Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 71


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 71


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   "Karena engkau memanggil demikian, sama juga memanggil Sie Bun Yun, maka aku tidak dapat membedakannya,"   Ujar Pek Yun Hui dan menambahkan.   "Karena itu, aku tidak tahu engkau sedang memanggil siapa?"   "Engkau adalah Kakak Yun, sedangkan dia kakak misan A Yun, bagaimana engkau tidak bisa membedakan-nya?"   Ling Hung tersenyum.   "Nona Ling!"   Pek Yun Hui menatapnya da!am-dalam seraya berkata.   "Kakak misanmu sangat menyukaimu apakah engkau tidak tahu?"   "Kakak Yun!"   Ling Hung tertawa kecil.   "ltu urusan ketika kami masih kecil, kenapa harus diungkit kembali?"   Pada saat itu, terdengar suara langkah berai memasuki ruang tersebut Pek Yun Hui segera berpaling ternyata yang masuk itu adalah To Pie Kim Kong-Thu It Kang, kemudian menyusul pula Phang Niap Kia dari Partai Tiam Cong, wajah mereka tampak gusar seka!i.   Tak lama masuk pula beberapa orang, termasuk Cui Cuk Sin Ong-Ling Kie Ngiap, wajah mereka pun tampiik gusar "Di mana Saudara Sie Bun Yun?"   Tanya Pek Yun Hui cepat Suaranya agak lemah lantaran terluka parah, lagi pula ia duduk di sudut, maka tiada seorang pun dapat mendengar pertanyaan nya. ia ingin bangkit berdiri, tapi Ling Hung segera mencegahnya.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Keponakanku ditangkap oleh orang ekspedisi Thian Liong, kalian semua ikut mengejar, namun tidak membantuku apa maksud kalian begitu?"   Tanya Ling Kie Ngiap mengguntur bernada gusar.   "Hm!"   Dengus To Pie Kim Kong-Thu It Kang.   "Sau-dara Ling, di antara kita sudah terjalin hubungan baik, kan?"   "Tidak salah!"   Ling Kie Ngiap mengangguk "Kalau begitu..."   Sela Phang Niap Kia.   "Keponakan-mu telah menemukan Cong Cin To, kenapa engkau tidak mau memberitahukan pada kami? Apakah engkau masih menganggap kami sebagai teman lamamu?"   "Tadi aku telah menjelaskan aku sama sekali tidak tahu tentang itu!"   Sahut Ling Kie Ngiap.   "Ling Kie Ngiap!"   Terdengar suara seruan disertai tawa dingin.   "Siapa akan mempereayai omonganmu?"   "Selama ini aku tidak pernah bohong!"   Bentak Ling Kie Ngiap.   "Siapa yang bersuara barusan?"   "Aku!"   Seseorang tampil ke depan.   Semua orang langsung mengarah padanya, Orang itu berbadan kurus pendek, wajahnya pun buruk sekali, namun semua orang mengenalinya, dia adalah Hui Liong Ciu-Cih Sia (Si Tangan Kilat Naga Terbang), adik seperguruan Sin Goan Tong dari Partai Khong Tong.   "Saudara Cih!"   Ling Kie Ngiap tertawa dingin.   "Apakah barusan engkau omong bereanda?"   "Ha ha!"   Cih Sia tertawa gelak.   "Ling Kie Ngiap, siapa yang omong bereanda?"   "Oh?"   Wajah Ling Kie Ngiap langsung berubah, kemudian orang tua itu pun tertawa terbahak-bahak.   "Ternyata kalian ke mari demi merebut Cong Cin To itu, bukan untuk menghadiri pesta ulang tahunku!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ling Kie Ngiap mengatakan begitu, disebabkan kegusarannya telah memuncak.   padahal sesungguhnya, para tamu itu ke mari memang untuk menghadiri pesta ulang tahun Cui Cuk Sin Ong-Ling Kie Ngiap, namun begitu mendengar tentang Cong Cin To itu, tergeraklah hati mereka untuk merebut Gambar penyimpanan Kitab Pusaka tersebut "Ling Kie Ngiap, kebetulan kami berada di sini, uolehkah engkau memperlihatkan Cong Cin To itu?"   Tanya seseorang.   "Omong kosong!"   Sahut Ling Kie Ngiap dengan wajah kehijau-hijauan.   "Tadi Kim Coa Suseng (Pelajar Ular Emas) Wang Han Siang telah menangkap keponakanku seandainya Cong Cin To itu ada, juga pada dirinya!"   "He he he!"   Hui Liong Ciu-Cih Sia tertawa aneh.   "Cong Cin To itu menyangkut kitab Kui Goan Pit Cek, Keponakanmu telah berada di sini sebelum ditangkap Kim Coa Suseng itu, tenlunya.... Cong Cin To itu sudah tidak berada padanya, kan?"   "Kalau begitu, Kim Coa Suseng-Wang Han Siang itu sudah jadi orang bodoh!"   Sahut Ling Kie Ngiap.   "Dia sama sekali tidak bodoh!"   Cih Sia tertawa dingin.   "Sie Bun Yun itu adalah calon menantumu, Kim Coa Suseng menangkapnya dengan maksud memaksamu menyerahkan Cong Cin To itu!"   Padahal sesungguhnya, Cui Cuk Sin Ong-Ling Kie Ngiap sama sekali tidak tahu menahu tentang Cong Cin To tersebut, Apa yang dikatakan pada-para tamu memang sejujurnya.   Akan tetapi, para tamu yang merupakan teman baik-nya, justru tidak pereaya sama sekali, maka betapa kecewa dan gusarnya Ling Kie Ngiap.   "Jangan omong sembarangan!"   Bentaknya menggun-tur.   "Ling Kie Ngiap, kenapa kau harus keras kepala!"   Ujar Thu It Kang dan menambahkan.   "Walau memperoleh Cong Cin To itu, namun masih harus pergi mencari kitab pusakanya, Nah,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   bukankah lebih baik diperlihatkan bersama, lalu masingmasing pergi cari kitab pusaka itu berdasarkan keberuntungan masing-masing pu!a?"   "Kalian semua jangan bicara sembarangan!"   Bentak Ling Hung mendadak "Kalian jangan coba-coba mengacau di Cui Cuk San Cung! Ayoh, cepat enyah!"   Ling Hung membentak sambil bertolak pinggang, suara bentakannya yang amat nyaring itu membuat semua orang tertegun.   "Anak Hung!"   Hardik Ling Kie Ngiap.   "Jangan banyak omong, cepat papah Yun Hui ke ruang dalam!"   Lantaran Ling Kie Ngiap menghardik begitu, maka beberapa orang yang ada di situ pun yakin, bahwa Cong Cin To tersebut berada di Cui Cuk San Cung ini.   Pihak ekspedisi menangkap Sie Bun Yun untuk dijadikan san-dera, Kalau begitu, kini masih punya kesempatan menangkap Ling Hung, putri kesayangan Ling Kie Ngiap itu.   Ada beberapa orang berpikir demikian, karena itu Hui Liong Ciu-Cih Sia yang turun duIuan, langsung melesat ke arah Ling Hung, Beberapa tahun ini, nama Partai Khong Tong memang tidak begitu baik, tidak heran Hui Liong Ciu-Cih Sia begitu Hcik langsung turun tangan.   Ketika melihat sepasang bola mata Cih Sia berputar-putar, Ling Kie Ngiap sudah tahu bahwa orang itu berniat jahat, maka begitu melihat badannya bergerak, Ling Kie Ngiap pun langsung melancarkan sebuah pukulan ke arah pinggangnya Di saat itu, badan Hui Liong Ciu-Cih Sia sudah melesat ke atas, Ketika melihat pukulan itu, ia membentak keras sambil menggerakkan tangannya, itu adalah salah satu jurus dari ilmu Sam Im Ciang Hoat (Pukulan Hawa Dingin), ilmu andalan Cih Sia.   Ling Kie Ngiap berkelit, kemudian mendadak menyerang lagi dengan sebuah pukulan, Akan tetapi, Hui Liong Ciu-Cih    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sia sudah melesat ke hadapan Ling Hung dan sekaligus mencengkeram lengannya. Pada waktu bersamaan, berkelebat sosok bayangan ke sisi Ling Hung pula seraya berseru.   "Saudara Cih, harap berhenti!"   Ternyata orang itu adalah To Pie Kim Kong Thu It Kang, ia pun mengeluarkan jurus Siauw Pit Sung Thian (Melintang Di Tengah Langit), untuk menangkap tangan Cih Sia.   Hui Liong Ciu-Cih Sia yang sedang gusar itu sudah tidak perduli kawan atau lawan lagi, ia langsung menggeserkan lengannya dan secepat kilat menyerang dengan jurus Im Hong Ce,n Cen (Desiran Angin Dingin).   To Pie Kim Kong tidak mengelak, malah mengeluarkan jurus Yen Kauw Long Ciang menyambut pukulan yang dilancarkan Cih Sia.   Dua tangan beradu dan masing-masing terdorong mundur dua langkah, Mereka sama-sama merasakan tangannya ngilu.   Pada saat itu, Ling Hung yang sudah menyiapkan senjatanya di tangannya pun segera mundur ke sisi Pek Yun Hui.   "Nona Ling!"   Ujar Pek Yun Hui.   "Jangan maju Iagi, tetap berdiri di sisiku saja!"   Sebetulnya Ling Hung memang sudah ingin menyerang mereka, tapi begitu mendengar suara Pek Yun Hui, ia pun langsung merapatkan dirinya di sisi Pek Yun Hui.   sementara Ling Kie Ngiap sudah mulai bertempur dengan beberapa orang, Ling Hung menggenggam senjatanya eraterat.   "Nona Ling!"   Pesan Pek Yun Hui.   "Jangan sembarangan menyerang!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kakak Yun, engkau sudah terluka parah, biar aku memapahmu ke ruang dalam saja,"   Sahut Ling Hung. Ling Hung ingin memapah Pek Yun Hui ke dalam, namun mendadak Pek Yun Hui bangkit berdiri seraya berseru nyaring.   "Kalian semuanya jangan bertempur kitab Kui Goan Pit Cek itu sudah ada majikannya!"   Kenapa Pek Yun Hui berseru demikian, ternyata ia melihat Ling Kie Ngiap dalam bahaya, lagi pula urusan tersebut justru ia yang menimbulkannya.   Maka ia berseru agar mereka berhenti bertempur Benar! Mereka yang sedang bertempur itu langsung berhenti Hui Liong Ciu-Cih Sia dan To Pie Kim Kong-Thu It Kang lalu bertanya serentak "Siapa yang telah memperoleh Kui Goan Pit Cek?"   Pek Yun Hui tertegun Ketika berseru begitu, ia sama sekali tidak memikirkan akibatnya, dan tidak menyangka semua orang menghendaki Kui Goan Pit Cek.   Padaha! kitab tersebut sudah diperoleh Na Hai Peng gurunya itu.   justru disaat itu, pesan gurunya pun mengiang di dalam lelinganya, sehingga ia pun membisu.   "Dia bohong!"   Seru seseorang, Setelah itu tampak beberapa orang mulai menyerang Ling Kie Ngiap lagu Orang tua itu mengeluarkan siulan panjang, lalu tampak bambu yang di tangannya berkelebat balas menyerang mereka, dan terjadilah pertarungan yang amat seru.   "Kakak Yun! Cepatlah engkau bersembunyi bisik Ling Hung, kemudian memapahnya ke ruang dalam menuju kamarnya. Setelah berada di dalam kamar tersebut, wajah Ling Hung tampak kemerah-merahan.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kakak Yun! ini adalah kamarku, engkau boleh beristirahat di sini,"   Ujarnya agak malu-malu dan lembut "Nona Ling...."   Pek Yun Hui ingin memberitahukan bahwa dirinya juga seorang gadis, namun Ling Hung sudah berlari ke Iuar.   Apa boleh buat! Pek Yun Hui terpaksa duduk di pinggir tempat tidur dengan hati kacau baIau.   Sayup-sayup ia pun mendengar suara pertempuran di !uar.   ia yakin Ling Hung sudah ikul bertempur membantu ayah-nya.   "Ling Kie Ngiap!"   Terdengar suara seruan To Pie Kim Kong-Thu It Kang.   "Kalau engkau masih keras kepala, kami akan membakar Cui Cuk San Cung ini!"   Betapa gusarnya Ling Hung mendengar suara seruan itu, ia langsung menyerang Thu It Kang dengan trisu!anya mengeluarkan jurus Tok Coh Yu Hong (Duduk Tenang Seorang Diri).   Thu It Kang tidak menyambut serangan itu, melainkan cuma berkelit, lalu melesat keluar Pada waktu bersamaan, Ling Hung merasakan adanya desiran angin di belakangnya, Tanpa menoleh ia langsung menangkis dengan jurus Cun Yah Coh Hoat (Rerumput Musim Semi Mulai Tubuh) dan serangan gelap itu dapat ditangkisnya, Setelah itu ia pun merapatkan punggungnya ke punggung Ling Kie Ngiap.   sementara mereka berdua ayah dan anak bertempur matimatian, tiba-tiba terdengarlah suara ledakan dahsyat Bum! Bum! Bum! seketika juga tampak api ber-kobarkobar.   "Thu It Kang!"   Bentak Ling Kie Ngiap.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Engkau sungguh membakar Cui Cuk San Cung ini?"   Ling Kie Ngiap segera melesat ke luar Memang tidak salah, Thu It Kang sedang metempar semacam obat peledak, dan sebuah obor untuk membakar ke sana ke mari. Dalam    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   waktu sekejap, Cui Cuk San Cung itu telah terbakar Maklum, semua rumah di sana terbuat dari bambu, maka amat gampang terbakar Sudah lama Ling Kie Ngiap mengundurkan diri dari rimba persilatan, Cui Cuk San Cung merupakan tempat tinggalnya untuk melewati hari-hari tuanya, Namun siapa nyana, hari ini justru dibakar orang, Dapat dibayangkan, betapa gusarnya Ling Kie Ngiap.   Orang tua itu segera mengerahkan ginkangnya melesat ke arah Thu lt Kang, bahkan sekaligus menyerangnya dengan dahsyat Thu It Kang merasakan adanya desiran angin di atas kepalanya, maka ia cepat-cepat menundukkan kepalanya sambil berkelit ke samping, lalu balas menyerang dengan obor yang di tangannya.   Ling Kie Ngiap mengibaskan lengannya menghalau obor itu.   Setelah itu secepat kilat menyerang Thu It Kang dengan sepasang telapak tangannya.   Thu It Kang tahu Ling Kie Ngiap sudah gusar sekali, dan juga tahu dirinya bukan lawan Ling Kie Ngiap, Karena itu ia segera meloncat menghindar, bahkan juga melempar obor itu ke rumah Ling Kie Ngiap.   Ling Kie Ngiap menoleh Orang tua itu melihat api sudah berkobar-kobar di rumahnya, Betapa sakit hatinya seketika, Dia buru-buru mengejar Thu It Kang laksana kilat Tampak sosok bayangan melesat keluar dari rumah itu.   Dia ternyata Sam Ciu Ju Lay-Cing Men, adik seperguruan Thu It Kang.   Setelah melesat keluar, Sam Ciu Ju Lay-Cing Men juga langsung menyerang Ling Kie Ngiap dengan sen-jatanya.   jurus yang dikeluarkannya merupakan jurus andalannya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Terperanjat Ling Kie Ngiap, Tanpa banyak pikir lagi ia segera menangkis serangan itu.   Pada waktu bersamaan, Thu It Kang pun menyerangnya secara mendadak dari belakang.   Angin serangan itu membuat Ling Kie Ngiap langsung berkelit ke samping, dan sekaligus menggerakkan bambunya mengeluarkan jurus Fan Yun Fuk Ih (Mem-balik Awan Menurunkan Hujan).   jurus tersebut amal aneh dan dahsyat tapi juga membahayakan dirinya sendiri Ling Kie Ngiap mengeluarkan jurus tersehut justru ingin mati bersama lawannya.   Namun To Pie Kim Kong-Thu It Kang malah tidak sudi mati bersama.   Secepat kilai ia meloncat mundur.   Akan tetapi, Ling Kie Ngiap bergerak lebih cepat DijuIurkan tangan kirinya mencengkeram lengan Thu It Kang, Di saat itu pula Sam Ciu Ju Lay-Cing Men menyerang dari belakang.   Ling Kie Ngiap memutarkan badannya laksana kilat sambil mengayunkan tangan, Sebuah serangan yang tak terduga, membuat dada Cing Men terkena pukulan itu.   Duuuk! Cing Men terpental dan jatuh terguling-guling, ketika Ling Kie Ngiap berhasil memukul dada Cing Men, Tiba-tiba dirasakan bahunya sakit sekali, Orang tua itu tahu bahunya telah dilukai Thu It Kang, Tanpa menoleh ia balas menyerang dengan sebuah pukulan.   Plak! Lengan Thu It Kang terpukul, seketika juga terasa sakit dan ngilu, Tapi ia sama sekali tidak mau melepaskan belatinya yang menancap pada bahu Ling Kie Ngiap, sebaliknya malah berusaha merobek bahu itu.   Darah mulai mengucur Ling Kie Ngiap merasa bahunya sakit sekali, Mendadak Ling Kie Ngiap mengayunkan kakinya menendang, Tendangan itu tidak mengena sasaran, sebab Thu It Kang telah meloncat mundur    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tak mungkin Ling Kie Ngiap akan melepaskannya, maka langsung melesat sambil menyerang Thu It Kang bertubi-tubi dengan jurus yang mematikan "Ayah! Hati-hati!"   Mendadak terdengar suara seruan Ling Hung. Ternyata ada senjata rahasia menyambar ke arah Ling Kie Ngiap, Orang tua itu tampaknya telah mendengar suara desiran senjata rahasia tersebut "Ha ha! Saudara Ling harap berbelas kasihan.,.!"   Terdengar suara seruan lain pula.   Terkejut Ling Kie Ngiap dan segera berkelit Dia tidak tahu siapa yang datang, tapi yakin orang itu berkepandaian amat tinggi.   Tiba-tiba melayang turun seseorang, yang ternyata Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng, kakak seperguruan Thu li Kang dan Cing Men, Sambi! melayang orang itu langsung menyerang Ling Kie Ngiap, Serangan itu membuat Ling Kie Ngiap terpaksa meloncat mundur beberapa depa, sebab serangan yang dilancarkan Pat Pie Sin 0ng-Tu Wee Seng dirasakan sangat dahsyat "Sutee (Adik Seperguruan), mari kita-pergi!"   Seru Tu Wee Seng.   Mendengar seruan itu, Thu It Kang dan Cing Men segera melesat pergi, Ling Kie Ngiap tampak ingin mengejar tapi dihalang oleh Tu Wee Seng.   Ling KJe Ngiap telah terluka bahunya, Hal itu menyebabkan tenaganya berkurang.   Hanya dalam beberapa jurus ia telah terpukul oleh Tu Wee Seng.   "Ayah!"   Seru Ling Hung sambil menghampirinya.   "Bagaimana keadaan Ayah?"   Ling Kie Ngiap terkulai wajahnya pucat pias dengan darah tampak mengalir dari mulutnya.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Ayah.,.!"   Ling Hung tampak cemas melihat keadaan ayahnya.   "Uaaakh!"   Mendadak Ling Kie Ngiap menyemburkan darah segar dari mu!utnya.   "Ayah...!"   Karena gusar Ling Hung langsung mengejar Tu Wee Seng yang baru melesat pergi.   "Jangan kabur, Jahanam!"   "Anak Hung...!"   Ling Kie Ngiap berteriak lemah, Hal itu membuat dia kembali menyemburkan darah segar dari mulutnya, Sesaat kemudian dia pun pingsan.   sementara para pesilat Bu Lim sudah mulai meninggalkan tempat itu, sebab Cui Cuk San Cung telah musnah dilalap api.   ***** Bab ke 30 - Air Mata Bereucuran Berpisah Dengan Kekasih Ling Hung mengerahkan ginkangnya mengejar Tu Wee Seng, namun orang tersebut sudah tidak kelihatan lagi, Dengan rasa penasaran gadis itu terus melesat ke depan.   sementara Thu It Kang dan Cing Men yang telah terluka itu, sudah tidak punya tenaga untuk mengerahkan ginkangnya lagi Mereka berdua cuma berjalan cepat Akibatnya cepat Ling Hung berhasil menyusul mereka.   "Lihat serangan!"   Bentak Ling Hung, langsung menyerang Tu Wee Seng dengan senjatanya, Dia mengerahkan jurus Cuk Thauw Fan Lang (Bambu Menggetar Ombak Menderu).   Tu Wee Seng yang berjalan di belakang tampak diam, Namun, begitu senjata Ling Hung hampir mengena kepalanya, mendadak ia berkelit dan sekaligus balas menyerang dengan toya bambunya, mengeluarkan jurus Han Goat Can Poh (Bulan Dingin Arus Merana).   Kepandaian Ling Hung tak mungkin dibandingkan dengan kepandaian Tu Wee Seng, Tidak heran kalau serangan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   balasan itu membuat Ling Hung terkejut bukan main. Terpaksalah ia mengayunkan trisulanya untuk me-nangkis.   "Nona Kecil, meskipun sepuluh tahun lagi, kau tetap tak bisa menandingiku!"   Ujar Tu Wee Seng dingin. Ling Hung menyadari hal itu, Namun karena teringat akan luka ayahnya, gadis itu jadi nekad dan menyerang Tu Wee Seng lagi dengan jurus Hun Koh Hui Kie (Ranting Pohon Berterbangan).   "Hm!"   Dengus Tu Wee Seng dingin.   "Engkau mau cari mati, ya?"   Tu Wee Seng tidak berkelit, melainkan menangkis dengan mengeluarkan jurus Taysan To Hong (Gunung Taysan Membendung Angin), itu adalah salah satu jurus dari ilmu Hok Mo Cang Hoat (llmu Toya Penalduk Iblis), Toya bambunya menghantam trisula Ling Hung.   seketika gadis itu terpental, terdorong oleh tenaga yang amat kuat.   Pada waktu bersamaan, sebatang bambu yang terbakar tumbang mengarah ke dirinya, Cepat-cepat Ling Hung menjatuhkan diri, berguling menghindari bambu terbakar itu.   Namun secepat itu pula dia meloncat ba-ngun.   Segera gadis itu kaget melihat Tu Wee Seng dan ke dua adik seperguruannya sudah tidak tampak lagi, Ling Hung berdiri tertegun di tempat, Saat itu tiba-tiba ia teringat sesuatu dan seketika juga air matanya berderai, Ternyata ia teringat pada Pek Yun Hui yang berada di dalam kamarnya.   sementara itu, tampak dua orang lelaki memapah Lie Kie Ngiap meninggalkan api yang berkobar-kobar semakin membesar Api itu sekarang sudah menjalar sampai di rimba bambu.   "Nona!"   Seru salah seorang lelaki itu.   "Cepatlah, tinggalkan tempat ini!"   "Kalian melihat Pek Yun Hui?"   Tanya Ling Hung cepat.   "Tidak!"   Sahut mereka serentak.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   jawaban tersebut membuat Ling Hung langsung melesat ke rumah. Tak seberapa lama ia melihat empat orang berlari keluar.   "Eh? Nona mau ke mana?"   Tanya salah seorang itu.   "Kalian melihat Pek Yun Hui? Apakah ada orang menolongnya keluar?"   Tanya Ling Hung dengan wajah cemas.   "Tidak! Api begitu besar, Nona jangan ke sana!"   Ling Hung memandang ke depan, Di depan sana telah berubah jadi lautan api. Tidak mungkin ia menerobos ke sana untuk menolong orang, itu sama juga cari mati! Akan tetapi, Ling Hung sudah tidak memperdulikan itu.   "Kakak Yun! Kakak Yun!"   Seru Ling Hung menerjang ke arah api yang berkobar-kobar itu.   "Jangan takut, Kakak Yun! Aku datang menyelamatkanmu!"   Keempat orang hanya melongo, melihat Ling Hung menerjang api yang berkobar-kobar.   "Ayoh, cepat tolong Nona!"   Seru seseorang.   "Jangan cuma melongo!"   "Tapi.,"   Salah seorang tampak ragu.   "Cepat!"   Bentak temannya, Mereka berempat lalu menerjang ke dalam. sementara Ling Hung sudah sampai di dalam rumahnya yang terbakar, Gadis tersebut pun berteriak-teriak.   "Kakak Yun! Kakak Yun!"   Bagaimana mungkin ada suara sahutan, Ruangdalam sudah terbakar Kobaran api seakan kian membesar dan menyala-nyala.   "Nona! Nona!"   Ternyata ke empat orang itu sudah berada di sisi nya. Mereka berempat berusaha menariknya keluar dari tempat itu,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Akan tetapi, Ling Hung malah mengibaskan tangannya, membuat ke empat orang itu terpelanting keluar Ling Hung seakan sama sekali tidak merasa takut, Gadis itu nekad hendak menolong jantung hatinya, Men-dadak ia mengayunkan senjatanya untuk melindungi diri-nya, lalu melesat ke ruang dalam.   Namun seketika ia disambut oleh asap yang bergumpal-gumpal, sehingga matanya dirasakan pedih sekali, Ling Hung cepat-cepat mengibaskan tangannya, membuat asap itu buyar Mata Ling Hung pun mengawasi ke kamarnya yang ternyata juga telah terbakar Bagaimana dengan nasib Pek Yun Hui? Saat itu dirinya sedang duduk di pinggir tempat tidur.   Apa yang telah terjadi diluar, ia tidak tahu sama sekali Kemudian telinganya mendengar suara orang berteriak-teriak kebakaran Terdengar pula suara siraman air di luar kamarnya .   Betapa terkejutnya Pek Yun Hui.   Sebab pada waktu itu ia sedang menghimpun Lweekang untuk mengobati lukanya itu.   Dan ketika membuka matanya asap tebal telah mengepul ke dalam.   Segeralah ia bangkit berdiri Namun tubuhnya mendadak terjaluh.   sepasang matanya sulit dibuka, sebab asap semakin banyak mengepul ke dalam kamar Walau demikian, Pek Yun Hui tetap berusaha bangkit berdiri sambil meraba-raba.   Akhirnya ia menemukan pintu kamar Karena di sekitar tempat itu sudah terbakar, sulit sekali bagi Pek Yun Hui untuk meloloskan diri dari kobaran api.   Pek Yun Hui berusaha menghimpun Lweekangnya, lalu melesat keluar Namun karena dadanya telah terluka parah, ia tidak bisa melesat jauh.   Tubuhnya malah kembali merosot ke bawah.   ia tidak bisa melihat apa-apa, karena asap terus memenuhi ruangan, Ketika merosot ke bawah, ia justru merasa badannya menimpa sesuatu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Hah? Kakak Yun...!"   Terdengar teriakan girang.   "Nona Ling.J"   "Kakak Yun, aku menerjang ke mari untuk menyelamatkanmu!"   "Nona Ling, kita terkurung dalam api.,.!"   Keluh Pek Yun Hui "Jangan khawatir Kakak Yun, aku pasti berusaha menyelamatkanmu!"   Ling Hung, lalu menggendong Pek Yun Hui.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Betapa terharunya Pek Yun Hui, seketika matanya berkaca-kaca, Kalau ia seorang lelaki, tentu akan memperisteri Ling Hung itu.   Ling Hung melesat keluar setelah menggendong Pek Yun Hui, Keempat orang yang berada di luar tadi melihat Ling Hung, seketika juga mereka berteriak-teriak.   "Nona sudah keluar! Nona sudah keluar!"   "Pek Yun Hui berada di sini, cepatlah kalian sambut...!"   Ling Hung melempar Pek Yun Hui ke arah empat orang itu, Kemudian ia pun terkulai dan pingsan seketika. Entah berapa lama kemudian, barulah Ling Hung siuman.   "Di mana Pek Yun Hui? Bagaimana keadaannya?"   "Tuan Pek Yun Hui selamat!"   Sahut seorang tua, dia adalah jongos di rumah Ling Kie Ngiap.   "Oooh!"   Ling Hung menarik nafas lega.   "Kalau be-gitu, tenanglah hatiku walaupun harus mati!"   Jongos tua dan beberapa pelayan lelaki yang mendengar itu, barulah mereka sadar bahwa yang Ling Hung cintai adalah Pek Yun Hui pendatang baru ini, bukan Sie Bun Yun.   sedangkan Pek Yun Hui berusaha duduk setelah mendengar itu, ia amat terharu juga merasa cemas, karena Ling Hung begitu mencintainya, padahal dirinya seorang gadis.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kemudian Pek Yun Hui memandangnya, ternyata rambut Ling Hung telah terbakar sedikit, pakaiannya pun terbakar sana sini, sedangkan dirinya tidak cidera sedikitpun.   "Adik Hung! Adik Hung.."   Panggilannya dengan suara rendah.   Ling Hung segera mendekatinya, Walau sekujur badannya telah terluka bakar, namun wajahnya tidak tampak menderita karena itu.   Ketika mendengar Pek Yun Hui memanggilnya "Adik Hung", wajahnya langsung berseri dengan hati berbunga-bunga.   "Kakak Yun!"   Sahutnya lembut "Aku girang sekali, engkau tidak apa-apa."   "Aku memang tidak apa-apa, tapi...."   Pek Yun Hui menarik nafas panjang.   "Engkau justru telah ter!uka...."   "Kakak Yun!"   Ling Hung tersenyum manis.   "Aku sama sekali tidak merasa sakit."   Aaakh! Keluh Pek Yun Hui dalam hati, disaat begini, bagaimana tega hatinya memberitahukan, bahwa dirinya adalah seorang gadis? Ling Hung telah terluka, kalau ia memberitahukannya sekarang, pasti akan membuat batin Ling Hung terpukuL Namun...   apakah ia harus terus mengelabuinya ? Semakin berpikir hati Pek Yun Hui semakin ber-duka, ia sama sekali tidak menduga, karena dirinya menyamar sebagai anak lelaki, justru menimbulkan urusan ini.   Di saat pikirannya sedang kacau, terdengarlah suara Lie Kie Ngiap.   "Anak Hung! Yun Hui! Kalian berdua ke mari!"   Ling Hungsegera memapah Pek Yun Hui mendekati ayahnya, Di bawah sinar rembulan, wajah Lie Kie Ngiap tampak pucat pias, dan nafasnya pun sangat Icmah.   Menyaksikan itu, tak kuasa Ling Hung menahan sedih, dan seketika juga ia menangis terisak-isak dengan air mata berderai-derai.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Ayah...."   "Anak Hung, jangan menangis!"   Ling Hung mengangguk, namun air matanya semakin bereucuran Lie Kie Ngiap menjulurkan tangannya, lalu membelai rambut Ling Hung dengan penuh kasih sayang.   "Anak Hung, ayah sudah habis!"   "Ayah, aku tahu, musuh kita adalah...."   "Anak Hung!"   Potong Lie Kie Ngiap.   "Musuh kita berkepandaian tinggi, engkau jangan sembarangan menyebut nama mereka!"   "Ya."   Ling Hung mengangguk "Yun Hui!"   Lie Kie Ngiap memandangnya.   "Cianpwee mau pesan apa?"   Tanya Pek Yun Hui cepat Lie Kie Ngiap tidak menyahut, hanya menatap Ling Hung seraya berkata.   "Anak Hung, selama ini ayah mengira engkau mencintai kakak misanmu, namun hari ini ayah sudah tahu bahwa ternyata engkau tak mencintainya. Ling Hung langsung menundukkan kepala, dan menjawabnya tampak kemerah-merahan.   "Yun Hui!"   Lie Kie Ngiap menatapnya.   "Engkau harus mengabulkan permintaanku...."   "Katakanlah Cianpwee!"   Ujar Pek Yun Hui.   "Seumur hidupmu, haruslah engkau baik-baik terhadap anak Hung!"   Sahut Lie Kie Ngiap dengan suara lemah. Pek Yun Hui tertegun, sedangkan Ling Hung memandangnya dengan penuh cinta kasih.   "Aku,., aku...."   Pek Yun Hui betul-betul serba salah.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tiba-tiba Lie Kie Ngiap menjulurkan sepasang tangannya, Digenggamnya tangan ke dua orang itu lalu disatukannya.   "Aku sudah hampir mati, namun semoga kalian berdua saling mencinta selama-lamanya! Yun Hui kabulkanlah ujar Ling Kie Hiap dengan napas semakin lemah, padahal Pek Yun Hui ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menjelaskan hal yang sebenarnya. Akan tetapi, ketika menyaksikan keadaan Lie Kie Ngiap, ia pun merasa tidak tega, sebab tahu kalau ajal telah mendekati orang tua itu.   "Paman!"   Mata Pek Yun Hui berkaca-kaca.   "Legakanlah hatimu selamanya aku pasti baik-baik terhadap Adik Hung!"   Lie Kie Ngiap tersenyum, kemudian mendongakkan kepala memandang jauh ke depan yang masih tampak memerah.   seketika juga wajahnya berubah gusar, bahkan amat menderita karena ia tahu bahwa banyak penghuni Cui Cuk San Cung yang sudah menjadi korban, Setelah itu, ia memandang Pek Yun Hui dan Ling Hung.   wajahnya yang penuh kegusaran mulai berubah tenang, lalu perlahan-lahan kepalanya terkulai ke bawah, ternyata orang tua itu sudah mati, Diam-diam Pek Yun Hui menarik nafas panjang, menyadari bahwa urusan ini akan bertambah kacau, Akan tetapi, terhibur juga hatinya, karena ia dapat menenangkan hati orang tua itu ketika mau menarik nafas penghabisan Kemudian ia duduk termangu-mangu di tempat itu.   "Ayah! Ayah:..."   Ling Hung memeluk jenazah ayahnya sambil menangis gerung-gerungan, Pek Yun Hui cuma diam, sama sekali tidak tahu harus bagaimana menghibur anak gadis itu.   Namun ia telah mengambil keputusan dalam hati, bahwa setelah lukanya sembuh, ia akan meninggalkan sepucuk surat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   untuk Ling Hung memberitahukan tentang dirinya yang sebenarnya, setelah itu akan meninggalkannya .   Menurutnya, memang tepat keputusan ini, namun ia tidak tahu bagaimana perkembangan selanjutnya, sementara Ling Hung terus menangis, sehingga sepasang matanya membengkak Tak terasa hari pun sudah mulai terang.   "Adik Hung jangan terlampau berduka, lihatlah pa-man! wajahnya begitu tenang, berarti beliau pergi dengan damai,"   Ujar Pek Yun Hui menghiburnya.   "Kakak Yun!"   Ling Hung memandang Pek Yun Hui dengan air mata berlinang-Iinang.   "Hatiku sangat duka, ingin tidak menangis tapi tidak bisa."   "Adik Hung, sebaiknya kita kubur jenazah ayahmu du!u!"   Usul Pek Yun Hui.   Ling Hung mengangguk, dan segera berpesan kepada para pelayan lelaki untuk membuat peti mati.   Para pelayan lelaki menurut dan segera melaksanakannya, Setelah petang, usailah pemakaman itu, Ling Hung menyalin pakaiannya, lalu berjalan ke tepi sungai, Dihadapkannya wajahnya ke air sungai lalu diguntingnya rambutnya yang terbakar itu.   Sesudah itu, ia menghampiri Pek Yun Hui seraya bertanya.   "Kakak Yun, rambutku digunting pendek, apakah masih tetap enak dipandang?"   "Adik Hung!"   Pek Yun Hui sambil tersenyum "Bagaimanapun engkau tetap enak dipandang."   Sahutnya.   "Oh?"   Ling Hung menarik nafas.   "Ayahku telah meninggal, maka kini engkaulah orang yang paling dekat denganku."   "Adik Hung!"   Pek Yun Hui mengingatkan "Bukan-kah masih ada kakak misanmu?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sebenarnya Pek Yun Hui ingin mengalihkan cinta kasih Ling Hung pada Sie Bun Yun. Meskipun ia sendiri juga mencintai pemuda tersebul, tapi karena Ling Hung telah menyelamatkan dirinya, maka ia rela mengorbankan cintanya demi gadis itu.   "Kakak misan A Yun adalah familiku, dan engkau tidak berbeda dengannya,"   Sahut Ling Hung sungguh-sungguh, Pek Yun Hui tersenyum getir, ia memandang Ling Hung dan berkata lembut.   "Adik Hung, Sie Bun Yun terhadapmu jauh lebih baik dariku, engkau harus tahu itu!"   "Bagaimana baiknya dia terhadapku, tetap tidak sepertimu,"   Sahut Ling Hung sambil menatapnya dalamdalam.   "Kakak Yun, kalaupun engkau jahat terhadapku, aku tetap baik terhadapmu tapi, mungkin aku akan mati."   "Adik Hung...."   Pek Yun Hui terperanjat "Seandai-nya aku... aku...."   "Seandainya kenapa?"   Tanya Ling Hung dengan wajah memerah.   "Aku cuma bereanda saja,"   Sahut Pek Yun Hui karena melihat Ling Hung begitu tegang.   "Seandainya aku juga seorang gadis?"   "Kakak Yun!"   Ling Hung tampak lega.   "Engkau....,"   "Adik Hung, jawablah!"   Desak Pek Yun Hui.   "Kalau engkau adalah wanita, berarti aku tidak punya Kakak Yun lagi, maka aku pun tidak mau hidup lagi,"   Ujar Ling Hung sungguh-sungguh, Celaka! Keluh Pek Yun Hui dalam hati, sebab urusan ini semakin sulit dijernihkan. Sudah hampir delapan hari Pek Yun Hui tinggal di sebuah gubuk,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Selama itu boleh dikatakan setiap detik Ling Hung menemaninya.   Ketika Pek Yun Hui memejamkan mata menghimpun Lweekangnya untuk mengobati luka di dadanya, Ling Hung duduk di hadapannya sambil memandangnya.   Apabila kening Pek Yun Hui berkerut, segeralah Ling Hung bertanya dengan penuh perhatian Enlah sudah berapa kali Pek Yun Hui ingin memberitahukan tentang dirinya, Namun ketika menyaksikan sikap Ling Hung yang begitu, iapun tidak punya keberanian untuk rnemberitahukan.   Pada hari ke sembilan, luka di dada Pek Yun Hui sudah hampir sembuh, dan boleh bergerak bahkan berjalan Karena itu, ia dan Ling Hung berjalan-jalan di luar Cui Cuk San Cung.   Memang memprihatinkan, kini perkampungan itu telah musnah, hanya tersisa abu bambu saja, Menyaksikan keadaan itu diam-diam Pek Yun Hui menarik nafas panjang, ia masih ingat ketika datang bersama Sie Bun Yun, Cui Cuk San Cung ini begitu indah menakjubkan, tapi sekarang...   Sementara Ling Hung berdiri termangu, kemudian air matanya meleleh membasahi pipinya.   "Kakak Yun! Kejadian itu ditimbulkan Cong Cin To (Gambar penyimpanan Kitab Pusaka), Engkau datang bersama kakak misan A Yun, pernahkan engkau dengar dia menyinggung tentang itu?"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Tanya Ling Hung mendadak "Dia tidak pernah bilang apa-apa padaku,"   Jawab Pek Yun Hui sejujurnya.   "Dia juga tidak bilang apa-apa padaku, begitu pula terhadap almarhum Namun orang lain bilang, bahwa Cong Cin To itu berada pada nya. Tentang itu apakah ada sebab musababnya?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Mungkin itu cuma kabar angin,"   Sahut Pek Yun Hui dan bertanya.   "Engkau tahu siapa gurunya?"   "Aku pun tidak tahu, hanya ingat ketika dia mau meninggalkan Cui Cuk San Cung, mendadak muncul seorang tua aneh, Almarhum sangat menghormati orang tua aneh itu, sedangkan di tangan orang tua aneh itu terdapat sebatang bambu kering yang mengkilap. Orang tua aneh itu bilang, dia tertarik akan bambu-bambu di Cui Cuk San Cung, maka mampir untuk sekedar melihat-lihat. Namun ketika melihat kakak misan A Yun, orang tua aneh itu berkeras ingin menerimanya menjadi murid. Pada waktu itu, aku kira ayahku tidak setuju, tetapi tidak tahunya ayahku menyetujuinya dan orang tua aneh itu lalu membawa kakak misan A Yun pergi."   "Siapa orang tua aneh itu?"   "Aku pernah bertanya pada ayah, tapi ayah tidak mau memberitahukannya."   "Oooh!"   Pek Yun Hui manggut-manggut lalu mengalihkan pembicaraan "Sie Bun Yun telah diculik orang, entah bagaimana keadaannya sekarang. Ekspedisi Thian Liong merupakan perkumpulan apa? Biar bagaimanapun kita harus menolongnya."   Sebetulnya Pek Yun Hui ingin pergi setelah lukanya sembuh, tetapi dalam sembilan hari ini, ia telah menyaksikan sikap Ling Hung, Kalau ia meninggalkan sepucuk surat lalu pergi, ia yakin Ling Hung tidak akan pereaya apa yang ditulisnya, sebaliknya mungkin akan menganggapnya sebagai penipu, dan Ling Hung pun mungkin akan membunuh diri.   Karena itu, ia tidak berani mengambil keputusan yang semula, melainkan akan menghadapi Ling Hung dengan cara lebih tepat, yakni bersikap dingin dan acuh tak acuh, setelah itu barulah meninggalkannya,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sedangkan Ling Hung menceritakan tentang ekspedisi Thian Liong, Cu Bo Sin Tan-Yap Yong Ceng dan Kim Coa Suseng-Wang Han Siang.   "Kalau begitu.,."   Ujar Pek Yun Hui seusai Ling Hung menceritakan itu.   "Belum tentu Sie Bun Yun dibawa ke markas pusat, Mungkin dia dibawa ke markas cabang di Kota Thai Chouw, Bagaimana kalau kita datang ke kota itu menyelidikinya?"   "Baiklah."   Ling Hung mengangguk Pada saat mereka sedang berbicara serius, tiba-tiba terdengar suara tawa aneh.   Pek Yun Hui dan Ling Hung segera menoleh, tampak seseorang berjubah abu-abu berdiri tak jauh dari situ, Tangan orang itu memegang sebatang toya bambu, Begitu melihat orang tersebut, Ling Hung sudah mengenalinya tidak lain adalah pembunuh ayahnya, yaitu Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng, ketua partai Hwa San.   Pek Yun Hui dan Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng bertemu di tempat ini, namun kenapa dua tahun kemudian Tu Wee Seng tidak mengenali Pek Yun Hui lagi, ketika bertemu di gunung Kwat Cong San? itu karena di tempat ini Pek Yun Hui menyamar sebagai anak lelaki, dan kepandaiannya belum begitu tinggi, serta tampak masih kekanak-kanakan, Apalagi ketika bertemu dengan orang tua itu di gunung Kwat Cong San Pek Yun Hui telah berpakaian wanita, Begitu melihat Tu Wee Seng, dendam dalam hati Ling Hung pun membara seketika, dan langsung menyerangnya dengan senjata trisula.   Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng cuma mundur selangkah sepasang matanya terus menatap Pek Yun Hui, sama sekali tidak memandang sebelah mata pada Ling Hung, Tadi Ling Hung menyerang Tu Wee Seng dengan jurus Cun Thau Coh Hoat (Rerumput MuIai Tumbuh Di Musim Semi), Karena Tu Wee Seng melangkah mundur, maka Ling    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Hung menyerangnya lagi dengan gerakan Siau Cih Thian Lam (Tertawa Menunjuk Thian Lam).   Ling Hung tahu bahwa Tu Wee Seng sangat lihay, maka ia tidak berani beradu senjata, Tu Wee Seng berkelit, kemudian balas menyerangnya tiga jurus beruntun, yaitu Kim Kong Ceh Kiam (Arhat Menekan Pedang), Lang Cien Liu Sah (Ombak Menderu Pasir Mengalir) dan Ciau Ceh Lam Hai (Ombak Lam Hai Menderu), Tampak toya bambu Tu Wee Seng berkelebatan mengarah kepada Ling Hung.   Pek Yun Hui yang menyaksikan serangan-serangan itu, tahu bahwa Ling Hung tidak dapat menekannya, Secepat kilat ia melesat ke arah Ling Hung, dan sekaligus memegang lengannya, lalu mengerahkan Ngo Heng Mie Cong Pu untuk menghindar Walau Pek Yun Hui belum begitu mahir menggunakan ilmu langkah ajaib tersebut, namun tetap berhasil menarik Ling Hung lolos dari serangan-serangan itu, bahkan sudah berada di belakang Tu Wee Seng, padahal waktu itu, Tu Wee Seng yakin dengan tiga jurus itu pasti berhasil membekuk Ling Hung, Akan tetapi, justru mendadak Ling Hung lenyap dari hadapannya.   Tu Wee Seng tertegun dan cepat-cepat membalikkan badannya.   "Siapa engkau?"   Bentak Pek Yun Hui.   Pek Yun Hui adalah putri kaisar, tentunya memiliki suatu karisma tersendiri Maka tidak heran kalau suara bentakannya membuat Tu Wee Seng tertegun, Berselang sesaat, barulah Tu Wee Seng menyahut "Aku Ketua Hwa San, Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng!"   "Hm!"   Dengus Pek Yun Hui dingin.   "Engkau seorang ketua partai, tetapi tidak malu! Cuma berani melancarkan serangan gelap!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kedudukan dan reputasi Tu Wee Seng amat tinggi di rimba persilatan, maka selama ini tidak pernah dicaci maki orang, Namun hari ini justru dicaci si pemuda berbaju hijau ini, maka tidak heran kalau ia amat gusar, ia menatap Pek Yun Hui tajam, lama sekali barulah berkata.   "Bocah! Walau engkau telah mencaci diriku, aku tidak akan membuat perhitungan denganmu!"   "Kakak Yun, tidak perlu banyak bicara dengannya! Cepatlah turun tangan membalas dendam!"   Seru Ling Hung, Pek Yun Hui khawatir Ling Hung akan menyerang Tu Wee Seng, Oleh karena itu ia cepat-cepat menggerakkan pedangnya ke arah Tu Wee Seng, Ketika menyaksikan gerakan pedang Pek Yun Hui begitu aneh, Tu Wee Seng tertegun dan langsung mengayunkan toya bambunya untuk menangkis seraya membentak "Bocah! Engkau dari perguruan mana?"   "Phui! Engkau masih belum berderajat menanyakan nama guruku"   Sahut Pek Yun Hui ketus, Setelah itu, ia pun menyerang lagi, Tu Wee Seng berkelit dan sekaligus balas menyerang dengan jurus Yun Liong Sam Hiang (Naga Di Awan Memuncul Tiga Kali) dan Hui Hong Soh Liu (Angin Puyuh Menyapu Pohon), Walau Pek Yun Hui memiliki ilmu pedang aneh, tapi Lweekangnya masih dangkal, sehingga terdesak mundur oleh serangan-serangan Tu Wee Seng.   "Aku ke mari demi kebaikan kalian!"   Bentak Tu Wee Seng.   "Namun kalian sungguh tak tahu diri!"   "Omong kosong!"   Sahut Ling Hung, Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng tertawa gelak, ia tergolong tokoh tua dalam rimba persilatan, namun berhati licik, Kalau    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   bukannya ingin memperalat mereka, mungkin ia sudah turun tangan jahaL Usai tertawa, ia pun berkata.   "Kalian barusan sedang kasak-kusuk tentang Sie Bun Yun, tahukan kalian dia berada di mana sekarang?"   "Dia berada di mana, ada urusan apa denganmu?"   Sahut Ling Hung ketus. Ketika mendengar Tu Wee Seng mengatakan begitu., hati Pek Yun Hui tergerak "Adik Hung, tahan senjatamu!"   Serunya ketika melihat Ling Hung mau menyerang Tu Wee Seng, lalu bertanya pada orang itu.   "Kalau begitu, engkau tahu dia berada di mana?"   "Tentu tahu."   Tu Wee Seng manggut-manggut.   "Kalau begitu...."   Pek Yun Hui maju selangkah "Beritahukanlah pada kami!"   "Beritahukan pada kalian?"   Tu Wee Seng tertawa dingin.   "Apa gunanya aku beritahukan?"   "Aku temannya, maka setelah tahu dia berada di mana, tentunya aku akan pergi menolongnya!"   Sahut Pek Yun Hui.   "Ha ha ha!"   Tu Wee Seng tertawa gelak bergema ke mana-mana.   "Kenapa engkau tertawa, tua bangka?"   Bentak Ling Hung.   "Apakah salah perkataan kakak Yunku?"   "Tahukah kalian, Sie Bun Yun jatuh ke tangan siapa sekarang?"   Tu Wee Seng balik bertanya.   "Dia diculik oleh pihak ekspedisi Thian Liong!"   Sahut Pek Yun Hui.   "Kedua orang yang menculik Sie Bun Yun adalah Wang Han Siang dan Yap Yong Ceng!"   Tu Wee Seng diam saja, akan tetapi secara sengaja dan tidak mendadak menggerakkan toya bambunya ke atas, Tampak seekor burung yang sedang terbang beberapa depa tingginya mengeluarkan suara "Kuk", lalu jatuh seketika.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Hei, tua bangka!"   Bentak Ling Hung ketika melihat burung itu terpukul jaluh.   "Engkau benar-benar tidak punya perasaan! Kenapa burung yang tidak bersalah itu kau pukul sampai jatuh?"   Usai membentak, Ling Hung segera mengangkat burung itu, lalu dielus-elusnya, bahkan kemudian juga disentuhnya dengan pipinya, Pek Yun Hui menyaksikannya dengan hati duka, sebab itu pertanda Ling Hung merupakan gadis yang amat perasaan dan berhati bajik, sebaliknya ia malah akan membuat gadis itu menderita.   Ketika melihat mereka seakan tidak memperdulikannya, Tu Wee Seng segera tertawa dingin.   "Kalian berdua tidak menghendaki Sie Bun Yun hidup, yah! Sudahlah!"   Ujarnya sambil membalikkan badannya lalu melangkah pergi.   "Tunggu, Cianpwee!"   Seru Pek Yun Hui cepat Tu Wee Seng membalikkan badannya, lalu tertawa dingin lagi seraya berkata.   "Kalian berdua punya nyali mau pergi menolong Sie Bun Yun, kenapa masih suruh aku menunggu?"   "Maksud Cianpwee, berdasarkan tenaga kami ber-dua, sama sekali tidak bisa menolong Sie Bun Yun kan?"   "Tidak salah."   Tu Wee Seng mengangguk "Kakak Yun"   Sela Ling Hung, yang telah melepaskan burung tersebut "Jangan dengar perkataannya!"   Pek Yun Hui memang pereaya akan apa yang dikatakan Tu Wee Seng, sebab Yap Yong Ceng memang berkepandaian tinggi, apalagi Kim Coa Suseng-Wang Han Siang, Tentunya mereka berdua tidak akan dapat melawan ke dua orang itu, lagi pula masih ada orang lain yang berkepandaian tinggi di tempat ekspedisi Thian Liong.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Harap Adik Hung diam dulu!"   Sahutnya, lalu berkata pada Tu Wee Seng.   "Cianpwce ada petunjuk apa?"   "Sekarang ini, yang berani menentang ekspedisi Thi-an Liong atau partai tersebut, hanya sembilan partai besar Kenapa kalian tidak mau minta bantuan pada. orang dekat?"   Walau Tu Wee Seng tidak mengatakan secara jelas, namun Pek Yun Hui dan Ling Hung sudah tahu apa maksudnya, yakni minta bantuannya.   "Siapa mau.,.,"   Baru mengucapkan demikian, Ling Hung segera memandang Pek Yun Hui sambil tersenyum.   "Kakak Yun, aku banyak mulut lagi, maaf ya!"   "Tidak apa-apa,"   Sahut Pek Yun Hui lalu menatap Tu Wee Seng.   "Cianpwee adalah ketua partai Hwa San yang berkepandaian tinggi, entah sudi apa tidak membantu kami?"   Tu Wee Seng tertawa terbahak-bahak, lalu menyahut -"   Dengan lantang, Tentu boIeh, tapi aku tak ada urusan apa-apa dengan partai Thian Liong, kenapa harus cari masalah dengan partai itu?"   "Eeeh?"   Sela Ling Hung lagi.   "Kalau begitu, apa kehendakmu?"   "Aku mengerti maksud Cianpwee."   Pek Yun Hui tersenyum "Tentunya kami harus melakukan sesuatu untuk Cianpwee sebagai imbalannya, bukan?"   Tu Wee Seng tertawa gelak, Suara tawanya membuat beberapa batang bambu yang ada di sekitarnya bergoyangnya ng. itu pertanda Lweekang orang itu telah mencapai tingkat tinggi.   "Bocah! Engkau sungguh pintar!"   Ujar Tu Wee Seng.   "Aku memang bermaksud demikian."   "Apa yang harus kami lakukan untuk Cianpwee?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Setelah berhasil menolong Sie Bun Yun, kalian harus menyuruhnya memperlihatkan Gambar Penyimpanan Kitab Pusaka padaku!"   "Sudah lewat sekian hari, apakah Wang Han Siang masih belum memperoleh Cong Cin To itu?"   Tanya Pek Yun Hui heran.   "Sie Bun Yun tidak mau memberitahukan berada di mana Cong Cin To itu,"   Sahut Tu Wee Seng.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Cianpwee, bagaimana Wang Han Siang memperlakukan Sie Bun Yun?"   Tanya Pek Yun Hui mendadak.   "Tentu tidak terlepas dari suatu siksaan."   Tu Wee Seng memberitahukan Hati Pek Yun Hui terasa sakit mendengar itu, bahkan nyaris mengucurkan air mata pula.   "Baiklah, kuterima syarat Cianpwee Asal berhasil menolongnya, aku pasti menyuruhnya memperlihatkan Cong Cin To itu pada Cianpwee,"   Ujar Pek Yun Hui berjanji "Engkau adalah...."   Tu Wee Seng tampak masih ragu.   "Cianpwee tidak usah ragu, aku teman baik Sie Bun Yun, Pokoknya aku tidak akan ingkar janji,"   Sahut Pek Yun Hui.   "Ha ha!"   Tu Wee Seng tertawa terbahak-bahak.   "Baiklah, Aku pereaya padamu, Bagaimana kalau kita berangkat sekarang?"   Ketika Pek Yun Hui baru mau membuka mulut, Ling Hung telah mendahuluinya dengan bentakan "Aku tidak mau bekerja sama dengan orang yang telah membunuh ayahku, Kakak Yun!"   "Adik Hung!"   Pek Yun Hui mendekatinya seraya berbisik.   "Kepandaiannya amat tinggi, maka kita harus memanfaatkan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kepandaiannya untuk menolong Sie Bun Yun, Adik yang baik, dengarkanlah perkataanku!"   Hati Ling Hung langsung berbunga-bunga ketika Pek Yun Hui memanggilnya "Adik yang baik, ia memandang Pek Yun Hui dengan penuh cinta kasih dan berkata.   "Kakak Yun, aku menurut perkataanmu, tapi tidak sudi bicara dengan orang itu,"   Katanya sambil memandang Pek Yun Hui dengan penuh cinta kasih.   "Adik Hung!"   Pek Yun Hui tersenyum.   "Apakah aku sudi bicara dengannya? Yang penting kita harus pergi menolong Sie Bun Yun."   "Ya."   Ling Hung mengangguk. Setelah mereka berdua usai berbisik-bisik, barulah Tu Wee Seng membuka mulut.   "Wang Han Siang mengurung Sie Bun Yun di Seh Tong, markas cabang ekspedisi Thian Liong, Aku berangkat duluan dan akan menunggu kalian di luar pintu Kota Thai Chouw, Kalian berdua harus segera menyusul, jangan membuang waktu!"   Usai berkata begitu, Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng melesat pergi, dan dalam sekejap menghilang dari pandangan Pek Yun Hui dan Ling Hung, Setelah mengetahui kabar beritanya Sie Bun Yun, hati Pek Yun Hui jadi kacau, ingin cepat-cepat berangkat ke kota Thai Chouw bertemu Tu Wee Seng, lalu bersama menolong pemuda tersebut ***** Bab ke 31 - Cinta Menimbulkan Badai Setelah membeli dua ekor kuda, Pek Yun Hui dan Ling Hung segera berangkat ke Kota Thai Chouw, Pek Yun Hui menunggang kudanya bagaikan terbang dan Ling Hung mengikutinya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kakak Yun!"   Tanya Ling Hung heran.   "Kenapa engkau tampak begitu tergesa-gesa?"   Pertanyaan tersebut membuat hati Pek Yun Hui tergerak, maka ia ingin secara tidak langsung menjelaskan identitas dirinya.   "Adik Hung! Ketika engkau menerjang ke dalam kobaran api menolongku, engkau merasa cemas apa tidak?"   "Cemas sekali!"   "Adik Hung, saat ini perasaanku seperti perasaanmu di saat itu."   Ling Hung manggut-manggut, tapi kemudian menggelenggelengkan kepala seraya berkata.   "Kakak Yun, tidak benar perkataanmu itu."   "Kenapa tidak benar?"   Tanya Pek Yun Hui. Ling Hung tersenyum dengan wajah kemerah-merahan.   "Kakak Yun, karena kalau tiada engkau aku tidak akan hidup lagi, maka aku begitu cemas, sedangkan hubunganmu dengan kakak misanku sangat akrab, namun bagaimana mungkin dibandingkan dengan... cinta kasihku padamu?"   "Adik Hung...."   Diam-diam Pek Yun Hui menarik natas panjang.   "Engkau jangan bodoh, Suatu hari nanti aku pasti mati, apakah engkau pun ingin mati?"   "Betul,"   Sahut Ling Hung sungguh-sungguh.   "Adik Hung, seandainya aku jahat terhadapmu?"   Tanya Pek Yun Hui mendadak. Wajah Ling Hung langsung menyiratkan kepedihan "Kakak Yun, setelah aku melakukan suatu kesalahan barulah engkau akan jahat padaku, Oleh karena itu, aku tidak akan melakukan suatu kesalahan apa pun."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui tidak menyangka kalau Ling Hung akan menjawab demikian, yaitu yang menandakan Ling Hung sama sekali tidak berpikir bahwa Pek Yun Hui tidak akan mencintainya, Maka seketika juga Pek Yun Hui membisu, sementara kuda mereka terus berlari, derapnya membuat hati Pek Yun Hui semakin kacau, Jarak dari Cui Cuk San Cung ke Kota Thai Chouw tidak begitu jauh, maka tak seberapa lama kemudian, mereka sudah melihat tembok kota tersebut sementara Pek Yun Hui tampak bersemangat tiba-tiba mendadak dari rimba samping muncul beberapa orang berpakaian hitam menghadang di depan mereka, Akan tetapi Pek Yun Hui dan Ling Hung tidak menghiraukanpara peng-hadang itu dan terus memacu kudanya.   "Harap minggir!"   Teriak Pek Yun Hui.   "Kalian berdua harap turun!"   Sahut salah seorang penghadang.   "Cepat tinggalkan gelar!"   Pek Yun Hui belum lama berkecimpung di rimba persilatan, maka tidak tahu apa yang dimaksudkan "gelar"   Tersebut "Kalian bilang apa? Harus tinggalkan apa?"   Tanya Pek Yun Hui sambil menarik tali kendali kudanya agar berhenti "Tinggalkan nama kalian!"   Sahut seorang berbaju hitam dan tampak gusar.   "Kenapa kami harus meninggalkan nama?"   Pek Yun Hui mengernyitkan kening.   sedangkan Ling Hung sudah gusar ia langsung mengeluarkan senjata lalu diayunkannya ke arah orang-orang itu.   Para penghadang itu langsung menyingkir pada waktu bersamaan terdengarlah suara desiran senjata rahasia ke arah Pek Yun Hui dan Ling Hung, Mereka berdua cepat-cepat mengayunkan senjata masing-masing untuk menangkis senjata rahasia itu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Akan tetapi, karena mereka berada di atas punggung kuda, maka agak sulit melakukan gerakan, Apalagi ketika kuda mereka meringkik-ringkik dan berjingkrak-jingkrak karena terkena senjata rahasia, Ling Hung meloncat turun, dan sekaligus menyerang orang-orang itu dengan jurus Cui Cuk Yauw Ih (Bambu Hijau Bergoyang), Cun Thauw Coh Hoat (Rerumputan Mulai Tumbuh di Musim Semi) dan Cok Cok Ko Seng (Setingkat Naik Setingkat), Tampak dua orang yang mengeluarkan senjata berupa rantai besi, kemudian menangkis senjata Ling Hung, mulailah mereka bertempur dengan seru.   Tiga orang menghampiri Pek Yun Hui.   seketika juga Pek Yun Hui meloncat turun dari kudanya dengan pedang di tangan.   "Kalian siapa?"   Bentaknya.   "Kalian melakukan perjalanan di malam hari, dan tidak mau tinggalkan nama, maka harus mampus!"   Sahut salah seorang berbaju hitam sambil tertawa terkekeh.   "Apakah kalian opas dari kantor pejabat? tanya Pek Yun Hui. ia seorang putri kaisar, maka tidak memandang sebelah mata pada opas-opas mana pun.   "Hm!"   Dengus salah seorang berbaju hitam.   "Kalian sudah mendekati markas cabang Thian Liong, kalau kalian tidak memberitahukan nama, berarti kalian mau cari gara-gara dengan kami!"   Begitu mendengar mereka dari ekspedisi Thian Liong, timbullah rasa benci dalam hati Pek Yun Hui.   "Ekspedisi Thian Liong sedemikian tidak tahu atur-an, sama juga seperti golongan hitam!"   Ujarnya sambil tertawa,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Apa?"   Wajah ke tiga orang berbaju hitam itu langsung berubah.   "Engkau berani bicara sembarangan di sini?"   "Kenapa tidak?"   Sahut Pek Yun Hui dingin.   Ketiga orang berbaju hitam itu segera mengeluarkan senjata masing-masing, lalu menyerang Pek Yun Hui dari tiga arah, Pek Yun Hui menggerakkan pedangnya mengeluarkan jurus Goan Yah Coh Cing (Rumput Hijau di padang Liar), Badannya berputar, tahu-tahu sudah berada di belakang salah seorang berbaju hitam, Ketiga orang berbaju hitam tertegun, dan ketika baru mau menyerang lagi, mendadak rerumputan yang ada di pinggir jalan bergerak, dan terdengar pula suara "Serrt! Serrrt! Serrrrt"   Tampak beberapa sinar meluncur ke arah tiga orang berbaju hitam dan tanpa sempat menjerit lagi ke tiga orang itu pun roboh, Setelah itu, melesat ke luar seseorang dari rerumputan ternyata adalah To Pie Kim Kong-Thu It Kang.   Lukanya telah sembuh, bahkan kini telah membunuh ke tiga orang itu dengan senjata rahasia andalannya.   "Kita bertekad menolong orang, jadi jangan sembarangan membunuhi"   Tegur Pek Yun Hui.   Akan tetapi, Thu It Kang tampak seakan tidak mendengar teguran itu.   ia terus menghampiri dua orang berbaju hitam yang sedang bertempur dengan Ling Hung, kemudian secepat kilat memegang bahu ke dua orang itu seraya membentak "Bagaimana kata sandi markas cabang Thian Liong malam ini?"   Ternyata Thu It Kang telah memegang jalan darah yang mematikan di punggung ke dua orang itu, namun mereka tetap tidak mau memberitahukan kata sandi tersebut.   "Kami orang gagah dari ekspedisi Thian Liong, bagaimana mungkin...."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Belum juga orang itu usai menyahut, Thu It Kang telah menekan jalan darah mereka, sehingga membuat orang tersebut menjerit-jerit kesakitan "Kata sandi malam ini adalah...   "Pendatang Siapa dan Dewa Kaki Telanjang"   Itu adalah kata sandi malam ini!"   Salah seorang itu memberitahukan.   "Hm!"   Dengus Thu It Kang dingin.   "Plak! Plak!"   Terdengar dua kali tepukan, Ke dua orang berbaju hitam itu terpental dengan mulut menyemburkan darah segar, dan nyawa mereka pun melayang seketika.   "Kalian berdua ikut aku!"   Ujarnya dingin pada Pek Yun Hui dan Ling Hung.   "Huh!"   Ling Hung membuang muka.   "Hei!"   Bentak To Pie Kim Kong-Thu It Kang.   "Kenapa engkau mengeluarkan suara Huh?"   Sesungguhnya Ling Hung telah berusaha menekan dendamnya yang membara, terhadap Thu It Kang yang membakar Cui Cuk San Cung, karena itu ia menyahut dengan menghardik "Engkau jangan sok! Dasar tukang bakar rumah orang!"   Ling Hung langsung menyerangnya dengan jurus Tok Coh Yu Hong (Duduk Tenang Seorang Diri), Thu It Kang segera berkelit dan secepat kilat balas menyerang dengan sebuah pukulan.   Ling Hung melesat ke atas, kemudian menyerang lagi dengan jurus Can Cui Ik Tie (Memular Bambu Hijau), Trisulanya membentuk sebuah lingkaran dan secepat kilat mengarah kepada Thu It Kang.   Thu It Kang tidak mau menangkis serangan itu, melainkan meloncat mundur selangkah, dan sepasang telapak tangannya mendorong ke depan,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui tahu bahwa Ling Hung tidak dapat berkelit atau menangkis pukulan itu, maka laksana kilat ia menyerang punggung Thu It Kang dengan pedangnya mengeluarkan jurus Cang Hong Khoan Jit (Pelangi Me-lintang Di Matahari), Thu It Kang terpaksa menarik kembali pukulannya, dan sekaligus membalikkan badannya.   "Serrt!"   Pada waktu bersamaan, pedang Pek Yun Hui melubangi bajunya, Betapa gusarnya Thu It Kang, ia langsung melancarkan sebuah pukulan yang penuh mengandung Lwee-kang, maksudnya ingin melukai Pek Yun Hui dalam satu puku!an, Akan tetapi, setelah ia melancarkan pukulan itu, di saat bersamaan terdengarlah suara tawa di belakangnya.   Thu It Kang tertegun, ternyata sudah tidak tampak Pek Yun Hui di hadapannya, sehingga pukulannya malah merobohkan sebuah pohon yang ada di depannya.    Pedang Karat Pena Beraksara Karya Tjan ID Asmara Dibalik Dendam Membara Karya Kho Ping Hoo Pecut Sakti Bajrakirana Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini