Bangau Sakti 72
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 72
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung "Trang!" Thu It Kang mencabut goloknya lalu membentak keras sambil menyerang Pek Yun Hui dengan jurus Hong Sau Lok Yap (Angin Menyapu Dedaunan Rontok). Golok itu berkelebat mengarah Pek Yun Hui. Pada waktu bersamaan, tampak sosok bayangan melesat ke arahnya lalu terdengar suara benturan senjata. "Trang!" Sebatang toya bambu menangkis golok Thu It Kang, Ternyata pendatang itu adalah Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng. "Sutee (Adik Seperguruan), sudah mengetahui kata sandi? Kenapa engkau bertarung dengan mereka?" Tanya Tu Wee Seng. "Mereka berdua sungguh menghina orang!" Sahut Thu It Kang. "Hm!" Dengus Tu Wee Seng. "Yang penting malam ini kita harus melaksanakan pekerjaan itu, kenapa harus ambil pusing pada mereka?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Tapi....," "Sudahlah!" Potong Tu Wee Seng. "Ayo, cepat ikut aku!" Tu Wee Seng melesat ke depan, Thu It Kang segera niengikutinya, menyusul Pek Yun Hui dan Ling Hung, Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah tiba di tembok kota, Keempat orang itu mengerahkan ginkang melesat ke dalam melalui tembok kota itu, Setelah berada di dalam tembok kota, Tu Wee Seng segera berkata. "Selain Wang Han Siang dan Yap Yong Ceng, di dalam markas cabang itu masih terdapat Coan Tiong Si Chouw (Empat Orang Buruk Coan Tiong), Kita menggunakan akal, tidak perlu melawan dengan tenaga, Kalau kalian berdua tidak mendengar perkataanku sehingga tidak dapat menolong orang, jangan menyalahkan aku." "Kami pasti mendengar petunjukmu," Sahut Pek Yun Hui "Bagus." Tu Wee Seng manggut-manggut dan mengayunkan kakinya, Thu It Kang, Pek Yun Hui dan Ling Hung mengikutinya dari belakang, Sete!ah melewati beberapa jalan kecil, tampaklah sebuah bangunan besar, Di atas pintu bangunan itu bergantung sebuah papan bertuliskan "Markas Cabang Ekspedisi Thian Liong". "Hati-hatilah!" Kedudukan Tu Wee Seng adalah ketua dari suatu partai, maka kalau ingin memusuhi ekspedisi Thian Liong, tentunya harus dengan cara terang-terangan, Namun dalam beberapa tahun ini, sudah banyak pesilat tinggi bergabung dengan partai Thian Liong, Oleh karena itu, seandainya hanya mengandalkan partai Hwa San, pasti tidak akan dapat melawan partai Thian Liong, justru itu, Tu Wee Seng ingin menolong Sie Bun Yun dengan cara diam-diam, tidak berani secara terang-terangan, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Usai berpesan begitu, Tu Wee Seng lalu melangkah memasuki halaman bangunan itu, namun tiba-tiba terdengar suara bentakan. "Pendatang siapa?" "Dewa kaki telanjang!" Sahut Thu It Kang, Hening seketika setelah Thu It Kang menyahut begitu, Keempat orang itu lalu menuju pintu bangunan tersebut Tu Wee Seng mendorong pintu itu, dan sekaligus masuk ke dalam. Thu It Kang, Pek Yun Hui dan Ling Hung segera mengikuti dari belakang, Ternyata mereka sampai di sebuah ruang tamu yang amat besar dan indah, serta penuh lampu menyala terang, Tu Wee Seng dan Thu It Kang menundukkan kepala, lalu melangkah ke dalam melalui sisi dinding. Ketika Pek Yun Hui dan Ling Hung baru mau mengikuti mereka, mendadak tampak sebuah pintu yang ada di ruang tamu itu terbuka, Segeralah Pek Yun Hui memandang ke dalam pintu itu, Sungguh di luar dugaan, di dalamnya terdapat seseorang, yang tidak lain adalah Sie Bun Yun. Begitu melihat Sie Bun Yun berada di dalam kamar itu, Pek Yun Hui tertegun beberapa saat lamanya, Setelah itu, ia segera menghunuskan pedang, Namun ketika ia mau menerjang ke dalam kamar tersebut, Tu Wee Seng sudah melesat ke hadapannya seraya berkata. "Jangan bertindak sembarangan!" Akan tetapi, Pek Yun Hui sudah tidak dapat mengendalikan diri. Didorongnya Tu Wee Seng ke samping, namun Tu Wee Seng malah mencengkeram lengannya. "Lepaskan tanganmu!" Bentak Ling Hung karena melihat Tu Wee Seng mencengkeram lengan Pek Yun Huu justru pada waktu bersamaan, terdengarlah suara bentakan yang amat keras. "Siapa ribut-ribut di luar?" "Tidak ada apa-apa!" Sahut Thu It Kang cepat, lalu melesat ke tempat gelap, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tu Wee Seng menarik Pek Yun Hui ke sana, Ling Hung pun mengikuti mereka, Setelah berada di tempat gelap itu, Tu Wee Seng langsung berbisik "Kini Wang Han Siang dan lainnya sedang menginterogasi Sie Bun Yun. Asal mereka membawa dia kembali ke ruang tahanan, kita pun punya akal." Pek Yun Hui mengangguk dan memandang ke dalam kamar tempat Sie Bun Yun diinterograsl Selain pemuda itu, di dalam kamar itu masih terdapat enam orang. Dua di antaranya Pek Yun Hui sudah kenal, yakni Yap Yong Ceng dan Wang Han Siang, sedangkan empat orang lainnya pasti Coan Tiong Si Chouw, Sie Bun Yun duduk di sebuah kursi dengan kaki dan tangan diikat ia menghadap mereka berenam juga menghadap pada arah Pek Yun Hui, Sepuluh hari tidak melihat Sie Bun Yun, pemuda itu tampak agak kurus dan wajahnya agak kusut, Menyaksikan itu, mata Pek Yun Hui langsung bersimbah air. "Bun Yun! Bun Yun!" Serunya dalam hati. "Tahukah engkau, aku sudah datang?" Pek Yun Hui ingin sekali menerjang ke dalam kamar itu untuk menolongnya namun untung masih dapat mengendalikan diri, Ling Hung yang berdiri di sisinya melihat mata Pek Yun Hui bersimbah air, Namun gadis itu sama sekali tidak tahu apa sebabnya, hanya menganggap Pek Yun Hui sangat baik terhadap teman, Terhadap temannya sudah begitu, apalagi terhadap dirinya? Pikir Ling Hung dan merasa bahagia sekali. "Sie Bun Yun!" Suara Wang Han Siang. "Kami mengundangmu ke mari, Asal engkau bersedia menyerahkan Cong Cin To itu pada kami, siapa pihak lain berani mengganggu dirimu lagi, kami pihak partai Thian Liong pasti membantumu!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ha ha!" Sie Bun Yun tertawa gelak. "Terimakasih atas maksud baik ka)ian! Sudah kukatakan sejak aku berada di sini, bahwa aku sama sekali tidak tahu menahu tentang Cong Cin To itu. pereuma kalian terus bertanya padaku." "Meskipun engkau berada di luar perbatasan, kami sudah mengetahui berita mengenai dirimu." Ujar Wang Han Siang. "Tentunya berita itu tidak palsu, Malah kini partai Hwa San telah membumi hanguskan Cui Cuk San Cung, apakah itu tiada sebab musababnya?" "Apa?" Sie Bun Yun tampak terkejut sekali. "Partai Hwa San membumi hanguskan Cui Cuk San Cung? Kalau begitu, bagaimana keadaan paman dan adik misan pe-rempuanku itu? Ayoh! Cepat beritahukan!" Setelah mendengar itu, berdukalah hati Pek Yun Hui. Karena setelah mendengar tentang itu, Sie Bun Yun langsung bertanya tentang Ling Hung, sama sekali tidak bertanya mengenai dirinya, Berdasarkan itu, dapat diketahui betapa cintanya pada Ling Hung, Walau kini sedang berada di tangan musuh, ia masih memikirkan keselamatan gadis tersebut Pek Yun Hui menoleh ke arah Ling Hung, Gadis itu justru tampak tidak tahu di balik ucapan Sie Bun Yun yang penuh mengandung cinta kasih padanya, Seketika juga Pek Yun Hui berpikir, kalau ia berniat membantu Sie Bun Yun dalam hal tersebut, mungkin Ling Hung tetap tidak akan mengacuhkan pemuda itu. "Pamanmu sudah meninggal," Sahut Wang Han Siang. "Kalau begitu, bagaimana keadaan adik misan perempuanku?" Tanya Sie Bun Yun lagi. "Tiada kabar berita dan jejaknya," Sahut Wang Han Siang sambil tertawa dingin, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ayoh! cepatlah kalian lepaskan aku!" Bentak Sie Bun Yun dan sekaligus meronta, sehingga kursi yang didudukinya bergoyang-goyang. "Tenang!" Ujar Wang Han Siang sambil tersenyum. "Ekspedisi Thian Liong memiliki banyak anak buah, Hanya mengeluarkan perintah saja, kami akan mengetahui jejak adik misan perempuanmu itu, jadi engkau tidak perlu cemas." "Aku tidak membutuhkan bantuan kalian! Aku akan pergi mencarinya sendiri!" Bentak Sie Bun Yun. "Engkau tidak boleh meninggalkan tempat ini." Wang Han Siang tertawa-tawa. "Kecuali kalau engkau menyerahkan Cong Sin To itu." Sie Bun Yun tertegun, Keningnya berkerut-kerut rupanya sedang mempertimbangkan untuk mengambil suatu keputusan "Kalau engkau masih keras kepala, kami sudah tidak bisa bersabar untuk menunggu lagi," Ujar Wang Han Siang bernada mengancam, kemudian mendadak bangkit berdiri dan sekaligus melancarkan pukulan ke arah Sie Bun Yun dengan jurus Wua Ti Fan Yun (Dibawah pergelangan ,Membalikkan Awan), mengarah pada jalan darah Sien Kie dan Hwa Kai, Kedua jalan darah itu terletak di bagian dada. Siapa tertotok ke dua jalan darahnya itu, kalaupun tidak mati, pasti akan cacat seumur hidup, Akan tetapi, mendadak Wang Han Siang menahan tangannya, ternyata ia cuma ingin menakuti Sie Bun Yun saja, Namun Pek Yun Hui yang bersembunyi itu, tanpa sadar mengeluarkan suara jeritan saking terkejutnya, nAaakh...." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Suara jeritannya itu membuat Yap Yong Ceng dan Coan Tiong Si Chouw langsung bangkit berdiri sambil memandang ke luar. Tu Wee Seng telah bersusah payah memasuki bangunan markas cabang ekspedisi Thian Liong ini, tapi malah dirusak oleh Pek Yun Hui di saat yang begitu genting, otomatis sangat menggusarkannya. "Plak!" Tu Wee Seng langsung menghantam punggung Pek Yun Hui. seketika juga Pek Yun Hui menjerit, badannya pun terpental ke dalam kamar itu, tepat di sisi kursi Sie Bun Yun. Keenam orang yang berada di dalam kamar itu tertegun dan terbelalak Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa yang menerobos ke dalam kamar itu seorang pemuda, maka mereka pun berlega hati, dan tertawa dingin seketika, Pek Yun Hui tahu bahwa dirinya sudah berada dalam bahaya, namun ia malah bersikap tenang, bahkan tidak menghiraukan mereka. "Saudara Bun Yun, bagaimana keadaanmu?" Tanyanya kepada Sie Bun Yun. Begitu melihat yang menerobos ke dalam kamar itu Pek Yun Hui, hati Sie Bun Yun tersentak kaget dan girang. "Saudara kecil, engkau bukan lawan mereka! Kenapa engkau harus ke mari cari mati?" Sahut Sie Bun Yun menggeleng-gelengkan kepala, Sahutan Sie Bun Yun membuat hati Pek Yun Hui terhibur, sebab pemuda tersebut masih memperhatikan dirinya, Hanya saja pemuda itu sama sekali tidak tahu bahwa Pek Yun Hui adalah seorang gadis. "Saudara Bun Yun, aku akan melepaskan tali yang mengikat dirimu." Pek Yun Hui menjulurkan tangannya dengan maksud ingin melepaskan tali itu, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Akan tetapi, di saat bersamaan Pek Yun Hui mendengar desiran di belakangnya, Ternyata Kim Coa Su-seng-Wang Han Siang telah menyerang dengan kipas mengarah pada lengannya, Pek Yun Hui terpaksa meloncat mundur, kemudian bentaknya gusar. "Saudara Bun Yun sudah bilang, bahwa dia tidak tahu tentang Cong Gin To itu! Kenapa kalian masih mengurungnya di sini? Apakah kalian sudah kebal akan hukum?" He he he!" Wang Han Siang tertawa terkekeh. "Sobat kecil, engkau ingin mencampuri urusan ini?" Ketika Pek Yun Hui baru mau menyahut, mendadak Sie Bun Yun sudah mendahuluinya bertanya. "Saudara kecil, di mana Ling Hung?" Pek Yun Hui tadi cuma memperhatikan Sie Bun Yun, sehingga melupakan gadis tersebut Karena Sie Bun Yun bertanya, ia pun jadi tertegun, Tadi ia bersama Ling Hung, maka seharusnya Ling Hung menyusulnya di kamar ini. Namun kenapa Ling Hung malah tak ada suaranya? Apakah ia sudah dibawa pergi oleh Tu Wee Seng dan Thu It Kang? Setelah tertegun beberapa saat lamanya, Pek Yun Hui berpikir Walau ke dua orang itu sangat licik dan jahat, namun ia yakin ke dua orang itu tidak akan melukai Ling Hung, sebab masih ingin memperalat gadis itu untuk memaksa Sie Bun Yun membuka mulut, Setelah berpikir demikian, Pek Yun Hui pun berlega hati "Dia baik-baik saja, engkau tidak perlu mencemaskannya," Sahut Pek Yun Hui dengan suara rendah. "Syukurlah kalau begitu," Ucap Sie Bun Yun sambil menarik nafas lega, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pek Yun Hui mendongakkan kepala, ia melihat dirinya telah dikurung oleh enam orang itu. ia tahu jelas, kalaupun satu lawan satu, masih sulit baginya untuk melawan, apalagi harus melawan enam orang itu, Namun apa boleh buat, tidak bisa melawan pun harus mengadakan perlawanan "Kalian ingin bertempur?" Tanya Pek Yun Hui sambil menggenggam pedangnya erat-erat. "Ha ha!" Wang Han Siang tertawa gelak. "Sobat kecil, sungguh besar mulutmu!" Karena barusan Pek Yun Hui memandang Wang Han Siang, maka dia pula yang menyahut, itu pun karena dia yang menculik Sie Bun Yun. "Engkau paling jahat!" Bentak Pek Yun Hui. ia lalu menggerakkan pedangnya menyerang Wang Han Siang dengan jurus Cang Hong Khong Jit (Pelangi Melintang Di Matahari), yaitu salah satu jurus dari ilmu pedang yang terdapat di dalam kitab Kui Goan Pit Cek. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Maka dapat dibayangkan betapa lihay dan dahsyatnya jurus tersebut, Padahal Wang Han Siang sama sekali tidak memandang sebelah mata pada Pek Yiin Hui, Namun ketika pedang itu berubah berbentuk seperti pelangi mengarah padanya, ia pun terkejut dan tidak berani meremehkannya lagi, ia mengeluarkan jurus Mung Ih Si Kang (Hujan Deras Di Si Kang) untuk menangkis serangan Pek Yun Hui. ilmu pedang Pek Yun Hui berasal dari kitab pusaka Kui Goan Pit Cek. Hanya sayang Lweekangnya masih dangkal, sehingga masih tidak mampu mengembangkan kehebatan ilmu pedang tersebut Akan tetapi, cukup merepotkan Wang Han Siang untuk memecahkan jurus tersebut Wang Han Siang menangkis dengan jurus andalannya itu, maksudnya ingin membuat pedang itu terlepas dari tangannya, Tapi mendadak gerakan pedang Pek Yun Hui berubah, Memang masih tetap jurus Cang Hong Khoan Jit KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ tetapi gerakannya telah berubah, Pedang itu membentuk beberapa lingkaran dan tetap mengarah pada dada Wang Han Siang, sehingga membuat kipas Wang Han Siang menangkis tempat kosong, Wang Han Siang sungguh terkejut, dan cepat-cepat mengeluarkan ilmu andalannya, yaitu Pat Pu Teng Khong (Delapan Langkah Menembus Angkasa), lalu secepat kilat badannya melesat ke belakang, Dengan ilmu ginkang tersebut, barulah Wang Han Siang dapat meloloskan diri dari serangan Pek Yun Hui. Ketika Wang Han Sang mulai bertarung dengan Pek Yun Hui, Coan Tiong Si Chouw duduk kembali Tentu-nya mereka menganggap Wang Han Siang dapat mengalahkan Pek Yun Hui hanya dalam beberapa jurus. Akan tetapi, sebaliknya malah Wang Han Siang yang terdesak mundur beberapa langkah, Pek Yun Hui tidak melancarkan serangan lagi pada Wang Han Siang, melainkan dengan jurus Ngo Gwce Tang Hong (Desiran Angin Di Bulan Lima) mengarah pada tali yang mengikat Sie Bun Yun. "Krek! Krek!" Tali itu telah putus. Setelah tali itu putus, Sie Bun Yun segera melancarkan beberapa pukulan dan berseru. "Saudara kecil, terjang ke luar!" Pek Yun Hui mengangguk, dan mereka berdua lalu menerjang keluar Akan tetapi baru beberapa depa, Coan Tiong Si Chouw telah melesat ke hadapan mereka, dan langsung mengurung mereka dengan Si Siang Tin Hoat (Formasi Empat Gajah). "Kalian berempat tidak perlu turun tangan!" Seru Wang Han Siang. "Biar aku yang minta petunjuk pada mereka!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Setelah terlepas dari ikatan, semangat Sie Bun Yun bertambah, dan kemudian mengeluarkan senjatanya yang berupa sebatang bambu yang mengkilap. Mereka berdua berdiri dengan punggung menghadap punggung di ruang tengah, Pada saat itu, Pek Yun Hui tampak gagah sekali, siapa pun tak menyangka bahwa sesungguhnya dia adalah seorang gadis. "Kim Coa Suseng!" Bentak Sie Bun Yun. "Engkau adalah tokoh tua rimba persilatan, maka kami berdua melawan satu!" "Ha ha ha!" Kim Coa Suseng-Wang Han Siang tertawa jumawa. "Kalian berdua boleh maju bersama!" Sie Bun Yun menggerakkan bambunya membentuk beberapa lingkaran ia tidak langsung menyerang Wang Han Siang, melainkan berkata padanya. "Kim Coa Suseng! Kalau kami kalah memang tidak bisa bilang apa-apa lagi, tapi bagaimana seandainya kami yang menang?" "Ha ha!" Wang Han Siang tertawa gelak. "Kalian sedang bermimpi apa? Majulah!" "Jawab dulu!" Bentak Sie Bun Yun. "Bagaimana seandainya kami yang menang?" "Kalau kalian menang, kalian boleh meninggalkan tempat ini!" Sahut Kim Coa Suseng-Wang Han Siang. Sie Bun Yun memang menghendakinya mengatakan demikian, maka segera menandaskan "Sebagai lelaki sejati, jangan menarik kata-kata yang telah dicetuskan! Saudara kecil, mari kita serang dia!" Bambu itu bergerak, jurus Khong Ceh Toh Cing (Merana Seorang Diri) pun dikeluarkan mengarah pada Wang Han Siang. Guru Sie Bun Yun tergolong tokoh tua yang aneh, maka ilmu silatnya sangat berbeda dengan ilmu silat Tionggoan, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Setiap jurus mengandung banyak gerakan aneh, bahkan amat bertenaga dan sekaligus menotok jalan darah lawan. Jurus tersebut mengarah pada jalan darah di tenggorokan Wang Han Siang, yakni Thian Tu, Sien KJe dan Hwa Kai Hiat. "Serrrt!" Wang Han Siang mengembangkan kipasnya mengeluarkan jurus Sen Ngai Hui Pok (Air Terjun Di Tepi Tebing), Jurus itu dapat mematahkan serangan Sie Bun Yun, bahkan sekaligus menyerang puIa, Sie Bun Yun segera mundur Wang Han Siang ingin memburunya, tetapi pedang Pek Yun Hui telah bergerak, jurus Cih Hun Lam Pak (Memisahkan Selatan Utara) mengarah pada punggung Wang Han Siang, jurus tersebut membuat Wang Han Siang harus meloncat kesamping, akan tetapi pada waktu bersamaan, Sie Bun Yun telah menyerangnya, begitu pula Pek Yun Hui. pedang dan bambu saling menyusul menyerang Wang Han Siang dengan jurus-jurus yang aneh, Dalam waktu sekejap, Wang Han Siang telah terkurung oleh pedang Pek Yun Hui dan bambu Sie Bun Yun. Kim Coa Suseng telah mencetuskan, bahwa apabila mereka menang, maka boleh meninggalkan tempat itu. Yap Yong Ceng dan Coan Tiong Si Chouw diam saja, sebab kedudukan Wang Han Siang masih di atas mereka, Meskipun mereka berlima merasa kurang puas, tapi tetap diam, sementara pertarungan semakin seru, tak terasa sudah melewati belasan jurus, Tiba-tiba Wang Han Siang membentak keras dan tangan kirinya mengeluarkan jurus Kim Coa Seh Yu (Ular Emas Merayap), sedangkan tangan kanannya menggerakkan kipasnya yaitu gerakan Coa Hang Sam Cun (Ular Melingkar Di Musim Semi), mengarah pada Pek Yun Hui. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pek Yun Hui terpaksa berkelit ke samping, seketika juga Wang Han Siang menyerang Sie Bun Yun dengan jurus-jurus beruntun, yakni Chiang Coa Cut Tong (Ular Panjang Keluar Gua), Mieh Khi Tok Thian (Hawa Ama-rah Menembus Langit) dan Lang Cien Liu Sah (Ombak Menderu pasir Mengalir). serangan tiga jurus beruntun itu menimbulkan suara menderu-deru, bahkan mengurung Sie Bun Yun dari tiga arah, Sie Bun Yun termundur-mundur dan kelihatan sudah berada di bawah angin. Terkejutlah Pek Yun Hui. ia langsung melesat ke arah Wang Han Siang bersama pedangnya dengan gerakan Liong Hang Yen Khong (Naga Meliuk Di Ang-kasa), Namun sayang sekali, Lweekang Pek Yun Hui masih dangkal, maka belum mencapai tingkat Sen Hap Kiam (Badan Menyatu Dengan Pedang), sebetulnya itu adalah ilmu pedang tingkat tinggi yang tiada laranya, Namun karena Lweekang Pek Yun Hui masih dangkal, maka kedahsyatan jurus tersebut masih kurang, sementara Wang Han Siang terus mendesak Sie Bun Yun dengan jurus-jurus yang mematikan, sehingga membuat nyawa pemuda tersebut berada di ujung tanduk, Akan tetapi, Pek Yun Hui mendadak menyerangnya, sehingga Wang Han Siang terpaksa berhenti menyerang Sie Bun Yun, lalu secepat kilat berkelit sambil melancarkan sebuah pukulan. Pukulan tersebut disertai hampir delapan bagian Lweekangnya, sehingga menimbulkan suara menderu deru. ia yakin, pukulannya pasti akan membuat Pek Yun Hui terpental Tapi Wang Han Siang mana tahu, jurus yang dilancarkan Pek Yun Hui justru adalah jurus ciptaan Sam Im Sin Ni dan Thian Kie Cinjin, Dapat dibayangkan betapa lihaynya jurus tersebut Setelah melancarkan pukulan itu, Wang Han Siang menyerang Sie Bun Yun lagi dengan kipasnya, sebab ia yakin KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ bahwa Pek Yun Hui akan terpental oleh pukulannya itu. Akan tetapi, ketika kipasnya hampir mengenai dada Sie Bun Yun, ia pun merasa punggungnya dingin. Sungguh di luar dugaannya, ternyata jurus Liong Hang Yen Khong dapat menerobos angin pukuIannya, bahkan pedang Pek Yun Hui mengarah punggungnya, Bukan main terkejutnya Wang Han Siang, ia terpaksa menarik serangannya yang mengarah ke dada Sie Bun Yun, kemudian secepat kilat berkelit ke samping, dan sekaligus batas menyerang dengan kipasnya. "Tranng!" Terdengar suara benturan senjata, Pek Yun Hui merasa ngilu tangannya sehingga pedangnya terlepas dari tangannya, Namun memang sungguh luar biasa jurus Liong Hang Yen Khong tersebut, sebab ketika pedang itu terlepas dari tangan Pek Yun Hui, masih dapat menyabet sebagian pakaian Wang Han Siang. Sementara Sie Bun Yun telah menyerang dengan jurus Phing Lan Cih Ie (Bersandar Di pagar Mengirim Kenangan), ujung bambunya mengarah ke Cioh Ceh Hiat di badan Wang Han Siang. Wang Han Siang tidak dapat berkelit Lengannya terasa sakit dan ngilu terkena totokan itu, dan kipas pun terlepas dari tangan "Ha ha!" Sie Bun Yun tertawa gelak. "Saudara kecil, kita sudah menang, mari kita pergi!" Sudah lama Wang Han Siang malang melintang di rimba persilatan Selama itu tidak pernah mengalami hal seperti ini. Namun jurus Liong Hang Yen Khong, telah membuatnya berada di bawah angin, bahkan pakaiannya juga hilang sebagian tersabet pedang Pek Yun Hui, dan pada waktu bersamaan kipasnya pun terlepas dari tangannya, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Berdasarkan kenyataan, Wang Han Siang memang sudah kalah, Oleh karena itu Sie Bun Yun segera berseru demikian, justru menyebabkan Wang Han Siang tertegun dengan mulut membungkam sementara Wang Han Siang masih tertegun dengan mulut membungkam Sie Bun Yun segera menyentak pedang Pek Yun Hui yang tergeletak di lantai dengan ujung tongkat dengan cepat. "Wang Cianpwee tidak akan ingkar janji kan? Nah, kami mohon pamit!" Ujar Pek Yun Hui. "Saudara Wang!" Tegur Coan Tiong Si Chouw sambil tertawa dingin "Apakah harus membiarkan mereka pergi begitu saja?" "Biar mereka pergi!" Sahut Kim Coa Suseng-Wang Han Siang. "Saudara Wang!" Seru Cu Bo Sin Tan-Yap Yong Ceng. "Bukankah urusan Cong Cin To sangat penting?" "Aku membiarkan mereka pergi, tentunya aku pula yang akan menangkap mereka lagi!" Wang Han Siang tertawa panjang, Yap Yong Ceng dan Coan Tiong Si Chouw tahu maksud hati Wang Han Siang yang tidak mau mengingkar janji Namun setelah mereka keluar dari markas cabang Thian Liong, Wang Han Siang pun akan menangkap mereka berdua lagi. "Ha ha!" Mereka tertawa gelak. "Sungguh hebat rencana Saudara Wang!" Kelicikan mereka membuat Pek Yun Hui gusar sekali, tetapi Sie Bun Yun telah menarik tangannya. "Saudara kecil, mari kita pergi dulu! Sampai di luar barulah kita cari akal untuk meloloskan diri." Bisiknya, Mereka berdua lalu melangkah pergi meninggalkan tempat itu. Coan Tiong Si Chouw, Yap Yong Ceng dan Wang Han KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Siang saling memandang, kemudian mereka pun manggutmanggut sambil tersenyum licik. ***** Bab ke 32 - Hati Remuk Timbul Dendam Sie Bun Yun berjalan sambil mencari akal agar dapat meloloskan diri Sebelum keluar dari pintu markas cabang ekspedisi Thian Liong, sekonyong-konyong terdengarlah suara jeritan yang memilukan, tampak pula api membumbung tinggi "Cepat lapor pada kepala piauwsu, sekelompok musuh menuju ke mari!" Itu suara teriakan para anak buah Wan^ Han Siang, tentunya sangat mengejutkannya. "Coan Tiong Si Chouw, cepat pergi lihat apa yang terjadi!" Seru Kim Coa Suseng-Wang Han Siang, Dalam keadaan kacau balau, Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui telah berhasil keluar Tapi begitu sampai di pintu, beberapa orang langsung menghadang mereka, Sie Bun Yun menggerakkan bambunya, dan beberapa orang itu pun roboh seketika. Wang Han Siang bergerak cepat melesat ke arah mereka, namun pada waktu bersamaan tampak beberapa benda meluncur ke arahnya, Begitu melihat benda benda itu, Wang Han Siang pun membentak "Tikus-tikus Hwa San, ayoh cepat keluar!" Tampak dua orang melayang turun. Yang di depan seorang tua memegang sebatang toya bambu, Wang Han Siang mengenali orang itu, yang tidak lain adalah Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng, ketua partai Hwa San. Melihat orang tersebut, Wang Han Siang tidak berani berlaku ayal lagi, dan langsung menyerang dengan kipas-nya. Tu Wee Seng memutarkan badannya ke belakang, Wang Han KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Siang tidak berani memburunya, karena ia tahu kepandaian orang tersebut amat tinggi Di saat itu, muncul To Pie Kim Kong-Thu It Kang, dan langsung menyerang Wang Han Siang, namun kemudian meloncat mundur Pada waktu bersamaan, terdengarlah suara anak gadis. "Jago-jago dari sembilan partai telah ke mari! Hari kiamat bagi ekspedisi Thian Liong telah tiba!" Wang Han Siang menyadari bahwa setelah ia menculik Sie Bun Yun dari Cui Cuk San Cung, kaum Bu Lim tidak akan menyudahi sampai di situ sebab menyangkut Cong Cin Ttf. Oleh karena itu, begitu sampai di markas cabang tersebut, secara diam-diam ia pun menghubungi ke suatu tempat di luar Kota Thai Chouw. Tapi ketika mendengar gadis itu membentak demi-kian, seketika juga ia tertegun Benar atau tidak ucapan gadis itu, ia pun tidak mengetahuinya. Namun yang jelas suasana di luar telah kacau balau, sementara itu, Tu Wee Seng, Thu It Kang, Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan gadis yang berteriak itu telah melesat pergi, Setelah mengetahui bahwa dirinya ter-jebak, Wang Han Siang segera mengejar, tetapi ke lima orang itu telah hilang, Betapa gusarnya Wang Han Siang, akhirnya ia kembali ke dalam untuk membantu memadamkan api yang berkobarkobar. Segala itu, memang harus berterimakasih pada Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng. Ketika ia memukul punggung Pek Yun Hui, justru tidak menyangka kalau Pek Yun Hui akan terpental ke dalam kamar tempat Sie Bun Yun sedang diinterogasi, Begitu melihat Pek Yun Hui terpental ke tempat itu, timbullah suatu ide dalam hati Tu Wee Seng. Pada waktu itu, Ling Hung juga ingin melesat ke dalam kamar itu, namun KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ keburu dicegah oleh Tu Wee Seng sambil menyekap mulutnya agar tidak bersuara. "Kalau engkau menghendaki dia tidak mati, harus mendengar perkataanku!" Bisik Tu Wee Seng, Ling Hung memandang ke dalam kamar itu, kebetulan melihat Pek Yun Hui mengayunkan pedangnya memutuskan tali yang mengikat Sie Bun Yun. ia pun berlega hati menyaksikannya. Setelah Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui mulai bertarung dengan Wang Han Siang mereka bertiga lalu menyelinap ke belakang, dan sekaligus menyalakan api di sana, Padahal sesungguhnya, Tu Wee Seng ingin menggunakan api untuk memecahkan perhatian Wang Han Siang, Tak terduga sama seka li, begitu api menyala, para anak buah markas cabang ekspedisi Thian Liong pun bermunculan, maka terpaksalah mereka melukai para anak buah itu. Di saat bersamaan, Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui telah berhasil mengalahkan Wang Han Siang, Oleh karena itu timbullah suatu rencana baru dalam hati Tu Wee Seng, yaitu menyuruh Ling Hung berteriak begitu untuk mengejutkan Wang Han Siang agar dia tidak menyuruh para anak buahnya mengejar, Maka dengan aman mereka berlima dapat meninggalkan tempat itu. Mereka berlima terus mengerahkan ginkang, dan tak lama sudah berada di luar Kota Thai Chouw, Tapi Tu Wee Seng tidak berhenti, masih terus mengerahkan ginkangnya, sehingga yang lain harus mengikutinya. Berselang beberapa saat kemudian, mereka berlima sudah sampai di tepi sebuah sungai, tanpa membuang waktu mereka langsung meloncat ke dalam perahu yang di situ, Thu It Kang segera menyuruh pemilik perahu mengayuh sekuat tenaga, dalam waktu sekejap perahu itu sudah mulai melaju. Tu Wee Seng yakin Wang Han Siang akan melakukan pengejaran, tapi ia pun pereaya Wang Han Siang tidak akan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menduga mereka mengambil jalan air. Maka ia duduk tenang menghadap Sie Bun Yun. "Sie Bun Yun, kini engkau telah meloloskan diri," Ujarnya. Sebetulnya Sie Bun Yun memang sangat berterima-kasih pada Tu Wee Seng, namun ia sudah mengetahui, bahwa Thu It Kang yang membakar Cui Cuk San Cung. "Lalu kenapa?" Sahutnya dingin. "Sebelum pergi menolongmu, aku dan adik misanmu berikut teman baikmu ini, telah mengadakan suatu perjanjian." "Perjanjian apa?" "Setelah berhasil menolongmu, engkau harus memperlihatkan Cong Cin To itu padaku," Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tu Wee Seng memberitahukan. "Omong kosong!" Sahut Sie Bun Yun. "Saudara Bun Yun, pada waktu itu aku memang telah mengabulkannya," Sela Pek Yun Hui. "Saudara kecil!" Sie Bun Yun mengerutkan kening. "Bagaimana engkau boleh mengabulkan itu?" Ditegur demikian, hati Pek Yun Hui merasa ter-singgung, sehingga nyaris menangis seketika, Melihat Pek Yun Hui begitu, hati Ling Hung merasa sakit sekali, maka tanpa sungkan-sungkan lagi ia menegur Sie Bun Yun. "Kakak misan! Kenapa engkau berlaku begitu kasar terhadap Kakak Yun? Bukankah kalian teman baik? Kok engkau tega menyentaknya?" Sie Bun Yun tertegun ketika mendengar Ling Hung menyebut "Kakak Yun" Pada Pek Yun Hui. "Adik misan, engkau panggil dia apa?" Tanyanya dengan heran, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Aku memanggilnya Kakak Yun, apakah salah itu?" Sahut Ling Hung dan balik bertanyaj Mendadak Sie Bun Yun barigkit berdiri dengan wajah menghijau, tapi kemudian kembali duduk. Itu pertanda hatinya telah terpukul hebat. Ia begitu mencintai Ling Hung, tapi kini ia dapat melihat Ling Hung begitu dingin dan acuh tak acuh terhadapnya, sebaliknya malah begitu mesra terhadap Pek Yun Hui. Pemuda itu sama sekali tidak menduga Pek Yun Hui sebetulnya seorang gadis, tentunya tidak bisa mencintai Ling Hung. Ia mengira, ketika dirinya diculik, Pek Yun Hui justru merebut cinta tersebut, sehingga membuat Ling Hung menjauhinya. "He he he!" Sie Bun Yun tertawa aneh. "Saudara kecil, bagus! Bagus sekali-.!" "Saudara Bun Yun!" Sahut Pek Yun Hui tenang. "Legakanlah hatimu, aku bukan orang semacam itu." "Masih bilang begitu?" Sie Bun Yun melotot "Eh?" Ling Hung terheran-heran. "Kalian membicarakan apa?" Pek Yun Hui ingin menggunakan kesempatan ini untuk menjelaskan identitasnya, maka ia berkata dengan mata agak bersimbah air. "Adik Hung, Saudara Bun Yun mengira aku mencintaimu padahal aku,., aku... aku...." Berkata sampai di sini, Pek Yun Hui melihat wajah Ling Hung telah berubah pucat, dan air matanya meleleh. "Kakak Yun, kalau begitu engkau sama sekali tidak mencintaiku?" "Bukan, Aku...." Hati Pek Yun Hui kacau balau, Yang paling tidak sabaran adalah Tu Wee Seng. "Hei! Hubungan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ kalian yang tidak karuan itu, lebih baik diselesaikan nanti saja! sekarang kita membicarakan Cong Cin To itu, di mana barang itu?" Bentaknya. "Ada urusan apa denganmu?" Sahut Sie Bun Yun membentak pula. "Bagus!" Tu Wee Seng mulai marah. "Mati-matian aku menyelamatkanmu, bahkan juga telah mengikat permusuhan dengan partai Thian Liong! Apakah hanya dengan sahutanmu itu dapat menyudahinya?" "Dasar tak tahu diri!" Sambung Thu It Kang sambil melangkah maju ke hadapan Sie Bun Yun, kemudian mendadak menyerangnya dengan sebuah pukulan Sie Bun Yun menyambut pukulan itu dan timbullah pertarungan Ling Hung sama sekali tidak mengacuhkan pertarungan itu. ia menatap Pek Yun Hui dengan mata redup seraya bertanya. "Kakak Yun, betulkah engkau tidak mencintaiku?" Pek Yun Hui merasa iba padanya, ia menarik nafas panjang dan menjawab perlahan "Aku tentu mencintaimu." "Syukurlah!" Ucap Ling Hung sambil menarik nafas Iega. "Kakak Yun, kalau engkau menjawab tidak mencintaiku maka aku akan segera bunuh diri di sini." "Adik Hung, tapi aku... aku...." Ketika Pek Yun Hui berkata sampai di situ, mendadak ia mendengar suara bentakan Sie Bun Yun. "Berhenti!" Pemuda itu meloncat mundur, lalu memandang Pek Yun Hui dengan wajah penuh diliputi kegusaran "Saudara kecil!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tersentak Pek Yun Hui dibentak demikian lebih-lebih ketika menyaksikan wajah pemuda itu "Saudara Bun Yun, engkau telah salah paham terhadapku!" Serunya dengan nada berduka. "Saudara kecil!" Tiba-tiba Sie Bun Yun menarik nafas dalam-dalam, kemudian ujarnya menegaskan "Aku tidak menghendakimu melakukan suatu kesalahan terhadap adik misanku!" Setelah menegaskan sampai di sini, wajah Sie Bun Yun berubah pucat pias tapi masih melanjutkan perlu diketahui, pemuda itu telah terluka dalam "Adik Hung! Aku mengucapkan selamat padamu yang telah mendapatkan. kekasih yang begitu baik...." Air mata Sie Bun Yun berderai, kemudian mendadak terkulai. Ternyata ia ingin berkorban demi Ling Hung, padahal sesungguhnya ia sangat mencintai gadis tersebut Kini yang serba salah adalah Pek Yun Hui. sesungguhnya ia mencintai Sie Bun Yun sedangkan Sie Bun Yun justru sangat mencintai Ling Hung, sebaliknya Ling Hung malah mencintainya, namun dirinya juga seorang gadis, Entah harus bagaimana membereskan masalah yang tidak karuan ini? Begitu Sie Bun Yun jatuh pingsan, hati Pek Yun Hui seakan remuk dan merasa dirinya tenggelam entah ke mana? Tiba-tiba ia merasa matanya gelap, dan apa yang diucapkan Sie Bun Yun terus mengiang di dalam telinganya, sehingga membuat air mukanya berubah tak sedap dipandang. Sekonyong-koyong ia merasa ada sebuah tangan halus memegang bahunya, terdengar pula suara yang amat lembut "Kakak Yun, kenapa engkau? Kok diam saja?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ itu suara Ling Hung, akan tetapi mendadak Pek Yun Hui mengibaskan tangannya sekuat tenaga, sehingga membuat Ling Hung terdorong beberapa langkah. "Saudara Sie Bun!" Teriaknya sambil mengarah pada pemuda itu. "Engkau telah salah paham terhadapku!" Ternyata Sie Bun Yun telah sadar dari pingsannya, Kebetulan ia melihat Pek Yun Hui mengibaskan tangannya mendorong Ling Hung, maka hatinya bertambah duka. "Saudara kecil!" Bentaknya mengguntur. "Engkau.,, engkau bersikap begitu terhadap adik Hung?" "Saudara Bun Yun...." Air mata Pek Yun Hui meleleh "Walau Ling Hung mencintaiku tapi aku... aku...." Tutup mulutmu!" Bentak Sie Bun Yun lagi. sementara Ling Hung terhuyung-huyung ke belakang, lalu berdiri dengan wajah pucat pias, dan air matanya mulai berderai-derai "Adik Hung begitu mencintaimu, apakah engkau tidak mengetahuinya? Saudara kecil!" Sie Bun Yun menarik nafas panjang. "Aku tahu." Pek Yun Hui manggut-manggut. "ltulah! padahal aku sangat mencintai adik Hung, namun dia malah mencintaimu, oleh karena itu mulai sekarang aku serahkan dia padamu, Tapi kenapa engkau tadi mendorongnya? Apakah engkau cuma ingin mempermainkannya ?" Tanya Sie Bun Yun dengan wajah murung. "Saudara Bun Yun, aku akan memapahmu bangun, Ada sesuatu yang harus kusampaikan padamu," Ujar Pek Yun Hui lembut "Tidak usah!" Sahut Sie Bun Yun membentak dan berusaha bangun, tapi terkulai lagi. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Secepat kilat Pek Yun Hui menahannya agar tidak terkulai itu membuat Sie Bun Yun bersandar pada dirinya, sehingga menyebabkan hati Pek Yun Hui ber-debar-debar tidak karuan. Sie Bun Yun meraih sebuah kursi, lalu duduk dengan nafas memburu, kemudian memandang Pek Yun Hui seraya berkata. "Engkau mau menyampaikan apa, cepatlah!" Ketika Pek Yun Hui baru mau membuka mulut, mendadak terdengar suara seruan Ling Hung yang bernada putus asa. "Kakak Yun!" Pek Yun Hui segera menoleh memandang Ling Hung, Gadis itu melangkah perlahan dengan air mata terus berderai. "Kakak Yun, apa kesalahanku sehingga engkau begitu tega mendorongku ?" Ujarnya. "Bukan...." Pek Yun Hui menggeleng-gelengkan kepala. Ling Hung terus menatapnya dengan mata menyorotkan sinar aneh, lalu tertawa. "Kakak Yun, legalah hatiku, Aku tadi mengira engkau sengaja mendorongku, maka aku pun ingin bunuh diri," Ujar Ling Hung. "Adik Hung, dengarkanlah!" Pek Yun Hui mengeraskan hati. "Kakak Yun, katakanlah! Aku pasti dengar dan menurut seandainya engkau bilang tidak mencintaiku, aku pun tidak akan membencimu Sungguh!" Ujar Ling Hung sambil tersenyum. "Adik Hung, aku bukan tidak mencintaimu, melainkan aku...." Baru berkata sampai di sini, air muka Ling Hung telah berubah. "Melainkan apa?" Tanya gadis itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Saudara kecil!" Bentak Sie Bun Yun. "Kalau engkau berani menebuskan kata-kata yang menyakitkan hati adik Hung, aku pasti tidak akan melepaskanmu!" "Aaaakh.,." Keluh Pek Yun Hui, lalu melangkah ke depan perahu. "Kakak Yun!" Ling Hung segera menyusulnya. Pek Yun Hui berdiri di tempat sambil memandang arus sungai yang terus mengalir pemandangan itu membuat hatinya seperti tersayat "Kakak Yun, perkataanmu barusan masih belum usai," Ujar Ling Hung yang berdiri di sisinya. Pek Yun Hui menoleh, tampak wajah Ling Hung pucat pias seperti kertas, dan sekujur badannya bergemetar. "Adik Hung, apakah engkau tidak tahu Sie Bun Yun amat mencintaimu?" Tanya Pek Yun Hui. "Aku tahu itu," Sahut Ling Hung. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Karena engkau tidak mencintainya, maka dia begitu berduka," Ujar Pek Yun Hui sambil menatapnya. "Apakah hatimu sama sekali tidak tergerak?" "Kakak Yun!" Ling Hung menarik nafas panjang. "Aku merasa bersalah terhadapnya, Namun aku cuma seorang diri dan memiliki sebuah hati, sedangkan hatiku telah mencintaimu." Pek Yun Hui diam, dan di saat itu terdengarlah suara tawa Sie Bun Yun yang memilukan hati. "Saudara kecil!" Ujarnya pula. "Walau adik Hung tidak mencintaiku, aku tetap tidak menyalahkannya, lagi puIa... cinta tidak bisa dipaksa." Yang paling kesal di saat itu adalah Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng, ia menyaksikan adegan itu seakan sedang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menonton opera, ia bangkit berdiri menghampiri Pek Yun Hui dengan membawa toya bambunya. "Urusan kalian yang tidak karuan itu, sudah usai belum?" Tanyanya dingin. "Bukankah sudah usai?" Sahut Sie Bun Yun sepatah demi sepatah. "Kakak misan A Yun!" Ucap Ling Hung sambil bersandar di badan Pek Yun Hui. "Aku memang bersalah terhadapmu." "Ha ha!" Sie Bun Yun tertawa. "Adik Hung, jangan kau ungkit lagi masalah itu!" Pek Yun Hui malah tertegun. Kalau urusan ini masih berlanjut, akan semakin sulit menyelesaikannya, Namun kalau ia memberitahukan tentang identitas dirinya se-karang, ia khawatir Ling Hung akan bunuh diri saking malu nya. Di saat Pek Yun Hui sedang termenung, mendadak terdengar suara deru arus sungai, bahkan terdengar pula suara terompet. "Kalian cepat masuk!" Bentak Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng. Karena hatinya sedang kesal, maka ketika mendengar suara bentakan itu, Pek Yun Hui menyahut dingin. "Kenapa kami harus menurut padamu?" "Bocah sialan!" Caci To Pie Kim Kong-Thu It Kang. "Kakak seperguruan adalah ketua partai Hwa San, tentunya kalian harus menurut padanya!" "Phui!" Ling Hung meludah. "Siapa berani menghina Kakak Yunku?" "Gadis bedebah...." "Kalian jangan ribut, cepat lihat!" Tu Wee Seng menunjuk ke depan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Air muka Tu Wee Seng membuat mereka tertegun, sebab Tu Wee Seng berkepandaian tinggi, namun saat ini justru tampak gugup, Bukankah sungguh mengherankan7 Ternyata tampak hampir dua puluh orang berenang mendekati perahu tersebut Mereka jelas sangat ahli dalam air, bahkan tangan mereka juga memegang semacam senjata. "Hm!" Dengus Pat Pie Sin Ong Tu Wee Seng. "Memang Kim Coa Suseng-Wang Han Siang tidak bernama kosong, dia bisa menduga kita mengambil jalan air." "Suheng, apakah mereka orang-orang ekspedisi Thian Liong?" Tanya Thu It Kang. "Tidak salah," Sahut Tu Wee Seng dan menambahkan "Mereka mahir berenang dan membawa semacam alat, tentu mereka ingin menenggelamkan perahu ini. Maka kalau di antara kita masih ada yang ribut, kita pasti celaka." Hati Pek Yun Hui dan Ling Hung kebat-kebit menyaksikan itu. sedangkan Tu Wee Seng sudah mengeluarkan senjata rahasianya, begitu pula Thu It Kang. Tampak tiga orang berenang mendekati perahu, seketika juga Thu It Kang mengayunkan tangannya melepaskan senjata rahasianya. Ketiga orang itu tahu akan kelihayan senjata rahasia itu. Maka mereka segera nyelam, Berselang beberapa saat kemudian, ke tiga orang itu timbul lagi, Akan tetapi pada waktu bersamaan, Tu Wee Seng mengayunkan tangannya melepaskan senjata rahasianya dengan sepenuh tenaga. Dua orang tidak keburu menyelam, maka tenggelam selama-Iamanya, sedangkan salah seorang yang keburu menyelam itu muncul di tempat lain lalu mendadak mengeluarkan siulan aneh. Begitu mendengar suara siulan itu, belasan orang yang sedang berenang mendekati perahu itu langsung menyela m. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tu Wee Seng dan Thu It Kang terus menunggu, tapi mereka tidak timbul lagi, entah menghilang ke mana. "Suheng, bagaimana baiknya?" Tanya Thu It Kang. "Hm!" Dengus Tu Wee Seng dingin, lalu memandang Sie Bun Yun seraya membentak. "Bocah! Di mana Cong Cin To itu?" "Kenapa aku harus bilang?" Sahut Sie Bun Yun ketus. Demi Cong Cin To itu, Tu Wee Seng telah bermusuhan dengan partai Thian Liong, tapi akhirnya tetap tidak mengetahui barang itu berada di mana, Sudah puluhan tahun ia berkecimpung di rimba persilatan dan selama itu tidak pernah mengalami hal seperti ini. Maka begitu mendengar jawaban Sie Bun Yun yang ketus itu, amarahnya langsung memuncak "Bocah, apakah engkau mau cari mati?" Bentaknya mengguntur, lalu mendadak menyerangnya dengan jurus Taysan To Liu (Air Mengalir di Gunung Taysan). Sie Bun Yun mana punya tenaga untuk menangkis serangan itu? Namun pada saat bersamaan, Pek Yun Hui pun membentak. "Jangan bergerak!" Tu Wee Seng berhenti menyerang Sie Bun Yun, lalu membalikkan badannya memandang Pek Yun Hui "Bocah, engkau telah ingkar janji, masih mau omong apalagi?" Bentak Tu Wee Seng. Pek Yun Hui memang telah berjanji, apabila Tu Wee Seng berhasil menyelamatkan Sie Bun Yun, ia akan menyuruh pemuda tersebut memperlihatkan Cong Cin To itu pada Tu Wee Seng. Kenapa Pek Yun Hui berani berjanji begitu, sebab ia tahu bahwa Cong Cin To itu sama sekali tiada gunanya, karena KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ kitab pusaka Kui Goan Pit Cek telah berada di tangan Na Hai Peng, gurunya. Dibentak begitu, Pek Yun Hui membungkam, sedangkan Tu Wee Seng mulai menyerang Sie Bun Yun lagi. Pek Yun Hui dan Ling Hung saling memandang, kemudian mereka berdua melesat ke arah Sie Bun Yun, Pek Yun Hui tidak membuang waktu, langsung menyerang Tu Wee Seng dengan gerakan Hui Pok Liu Cua (Air Terjun Kembali Ke Suraber), lalu disusul lagi dengan gerakan Kim Liong Sam Hiang (Naga Emas Muncul Tiga Kali), Kedua gerakan itu berasal dari Kui Goan Pit Cek, maka sangat aneh dan dahsyat Ling Hung yang berdiri di samping Sie Bun Yun, terus mengawasi Thu It Kang. Tiba-tiba orang itu membentak dan sekaligus menyerang punggung Pek Yun Hui, tentunya tidak terlepas dari mata Ling Hung. Gadis itu segera menyerangnya dengan trisulanya mengeluarkan jurus Cun Thauw Coh Hoat (Rerumput Mulai Tumbuh Di Musim Semi). sementara Tu Wee Seng tahu ilmu pedang Pek Yun Hui sangat aneh dan lihay, maka ia pun berhati-hati menghadapinya, Akan tetapi, ruangan dalam perahu itu tidak begitu luas, sehingga membuat Tu Wee Seng agak kurang leluasa berkelit Karena itu, Tu Wee Seng segera mengeluarkan ilmu andalannya, yaitu jurus yang amat dahsyat dan aneh pula, Tahu-tahu toya bambu Tu Wee Seng telah menekan pedang Pek Yun Hui. Ternyata Tu Wee Seng melancarkan jurus Hui Hong Soh Liu (Angin Puyuh Menyapu Pohon), bahkan juga disertai Lweekang, maka seketika Pek Yun Hui merasa pedangnya menjadi berat sekali. "Ha ha!" Tu Wee Seng tertawa gelak sambil maju selangkah Pek Yun Hui ingin mengangkat pedangnya, tapi tidak bisa dan malah terdesak mundur KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Di saat itu pula Tu Wee Seng menyerang lagi dengan jurus Sin Liong Sam Hiang (Naga Sakti Muncul Tiga Kali), mengarah pada dada Pek Yun Hui. Sungguh aneh jurus tersebut sehingga Pek Yun Hui tidak bisa berkelit, dan terpaksalah menangkis dengan pedangnya, Walau Pek Yun Hui menangkisnya, namun ujung toya bambu itu tetap meluncur ke arah dada Pek Yun Hui. Tu Wee Seng yakin, dada Pek Yun Hui pasti ber-lubang, karena itu ia pun tertawa gelak, Di saat begitu kritis, mendadak Pek Yun Hui mengerahkan Ngo Heng Mie Cong Pu (llmu Langkah Ajaib). Pada waktu bersamaan terdengarlah suara ledakan. "Bummm!" Perahu itu pun bergoyang-goyang. Di saat itulah Pek Yun Hui berhasil berkelit menyelamatkan diri dari serangan Tu Wee Seng, Namun sesaat kemudian terdengar lagi suara ledakan. "Bummm! Bummmm!" Tak lama air pun menerobos masuk, Kini sadarlah mereka bahwa orang-orang yang berenang tadi mulai melubangi dasar perahu, Pek Yun Hui dan Tu Wee Seng langsung berhenti bertarung. Namun dalam waktu se-kejap, air sudah mulai menggenang di dalam perahu dan perahu itu pun mulai miring. Tu Wee Seng bersiul panjang, lalu melesat ke luar Thu It Kang pun melesat ke luar mengikuti kakak seperguruannya itu. "Adik Hung, cepat ke luar!" Seru Pek Yun Hui dan berkata pada Sie Bun Yunyang berdiri seperti kehilangan sukma. "Saudara Bun Yun, kapal sudah hampir teng-gelam, cepatlah keluar!" "Saudara kecil!" Sahut Sie Bun Yun sambil tertawa getir. "Lukaku belum sembuh, lebih baik engkau menjaga adik Hung saja!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Saudara Bun Yun, kalau engkau mati, aku pun tidak mau hidup lagi," Ucap Pek Yun Hui tanpa sadar. Sie Bun Yun tertegun mendengar ucapan itu, Namun belum juga ia sempat berpikir, air sudah menggenang setinggi lutut. Pek Yun Hui bergerak cepat menarik lengan Sie Bun Yun dan lengan Ling Hung lalu melesat keluar Sampai di luar, Pek Yun Hui melihat Tu Wee Seng melempar sebuah papan ke sungai, lalu secepat kilat melompat ke papan itu diikuti Thu It Kang. Pada waktu bersamaan, tampak beberapa orang berenang mendekati papan itu, tapi terpukul mundur oleh senjata Tu Wee Seng. "Orang yang penting itu masih berada di perahu, kita lepaskan saja ke dua orang itu!" Terdengar suara seruan. Seketika juga belasan orang yang sedang berenang itu berbalik menuju perahu, sementara perahu itu terus tenggelam. Pek Yun Hui, Ling Hung dan Sie Bun Yun walau sudah berada di atas perahu, namun tak lama air pun mulai menggenang di situ. sedangkan belasan orang itu cuma diam di permukaan air, mungkin menunggu perahu itu tenggelam, barulah turun tangan menangkap mereka bertiga. Pek Yun Hui, Ling Hung dan Sie Bun Yun memang tidak bisa berenang, maka wajah Pek Yun Hui pun tampak cemas. sebaliknya Ling Hung malah bersandar pada badannya, sama sekali tidak tampak cemas, gugup maupun panik. Pek Yun Hui menarik nafas panjang, ia terus memandang sungai itu dan tampak putus asa. Di saat itulah mendadak terdengar suara seruan. "Kalian bertiga jangan khawatir aku datang!" Me-nyusul tampak pula sebuah perahu kecil melaju mendekati perahu yang hampir tenggelam itu. Sungguh luar biasa, sebab perahu kecil itu mampu melawan arus yang begitu deras, Setelah agak mendekat, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ barulah tampak seseorang berdiri di atas perahu kecil itu, Orang itu masih muda dan sepasang tangannya memegang sepasang pengayuh. Melihat perahu kecil itu mendekati perahu yang hampir tenggelam, belasan orang yang ada di permukaan air pun berenang ke arah perahu kecil itu, Orang yang berdiri di atas perahu kecil langsung memukul mereka dengan sepasang pengayuhnya. "Ha ha! Pereuma kalian ingin coba melubangi perahuku ini, sebab perahuku ini dilapisi baja! Hei, kalian bertiga cepatlah melompat ke mari!" Betapa girangnya Pek Yun Hui. ia langsung melempar Sie Bun Yun ke perahu kecil itu, Orang yang di atas perahu kecil terebut segera menyambutnya, dan cepat-cepat menaruhnya ke bawah. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Setelah itu, barulah Pek Yun Hui dan Ling Hung meloncat ke perahu kecil tersebut Akan tetapi, tiba-tiba tampak beberapa buah benda melayang ke arah mereka berdua, Ternyata belasan orang itu menyambitnya dengan senjata. Pek Yun Hui dan Ling Hung tidak bisa berkelit, karena badan mereka sedang melayang ke arah perahu kecil itu. Orang yang di atas perahu itu menggeram, lalu mengayunkan sepasang pengayuhnya memukul jatuh bendabenda itu, Maka Pek Yun Hui dan Ling Hung dapat mencapai perahu kecil tersebut dengan selamat Setelah kaki mereka menginjak perahu kecil itu, orang tersebut pun langsung mengayuh, dan seketika perahu kecil itu meluncur dengan cepat "Hei!" Teriak salah seorang yang masih berenang. "Siapa engkau berani menentang partai Thian Liong? Cepat tinggalkan namamu!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ha ha!" Orang yang di atas perahu tertawa gelak. "Namaku Sim Beng Cong, julukanku Hek Sat Ciu (Si Hitam Tangan Algojo). Hek Sat Ciu-Sim Beng Cong terus mengayuh perahunya, Tak lama belasan orang yang berenang itu sudah tidak kelihatan lagi, Pek Yun Hui menarik nafas lega, ia memandang Hek Sat Ciu-Sim Beng Cong seraya berkata. "Sim Hiapsu (Pendekar Sim), terimakasih atas pertolonganmu !" Hek Sat Ciu-Sim Beng Cong diam saja, ia terus mengayuh sehingga perahu kecil itu terus melaju. Karena orang itu diam saja, maka Pek Yun Hui, Ling Hung dan Sie Bun Yun mulai memperhatikannya, Orang tersebut berusia tiga pu!uhan, wajahnya agak kehitam-hitaman, tapi tampak gagah, Akan tetapi, keningnya justru terus berkerut, seakan sedang memikirkan suatu urusan penting. Orang itu tetap diam dan mereka bertiga pun tidak membuka suara, Berselang beberapa saat kemudian, Hek Sat Ciu-Sim Beng Cong menghentikan perahunya ke tepi, lalu berkata "Kalian bertiga naik dulu, aku ingin bicara dengan kalian." Pek Yun Hui segera memapah Sie Bun Yun ke darat, menyusul Ling Hung dan kemudian barulah Sim Beng Cong, Mereka berempat berjalan memasuki sebuah Iem-bah, kemudian mereka pun duduk di atas sebuah batu besar sementara Hek Sat Ciu-Sim Beng Cong tetap tidak bersuara, namun mendadak berlutut di hadapan mereka bertiga. Pek Yun Hui, Sie Bun Yun serta Ling Hung terkejut dan heran, lalu bangkit berdiri. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kenapa Sim hiapsu berlaku demikian?" Tanya Pek Yun Hui dan menambahkan "Engkau adalah tuan penolong kami, tapi kenapa sebaliknya engkau malah bersikap demikian pada kami?" "Maaf!" Ucap Hek Sat Ciu-Sim Beng Cong. "Yang mana yang bernama Sie Bun Yun?" "Aku," Sahut Sie Bun Yun cepat. seketika juga Hek Sat Ciu-Sim Beng Cong berlutut ke hadapannya. Sie Bun Yun ingin mengangkatnya ba-ngun, tapi tidak bertenaga. "Saudara Sim, ada petunjuk apa?" Tanya Sie Bun Yun. "Aaakh...." Sim Beng Cong menarik nafas panjang. "Sebenarnya aku bernama Sim Cong, hanya kutambah "Beng" Di tengah, Aku adalah murid Kun Lun, guruku bernama Hian Ceng Totiang." Hian Ceng Totiang adalah kakak seperguruan ketua partai Kun Lun, yang namanya amat terkenal di rimba persilatan, namun Pek Yun Hui sama sekali tidak me-ngetahuinya. "Oooh!" Sie Bun Yun dan Ling Hung mengeluarkan suara ini. "Sebulan lalu...." Sim Cong memberitahukan "Tanpa sengaja aku melukai beberapa murid partai Siauw Lim, karena itu aku diusir dari pintu perguruan." Sie Bun Yun dan Ling Hung terbelalak karena murid dari partai mana pun, kalau diusir dari perguruan, itu akan dianggap sampah dalam rimba persilatan "Aaakh...." Sim Cong menarik nafas lagi dan melanjutkan "Guru akan menerimaku lagi, namun... itu harus atas bantuan Saudara Sie Bun Yun." "Kok begitu?" Sie Bun Yun bingung. "Aku tidak kenal dan tidak pernah bertemu gurumu, bahkan guruku pun tiada KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ hubungan dengan gurumu, bagaimana mungkin aku dapat membantumu?" "Selain Saudara Sie Bun Yun, tiada orang lain yang bisa membantuku diterima kembali ke partai Kun Lun." "ltu pasti ada sebabnya," Sela Pek Yun Hui. "Beritahukanlah! Kalau Saudara Bun Yun bisa membantu, dia pasti membantumu." "Guruku bilang, setelah aku memperoleh Cong Cin To, barulah guruku akan menerima diriku lagi," Ujar Sim Cong memberitahukan. Setelah mendengar itu, wajah Sie Bun Yun langsung tampak berubah, dan keningnya pun berkerut-kerut "Setelah meninggalkan gunung Kun Lun, aku pun mulai mencari kabar berita tentang Cong Cin To itu." Sim Cong memberitahukan "Belum lama ini, aku justru mendengar kabar bahwa Saudara Sie Bun Yun yang memperoleh Cong Cin To tersebut Aku tahu, tidak semestinya aku bermohon, tapi harap Saudara Sie Bun Yun sudi membantuku dalam hal ini!" Pek Yun Hui pereaya apa yang dikatakan Sim Cong, lagi pula dia tadi telah menolong mereka bertiga, kalau tidak, mungkin sekarang mereka bertiga sudah terjatuh ke tangan ekspedisi Thian Liong, Oleh karena itu, ia berharap Sie Bun Yun sudi membantunya, itu pun karena ia tahu jelas gurunya yang telah mendapatkan kitab pusaka Kui Goan Pit Cek, jadi Cong Cin To tersebut sudah tiada gunanya. "Saudara Sim!" Sie Bun Yun menggeleng-gelengkan kepala. "ltu cuma kabar burung saja." "Kalau begitu...." Sim Cong tampak kecewa. "Saudara Sie belum memperoleh Cong Cin To itu?" "Benar." Sie Bun Yun memandang ke tempat lain. "ltu cuma isyu dalam rimba persilatan saja." "Kalau begitu, Kim Coa Suseng-Wang Han Siang dan Yap Yong Ceng terkena isyu itu sehingga membumi hanguskan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Cui Cuk San Cung?" Tanya Sim Cong, yang kelihatannya kurang pereaya akan apa yang dikatakan Sie Bun Yun. "Saudara Sim!" Sie Bun Yun tersenyum hambar "Alangkah baiknya engkau cari di tempat lain saja, sebab Cong Cin To sungguh tidak berada di tanganku!" "Aaakh.-" Keluh Sim Cong. "Mudah-mudahan Saudara Sie tidak membohongiku sebab ada orang mengatakan bahwa Saudara Sie tidak sudi membantuku?" "Saudara Sim!" Wajah Sie Bun Yun berubah. "Mak-sudmu aku telah membohongimu kan?" Sim Cong tertawa sedih, lalu memandang Sie Bun Yun seraya berkata. "Berita itu tidak mungkin cuma merupakan isyu belaka...." "Saudara Bun Yun!" Sela Pek Yun Hui mendadak "Kalau tidak memperoleh Cong Cin To itu, Saudara Sim tidak bisa diterima kembali sebagai murid partai Kun Lun, Kalau benar...." Pembakaran Kuil Thian Loksi Karya Kho Ping Hoo Perangkap Karya Kho Ping Hoo Si Rajawali Sakti Karya Kho Ping Hoo