Bangau Sakti 69
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 69
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung "Kakak! Taysu itu sangat mencemaskan muridnya, Karena aku mengepit muridnya itu, maka ia mengira aku yang melukai murid kesayangannya, Kita jangan mempersalahkannya," Sahut Bee Kun Bu. "Ha ha ha!" Kuang Ti Taysu tertawa gelak. "Bagus! Aku Hweeshio tua bersedia jadi temanmu." Bee Kun Bu nyaris tertawa geli, karena Kuang Ti Taysu belum tahu namanya, namun sudah bersedia jadi temannya, Bukankah itu sangat menggelikan? "Guru!" Ujar Gin Tie Suseng lemah. "Saudara Bee berbudi luhur dan solider terhadap teman. Kalau bukan demi murid, dia sudah meninggalkan Pit Sia Kiong ini." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Anak Hauw, apakah Lam Kiong Siu yang melukaimu?" Tanya Kuang Ti Taysu mendadak. "Tidak salah," Sahut Kim Hun Tokouw yang duduk di kursi batu pualam. "Engkau memang wanita iblis!" Bentak Kuang Ti Taysu, lalu menyerang Kim Hun Tokouw dengan martil tembaganya, menggunakan jurus Te Teng Tong Nam (Bumi Roboh Ke Timur Selatan). Betapa dahsyatnya serangan itu, sebab penuh mengandung tenaga, Akan tetapi, Kim Hun Tokouw cepatcepat menggerakkan selendangnya, Tampak selendang itu melayang bergelombang-gelombang penuh mengandung tenaga lunak ke arah senjata Kuang Ti Taysu, lalu melilit senjata tersebut Kuang Ti Taysu membentak keras menarik senjata-nya. Perlu diketahui Kuang Ti Taysu berasal dari India, sejak kecil sudah jadi Hweeshio, namun sifat dan wataknya begitu kasar, maka diusir oleh gurunva. Sejak itu ia mulai berkelana dan entah sudah berapa banyak kuil yang ia masuki, tapi tidak pernah bisa bertahan lama sebab selalu diusir lantaran silat dan wataknya yang kasar itu. Akhirnya ia memasuki perbatasan Han (Cina), dan tanpa sengaja menemukan Kuil Ceh Yun Si yang sudah tua. Sungguh di luar dugaannya, di dalam kuil itu ia menemukan sebuah kitab pelajaran silat peninggalan Tatmo (Darmo), Mulailah ia belajar dengan tekun, dan sepuluh tahun kemudian, barulah ia berhasil mempelajari habis kitab tersebut, sehingga dirinya memiliki kepandaian tinggL Karena itu, ia pun menetap di Kuil Ceh Yun Si di gunung Tay Pah San. Kim Hun Tokouw mempertahankan selendangnya ketika Kuang Ti Taysu menarik, selendang itu bukan selendang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ biasa, sebab selendang tersebut terbuat dari semacam bahan yang istimewa, Kalau tidak, pasti sudah putus terbetot oleh tenaga Kuang Ti Taysu yang amat kuat itu. "Kurang ajar!" Bentak Kuang Ti Taysu. "Aku sudah ke mari, tapi engkau masih duduk diam di tempati Ayoh, cepat bangun!" Kuang Ti Taysu membetot lagi sekuat tenaga, tapi Kim Hun Tokouw tetap mempertahankan selendangnya, Oleh karena itu, terjadilah adu Lweekang, Kuang Ti Taysu memiliki Lweekang keras, sedangkan Kim Hun Tokouw memiliki Lweekang lunak, dua macam Lweekang itu memang berlawanan Biar bagaimanapun Kim Hun Tokouw adalah wa-nita, maka lama kelamaan ia mulai merasa nafasnya sesak, Walau demikian, ia tetap mempertahankan selendang dan posisi duduknya. Tiba-liba Kuang Ti Taysu membentak keras sambil menambah tenaganya, Selendang yang lembut itu pun berubah keras, akhirnya Kim Hun Tokouw terangkat ke atas dari tempat duduknya. "Ha ha ha!" Kuang Ti Taysu tertawa gelak. Akan tetapi, pada waktu bersamaan Kim Hun Tokouw pun bersalto ke arah Kuang Ti Taysu, bahkan sekaligus menyerangnya. Ketika melihat Kim Hun Tokouw sudah terangkat ke atas, Kuang Ti Taysu sudah merasa puas, ia orang kasar dan polos, sama sekali tidak punya akal busuk, Karena itu, ia tidak menyangka kalau Kim Hun Tokouw akan menyerangnya begitu mendadak Lagi pula Kim Hun Tokouw menyerangnya dengan Pit Sau Ciang (Pukulan Beracun), tampak kelabakan Kuang Ti Taysu berkelit Mendadak Kuang Ti Taysu menyambitkan senjatanya ke arah Kim Hun Tokouw, agar dia tidak melancarkan serangan Iagi. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Benar! Sebab Kim Hun Tokouw terpaksa meloncat ke samping menghindari senjata aneh itu. Blammm! Senjata itu menghantam dinding, dan seketika itu juga dinding itu hancur sedangkan Kuang Ti Taysu dapat menyelamatkan diri, akan tetapi mendadak selendang itu melayang ke arahnya lagi. Betapa gusarnya Kuang Ti Taysu, ia membentak keras sambil melancarkan sebuah puku!an. Kim Hun Tokouw berkelit dan tampak gusar bukan main, ia pun tidak habis berpikir, bagaimana cara Giok Siauw Sian Cu dan Kuang Ti Taysu memasuki Pit Sia Kiong. Tiba-tiba Kim Hun Tokouw bersiul panjang, yang membuat Kuang Ti Taysu me!ongo. "Lam Kiong Siu, pereuma engkau pergunakan akal busuk, itu tiada gunanya!" Bentaknya mengguntur Sebelum suara siulan Kim Hun Tokouw hilang, mendadak ruangan itu berubah gelap, tentunya membuat Kuang Ti Taysu tereengang. "Hati-hati Taysu!" Seru Bee Kun Bu memperingat-kannya. "Rahib wanita itu sangat licik!" Sementara ruangan itu bertambah gelap, sedangkan Kim Hun Tokouw sudah tidak kelihatan lagi, itu membuat Kuang Ti Taysu berseru-seru. "Hei! Wanita jalang, mau menggunakan akal busuk apa lagi?" Walau Kuang Ti Taysu berseru berulang kali, namun tetap tiada sahutan, Bee Kun Bu segera mendekatinya, lalu berkata serius. "Taysu! Kita harus berdiri dengan punggung menghadap punggng, hati-hati menghadapi segala kemung-kinan." "Betul," Kuang Ti Taysu mengangguk KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Giok Siauw Sian Cu juga menghampiri mereka, kemudian ia menyerahkan Gin Tie Suseng pada Kuang Ti Taysu. "Keledai gundul! jaga muridmu ini!" Ujarnya. "Dasar wanita sialan!" Caci Kuang Ti Taysu sambil menerima Gin Tie Suseng, sedangkan Giok Siauw Sian Cu cuma tertawa. Julukannya adalah Gin Tie Suseng, tentunya mahir menggunakan suling perak kan? Setelah keluar dari sini, aku harus minta pelajarannya," Ujar Giok Siauw Sian Cu sungguhsungguh. "Ha ha!" Kuang Ti Taysu tertawa gelak. "Muridku adalah Gin Tie Suseng, engkau adalah Giok Siauw Sian Cu! Wuah! Kalian berdua memang merupakan pasangan yang cocok!" "Phui!" Giok Siauw Sian Cu meludah. "Engkau adalah seorang Hweeshio, kok boleh berkata begiiu?" "Ha ha!" Kuang Ti Taysu tertawa terbahak-bahak. "Yang penting di dalam hatiku terdapat Buddha, maka aku tidak mau berpura-pura jadi Hweshio yang cuma tampak suci. Karena itu, aku mau kata apa langsung mencetuskannya, bahkan juga tidak pantang makanan." Padahal saat ini sedang menghadapi bahaya, tapi Kuang Ti Taysu masih terus bergurau, itu membuat kening Bee Kun Bu berkerut "Sudahlah Taysu!" Ujar Bee Kun Bu. "Jangan terus bergurau, kita masih dalam bahaya," "Justru itu harus bergurau, agar tidak terlampau tegang," Sahut Kuang Ti Taysu dan tertawa lagi. "Kakak!" Bee Kun Bu mengarah pada Giok Siauw Sian Cu. "Di dalam Pit Sia Kiong ini banyak terdapat jebakan-jebakan yang sulit diduga, lagi pula Kim Hun Tokouw sangat licik, Ditambah Souw Peng Hai dan Co Hiong, maka kita tidak boleh bertindak ceroboh." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Adik Bee!" Giok Siauw Sian Cu tersenyum "Aku tahu itu, tapi kini kita sudah terkurung di sini, jadi kita pun tidak perlu panik," "Benar." Bee Kun Bu mengangguk "Ohya, kok Ka-kak bisa ke mari?" "Panjang sekali kalau dituturkan." Giok Siauw Sian Cu menarik nafas panjang. "Aku ke mari lantaran didesak oleh adik Ceng Loanmu itu." "Kakak...." Bee Kun Bu terperanjat "Dia gadis polos dan tahu diri, bagaimana mungkin dia mendesakmu?" "Tuuuh!" Giok Siauw Sian Cu tersenyum. "Aku belum menjelekkannya, engkau sudah tampak tidak senang, Dasar...." "Kakak...." Muka Bee Kun Bu memerah. "Jangan bereanda!" "Adik Bee!" Giok Siauw Sian Cu menarik nafas. "Bagaimana mungkin aku bereanda denganmu? Sejak engkau pergi, dalam waktu dua bulan adik Ceng Loan tampak biasa dan baik-baik saja, Namun dua bulan ke-mudian, dia pun berubah...." "Berubah bagaimana?" Tanya Bee Kun Bu cemas. "Setiap hari berdiri di depan gua seperti kehilangan sukma, bahkan sering bergumam pula," Jawab Giok Siauw Sian Cu. "Dia bergumam apa?" "Dia bergumam "Kakak Kun Bu sudah mau pulang, Kakak Kun Bu sudah mau pulang", dia sering bergumam begitu, sedangkan Na Siao Tiap, walau terus diam saja, tapi hatinya justru telah mengikutimu pergi, Akhirnya adik Loanmu mendesakku pergi mencarimu." Giok Siauw Sian Cu memberitahukan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu memang tahu, Lie Ceng Loan pasti merindukannya, karena sudah lama ia meninggalkan gua Thian Kie Cinjin, Yang membuatnya kacau, yaitu Na Siao Tiap, sebab gadis itu pun merindukannya. "He he he!" Tiba-tiba terdengar suara tawa yang terkekeh, itu suara tawa Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu. seketika juga mereka berempat merasa tegang, setelah suara tawa itu hilang, hening pula suasana di ruangan tersebut, namun tetap gelap gulita. Bee Kun Bu yakin, Kim Hun Tokouw pasti punya suatu rencana busuk untuk menghadapi mereka berempat maka ia selalu waspada, Berselang beberapa saat kemudian, mendadak Kuang Ti Taysu berteriak keras. "Lam Kiong Siu! Kalau engkau punya akal busuk, cepatlah pergunakan! jangan cuma menyembunyikan diri!" Sementara Giok Siauw Sian Cu diam saja, Wanila itu sangat berpengalaman dibandingkan yang lain, Kelika ruangan itu berubah gelap, ia sudah tahu ada sesuatu yang tak beres, Dengan kekuatan mereka berempat, memang sulit untuk menerjang ke luar, Oleh karena itu, ia pun memikirkan cara terbaik untuk menyelamatkan diri. "Hei! Keledai gundul! jangan terus berteriak-teriak!" Tegur Giok Siauw Sian Cu. "Kenapa aku tidak boleh berteriak?" Kuang Ti Taysu penasaran "Aku berteriak agar dia mau keluar bertarung dengan kita." "Huh! Dasar keledai gundul yang tak punya otak!" Caci Giok Siauw Sian Cu dan melanjutkan "Dia mundur karena merasa tidak kuat melawan kita, bagaimana mungkin dia mau keluar lagi?" Saat ini yang paling cemas adalah Bee Kun Bu, sebab ia masih ingat akan Pek Yun Hui yang kehilangan jejak itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ketika melihat mereka berdua berdebat, ia pun menarik nafas seraya berkata. "Kalian berdua jangan terus-menerus berdebat alangkah baiknya kita berunding harus dengan cara apa menerjang ke luar." "Benar." Kuang Ti Taysu tertawa. Hweeshio tua itu langsung mengepit Gin Tic Suseng, kemudian memungut senjatanya dan melangkah menuju pintu. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Ketika ruangan itu berubah gelap, pintu di tempat itu pun tertutup. Akan tetapi, ingatan Kuang Ti Taysu sangat kuat, Hweeshio tua itu masih ingat berada di arah mana pintu tersebut Begitu Kuang Ti Taysu berjalan ke dinding tempat pintu iiu, Bee Kun Bu pun langsung mengikutinya Namun mendadak ada sebuah tangan lembut menarik-nva. tentunya amat mencengangkan Bee Kun Bu. "Kakak...." Ternyata yang menariknya Giok Siauw Sian Cu, dan cepat-cepat wanita itu berbisik. "Adik Bee, kalau pintu itu dapat diterjang, cukup keledai gundul itu seorang diri saja, seandainya tidak bisa terbuka, kenapa engkau harus ikut menempuh bahaya?" Bee Kun Bu mengerutkan kening, Mereka sama-sama terkurung di ruangan ini, maka kalau ada bahaya juga harus menghadapinya bersama, itu yang dikehendaki Bee Kun Bu. Pada waktu bersamaan, Kuang Ti Taysu sudah mengayunkan senjatanya ke dinding sekuat tenaga sambil membentak "Walau ini dinding baja, aku pun harus menghancurkannya!" Blammm! Terdengar suara benturan keras. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu berdiri agak jauh dari situ, sama sekali tidak tahu bagaimana hasil hantaman itu. Mereka berdua pun tidak bisa melihat dengan jelas, sebab ruangan itu sangat gelap. Tak lama kemudian suara benturan itu sirna, tetapi tidak terdengar suara Kuang Ti Taysu, Tersentaklah hati Bee Kun Bu dan ia pun langsung bertanya. "Taysu berada di mana? Taysu...." Tiada sahutan, maka Bee Kun Bu jadi cemas sekali, lalu bertanya pada Giok Siauw Sian Cu. "Kak! Apa yang terjadi atas diri Taysu itu?" "Adik Bee!" Jawab Giok Siauw Sian Cu tenang. "Kelihatannya keledai gundul itu memang telah terjadi sesuatu, sebab banyak jebakan di dalam Pil Sia Kiong ini." "TapL, bukankah Taysu dan Gin Tie Suseng belum meninggalkan ruangan ini?" Bee Kun Bu ingin melangkah ke dinding itu, tapi Giok Siauw Sian Cu segera menarik langannya, bahkan kemudian memeluknya, sehingga amat mengejutkan Bee Kun Bu. "Eh? Kakak kenapa...?" "Hi hi!" Giok Siauw Sian Cu tertawa. "Adik Bee, engkau masih muda dan tampan seka!i. Entah berapa banyak anak gadis yang jatuh hati padamu? sedangkan aku tidak mendapat tempat di dalam hatimu, Tapi bisa mati bersamamu, itu sungguh menggembirakan." Bee Kun Bu terheran-heran, ia tidak mengerti kenapa Giok Siauw Sian Cu mengeluarkan ucapan yang bernada putus asa? "Kak!" Bee Kun Bu mendorongnya perlahan. "Jangan berpikir begitu!" Setelah mengetahui Kuang Ti Taysu dan muridnya hilang begitu saja, maka Giok Siauw Sian Cu pun yakin mereka KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ berdua tidak akan bisa meninggalkan Pit Sia Kiong ini. Oleh karena itu ia pun tertawa ringan. "Adik Bee, aku memang harus gembira," Sahutnya. Bee Kun Bu tidak tahu harus bagaimana, sebab ia tahu bagaimana perasaan Giok Siauw Sian Cu terhadapnya itu membuatnya diam saja. "Adik Bee!" Ujar Giok Siauw Sian Cu lembut "Apa-kah engkau masih ingat ketika kita ke cabang Partai Thian Liong, di tengah jalan kita terjebak di dalam telaga lumpur sehingga nyawa kita nyaris melayang? Engkau masih ingat tentang itu?" "lngat." Bee Kun Bu mengangguk "Pada waktu itu, kakaklah yang menolong diriku." "Adik Bee...." Giok Siauw Sian Cu menarik nafas panjang. "Kali ini kakak tidak bisa menolong dirimu lagi." Bee Kun Bu diam saja. "Adik Bee, kakak bisa mati bersamamu, itu sungguh menggembirakan hatiku, Kalau engkau tidak pereaya, aku akan meniupkan sebuah lagu untukmu, dengar." Bagaimana mungkin Bee Kun Bu saat ini akan menikmati suara suling Giok Siauw Sian Cu? Sebelum ia menyahut, Giok Siauw Sian Cu sudah mulai meniup sulingnya. Mula-mula suara suling itu memang bernada gem-bira, namun berselang sesaat, berubah sedih memilukan hati. Tanpa sadar air mata Bee Kun Bu pun berIinang-linang, lama sekali barulah ia berkata. "Sudahlah Kak, jangan kau tiup lagi suling itu!" Giok Siauw Sian Cu berhenti lalu menarik nafas panjang dan berkata perlahan-lahan. "Adik Bee, kalau engkau menyuruhku meniup iagi, aku pun sudah tidak sanggup lagi." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Suara Giok Siauw Sian Cu agak serak. Bee Kun Bu tahu bahwa saat ini hati Giok Siauw Sian Cu amat berduka. "Kak, kita tidak bisa diam saja," Ujar Bee Kun Bu. "Kita harus memikirkan jalan keluarnya." "Adik Bee!" Sahut Giok Siauw Sian Cu. "Diamlah kau di sini, aku akan coba menerjang!" "Kak!" Bee Kun Bu tertawa. "Hingga saat ini Kakak masih tidak tahu bagaimana perlakuanku terhadap orang?" "Aku tahu, namun tidak menghendakimu ikut menempuh bahaya," Sahut Giok Siauw Sian Cu. "Kak, aku tahu maksud baikmu, tapi ada bahaya harus kita hadapi bersama," Ujar Bee Kun Bu. Giok Siauw Sian Cu diam saja, tapi mendadak ia melesat pergi, Betapa terkejutnya Bee Kun Bu, ia cepat-cepat menyambar tangan Giok Siauw Sian Cu, namun tak berhasil "Kakak! Kakak.,.!" Teriaknya. Akan tetapi, tidak terdengar suara sahutan sama seka!i. Bee Kun Bu tertegun, kemudian mengayunkan pedangnya dengan gerakan kilat melesat pergi. Tiba-tiba ia mencium semacam bau wangi aneh. Bee Kun Bu tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres, maka cepat-cepatlah menutup pernafasannya, dan sekaligus memutar pedangnya dengan tiga jurus beruntun mengarah ke kiri dan ke kanan, lalu menerjang ke depan. Namun tadi ia sudah terlambat menutup pernafasannya, sehingga tersedot juga bau wangi aneh itu. Pada gerakan ke tiga, ia sudah merasa sekujur badannya tidak bertenaga, Setelah itu ia pun terkulai dan merasa mengantuk sekali, Kini ia baru tahu, apa yang dialaminya pasti seperti apa yang dialami Kuang Ti Taysu, Gin Tie Suseng dan Giok Siauw Sian Cu. Sudah tiada waktu baginya yang berpikir, sebab ia telah tertidur, sedangkan ruangan itu tetap gelap gulita. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ ***** Bab ke 26 - Pek Yun Hui Muncul Ruangan tersebut masih tetap gelap, bahkan sunyi senyap, tak terdengar suara apa pun. Namun sesekali justru terdengar suara dengkuran, Tak seberapa lama kemudian terdengarlah suara tawa yang terbahak-bahak, yaitu suara tawa Souw Peng Hai. "Lam Kiong Siu! Engkau memang sungguh hebat!" Terdengar pula suaranya. "Jangan terlampau memuji!" Sahut Kim Hun Tokouw dingin. Kraaak! Terdengar suara dinding bergerak. Kim Hun Tokouw, Souw Peng Hai dan Co Hiong melangkah memasuki ruangan yang masih gelap gulita itu. Mendadak Kim Hun Tokouw mengayunkan tangannya ke atas mengarah pada lampu kristal yang bergantung di situ. Seketika juga lampu tersebut menyala, membuat ruangan itu jadi terang benderang, Tampak empat orang tergeletak di lantai Mereka adalah Kuang Ti Taysu, Gin Tie Suseng, Giok Siauw Sian Cu dan Bee Kun Bu. Keempat orang itu kelihatannya tidur pulas, Menyaksi-kan keadaan itu, wajah Souw Peng Hai langsung berseri, sedangkan Co Hiong tertawa gembira sambil mendekati Bee Kun Bu. "Saudara Bee, engkau dalam tidur menuju ke alam baka, Aku sungguh merasa iri padamu," Ujar Co Hiong sambil menghunus pedangnya, lalu menusuk tenggorokan Bee Kun Bu. Saat ini, Bee Kun Bu sama sekali tidak bisa bergerak dan dalam keadaan tak sadar, bagaimana mungkin ber-kelit? Ketika Co Hiong menusuk, berarti nyawa Bee Kun Bu berada di ujung tanduk, Namun mendadak Co Hiong malah tertawa gelak sambil menghentikan pedangnya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Saudara Bee, engkau begitu tampan, pantas banyak anak gadis tergila-gilapadamu! Haha! Aku menghendaki adik Loanmu tahu kalau engkau akan berubah jadi apa!" Co Hiong menggerakkan pedangnya, Tampak pedang itu membentuk belasan bulatan mengarah pada wajah Bee Kun Bu. itu adalah jurus Lian HoanKiuSiau(SembilanKunei Beruntun), Kalau wajah Bee Kun Bu terkena serangan tersebut, tentu tidak akan menyerupai wajah manusia lagi. Souw Peng Hai mengerutkan kening menyaksikan tindakan murid kesayangannya itu, ia memang sangat membenci Bee Kun Bu, maka tidak mencegah perbuatan Co Hiong. "Berhenti, Co Hiong!" Bentak Kim Hun Tokouw dingin. Co Hiong tertegun mendengar suara bentakan itu, lalu menghentikan pedangnya. Mereka berdua guru dan murid mengunjungi gunung Taysan (Altai), tidak lain bertujuan meminjam tangan Kim Hun Tokouw untuk membasmi sembilan partai besar di Tionggoan, berikut orang-orang di Kwat Cong San. Oieh karena itu, mereka masih tidak berani melakukan suatu kesalahan terhadap Kim Hun Tokouw. "Nanti engkau akan tahu rasa!" Ujar Co Hiong dalam hati. Akan tetapi, wajahnya justru berseri ia membalikkan badannya seraya berkata pada Kim Hun Tokouw. "Apakah Tokouw khawatir Sumoynya akan berduka menyaksikannya maka menyuruhku jangan merusak wajahnya ?" "Engkau cukup berhenti!" Sahut Kim Hun Tokouw dingin. "Tidak perlu banyak bertanya!" Betapa gusarnya Co Hiong, tapi wajahnya justru bertambah berseri menawan hati, Ketika ia baru mau KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ membuka muIut, Souw Peng Hai telah mendahuluinya, sebab ia tahu apabila muridnya terus beidebat dengan Kim Hun Tokouw, pasti akan menimbulkan hal-hai yang tak enak. "Anak Hiong jangan banyak bicara Tokouw sudah punya rencana, janganlah engkau merusak :encanjnya!" Ujar Souw Peng Hai. "Ya, Guru," Jawab Co Hiong sambil leisenyum, lalu mundur ke sisi Souw Peng Hai. sedangkan Kim Hun Tokouw sudah duduk di kursi batu pualam. "Mereka berempat sudah terkena Kiu Tian Hiang (Semacam obat tidur)," Ujar Kim Hun Tokouw memberitahukan. "Tiga jam kemudian, mereka berempat akan sadar Maka sebelumnya mereka harus dikurung di ruang rahasia, lalu tiupkan Cien Meh San (Racun Pelemah Tubuh) ke dalam hidung mereka, jadi kalau pun sadar, mereka tetap tidak bisa bergerak sama sekali." "Ooooh!" Souw Peng Hai manggut-manggut. Kim Hun Tokouw bertepuk tangan tiga kali, dan tak lama tampaklah delapan anak gadis memunculkan diri. "Gotong mereka ke ruang rahasia!" Perintah Kim Hun Tokouw. "Ya," Sahut delapan gadis itu serentak, Ketika mereka baru mau menggotong ke empat orang itu, mendadak muncul dua gadis dengan sikap gugup. "Kiong Cu!" Lapor ke dua gadis itu. "Di luar ada seseorang ingin bertemu Kiong Cu." Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Kim Hun Tokouw mengibaskan tangannya, delapan gadis itu langsung pergi, Setelah delapan gadis itu pergi, barulah Kiong Cu itu bertanya. "Siapa orang itu?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Dia...." Ketika dua gadis itu baru mau menjawab, mendadak berkelebat sosok bayangan memasuki ruangan itu. Cepatnya laksana kilat, sehingga tidak bisa dilihat jelas, Setelah sosok bayangan itu melesat ke dalam, tampak pula dua buah benda meluncur secepat kilat ke arah Kim Hun Tokouw. Saking cepatnya membual Kim Hun Tokouw tidak bisa melihat benda apa itu, Karena benda itu mengarah padanya, maka tanpa berpikir lagi ia langsung melancarkan sebuah pukulan pada ke dua benda yang meluncur datang itu. "Aaaakh...." Terdengar suara jeritan yang memilukan, ternyata jeritan dua orang lelaki, penjaga di terowongan rahasia, Kedua penjaga itu telah mati dengan tubuh tidak utuh terkena pukulan Kim Hun Tokouw. Seketika juga Souw Peng Hai dan Co Hiong tahu bahwa tempat itu telah kedatangan musuh yang tangguh, Co Hiong segera mengibaskan tangannya, tampak tiga buah gelang emas meluncur ke arah bayangan itu. Trang! Trang! Trang! Terdengar suara benturan, tiga buah gelang emas itu terpental jatuh. "Sambut seranganku!" Bentak Souw Peng Hai sambil menyerang ke arah bayangan itu dengan tongkat berkepala naga, Yang dikeluarkannya adalah jurus San Peng Te Liak (Gunung Runtuh Bumi Retak). Saat ini, pendatang itu telah berada di sisi Bec Kun Bu yang menggeletak di tantai, Tampak sinar pedang berkelebat menangkis serangan Souw Peng Hai, dan seketika juga terdengar suara senjata beradu, Souw Peng Hai dan pendatang itu masing-masing mundur selangkah Tersentak hati Souw Peng Hai, karena orang itu mampu menyambut serangannya yang sangat dahsyat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Souw Peng Hai segera menegasi orang itu, ternyata seorang gadis cantik jelita, namun wajahnya penuh diliputi kegusaran Siapa gadis itu? Tidak lain adalah Pek Yun Hui. Setelah termundur selangkah Pek Yun Hui pun mengeluarkan suara siulan panjang. Sebelum suara siulannya hilang, sudah tampak sosok bayangan yang amat besar meluncur ke dalam. Bukan main cepatnya, bahkan sekaligus mencengkeram Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu, kemudian meluncur keluar lagi secepat kilat. Pada waktu bersamaan, Pek Yun Hui juga membentak ringan sambil menggerakkan pedangnya, Tampak sinar pedang berkelebatan mengelilingi badannya, lalu mendadak meluncur pergi "Gampang datang sulit pergi!" Bentak Kim Hun Tokouw. Seketika juga muncul delapan gadis menghadang di pinlu, Tangan mereka memegang sebatang besi kosong. Ketika delapan gadis itu muncul Pek Yun Hui sudah melesat sampai di pintu, Terdengarlah dua kali jeritan, tampak dua gadis terkulai bermandikan darah. Yang mencengkeram Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu adalah Hian Giok, si Bangau Sakti, Hian Giok mengibaskan sepasang sayapnya, seketika juga dua gadis terpental Hian Giok lalu meluncur pergi, begitu pula Pek Yun Hui. Dalam waktu sekejap, mereka sudah meninggalkan Pit Sia Kiong. Kim Hun Tokouw bangkit berdiri, tapi kemudian kembali duduk sambil tertawa, Dipandangnya Souw Peng Hai seraya bertanya. "Gadis yang barusan datang itu adalah salah satu wanita dari gunung Kwat Cong San?" "Betul." Souw Peng Hai mengangguk "Dia adalah Pek Yun Hui!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pek Yun Hui datang dan pergi secara mendadak, bahkan juga berhasil membawa pergi Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu, sekaligus melukai beberapa pelayan Kim Hun Tokouw, Ilu pertanda dia berkepandaian tinggi selalu "Oooh!" Kim Hun Tokouw manggut-manggut. "Ternyata dia Pek Yun Hui!" Sementara Co Hiong pergi memungut tiga buah gelang emasnya, Kim Hun Tokouw menatapnya seraya berkata. "Apa yang pernah kau katakan, memang benar se-kali." "Maksud Tokouw?" Tanya Co Hiong sambil tersenyum. "He he!" Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh "Pek Yun Hui memang berkepandaian amat tinggi, namun dia tidak berakal panjang, Tidak sampai tiga hari, dia pasti membawa Bee Kun Bu ke mari." "Oh?" Souw Peng Hai tereengang. "Kenapa bisa begitu?" "ltu karenanya aku membiarkan dia pergi, tapi nanti dia ke mari lagi, Dia akan tahu kelihayan Pit Sia Kiong ini," Sahut Kim Hun Tokouw. "Kenapa Tokouw mengatakan Pek Yun Hui akan membawa Bee Kun Bu ke mari tiga hari kemudian?" Tanya Co Hiong mendadak "Apakah orang luar bisa tahu kelihayan Pit Sia Kiong?" Sahut Kim Hun Tokouw seakan tidak mau memberitahukan secara terus terang. Souw Peng Hai dan Co Hiong saling memandang, namun sama sekali tidak mengeluarkan suara. "Kiu Tian Hiang (Obat Tidur) itu dibikin dari sembilan jenis racun. Siapa yang terkena Kiu Tian Hiang itu, pasti tak sadarkan diri." Ujar Kim Hun Tokouw sambil tersenyum "Bukankah tadi Tokouwsudah bilang, bahwa tiga jam kemudian mereka akan tersadar?" Tanya Co Hiong. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Tidak salah, tiga jam kemudian mereka akan ter-sadar," Jawab Kim Hun Tokouw menjelaskan "Akan tetapi, sepasang kaki mereka tetap tidak bisa bergerak, kecuali makan obat penawar racun dariku." . "Oooh!" Souw Peng Hai tampak gembira sekali. "Kalau begitu, Pek Yun Hui pasti akan ke mari minta obat tersebut kan?" "Kalau tidak, Bee Kun Bu pasti lumpuh seumur hidup," Sahut Kim Hun Tokouw sambil tersenyum. "Bagus!" Seru Co Hiong sambil tertawa girang, Kim Hun Tokouw bertepuk tangan tiga kali, lalu muncullah beberapa anak gadis. Kim Hun Tokouw segera perintahkan mereka menggotong Kuang Ti Taysu dan Gin Tie Suseng ke ruang rahasia. Pek Yun Hui dan Bangau Sakti telah berada di sebuah lembah. Begitu Pek Yun Hui bersiul, Hian Giok segera berhenti terbang dan turun ke bawah, Setelah itu, dengan hatihati sekali menaruh Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu ke bawah. Tak seberapa lama kemudian, muncullah seorang gadis dengan langkah sempoyongan, dan wajahnya tampak pucat pias. "Nona Pek...." Gadis itu menggenggam tangan Pek Yun Hui erat-erat. "Akhirnya Kun Bu tertolong juga. Tapi... dia... dia sudah terkena racun Kiu Tian Hiang...." "Siauw Yun, akan bagaimana setelah terkena racun itu?" Tanya Pek Yun Hui. Ternyata gadis itu Siauw Yun. Dia yang menunjukkan jalan untuk menolong Gin Tie Suseng yang terkui ung di ruang bawah ianah. Gadis itu tahu, bahwa Kim Hun Tokouw pasti membunuhnya, maka ia menelan racun, Akan tetapi, betapa terkejutnya Siauw Yun ketika tahu Bee Kun Bu sudah KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ tertangkap dan akan ditukar dengan kitab Kui Goan Pit Cek milik dua wanita di Kwat Cong San. Siauw Yun sudah tahu Pek Yun Hui berada di Taysan, maka timbullah niatnya mencarinya untuk menolong Bee Kun Bu. Akan tetapi, Taysan sedemikian luas, gadis itu harus mencari ke mana? Namun demi keselamatan Bee Kun Bu, Siauw Yun pun bertekad mencari Pek Yun Hui. Oleh karena itu, ia segera meninggalkan Pit Sia Kiong, sebab kebetulan Kim Hun Tokouw menyuruhnya pergi mengurusi sesuatu, maka ia memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mencari Pek Yun HuL ia pun tahu bahwa nyawanya cuma tinggal tiga jam. Kalau dalam waktu tiga jam tidak menemukan Pek Yun Hui, ia pasti mati dan Bee Kun Bu pun tidak dapat diselamatkan Akhirnya ia sampai di sebuah lembah, Tampak seorang gadis berbaju putih duduk di atas batu sambil melamun Begitu melihat gadis itu, Siauw Yun bersorak kegirangan dalam hati,, karena ia yakin bahwa gadis baju putih itu adalah Pek Yun Hui. "Nona.,.!" Serunya sambil menghampiri gadis berbaju putih itu. "Apakah Nona marga Pek?" Gadis berbaju putih itu menoleh. Tampak air matanya meleleh membasahi pipinya yang putih mulus. "Apakah Kakak adalah Pek Yun Hui?" Tanya Siauw Yun. "Betu!." Gadis berbaju putih itu mengangguk "Aku adalah Pek Yun Hui." "Syukurlah Kakak adalah Pek Yun Hui!" Siauw Yun langsung menggenggam tangannya eral-erat. "Kakak Pek, Bee siauhiap terjebak di dalam Pit Sia Kiong, Kakak harus segera pergi menolongnya!" "Engkau bilang apa? Engkau bilang siapa?" Tanya Pek Yun Hui cepat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Bee siauhiap adalah Bee Kun Bu, dia terjebak di dalam Pit Sia Kiong, Aku bernama Siauw Yun. Kakak Pek, cepatlah pergi menolongnya! Dari sini menuju ke utara, setelah melewati jalan kecil yang penuh batu tajam Kakak Pek pasti sudah sampai." Pek Yun Hui tidak banyak bertanya lagi, ia langsung bersiul panjang, dan seketika juga terdengar pekikan yang amat keras, yaitu suara pekikan Hian Giok. Ternyata Pek Yun Hui menunggang Hian Giok itu menuju ke Pit Sia Kiong, Setelah itu ia pun berhasil menolong Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu. Kini Siauw Yun mengatakan bahwa Bee Kun Bu terkena racun Kiu Tian Hiang, maka cemaslah hati Pek Yun Hui. "Siauw Yun!" Pek Yun Hui memegangnya, karena Siauw Yun hampir terkulai "Tiga jam kemudian, Bee siauhiap... akan sadar Tapi...." Mendadak kepala Siauw Yun terkulai Gadis yang penuh cinta kasih murni itu telah mati, namun wajahnya tampak berseri Mungkin ia sangat girang di saat terakhir masih dapat melihat Bee Kun Bu. Pek Yun Hui memandang mayat Siauw Yun dengan mata basah, Siauw Yun cuma bilang tiga jam kemudian Bee Kun Bu akan sadar, tapi tidak keburu memberitahukan tentang yang lain, maka Pek Yun Hui tid,ik mengetahuinya. Kemalian Siauw Yun juga sangat mengherankan Pek Yun Hui, kenapa gadis itu mati mendadak? Ternyata Pek Yun Hui sama sekali tidak tahu bahwa Siauw Yun telah menelan racun. Pek Yun Hui menggali sebuah lubang dengan pedangnya, kemudian mengubur mayat Siauw Yun di situ. Setelah itu ia duduk sambil menunggu Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu sadar Saat ini, hari sudah mulai menjelang senja, pemandangan di lembah itu sangat indah, tapi Pek Yun Hui tidak menikmati KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ keindahan alam di sekitarnya, melainkan terus duduk melamun dengan wajah murung, Kelihatannya Pek Yun Hui berduka sekali dalam hati. ia berduka bukan karena memikirkan keadaan Bee Kun Bu atau Giok Siauw Cu, sebab ia sudah tahu, tiga jam kemudian mereka akan sadar Kalau begitu, kenapa Pek Yun Hui tampak begitu berduka? Ternyata ada suatu kenangan yang membuatnya berduka, Namun tiada seorang pun tahu dalam hatinya tersimpan suatu kenangan apa. sementara hari pun sudah mulai gelap, tak seberapa lama kemudian, bulan pun mulai menampakkan diri, sehingga lembah itu kelihatan agak terang. sedangkan Pek Yun Hui tetap duduk di situ tak bergerak sama sekali. Tampak dua baris air mata mengalir turun dari matanya, saat ini hati Pek Yun Hui tereekam rasa duka yang tak terhingga. Tidak sampai tiga jam, Bee Kun Bu sudah tersadar itu karena racun yang disedotnya tidak begitu banyak, maka lebih cepat tersadar dari pada Giok Siauw Sian Cu. Setelah sadar ia sama sekali tidak merasa tersiksa, hanya saja merasa sekujur badannya tak bertenaga. Dan ia pun terbelalak sebab dirinya berada di dalam lembah itu. "Eh'" Gumamnya heran. "Kok aku bisa berada di lembah ini?" Kemudian ia pun ingat apa yang telah terjadi atas dirinya di dalam istana Pit Sia Kiong, Setelah itu ia bangun duduk, dan di saat itulah ia melihat Pek Yun Hui. Betapa girangnya Bee Kun Bu. "Kakak Pek! Kakak Pek! Kakak Pek!" Panggilnya sampai beberapa kail Ketika menyaksikan Pek Yun Hui duduk melamun dengan air mata berderai, hati Bee Kun Bu merasa berduka sekali. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ia mengira Pek Yun Hui mengucurkan air mata lantaran mengkhawatirkan dirinya yang tak sadarkan diri, maka ia pun bergumam dalam hati. "Bee Kun Bu! Bee Kun Bu! Beberapa gadis penuh cinta kasih terhadapmu, harus bagaimana engkau terhadap mereka kelak ?" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Akhirnya ia menarik nafas pan-jang, lalu berkata pada Pek Yun Hui dengan suara rendah. "Kakak Pek, apakah Kakak Pek yang menolongku dari Pit Sia Kjong?" Akan tetapi, Pek Yun Hui diam saja. Tentunya hal itu mencengangkan Bee Kun Bu dan bertanya-tanya dalam hati, sekarang aku sudah sadar Kalau dia mengkhawatirkan diriku, pasti bergirang setelah aku sadar Tapi kenapa dia diam saja seakan tidak mendengar suaraku? Apakah di dalam hatinya terganjel suatu masalah lain? Tiba-tiba Bee Kun Bu teringat sesuatu, yakni Pek Yun Hui mendadak kehilangan jejak di gunung Taysan ini. Apakah ada kaitannya dengan kedukaannya ini? Bee Kun Bu pun masih ingat, bahwa setelah bertemu Pek Yun Hui di gunung Kwat Cong San, kemudian mereka pun menjadi teman baik. Namun Pek Yun Hui begitu mislerius. ia cuma tahu bahwa Pek Yun Hui adalah Lan Tay Kong Cu, putri kaisar yang dibawa pergi oleh Na Hai Peng dari istana ke Kwat Cong San. Setelah Pek Yun Hui berada di Kwat Cong San dan apa yang terjadi, Bee Kun Bu sama sekali tidak tahu. sementara Pek Yun Hui masih tetap duduk mematung dengan air mata berderai-derai, sedangkan Bee Kun Bu terus memandangnya dengan mata terbelalak Berselang beberapa saat kemudian, Giok Siauw Sian Cu pun tersadar dan langsung bangun duduk, Ketika melihat Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui duduk mematung sambil melamun, tereenganglah Giok Siauw Sian Cu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Adik Bee, Nona Pek! Kenapa kalian?" Tanyanya heran. Suara yang agak keras itu membuat Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui tersentak, dan seketika juga Bee Kun Bu bertanya pada Pek Yun Hui. "Kakak Pek kenapa terus duduk melamun?" Pek Yun Hui segera menyeka air matanya, setelah itu barulah menyahut dengan suara rendah. "Oh! Kalian berdua sudah sadari" "Kakak Pek tahu kami akan sadar?" Tanya Bee Kun Bu. "Ya." Pek Yun Hui mengangguk "Siauw Yun yang memberitahukan." "Siauw Yun?" Kini giliran Giok Siauw Sian Cu yang kebingungan "Siapa Siauw Yun itu?" "Panjang sekali kalau dituturkan," Jawab Bee Kun Bu. "Ohya! Apakah Kakak Pek yang menolong kami keluar dari Pit Sia Kiong?" "BetuI." Pek Yun Hui manggut-manggut, lalu menceritakan tentang Siauw Yun yang mencarinya, berikut bagaimana cara ia ke Pit Sia Kiong menolong mereka, Setelah itu ia pun bertanya pada Giok Siauw Sian Cu. "Kenapa engkau juga ke mari?" "Yah!" Giok Siauw Sian Cu tertawa sambil menggelenggelengkan kepala. "Adik Ceng Loan terus ribut mau cari kakak Kun Bu-nya. maka aku ke mari cari Bee Kun Bu demi adik Ceng Loan." "Ooooh!" Pek Yun Hui manggut-manggut, kemudian menarik nafas panjang. "Kun Bu, aku minta maaf karena tidak dapat menolong Gin Tie Suseng dan Hweeshio tua itu. Ohya, siapa Hweeshio tua itu?" "Hweeshio tua itu adalah Kuang Ti Taysu dari Kuil Ceh Yun Si di gunung Tay Pah San." Bee Kun Bu memberitahukan "Guru Gin Tie Suseng." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalau begitu, kita tidak perlu mencemaskan Gin Tie Suseng," Ujar Pek Yun Hui. "Kakak, kenapa kita tidak perlu mencemaskan Gin Tie Suseng?" Tanya Bee Kun Bu heran "Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu berniat memusuhi kaum Bu Lim di Tionggoan, tentunya dia ingin menarik tenaga Kuang Ti Taysu, lagi pula kemungkinan besar akan membujuk Ku Ciok Sianjin untuk membantunya, otomatis dia tidak akan turun tangan jahat terhadap Kuang Ti Taysu dan muridnya." Memang masuk akal apa yang dikatakan Pek Yun Hui. Oleh karena itu Bee Kun Bu pun manggut-manggut. "Ohya!" Bee Kun Bu teringat sesuatu dan langsung bertanya. "Ketika itu Kakak pergi ke mana? Aku dan Gin Tie Suseng melihat Hian Giok meluncur di sebuah Iem-bah, lalu kami berdua segera memburu ke sana dan melihat baju luarmu menyangkut di dahan pohon Maka aku kira Kakak Pek telah mengalami kecelakaan, sehingga kami menerjang ke Pit Sia Kiong." "Begitu gampang pihak Pit Sia Kiong ingin mencelakaiku?" Dengus Pek Yun Hui, namun kemudian menarik nafas panjang dengan wajah murung. Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu saling memandang. Mereka tahu bahwa Pek Yun Hui sedang berduka dalam hati. "Kakak Pek!" Tanya Bee Kun Bu. "Siauw Yun berada di mana sekarang?" "Siauw Yun adalah pelayan di Pit Sia Kiong, bagaimana engkau bisa mengenalnya?" Pek Yun Hui balik bertanya. "Dia memang pelayan Kim Hun Tokouw.,." Jawab Bee Kun Bu menutur tentang semua itu. "Oooh!" Pek Yun Hui manggut-manggut "Ternyata begitu! Setelah aku berhasil membawa kalian ke mari, tak lama dia pun mati keracunan." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Aaakh...!" Keluh Bee Kun Bu. "Siauw Yun mati demi cinta, aku salut padanya," Sela Giok Siauw Sian Cu sambil menarik nafas panjang. "Mati demi cinta! Mati demi cinta..." Gumam Pek Yun Hui berulang kali, kemudian meleleh lagi air matanya. "Kakak Pek!" Bee Kun Bu menggenggam tangannya eraterat. "Kalau ada urusan dalam hati, kenapa harus terusmenerus disimpan? Bukankah itu akan membuat Kakak berduka selalu?" "Kejadian masa lalu itu, sudah beberapa tahun kusimpan dalam hati," Sahut Pek Yun Hui. "Biarlah terus disimpan dalam hati saja." "ltu tidak baik, Kak," Ujar Bee Kun Bu. "Curahkan saja agar Kakak tidak begitu tertekan." "Nona Pek, aku akan meniup suling," Sambung Giok Siauw Sian Cu. "ltu akan membuatmu mencurahkan kedukaan tersebut." Giok Siauw Sian Cu tidak menunggu persetujuan dari Pek Yun Hui, langsung saja ia meniup sulingnya membawakan sebuah lagu sedih. "Aaaakh...!" Pek Yun Hui menarik nafas panjang. "Baiklah, Aku akan menceritakan kejadian masa laluku itu." ***** Bab ke 27 - Kejadian Masa Lalu Pek Yun Hui Dua tahun sebelum bertemu Bee Kun Bu, Pek Yun Hui masih merupakan gadis remaja berusia enam belasan ia ikut Na Hai Peng tinggal di gua Thian Kie Cinjin di gunung Kwat Cong San mempelajari ilmu silat yang ada di dalam kitab Kui Goan Pit Cek. Gadis itu pun melewati hari-hari yang penuh ketenangan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pek Yun Hui dibesarkan dalam istana dan tubuh pun sangat lemah. Begitu keluar dari istana, ia amat tertarik akan dunia luar, maka tidak heran kalau gadis itu senang bermain, sehingga agak menghambat kemajuan ilmu silatnya. Na Hai Peng memang gurunya, namun juga budak-nya, maka tidak heran kalau hubungan mereka guru dan murid agak luar biasa, Na Hai Peng sangat menurut pada Pek Yun Hui, bahkan ia pun tahu bahwa tubuh Pek Yun Hui sangat lemah, tapi memiliki kecerdasan yang luar biasa. Oleh karena itu, Na Hai Peng mengambil keputusan untuk menggembleng gadis itu, namun tidak begitu memaksanya untuk melatih diri. Hari itu kebetulan mulai musim semi, hawa udara pun berubah sejuk menyegarkan Tampak bunga-bunga liar memekar indah di sekitar gunung Kwat Cong San Hari itu Pek Yun Hui mengenakan pakaian lelaki, sehingga membual dirinya menyerupai pemuda yang sangat tampan. Tangannya membawa sebuah kipas, dan terus berjalan sambil menikmati keindahan panorama Kwat Cong San. Tanpa sadar sepasang kaki membawa dirinya menuju kaki gunung tersebut Di kaki gunung Kwat Cong San terdapat sebuah jalan, Pek Yun Hui memandang orang-orang yang mendorong gerobak berlalu-lalang di jalan itu. Ternyata tak jauh dari tempat itu terdapat sebuah desa kecil, Tampak asap putih membumbung ke atas, mungkin kaum wanita di desa itu sedang memasak. Menyaksikan itu, hati Pek Yun Hui tertarik Sebab sejak tinggal di gua Thian Kie Cinjin di Kwat Cong San ini, gadis itu sama sekali tidak pernah ke desa tersebut Di saat itu pula timbul niatnya untuk mengembara di Kang Ouw mencari pengalaman Oleh karena itu, ia pun segera kembali ke gua Thian Kie Cinjin. "Guru! Guru!" Panggil Pek Yun Hui begitu sampai di dalam gua, dan sekaligus mendekap di dada Na Hai Peng. "Guru...." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ada apa?" Tanya Na Hai Peng sambil membelainya. "Guru! Kalau aku beritahukan, Guru harus mengabulkan!" Jawab Pek Yun Hui manja. "Belum tentu," Sahut Na Hai Peng dan menggelengkan kepala. "Kalau Guru tidak mengabulkan, aku akan mengambek." Pek Yun Hui cemberut "Eh? Kong Cu! sebetulnya ada apa? Beritahukanlah dulu!" Na Hai Peng menatapnya dalam-dalam. "Guru! Aku ingin mencari pengalaman di Kang Ouw, sekaligus mencari bibi Cui." Pek Yun Hui memberitahukan. "Apa?" Na Hai Peng terbelalak. "Itu tidak boleh sama sekali." "Kenapa?" "Kong Cu harus tahu, betapa bahayanya Kang Ouw, lagi pula kedudukanmu amat istimewa, bagaimana mungkin mengembara di Kang Ouw?" "Guru!" Pek Yun Hui tertawa. "Kalau di dalam istana tiada bahaya, bagaimana mungkin Guru akan membawaku keluar dari sana?" Na Hai Peng tertegun, bahkan membungkam seketika juga. "Guru!" Pek Yun Hui tersenyum "Ilmu silatku sekarang sudah lumayan, tentunya tidak akan terus menyendiri di gua Thian Kie ini kan? Kalau Guru tidak mengabulkan, aku akan pergi secara diam-diam." "Kong Cu!" Ujar Na Hai Peng setelah berpikir sejenak "Engkau memang harus mencari pengalaman di rimba persilatan, tapi harus ingat dua hal." "Hal apa?" Pek Yun Hui girang sekali, karena Na Hai Peng mengizinkannya mengembara di Kang Ouw. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Engkau mengenakan pakaian lelaki, justru tidak mirip anak gadis." Na Hai Peng menatapnya dengan penuh perhatian "Maka selanjutnya engkau harus terus mengenakan pakaian lelaki, Oleh karena itu, siapa pun tidak akan tahu engkau adalah anak gadis, jadi dapat menutup rahasia dirimu sebagai Lan Tay Kong Cu." "Guru! Aku memang tidak mau jadi Lan Tay Kong Cu, maka tidak akan beritahukan kepada siapa pun." Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Hal ke dua yakni menyangkut ilmu silatmu," Ujar Na Hai Peng serius. "Walau belum mencapai pada tingkat lertinggi, tapi jurus-jurusnya amat aneh, Karena itu, janganlah engkau membocorkan sumber ilmu silatmu. dan tidak boleh menyebut namaku juga!" "Memangnya kenapa?" Tanya Pek Yun Hui heran. "Engkau masih belum tahu, bahwa semua ilmu silatku berasal dari kitab Kui Goan Pit Cek. Kini kitab itu berada di tangan bibi Cuimu, Namun kaum Bu Lim justru tidak tahu itu, Lagi pula kitab tersebut merupakan benda pusaka yang diincar kaum Bu Lim. Kalau engkau membocorkan rahasia itu, berarti engkau dalam bahaya." "Wuah!" Pek Yun Hui meleletkan lidahnya "Begitu luar biasa, pokoknya aku tidak akan membocorkan rahasia tersebut." "Walau engkau berjanji begitu, aku tetap tidak bisa berlega hati," Ujar Na Hai Peng. "Guru, aku tidak akan menimbulkan masalah di rimba persilatan. Setahun atau setengah tahun, aku pasti pulang." "Kalau begitu...." Na Hai Peng menarik nafas dalam-dalam. "Baiklah, Aku mengabulkannya." "Terimakasih, Guru!" Pek Yun Hui berjingkrakan saking gembiranya. "Aku akan berangkat esok." "Boleh." Na Hai Peng mengangguk dan berpesan. "Tapi engkau tidak boleh bertarung dengan siapa pun." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ya." Pek Vun Hui mengangguk Pek Yun Hui telah meninggalkan gua Thian Kie Cinjin, ia berdiri di pinggir jalan sambil menengok ke sana ke mari, karena tidak tahu harus menuju ke mana. Akhirnya ia mengambil arah utara. Tak seberapa lama kemudian, ia melihat tiga buah gerobak ekspedisi Beberapa orang berteriak-teriak, tampak dua orang piauwsu (Pengawal barang ekspedisi) berjalan di belakang gerobak-gerobak itu. Setelah mereka lewat, Pek Yun Hui mengambil keputusan untuk mengikuti di belakang mereka. Berselang beberapa saat kemudian, mendadak ke dua piauwsu itu menoleh ke belakang memandang Pek Yun Hui, lalu berbisik-bisik. Pek Yun Hui baru memasuki rimba persilatan, tentunya tidak mengerti apa-apa. Ketika ke dua piauwsu itu memandangnya, gadis itu tersipu mengira ke dua piauwsu itu sudah tahu akan penyamarannya sebagai pemuda. Karena itu, ia pun memperlambat langkahnya, dan berpaling ke arah lain berpura-pura menikmati keindahan alam. Ia sama sekali tidak menyadari, bahwa itu justru menimbulkan kecurigaan ke dua piauwsu tersebut Salah seorang piauwsu itu melotot, lalu mengeluarkan sebuah panji kecil. Panji kecil tersebut bersulam seekor naga emas. Piauwsu itu menancapkan panji tersebut ke atas gerobak, agar Pek Yun Hui tahu bahwa mereka dari ekspedisi Thian Liong. Pemimpin ekspedisi Thian Liong adalah Souw Peng Hai dijuluki Hai Thian It Siu. ia mendirikan ekspedisi tersebut dengan tujuan tertentu, yakni mengumpulkan para pesilat Bu Lim yang tiada partai agar bergabung, Setelah memiliki kekuatan, maka akan bertarung dengan sembilan partai besar KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Souw Peng Hai merupakan orang yang sangat licik, sama sekali tidak memberitahukan pada siapa pun tentang tujuannya itu, sebab tidak menghendaki sembilan partai besar mengetahuinya. Oleh karena itu, setelah mendirikan Thian Liong Pang (Partai Thian Liong) dan ekspedisi Thian Liong, ia pun mulai menarik para pesilat uniuk bergabung, sesudah banyak pesilat Bu Lim bergabung, mulailah ia membuka cabang ekspedisi Thian Liong di daerah lain. Walau pesilat dari golongan sesal atau dari golongan hitam, Souw Peng Hai tetap menerimanya. !felas membuat Partai Thian Liong semakin kokoh dan ekspedisi Thian Liong pun bertambah meluas ke mana-mana, Oleh karena itu, ekspedisi tersebut sampai ke mana, tiada penjahat yang berani mengganggu nya. Akan tetapi, Pek Yun Hui yang baru hari itu menginjak ke dalam rimba persilatan, sama sekali tidak tahu tentang itu, Tentunya merasa heran akan gerak-gerik ke dua piauwsu tersebut, apa lagi ketika menyaksikan panji yang amat indah itu sehingga hatinya pun semakin tertarik. Gerobak-gerobak ekspedisi Thian Liong terus maju, sedangkan Pek Yun Hui juga terus mengikuti dari belakang. Berselang beberapa saat kemudian, sampailah di sebuah kota yang cukup besar dan ramai, yaitu kota Ling Hai. Keindahan kota tersebut justru membuat Pek Yun Hui lupa mengikuti ekspedisi itu. Pek Yun Hui membeli seekor kuda jempolan, lalu menunggang kuda itu menuju ke rumah makan. ia menyerahkan kudanya pada pelayan, kemudian sambil tersenyum ia memasuki rumah makan itu. Begitu masuk, Pek Yun Hui melihat ke dua piauwsu itu duduk di sudut kiri sambil meneguk arak. Kedua piauwsu itu juga melihat Pek Yun Hui yang mereka anggap sebagai pemuda berbaju hijau. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ itu suatu kebetu!an, tapi ke dua piauwsu itu malah mengira bahwa Pek Yun Hui sengaja menguntit mereka, Olomatis ke dua piauwsu itu pun meraba gagang golok masing-masing. Pek Yun Hui tersenyum lembut, namun senyumannya justru telah mengejutkan ke dua piauwsu ilu. kemudian kedua piauwsu itu berbisik-bisik. "Saudara Wang, kelihatannya pemuda itu memang menguntit kita." "Aku pun sedang bereuriga," Sahut temannya dengan suara rendah. "Tapi siapa yang begitu berani mengusik ekspedisi Thian Liong?" Sementara Pek Yun Hui sudah duduk, salah seorang piauwsu itu meliriknya dan berbisik lagi pada temannya. "Sulit dikatakan, sebab hanya dalam beberapa tahun, ekspedisi Thian Liong sudah berkembang pesat, tentunya ada orang tertentu merasa tidak senang, Karena itu, mereka ingin coba-coba cari gara-gara dengan kita. saudara Wang, dapatkah engkau melihat pemuda berbaju putih hijau itu berasal dari mana?" Temannya menggelengkan kepala, lalu melirik Pek Yun Hui sejenak, setelah itu ujarnya perlahan "Entahlah, Siapa pemuda berbaju hijau itu memang sulit diduga. Namun dia tampak begitu lemah lembut, yang pasti dia punya asal-usul yang luar biasa." "Kalau begitu, nanti kita harus berhati-hati dalam perjalanan Alangkah baiknya tidak terjadi sesuatu." Mereka berdua lalu berbisik-bisik, sepertinya sedang merundingkan sesuatu yang amat penting. Seusai menyantap, mereka berdua segera meninggalkan rumah makan tersebut Pek Yun Hui masih bersantap, Berselang sesaat barulah ia meninggalkan rumah makan itu menunggang kudanya ke luar kota, Memang sungguh di luar dugaan, ia mengambil jalan yang searah dengan ke dua piauwsu ilu. Begitu sampai di luar KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ kota, Pek Yun Hui pun menyusul mereka dan sekaligus tersenyum pu!a. kedua piauwsu itu memang lelah bereuriga, tapi Pek Yun Hui tidak tahu sama sekali, dan terus memacu kudanya, Kirakira sepuluh li kemudian, ia berhenti dan duduk di sebuah batu di dekat sebuah rimba. Mungkin udara agak panas, maka Pek Yun Hui mengeluarkan kipasnya untuk mengipas dirinya, Tak seberapa lama ia duduk di situ, muncullah gerobak-gerobak ekspedisi Thian Liong. Ketika melihat pemuda berbaju hijau duduk di atas batu, ke dua piauwsu yang telah bereuriga itu mengira Pek Yun Hui sengaja menghadang mereka, Mereka berdua saling memandang, salah seorang segera berteriak Seketika juga gerobak-gerobak itu berhenti Kedua piauwsu itu meloncat turun dari kuda masingmasing, lalu mendekati Pek Yun Hui sambil menjura. "Kawan, bolehkah kami tahu namamu?" Tanya salah seorang piauwsu. "Namaku Pek Yun Hui," Sahutnya karena melihat ke dua piauwsu itu bersikap ramah. Pek Yun Hui? Kedua piauwsu itu mengernyitkan kening, sebab mereka tidak pernah mendengar nama tersebut di rimba persilatan "Kawan!" Salah seorang piauwsu menatapnya. "Ke-napa engkau menghadang kami ke sini?" "Eh?" Pek Yun Hui terheran-heran. "Siapa yang menghadang kalian?" Air muka ke dua piauwsu tampak berubah, karena mengira Pek Yun Hui sedang menyindir mereka, Padahal sesungguhnya, gadis itu memang berkata sebenarnya, sama sekali tidak menyindir ke dua piauwsu itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kawan! Tahukah engkau tentang ekspedisi Thian Liong?" Tanya salah seorang piauwsu itu dengan suara dalam. "Tidak lahu." Pek Yun Hui menggelengkan kepala. Pek Yun Hui baru meninggalkan gunung Kwat Cong San, mungkin belum ada satu hari, tentunya tidak tahu tentang ekspedisi tersebut ia menjawab sesungguhnya, tapi ke dua piauwsu itu justru menganggapnya menghina ekspedisi Thian Liong yang telah kesohor itu. Trang! Salah seorang piauwsu itu mencabut golok kepala setan, kemudian tersenyum dingin seraya berkata. "Kawan! Engkau sungguh berani mengusik ekspedisi Thian Liong, aku mohon petunjuk beberapa jurus!" Pek Yun Hui semakin tereengang, lagi pula ia tidak mengerti apa yang dikatakan piauwsu itu. "Kenapa engkau ingin mohon petunjuk beberapa jurus, aku tidak mengerti," Ujar Pek Yun Hui. Piauwsu itu semakin gusar, ia mengira pemuda berbaju hijau itu sengaja menghinanya. "Nah, dengar baik-baik! Aku ingin bertarung de-nganmu!" Bentaknya. "Oh?" Pek Yun Hui tampak girang sekali, ia memang ingin mencoba kepandaiannya, karena selama ini ia cuma berlatih dengan gurunya, kini ada orang mengajaknya bertarung, tentunya ia merasa girang sekali. "Baiklah!" Sahutnya sambil bangkit berdiri "Hmmm!" Dengus piauwsu itu, lalu meluruskan goloknya ke depan. Mendadak Pek Yun Hui memutar badannya, tahu-tahu tangannya telah menggenggam sebilah pedang yang mengeluarkan hawa dingin. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kedua piauwsu itu tertegun, sebab gerakan Pek Yun Hui barusan sangat indah dan cepat, sehingga membuat ke dua piauwsu itu meiongo. "Sungguh indah dan laksana kilat gerakan barusan!" Mendadak terdengar suara orang mernujinya. Pek Yun Hui mendongakkan kepala, tampak seorang pemuda berusia sembilan belasan duduk di dahan pohon sambil menggoyang-goyangkan kakinya. pemuda itu tampan sekali, sepasang matanya pun bersinar terang, Ketika mengetahui pemuda itu yang mengeluarkan suara memuji, giranglah hati Pek Yun Hui tapi tampak tersipu pula, sehingga wajahnya berubah agak kemerah-merahan dan terus memandang pemuda itu. Yang terkejut adalah ke dua piauwsu itu, ternyata mereka mengira pemuda itu adalah teman pemuda baju hijau yang akan mereka hadapi, Oleh karena itu, piauwsu yang bersenjata golok langsung menyerang Pek Yun Hui dengan jurus Yah Hwee Sauh Thian (Api Berkobar Membakar Langit). "Hei! Saudara kecil, hati-hati!" Seru pemuda itu. Pek Yun Hui langsung menoleh, namun golok itu sudah mengarah ke dadanya, Betapa terkejutnya Pek Yun Hui, secepat kilat ia meloncat mundur sambil menggerakkan pedangnya mengeluarkan jurus Goan Yah Cing Coh (Rerumputan di Padang Liar). Trang! Terdengar suara benturan senjata tajam, bunga api pun berpijar. Pek Yun Hui dan piauwsu, masing-masing mundur beberapa langkah, Mereka sama sekali tiada permusuhan apa pun. Tadi piauwsu itu mengajaknya bertarung, dikira-nya cuma sekedar bertanding Tapi kini, piauwsu itu kelihatan malah ingin membunuhnya. "Hei!" Bentak Pek Yun Hui. "Kenapa engkau melancarkan serangan gelap?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Piauwsu itu tidak menyahut, malah menyerang Pek Yun Hui lagi, Pek Yun Hui segera berkelit, bukan main cepatnya gerakan itu, ternyata ia menggunakan ilmu Ngo Heng Mic Cong Pu (llmu Langkah Ajaib), pada waktu itu, ia masih belum begitu mahir, Namun cukup mengejutkan lawan sehingga tampak tertegun "Hi hi!" Pek Yun Hui tertawa geli di belakangnya, kemudian mendadak ia menotok punggung piauwsu itu dengan ujung sarung pedangnya. Piauwsu itu terkejut, tetapi ketika baru mau berkelit, Tay Meh Hiat di pinggangnya telah tertotok, seketika juga piauwsu itu berdiri seperti patung di tempat, bahkan tangannya masih menggenggam goloknya. Pek Yun Hui segera meloncat mundur beberapa depa. Begitu melihat keadaan piauwsu itu, tak tertahan Pek Yun Hui langsung tertawa geli lagi. Terdengar pula suara tawa di pohon, ternyata pemuda yang duduk di dahan pohon juga ikut tertawa. Begitu mendengar suara tawa pemuda itu, Pek Yun Hui pun tahu dia adalah pemuda periang, dan tanpa sadar kepalanya menoleh ke arah pemuda itu lagi sementara piauwsu yang satu lagi gusar bukan main, ketika melihat temannya dipermainkan pemuda baju hijau itu, maka tanpa mengeluarkan suara sedikit pun ia mendekati Pek Yun Hui yang sedang memandang ke atas. sedangkan Pek Yun Hui juga merasa heran pada dirinya sendiri, kenapa begitu terkesan baik terhadap pemuda itu. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Kebetulan pemuda itu juga memandangnya, sehingga dua pasang mata beradu dan hati Pek Yun Hui pun semakin tertarik. Oleh karena itu, ia sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya dalam bahaya, Piauwsu yang mendekatinya itu berkepandaian lebih tinggi dari piauwsu tadi. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Serrrl! Piauwsu itu mengayunkan goloknya, setelah itu barulah membentak "Lihal go!ok!" Pendekar Gunung Lawu Karya Kho Ping Hoo Persekutuan Pedang Sakti Karya Qin Hong Bagus Sajiwo Karya Kho Ping Hoo