Bangau Sakti 79
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 79
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung http://cerita-silat.co.ce/ luar bersama darahnya. "Ha ha, apakah kini aku masih akan mati?" Kim Hun Tokouw tertegun, ia tidak menyangka Souw Peng Hai akan memunahkan racun itu dengan cara demikian "Souw tua!" Sahutnya kemudian sambil tertawa dingin "Biar bagaimanapun, hari ini engkau pasti mati!" "Belum tentu!" Seru Souw Peng Hai lalu mendadak menyerang Kim Hun Tokouw dengan pisaunya, ia mengeluarkan jurus Can Liong Jip Hai (Naga Masuk Ke-dalam Laut). Kim Hun Tokouw tidak berani meremehkan serangan itu, dan cepat-cepat menangkis dengan selendangnya, Terjadi lagi pertarungan yang amat seru, namun tak seberapa lama kemudian, Souw Peng Hai merasa matanya mulai gelap, ia mengeluh dalam hati, tidak menyangka dirinya akan menemui ajal di Gunung Taysan ini. Di saat Souw Peng Hai sedang menunggu mati, mendadak terdengar bunyi lonceng di tempat yang amat jauh, Begitu mendengar suara lonceng itu, Kim Hun Tokouw pun langsung melesat pergi tanpa menghiraukan Souw Peng Hai lagi. Souw Peng Hai menarik nafas lega, Sungguh di luar dugaan, nyawanya telah diselamatkan oleh suara lonceng itu, ia tahu bahwa telah terjadi sesuatu di istana Pit Sia Kiong, Kalau tidak, bagaimana mungkin Kim Hun Tokouw langsung melesat pergi meninggalkannya? Memang harus diakui, bahwa Souw Peng Hai sangat tegar dan keras hati, Walau lengan kirinya telah putus dan banyak mengucurkan darah, namun ia masih kuat bertahan. Keadaannya sudah begini, tapi ia masih teringat akan murid kesayangannya yang memasuki gua. Cepat-cepat-lah ia kembali karena menguatirkan keselamatan Co Hiong. Setelah mendekati gua itu, ia melihat Co Hiong menerobos ke luar dari dalam gua, legalah hati Souw Peng Hai. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Anak Hiong!" Panggilnya girang. Co Hiong berhenti, dan begitu menyaksikan keadaan gurunya, ia tertegun. "Guru.,, kok jadi begini?" Souw Peng Hai menarik nafas panjang, kemudian tersenyum getir sambil menggeleng-gelengkan kepala. "Guru telah bertarung dengan Kim Hun Tokouw, Karena menyedot racun bubuk emas, maka guru terpaksa menebas putus lengan kiri, itu agar racun bisa ke luar." "Haah?" Co Hiong terperanjat "Kalau begitu, kini kita sudah tiada tempat untuk berteduh lagi." "Anak Hiong...." Souw Peng Hai menarik nafas. "Masih luas di kolong langit, tentunya ada tempat untuk kita berteduh." "Guru telah terluka hingga sedemikian macam, kenapa Kim Hun Tokouw mau melepaskan Guru?" Tanya Co Hiong heran. "Dia memang sudah mau turun tangan membunuh guru, namun mendadak lonceng di istana Pit Sia Kiong berbunyi, maka dia segera kembali ke sana." Souw Peng Hai memberitahukan. "Mungkinkah.... Na Siao Tiap sudah datang?" Co Hiong tampak tersentak "Hm!" Dengus Souw Peng Hai dingin. "Biar dia musnahkan istana itu!" Co Hiong mengerutkan kening, kelihatannya ia sedang memikirkan sesuatu, sedangkan Souw Peng Hai menarik nafas dalam-dalam, lalu duduk dan menghimpun hawa murninya, Tak lama ia sudah tampak agak bersemangat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Anak Hiong! sebetulnya siapa orang aneh di dalam gua itu?" Tanyanya sambil memandang muridnya itu. "Panjang kalau dituturkan," Sahut Co Hiong. "Apa yang engkau alami di dalam gua, tuturkanlah pada guru!" Ujar Souw Peng Hai. Co Hiong mengangguk, lalu mulai menutur. Co Hiong mengaku dirinya Bee Kun Bu, melangkah ke dalam gua dengan hati kebat-kebit dan merasa takut sekali. Akan tetapi, ia tetap memberanikan diri untuk terus melangkah ke dalam, Setelah melangkah masuk beberapa depa, ia berhenti seraya berkata. "Cianpwee, aku sudah memasuki gua ini!" Tiba-tiba berkelebat sosok bayangan ke hadapannya, Bayangan itu tinggi kurus dan begitu cepat tanpa mengeluarkan sedikit suara pun, bagaikan arwah penasaran Co Hiong terkejut Ketika ia baru mau membuka mulut, mendadak merasa bahunya sakit sekali, ternyata bahunya telah dicengkeram orang. "Cianpwee...." Baru mengucapkan kata tersebut, badannya telah terangkat dan melayang, Betapa terkejutnya Co Hiong, sebab ia sama sekali tidak mampu melawan atau mengerahkan Lweekangnya. Tak lama ia sudah sampai di ruang batu yang suasananya remang-remang. Di ruang batu itu terdapat meja dan tempat duduk yang dibikin dari batu pula, Bahkan tampak sebuah lampu minyak menyala remang-remang di atas meja batu itu. Tiba-tiba Co Hiong terbelalak, ternyata matanya melihat dua orang berdiri di situ, yakni dua anak gadis yang dilemparkannya tadi Kedua gadis itu masih hidup, Sungguh di luar dugaan karena orang aneh di dalam gua tidak menghisap darah mereka. Hanya saja mereka berdua berdiri seperti KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ patung, Begitu melihat Co Hiong, salah satu gadis itu langsung memperlihatkan wajah sinis. Co Hiong menoleh melihat orang aneh itu, bukan main kagetnya setelah melihat orang aneh tersebut. Rambut orang aneh itu putih dan panjang hampir menyentuh tanah, Separuh wajahnya tertutup oleh rambutnya yang panjang itu, cuma tampak sepasang matanya yang menyorot tajam. "Cianpwee menyuruhku masuk ada urusan apa?" Tanya Co Hiong. Orang aneh itu menatap Co Hiong, tapi tidak ber-suara, Tatapan yang begitu tajam membuat sekujur badan Co Hiong langsung merinding, Orang aneh itu mendorong sebuah pintu batu. Setelah pintu batu itu terbuka, terdengarlah suara rintihan anak gadis. "Kakak Bu! Kakak Bu, engkau di mana?" Co Hiong mengenali suara itu, tidak lain adalah suara Lie Ceng Loan. Semula ia mengira gadis itu telah mati di tangan orang aneh, tapi ternyata tidak, itu membuatnya tertegun dan tidak habis berpikir Orang aneh memandang ke dalam ruang itu, kemudian menarik nafas panjang, lalu membalikkan badannya sambil menggerakkan tangannya memanggil Co Hiong, Sungguh menyeramkan, sebab kuku jari tangan orang aneh itu panjangpanjang semua. Co Hiong menarik nafas dalam-dalam menenangkan hati, lalu menghampiri orang aneh dan tampak terheran-heran pula, Karena merasa dingin sekali ketika mendekati orang aneh itu, maka Co Hiong teringat akan kata-kata Souw Peng Hai, bahwa orang aneh itu melatih semacam ilmu yang mengandung hawa dingin. Co Hiong memasuki ruang batu itu, ia melihat Lie Ceng Loan duduk di atas sebuah batu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Hati Co Hiong langsung tersentak saking terpesona akan kecantikan Lie Ceng Loan, bahkan terpukau pula, Kalau di dalam gua itu tidak ada orang aneh, mungkin gadis itu telah menjadi miliknya. "Nona Lie! Nona Lie!" Panggil Co Hiong sambil mendekatinya. Wajah Lie Ceng Loan berseri dan tersenyum manis, sehingga sepasang matanya berbinar-binar indah. "Kakak Bu, engkau sudah selamat?" "Ceng Loan!" Co Hiong menggenggam tangannya seraya bertanya lembut. "Kenapa engkau?" "Kaka Bu, hatiku merasa lega karena engkau sela mat," Ujar Lie Ceng Loan sambil menarik nafas dalam-dalam. "Cianpwee!" Co Hiong berpaling memandang orang aneh itu. "Nona Lie kenapa? Apakah dia terluka?" Orang aneh itu cuma menarik nafas, ia tidak menyahut dan bahkan membalikkan badannya. Co Hiong diam, ia tidak berani banyak bertanya, khawatir akan menimbulkan kegusaran orang aneh itu. ia memandang Lie Ceng Loan dengan penuh perhatian ternyata di kening gadis itu terdapat luka bekas goresan, itu membuatnya terkejut dan tertegun. Bagian ke empat puluh tiga Menutur kejadian Masa Lalu sementara Lie Ceng Loan terus memandang ke depan, Mulutnya terus bergumam dengan suara rendah. "Kakak Bu, Co Hiong bilang engkau ditangkap di istana Pit Sia Kiong, Aku... aku cemas sekali, Kakak Bu. Setelah engkau meninggalkan Gunung Kwat Cong San, tahukah engkau, aku sangat merindukanmu!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Hati Co Hiong terasa panas sekali begitu mendengar gumaman Lie Ceng Loan. Sebab gumaman itu merupakan curahan hati gadis itu kepada Bee Kun Bu. "Kakak Bu!" Lie Ceng Loan tersenyum. "Akhirnya engkau kembali di sisiku." Usai berkata, gadis itu menggenggam tangan Co Hiong erat-erat, sehingga membuat pikiran Co Hiong menerawang. Co Hiong tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung mencium pipi Lie Ceng Loan, Gadis itu tersenyum manis, namun mendadak terbelalak "Siapa engkau? Siapa engkau? Engkau bukan Kakak Bu! Aku mau Kakak Bu!" Teriaknya. Co Hiong terkejut sedangkan orang aneh itu men-dengus, Mendadak Co Hiong merasa bahunya sakit sekali, ternyata orang aneh itu telah mencengkeramnya "Engkau siapa?" Bentak orang aneh itu. "Aku,., aku...." Co Hiong tergagap. "Ayoh jawab!" Bentak orang aneh itu lagi. "Engkau siapa?" "Cianpwee, harap... harap dengar dulu!" Co Hiong bersikap setenang mungkin, padahal ia amat ketakutan Dasar Co Hiong berhati licik. Seketika timbul pula suatu akal dalam benaknya. "Dengarkan dulu penjelasanku...." "Hmm!" Dengus orang aneh itu dingin, lalu mengeraskan cengkeramannya. "Aduuuh! Aduuuuh!" Jerit Co Hiong kesakitan "Co Hiong!" Bentak Lie Ceng Loan "Di mana Kakak Bu? Di mana dia?" "Cianpwee, aku... aku mengaku diriku Bee Kun Bu, itu demi kebaikan Nona Lie," Ujar Co Hiong sambil menahan sakit. "Engkau siapa?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Aku... aku teman baik Nona Lie." Co Hiong menjawab demikian, karena melihat sikap orang aneh itu menyayangi Lie Ceng Loan "Di mana Bee Kun Bu?" "Bee Kun Bu ditangkap Kim Hun Tokouw, lalu dikurung di dalam istana Pit Sia Kiong." Co Hiong memberitahukan Orang aneh itu tampak tertegun, lalu memandang Lie Ceng Loan yang kebetulan juga sedang memandang-nya. Maka tersiratlah rasa ketakutan di wajah gadis itu. "Nona Lie.,.," Orang aneh itu menarik nafas panjang. "Jangan begitu takut padaku!" "Engkau cepat pergi! jangan mendekatiku, aku takuti" Seru Lie Ceng Loan "Engkau bukan manusia! Bagaimana mungkin manusia menghisap darah manusia"/" "Nona Lie...." Orang aneh itu menarik nafas panjang lagi. "Sudah puluhan tahun aku melatih ilmu Kiu Tok Im Han Kang (llmu Hawa Dingin Sembilan Racun), Sudah amat dalam ilmu yang kulatih itu, maka di dalam tubuhku penuh mengandung hawa dingin Ketika engkau memasuki gua, kebetulan hawa dingin di dalam tubuhku sedang bergejolak, Karena tiada lain obatnya kecuali darah hangat, sehingga secara tidak langsung aku telah melakukan suatu kesalahan terhadapmu." Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Phui! Siapa pereaya omonganmu? Ayoh, cepat enyah dari sini!" Hardik Lie Ceng Loan "Nona Lie, aku cuma menghisap sebagian darahmu, tapi tadi aku telah menggantinya dengan darah ular, Walau engkau akan mengalami rasa panas yang luar biasa, namun justru sangat bermanfaat bagi tubuhmu." Orang aneh itu memberitahukan "Omong kosong! Aku tidak pereaya omonganmu, lebih baik engkau cepat enyah dari sini!" Bentak Lie Ceng Loan. Orang aneh itu menggeleng-gelengkan kepala, kemudian berjalan mondar-mandir di ruang batu itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Semula Co Hiong amat mengkhawatirkan Lie Ceng Loan yang membentak-bentak orang aneh itu. Namun ketika melihat orang aneh itu cuma menarik nafas panjang dan menggeleng-gelengkan kepala, hatinya merasa lega. Akan tetapi, Co Hiong merasa heran, kenapa orang aneh itu cuma menghisap sebagian darah Lie Ceng Loan? Dan kenapa kemudian menolongnya lagi dengan darah ular? Co Hiong betul-betul tidak habis berpikir "Nona Lie, kini engkau telah sadar, Maka aku ingin menanyakan seseorang padamu," Ujar orang aneh itu. "Apakah engkau sudi memberitahukan?" "Engkau mau menanyakan siapa?" Tanya Lie Ceng Loan. "Dua puluh tahun lampau, di daerah Kang Lam muncul seorang pendekar bermarga Lie," Jawab orang aneh itu melanjutkan "Julukannya adalah Gin Kiam Kim Pian (Pedang Perak Cambuk Emas)...." Mendengar itu, Lie Ceng Loan langsung duduk tegak, sepasang matanya terbelalak dan mulutnya ternganga lebar. "Engkau menanyakan Gin Kiam Kim Pian?" Lie Ceng Loan menatapnya. "Tidak salah." Orang aneh itu mengangguk "Aku memang ingin menanyakan Gin Kiam Kim Pian-Lie Kwi Cee!" "Gin Kiam Kim Pian-Lie Kwi Cee.,." Gumam Lie Ceng Loan dengan wajah menyiratkan keterkejutan "Kenapa engkau menanyakan orang itu?" "Aaakh...." Orang aneh itu menarik nafas panjang. "Aku berhutang budi padanya, hingga kini masih tiada kesempatan untuk membalasnya, maka aku menanyakan nya." "Dia... dia...." Air mata Lie Ceng Loan mulai bereucuran "... dia sudah mati." Mendengar jawaban Lie Ceng Loan, orang aneh itu tampak terkejut, lalu menyingkapkan ke atas rambutnya yang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menutupi wajahnya itu. Ternyata wajah orang aneh itu masih tampak tampan. Namun yang menyeramkan wajahnya, adalah codet di keningnya, Siapa yang menyaksikan bekas luka itu, pasti terkesan takut Lie Ceng Loan terbelalak, kenapa wajah yang cukup tampan itu terdapat bekas luka? Di saat gadis itu sedang berpikir, orang aneh itu meraba-raba codet di keningnya. Ternyata dia sudah mati, tidak tahu mati di tangan siapa?" Gumam orang aneh itu. "Dia mati di tangan Kiok Goan Hoat, Aku.,, aku telah membalas dendamnya itu." Lie Ceng Loan memberitahukan "Kalau begitu, engkau putrinya?" Orang aneh itu menatapnya dalam-dalam. "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Lie Kwi Cee adalah ayahku, tapi.,, bagaimana raut wajahnya, aku tidak begitu jelas, sebab ketika dia mati, aku masih kecil." "Lie Kwi Cee adalah pendekar besar yang gagah dan tampan Tangan kanannya pedang perak dan tangan kirinya cambuk emas, Walau usianya masih muda, kepandaiannya sangat tinggi Kiok Goan Hoat itu apa? Sama sekali bukan lawannya, Aaakh...." Orang aneh itu menarik nafas sambil mengusap-usap codet di keningnya dan melanjutkan. "Nona Lie, bekas luka di keningku ini adalah pemberian ayahmu." Sete!ah orang aneh itu mengatakan begitu, terkejut-lah Lie Ceng Loan dan Co Hiong. Semula Co Hiong mengira orang aneh itu teman baik ayah Lie Ceng Loan, karena itu ia bergirang dalam hati, sedangkan Lie Ceng Loan telah terkesan baik padanya, maka ia yakin orang aneh itu pasti membantunya menundukkan Kim Hun Tokouw. Tapi setelah mendengar orang aneh itu mengatakan begitu, merindinglah sekujur badannya, sebab ayah Lie Ceng KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Loan telah mati, tentunya orang aneh itu akan menuntut balas terhadap gadis tersebut "Cianpwee!" Seru Co Hiong. "Nona Lie tidak tahu apa-apa, Cianpwee tidak boleh...." Co Hiong belum menyelesaikan ucapannya, orang aneh itu telah mengibaskan tangannya ke arah Co Hiong, menimbulkan hawa yang amat dingin menerjang ke arah-nya. Ketika Co Hiong baru ingin melawan hawa dingin itu telah menerjang dirinya, sehingga membuatnya ter-mundur dan menggigil kedinginan ia sama sekali tidak mampu mengerahkan Lweekangnya, akhirnya jatuh duduk. "Hati-hati Nona Lie!" Co Hiong memperingatkannya. Terimakasih, Saudara Co!" Sahut Lie Ceng Loan sambil tersenyum getir. "Walau dia musuh almarhum ayahku, aku tidak takut!" Setelah menjatuhkan Co Hiong, orang aneh itu justru tidak turun tangan terhadap Lie Ceng Loan, bahkan kemudian malah bergumam. "Kening kananku tergores pedang peraknya dan kening kiriku tersabet cambuk emasnya, Aaakh! Sungguh hebat kepandaian pendekar Lie. Dia sudah mati, tentunya kepandaiannya yang sangat hebat itu tidak diwariskan pada siapa pun. Sungguh sayang sekali!" Orang aneh itu menarik nafas panjang, sedangkan Lie Ceng Loan dan Co Hiong cuma mendengarkan dengan penuh perhatian "Kepandaiannya lebih tinggi dariku.,." Lanjut orang aneh itu. "Walau aku sudah terluka, tapi masih sempat membalasnya dengan sebuah pukulan, setelah itu barulah aku kabur Aku tidak tahu dia terpukul atau tidak, tapi dia justru mati di tangan Ciok Goan Hoat, Kalau begitu berarti dia telah terpukul oleh pukulanku yang mengandung hawa dingin, sehingga memunahkan separuh ke-pandaiannya, Ha ha ha,.,!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ternyata kematian ayahku disebabkan pukulanmu itu!" Ujar Lie Ceng Loan. "Mungkin begitu," Sahut orang aneh itu. Lie Ceng Loan membentak nyaring, tangannya menekan batu yang didudukinya, sehingga badannya melayang turun. Gadis itu masuk ke gua bersama Co Hiong, Setelah obor padam, ia merasa sekujur badannya tidak bisa bergerak, dan tiba-tiba lehernya terasa sakit sekali ia lalu menoleh dan melihat orang aneh itu sedang menghisap darahnya melalui gigitan di lehernya. Betapa takutnya Lie Ceng Loan, namun tidak punya tenaga untuk meronta, akhirnya ia pun pingsan. Entah berapa lama kemudian, barulah ia siuman dan merasa sekujur badannya panas sekali, sepertinya dirinya sedang dibakar, itu membuatnya mengoceh tidak karuan. Di saat Co Hiong memasuki gua itu, Lie Ceng Loan baru mulai sadar Kini tangannya menekan batu itu, justru membuatnya terkejut dan tertegun Ternyata tadi ia menekan batu itu, maksudnya cuma ingin turun, Namun malah membuat tubuhnya melambung ke atas, sehingga nyaris membentur langit-langit gua itu. Setelah itu, barulah melayang turun. Lie Ceng Loan tahu jelas, ginkangnya masih belum begitu tinggi, tapi kenapa mendadak ia memiliki ginkang yang begitu tinggi? Gadis itu tidak habis berpikir Namun tidak punya waktu untuk memikirkan itu, sebab ia sudah membentak "Ayahku mati karena pukulanmu! Terimalah pukulanku!" Lie Ceng Loan menyerang orang aneh itu dengan jurus Yun Liong Phun Uh (Naga Menyemburkan Kabut). Co Hiong terkejut sekali ketika melihat Lie Ceng Loan menyerang orang aneh itu, sedangkan dirinya masih bukan tandingannya, apalagi gadis itu? KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Nona Lie, cepat berhenti!" Serunya cepat "Ada masalah apa pun, bicarakan dengan baik-baik saja!" Akan tetapi sudah terlambat, Lie Ceng Loan telah melancarkan pukulannya. Plaaak! Bahu orang aneh itu terpukul Badan orang aneh itu tampak bergoyang-goyang, kemudian jatuh duduk. Kejadian itu, sungguh di luar dugaan Lie Ceng Loan sendiri maupun Co Hiong, Mereka berdua tahu, orang aneh itu sama sekali tidak menangkis, bahkan juga tidak mengerahkan Lweekangnya, maka ia terpukul sampai jatuh duduk. "Eh?" Lie Ceng Loan bingung. "Kenapa engkau tidak membalas?" Orang aneh itu bangkit berdiri perlahan-lahan, kemudian tersenyum seraya berkata. "Nona Lie, jangan kata membalas, kalau aku mengerahkan Kiu Tok Im Han Kang, saat ini engkau pasti sudah terluka." "Kalau begitu, kenapa engkau tidak mau mengerahkan Lweekang itu untuk melukai diriku?" Tanya Lie Ceng Loan sambil mengerutkan kening. "Engkau harus dengar penuturan ku sampai habis," Sahut orang aneh itu lalu melanjutkan penuturannya. "Pada waktu itu, aku kabur dengan wajah berlumuran darah, tentunya aku amat mendendam pada Lie Kwi Cee. Akan tetapi, setibanya di rumah, aku justru sangat berterima kasih padanya." "Lho?" Lie Ceng Loan heran. "Kenapa begitu?" "Setibaku di rumah, barulah aku tahu dia telah menolong seluruh keluargaku Aku punya seorang musuh besar, yaitu Ngo Tok Siu (Manusia Lima Racun) Mo Lun...." Ketika orang aneh itu menutur sampai di sini, Co Hiong dan Lie Ceng Loan pun berteriak kaget "Haaah...?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Nona Lie, engkau kenal Ngo Tok Siu-Mo Lun?" Tanya orang aneh itu. "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Dia terpukul oleh Kakak Siao Tiap sehingga menjadi gila, kini entah di mana dia?" "Oh?" Orang aneh itu tampak kurang pereaya. "Nona Lie, Mo Lun berkepandaian sangat tinggi, mungkin... engkau salah dengar" "Aku menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, bagaimana mungkin salah?" Sahut Lie Ceng Loan. "Dia bergabung dengan partai Thian Liong, di Toan Hun Ya, lalu terpukul oleh kakak Siao Tiap!" "Nona Siao Tiap itu siapa?" "Kepandaian Kakak Siao Tiap amat tinggi," Ujar Lie Ceng Loan sambil tersenyum. "Tiada seorang pun yang mampu melawannya." "Oh?" Orang aneh itu menarik nafas panjang. "Sudah dua puluh tahun aku tidak pernah keluar dari gua ini, maka agak asing terhadap kaum Bu Lim." "Selama itu Cianpwee tidak pernah meninggalkan tempat ini?" Tanya Co Hiong mendadak Co Hiong pernah datang di gua tersebut Pada waktu itu, ia sama sekali tidak melihat seorang pun di dalam gua ini, maka ia berani membawa Lie Ceng Loan ke dalam gua tersebut Karena orang aneh itu mengatakan, tidak pernah meninggalkan gua, otomatis membuat Co Hiong tereengang dan mengajukan pertanyaan itu. Ketika Co Hiong bertanya begitu, air muka orang aneh itu mendadak berubah, kelihatannya seperti rahasianya terbongkar Setelah itu, ia menatap Co Hiong dengan sorotan tajam dan dingin, lalu membentak keras. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Memang begitu!" "Ya. Ya, aku... aku cuma sekedar bertanya saja." Ujar Co Hiong cepat dengan perasaan takut "Ngo Tok Siu-Mo Lun datang di rumahku selagi aku tidak berada di rumah, Ternyata dia ingin membunuh anak isteriku yang tidak mengerti ilmu silat Kebetulan pendekar Lie lewat Padahal pada waktu itu pendekar Lie dengan aku sudah bermusuhan Namun dia justru menolong anak isteriku Aaaakh! Setelah itu, aku bertemu dengannya, Kalau dia mengungkat tentang itu, bagaimana mungkin aku akan bertempur dengan dia? Tapi dia bukan orang yang suka berbangga diri karena telah menoiong. Oleh karena itu, dia diam saja sehingga kami bertarung, wajahku terfuka, dia pun terkena pukulanku "Engkau memang jahat sekali!" Ujar Lie Ceng Loan. Tidak salah," Sahut orang aneh itu mengaku. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Aku memang jahat, aku memang binatang!" Karena orang aneh itu mengaku begitu, maka Lie Ceng Loan merasa tidak tega terus mempersalahkannya. "Sudahlah! jangan mempersalahkan diri sendiri!" Ujar Lie Ceng Loan. "Nona Lie!" Orang aneh itu menatapnya. "Engkau memang mirip pendekar Lie, bahkan berjiwa besar dan berhati lapang." "Kalau begitu, kenapa engkau bisa tinggal di dalam gua ini?" Tanya Lie Ceng Loan mendadak "Pada waktu itu, aku menyesal sekali Aku tidak tahu kalau pukulanku akan melukainya atau tidak? Kalaupun aku pergi mencarinya juga pereuma, sebab aku belum mampu mengobatinya," Jawab orang aneh itu memberi-tahukan. "Oleh karena itu, aku bersumpah dalam hati, harus memperdalam ilmuku itu. Setelah aku berhasil memperdalam ilmuku, barulah aku pergi untuk mengobatinya!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Cianpwee!" Sela Co Hiong. "Kalau tidak salah, Cianpwee adalah Kiu Tok Sian Ong (Dewa Sembilan Racun) Bun Thian Pah." "Kok engkau tahu?" Tanya orang aneh itu. "Cianpwee menitip anak isteri pada orang, lalu seorang diri berangkat ke seberang laut untuk belajar ilmu silat tinggi, semua kaum Bu Lim tahu itu," Jawab Co Hiong, ia pun merasa terkejut karena orang aneh itu ternyata Kiu Tok Sian Ong-Bun Thian Pah. Yang lebih mengejutkan yakni orang aneh itu masih kalah di tangan Lie Kwi Cee. Padahal Kiu Tok Sian Ong sangat terkenal, lagi pula kakak seperguruan Ngo Tok Siu-Mo Lun. "Aku tidak berangkat ke seberang laut, melainkan berangkat ke luar perbatasan," Ujar Kiu Tok Sian Ong. " Karena aku memperoleh berita, bahwa di dalam sebuah gua di Gunung Taysan (Altai), terdapat sebuah Han Giok (Giok Dingin) yang sangat bermanfaat bagi ilmu Kiu Tok Im Hang Kangku, Karena itu, aku berangkat ke mari Lantaran terburuburu memperdalam ilmuku itu, akhirnya diriku menjadi rusak. Beberapa tahun yang lalu, barulah aku berhasil menembus urat nadiku. Tak di-sangka, sudah dua puluh tahun dan putri pendekar Lie pun sudah sedemikian besar!" "Guruku bilang, ayahku terjebak oleh rencana busuk Kiok Goan Hoat, akhirnya mati di tangan mereka," Ujar Lie Ceng Loan menjelaskan "Sepertinya tiada hubungannya dengan pukulan Cianpwee!" "Oh?" Kiu Tok Sian Ong tertegun "Biar bagaimana-pun, aku tetap merasa bersalah terhadap almarhum ayah-mu." Co Hiong dan Lie Ceng Loan diam saja, Berselang sesaat Kiu Tok Sian Ong berkata lagi "Nona Lie, sebetulnya siapa Bee Kun Bu?" "Dia...." Wajah Lie Ceng Loan kemerah-merahan. "... dia kakak seperguruanku!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Oooh, aku mengerti" Kiu Tok Sian Ong manggut-manggut, kemudian memandang Co Hiong seraya berkata, Tadi engkau begitu berani mengaku sebagai Bee Kun Bu. sesungguhnya aku harus membunuhmu, tapi mengingat engkau teman Nona Lie, maka aku mengampunimu, cepatlah engkau pergi melapor pada Lam Kiong Siu, suruh dia bawa Bee Kun Bu ke mari menemui ku!" "Lo Siang Ong!" Lie Ceng Loan girang bukan main. "Apakah Lam Kiong Siu akan menuruti perkataan Cianpwee?" "Nona Lie, engkau boleh berlega hati," Sahut Kiu Tok Sian Ong. "Kalau Lam Kiong Siu tidak mau mendengar kataku, aku pasti menerjang ke istana Pit Sia Kiong untuk menolong kakak seperguruanmu." Saat ini, Co Hiong tidak tahu bahwa Souw Peng Hai dan Lam Kiong Siu sudah berada di lembah, bahkan mereka telah bertarung mati-matian. Maka begitu mendengar Kiu Tok Sian Ong menyuruhnya pergi melapor pada Lam Kiong Siu, Co Hiong terkejut Sebab ia masih ingat, ketika ia menyinggung orang aneh itu, wajah Lam Kiong Siu langsung berubah. Kelihatannya, Lam Kiong Siu pernah mengalami sesuatu di tangan Kiu Tok Sian Ong, Kalau tidak, bagaimana mungkin Lam Kiong Siu tampak agak segan terhadapnya ? Setelah berpikir sejenak, Co Hiong memandang Kiu Tok Sian Ong, lalu memberi isyarat dengan tangannya. "Kalau mau bicara, bicaralah!" Bentak Kiu Tok Sian Ong. "Jangan seperti orang gagu, kelihatannya engkau bukan orang baik-baik!" "Lo Siang Ong, Co Hiong bukan orang jahat." Lie Ceng Loan membelanya. "Hm!" Dengus Kiu Tok Sian Ong. "Nona Lie, engkau berhati bajik, bagaimana mungkin tahu kelicikan hati orang?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Co Hiong gusar sekali dalam hati, namun wajahnya justru malah tersenyum-senyum. "Cianpwee benar, Hanya saja tadi ada sedikit pembicaraan yang tidak boleh didengar Nona Lie, maka aku memberi isyarat dengan tangan, tapi Cianpwee malah salah paham," Ujar Co Hiong sungguh-sungguh. "Pembicaraan apa yang tidak boleh kudengar?" Tanya Lie Ceng Loan. Co Hiong tidak menyahut, melainkan bersikap serba salah. "Katakanlah," Desak Lie Ceng Loan. "Apakah berkaitan dengan Kakak Bu?" Co Hiong diam saja, itu membuat Lie Ceng Loan makin penasaran "Katakan saja!" Desak Lie Ceng Loan lagi. "Kalau Kakak Bu sudah celaka, paling juga aku akan menemaninya mati." "Nona Lie...." Co Hiong menarik nafas panjang. "Terus terang, Saudara Bee...." "Kakak Bu kenapa?" Tanya Lie Ceng Loan dengan wajah berubah. "Dia,., dia telah...." "Dia sudah mati?" Air mata Lie Ceng Loan langsung mele!eh. Co Hiong tidak menyahut, hanya manggut-manggut Lie Ceng Loan tertegun, air matanya terus berderai dan berdiri seperti patung, kemudian mendadak tersenyum seraya bergumam. "Kakak Bu, kita hidup selalu berpisah, Kini kita sudah mati, jadi bisa berkumpul selama-lamanya." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Eh?" Kiu Tok Sian Ong tertegun. "Nona Lie, engkau masih segar bugar, kenapa malah bilang sudah mati?" "Kakak Bu sudah mati, dia akan kesepian seorang diri di sana, maka aku harus menyertainya." Sahut Lie Ceng Loan sambil tersenyum sedih. "Nona Lie!" Ujar Kiu Tok Sian Ong. "Jangan cari mati, di dunia ini masih banyak pemuda lain." "Memang masih banyak pemuda !ain, namun aku cuma mencintai Kakak Bu seorang saja," Ujar Lie Ceng Loan dengan air mata bereucuran wajahnya mulai berubah pucat, kemudian berubah merah, setelah itu mulai berubah kelabu. Menyaksikan itu, Kiu Tok Sian Ong langsung membentak lalu mendekatinya. Dicengkeramnya urat nadi gadis itu, agar hawa murninya tidak buyar "Bagaimana engkau bisa tahu itu?" Tanya Kiu Tok . Sian Ong pada Co Hiong. "Aku berada di luar istana, kebetulan mencuri dengar pembicaraan para peiayan." "Phui! itu mungkin cuma isu saja!" Ujar Kiu Tok Sian Ong. "Nona Lie, engkau jangan begitu bodoh!" "Lo Sian 0ng....H Timbullah harapan dalam hati Lie Ceng Loan. "Aku mau ke istana Pit Sia Kiong!" "Nona Lie, aku telah menerima budi dari almarhum ayahmu, hingga kini masih belum terbalas, Kalau engkau mau ke istana Pit Sia Kiong, aku pasti mendampingimu Tapi hai)us menunggu malam dulu." "Harus menunggu malam ?" Tanya Lie Ceng Loan. "Kenapa?" "Engkau jangan bertanya, pokoknya kalau hari sudah malam, kita berangkat ke sana," Sahut Kiu Tok Sian Ong. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Baiklah." Lie Ceng Loan mengangguk "Sekarang engkau boleh pergi," Ujar Kiu Tok Sian Ong pada Co Hiong. "Selidiki jejak Bee Kun Bu, apakah benar dia sudah celaka?" Padahal Co Hiong ingin mengajak Lie Ceng Loan pergi bersama, tapi ia tidak mampu melawan Kiu Tok Sian Ong, maka terpaksa menurut dan langsung meninggalkan gua itu, Begitu keluar dari gua itu, ia bertemu Souw Peng Hai. "Ternyata orang aneh itu Kiu Tok Sian Ong-Bun Thian Pah," Ujar Souw Peng Hai seusai mendengar penuturan Co Hiong. "Kepandaiannya jauh lebih tinggi dari Mo Lun, maka Mo Lun merasa iri padanya, akhirnya mereka berdua bermusuhan." "Guru!" Co Hiong tertawa. "Nanti malam kita akan menyaksikan tontonan yang sangat menarik." "Ng!" Souw Peng Hai manggut-manggut "Tadi lonceng di istana Pit Sia Kiong berbunyi, bagaimana kalau kita ke sana melihat-lihat?" "Apakah Guru masih kuat bertahan?" "Bagaimana mungkin guru tidak kuat bertahan?" Souw Peng Hai tertawa gelak. "Ayolah, mari kita kesana!" Bagian ke empat puluh empat Kehilangan Kitab Pusaka Ketika Souw Peng Hai dan Co Hiong tiba di depan istana Pit Sia Kiong, hari sudah senja, Mereka berdua bersembunyi di belakang sebuah pohon, lalu memandang ke arah istana. Tampak seorang gadis cantik jelita berdiri dekat pintu istana Pit Sia Kiong, Gadis itu Na Siao Tiap, tangannya membawa sebuah Piepa (Alat Musik Kuno Cina yang mirip gitar). Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Hah?" Co Hiong terkejut "Guru, ternyata benar Na Siao Tiap yang datang!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Anak Hiong!" Souw Peng Hai juga terkejut "Kita jangan memperlihatkan diri." Tampak Na Siao Tiap mulai tidak sabaran berdiri di situ. "Hci! Kalau kalian tidak membuka pintu, aku tidak akan bertindak sungkan-sungkan lagi!" Bentaknya keras. Akan tetapi, pintu istana itu tetap tertutup rapat, bahkan tiada sahutan di dalam. "Kim Hun Tokouw!" Seru Na Siao Tiap nyaring. "Pintu ini tidak dapat menghadangku!" "Anak Hiong!" Ujar Souw Peng Hai pada Co Hiong. "Lam Kiong Siu telah terluka oleh Kan Goan Cihku, mungkin dia tidak berani ke luar menyambut musuhnya itu." "Dia tidak berani ke luar, tapi Na Siao Tiap pasti menerjang ke dalam," Sahut Co Hiong sambil tertawa dingin. "Menurutmu, seandainya dia menerjang ke dalam, apakah mampu memusnahkan istana Pit Sia Kiong?" "Pek Yun Hui masih tidak mampu memusnahkan istana itu, apa lagi Na Siao Tiap," Ketika mereka berdua sedang bereakap-cakap di belakang pohon, Na Siao Tiap yang berdiri di depan pintu istana Pit Sia Kiong mundur beberapa langkah, kemudian mendorongkan sepasang tangannya ke arah pintu itu. Bum! Pintu itu terbuka. Na Siao Tiap melangkah ke dalam, Tentunya akan terjadi pertarungan hebat di dalam istana Pit Sia Kiong. Bagaimana cara dan kenapa Na Siao Tiap pergi ke istana Pit Sia Kiong? Ketika Lie Ceng Loan dibawa pergi oleh Co Hiong, bukankah Na Siao Tiap kembali ke gua Thian Kie cinjin? Kok sekarang malah berada di istana Pit Sia Kiong? Ternyata ketika Na Siao Tiap duduk di depan gua Thian Kie Cinjin dengan pikiran kacau, mendadak muncul seekor KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ kuda berlari kencang menuju ke tempat tersebut Akan tetapi, Na Siao Tiap sama sekali tidak mendengar suara derap kaki kuda itu, sebab pikirannya sedang kacau. Kuda itu berhenti tampak jelas dua orang duduk di punggung kuda, Salah seorang berdandan seperti pelajar berusia empat puluhan, sedangkan yang seorang lagi sudah tua, hanya punya sebelah tangan dan kaki. Siapa mereka? Ternyata Wang Han Siang dan Mo Lun yang kini telah sembuh dari penyakit gilanya. "Haah?" Mo Lun terkejut sekali ketika melihat Na Siao Tiap. "Saudara Wang, kita harus cepat pergi," "Tenang!" Sahut Wang Hang Siang. "Kelihatannya dia tidak mengetahui keberadaan kita di sini." "Kalau dia tahu, bukankah kita akan celaka?" Ujar Mo Lun. ia memang sangat takut pada Na Siao Tiap, sebab ia pernah terpukul oleh gadis itu, sehingga membuat urat syarafnya terganggu semua hampir setengah tahun lebih, Maka ketika melihat Na Siao Tiap, ia langsung ketakutan setengah mati "Saudara Mo!" Wajah Wang Han Siang menyiratkan hawa membunuh "Gadis itu kelihatan tereekam suatu masalah, Bagaimana kalau kita melakukan serangan gelap kepadanya? Siapa tahu Kui Goan Pit Cek berada padanya." Wang Han Siang berkata sampai di situ, mendadak Na Siao Tiap mendongakkan kepala nya, kebetulan mengarah pada ke dua orang itu. Akan tetapi, Na Siao Tiap diam saja, hanya kemudian menghela nafas panjang dan menundukkan kepalanya lagi. Wang Han Siang dan Mo Lun saling memandang, lalu turun dari punggung kuda. Mereka berdua berendap-endap mendekati Na Siao Tiap, lalu secepat kilat bersembunyi di belakang sebuah pohon. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ibu..." Gumam Na Siao Tiap. "lbu melarangku mencintai lelaki yang mana pun, tapi kenapa mengajarku ilmu silat? Apakah aku harus membunuh lelaki yang kucintai?" Usai bergumam, Na Siao Tiap mengeluarkan sebuah kitab Kui Goan Pit Cek. Begitu melihat kitab pusaka itu, hati Wang Han Siang dan Mo Lun langsung berdebar-debar tidak karuan Kitab pusaka itu peninggalan Thian Kie Cinjin ratusan tahun lampau, yang telah menimbulkan banjir darah dalam rimba persilatan Ketika Na Siao Tiap mengeluarkan kitab pusaka itu, Wang Han Siang dan Mo Lun terkejut dan berdebar-debar. Tampak Na Siao Tiap seperti ingin memusnahkan kitab pusaka tersebut Menyaksikan itu, jantung Wang Han Siang dan Mo Lun hampir meloncat ke luar seketika, Na Siao Tiap menarik nafas dan bergumam lagi. "Kui Goan Pit Cek! Kalau aku tidak mempelajari semua ilmu silat yang tereantum di dalamnya, tentu aku boleh mencintai.... Bergumam sampai di situ, mendadak wajah gadis itu tampak kemerah-merahan, kemudian melanjutkan ucapannya. "Apa gunanya aku menghendaki engkau ke mari?" Na Siao Tiap menaruh kitab Kui Goan Pit Cek itu di atas tanah, lalu sekuat tenaga menginjak kitab pusaka itu. Padahal kitab pusaka itu amat diidamkam setiap kaum Bu Lim, tapi saat ini Na Siao Tiap malah menganggapnya sebagai kitab rongsokan sementara Wang Han Siang dan Mo Lun terus menatap kitab pusaka itu, Tiba-tiba Wang Han Siang menulis beberapa huruf di permukaan tanah. "Saudara Mo, engkau KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ memancingnya pergi, aku akan mengambil kitab Kui Goan Piteekau," Ngo Tok Siu-Mo Lun tertegun, kemudian menulis. "Kita bertemu di mana?" Ternyata ia khawatir Wang Han Siang akan kabur bersama kitab Kui Goan Pit Cek. Wang Han Siang berhati licik, ketika melihat Ngo Tok SiuMo Lun menulis begitu, timbullah rasa tidak senang dalam hatinya, Kalau aku tidak berupaya mengobatimu, mungkin kini engkau telah mati, ujarnya dalam hati, Kini malah tidak mempereayai dirinya, Walau ia sangat mendongkol dalam hati, namun tidak diperlihatkan pada wajahnya. Setelah itu ia pun menulis Setelah mendapatkan kitab pusaka itu, kita bertemu di menara tua di sebelah barat, kira-kira lima enam mil dari sini Ngo Tok Siu-Mo Lun tampak serba salah, tapi menulis juga. "Aku sudah cacat begini, kurang leluasa bergerak! Bagaimana kalau Saudara Wang saja yang memancingnya pergi, lalu aku yang ambil kitab pusaka itu T sebetulnya Wang Han Siang berniat jahat Apabila telah mendapatkan kitab itu ia akan kabur jauh-jauh, dan tidak akan ke menara itu menemui Mo Lun. Ketika melihat Mo Lun menulis begitu, ia tertegun, sementara Na Siao Tiap menengadahkan kepalanya memandang langit, kitab Kui Goan Pit Cek masih menggeletak di atas tanah. Wang Han Siang tahu jelas, seandainya Na Siao Tiap memungut kitab pusaka itu, sulitlah merebutnya, Walau mereka berdua melawan Na Siao Tiap seorang diri, tapi tetap bukan tandingannya. Oleh karena itu, Wang Han Siang segera menulis lagi, Apakah Saudara Mo tidak mempereayaiku? KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mo Lun tersenyum licik dan menulis, Kakiku tinggal sebelah, berjalan pun susah, sungguh sulit bagiku memenuhi keinginanmu Wang Han Siang berpikir sejenak ia sudah punya suatu rencana di dalam benaknya, maka ia pun mengangguk seraya berbisik "Baiklah." Betapa girangnya Ngo Tok Siu-Mo Lun, sehingga membuatnya lupa daratan. Tiba-tiba Wang Han Siang bergerak aneh, kelihatannya menancapkan sesuatu di tanah, lalu melesat pergi. Ngo Tok Siu-Mo Lun terus menatap kitab Kui Goan Pit Cek yang masih tergeletak di atas tanah itu dengan mata tak berkedip. Apabila Wang Han Siang muncul memancing Na Siao Tiap pergi, ia akan segera mengambilnya lalu kabur sementara Wang Han Siang terus mendekati Na Siao Tiap tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. sedangkan Mo Lun sudah siap melesat ke luar untuk mengambil kitab itu, Akan tetapi mendadak.... Bummm! Terdengar suara ledakan di sisi Ngo Tok Siu-Mo Lun. Begitu cepat kejadian itu, membuat Mo Lun terkejut bukan main, Sesaat ia sudah tahu, dan langsung mencaci. "Dasar binatang.,.," "Siapa?" Bentak Na Siao Tiap, dan sekaligus melesat ke arah Mo Lun. Betapa takutnya Mo Lun, ia tidak menyangka kalau Wang Han Siang begitu licik. Na Siao Tiap melesat ke arahnya, berarti kesempatan bagi Wang Han Siang untuk mengambil kitab pusaka itu, dan sebaliknya dirinya malah akan mati di KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ tangan Na Siao Tiap, seketika juga timbul niat jahatnya terhadap Wang Han Siang, maka ia cepat-cepat berseru. "Nona Na, cepat lihat itu.,,." Ternyata engkau!" Sahut Na Siao Tiap sambil mengayunkan tangannya. Plaak! Ploook! Muka Mo Lun sudah tertampar dua kali, sehingga membuat matanya berkunang-kunang dan nyaris jatuh. Namun ia masih sempat melirik ke arah kitab Kui Goan Pit Cek Ternyata Wang Han Siang telah mengambilnya dan langsung melesat pergi. "Lihat itu!" Seru Mo Lun sambil menunjuk ke depan. Setelah menampar Mo Lun, Na Siao Tiap merasa ada desiran angin di belakangnya Begitu Mo Lun berseru, Na Siao Tiap langsung melesat ke arah yang ditunjuk Mo Lun. Akan tetapi, Wang Han Siang telah melesat pergi beberapa depa, Na Siao Tiap mendengus dingin, kemudian mendadak menyentilkan jari tengahnya, Tampak cahaya putih meluncur laksana kilat ke arah Wang Han Siang. Wang Han Siang sudah tahu akan serangan itu, maka segeralah ia mengerahkan Lweekangnya melindungi punggungnya. Taaak! Cahaya itu telah menghantam Hong Bun Hiat di bahu Wang Han Siang. Ternyata Na Siao Tiap menyerangnya dengan sebutir mutiara putih, dan seketika juga Wang Han Siang jatuh duduk tak bergerak lagi. "Di mana Kui Goan Pit Cek itu?" Bentak Na Siao Tiap sambil melesat ke hadapan Wang Han Siang. Wang Han Siang diam saja, Na Siao Tiap berpaling memandang Ngo Tok Siu-Mo Lun seraya membentak. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Engkau jangan kabur!" Ngo Tok Siu-Mo Lun sudah tahu akan kelihayan Na Siao Tiap, maka ia tidak berani kabur Lagi pula yang mengambil Kui Goan Pit Cek itu Wang Han Siang. Duuuk! Na Siao Tiap menendang Wang Han Siang. "Aaakh.,." Keluh Wang Han Siang. "Kui Goan Pit Cek? Apa Kui Goan Pit Cek itu?" "Kitab yang ingin kuhancurkan itu!" Sahut Na Siao Tiap dingin. "Aku tidak melihat kitab itu." Ujar Wang Han Siang. Na Siao Tiap tertegun, ia menatap Wang Han Siang tajam seraya berkata sungguh-sungguh. Terus terang, kitab Kui Goan Pit Cek itu merupakan barang pembawa bencana! Maka aku ingin menghancurkannya! cepatlah kembalikan kitab itu!" "Nona Na, aku tahu engkau berkepandaian tinggi! Bagaimana mungkin aku berani bermain-main dengan-mu? Aku... aku sungguh tidak melihat kitab itu!" "Oh?" Na Siao Tiap mengerutkan kening, lalu melambaikan tangannya seraya membentak "Mo Lun, ke marilah engkau!" Ngo Tok Siu-Mo Lun tidak berani membantah ia cepatcepat mendekati Na Siao Tiap dengan sikap takut-takut. "Hei!" Na Siao Tiap menudingnya. "Apakah engkau melihat dia mengambil kitab Kui Goan Pit Cek itu?" Sebetulnya Ngo Tok Siu-Mo Lun dan Wang Han Siang punya iiulmugan yang akiau, kalau tidak, bagaimana mungkin Wang Han Siang mau berupaya mengobati Mo Lun ketika urat syarafnya terganggu? Akan tetapi, kitab Kui Goan Pit Cek itu telah membuat mereka berdua melupakan hubungan yang akrab itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Saudara Wang!" Ujar Ngo Tok Siu-Mo Lun sambil tertawa dingin. "Nona Na sudah tahu, kenapa engkau masih berbohong? cepatlah engkau kembalikan pada Nona Na, itu baru benar!" "Ha ha!" Wang Han Siang tertawa. "Nona Na, kalau aku mati di tanganmu, itu berarti kepandaianku masih rendah! Tapi engkau menuduh ku telah mengambil kitab Kui Goan Pit Cek, mati pun aku masih penasaran!" "Kalau begitu...." Kening Na Siao Tiap berkerut "Di mana kitab pusakaku itu?" "Tadi aku memang telah melesat ke arah kitab pusaka itu, namun aku belum sempat mengambilnya, mendadak meluncur sebuah batu ke arah kitab pusaka itu, sehingga membuat kitab pusaka itu meluncur beberapa depa, Aku tahu diriku telah dijadikan kambing hitam, maka aku berusaha kabur, tapi tertangkap Nona Na!" "Hm!" Dengus Na Siao Tiap dingin. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Engkau anggap aku baru berusia tiga tahun? Gampang dibohongi?" "Nona Na!" Ujar Wang Han Siang. "Aku masih berada di sini, silakan menggeledah badanku!" Na Siao Tiap memang membenci kitab Kui Goan Pit Cek, namun ia tahu jelas, apabila kitab pusaka itu beredar di Kang Ouw, pasti akan menimbulkan bencana lagi, dan darah pun pasti mengalir Kalau Wang Han Siang menyuruhnya menggeledah, itu bagaimana mungkin? Sebab ia seorang gadis, Oleh karena itu, ia memandang Ngo Tok Siu-Mo Lun seraya berkata. "Geledahlah badannya!" Apa yang dikatakan Wang Han Siang tadi, Mo Lun tidak begitu pereaya, Bagaimana mungkin ada orang lain mengambil kitab pusaka itu? Wang Han Siang sangat licik, dia mengatakan begitu tentunya punya alasan, Kebetu!an Na Siao KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tiap menyuruhnya menggeledah Wang Han Siang, memang itu yang diinginkannya. Mo Lun mendekati Wang Han Siang, namun secara diamdiam ia telah menyiapkan sebatang jarum beracun di tangannya. Setelah berada di hadapan Wang Han Siang, mendadak Mo Lun menusuk Hwa Kai Hiat di dadanya dengan jarum beracun itu. "Haah?" Wang Han Siang terkejut bukan main. "Sau-dara Mo, bagus sekali kelakuanmu!" "He he!" Ngo Tok Siu-Mo Lun tertawa. "Saudara Wang, panah pemberi isyaratmu itu juga bagus sekali!" "Aku mati pasti jadi arwah penasaran menuntut balas padamu!" Wang Han Siang menyumpah "Jangan khawatir!" Ngo Tok Siu-Mo Lun tertawa dingin. "Dalam waktu tiga atau lima tahun, engkau tidak akan menghadap Giam Lo Ong (Raja Akhirat)!" Begitu mendengar ucapan Mo Lun, sekujur badan Wang Han Siang menggigil Karena ia tahu Ngo Tok Siu-Mo Lun telah menggunakan racun yang bereaksi lamban, Siapa terkena racun itu, tidak mati namun akan mengalami penderitaan yang amat hebat "Bagus! Bagus!" Wang Han Siang tertawa sedih. Yang tidak sabaran adalah Na Siao Tiap, ia menatap Ngo Tok Siu-Mo Lun seraya membentak "Cepat geledah dia!" Ngo Tok Siu-Mo Lun segera menggeledah Wang Hang Siang, tapi sama sekali tidak menemukan kitab Kui Goan Pit Cele KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Saat ini, Ngo Tok Siu-Mo Lun juga tereengang, Sebab kitab pusaka itu tidak berukuran kecil yang dapat ditelan ke dalam mulut Yang jelas Wang Han Siang telah mendapat kitab pusaka itu, tapi kenapa tidak berada padanya? Perlahan-lahan ia membalikkan badannya, sekaligus memandang Na Siao Tiap. "Nona Na, kitab Kui Goan Pit Cek tidak berada padanya," Katanya. "Aku tidak peduli!" Sahut Na Siao Tiap. "Pokoknya aku harus mendapat kembali kitab pusaka itu dari kalian!" Na Siao Tiap memainkan tali senar piepa beberapa kali, itu adalah irama Mi Hun Li Cin (Menyesatkan pikiran Mengusir Roh), ilmu yang terdapat di dalam kitab Kui Goan Pit Cek. Walau Na Siao Tiap cuma memainkan sejenak, Ngo Tok Siu-Mo Lun dan Wang Han Siang sudah merasa sukma mereka terbetot ke luar, Betapa terkejutnya Mo Lun. "Nona Na, itu bukan urusanku! Saudara Wang, engkau harus berkata sejujurnya!" "Tadi aku sudah berkata sejujurnya!" Sahut Wang Han Siang sambil berkertak gigi. "Kalau kalian tidak menyerahkan kitab Kui Goan Pit Cek, maka aku akan memperdengarkan irama piepa ini!" Ujar Na Siao Tiap mengancam. "Nona Na, itu tiada kaitannya dengan diriku!" Wajah Ngo Tok Siu-Mo Lun sudah pucat pias. "Hm!" Dengus Na Siao Tiap dingin. "Engkau bersama dia, tentunya juga berniat jahat! Kalian kaum lelaki memang jahat semua!" "Nona Na!" Sahut Wang Han Siang mendadak "Kalaupun kami berdua mati, kitab Kui Goan Pit Cek tetap berada di tangan orang lain! Kenapa Nona Na tidak pergi mengejar orang ilu?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Na Siao Tiap tertegun, Di saat menghadapi kematian, Wang Han Siang masih mengatakan begitu, mungkinkah dia berkata sesungguhnya? Na Siao Tiap tampak bimbang, Pada waktu bersamaan tampak tiga sosok bayangan melesat ke tempat itu. Tak lama ke tiga sosok bayangan itu sudah berada di hadapan Na Siao Tiap, Sungguh di luar dugaan, bayangan itu ternyata Kun Lun Sam Cu yang terkenal itu, Tong Leng Tojin, Giok Cin Cu dan Hian Ceng Totiang. "Oh, Nona Na!" Giok Cin Cu menatapnya Ternyata engkau berada di sini!" "Kun Lun Sam Cu!" Na Siao Tiap segera memberi hormat "Aku dan adik Ceng Loan mau berangkat ke istana Pit Sia Kiong," "Oh?" Giok Cin Cu mengerutkan kening. "Di mana Ceng Loan?" Wajah Na Siao Tiap langsung berubah merah, sebab Lie Ceng Loan telah dibawa pergi oleh Co Hiong dengan menunggang kuda. ia merasa malu menuturkannya, maka diam saja. "Engkau....f" Giok Cin Cu menudingnya, Ternyata rahib wanita itu telah menduga yang bukan-bukan atas diri Na Siao Tiap. Tenang Sumoy!" Ujar Tong Leng Tojin yang sudah menerka apa yang dipikirkan adik seperguruannya itu. "Kalau ada masalah bicaralah baik-baik!" Na Siao Tiap seorang gadis cerdik, maka ketika menyaksikan sikap Giok Cin Cu begitu, ia dapat menduga bahwa rahib wanita itu telah mengira dirinya melakukan sesuatu terhadap Lie Ceng Loan, untuk merebut cinta Bee Kun Bu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Adik Ceng Loan yang mau ikut Co Hiong pergi, apakah aku bisa disalahkan?" Ujar Na Siao Tiap dengan nada tidak senang. "Co Hiong?" Air muka Kun Lun Sam Cu langsung berubah. "Ya." Na Siao Tiap mengangguk. "Kenapa Ceng Loan ikut Co Hiong pergi?" Tanya Giok Cin Cu. "Panjang sekali kalau dituturkan." Na Siao Tiap menarik nafas dan menambahkan. "Kui Goan Pit Cekku telah hilang, aku harus mencarinya dulu." "Apa?" Kun Lun Sam Cu bertambah terkejut "Ba-gaimana kitab Kui Goan Pit Cek hilang?" "Berada di tangan mereka." Jawab Na Siao Tiap sambil menunjuk Wang Han Siang dan Ngo Tok Siu-Mo Lun. Tong Leng Tojin dan Hian Ceng Totiang segera mendekati Wang Han Siang, kemudian Tong Leng Tojin membentak "Di mana kitab Kui Goan Pit Cek?" Wang Han Siang tertawa dingin, Matanya menatap mereka sambil tertawa dingin dan menyahut "Dalam situasi begini, kalau aku mengambil kitab pusaka itu, apakah masih berani tidak mengembalikan pada Nona Na?" Tong Leng Tojin dan Hian Ceng Totiang segera memandang Na Siao Tiap. "Aku berdiri melamun di sini, salah seorang diantara mereka memancingku pergi yang seorang lagi langsung mengambil kitab Kui Goan Pit Cek itu, tapi aku berhasil menangkap mereka." Ujar Na Siao Tiap memberitahukan. Mendengar itu, Kun Lun Sam Cu tampak ter-cengang. "Kitab Kui Goan Pit Cek berada di tangan Nona Na, cara bagaimana mereka mengambil nya ?" Tanya Giok Cin Cu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kutaruh kitab itu di tanah lalu kuinjak-injak." Ujar Na Siao Tiap. Kun Lun Sam Cu saling memandang dengan heran, kemudian Giok Cin Cu bertanya. "ltu apa sebabnya?" "Karena...." Wajah Na Siao Tiap tampak kemerah-merahan dan melanjutkan "Memang begitulah!" "Kini mereka telah tertangkap, apakah di badan mereka tidak terdapat kitab Kui Goan Pit Cek itu?" Tanya Tong Leng Tojin. "Coba jelaskan!" Na Siao Tiap menuding Wang Han Siang. Wang Han Siang segera mengulangi apa yang dikatakannya tadi, Setelah mendengar itu, Kun Lun Sam Cu berpikir keras, lama sekali barulah Giok Cin Cu membuka mulut "Nona Na! seandainya pada waktu itu masih ada dua orang bersembunyi di sini berhadapan, salah seorang menggunakan batu menimpuk kitab Kui Goan Pit Cek itu agar meluncur ke tangan temannya, bukankah itu masuk akal?" "Siapa yang berkepandaian begitu tinggi?" Tanya Na Siao Tiap. "Souw Peng Hai memiliki ilmu Kan Goan Cih. Eng-kau bilang Co Hiong ke mari, mungkin Souw Peng Hai bersembunyi di sini pula," Jawab Tong Leng Tojin. "Kalau begitu, kitab Kui Goan Pit Cek itu sudah jatuh ke tangan Souw Peng Hai?" Tanya Na Siao Tiap. "ltu cuma dugaanku," Jawab Tong Leng Tojin. sementara Giok Cin Cu memandang Wang Han Siang dan Ngo Tok Siu-Mo Lun dengan wajah gusar KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kedua orang ini, biar bagaimanapun tidak boleh dilepaskan!" Ujarnya sengit, lalu mengangkat sebelah tangannya siap memukul Wang Han Siang. Di saat bersamaan, Wang Han Siang justru tertawa gelak sambil menatap Giok Cin Cu. "Kenapa engkau tertawa?" Tanya Giok Cin Cu membentak "Kami berdua ingin berangkat ke istana Pit Sia Kiong untuk menasihati Souw Peng Hai...." "Mau menasihatinya apa?" "Mau menasihatinya agar tidak memusuhi sembilan partai besar," Sahut Wang Han Siang dan menambahkan. "Kini kami berdua tidak bisa melawan, Ka!au engkau ingin membunuh kami, silakan turun tangan!" Giok Cin Cu tertegun, lalu menurunkan tangannya. Karena ucapan Wang Han Siang barusan bernada mau bertobat, maka Giok Cin Cu membatalkan niat untuk membunuhnya, Apalagi Wang Han Siang tidak akan melawan, bagaimana mungkin Giok Cin Cu akan turun tangan membunuhnya? itulah kelicikan Wang Han Siang. "Nona Na!" Ujar Hian Ceng Totiang. "Lie Ceng Loan pergi bersama Co Hiong, Souw Peng Hai pun pasti bersama mereka, Bagaimana kalau kita kejar mereka sekarang?" "Pereuma!" Na Siao Tiap menarik nafas. "Kuda Co Hiong larinya laksana kilat, tidak mungkin kita dapat mengejarnya." "Oh?" Hian Ceng Totiang tertegun. "Kalau begitu, mari kita berangkat ke istana Pit Sia Kiong!" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Apakah kalian bertiga pereaya Wang Han Siang berkata sesungguhnya?" Tanya Na Siao Tiap. Kun Lun Sam Cu tersentak Mereka bertiga tahu jelas bagaimana liciknya Wang Han Siang. Akan tetapi, di badan mereka berdua tidak terdapat kitab Kui Goan Pit Cek, lalu hilang ke mana kitab pusaka itu? KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bagaimana mungkin mereka berdua punya waktu menyembunyikan kitab pusaka itu? "Menurut pendapatku, mereka berdua memang tidak mendapatkan kitab Kui Goan Pit Cek itu!" Ujar Tong Leng Tojin. "Kalau begitu, pasti sudah diambil Souw Peng Hai," Sahut Na Siao Tiap dan langsung berseru. "Mari berangkat !tt Na Siao Tiap segera melesat pergi. Tong Leng Tojin, Giok Cin Cu dan Hian Ceng Totiang mengikuti Na Siao Tiap, namun Hian Ceng Totiang masih sempat berpesan pada Wang Han Siang dan Mo Lun. "Harap kalian berdua sungguh-sungguh bertobat!" Sebetulnya Kun Lun Sam Cu tidak begitu memusingkan kitab Kui Goan Pit Cek yang hilang itu. Yang mereka pusingkan adalah Lie Ceng Loan yang ikut Co Hiong pergi, maka mereka ingin segera tiba di istana Pit Sia Kiong. Setelah Na Siao Tiap dan Kun Lun Sam Cu pergi, barulah Wang han Siang dan Ngo Tok Siu-Mo Lun menarik nafas lega. "He he he!" Mo Lun tertawa terkekeh-kekeh. "Untung mereka menduga Souw Peng Hai, jadi pergi begitu saja," Wang Han Siang tersentak mendengar itu, namun wajahnya tampak tertegun. "Saudara Mo, aku tidak mengerti apa maksudmu?" "He he!" Mo Lun tertawa lagi "Engkau cuma bisa membohongi mereka!" "Oh!" Wang Han Siang menatapnya. "Tadi engkau menusuk dadaku dengan jarum beracun, itu karena tidak mempereayaiku kan?" "Betul." Mo Lun manggut-manggut. "Engkau kira kitab Kui Goan Pit Cek berada pada-ku?" Tanya Wang Han Siang sambil mengerutkan kening. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mo Lun tampak tertegun, Pada waktu itu ia melihat Wang Han Siang melesat ke arah kitab Kui Goan Pit Cek, namun mendadak Na Siao Tiap menampamya dua kali, sehingga matanya berkunang-kunang dan tidak melihat apa-apa lagi Setelah itu, barulah ia melihat Wang Han Siang melesat pergi. ia tidak melihat Wan Han Siang mengambil kitab Kui Goan Pit Cek, Yang amat penting itu malah terlewat dari matanya, gara-gara ditampar Na Siao Tiap. "Saudara Mo!" Ujar Wang Han Siang. "Jangan karena kitab Kui Goan Pit Cek, sehingga kita putus hubungan! Cepat berilah aku obat pemunah racuni" "Oh?" Mo Lun tertawa dingin. "Kalau begitu, apa yang engkau katakan tadi benar?" Tong Leng Tojin bereuriga pada Souw Peng Hai, aku pikir mungkin juga begitu," Sahut Wang Han Siang. Mendadak Ngo Tok Siu-Mo Lun mengayunkan ta-ngannya, Wang Han Siang ingin berkelit, namun sudah terlambat ia telah terluka dalam, dan dadanya telah ditusuk dengan jarum beracun, Bagaimana mungkin ia bisa berkelit? Plaaak! Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya. "Aduuuh!" Jerit Wang Han Siang kesakitan. "Mo Lun! Apakah engkau sudah lupa, bagaimana cara aku mengobati syarafmu yang terganggu itu?" "Setelah panah pemberi isyarat itu meletus dan meluncur ke atas di sisiku, aku telah memikirkan semua itu," Sahut Mo Lun. Wang Han Siang mengerti apa maksud Mo Lun. itu berarti budi kebaikannya telah habis sampai di situ. "Kalaupun itu adalah kesalahanku kenapa saat ini engkau bersikap demikian terhadapku?" Tanya Wang Han Siang sambil menarik nafas. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Karena engkau ingin membohongi orang." "Membohongi siapa ?" "Membohongi aku." "Bagaimana mungkin aku membohongimu?" "Seandainya Souw Peng Hai yang mengambil kitab pusaka itu, bagaimana mungkin dia tidak memunculkan diri menemui kita?" Sahut Mo Lun sambil tersenyum dingin. "Apakah mungkin... orang lain yang mengambil kitab pusaka itu?" Ujar Wang Han Siang. "He he!" Ngo Tok Siu-Mo Lun tertawa aneh. "Sau-dara Wang, aku pikir tidak bisa lama engkau menyimpan kitab pusaka itu!" "Apa maksudmu?" Wang Han Siang mengerutkan kening. "Maksudku...." Mendadak Mo Lun menjulurkan tangannya menotok jaian darah Khi Hu Hiat di tubuh Wang Han Siang. Setelah itu, Ngo Tok Siu-Mo Lun mulai mencari kitab Kui Goan Pit Cekdi sekitar tempat itu, Akan tetapi tidak menemukannya, Akhirnya ia melihat sebuah batu besar tempat Na Siao Tiap duduk tadi. Sepasang Rajah Naga Karya Kho Ping Hoo Pendekar Patung Emas Karya Qing Hong Rondo Kuning Membalas Dendam Karya Kho Ping Hoo