Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 76


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 76


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   "Ti... tidak!"   Pek Yun Hui tersentak "... aku tidak jatuh cinta pada siapa pun."   "Kong Cu!"   Cui Tiap menggeleng-gelengkan kepala.   "Engkau tidak perlu membohongiku apakah aku tidak bisa melihatnya?"   Pek Yun Hui diam lagi.   "Kong Cu! Bagaimana dia terhadapmu?"   Tanya Cui Tiap.   "Aaaakh..."   Keluh Pek Yun Hui.   "Dia... dia pasti membenciku sampai ke tulang sumsum."   "Oh?"   Cui Tiap tereengang.   "Dia... dia telah menamparku dua kali."   Pek Yun Hui memberitahukan dengan air mata meleleh.   "Kurang ajar!"   Air muka Cui Tiap langsung berubah.   "Aku harus membunuhnya! Cepat beritahukan siapa dia?"   "Dia...."   Pek Yun Hui menarik nafas panjang.   "Dia... dia sudah mati."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui tahu sifat Cui Tiap, apa yang diucapkannya pasti dilakukannya pu!a, Ketika Sie Bun Yun pergi bersama Ling Hung, ia pun menganggap pemuda pujaan hatinya itu telah mati.   Cui Tiap tertegun Namun ketika melihat air muka Pek Yun Hui, ia tahu Pek Yun Hui tidak berkata sesungguhnya.   "Kong Cu!"   Ujarnya mengalihkan pembicaraan "Kaki kirimu telah patah, biar aku menyambungkannya du!u."   "Baik."   Pek Yun Hui mengangguk ia memang sudah tidak dapat menahan rasa sakitnya.   Cui Tiap menotok beberapa jalan darah di kaki kiri Pek Yun Hui, lalu mulai menyambung tulangnya yang patah.   Setelah itu ia menyobek baju luarnya kemudian dibalutnya kaki Pek Yun Hui dengan kain sobekan itu.   Setelah tulang kaki yang patah itu tersambung, rasa sakitnya pun sudah berkurang, sehingga Pek Yun Hui tampak agak bersemangaL "Bibi Cui! Bagaimana Bibi Cui ke mari?"   Tanya Pek YunHui.   "Aku ke mari demi pemuda dan anak gadis itu,"   Jawab Cui Tiap memberitahukan "Oh?"   Pek Yun Hui terkejut "Bibi Cui kenal mereka berdua?"   "Tidak kenal."   Cui Tiap menggelengkan kepala, Pek Yun Hui menarik nafas lega.   Walau ia seorang putri kaisar, namun ia sangat menghormati Cui Tiap, Kalau Cui Tiap tahu dirinya punya hubungan dengan Sie Bun Yun dan Ling Hung, mungkin Cui Tiap akan mempersalahkannya, itulah yang membuatnya tidak berani menceritakan tentang hubungan tersebut itu justru kesalahan Pek Yun Hui, seandainya ia menceritakan kemungkinan besar Cui Tiap dapat membantunya menyelesaikan urusan itu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Oh ya!"   Pek Yun Hui tampak tereengang.   "Bibi Cui tidak kenal mereka, tapi kok demi mereka?"   "Yaaah!"   Cui Tiap menarik nafas panjang.   "Aku lihat pemuda itu punya cinta kasih yang suci murni, maka aku ke mari melihat-!ihat apakah dia bersungguh hati terhadap gadis itu? Mereka ke mari atas petunjukku."   "Oooh!"   Pek Yun Hui manggut-manggut.   "Pemuda itu memang punya cinta kasih yang amat dalam terhadap gadis itu, tapi... gadis itu justru tiada cinta kasih terhadap-nya."   "Oh?"   Cui Tiap tertegun "Urusan di kolong langit, memang begitulah!"   Pek Yun Hui diam, namun menarik nafas panjang karena ingat akan dirinya sendiri.   "Kong Cu!"   Cui Tiap memberitahukan "Engkau cukup beristirahat beberapa hari saja, kakimu pasti sembuh!"   "Bibi Cui...."   Pek Yun Hui melihat Cui Tiap sudah mau pergi.   "Jangan pergi dulu!"   "Kong Cu! Aku harus pergi!"   Ujar Cui Tiap.   "Bibi Cui! Ajaklah aku pergi menemui adik Siao Tiap!"   "Tidak!"   Cui Tiap menggelengkan kepala.   "Kelak engkau pasti punya kesempatan untuk menemuinya, Kong Cu, kepandaianmu memang tinggi, namun di dalam rimba persilatan banyak kelicikan Terutama kaum lelaki, tiada satu pun boleh dicintai."   "Bibi Cui mengatakan demikian, apakah benar?"   Tanya Pek Yun Hui sambil bangkit berdiri.   "Tidak salah! Memang begitu!"   Sahut Cui Tiap.   "Tiada satu pun kaum lelaki, yang baik."   Pek Yun Hui diam. Sejak kecil ia selalu bersama Cui Tiap, maka apa yang dikatakannya, Pek Yun Hui pasti menurut    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Akan tetapi, Cui Tiap mengatakan bahwa tiada satu pun kaum lelaki yang baik, ia justru tidak sependapat.   Sebab ia tahu jelas, Sie Bun Yun adalah lelaki baik, penuh perasaan dan cinta kasih, bahkan juga begitu lembut terhadap Ling Hung.   Karena itu, ia yakin Sie Bun Yun adalah lelaki baik, maka tidak salah ia mencintainya.   "Kong Cu! Aku mau pergi, baik-baiklah engkau menjaga diri!"   Pesan Cui Tiap dan badannya pun berkelebat pergi.   "Bibi Cui! Bibi CuL."   Seru Pek Yun Hui memanggilnya, Namun Cui Tiap sudah lenyap dari pandangannya, Sungguh tinggi ginkang wanita itu.   Pek Yun Hui berdiri termangu-mangu.   Mendadak timbullah perasaan hampa dalam hatinya, Saat ini cuma tinggal Pek Yun Hui seorang diri, Sie Bun Yun pergi bersama Ling Hung, sedangkan Cui Tiap pun sudah pergi, Kini ia seorang diri sehingga hatinya merasa hampa.   "Bibi Cui! Bibi Cui."   Teriak Pek Yun Hui sekeras-kerasnya sehingga suaranya bergema di pegunungan iiu.   Tiada sahutan Pek Yun Hui menganggap tiada seorang pun mendengar suara teriakanmu Padahal sesungguhnya, ada dua orang mendengar suara teriakannya, yaitu Sie Bun Yun dan Ling Mung.   "Kakak misan!"   Ling Hung tampak tertegun.   "Dengarlah suara teriakan itu, sepertinya suara siapa?"   Sie Bun Yun segera mendengar dengan penuh perhatian seketika juga keningnya berkerut, ia tahu itu adalah suara Pek Yun Hui.   "Entahlah!"   Sie Bun Yun justru pura-pura tidak tahu, karena khawatir kalau memberitahukan, hati Ling Hung pasti berduka lagu "Suara itu amat asing bagiku, lagi pula sangat jauh."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ling Hung berdiri mematung. Ternyata ia sedang mendengarkan suara itu dengan penuh perhatian Ber-selang sesaat wajahnya tampak berseru "Kakak misan, itu adalah suara Kakak Yun. Aku mengenali suaranya itu,"   Ujarnya gembira.   "Oh, ya?"   Wajah Sie Bun Yun agak memerah, karena ia tidak pernah berbohong, tapi barusan telah berbohong pada Ling Hung.   "Kakak misan!"   Ling Hung menggenggam tangan Sie Bun Yun erat-erat.   "Kini aku sudah tahu, orang yang membantu kita secara diam-diam pasti Kakak Yun."   "Dia?"   Sie Bun Yun tertegun ia memang sudah bereuriga karena ilmu silat orang yang membantunya mirip ilmu silat Pek Yun Hui.   "Dia membuat makam palsu menghindarimu, tapi kenapa dia masih membantu kita?"   "Kakak misan, engkau pasti sudah salah paham akan perlakuannya terhadap orang, Aku harus menemuinya, mari kita pergi mencarinya!"   Ujar Ling Hung dan langsung menarik Sie Bun Yun pergi mencari Pek Yun Hui.   ****** Ling Hung dan Sie Bun Yun kembali ke tempat dekat tebing salju beku.   Mereka berdua tahu bahwa kaki Pek Yun Hui sudah patah, tidak mungkin akan pergi jauh dari tempat itu.   Wajah Ling Hung cerah ceria tampak gembira sekali, sebab sebentar lagi akan bertemu Pek Yun Hui.   Sie Bun Yun tetap mengikutinya dari belakang, dan tak lama mereka sudah sampai di tempat tersebut Dari jauh Ling Hung sudah melihat Pek Yun Hui duduk di situ, Hatinya mulai berdebar-debar tegang, karena khawatir orang itu bukan Pek Yun Hui yang dirindukannya.   otomatis langkah kakinya jadi lamban.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sebaliknya Sie Bun Yun malah mempereepat langkahnya, ia berjalan di samping Ling Hung, sementara Ling Hung sudah tidak tahu bagaimana perasaannya sendiri, Entah gembira atau berduka, yang jelas air matanya sudah meleleh Setelah kira-kira tiga depa di hadapan Pek Yun Hui, Ling Hung memanggil dengan suara terisak.   "Kakak Yun! Engkau Kakak Yun kan?"   Padahal Pek Yun Hui ingin pergi, tapi kakinya masih belum sembuh, maka tidak bisa meninggalkan tempat itu.   Betapa kacaunya perasaan Pek Yun Hui, ia memandang ke tempat lain dengan mulut membungkam.   Karena Pek Yun Hui tidak menyahut, Ling Hung maju beberapa langkah seraya bertanya dengan lembut "Kakak Yun! Engkau...   Kakak Yun kan?"   "Cepat enyah!"   Sahut Pek Yun Hui membentak kasar Ling Hung tertegun, karena suara Pek Yun Hui bernada serak. padahal suara teriakan yang didengarnya tadi suara Pek Yun Hui, namun kenapa sekarang berubah serak? "Kalau begitu, engkau siapa?"   Tanya Ling Hung penasaran "Masih belum mau enyah?"   Bentak Pek Yun Hui dan tetap bernada serak.   ia tahu apabila mereka berdua tahu dirinya adalah Pek Yun Hui, urusan pun akan bertambah kacau dan kusut, karena itu ia mengeraskan hati untuk tidak mau mengaku.   Mendadak Pek Yun Hui memungut dua buah batu kecil, lalu disambitkannya ke arah Ling Hung dan Sie Bun Yun.   Ling Hung sedang merindukan Pek Yun Hui, maka tidak tahu kalau batu itu menyambar ke arahnya.   Untung Sie Bun Yun bergerak cepat mengibaskan tangannya memukul jatuh ke dua buah batu kecil itu.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Adik Hung, sudahlah! Tidak usah banyak bertanya padanya lagi!"   Ujar Sie Bun Yun.   "Kakak misan! Kalau belum tahu jelas dia Kakak Yun atau bukan, aku tidak akan meninggalkan tempat ini,"   Sahut Ling Hung.   "Tentunya kita harus tahu jelas tentang itu,"   Ujar Sie Bun Yun.   "Tapi...."   Ling Hung menggeleng-gelengkan kepala.   "Dia tidak mau bertatap muka dengan kita, kita harus bagaimana?"   Sie Bun Yun memang sudah bereuriga, sebab Pek Yun Hui selalu menghadap mereka dengan punggung-nya. pemuda itu memberi isyarat pada Ling Hung, lalu berkata pada Pek Yun Hui.   "Kawan! Aku tidak perduli engkau Pek Yun Hui atau bukan, tetapi aku hanya ingin mengatakan padamu, bahwa orang yang rendah dan tak berperasaan di kolong langit adalah orang yang tidak kenal cinta kasih."   Mendengar ucapan Sie Bun Yun, hati Pek Yun Hui merasa sakit sekali, bagaikan tersayat sembilu.   "Aku adalah penolong kaiian. Aku menyuruh kalian pergi kok kalian tidak mau dengar?"   Bentak Pek Yun Hui dengan suara serak. Sie Bun Yun dan Ling Hung saling memandang, Wajah Ling Hung tampak murung sekali, kemudian ujarnya putus harapan.   "Kakak misan, mungkin kita telah salah mengenali orang."   "Tidak,"   Sahut Sie Bun Yun.   "Kakak misan...."   Ling Hung kebingungan Sie Bun Yun mengayunkan kakinya ke depan. Pek Yun Hui tersentak karena langkah Sie Bun Yun mendekatinya, ia ingin segera kabur, namun kakinya masih terasa sakit, membuatnya tidak bisa beranjak dari situ.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Aduuh!"   Jeritnya tanpa sadar sebab kakinya yang patah itu terasa sakit seka!i.   "Kakak Yun!"   Panggil Ling Hung cepat sambil melesat ke arahnya, ia mengenali itu adalah suara Pek Yun Hui.   Pek Yun Hui terperanjat ketika melihat Ling Hung melesat ke arahnya, ia segera membalikkan badannya sambil memukul, itu adalah gerakan refleknya, maka dapat dibayangkan betapa dahsyat pukulan itu.   Ketika ia sadar bahwa yang melesat ke arahnya adalah Ling Hung, namun sudah tidak keburu menarik kembali pukulannya.   "Jangan begitu kejam!"   Sie Bun Yun membentak keras dan secepat kilat melancarkan sebuah pukulan ke arah Pek Yun Hui.   "Bummm!"   Suara pukulan beradu.   "Aaakh...."   Pek Yun Hui menjerit dan terdorong mundur beberapa langkah, itu disebabkan kakinya patah, maka tidak kuat menahan pukulan Sie Bun Yun.   "Hmm!"   Dengus Sie Bun Yun. Ternyata benar eng-kau!"   "Kenapa kalau aku?"   Sahut Pek Yun Hui sambil berkertak gigi.   "Adik Hung terluka dalam gara-gara engkau, kenapa kemudian engkau pula yang berpura-pura jadi orang baik?"   Bentak Sie Bun Yun.   "Jadi engkau mau apa?"   Tanya Pek Yun Hui dengan wajah kehijau-hijauan Ternyata ia tersinggung oleh ucapan Sie Bun Yun "Aku tahu engkau cuma mau mempermainkan adik Hung, maka biar bagaimana pun aku tidak akan me!e-paskanmu!"   Sahut Sie Bun Yun melotot Pek Yun Hui langsung duduk, lalu memejamkan sepasang matanya seraya berkata.   "Kalau begitu, bunuhlah aku dengan sekali pukul!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sie Bun Yun tertegun ia sama sekali tidak menyangka Pek Yun Hui akan berkata begitu.   "Kakak misan, jangan!"   Seru Ling Hung cepat "Hm!"   Dengus Sie Bun Yun.   "Kakak Yun!"   Ling Hung menatapnya.   "Apakah engkau tidak mencintaiku?"   Sie Bun Yun berdiri dengan tangan di dada, kelihatannya sudah siap melancarkan pukulan "Dia berani mengatakan tidak cinta?"   Sahutnya. Padahal Pek Yun Hui ingin menjelaskan pada Ling Hung, Namun ketika melihat sikap dan sahutan Sie Bun Yun, hatinya merasa tertusuk sekali.   "Tidak cinta!"   Katanya.   Suara itu tidak begitu keras, namun Ling Hung yang mendengarnya, bagaikan sebuah martil besar menghantam hatinya hingga remuk, Gadis itu termundur-mundur beberapa langkah, Wajah pucat pias dan air matanya berderai-derai, lalu mendadak membuka mulutnya sambil tertawa gelak.   Suara tawanya itu begitu memilukan bahkan terdengar amat sedih, sehingga membuat merinding siapa yang mendengarnya.   "Adik Hung...."   Cepat-cepat Sie Bun Yun mendekati-nya.   "Kenapa engkau? janganlah engkau berduka, pemuda yang begitu macam...."   "Jangan perdulikan aku!"   Bentak Ling Hung.   Tiba-tiba ia membalikkan badannya dan melesat pergi sambil tertawa menyeramkan Sie Bun Yun tertegun, kemudian ia pun melesat pergi mengejar gadis itu.   Pek Yun Hui duduk termangu-mangu, Hatinya menyesal sekali telah mencetuskan perkataan itu.   ia ingin menarik kembali perkataan itu, tapi sudah tidak keburu lagi, ia    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   menengadahkan kepalanya memandang langit, sama sekali tidak tahu harus berbuat apa? Berselang beberapa saat kemudian, hari pun mulai gelap, Perlahan-lahan Pek Yun Hui bangkit berdiri, ternyata kakinya yang patah itu sudah tidak begitu sakit lagi, Gadis itu mulai mengayunkan kakinya selangkah demi selangkah ke depan.   Walau agak terpincang-pincang, ia terus berjalan, dan tak terasa ia sudah berjalan hampir empat li.   Pek Yun Hui sama sekali tidak beristirahat, terus berjalan sambil memikirkan kembali semua kejadian yang telah dialaminya Tak terasa hari sudah mulai terang.   Ketika sampai di sebuah tikungan, ia melihat Sie Bun Yun sedang berdiri mematung di pinggir jurang.   selangkah demi selangkah Pek Yun Hui mendekati-nya, Setelah berjarak beberapa depa, barulah Pek Yun Hui berhenti.   ia berdiri di situ tanpa bergerak sama sekali.   Sie Bun Yun berdiri membelakangi Pek Yun Hui.   ia tidak membalikkan badannya, sedangkan Pek Yun Hui pun berdiri tak bergerak Entah berapa lama kemudian, matahari sudah berada di atas kepala mereka, Akan tetapi, mereka berdua tetap berdiri mematung, tidak pernah ada yang bergerak sama sekali.   Tiba-tiba Pek Yun Hui mengernyitkan kening, ternyata matanya melihat ada sesuatu di tangan Sie Bun Yun yang melambai-lambai terhembus angin.   Pek Yun Hui tereengang, karena setelah diperhatikannya dengan seksama, barang yang ada di tangan Sie Bun Yun itu ternyata sobekan lengan baju Ling Hung.   Sie Bun Yun berdiri mematung dan tertegun di tepi jurang, apakah Ling Hung jatuh ke dalam jurang itu?    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Saudara Bun Yun!"   Panggil Pek Yun Hui sambil maju beberapa langkah. Badan Sie Bun Yun tergetar sedikit, kemudian gumamnya dengan suara rendah dan bergemetar.   "Dia jatuh ke bawah, tidak! Dia terjun ke bawah!"   Mendengar itu, air mata Pek Yun Hui langsung me!eleh.   ia mendekati tepi jurang, lalu memandang ke dalam, Apa yang dilihatnya? Ternyata hanya kabut tebal menyelimuti jurang yang amat dalam ilu.   Kalau Ling Hung terjun ke bawah, jangankan bisa hidup, mungkin mayatnya pun sulit diketemukan, sebab jurang itu ribuan depa dalamnya.   Sie Bun Yun tampak tidak mengetahui akan ke-beradaan Pek Yun Hui di situ, itu karena kedukaannya telah memuncak ia menggenggam sobekan lengan baju Ling Hung, berdiri mematung sehari semalam di pinggir jurang tidak bergerak sama sekali.   "Dia sudah terjun ke bawah! Dia sudah terjun ke bawah!"   Gumamnya Iagi. Pek Yun Hui memandangnya. Tampak sepasang mata pemuda itu telah berubah redup. Kemudian Pek Yun Hui mendekatinya, tapi Sie Bun Yun tetap tidak tahu akan kehadiran gadis itu.   "Saudara Bun Yun!"   Panggil Pek Yun Hui dengan suara rendah. Sie Bun Yun tetap tidak bergerak sepasang matanya terus memandang ke bawah jurang, dan bibirnya ber-gerak-gerak.   "Dia sudah terjun ke bawah! Dia sudah terjun ke bawah!"   "Saudara Bun Yun!"   Pek Yun Hui menarik nafas.   "Dia sudah terjun ke bawah, tapi engkau harus jaga diri baik-baik!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Betul."   Sahut Sie Bun Yun mendadak sambil manggutmanggut.   "Secara tidak langsung dia dibunuh orang, maka aku harus membalaskan dendamnya!"   Pek Yun Hui merinding mendengar ucapan itu.   Nada suara Sie Bun Yun memang penuh mengandung dendam yang teramat dalam, ia mundur selangkah Tanpa sengaja kakinya menendang sebuah batu, dan batu itu menggelinding ke bawah jurang.   Sie Bun Yun memandang batu yang menggelinding ke bawah, dan setelah batu itu tidak kelihatan lagi, barulah ia menoleh memandang Pek Yun Hui.   Begitu melihat Pek Yun Hui, sekujur badan Sie Bun Yun bergetar, seakan melihat ular yang paling beracun.   "Engkau! Engkau yang membunuhnya!"   Teriaknya aneh.   "Saudara Bun Yun...."   "Ha ha ha!"   Sie Bun Yun tertawa gelak.   "Engkau telah membunuhnya! Adik Hung, engkau bilang engkau tidak membencinya, tapi aku membencinya sampai ke-tulang sumsum! Aku akan merobek dadanya untuk melihat hatinya!"   Sie Bun Yun mendekati Pek Yun Hui selangkah demi selangkah dengan wajah diliputi hawa membunuh.   itu sungguh mengejutkan Pek Yun Hui.   Akan tetapi, Pek Yun Hui sama sekali tidak mundur, ia tetap berdiri di tempat tak bergerak sedikit pun.   Hati Pek Yun Hui juga berduka sekali, Ketika menyaksikan air muka Sie Bun Yun, ia tahu kalau Sie Bun Yun tidak membalas dendam Ling Hung, hatinya pasti akan menderita seumur hidup.   Walau Pek Yun Hui tidak pernah mencurahkan isi hatinya pada Sie Bun Yun, namun cintanya terhadap pemuda itu telah mendalam sekali, Maka ia ingin me menuhi harapannya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Setelah agak dekat, Sie Bun Yun menghentikan langkahnya lalu memandang Pek Yun Hui dengan penuh dendam, Pek Yun Hui juga memandangnya, tapi penuh mengandung cinta kasih.   Kelihatannya Pek Yun Hui rela mati di tangan Sie Bun Yun, bahkan akan merasa bahagia sekali apabila bisa mati di tangannya.   keadaannya persis seperti ketika Ling Hung terjun ke bawah jurang, penuh cinta kasih dan sama sekali tidak membenci maupun mendendam pada Pek Yun Hui Bukan main, itulah kekuatan cinta! "Saudara Bun Yun!"   Ujar Pek Yun Hui dengan suara rendah.   "Tahukah engkau, bahwa selama ini engkau telah salah paham padaku?"   "Ha ha!"   Sie Bun Yun tertawa, Tidak salah! Selama ini aku memang salah paham terhadapmu!"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Saudara Bun Yun, kalau begitu,.,."   Pek Yun Hui tampak gembira sekali, Akan tetapi Sie Bun Yun justru tertawa gelak lagi, dan tawanya agak aneh.   "Ketika aku bertemu denganmu, aku menganggapmu pemuda baik! Kemudian kukira engkau pun punya cinta kasih, Bahkan aku pun mengira engkau tidak berani membunuh orang, tapi, ha ha! Aku telah salah melihat mu!"   Sie Bun Yun berkertak gigi dan sekujur badannya gemetar Mendadak ia melancarkan pukulan yang penuh mengandung Lweekang, Dapat dibayangkan betapa dahsyatnya pukulannya itu.   Akan tetapi, pukulannya itu bukan diarahkan pada Pek Yun Hui, melainkan menghantam ke atas.   "Bummm!"   Badan Sie Bun Yun bergoyang-goyang, akhirnya jatuh ke bawah.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui terkejut bukan main, ia langsung meloncat ke arah Sie Bun Yun, lalu membungkukkan badannya sambil menjulurkan tangannya menangkap lengan Sie Bun Yun.   Saat ini nyawa Sie Bun Yun memang berada di ujung tanduk, sebab ia bergantung di pinggir jurang, Ketika melihat Pek Yun Hui menjulurkan tangannya, ia pun menjulurkan tangannya menangkap tangan Pek Yun Hui.   Kedua tangan mereka saling berpegangan erat-erat, tapi badan Sie Bun Yun telah merosot ke bawah, maka cuma mengandalkan tangan Pek Yun Hui.   karena badannya merosot, otomatis badan Pek Yun Hui pun tertarik sehingga jatuh di pinggir jurang itu.   Pek Yun Hui terperanjat bukan main, namun sebelah tangannya masih sempat meraih batu yang menonjol di tempat itu, maka masih bisa menahan Sie Bun Yun agar tidak jatuh ke dalam jurang.   Kemudian ditariknya Sie Bun Yun ke atas, Dengan tenaga tarikan itu, Sie Bun Yun langsung meloncat ke atas.   Setelah berada di atas, mendadak ia mendorong Pek Yun Hui sehingga merosot ke bawah, Namun sebelah tangan Pek Yun Hui masih memegang batu yang menonjol itu, maka tidak sampai jatuh ke bawah.   Pek Yun Hui tertegun, ia tahu saat ini Sie Bun Yun ingin membalas dendam kematian Ling Hung.   "Saudara Bun Yun, aku mati tidak jadi masalah, Namun engkau pun akan ikut masuk ke dalam jurang,"   Ujar Pek Yun Hui cemas, Ternyata sebelah tangan Pek Yun Hui masih memegang lengan Sie Bun Yun.   "He he he!"   Sie Bun Yun tertawa terkekeh-kekeh seperti orang gila.   "Bukankah itu kehendakmu?"   "Saudara Bun Yun...."   Air mata Pek Yun Hui mulai meleleh.   "Tahukah engkau? Di dunia ini ada seseorang yang amat mencintaimu yakni aku."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Apa?"   Sie Bun Yun tertegun "Engkau bilang apa?"   "Aku sudah pernah memberitahukan kepadamu, bahwa aku seorang gadis, Hanya saja selama ini rambutku digunting pendek, dan menyamar sebagai lelaki, Engkau tidak tahu dan tidak mempereayaiku,"   Sahut Pek Yun Hui memberitahukan "Engkau... engkau...."   Bibir Sie Bun Yun gemetar, tidak mampu melanjutkan sebab air matanya sudah ber-derai-derai, Saat ini barulah Pek Yun Hui mencurahkan isi hatinya.   "Saudara Bun Yun, ketika pertama kali bertemu denganmu, aku sudah jatuh cinta, Tapi engkau malah memanggilku saudara kecil, sehingga aku tidak bisa bilang apa-apa, dan selalu kusimpan dalam hati,"   "Kalau begitu...."   Kening Sie Bun Yun berkerut-kerut "Kenapa engkau tidak memberitahukan pada adik Hung?"   "Semula aku tidak menyangka Ling Hung akan mencintaiku,.,."   Pek Yun Hui menarik nafas panjang.   "Kemudian di saat Paman Ling mau menarik nafas penghabisan beliau berpesan padaku agar baik-baik menjaganya. Paman Ling pun mengira aku lelaki, Pada waktu itu sudah tiada kesempatan bagiku menjelaskan dan kalau aku tidak mengabulkan permintaan Paman Ling, beliau pasti mati penasaran sekali, Aku... aku...."   Pek Yun Hui terisak-isak, air matanya terus mengucur deras, kemudian melanjutkan ucapannya.   "Saudara Bun Yun, apakah dalam hatimu masih membenciku? Masih membenciku?"   "Benci!"   Sahut Sie Bun Yun tanpa berpikir lagi.   "Saudara Bun Yun...."   Pek Yun Hui menarik nafas panjang.   "Kalau begitu, lepaskanlah tanganmu agar aku jatuh ke bawah! Aku rela mati di tangan orang yang kucintai."   "Engkau tahu aku membencimu, tapi kenapa tadi engkau mau menolongku?"   Tanya Sie Bun Yun.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Saudara Bun Yun!"   Pek Yun Hui tersenyum.   "Engkau orang yang amat kucintai, bagaimana mungkin aku tidak menolongmu?"   "Engkau...."   Kening Sie Bun Yun berkerut Mendadak Pek Yun Hui melepaskan tangannya yang memegang batu menonjol itu, kemudian meronta agar terlepas dari tangan Sie Bun Yun, Akan tetapi, Sie Bun Yun justru memegang tangannya erat-erat.   Hati Pek Yun Hui tersentak, Apakah ingin mati di tangan Sie Bun Yun juga tidak boleh? Tanyanya dalam hati, Tiba-tiba Sie Bun Yun menariknya sekuat tenaga, sehingga Pek Yun Hui tertarik ke atas, lalu bangkit berdiri "Saudara Bun Yun, engkau amat membenciku, kenapa malah menolongku?"   Tanyanya heran.   "Saudara kecil... eh! Nona Pek!"   Sie Bun Yun berdiri di hadapannya, namun kemudian menarik nafas panjang, lalu melesat pergi.   "Saudara Bun Yun! Saudara Bun Yun.J"   Teriak Pek Yun Hui memanggilnya.   Akan tetapi, Sie Bun Yun terus berlari tanpa menoleh lagi, dan tak lama dia pun lenyap dari pandangan Pek Yun Hui.   Hening seketika, Pek Yun Hui mulai menangis sedih dengan air mata berlinang-linang....   itulah kejadian masa lalu Pek Yun Hui yang diceritakan pada Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu.   Usai menceritakan, air mata Pek Yun Hui pun meleleh.   Bagian ke tiga puluh delapan Muncul Co Hiong dan Souw Peng Hai Setelah mendengar cerita yang amat menyedihkan itu, Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu pun mengucurkan air mata, Kemudian Bee Kun Bu memandang Pek Yun Hui seraya bertanya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kakak Pek, kemudian bagaimana?"   "Kemudian...."   Pek Yun Hui menengadahkan kepalanya memandang langit sambil menarik nafas panjang.   "Aku tidak bertemu mereka lagi, sedangkan aku kembali ke gua Thian Kie. Selama itu aku tidak pernah ke mana-mana, akhirnya aku dengar Cong Cin To itu jatuh ketangan murid partai Kun Lun. Barulah aku teringat pada Sie Bun Yun yang tidak ketahuan jejaknya, karena itu aku menerjunkan diri ke dalam rimba persilatan lagi."   "Aku tahu.,."   Sela Giok Siauw Sian Cu dengan suara rendah.   "Di tempat ini, engkau menemukan jejaknya,"   Bee Kun Bu segera memandang Giok Siauw Sian Cu, kelihatannya sama sekali tidak mengerti Giok Siauw Sian Cu cuma tersenyum.   "Adik, engkau bilang Kakak Pek hilang mendadak, dipikirkan pasti tahu!"   Ujarnya.   "Kakak Pek! Betulkah begitu?"   Tanya Bee Kun Bu.   "Ya."   Pek Yun Hui mengangguk "Setelah berpisah denganmu dan saudara Kim, aku mulai memeriksa gunung ini bersama Hian Giok, Mendadak aku melihat seseorang berdiri mematung di puncak gunung, Pakaian orang itu sudah usang dan sobek sana sini.   Tangannya menggenggam sepotong kain yang telah usang pula, Aku tertegun melihat orang itu, dan segera menyuruh Hian Giok turun ke bawah.   Aku melihat rambut orang itu panjang terurai sampai ke bahu, dan mukanya penuh bewok, Tapi aku tetap mengenalinya bahwa orang itu Sie Bun Yun.   Aku melangkah maju sambil memanggilnya, Dia mengenali suaraku dan langsung kabur, aku segera mengejar nya."   "Lalu bagaimana?"   Tanya Bee Kun Bu.   "Aku khawatir engkau dan saudara Kim akan cemas tidak mengetahui jejakku, maka aku melepaskan baju luarku,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sekaligus menggantungnya di dahan pohon, agar kalian mengetahui nya."   "Oooh!"   Bee Kun Bu manggut-manggut "Kakak Pek, setelah melihat baju luarmu itu, aku mengira... engkau telah celaka di tangan Lam Kiong Siu."   " "Oh?"   Pek Yun Hui tertegun "Pada waktu itu hatiku sedang kacau, tidak memikirkan akibat itu."   "Kakak Pek...."   Bee Kun Bu menatapnya dalam-dalam.   "Kalau begitu, engkau belum dapat mengejarnya?"   "Ya."   Pek Yun Hui mengangguk "Setelah kukejar sampai di sini, dia pun hilang entah ke mana, Aku terus berteriak memanggilnya, tapi tiada sahutan sama sekali."   Pek Yun Hui bangkit berdiri, kemudian berjalan mondarmandir dengan kepala tertunduk.   Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu saling me-mandang, lalu menarik nafas panjang sambil mengge!eng-gelengkan kepala.   Takdir mempermainkan nasib Pek Yun Hui, ataukah nasib yang mempermainkan dirinya? Siapa akan me-nyangka, Pek Yun Hui yang begitu cantik jelita dan anggun itu, justru mengalami kejadian yang amat menyedihkan orang yang amat dicintainya, malah sangat membenci dan mendendam padanya.   "Kakak Pek, dalam dua tahun ini walau engkau tidak menemukan saudara Sie tapi engkau masih bisa melewati hari-hari itu, kenapa sekarang malah berduka?"   Tanya Bee Kun Bu tidak mengerti "Dalam dua tahun itu...."   Pek Yun Hui tertawa getir "Tiada sehari pun aku melupakannya, hanya saja terus kusimpan dalam hati, tidak pernah mencurahkan Namun sekarang... aaakh...."   Pek Yun Hui menggeleng-gelengkan kepala, ia tidak melanjutkan lagi, dan air mata pun mulai meleleh.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu menarik nafas dalam-dalam lalu bangkit berdiri, tapi sepasang kakinya terasa ngilu seakan tidak merasa apa-apa, bahkan tiada tenaga.   ia sudah tahu ada yang tidak beres, namun agar tidak membuat Pek Yun Hui cemas, maka ia tidak memberitahukannya.   "Kakak Pek!"   "Ng!"   Pek Yun Hui memandangnya.   "Ada apa?"   "Kakak Pek, sejak kita berkenalan, aku menganggapmu bagaikan dewi dari kahyangan, dan amat memujamu. Namun sungguh di luar dugaan, dalam hatimu menyimpan suatu kejadian yang sangat menyedihkan."   Bee Kun Bu berhenti sejenak, setelah itu barulah melanjutkan "Engkau sangat cerdas, padahal tidak perlu aku banyak bicara, Kini Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu yang di istana Pit Sia Kiong, akan menimbulkan bencana di rimba persilatan Apakah karena hati kakak berduka, sehingga tidak mau mempedulikannya?"   "Kun Bu!"   Ujar Pek Yun Hui setelah tertegun beberapa saat lamanya.   "Apa yang engkau katakan memang benar Aku tidak boleh karena ini sehingga menelantarkan urusan besar Kun Bu, apabila kelak engkau juga mengalami hal yang serupa denganku, janganlah melupakan apa yang engkau ucapkan sekarang ini."   Bee Kun Bu tersentak ia yakin tidak mungkin Pek Yun Hui akan berpesan begitu tanpa ada sebab mu-sababnya.   Seketika timbullah beberapa bayangan anak gadis dalam benaknya, Lie Ceng Loan dan Na Siao Tiap yang misterius itu....   Itu merupakan lautan asmara, kelak harus bagaimana menenangkannya? Berpikir sampai di sini, Bee Kun Bu menarik nafas panjang.   Saat ini, Giok Siauw Sian Cu juga tampak termenung, ia malang melintang di rimba persilatan sekian tahun, sehingga    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kaum Bu Lim menyebut "Wanita Iblis", ia tidak pernah jatuh cinta pada lelaki yang mana pun Ketua partai Khong Tong Sin Goan Tong mati-matian me-ngejarnya, namun Giok Siauw Sian Cu sama sekali tidak menghiraukannya, sebaliknya benang cinta kasihnya malah ditujukan pada Bee Kun Bu.   Kini ia tahu jelas, biar bagaimanapun Bee Kun Bu tidak mungkin akan mencintainya.   Oleh karena itu, hatinya jadi hampa.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Tiga orang saling berhadapan Tiada seorang pun yang membuka mulut, mereka bertiga tampak seperti bisu.   "Eeei!"   Giok Siauw Sian Cu tertawa terpaksa.   "Kita terus begitu bukan cara yang baik. Kita harus kembali ke istana Pit Sia Kiong untuk menolong orang!"   Wajah Pek Yun Hui yang tampak murung itu ber-angsurangsur hilang, ternyata hatinya tergerak oleh perkataan Bee Kun Bu tadi. Memang, kejadian masa lalu itu harus dilupakan, karena tiada gunanya terus disimpan dalam hati.   "Kalian berdua sudah bisa bergerak?"   Tanya Pek Yun Hui.   "Heran!"   Giok Siauw Sian Cu mengerutkan kening.   "Kenapa sepasang kakiku tidak bisa bergerak?"   "Oh?"   Pek Yun Hui terkejut "Kun Bu, bagaimana sepasang kakimu? Apakah bisa bergerak?"   "Sama juga,"   Jawab Bee Kun Bu.   "Sama sekali tidak bisa bergerak, sepertinya telah lumpuh."   "Sungguh mengherankan, sudah lewat sekian jam kok kalian belum pulih?"   Pek Yun Hui tereengang Mereka bertiga mendongakkan kepala melihat ke langit, ternyata hari sudah sore.   Pek Yun Hui bersiul panjang, tak lama terdengarlah suara pekikan Hian Giok, Si Bangau Sakti, Hian Giok itu terbang laksana kilat ke arah Pek Yun Hui.   Dalam waktu sekejap, Bangau Sakti sudah melayang turun di sisi majikannya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kalian berdua dan Hian Giok beristirahat di sini, aku akan.ke istana Pit Sia Kiong untuk menyelidikinya."   "Kakak Pek, engkau pergi seorang diri, apakah tidak khawatir akan terjadi sesuatu?"   Tanya Bee Kun Bu penuh perhatian "Kun Bu!"   Pek Yun Hui tersenyum.   "Sejak kapan engkau berubah menjadi nenek-nenek cerewet?"   Wajah Bee Kun Bu agak memerah. ia tidak banyak bicara lagi, hanya memandang Pek Yun Hui yang melesat pergi sambil menghela nafas, kemudian menoleh.   "Kakak, dia pergi ke Pit Sia Kiong seorang diri, aku sungguh tidak bisa berlega hati,"   Ujar Bee Kun Bu pada Giok Siauw Sian Cu.   "ltu apa boleh buat!"   Giok Siauw Sian Cu tertawa gctir.   "Kita sama sekali tidak bisa membantunya."   Bee Kun Bu mendongakkan kepala memandang Hian Giok. Bulu burung itu gemerlapan tertimpa sinar matahari senja. Tiba-tiba hati Bee Kun Bu tergerak "Kakak! Kita memang tidak bisa membantu Kakak Pek, tapi Hian Giok bisa membantunya."   "Adik!"   Giok Siauw Sian Cu menggeleng-gelengkan kepala.   "Engkau jangan banyak urusan! Bagaimana sifat Nona Pek, tentunya engkau telah mengetahuinya, Dia sengaja menyuruh Hian Giok beristirahat di sini, sebetulnya untuk menjaga kita, Kalau engkau menyuruh Hian Giok pergi membantunya, sudah pasti dia akan menyalahkanmu."   "Kakak!"   Bee Kun Bu berkeras.   "Aku lebih mau disalahkan daripada akan terjadi sesuatu atas dirinya."   "Adik,.,."   "Hian Giok! Hian Giok!"   Ujar Bee Kun Bu dengan suara lantang.   "Majikanmu Lan Tay Kong Cu pergi ke istana Pit Sia    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kiong seorang diri, mungkin akan terjadi sesuatu, kenapa engkau tidak pergi membantunya?"   Hian Giok adalah Bangau Sakti, Usianya sudah ratusan tahun dan sudah mengerti bahasa manusia, Ke-tika mendengar apa yang dikatakan Bee Kun Bu, ia pun mengeluarkan suara seperti keluhan.   "Hian Giok!"   Ujar Bee Kun Bu Iagi.   "Engkau tidak usah khawatir Majikanmu tidak akan menyalahkanmu Paling juga menyalahkan diriku, Lebih baik engkau segera pergi membantunya!"   "Uaaakh!"   Hian Giok manggut-manggut, kemudian mengembangkan sepasang sayapnya dan langsung terbang ke atas. Kjan lama kian cepat Bangau Sakti terbang, akhirnya lenyap dari pandangan Bee Kun Bu.   "Adik!"   Giok Siauw Sian Cu menggeleng-gelengkan kepala.   "Apakah engkau sama sekali tidak menghiraukan diri sendiri?"   "Kakak!"   Bee Kun Bu tertawa.   "Kita berdua, sedangkan dia seorang diri, tentunya kita yang lebih baik dari pada dia!"   Setelah mendengar ucapan itu, wajah Giok Siauw Sian Cu berseri manis tampak gembira sekali Wajah Bee Kun Bu pun tampak memerah, ia tidak menyangka akan salah ucap.   "Kakak, maksudku kita..."   Ujar Bee Kun Bu membetulkan ucapannya.   "Adik!"   Potong Giok Siauw Sian Cu dengan mimik sendu.   "Engkau tidak perlu menjelaskan, kakak sudah tahu itu."   Diam-diam Bee Kun Bu menarik nafas, Saat ini hari sudah mulai geiap. Tak seberapa lama kemudian, segala apa pun sudah tidak kelihatan lagi.   "Adik!"   Ujar Giok Siauw Sian Cu.   "Di dalam gelap gulita, kalaupun tiada musuh ke mari, mungkin akan muncul binatang    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   berbisa, maka kita harus duduk ber dekatan untuk berjagajaga."   Usai berkata, Giok Siauw Sian Cu langsung menggesekan badannya merapat pada badan Bee Kun Bu.   Bee Kun Bu ingin menghindar, tapi sudah tidak keburu, Lagi pula kalau ia menghindar, tentu akan me lukai hati Giok Siauw Sian Cu.   Oleh karena itu ia membiarkan badan Giok Siauw Sian Cu merapat pada badan nya.   Berselang beberapa saat kemudian, rembulan mulai bersinar remang-remang, Namun tampak jelas wajah Giok Siauw Sian Cu yang kemerah-merahan.   itu membuat hati Bee Kun Bu jadi kacau dan berdebar-debar.   "Adik!"   Tanya Giok Siauw Sian Cu lembut "Engkau sedang memikirkan apa?"   Pertanyaan itu membuat hatinya tergerak ia segera menjawab dengan nada mantap.   "Aku sedang memikirkan adik Ceng Loan."   Air muka Giok Siauw Sian Cu langsung berubah, kemudian ia pun menghela nafas panjang.   "Aku tahu, saat ini adik Ceng Loan pun sedang memikirkanmu."   Bee Kun Bu tersenyum getir Tepat pada saat bersamaan terdengarlah suara tawa tak jauh dari situ.   "Ha ha!"   Betapa terkejutnya Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu, sebab terdengar pula suara orang.   "Saudara Bee, sungguh beruntung engkau ada wanita cantik dalam pelukanmu! Di tempat jauh pun masih ada gadis cantik merindukanmu! Ha ha! Engkau sungguh beruntung!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Di malam yang begitu hening, suara orang itu terdengar jelas sekali, itu sungguh mengejutkan Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu.   "Siapa? Kenapa menyindir orang?"   Bentak Bee Kun Bu.   "Ha ha!"   Terdengar suara tawa lagi.   Tak lama kemudian muncullah seseorang dari belakang sebuah batu besar.   Orang itu berwajah tampan, rambutnya dihiasi dengan sebuah gelang emas, Lengannya juga memakai tiga buah gelang emas yang berkilau-kilau, sepasang matanya bersinar tajam, hidung mancung dan bibirnya tipis, Ke-tampanannya hampir menyerupai anak gadis, dan ter-senyum-senyum manis pu!a.   Siapa dia? Tidak lain adalah Kim Hoan Ji Long-Co Hiong.   Setahu Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu, Souw Peng Hai dan Co Hiong masih berada di istana Pit Sia Kiong, Mereka sama sekali tidak menyangka kalau Co Hiong akan muncul di lembah ini.   Bee Kun Bu tahu jelas bagaimana watak Co Hiong, maka secara diam-diam ia menyikut Giok Siauw Sian Cu, agar bersiap-siap.   Walau Bee Kun Bu menyikut Giok Siauw Sian Cu secara diam-diam, namun itu pun tidak terlepas dari mata Co Hiong.   "Apakah saudara Bee menganggap diriku ular ber-bisa?"   Tanya Co Hiong sambil tertawa.   "Hm!"   Dengus Bee Kun Bu dingin.   "Engkau lebih berbisa dari pada ular berbisa yang manapun!"   Bentak Giok Siauw Sian Cu.   "Oh?"   Co Hiong tertawa.   "Giok Siauw Sian Cu cukup ternama dalam rimba persilatan, namun tidak bernama baik."   Co Hiong tersenyum-senyum seusai berkata begitu, Kelihatannya ia tidak tersinggung oleh ucapan Giok Siauw Sian Cu tadi    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tapi Bee Kun Bu tahu jelas sifatnya, Kalau dia tersenyum dan kelihatan lemah Iembut, itu pertanda dalam hatinya telah timbul nafsu membunuh.   "Saudara Co, engkau mau apa sekarang?"   Tanya Bee Kun Bu membentak "Ha ha!"   Co Hiong tertawa gelak, Tidak seharusnya aku merusak urusan baik kalian barusan."   Sahut Co Hiong menyindir seketika juga wajah Bee Kun Bu berubah memerah, sedangkan Giok Siauw Sian Cu gusar bukan main, ia membentak sambil menggerakkan suling Gioknya, menyerang Co Hiong dengan jurus Heng Toan Mu San (Melintang Membelah Gunung Mu San).   itu merupakan jurus andalan Giok Siauw Sian Cu, yang amat dahsyat dan lihay.   Akan tetapi, saat ini sepasang kakinya tidak bisa bergerak, maka ia menyerang Co Hiong dalam keadaan duduk.   Co Hiong bersiul panjang, lalu berkelit sambil meloncat mundur dan memandang Giok Siauw Sian Cu seraya berkata.   "Giok Siauw Sian Cu! Kalaupun aku telah merusak urusan baik kalian itu, namun tidak akan memberitahukan pada siapa pun! Juga tidak akan memberitahukan pada Lie Ceng Loan, Sumoy Bee Kun Bu itu! Kenapa engkau jadi marah-marah tidak karuan?"   Hati Bee Kun Bu tersentak mendengar itu, ia dan Giok Siauw Sian Cu duduk berdampingan di lembah ini, sama sekali tidak punya pikiran yang bukan-bukan.   Tapi seandainya Co Hiong menambah bumbu sedikit, dan tersiar sampai ke telinga Lie Ceng Loan, mungkin akan timbul suatu badai."   "Co Hiong!"   Ujar Bee Kun Bu dengan wajah memerah.   "Engkau jangan omong sembarangan!"   "Saudara Bee!"   Co Hiong tersenyum.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Kalau tidak menghendaki orang tahu, janganlah berbuat!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Co Hiong bicara semakin tidak karuan, itu membuat kegusaran Bee Kun Bu memuncak.   "Tutup mulutmu!"   Bentak Bee Kun Bu.   "Kalau cuma aku seorang yang menutup mulut...."   Co Hiong tersenyum licik.   "ltu pereuma, sebab masih ada mulut lain yang akan menyebarkannya!"   Saking gusarnya, Bee Kun Bu tidak mampu mengucapkan apa pun. sedangkan Giok Siauw Sian Cu juga telah gusar bukan main, wajahnya tampak merah padam.   "Kalian berdua tidak perlu khawatir...."   Co Hiong tertawa lagi "Apa yang harus kalian khawatirkan?"   "Kenapa?"   Tanya Giok Siauw Sian Cu.   "Cring! Cring! Cring!"   Co Hiong menggerakkan ke tiga buah gelang emasnya, lalu memandang mereka sambil tersenyum manis.   "Kalian berdua amat cerdas, tentunya tahu kan?"   "Aku tidak tahu maksudmu!"   Sahut Bee Kun Bu.   "Ha ha!"   Co Hiong tertawa terbahak-bahak.   "Saudara Bee, bagaimana mungkin engkau tidak tahu?"   "JadL.,"   Bee Kun Bu mengernyitkan kening.   "Cring! Cring! Cring!"   Co Hiong menggerakkan ke tiga buah gelang emasnya lagi, lalu ujarnya sambil tersenyum lebar "Kalau ke tiga buah gelang emasku melayang ke arah kalian, bukankah kalian berdua akan beres? Nah, apa yang perlu kalian khawatirkan lagi?"   Kini Bee Kun Bu baru tahu akan maksud Co Hiong, Ternyata Co Hiong ingin membunuh mereka berdua.   "Co Hiong!"   Bee Kun Bu tertawa dingin.   "Engkau kira begitu gampang membunuh kami berdua?"   "Oh, ya?"   Co Hiong maju selangkah, kemudian menghunus pedangnya, dan sekaligus menyerang dada Bee Kun Bu dengan jurus Siauw Cih Thian Lam (Menunjuk Thian Lam Sambil Tertawa), jurus itu bergerak laksana kilat mengarah dada Bee Kun Bu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tangan Bee Kun Bu tidak memegang senjata apa pun, maka ia terpaksa berguling untuk mengelak serangan itu sambil sekaligus melancarkan sebuah pukulan.   itu adalah jurus Ciak Ciu Poh Liong (Tangan Kosong Menangkap Naga), salah satu jurus dari Thian Kang Ciang Hoat (llmu Pukulan Thian Kang), jurus tersebut khususnya melawan senjata.   Co Hiong malah tertawa gelak dan mendadak mundur beberapa langkah, lalu menggerakkan lengannya.   "Cring! Cring! Cring!"   Tiga buah gelang emas yang di lengannya langsung meluncur ke arah Bee Kun Bu.   Di saat bersamaan, Co Hiong pun melancarkan serangan dengan pedangnya, ia mengeluarkan tiga jurus beruntun mengarah pada Giok Siauw Sian Cu.   Bee Kun Bu juga melihat serangan-serangan itu mengarah pada Giok Siauw Sian Cu, namun tidak bisa menolongnya, sebab ia pun harus menghadapi luncuran tiga buah gelang emas itu.   Segeralah ia melancarkan sebuah pukulan ke arah ke tiga buah gelang emas yang sedang meluncur laksana kilat itu.   "Trang! Trang! Trang!"   Ketiga gelang emas itu terpukul jatuh menghantam sebuah batu sampai hancur Setelah memukul jatuh ke tiga gelang emas itu, Bee Kun Bu berpaling ke arah Giok Siauw Sian Cu, dan seketika juga ia terkejut bukan main.   Ternyata Giok Siauw Sian Cu telah terkurung oleh pedang Co Hiong, Sungguh berbahaya keadaan Giok Siauw Sian Cu.   "Jangan begitu kejam!"   Bentak Bee Kun Bu.   Setelah membentak, Bee Kun Bu langsung menekankan tangan kirinya ke tanah dan seketika juga badannya meluncur ke arah Co Hiong.   tangan kanannya melancarkan pukulan dengan jurus Yun Ciong Phun Uh (Naga Menyemburkan Kabut), Pukulan tersebut mengarah pada kepala Co Hiong, Kalau Co Hiong berkelip Giok Siauw Sian Cu akan tertolong.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Akan tetapi, pada waktu bersamaan terdengar suara tawa di belakang Bee Kun Bu.   Begitu mendengar suara tawa itu, Bee Kun Bu sudah tahu bahwa yang tertawa itu Souw Peng Hai.   itu membuat Bee Kun Bu tertegun, sehingga pukulan yang diIancar-kannya itu jadi lamban, Namun ia tahu jelas, kalau Giok Siauw Sian Cu dalam bahaya, maka tidak menghiraukan diri sendiri ia tetap melanjutkan serangannya, Di saat itu pula terdengar suara Souw Peng Hai mengguntur.   "Jangan khawatir anak Hiong!"   Souw Peng Hai juga melancarkan sebuah pukulan ke punggung Bee Kun Bu.   Pukulan itu penuh mengandung Lweekang yang amat dahsyat, sehingga menimbulkan suara menderu-deru.   Bee Kun Bu pun tahu, itu adalah Kan Goan Cih Sin Kang (Tenaga Sakti Kan Goan), Tapi ia sama sekali tidak mempedu!ikan pukulan itu, tetap melanjutkan pukulannya ke arah Co Hiong.   "PIaaak!"   Bahu Co Hiong terpukul Padahal di saat itu, pedang Co Hiong sudah hampir melukai Giok Siauw Sian Cu, namun karena bahunya terpukul sehingga membuat dirinya sempoyongan maka Giok Siauw Sian Cu terluput dari pedang Co Hiong.   Bee Kun Bu pun terpukul oleh Kan Goan Cih Sin Kang.   Namun ia kuat bertahan, karena terlindung oleh kulit ular pusaka yang dipakainya Begitu terluput dari pedang Co Hiong, Giok Siauw Sian Cu segera menyerang Co Hiong dengan su!ing peraknya, ia mengeluarkan jurus Ap San Ciauw Hai (Menekan Gunung Mengaduk Laut) dan jurus Thian Gwa lai Yun (Awan Datang Dari Luar Langit).   Kedua serangan itu membuat Co Hiong terdesak mundur Giok Siauw Sian Cu tidak berhenti sampai di situ, ia masih menyerangnya dengan jurus Kong Ciak Kay Peng (Merak Mengembangkan Sayap), ujung suling giok mengarah Poh Tiauw Hiat di paha Co Hiong.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Co Hiong tidak gugup, dan langsung meloncat mundur beberapa langkah, sementara Souw Peng Hai memandang Bee Kun Bu dengan mata terbelalak "Bocah! Sudah beberapa kali engkau dapat menahan Kan Goan Cih Sin Kangku, coba engkau sambut toyaku!"   Souw Peng Hai memutar toya kepala naga, lalu mendadak menyerang Bee Kun Bu mengarah pada kepalanya, itu jurus Hun Lang liak liu (Memisahkan Ombak Dan Arus).   Betapa dalamnya Lweekang Souw Peng Hai, Kalau sepasang kaki Bee Kun Bu tidak lumpuh dan ada senjata di tangan untuk menangkis serangan toya itu, memang tidak masalah.   Akan tetapi, kini Bee Kun Bu cuma dengan tangan kosong, lagi pula sepasang kakinya tidak bisa bergerak, Harus bagaimana menghindari serangan toya itu? Tiada cara lain kecuali harus bergulingan di tanah.   Ketika melihat Bee Kun Bu bergulingan Souw Peng Hai segera merubah jurus dengan jurus Heng Sau Cian Kun (Menyapu Ribuan Prajurit).   Bee Kun Bu merasa ada tenaga yang amat dahsyat mengarah pada dirinya, Namun tiada kesempatan baginya untuk berkelit Iagi.   Maka di saat berguiingan, ia pun menghimpun Lweekangnya, kemudian membentak sambil melancarkan sebuah pukulan ke arah toya Souw Peng Hai.   Menyaksikan itu, Souw Peng Hai juga mengerahkan lweekangnya pada toyanya.   "Bummm!"   Pukulan Bee Kun Bu tepat mengena toya Souw Peng Hai.   Tapi tangannya merasa sakit sekali, ternyata ada tenaga yang amat dahsyat menerjang ke arahnya melalu toya.   Bee Kun Bu terpental beberapa depa, sedangkar Souw Peng Hai terhuyung-huyurfg ke belakang.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Dengan tangan kosong Bee Kun Bu dapat menangkis toya itu, betul-betul membuat Souw Peng Hai terkejut bukan main, jangankan Souw Peng Hai, Bee Kun Bu sendiri pun merasa heran karena tidak menyangka ia sanggup menangkis serangan toya itu dengan tangan kosong.   Souw Peng Hai tertegun lama sekali, lalu membatin sepasang kakinya tidak bisa bergerak, tapi masih begitu hebat seandainya sepasang kakinya bisa bergerak, mung kin aku bukan tandingannya, Kalau saat ini tidak meng habiskannya, mau tunggu kapan lagi? Berpikir sampai di sini, Souw Peng Hai mengambil keputusan untuk membunuh Bee Kun Bu, ia melangkah maju mendekati Bee Kun Bu yang duduk di atas tanah.   kelihatannya sudah siap menyerangnya.   sementara Giok Siauw Sian Cu masih mati-matian bertarung dengan Co Hiong, apa yang terjadi barusan tidak terlepas dari matanya.   "Souw Peng Hai!"bentaknya.   "Engkau juga tergoIong ketua dari salah satu partai, tapi kenapa begitu tidak tahu malu menyerang orang yang tak berdaya?"   "Guru!"   Seru Co Hiong.   "Jangan menghiraukan wa nita iblis ini!"   "Hm!"   Dengus Souw Peng Hai, lalu mendadak meng angkat tangan kirinya, dan sekaligus menyentilkan jari telunjuknya.   "Kakak cepat berkelit!"   Teriak Bee Kun Bu. Bagaimana mungkin Giok Siauw Sian Cu bisa ber kelit, sebab Co Hiong sedang menyerangnya dengan dahsyat sekali "Aaaakh!"   Jerit Giok Siauw Sian Cu. Ternyata dadanya telah terserang Kan Goan Cih yang dilancarkan Souw Peng Hai, seketika dari mulutnya mengalir darah segar, pertanda Giok Siauw Sian Cu telah terluka dalam.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Ha ha ha!"   Co Hiong tertawa gembira ketika melihat gurunya berhasil melukai Giok Siauw Sian Cu.   ia maju selangkah memandangnya sambil tersenyum manis.   Saat ini Giok Siauw Sian Cu sudah tidak memiliki tenaga untuk melawan, namun ia masih memandang Bee Kun Bu sambil tersenyum getir "Kakak akan berpisah selamanya denganmu,"   Ujar-nya.   "Co Hiong!"   Seru Bee Kun Bu.   "Engkau jangan turun tangan jahat terhadap Giok Siauw Sian Cu!"   Co Hiong tidak menyahut, melainkan tersenyum sambil menusuk dada Giok Siauw Sian Cu dengan pe-dangnya, dan seketika darah pun mengucur deras.   Bee Kun Bu tahu akan kesadisan Co Hiong, Ke-lihatannya Co Hiong tidak ingin membunuh Giok Siauw Sian Cu dengan segera, melainkan akan menyiksanya perlahan-Iahan.   Saking gusarnya ia langsung melesat ke arah Co Hiong.   Akan tetapi, Souw Peng Hai menyerangnya laksana kilat dengan jurus Hun Lang Liak Liu (Memisahkan Ombak Dan Arus), Pada waktu bersamaan, Giok Siauw Sian Cu pun berseru.   "Adik! jangan kau hiraukan aku!"   "Ha ha ha!"   Co Hiong tertawa gelak sambil menekan pedangnya yang masih menancap di dada Giok Siauw Sian Cu.   Namun pada waktu bersamaan, terdengar suara desiran lirih dan tampak dua titik sinar putih meluncur ke arah Co Hiong.   Betapa terkejutnya Co Hiong, sebab dua titik sinar putih merupakan dua buah senjata rahasia mengarah pada Thian Tu Hiat di tenggorokannya dan Yang Suk Hiat di lengannya Co Hiong sama sekali tidak menyangka, kalau di saat ini mendadak ada senjata rahasia meluncur ke arahnya laksana    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kilat cepatnya, ia segeralah menundukkan ke-palanya, dan senjata rahasia itu pun lewat di atas ram-butnya, ia masih sempat melihat senjata itu, ternyata cuma berupa sepotong bambu kering.   pada waktu bersamaan, ia pun merasa lengannya sakit dan ngilu, sehingga pedangnya terlepas, Ketika Co Hiong menekan pedangnya, Giok Siauw Sian Cu memejamkan matanya menunggu mati.   Setelah mendengar suara pedang jatuh, ia pun membuka matanya dan melihat Co Hiong mencak-mencak.   "Siapa yang berani melakukan serangan gelap? kenapa masih bersembunyi?"   Teriak Co Hiong.   Mendadak muncul seseorang Bee Kun-Bu, Giok Siauw Sian Cu, Souw Peng Hai dan Co Hiong terbelalak melihatnya.   Ternyata orang itu berambut panjang awut-awutan, mukanya penuh bewok, pakaiannya usang sobek di sana-sini, dan tangannya memegang sebatang bambu kering, ia berjalan seperti orang yang sudah tua, justru tidak sesuai dengan usianya.   Giok Siauw Sian Cu dan Bee Kun Bu saling me-mandang, Setelah tertegun sejenak, mereka tahu siapa orang itu.   Akan tetapi, Souw Peng Hai dan Co Hiong sama sekali tidak mengenalnya.   Tiba-tiba Souw Peng Hai menatap bambu kering itu, lalu berkata.   "Apakah Anda murid Ku Ciok Sianjin dari Pulau Thao Khong To di luar utara? Kalau benar, berarti kita bukan orang luar."   Walau Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu telah mendengar tentang Sie Bun Yun, namun mereka berdua tidak tahu Sie Bun Yun berasal dari perguruan mana.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Kini Souw Peng Hai mengatakan begitu, membuat Bee Kun Bu teringat akan apa yang diceritakan Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tentang iblis di seberang laut, yakni Ku Ciok Sianjin majikan Pulau Thao Khong To yang di laut utara, Sungguh di luar dugaan, ternyata Sie Bun Yun adalah murid Ku Ciok Sianjin yang berkepandaian amat tinggi itu.   sementara orang itu tampak seakan tersentak, kemudian mendongakkan kepala sambil tertawa serak serta mengibaskan tangannya agar Souw Peng Hai dan Co Hiong menyingkir Bagaimana mungkin Souw Peng,Hai dan Co Hiong mau menyingkir? Karena saat ini merupakan kesempatan baik untuk membunuh Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu.   Co Hiong memungut pedangnya, kemudian tertawa dingin.   "Anda kira kami akan menurut?"   Ujarnya ketus.   Orang itu melototi Co Hiong, lalu mendadak menggerakkan bambu keringnya, seketika berkelebat bayangan bambu kering itu mengarah pada tiga jalan darah di badan Co Hiong.   Melihat serangan orang itu, Co Hiong mundur selangkah sekaligus menangkisnya.   "Bagus!"   Bentaknya.   Akan tetapi, begitu pedang Co Hiong bergerak, bambu kering itu pun ikut bergerak dengan aneh sekalL Co Hiong terkej ut.   ia ingin menarik pedangnya tapi sudah tidak keburu.   Ternyata ujung bambu kering itu telah berhasil menotok jalan darah di lengannya, sehingga pedang yang dipegangnya terlepas, jatuh.   Orang itu mundur selangkah sekaligus menggerakkan bambu keringnya ke arah pedang Co Hiong yang jatuh itu, lalu diayunkan ke arah Co Hiong seraya membentak "Pergi!"   Pedang itu melayang ke arahnya, namun Co Hiong tidak menyambutnya, melainkan menundukkan kepala dan mendadak balas menyerang dengan tangan kosong., itu    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   mengeluarkan jurus yang dipelajarinya dari buku catatan Sam Im Sin Ni.   "Hati-hati!"   Seru Bee Kun Bu.   Akan tetapi, orang itu membentak gusar, lalu berkelit secepat kilat dengan gerakan yang amat aneh.   Co Hiong menyerang tempat kosong, itu membuatnya tereengang karena tidak menyangka kalau orang itu mampu mengelak serangannya, Kegusarannya memuncak dan kembali menyerang dengan jurus San Ngai Peng Te (Gunung Curam Tanah Longsor).   "Hati-hati Anak Hiong!"   Pesan Souw Peng Hai.   "Jangan meremehkan lawan!"   Tiba-tiba orang itu memutar bambu keringnya membentuk lingkaran Sungguh di luar dugaan, gerakan ini justru mampu mematahkan serangan Co Hiong, Ke-mudian orang itu kembali menyerang Co Hiong segera meloncat mundur Kini ia tidak berani meremehkan orang itu lagi, sebab orang itu memiliki ilmu silat yang amat tinggi dan aneh, Ketika Co Hiong meloncat mundur, bambu kering orang itu berkelebatan mengarah sekujur badannya.   itu membuat Co Hiong terkejut sekali dan gugup, namun masih sempat mengayunkan kakinya menendang, lalu secepat kilat meloncat ke samping.   "Hei!"   Seru Souw Peng Hai.   "Kawan! sambutlah seranganku!"   Souw Peng Hai langsung menyerang orang itu mengarah pada kepalanya, namun orang itu mengayunkan bambu keringnya untuk menangkis.   "Plaak!"   Terdengar suara benturan toya dengan bambu kering.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Setelah terjadi benturan, Souw Peng Hai terkejut karena bambu kering itu mengeluarkan tenaga lunak yang mampu membuyarkan tenaganya.   Mereka berdua berdiri diam, Tiba-tiba Souw Peng Hai membentak keras, ternyata ia mengerahkan lweekangnya lagi, Orang itu juga mengerahkan Lweekangnya, sehingga mereka mengadu Lweekang dan akibatnya ma-sing-masing mundur selangkah Souw Peng Hai berlega hati, sebab ia yakin bahwa lawannya itu bukan Ku Ciok Sianjin.   Maka mendadak ia mengangkat tangan kirinya menyerang orang itu dengan Kan, Goan Cih.   itu perbuatan curang yang tak terpuji Sebab mereka sedang mengadu Lweekang, namun Souw Peng Hai menyerang orang itu dengan Kan Goan Cih.   Bagaimana mungkin orang itu menjaga serangan ter-sebut? Orang itu berteriak aneh, ternyata dadanya telah terserang Kan Goan Cih itu, Namun orang itu masih bisa melesat pergi dengan membawa luka di dada, Souw Peng Hai pun tertegun Orang itu telah terluka oleh Kan Goan Cih, tapi masih mampu kabur.   Souw Peng Hai tidak mengejarnya, melainkan membalikkan badannya, Saat ini, Giok Siauw Sian Cu sudah terluka parah.   ia sedang merangkak mendekati Bee Kun Bu, lalu menggenggam tangannya erat-erat sambil tersenyum.   Bee Kun Bu tahu bagaimana perasaannya saat ini, dan tahu pula banyak perkataan yang akan diucapkan Giok Siauw Sian Cu, tapi tersumbat di tenggorokan tidak bisa mengeluarkannya.   Giok Siauw Sian Cu memang bernama busuk di rimba persilatan Namun terhadap Bee Kun Bu baik sekali, bahkan mencintainya tanpa berubah dalam keadaan apa pun.   Giok Siauw Sian Cu pun tahu, cintanya cuma sepihak, tapi ia merasa puas sebab Bee Kun Bu cukup baik terhadapnya, ia pun merasa bahagia sekali bisa mati bersama Bee Kun Bu.    Keris Pusaka Nagapasung Karya Kho Ping Hoo Pendekar Patung Emas Karya Qing Hong Pendekar Tongkat Liongsan Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini