Bangau Sakti 75
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 75
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Karena penasaran suaminya begitu menggilai Kui Goan Pit Cek, wanita itu pun ingin tahu, sebetulnya kitab pusaka itu memiliki kekuatan apa, sehingga suaminya bisa berubah jadi begitu, Karena itu, setelah meninggalkan gunung Kwat Cong San, wanita itu pun mulai mempelajari isi kitab pusaka tersebut padahal ia cuma merupakan wanita biasa, namun setelah mempelajari isi Kui Goan Pit Cek, ia pun berubah menjadi wanita yang berkepandaian amat tinggi. Pada waktu itu, putrinya bernama Na Siao Tiap sudah berumur empat belas tahun, Wanita itu amat membenci Na KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Hai Peng, maka berangkat ke gunung Kwat Cong San dengan maksud ingin membunuhnya, namun justru tidak bertemu. Ketika wanita itu melihat Sie Bun Yun diam saja, maka mengiranya seperti suaminya pula. Asal memperoleh Kui Goan Pit Cek, sudah tidak menghiraukan cinta kasih lagi. "Hm!" Dengusnya dingin sambil mengibaskan tangan bajunya. itu membuat Sie Bun Yun terpental beberapa langkah. "Majikan gua Thian Kie berada di mana?" Sie Bun Yun tidak tahu siapa guru Pek Yun Hui, iagi pula wanita itu bertanya mendadak, maka Sie Bun Yun mengiranya menanyakan Pek Yun Hui. "Dia merasa malu karena tidak punya perasaan terhadap adik misanku, maka dia kabur." Jawab Sie Bun Yun memberitahukan namun wanita itu justru mengira orang yang dimaksudkan adalah Na Hai Peng, suaminya, Oleh karena itu tidak heran wajahnya langsung berubah "Engkau bilang dia... dia mencintai adik misanmu?" Tanya Cui Tiap dan bertambah benci pada suaminya. "Dia memang pernah bersikap seakan mencintai adik misanku, tapi kemudian bilang tidak bisa mencintainya." "He he he!" Cui Tiap tertawa terkekeh-kekeh. "Ten-tunya dia tidak bisa mencintai adik misanmu, sebab dia sudah punya anak isteri." Mereka berbicara tanpa menjelaskan Sie Bun Yun mengatakan Pek Yun Hui, sedangkan Cui Tiap mengatakan Na Hai Peng, suaminya, Karena itu kesalah-pahaman pun bertambah dalam Ling Hung yang mendengar itu, nyaris pingsan se-ketika, Gadis itu menganggap Pek Yun Hui telah menipu cinta kasihnya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Cui Tiap menatap mereka yang tampak tertegun, lama sekali barulah membuka mulut memberitahukan "Bocah! Kalau luka adik misanmu tidak diobati dengan Swat Ing (Rerumput Obat) yang tumbuh di puncak gunung Thian San Utara, mungkin adik misanmu tidak bisa hidup lama." "Mohon petunjuk Cianpwee," Ucap Sie Bun Yun cepat "Swat Ing merupakan rumput pusaka partai Swat San, cuma tumbuh di tepi telaga di puncak gunung Thian San Utara, Kalau engkau mencintai adik misanmu itu, haruslah engkau menempuh bahaya demi adik misanmu itu!" "Cianpwee, aku akan melakukan itu," Sahut Sie Bun Yun sungguh-sungguh. "Hm!" Dengus Cui Tiap dingin, lalu melesat meninggalkan tempat itu. Sie Bun Yun terperanjat menyaksikan itu, karena wanita itu memiliki ginkang yang begitu tinggi Setelah wanita itu lenyap dari pandangannya, barulah ia mendekati Ling Hung. "Adik Hung! Bagaimana rasamu sekarang?" Tanyanya lembut. "Agak membaik," Ling Hung menarik nafas panjang. "Tapi masih merasa tak bertenaga sama sekali." "Adik Hung, Cianpwee tadi bilang, hanya Swat Ing yang dapat menyembuhkan lukamu...." "Kakak misan!" Potong Ling Hung. "Engkau tidak perlu menempuh bahaya ke puncak gunung Thian San Utara demi diriku, Terus terang, aku sudah tiada gairah hidup, Apa artinya aku hidup di dunia...." "Adik Hung!" Ujar Sie Bun Yun serius. "Bagaimana dengan dendam ayahmu?" "Kakak misan!" Ling Hung menarik nafas. "Aku pernah mendengar dari almarhum, bahwa ketua partai Swat San KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ bernama Sen Lui, julukannya adalah Pek Ih Sin Kun (Si Sakti Baju Putih) berkepandaian tinggi sekali, lagi pula bersifat aneh. sedangkan Swat Ing merupakan rumput pusaka partai Swat San, bagaimana mungkin engkau akan mendapatkannya?" "Adik Hung, demi dirimu, aku bersedia menempuh bahaya apa pun," Sahut Sie Bun Yun dengan tekad yang bulat. "Kakak misan, apa gunanya engkau menempuh bahaya demi seorang gadis yang tidak mencintaimu?" Tanya Ling Hung sambil tersenyum getir. "Ha ha!" Sie Bun Yun tertawa. "Adik Hung, jangan lupa, aku tetap mencintaimu." "Kakak misan...." Ling Hung memejam matanya. Sie Bun Yun segera memapahnya kembali ke dalam gua Thian Kie. Ketika tidur, Ling Hung masih mengigau memanggil-manggil Kakak Yun.... ****** Bab ke 36 - Bertarung di Puncak Swat San Demi Kekasih Setelah menyamar, Sie Bun Yun dan Ling Hung segera meninggalkan gua Thian Kie. Begitu sampai di jalan, Sie Bun Yun membeli sebuah kereta kuda, Mereka berdua lalu berangkat ke Swat San, Sie Bun Yun dan Ling Hung menyamar, itu demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan, sebab Sie Bun Yun menyimpan Cong Cin To yang diincar setiap kaum Bu Lim. Dalam perjalanan menuju gunung Salju, memang tidak pernah terjadi suatu apa pun. Namun mereka sama sekali tidak tahu, sejak mereka meninggalkan gunung Kwat Cong San, Pek Yun Hui pun terus mengikuti mereka. Banyak kaum Bu Lim yang mengetahui jejak Sie Bun Yun, tapi dipukul mundur oleh Pek Yun Hui. itu di luar sepengetahuan Sie Bun Yun maupun Ling Hung. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Dari gunung Kwat Cong San menuju gunung Thian San Ulara, jaraknya boleh dikatakan puluhan ribu mil, maka harus memakan waktu dua bulanan, Setelah ke luar ditri kawasan Giok Bun Koan, barulah tiba di Kota Si Shia. Hari itu Sie Bun Yun memandang ke depan, sudah tampak gunung Thian San menjulang tinggi di depan mata. Akhirnya mereka tiba juga di kaki gunung tersebut Akan tetapi begitu melihat ke atas, kaki mereka langsung merasa ngilu, Ternyata di gunung itu cuma terdapat salju yang memutih, pantas disebut gunung salju, Mau mendaki ke atas sudah sulit, apalagi harus bertarung dengan Pek Ih Sin KunSen Lui dan jago lainnya. Kereta kuda terus mendaki, Sehari kemudian baru tiba di pinggang gunung itu, sedangkan puncaknya masih tertutup awan. Ling Hung menarik nafas panjang setelah memandang ke atas. "Kakak misan, lebih baik kita pulang saja, tidak usah ke atas gunung!" Ujarnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Adik Hung!" Sahut Sie Bun Yun. "Biar bagaimanapun, kesehatanmu harus pulih seperti semula." "Tapi...." Ling Hung menggeleng-gelengkan kepala Belum seberapa lama mereka melakukan perjalanan ke atas, hari sudah gelap dan rembulan pun mulai bersinar remang-remang. Berselang beberapa saat kemudian, mendadak muncul dua orang menghadang mereka. "Aku punya urusan penting!" Ujar Sie Bun Vui hormat "lngin menemui ketua kalian!" Akan tetapi, ke dua orang itu tidak menyahut sama sekali, melainkan berdiri mematung di tempat. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sie Bun Yun mengerutkan kening, sebab cara mereka berdiri agak aneh, kelihatan mengambil posisi M akan rnenyerang, Sie Bun Yun meloncat turun dari kerei kuda, lalu mendekati ke dua orang itu. Ternyata jalar darah mereka berdua telah ditotok orang. "Adik Hung!" Sie Bun Yun memberitahukan "Munt kin partai Swat San telah terjadi sesuatu, Kalau ku membantu mereka, urusan kita akan lebih lancar Ling Hung mengangguk Sie Bun Yun segera membuka jalan darah mereka yang tertotok itu, dan seketika uga ke dua orang itu sudah bisa bergerak "Bocah!" Bentak salah seorang. "Kalian datang di Swat San mau cari gara-gara ya?" Kedua orang itu langsung melancarkan pukulan ke arah Sie Bun Yun. "Ka!ian berdua jangan salah paham!" Ujar Sie Bun v un sambil meloncat mundur "Hm!" Dengus ke dua orang itu dan menyerang lagi. Sie Bun Yun terus mundur, namun ke dua orang itu terus menyerangnya, itu membuat Sie Bun Yun mulai naik darah. ia batas menyerang dengan jurus Siang Lang Thauw Thian (Sepasang Gelombang Menembus Langit). Kedua orang itu berkepandaian biasa, lagi pula tadi dan tertotok jalan darahnya, maka gerakan mereka sudah tidak begitu lincah, seketika juga mereka berdua tertotok oleh Sie Bun Yun. Setelah berhasil menotok ke dua orang itu, Sie Bun v un segera mendekati kereta kudanya. "Adik Hung, kita tidak mungkin ke atas dengan kereta kuda, Mari kita berjalan kaki saja!" Ujar Sie Bun "v'un dan sekaligus memapah Ling Hung turun, lalu melanjutkan perjalanan sambil memapah Ling Hung. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ justru sungguh mengherankan, sepanjang menuju ke mncak, Sie Bun Yun dan Ling Hung melihat banyak "rang telah tertotok jalan darahnya, Oleh karena itu nereka berdua tidak mendapat halangan apa pun. "Adik Hung!" Sie Bun Yun menunjuk ke atas. "Tidak ima lagi kita akan sampai ke puncak gunung itu." Ling Hung tidak menyahut, cuma tersenyum getir, karena ia tahu Sie Bun Yun sudah capek sekali, namun masih menghiburnya, Sie Bun Yun tetap memapah gadis itu. tetapi mulai sulit mendaki, sebab harus melalui salju yang sudah membeku. Kalau tidak memapah Ling Hung, mungkin tiada kesulitan bagi Sie Bun Yun untuk mendaki Ketika mereka mendaki dengan susah payah, sayup-sayup terdengar bentakan dan suara beradunya senjata tajam. Sejenak kemudian, suara itu sudah tidak terdengar lagi Sie Bun Yun terus mendaki sambil memapah Ling Hung. Padahal udara di tempat itu dingin sekali, tapi kening Sie Bun Yun malah mengucurkan keringat Dapat diketahui, betapa beratnya mendaki gunung salju itu sambil memapah Ling Hung. Tak seberapa lama kemudian, mereka melihat puluhan orang berdiri mematung. Ternyata jalan darah mereka telah tertotok. Rupanya ada orang yang merintis duluan untuk mereka, itu membuat Sie Bun Yun tidak habis berpikir, siapa yang menempuh bahaya membantunya? Mungkinkah kebetulan ada orang lain mendatangi partai Swat San untuk menuntut balas, sehingga secara tidak langsung telah membantunya? Sie Bun Yun berpikir sambil mendaki, kemudian mendongakkan kepala, dan seketika juga ia tampak tertegun Ternyata di atas tampak tebing salju yang membeku, amat licin sehingga sulit sekali untuk didaki, sepanjang jalan ia terus menghibur Ling Hung, namun sekarang ia yang kelihatan putus asa, karena tidak mungkin bagi mereka mendaki tebing salju beku itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sie Bun Yun duduk, tak henti-hentinya ia menarik nafas panjang dan menggeleng-gelengkan kepala, Ling Hung memandangnya, kemudian tersenyum getir seraya bertanya. "Kakak misan, aku tahu engkau telah berupaya semaksimal mungkin demi diriku, Seumur hidup aku sangat berterimakasih padamu, kini,., engkau tidak perlu cemas karena diriku." "Adik Hung...." Sie Bun Yun memandang tebing salju beku itu. "Engkau tunggu di sini, aku seorang diri akan naik ke atas!" "Kakak misan, saat ini aku sama sekali tidak bertenaga, Kalau ada musuh ke mari, bukankah kita akan lebih celaka?" "Adik Hung!" Sie Bun Yun menarik nafas. "Biar bagaimanapun aku harus memperoleh Swat Ing itu untukmu." "Kakak misan!" Ling Hung tersenyum. "Aku tahu sifatmu, apa yang kau pikir pasti kau laksanakan Namun sekarang.,, aku sudah hampir mati." Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Adik Hung!" Sie Bun Yun menatapnya. "Apakah engkau masih memikirkan bocah keparat itu?" Ling Hung menundukkan kepala, lama sekali barulah menyahut dengan suara rendah. "Tidak salah apa yang engkau katakan, sebab aku... sungguh mencintainya." Sie Bun Yun langsung diam. Di saat itulah terdengar suara pertarungan di atas tebing salju beku itu. Sie Bun Yun tereengang dan segera memandang ke atas, ia melihat tiga orang sedang bertempur dengan seru sekali di atas tebing salju beku itu. Dua orang mengenakan pakaian putih seperti yang dilihatnya sepanjang jalan, sedangkan seorang lagi memakai mantel bulu rase dan memakai topi bulu rase pula yang hampir menutupi mukanya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Orang tersebut bersenjata sebilah pedang panjang. Walau melawan dua orang itu, namun ia masih berada di atas angin. Sie Bun Yun tahu, orang itulah yang merobohkan orangorang di sepanjang jalan, Tiba-tiba orang itu membentak keras sambil mengeluarkan jurus ilmu pedang yang amat aneh, sehingga ke dua orang lawannya tertotok jalan darah masingmasing. Setelah menotok jalan darah ke dua orang itu, orang tersebut melesat pergi, Sie Bun Yun tertegun menyaksikannya, mendadak terdengar suara Ling Hung. "Kakak misan, cepat ke mari!" "Ada apa?" Tanya Sie Bun Yun sambil mendekati Ling Hung. "Lihallah!" Ling Hung menunjuk ke arah tebing salju beku. "Apa itu?" Sie Bun Yun langsung memandang ke arah yang ditunjuk Ling Hung. ia tampak tertegun tapi kemudian tampak girang sekali. "Terimakasih atas bantuan Anda!" Serunya lantang. Ternyata dari atas tebing salju beku merosot turun seutas tali, itulah yang amat menggembirakan Sie Bun Yun. Dengan adanya tali tersebut, tidak sulit bagi Sie Bun Yun mendaki tebing salju beku itu walau harus menggendong Ling Hung. Sie Bun Yun pun yakin, bahwa orang bermantel bulu rase yang memberi bantuan padanya, maka ia sangat berterimakasih pada orang itu. Akan tetapi, di atas tebing itu tiada sahutan sama sekali, Sie Bun Yun segera menggendong Ling Hung dengan punggungnya, lalu mendekati tali itu, Setelah memegang tali tersebut, Sie Bun Yun beipesan. "Adik Hung, rangkuI leherku erat-erat!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ya," Sahut Ling Hung lalu merangkul leher Sie Bun Yun erat-erat. Dengan menggendong Ling Hung, Sie Bun Yun memanjat dengan bantuan tali Sie Bun Yun mulai memanjat ke atas dengan bantuan tali itu. Tak seberapa lama kemudian, berhasil lah ia mencapai di atas tebing salju beku itu. Kemudian ia menarik nafas lega seraya berkata dengan gembira. "Adik Hung! Kalau bisa memperoleh Swat Ing itu, kita harus berterimakasih pada orang itu Iho!" "Siapa orang itu? Apakah Kakak misan melihat je-las?" Tanya Ling Hung. "Tidak." Sie Bun Yun menggelengkan kepala, Mereka duduk beristirahat sambil mengisi perut dengan makanan kering yang dibawanya, Tak jauh dari tempat mereka duduk, tampak dua orang yang berpakaian putih berdiri seperti patung, Ternyata jalan darah ke dua orang itu telah tertotok oleh orang yang memberi bantuan pada Sie Bun Yun. Di saat Sie Bun Yun dan Ling Hung sedang mengisi perut, mendadak ke dua orang berpakaian putih itu bergerak dan saling memandang memberi isyarat, namun kemudian ke duanya kembali mematung lagi. Kalau Sie Bun Yun melihat, tentu akan tahu bahwa ke dua orang berpakaian putih itu memiliki Lweekang yang cukup dalam, karena mampu mengerahkan Lweekang untuk membebaskan totokan pada tubuhnya. Akan tetapi, Sie Bun Yun dan Ling Hung justru duduk membelakangi mereka, maka tidak mengetahuinya. Berselang beberapa saat, ke dua orang berpakaian putih mulai bergerak mendekati Sie Bun Yun dan Ling Hung. Mereka sudah bergeser tiga langkah, namun Sie Bun Yun dan Ling Hung sama sekali tidak mengetahuinya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kedua orang berpakaian putih saling memandang lagi, kemudian mengangguk dan siap melancarkan serangan, Namun karena Ling Hung menoleh ke belakang, maka seketika juga orang berpakaian putih langsung berdiri mematung lagi. "Eeeh?" Ling Hung tereengang. "Kakak misan, apakah jalan darah ke dua orang itu tidak tertotok?" Sie Bun Yun segera menoleh ke belakang, Begitu melihat ke dua orang itu berdiri mematung, ia tertawa seraya berkata. "Kalau jalan darah mereka tidak tertotok, bagaimana mungkin mereka berdiri seperti patung di situ?" "TapL.," Ling Hung mengerutkan kening,"... tadi ke dua orang itu berdiri agak jauh, sekarang kok begitu dekat?" "Mungkin engkau salah ingat," Ujar Sie Bun Yun sambil tersenyum. Meskipun bereuriga, namun karena Sie Bun Yun mengatakan begitu, maka Ling Hung tidak banyak bicara lagi, dan mereka mulai mengisi perut lagi. Pada waktu bersamaan, ke dua orang berpakaian putih bergerak melancarkan pukulan ke arah Sie Bun Yun dan Ling Hung, Begitu mendengar suara desiran angin di belakang, Sie Bun Yun sudah tahu ada sesuatu yang tidak beres, Terkejutlah ia karena Ling Hung tidak bertenaga untuk melawan, tentunya akan terluka parah oleh pukulan itu, Tanpa banyak berpikir lagi Sie Bun Yun langsung mendorong gadis itu tanpa menghiraukan diri senilirL Ling Hung terdorong beberapa depa, namun tidak mengalami cidera apa pun. Di saat itulah terdengar suara "Plak!", bahu Sie Bun Yun lelah terhantam oleh pukulan. Badan Sie Bun Yun tampak sempoyongan, tapi masih sempat balas menyerang dengan jurus Siang Lang Thauw Thian (Sepasang Gelombang Menembus Langit). KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Jurus tersebut amat istimewa dan aneh, bahkan ke dua jari tangan Sie Bun Yun berhasil menotok dada lawan, Kedua orang berpakaian putih itu sama sekali tidak menyangka Sie Bun Yun akan melancarkan serangan balasan. Kedua orang berpakaian putih terkejut bukan main, lalu bergerak cepat meloncat mundur beberapa depa. "Aku dengan kalian tiada permusuhan!" Bentak Sie Bun Yun. "Kenapa kalian melancarkan serangan gelap terhadap kami?" "He he he!" Kedua orang berpakaian putih tertawa terkekeh. "Kalian berani mendatangi tempat larangan Swat San, masih banyak bacot?" "Kami...." "Hm!" Dengus orang berpakaian putih yang berbadan pendek. "Kenapa kalian tidak secara terang-terangan mengunjungi Swat San?" "Kami memang secara terang-terangan!" Sahut Sit Bun Yun. "Hanya saja sepanjang jalan, orang-orang dan pihak kalian telah tertotok semua!" "Jangan omong kosong di hadapan kami!" Bentak orang berpakaian putih yang berbadan jangkung. "Aku punya urusan ingin menemui ketua kalian, kenapa kalian malah menghadang di sini?" Air muka Sie Bun Yun mulai berubah. "Ha ha!" Kedua orang berpakaian putih tertawa. "Kalian ingin bertemu ketua kami?" "Ya!" Sie Bun Yun mengangguk "Baik, kami akan membawa kalian pergi menemui-nya!" Ujar orang berpakaian putih yang berbadan pendek sambil terkekeh-kekeh. "Kalau begitu...." Sie Bun Yun ingin mengucapkan terimakasih. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ 22 BANGAU SAKTI BAGIAN DUA Jitid 7 Akan tetapi, ke dua orang itu justru melancarkan serangan mendadak Betapa gusarnya Sie Bun Yun. ia membentak keras dan langsung balas menyerang secepat kilat, Dalam waktu sekejap, mereka sudah bertarung tiga jurus. Pada jurus ke empat, Sie Bun Yun mengeluarkan jurus andalannya, sehingga membuat ke dua orang lawannya terdesak mundur beberapa langkah. Di saat bersamaan, Sie Bun Yun mengeluarkan bambu keringnya, dan sekaligus digerakkannya dengan jurus Lang Hoa Tiam Tiam (Bunga Ombak Bertaburan). Tampak berkelebatan bayangan bambu kering mengarah kepala ke dua orang berpakaian putih, namun secepat kilat ke dua orang berpakaian itu meloncat mundur "Bocah, jurus-jurus ilmu silatmu sangat aneh, tentu kalian teman orang itu!" Bentak salah seorang. Partai Swat San tergolong salah satu partai besar dalam rimba persilatan, namun kenapa para murid tersebut sedemikian tak tahu aturan? Sie Bun Yun justru tidak tahu, partai Swat San memang angkuh, lagipula ke dua orang itu telah dipecundang duluan, sehingga kegusaran mereka dilampiaskan pada Sie Bun Yun. "Kakak misan! Kakak misan...." Terdengar suara panggilan Ling Hung yang bergemetaran. Sie Bun Yun segera berpaling dan terkejutlah se-ketika, ternyata ia melihat ke dua orang aneh berdiri di dekat Ling Hung. Kedua orang aneh itu berbadan tinggi kurus bagaikan mayat hidup, memakai jubah putih dan kelihaian sudah siap menyergap Ling Hung. "Ada urusan apa, bicaralah denganku!" Bentak Sie Bun Yun sambil melesat ke arah mereka, sekaligus mengeluarkan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ jurus Heng Soh Thian Lam (Menyapu Thian Lam Cara Melintang). Serangan itu mengarah pada jalan darah di tubuh ke dua orang aneh tersebut, dan cepat bukan main, Namun Sie Bun Yun mana tahu, kalau ke dua orang aneh itu adalah orang kepereayaan Pek Ih Sin Kun-Sen Lui. Tentunya ke dua orang aneh itu pun berkepandaian tinggi. Salah seorang aneh itu mengibaskan lengan jubah-nya. seketika juga bambu kering itu tertangkis oleh tenaga yang amat kuat Kalau Sie Bun Yun tidak memiliki Lweekang yang lumayan bambu kering itu pasti sudah terlepas dari tangannya. "Sert! Sert.,." Sie Bun Yun cepat-cepat menggerakkan bambu keringnya membentuk beberapa lingkaran dan langsung menyerang ke dua orang aneh itu. Pada waktu bersamaan, terdengar pula suara desiran senjata di belakangnya, Tiada waktu bagi Sie Bun Yun untuk membalikkan badannya menangkis senjata itu, maka ia mempereepat gerakannya mengarah ke depan "Plak!" Senjata yang di belakangnya menghantam salju beku. Sedangkan Sie Bun Yun terus meluncur ke arah ke dua orang aneh itu, Kedua orang aneh itu berteriak, ternyata salah seorang dari mereka telah tertotok oleh ujung bambu kering Sie Bun Yun. sedangkan yang satu lagi justru melesat ke arah Ling Hung, Gadis itu sama sekali tidak mampu mengadakan perlawanan ia tertangkap dan dibawa pergi oleh orang aneh itu. Sie Bun Yun cemas. ia membentak keras sambil melesat mengejar orang aneh itu. Tapi pada waktu bersamaan, para murid partai Swat San bermunculan me-ngepungnya. "Adik Hung!" Teriak Sie Bun Yun. "Adik Hung...." "Kakak misan!" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Sayup-sayup terdengar suara sahutan Ling Hung. "Kakak misan cepat ke mari.,.!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sie Bun Yun bersiul panjang, ia memutar bambu keringnya, lalu menerjang ke depan dan lolos dari kepungan Ketika sepasang kakinya baru menginjak tanah muncullah empat orang menghadang di depannya. "Hm!" Dengus Sie Bun Yun sambil menggerakkan bambu keringnya menghalau mereka, kemudian mendadak melesat ke depan mengejar orang aneh itu yang ^ membawa Ling Hung. sementara orang aneh yang tertotok itu sudah bisa bergerak, Ternyata ia mengerahkan Lweekangnya untuk membebaskan totokan itu, ia berleriak aneh, lalu mengerahkan ginkang mengejar Sie Bun Yun. sedangkan Sie Bun Yun yang mengejar orang aneh yang membawa Ling Hung sudah semakin dekat Akan tetapi, mendadak orang aneh itu melesat dengan cepat Ternyata ia mengerahkan ginkangnya, maka dalam sekejap Sie Bun Yun sudah tertinggal jauh. Betapa cemasnya Sie Bun Yun. ia pun mengerahkan ginkangnya untuk mengejar orang aneh itu. Namun mendadak terdengar suara bentakan di belakangnya, ternyata orang aneh yang tadi tertotok sudah mendekat pada Sie Bun Yun. "Kami ke mari tanpa berniat jahat, kenapa kalian menyambut tamu dengan cara demikian?" Tanya Sie Bun Yun menghardik Orang aneh yang di belakang Sie Bun Yun tidak menyahut melainkan langsung menyerangnya dengan sebuah pukulan Sie Bun Yun gusar sekali, Mendadak ia membalikkan badannya, dan sekaligus menggerakkan bambu keringnya, Tangan kirinya pun diayunkan untuk menyambut pukulan tersebut "Bumm!" Terdengar suara benturan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sie Bun Yun terdorong ke belakang beberapa langkah, sedangkan orang aneh itu pun terpental beberapa depa. itu berarti Lweekang Sie Bun Yun masih di atas orang aneh itu. Sebelum orang aneh itu berdiri tegak, Sie Bun Yun langsung menyerangnya dengan tiga jurus beruntun, yakni jurus Yun Ing Si San (Awan Dan Asap Berhamburan), Can Cui Put Fuk (Hancur Remuk Tak Tersusun) dan Lian Cu Sam Huat (Mutiara Bergemerlapan Tiga Kali). Orang aneh itu tidak dapat berkelit ia tertotok jatuh ke tanah di jurus ke tiga, Sie Bun Yun tidak membuang waktu, ia langsung mengejar orang aneh yang membawa Ling Hung. Akan tetapi, orang aneh itu sudah semakin jauh, sulit dikejarnya lagi. Sie Bun Yun tidak putus asa. ia terus mengerahkan ginkangnya untuk mengejar orang aneh itu. Ketika hampir di puncak gunung, Sie Bun Yun melihat seseorang muncul di sisi orang aneh itu. Orang yang baru muncul itu memegang sebilah pedang panjang, dan langsung menusuk orang aneh itu. Karena jaraknya agak jauh, Sie Bun Yun tidak dapat melihat jelas wajah orang itu. Yang jelas orang itu memakai mantel dan topi bulu rase Sie Bun Yun tahu, orang itu yang memberi bantuan padanya dengan seutas tali di tebing salju beku. Orang aneh itu terhadang. Sie Bun Yun mengerahkan ginkangnya lagi melesat ke tempat itu. Tlak!" Punggung orang aneh itu terpukul oleh orang bermantel bulu rase, dan seketika juga orang aneh itu jatuh duduk. Pada waktu bersamaan, Sie Bun Yun sudah melesat sampai di situ. ia tidak menyia-nyiakan kesempatan, bambu kering itu langsung diayunkannya ke punggung orang aneh itu dengan jurus Lang Hoa Tiam Tiam (Bunga Ombak Bertaburan). KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Tak!" Punggung orang aneh itu telah tertotok ujung bambu kering itu, sehingga tidak mampu bangun lagi. Sie Bun Yun cepat-cepat mendekati Ling Hung yang sudah terlepas dari tangan orang aneh itu, Ling Hung cuma mengalami ketakutan saja, tidak mengalami luka sedikit pun. Setelah mengetahui Ling Hung tidak terluka, Sie Bun Yun lalu menoleh ke arah orang yang telah berka!i-kali membanlunya. Tapi orang itu sudah tidak tampak lagi. "Terimakasih atas bantuan Anda, tapi kenapa Anda tidak mau memperlihatkan diri bertemu denganku?" Ujar Sie Bun Yun. Tiada sahutan, Sie Bun Yun tidak habis berpikir, kemudian memandang Ling Hung seraya bertanya. "Adik Hung, engkau melihat jelas orang itu?" "Aku tidak melihat jelas wajahnya," Jawab Ling Hung. "Orang itu sangat misterius, muncul dan pergi begitu mendadak." Sie Bun Yun menarik nafas, Di saat itu terdengar pula suara langkah mendekati mereka. "Kakak misan, kita harus bagaimana?" Tanya Ling Hung cemas. "Tentunya kita harus maju terus!" Sahut Sie Bun Yun dan menambahkan "Aku pantang mundur dan menye-rah!" Sie Bun Yun memapah Ling Hung melanjutkan perjalanan Namun sungguh mengherankan sepanjang alan tiada halangan apa pun. Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah mencapai puncak gunung salju tersebut Di puncak itu memang terdapat sebuah telaga yang airnya amat jernih bagaikan permukaan kaca. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Di pinggir telaga itu terdapat sebuah rumah batu. Sie Bun Yun memapah Ling Hung menuju ke rumah batu itu. Ketika mereka sampai di depan rumah batu itu, terdengar suara-suara bentakan di belakang mereka, dan tak lama kemudian muncullah puluhan orang. Sie Bun Yun menyadari, bahwa ia seorang diri tidak mungkin mampu melawan mereka yang berjumlah puluhan orang, maka ia segera berseru. "Pek Ih Sin Kun Sen Locianpwee! Apakah Locian-pwee berada di dalam rumah batu ini?" Sementara puluhan orang itu sudah semakin mendekap wajah mereka penuh diliputi kegusaran "Kalian semua jangan bergerak!" Terdengar suara mengalun keluar dari rumah batu itu. Puluhan orang langsung berdiri diam di tempat, bahkan tidak berani mengeluarkan suara lagi. Pintu rumah batu itu terbuka, tampak seorang tua berpakaian putih dan berbadan pendek berdiri di situ, sepasang matanya menyorot tajam menatap Sie Bun Yun. "Apakah Cianpwce adalah Pek Ih Sin Kun, ketua partai Swal San?" Tanya Sie Bun Yun sambil memberi hormat "Tidak salah." Orang tua itu manggut-manggut "Aku datang ke mari punya suatu permohonan, entah Cianpwee sudi mengabulkan entah tidak?" Ujar Sie Bun Yun. "Hm!" Dengus orang tua itu. "Engkau ingin bermohon apa padaku, anak muda?" Tanyanya. "Adik misanku luka parah, maka aku bermohon...." Sebelum Sie Bun Yun menyelesaikan ucapannya, orang tua itu sudah tertawa gelak. "Engkau ingin minta Swat Ing kan?" Tanyanya kemudian "Betul, Mohon Cianpwee mengabulkan!" Sahut Sie Bun Yun. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Siapa pun yang ingin minta Swat Ing, harus berlutut setiap tiga langkah dari kaki gunung menuju ke mari, barulah aku memberikannya. Tapi engkau tidak berbuat begilu, bahkan telah melukai murid-muridku! Bukankah engkau sedang mengimpikan Swat Ing itu?" Bentak Pek Ih Sin Kun. "Cianpwee!" Sie Bun Yun memberitahukan "Kalau aku tidak memperoleh Swat Ing itu, nyawa adik misanku tak akan tertolong iagi." "Ha ha!" Pek Ih Sin Kun tertawa gelak. "ltu ada urusan apa dengan diriku?" "Cianpwee!" Sie Bun Yun tetap bersabar, itu demi Ling Hung. "Aku mohon maaf telah melukai murid-murid Cianpwee!" "He he!" Pek Ih Sin Kun tertawa terkekeh-kekeh. "Bocah, beritahukan namamu!" "Namaku Sie Bun Yun," Sahutnya jujur. "Oooh!" Pek Ih Sin Kun menatapnya tajam "Belum lama ini, tersiar kabar berita bahwa Cong Cin To berada di tangan Sie Bun Yun, Apakah engkau Sie Bun Yun vang dikabarkan itu?" Sie Bun Yun terkejut ia tidak menyangka kabar berita itu juga sudah sampai di telinga Pek Ih Sin Kun. Karena Pek Ih Sin Kun menanyakan itu, maka Sie Bun Yun jadi serba salah dan diam seketika. "Kalau benar, aku mau menukarnya dengan Swat Ing," Ujar Pek Ih Sin Kun. "Bagaimana? Engkau setuju?" "Setuju," Sahut Sie Bun Yun. Betapa terharunya hati Ling Hung, sebab Sie Bun Yun menyahut tanpa berpikir lagi. "Kakak misan, Cong Cin To...." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ha ha ha!" Sie Bun Yun tertawa. "Yang penting lukamu sembuh, karena nyawamu lebih berharga dari pada Cong Cin To itu." "Kakak misan...." Ling Hung menarik nafas. "Cianpwee!" Ujar Sie Bun Yun pada Pek Ih Sin Kun. "Harap Cianpwee mengeluarkan Swat Ing itu untuk mengobati adik misanku!" "Gampang!" Pek Ih Sin Kun tertawa terbahak-bahak. "Tapi... di mana Cong Cin To itu?" "Bagaimana mungkin aku membawa Cong Cin To itu di badan? Apakah Cianpwee tidak mempereayaiku?" Sie Bun Yun mengerutkan kening. "Emmh!" Pek Ih Sin Kun manggut-mangguL "ltu sulit dikatakan, lebih baik adik misanmu ditinggal di sini, engkau pergi mengambil Cong Cin To itu, tentu aku akan mengobatinya dengan Swat Ing." "Cianpwee!" Sie Bun Yun tampak gusar "Aku pergi dan kembali lagi harus memakan waktu berbulan-bulan, bagaimana mungkin adik misanku dapat bertahan begitu lama?" "Bocah!" Wajah Pek Ih Sin Kun berubah. "Engkau kok tidak tahu aturan?" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Cianpwee mengobati adik misanku du!u!" Ujar Sie Bun Yun. "Aku pasti membawa Cong Cin To ke mari, Tidak mungkin aku membohongi Cianpwee." Pek Ih Sin Kun memberi isyarat pada dua orang muridnya, kemudian memberi perintah "Tangkap gadis itu!" Kedua orang itu langsung menyergap Ling Hung, Sie Bun Yun bergerak cepat mengayunkan bambu keringnya ke arah ke dua orang itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Akan tetapi, pada waktu bersamaan Pek Ih Sin Kun mengibaskan lengan bajunya ke arah Sie Bun Yun. seketika juga Sie Bun Yun terdorong mundur beberapa langkah. Kedua orang itu berhasil menangkap Ling Hung, dan langsung membawanya ke dalam rumah batu itu. Sie Bun Yun segera melesat, namun Pek Ih Sin Kun sudah berdiri menghadang di hadapannya, pemuda itu menyadari bahwa dirinya bukan lawan Pek Ih Sin Kun. Namun ia sudah nekad, Tanpa menghiraukan keselamatan diri sendiri, ia langsung menyerang Pek Ih Sin Kun. "He he!" Pek Ih Sin Kun tertawa terkekeh-kekeh. "Dengan kepandaian yang belum seberapa itu engkau ingin melawanku?" Pek Ih Sin Kun mengibaskan lengan bajunya, Sie Bun Yun merasa ada segulung tenaga yang amat dahsyat menerjang ke arahnya, Ketika ia baru mau meloncat mundur, dirinya telah tersambar oleh lengan baju Pek Ih Sin Kun. Bahkan tangan kiri Pek Ih Sin Kun pun sudah mengarah bahunya. Pada saat bahu Sie Bun Yun hampir tereengkeram oleh tangan Pek Ih Sin Kun, di saat itu pula terdengar dua kali suara jeritan di dalam rumah batu, Tak lama tampak dua orang berlari ke luar dengan bahu berlumuran darah, Mereka berdua yang menangkap Ling Hung tadi. Menyaksikan itu, terkejutlah Pek Ih Sin Kun. sedangkan ke dua orang itu terkulai dihadapannya seraya memberitahukan "Ketua, Swat Ing telah hilang." Ujarnya. Pek Ih Sin Kun langsung mengibaskan lengan bajunya ke arah Sie Bun Yun, membuat pemuda itu terpental beberapa depa. "Siapa pencuri itu?" Tanya Pek Ih Sin Kun. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kedua orang itu menunjuk ke arah rumah batu, Namun ketika baru mau membuka mulut, tiba-tiba terdengarlah suara "Bum! Bum!", tampak dua buah benda melayang ke luar dari dalam rumah batu itu mengarah pada Pek Ih Sin Kun. Pek Ih Sin Kun membentak keras sambil melancarkan pukulan ke arah benda-benda itu. "Braak! Braaak!" Kedua benda itu hancur, ternyata dua buah kursi. Pek Ih Sin-Kun tertegun ia yakin, bahwa pencuri itu masih berada di dalam rumah batu. Swat Ing merupakan rumput pusaka partai Swan San, bagaimana mungkin Pek Ih Sin Kun membiarkan pencuri itu kabur? Maka ia segera melancarkan dua buah pukulan ke dalam rumah batu itu. Terdengar suara hiruk pikuk di dalam rumah batu, ternyata pukulan itu menghancurkan barang-barang yang ada di dalam rumah batu, tapi justru tidak terdengar suara orang. Pek Ih Sin Kun tertegun, kemudian membentak "Siapa engkau? Kenapa tidak berani memunculkan diri"?" Tiada sahutan di dalam rumah batu itu, Pek Ih Sin Kun mendengus dingin dan tetap berdiri di situ. Iayakin pencuri itu juga membawa kabur Ling Hung, Sebab ia melihat ada sebuah lubang di dinding rumah batu, sedangkan Ling Hung tidak tampak di situ, Dapat dibayangkan betapa gusarnya Pek Ih Sin Kun. ia mendadak bersiul panjang lalu melesat ke dalam, sedangkan para muridnya segera berlari ke belakang rumah batu. Ternyata siulan panjang itu merupakan isyarat, agar mereka berlari ke belakang rumah batu, Pek Ih Sin Kun memang cerdik, ia tidak mau terpancing pergi meninggalkan rumah batu itu, sebaliknya malah melesat ke dalam, dan sekaligus menyuruh para muridnya mengepung ke belakang rumah batu itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ketika melihat Pek Ih Sin Kun melesat ke dalam rumah itu, Sie Bun Yun pun mengkhawatirkan si pencuri itu. Akan tetapi, terdengarlah suara teriakan anch, dan tak lama kemudian muncullah Pek Ih Sin Kun dengan wajah menghijau. Sie Bun Yun bergirang dalam hati, karena yakin si pencuri itu adalah orang yang membantunya secara diam-diam, dan tentu sudah membawa pergi Ling Hung, Ka-rena itu, ia segera melesat pergi. "Mau kabur ke mana, bocah?" Bentak Pek Ih Sin Kun dan langsung melesat ke arah Sie Bun Yun. Sie Bun Yun tahu akan kelihayan Pek Ih Sin Kun, Secepat kilat ia menangkap salah seorang yang ada di situ, lalu dilemparkannya ke arah Pek Ih Sin Kun. Terpaksalah Pek Ih Sin Kun berkelit, karena tidak mau melukai muridnya sendiri, Di saat itulah Sie Bun Yun mengerahkan ginkangnya melesat pergi laksana kilat. Akan tetapi, Pek Ih Sin Kun sudah melesat ke arahnya, bahkan sekaligus melancarkan pukulan. Sie Bun Yun berkelit, dan pukulan itu menghantam tempat kosong, itu membuat Pek Ih Sin Kun bertambah gusar. pada waktu bersamaan, puluhan orang yang mengejar di belakang tampak kacau balau, Ternyata mendadak muncul seseorang yang memakai mantel dan topi bulu rase menyerang mereka, Setiap pedang orang itu berkelebat, pasti ada orang roboh tertotok Untung orang itu tidak turun tangan jahat, maka mereka cuma tertotok saja. Pek Ih Sin Kun yang sedang mengejar Sie Bun Yun langsung menoleh ke belakang, Betapa gusarnya ketika melihat para muridnya telah roboh. Kini ia tidak menghiraukan Sie Bun Yun iagi, melainkan melesat ke arah orang itu. "Siapa engkau?" Bentak Pek Ih Sin Kun. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Orang itu tidak menyahut, melainkan langsung menyerangnya dengan pedang, Pek Ih Sin Kun adalah seorang ketua partai yang berkepandaian tinggi Namun tampak terkejut sekali ketika melihat serangan itu. Sebab pedang itu kelihatan bergerak perlahan, tapi justru amat aneh gerakannya Pek Ih Sin Kun tidak menyambut serangan itu, melainkan meloncat mundur dan mendadak menyentilkan jari tengahnya, itu adalah ilmu Tan Ci Kong Im (Jari Sakti Hawa Dingin). Sudah puluhan tahun Pek Ih Sin Kun melatih ilmu tersebut Maka dapat dibayangkan betapa lihay dan dahsyatnya sentilan jari tengahnya itu, Kalau pedang itu tersentil pasti palah, Oleh karena itu Pek Ih Sin Kun yakin, bahwa serangannya pasti berhasil Akan tetapi, setelah menyentilkan jari tengahnya, ia terbelalak karena orang itu telah hilang dari hadapannya. "Haah?"Sie Bun Yun juga terkejut "Kawan! Engkau adalah...." Orang itu segera memberi isyarat agar Sie Bun Yun pergi Tepat di saat itu Pek Ih Sin Kun juga memutarkan badannya. "Ya." Sie Bun Yun langsung melesat pergi Hanya saja ia tidak melihat jelas wajah orang itu, karena tertutup oleh topi bulu rase. Bukan main gusarnya Pek Ih Sin Kun. Sepasang matanya memancarkan sinar yang berapi-api. "Cepat ambilkan toya penakluk iblisku!" Serunya. Segera ada orang menyahut "Ya". sedangkan orang itu tidak memberi kesempatan pada Pek Ih Sih Kun, dan langsung menyerangnya dengan tiga jurus beruntun. pedang orang itu berkelebatan mengarahnya, Pek Ih Sin Kun tidak mampu mematahkan jurus-jurus tersebut sehingga terpaksa meloncat mundur Walau berhasil meloncat mundur, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ lengan baju tetap tersabet putus oleh pedang itu, Betapa terkejutnya Pek Ih Sin Kun, lalu tanpa sadar ia pun berseru. "Sungguh lihay ilmu pedang itu!" Siapa orang bermantel dan bertopi bulu rase itu? Tidak lain adalah Lan Tay Kong Cu-Pek Yun Hui. Sepanjang jalan ia terus-menerus melindungi Sie Bun Yun dan Ling Hung, namun ke dua orang itu sama sekali tidak mengetahuinya. Pek Yun Hui sudah menduga, sampai di puncak gunung salju itu, pasti akan terjadi pertarungan hebat sebab Pek Ih Sin Kun memiliki kepandaian tinggi, Karena itu, dalam perjalanan ia terus melatih diri, meskipun di saat itu hatinya masih berduka. Pek Yun Hui memang cerdas, Setelah melatih diri ia dapat memahami keistimewaan semua ilmu silat yang ada di dalam Kui Goan Pit Cek, maka dalam waktu dua bulan ini, kepandaiannya terus meningkat Tiga jurus beruntun yang dilancarkannya tadi adalah ilmu pedang Hui Liong Sam Sek yang dipelajarinya dari Kui Goan Pit Cek. Sudah tahunan ia mempelajari ilmu pedang tersebut namun kini baru dapat memahami keistimewaannya. Pek Ih Sin Kun yang berkepandaian tinggi masih tidak mampu mematahkan jurus-jurus ilmu pedang itu. ia terpaksa meloncat mundur tapi lengan bajunya tetap tersabet kutung oleh pedang Pek Yun Hui. Setelah meloncat mundur, tampak dua orang menggotong sebuah toya baja yang disebut toya penakluk iblis mendekatinya. Pek Ih Sin Kun menyambar toyanya itu, lalu diputarputarkan dan kemudian membentak keras sambil menyerang dengan jurus Kim Kong Nuh Muk (Mata Kim Kong Memancarkan Kemarahan). Toya itu mengeluarkan suara menderu-deru mengarah Pek Yun Hui. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pek Yun Hui sama sekali tidak berniat bertarung, maka ia mengerahkan Ngo Heng Mie Cong Pu untuk menghindar, tahu-tahu sudah berada di belakang Pek Ih Sin Kun. Pek Ih Sin Kun terbelalak, sebab mendadak Pek Yun Hui menghilang dari hadapannya ilmu apa itu? Tanyanya dalam hati, Di saat itu, ia mendengar suara para muridnya di belakangnya, ia segera membalikkan badannya, melihat para muridnya yang berjumlah puluhan sedang mengurung Pek Yun Hui. Walau sudah terkurung, Pek Yun Hui masih bisa loIos, Pek Ih Sin Kun gusar bukan main, ia segera melesat laksana kilat mengejar Pek Yun Hui. Akan tetapi, Pek Yun Hui telah melesat pergi dengan mengerahkan ginkangnya, Pek Ih Sin Kun penasaran sekali, ia pun mengerahkan ginkangnya mengejar Pek Yun Hui. Berselang beberapa saat kemudian, Pek Yun Hui sudah sampai di tepi tebing salju beku. Kalau ia masih mau kabur, haruslah meloncat ke bawah. Setelah mengejar sampai di situ, Pek Ih Sin Kun tampak gembira sekali, sebab Pek Yun Hui sudah tidak bisa kabur lagi. "Pencuri sialan!" Bentak Pek Ih Sin Kun. "Engkau mau kabur ke mana? Ayoh, cepat kembalikan Swat Ing itu! Aku akan mengampuni nyawamu!" Pek Yun Hui membalikkan badan, Pek Ih Sin Kun sudah siap menyerangnya dengan toya penakluk iblis, namun mendadak, terdengar suara seruan merdu di be-lakangnya. "Aku telah memakan habis Swat Ing itu, bagaimana mungkin bisa kau minta kembali?" Pek Ih Sin Kun tertegun dan segera menoleh. Tam-pak Ling Hung bersama Sie Bun Yun. Wajah gadis itu tampak kemerah-merahan, itu pertanda ia memang telah memakan Swat Ing tersebut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kegusaran Pek Ih Sin Kun memuncak, wajahnya tampak kehijau-hijauan dan membentak keras. "Aku akan mengadu nyawa dengan kalian!" Pek Ih Sin Kun mengayunkan toyanya sehingga menimbulkan suara yang menderu-deru, dan dengan jurus Peng Hun Ciu Sek (Meratakan Musim Salju) menyerang mereka berdua. Sie Bun Yun dan Ling Hung sudah siap sejak tadi, Sebelum toya itu mendekat, mereka berdua menyingkir ke samping, Toya Pek Ih Sin Kun menghantam salju beku, sehingga salju itu hancur berkeping-keping. Pada waktu bersamaan, Pek Yun Hui pun menyerang Pek Ih Sin Kun dengan pedangnya, sekaligus memberi isyarat pada Sie Bun Yun dan Ling Hung agar mereka mundur. Tadi ketika Pek Yun Hui mengerahkan Ngo Heng Mie Cong Pu, Sie Bun Yun mengenali ilmu tersebut Namun ia sama sekali tidak menduga, kalau orang yang membantunya secara diam-diam itu Pek Yun Hui yang amat dibencinya. Sie Bun Yun dan Ling Hung segera mundur ke tepi tebing, Ternyata tali itu masih berada di situ. Akan tetapi, mereka berdua tidak segera turun, malah tetap berdiri di situ," "Kawan, kami bisa pergi dengan aman, tapi bagaimana denganmu?" Tanya Sie Bun Yun. Ketika melihat mereka berdua masih belum mau pergi, cemaslah hati Pek Yun Hui. Tidak perlu kau hiraukan diriku!" Sahutnya cepat. ia menekan suaranya sehingga terdengar serak, Ilu agar mereka berdua tidak mengenalinya. Sie Bun Yun dan Ling Hung saling memandang, kemudian Sie Bun Yun memandang Pek Yun Hui seraya berkata. "Baiklah! Terimakasih atas bantuan Anda! selamanya kami tidak akan melupakan!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pek Yun Hui berduka mendengar ucapan itu dan tak terasa air matanya pun telah meleleh. sementara Sie Bun Yun dan Ling Hung sudah merosot ke bawah dengan tali itu, dan tak lama mereka berdua sudah sampai di bawah. Pek Yun Hui menarik nafas lega dan mulai mundur ke situ, Namun Pek Ih Sin Kun tidak membiarkannya. ia segera menyerang gadis itu dengan toya nya. Segeralah Pek Yun Hui berkelit, dan sekaligus balas menyerang dengan tiga jurus beruntun, Serangan itu membuat Pek Ih Sin Kun terpaksa meloncat mundur beberapa depa. Di saat itu pula Pek Yun Hui memegang tali itu, lalu segera merosot ke bawah. Akan tetapi, Pek Ih Sin Kun membentak dan sekaligus melesat ke arah tali itu sambil tertawa gelak. "Ha ha!" Mendadak ia mengayunkan toya menghantam tali itu. Betapa kagetnya Sie Bun Yun dan Ling Hung menyaksikannya, sebab Pek Yun Hui masih bergantung di tali itu, sedangkan jarak ke bawah masih belasan depa. Mendadak kaki Pek Yun Hui menendang pinggiran tebing, seketika juga badannya melambung ke atas sekaligus menggerakkan pedangnya ke arah Pek Ih Sin Kun. sementara Pek Ih Sin Kun cuma mencurahkan perhatiannya pada tali itu, maka tidak menduga kalau badan Pek Yun Hui akan melambung ke atas sekaligus menyerangnya, Begilu mengetahui serangan itu, Pek Ih Sin Kun sudah tidak keburu menangkis maupun berkelit, sebah toyanya diarahkan pada tali itu. "Blammm!" Toya Pek Ih Sin Kun menghantam tali. "Cess!" Bahunya tertusuk pedang dan darahnya langsung mengucur Tapi Pek Ih Sin Kun masih sempat mengibaskan tangannya, itu membuat sepasang kaki Pek Yun Hui Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menginjak tempat kosong, sehingga badannya langsung merosot ke bawah. Perlu diketahui, pada waktu itu Lweekang Pek Yun Hui masih belum begitu dalam, maka ketika merosot ke bawah ia sama sekali tidak mampu mengerahkan ginkangnya. "Haah...?" Sie Bun Yun dan Ling Hung menjerit kaget. "Buuuuk!" Pek Yun Hui jatuh duduk di dasar tebing, Kakinya terasa sakit bukan main, ternyata tulangnya telah patah. Sie Bun Yun dan Ling Hung segera mendekatinya, tapi mendadak Pek Yun Hui membentak serak sambil mengangkat pedangnya. "Pergi!" Sie Bun Yun dan Ling Hung terpaksa berhenti Sie Bun Yun tampak tereengang. "Bagaimana lukamu, kawan?" Tanya Sie Bun Yun. Pek Yun Hui ingin bangkit berdiri, namun kaki kirinya terasa sakit sekali, terpaksa duduk kembafi. "Kawan!" Ujar Sie Bun Yun cemas. "Mungkin kakimu telah patah, Anda sudah berkali-kali menolong kami, biarlah kami menolong Anda sekali!" Pek Yun Hui tidak menyahut hanya menuding mereka dengan pedang, Sie Bun Yun dan Ling Hung saling memandang, Ling Hung segera memberi isyarat lalu berkata pada Pek Yun Hui. "Kawan, engkau menghendaki kami pergi? Baiklah, kami akan segera pergi!" Sie Bun Yun dan Ling Hung melangkah pergi. Na-mun beberapa depa kemudian, mereka berdua bersembunyi di balik sebuah batu besar KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kakak misan!" Bisik Ling Hung. "Orang itu aneh sekali." "Ya." Sie Bun Yun mengangguk "Memang dia aneh sekali, Kakinya sudah terluka, tapi tidak mau kita tolong." "Pek Ih Sin Kun tidak mungkin berhenti sampai di situ. Dia pasti mengejar orang itu, maka lebih baik kita menunggu di sini saja." "Ng!" Sie Bun Yun mengangguk lagi. "Adik Hung, bagaimana cara orang itu menolongmu?" "Ketika aku dibawa ke dalam rumah batu itu, ternyata dia sudah berada di dalam, dan langsung menyerang ke dua orang yang membawaku Kedua orang itu terluka dan segera berlari ke Iuar. Orang itu pun menyambitkan dua buah kursi ke luar, lalu mendadak memasukkan sesuatu yang dingin ke dalam mulutku, Dia pun berpesan padaku agar bersembunyi di sudut, setelah itu dia menghantam dinding rumah batu itu sampai berlubang, ia langsung menerobos ke luar, dan tak lama engkau masuk dan kita berdua mengikuti Pek Ih Sin Kun itu sampai di tebing salju." "Adik Hung!" Sie Bun Yun tertawa. "Kalau begitu, engkau sama sekali tidak melihat bagaimana raut wajah-nya?" "Aku bertanya beberapa kali padanya, dia tidak menyahul." Ling Hung memberitahukan "Aku ingin melihat wajahnya, tapi dia selalu memalingkan kepalanya, agar aku tidak bisa melihat wajahnya," "Heran!" Sie Bun Yun mengerutkan kening. "Gc-rakannya tadi justru mirip.,." Sebetulnya Sie Bun Yun ingin mengatakan mirip Pek Yun Hui, tapi karena khawatir Ling Hung akan berduka lagi, maka ia tidak melanjutkan "Kakak misan!" Ling Hung menatapnya heran. "Kok tidak dilanjutkan?" "Aku... aku...." Wajah Sie Bun Yun memerah. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Katakanlah!" Desak Ling Hung. "Orang itu mirip siapa?" "Gorakan orang itu mirip gerakan.,., Pek Yun Hui." Sie Bun Yun terpaksa memberitahukan Begitu mendengar nama tersebul, wajah Ling Hung berubah seketika. Pada waktu itu, Sie Bun Yun mendengar suara di atas tebing, ia cepat-cepat menengok, tampak seutas tali merosot ke bawah. "Adik Hung, lihatlah!" Ling Hung mendongakkan kepala, Tampak Pek Ih Sin Kun sedang menuruni tebing itu dengan tali, Bahunya yang terluka telah dibalut, tampak pula dua orang aneh yang berbadan tinggi kurus mengikutinya. "Celaka!" Bisik Ling Hung. "Orang itu sudah terluka kakinya dan tidak bisa berjalan, Pasti dia akan celaka di tangan Pek Ih Sin Kun!" Mendadak Sie Bun Yun tertawa gelak, kemudian meloncat ke atas batu itu sambil berseru. "Sobat! Walau engkau tidak menghendaki bantuan kami, tapi kami telah menerima budi pertolonganmu Bagaimana mungkin kami pergi begitu saja?" Ketika melihat Pek Ih Sin Kun merosot turun, Pek Yun Hui sudah terkejut Lebih-lebih ketika mendengar suara seruan Sie Bun Yun. ia amat kagum akan kegagahan dan rasa so!ider Sie Bun Yun, hanya saja pemuda itu telah salah paham terhadap Pek Yun Hui. Timbul lagi rasa duka dalam hati Pek Yun Hui. ia tidak tahu harus bagaimana menjernihkan kesa!ah-pahaman itu. sementara Sie Bun Yun yang berdiri di atas batu besar itu, tiba-tiba membungkukkan badannya mengambil sebuah batu kecil, lalu disambitkannya ke arah tali itu. "Taak!" Tali putus tersambit batu tersebut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pek Ih Sin Kun berteriak kaget, sedangkan badannya sudah meluncur ke bawah dengan cepat sekali. Akan telapi, ia sama sekali tidak mengalami cidera sedikit pun, Begitu sampai di bawah, ia langsung menyerang Pek Yun Hui dengan toyanya menggunakan jurus Tak Hai Peng Mo (Menginjak Laut Membasmi Iblis). Kaki kiri Pek Yun Hui telah patah, itu membuatnya tidak bisa bergerak, sedangkan toya Pek Ih Sin Kun sudah mengarah pada dirinya. Cepat-cepal tangannya menekan tanah, dan seketika juga badannya melesat pergi. "Braaak!" Toya Pek Ih Sin Kun menghantam tanah sehingga berlubang Sie Bun Yun terkejut bukan main melihat itu, ia membentak keras sambil menggerakkan bambu kering-nya menyerang Pek Ih Sin Kun. Ling Hung pun tak tinggal diam. ia pun menyerang Pek Ih Sin Kun dengan trisulanya. Pek Ih Sin Kun tertawa terkekeh-kekeh menyambut serangan-serangan itu, lalu juga balas menyerang, Ter-jadilah pertarungan seru diantara mereka bertiga, Walau dua lawan satu, namun lama kelamaan Sie Bun Yun dan Ling Hung berada di bawah angin. Pada saat itu, mendadak berkelebat sosok bayangan, ternyata seorang wanita berusia empat puluhan yang tampak anggun, Cara bagaimana wanita itu muncul, Pek Ih Sin Kun pun tidak melihat jelas. Pek Yun Hui mengenali wanita itu, tidak lain adalah Cui Tiap dan ia pun hampir memanggilnya. "Hei, bocah!" Seru Cui Tiap nyaring. "Engkau sudah ke mari! Bagaimana? Sudah mendapatkan Swat Ing itu apa belum?" "Sudah," Sahut Sie Bun Yun sambil menangkis serangan Pek Ih Sin Kun. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Berhenti!" Bentak Cui Tiap mendadak "Hm!" Dengus Pek Ih Sin Kun. padahal ia sudah tahu bahwa wanita itu berkepandaian tinggi, Namun karena kebenciannya terhadap ke tiga orang itu sudah dalam, maka ia masih terus menyerang. Sie Bun Yun dan Ling Hung terdesak mundur, sedangkan wajah Cui Tiap sudah berubah dingin sekali. "Aku sudah menyuruh berhenti, kenapa engkau masih menyerang mereka?" Tanya Cui Tiap seakan tidak menganggap Pek Ih Sin Kun sebagai ketua partai Swat San. "Hei!" Bentak Pek Ih Sin Kun gusar. "Perempuan sialan! Engkau tuh apa?" Pek Ih Sin Kun langsung menyerangnya dengan jurus Kim Kong Nuh Muk (Mata Kim Kong Memancarkan Kemarahan). Cui Tiap tertawa dingin, ia tetap berdiri di situ tak bergeming sama sekali, Namun mendadak ia mendorongkan sepasang telapak tangannya ke depan, Pek Ih Sin Kun merasa ada tenaga yang amat dahsyat menerjangnya, sehingga membuat dirinya terpental Pek Ih Sin Kun tergolong orang yang berkepandaian linggi, namun masih terpental oleh tenaga itu. Tidak heran, Pek Ih Sin Kun tampak begitu terkejut Yang paling gembira adalah Sie Bun Yun dan Ling Hung. Selelah bisa berdiri tegak, barulah Pek Ih Sin Kun bertanya. "Siapa engkau?" "Tidak boleh tahu aku siapa! sahut Cui Tiap sambil tertawa dingin. Pek Ih Sin Kun tahu bahwa wanita itu berkepandaian amat tinggi, maka ia terpaksa berlaku sabar sambil menekan hawa kegusarannya. "Hmm!" Dengus Cui Tiap dan membentak "Kalian berdua masih belum mau meninggalkan tempat ini, mau tunggu apalagi?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Cianpwec!" Sie Bun Yun segera memberi hormat. "Orang itu telah berkali-kali membantu kami, Kini kakinya telah terluka, bagaimana mungkin kami meninggalkan nya ?" "Oh?" Cui Tiap segera melesat ke arah Pek Yun Hui. Pek Yun Hui mendongakkan kepala, lalu berkata dengan suara rendah, agar Sie Bun Yun dan Ling Hung tidak mendengarnya. "Cui Ie (Bibi Cui), aku! jangan bersuara!" "Eh? Kong...." Cui Tiap ingin memanggil Pek Yun Hui Kong Cu (Putri kaisar, namun keburu dipotong Pek Yun Hui). "Jangan bersuara, cepat suruh ke dua orang itu pergi!" Cui Tiap mengangguk dan membalikkan badannya memandang Sie Bun Yun dan Ling Hung seraya berkata. "Kalian berdua boleh pergi! Orangilu adalah urusan-ku!" Sie Bun Yun dan Ling Hung saling memandang, kemudian Sie Bun Yun menjura pada Pek Yun Hui. "Terimakasih atas bantuan Anda! selamanya aku Sie Bun Yun tidak akan melupakannya." Pek Yun Hui diam saja. Sie Bun Yun langsung mengajak Ling Hung pergi. Setelah mereka berdua pergi, Cui Tiap langsung menatap Pek Ih Sin Kun dengan tajam dan dingin. "Engkau masih belum mau kembali ke atas gunung, ingin cari penyakit di sini ya?" Pek Ih Sin Kun adalah seorang ketua partai Swat Sa"n yang amat tersohor Bagaimana mungkin ia menerima penghinaan ini? wajahnya telah berubah hijau, kemudian melangkah maju. "Hmm!" Dengus Cui Tiap dingin, lalu mendadak badannya melesat ke depan sambil menjulurkan tangan-nya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "PIak! Plak!" Pipi Pek Ih Sin Kun sudah ditampar dua kali. Sungguh mengherankan! Pek Ih Sin Kun sama sekali tidak dapat berkelit. Tamparan itu membuat Pek Ih Sin Kun tersadar, bahwa dirinya bukan lawan wanita itu, maka ia pun buru-buru meninggalkan tempat itu. Bagian ke tiga puluh tujuh Hati Remuk Mengambil jalan Pendek Setelah Pek Ih Sin Kun pergi, tak tertahan lagi Pek Yun Hui memanggil Cui Tiap sambil menangis sedih dengan air mata berderai-derai. "Bibi Cui...." Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Kong Cu!" Cui Tiap mendekati Pek Yun Hui. Ditepuknya bahu Pek Yun Hui, dan tak lama Pek Yun Hui pun berhenti menangis, Cui Tiap menyeka air mata gadis itu seraya berkata. "Engkau menyamar anak lelaki memang mirip sekali, tapi kok menangis sedih begitu, tidak merasa malu ya?" "Bibi Cui!" Wajah Pek Yun Hui memerah "Aku sangat berduka dalam hati." "Kong Cu!" Cui Tiap menarik nafas panjang. "Siapa yang telah menghinamu, beritahukanlah." Pek Yun Hui diam saja, sebab tidak tahu apa yang harus diceritakannya. "Bibi Cui, tidak ada orang menghinaku," Sahutnya sambil menggelengkan kepala. "Kong Cu...." Cui Tiap manggut-manggut "Aku mengerti, engkau pasti telah jatuh cinta pada seseorang kan?" Pek Yun Hui diam lagi, Namun wajahnya sudah memerah dan menundukkan kepala, Cui Tiap menatapnya, lalu menarik nafas panjang. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kong Cu, di kolong langit ini tiada lelaki yang baik. Aku sudah beritahukan pada adik Siao Tiapmu setiap hari." "Bibi Cui, di mana adik Siao Tiap?" Tanya Pek Yun Hui cepat "Dia berada di tempat yang jauh sekali," Jawab Cui Tiap. "Bibi Cui! sebetulnya kalian tinggal di mana? Sudah lama guru mencari kalian, tapi tidak pernah menemukan kalian." "Hm!" Dengus Cui Tiap dingin. "Apakah dia masih ingat pada kami ibu dan anak?" "Bibi Cui..." Pek Yun Hui tertegun. "Kong Cu!" Ujar Cui Tiap mendadak "Kalau engkau mencintai seseorang dalam halimu, jalan yang paling baik ialah membunuhnya." Tiga Dara Pendekar Siauwlim Karya Kho Ping Hoo Sepasang Rajah Naga Karya Kho Ping Hoo Perintah Maut Karya Buyung Hok