Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 78


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 78


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   Co Hiong membawa Lie Ceng Loan ke dalam gua tersebut Gadis itu tidak pernah ke istana Pit Sia Kiong, lagipula tidak menduga kalau Co Hiong punya suatu rencana busuk terhadap dirinya.   Oleh karena itu, Co Hiong membawanya ke mana, ia cuma menurut dan berharap akan segera bertemu Bee Kun Bu.   Malam ini, kebetulan bulan bersinar terang, sehingga mempermudah kuda itu mengayunkan kakinya, Men-dadak kuda itu melompat, ternyata melewati sebuah batu yang cukup besar dan tinggi.   "Hah?"   Lie Ceng Loan terkejut dan amat kagum pada kuda itu.   "Kudamu ini hebat sekali!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kalau engkau suka, aku pasti menghadiahkan pada-mu,"   Sahut Co Hiong sambil tertawa.   "Aku tidak mau."   Lie Ceng Loan menggelengkan kepala.   "Aku pernah mendengar dari Kakak Bu, bahwa engkau ingin menghadiahkan kuda ini pada Kakak Hui Hong. Karena itu, janganlah engkau sembarangan menghadiahkan pada orang lain!"   Co Hiong sama sekali tidak tahu, kalau gadis itu mengetahui hal tersebut maka seketika juga wajahnya jadi memerah.   "Hui Hong Sumoy sudah menjadi rahib wanita, dia sudah tidak menginginkan kuda ini."   Co Hiong memberitahukan "Mungkin dikemudian hari dia mau kuda ini, engkau harus simpan kuda ini untuk dia,"   Ujar Lie Ceng Loan sungguhsungguh.   "Benar."   Co Hiong manggut-manggut Tak seberapa lama kemudian, kuda itu mulai memasuki sebuah rimba, Tampak kabut tebal meneyelimuti rimba itu, Akan tetapi, kuda itu masih terus berjalan ke depan Berselang beberapa saat, mendadak kuda itu berhenti Lie Ceng Loan menengok ke sana ke mari, ternyata tempat itu dikelilingi tebing curam "Di sini?"   Tanya Lie Ceng Loan "Ssst!"   Co Hiong memberi isyarat, agar Lie Ceng Loan bertambah mempereayainya.   "Jangan berisik, mungkin tempat ini telah dijaga orang berkepandaian tinggi."   Lie Ceng Loan langsung diam, tapi kemudian berpikir Barusan ia sudah bersuara, kalau terdengar orang, bukankah pereuma ia diam sekarang? Maka ia tertawa seraya bertanya.   "Kakak Bu berada di sini?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Co Hiong memandang ke arah sebuah gua, lalu menunjuk gua itu dan berbisik dengan serius.   "Dia dikurung di dalam gua itu."   "Oh?"   Lie Ceng Loan memandang ke arah gua itu.   Mereka berdua turun dari punggung kuda.   Co Hiong tidak tampak lelah, ternyata lukanya sudah membaik.   Setelah sepasang kakinya menginjak tanah, Lie Ceng Loan langsung menghunus pedangnya, lalu mengikuti Co Hiong menuju gua tersebut Sampai di depan gua, Co Hiong yang sudah tahu tiada seorang pun di dalam gua itu, justru pura-pura bersikap hatihati, bahkan bersembunyi dulu, Lie Ceng Loan terus mengikuti dengan waspada.   Co Hiong mengayunkan tangannya ke arah gua, ternyata ia menyambitkan dua buah senjata rahasia ke dalam gua itu.   ia melakukan itu cuma untuk menyakinkan Lie Ceng Loan, Ketika ia baru mau mengucapkan "Eh.   kok tidak ada orang di dalam?"   Justru tidak terdengar suara Iun-curan serta jatuhnya senjata rahasia itu.   itu membuat Co Hiong tidak habis berpikir dan tertegun, kenapa bisa begitu? Ketika ia baru melongok ke dalam gua, tiba-tiba terdengar lagi suara senjata rahasia yang disambitkannya tadi.   Ser! Ser! Namun kali ini ke dua buah senjata rahasia itu malah meluncur ke luar Co Hiong baru mau melongok ke dalam, Namun begitu mendengar suara itu ia lalu cepat-cepat menyingkir.   Setelah Co Hiong menyingkir ke dua buah senjata rahasia itu menghantam sebuah batu yang ada di depan gua, sehingga mengeluarkan pereikan bunga api.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Co Hiong terkejut Melihat bunga api yang terpereik dari batu itu dapat diketahui orang yang menyambitkan senjata rahasia itu memiliki Lweekang yang sangat tinggi, Co Hiong juga terheran-heran, sebab setahunya, gua itu tak ada penghuninya, namun tidak tahunya....   "Siapa di dalam gua?"   Bentaknya.   "Kenapa tidak memperlihatkan diri?"   "Kakak Bu! Kakak Bu!"   Seru Lie Ceng Loan.   "Aku sudah datang, engkau tidak usah takuti"   Padahal sesungguhnya, kepandaian Bee Kun Bu masih jauh di atas Lie Ceng Loan, namun gadis itu berseru begitu.   Bukankah amat menggelikan? Akan tetapi, Lie Ceng Loan sama sekali tidak menyadari hal itu, sebab ia sedang mencemaskan keadaaan Bee Kun Bu yang amat dicintainya itu.   Suara mereka mendengung ke dalam gua, namun tidak terdengar suara sahutan.   itu sungguh mencengangkan Co Hiong, kemudian ia memberi isyarat agar Lie Ceng Loan mendekatinya, dan gadis itu pun menurut "Nona Lie!"   Bisik Co Hiong setelah Lie Ceng Loan berada di sampingnya.   "Engkau jaga di sini, aku akan menerjang ke dalam gua!"   "Engkau menerjang ke dalam dengan cara demikian, apakah tidak akan membahayakan dirimu?"   Tanya Lie Ceng Loan.   "Nona Lie!"   Co Hiong tertawa.   "Karena engkau ingin cepatcepat bertemu saudara Bee, maka aku harus menempuh bahaya demi dirimu."   "Oh?"   Lie Ceng Loan tertegun.   "Cukup baik engkau, tapi lukamu belum sembuh benar, labih baik aku yang menerjang ke dalam."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Begini saja,"   Usul Co Hiong.   "Kita menerjang ke dalam bersama."   "Baiklah."   Lie Ceng Loan mengangguk Co Hiong menghunus pedangnya lalu berteriak.   "Siapa di dalam?"   "Cepat lepaskan Kakak Bu!"   Sambung Lie Ceng Loan.   "Kalau tidak, kami akan menerjang ke dalam!"   Walau mereka berdua berteriak, namun tetap tiada sahutan dari dalam gua.   "Nona Lie, cepat buatkan sebuah obor!"   Bisik Co Hiong.   "Ya."   Lie Ceng Loan segera membuat sebuah obor Sedang Co Hiong memandang ke dalam gua, gelap gulita tidak tampak apa pun.   Tak lama Lie Ceng Loan sudah membawa sebuah obor yang menyala, Co Hiong segera mengambil obor itu, lalu bersama Lie Ceng Loan melangkah ke dalam gua.   Beberapa depa kemudian, Co Hiong merasa me-rinding, ia pernah memasuki gua ini, namun pada waktu itu ia tidak punya perasaan demikian Co Hiong menyesal, kenapa ia membawa gadis itu ke mari? Di dalam gua itu terdapat orang lain, apa alasannya nanti? Co Hiong sangat licik dan banyak akal, tapi kali ini justru kehabisan akal, ia melangklah ke dalam sambil mengerutkan kening.   Akan tetapi, di dalam gua itu tetap sunyi senyap, tiada suara apa pun, Kalau tadi senjata rahasianya tidak disambitkan ke luar, tentunya ia tidak akan menyangka ada orang di dalam gua itu.   "Kelihatannya agak tidak beres."   Bisik Lie Ceng Loan. Co Hiong berhenti, kemudian tanyanya heran.   "Apa yang tidak beres?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Apa yang tidak beres?"   "Tiada suara orang di dalam gua ini, Tadi aku berteriak dan Kakak Bu pasti dengar suaraku, Tapi.,.,"   Mata Lie Ceng Loan mulai bersimbah air,"... kenapa dia tidak menyahut?"   "Entahlah!"   Co Hiong menggelengkan kepala.   "Lebih baik kita berhati-hati!"   "Kakak Bu...."   Ketika Lie Ceng Loan ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba ia melihat sosok bayangan berkelebat di tikungan gua itu.   "Ada orang! Ketika Lie Ceng Loan berseru begitu, Co Hiong langsung memandang ke depan, dan masih sempat melihat bayangan itu berkelebat Co Hiong tertegun, Pada waktu bersamaan terdengarlah suara hiruk pikuk. Ternyata dua buah batu besar meluncur ke arah mereka dari dalam, Lie Ceng Loan cepat-cepat berkelit "Hei!"   Serunya.   "Hati-hati, Saudara Co!"   Co Hiong ingin berkelit, namun sudah tidak keburu lagi, sebab luncuran batu itu sangat cepat Apa boleh buat ia terpaksa menangkis batu itu dengan pedangnya.   Trang! Tampak bunga api berpijar.   Co Hiong memang berhasil menangkis batu itu dengan pedangnya, namun bahu kirinya tetap tersenggol batu itu.   ia kesakitan sehingga obor di tangannya terlepas dan padam, gua itu menjadi gelap gulita.   Sebelum obor itu padam, Lie Ceng Loan sudah meloncat ke luar, Ketika gua itu berubah gelap, Lie Ceng Loan berseru.   "Saudara Co, engkau tidak apa-apa?"   Bahu Co Hiong masih terasa sakit ia pun tahu bahwa di dalam gua terdapat orang yang berkepandaian tinggi, namun orang itu musuh atau kawan tidak diketahuinya, maka bagaimana mungkin ia berani bersuara? Lagjpula gua itu telah berubah gelap gulita.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Disaat bersamaan, Lie Ceng Loan merasa ada suara desiran di sampingnya, Ternyata bertambah seseorang disitu.   Lie Ceng Loan mengira bahwa orang itu Co Hiong, maka ia segera berkata bernada girang.   Ternyata engkau tidak apa-apa! Kenapa tidak ber-suara?"   Co Hiong tereengang, kenapa Lie Ceng Loan tahu dirinya tidak apa-apa? Ketika ia baru mau membuka mulut, terdengar lagi gadis itu berkata.   "Saudara Co, kalau engkau masih begini, aku akan marah!"   Co Hiong mendengar itu tertegun ia masih ingat akan ucapan demikian, berarti ada orang lain berada di s isi nya. Betapa terkejutnya Co Hiong, sebab orang itu bisa keluar tanpa suara sedikit pun.   "Nona Lie! Hati-hati, itu bukan aku!"   Seru Co Hiong memperingatkan Lie Ceng Loan. Lie Ceng Loan mengira bahwa orang yang di sisinya adalah Co Hiong, maka setelah mendengar suara seruan itu, ia pun tersentak kaget.   "Siapa engkau?"   Tanyanya sambil cepat-cepat munduk Ketika mundur, Lie Ceng Loan merasa ada angin yang amat kuat menerjang ke arahnya, bahkan terasa amat dingin pula.   Kalau Lie Ceng Loan tidak terus-menerus melatih diri di gua Thian Kie Cinjin bersama Na Siao Tiap, mungkin telah terluka oleh angin pukulan itu.   Begitu merasa ada angin pukulan, Lie Ceng Loan segera meloncat mundur selangkah, lalu memandang ke depan.   Tampak sosok bayangan hitam tinggi kurus menerjang ke arahnya, bahkan juga melancarkan pukulan yang    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   menimbulkan angin dingin. Begitu cepat serangan-nya, sehingga Lie Ceng Loan tidak sempat berkelit "Aaaakh...."   Gadis itu merasa ada hawa yang amat dingin menerobos ke dalam tubuhnya, dan tubuhnya pun langsung menggigil.   Lie Ceng Loan masih sempat meloncat ke samping, namun bayangan tinggi kurus itu pun menerjang ke arahnya lagi.   Tanpa banyak berpikir, Lie Ceng Loan segera menggerakkan tangannya mengeluarkan jurus Pat Hong Hong Ih (Hujan Angin Delapan Penjuru).   jurus tersebut sangat lihay dan cepat, maka tampak pedang Lie Ceng Loan berkelebatan mengarah pada bayangan itu.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Akan tetapi sungguh di luar dugaan, pedangnya tidak menyentuh apa pun di hadapannya, sebaliknya ia malah merasa ada angin dingin menerjang dirinya dari belakang.   Guguplah Lie Ceng Loan, justru di saat bersamaan mendadak ia teringat akan ilmu yang diajarkan Bee Kun Bu, yaitu ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu.   Dikerahkannya ilmu itu, dan kemudian ia pun berhasil menghindari.   Lie Ceng Loan sempat melihat bayangan itu seakan tertegun, ia terus mengerahkan ilmu itu sambil balas menyerang dengan jurus Chun Yun Cak Can (Awan Musim Semi MuIai Mengembang).   jurus pedang itu sungguh cepat, apalagi ditambah dengan ilmu Ngo Heng Mte Cong Pu, maka pedang itu bergerak laksana kilat Casss! Pedang Lie Ceng Loan berhasil menusuk punggung orang itu.   Gadis itu tidak bermaksud membunuh, maka setelah berhasil menusuk punggung orang itu, ia pun segera mencabut pedangnya seraya membentak "Siapa engkau?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Di saat Lie Ceng Loan membentak mendadak orang itu menggerakkan tangannya mengarah pada pedang itu.   "Eh?"   Lie Ceng Loan terperanjat "Engkau mau cari mati ya?"   Lie Ceng Loan tahu betapa tajamnya pedang itu.   Kalau orang tersebut berhasil mencengkeram pedangnya, jari tangan orang itu pasti putus.   Orang itu sama sekali tidak menghiraukan itu, jari tangannya telah berhasil mencengkeram pedang Lie Ceng Loan, Lie Ceng Loan gusar sekali, Tadi ia bermaksud baik, tapi orang itu sama sekali tidak meng-hiraukannya.   Oleh karena itu, ia segera menggetarkan pedangnya, dan sekaligus mengeluarkan jurus Sin Liong Cip Hian (Naga Sakti Muncul Mendadak).   Akan tetapi, jurus itu tidak membuat orang tersebut melepaskan pedang Lie Ceng Loan, bahkan kemudian mendadak ia mengayunkan tangan kirinya melancarkan sebuah pukulan ke arah gadis itu.   Lie Ceng Loan tertegun ia meloncat mundur sambil menarik pedangnya, tapi pedangnya tak bergerak dari tangan orang itu.   otomatis membuat badannya tidak bisa mundur Betapa terkejutnya Lie Ceng Loan, karena angin pukulan yang amat dingin itu telah menghajar lengannya.   seketika juga Lie Ceng Loan merasa ada hawa dingin menerobos ke dalam tubuhnya, sehingga membuatnya menggigil dan pedang itu pun terlepas dari tangannya.   Kini orang itu pula yang memegang ujung pedang Lie Ceng Loan, Kemudian mendadak ia meluruskan pedang itu ke arah dada Lie Ceng Loan.   Gerakan yang mendadak itu membuat Lie Ceng Loan tidak bisa berkelit lagi pula saat ini ia sedang merasa dingin sekali sekujur badannya.   Ujung gagang pedang itu berhasil menotok Khi Hu Hiat di dada Lie Ceng Loan, dan seketika juga gadis itu merasa hawa murninya tersumbat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Saudara Co...."   Lie Ceng Loan ingin memanggil Co Hiong, namun tubuhnya sudah terkulai dan tak mampu mengeluarkan suara lagi, Orang itu segera memapah Lie Ceng Loan, lalu melesat ke depan.   Walau sudah bertarung beberapa jurus dengan Lie Ceng Loan, tapi orang itu sama sekali tidak mengeluarkan suara, bahkan seakan tidak pernah mengeluarkan nafas-nya, mirip arwah gentayangan Co Hiong sudah tahu Lie Ceng Loan bertempur dengan orang itu, ia ingin turun tangan membantu, namun dibatalkannya karena tahu orang aneh dalam gua itu berkepandaian tinggi.   Setelah Lie Ceng Loan memanggil "Saudara Co", lalu tiada suara lagi, Co Hiong yakin gadis itu telah ditangkap orang aneh dalam gua.   itu membuatnya tertegun dan tidak tahu harus berbuat apa.   Haruskah menerjang ke dalam gua atau segera meninggalkan gua itu? Karena orang aneh itu membawa Lie Ceng Loan melesat ke dalam gua.   Co Hiong belum tahu siapa orang aneh dalam gua, sehingga membuatnya ragu mengambil suatu keputusan Akhirnya ia mengambil keputusan untuk meninggalkan gua itu, dan tidak mau melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya.   Tapi ia tahu Lie Ceng Loan berada di tangan orang aneh itu, otomatis ia tidak bisa berlega hati.   Setahun yang lalu, Co Hiong sudah bertemu Lie Ceng Loan, Pada waktu itu ia merasa dirinya seakan telah menemukan sesuatu yang amat berharga, maka berniat untuk memilikinya.   Sifat Co Hiong selain licik, jahat dan banyak akal busuk, juga sangat egois, Jadi di dalam hatinya sama sekali tiada perasaan maupun cinta kasih, Yang dianggapnya cinta, tidak lain cuma memuaskan hawa nafsu birahi belaka, Karena itu, ia    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   membawa Lie Ceng Loan ke gua itu, hanya ingin menodai nya.   Kini Lie Ceng Loan jatuh datangan orang aneh itu, Co Hiong merasa gusar sekali Gusar bukan karena orang aneh menangkap Lie Ceng Loan, melainkan sebab miliknya telah direbut orang.   Co Hiong terus berpikir, akhirnya ia mengambil keputusan untuk meninggalkan gua itu kembali ke istana Pit Sia Kiong, ia ingin bertanya pada Kim Hun Tokouw tentang orang aneh dalam gua itu, Setelah mengambil keputusan tersebut, ia pun berendap-endap meninggalkan gua itu.   Co Hiong sudah sampai di istana Pit Sia Kiong, Ketika berjalan menuju kamarnya, ia melihat Souw Peng Hai, gurunya sedang duduk menghimpun hawa murni "Guru!"   Panggilnya. Souw Peng Hai membuka matanya, Begitu melihat Co Hiong, wajahnya tampak berseri "Oh, Co Hiong! Engkau sudah pulang, bagaimana hasil perjalananmu itu?"   Tanya Souw Peng Hai.   "Aku sudah bertemu Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan,"   Jawab Co Hiong memberitahukan "Mereka berdua sedang menuju ke mari."   "Oh?"   "Guru! Bagaimana keadaan di sini selama aku berpergian?"   "Biasa saja, Sejak engkau pergi, aku pun tidak pernah bertemu Kim Hun Tokouw."   Souw Peng Hai sudah menyaksikan air muka Co Hiong agak gugup, Biasanya Co Hiong menghadapi sesuatu dengan tenang, tapi kali ini kenapa tampak gugup? "Anak Hiong!"   Souw Peng Hai menatapnya "Engkau telah mengalami kejadian apa?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Aku telah bertemu Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan,"   Jawab Co Hiong merendahkan suaranya.   "Apakah engkau telah terluka di tangan mereka?"   Tanya Souw Peng Hai dengan air muka berubah.   "Aku memang telah terluka, tapi berhasil membawa Lie Ceng Loan ke mari, hanya...."   "Kenapa?"   Souw Peng Hai tampak tegang.   "Setelah memasuki sebuah lembah di GunungTaysan ini, Lie Ceng Loan justru ditangkap orang."   Co Hiong memberitahukan "Apa?"   Souw Peng Hai terperangah.   "Mungkinkah perbuatan Kim Hun Tokouw?"   "Maka aku ingin pergi bertanya padanya."   "Kalau begitu, mari kita pergi menemuinya!"   "Baik."   Mereka berdua segera meninggalkan kamar itu. Ketika sampai di koridor, terdengarlah suara tawa cekikikan Mereka berdua tahu, itu suara tawa para pelayan istana Pit Sia Kiong, Mendadak terdengar pula suara teguran.   "Kalian jangan terus tertawa, beberapa hari ini Kiong Cu tampak kesal dan sering marah-marah tidak karuan! Hatihatilah kalian!"   Suara tawa itu langsung berhenti, berselang sesaat terdengar lagi suara pembicaraan "Coba kalian pikir, aneh apa tidak urusan itu?"   Mendengar itu, Co Hiong segera berhenti sambil memberi isyarat pada gurunya. Souw Peng Hai mengangguk, lalu melesat ke pojok koridor, begitu pula Co Hiong, Ternyata mereka berdua ingin mencuri dengar pembicaraan para pelayan itu, sesungguhnya    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tindakan itu tidak pantas bagi Souw Peng Hai, namun ia sangat licik, maka tidak mempedutikannya. Memang cocok guru dan murid itu, sama-sama licik, jahat dan sama-sama banyak akal busuk. Oleh karena itu, mereka berdua dapat bekerja sama secara baik.   "Maksudmu urusan apa?"   "Biasanya Kiong Cu amat dingin dan jarang marah-marah. Tapi kini sering marah-marah, bukankah aneh sekali?"   "Tentu karena Pek Yun Hui! Walau telah terkurung dalam ruang api, namun dia masih selamat Mungkin karena itu, maka majikan kita sering marah-marah!"   "Hm!"   Terdengar suara dengusan "Justru bukan karena Pek Yun Hui."   "Kalau begitu karena apa?"   "ltu.,.,"   Pelayan yang menjawab itu merendahkan suaranya,"... karena Bee Kun Bu."   Begitu mendengar itu, Souw Peng Hai dan Co Hiong tampak tertegun Mereka berdua saling memandang sejenak dan terus mendengarkan dengan penuh perhatian "Engkau jangan omong sembarangan! Kalau omongan-mu sampai ke telinga majikan, engkau pasti celaka."   "Aku berkata sesungguhnya, penjara di istana ini telah mengurung begitu banyak orang. Namun pernahkah kita melihat Kiong Cu pergi menengok para tahanan? Kali ini justru luarbiasa, satu hari entah berapa kali Kiong Cu pergi menengok Bee Kun Bu."   "Guru!"   Ujar Co Hiong dengan suara rendah.   "Pantas wanita jalang itu melarang kita membunuh Bee Kun Bu, ternyata ada maksud tertentu dibalik itu."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Betul."   Souw Peng Hai mengangguk sambil tersenyum "ltu ada baiknya."   "Kenapa?"   Tanya Co Hiong.   "Seandainya jatuh hati pada Bee Kun Bu, Lam Kiong Siu pasti menyingkirkan saingannya, Kebetulan ke dua wanita Kwat Cong San itu musuh besar kita, Nah, bukankah kita cuma tinggal duduk menonton mereka ber-tempur?"   Jawab Souw Peng Hai menjelaskan "Tidak salah."   Co Hiong manggut-mangguL Seusai mereka berdua berbicara, tampak pula beberapa gadis muncul di koridor itu, Segeralah Co Hiong melesat ke luar ke hadapan sambil tersenyum-senyum "Kakak-kakaksekalian!"   Ujarnya lembut "Kami ingin bertemu Kiong Cu kalian, ada urusan penting yang harus kami rundingkan dengannya, harap kakak-kakak sudi melapor padanya!"   "Kalau kalian berdua tiada urusan yang penting sekali, lebih baik jangan menemui Kiong Cu!"   Sahut salah seorang pelayan jawaban itu amat menggusarkan Souw Peng Hai. Namun ketika ia baru mau melampiaskan kegusarannya, Co Hiong sudah berkata lagi.   "Kakak, kami memang punya urusan penting, tolong beritahukan pada Kiong Cu kalian, bahwa kami telah bertemu Na Siao Tiap, Kiong Cu kalian pasti mau menemui kami."   "Kalau begitu... baiklah! Kami akan memberitahukan pada Kiong Cu,"   Ujar pelayan itu.   "Kalian berdua boleh ikut kami."   Beberapa pelayan itu melangkah ke dalam, Souw Peng Hai dan Co Hiong mengikuti mereka dari belakang.   Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah sampai di depan sebuah pintu, Souw Peng Hai dan Co Hiong tahu, bahwa di balik pintu itu terdapat sebuah ruangan yang    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   dindingnya dilapisi kaca, itu boleh dikatakan ruang rapat, sebab sudah beberapa kali mereka berdua memasuki ruangan itu untuk merundingkan sesuatu dengan Kim Hun TokouwLam Kiong Siu.   Salah seorang pelayan mendekati pintu itu, lalu mengetuk perlahan dua kali, Dari dalam langsung terdengar suara bentakan "Kalian cepat enyah! siapapun tidak boleh masuk!"   Itu adalah suara Kim Hun Tokouw.   "Kiong Cu!"   Pelayan itu memberitahukan "Souw Peng Hai dan muridnya ingin bertemu, karena ada urusan penting."   "Aku tidak ingin bertemu siapa pun lain hari saja!"   Sahut Kim Hun Tokouw dari dalam ruang itu.   pelayan itu menoleh memandang Souw Peng Hai dan Co Hiong lalu menggeleng-geleng kepala, pertanda Kiong Cu tidak mau menemui mereka.   Souw Peng Hai tampak gusar sekali, dan mendadak memukul lantai dengan tongkatnya.   Bummm! "Kim Hun Tokouw!"   Serunya lantang.   "Na Siao Tiap sudah menuju ke mari, Dia adalah salah seorang wanita Kwat Cong San. Anak Hiong bertemu dia di tengah jalan Wanita itu berkepandaian tinggi, maka kita harus berunding tentang itu."   "Kalau begitu, kalian berdua boleh masuk,"   Sahut Kim Hun Tokouw.   Co Hiong membuka pintu itu.   Tampak Kim Hun Tokouw duduk di kursi dengan kening berkerut-kerut, sepertinya sedang memikirkan suatu masalah.   Ketika melihat Co Hiong dan Souw Peng Hai melangkah masuk, ia masih tampak malas-malasan, cuma manggut-manggut ke arah mereka.   "Kalian duduklah!"   Ucapnya setelah Souw Peng Hai dan Co Hiong berada di hadapannya.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Souw Peng Hai dan Co Hiong mengangguk, lalu duduk di hadapan Kim Hun Tokouw.   "Kapan Na Siao Tiap itu akan sampai di sini?"   Tanya Kim Hun Tokouw.   "Mungkin dalam satu dua hari ini,"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Jawab Co Hiong dan menambahkan "Walau dia sampai di Gunung Taysan ini, belum tentu dia dapat menemukan istana Pit Sia Kiong."   "Kalau pun menemukan juga tidak apa-apa,"   Ujar Kim Hun Tokouw.   "Bukankah Pek Yun Hui yang amat terkenal itu telah terkurung di sini?"   Ucapan Kim Hun Tokouw bernada menyindir Souw Peng Hai yang tampak ketakutan itu membuat wajah Souw Peng Hai langsung memerah, sedangkan Co Hiong cuma tersenyum-senyum "Tidak salah apa yang Tokouw katakan."   Ujar Co Hiong.   "Tunggu dia ke mari baru kita bicarakan,"   Sahut Kim Hun Tokouw sambil tertawa hambar. itu berarti Kim Hun Tokouw mengusir mereka ber-dua. Mendengar itu Co Hiong tertawa, sekaligus memberitahukan "Di tengah jalan, selain bertemu Na Siao Tiap, aku pun bertemu Lie Ceng Loan...."   "Lie Ceng Loan? Siapa gadis itu?"   Tanya Kim Hun Tokouw.   "Dia Sumoy Bee Kun Bu,"   Jawab Co Hiong sambil memperhatikan air muka Kim Hun Tokouw.   "Oh!"   Air muka Kim Hun Tokouw tampak berubah.   "Gadis yang amat mencintai Bee Kun Bu itu?"   "Betul."   Co Hiong mengangguk "Aku telah menangkap gadis itu, dan sekaligus membawanya ke mari."   "Cepat bawa dia ke mari, aku ingin lihat macam apa gadis itu, kenapa Bee Kun Bu begitu mencintainya?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Co Hiong tertawa dingin dalam hati, kemudian memberitahukan "Ketika sampai di gunung Taysan ini, ia justru diculik orang."   "Apa?"   Kening Kim Hun Tokouw berkerut "Siapa yang begitu berani berbuat semaunya di gunung Taysan ini?"   "Aku justru ingin bertanya pada Tokouw, siapa orang itu?"   Co Hiong tersenyum getir "Apakah bukan orang istana Pit Sia Kiong?"   Tanya Kim Hun Tokouw.   "Bukan."   Co Hiong memberitahukan "Tapi aku tidak melihat jelas raut wajahnya."   "Di mana orang itu?"   "Di dalam gua."   Semula Kim Hun Tokouw tampak malas-malasan dan duduk bersandar, namun ketika Co Hiong memberitahukan bahwa orang itu ada di dalam gua, ia langsung duduk tegak seraya bertanya.   "Gua mana?"   Begitu menyaksikan Kim Hun Tokouw yang tampak serius, tereenganglah Co Hiong. Sebab selama ia tinggal di istana Pit Sia Kiong, belum pernah menyaksikan Kim Hun Tokouw begitu serius, Karena itu, Co Hiong jadi tertegun sehingga tidak menjawabnya.   "Gua yang mana?"   Tanya Kim Hun Tokouw lagi.   "Di dalam sebuah lembah yang banyak tebing curam, juga terdapat kabut yang sangat tebal."   Co Hiong memberitahukan Setelah mendengar itu, wajah Kim Hun Tokouw langsung berubah, dan mendadak ia bangkit berdiri sambil mengibaskan tangannya, Terdengarlah suara hiruk pikuk,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sebab semua cangkir dan teko yang ada di atas meja jatuh pecah berantakan "Ketika kalian berdua ke mari, aku pun menegaskan janganlah kalian berkeliaran sembarangan di gunung Taysan ini, Kenapa kalian masih ke lembah itu? Dan cara bagaimana kalian memasuki gua itu?"   Bentak Kim Hun Tokouw gusar, wajahnya pun berubah merah padam "Omong kosong!"   Sahut Souw Peng Hai.   "Kenapa kami tidak boleh jalan-jalan di gunung Taysan ini? kalaupun terjadi sesuatu, itu tanggung jawab kami berdua!"   "He he!"   Kim Hun Tokouw tertawa dingin "Tang-gung jawab kalian berdua? Kalau kalian memang bertanggung jawab, kenapa harus bersembunyi di istana Pit Sia Kiongku ini?"   "Dasar perempuan jalang!"   Bentak Souw Peng Hai.   "Engkau berani memandang rendah diriku?"   Memang sudah lama Souw Peng Hai menyimpan kekesalan di dalam hati, namun saat ini justru meledak, bahkan langsung menyerang Kim Hun Tokouw dengan toyanya, ia mengeluarkan jurus Huan Thian To Hai (Membalikkan Langit Menggali Laut).   "Hei!"   Bentak Kim Hun Tokouw.   "Souw tua, engkau ingin cari mampus ya?"   Kim Hun Tokouw menggerakkan lengannya, dan seketika juga melayang sehelai selendang melilit ujung toya Souw Peng Hai. Yang paling kalut adalah Co Hiong. Begitu melihat ke dua orang itu bertempur, ia cepat-cepat menyingkir seraya berteriak-teriak.   "Kim Hun Tokouw, Guru! Urusan berada di depan mata, kenapa kalian berdua malah bertempur?"   Kim Hun Tokouw dan Souw Peng Hai sama sekali tidak mendengarkan suara teriakan Co Hiong, dan masih terus    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   bertarung, Beberapa jurus kemudian, selendang Kim Hun Tokouw berhasil melilit ujung toya Souw Peng Hai. Terjadilah adu tarik-menarik yang disertai Lwee-kang. Souw Peng Hai mengerahkan tenaga keras, sedangkan Kim Hun Tokouw mengerahkan tenaga lunak.   "Hiyaaaat!"   Teriak Souw Peng Hai.   "Eiiit!"   Teriak Kim Hun Tokouw.   Mereka mengerahkan Lweekang masing-masing, sehingga lilitan selendang di ujung toya itu terlepas, dan menyebabkan Souw Peng Hai dan Kim Hun Tokouw mundur beberapa langkah.   Melihat mereka berdua telah terpisah beberapa langkah, Co Hiong segera maju dan berdiri di tengah-tengah mereka.   "Kim Hun Tokouw, adat guruku memang begitu, mohon Kim Hun Tokouw sudi memaafkannya!"   Ucap Co Hiong sambil memberi isyarat pada gurunya agar segera pergi meninggalkan tempat itu.   "He he!"   Souw Peng Hai tertawa dingin.   "Anak Hiong, mari kita pergi!"   "Mau pergi?"   Ujar Kim Hun Tokouw dingin.   "Tidak begitu gampang!"   "Engkau boleh coba!"   Tantang Souw Peng Hai. Co Hiong melihat mereka berdua mau bertempur lagi, kacaulah hatinya, ia memang membenci Kim Hun Tokouw, namun ia pun tahu akan keadaan, Kalau saat ini terjadi lagi pertempuran, itu berarti mencari penyakit.   "Guru!"   Ujarnya dengan suara dalam.   "Sudahlah, jangan ribut lagi! Kalau guru dan Kim Hun Tokouw bermusuhan, pihak lainlah yang akan beruntung."   "Co Hiong, engkau telah menimbulkan bencana! Kenapa masih mau meleraikan pertempuran ini?"   Ujar Kim Hun Tokouw dingin.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Apa?"   Tertegun Co Hiong.   "Aku telah menimbulkan bencana?"   "Hmm!"   Dengus Kim Hun Tokouw dingin.   "Nanti engkau akan mengetahuinya, bahkan aku pun terbawa-bawa pula!"   Co Hiong mengerutkan kening, ia tahu yang Kim Hun Tokouw maksudkan adalah orang aneh dalam gua itu.   "Apakah berkaitan dengan gua itu? Tapi aku justru telah membuat suatu jasa untukmu,"   Sahut Co Hiong.   "Jasa?"   Kim Hun Tokouw melotot "Engkau telah menimbulkan bencana, kok masih bilang membuat suatu jasa?"   Co Hiong tertawa panjang, lalu menjawabnya.   "Aku menculik Lie Ceng Loan ke mari, namun akhirnya jatuh ke tangan orang aneh dalam gua, Nah, Kim Hun Tokouw, cobalah berpikir! Aku telah menimbulkan bencana atau telah berbuat suatu jasa?"   Kim Hun Tokouw tampak tertegun, ia melangkah mundur kemudian duduk di kursinya, Kelihatannya ia terus berpikir "Benar, Apa yang engkau katakan memang masuk akal,"   Ujarnya sambil tertawa.   "Ha ha!"   Co Hiong juga tertawa.   "Kim Hun Tokouw, bagaimana mungkin aku akan menimbulkan suatu bencana untukmu?"   "Sekarang kalian boleh pergi, kalau ada urusan pen-ting, aku pasti memanggil kalian,"   Ujar Kim Hun Tokouw sambil mengibaskan tangannya, agar mereka berdua segera meninggalkan ruang itu. Co Hiong memandang gurunya sambil memberi isyarat lalu ujarnya dengan suara rendah.   "Guru, mari kita pergi!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Apakah kita masih bisa tinggal di istana Pit Sia Kiong ini?"   Sahut Souw Peng Hai dengan suara keras.   "Guru!"   Co Hiong tertawa.   "lni cuma salah penger-tian, kenapa harus disimpan dalam hati? Kini Kim Hun Tokouw sudah paham, pasti berlaku baik pada kita, Tentunya guru juga mengerti kan?"   "Hm!"   Dengus Souw Peng Hai, lalu meninggalkan ruang itu bersama Co Hiong, Setelah berada di luar, Souw Peng Hai berbisik "Anak Hiong, ucapanmu tadi mengandung arti apa sehingga dapat meredakan kegusaran wanita jalang itu?"   "Guru!"   Co Hiong tertawa.   "Wanita jalang itu menaruh minat pada Bee Kun Bu, sedangkan aku secara tidak langsung telah membantunya menghabiskan Lie Ceng Loan, itu sangat menyenangkan hatinya."   "Oooh!"   Souw Peng Hai manggut-manggut.   "Oh ya, sebetulnya siapa orang aneh di dalam gua itu?"   "Aku justru tidak tahu sama sekali, Guru, Bagaimana kalau kita pergi menyelidikinya?"   Usul Co Hiong.   "Anak Hiong, rasanya tidak baik kita menimbulkan masalah lain lagi,"   Sahut Souw Peng Hai tidak setuju.   "Guru! Kita sudah ribut dengan Kim Hun Tokouw, kalau ingin melawannya, kita harus ke gua itu."   "Maksudmu orang aneh di dalam gua itu akan membantu kita melawan Kim Hun Tokouw?"   "Benar."   "Kalau begitu, kita harus ke gua itu?"   "Lebih cepat lebih baik, Kita berangkat sekarang saja."   "Ngmm!"   Souw Peng Hai manggut-manggut "Baik-tah. Mari kita ke sana sekarang agar tidak membuang waktu!"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Bagian ke empat puluh dua Menyelidiki Gua    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Souw Peng Hai dan Co Hiong meninggalkan istana Pit Sia Kiong, menuju gua di lembah kabut Lima enam mil kemudian, Souw Peng Hai dan Co Hiong tampak mengerutkan kening, ternyata mendadak mereka mendengar suara orang di belakang mereka.   "Ayoh cepat! Kiong Cu sudah pesan, kita harus segera sampai di sana! Kenapa kalian berjalan begitu lamban?"   Suara gadis. Souw Peng Hai dan Co Hiong tertegun, Mereka segera menoleh ke belakang, tampak empat gadis berbaju hijau menggotong sebuah keranjang besar Tampak pula seorang wanita berjalan di belakang mereka, wanita itu mirip Cap Kouw.   "Kita bersembunyi du!u!"   Bisik Souw Peng Hai.   Mereka berdua langsung melesat ke belakang sebuah pohon.   sedangkan ke empat gadis dan wanita itu berjalan tergesa-gesa, sama sekali tidak tahu ada dua orang bersembunyi di belakang pohon.   Setelah mereka berjalan belasan depa, barulah Souw Peng Hai dan Co Hiong muncul "Guru, mari kita ikuti mereka!"   Ajak Co Hiong.   "Ng!"   Souw Peng Hai mengangguk Mereka berdua lalu menguntit gadis-gadis itu dengan ilmu peringan tubuh, agar tidak menimbulkan suara, Tak seberapa lama kemudian, wajah Co Hiong tampak terheran-heran.   "Guru, kelihatannya mereka menuju gua itu,"   Bisik Co Hiong.   "Kelihatannya memang begitu."   Souw Peng Hai mengangguk Mereka berbicara dengan suara rendah, namun Cap Kouw itu tampak seakan mendengar suara mereka, dan langsung berhenti    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Souw Peng Hai dan Co Hiong tentunya tidak takut terhadap Cap Kouw itu, apa lagi dalam keadaan begini Namun mereka berdua ingin tahu apa yang akan dilakukan orangorang istana Pit Sia Kiong itu, maka tidak mau menimbulkan urusan.   Ketika Cap Kouw berhenti Souw Peng Hai dan Co Hiong cepat-cepat melesat ke belakang pohon untuk bersembunyi "Siapa kalian?"   Bentak Cap Kouw.   Co Hiong meleletkan lidahnya ia tidak menyangka wanita itu begitu lihay pendengarannya.   Seusai membentak, Cap Kouw maju beberapa depa sambil menengok ke sana ke mari Karena tidak melihat apaapa ia lalu bergumam "Eh? Apakah aku salah dengar?"   Cap Kouw mengerutkan kening, berselang sesaat barulah melangkah pergi dengan wajah penuh keheranan Setelah Cap Kouw pergi jauh, Souw Peng Hai dan Co Hiong keluar, lalu menguntit mereka lagi Kali ini mereka berdua lebih berhati-hati, agar Cap Kouw tidak mendengar suara langkah mereka.   Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah sampai di tempat yang penuh kabut tebal Gadis-gadis itu dan Cap Kouw terus berjalan menerobos kabut tebal itu, sedangkan Souw Peng Hai dan Co Hiong terus menguntit mereka.   Cap Kouw dan ke empat gadis itu berhenti di samping gua.   Air muka mereka tampak tegang sekali Begitu Cap Kouw memberi isyarat, ke empat gadis segera menaruh keranjang yang mereka pikul itu ke bawah, lalu mundur belasan depa.   "Lo Sian Ong (Dewa Tua), kami membawa makanan ke mari!"   Seru Cap Kouw.   "Kali ini kami membawa makanan istimewa, harap Lo Sian Ong sudi menerima-nya!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Seusai Cap Kouw berseru begitu, terdengarlah suara "Bum! Bum! Bum!"   Tiga kali di dalam gua.   Ketika mendengar suara itu, air muka Cap Kouw tampak berubah, dan tanpa sadar ia mundur beberapa langkah.   Souw Peng hai dan Co Hiong tahu bahwa kepandaian Cap Kouw melebihi kepandaian Kim Hun Tokouw, Namun saat ini Cap Kouw tampak agak ketakutan, itu membuat Souw Peng Hai dan Co Hiong terheran-heran.   "Guru, Cap Kouw memanggil Lo Sian Ong pada orang aneh di dalam gua, apakah guru tahu siapa Lo Sian Ong itu?"   Tanya Co Hiong dengan suara rendah.   "Guru tidak tahu,"   Sahut Souw Peng Hai sambil menggelengkan kepala.   Co Hiong masih ingat Ketika ia terluka di dekat Kuil Toa Ciok Sie.   Dirinya justru terhisap oleh tenaga orang aneh di dalam gua, namun kemudian memperoleh ilmu silat Sam Im Sin Ni dari buku catatan peninggalan Sam Im Sin Ni tersebut Siapa orang aneh di dalam gua itu, tiada seorang pun yang tahu, maka ketika gurunya bilang tidak kenal siapa Lo Sian Ong itu, Co Hiong pun tidak merasa heran lagi.   "Lo Sian Ong!"   Terdengar suara seruan Cap Kouw.   "Kiong Cu kami tahu engkau sangat gusar, maka ia berjanji akan menangkap bocah itu untuk dibawa ke mari, agar Lo Sian Ong menghisap darahnya! Kini Kiong Cu masih membiarkannya hidup, namun beberapa hari...."   Mendengar sampai di situ, Co Hiong terkejut bukan main, ia tahu bocah yang dimaksudkan Cap Kouw itu adalah dirinya, Tentunya Cap Kouw tidak bicara main-main.   Sungguh licik Kim Hun Tokouw itu, kelicikannya melebihi Co Hiong! pikir pemuda itu dan bersyukur telah mendengar ucapan Cap Kouw.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Yang paling mengejutkan Co Hiong, yakni orang aneh dalam gua punya kebiasaan menghisap darah orang, Apakah orang aneh dalam gua itu iblis penghisap darah? Tiba-tiba hatinya tersentak Lie Ceng Loan telah jatuh ke tangan orang aneh itu, mungkinkah darah gadis itu telah dihisap oleh orang aneh tersebut? Berpikir sampai di situ, Co Hiong pun merinding.   "Anak Hiong!"   Bisik Souw Peng Hai mendadak "Orang aneh yang ada di dalam gua itu, pasti mengidap semacam racun yang bersifat dingin, Racun itu belum punah dari tubuhnya, maka ia harus menghisap darah orang untuk menghangatkan badannya, Tapi mungkin juga dia sedang melatih semacam ilmu, karena itu, dia membutuhkan darah segar."   "Guru! Kalau begitu Lie Ceng Loan...."   "Lie Ceng Loan telah jatuh di tangannya, tentunya sulit hidup lagi,"   Sahut Souw Peng Hai.   Co Hiong diam saja, ia tidak berani memperlihatkan reaksi apa pun di hadapan gurunya.   sementara Cap Kouw mengibaskan tangannya, ke empat gadis itu segera mendekati keranjang itu, kemudian membuka tutupnya.   seketika juga tampak dua ekor ular yang amat besar merayap ke Iuar.   Mendadak dua gadis berbaju hijau mencengkeram kepala ke dua ekor ular itu, Kedua ekor ular itu meronta, sehingga ke dua gadis itu harus mengerahkan tenaganya untuk memegang ular-ular tersebut Akan tetapi, ke dua gadis itu tampak kewalahan Ternyata ke dua ekor ular tersebut memiliki tenaga besar Dua gadis berbaju hijau lain langsung maju, maksud mereka ingin membantu.   Namun ketika mereka baru mendekati, salah seekor ular itu telah mengibaskan ekornya menghantam bahu salah    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   seorang gadis tersebut Gadis itu tidak sempat berkelit, bahunya terhajar oleh ekor ular itu sehingga badannya terpental beberapa depa.   Buuuk! Gadis itu jatuh duduk.   Gadis yang satu lagi ingin mundur, tapi Cap Kouw sudah membentak sambil melesat ke arah keranjang.   "Jangan mundur!"   Cap Kouw menjulurkan tangannya menangkap ekor ular itu.   Mereka membawa ular itu ke depan gua, lalu dilemparkan ke dalam, Begitu pula ular yang satu lagi, juga dilemparkan ke dalam gua tersebut Setelah itu, mereka mundur sambil menarik nafas lega.   Sesss! Sessss! Terdengar suara seperti orang menghisap sesuatu.   Berselang beberapa saat kemudian, tampak melayang ke luar sesuatu dari dalam gua.   Souw Peng Hai dan Co Hiong yang bersembunyi di belakang pohon segera menegaskan, ternyata ular besar yang dilempar ke dalam tadi.   Kini ular besar itu tampak lemah sekali, nafas nya pun sudah empas-empis seakan sudah hampir mati.   Di leher ular itu terdapat bekas gigitan, berarti orang aneh di dalam gua telah menggigit leher ular itu untuk menghisap darah nya.   Souw Peng Hai dan Co Hiong terkejut sekali menyaksikan itu, sebab tenaga ular itu amat besar, namun orang aneh di dalam gua mampu menggigit lehernya, sekaligus menghisap darahnya pula, itu membuktikan bahwa orang aneh di dalam gua memiliki kepandaian yang amat tinggi.   Co Hiong memandang gurunya sambil tertawa, ia menunjuk Cap Kouw lalu menggerakkan tangannya memberi kode pada gurunya.   "Memang begitu."   Souw Peng Hai manggut-manggut    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tak lama kemudian, ular itu mati.   Cap Kouw dan beberapa gadis itu segera meninggalkan tempat tersebut Sebelum Cap Kouw menerobos ke luar kabut tebal itu, mendadak ia merasa ada tenaga yang amat dahsyat menerjang ke arahnya, ia ingin berkelit tapi sudah tidak keburu.   Ternyata Souw Peng Hai menyerangnya dengan ilmu Kan Goan Cih, dan seketika juga Cap Kouw merasa dadanya sakit sekali, Matanya pun berkunang-kunang dengan badan sempoyongan dan akhirnya terkulai Kejadiannya begitu cepat, sehingga beberapa gadis itu terheran-heran tidak tahu apa yang telah terjadi Pada saat bersamaan, Souw Peng Hai meloncat ke luar dari balik batu, dan langsung menyerang gadis-gadis itu dengan jurus Liong Bun Sam Cok (Pintu Naga Buka Tiga Kali).   Gadis-gadis itu memang berkepandaian cukup tinggi, namun tetap tidak mampu melawan Souw Peng Hai.   jurus itu telah menotok jalan darah gadis-gadis itu, sehingga mereka tidak bisa bergerak sama sekali.   Co Hiong memunculkan diri, lalu membawa salah satu gadis itu ke depan gua.   "Lo Sian Ong, kami pun membawa makanan yang lebih lezat dari pada makanan tadi!"   Serunya. Usai berseru, Co Hiong lalu membuka jalan darah gadis itu, Gadis itu memandang Co Hiong seraya berkata.   "Co Hiong, engkau masih ingat padaku?"   Co Hiong menundukkan kepala memandang gadis itu, Co Hiong tertegun, karena gadis itu pernah membantunya menyuruh Bee Kun Bu menulis sepucuk surat untuk Lie Ceng Loan.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Oooh!"   Co Hiong tertawa manis.   "Ternyata engkau! Tentu aku masih ingat, kalau tidak, bagaimana mungkin aku akan mengantarmu ke dalam gua duluan?"   "Engkau binatang!"   Caci gadis itu dan menyumpah "Aku mati pasti jadi arwah penasaran untuk menuntut balas padamu!"   "Oh, ya?"   Co Hiong tersenyum lebih manis lagi, bahkan tangannya menowel pipi gadis itu, kemudian mendadak melempar gadis itu ke dalam gua.   "Lo Sian Ong, nikmatilah perlahan-Iahan! Masih ada tiga lagi!"   Betapa kejam dan sadisnya hati Co Hiong.   ia me nunggu orang aneh di dalam gua melempar keluar mayat gadis itu, setelah itu ia pun akan melempar gadis lain ke dalam gua tersebut sementara Souw Peng Hai juga tersenyum-senyum.   Guru dan murid itu memang sama berhati kejam serta sadis, Kemudian Souw Peng Hai memandang Cap Kouw yang masih tergeletak di tanah, Wanita itu telah terluka parah, dan sudah pasrah menunggu mati.   Souw Peng Hai tahu bahwa Cap Kouw sudah tidak mampu kabur, maka tidak begitu mem pe rhat ikan nya, malah melesat ke sisi Co Hiong.   "Anak Hiong, bagaimana keadaan?"   Tanyanya berbisik "Orang aneh dalam gua memang penghisap darah, maka kalau kita melempar ke dalam beberapa anak gadis, tentunya dia akan terkesan baik pada kita,"   Sahut Co Hiong sambil tersenyum.   "Menurut pandangan guru, orang aneh itu bisa begitu cepat menghisap darah ular itu, pertanda tidak mengidap semacam racun, melainkan sedang melatih semacam ilmu,"   Ujar Souw Peng Hai dan menambahkan "Kalau dia bersedia membantu kita, sudah pasti sangat menguntungkan kita."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Co Hiong tertawa gembira, Akan tetapi, di dalam gua masih tidak terdengar suara apa pun.   itu membuat Souw Peng Hai dan Co Hiong terheran heran, sebab tadi ular yang dilemparkan Cap Kouw, begitu cepat dilempar keluar lagi, Namun kenapa kali ini begitu lama? Di saat mereka termangu, mendadak terdengar suara yang amat keras di dalam gua, menyusul melayang ke luar sebuah batu yang amat besar mengarah pada mereka berdua, Co Hiong langsung berkelit Buuuk! Batu itu jatuh di hadapan mereka.   Souw Peng Hai dan Co Hiong saling memandang, Mereka berdua sama sekali tidak tahu apa maksudnya.   Setelah itu, mereka memandang ke arah batu tersebut Ternyata di batu itu terukir beberapa huruf.   Mereka berdua segera melesat ke arah batu itu, lalu membaca huruf-huruf tersebut "Masih mau", begitu bunyi huruf yang terukir pada batu itu.   Souw Peng Hai tampak terkejut Yang mengejutkannya bukan huruf-huruf itu, melainkan ukirannya yang cuma menggunakan jari tangan, Souw Peng Hai memiliki ilmu Kan Goan Cih yang amat luar biasa, tapi ilmu jari telunjuknya orang aneh di dalam gua itu juga amat luar biasa, melebihi ilmu Kan Goan Cih tersebut "Guru!"   Wajah Co Hiong tampak berseri "Dia masih mau!"   "Lemparkan saja gadis-gadis itu ke dalam!"   Sahut Souw Peng Hai. Co Hiong segera membawa gadis lain yang tertotok, lalu dilemparkannya ke dalam gua itu. Tak seberapa lama, terdengarlah suara di dalam gua.   "Diantara kalian, siapa yang bernama Bee Kun Bu?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Souw Peng Hai dan Co Hiong tampak tertegun, bahkan merasa heran, karena orang aneh dalam gua mengetahui nama tersebut "Aku!"   Sahut Co Hiong setelah berpikir sejenak "Anak Hiong!"   Souw Peng Hai terperanjat "Kenapa engkau mengaku Bee Kun Bu?"   "Saat ini aku tidak bisa mengemukakan alasan apapun, tapi menurut aku, pasti ada sebab musababnya orang aneh itu bertanya begitu,"   Sahut Co Hiong.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "   Engkau boleh masuk, aku tidak akan membunuh-mu,"   Ujar orang aneh di dalam gua. Co Hiong tertegun ia tidak tahu harus masuk ke dalam atau tidak? Souw Peng Hai tahu akan keraguan muridnya, maka segera berbisik "Anak Hiong, jangan menempuh bahaya!"   Co Hiong justru malah tersenyum, kelihatannya ia telah mengambil suatu keputusan "Guru, tanpa memasuki gua macan, bagaimana mungkin mendapat anaknya?"   Sahut Co Hiong serius.   "Kalau aku mati di dalam gua, harap Guru baik-baik menjaga diri, dan berhatihati terhadap Kim Hun Tokouw!"   "Anak Hiong...."   Souw Peng Hai terharu mendengar ucapan muridnya itu.   "Guru sudah tua, suatu hari nanti pasti mati, Engkau masih muda, kelak harus memimpin partai Thian Liong, oleh karena itu, engkau harus berhati-hati!"   "Ya, Guru."   Co Hiong mengangguk, namun tertawa dingin dalam hati. seandainya partai Thian Liong bisa bangun lagi, ia pun akan mencari jalan untuk membunuh Souw Peng Hai, agar dirinya bisa jadi pemimpin "Anak Hiong, ingat ya! Engkau harus berhati-hati!"   Pesan Souw Peng Hai lagi, ia sama sekali tidak tahu apa yang direncanakan muridnya itu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Co Hiong mengangguk lagi, lalu melangkah me masuki gua itu seraya berseru.   "Lo Sian Ong, aku Bee Kun Bu masuk ke dalam!"   Sedangkan Souw Peng Hai menunggu di luar dengan hati kebat-kebit, Rasanya ingin sekali menerjang ke dalam gua untuk melindungi murid kesayangannya itu.   Namun ia tetap bersabar Walau sudah cukup lama Co Hiong masuk ke dalam gua, tapi tidak mengeluarkan suara sedikitpun "Haaaah...?"   Tiba-tiba ada suara anak gadis di belakang Souw Peng Hai.   "Cepat pergi lapor pada Kiong Cu, bahwa di sini telah terjadi sesuatu!"   Tampak dua gadis melesat pergi, Souw Peng Hai tahu bahwa ke dua gadis itu diutus Kim Hun Tokouw ke tempat tersebut, maka bagaimana mungkin ia membiarkan mereka meninggalkan tempat itu? Souw Peng Hai membentak keras, kemudian mendadak mengayunkan toyanya, seketika juga toyanya meluncur cepat ke arah ke dua gadis itu.   Kedua gadis itu sudah mendengar suara desiran toya tersebut, maka cepat-cepat mereka berkelit Akan tetapi, salah satu gadis itu terlambat, toya itu meluncur ke punggungnya.   Cesss! Toya itu menancap di punggung gadis tersebut, bahkan tembus ke dadanya.   HAaaakh...."   Jerit gadis itu lalu terkulai, dan nyawanya pun melayang seketika. sedangkan gadis yang satu lagi sudah berhasil menerobos ke dalam kabut tebal. pada waktu bersamaan, Souw Peng Hai pun melesat ke tempat itu laksana kilat cepatnya, dan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sekaligus menyambar toyanya yang menancap di badan gadis itu.   Souw Peng Hai yakin bahwa gadis yang satu itu belum kabur jauh, maka segeralah ia memutarkan toyanya dengan jurus Heng Sau Cian Kun (Menyapu Ribuafn Prajurit).   Toya Souw Peng Hai mengeluarkan suara menderu-deru, membuyarkan kabut tebal itu.   Kalau gadis itu berada dalam jarak beberapa depa, pasti sudah tersambar angin pukulan toya itu.   Akan tetapi, Souw Peng Hai tidak mendengar suara apa pun.   ia penasaran sekali, dan langsung menerjang ke depan, Walau sudah melewati kabut tebal itu, tapi matanya tidak melihat siapa pun berada di situ.   Souw Peng Hai tertegun, sesungguhnya ia tidak takut pada Kim Hun Tokouw, namun kalau Kim Hun Tokouw tahu bahwa itu adalah perbuatan mereka guru dan murid, tentunya Kim Hun Tokouw tidak akan menyudahi urusan itu begitu saja.   Apabila ia berhasil membunuh para gadis yang diluluskan itu, paling juga Kim Hun Tokouw cuma bereuriga, sebaliknya kalau gadis yang satu itu berhasil kabur dan melapor pada Kim Hun Tokouw, tentunya urusan akan jadi lain.   seandainya satu lawan satu, Souw Peng Hai sama sekali tidak akan merasa gentar sedikit pun.   Akan tetapi, di dalam istana Pit Sia Kiong masih terdapat banyak gadis lain yang berkepandaian tinggi.   seandainya mereka mengeroyok Souw Peng Hai pasti kewalahan Karena tidak melihat gadis yang kabur itu, Souw Peng Hai tampak gusar sekali, ia menghimpun Lweekangnya, lalu memukul ke sana ke mari agar gadis itu muncul dari tempat persembunyian nya.   Gadis yang kabur itu memang cerdik, setelah tahu temannya mati tertembus toya Souw Peng Hai, ia yakin Souw Peng Hai pasti mengejarnya, Karena itu, ia tidak lari ke depan, melainkan memutarkan badannya bersembunyi di belakang    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sebuah batu besar, sedangkan Souw Peng Hai mengiranya kabur ke depan, maka terus mengejar ke depan.   sementara Souw Peng Hai masih terus memukul ke sana ke mari, tapi tidak memperoleh hasil apa pun.   Sebab tetap tidak tampak, gadis yang dicari nya.   Tiba-tiba ia teringat akan murid kesayangannya yang memasuki gua, ia harus segera kembali ke sana, Ketika ia baru memutarkan badannya, terdengarlah suara bentakan yang amat dingin.   "Souw tua, sungguh bagus perbuatanmu!"   Ternyata suara Kim Hun Tokouw.   Souw Peng Hai terkejut ia tidak menyangka Kim Hun Tokouw akan muncul di situ, pertarungan pasti tidak dapat dielakkan lagi, maka Souw Peng Hai langsung menyerang ke belakang dengan jurus Sing Goat Kiauw Hui (Bintang Dan Bulan Memancarkan Cahaya).   Toyanya mengarah pada Kim Hun Tokouw, tapi mendadak jurus itu telah berubah dengan jurus Thian Peng Te Liak (Langit Runtuh Bumi Terbelah).   Tampak toya Souw Peng Hai berkelebatan ke arah Kim Hun Tokouw, Bukan main cepat dan dahsyatnya serangan itu.   Kim Hun Tokouw sama sekali tidak menyangka Souw Peng Hai akan menyerangnya begitu mendadak, namun ia masih sempat meloncat ke belakang, Delapan gadis yang berdiri di belakang Kim Hun Tokouw, kelihatannya sudah tahu Kim Hun Tokouw akan meloncat ke belakang, maka mereka pun meloncat ke belakang dengan serentak Bukan main gusarnya Souw Peng Hai, sebab barusan ia telah menyerang Kim Hun Tokouw dengan Lweekang sepenuhnya, namun wanita itu masih mampu menghindar dengan cara meloncat ke belakang.   Sebelum kaki Kim Hun Tokouw menginjak tanah, Souw Peng Hai menggerakkan toyanya, menyerang lagi dengan jurus Cang Hong Kin Thian (Pelangi Melintang Di Ujung Langit), lalu menyusul lagi dengan jurus Liong Cuah Phun Cu    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   (Naga Menyembur Mutiara), Kedua jurus itu jauh lebih lihay dan dahsyat dari pada jurus-jurus tadi, Bahkan tangan kiri Souw Peng Hai pun sudah siap melancarkan serangan dengan ilmu Kan Goan Cih.   Mendadak Souw Peng Hai membentak keras, lalu mengangkat tangan kirinya, ternyata ia telah menyerang dengan ilmu tersebut sementara Kim Hun Tokouw pun sudah menggerakkan selendangnya menangkis toya itu.   Ketika Souw Peng Hai membentak keras, Kim Hun Tokouw tertawa dingin sambil menyentakkan selendangnya.   sedangkan Souw Peng Hai telah melancarkan ilmu Kan Goan Cih, Kim Hun Tokouw terkejut dan cepat-cepat meloncat mundur Akan tetapi, angin pukulan Kan Goan Cih itu lebih cepat lagi menerjang ke arahnya, Meskipun kedahsyatan pukulan Kan Goan Cih itu sudah agak berkurang, namun dada Kim Hun Tokouw tidak terluput dari pukulan tersebut Wanita itu segera menghimpun Lweekangnya untuk melindungi dadanya, namun tetap terpental sehingga nyaris roboh.   Kim Hun Tokouw adalah majikan istana Pit Sia Kiong yang selama ini sama sekali tidak pernah di pecundang orang.   Namun kali ini justru dipecundang oleh Souw Peng Hai.   Dapat dibayangkan, betapa gusarnya wanita itu.   Setelah berhasil dengan ilmu Kan Goan Cih itu, Souw Peng Hai tertawa gelak, sedangkan Kim Hun Tokouw tertawa dingin sambil mengerahkan Lweekangnya.   justru di saat bersamaan, Souw Peng Hai menyerang lagi dengan jurus Siang Liong Cioh Cu (Sepasang Naga Merebut Mutiara), tangan kirinya pun melancarkan ilmu Kan Goan Cih.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sebetulnya ilmu tersebut sangat menguras tenaga, Maka kalau tidak perlu sekali ia tidak akan mengeluarkan ilmu itu.   Namun kali ini yang dihadapinya adalah Kim Hun Tokouw, ia mengeluarkan ilmu tersebut untuk melukai Kim Hun Tokouw, lalu memaksanya memberitahukan semua rahasia yang berkaitan dengan istana Pit Sia Kiong.   Ternyata Souw Peng Hai ingin menguasai istana itu.   Saat ini, Kim Hun Tokouw memang telah terluka oleh pukulan Kan Goan Cih.   Untung ia memiliki Lwee-kang yang amat dalam, kalau tidak, mungkin ia sudah tak dapat bertahan.   Ketika melihat Souw Peng Hai menyerangnya dengan ilmu itu lagi, Kim Hun Tokouw bersiul, seketika juga delapan gadis yang berdiri di belakangnya maju serentak.   Souw Peng Hai tertawa aneh, lalu membagi angin pukulan itu ke arah delapan gadis tersebut Terdengarlah suara jeritan, ternyata gadis-gadis itu telah terkena angin pukulan tersebut Kesempatan itu tidak disia-siakan Souw Peng Hai.   ia segera maju sambil mengayunkan toyanya, maksudnya ingin menghabiskan mereka, kemudian baru membunuh Kim Hun Tokouw.   Akan tetapi, tiba-tiba delapan gadis itu mengeluarkan suatu benda yang bergemerlapan mirip pipa tembaga.   Souw Peng Hai terkejut ia cepat-cepat memutarkan toyanya untuk melindungi dirinya.   "Phuh! Phuh...."   Tampak semacam kabut warna keemas-emasan tersembur ke luar dari pipa tembaga itu, mengarah pada Souw Peng Hai. sementara Souw Peng Hai terus memutar-mutarkan toyanya untuk melindungi dirinya, sekaligus membuyarkan asap itu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Akan tetapi, asap itu sama sekali tidak buyar, sebaliknya malah terus meliuk-liuk mengarah pada dirinya.   Menyaksikan itu, terkejutlah Souw Peng Hai.   Sudah sekian lama ia tinggal di istana Pit Sia Kiong, namun selama itu tidak pernah melihat Kim Hun Tokouw menggunakan asap beracun itu.   Seuw Peng Hai segera meloncat mundur, tapi mendadak Kim Hun Tokouw menggerakkan selendangnya yang membuat asap tersebut langsung mengurungnya.   Apa boleh buat, Souw Peng Hai terpaksa memutarmutarkan toyanya lagi, namun ia masih sempat mendengar suara tawa yang amat dingin.   Ternyata Kim Hun Tokouw juga menggerakkan selendangnya, sehingga asap itu terus mengurung Souw Peng Hai.   "Souw tua!"   Ujar Kim Hun Tokouw dingin.   "Engkau akan terkubur di sini!"   "Hm!"   Dengus Souw Peng Hai.   "Siapa yang akan terkubur di sini, itu masih belum tahu."   "Engkau telah menyedot racun Cui Meng Kim Hun (Racun Bubuk Emas pengejar Nyawa)! Dalam waktu dua jam, tubuhmu pasti mencair!"   Souw Peng Hai terkejut, tapi masih tidak begitu pereaya akan kelihayan racun bubuk emas itu.   "Engkau tidak usah khawatir!"   Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh.   "Walau engkau terkubur di sini, setiap tahun aku pasti kemari menyembayangimu!"   Mendengar itu, Souw Peng Hai langsung menutup pernafasannya, Akan tetapi, itu justru membuat dadanya terasa sakit sekali, bahkan amat panas pula seperti terbakar "Pokoknya aku tidak pereaya racun itu begitu lihay!"   Ujar Souw Peng Hai. Kemudian ia mengeluarkan sebilah pisau, lalu membabat lengan kirinya sampai putus, Kenapa Souw Peng Hai melakukan itu? Tidak lain agar racun itu mengalir ke    KANG ZUSI    Keris Pusaka Nagapasung Karya Kho Ping Hoo Tiga Dara Pendekar Siauwlim Karya Kho Ping Hoo Geger Solo Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini