Bangau Sakti 8
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 8
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung ia terkejut lebih hebat lagi, karena dua korban itu adalah orang-orangnya yang ia kirim untuk mengamat-amati gerak-geriknya kedua Hweeshio itu! Bukan main murkanya Co Hiong setelah mengetahui bahwa dua korban itu adalah orang-orangnya partai Tian Liong. ia mengawasi Thio Cay agak lama sehingga Thio Cay mengkirik melihat sorot mata yang luar biasa itu, Ketika mereka berada di luar kamar, dengan tegas tapi keras Co Hiong berkata kepada Thio Cay. "Kau terlampau sembrono! Mengapa urusan penting ini kau serahkan kepada orangorangmu yang tak berpengalaman Coba lihat! Bukan kah mereka mati konyol?!" Dengan wajah yang pucat pasi, Thio Cay menyahut, kepalanya tunduk. "Kedua orang yang aku kirim itu adalah jago-jago silat yang lihay dari cabang Lam Ciang," "Jadinya aku yang salah?" Kata Co Hiong dengan mengejek KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tidak- Aku hanya mohon Co Ji-Tu (pemimpin kedua) dapat mengampuni atas kekhilafanku ini," Kata Thio Cay. Co Hiong cekal tangannya Thio Cay dan membentak. "Aku dapat mengampuni kelalaianmu, Tapi kau pun telah mengetahui peraturan partai kita, Jika dua Hweeshio saja kau tak dapat menahannya tugas apakah dapat diserahkan padamu?!" Lalu ia coba totok jalan darah di bahunya Thio Cay. Bee Kun Bu tidak tega melihat hukuman yang hendak dijatuhkan kepada Thio Cay itu. Dengan ilmu Wan Tee Poa Yun atau mengembalikan awan, dari bawah ia tepas tangannya Co Hiong sambil membujuk. "Urusan ini kita tak dapat salahkan Thio Cay. Mungkin kedua Hweeshio itu lihay sekali ilmu silatnya sehingga dua jago silat dari partai Tian Liong binasa, dan Sumoyku dapat diperlakukan sewcnangwenang oleh mereka." "Apakah saudara Bee hendak membela Thio Cay?" Kata Co Hiong, mulai reda. "BetuI," Sahut Bee Kun Bu. "la telah lakukan tugasnya sedapat mungkin." "Karena memandang saudara Bee, aku ampuni kau kali ini!" Kata Co Hiong kepada Thio Cay, lalu ia masuk lagi ke dalam kamar untuk memeriksa lebih teliti kedua mayat itu. Selangsehirupan teh panas, ia berkata kepada Bee Kun Bu. "Saudara Bee tidak salah pendapatnya. Kedua Hweeshio itu bukan jago silat sembarangan Cara mereka menotok jalan darah bukan saja menghentikan mengalirnya darah, tapi juga melukai daging dan tuIang!" Ketika mereka masih berada di dalam kamar, Tee Ju Liong juga telah datang. ia segera memeriksa mayat-mayat itu: Lalu ia perintahkan Thio Cay bungkus mayat-mayat itu dengan selimut untuk dikubur sebagaimana layaknya. Thio Cay segera melaksanakan perintah itu, karena ia merasa bersalah atas binasanya kedua orangnya itu, Setelah Thio Cay pergi, Tee Ju Liong berkata kepada Bee Kun Bu: Tidak diduga lawan kita demikian lihaynya, Mereka KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ telah membunuh mati dua orang kami, dan telah menyelomoti kita, Jika mereka berlalu dari sini diwaktu malam, mereka pasti belum jauh dari sini, Dr dalam lingkaran seluas delapan ratus lie di kota Lam Ciang ini, aku telah pasang orang, dan mereka telah diberitahukan Kecuali kedua Hweeshio itu mempunyai kepandaian terbang, mereka tak akan dapat lolos dari jaring kami, Bee Lotee, hari ini, atau selambat-lambatnya malam ini, kita pasti mendapat kabar tentang kedua Hweeshio itu." Meskipun Bee Kun Bu tak menahan kehendaknya menjumpai Ue Ceng Loan, tetapi dalam keadaan itu ia terpaksa berlagak sabar ia berkata. "Angkatan tua Tee, Saudara Co, untuk mencari Sumoyku kalian telah berusaha keras, bahkan telah ada orang-orangmu yang menjadi korban Aku sangat berterima kasih, Tapi...." Belum selesai ia bicara Co Hiong memotong. "Urusan ini bukan lagi urusan saudara Bee. Dua orang kami telah binasa, kami harus membuat perhitungan Mulai saat ini, aku tidak akan berhenti mencari kedua Hweeshio itu!" Tee Ju Liong lalu berkata. "Urusan ini kita tak perlu rundingkan lagi. Kita harus segera bertindak Mari naik perahu untuk merundingkan caranya mencari kedua Hweeshio itu!" Ketiga orang keluar dari rumah penginapan, dan di luar telah menunggu, dua orang memegangi kudanya Co Hiong, Setelah menerima kembali kudanya, Co Hiong berjalan bersama-sama Bee Kun Bu ke perahu dengan Tee Ju Liong mengikuti di belakang, Ketika mereka hampir tiba di tepi sungai perahu itu berlabuh, mereka melihat, Thio Cay datang menyambut. Setelah membungkukkan tubuh memberi hormat, ia berkata kepada Co Hiong. "Teecu baru saja dapat kabar bahwa kedua Hweeshio itu berada di suatu tempat di sebelah timur laut dua puluh lie dari kota Lam Ciang ini." Dengan kedua mata terbelalak Co Hiong menanyai "Apakah kabar ini tidak keliru?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Teecu pasti tak berani memberi laporan yang ke-liru," Sahut Thio Cay. Lalu Co Hiong berkata kepada Tee Ju Liong: Tee Cong Piauw, kau dapat naik perahu untuk menyusuInya, aku dan saudara Bee akan mengejar kedua Hweeshio itu dengan naik kuda ini," Lalu ia cemplak kudanya, dan minta Bee Kun Bu naik kuda itu di belakangnya. Bee Kun Bu hanya dapat menuruti saja. ia memperhatikan juga meskipun Co Hiong itu tampan mukanya, tetapi air mukanya yang mudah berubah-ubah sebentar marah, sebentar gembira, sebentar cemas, dan sebentar reda membikin ia sukar menduga isi hatinya yang sejati ia harus waspada terhadap Co Hiong, pikirnya, Satu kedetan dari Co Hiong membikin kuda itu lari secepat angin, dan jarak dua puluh lie itu ditempuh dengan sekejapan saja, Mereka telah tiba di suatu persimpangan jalan ketika Co Hiong tarik tali les kudanya, ia menoleh ke belakang dan berkata kepada Bee Kun Bu. "Jika kedua Hweeshio itu berjalan ke utara, mereka harus menyeberangi telaga Poa Yo Ouw dan aku kira tak mungkin. Mereka mungkin jajanjagnuju ke barat laut, menyeberangi sungai Kang, nie!aWf kota Lo Hoa dan masuk ke pegunungan Kauw Leng San. Pasti mereka telah melihat jaring kita yang dipasang sangat rapat, dan mereka berusaha meloloskan diri, Aku berpendapat bahwa kedua Hweeshio itu betul-betul cerdas dan pintar, serta berpengalaman sekali, Untuk menghindarkan kepungan orang-orang dari partai Tian Liong, jalan yang paling aman ialah lari ke pegunungan Kauw Leng San." "Siotee baru saja menceburkan diri di kalangan Kang-ouw, maka tak berpengalaman, Siotee turut saja saudara Co!" Sahut Bee Kun Bu. Sambil tersenyum Co Hiong berkata lagi. "Jika laporan Thio Cay tidak salah, kuduga kedua Hweeshio itu kini sedang memasuki daerah pegunungan Dengan kudaku ini, kita dapat mengejar mereka sebelumnya tengah hari, jalan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ lain telah dijaga oleh orang-orangku." Lalu ia kedet kudanya dan menuju ke barat laut mengejar kedua Hweeshio itu. Bee Kun Bu yang duduk di belakang Co Hiong ingin melihat ke jurusan depan, tiba-tiba Co Hiong loncat turun dari pelananya, pakaiannya yang kuning berkibar-kibar, dan secepat kilat ia telah loncat turun lima depa dari kudanya di atas jalan! Ketika ia loncat turun, ia telah tarik tali les kudanya, dan kuda itu telah berjalan perlahan dan kemudian berhenti di sisi jatan. Bee Kun Bu memperhatikan gerak-geriknya Co Hiong. Di depan Co Hiong telah berdiri menghadapi dua Hweeshio yang satu bertubuh tinggi besar dan memikul toya, dan yang lain bertubuh kecil pendek dan bersenjata goIok, Kedua Hweeshio itu mengenakan jubah warna abu-abu dan di tali pinggangnya menggelantung kantong dibuat dari kain kasar Co Hiong mencegat kedua Hweeshio itu, dan sambil tertawa berbicara kepada Bee Kun Bu. "Saudara Bee, lekas lekas kemari!" Bee Kun Bu segera loncat turun dari kuda, dan lari menghampiri Co Hiong, ia berdiri berdamping-dampingan dengan Co Hiong menghadapi kedua Hweeshio itu. Dari dekat terlihat bahwa Hweeshio yang bertubuh tinggi besar air mukanya hitara, kedua matanya yang besar dibikin lebih seram kelihatannya dengan alis yang gompyok, wajahnya keseluruhannya sangat seram, seperti satu iblis yang jahat Yang tubuhnya kecil pendek, air mukanya kuning pasi dan kurus kering, tapi kedua matanya seperti kedua mata tikus, sangat celiknya, Mata demikian menunjukkan bahwa ilmu tenaga dalamnya lihay sekali Kedua Hweeshio itu tidak gentar menghadapi lawannya. Mereka mengawasi Co Hiong dari atas sampai ke bawah, lalu memandangi juga kuda ajaibnya, Kemudian yang kecil pendek berkata. "Kuda itu betul bagus!" Co Hiong mengangkat kedua alisnya dan menanyai "Apakah kedua Toa-su ini ada hasrat menaksir kudaku?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Si kecil pendek menyahut. "Kami biasa berjalan kaki, Kuda itu meskipun bagus tak guna bagi kami" Dengan suara rendah Co Hiong berkata. "Saudara Bee, berhati-hatilah kedua Hweeshio ini mungkin mempunyai ilmu sihir." Bee Kun Bu mengangguk sebagai tanda perhatian. Hweeshio yang tinggi besar mengejek. "Kami telah katakan, kami tak butuh akan kuda. Jika kalian masih kepala batu ingin mencegat jalan kami, aku harus memperingatkan bahwa kami dapat mengirim kalian ke akherat!" Dengan senyuman dan tenang Co Hiong menjawab. "Mutut itu besar sekali!" Lalu senyuman itu berubah menjadi wajah yang beringas, Dengan sekejap saja Co Kong keluarkan lingkaran-lingkaran emasnya, dan melanjutkan dengan suara yang kera&. "Di rumah penginapan di kota Lam Ciang, kalian telah membunuh dua orang dari partai Tian Liong, apakah betul?" Hweeshio yang kecil pendek dengan kedua mata tikusnya menyengir "Dunia ini luas, dan kami dapat berjalan di mana saja, Jika orang-orangmu merintangi kami, kami tentu melenyapkan mereka, Apakah kalian juga ingin mengejar orang-orang itu ke akherat?" "Jika demikjan, kalian juga yang merampas gadis yang sedang dibawa oleh oerang-orang kami di tempat kuburan di dekat kota Tang Kee Sip!" Bentak Co Hiong. Hweeshio yang kecil pendek itu menyahut. "Kami keluar untuk menunaikan satu janji. Untuk memenuhi janji itu, kami akan lakukan segala apa. Lagi pula urusan itu bukannya urusan besar." Melihat sikapnya yang acuh tak acuh itu Bee Kun Bu menjadi naik darah. ia membentak. "Orang keluar untuk menunaikan tugas yang suci. Kalian berdua adalah Hweeshio durhaka, Kalian menunaikan tugas durhaka dengan menculik dan membunuh! sekarang kau sembunyikan gadis itu di mana?!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Si tinggi besar lalu menjawab. "Apakah kau menanyakan yang berbaju merah?" "Betul! sekarang gadis itu dimana?" Sahut Bee Kun Bu. "Gadis itu sudah berada di bawah perlindungan kami Kau ingin menemui ia lagi? jangan harap," Kata Hweeshio yang tinggi besar dengan sikap yang acuh tak acuh, Bee Kun Bu tak tahan sabar lagu ia cabut pedangnya dan hendak menyerang, Tapi Co Hiong menahan ia. Dengan secepat kilat Co Hiong serang Hweeshio yang kecil pendek dengan lingkaran emasnya dan pedang di tangan kirinya, Sambil mengejek si kecil pendek mengegos lalu mencabut go1oknya. Gerak itu cepat sekali, tapi Co Hiong lebih cepat lagi. Dengan gebrak lawannya dengan lingkaran-lingkaran emasnya, pedang di tangan kiri menusuk lagi, Si kecil pendek terpaksa loncat mundur sedepa lebih untuk menghindarkan gebrakan dan tusukan itu! Bee Kun Bu menjadi terpesona melihat cara Co Hiong menyerang I awan nya. Belum pernah ia melihat serangan sedahsyat itu! Tapi si kecil pendek juga bukan lawan yang enteng. Setelah dibikin keteter dengan serangan dan gebrakan yang cepat itu, ia menjadi panas, segera ia balas menyerang dengan goIoknya, Sinar golok yang diayun dan diputar itu berkilau-kilauan, sedangkan anginnya menderu-deru. Si kecil pendek menyerang dengan nekad. Co Hiong tak berani lengah, ia juga putar pedangnya dengan pesat sekali sehingga tak ada lowongan untuk serangan musuh dapat menyodok masuk, Mereka bertempur selama dua puluh jurus, Co Hiong merasa kagum atas kelihayan si kecil pendek itu. ia bertekad membunuh mati lawannya dengan jurus istimewanya. Dengan tekad itu, ia rubah jurus nya. Dengan ilmu yang ia dapat pelajari dari Souw Peng Hai, ia serang lawannya dengan jurus-jurus Hai Tie Ceng Pong, Ye Poa Hong Yeng dan Thian Kang Lo Ciok (Menyerok kerang dari dasar laut, Me-nyergap tawon di sarangnya dan Memasang jaring KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menangkap burung), Lingkaran emas berkilau-kilauan menyilaukan mata, suaranya membising memusingkan kepala seakan-akan ombak besar dari laut menyerbu ke pantai dan menyapu musnah segala-gala! Jurus-jurus itu adalah modal dari Souw Peng Hai sehingga ia dapat menjadi pemimpin partai Tian Liong. Co Hiong yang telah mengikuti Souw Peng Hai adalah kesayangannya, dan Souw Peng Hai menganggap ia seperti anak sendiri, dan telah mengajari jurus-jurus istimewa itu. Pada waktu itu ia terpaksa menggunakan jurus-jurus itu, Si kecil pendek, meskipun lihay ilmu silatnya, tak dapat menahan serangan-serangan maut itu, ia menjadi gelisah seperti seekor semut di dalam kuali (Penggorengan) yang panas, ia coba mencari lowongan untuk meloloskan diri. Sambil menjaga serangan ke atas kepalanya dengan go!oknya, ia coba loncat keluar ia dapat terhindar dari lingkaran-lingkaran emas, tapi ia tak dapat luput dari pedangnya Co Hiong. "Hei! Hwceshio durhaka! Ke mana kau mau lari!" Bentak Co Hiong, dan pedangnya telah menekan goloknya Hweeshio itu, Satu sodokan keras, pedang itu menusuk pergelangan tangan yang memegang golok dari Hweeshio itu! Satu tabasan lagi, dan putuslah lengan kanannya Setelah menabas putus lengan si kecil pendek, Co Hiong masih juga belum puas. Setelah ia tendang golok lawannya, ia coba tusuk dadanya si kecil pendek, Tiba-tiba Bee Kun Bu menjerit. "Sa udara Co, awas senjata rahasia!" Co Hiong memperhatikan peringatan itu, tapi tekad membunuh mati lawannya tetap ada. ia hanya rubah jurusnya, Betul saja tiga "Hayto" (pisau terbang) dilepaskan oleh si tinggi besar... dan menyerempet lewat bajunya, Karena demikian pedangnya jadi meleset ketika ia mengegos pisau-pisau terbang itu, si kecil pendek !oncat keluar dari bahaya maut, Co Hiong memburu, tapi si tinggi besar yang telah gagal membinasakan Co Hiong dengan haytonya, menyerang dengan toyanya, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Toya yang digunakan Hweeshio itu ujungnya ada besi bulat sebesar telur bebek. Serangan yang dilepaskan dengan sekuat tenaga, mungkin tenaga sebesar seribu kati, tidak dapat di tangkis dengan lingkaran-lingkaran emas. Co Hiong mengegos menghindarkan pukulan toya itu, sambil ubah silat pedangnya dengan ilmu Kim Sie Can Wan atau tali sutera melilit tangan, si Hweeshio harus lekas-lekas loncat mundur mengelakkan ujung pedang yang datang menusuk lenganlengannya, Bee Kun Bu yang sedari tadi menonton saja tidak tinggal diam, ia berseru. "Sa udara Co! Berhenti, Hweeshio ini kasihlah aku yang bereskan!" Co Hiong tersenyum, ia tarik kembali pedang dan lingkaran-lingkaran emasnya, dan silahkan Bee Kun Bu maju bertempur. Bee Kun Bu segera menyerang dengan ilmu Shin Liong Yauw Bie atau naga sakti menggoyang-goyang buntut pedang terhunus menggetar datang menusuk dadanya Hweeshio yang tinggi besar itu! Hweeshio itu menggunakan ilmu Yang Yun Pang Goat atau awan tebal merintangi bulan menangkis tusukan-tusukan itu. Tapi Bee Kun Bu ubah jurus nya dengan ilmu Soan Hong Sao Siat atau angin taufan menyapu salju, Hweeshio itu meloncat ke atas menghindarkan sabetan pedang lalu dengan ilmu Tok Pik Hua San atau mengeprak jurang gunung curam datang mengemplang Bee Kun Bu. Bee Kun Bu loncat ke samping untuk maju lagi mendempeti si Hweeshio. Sambil pedangnya menabas tangan kanan si Hweeshio, tinju kirinya menyodok masuk dengan ilmu Hui Pak Tong Ceng atau tinju terbang memukul lonceng, Sodokan dan tebasan itu dilancarkan berbareng dengan cepat sekali untuk diteruskan dengan jurus Yang Hong Co atau angin puyuh menabas rumput dari jurus Cui Hun Cap Jie Kiam, Apabila si Hweeshio tidak lekas-lekas mundur, tangannya tentu putus, tapi dapat mengelakkan sodokan tinju Hui Pak Tong Ceng dari jurus Cap Pwee Lo Han Cong, Buk! Tubuh yang tinggi besar itu terbanting ke tanah seperti sebuah pohon besar ditebang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ jatuh setelah tinju itu menyodok Iam-bungnya, Darah keluar dari mulut dan hidungnya! Co Hiong berdiri terpesona melihat Bee Kun Bu menyerang dengan jurus-jurus yang lihay itu. ia merasa kagum tereampur iri hati. "Hm! ilmu silat pedang Kun Lun dan ilmu silat tinju Cap Lo Han Cong itu lihay sekali!" Pikirnya, Bee Kun Bu loncat menghampiri Hweeshio yang telah dipecundangi itu. Dengan ujung pedang diandalkan di dadanya si Hweeshio itu ia membentak. "Tadi kalian membuka mulut besar! Di mana gadis berbaju merah?!" Si Hweeshio itu keluarkan darah lagi dari mulutnya, lalu menyahut. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Kami kalah, kau dapat bunuh mati karnL Tapi kalau memaksa kami memberitahukan tentang jejak gadis itu, jangan haraplah!" Co Hiong berkata sambil tertawa. "O! Kalian betul-betul Hweeshio dengan bertubuh besi dan baja, dapat menahan siksaan, Cobalah ini!" Ketika itu Co Hiong melihat Hweeshio yang telah putus tangan kanannya hendak melarikan diri Satu lemparan dari Co Hiong, maka satu lingkaran emas segera menyambar si Hweeshio kecil pendek itu. Lingkaran itu membabat kepalanya dan segera terlihat otaknya yang putih hancur berhamburan darah, Hweeshio itu segera mati, Dengan wajah berseri-seri Co Hiong lari mengambil lingkaran emasnya, yang ia seka darahnya di jubahnya mayat Hweeshkx ia kembali dengan menuntun kuda ajaibnya. Kemudian ia berkata kepada Bee Kun Bu. "Kita kirim dulu satu ke akherat Kawannya ini kita paksa ia memberitahukan tentang jejak Sumoymu. Kita bawa ia ke tempat yang terpencil." Lalu tangan kanannya menotok jalan darah Hweeshio yang segera tak bergerak seperti mayat ia ikat Hweeshio itu di belakang kudanya, Bee Kun Bu hanya serahkan segala sesuatu kepada Co Hiong yang kemudian tuntun kudanya ke suatu hutan belukar yang terpencil Setelah KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ tiba di tempat terpencil itu, Co Hiong membebaskan totokannya segera si Hweeshio siuman dari pingsannya. Dengan suara mengejek, Co Hiong menanya: Toa-suhu, Tempat ini lebih leluasa, Apabila kau tidak beritahukan di mana adanya gadis berbaju merah, maka aku akan paksa kau memilih cara mati bagimu, Bagaimanakah pendapatmu?" Dengan meringis si Hweeshio menyahut. "Aku bukannya takut mati...." Co Hiong tidak menunggu si Hweeshio bicara habis ia membentak. "Baik! jika kau masih keras kepala, kau sekarang rasai ini, jangan salahkan aku berlaku kejam!" Setelah Co Hiong berkata demikian, ia tersenyum kepada Bee Kun Bu, lalu ia tendang Hweeshio kepala batu itu sehingga tubuhnya yang tinggi besar itu terguling-guling, Dengan tali pinggangnya Hweeshio itu, ia ikat kedua kaki Hweeshio itu, lalu ia gantung di cabang di atas dan kepalanya di bawah. Co Hiong talu mengumpulkan rumput-rumput kering dibakar di bawah kepalanya Hweeshio itu, Dalam jangka waktu sekejapan saja asapnya mengepul ke atas sehingga Hweeshio itu tak henti-hentinya mengucurkan air mata dan mengeluarkan ingus, Dia tak dapat berbuat apaapa karena jalan darah di kedua pundaknya telah ditotok, bila ia berkelejetan, maka tali yang mengikat kakinya ke cabang pohon menjadi semakin kencang dan menyakiti pergelangan kakinya. Bee Kun Bu menyaksikan siksaan ini merasa kasihan. Betul Hweeshio itu bukannya seorang baik, tapi siksaan demikian betul-betul kejam. ia berpaling kepada Co Hiong dengan maksud membujuk Co Hiong jangan terlampau kejam, Tapi ketika ia berhadapan dengan Co Hiong, ia tak dapat bicara, ia hanya pandang wajahnya Co Hiong, Tidak nyana sekali orang yang demikian tampan mukanya dapat melakukan perbuatan yang demikian kejamnya." Pikirnya dalam hati. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Hweeshio itu dapat bertahan agak lama. Tapi akhirnya ia minta ampun saja, sambil tertawa Co Hiong menanyai "Bagaimana sekarang? Apakah kau masih mau bungkam saja? jika kau tidak memberitahukan di mana adanya gadis berbaju merah itu, aku akan bikin kau merasai siksaan yang lebih hebat lagi." Hweeshio itu yang telah diasapi lama juga sehingga kulit mukanya menjadi hangus, dan kepalanya panas sampai otaknya rasa kering, menyahut. "Si gadis berbaju merah telah dibawa lagi oleh beberapa saudara-saudara seperguruanku"O! Kau masih mempunyai beberapa banyak kawan, lainnya? Ke mana mereka bawa itu?" Bentak Co Hiong, Dengan air mata masih mengucur dan ingus masih meleleh si Hweeshio menyahut. "Aku mempunyai banyak kawan yang ilmu silatnya banyak lebih lihay daripada aku, Meskipun kau berdua mempunyai ilmu silat yang luar biasa, aku sangsikan sekali jika kalian berhasil merebut gadis itu kembali!" Co Hiong tertawa gelak-gelak dan menanya. "Se-betulnya berapa banyak kawan-kawanmu, nama-nama-nya dan tempatnya di mana mereka bawa gadis itu? Nanti kau dapat saksikan dengan mata kepalamu sendiri kami hajar mereka babak belur! Apabila ternyata kau hanya ingin menggertak dan menipu kami kau pasti dapat siksaan yang lebih hebat lagi!" Si Hweeshio membisu sejenak. ia rupanya sedang memikiri sesuatu, lalu berkata lagi. "Jika kalian ingin temukan gadis itu, kalian boleh pergi ke pegunungan Tay Ouw, Di dekat puncak gunung tersebut kalian akan dapat tampak satu kuil Yun Bu Sie yang dipimpin oleh Tong Leng Tan Su...." Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan. "Aku hanya dapat memberitahukan sekian, dan dengan sejujurnya pula." "Jadinya gadis itu sekarang berada di dalam kuil Yun Bu Sie?" Tanya Co Hiong, itulah aku tak berani pastikan, Tapi jika kalian pergi menjumpai Tong Leng Tan Su, kalian dapat menanyakan beliau tentang gadis itu, Tentang apakah gadis itu dibawa atau KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ tidak ke kuil Yun Bu Sie oleh kawan-kawanku, aku tak berani pastikan!" Sahut Hweeshio itu. "Kau hanya mengetahui sekian saja?" Tanya Co Hiong, Hweeshio itu angguk-anggukkan kepala nya. Dengan secepat kilat Co Thong itu cabut pedangnya dan menabas batang lehernya Hweeshio itu sehingga kepalanya mental delapan sembilan kaki jauhnya! Bee Kun Bu tak keburu mencegah ia mengerutkan keningnya dan berkata. "Sau-dara Co, mengapa kau bunuh mati padanya? Apakah pereaya bahwa hweeshio itu memberikan keterangan dengan jujur?" Co Hiong bersihkan pedangnya yang berlepotan darah, dan masukkan pedang itu ke dalam sarungnya, Kemudian sambil tersenyum ia menyahut. "Hweeshio itu bukannya orang yang mengenal budi, ia kejam melampaui iblis, Kau saksikan sendiri bagaimana kejinya ia telah perlakukan orang-orang Thian Liong di rumah penginapan di kota Lam Ciang, Meskipun aku telah siksa ia dengan hebat, tapi ia masih saja coba menipu kita. Lebih banyak orang sejahat ia dikirim ke akherat, lebih baik bukan? ia sengaja memancing kita pergi ke kuil Yun Bu Sie di pegunungan Tay Ouw San menjumpai Tong Leng Tan Su dengan dua maksud Ke satu menimpakan dosanya kepada orang lain, Ke dua, agar kita bertarung melawan Tong Leng Tan Su dan orang-orangnya. Tong Leng Tan Su itu bukannya jago silat sembarangan Kedua Hweeshio durhaka itu kita telah bunuh mati, tapi aku masih dapat ingat wajahnya, Tidak salahnya jika kita pergi ke pegunungan Tay Ouw San dan menjumpai Tong Leng Tan Su di kuil Yan Bu Sie. Bilamana Tong Leng Tan Su ada seorang agung, ia pasti tak senang akan perbuatan keji yang telah dilakukan oleh kedua Hweeshio itu, ia tentu akan menolong kita dalam usaha mencari Sumoy saudara, Tapi jika Tong Leng Tan Su seorang iblis dengan bentuk manusia, kita terpaksa turun tangan menggempur ia. Saudara Bee, apakah omonganku beralasan? Menurut pendapatku, untuk mencari Sumoy KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ saudara, tidak jahatnya jika kita pergi ke pegunungan Tay Ouw San. Bee Kun Bu mendengari omongan itu dengan penuh perhatian Karena ia bertekad keras mencari Sumoynya, ia harus berterima kasih kepada Co Hiong yang sudi membantu padanya, mungkin juga berkorban untuknya, Dengan angguk-anggukkan kepalanya ia menyahut. "pendapat Saudara Co bagus sekali, Siotee setuju dengan usul itu, Ayo! Kita berangkat sekarang." Dengan tersenyum Co Hiong berkata. "Saudara Bee betulbetul seperti seekor semut di dalam kuali panas, Sioteepun rasa bahwa lebih lekas kita berangkat lebih baik," Lalu ia cemplak kuda ajaib dan suruh Bee Kun Bu duduk di belakangnya dan berkata. "Sa udara Bee, ayo lekas-lekas cemplak kuda ini di belakangku Kita harus makan dulu, barulah kita menuju ke pegunungan Kauw Leng San untuk meneruskan ke pegunungan Tay Ouw San!" "Menempuh perjalanan yang demikian jauhnya dan harus melalui jurang-jurang yang curam, jalan-jalan yang sempit dan berbahaya, sungai yang deras, apakah tidak lebih baik kalau aku mencari satu kuda lagi Aku khawatir kuda saudara tak dapat menunaikan tugas seberat itu," Kata Bee Kun Bu. "Ha! Ha! Ha!" Tertawa Co Hiong. "Saudara Bee jangan khawatir Aku berani tanggung bahwa besok tengah hari kita pasti akan tiba di pegunungan Tay Ouw San, Bukankah kudaku ini kuda Cian Lie Shin Kiok (Kuda sakti yang dapat berlari beribu-ribu lie tanpa letih)?" Bee Kun Bu hanya bisa menuruti saja kehendak Co Hiong. ia menyemplak kuda itu dan duduk di belakangnya Co Hiong, Dengan sekali kedet tali kekangnya, maka kuda ajaib itu lari terbang, menuju ke tepi sungai setibanya di tepi sungai, Co Hiong berseru dengan keras, Suaranya bagaikan naga meraung menembusi angkasa, Bee Kun Bu memperhatikan bahwa jeritan itu berlagu, ia menduganya bahwa itulah isyarat panggilan dari partai silat Thian Liong, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Betul saja, lebih kurang dua menit, kemudian dua perahu terlihat mendatangi ke tepi sungai dimana mereka berdiri Lalu Co Hiong tuntun kudanya dan loncat naik ke atas satu perahu diikuti pula oleh Bee Kun Bu. Segera perahu itu dikayuh lagi menuju ke seberang, diikuti oleh perahu lainnya dengan banyak orang-orangnya partai Tian Liong, Setelah tiba di seberang, Co Hiong berkata kepada pemimpin dari orang-orang di dalam perahu itu. "Jika kau menjumpai Tee Cong Piauw, beritahukan beliau bahwa aku dan Kun Lun Tayhiap pergi ke pegunungan Tay Ouw San!" Kemudian ia tuntun kuda nya, dan loncat ke darat bersama Bee Kun Bu. Mereka menunggangi kuda itu bersama-sama dan menuju ke satu kedai untuk membeli makanan Mereka pesan makanan dan seteko arak. "Saudara Bee, kita harus makan secukupnya, karena kita akan menuju ke pegunungan Kauw Leng San sepanjang malam," Kata Co Hiong, Bee Kun Bu menyahut dengan senyuman Menung-gangi kuda ajaib itu ia merasa seperti juga menunggangi seekor burung yang besar dan jarak sejauh dua ratus lie telah ditempuh dalam jangka waktu singkat sekali, Ketika mereka tiba di suatu kota kecil di kaki gunung Kauw Leng San, Co Hiong menghentikan kudanya, sambil menunjuk ke puncak gunung, Co Hiong berkata. "Di depan kita adalah pegunungan Kauw Leng San, Kita harus mengambil jalan pendek pergi ke satu dusun Gie Leng, lalu menempuh jarak lebih kurang seratus lie untuk menuju ke pegunungan Tay Ouw San, Dan terakhir kita harus menempuh lagi jarak lebih kurang tujuh ratus lie baru tiba di pegunungan Tay Ouw San." Bee Kun Bu yang senantiasa memikiri keselamatannya Lie Ceng Loan merasa jemu mendengar bahwa Tay Ouw San itu masih jauh. ia mengerutkan keningnya, lalu menyahut. "Jadi kita harus meneruskan perjalanan meskipun diwaktu malam?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "BetuI," Sahut Co Hiong. "Perjalanan yang hampir seribu lie jauhnya, dan harus melalui jurang-jurang yang curam dan berbahaya, meskipun orang yang telah mengetahui betul jalan tersebut dengan ilmu meringankan tubuhnya, harus ditempuh dalam tempo sehari semalam." Bee Kun Bu tak menjawab, ia hanya ingin lekas-lekas menjumpai Sumoynya. Co Hiong berkata lebih lanjut. "Saudara Bee tak usah khawatir, dengan kuda Cian Lie Shin Kiokku ini, aku tanggung besok lebih kurang jam dua lohor, kita akan tiba di pegunungan Tay Ouw San. Dan jika sumoay saudara Bee betul-betuI ada di dalam kuil Yun Bu Sie, mungkin sebelum fajar kita dapat menjumpai dia." Kemudian ia kedet kudanya lagi untuk mencari kedai nasi, Mereka makan nasi tergesa-gesa, dan Co Hiong membeli juga makanan kering sebagai perbekalan Mereka melanjutkan perjalanan Dalam sejenak kuda itu sudah berlari di antara batu-batu gunung yang besar Puncak-puncak gunung itu terlihat diselubungi kabut atau awan Makin jauh, makin berbahaya jalan-jalan yang harus ditempuh Mereka harus mengikuti jalan kecil yang biasa ditempuh oleh kambingkambing gunung, Mereka harus bertunggang kuda dengan berhati-hati sekali. sekonyong-konyong kuda ajaib itu terkejut dan meringkik, kedua kupingnya berdiri tegak, lalu meloncat sedepa jauhnya ke depan Bee Kun Bu hampir saja terlempar jatuh, Ternyata kuda telah melihat seekor ular, ia terkejut dan loncat melewati ular itu. Lalu ia lari dengan sekuat tenaga ke atas. Meskipun ditunggangi oleh dua orang, kuda itu tetap lari dengan bersemangat dan kuat "Ai! Hampir saja aku terlempar," Seru Bee Kun Bu. "Kudaku telah menolong kita dari rintangan ular tadi!" Sahut Co Hiong. Tapi saudara Bee jangan khawatir, kuda ajaib ini tak akan mengecewakan kita. Cobalah lihat ke bawah! Kita sudah berada di lereng gunung, dan kuda ini sedikitpun tak tampak letih!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Setelah berjalan hampir dua jam, Co Hiong menghentikan kudanya, ia loncat turun untuk beristirahat sebentar Lalu mereka naik lagi melanjutkan perjalanannya. Ketika hari dingin Tapi Co Hiong tidak menghiraukan Mereka meneruskan perjalanannya meskipun cuaca makin lama makin gelap. Bee Kun Bu menjadi gelisah, ia berkata. "Saudara Co, kuda Cian Lie Shin Kiok ini meskipun hebat dan kuat, tapi jika kita meneruskan perjalanan di dalam cuaca yang gelap, aku khawatir ia kejeblos atau terjurumus ke jurang. Tidaklah lebih baik kita berhenti dulu dan menanti sampai besok? Aku kira tidak terlambat Setelah mereka melanjutkan perjalanan selama satu jam Iagi, Co Hiong menghentikan kudanya, bersama Bee Kun Bu. ia turun dari kudanya untuk memberikan kudanya beristirahat sebelum melanjutkan perjalanannya lagi, Bulan mulai kelihatan di sebelah timur ketika mereka berangkat lagi, Meskipun Bee Kun Bu melihat bahwa Co Hiong sayang kudanya, akan tetapi caranya ia mendesak kudanya mengejar waktu membikin Bee Kun Bu menjadi cemas. Dengan suara rendah ia berkata. "Saudara Co, kudamu itu meskipun hebat, akan tetapi dengan lari terus-menerus, aku khawatir kudamu akan menjadi terlampau letih, Dalam suasana gelap gulita ini, jika meneruskan perjalanan dengan cara kau melarikan kuda itu, aku khawatir kita bisa celaka, Lebih baik kita mengaso, dan melanjutkan perjalanan kita besok pagi." Co Hiong menyahut sambil tersenyum. "Saudara Bee, hatimu ingin sekali lekas-lekas tiba di kuil Yun Bu Sie. jika kita berhent mengaso bukankah kita akan terlambat? Aku dapat menyelami perasaanmu Di kolong langit ini hanya ada dua orang yang aku senantiasa ingat di dalam hati: yang satu ialah guruku, dan yang satu lagi Sumoyku, Bukankah nasibku serupa dengan nasibmu. Kini kau juga menjadi orang yang aku segani. Aku rela hilang kuda ini jika aku dapat menolong kau," KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ucapan itu mengharukan Bee Kun Bu, ia berpikir "Orang ini luar biasa, jika melihat ia perlakukan kedua Hweeshio dan membunuh mereka setelah dtsiksanya, aku yakin ia adalah seorang yang kejam sekaii. Tapi... mengapa ia menaruh simpati terhadapku yang ia baru kenal? ia rela mengorbankan tenaga dan kudanya untuk aku, ini aku harus belas." Karena terharu atas ucapan Co Hiong itu, Bee Kun Bu menyahut. "Saudara Co terlampau baik terhadap aku, aku tak dapat membalas budimu yang demikian besarnya," Co Hiong menoleh ke belakang dan berkata dengan khidmat. "Kita tak boleh membeda-bedakan usaha yang kita sedang laksanakan sekarang, Aku pun tidak mengharapkan balasan." Bee Kun Bu yang budiman itu tak dapat menjawab ketika ditegur demikian Karena ia seorang yang cerdas, ia lekaslekas memberikan jawaban yang dapat meredakan "Saudara Co tadi menceritakan tentang Sumoymu, Mungkin Sumoymu itu pun senantiasa memikirkan kau." Co Hiong tersenyum, talu ia menarik napas panjang dan menjawabnya. "Sumoyku, Souw Hui Hong, dapat dikatakan seorang Lie Hiap (pendekar wanita) yang luar biasa, dan ilmu silatnya pun dapat dikatakan berimbang dengan aku, ia cantik jelita dan kami menjadi besar bersama di satu tempat dan dapat hidup akur, Tapi aku belum dapat mengatakan bahwa kami berdua saling cinta mencintai Aku bertahun-tahun berkelana di kalangan Kang-ouw, jarang bertemu muka dengan ia. Meskipun aku telah menjumpai banyak gadis-gadis yang cantik manis, tapi tidak satu yang dapat menawan hatiku sebagai Sumoyku itu, Dikemudian hari, jika ada kesempatan, aku pasti memperkenalkan ia kepadamu." Sebetulnya Bee Kun Bu ingin memberitahukan bahwa ia pernah berjumpa dengan Souw Hui Hong, tetapi ia khawatir KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ nanti menimbulkan salah paham, maka ia membungkam saja, ia pikir nanti dikemudian hari jika ia menjumpai Souw Hui Hong di hadapan Co Hiong, ia harus bersikap waspada, Demi kian lah mereka menunggangi kuda ajaib itu sepanjang malam tanpa istirahat Meski mereka mengucurkan peluh, tapi angin gunung yang sejuk menghembus sepoi-sepoi membikin mereka tak merasa lelah, Pada kira-kira pukul tiga pagi, mereka telah melewati pegunungan Kauw Leng San dan tiba di desa Gie Leng Shien. Mereka beristirahat sebentar, lalu melanjutkan pula perjalanannya, Setelah mereka melalui gunung Bu Po San pada pukul lima pagi mereka tiba di kaki pegunungan Tay Ouw San. Co Hiong turun dari kudanya, dan kuda sudah basah kuyup dengan peluh. ia seka peluh kudanya dan mengusapusap kepalanya, sambil dipandangnya dengan penuh kasih sayang, tiba-tiba air matanya mengucur dari kedua matanya, Bee Kun Bu yang memperhatikan gerak-gerik kawannya menjadi heran, ia menanyai "Sa udara Co, mengapa kau menangisi Co Hiong menyahut dengan satu senyuman terpaksa. "Kuda ajaib ini lagi beberapa bulan bukan lagi menjadi milikku, tapi akan menjadi milik Sumoyku itu, Aku bodoh, mengapa aku sedih hati, Kuda ini toh akan menjadi milik Sumoyku, Hm! Aku betul-betul bodoh," Perkataan itu diucapkan dengan wajah yang ber-ubahubah. Co Hiong keluarkan barang makanan yang kering untuk dimakan bersama-sama. Bee Kun Bu dengan membiarkan kudanya makan rumput yang tumbuh di kaki gunung itu, Sambil makan Bee Kun Bu pandang pegunungan Tay Ouw San itu, pegunungan itu tidak tinggi, tapi luas, Kuil Yun Bu Sie harus dicari lagi, ia menjadi cemas lagi. Sikap itu telah diperhatikan oleh Co Hiong yang menanya. "Mengapa saudara bermuram lagi? Apakah khawatir kuil Yun Bu Sie tidak ketemu? KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sambil anggukkan kepala Bee Kun Bu menyahut. "BetuL pegunungan yang paling sedikit beberapa ribu lie persegi luasnya itu dimanakah kita harus mencari kuil yang terpencil itu dengan cepat?" "Urusan ini, harap kau serahkan kepadaku, Kita sudah tiba di sini, mustahil kuil itu tidak dapat kita ketemukan? Meskipun kita tak menjumpai tukang potong kayu, aku masih ada akal untuk mencarinya. sekarang kita beristirahat untuk mengumpulkan tenaga dahu!u, karena khawatir kita harus bertempur melawan Tong Leng Tan Su." Lalu ia merebahkan dirinya di atas rumput untuk tidur Bee Kun Bu hanya duduk Saja. ia tak dapat tidur, karena kekhawatirannya atas keselamatannya Lie Ceng Loan masih belum dapat dilenyapkan Matahari telah naik tinggi di langit ketika Co Hiong terbangun dari tidurnya, ia loncat bangun dan sambil tersenyum berkata. "Mari kita berangkat mencari kuil Yun Bu Sie!" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Ia segera lari ke atas gunung- Bee Kun Bu mengikuti, sedangkan kuda ajaibnya pun lari mengikuti juga, ilmu meringankan tubuhnya Co Hiong lihay sekali, dan dengan sekejap saja ia telah berada di tempat beberapa puluh tombak tinggi-nya. ia pikir Bee Kun Bu pasti tak dapat mengejarnya. ia menoleh ke belakang, dan Bee Kun Bu sudah berada kira-kira lima kaki di belakangnya. ia lari pula terlebih cepat, dan Bee Kun Bu ketinggalan kira-kira satu tombak Iebih. ia merasa gembira, karena pikirannya lebih pandai daripada Bee Kun Bu. Ketika matahari hampir berada di tengah-tengah, mereka telah berada di suatu puncak gunung. Sorot matahari membikin pedut yang menyelubungi puncak itu berwarna kuning emas. Di bawah mereka pohon-pohon cemara kelihatan samarsamar hijaunya. Berdiri di atas puncak itu, mereka merasa seakan-akan berdiri di suatu dunia yang lain. Tiba-tiba Co Hiong berkata. "Matahari telah demikian tingginya, mengapa seorang tukang potong kayu pun kita belum menjumpai? Apakah aku harus bakar seluruh tempat ini?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu terkejut mendengar ucapan itu, dan ingin cnencegah. Tapi Co Hiong meneruskan omongan-nya. "Di depan kita nampaknya seperti tembok merah, Apakah itu tembok nya suatu kuil?" Lalu dengan tidak menunggu jawabannya Bee Kun Bu, ia loncat menuju ke tembok merah itu. Bee Kun Bu mengikuti Dengan cepat, setelah mereka melewati dua lereng gunung, di antara dua puncak, mereka melihat satu kuil yang besar Mereka lari makin cepat, dan dengan sekejap saja telah tiba di depan kuil itu, Mereka mendongak, dan membaca nama kuil itu yang ternyata bertuliskan Yun Bu Sie tiga huruf Mereka buka pintunya yang besar, dan bertindak masuk ke suatu ruangan yang besar, Ruang ini serta delapan kamar lainnya terkurung oleh tembok merah. Di dalam pekarangan dalam tumbuh pohon-pohon cemara dan bambu, Melihat keadaannya, rupanya kuil itu belum lama diperbaiki Co Hiong bertindak masuk, dan setelah melalui pekarangan depan. ia naik ke tangga batu yang bertingkat tujuh dan masuk ke dalam ruang yang besar, Di tengahtengah ruang itu, di atas satu meja yang besar dan tinggi, ada dua lampu yang menyala, Di antara dua lampu itu ada suatu hiolo (tempat menancap) dari batu yang tingginya kira-kira satu kaki, Di belakang meja sembahyang ini ada tiga patung Buddha (Hut-co) dari batu yang besar sekali, Seluruh ruang nampak sangat bersih tapi dalam suasana sunyi senyap, menyeramkan! Sambil menoleh ke belakang Co Hiong berkata dengan suara rendah kepada Bee Kun Bu. "Rupanya Tong Leng Tan Su itu betul-betul seorang pendeta yang agung,.,." Belum lagi ia berbicara habis, tiba-tiba terdengar suara orang-orang mengejek. "Kedua saudara dari mana datangnya? Mencari Tong Leng Tan Su dengan maksud apakah?" Mereka terkejut, dan lekas balik badan ke arah datangnya suara itu, Di pintu ruang yang besar itu, mereka lihat seorang pendeta berbaju abu-abu, usianya lebih kurang tiga puluh tahun, Mukanya yang pucat pasi, badannya yang kurus kering KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dan matanya yang berkilau-kilauan membikin pendeta itu nampaknya seperti mayat hidup! Setelah semangatnya kumpul lagi, dengan tersenyum Co Hiong menyahut. "llmu meringankan tubuh Taysu betul-betul lihay, Kami tak mengetahui Taysu datang." Lalu ia menghampiri Hweeshio itu. Hweeshio itu mengawasi Co Hiong dengan kedua matanya yang tajam dengan sikap yang tenang, Bee Kun Bu yang telah mengikuti Co Hiong selama beberapa hari telah mengetahui sifat dan adatnya kawan ini. Meskipun wajahnya berseri-seri tapi caranya Co Hiong bertindak sembrono, maka ia menghalangi Co Hiong dan berkata kepada Hweeshio itu. "Aku adalah murid dari partai silat Kun Lun, dan kawanku ini adalah pemimpin kedua dari partai silat Thian Liong, Kami datang mengunjungi Tong Leng Tan Su dengan maksud bermohon menanyakan suatu urusan." Hweeshio itu menanya dengan mengejek. "Jie-wie telah datang mencari Tong Leng Tan Su, apakah telah mengetahui peraturannya?" "Belum, Kami mohon Taysu memberi petunjuk," Sahut Bee Kun Bu. Dengan sikap yang terperanjat Hweeshio itu menanya tagi. "Siapa yang memperkenankan kalian datang ke sini, dan mengapa kalian tidak diberitahukan peraturannya?" Sebetulnya Bee Kun Bu hendak menuturkan hal ikhwal kedatangannya ke kuil Yun Bu Sie itu, tapi ia khawatir bahwa penuturannya hanya akan membikin urusannya bertambah ruwet, Untuk sementara waktu ia tak dapat menjawab, dan ia menjadi gelisah. Karena pertanyaannya tidak dijawab, Hweeshio itu menjadi murka, ia membentak. "Mengapa kau ragu-ragu. jika kau tak memberitahukan siapa yang menyuruh kalian ke sini maka kalian tak dapat menjumpai Tong Leng Tan Su!" Co Hiong tak KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sabar lagi. ia bertindak maju, dan menyahut sambil tersenyum. "Kami telah dapat mencari sendiri kuil ini di pegunungan Tay Ouw San. Kami takkan dapat menjumpai Tong Leng Tan Su. Aku tak pereaya ia tidak mau menjumpainya, Jika kami rintangi, jangan mempersalahkan aku, kalau aku bakar seluruh kuil ini. Waktu itu aku ingin lihat apakah ia masih tidak keluar!" "Ha! Ha! Ha!" Tertawa si Hweeshio. "Kau mau bakar kuil ini?! Kau boleh coba, aku ingin lihat!" Co Hiong tertawa gelak-gelak dan menyahut. "Kau kira aku takut membakarnya? Kau lihatlah!" Segera dari kantongnya ia keluarkan korek api dan mulai membakar kertas untuk menyulut atap kuil itu! Bee Kun Bu terkejut dan lekas-lekas mencegah perbuatan kawannya yang nekad itu sambil berkata. "Saudara Co, sabarlah, Mari kita membicarakannya lagi!" Co Hiong menunda membakarnya, tapi ia masih mengawasi Hweeshio itu dengan beringas, ia berkata. "Baiklah aku pandang saudara Bee. Aku sebetulnya mau segera membakar kuil ini, dan ingin lihat apakah Tong Leng Tan Su itu masih tidak menerima kita?" Ketika Co Hiong ingin membakar atap kuil itu, Hweeshio itu tidak menghalangi ia hanya mengawasi gerak-geriknya Co Hiong, Rupanya ia ingin menguji keberanian Co Hiong, Setelah Bee Kun Bu mencegah, ia baru berkata dengan mengejek. "Apakah kalian betul-betuI tidak mengetahui peraturannya Tong Leng Tan Su?" Dengan merendah Bee Kun Bu menjawab. "Kami betulbetuI tidak mengetahui harap Taysu sudi menjelaskannya." "Jika kalian betul-betul tidak mengetahui aku masih dapat memaafkan," Berkata Hweeshio itu. "Enyahlah kalian, karena Tong Leng Tan Su tak mudah dijumpai!" Lalu ia balik badan dan hendak berla!u. Bee Kun Bu memanggil. "Taysu, aku mohon sedikit kelonggaran!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Hweeshio itu berhenti dan menghadapi Bee Kun Bu. La!u Bee Kun Bu menjelaskan "Kami datang ke sini setelah menempuh jarak seribu lie lebih dengan maksud minta petunjuk dari Tong Leng Tan Su. Oleh karena itu kami mohon Taysu memberi petunjuk agar kami dapat menjumpai Tong Leng Tan Su. Untuk bantuan yang berharga itu, kami menghaturkan banyak-banyak terima kasih," Si Hweeshio mengerutkan keningnya, lalu berkata. "Jika kalian mau menjumpai Tong Leng Tan Su, kalian harus lebih dahulu dapat melewati aku!" Belum Bee Kun Bu menyahut, Co Hiong dari belakang sudah mengirim satu tinju dengan ilmu Hui Po Liu Coan atau air terjun menimpa batu, Hweeshio itu tidak tengah, ia loncat mundur tujuh kaki untuk mengegoskan jotosan itu, Sambil tertawa Co Hiang berkata. "Aku kira peraturan apa. Jika hanya peraturannya untuk melewati kau, mengapa tidak siang-siang kau mengatakannya?" Lalu perkataan itu dibarengi dengan serangan lagi. Si Hweeshio tidak mengegoskan pukulan lagi ia tangkis serangan itu dan menyerang dengan ilmu menggempur harimau di luar pintu, tangan kirinya menjotos bahu kanannya Co Hiong, Co Hiong mengegos diri lalu dengan kedua tinju ia menotok dada lawan nya. Si Hweeshio terkejut melihat silat yang demikian lihaynya, ia pikir. "Hai! pemuda yang wajahnya cantik seperti seorang gadis mempunyai ilmu silat yang begitu tinggi!" Untuk menghindarkan totokan itu, si Hweeshio menjatuhkan tubuhnya di lantai, lalu ia bergulingan enam tujuh kaki jauhnya, Co Hiong mengejek. "Ha! Mengapa kau tak bangun dan membalas menyerang?" Si Hweeshio menjadi merah mukanya karena malu, Tapi ia menantang lagi. "Kau telah menyerang sebelum aku siap sedia, Mari kita bertempur lagi, Jika aku kalah, aku sendiri yang nanti menuntun kalian menjumpai Tong Leng Tan Su." Mendengar si Hweeshio tak mau mengaku kalah, Co Hiong menjadi makin murka, Tapi tak kentarakan pada raut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ wajahnya, meskipun marahnya besar, tapi ia tak memperlihatkan karena ia tetap tersenyum dan mengejek. "Taysu mulailah, dan boleh menyerang dulu!" Lalu ia hampiri lagi si Hweeshio yang juga sudah siap. Ketika jaraknya tinggal lagi tiga kaki jauhnya dari si Hweeshio, ia loncat dan tangan kanannya menyambar secepat kilat kepada kedua matanya si Hweeshio dengan ilmu Siang Liong Chio Cu atau sepasang naga merampas mutiara, Si Hweeshio yang telah mengetahui kepandaian silat lawannya tak bersikap lengah, ia telah siap sedia, Begitu lekas Co Hiong menyerang, tangan kirinya menangkis serangan dengan ilmu To Pu Tu Kang atau pengayuh kayu menampar air dan tangan kanannya menyerang dengan ilmu Pay San Hu Ciong atau menghalau gunung menggempur karang! Co Hiong lekas-lekas menarik kembali cakaran itu, ia loncat ke atas dengan maksud menerkam kepala lawannya, Tapi si Hweeshio tidak menunggu Co Hiong turun ke bawah, menyodok lambung lawannya sambil mencondongkan tubuhnya dengan ilmu Kim Pau Lu Cao atau macan tutul memperlihatkan kukunya, Co Hiong harus tendang sodokan tinju itu sebelum ia jatuh di lanlai, Ketika si Hweeshio diserang oleh Co Hiong pertama kali, ia tidak duga lawannya demikian lihay, ia keteter Tapi selanjutnya ia tak berlaku lengah lagi. ia menyerang dengan sekuat tenaga dengan maksud, jika bisa, membinasakan lawannya, ilmu silat kedua belah pihak berlainan masingmasing mempunyai keistimewaannya. Si Hweeshio bertempur makin lama makin cepat, serangannya makin menghebat Co Hiong bertempur dengan ilmu silat yang sangat ia andalkan, yakni silat yang ia dapat pelajari dari gurunya, Souw Peng Hai, tapi ia kalah tenaga, Maka setelah pertempuran berlangsung agak lama, Co Hiong menjadi keteter Bee Kun Bu yang menyaksikan pertempuran KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ itu dapat melihat kedudukan kawannya itu, ia ingin menggantikannya tapi ia khawatir Co Hiong salah paham. Tapi ia bertekad akan turun tangan jika Co Hiong menjadi kalah! Ketika mereka tengah bertempur, Co Hiong berseru. "Saudara Bee, coba perhatikan jurus-jurus Hweeshio ini, apakah serupa dengan jurus kedua Hweeshio yang durhaka?" Bee Kun Bu memperhatikan dan betul saja ilmu silat Hweeshio berbaju abu-abu itu serupa dengan ilmu silat kedua Hweeshio yang Co Hiong telah kirim ke akherat ia menjadi murka, karena ia ingat bahwa Lie Ceng Loan, Sumoynya, dibawa lari oleh kedua Hweeshio yang dur-haka itu, ia berseru. "Saudara Co, kau mundurlah, kasihlah aku yang gempur Hweeshio ini!" Sambil bertempur Co Hiong menyahut: sebetulnya aku siang-siang sudah ingin mengakhiri Hweeshio ini, Tapi aku khawatir saudara Bee anggap aku kejam Kini setelah dapat membuktikan Hweeshio ini kambratnya kedua Hweeshio yang durhaka itu, aku kira kau tak lagi menv persalahkan aku jika aku kirim Hweeshio ini ke akhirat!" Bee Kun Bu merasa malu diperingatkan demikian Tiba-tiba ia tampak Co Hiong merubah jurusnya, Terlihat bajunya yang kuning berkibar-kibar seperti seekor kupu-kupu sedang terbang di antara bunga-bunga mengurung Hweeshio itu, ia tak dapat melihat Co Hiong menggunakan ilmu silat apa karena gerakannya cepat sekali " Ia tak mengetahui bahwa Co Hiong sedang menggunakan ilmu yang khas diciptakan oleh Souw Peng Hai, pemimpin partai silat Tian Liong, yakni Sah Cap Lak Cau Hui Su Cong (serangan tinju terbang dengan tiga puluh enam perubahan) ilmu yang digunakan itu seratus kali lebih lihay dari pada ilmu tinju Uu Yun Cong (tinju menyerang awan) yang Lie Cong Loan gunakan melawan Tee Ju Liong tempe hari, Dalam hanya sepuluh jurus saja, si Hweeshio telah menjadi keteter, tubuhnya basah kuyup dengan keringat Bee Kun Bu terkejut bila ia pikir Co Hiong segera akan mengajak mereka menjumpai Tong Leng Tan Su. Baru saja ia ingin mencegah, tiba-tiba terdengar suara jeritan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ si hweeshio yang kena disodok ulu hatinya, dan jatuh tengkurap di lantai! Di dalam kamar batu pendeta Tua membuka rahasia Rupanya Co Hiong betul-betul telah menggunakan ilmu Sah Cap Lak Cau Hui Su Cong (serangan tinju terbang dengan tiga puluh enam perubahan), dengan bukti jatuh tersungkurnya hweeshio itu di lantai! Lalu Co Hiong berhenti menyerang, dan menoleh ke belakang kepada Bee Kun Bu yang sedang berdiri terpaku menyaksikan serangan kawannya yang sangat dahsyat, ia menegur sambil tersenyum. "Mengapa kau bingung? Apakah aku telah serang ia terlampau hebat? jika aku lembek hati seperti kau, aku tak dapat berkecimpung di kalangan Kang-ouw. Dalam segala pertempuran pertarungan kita harus selalu ingat: jika kita tak membunuh lawan, lawan pasti membunuh kita! Bermurah hati terhadap lawan yang kejam dan jahat tentu tak merugikan atau mencelakakan kita sendiri Di kalangan Kang-ouw, orangorang yang lebih kejam dan lebih tak mengenal kasih dari pada aku, tak terhitung banyak nya. Apa gunanya kita bermurah hati jika kita dilukakan parah atau dibinasakan oleh musuh ?" "Aku bukannya memikiri cara kau menyerang musuh. Aku hanya sedang memikiri." Sahut Bee Kun Bu ragu-ragu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Co Hiong tidak menunggu perkataannya selesai, ia meneruskan MKau sedang pikiri jika hweeshio itu binasa, kita tak dapat menjumpai Tong Leng Tan Su, betulkah? sebetulnya kau memikiri yang bukan-bukan. Hweeshio ini memberikan kita keterangan dusta, Kila tak dapat pereaya, Cara ia menyerang, jurus-j urus nya semuanya seperti jurus kedua hweeshio durhaka yang telah membawa kabur Sumoymu, Hwweeshio ini sama durhakanya. Aku yakin Tong Leng Tan Su pun bukan seorang yang baik. Kuil ini tidak seberapa luasnya. Mustahil kita tidak berhasil menemui dia? Yang kita khawatirkan ialah bagaimana KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ ilmu silat Tong Leng Tan Su itu. Lagi pula hweeshio yang jatuh tersungkur itu belum binasa. Aku hanya totok jalan darah di lehernya, bukan jalan darah jantungnya, sebentar ia dapat sadar kembali!" Bee Kun Bu mendengar penjelasan yang beralasan itu, ia hanya anggukkan kepalanya sambil tersenyum. Sejenak kemudian hweeshio yang telah jatuh tersungkur itu mulai mengutik, lalu membuka kedua mata-nya, Bee Kun Bu segera loncat dan berdiri di sampingnya dengan hasrat menolong ia bangun, Tapi baru saja ia angsurkan tangan kanannya, si hweeshio menepak tangannya sambil berkata. "Kau tak usah menolong aku, Aku dapat menolong diri sendiri, Aku sendiri dapat membebaskan totokan jalan darahku!" Lalu ia bangun dan duduk. Dengan ilmu mengim-bangkan tenaga, si hweeshio itu kelihatan menarik napas, lalu menghembuskan napas berkali-kalL Selang beberapa menit, hweeshio itu dapat bangkit dan berdiri lagi. ia mengawasi Co Hiong dan berkata dengan suara yang mengejek. "Aku kalah melawan kau, Aku dapat mengajak salah seorang darimu menjumpai Tong Leng Tan Su. Kawanmu tak dapat turut!" Bee Kun Bu memotong pembicaraan. "Cara demikian tidak beralasan. Kami datang bersama-sama, harus kami menjumpai Tong Leng Tan Su bersama-sama juga!" "Rupanya hweeshio ini hendak menggunakan tipu muslihatnya, Tentang itu aku tak menghiraukan Baiklah, saudara Bee, kau tunggu di sini, aku nanti seret Tong Leng Tan Su menjumpai kau!" Kata Co Hiong kepada Bee Kun Bu. "Saudara Co tak dapat pergi seorang diri, Aku harus menyertai kau," Kata Bee Kun Bu. Co Hiong tidak menyahut ia mengawasi sikap si hweeshio yang tak dapat melarang Bee Kun Bu lagi turut serta, ia lalu keluar dari ruang yang besar itu, diikuti oleh Co Hiong dan Bee Kun Bu. Kedua orang itu mengikuti si hweeshio. Setelah keluar dari pintu belakang dan melalui kebun pohon-pohon Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ cemara, mereka menuju ke suatu bukit yang curam. Bee Kun Bu merasa heran. "Mengapa Tong Leng Tan Su tidak tinggal berdiam di dalam kuil itu?" Pikirnya, Co Hiong pun menjadi cemas, ia mengingati jalan yang telah dilalui, ia berpikir lain daripada pikirannya Bee Kun Bu. "Bukit yang agak curam itu mungkin, ada perangkapnya untuk menjebak aku," Ia pikir, Setelah mendaki bukit yang agak curam, mereka harus turun melalui jalan kecil yang berliku-liku ke suatu lembah. Sambil berjalan Co Hiong memperhatikan bahwa jalan itu makin lama makin menjadi sempit, sehingga setelah berjalan setengah lie jauhnya, jalan itu hanya dapat dilewati oleh seorang, karena tembok jurang yang tebing menjepit jalan yang sempit itu! ia jalan tidak mau terpisah jauh di belakang si Hweeshio itu, karena ia bertekad jika ia dijebak, lebih dahulu ia pukul mati Hweeshio di depan nya! Si Hweeshio berjalan cepat sekali, dan setelah melewati beberapa bilik mereka menyaksikan suatu pemandangan yang berlainan Di hadapan mereka tampak satu lembah yang iuas, Di ujung lembah berdiri tegak satu puncak, dan di belakang puncak itu terlihat lagi tiga puncak gunung. sebidang lapangan rumput yang luasnya hanya lima depa persegi terletak di tengah-tengah ke-empat puncak itu, Lalu si Hweeshio menunjuk ke arah kaki puncak yang berada di tengah sambil berkata: Tong Leng Tan Su kini berada di dalam gua di kaki puncak gunung itu! Kalian boleh masuk ke dalam gua menjumpai beliau!" Co Hiong memperhatikan bahwa lubang gua itu hanya empat lima kaki lebarnya, tapi sangat dalam agaknya. ia hendak segera masuk, tapi Bee Kun Bu menahan. "Saudara Co, kau tunggul aku di luar gua. Biarlah aku masuk ke dalam memeriksanya!" Tapi Co Hiong sebaliknya menahan Bee Kun Bu masuk, ia berkata. "Di dalam gua dari gunung ini mungkin ada banyak KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ ular berbisa atau binatang yang ganjil dan berbahaya. Aku harus menanya si Hweeshio dulu." Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo Pendekar Bego Karya Can Perintah Maut Karya Buyung Hok