian tinggi, maka ia segera bangkit berdiri sambil menjura. "Aku murid Kuang Ti Taysu dari Kuil Ceh Yun Si di gunung Tay Pah San, namaku Kim Eng Hauw dijuluki Gin Tie Suseng," Ujar Gin Tie Suseng memperkenalkan diri. "Aku bersama kedua temanku sedang menceritakan kejadian lampau di rimba persilatan tapi berdasarkan kenyataan Sama sekali tidak berbuat salah terhadap Nona." Wanita berbaju ungu itu memandangnya, kemudian memandang Bee Kun Bu, dan air mukanya tampak berubah setelah mengarah pada Pek Yun Hui. Setelah itu, ia mengarah lagi pada Gin Tie Suseng. "Aku kira siapa, tidak tahunya murid Kuang Ti Taysu dari Kuil Ceh Yun Si! Bngkau dijuluki Gin Tie Suseng, tentunya mahir menggunakan suling perak itu! Baiklah! Hari ini aku ingin mencoba berapa lihaynya suling perakmu!" Ujar wanita berbaju ungu itu menantang. Usai berkata begitu, mendadak wanita berbaju ungu itu menyentilkan jari telunjuknya ke arah Gin Tie Suseng. Gin Tie Suseng sama sekali tidak mengetahuinya, tapi Bee Kun Bu melihat dengan jelas, dan seketika juga ia berseru memperingatkannya. "Hati-hati Saudara Kim!" Pada waktu bersamaan, Gin Tie Suseng sudah merasakan adanya segulung angin dingin yang mengarah pada dirinya, maka secepat kilat ia berkelit ke samping. "Aku tidak pernah bertemu Nona, juga tiada permusuhan apa pun! Kenapa Nona langsung melancarkan serangan gelap terhadap diriku?" Tanya Gin Tie Suseng gusar KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Hi hi!" Wanita berbaju ungu itu tertawa nyaring. "Kita memang tidak pernah bertemu dan tiada permusuhan! Tapi tadi engkau telah menceritakan yang bukan-bukan, maka barusan aku menyerangmu dan itu cuma ingin mencoba kepandaianmu! Kelihatannya Ceh Yun Sin yang di gunung Tay Pah San tidak bernama kosong! Nah, cepatlah keluarkan suling perakmu! Kalau tidak, jangan menyalahkan kalau aku berlaku kejam terhadapmu!" Mendadak Bee Kun Bu bangkit berdiri, ia tahu Gin Tie Suseng bukan lawan wanita berbaju ungu itu. "Nona!" Tanya Bee Kun Bu dingin. "Apakah Nona masih mengenalku?" Tentu kenal!" Wanita berbaju ungu tertawa hambar "Di depan gunung Swat Ling San, engkau sudah dua kali terjungkal di tanganku, apakah engkau masih belum merasa tunduk padaku?" Wajah Bee Kun Bu tampak kemerah-merahan, dan seketika juga salah tingkah, sementara Gin Tie Suseng sudah mencabut suling peraknya, lalu berkata. "Saudara Bee, harap mundur dulu! Aku ingin minta petunjuk pada nona yang bermulut besar itu!" "Saudara Kim!" Sahut Bee Kun Bu. "Dia berkepandaian tinggi, hati-hatilah!" Saat ini Gin Tie Suseng dalam keadaan gusar, maka tidak begitu memperhatikan ucapan Bee Kun Bu. Digerakkannya suling peraknya, kemudian mendadak menyerang ke arah wanita berbaju ungu itu. Melihat serangan itu, wanita berbaju ungu pun tertawa nyaring sambil berkelit ke samping. "Bagus! Aku akan mengalah tiga jurus padamu, Dalam tiga jurus, kalau engkau mampu menyentuh ujung bajuku, itu boleh dianggap engkau yang menang!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kelika menyaksikan wanita berbaju ungu itu berkelit dengan gerakan yang amat aneh, terkejutlah Gin Tie Suseng dan berkata dalam hati. "Wanita itu memang berkepandaian tinggi, tapi kalau aku mengeluarkan jurus andalan, belum tentu dia dapat berkelit lagi." Setelah berkata dalam hati, Gin Tie Suseng pun segera menyerang wanita berbaju ungu itu dengan jurus Hong Cien Loh Yap (Angin Berhembus Dedaun Ron-tok), ini merupakan jurus andalan Gin Tie Suseng, yang sungguh hebat dan cepat seketika juga wanita berbaju ungu melesat ke atas. Gin Tie Suseng sudah memperhitungkan maka ia merasa girang dalam hati dan secepat kilat menyerangnya menggunakan jurus Hoan Kang Toh Hai (Membalikkan Sungai Menggali Laut). jurus ini merupakan salah satu jurus yang paling ampuh dari Tui Hong Sin Tie (llmu Suling Sakti pengejar Angin). Wanita berbaju ungu itu berteriak kaget, tentunya sangat menggirangkan Gin Tie Suseng, Akan tetapi, mendadak ia merasa suling peraknya amat berat Ter-nyata wanita berbaju ungu itu telah melancarkan pukulan ke arah suling perak, yang membuat suling perak tersebut tertekan ke bawah. "lni jurus keduaku!" Seru wanita berbaju ungu. Betapa penasarannya Gin Tie Suseng, Tanpa banyak pikir lagi ia langsung menyerang lagi dengan jurus Keng Thau Poh Ngai (Mengejutkan Ombak Menepuk Pantai). jurus tersebut mengarah pada pinggang wanita berbaju ungu, akan tetapi, tiba-tiba wanita berbaju ungu itu melesat ke atas, Ternyata ketika Gin Tie Suseng melancarkan serangannya, wanita berbaju ungu pun mengerahkan ginkangnya melesat ke atas menghindari se-rangannya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Begitu melihat wanita berbaju ungu itu dapat menghindar Gin Tie Suseng tertegun, dan berdiri termangu-mangu di tempat "Aku sudah mengalah dalam tiga jurus, kini giliranku menyerangmu tiga jurus puIa!" Ujar wanita berbaju ungu. sekonyong-konyong berkelebat bayangan ungu menerjang ke arah Gin Tie Suseng, Cepat-cepat Gin Tie Suseng mengayunkan suling peraknya menangkis, tapi mendadak lengan kanannya terasa amat ngilu dan suling peraknya pun terlepas. Ternyata ketika ia mengayunkan suling peraknya, wanita berbaju ungu itu memukul nadi di lengan Gin Tie Suseng, sehingga membuat lengannya jadi ngilu dan kemudian terasa sakit seka li. Melihat itu, Bee Kun Bu terkejut bukan main, apa lagi melihat wanita berbaju ungu itu masih mau menyerang Gin Tie Suseng, ia pun langsung membentak sambil menyerangnya dari be!akang. "Jangan bertindak kejam!" Ketika mendengar suara bentakan, wanita berbaju ungu tahu bahwa Bee Kun Bu pasti menyerangnya, maka secepat kilat ia menarik Gin Tie Suseng ke belakang dan digunakannya untuk menangkis serangan Bee Kun Bu. "Hm!" Dengusnya dingin. "Ternyata pesilat Tiong-goan bersekongkol dengan Tay Pah San untuk memusnahkan Siang Cing Koan! Aku terlambat datang ke mari sehingga kalian begitu bertingkah, bahkan kini engkau pun melancarkan serangan gelap terhadap diriku! Kenapa kalian begitu tak tahu malu?" Bee Kun Bu melancarkan serangan itu cuma ingin menolong Gin Tie Suseng, Maka ketika melihat wanita berbaju ungu itu menarik Gin Tie Suseng ke belakang untuk menangkis serangannya, ia pun segera menarik kembali serangannya. Pendekar Muka Buruk Karya Kho Ping Hoo Perawan Lembah Wilis Karya Kho Ping Hoo Sepasang Pendekar Kembar Karya Kho Ping Hoo