Bangau Sakti 77
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 77
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu memandangnya, tak terasa air matanya meleleh. Di saat mereka saling memandangi Co Hiong tertawa gelak. "Ha ha! Apakah kalian berdua sudah puas mengucurkan air mata? Aku sudah mau turun tangan menghabiskan kalian!" Bee Kun Bu mendongakkan kepala, Tampak Co Hiong berdiri di hadapan mereka, sedangkan Souw Peng Hai berdiri di belakang muridnya itu. Kalau ingin melawan, tentunya sudah bukan lawan mereka. Tapi Bee Kun Bu justru merasa penasaran mati di tangan mereka, Saat ini ia cuma berharap kemunculan Pek Yun Hui. "Ha ha!" Co Hiong tertawa lagi. "Saudara Bee, sejak kita berkenalan, aku cukup baik terhadapmu! Hanya saja engkau tidak memandang sebelah mata padaku hingga kini, maka jangan menyalahkan kalau aku turun tangan jahat terhadapmu!" "Phui! Engkau adalah orang yang paling tak tahu malu di dunia, jahat dan amat licik pula! jangan memanggilku saudara!" Sahut Bee Kun Bu. "Hm!" Dengus Co Hiong dan langsung menyerangnya dengan pedang. Bee Kun Bu terpaksa berguling lalu balas menyerang dengan jurus Ciak Ciu Poh Uong (Tangan Kosong Menangkap Naga). Co Hiong memiringkan pedangnya ke arah bahu Giok Siauw Sian Cu. Bahu Giok Siauw Sian Cu tergores, namun wanita itu sama sekali tidak menjerit, cuma menghela nafas panjang. "Co Hiong, kekejamanmu tidak akan bertahan lama!" "Oh, ya?" Co Hiong tertawa. ia tidak ingin segera membunuh Giok Siauw Sian Cu, melainkan ingin me- KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ nyiksanya perlahan-lahan, setelah itu barulah mem-bunuhnya. "Kenapa kekejamanku tidak bisa berlaku lama?" "Tahukah engkau Pek Yun Hui sudah berada di sini?" Sahut Giok Siauw Sian Cu sambil tersenyum Ketika Giok Siauw Sian Cu mengatakan demikian, Co Hiong memang tampak terkejut Namun kemudian malah tertawa terbahak-bahak, begitu pula Souw Peng Hai. "Kalian berharap Pek Yun Hui ke mari menolong kalian?" Tanya Co Hiong. "Asal dia ke mari, kalian berdua pasti kabur terbirit-birit!" Sahut Giok Siauw Sian Cu. "Hah! Hah! Sungguh sayang sekali, sebab dia tidak akan ke mari!" Ujar Co Hiong sambil tertawa. "Dia dan bangau sialan itu, begitu memasuki istana Pit Sia Kiong, sudah ditangkap Kim HunTokouw! Dia terkurung dalam formasi Ngo Heng Tin di ruang api, dan mungkin kini dia telah terbakar hangus!" Bukan main cemasnya Bee Kun Bu. ia yakin Co Hiong tidak berbohong, karena Co Hiong tampak begitu tenang, begitu pula Souw Peng Hai. "Kalian berdua mau meninggalkan pesan terakhir?" Tanya Co Hiong sambil tertawa lebar "Hm!" Dengus Giok Siauw Sian Cu dingin "Lie Ceng Loan dan Na Siao Tiap pasti ke mari, dan istana Pit Sia Kiong pasti musnah!" "Oh?" Co Hiong tersenyum "Kapan mereka akan ke mari?" "Sudah berangkat ke mari, mungkin tidak lama lagi akan tiba di sini!" Sahut Giok Siauw Sian Cu. "Bagus! Bagus sekali!" Co Hiong tertawa gelak. "Aku akan menyambut kedatangan mereka, dan memberitahukan pada Nona Lie bahwa Bee Kun Bu bermesra-mesraan di sini dengan Giok Siauw Sian Cu! Nah, engkau harus berterima KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ kasih padaku, sebab aku akan memberitahukan pada Nona Lie yang cantik manis itu!" "Binatang engkau!" Bentak Bee Kun Bu gusar, sekaligus melancarkan pukulan ke arah Co Hiong. Dalam keadaan gusar, Bee Kun Bu mengeluarkan jurus Ciak Ciu Poh Liong (Tangan Kosong Menangkap Naga) dan jurus Hui Pok Liu Sui (Air Terjun Arus Mengalir). Kedua pukulan itu menimbulkan angin yang men-deruderu, dahsyat sekali karena Bee Kun Bu melancarkannya dalam keadaan gusar, Co Hiong ingin menangkis serangan itu dengan pedangnya, tapi angin pukulan itu telah menyambarnya membuat badannya bergoyang sehingga nyaris jatuh. Co Hiong terkejut sekali dan cepat-cepat meloncat mundur Bee Kun Bu tidak bisa menyerang lagi, lantaran sepasang kakinya tidak bisa bergerak, tapi ia masih melancarkan sebuah pukulan jarak jauh ke arah Co Hiong. Pada waktu bersamaan, Souw Peng Hai pun mengayunkan toya kepala naga ke arah Bee Kun Bu dengan jurus Sin Liong Kian Souh (Naga Sakti Memperlihatkan Kepala), Saat ini Bee Kun Bu sedang melancarkan pukulan jarak jauh, sama sekali tidak menyangka kalau Souw Peng Hai akan melakukan serangan gelap terhadap dirinya. Betapa cemasnya Giok Siauw Sian Cu menyaksikan itu, sebab nyawa Bee Kun Bu berada di ujung tanduk. Karena itu, ia lalu berbuat nekad, Tangannya menekan tanah, maksudnya ingin melesat ke arah Bee Kun Bu untuk menangkis toya itu, ia pun tahu, tangkisannya itu akan merenggut nyawanya, Namun ia sama sekali tidak menghiraukan itu, yang penting harus menyelamatkan nyawa Bee Kun Bu mati pun rela rasanya, Ketika tangannya baru menekan tanah, tiba-tiba terdengar suara bentakan "Berhenti, Souw Peng Hai!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Di saat bersamaan, meluncur bayangan berbentuk panjang kehijau-hijauan, ternyata sehelai selendang hijau. "Serrrt!" Ujung selendang itu melilit ujung toya Souw Peng Hai. Bukan main gusarnya Souw Peng Hai. ia langsung mengerahkan Lweekangnya agar toya itu dapat menghantam kepala Bee Kun Bu. Akan tetapi, selendang itu mengeluarkan tenaga lunak, terus menahan ujung toya Souw Peng Hai. "Guru! Kim Hun Tokouw yang datangiM seru Co Hiong memberitahukan Souw Peng Hai segera menoleh. Tidak salah, memang Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu yang datang, sepasang mata perempuan itu menatap Souw Peng Hai dan memancarkan sinar dingin "Hm!" Dengus Souw Peng Hai tidak senang. "Apa artinya ini?" "Muridmu yang bilang, kalau membunuh Bee Kun Bu berarti akan kehilangan kitab Kui Goan Pit Cek! Kenapa engkau begitu bernafsu ingin membunuhnya?" Ucapan Kim Hun Tokouw sungguh menggusarkan Souw Peng Hai, ia mantan ketua partai Thian Liong, namun kini justru harus tunduk pada majikan istana Pit Sia Kiong, itu membuat hatinya mulai berontak. "Guru!" Co Hiong yang licik itu memberi isyarat padanya. "Apa yang dikatakan Kim Hun Tokouw memang benar, sementara ini tidak perlu membunuh Bee Kun Bu! Bukankah masih ada kesempatan lain?" Souw Peng Hai terpaksa menekan hawa kegusaran-nya. Kini ia bernaung di bawah istana Pit Sia Kiong, tentu harus bersabar. Oleh karena itu ia pun segera mundur beberapa Iangkah. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu menarik kembali selendangnya, lalu bertepuk tangan tiga kail Tak lama muncullah empat gadis dari tempat gelap. "Bawa mereka ke dalam istana!" Kim Hun Tokouw memberi perintah Keempat gadis itu segera mendekati mereka berdua Bee Kun Bu sudah siap melancarkan pukulan, namun Giok Siauw Sian Cu cepat-cepat berbisik "Jangan, Adik!" "Kakak, apakah harus membiarkan diri kita ditang kap?" Tanya Bee Kun Bu dengan suara rendah. "Selagi gunung masih menghijau, jangan khawatir tiada kayu bakar!" Sahut Giok Siauw Sian Cu dan me nambahkan. "Apa gunanya melawan sekarang?" Bee Kun Bu manggut-manggut sedangkan ke empat gadis itu telah menotok jalan darah mereka, kemudian membawa mereka pergi. "Souw Peng Hai!" Ujar Kim Hun Tokouw dingin. "Dengan tenaga istana Pit Sia Kiong, melawan sembilan partai besar Tionggoan sungguh tidak gampang, maka jangan bertindak ceroboh tanpa suatu perhitungan matang!" Souw Peng Hai tidak menyahut, melainkan cuma tertawa gelak, kemudian bersama Co Hiong melesat ke istana Pit Sia Kiong, Kim Hun Tokouw memandang punggung mereka sambil tertawa dingin. Bagian ke tiga puluh sembilan Menyusun Suatu Rencana Busuk Souw Peng Hai dan Co Hiong sudah berada di dalam kamar istana Pit Sia Kiong, Souw Peng Hai berjalan mondarmandir di dalam kamar itu dengan wajah penuh kegusaran "Guru!" Co Hiong malah tersenyum menyengir seraya berkata. "Kita memang sangat tertekan oleh rahib wanita KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sialan itu, namun cuma untuk sementara waktu saja, Lagi pula kini Pek Yun Hui telah terkurung dalam formasi Ngo Heng Tin di ruang api, dia pasti mati hangus.H "Tapi wanita bedebah itu sungguh licik, sama sekali tidak mau memberitahukan di mana ruang api itu," Sahut Souw Peng Hai. "Guru, ketika kita ke mari, bukankah dia sudah bilang pada kita, bahwa banyak jebakan di dalam istana ini? Yang paling lihay adalah formasi Ngo Heng di ruang api, Cuma dia seorang yang tahu itu, termasuk kelihayan formasi tersebut." "Ng!" Souw Peng Hai manggut-manggut. "Guru!" Co Hiong tertawa. "Sembilan partai besar di Tionggoan tidak akan begitu cepat kemari, aku ingin menggunakan kesempatan ini untuk pergi setengah bulan!" "Engkau mau ke mana?" Tanya Souw Peng Hai heran. "Aku mau ke Gunung Kwat Cong San." Co Hiong memberitahukan. "Alangkah baiknya kalau bisa bertemu Lie Ceng Loan dan Na Siao Tiap di tengah jalan." "Eh?" Air muka Souw Peng Hai berubah. "Anak Hiong, Na Siao Tiap itu...." "Guru tidak usah khawatir!" Co Hiong tersenyum "Kepandaian Na Siao Tiap memang di atasku, tapi kecerdasannya tidak bisa menyamaiku, Aku punya akal agair mereka berdua tidak bisa tiba di istana PitSia Kiong." "Oh?" Souw Peng Hai tertawa. ia memang tahu akan kecerdasan murid kesayangannya itu. "Anak Hiong, itu amat membahayakan dirimu, lebih baik engkau jangan pergi!" "Guru!" Co Hiong merendahkan suaranya. "Kalau tidak memasuki sarang macan, bagaimana bisa menangkap anak macan?" "Itu...." Souw Peng Hai tampak ragu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Guru!" Co Hiong menambahkan "Mereka berdua melakukan perjalanan jauh, sudah pasti membawa serta Kui Goan Pit Cek. Kalau kita bisa memperoleh Kui Goan Pit Cek itu, tentu tidak perlu minta bantuan Kim Hun Tokouw lagi untuk menghadapi sembilan partai besar, Lewat dua tahun, siapa bisa melawan kita?" "Ngmm!" Souw Peng Hai manggut-manggut dan tergerak pula hatinya "Kalau begitu, engkau harus berhati hati!" "Aku akan melakukan perjalanan siang malam, namun Guru harus ingat! jangan ribut dengan Kim Hun Tokouw, itu akan membahayakan posisi Guru!" Pesan Co Hiong sungguhsungguh. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Benar." Souw Peng Hai mengangguk ia senang sekali mempunyai murid yang begitu menaruh perhatian padanya. Kenapa Co Hiong berani berangkat ke Gunung Kwat Cong San padahal ia tahu jelas kepandaian Na Siao Tiap jauh di atas kepandaiannya? Memang tidak salah ia mengemukakan alasan itu pada Souw Peng Hai, Namun di samping itu, ia punya urusan pribadi, maka ingin menggunakan kesempatan ini untuk merayu Lie Ceng Loan. Ternyata Co Hiong sangat tertarik akan kecantikan gadis itu, Siang maliwi wajah gadis yang cantik jelita itu terus muncul di pelupuk matanya, Karena itu, ia mau menempuh bahaya pergi ke Gunung Kwat Cong San demi merayu gadis tersebut Ketika Co Hiong meninggalkan kamarnya, mendadak muncul seorang gadis berbaju hijau yang cukup cantik, Begitu melihat gadis itu, wajah Co Hiong berseri dan tersenyum manis. Co Hiong memang tergo!ong pemuda tampan, maka senyumannya dapat membetot sukma gadis yang mana pun. Karena senyuman itu, maka Liong Giok Pin, kakak seperguruan Bee Kun Bu menyerahkan keperawanannya pada Co Hiong. "Kakak!" Panggil Co Hiong lembut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Engkau tidak perlu begitu banyak peradaban!" Sahut gadis berbaju hijau itu sambil tertawa merdu dan menatapnya dengan mata berbinar-binar. "Kakak,..." Co Hiong mengembangkan senyum memikat. "Ada apa?" Tanya gadis berbaju hijau yang memang sudah lama terpikat oleh Co Hiong. "Bolehkah aku tahu, Bee Kun Bu dikurung di mana?" "Engkau tidak usah bertanya, sebab Kiong Cu melarang kami menyinggung masalah itu!" "Kakak tidak sudi beritahukan padaku?" "Engkau menghendaki aku melakukan apa pun aku bersedia, kecuali urusan ini. Aku tidak bisa apa-apa." "Kakak!" Co Hiong menggenggam tangan gadis itu eraterat. Wajah gadis berbaju hijau itu langsung tampak kemerahmerahan. "Aku memang ingin mohon bantuan-mu." "Katakanlah!" Sahut gadis berbaju hijau itu dengan suara rendah. "Engkau tidak memberitahukan di mana Bee Kun Bu dikurung, itu tidak apa-apa. Asal engkau mau ke sana seorang diri dengan membawa kertas dan pit (Potlot), bilang padanya bahwa ada seorang nona bernama Lei Ceng Loan sudah tiba di luar istana Pit Sia Kiong, kebetulan bertemu denganmu, Dia tidak pereaya Bee Kun Bu berada di dalam istana Pit Sia Kiong, maka menghendaki Bee Kun Bu menulis sepucuk surat untuk dia yang isinya berbunyi minta bantuan." "ltu gampang," Sahut gadis berbaju hijau. "Tapi setelah aku berhasil harus bagaimana engkau berterima-kasih padaku?" "Aku...." Co Hiong pura-pura memandangnya dengan penuh cinta kasih. "Tidak akan melupakanmu selamalamanya!" "Siapa tahu kelak engkau akan mengingkar janji," Ujar gadis berbaju hijau itu sambil tertawa cekikikan "Kakak!" Co Hiong tampak bersungguh-sungguh. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalau engkau menganggapku sebagai orang semacam itu, engkau pun tidak usah melakukan itu." "Tuh! Engkau kok cepat tersinggung?" Gadis berbaju hijau itu cepat-cepat memegang lengan Co Hiong sambil tersenyum lembut. "Kakak! Aku tunggu di sini," Ujar Co Hiong dan berpesan. "Jangan lupa bunyi isi surat itu!" "Ya." Gadis berbaju hijau itu mengangguk, lalu melangkah pergi dengan wajah berseri-seri. Setelah gadis berbaju hijau itu melangkah pergi, Co Hiong berjalan mondar-mandir di situ dengan perasaan tegang, sebab surat itu merupakan langkah awal dari rencana nya. Dengan adanya surat itu, ditambah rayuannya, ia yakin Lie Ceng Loan pasti dapat ditipunya secara gampang Kira-kira setengah jam kemudian, ia melihat gadis berbaju hijau itu menghampirinya dengan wajah cerah ceria. "Kakak!" Co Hiong segera mendekatinya. "Bagai-mana?" "Tidak berhasil," Sahut gadis berbaju hijau itu sambil menggelengkan kepala. "Dia tidak mau tulis." "Aaakh..." Keluh Co Hiong. "Apakah engkau menuruti petunjukku memberitahukannya...." "Hi hi!" Mendadak gadis berbaju hijau itu tertawa geli. "Kakak!" Co Hiong merangkulnya. "Jangan membuat aku tegang!" "Nih!" Gadis berbaju hijau itu memperlihatkan sepucuk surat di tangannya. "Aku telah berhasil." "Terimakasih!" Ucap Co Hiong sambil menyambar surat itu, lalu mendadak melesat pergi. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Gadis berbaju hijau itu terus memanggilnya, tapi Co Hiong sama sekali tidak menghiraukannya, Tak lama ia sudah berada di luar istana Pit Sia Kiong. Di bawah sinar rembulan, mulailah ia membaca surat tersebut Adik Ceng Loan: Aku berada di istana Pit Sia Kiong. Siapa pun yang membawa suratku ini, harap engkau ikut dia ke mari! Bee Kun Bu "Ha ha ha!" Co Hiong tertawa terbahak-bahak setelah membaca surat itu. ia yakin rencananya pasti akan berhasil, maka tidak heran kalau ia begitu gembira. Pek Yun Hui yang berangkat ke istana Pit Sia Kiong merasa lega hati, sebab kepandaian Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu tidak punah, cuma sepasang kaki mereka saja yang tidak bisa bergerak, lagi pula ada Hian Giok menjaga mereka. Ketika ia tiba di depan istana Pit Sia Kiong, tiba-tiba terdengar suara pekikan Hian Giok. Pek Yun Hui tertegun ia segera bersiul dan Hian Giok pun melayang turun. "Hian Giok!" Tanya Pek Yun Hui cemas. "Apakah mereka telah terjadi sesuatu?" Hian Giok mengeluarkan suara panjang, Mendengar suara itu Pek Yun Hui berlega hati. "Bagus juga engkau datang, Kita akan memasuki istana ini melalui atas," Ujar Pek Yun Hui dan langsung meloncat ke punggung Bangau Sakti. Hian Giok segera mengembangkan sayapnya terbang ke atas, Sebelum Hian Giok turun di halaman istana Pit Sia Kiong, para penjaga di situ telah melihatnya, dan langsung berlari ke dalam untuk melapor Setelah menerima laporan itu, Kim Hun Tokouw suruh mereka mundur semua, ia seorang diri lalu memasuki sebuah ruang rahasia yang merupakan tempat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ pusat pengontrol semua jebakan yang ada di dalam istana tersebut sementara Hian Giok sudah turun, Pek Yun Hui merasa heran karena tidak melihat seorang pun di situ, ia dapat menduga bahwa, Kim Hun Tokouw pasti sudah mengatur suatu jebakan untuk dirinya. "Lam Kiong Siu!" Seru Pek Yun Hui. "Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu sebetulnya mengidap racun apa? cepatlah engkau serahkan obat pemunahnya!" "Pek Yun Hui!" Terdengar suara sahutan Kim Hun Tokouw, namun tidak tampak orangnya. "Silakan masuk untuk mengambilnya tidak perlu berteriak-teriakdi luar!" Pek Yun Hui tertawa dingin, Walau tahu banyak jebakan, tapi ia tetap melangkah ke dalam, Hian Giok mengikutinya dari belakang, Tak lama ia sudah sampai di depan pintu. "Blam!" Pek Yun Hui menghantam pintu itu dengan sebuah pukulan, dan seketika juga pintu itu berlubang Pek Yun Hui memandang ke dalam, di sana tampak sebuah ruang besar, Kim Hun Tokouw duduk di kursi dekat dinding. Begitu melihat Kim Hun Tokouw duduk di situ, Pek Yun Hui berlega hati dan melangkah ke dalam. "Hai mana obat pemunah racun itu?" Tanya Pek Yun Hui. Kim Hun Tokouw duduk diam dengan wajah dingin, sama sekali tidak menyahut pertanyaan Pek Yun Hui. Air muka Pek Yun Hui berubah, matanya menatap KJm Hun Tokouw tak kalah dingin seraya berkata. "Engkau berani menantang sembilan partai besar di Tionggoan, bagaimana kalau kita bertarung mempertaruhkan obat pemunah racun itu?" Tantang Pek Yun Hui. Kim Hun Tokouw tetap duduk diam, sama sekali tidak bergerak sedikit pun, Menyaksikan itu, Pek Yun Hui tahu ada sesuatu yang tak beres. ia segeralah mundur dua langkah KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sambil memperhatikan Kim Hun Tokouw, Ternyata itu cuma sebuah boneka yang mirip Kim Hun Tokouw. Ketika mengetahui itu cuma sebuah boneka, Pek Yun Hui menyadari dirinya telah terjebak ia ingin mundur tapi sudah terlambat, karena mendadak ruangan itu berubah gelap, bahkan tempat ia berdiri pun berputar cepat sekali. Pek Yun Hui terkejut, lalu cepat-cepat melesat ke atas, Akan tetapi akhirnya jatuh ke bawah juga dan masih mendengar suara pekikan Hian Giok, Setelah itu, sama sekali tidak mendengar suara apa-apa lagi, Setelah sepasang kakinya telah menginjak lantai, Pek Yun Hui menengok ke sekitar tempat itu, kemudian tertawa seraya berkata. "Menjebak diriku di ruang bawah tanah ini, apakah tidak merasa malu?" Pek Yun Hui menghunus pedangnya, ia melihat ke depan dipasang beberapa buah lampu minyak yang bersinar remang-remang. Di atas setiap lampu bertuliskan Kim (Emas), Muk (Pohon), Sui (Air), Hwee (Api) dan Tou (Tanah). Setelah membaca ke lima huruf itu, hati Pek Yun Hui terkejut, sebab ke lima buah lampu itu menandakan formasi lima unsur, Dengan penuh perhatian Pek Yun Hui mengamati ke depan, di sana hening tiada suara apa pun. "Krek! Krek,.,." Mendadak di bawah masing-masing lampu minyak itu muncul lubang berbentuk bulat Pek Yun Hui memandang ke dalam lubang-lubang itu, di sana gelap gulita tidak tampak apa-apa dan berapa dalamnya pun tidak dapat diketahui "Hmm!" Dengus Pek Yun Hui dingin. "Lam Kiong Siu! Di tempat ini telah disiapkan Ngo Heng Tin (Barisan Lima Unsur), kenapa belum digerakkan?" "Pek Yun Hui!" Terdengar suara Lam Kiong Siu bergema. "Kalau engkau mampu memecahkan Ngo Heng Tinku ini, aku bersedia mengaku kalah padamu!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Engkau tidak akan ingkar janji?" "Tentu tidak!" "Baik!" Pek Yun Hui melintangkan pedangnya, lalu selangkah demi selangkah mendekati ke lima buah lubang itu. Akan tetapi, Ngo Heng Tin itu masih belum ber-gerak, sedangkan di dalam lubang-lubang itu pun tidak terdengar suara apa-apa. Pek Yun Hui berdiri tertegun di hadapan lubang-lubang itu, lalu berpikir keras, Ngo Heng Tin merupakan suatu formasi aneh, maka harus berhati-hati, Sebelum memasuki istana Pit Sia Kiong, ia membawa beberapa buah batu kerikil Dikeluarkannya batu kerikil itu, lalu disambitkan nya ke dalam lima buah lubang itu. "Serrrt! Serrrt...." Batu-batu kerikil itu meluncur ke dalam lubang, lama sekali barulah mendengar suara jatuhnya batu kerikil itu. Pek Yun Hui tampak terkejut, ia tidak menyangka kalau ke lima buah lubang itu begitu daiam. keningnya berkerut, kemudian dengan pedang di tangan ia menerobos ke dalam salah sebuah lubang itu. Badannya terus meluncur di dalam lubang itu, berselang sesaat ia sudah berada di sebuah ruangan. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Begitu badannya berada di ruangan itu, mendadak lubang itu tertutup kembali Pek Yun Hui memperhatian ruangan tersebut, luasnya cuma beberapa depa saja. Namun sungguh aneh ruangan itu, ternyata semua dinding dilukis dengan pepohonan warna hijau, dan di lantainya tampak lima buah balok menancap. Setelah menyaksikn semua itu, Pek Yun Hui segera menghimpun Hud Men Hian Thian Khi Kang (Tenaga Sakti Pelindung Badan) untuk melindungi diri, lalu me-nyabet salah sebuah balok itu dengan pedangnya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Akan tetapi, tiba-tiba balok itu bergerak dan kemudian terus berputar cepat tak henti-hentinya, Tak lama ke empat balok lainnya ikut berputar, bahkan pepohon yang dilukis di dinding juga mulai bergerak, dan seketika timbullah suara hiruk pikuk yang amat membisingkan telinga. Pek Yun Hui berdiri tenang di tempat sekonyong-konyong salah sebuah balok itu menghantam dirinya. "Bagus!" Seru Pek Yun Hui sambil melancarkan sebuah pukuIan. "BIaaam!" Balok itu hancur berkeping-keping, dan ke empat balok lainnya langsung berhenti berputar. Pek Yun Hui tampak gembira, ia terus melancarkan pukulan-pukulannya ke arah ke empat balok itu Akan tetapi, mendadak ke empat balok itu bergerak cepat menghantam dirinya, Pek Yun Hui cepat-cepat berkelit ia merasa heran, kenapa ke empat balok itu tidak hancur? Ternyata ke empat balok itu dibikin dari baja, Balok yang pertama memang dibikin dari kayu, itu untuk memancing agar Pek Yun Hui melancarkan pukulan. Walau Pek Yun Hui berkelit, tapi tetap terkurung di dalam balok baja itu. Betapa terkejutnya Pek Yun Hui. Namun dalam keadaan gugup ia masih sempat mengerahkan ginkangnya meloncat ke atas. Begitu badannya melesat, ke atas ke empat balok baja itu saling bertabrakan. "Bum! Bum! Bum...." Keempat balok baja itu roboh semua. Pada waktu bersamaan, Pek Yun Hui sudah melayang turun. Menyaksikan kejadian itu, ia pun ter-. belalak sambil menarik nafas lega, seandainya badannya terhantam balok baja itu, tentunya akan terluka parah. Pek Yun Hui telah kehilangan pandangan Ruangan itu seperti musnah dari pandangannya, Begitu kakinya KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ melangkah maju, tahu-tahu dirinya telah melewati rintangan itu. "Kreeek!" Tiba-tiba dinding batu itu terbuka, Tanpa banyak pikir lagi Pek Yun Hui langsung menerobos ke dalam. Begitu masuk, matanya berkunang-kunang seketika, maka cepat-cepat ia berdiri diam, lalu memperhatikan ruangan itu, Ternyata pada dinding ruangan itu dipasang puluhan lampu minyak, sedangkan di lantai juga dipasang lima buah obor yang menyala terang. Menyaksikan keadaan itu, Pek Yun Hui pun tidak berani bertindak sembarangan ia khawatir, kalau salah bertindak dirinya pasti hangus di dalam ruangan tersebut Untuk sementara ia cuma berusaha mencari jalan keluarnya, tidak berani sembarangan melancarkan pukulan. Oleh karena itu, ia tetap terkurung di dalam ruang api itu. Beberapa hari kemudian, Co Hiong sudah tiba di Gunung Kwat Cong San, ia menunggang kuda memasuki gunung itu, tiba-tiba terdengar suara tawa yang amat merdu. "Hi hi! Adik, kenapa wajahmu selalu tampak tegang?" "Kakak Siao Tiap, bagaimana aku tidak tegang?" Terdengar suara sahutan. "Aku ingin cepat-cepat dengannya!" "Adik! jangan khawatir, dia sudah menjadi milikmu, siapa akan merebutnya?" Terdengar suara tawa lagi. "Kakak Siao Tiap! Kenapa engkau selalu menggoda-ku?" Begitu mendengar pereakapan itu, Co Hiong merasa girang, ia memandang ke atas, tampak dua orang gadis sedang berjalan santai di atas batu besar ia mengenali ke dua gadis itu, tidak lain adalah Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan. "Hei!" Serunya. "Nona kecil! Hati-hati, jangan main di situ! Kalau jatuh badan kalian pasti remuk!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mendengar suara teriakan tersebut ke dua gadis itu lalu meloncat turun ke hadapan Co Hiong. "Eh?" Co Hiong pura-pura terkejut "Ternyata kalian berdua!" "Engkau?" Lie Ceng Loan masih mengenalinya. "Bukankah engkau teman Kakak Bu yang jahat itu?" "Aaaakh!" Co Hiong menepuk keningnya sendiri "Syukurlah! Akhirnya aku bertemu kalian berdua juga!" "Kakak Siao Tiap!" Lie Ceng Loan menarik tangan Na Siao Tiap. "Orang itu jahat sekali Entah sudah berapa kali dia menyebabkan Kakak Bu nyaris terbunuh, Ayo, mari kita cepat pergi!" "Hm!" Dengus Na Siao Tiap sambil menatap Co Hiong. "Cepatlah engkau enyah dari sini!" "Kalian..." "Aku menyuruhmu enyah!" Bentak Na Siao Tiap sambil menggerakkan tangan nya. "Plak! Plak!" Pipi Co Hiong sudah kena tampar dua kail Co Hiong tidak merasa sakit, cuma terkejut, sebab begitu cepat gerakan Na Siao Tiap. "Bagus! Bagus!" Lie Ceng Loan tertawa gembira sambil bertepuk-tepuk tangan. Setelah Na Siao Tiap mundur, barulah Co Hiong mengangkat sebelah tangannya mengusap pipinya, Be-tapa gusarnya Co Hiong, tapi ia justru malah tersenyum-senyum. "Baiklah! Aku akan pergi!" Ujarnya lalu meloncat ke punggung kuda, dan kuda itu pun langsung berlari pergi. Na Siao Tiap memandang punggung Co Hiong sambil tersenyum dingin, namun kemudian menarik nafas panjang "Adik, beberapa hari ini hatiku terasa kacau, maka aku jadi marah-marah." Na Siao Tiap memberitahukan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kakak Siao Tiap! Aku pun begitu, Mungkin aku terlampau merindukan Kakak Bu. Tentunya Kakak Siao Tiap juga merindukannya, maka hati Kakak jadi kacau," Ujar Lie Ceng Loan. Na Siao Tiap tertegun mendengar ucapan Lie Ceng Loan, sebetulnya Lie Ceng Loan mengucapkan begitu tiada maksud apa-apa, tapi yang mendengarnya justru merasa ada apaapanya. Pada waktu yang bersamaan tiba-tiba terdengar suara gumaman Co Hiong. Ternyata ia kembali ke tempat itu lagi. "Saudara Bee! Saudara Bee! Setengah mati aku mencari mereka, tapi mereka malah mengusirku! Yaaah! Apa boleh buat! Aku tidak bisa membantumu dalam tugas ini!" "Hei!" Bentak Lie Ceng Loan. "Engkau bilang apa?" Co Hiong tidak meladeninya, malah melarikan kudanya ke depan, sedangkan mata Lie Ceng Loan sudah bersimbah air. "Kakak Siao Tiap, orang itu demi Kakak Bu ke mari cari kita, Kakak Bu pasti menitip pesan padanya." Ujar Lie Ceng Loan. "Berhenti!" Na Siao Tiap langsung membentak. Ketika mendengar suara bentakan itu, giranglah hati Co Hiong dan membattn. Walau kalian berkepandaian tinggi, tapi otak kalian berada di dengkul, Co Hiong segera menghentikan kudanya. "Cepat ke mari!" Bentak Na Siao Tiap lagi. Co Hiong memutarkan kudanya, kemudian kuda itu pun berjalan ke hadapan ke dua gadis itu, Sebelum kuda itu mendekat, Lie Ceng Loan sudah melesat ke sana. "Barusan... barusan engkau bilang apa?" Tanya gadis itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Tadi Nona Na menamparku dua kali dan menyuruhku pergi, Kini engkau memanggilku sebetulnya ada apa?" Sahut Co Hiong. "Tadi engkau bilang apa? Kakak Bu kenapa?" Tanya Lie Ceng Loan cemas. "Adik!" Sela Na Siao Tiap. "Jangan terjebak, bagaimana mungkin Kakak Kun Bu akan menitip pesan pada orang yang begini macam?" Lie Ceng Loan tertegun, dan wajahnya mulai tidak begitu tegang lagi, Kemudian ia menundukkan kepala seraya bergumam. "Kakak Siao Tiap benar, orang itu jahat sekali, tak mungkin kakak Bu akan menitip pesan padanya." Sedangkan Co Hiong terus memandang Lie Ceng Loan. Tampaknya hatinya semakin tertarik pada gadis itu. Hm! Dengusnya dalam hati. Gadis itu begitu mencintai Bee Kun Bu, dan Bee Kun Bu pun amat men-cintainya. Bagus! Kalau aku berhasil menodai gadis itu, Bee Kun Bu pasti akan mati muntah darah! "Saudara Bee,.," Gumamnya sambil menarik nafas panjang. "Aku sudah bilang, mereka tidak akan pereaya." Lie Ceng Loan tertegun ketika mendengar gumaman itu. ia segera memandang Na Siao Tiap, Padahal se-sungguhnya, Hati Na Siao Tiap pun sudah kacau. "Apakah benar Kun Bu ada menitip pesan padamu?" Tanyanya kemudian pada Co Hiong. Co Hiong segera mengeluarkan surat yang dibawa-nya, lalu memandang mereka berdua seraya menyahut "Kalau Nona Na masih tidak pereaya, silakan baca surat ini!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mendadak Na Siao Tiap menjulurkan tangannya, seketika juga Co Hiong merasa ada tenaga yang amat kuat menghisap surat yang di tangannya. "Serrr!" Surat itu sudah berpindah Ke tangan Na Siao Tiap. Bukan main terkejutnya Co Hiong, sungguh hebat Lweekang gadis itu! Lagi pula gadis itu sulit ditipu, karena itu harus berhati-hati. Ternyata Na Siao Tiap mengeluarkan ilmu Toa Pan4 Yok Hian Kang. Setelah surat itu berada di tangannya, ia pun segera membukanya. "Haah!" Seru Lie Ceng Loan. "Tidak salah, itu memang tulisan Kakak Bu!" "Kakak Kun Bu yang menulis surat ini padamu, Dia dalam bahaya dan hanya teringat padamu seorang diri," Ujar Na Siao Tiap, wajahnya pun sudah berubah. Nada dan mimik wajah Na Siao Tiap tidak terlepas dari mata Co Hiong, itu membuatnya tertegun dan menyadari bahwa gadis itu pun mencintai Bee Kun Bu. Kalau begitu, aku harus memperalatnya juga! pikir Co Hiong sambil tertawa dalam hati. "Wuaaakh!" Lie Ceng Loan sudah menangis. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Kakak Siao Tiap, Kakak Bu telah ditangkap orang, dia menghendaki kita pergi menolongnya." "Heran?" Na Siao Tiap mengerutkan kening. "Dia bersama Kakak Pek, siapa yang mampu melawan me reka?" "Kakak Siao Tiap, ini memang benar tulisan Kakak Bu," Ujar Lie Ceng Loan dengan air mata bereucuran "Saudara Bee dan Nona Pek tertangkap di dalam istana Pit Sia Kiong," Sela Co Hiong memberitahukan Na Siao Tiap menatapnya tajam dan dingin. Hati Co Hiong tersentak sebab sorotan mata Na Siao Tiap yang begitu tajam KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dan dingin itu seakan menembus ke dalam hatinya, sehingga membuat hati Co Hiong berdebar debar tegang. "Bukankah engkau bersekongkol dengan Kim Hun Tokouw, namun kenapa engkau bersedia membawa surat Kun Bu ke mari?" Tanya Na Siao Tiap. "Nona Na...." Co Hiong tertawa getir "Panjang sekali kalau dituturkan Agar tidak membuang waktu, harap Nona Lie segera ikut aku ke sana!" "Adik Loan!" Ujar Na Siao Tiap. "Aku akan pergi bersamamu." "Kuda cuma seekor," Sahut Co Hiong cepat. "Nona Lie, cepatlah naik ke punggung kuda!" Lie Ceng Loan tahu jelas bahwa Co Hiong bukan orang baik, tapi Bee Kun Bu sedang menunggu ke-datangannya, maka gadis itu ingin segera ke sana tanpa memikirkan resiko. Oleh karena itu, begitu Co Hiong mengatakan begitu, ia pun langsung melesat ke atas punggung kuda, sedangkan pada waktu itu, Co Hiong sudah berada di atas punggung kuda itu. "Kakak Siao Tiap, ayo naik!" Seru Lie Ceng Loan. "Baik," Sahut Na Siao Tiap. Akan tetapi, pada waktu bersamaan Co Hiong menepuk badan kuda itu sehingga kuda itu langsung berlari kencang. Di saat itu, Na Siao Tiap melesat, tapi kuda itu telah berlari pergi, Na Siao Tiap bersiul sambil mengerahkan ginkangnya melesat ke depan Lie Ceng Loan segera menjulurkan tangannya. "Kakak Siao Tiap!" Serunya. "Cepat sambar tanganku!" Na Siao Tiap langsung menjulurkan tangannya ingin menyambar tangan Lie Ceng Loan, namun kuda itu melesat cepat. Perlu diketahui, kuda Co Hiong itu kuda jempolan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ larinya laksana kilat, Karena itu, Na Siao Tiap menyambar angin Menyaksikan itu, Na Siao Tiap menarik nafas dalamdalam, dan sekaligus mengerahkan ginkangnya, Tapi kuda itu bertambah kencang larinya, maka Na Siao Tiap tetap ketinggalan di belakang walau sudah mengerahkan ginkangnya. "Hei!" Bentak Lie Ceng Loan. "Kenapa engkau tidak mau menunggu Kakak Siao Tiap?" "Saudara Bee sedang menunggumu, maka aku harus memburu waktu," Sahut Co Hiong. Lie Ceng Loan menoleh ke belakang, melihat Na Siao Tiap tertinggal belasan depa. "Kakak Siao Tiap!" Teriak Lie Ceng Loan. "Ayoh, cepat!" Saat itii, Na Siao Tiap telah mengerahkan ginkangnya semaksimalnya, Akan tetapi, ia tetap tertinggal belasan depa di belakang kuda itu. "Kalau engkau tidak berhenti, lain kali jangan bertemu denganku!" Teriak Na Siao Tiap gusar "Cepat tunggu dia!" Ujar Lie Ceng Loan pada Co Hiong. Co Hiong menoleh ke belakang, Ketika melihat Na Siao Tiap tertinggal agak jauh, legalah, hatinya dan tertawa panjang. "Saudara Bee sedang menunggu, kita mana boleh membuang waktu, lagi pula dia cuma menghendaki engkau pergi seorang diri," Ujarnya dan sekaligus menepuk badan kuda, sehingga larinya bertambah kencang. Lie Ceng Loan adalah gadis polos, sama sekali tidak tahu akan kelicikan Co Hiong. LagipuIa Co Hiong pandai berakting, mengambil hati orang, merayu dan lain se bagainya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ ****** Bab ke 40 - Terjebak Dalam Rencana Busuk sementara Na Siao Tiap masih terus mengerahkan ginkangnya untuk mengejar kuda itu. ia yakin Co Hiong berniat tidak baik dalam hati. Biar bagaimanapun Bee Kun Bu dalam bahaya, tidak mungkin tiada waktu sesaat bagi Co Hiong untuk menghentikan kudanya. Apakah lantaran waktu yang sesaat itu, akan menyebabkan diri Bee Kun Bu mengalami suatu bahaya besar? itu pasti tidak mungkin, Oleh karena itu Na Siao Tiap berkesimpulan bahwa Co Hiong cuma mencari alasan untuk memisahkannya dengan Lie Ceng Loan. Setelah berkesimpulan demikian, kegusaran Na Siao Tiap memuncak, dan seketika teringat pula akan kata-kata ibunya, bahwa tiada seorang pun lelaki yang baik di kolong langit ini. Teringat akan kata-kata itu, ia langsung mengerahkan ilmu Toa Pan Yok Hiang Kang, dan mendadak badannya melesat bagaikan terbang. Dalam waktu sekejap, Na Siao Tiap telah berhasil menyusul kuda itu, dan langsung menyambar ekornya. Betapa terkejutnya Co Hiong, ia segera menoleh dan kebetulan melihat tangan Na Siao Tiap sedang menyambar ekor kudanya, Kalau ekor kudanya itu tersambar itu berarti semua rencananya akan berantakan Di saat bersamaan, Co Hiong menggerakkan lengan-nya, Tiga buah gelang emas yang di lengannya langsung meluncur ke arah Na Siao Tiap laksana kilat Badan Na Siao Tiap masih melayang di udara, maka tidak bisa berkelit maupun meloncat menghindar sedangkan ke tiga buah gelang emas itu telah meluncur ke arahnya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mendadak Na Siao Tiap membuka mulutnya menggigit salah satu gelang emas itu, lalu mengerahkan Lwee-kangnya menyemburkan gelang emas yang di mulutnya ke arah gelang emas lain yang meluncur datang itu. Cring! Cring.... Gelang emas itu menghantam ke dua gelang emas yang meluncur datang. Akibatnya ke tiga gelang emas itu berjatuhan. pada saat bersamaan, Na Siao Tiap melancarkan sebuah pukulan jarak jauh ke arah Co Hiong, sekaligus menyambar ekor kuda itu. Sungguh terkejut Co Hiong, tapi ia masih berhasil mengelak pukulan jarak jauh itu. Namun Na Siao Tiap telah berhasil menyambar ekor kuda itu. Cepat-cepat Co Hiong mencabut pedangnya, dan secepat kilat menyabet ke arah ekor kuda itu. Srrrt! Ekor kuda itu tersabet putus. Untung Na Siao Tiap berkepandaian tinggi, kalau tidak, ia pasti terluka, Gadis itu cepat-cepat bangkit berdiri, tapi kuda itu telah lari belasan depa. "Adik Loan! Engkau harus berhati-hati, jangan mempereayai omongannya!" Ujar Na Siao Tiap dengan ilmu penyampai suara. "Aku tahu, Kakak Siao Tiap," Sahut Lie Ceng Loan yang juga menggunakan ilmu penyampai suara. Setelah Lie Ceng Loan menyahut demikian, kuda itu sudah tidak kelihatan lagi, Bukan main gusarnya Na Siao Tiap, namun tidak bisa berbuat apa-apa hanya berdiri tertegun di tempat Tiba-tiba Na Siao Tiap teringat sesuatu, bahwa Bee Kun Bu cuma menghendaki Lie Ceng Loan pergi seorang diri, sama sekali tidak menyuruhnya ikut, itu membuat hati Na Siao Tiap berduka dan air matanya pun meleleh tanpa disadarinya KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lama sekali barulah ia kembali ke gua Thian Kie. Setelah tiba di gua itu, ia mengambil piepie (Alat musik kuno Cina mirip gitar), lalu ke luar dan kemudian duduk di atas sebuah batu. Mulailah ia memainkan alat musik itu, Tak seberapa lama kemudian, air matanya berderai-derai. "lbu! Oooh, ibu!" Gumamnya sambil terisak-isak. "Aku telah mencintainya, aku... aku harus bagaimana? Ibu, beritahukanlah padaku!" Walau ibunya sudah meninggal, namun Na Siao Tiap masih tetap ingat pada almarhumah, terutama kata-katanya. "Kaum lelaki di kolong langit, tiada satu pun yang baik, Di saat engkau jatuh cinta pada seseorang lelaki, haruslah engkau membunuhnya." Teringat akan kata-kata itu, Na Siao Tiap mulai menangis sedih, Gadis itu memang telah jatuh cinta pada Bee Kun Bu, lalu haruskah ia membunuhnya sesuai amanat almarhumahnya? Ternyata inilah yang mencekam hatinya. sementara kuda yang ditunggangi Co Hiong dan Lie Ceng Loan terus berlari, Walau mungkin Na Siao Tiap telah memperingatkannya, Lie Ceng Loan tetap pereaya Bee Kun Bu dalam bahaya, sehingga membuatnya ingin cepat-cepat sampai di tempat Bee Kun Bu dikurung. "Sebetulnya Kakak Bu dikurung di mana?" Tanya Lie Ceng Loan. Co Hiong diam saja. Lie Ceng Loan penasaran dan bertanya berulang kali, tapi Co Hiong tetap diam. "Trang!" Pedang Co Hiong jatuh ke bawah, sedangkan badannya bergoyang-goyang. "Eh? Kenapa engkau?" Tanya Lie Ceng Loan heran. Co Hiong tetap tidak menyahut, hanya mengeluarkan suara rintihan. Lie Ceng Loan bertambah heran dan segera KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ memandangnya Terbelalaklah gadis itu, ternyata mulut Co Hiong mengeluarkan darah segan Lie Ceng Loan merasa tidak tega menyaksikan keadaan Co Hiong. ia segera menarik tali kendali kuda, dan kuda itu pun berhenti Lie Ceng Loan meloncat turun, kemudian menurunkan Co Hiong dari punggung kuda sekaligus menaruhnya ke bawah. Co Hiong masih merintih Lie Ceng Loan memandang wajahnya namun saat ini wajah yang tampan itu tampak pucat pias, dan keningnya mengucurkan keringat "Engkau terluka dalam, kenapa tidak bilang dari tadi?" Tanya Lie Ceng Loan sambil mengerutkan kening. "Kalau aku... aku bilang, akan menghambat perjalanan kita," Sahut Co Hiong dengan mata terpejam. Ke-lihatannya ia amat menderita karena luka dalamnya itu. Kali ini Co Hiong memang tidak berpura-pura. Siapa yang melihatnya pasti tahu bahwa ia mengalami luka dalam yang cukup parah. Ternyata engkau begitu baik terhadapku" Co Hiong tidak menyahut, cuma mengge!eng-ge-lengkan kepala sambil menghela nafas panjang, Setelah itu, tubuhnya pun bergemetan "Kenapa engkau?" Tanya Lie Ceng Loan bernada cemas. Gadis itu memang terharu, tapi tidak disertai perasaan apa pun terhadap Co Hiong. Karena itu, Lie Ceng Loan membungkukkan badan nya, maksudnya ingin melihat jelas di mana luka itu. Mata Co Hiongyang terpejam itu mendadak terbuka, ternyata ia mencium keharuman badan Lie Ceng Loan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Setelah membuka matanya, ia terbelalak karena melihat Lie Ceng Loan yang cantik jelita itu berada dihadapannya. Co Hiong tidak mengeluarkan suara apa pun, cuma memandangnya dengan mata terbelalak Ketika mengetahui Co Hiong memandangnya dengan cara begitu, wajah Lie Ceng Loan berubah kemerah-merahan. "Kenapa engkau...." Lie Ceng Loan mendorongnya, Kebetulan tangan gadis itu tepat mengenai dada Co Hiong yang terluka. "Aaakh...." Jerit Co Hiong kesakitan lalu pingsan. Kenapa Co Hiong bisa terluka? Ternyata ketika ia menyabet ekor kuda dengan pedang nya, mendadak Na Siao Tiap juga melancarkan sebuah pukulan jarak jauh ke arah dadanya. Dada Co Hiong terpukul, namun ia berkertak gigi bertahan, dan tetap menyabet ekor kuda itu dengan pedangnya. ia berhasil menyabet putus ekor kuda itu, dan Na Siao Tiap terhempas jatuh ke bawah. sedangkan kuda itu terus berlari, maka Co Hiong tetap bertahan tapi akhirnya mulutnya menyemburkan darah segar Memang sudah lama Co Hiong jatuh hati pada Lie Ceng Loan, maka ketika gadis itu mendekatinya dan membungkukkan badan, iapun membuka matanya lantaran mencium keharuman badan gadis itu. otomatis ia memandang gadis itu dengan mata terbelalak Lie Ceng Loan tersentak karena tatapan Co Hiong sehingga langsung mendorongnya dan tanpa sengaja justru telah mendorong bagian dada Co Hiong yang terluka, Saking sakitnya Co Hiong pingsan. Gadis itu menyesal karena telah mendorongnya, Namun tak lama kemudian, Co Hiong sudah sadar Ketika melihat Lie Ceng Loan memandangnya dengan penuh perhatian, Co Hiong girang bukan main, ia yakin bahwa gadis itu mulai KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menaruh perhatian padanya, Oleh karena itu wajahnya tampak memerah saking girangnya. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo sebaliknya Lie Ceng Loan malah terperanjat ia pernah mendengar dari Ngo Kong Taysu, bahwa apabila seseorang terluka dalam, wajahnya pucat pias tidak jadi masalah, asal jangan berubah memerah, itu pertanda sulit ditolong lagi. Kini ia menyaksikan wajah Co Hiong memerah, tentu membuatnya terperanjat sekali, Gadis itu tidak tahu, kalau wajah Co Hiong memerah lantaran saking girangnya karena rencananya berjalan lancar "Bagaimana rasamu?" Tanya Lie Ceng Loan sambil memegang tangannya. Begitu Lie Ceng Loan memegang tangannya, seketika juga pikiran Co Hiong seakan melayang ke sorga. "Nona Lie, lukaku... lukaku sudah parah sekali," Sahut Co Hiong lemah. "Mungkin,., mungkin aku sudah tidak kuat lagi menemanimu melanjutkan perjalanan." "Co Hiong...." Hati Lie Ceng Loan pilu. "Beritahu-kanlah, Kakak Bu berada di mana?" Co Hiong menarik nafas panjang, matanya memandang Lie Ceng Loan seraya berkata. "Nona Lie, kita harus memburu waktu, mari kita berangkat saja!" Co Hiong memang licik. ia memang terluka, namun berpura-pura terluka parah sekali, bahkan mengelak pertanyaan Lie Ceng Loan. "Engkau telah terluka sedemikian parah, bagaimana mungkin melanjutkan perjalanan?" Lie Ceng Loan iba kasihan padanya. "Nona Lie.-." Co Hiong menghela nafas dengan wajah murung. "Saudara Bee telah menganggapku sebagai teman baiknya, maka mempereayaiku membawamu ke sana, jangan karena lukaku ini sehingga menter-lantarkan urusan besarnya!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ucapan Co Hiong membuat Lie Ceng Loan semakin terharu, ia memandangnya seraya berkata lembut "Co Hiong, ternyata engkau orang baik. Dulu aku sering mencaci maki dirimu, aku harap engkau sudi memaafkanku!" Giranglah hati Co Hiong mendengar itu, tapi wajahnya justru bertambah murung dan tak henti-hentinya menarik nafas. "Nona Lie, urusan yang telah berlalu jangan diungkit kembali! Setelah aku bertemu denganmu, terjadilah suatu perubahan." "Lho?" Lie Ceng Loan heran. "Kenapa begitu?" "Nona Lie!" Co Hiong menatapnya dalam-dalam. "Hatimu amat terang dan bersih, siapa yang melihatmu, pasti akan berubah seperti diriku." "Oh?" Lie Ceng Loan tersenyum. "Aku tak me-nyangka, engkau pandai berbicara." Co Hiong tersentak Oleh karena itu tidak berani terlampau cepat merayu nya, harus membuat gadis itu perlahan-lahan masuk ke dalam rencananya, Co Hiong diam, kemudian mulai merintih lagi. "Co Hiong!" Lie Ceng Loan mengerutkan kening. "Sebetumya bagaimana keadaan lukamu?" "Nona Lie,.,." Co Hiong menarik nafas yang panjang sekali. "Kalau engkau sudi membantuku, aku pereaya setengah hari lukaku pasti sembuh!" "Aku pasti sudi membantumu," Sahut Lie Ceng Loan cepat "Sobeklah sedikit baju atasku!" Ujar Co Hiong melanjutkan "Ambillah beberapa butir obat di dalam bajuku, kemudian hancurkan dan poleskan di dadaku!" "Tadi aku mendorongmu tanpa sengaja, engkau sudah pingsan. Apakah sekarang engkau tidak takut sakit lagi?" Tanya Lie Ceng Loan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Tentu sakit!" Co Hiong menarik nafas. "Tapi ada Nona Lie berada di sisiku, itu akan membuatku merasa baik." "Eh?" Wajah Lie Ceng Loan kemerah-merahan. "Jangan omong sembarangan!" Co Hiong tertawa lalu diam, sedangkan Lie Ceng Loan mulai melaksanakan permintaan Co Hiong barusan. "Berikan aku dua butir obat itu!" Ujar Co Hiong. "Nih!" Lie Ceng Loan segera memberikan nya. "Aduh!" Jerit Co Hiong ketika menjulurkan tangan mengambil obat tersebut "Kenapa?" Tanya Lie Ceng Loan. "Tanganmu sakit ya?" "Ng!" Co Hiong mengangguk "Nona Lie, tolong masukkan ke dua butir itu ke dalam mu!utku!" Lie Ceng Loan mengerutkan kening, tapi akhirnya melakukannya juga, dan seketika juga hati Co Hiong berbunga-bunga. "Terimakasih!" Ucapnya dan menambahkan "Seka-rang tolong buka bajuku, hancurkan beberapa butir obat itu, lalu gosokkan di dadaku!" "Itu...." Lie Ceng Loan ragu melakukannya tapi ia masih ingat harus segera berangkat menolong Bee Kun Bu, maka ia pun melakukannya. Ketika Lie Ceng Loan mulai menggosok-gosok dada Co Hiong dengan obat yang telah dihancurkan itu, mata Co Hiong langsung merem melek menikmati gosokan yang amat lembut "Nona Lie...." Mendadak Co Hiong memegang lengan gadis itu seraya berkata. "Engkau sedemikian baik terhadapku, pokoknya aku tidak akan lupakan!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Jangan banyak bicara!" Sahut Lie Ceng Loan yang teiah usai menggosok dadanya. "Lebih baik engkau beristirahat sejenak!" Tiba-tiba Co Hiong menjulurkan lehernya, Lie Ceng Loan tertegun dan di saat itu pula Co Hiong mengecup keningnya. itu sungguh di luar dugaan Lie Ceng Loan. Gadis itu dan Bee Kun Bu memang saling mencinta, namun mereka berdua selalu saling menjaga, tidak pernah Bee Kun Bu mengecup keningnya. Akan tetapi, saat ini Co Hiong berani mengecup keningnya, itu menyebabkan nya jatuh duduk, tidak tahu harus marah atau.... Yang jelas hatinya terus berdebar-debar seakan meloncat ke luar. "Engkau... engkau...." Akhirnya Lie Ceng Loan menudingnya. "Apa maksudmu berbuat demikian?" "Nona Lie...." Co Hiong tahu gadis itu pasti bertanya begitu, maka ia sudah siap menjawabnya,"... aku sendiripun tidak tahu kenapa berbuat begitu, hanya saja... mungkin luapan cinta kasih." Wajah Lie Ceng Loan bertambah merah, Gadis itu segera memalingkan mukanya seraya menegur Co Hiong. "Kalau engkau masih begini, aku akan marah." Ucapan Lie Ceng Loan tersebut justru membuat Co Hiong semakin girang, karena kalau seorang gadis bilang akan marah, itu pasti tidak akan marah. "Nona Lie, aku tidak berani begitu lagi, Aku mohon maaf... aduuh!" Jerit Co Hiong mendadak "Engkau memang...." Lie Ceng Loan memandangnya sambil melotot Sikap Lie Ceng Loan membuat Co Hiong bertambah girang, karena yakin gadis itu mulai tertarik padanya, berarti mulai melangkah ke dalam perangkap rencana-nya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Nona Lie, bersediakah engkau jadi temanku?" Tanya Co Hiong mendadak. "Engkau teman Kakak Bu, tentunya kita juga teman, Kenapa engkau harus bertanya begitu?" Sahut Lie Ceng Loan sambil tersenyum. Ketika Lie Ceng Loan menyebut nama Bee Kun Bu, timbullah rasa gusar dalam hati Co Hiong. Akan tetapi, wajahnya justru tidak memperlihatkan kegusaran, kemudian ia memejamkan matanya, sementara hari sudah mulai senja, berselang beberapa saat, Co Hiong membuka matanya dan berkata. "Nona Lie, mari kita melanjutkan perjalanan! Tolong papah aku ke atas punggung kuda!" Lie Ceng Loan memang ingin segera berangkat, maka tanpa banyak berpikir lagi langsung memapah Co Hiong ke atas kuda. Sesungguhnya, Co Hiong sudah bisa naik sendiri ke atas punggung kuda itu, sebab ia pernah mempelajari cara pengobatan dengan Lweekang dari buku catatan Sam Im Sin Ni, ditambah obat itu amat manjur, membuat luka dalamnya agak membaik. Namun ia memang ingin menyentuh badan Lie Ceng Loan, karena itu ia menyuruh gadis itu memapahnya ke atas punggung kuda. Setelah Co Hiong duduk, Lie Ceng Loan segera meloncat ke atas punggung kuda itu, di depannya Co Hiong, Co Hiong memegang tali kendali kuda. Begitu melihat Lie Ceng Loan sudah duduk, ia menepuk badan kuda, dan kuda itu langsung berlari kencang. Kuda itu bernama Cui Hong Sin Kou (Kuda Sakti pengejar Angin), dapat dibayangkan betapa cepat larinya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mereka menuju arah utara, yakni ke arah Kota Si Shia. sepanjang jalan Lie Ceng Loan terus bertanya di mana Bee Kun Bu, tapi Co Hiong tetap tidak menyahut Karena kuda itu menuju ke arah Si Shia, maka Lie Ceng Loan tidak banyak bertanya lagi, Sebab sebelum muncul Co Hiong, Lie Ceng Loan dan Na Siao Tiap memang sudah punya rencana mau berangkat ke Si Shia untuk mencari Bee Kun Bu. Gadis itu girang sekali karena kuda itu dapat berlari begitu cepat Namun kalau ia menunggang Hian Giok, mungkin akan lebih cepat lagi, Ternyata mendadak Lie Ceng Loan teringat pada Bangau Sakti, Tentunya ia teringat pula pada Pek Yun Hui. Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu berangkat bersama ke Si Shia sekian lama. Hati Lie Ceng Loan tersiksa sekali karena terus memikirkan dan merindukan Bee Kun Bu. seandainya Bee Kun Bu dalam bahaya, bukankah dia bersama Pek Yun Hui? Kenapa Pek Yun Hui tidak menolongnya? Pikir Lie Ceng Loan dan langsung bertanya pada Co Hiong. "Eh! Aku mau tanya, di mana Kakak Pek?" "Dia sudah tertangkap, kenapa engkau menanyakan nya ?" Co Hiong tampak tidak senang, namun Lie Ceng Loan tidak mengetahuinya. "Bagaimana sih engkau? Kakak Pek telah menganggapku sebagai adiknya, kenapa aku tidak boleh me-nanyakannya?" "Hm!" Dengus Co Hiong dingin. "Dia menganggapmu sebagai adiknya? Mungkin engkau saja yang menganggapnya sebagai kakak." "Benar," Sahut Lie Ceng Loan. "Aku memang menganggapnya sebagai kakak." "Nona Lie...." Co Hiong menarik nafas panjang. KANG ZUSI Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo http://cerita-silat.co.ce/ "Engkau terlampau po!os, sama sekali tidak tahu kelicikan orang," "Eh?" Wajah Lie Ceng Loan berubah. "Engkau menimbulkan suatu masalah di antara aku dengan Kakak Pek?" Co Hiong terkejut ia mengira gampang menghasut-nya, namun ternyata tidak, Karena itu, cepat-cepat ia berkata. "Nona Lie, engkau jangan begitu cepat menuduhku, aku sama sekali tidak berniat menghasutmu." "Kalau begitu, aku yang bersalah," Ujar Lie Ceng Loan. Setelah itu Lie Ceng Loan diam, Gadis itu tidak habis berpikir, Pek Yun Hui berkepandaian tinggi, kenapa bisa ditangkap orang? Karena tidak habis berpikir, ia bertanya pada Co Hiong. "Kakak Pek berkepandaian amat tinggi, cara bagaimana dia ditangkap?" Lie Ceng Loan menambahkan "Benarkah Kim Hun Tokouw begitu lihay?" "Nona Lie!" Co Hiong tertawa. "Pereuma aku menjawab." "Kenapa?" Tanya Lie Ceng Loan. "Kalau aku jawab...." Co Hiong menggeleng-gelengkan kepala. "Engkau pasti akan mengatakan aku memecah belahkan hubungan kalian." "Oh?" Lie Ceng Loan tertawa. "Engkau masih ingat akan ucapanku tadi!" "Aku selalu berlaku setulus hati terhadapmu, sebaliknya engkau menuduhku begitu, tentu aku selalu ingat," Sahut Co Hiong. "Kalau begitu, aku minta maafl" Ucap Lie Ceng Loan yang amat polos itu. "Beritahukanlah kepadaku cara bagaimana Kakak Pek ditangkap!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Aku tidak bisa memberitahukan." "Aku sudah minta maaf, kenapa engkau masih tidak mau memberitahukan?" Co Hiong tetap menggeleng-gelengkan kepala, itu membuat Lie Ceng Loan penasaran dan bereuriga. "Tadi engkau bilang berlaku tulus hati terhadapku, namun kenapa engkau tidak mau menutur kejadian itu padaku? Jangan-jangan engkau ingin membohongiku!" MHa ha!" Co Hiong tertawa. "Nona Lie, aku tidak mau memberitahukan itu demi kebaikanmu." "Kalau engkau tidak mau memberitahukan aku tidak akan menghiraukanmu lagi, sungguh!" "Nona Lie, aku ingin bertanya, benarkah engkau begitu mencintai Bee Kun Bu?" Tanya Co Hiong mendadak "Ya," Jawab Lie Ceng Loan dengan wajah agak kemerahmerahan. "Kalau begitu, aku malah tidak mengerti akan satu hal," Ujar Co Hiong seakan tampak bingung. "Mengenai hal apa?" Tanya Lie Ceng Loan. Saat ini Co Hiong memang sengaja mengada-ada, untuk menarik perhatian gadis itu, dan agar gadis itu mempereayainya. "Hal yang tidak kumengerti yakni engkau mencintai Bee Kun Bu, tapi justru membiarkannya bersama Pek Yun Hui melakukan perjalanan yang begitu jauh," Tanya Co Hiong. "ltu disebabkan apa?" "Paman Na yang menyuruh mereka berangkat ber-sama, apa sebabnya aku tidak tahu," Sahut Lie Ceng Loan. "Engkau bisa berlega hati?" "Kenapa tidak?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Maksudku...." Co Hiong mulai menimbulkan suatu kekeruhan untuk mengacaukan hati Lie Ceng Loan. "Apakah engkau tidak khawatir Bee Kun Bu akan mencintai Pek Yun Hui, atau Pek Yun Hui akan mencintai Bee Kun Bu?" "Aku tahu itu tidak akan terjadi," Sahut Lie Ceng Loan sambil tersenyum jawaban itu membuat Co Hiong tertegun lama sekali, kenapa hasutannya yang begitu panas sama sekali tidak membakar hati gadis itu? Kemudian ia menarik nafas panjang seraya berkata. "Begitu mereka berdua memasuki istana Pit Sia Kiong, tak lama mereka berdua pun ditangkap...." Co Hiong mulai mengarang cerita bohong. "Setelah Bee Kun Bu ditangkap dan dikurung di dalam sebuah gua, kebetulan aku melihat dia, maka secara diam-diam aku pergi menengoknya, Nah, dia yang menyerahkan suratnya padaku untuk disampaikan padamu." "Kalau begitu, kita sekarang menuju ke gua itu?" "Ya," Co Hiong mengangguk "Di mana gua itu?" "Di dalam sebuah lembah," Sahut Co Hiong, Hatinya mulai girang, karena Lie Ceng Loan mulai mempereayainya. Oleh karena itu, Lie Ceng Loan berada dalam ba-haya, sebab sudah mendekati mulut srigaia. sementara kuda itu terus berlari kencang tak hentihentinya, dan tak lama hari sudah malam, Tiba-tiba Co Hiong menyentak tali kendali kuda, dan seketika juga kuda itu berlari lamban. "Sudah hampir sampai di lembah itu?" Tanya Lie Ceng Loan. "Belum," Sahut Co Hiong memberitahukan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Masih jauh lembah itu?" Tidak begitu jauh, mungkin larut malam baru bisa sampai." "Aaakh...." Lie Ceng Loan menarik nafas. "Entah bagaimana cemasnya hati Kakak Bu!" "Nona Lie, sungguh beruntung Saudara Bee punya kekasih seperti engkau!" Ujar Co Hiong sambil tertawa, tapi hatinya justru sangat panas sekali. Lie Ceng Loan diam, hanya wajahnya yang tampak kemerah-merahan. Gadis itu sama sekali tidak berfirasat buruk, padahal dirinya sudah berada dalam bahaya. Setelah larut malam, kuda itu mulai memasuki sebuah lembah yang banyak tebing curam Memang tidak salah, istana Pit Sia Kiong berada di dalam lembah tersebut Akan tetapi, Co Hiong tidak menuju ke arah istana itu, melainkan menuju ke arah yang berlawanan Sudah lama Co Hiong tinggal di dalam istana Pit Sia Kiong, tentunya ia punya banyak kesempatan menjelajahi Gu-nung Taysan, maka ia tahu di dalam lembah ini terdapat sebuah gua yang sangat bersih mirip rumah batu, Entah siapa yang pernah menghuni gua itu. Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo Perangkap Karya Kho Ping Hoo Naga Merah Bangau Putih Karya Kho Ping Hoo