Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 67


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 67


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Aku melancarkan serangan gelap, itu agar Nona tidak turun tangan jahat terhadap Gin Tie Suseng!"   Sahut Bee Kun Bu dan menambahkan.   "Nona berkepandaian tinggi, aku kagum sekali! Hanya saja ketika kita bertemu di depan Swat Ling San, aku sedang punya urusan lain, maka tidak sempat minta petunjuk padamu! sekarang aku harap Nona melepaskan Gin Tie Suseng, lalu kita bertarung! "Oh?"   Wanita berbaju ungu itu tertawa.   "Engkau masih muda, tapi justru banyak akal! itu pertanda engkau licik sekali! Engkau boleh menyerang diriku, tetapi aku tidak akan melepaskan orang ini! Coba lihat apakah engkau bisa memenangkan diriku?"   "Kalau begitu, Nona ingin menyandera Gin Tie Su-seng?"   Tanya Bee Kun Bu sambil mengerutkan kening.   "Aku tidak menyanderanya, maksudku tangan kiriku menariknya, dan tangan kananku melawanmu,"   Sahut wanita berbaju ungu itu sambil tertawa.   "Baiklah!"   Bee Kun Bu mengangguk Akan tetapi, tiba-tiba Pek Yun Hui berseru, Se-geralah Bee Kun Bu menoleh ke belakang memandang-nya.   "Kun Bu, kepandaiannya sangat aneh, maka biar aku saja yang minta petunjuk pada nya!"   Ujarnya.   "Ya."   Bee Kun Bu langsung menyingkir sedangkan Pek Yun Hui lalu melangkah ke hadapan wanita berbaju ungu itu. Ketika melihat Pek Yun Hui melangkah maju, wanita berbaju ungu itu melepaskan Gin Tie Suseng, dan sepasang matanya menatap tajam pada Pek Yun Hui.   "Aku telah menyaksikan kepandaianmu!"   Ujar Pek Yun Hui sambil tersenyum hambar "Kepandaianmu boleh dikatakan bersumber pada ilmu silat partai Siauw Lim di Tionggoan, hanya saja telah banyak berubah! Engkau ada hubungan apa dengan Partai Siauw Lim?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ucapan Pek Yun Hui membuat air muka wanita berbaju ungu itu berubah. Pada saat ia baru mau membuka mulut, Gin Tie Suseng telah mendahuluinya.   "Umu silat wanita itu mirip ilmu silat Thao Khong To, mungkin dia murid Thao Khong To,"   Ujar Gin Tie Suseng memberitahukan "Tidak salah!"   Sahut wanita berbaju ungu.   "Aku memang murid Thao Khong To, namaku Hiang Ceh Ih, julukanku Siau Bin Lo Sat Hiang Ceh Ih (Lo Sat Tertawa Baju Ungu), Siauw Lim Utara di Tionggoan berasal dari Thao Khong To! Engkau siapa, dan kenapa berada di Swat Ling San?"   "Kami datang ke mari tiada urusan dengan pihak Thao Khong To, kenapa engkau langsung turun tangan jahat?"   Tanya Pek Yun Hui sambil tersenyum.   "Memang tiada urusan dengan Thao Khong To!"   Sahut wanita berbaju ungu atau Hiang Ceh Ih. Tapi orang itu telah menjelek-jelekkan nama Thao Khong To, maka aku harus menghajarnya! Harap engkau mundur, aku harus menghajarnya!"   Wanita berbaju ungu itu langsung menyerang ke arah Gin Tie Suseng, akan tetapi, Pek Yun Hui membentak keras sambil melancarkan sebuah pukulan ke arah wanita berbaju ungu, Apa boleh buat, wanita berbaju ungu terpaksa menarik serangannya terhadap Gin Tie Suseng, kemudian secepat kilat menyambut pukulan Pek Yun Hui.   Blammm! Terdengar suara benturan keras.   Wanita berbaju ungu terpental beberapa depa, sedangkan Pek Yun Hui cuma mundur beberapa langkah, Terkejutlah wanita berbaju ungu, ia memandang Pek Yun Hui dengan mata terbelalak Pek Yun Hui bergerak maju ke hadapan wanita berbaju ungu.   Tangan kanannya melindungi dada dan tangan kirinya menyerang ke arah lengan wanita baju ungu, Sungguh cepat dan aneh gerakan ilu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Wanita berbaju ungu atau Hiang Ceh Ih menyadari, bahwa saat ini dirinya berhadapan dengan lawan yang tangguh.   Secepat kilat ia menarik lengannya, lalu balas menyerang Pek Yun Hui.   Tapi Pek Yun Hui mengibaskan lengannya, Wanita berbaju ungu tidak menduganya, dan tiba-tiba merasa dadanya ngilu sekali Betapa terkejutnya wanita berbaju ungu, dan segeralah ia meloncat ke samping.   Pek Yun Hui tidak memburu nya, melainkan berdiri di tempat sambil menatapnya dingin.   Kepandaianmu belum seberapa, tetapi berani bertingkah di sini! Engkau sungguh tak tahu diri! Kali ini aku mengampunimu, tetapi cepatlah tinggalkan tempat ini!"   Bentak Pek Yun Hui.   Sejak meninggalkan Thao Khong To, wanita berbaju ungu itu telah banyak bertemu orang berkepandaian tinggi, bahkan Lima Setan Swat Ling San pun masih menghormatinya, Namun ia justru tak menyangka akan bertemu Pek Yun Hui yang berkepandaian tinggi "Engkau memang berkepandaian tinggi, aku sangat kagumi BoIehkah aku tahu namamu?"   Tanya wanita berbaju ungu.   "Agar kelak aku dapat membalas pukulanmu!"   "Dia adalah Pek Yun Hui dari Kwat Cong San di Tionggoan!"   Sahut Gin Tie Suseng memberitahukan "Cepatlah engkau pulang ke Thao Khong To mengundang Cih Miauw Nio keluar, jangan sampai Nona Pek ke sana memusnahkannya!"   Ternyata Gin Tie Suseng masih dendam akan perlakuan wanita berbaju ungu itu padanya, maka mengatakan begitu. Apa yang dikatakan Gin Tie Suseng justru membuat Siauw Bin Lo Sat Hiang Ceh Ih melangkah mundur beberapa langkah dengan air muka berubah.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ternyata Nona Pek Yun Hui!"   Ujarnya.   "Kalau begitu, apa yang dikatakan Souw Peng Hai memang tidak salah!"   "Souw Peng Hai mengatakan apa?"   Tanya Bee Kun Bu mendadak.   "Dia mengatakan bahwa Nona Pek mentang-mentang berkepandaian tinggi, maka ingin memusnahkan semua aliran yang ada di luar perbatasan maupun di seberang taut! Ternyata kalian memang berniat begitu, maka benar juga apa yang dikatakan Souw Peng Hai!"   Jawab wanita berbaju ungu. Usai menjawab, wanita berbaju ungu itu melesat pergi, Pek Yun Hui tidak mengejarnya, melainkan cuma menarik nafas panjang.   "Nyonya Souw Peng Hai terus-menerus bermohon padaku agar mengampuni Souw Peng Hai, tapi Souw Peng Hai dan Cd Hiong malah memfitnah diriku di luar perbatasan dan di seberang laut Kelihatannya bencana dalam rimba persilatan tak terelakkan lagi,"   Ujar Pek Yun Hui sambil menggelenggelengkan kepala. Tentunya semua aliran di luar perbatasan maupun di seberang laut akan terpengaruh oleh Souw Peng Hai, lalu kenapa kakak malah menarik nafas?"   Tanya Bec Kun Bu heran sebetulnya Pek Yun Hui mengkhawatirkan Bee Kun Bu, sebab mungkin tidak lama lagi ia akan kembali ke istana, jelas akan berpisah dengan Bee Kun Bu, sedangkan Bee Kun Bu adalah pemuda yang berhati jujur, maka gampang terjebak oleh musuh yang berhati iicik, Namun gadis itu tidak mencetuskan tentang ini, sebaliknya malah tersenyum seraya berkata.   "Aku menarik nafas lantaran akan timbulnya bencana dalam rimba persilatan Ohya! Silakan Saudara Kim melanjutkan tentang Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin itu!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Saudara Kim! Lanjutkanlah!"   Desak Bee Kun Bu. Karena Pek Yun Hui mengalihkan pembicaraan maka Bee Kun Bu pun menurut Gin Tie Suseng duduk, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu juga ikut duduk sambil menunggu Gin Tie Suseng melanjutkan ceritanya.   "Miauw Muk Jin Mo memang sangat membenci kaum lelaki, terutama lelaki yang berkepandaian tinggi, Hai itu disebabkan gara-gara murid Thao Khong To yang mati di tangannya, karena murid Thao Khong To itu ingin menodainya, Setelah itu, ia pun menerima seorang murid wanita, sehingga membuatnya kehilangan sebelah matanya."   "Kalau begitu, matanya picak sebelah bukan bawaan lahir?"   Tanya Bee Kun Bu.   "Tiga puluh tahun lalu, kecantikan wajahnya justru menimbulkan kejadian itu."   Gin Tie Suseng menggelenggelengkan kepala.   "Kejadian apa?"   Tanya Bee Kun Bu lagi.   "Dia amat membenci kaum lelaki, tapi juga ada lelaki yang amat membenci kaum wanita,"   Jawab Gin Tie Suseng memberitahukan itulah penyebab kejadian tersebut"   "Oh?"   Bee Kun Bu tertegun "Rimba persilatan di luar perbatasan dan di seberang laut memang tiada hubungan dengan rimba persilatan Tionggoan, tapi di antaranya masih ada yang melancong, Ciu Lin yang menyelidiki kematian ibunya, tanpa sengaja memasuki daerah Coan Teng.   Di daerah itu hatinya tergerak sehingga terjaring ke dalam asmara, WaIau.   menikmati beberapa tahun yang penuh kebahagiaan tapi mengakibatkan dirinya jadi begitu."   Gin Tie Suseng menarik nafas, kemudian melanjutkan "Di kota Coan Teng yang menyambung Cing Hai, justru merupakan kota berkumpulnya para kaum Bu Lim seberang laut Di rumah sebuah penginapan di kota Coan Teng, Ciu Lin melihat seorang pemuda yang amat ganteng, bahkan tampak berkepandaian tinggi pula, dan Ciu Lin pun menaruh perhatian    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   pada nya. Tak disangka, peristiwa aneh pun terjadi di malam itu."   "Peristiwa aneh?"   Bee Kun Bu tertegun "Apakah karena pemuda ganteng itu?"   "Tidak salah,"   Sahut Gin Tie Suseng dan melanjutkan "Ternyata malam itu Ciu Lin mengintip ke dalam kamar pemuda tersebut, Di saat itu pula Ciu Lin mendengar suara desiran di atap rumah, lalu seketika juga Ciu Lin melesat ke sana, ia melihat sosok bayangan hitam melesat menuju pinggir kota, dan karena merasa heran, maka ia menguntitnya.   Memang di luar dugaannya, sosok bayangan hitam itu ternyata pemuda ganteng itu.   Pemuda itu tak menyangka ada orang menguntitnya, maka terus melesat menuju sebuah gunung di pinggir kota Coang Teng.   Karena itu, Ciu Lin pun mulai curiga, kenapa pemuda ganteng itu menuju ke gunung Kiu Ting San?"   "Kemudian bagaimana?"   Tanya Bee Kun Bu tertarik "Begitu sampai di gunung itu, pemuda tersebut memasuki sebuah kuil tua yang ada di situ,"   Jawab Gin Tie Suseng melanjutkan "Sedangkan Ciu Lin meloncat ke atap kuil itu lalu mengintip ke datam, dan tampak ada empat orang berada di dalam, Suasana di dalam kuil itu memang agak misterius, Salah seorang yang ada di dalam kuil itu adalah seorang bocah telanjang bulat berbaring di atas altar, Salah seorang sudah tua berbadan kurus, dia adalah pemimpin mereka.   Di sisinya duduk seorang Hweeshio berjubah kuning, yang sepasang telinganya sangat panjang dan lebar, tampak pula seorang nyonya muda duduk di situ.   Ciu Lin tereengang menyaksikannya, dan juga tidak tahu mereka mau berbuat apa di dalam kuil itu.   Mendadak Hweeshio itu berkata, Toa Suheng! Sudah larut malam, Toan Cu Peng tiada kabar beritanya.   Mungkin dia tidak berani memunculkan diri.   Lebih baik kita bereskan anak haram ini!"   Ternyata yang dipanggil Toa Suheng itu adalah orang tua berbadan kurus, Dia memandang    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   nyonya muda itu sambil menarik nafas panjang dan berkata, Toan Cu Peng adalah lelaki sejati, Dia berani berbuat pasti berani bertanggung jawab, Sutee bersabarlah kalau dia tidak datang, barulah kita bereskan mereka ibu dan anak!"   Sedangkan nyonya muda itu sudah mulai menangis...."   "Setelah itu, apa pula yang terjadi?"   Tanya Bee Kun Bu.   "Ternyata orang tua kurus itu adalah ayahnya nyonya muda tersebut, Dia menyatakan sangat cinta pada Toan Cu Peng, tapi Toan Cu Peng bukan berasal dari perguruan mereka, Selama itu Toan Cu Peng tidak pernah melakukan suatu kejahatan, tetapi kenapa anak yang tak tahu apa-apa itu harus dibunuh? Orang tua kurus diam saja, Kemudian nyonya muda itu mengatakan bahwa lebih baik dia bunuh diri. Di saat itulah muncul pemuda ganteng yang bernama Toan Cu Peng, Dia mencegah nyonya muda itu bunuh diri. Setelah itu, terjadilah keributan di dalam kuil tersebut Ternyata orang tua kurus dan Hweeshio itu dari Thao Khong To. Setelah terjadi keributan akhirnya terjadi pertarungan pula, Yang terbunuh adalah nyonya muda itu. Betapa sedihnya orang tua kurus tersebut, sedangkan Hweeshio berjubah kuning masih bertarung dengan Toan Cu Peng, Akan tetapi mendadak Toan Cu Peng menyambar bocah perempuan yang berbaring itu, lalu secepat kilat melesat pergi, Namun Hwceshio berjubah kuning itu tidak mau me!epas-kannya, dia pun melesat pergi mengejar Toan Cu Peng yang mengepit bocah perempuan itu."   "Bocah perempuan itu apakah putrinya?"   Tanya Bee Kun Bu.   "Ya."   Gin Tie Suseng mengangguk dan melanjutkan.   "Akhirnya mereka bertarung lagi di luar kuil Bagaimana mungkin Toan Cu Peng mampu melawan Hweeshio berjubah kuning, karena sebelah tangannya masih me-ngepit bocah perempuan itu. Tanpa setahu siapa pun, Ciu Lin menguntit terus, dan di saat itulah Hweeshio berjubah kuning melancarkan sebuah pukulan yang amat dahsyat pukulan itu    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   membuat bocah perempuan itu terpental dari kepitan Toan Cu Peng.   Pada waktu bersamaan muncullah Ciu Lin menyambut bocah perempuan itu, lalu menuding Hweeshio berjubah kuning sekaligus mencacinya.   Kemunculan Ciu Lin cukup mengejutkan Hweeshio berjubah kuning.   Di saat itu muncul pula orang tua kurus, dan langsung menuduh Toan Cu Peng minta bantuan pada orang lain, Ciu Lin tidak senang mendengar tuduhan itu dan segeralah memperkenalkan diri dan menyatakan bahwa dirinya tiada hubungan dengan Toan Cu Peng.   Orang tua kurus cuma tertegun, kemudian memandang bocah perempuan yang ada di dalam gendongan Ciu Lin.   Akan tetapi, Hweeshio berjubah kuning itu justru mendesak orang tua kurus itu agar membunuh Toan Cu Peng dan bocah perempuan tersebut itu membuat Ciu Lin gusar sekali."   "Apakah Ciu Lin bertarung dengan mereka?"   Tanya Bee Kun Bu.   "Akhirnya mereka memang bertarung, dan Ciu Lin berhasil menolong Toan Cu Peng dan gadis kecil itu,"   Jawab Gin Tie Suseng.   "Kemudian bagaimana?"   Bee Kun Bu ingin mengetahuinya.   "Ciu Lin membawa Toan Cu Peng dan gadis kecil itu ke tempat yang sepi, lalu merawat luka di tubuh Toan Cu Peng. Akan tetapi, sungguh di luar dugaan, ternyata Toan Cu Peng telah terkena semacam racun, dan akhirnya mati."   Gin Tie Suseng menggeleng-gelengkan kepala.   "Bagaimana dengan gadis kecil itu?"   Tanya Bee Kun Bu.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Ciu Lin menerimanya sebagai murid,"   Jawab Gin Tie Suseng dan melanjutkan.   "Gadis kecil itu bernama Toan Siauw Cing, Sejak itu Ciu Lin mulai menggemb!engnya. Walau Ciu Lin adalah guru Toan Siauw Cing, namun gadis kecil itu    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   justru menganggapnya sebagai ibu. Namun ada satu hal terganjel di dalam hati Toan Siauw Cing...."   "Hal apa?"   Tanya Bee Kun Bu.   "Ketika Ciu Lin merawat luka Toan Cu Peng, barulah diketahuinya bahwa Toan Cu Peng sudah terkena racun, Tapi gadis kecil itu malah mengira Ciu Lin yang meracuni ayahnya, maka akhirnya Toan Siauw Cing pun meracuni Ciu Lin,"   Jawab Gin Tie Suseng memberitahukan Ternyata begitu!"   Bee Kun Bu manggut-manggut, tapi tetap tertegun dan bertanya.   "Lalu kenapa mata Ciu Lin bisa jadi picak sebelah?"   "ltu karena terkena hawa racun yang mengidap di tubuh Toan Cu Peng."   Gin Tie Suseng menjelaskan "Oleh karena itu, Ciu Lin pergi cari tabib untuk mengobati matanya, tapi tidak sembuh sehingga matanya jadi buta sebelah."   "Oooh!"   Bee Kun Bu manggut-manggut, sementara Pek Yun Hui diam saja, ia cuma mendengarkan dengan penuh perhatian Gin Tie Suseng menggeleng-gelengkan kepala, kemudian melanjutkan ceritanya sambil menarik nafas panjang.   Memang di luar dugaan, ternyata Toan Siauw Cing sering merasa matanya berkunang-kunang, maka ia memberitahukan pada Ciu Lin.   "Guru! Ketika Guru pergi, mata Siauw Cing sering berkunang-kunang, itu kenapa ya?"   Tanya Toan Siauw Cing.   "Itu,.,."   GugupIah Ciu Lin, Mungkin Siauw Cing juga terkena racun yang tak dikenalnya itu? pikir Ciu Lin dan kemudian jawabnya.   "ltu karena badanmu sangat lemah, maka mulai besok, engkau berhenti berlatih silat dulu dan jangan ke mana-mana!"   "Ya, Guru."   Toan Siauw Cing mengangguk    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Beberapa hari setelah itu, Toan Siauw Cing memang tidak berlatih silat Matanya pun tidak berkunang-kunang lagi, tapi kini malah merasa sekujur badannya tak bertenaga dan merasa dingin.   "Guru! Mata Siauw Cing sudah tidak berkunang-kunang lagi, tapi badan terasa tak bertenaga dan kadang-kadang merasa dingin sekali."   Toan Siauw Cing mem-beritahukan.   "Oh?"   Ciu Lin mengerutkan kening. Kini ia tahu bahwa Toan Siauw Cing juga mengidap racun dingin, maka ia mengeluarkan obat pemberian Sao Kong Gie, lalu dimasukkannya ke mulut gadis itu.   "Siauw Cing, setelah engkau makan obat ini, pasti tidak akan merasa dingin lagi."   Ternyata demi mengobati matanya, Ciu Lin secara diamdiam pergi ke Tionggoan menemui Sao Kong Gie, tabibyangsangat terkenal Sao Kong Gie memberikannya obat, namun mengatakan bahwa agak sulit untuk menyembuhkan matanya, Ciu Lin membawa pulang obat tersebut Karena khawatir Toan Siauw Cing juga terkena racun dingin, Siapa yang meracuni Toan Cu Peng? Tidak lain adalah Hweeshio berjubah kuning.   Toan Siauw Cing menurut, lalu segera menelan obat tersebut Tak lama ia pun tidak merasa dingin lagi.   "Engkau masih harus beristirahat satu hari. Apakah masih merasa dingin?"   Ujar Ciu Lin.   Toan Siauw Cing mengangguk, dan Ciu Lin tersenyum.   Kenapa ia mau menerima Toan Siauw Cing sebagai muridnya? Ternyata ia telah jatuh hati pada Toan Cu Peng, Namun sebelum ia mencurahkan isi hatinya, Toan Cu Peng sudah mati, Oleh karena itu, ia pun mengambil keputusan untuk membesarkan Toan Siauw Cing.   Setelah makan obat itu, Toan Siauw Cing tidak merasa dingin lagi, maka Ciu Lin pun mulai mengajarnya ilmu silat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tak terasa sudah dua tahun mereka tinggal di dalam rimba yang sepi itu, ilmu silat Toan Siauw Cing pun bertambah maju, tentunya sangat menggembirakan Ciu Lin.   "Engkau harus terus berlatih, barulah bisa bergerak lincah,"   Ujar Ciu Lin memberitahukan.   "Ya."   Toan Siauw Cing mengangguk.   "Siauw Cing!"   Ciu Lin tersenyum.   "Mari kita ber-latih!"   "Ya, Guru."   Toan Siauw Cing mengangguk lagi, lalu mendadak menyerang Ciu Lin dengan menggunakan jurus Can Eng Pou Thu (Elang Menyambar Kelinci), Badan Toan Siauw Cing melesat ke atas, kemudian menyambar ke arah Ciu Lin.   Ciu Lin tersenyum sambil menyambut serangan gadis itu dengan jurus Liat Kam Ngo Gak (Tenaga Meng-getarkan Lima Gunung), jurus tersebut mematahkan serangan Toan Siauw Cing.   Akan tetapi, tiba-tiba Toan Siauw Cing menyerang lagi dengan jurus Kim Sih Jauw Wua (Benang Emas Melilit pergelangan Tangan).   Ciu Lin melihat jari tangan Toan Siauw Cing mengarah pada lengannya, maka seketika juga ia menggerakkan lengannya balas menyerang Toan Siauw Cing.   sungguh luar biasa Toan Siauw Cing, ia masih dapat berkelit dengan cara melesat mundur ke belakang.   Setelah itu, ia menyerang lagi menggunakan jurus Keng Thau Poh Ngai (Mengejutkan Ombak Menepuk Pantai).   Ciu Lin menyambut serangan itu, ia ingin menguji tenaga dalam gadis itu, maka mengeluarkan jurus Tiat Soh Heng Kang (Rantai Membelenggu Sungai), jurus itu merupakan jurus yang disertai Lweekang.   Rupanya Toan Siauw Cing sudah tahu kalau Ciu Lin ingin menguji Lweekangnya, tetapi ia tidak mau beradu pukulan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   dengan gurunya, Maka ia segera mengerahkan ginkangnya melesat ke atas menghindar pukulan itu.   Ciu Lin terkejut tapi merasa girang.   ia tak menyangka Toan Siauw Cing begitu cerdik, tidak mau beradu pu-ku!an, sebaliknya malah mengelak dengan ginkangnya, Ciu Lin yakin bahwa kelak kepandaian Toan Siauw Cing pasti melampaui kepandaiannya, Oleh karena itu ia harus mendidiknya agar tidak sombong, Dengan adanya pikiran demikian, Ciu Lin pun mulai menyerang Toan Siauw Cing bertubi-tubi, tetapi gadis itu masih dapat berkelit dengan lincah Tak terasa mereka bertanding sudah lebih dari tiga puluh jurus, serangan Ciu Lin pun bertambah gencar "Engkau bisa bertahan, tapi dalam Bu Lim banyak orang berhati licik dan selalu melancarkan serangan curang.   Maka aku harus mengajarmu menjaga serangan gelap,"   Ujar Ciu Lin dalam hati.   Ciu Lin bergerak cepat menyerang Toan Siauw Cing, Akan tetapi, karena Toan Siauw Cing tampak gugup, maka Ciu Lin mendadak memperlambat gerakannya, bahkan memperlihatkan sedikit kelemahannya.   Toan Siauw Cing melihat kelemahan gurunya, ia langsung menyerang, namun mendadak badan Ciu Lin berputar sambil menangkap lengan Toan Siauw Cing kemudian disentakkannya.   "Roboh kau!"   Bentaknya.   Toan Siauw Cing memang roboh, tapi lalu berguling dengan jurus Kim Kou Toh Kua (Berguling Sambil Menendang) menyerang perut gurunya.   Ciu Lin kagum sekali pada Toan Siauw Cing, ia sama sekali tidak menyangkanya akan melancarkan tendangan itu, Cepat-cepat ia berkelit, tapi ujung kaki Toan Siauw Cing    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   menyentuh bajunya, sehingga Pit Giok Cak yang disimpannya di dalam baju melayang ke luar Toan Siauw Cing segera memungut Pit Giok Cak itu, lalu diberikan pada Ciu Lin.   "Guru! Benda apa ini? Kok memancarkan sinar?"   Tanyanya.   "Siauw Cing!"   Ciu Lin tersenyum.   "Engkau masih kecil, tapi kepandaianmu sudah lumayan, ini adalah Pit Giok Cak, setelah engkau dewasa kelak, guru pasti memberilahukan tentang benda ini."   "Ya, Guru."   "Sudah lama kita beriatih, sekarang kita pulang untuk beristirahat"   Ajak Ciu Lin.   Toan Siauw Cing menurut, lalu mengikuti Ciu Lin ke dalam gubuk.   Walau Toan Siauw Cing masih kecil, namun ia ingin sekali tahu rahasia Pit Giok Cak itu, maka ia sering bertanya pada Ciu Lin mengenai benda tersebut Karena itu, Ciu Lin pun berpikir "Pil Giok Cak adalah benda pusaka, tapi sayang sekali! Karena cuma ada sepotong, berarti tiada gunanya."   Ujar Ciu Lin dalam hati. setengah bulan kemudian, Toan Siauw Cing masih terus bertanya tentang Pit Giok Cak itu, akhirnya Ciu Lin terpaksa berkata.   "Siauw Cing, bukan guru tidak mau beritahukan hanya saja belum waktunya, Kalau engkau mengetahuinya sekarang, itu akan membahayakan dirirnu."   "Guru! Beritahukanlah! Siauw Cing ingin menge-tahuinya!"   Desak Toan Siauw Cing.   "Siauw Cing...."   Ciu Lin menggeleng-gelengkan ke-pala.   "Guru! Siauw Cing tidak takut bahaya, beritahukan saja!"   Desak Toan Siauw Cing lagi.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Baiklah! Guru akan memberitahukan sedikit pada-mu."   Ciu Lin lalu menutur tentang Sah Thai Ik dan kaitannya kedua orang tuanya dengan Pit Giok Cak tersebut berikut kegunaannya . Setelah mendengar apa yang diceritakan Ciu Lin, Toan Siauw Cing tampak tertarik sekali, ia memandang Ciu Lin dan berkata.   "Menurut Siauw Cing, alangkah baiknya Guru coba ke gunung Taysan untuk mencari tempat kediaman Sam Im Sin Ni."   "Siauw Cing!"   Ciu Lin tersenyum.   "ltu pereuma, sebab masih ada sepotong Pit Giok Cak berada di Pit Sia Kiong yakni di tangan Lam Kiong Siu."   "Kalau begitu, Guru harus memperoleh sepotong Pit Giok Cak lagi,"   Ujar Toan Siauw Cing.   "Setelah itu barulah pergi mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni."   "Guru memang bermaksud demikian."   Ciu Lin manggutmanggut. Selelah bereerita sampai di sini, Gin Tie Suseng menggeleng-gelengkan kepala, Karena Gin Tie Suseng tidak melanjutkan maka Bee Kun Bu pun menatapnya lalu bertanya.   "Apakah Ciu Lin berangkat ke Taysan?"   "Dia memang berangkat ke sana, namun...."   Gin Tie Suseng menarik nafas dan melanjutkan "Dua bulan kemudian dia kembali ke tempatnya dalam keadaan terluka."   "Terluka?"   Bee Kun Bu mengerutkan kening. Terluka oleh siapa?"   "Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu,"   Sahut Gin Tie Suseng memberitahukan.   "Selain berkepandaian tinggi, Lam Kiong Siu pun ahli dalam hal racun."   "Ciu Lin juga terkena racun?"   Tanya Bee Kun Bu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Ya."   Gin Tie Suseng mengangguk "Tapi berkat obat penawar racun dari Sao Kong Gie, akhirnya racun yang mengidap di dalam tubuhnya dapat dipunahkan hanya saja masih harus merawat lukanya."   "Dia dilukai Lam Kiong Siu?"   Bee Kun Bu terbelalak "Ya, Dadanya terkena pukulan Lam Kiong Siu,"   Gin Tie Suseng memberitahukan "Ilu adalah Ciak Yang Coh Tong Ciang Hoat (Pukulan Beracun Hawa Panas), ilmu andalan Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu."   "Oh ya!"   Bee Kun Bu teringat sesuatu dan bertanya.   "Kenapa Toan Siauw Cing bisa mencurigai Ciu Lin meracuni ayahnya?"   "Pada waktu itu dia masih kecil Padahal Ciu Lin yang berupaya mengobati Toan Cu Peng, namun Toan Siauw Cing yang masih kecil itu malah salah paham, mengira Ciu Lin meracuni ayahnya,"   Jawab Gin Tie Suseng.   "La!u bagaimana akhirnya?"   Tanya Bee Kun Bu. Toan Siauw Cing belajar ilmu silat dengan tekun, tetapi setelah dewasa dia malah meracuni Ciu Lin, dan sekaligus ingin memiliki Pit Giok Cak,"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Jawab Gin Tie Suseng sambil menggeleng-gelengkan kepala.   "Akan te-tapi, Toan Siauw Cing pun mati di tangan Ciu Lin."   "Kemudian bagaimana?"   Tanya Pek Yun Hui mendadak "Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin menghilang, dan tiada seorang pun tahu dia berada di mana,"   Jawab Gin Tie Suseng dan menambahkan.   "Sungguh di luar dugaan, ternyata dia tinggal di dalam gua di jurang itu."   "Nasibnya memang buruk,"   Ujar Bee Kun Bu sambil menggeleng-gelengkan kepala.   "Kun Bun!"   Pek Yun Hui menatapnya.   "Kini apa .rencanamu?H    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Aku telah menyanggupi permintaan Miauw Muk Jin Mo itu, tentunya aku harus berangkat ke Pit Sia Kiong menemui Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu untuk minta obat penawar racun Thao Ning Poh Kut San."   "ltu keputusanmu?"   Pek Yun Hui menatapnya.   "Ya, Kak!"   Bee Kun Bu mengangguk "Aku telah menyanggupinya, maka aku harus menepati janji, Lagi pula itu menyangkut nyawa Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin, oleh karena itu aku mengambil keputusan untuk berangkat ke Taysan."   "Baiklah."   Pek Yun Hui manggut-manggut.   "Aku akan menyertaimu dan mengajak Hian Giok."   "Terimakasih, Kak!"   Ucap Bee Kun Bu girang.   "Kalau begitu, aku pun ikut,"   Ujar Gin Tie Suseng sambil tersenyum.   "Sudah lama aku mendengar tentang Pit Sia Kiong, kini kebetulan ada kesempatan untuk ke sana, tentunya aku harus ikut, dan sekaligus membantu Saudara Bee."   "Terimakasih, Saudara KJm!"   Ucap Bee Kun Bu.   "Oh ya!"   Tanya Pek Yun Hui mendadak.   "Bagaimana cara Ciu Lin memperoleh sepotong Pit Giok Cak itu?"   "Entahlah."   Gin Tie Suseng menggelengkan kepala, Tiada seorang pun yang tahu bagaimana cara dia memperoleh sepotong Pit Giok Cak itu."   "Saudara Kim! Dari mana Toan Siauw Cing memperoleh racun Thao Ning Poh Kut San untuk meracuni gurunya?"   Tanya Bee Kun Bu.   "ltu pun masih merupakan suatu teka-teki hingga kini. Yang jelas Toan Siauw Cing mencampurkan racun itu ke dalam minuman, Semula Ciu Lin tidak tahu bahwa itu perbuatan muridnya, namun ketika Toan Siauw Cing ingin mencuri Pit Giok Cak itu, barulah Ciu Lin tahu dan dia pun lalu mengatur suatu siasat, sehingga Toan Siauw Cing mati di tangannya,"   Jawab Gin Tie Suseng.   "Pada waktu itu, batin Ciu Lin betul-betuI terpukul.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Apakah Ciu Lin tidak tahu bahwa Siauw Cing telah salah mengira dia yang meracuni ayah Siauw Cing?"   Tanya Bee Kun Bu lagi.   "Setelah Toan Siauw Cing terkena pukulan Ciu Lin, barulah dia memberitahukan kenapa dia meracuni gurunya, kemudian nyawanya pun melayang."   Gin Tie Suseng menarik nafas.   "ltu merupakan kejadian yang tragis."   "Ya."   Bee Kun Bu menggeleng-gelengkan kepala.   "Kejadian yang sungguh di luar dugaan.-"   "Kun Bu!"   Pek Yun Hui menalapnya.   "Kapan mau berangkat ke gunung Taysan?"   "Besok pagi,"   Jawab Bee Kun Bu singkat "Baiklah."   Pek Yun Hui manggut-manggut.   ***** Bab ke 22 - Memasuki Gunung Taysan (Altai) Di kaki gunung Taysan, tampak tiga orang berjalan.   Mereka adalah Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Gin Tie Suseng.   Bahkan tampak seekor burung bangau yang amat besar terbang di atas mereka, yakni Hian Giok.   "Kun Bu!"   Tiba-tiba Pek Yun Hui berhenti dan ber-kata.   "Kita sudah sampai di kaki gunung Taysan, maka haruslah berhati-hati!"   "Ya, Kak!"   Bee Kun Bu mengangguk "Aku punya usul,"   Ujar Pek Yun Hui sambil memandang Bee Kun Bu.   "Apa usul Kakak?"   Tanya Bee Kun Bu.   "Kita bertiga harus berpencar memasuki gunung ini. Aku bersama Hian Giok, jadi bisa mengamati gunung ini dari atas, Nanti kita berkumpul lagi di puncak gunung ini! Bagaimana menurutmu, Kun Bu?"   Pek Yun Hui tersenyum.   "Baiklah."   Bee Kun Bu mengangguk    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui segera bersiuI, dan seketika juga tampak Hian Giok melayang turun, Pek Yun Hui langsung mengerahkan ginkangnya melesat ke punggung Bangau Sakti itu.   "Kun Bu, hati-hati!"   Pesan Pek Yun Hui. Bangau Sakti pun lalu terbang meluncur ke atas.   "Saudara Kim!"   Ujar Bee Kun Bu.   "Engkau ambil jalan kiri, aku akan melalui jalan yang di sebelah kanan, Kila berkumpul di puncak!"   "Ya."   Gin Tie Suseng mengangguk Bee Kun Bu mengerahkan ginkangnya melesat ke atas melalui jalan yang di sebelah kanan, sedangkan Gin Tie Suseng melalui jalan yang di sebelah kiri.   Memang banyak rintangan dan jebakan di gunung Taysan ini, namun Bee Kun Bu dapat melewatinya dengan selamat, Ketika ia sampai di tempat yang banyak curam, mendadak terdengar suara bentakan dari atas.   "Minyak ini menyambut kedatanganmu!"   Seketika tampak semacam minyak mengalir ke ba-wah.   Minyak itu mengebulkan asap, ternyata minyak itu mendidik Tanpa ayal lagi Bee Kun Bu langsung mengerahkan ginkang Ling Khong Sih Tou meluncur ke atas.   Tampak beberapa orang bersembunyi di balik sebuah batu besar sambil menuang minyak yang mendidih itu ke bawah.   Bee Kun Bu segera melancarkan serangan Pik Khong Tiam Hoat (Menotok jalan Darah jarak Jauh).   Beberapa orang itu tertotok, namun salah seorang masih sempat melarikan diri.   "Mau lari ke mana?"   Bentak Bee Kun Bu sambil melayang ke arahnya, dan sekaligus melancarkan sebuah pukulan..    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Orang itu terkena pukulan tersebut, sehingga terpental jatuh tak bergerak lagi. Setelah melayang turun, Bee Kun Bu pun mendekati orang itu.   "Sobat!"   Ujar Bee Kun Bu.   "Jangan pura-pura mati, aku ingin mengajukan beberapa pertanyaan padamu!"   "Asal Tuan tidak membunuhku, pertanyaan Tuan pasti kujawab dengan sejujurnya,"   Sahut orang itu sambil bangun duduk. Bee Kun Bu tertawa hambar, ia tahu bahwa orang itu amat ketakutan ia lalu menatapnya seraya bertanya.   "Harus menempuh jalan mana menuju Pit Sia Kiong?"   TuanP Orang itu menggeleng-gelengkan kepala.   "Kami memang orang Pit Sia Kiong, tapi cuma menjaga di tuar, dan menunggu perintah dari Cap Kouw (Bibi ke sepuluh), jadi kami sama sekali tidak tahu terletak di mana Pit Sia Kiong itu."   Bee Kun Bu tertegun, Mungkinkah orang ini berkata dengan tak jujur? Kalau begitu, harus ditakuti-takuti, pikir Bee Kun Bu.   "Engkau adalah orang Pit Sia Kiong, bagaimana mungkin tidak tahu berada di mana Pit Sia Kiong itu? Engkau sudah tidak mau hidup lagi ya?"   Tanya Bee Kun Bu dingin. Wajah orang itu berubah pucat, kemudian memandang Bee Kun Bu dengan takut seraya berkata.   "Aku berkata sesungguhnya, Kalau aku bohong, biar aku mati disambar geledek! Sungguh!"   Bee Kun Bu pereaya, tapi tetap menakut-nakuti orang itu. ia tertawa dingin seraya berkata.   "Engkau mau cari mati? Tidak mau berkata sesungguhnya padaku?"   Bee Kun Bu mengangkat sebelah tangannya, kelihatannya akan memukul orang tersebut.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Ampun!"   Ucap orang itu.   "Aku sungguh tidak tahu berada di mana Pit Sia Kiong itu!"   "Kalau begitu, aku akan bertanya pada orang lain!"   Bee Kun Bu mendekati orang-orang yang tergeletak tak bergerak terkena totokannya tadi.   Pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu mendengar ada suara desiran di belakangnya, maka secepat kilat ia meloncat ke samping.   Ternyata Gin Tie Suseng, yang tangannya menggenggam suling perak, dan wajahnya pun tampak gusar sekali, bahkan langsung memukul orang-orang yang tergeletak tak bergerak itu.   "Jangan bunuh mereka, Saudara Kim!"   Seru Bee Kun Bu.   "Aku masih ingin mengajukan pertanyaan pada merekah Gin Tie Suseng terpaksa menarik kembali serangan-nya, lalu memandang Bee Kun Bu dan berkata.   "Ketika aku menuju ke mari, nyawaku nyaris melayang gara-gara merekah "Oh?"   Bee Kun Bu tersenyum.   "Aku pun begitu, namun masih selamat Kita tidak tahu Pit Sia Kiong berada di mana, maka aku ingin bertanya pada mereka."   "Kalau begitu, untung aku belum membunuh me-reka,"   Ujar Gin Tie Suseng sambil menarik nafas, kemudian ia mendekati salah seorang yang tergeletak di situ.   "Aku tanya, di mana Pit Sia Kiong itu? Kalau engkau tidak jawab, lehermu pasti putus!"   "Tuan!"   Orang itu ketakutan "Aku... aku cuma menjaga di sini, sama sekali tidak pernah ke Pit Sia Kiong, Meskipun Tuan ingin membunuhku, tetap juga aku tidak tahu berada di mana Pit Sia Kiong itu."   "Hm!"   Dengus Gin Tie Suseng, lalu menendang orang itu sampai terpental beberapa depa, dan nyawanya pun melayang seketika.    Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Saudara Kim, tadi aku sudah bertanya pada orang itu, tapi dia menjawab cuma menjaga di sini, sama sekali tidak pernah ke Pit Sia Kiong, maka tidak tahu berada di mana istana itu,"   Ujar Bee Kun Bu dan menambahkan.   "Mari kita melanjutkan perjalanan!"   "Baiklah."   Gin Tie Suseng mengangguk Kini Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng mulai memasuki sebuah lembah, justru membuat mereka bingung, karena tidak tahu harus menuju ke arah mana.   "Saudara Bee, kelihatannya lembah ini cukup berbahaya, maka kita harus hati-hali, jangan sampai masuk ke perangkap,"   Ujar Gin Tie Suseng.   "Kita memang harus hati-hati,"   Sahut Bee Kun Bu sambil memandang ke depan.   "Begini saja, dari pada tiada tujuan, lebih baik kita menuju puncak itu."   Gin Tie Suseng memandang ke depan, tampak sebuah puncak gunung di sana, kemudian ia mengangguk "BaikIah. Kita ke sana saja."   Bee Kun Bu menarik tangan Gin Tie Suseng, lalu mengerahkan ginkangnya melesat ke puncak gunung itu.   justru sungguh mengherankan mereka berdua sama sekali tidak menghadapi suatu rintangan apa pun.   Akan tetapi, di saat itu terdengarlah suara pekikan di atas mereka, itu adalah suara pekikan Hian Giok, si Bangau Sakti, Bee Kun Bu terkejut dan segera menengadahkan kepala, tampak Hian Giok sedang meluncur ke depan laksana kilat.   Menyaksikan itu, tersentaklah hati Bee Kun Bu, karena di punggung Hian Giok tidak ada Pek Yun Hui.   Bee Kun Bu masih ingat ketika berpisah dengan Pek Yun Hui di kaki gunung, gadis itu menunggang Hian Giok ke atas gunung, Tapi kini tidak tampak Pek Yun Hui di punggung Hian Giok, lalu ke mana dia?    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Seketika juga hati Bee Kun Bu jadi gugup, bahkan menduga telah terjadi sesuatu atas diri Pek Yun Hui.   "Kakak Pek! Kakak Pek!"   Seru Bee Kun Bu memanggilnya.   "Engkau berada di mana, Kakak pek?"   Suara Bee Kun Bu berkumandang, namun tidak terdengar suara santar Pek Yun Hui. Kemudian ia memandang Gin Tie Suseng yang kebetulan juga sedang menatapnya dengan mata dipicingkan.   "Saudara Bee!"   Gin Tie Suseng tersenyum. Te-nanglah! Nona Pek tidak akan terjadi suatu apa pun."   Mungkin karena gugup, panik dan cemas, sepasang mata Bee Kun Bu tampak bersimbaJi air.   "Saudara Kim, mari kita melihat ke depan! Kalau Kakak Pek terjadi sesuatu, aku akan... akan...."   Bee Kun Bu tidak melanjutkan ucapannya.   "Saudara Bee!"   Ujar Gin Tie Suseng setulus hati "Aku sudah tahu jelas hubungan kalian, Kalian berdua memang merupakan pasangan yang serasi."   Bee Kun Bu tertegun, Di saat itu pula ia teringat pada Li Ceng Loan Sumoynya, bahkan juga teringat pada Souw Hui Hong yang telah putus sebelah lengannya, jaringan asmara itu masih belum beres, bagaimana kalau ditambah Pek Yun Hui? ia tahu bagaimana perasaan Pek Yun Hui terhadapnya, namun justru membuatnya tidak tahu harus bagaimana baiknya? Akhirnya Bee Kun Bu menarik nafas panjang-pan-jang.   Rupanya Gin Tie Suseng tahu apa yang sedang dipikirkan Bee Kun Bu, maka ia pun segera menepuk bahu Bee Kun Bu seraya berkata.   "Saudara Bee, mari kita ke depan, ke arah Hian Giok meluncur barusan!"   "Baiklah."   Bee Kun Bu langsung melesat ke depan menuju tempat itu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Gin Tie Suseng juga melesat ke sana, tapi agak tertinggal jauh, sebab Bee Kun Bu mengerahkan gin-kangnya, agar cepat-cepat tiba di sana.   Tempat itu merupakan sebidang tanah datar yang ditumbuhi rerumputan lia,r, Bee Kun Bu telah sampai di situ, dan tak lama Gin Tic Suseng pun menyusul sampai di situ.   ia menengok ke sana ke mari, kemudian mendongakkan kepalanya.   "Eh?"   Gin Tie Suseng menunjuk ke atas.   "Apa it?"   Bee Kun Bu segera mendongakkan kepalanya, tampak sebuah pohon yang tumbuh di sisi tebing, Yang amat mengejutkan nya ialah ada sesuatu yang menyangkut di dahan pohon itu, dan melambai-lmbai terhembus angin, Melihat itu, hati Bee Kun Bu langsung jadi dingin, karena yang dilihatnya itu ternyata baju luar (Semacam mantel) milik Pek Yun Hui.   ia menggenggam tangan Gin Tie Suseng erat-erat, sama sekali tidak bisa mengucapkan apa pun.   "Saudara Bee, tunggu di sini!"   Ujar Gin Tie Suseng.   "Aku akan ambil baju luar itu."   "Hati-hati, Saudara Kim!"   Pesan Bee Kun Bu.   Gin Tie Suseng mengangguk ia mendekati pohon itu, kemudian meloncat ke atas dengan mengerahkan ginkangnya, Setelah menyambar baju luar itu, ia pun melayang turun.   Bee Kun Bu segera melesat ke s isi nya, lalu melihat air muka Gin Tie Suseng serius.   "Saudara Kim, baju luar itu...."   Gin Tie Suseng memperlihatkan baju luar itu, Bee Kun Bu mengenali baju luar itu ternyata milik Pek Yun Hui.   ia langsung menyambar baju luar itu dari tangan Gin Tie Suseng, dan dengan tertegun ia memandang baju luar tersebut, kemudian air matanya pun berIinang-linang.   "Kakak Pek, kalau dirimu terjadi sesuatu, aku pasti menuntut balas untukmu.,."   Gumamnya.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Saudara Bee!"   Ujar Gin Tie Suseng menghiburnya.   "Jangan berduka, belum tentu Nona Pek akan mengalami suatu kecelakaan."   Bee Kun Bu mengangkat kepalanya, Kelika ia baru mau membuka mulut, tiba-tiba terdengar suara yang merdu dan nyaring.   "Siapa yang bernama Bee Kun Bu, murid partai Kun Lun?"   Bee Kun Bu tertegun dan segera berpaling, Tampak tak jauh dari situ berdiri enam belas anak gadis cantik jelita.   Saat ini Bee Kun Bu sedang tereekam rasa panik, cemas dan emosi lantaran menemukan baju luar Pek Yun Hui, maka menduga Pek Yun Hui telah dicelakai oleh Kim Hun TokouwLam Kiong Siu.   Keenam belas anak gadis itu, tentunya orang-orang Pit Sia Kiong, maka kemunculan mereka justru sangat menggusarkan Bee Kun Bu.   ia mencabut pedangnya dan membentak keras, lalu mendadak melesat ke arah mereka sambil menggerakkan pedangnya.   Betapa dahsyatnya serangannya itu, ia dalam keadaan emosi, lagi pula menggunakan Yiu Kiam Cih Hoat (llmu Mengendarai Pedang), yaitu ilmu pedang yang amat tinggi, sehingga tampak pedang itu berkelebat dan mengeluarkan suara menderu-deru.   terdengar suara teriakan keenam belas gadis itu, kemudian laksana kilat mereka berkelit, namun empat diantara mereka telah terluka oleh pedang Bee Kun Bu.   Setelah melukai keempat gadis itu, Bee Kun Bu berdiri tegak sambil membentak "Kalian apakan kakak Pek?"   Tiada sahutan, hanya tampak empat gadis memapah yang terluka meninggalkan tempat tersebut, sedangkan sisanya yang delapan gadis berdiri di hadapan Bee Kun Bu dengan wajah serius.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Apakah engkau Bee Kun Bu?"   Tanya salah seorang gadis sambil tertawa dingin.   pikiran Bee Kun Bu memang sedang kacau, sebab menduga Pek Yun Hui telah mengalami kecelakaan, Oleh karena itu, tanpa menyahut ia langsung menyerang gadisgadis itu, Kali ini mereka sudah bersiap, maka ketika Bee Kun Bu menyerang, mereka pun segera meloncat mundur sejauh tiga depa.   Meskipun mereka telah meloncat mundur, namun Bee Kun Bu masih memburu mereka dengan serangan kilat.   "Kami diperintahkan Pit Sia Kiong Cu (Majikan istana Pit Sia) ke mari untuk mengundangmu ke istana!"   Seru salah seorang gadis itu. Tapi engkau justru melukai saudari-saudari kami! Berhubung ada perintah dari majikan istana, maka kami tidak akan bertarung, tetapi nanti setelah engkau keluar dari istana, barulah kami membuat perhitungan denganmu!"   Begitu mendengar mereka diperintahkan majikan istana Pit Sia Kiong untuk mengundangnya ke istana, Bee Kun Bu merasa heran, maka ia pun bertanya.   "Kalau begitu, di mana Nona Pek?"   "Nona Pek atau Nona Hek, kami sama sekali tidak tahu!"   Sahut salah seorang gadis dengan dingin. Bee Kun Bu menoleh memandang Gin Tie Suseng, dan Gin Tie Suseng segera mendekatinya.   "Saudara Bee, jaga tipu musIihat!"   Bisiknya, Bee Kun Bu mengangguk, kemudian memandang gadis-gadis itu seraya berkata dengan Iantang.   "Selama ini Lam Kiong Siu tidak mau menemui siapa pun, kenapa hari ini dia mau menemuiku?"   "Kami cuma melaksanakan perintah, tidak tahu sebab musababnya! Kalau engkau tidak berani ikut kami, kami pun akan segera kembali untuk melapor!"   "Ha ha!"   Bee Kun Bu tertawa gelak.   "Tiada alasan bagiku untuk tidak berani ke sana!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Cepat jalan!"   Bentak Gin Tie Suseng mendadak "Kalian jangan banyak omong kosong di sini!"   Gadis-gadis itu tertawa dingin, lalu membalikkan badan dan melangkah pergi, Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng segera mengikuti mereka dari belakang.   Tak lama kemudian, gadis-gadis itu mengerahkan ginkangnya, Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng juga mengerahkan ginkang mengikuti mereka.   Berselang beberapa saat, mereka telah melewati lembah itu.   pemandangan di situ pun berubah, ternyata di tempat itu cuma terdapat batu-batu tajam, bahkan tampak pula dua buah batu yang amat besar melintang di situ, Sungguh di luar dugaan, sebab di tempat tersebut merupakan sebuah tebing.   "Hei!"   Bentak Gin Tie Suseng.   "Kenapa kalian mengajak kami datang di tempat ini? Apa maksud kalian?"   Gadis-gadis itu tidak menyahut Mereka terus menuju ke depan lalu menuruni tebing itu.   Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng terus mengikuti gadisgadis itu, tetapi mereka berdua bertambah waspada dan bersiap-siap menghadapi segala kemungkinan Selelah berada di bawah, gadis-gadis itu berhenti dan masing-masing mengeluarkan sebuah alat kecil yang mirip peluit Kemudian mereka tiup peluit itu dan seketika terdengar semacam suara yang amal nyaring dan tajam menusuk telinga.   Kreeek! Kreeeek! Dinding batu di sisi tebing itu bergerak bergeser ke kanan dan tampaklah sebuah gua besar Gadis-gadis itu langsung masuk.   Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng saling memandang, kemudian barulah mereka melesat ke dalam mengikuti gadis-gadis tersebut    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Di dalam gua merupakan sebuah terowongan.   Setiap jarak seratus langkah pasti ada dua lelaki berdiri di tempat seperti penjaga, Mereka memandang melotot pada Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng, namun tidak bergerak sama sekali.   Berselang beberapa saat kemudian, Gin Tie Suseng dan Bee Kun Bu sudah sampai di ujung terowongan dan tampak cahaya menyorot ke dalam, Sungguh di luar dugaan, di luar ternyata sebuah puncak, Banyak batu putih bergemerlapan menghiasi tempat itu.   Di situlah berdiri sebuah bangunan yang amat indah, megah dan mewah, dan berkilau-kilau tertimpa sinar matahari itulah istana Pit Sia Kiong.   Menuju pintu istana itu harus melalui undakan tangga batu yang bergemerlapan dan barisan para penjaga dengan senjata di tangan, Para penjaga itu semuanya kaum wanita yang masih muda dan cantik-cantik.   Begitu sampai di undakan tangga batu yang terakhir, delapan gadis itu pun membalikkan badan, dan salah seorang dari mereka berkata dengan dingin.   "Kalian tunggu di sini, kami akan ke dalam melapor pada majikan istana!"   "Kok kami tunggu di sini?"   Gin Tie Suseng tampak tidak senang.   "Majikan istana yang mengundang kami ke mari, kenapa kami masih harus tunggu di sini?"   Delapan gadis itu tidak meladeni Gin Tie Suseng, mereka langsung menuju pintu istana.   Gin Tie Suseng tertawa dingin, lalu mengayunkan kakinya, Akan tetapi, para gadis yang menjaga di situ langsung mencabut pedang masing-masing, lalu menghadang Gin Tie Suseng.   "Ha ha!"   Gin Tie Suseng tertawa.   "Berani ke mari bagaimana mungkin akan takut pada kalian?"   Gin Tie Suseng langsung menggerakkan suling pe-raknya, dengan jurus Sing Goat Liu Hui (BuIan Me-mancarkan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Cahaya), Tampak dua gadis segera menangkis serangan itu, dan terdengarlah suara bentrokan senjata yang amat nyaring.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Trang! Trang! Bee Kun Bu, yang menyaksikan itu amat kagum dalam hati, karena ilmu pedang yang dipergunakan kedua gadis itu tidak dibawah ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat dari partai Kun Lun.   Bee Kun Bu mendekati Gin Tie Suseng, kemudian ia pun menggerakkan pedangnya, Tampak berkelebat sinar pedangnya, ternyata Bee Kun Bu mengeluarkan jurus Coan Hun Cai Goat (Menembus Awan Memetik Bulan), Kedua gadis itu tidak berani menangkis serangan itu, melainkan meloncat mundur "Kami datang ke mari atas undangan Lam Kiong Siu, kenapa kalian menghalangi kami?"   Tanya Bee Kun Bu lantang.   Kedua gadis itu tidak menyahut, melainkan serentak menyerang Bee Kun Bu.   Badan Bee Kun Bu bergerak, dan mengerahkan ilmu Ngo Heng Mi Cong Pu (Langkah Ajaib) untuk menghindar, maka pedang kedua gadis itu menyerang tempat kosong, Bee Kun Bu justru sudah berada di belakang mereka, sekaligus menyerang dengan tangan kirinya, menggunakan jurus Jip Hai Cuih Kiau (Masuk ke dalam Laut Menangkap Penyu).   itu adalah Kin Na Hoat (llmu Mencengkeram) yang berasal dari kitab Kui Goan Pit Cek.   Oleh karena itu, bagaimana mungkin kedua gadis itu dapat mengelak dari serangan ilu? Tahu-tahu pedang mereka sudah berpindah ke tangan Bee Kun Bu, padahal Bee Kun Bu masih ingin melukai kedua gadis itu, tapi ketika melihat kedua gadis itu memandangnya dengan wajah memelas dan mata bersimbah air, Bee Kun Bu pun merasa tidak tega dan segera meloncat mundur sedangkan Gin Tie Suseng juga sudah bertempur dengan dua gadis lain, Kemudian tiba-tiba terdengar suara tawa yang amat menyeramkan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng terkejut, sebab suara tawa itu membuat merinding sekujur badan mereka, Seketika juga Gin Tie Suseng berhenti menyerang kedua gadis itu.   "Aku bermaksud baik undang kalian ke mari, kenapa kalian malah melukai orang-orangku?"   Terdengar pula suara yang amat dingin. Heran! Hanya terdengar suara, tapi tidak tampak orang yang bersuara, Bee Kun Bu tahu, orang yang mengeluarkan suara itu berada di dalam istana, tetapi mengerahkan ilmu penyampai suara tingkat tinggi "Ha ha!"   Bee Kun Bu tertawa, ia pun menggunakan ilmu tersebut.   "Kalau pun engkau tidak mengundang kami, kami pun pasti datang ke mari!"   "Engkau memang tidak bernama kosong!"   Terdengar suara sahutan dingin.   "Para penjaga di luar, jangan menghalangi mereka, biar mereka masuk!" ***** Bab ke 23 - Memasuki istana Pit Sia Kiong Bertemu Lam Kiong Siu Setelah mendengar sahutan itu, Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng pun segera melesat ke arah pintu, lalu berhenti. Delapan gadis yang tadi memunculkan diri lagi, namun tidak menghalangi mereka masuk. Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng melangkah ke dalam, Seketika mereka terbelalak, ternyata ruangan itu sangat indah, Lantainya terdiri dari semacam batu pualam yang amat licin dan mengkilap, Akan tetapi, tidak tampak seorang pun di ruangan tersebut, itu membuat Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng bertambah hati-hati, sedangkan delapan gadis itu terus masuk ke dalam. Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng mengikuti mereka, kemudian memasuki sebuah pintu, Keluar dari pintu itu, justru ada ruangan yang lebih besar lagi.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Di langit-Iangit ruangan itu bergantung enam belas lampu kristal yang menyala terang benderang.   Di ujung ruangan itu terdapat sebuah panggung yang tidak begitu tinggi, sebuah kursi batu giok, dan seorang Tokouw (Rahib Wanita) duduk di kursi batu giok itu.   Begitu melihat Tokouw itu, Bee Kun Bu sudah tahu, bahwa dia pasti Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu, majikan istana Pit Sia Kiong yang sangat terkenal itu, otomatis Bec Kun Bu memperhatikannya, Tampak sepasang mata Tokouw itu bersinar-sinar, hidungnya menceng dan mulutnya kecil mungil Tokouw itu memang kelihatan cantik sekali.   Akan tetapi, siapa yang menyaksikan kecantikannya pasti akan merasa merinding, sebab sekujur badannya penuh mengandung hawa membunuh.   Bec Kun Bu dan Gin Tie Suseng sudah berada di hadapan Tokouw itu, lama sekali barulah Tokouw itu membuka mulut "Siapa di antara kalian yang bernama Bee Kun Bu?"   Tanyanya dingin. Bee Kun Bu melaju selangkah, kemudian menyahut dengan dingin pula.   "Aku adalah Bee Kun Bu."   Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu menatap Bee Kun Bu dengan sorotan tajam, namun kemudian ia pun ler-tawa, dan usai tertawa wajahnya langsung berubah dingin.   "Engkau datang di Pit Sia Kiong, sebetulnya demi urusan apa?"   Tanya Kim Hun Tokouw nyaring.   "Ada tiga urusan yang harus kurundingkan dengan-mu,"   Sahut Bee Kun Bu.   "Beritahukanlah ketiga urusan itu!"   Kim Hun Tokouw tetap bersikap dingin.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Urusan pertama, yakni aku ingin bertanya apakah engkau pernah melihat Pek Yun Hui?"   "Pek Yun Hui? Apakah dia jantung hatimu?"   "Jangan menyindir!"   Wajah Bee Kun Bu kemerahmerahan.   "Dia berada di mana sekarang?"   "Engkau begitu memperhatikannya, tetapi kenapa tidak tahu dia berada di mana?"   Sahut Kim Hun Tokouw dingin.   "Aku tidakV kenal dan tidak pernah bertemu dengannya, bagaimana mungkin tahu dia berada di mana?"   "Jangan pura-pura!"   Bee Kun Bu agak tertegun "Dia menunggang Bangau Sakti ke mari, namun mendadak hilang! Kenapa engkau bilang tidak tahu?"   "Saudara Bee!"   Sela Gin Tie Suseng mendadak "Ti-dak perlu banyak bicara dengannya! Mari geledah saja istana ini!"   "Eh?"   Air muka Kim Hun Tokouw berubah.   "Siapa kau?"   "Aku adalah Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw!"   Jawab Gin Tie Suseng.   "Murid Kuang Ti Taysu!"   "Ng!"   Kim Hun Tokouw manggut-manggut.   "Aku kira siapa, ternyata murid Kuang Ti, keledai gundul itu!"   Ujar Kim Hun Tokouw.   "Aku sedang berbicara dengan Bee Kun Bu, mana ada tempat bagimu untuk menyela di sini?"   "Oh?"   Gin Tie Suseng tertawa.   "Kini aku sudah berada di dalam istana Pit Sia Kiong, bagaimana mungkin aku akan takut terhadapmu? Engkau mau macam-macam silakan!"   Tangkap dia!"   Bentak Kim Hun Tokouw mendadak seketika juga muncul empat wanita muda, langsung mengurung Gin Tie Suseng, Yang mencengangkan adalah senjata mereka, yang boleh dikatakan mirip batangan besi kosong.   Bee Kun Bu sudah melihat gelagat tidak beres, lagi pula Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu sendiri berkepandaian tinggi, tentunya keempat wanita muda itu pun tidak akan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   berkepandaian rendah, bahkan senjata mereka pun amat aneh bentuknya.   "Saudara Kim!"   Pesan Bee Kun Bu, Hati-hatilah!"   Akan tetapi, Gin Tie Suseng sudah menyerang dengan jurus Ban Cien Hud Teng (Selaksa Lampu Buddha), tampak suling peraknya berkelebatan mengarah pada ke empat wanita muda itu.   Keempat wanita itu tidak menangkis, sebaliknya malah mundur serentak itu membuat Bee Kun Bu agak berlega hati, Akan tetapi pada waktu bersamaan, keempat wanita muda itu menggerakkan senjata masing-masing, dan seketika terdengarlah suara yang aneh dan keempat buah senjata aneh itu pun menyemburkan kabut keemasan, Kabut itu membaur dengan sinar suling perak Gin Tie Suseng, sehingga menciptakan pemandangan yang sangat indah.   Begilu melihat kabut itu, mendadak Bee Kun Bu teringat akan sesuatu, yaitu julukan Lam Kiong Siu, Kim Hun Tokouw (Rahib Wanita Pupur Emas), pupur emas tentunya menandakan suatu racun.   Berpikir sampai ke situ, badan Bec Kun Bu bergerak itu tidak terlepas dari mata Kim Hun Tokouw.   "Engkau jangan maju untuk mengantar mati!"   Ujar wanita itu dingin.   Bagaimana mungkin Bee Kun Bu mau mendengar? Biar bagaimana pun ia harus menolong Gin Tie Suseng, Tapi di saat itu, telah terjadi suatu perubahan Ternyata Bee Kun Bu melihat Gin Tie Suseng berdiri mematung seakan kehilangan sukma, maka segera lah Bee Kun Bu mendekatinya.   "Saudara Kim, kenapa engkau?"   Tanya Bee Kun Bu cemas. Gin Tie Suseng tampak seperti tidak mendengar, kemudian terku!aL Menyaksikan itu, timbullah kegusaran Bee Kun Bu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kim Hun Tokouw!"   Bentaknya.   "Engkau apakan temanku?"   "Dia sudah terkena racun pupur emas!"   Jawan Kim Hun Tokouwdingin dan memberitahukan.   "Da!am waktu tujuh hari, dia akan mati dengan tubuh mencair!"   Betapa terkejutnya Bee Kun Bu, ia cepat cepat menoleh ke arah Gin Tie Suseng, dan seketika juga ia tertegun.   Ternyata Gin Tie Suseng dan keempal wanita muda itu telah hilang entah ke mana.   Padahal tidak mungkin mereka bisa menghilang, hanya saja ketika Bee Kun Bu berbicara dengan Kim Hun Tokouw, Gin Tie Suseng digotong pergi dengan cepat Kini Bee Kun Bu menyadari bahwa Pit Sia Kiong ini merupakan tempat yang sangat berbahaya.   Mereka datang bertiga, kemudian Pek Yun Hui tiada jejaknya, dan kini Gin Tie Suseng pun telah terkena racun dan entah hilang ke mana.   "Bee Kun Bu!"   Ujar Kim Hun Tokouw.   "Kami memang tidak melihat Si jantung Hatimu itu! cepatlah engkau beritahukan urusan ke dua!"   Kim Hun Tokouw mengatakan Pek Yun Hui adalah jantung hatinya, itu amat menggusarkannya, tapi kemudian ia malah menarik nafas panjang dalam hati, Bagaimana mungkin aku boleh menerima cinta Pek Yun Hui? Li Ceng Loan Sumoy mau dikemanakan? Aaaakh...   Keluhnya dalam hati.   "Urusan ke dua!"   Sahut Bee Kun Bu setelah itu.   "Aku ingin tahu, apakah Souw Peng Hai dan Co Hiong berada di dalam istana ini?"   "Aku tidak akan membohongimu mereka berdua memang berada di sini sebagai tamu!"   "Mereka berdua ingin menimbulkan bencana di rimba persilatan Tionggoan, harap Tokouw sudi menyerahkan mereka padaku!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kim Hun Tokouw tidak menyahut, tapi cuma memandang Bee Kun Bu dengan wajah serius, Karena Kim Hun Tokouw diam saja, maka Bee Kun Bu mengira punya harapan dan segera bertanya.   "Kim Hun Tokouw, bagaimana itu?"   "Itu...."   Kim Hun Tokouw menggelengkan kepala.   "Aku tidak bisa mengabulkannya!"   "Kim Hun Tokouw!"   Bee Kun Bu tampak gusar sekali.   "Apakah engkau mau bersekongkol dengan me-reka?"   "Kalau dibilang bersekongkol itu tidak!"   Sahut Kim Hun Tokouw.   "Hanya saja Souw Peng Hai telah menyanggupi bahwa setelah urusan itu usai, dia akan menyerahkan Kui Goan Pit Cek padaku! Oleh karena itu, aku pun mengabulkan perminlaannya, yakni memusuhi semua kaum Bu Lim yang di Tionggoan!"   Betapa terperanjatnya Bee Kun Bu setelah mendengar apa yang dikatakan Kim Hun Tokouw, rimba persilatan Tionggoan akan terjadi banjir darah Iagi. Mungkin saking terperanjat sehingga membuat Bee Kun Bu jadi termangu-mangu.    Naga Merah Bangau Putih Karya Kho Ping Hoo Naga Merah Bangau Putih Karya Kho Ping Hoo Pembakaran Kuil Thian Loksi Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini