Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 80


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 80


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   "Mungkinkah di situ?"   Gumam Ngo Tok Siu-Mo Lun sambil memperhatikan air muka Wang Han Siang.   Sebelum Mo Lun memperhatikan air muka Wang Han Siang, air muka Wan Han Siang memang berubaru Namun setelah Mo Lun meno!eh, justru wajah Mo Lun yang tampak gusar sekali.   Walau Wang Han Siang tampak gusar Mo Lun tetap mendekati batu itu, lalu mencari Kui Goan Pit Cek di sekitarnya, namun tetap tidak menemukannya, ia penasaran sekali, lalu mencoba mendorong batu itu, namun batu itu tidak bergeming, Bahkan di tempat itu tidak tampak adanya tandatanda atau bekas apa pun.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Baiklah,"   Ujar Mo Lun.   "Mari kita lihat siapa yang lebih lihay di antara kita berdua! Aku yakin suatu hari nanti engkau akan memberitahukan padaku, namun mungkin sudah terlambat pada waktu itu."   "Hmm!"   Dengus Wang Han Siang sambil membuang muka.   "Mungkin kelak engkau yang akan menyesal!"   "Aku akan menyesal?"   Mo Lun tertawa.   "Jangan lupa, dadamu telah tertusuk jarum beracun!"   Sebetulnya hilang ke mana kitab Kui Goan Pit Cek itu? Siapa yang mengambilnya? Tentang ini akan diceritakan nanti.   ****** Bab ke 45 - Terkurung di Ruang Api Na Siao Tiap melesat pergi laksana kilat Walau Kun Lun Sam Cu telah mengerahkan ginkang masing-masing, namun sama sekali tidak mampu menyusul gadis itu, sebaliknya malah makin tertinggal jauh.   Dua hari kemudian, Na Siao Tiap sudah tiba di pegunungan Altai dan mulai memasuki kawasan gunung Taysan.   Ketika ia sampai di depan istana Pit Sia Kiong, hari mulai senja.   Di saat itu pula Souw Peng Hai dan Kim Hun Tokouw sedang bertarung mati-matian.   Setelah mengetahui pendatang itu adalah salah seorang wanita Kwat Cong San, seketika juga para murid Kim Hun Tokouw membunyikan lonceng tanda bahaya untuk memanggilnya pulang.   Karena itu, Kim Hun Tokouw terpaksa harus kembali ke istana, maka nyawa Souw Peng Hai pun tertolong.   Kim Hun Tokouw sudah memasuki istana Pit Sia Kiong melalui jalan rahasia, tapi ia tidak berani menyambut kedatangan Na Siao Tiap, karena ia telah terluka dalam.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sementara Na Siao Tiap yang telah melangkah ke-dalam istana Pit Sia Kiong terbelalak sebab menyaksikan ruang yang amat besar, indah dan mewah, dan bergemerlapan bagaikan kristal "Lam Kiong Siu!"   Seru Na Siao Tiap setelah mengagumi ruang itu.   "Apakah Souw Peng Hai berada di sini?"   Kim Hun Tokouw yang bersembunyi di ruang rahasia tersentak hatinya, sebab Na Siao Tiap langsung menanyakan Souw Peng Hai.   "Mau apa engkau menanyakan Souw Peng Hai?"   Sahutnya dingin. Suara Kim Hun Tokouw terdengar agak lantang, Ternyata ia telah makan obat mujarab, sehingga luka dalamnya mulai membaile "Siapa engkau?"   Tanya Na Siao Tiap, Gadis itu merasa heran, karena mendengar suara tapi tidak terlihat orangnya.   "Aku majikan istana Pit Sia Kiong, ada urusan apa engkau mencari Souw Peng Hai?"   "Dia telah mencuri kitab Kui Goan Pit Cekku, cepat suruh dia ke luar menemuiku!"   Kim Hun Tokouw tertegun Sesaat kemudian ia tertawa gelak seraya berkata.   "Aku dengar dua wanita Kwat Cong San memiliki kepandaian yang amal tinggi, ternyata itu cuma omong kosong!"   "Jangan banyak omong!"   Bentak Na Siao Tiap gusar "Cepat suruh Souw Peng Hai ke luar!"   "He he!"   Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu tertawa dingin lagi.   "Engkau perlu tahu, Pek Yun Hui telah terkurung di dalam formasi lima unsur, hingga hari ini dia masih tidak dapat meloloskan diri, mungkin beberapa hari lagi dia akan mati kelaparan!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Na Siao Tiap terkejut Ternyata benar Pek Yun Hui terkurung di dalam istana Pit Sia Kiong ini.   "Hei!"   Bentak Na Siao Tiap.   "Cepat bebaskan dia!"   "He he! Berdasarkan apa engkau berani menyuruhku membebaskan Pek Yun Hui?"   Tanya Kim Hun Tokouw sambil tertawa mengejek "Berdasarkan kepandaian!"sahut Na Siao Tiap cepat "Berdasarkan kepandaian?"   Kim Hun Tokouw tertawa mengejek lagi.   "Kitab Kui Goan Pit Cekmu bisa dicuri Souw Peng Hai, sedangkan Souw Peng Hai telah menderita kekalahan di tanganku, bahkan lengannya pun telah putus!"   "Kim Hun Tokouw, engkau tidak perlu menakuti aku!"   Ujar Na Siao Tiap.   "Cepatlah bebaskan Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan suruh Souw Peng Hai keluar!"   "Oh, ya?"   "Dan juga.,."   Tambah Na Siao Tiap.   "Co Hiong telah menculik Lie Ceftg Loan, maka engkau pun harus menyerahkan Co Hiong padaku!"   "Hei! Na Siao Tiap! Engkau terlampau banyak bi-cara, engkau sudah tahu mereka berdua di dalam istana ini, kenapa tidak engkau cari sendiri?"   Ucapan yang bernada menantang itu membuat Na Siao Tiap gusar bukan main.   "Baik!"   Sahutnya cepat. Na Siao Tiap tidak peduli apa pun, langsung menerjang ke dalam, Akan tetapi gadis itu terperangah, karena di ruang itu tidak terdapat pintu.   "Lam Kiong Siu! Engkau cuma merupakan seekor kurakura yang menyembunyikan kepala!"   Seru Na Siao Tiap, Tapi aku tetap akan menerjang ke dalam!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "He he he! Batk! Namun,., aku yakin engkau cuma omong kosong!"   Sahut Kim Hun Tokouw memanasi hati gadis itu.   "Lihat saja!"   Ujar Na Siao Tiap sengit, lalu memulai melancarkan pukulan ke arah dinding ruangan.   "Bum! Bum! Bummmm!"   Karena memukul ke sana ke mari dengan tidak karuan, kebetulan sekali memukul suatu tempat para murid Lam Kiong Siu bersembunyi seketika juga gadis-gadis itu berhambur ke luar.   Begitu melihat ada orang berhambur ke luar, Na Siao Tiap segera menggerakkan tangannya menangkap salah seorang dari mereka.   "Cepat bilang, di mana Lam Kiong Siu?"   Bentak Na Siao Tiap pada gadis itu.   "DL,."   Gadis itu menunjuk ke salah sebuah pintu rahasia, lalu pingsan.   Na Siao Tiap menaruh gadis itu ke bawah, lalu menggerakkan sebelah tangannya membentuk sebuah lingkaran, itu adalah ilmu To Im Cih Yang (Menyambut Dengan Keras Mendorong Dengan Lunak), mengarah ke pintu rahasia tersebut "Kreeek!"   Pintu rahasia itu terbuka.   Na Siao Tiap tertawa panjang, dan segera menerobos ke dalam, Setelah berada di dalam, ia tereengang karena dirinya telah berada di sebuah ruangan yang sangat besar Mendadak muncul beberapa gadis, masing-masing membawa sebuah pipa tembaga, Kemunculan mereka membuat Na Siao Tiap mengerutkan kening.   pada waktu bersamaan, gadis-gadis itu meniup pipa tembaga dan dari masing-masing pipa tembaga itu tersembur keluar asap kemerah-merahan.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Na Siao Tiap pernah mendengar tentang asap beracun itu, maka ia langsung tertawa panjang sambil mengibaskan lengan bajunya.   Ternyata ia mengerahkan ilmu Hian Men It Goan Kang Khi (Hawa Murni Hian Men).   Asap beracun itu langsung terhembus berbalik ke arah para gadis tersebut Mereka terkejut dan ingin meloncat mundur, namun sudah terlambat sebab asap beracun itu telah menyerang mereka, Tanpa mengeluarkan suara, mereka terkulai semua.   Na Siao Tiap tertegun menyaksikan itu, Di saat ia tertegun, mendadak ruang itu berubah gelap.   Karena khawatir Lam Kiong Siu akan melakukan serangan gelap, maka Na Siao Tiap segera melancarkan dua pukulan untuk melindungi diri, lalu meloncat mundur.   Na Siao Tiap berseru kaget, ternyata kakinya menginjak tempat kosong.   seketika juga ia mengerahkan ginkangnya Ling Khong Sih Tou (Terbang di Angkasa), sehingga badannya langsung melambung ke atas.   Namun ketika ia baru mau melesat ke samping, tiba-tiba terdengar suara yang sangat dikenalnya.   "Adik Siao Tiap, engkaukah yang datang?"   Begitu mendengar suara itu, hati Na Siao Tiap girang dan segera menyahut "Kakak Pek! Engkau berada di mana?"   Na Siao Tiap membiarkan badannya merosot ke bawah.   "Aku di sini,"   Jawab Pek Yun Hui.   "Kakak Pek...."   Sete!ah kakinya menginjak lantai, Nn Siao Tiap mendekati tempat Pek Yun Hui bersuara.   "Engkau datang seorang diri?"   Tanya Pek Yun Hui.   "Ya,"   Sahut Na Siao Tiap. Kemudian air matanya meleleh, karena teringat akan keselamatan Bee Kun Bu serta Lie Ceng Loan yang dibawa pergi Co Hiong. Begitu gadis itu melangkah    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   ke dalam sebuah ruangan, melihat Pek Yun Hui duduk bersila di situ dengan wajah serius.   "Kakak Pek...."   "Jangan masuk!"   Cegah Pek Yun Hui. Namun sudah terlambat, karena Na Siao Tiap telah melangkah ke dalam.   "Kakak Pek!"   Serunya.   "Kreeek!"   Pintu ruang itu tertutup kembali, sehingga Na Siao Tiap juga terkurung di dalam ruang api.   "Adik Siao Tiap...."   Pek Yun Hui bangkit berdiri sambil memegang bahu Na Siao Tiap. Pek Yun Hui tereengang sebab melihat air mata adik seperguruannya itu meleleh.   "Engkau...."   "Kakak Pek!"   Air mata Na Siao Tiap berderai.   "Adik Siao Tiap, kenapa engkau menangis?"   Tanya Pek Yun Hui "Kakak Pek, hatiku.,, hatiku berduka sekali,"   Jawab Na Siao Tiap terisak-isak.   "Adik Siao Tiap!"   Pek Yun Hui menatapnya, kemudian manggut-manggut seraya bertanya lembut "Apa-kah dalam hatimu telah mencintai seseorang?"   "Ya."   Na Siao Tiap mengangguk "Oooh!"   Pek Yun Hui tertawa paksa.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Siapa orang yang engkau cintai? BoIehkah aku tahu?"   "Kakak Pek, dia... dia ada!ah...."   Na Siao Tiap menarik nafas dalam-dalam sambil memberitahukan".... Bee Kun Bu!"   Pek Yun Hui telah menduga itu, maka ia sudah tidak "   Kaget lagi, hanya saja merasa khawatir "Adik Siao Tiap! Engkau...."   Pek Yun Hui justru tidak tahu harus mengatakan apa.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kakak Pek, apakah Bee Kun Bu tidak berharga untuk dicintai?"   Tanya Na Siao Tiap mendadak.   "Bee Kun Bu seorang pemuda yang gagah, tampan, jujur dan berbudi luhur tentunya berharga untuk di-cintai,"   Sahut Pek Yun Hui sambil menarik nafas.   "Kakak Pek!"   Na Siao Tiap menatapnya.   "Apakah engkau juga mencintainya dalam hati?"   "Siao Tiap...."   Pek Yun Hui tertegun "Kita sudah bagaikan kakak beradik kandung, maka tiada yang perlu dirahasiakan Aku memang pernah berpikir begitu, tapi aku masih dapat mengendalikan diri."   "Kakak Pek, aku pun telah berpikir berulang kali, harus mengendalikan diri, Karena aku mencintai se-seorang, di dunia aku akan kehilangan seseorang yang amat baik, Namun... aku tidak mampu mengendalikan diri, aku... aku telah mencintainya,"   Ujar Na Siao Tiap dengan air mata berderai~derai.   "Adik Siao Tiap!"   Pek Yun Hui menatapnya dengan heran.   "Kenapa di dunia engkau akan kehilangan seseorang yang amat baik? "Sebab almarhumah telah memberi amanat padaku, kalau aku telah mencintai seseorang, maka aku pun harus memperdengarkan irama Mi Hun Li Cin padanya."   Na Siao Tiap memberitahukan "Maksudmu?"   Pek Yun Hui tidak mengerti "Aku harus membunuh orang yang kucintai itu."   Na Siao Tiap menjelaskan ibuku telah meninggal, maka aku harus mentaati amanatnya-"   "Siao Tiap!"   Pek Yun Hui menarik nafas.   "Apakah engkau tega membunuh Bee Kun Bu?"   "Kakak Pek, itu apa boleh buat."   Na Siao Tiap menggeleng-gelengkan kepala.   "Setelah membunuhnya, aku akan bunuh diri mendampinginya."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pek Yun Hui terdiam, ia tahu bahwa itu merupakan urusan yang amat serius, Kalau itu terjadi, Lie Ceng Loan pun pasti mati, mungkin juga Souw Hui Hong akan bunuh diri pu!a, Sebab gadis-gadis itu, telah terjerat dalam jaringan asmara.   "Kakak Pek!"   Tanya Na Siao Tiap mendadak memecahkan keheningan "Apakah Bee Kun Bu juga terkurung di dalam istana ini?"   "Aku telah menolongnya keluar dari sini,"   Jawab Pek Yun Hui memberitahukan ia memang tidak tahu kemunculan Souw Peng Hai dan Co Hiong, karena ia sudah berangkat ke istana Pit Sia Kiong, maka ia menjawab begitu.   "Haah?"   Na Siao Tiap terkejut bukan main "Kalau begitu, adik Loan telah terjebak!"   "Siao Tiap!"   Pek Yun Hui tereengang.   "Kenapa engkau mengatakan adik Loan terjebak?"   "Terjebak oleh Co Hiong!"   Na Siao Tiap memberitahukan "Apa?"   Pek Yun Hui terperanjat dan tertegun "Apa yang telah terjadi, cepatlah ceritakan!"   Na Siao Tiap segera menceritakan tentang Co Hiong ke gunung Kwat Cong San menemui Lie Ceng Loan Pek Yun Hui diam saja setelah mendengar itu, sebab sama sekali tidak menduga akan kejadian tersebut, bahkan kitab Kui Goan Pit Cek pun telah hilang.   "Kakak Pek, kini Bee Kun Bu berada di mana?"   Tanya Na Siao Tiap.   "Dia berada di sebuah lembah bersama Giok Siauw Sian Cu."   Pek Yun Hui memberitahukan Begitu mendengar Bee Kun Bu bersama Giok Siauw Sian Cu, seketika di dalam hati Na Siao Tiap terganjel sesuatu, yaitu rasa cemburu.   "Kakak Pek! Ayohlah! Kita harus segera meninggalkan ruang ini!"   Ajak Na Siao Tiap.   "Mau apa tetap berada di sini?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Siao Tiap!"   Pek Yun Hui menggeleng-gelengkan kepala.   "Tidak gampang kita meninggalkan ruang ini."   "Lho? Kenapa?"   Tanya Na Siao Tiap.   "Kenapa Kakak mengatakan begitu?"   "Engkau harus tahu...."   Pek Yun Hui menunjuk ke sana ke mari.   "Kini kita terkurung di dalam ruang api yang dilengkapi dengan formasi Ngo Heng Tin, maka sulit bagi kita meninggalkan ruangan ini."   "Lalu apa gunanya kita terus berdiam diri?"   "Kalau kita diam, tentu tidak akan terjadi apa-apa."   "Bagaimana kalau kita terus terkurung di sini?"   Na Siao Tiap mengerutkan kening.   "Sampai kapan kita akan terkurung di sini?"   "Entahlah."   Pek Yun Hui menggelengkan kepala.   "Aku tidak mengetahuinya "Kakak Pek, seandainya formasi Ngo Heng Tin itu bergerak, apa pula yang akan terjadi?"   Tanya Na Siao Tiap.   "Kalau formasi Ngo Heng Tin itu bergerak, kemungkinan besar ruangan ini akan menjadi lautan api,"   Jawab Pek Yun Hui memberitahukan.   "Oh?"   Air muka Na Siao Tiap berubah, kemudian ujarnya setelah berpikir sejenak "Seandainya ruangan ini menjadi lautan api, mungkin kita masih dapat meng-halaunya dengan angin pukufan."   "Aku pun telah berpikir begitu, dengan tenagaku seorang diri, memang masih mampu berlahan, Tapi lama kelamaan tentu akan kehilangan banyak hawa murni, lalu harus bagaimana sesudah itu?"   "Kakak Pek!"   Mendadak Na Siao Tiap tersenyum.   "Kita sungguh bodoh!"   "Maksudmu?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Pintu rahasia itu...."   Na Siao Tiap menunjuk ke arah pintu rahasia tersebuL "Dengan tenaga kita berdua, bagaimana mungkin tidak mampu membuka pintu itu?"   Usai berkata begitu, Na Siao Tiap langsung mengerahkan Lweekangnya memukul pintu itu.   "Siao Tiap, jangan bertindak sembarangan!"   Cegah Pek Yun Hui dengan wajah berubah.   Akan tetapi, Na Siao Tiap telah melancarkan pukulannya ke arah pintu itu, dan terdengarlah suara yang memekakkan telinga.   Bummm! Pintu rahasia tersebut tampak tergoncang.   Kalau dihantam terus-terusan dengan pukulan yang mengandung Lweekang, niseaya pintu rahasia itu akan terbuka.   Na Siao Tiap tampak gembira, dan segera melancarkan sebuah pukulan lagi.   Bummm! Pada waktu bersamaan, muncullah beberapa lubang di dinding, sekaligus mengeluarkan suara yang amat memekakkan telinga, Terkejutlah Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui.   Ternyata di saat itu pula mereka berdua merasa panas sekali, seakan dipanggang di atas api yang berkobar-kobar.   "Siao Tiap, engkau telah menggerakkan formasi Ngo Heng Tin dengan pukuIan-pukulanmu, mungkin api akan segera menyala, Cepat bersiap-siaplah!"   Ujar Pek Yun Hui.   "Ya."   Na Siao Tiap mengangguk sementara lubang-lubang itu terus mengeluarkan4 hawa yang amat panas, disertai pula dengan suara gemuruh Tak lama tampaklah api yang menyala menerobos dari lubang itu ke ruangan tersebut    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kakak Pek!"   Ujar Na Siao Tiap terkejut "Sungguh lihay jebakan di sini!"   "Tidak salah."   Pek Yun Hui manggut-manggut "Ka-lau tidak, bagaimana mungkin Lam Kiong Siu berani memusuhi kaum Bu Lim di Tionggoan?"   "Kakak Pek...."   Na Siao Tiap tampak menyesal.   "Aku bersalah karena memukul sembarangan Apakah engkau menyalahkan aku?"   "Tentu tidak,"   Pek Yun Hui tersenyum "Adik Siao Tiap, engkau tidak perlu berkata begitu."   "Kakak Pek...."   Na Siao Tiap menarik nafas panjang.   "Mungkin tidak lama lagi kita akan mati terbakar di ruangan ini."   Pek Yun Hui juga menarik nafas, kemudian mulai mengibaskan lengan bajunya ke arah lubang-lubang itu, begitu pula Na Siao Tiap, maksud mereka agar api itu tidak menerobos ke dalam ruangan tersebut "Kakak Pek, aku ingin bertanya padamu."   Ujar Na Siao Tiap mendadak.   "Engkau mau bertanya apa, tanyalah!"   Sahut Na Siao Tiap. ia merasa heran dan tidak dapat menduga apa yang akan ditanyakan Na Siao Tiap.   "Aku mencintai Bee Kun Bu, menurut Kakak apakah dia tahu?"   Ternyata ini yang ditanyakan Na Siao Tiap.   Diam-diam Pek Yun Hui menarik nafas, Dalam keadaan yang begini gawat, Na Siao Tiap masih tidak melupakan Bee Kun Bu.   Dapat dibayangkan, betapa cintanya pada pemuda tersebut Lalu kelak harus bagaimana membereskan jaringan asmara ini? "Dia tahu atau tidak, bagaimana mungkin aku bisa menerkanya?"   Sahut Pek Yun Hui.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kakak Pek,.,."   Na Siao Tiap ingin mengatakan se-suatu, namun tiba-tiba segulung api dari lubang itu menerjang ke arahnya.   Bum! Na Siao Tiap langsung mengayunkan tangan-nya, dan timbullah angin yang amat kencang berhembus ke arah api itu, membuat api itu padam seketika.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Akan tetapi, Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui sudah tampak lelah sekali, sebab setiap saat pasti ada api menyembur ke arah mereka melalui lubang-lubang itu, bahkan pakaian mereka pun telah terbakar sana sini.   "Kakak Pek, aku punya suatu ide,"   Ujar Na Siao Tiap serius.   "Apa idemu?"   "Kalau terus-menerus begini, kita akan kehabisan tenaga, Bagaimana kalau kita mengerahkan ilmu To Im Cih Yang untuk mendorong api itu agar membakar dinding sampai roboh?"   "Benar."   Wajah Pek Yun Hui tampak gembira.   "Ke-napa dari tadi aku tidak memikirkan cara ini?"   "Kakak Pek, mari kita mulai!"   Ujar Na Siao Tiap, Ketika segulung api mengarah padanya, ia segera mengerahkan ilmu To Im Cih Yang, dan api itu pun terdorong ke arah dinding.   Begitu pula Pek Yun Hui, ketika ada segulung api mengarah padanya, ia pun langsung mendorong api itu kearah dinding dengan ilmu To Im Cih Yang, Tak seberapa lama kemudian, terdengarlah suara "Krek! Krek!"   "Kakak Pek!"   Na Siao Tiap tertawa.   "Lam Kiong Siu kira dapat mengurung kita di sini selamanya, tidak tahunya kita punya cara untuk ke luar dari sini,"   "Adik Siao Tiap, kita masih menghadapi tiga rintangan."   Pek Yun Hui memberitahukan dengan wajah serius.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Jangankan cuma tiga rintangan, tiga puluh rintangan pun pasti ku terjang semuanya,"   Sahut Na Siao Tiap tidak takut sama sekali. Krek! Krek! Dinding yang terbakar itu terus berbunyi.   "Tidak lama lagi, dinding itu pasti roboh,"   Ujar Pek Yun Hui.   Tidak salah apa yang dikatakannya, berselang sesaat, robohlah dinding tersebut seketika juga Na Siao Tiap melesat ke luar melalui dinding yang telah roboh itu.   Pek Yun Hui pun segera melesat ke luar menyusulnya Keluar dari ruangan itu, mereka berdua berada di dalam ruangan lain, pintu di ruangan itu terbuka sedikit, tampak sedikit cahaya di dalamnya.   "Lam Kiong Siu!"   Seru Na Siao Tiap.   "Masih ada jebakan apa, cepatlah perlihatkan pada kami!"   "Kalian berdua, terjanglah terus ke depan!"   Ter-dengar suara sahutan Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu.   "Hmm!"   Dengus Na Siao Tiap dingin.   "Kalau engkau tidak berani memperlihatkan diri, kami pasti dapat memaksamu memperlihatkan diri! Bisa berapa lama engkau bertahan di dalam istana ini?"   "He he he!"   Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh-kekeh.   "Kalian berdua pasti tidak bisa ke luar!"   "Jangan omong besar! Engkau adalah kura-kura yang menyembunyikan kepala!"   Caci Na Siao Tiap sambil mendekati pintu terali itu.   Pek Yun Hui mengikutinya dari belakang.   Setelah masuk ke dalam, Na Siao Tiap mengerutkan kening, karena tempat itu menyerupai sebuah kamar, semua dindingnya terdiri dari baja putih yang mengeluarkan hawa dingin.   Di tengah-tengah kamar itu terdapat sebuah batu besar berbentuk segi empat panjang, mirip sebuah tempat tidur Di    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   atas bergantung sebuah kapak tajam, tidak terdapat benda lain lagi.   "Eh?"   Na Siao Tiap berpaling "Kakak Pek, kok engkau tidak masuk?"   Ternyata Pek Yun Hui berdiri di luar pintu terali itu.   Ketika ia baru mau menyahut tiba-tiba pintu terali itu bergerak seakan mau tutup kembali.   Terkejutlah Pek Yun Hui.   ia segera menahan pintu terali itu agar tidak tertutup, Akan tetapi, pintu terali itu masih terus bergerak, padahal Pek Yun Hui telah mengerahkan Lweekangnya untuk menahan.   "Adik Siao Tiap! cepatlah engkau ke luar!"   Serunya. Kalau pintu terali itu tertutup, berarti Na Siao Tiap akan berpisah dengan Pek Yun Hui.   "Kakak Pek,.,."   Na Siao Tiap ingin mengatakan sesuatu "Cepat!"   Seru Pek Yun Hui cemas, Kelihatannya ia sudah tidak kuat menahan pintu terali itu lagi.   "Ya,"   Sahut Na Siao Tiap, Ketika ia baru mau melangkah mendadak kapak yang bergantung di atas itu pun berayun ke arahnya.   "Hati-hati!"   Seru Pek Yun Hui.   "Kapak itu...."   Na Siao Tiap sudah mendengar suara desiran di belakangnya, maka secepat kilat ia berkelit Siung! Kapak itu melewati kepala Na Siao Tiap, Karena itu, ia tidak keburu keluar Sebab pintu terali itu telah tertutup, Pek Yun Hui terpaksa berseru dari luar.   "Engkau harus berhati-hati!"   "Ya,"   Sahut Na Siao Tiap.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Adik Siao Tiap!"   Pesan Pek Yun Hui.   "Engkau jangan menyentuh apa pun yang ada di dalam kamar itu!"   "Kalau begitu, kapan aku boleh menerjang ke luar?"   Tanya Na Siao Tiap.   "Adik Siao Tiap...."   Suara Pek Yun Hui makin kecil, kemudian tak terdengar sama sekali.   "Kakak Pek! Kakak Pek...!"   Seru Na Siao Tiap berulang kali, tapi sudah tiada sahutan lagi.   "Na Siao Tiap!"   Terdengar suara Kim Hun Tokouw yang dingin.   "Tadi engkau telah omong besar, kenapa sekarang malah tampak ketakutan?"   "Siapa bilang aku ketakutan?"   Sahut Na Siao Tiap.   "Adik Siao Tiap!"   Terdengar lagi suara Pek Yun Hui.   "Jangan emosi, dia memang sengaja memancingmu!"   "Kakak Pek...."   Ting! Tang! Ting.... Terdengar suara benturan benda keras, itu membuat Pek Yun Hui terperanjat dan tertegun "Pek Yun Hui!"   Suara Kim Hun Tokouw.   "Dirimu sendiri sudah dalam bahaya, jangan memikirkan orang lain! Lihatlah belakangmu!"   Pek Yun Hui tidak segera menoleh ke belakang, sebab khawatir Kim Hun Tokouw sedang menjebaknya, Namun kemudian ia mencium bau yang amat aneh, itu memaksanya untuk menoleh.   Begitu menoleh ke belakang, terbelalaklah Pek Yun Hui.   Ternyata ia melihat ratusan ekor ular beracun berbaris di situ sambil menyemburkan racun.   Pek Yun Hui telah kehilangan pedangnya, maka terpaksa menggunakan sarung pedang sebagai senjata, ia lalu melangkah mundur hingga punggungnya membentur dinding.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "He he he!"   Suara tawa Kim Hun Tokouw.   "Pek Yun Hui! Tahukah engkau ular jenis apa itu?"   Seorang gadis berbaju hijau menggeletak di tanah.   Ternyata mutiara yang disentil Pek Yun Hui tepat mengenai jalan darah di tubuh gadis itu.   Bagian ke empat puluh enam Lie Ceng Loan Berlemu Kim Hun Tokouw Pek Yun Hui tidak berniat membunuh gadis berbaju hijau itu.   Karena ia masih ingat akan salah seorang gadis yang mengorbankan nyawanya demi menolong Bee Kun Bu.   itu berarti masih ada orang baik di dalam istana Pit Sia Kiong.   "Engkau tidak usah takut,"   Ujar Pek Yun Hui setelah membebaskan jalan darah gadis itu. Gadis berbaju hijau itu mendongakkan kepala, Begitu melihat Pek Yun Hui yang sedemikian anggun, seketika ia menundukkan kepala.   "Lam Kiong Siu berada di mana?"   Tanya Pek Yun Hui.   "Aku dengar... dia berada di ruang pengontrol jebakan,"   Jawab gadis berbaju hijau itu.   "Bawa kami ke ruang itu!"   "Lie Hiap (Pendekar Wanita), kami semua tidak tahu di mana ruangan itu. Hanya majikan istana seorang yang tahu."   Jawaban gadis berbaju hijau itu mencemaskan hati Pek Yun Hui. Sebab kalau tidak bertemu Lam Kiong Siu, sulitlah baginya untuk menolong Na Siao Tiap. Lam Kiong Siu berada di mana, tiada seorang pun yang tahu.   "Kakak Bu? Di mana Kakak Bu?"   Tanya Lie Ceng Loan.   "Kakak Bu?"   Gadis berbaju hijau itu tereengang.   "Kakak Bu adalah Bee Kun Bu."   Lie Ceng Loan memberitahukan.   "Oh, Bee Kun Bu! Dia dikurung di ruang bawah tanah,"   Ujar gadis berbaju hijau itu.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Apa?!"   Pek Yun Hui terperanjat ia mencengkeram tangan gadis berbaju hijau itu.   "Kapan dia ke mari?"   "Sudah dua tiga hari, Majikan istana yang menangkapnya, Bahkan ada seorang wanita...."   "Siapa wanita itu?"   "Giok Siauw Sian Cu."   "Cepatlah bawa kami pergi menemuinya!"   Ujar Pek Yun Hui mendesak gadis berbaju hijau itu.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "He he!"   Mendadak Kiu Tok Sian Ong tertawa dingin. Tngatya! Engkau jangan macam-macam!"   "Aku...."   Gadis berbaju hijau itu tampak takut sekali kepada Kiu Tok Sian Ong.   "Aku tidak berani...."   "Siauw Lan!"   Terdengar suara gadis lain di tempat yang agak jauh.   "Engkau berani membantu orang luar, apakah tidak takut kalau Kiong Cu akan menghukummu?"   "Aaakh..."   Keluh gadis berbaju hijau itu dengan wajah pucat pias.   "KaIian... kalian ampunilah aku!"   "Kami cuma menghendaki agar engkau membawa kami pergi menemui Bee Kun Bu,"   Ujar Lie Ceng Loan.   "ltu bukan urusan besar, kan?"   "Tapi aku...."   Wajah gadis berbaju hijau itu bertambah pucat, Kini ia berada di tangan mereka, Kalau ia membawa mereka pergi menemui Bee Kun Bu, Lam Kiong Siu pasti menghukumnya dengan cara yang sadis, itulah yang membuatnya ketakutan sekali sehingga ping-san.   "Kakak Pek, Lo Sian Ong!"   Lie Ceng Loan menghela nafas.   "Kita jangan mendesaknya lagi, kasihan! Lebih baik kita cari sendiri saja, agar dia tidak dihukum majikannya."   "Sungguh baik hati Nona Lie."   Puji Kiu Tok Sian Ong dan menambahkan "Tiada duanya di kolong lagit."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Lo Sian Ong!"   Pek Yun Hui tersenyum.   "Pujian Lo Siang Ong memang tepat, Adik Ceng Loan amat baik sehingga orang jahat pun dianggapnya orang baik pula."   "Kakak Pek!"   Lie Ceng Loan tertawa.   "Aku tahu yang engkau maksudkan Co Hiong, kan?"   "Ya."   Pek Yun Hui mengangguk Setelah itu mereka bertiga lalu melesat ke depan.   Kira-kira tiga puluh depa kemudian, ke tiga orang itu sudah sampai di ujung dan sekaligus memandang ke depan.   Di sana gelap gulita tidak tampak apa pun.   Namun di sebelah kiri dan kanan tampak sedikit cahaya.   Kiu Tok Sian Ong menengok ke kiri dan ke kanan, lalu menggerakkan tangannya, Ternyata ia menyambit-kan senjata rahasia ke dua arah itu.   Tak! Tak! Dua buah senjata itu jatuh di lantai.   "Mari kita ke sana!"   Ujar Kiu Tok Sian Ong sambil menunjuk tempat yang ada cahayanya.   "Lo Sian Ong!"   Sahut Pek Yun Hui.   "Mungkinkah tempat yang bereahaya itu merupakan suatu jebakan bagi kita?"   "Ha ha!"   Kiu Tok Sian Ong tertawa gelak.   "Per-mainan Lam Kiong Siu cuma permainan anak-anak. Julukanku Kiu Tok (Sembilan Racun), Kalau dia menggunakan racun, berarti dia telah bertemu leluhurnya."   Pek Yun Hui tersenyum Kalau Lam Kiong Siu menggunakan racun, tentu Kiu Tok Sian Ong dapat menghadapinya.   Akan tetapi, apabila Lam Kiong Siu menggunakan selain racun, Kiu Tok Sian Ong pasti akan kerepotan itu tidakdiutarakan Pek Yun Hui, sebab saat ini tidak baik untuk berdebat Lagi pula Kiu Tok Sian Ong tergolong    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   tingkatan tua, maka biar bagaimanapun ia harus menghormatinya.   "Baik."   Pek Yun Hui manggut-manggut Mereka bertiga menuju tempat yang bereahaya ttu.   Setelah beberapa depa kemudian, Kiu Tok Sian Ong memungut senjata rahasia yang disambitkannya tadi.   sementara Pek Yun Hui memandang ke depan, masih tidak tampak ujungnya, Maka tidak heran kalau ia mengerutkan kening.   "Kakak Pek!"   Ujar Lie Ceng Loan heran. Tempat yang kita lalui mirip sebuah lorong, tapi kenapa tidak ada ujungnya?"   "Adik Loan,..."   Pek Yun Hui meno!ehkan kepalanya ke belakang, gadis itu tampak tertegun dan terkejut "Celaka!"   Kiu Tok Sian Ong dan Lie Ceng Loan juga menoleh ke belakang, Mereka berdua pun tampak tertegun Ketika mereka bertiga memasuki tempat ini, sama sekali tidak menoleh ke belakang, Saat ini mereka menoleh ke belakang, justru melihat kabut kekuning-ku-ningan, Sungguh mengherankan, kabut itu tidak bergerak Entah kabut apa itu? "Eh?"   Lie Ceng Loan tereengang "Permainan apa lagi itu?"   Lie Ceng Loan mendekati kabut itu. Terkejutlah Pek Yun Hui dan segera berseru.   "Adik Loan, jangan ke sana!"   Namun sudah terlambat Lie Ceng Loan telah masuk ke kabut tersebut bahkan tidak tampak bayangannya lagi.   "Adik Loan!"   Seru Pek Yun Hui cepat "Engkau harus di'am! Kalau engkau bergerak tidak akan bertemu Kakak Bumu lagi!"   Pek Yun Hui tahu, bahwa Lie Ceng Loan pasti menuruti perkataannya, Tapi kalau ditambah dengan nama Bee Kun Bu, gadis itu pasti tidak berani bergerak    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kakak Pek, aku tidak akan...."   Lie Ceng Loan ingin menyahut "Aku tidak akan bergerak", namun mendadak ia menjerit kaget "Akh! Kakak Pek, ada orang me-nyerangku!"   Terkejutlah Pek Yun Hui. ia segera berseru agar Lie Ceng Loan bergerak "Adik Loan, kalau ada orang menyerangmu engkau boleh bergerak membalasnya!"   Hanya terdengar suara Lie Ceng Loan, sama sekali tidak mendengar suara apa pun.   Karena itu, Pek Yun Hui bersiap menerjang ke arah kabut tersebut Tapi pada waktu bersamaan, kabut itu bergerak ke arahnya.   Dalam waktu sekejap, Pek Yun Hui telah terkurung kabut tebal yang warnanya kekuning-kuningan itu, seketika Pek Yun Hui merasa matanya gelap, tidak dapat melihat apa pun.   ia segera menoleh ke belakang, namun tidak tampak Kiu Tok Sian Ong, sebab terhalang kabut tebal itu.   "Lo Sian Ong!"   Tanya Pek Yun Hui.   "Bagaimana keadaanmu?"   "Nona Pek!"   Sahut Kiu Tok Sian Ong memberitahukan "Kita telah terkurung di dalam formasi kabut Engkau jangan bergerak, aku akan coba mendekatimu!"   "Ya!"   Sahut Pek Yun Hui, Ternyata dugaannya tadi tidak salah, Tempat ini merupakan suatu jebakan bagi mereka. Namun ia tidak menyalahkan Kiu Tok Sian Ong, Kemudian ia berseru bertanya pada Lie Ceng Loan.   "Adik Loan, masih ada orang menyerangmu?"   "Tidak.... Hah? Hei! Siapa engkau?"   Bentak Lie Ceng Loan.   "Adik Loan...."   Pek Yun Hui terkejui. Namun sudah tidak terdengar suara Lie Ceng Loan Iagi. Di saat itu puIa, Pek Yun Hui merasa ada desiran angin di belakangnya, ia segera menoleh, namun tidak melihat apa    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   pun. Tanpa berpikir panjang lagi, ia segera melancarkan sebuah pukulan Betapa dahsyatnya pukulan Pek Yun Hui. pukulannya mampu mencapai jarak jauh, tapi terhalang oleh kabut tebal, sehingga kedahsyatannya jadi berkurang.   "Nona Pek!"   Suara Kiu Tok Sian Ong.   "Kabut kuning ini bukan kabut biasa, engkau jangan sembarangan melancarkan pukulan!"   Pek Yun Hui tahu bahwa Kiu Tok Sian Ong berpengalaman maka ia pun tidak melancarkan pukulan lagi.   Akan tetapi, Pek Yun Hui merasa heran, sebab tadi Kiu Tok Sian Ong bilang mau mendekatinya, tapi kenapa saat ini suaranya malah agak jauh? "Lo Sian Ong berada di mana?"   Tanya Pek Yun Hui.   "   Aku sedang mendekatimu,"   Sahut Kiu Tok Sian Ong, Sungguh mengherankan, suara orang itu bertambah jauh. Kini sadarlah Pek Yun Hui, bahwa formasi kabut kuning ini memang sungguh lihay.   "Lo Sian 0ng...."   Sebetulnya Pek Yun Hui ingin mengingatkannya jangan terpengaruh oleh kabut kuning, namun di saat bersamaan meluncur empat buah belati ke arahnya.   Yang mengejutkan Pek Yun Hui adalah ke empat buah belati itu sama sekali tidak mengeluarkan suara.   Padahal gadis itu berkepandaian begitu tinggi, namun masih tidak mendengar suara desiran senjata itu.   Kini Pek Yun Hui tidak memegang senjata apa pun.   Pedang yang tadi dipegangnya telah dikembalikan kepada Lie Ceng Loan Karena itu ia terpaksa membungkukkan badannya.   Ke empat senjata itu melewati kepalanya, Pada waktu bersamaan, Pek Yun Hui menyentilkan jari telunjuknya ke arah senjata-senjata itu.   Trang! Trang! Trang! Tiga buah belati terpukul ke atas, Pek Yun Hui cepat-cepat menjulurkan tangannya untuk    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   menangkap belati yang meluncur terakhir lalu disimpan di dalam bajunya.   "Adik Loan!"   Pek Yun Hui teringat pada gadis itu.   "Adik Loan, engkau berada di mana?"   Pek Yun Hui berteriak lantang, tetapi tiada suara sahutan Lie Ceng Loan.   Cemaslah hatinya ia langsung melesat ke depan Berselang beberapa saat kemudian, barulah ia berhenti Namun sungguh mengherankan ia masih berada di dalam kabut kuning tebal itu.   Pek Yun Hui tertegun Tadi ia ingin mengingatkan Kiu Tok Sian Ong, namun kenapa sekarang dirinya malah bertindak ceroboh begitu? Pek Yun Hui tidak dapat melihat apa pun.   Bahkan tidak tahu dirinya berada di mana, Gadis itu berusaha tenang dan mengingat kembali tempat yang dilaluinya tadi, sepertinya ia berada di suatu tempat yang tiada ujungnya.   Gadis itu terus berpikir Setelah itu ia mengarah ke kiri beberapa depa, lalu berputar ke kanan lagi, Namun memang mengherankan, ia berjalan ke mana pun tetap tidak menemukan dinding ruangan Dirinya seakan berada di sebuah padang pasir yang tiada batasnya, Akhirnya ia berhenti untuk menunggu perkembangan selanjutnya.   Bagaimana dan di mana Lie Ceng Loan? Ketika memasuki kabut kuning itu, Lie Ceng Loan menyadari adanya gelagat yang tak beres, Gadis itu membalikkan badannya, tapi sudah tidak melihat Pek Yun Hui dan Kiu Tok Sian Ong, karena tertutup oleh kabut kuning yang amat tebal Pada waktu bersamaan, Lie Ceng Loan mendengar suara Pek Yun Hui yang menyuruhnya jangan bergcrak, Maka ia tidak berani bergerak sama sekali Di saat itu, mendadak meluncur empat buah belati ke arah Lie Ceng Loan Untung gadis itu bergerak cepat menghindar    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   kalau tidak badannya pasti sudah tertancap senjata tajam tersebut Karena itu, Lie Ceng Loan langsung menghunus pedangnya untuk berjaga-jaga. Tiba-tiba ia mendengar suara wanita.   "Engkau ingin bertemu Bee Kun Bu?"   Lie Ceng Loan terperanjat dan segera menoleh, namun tidak melihat apa pun di belakangnya, Oleh karena itu, ia siap menggerakkan pedangnya, Akan tetapi ia teringat bahwa suara tadi menyebut nama Bee Kun Bu.   itulah yang membuatnya tidak jadi menggerakkan pedangnya.   "Kalau engkau ingin bertemu Bee Kun Bu, janganlah bersuara!"   Terdengar lagi suara wanita itu dan menambahkan "Cepat ikut aku!"   "Engkau berada di mana?"   Tanya Lie Ceng Loan dengan suara rendah. Tiada sahutan, namun mendadak muncul sebuah belati yang mengkilap mengarah Lie Ceng Loan.   "Haah...?"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Jangan takut!"   Bisik wanita itu.   "Peganglah ujung belati ini, ikuti ke mana aku pergi!"   Lie Ceng Loan tertegun Demi bertemu Bee Kun Bu, bahaya apa pun harus ditempuh, pikirnya, Kemudian dengan dua jarinya ia menjepit belati itu.   Belati itu mulai bergerak Lie Ceng Loan mengikuti gerakan belati itu ke mana saja, ia merasa melewati beberapa tikungan Berselang beberapa saat kemudian, tiba-tiba di hadapannya berubah menjadi gelap sekali Kabut kuning itu pun sudah tidak kelihatan lagi Namun Lie Ceng Loan justru melihat seorang wanita menggenggam belati tersebut Begitu melihat wanita itu, ia pun langsung bertanya.   "Kakak! Di mana Kakak Bu?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sebelum wanita itu menjawab, mendadak berkelebat sosok bayangan Dalam sekejap mata sosok bayangan itu sudah berada di hadapan mereka.   "Kiong Cu (Majikan Istana)!"   Panggil wanita itu dengan hormat Ketika mendengar wanita itu memanggil "Kiong Cu", Lie Ceng Loan segera melepaskan jari tangannya yang menyepit ujung belati itu, kemudian mendadak menyerang wanita yang baru muncul dengan jurus Coan Yun Cai Goat (Menembus Awan Memetik Bulan).   Jurus tersebut adalah ilmu pedang partai Kun Lun yang disebut Tui Hun Cap Ji Kiam (Dua Belas jurus Mengejar Setan).   Setelah mengeluarkan jurus itu, sisa sebelas jurus itu pun digerakkan secara beruntun pula, Dapat dibayangkan betapa dahsyatnya serangan-se-rangan itu.   Kenapa Lie Ceng Loan menyerang wanita yang baru muncul itu begitu dahsyat? Ternyata ia telah mengetahui, bahwa wanita tersebut Lam Kiong Siu.   "Hm!"   Dengus Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu dingin kemudian bertanya pada wanita itu.   "Benarkah gadis ini bernama Lie Ceng Loan?"   "Aku memang Lie Ceng Loan!"   Sahut gadis itu cepai dan bertanya.   "Di mana Kakak Bu?"   Ketika menyahut, serangan-serangannya juga telah mengarah pada Kim Hun Tokouw.   Begitu melihat serangan-serangannya itu, Kim Hun Tokouw cuma tersenyum dingin, lalu berkelit ke samping, sedangkan Lie Ceng Loan lalu berhenti menyerang.   Kim Hun Tokouw menatapnya tajam, kemudian melangkah maju mendekati Lie Ceng Loan.   "Engkau jangan maju lagi!"   Bentak Lie Ceng Loan sengit "Engkau bukan orang baik, kalau maju lagi, aku pasti menyerangmu!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "He he!"   Kim Hun Tokouw tertawa dingin, lalu menghentikan langkahnya, Namun matanya menatap tajam ke arah Lie Ceng Loan.   Lie Ceng Loan juga memandang Kim Hun Tokouw dengan penuh perhatian Karena tempat itu amat gelap, maka tadi ia tidak melihat jelas dirinya, Kini jarak mereka cukup dekat, maka Lie Ceng Loan dapat melihatnya agak jelas.   Setelah melihat Kim Hun Tokouw, Lie Ceng Loan merasa heran, karena tidak menyangka kalau wanita itu begitu cantik, sementara Kim Hun Tokouw juga menatapnya dengan penuh perhatian Berselang sesaat ia tersenyum dingin seraya berkata.   "Aku kira engkau secantik bidadari, tidak tahunya masih berbau pupur!"   Mendengar ucapan itu, Lie Ceng Loan sama sekali tidak tersinggung maupun gusar, melainkan malah ter-tawa.   "Kakak Lam Kiong, engkaulah yang secantik bidadari sesungguhnya Lie Ceng Loan berkata setulus hati, tapi Kim Hun Tokouw mengira gadis itu menyindirnya.   "Hm!"   Dengusnya, wajahnya berubah kemerah-merahan.   "Kakak Lam Kiong!"   Tanya Lie Ceng Loan.   "Di mana Kakak Bu?"   "Engkau menanyakan Bee Kun Bu?"   Kim Hun Tokouw balik bertanya.   "Ya."   Lie Ceng Loan mengangguk "Di mana Kakak Buku?"   "Kakak Bumu?"   Kening Kim Hun Tokouw mengerut.   "Dia milikmu?"   "Dia kakak seperguruan ku, maka aku selalu memanggilnya begitu. Memangnya kenapa?"   Lie Ceng Loan tampak kebingungan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Oh?"   Kim Hun Tokouw tertawa.   "Engkau sangat mencintainya dalam hati, kan?"   "Ya."   Lie Ceng Loan mengangguk "Kakak Lam Kiong, cepatlah lepaskan dia!"   "Lie Ceng Loan!"   Kim Hun Tokouw tertawa dingin.   "Engkau begitu mencintainya, tentu bersedia melakukan apa pun demi dia, kan?"   "Ya."   Lie Ceng Loan mengangguk "Bagus."   Ujar Kim Hun Tokouw sepatah demi sepatah "Kini Bee Kun Bu berada di tanganku, Mati hidupnya juga berada di tanganku, Kalau engkau tidak menghendakinya mati, maka engkau harus menuruti kata-kataku."   "Engkau... engkau mau menyuruhku melakukan apa?"   Tanya Lie Ceng Loan cemas dan tergagap.   "Engkau harus menulis sepucuk surat, yang isinya mengatakan bahwa engkau sudah punya kekasih baru, karena itu engkau tidak mencintainya lagi,"   Sahut Kim Hun Tokouw. Lie Ceng Loan menggigit bibir Matanya menatap tajam ke arah Kim Hun Tokouw seraya berkata keras.   "Aku tidak mau menuruti perintahmu!"   "Oh?"   Kim Hun Tokouw tertawa.   "Kalau begitu, Bee Kun Bu pasti mati lantaran sahutanmu yang tegas itu."   Wajah Lie Ceng Loan berubah pucat Gadis itu tampak gugup, panik dan cemas sekali Kemudian mendadak ia menyerang Kim Hun Tokouw dengan pedang-nya.   ia mengeluarkan jurus Coan Yun Cai Goat (Me-nembus Awan Memetik Bulan).   Kim Hun Tokouw tertawa dingin sambil mundur Tiba-tiba tangannya bergerak dan seketika di tangannya telah bertambah sehelai selendang, bahkan sekaligus melayang cepat ke arah pedang Lie Ceng Loan.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Dalam waktu sekejap, pertarungan mereka sudah melewati beberapa jurus.   Lie Ceng Loan menyerang Kim Hun Tokouw dengan ilmu pedang Tui Hun Cap Ji Kiam.   Namun tangan kirinya juga ikut menyerang dengan jurus-jurus aneh, yakni ilmu tangan kosong dari buku catatan Sam Im Sin Ni, yang diajarkan Liong Giok Pin padanya.   Ketika"   Melihat Lie Ceng Loan, Kim Hun Tokouw menganggapnya sebagai anak gadis yang masih berbau pupur Namun kini amat terkejut, karena tidak menyangka kalau gadis itu memiliki kepandaian begitu tinggi "Lam Kiong Siu!"   Bentak Lie Ceng Loan.   "Kakak Pek dan Kakak Siao Tiap telah menyerang ke dalam istana Pit Sia Kiong ini, bahkan Kiu Tok Sian Ong pun telah datangi Cepatlah bebaskan Kakak Bu, aku akan menyuruh mereka jangan menyusahkanmu!"   "He he!"   Kim Hun Tokouw tertawa dingin.   "Na Siao Tiap telah terkurung di ruang besi, sedangkan Pek Yun Hui dan setan tua itu pun telah terkurung di formasi kabut kuning! Engkau pikir mereka akan ke mari menolongmu? Huh! jangan mengimpikan itu!"   "Oh?"   Lie Ceng Loan memperhebat serangannya.   "Tunggu!"t)entak Kim Hun Tokouw sambil meloncat mundur Lie Ceng Loan berhenti menyerangnya, namun pedangnya tetap diluruskan ke depan.   "Apakah engkau bersedia membebaskan Kakak Bu?"   Tanyanya.   "Engkau ikut aku ke dalam, aku akan memperlihatkan sesuatu kepadamu,"   Sahut Kim Hun Tokouw serius.   "Cepat bawa aku ke sana!"   Lie Ceng Loan girang sekali ia mengira Kim Hun Tokouw akan membebaskan Bee Kun Bu. Kim Hun Tokouw tertawa dingin, Mendadak ia melesat ke dalam dan diikuti Lie Ceng Loan dari belakang.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Setelah melewati beberapa tikungan, tiba-tiba Lie Ceng Loan terbelalak, karena dirinya sudah berada di sebuah ruangan berdinding kristal Lie Ceng Loan menengok ke sana ke mari, namun tidak tampak Bee Kun Bu berada di situ, Keningnya langsung berkerut "Di mana Kakak Bu?"   Tanyanya.   "Kenapa engkau begitu tegang?"   Sahut Kim Hun Tokouw, Kemudian ia menggerakkan selendangnya mengarah ke sebuah tombol rahasia. Kreeeek! Dinding kristal itu terbuka. Lie Ceng Loan memandang ke sana, wajahnya tampak berubah dan berseru seperti orang kehilangan sukma.   "Kakak Bu! Kakak Bu...."   Ternyata Lie Ceng Loan melihat seseorang digantung di atas, Tampak sebuah tungku yang menyala di bawahnya, Kepala orang itu tertunduk, rambutnya menutupi mukanya, Walau tidak menyaksikan wajahnya, namun Lie Ceng Loan mengenali, bahwa orang itu Bee Kun Bu.   Betapa sakit dan sedihnya hati gadis itu melihat Bee Kun Bu sedang dipanggang di atas tungku, Lidah api dari dalam tungku itu terus menjilat kaki nya.   Mana tahan Lie Ceng Loan menyaksikan keadaan itu.   ia langsung menerjang ke sana, Akan tetapL..   Buk! Badannya membentur sesuatu, sehingga membuatnya jatuh duduk.   Sungguh di luar dugaan, ternyata tempat itu dilapisi semacam kaca anti pecah, Lie Ceng Loan tidak melihat kaca itu, maka tadi ia langsung menerjang.   Lie Ceng Loan segera bangkit berdiri, lalu menyerang kaca itu dengan pedangnya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Trang! Trang! Trang.,.! Waiau Lie Ceng Loan telah menyerang dengan sepenuh tenaga, tapi kaca itu sama sekali tidak pecah, sebaliknya tangan gadis itu yang terasa sakit sekali.   "Lam Kiong Siu!"   Bentak Lie Ceng Loan sengit.   "Cepat buka kaca ini!"   Kim Hun Tokouw cuma tersenyum dingin, Lie Ceng Loan memandang ke arah Bee Kun Bu lagi.   "Kakak Bu! Kakak Bu! Apakah engkau bisa melihat aku?"   Serunya. Akan tetapi, Bee Kun Bu tidak bergerak sama sekalL Betapa cemas dan sedihnya hati Lie Ceng Loan, Men-dadak ia merasa dadanya bergejolak.   "Uaaakh...."   MuIutnya menyemburkan darah segar, kemudian ia pun terkulai. sedangkan Kim Hun Tokouw cuma tersenyum di-ngin. ia memandang Lie Ceng Loan yang terkulai itu seraya berkata.   "Engkau harus melakukan apa yang kukatakan tadi!"   "Lam Kiong Siu..."   Sahut Lie Ceng Loan !emah.   "Engkau.,, engkau tidak akan membakarnya sampai mati kan?"   Kim Hun Tokouw tidak menyahut Kemudian ia bertepuk tangan beberapa kali, lalu muncullah beberapa gadis di dalam ruang kaca itu.   Kim Hun Tokouw memberi isyarat dengan tangannya, seketika juga gadis-gadis itu menambah bahan bakar ke dalam tungku tersebut "Aaaakh.,."   Keluh Lie Ceng Loan. Gadis itu nyaris pingsan karena api yang ada di dalam tungku itu bertambah besar.   "Bagaimana?"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Tanya Kim Hun Tokouw dingin "Apa-kah engkau masih tidak mau menuruti apa yang kukatakan tadi?    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kalau aku memberi isyarat lagi, mereka pasti segera menurunkan tali itu!"   "TJdak!"   Teriak Lie Ceng Loan, Mendadak ia melesat ke arah Kim Hun Tokouw sambil menyerangnya dengan jurus Chun Yun Cak Can (Awan Musim Semi Mulai Mengembang), Kemudian jurus itu berubah menjadi jurus Yah Hwee Sauh Thian (Api Berkobar Membakar Langit).   Serangan itu mengarah ke kepala Kim Hun Tokouw.   Lie Ceng Loan dalam keadaan emosi dan nekad karena menyaksikan keadaan Bee Kun Bu yang me ngenaskan itu.   Maka tak mengherankan kalau serangan nya sangat dahsyat Namun lawannya Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu.   yang berkepandaian tinggi, bahkan juga sangat berpengalaman Tentu tidak gampang bagi Lie Ceng Loan untuk membunuhnya hanya dengan jurus-jurus itu.   Namun tiba-tiba terjadi sesuatu yang sungguh mengejutkan, Ternyata ujung pedang Lie Ceng Loan berhasil membabat rambut Kim Hun Tokouw, Kalau Kim Hun Tokouw terlambat menundukkan kepalanya, mungkin saat ini kepalanya telah menggelinding di lantai.   Lie Ceng Loan tidak berhenti di situ, Gadis itu masih melanjutkan serangannya, ia mengerahkan ilmu pedang yang diajarkan Liong Giok Pin.   Betapa terkejutnya Kim Hun Tokouw, ia bergerak cepat menghindari serangan lawan, kemudian mendadak balas menyerang dengan selendangnya mengarah ke dada Lie Ceng Loan.   Pada waktu bersamaan, tiba-tiba pedang Lie Ceng Loan berputar membentuk dua buah lingkaran, lalu ujungnya mengarah ke tenggorokan Kim Hun Tokouw.   Terkejutlah Kim Hun Tokouw, sebab andaikata selendangnya berhasil melukai lawan, tenggorokannya pun pasti berlubang akibat tusukan pedang, Lagi pula saat ini Lie Ceng Loan telah nekad tanpa menghiraukan nyawanya sendiri    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Walau ujung selendang Kim Hun Tokouw sudah dekat dengan dadanya, namun ia tetap melanjutkan serangannya.   ***** Bab ke 47 - Api Membakar Bee Kun Bu Menghanguskan Hati Kekasih Menyaksikan Lie Ceng Loan begitu nekad, terperanjat-lah Kim Hun Tokouw, ia tidak mau mati konyot, maka secepat kilat meloncat mundur dua langkah sambil me-nyentakkan selendangnya.   Ujung selendang itu langsung membalik membelit pedang Lie Ceng Loan, Namuft pedang Lie Ceng Loan tetap menyabet bahu Kim Hun Tokouw.   Creet! Di saat bersamaan, ujung selendang Kim Hun Tokouw berputar ke arah dada Lie Ceng Loan, Tak terelak lagi, ujung selendang itu menghantam sasarannya.   "Aaakh!"   Jerit Lie Ceng Loan, Badannya terhuyung-huyung ke belakang beberapa Iangkah. Meskipun telah terhuyung-huyung dan dadanya sudah terhantam oleh selendang lawan, namun Lie Ceng Loan masih dapat bertahan "He he!"   Kim Hun Tokouw tertawa dingin.   "Lihatlah ke sana!"   Lie Ceng Loan segera memandang ke dalam ruang kaca, Ternyata punggung Bee Kun Bu telah ditindih dengan beberapa batang besi yang membara, sehingga mengeluarkan asap.   "Aaaakh...."   Wajah Lie Ceng Loan pucat pias menyaksikannya, Kemudian ia menatap Kim Hun Tokouw dengan mata berapi-api.   "Kalau engkau tidak mau menuruti apa yang kukatakan tadi, Bee Kun Bu pasti mati terbakar!"   Ujar Kim Hun Tokouw dingin    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kalau aku menulis,.,"   Sahut Lie Ceng Loan dengan air mata berderai-derai.   "Dia... dia pun tidak akan pereaya!"   "Oh?"   Kim Hun Tokouw tertawa.   "Engkau boleh bicara dengannya sekarang!"   "Ruangan itu dilapisi kaca, bagaimana mungkin dia dapat mendengar suaraku?"   Ujar Lie Ceng Loan.   "He he!"   Kim Hun Tokouw tertawa dingin "Aku punya cara agar dia dapat mendengar suaramu!"   "Aku... aku harus bilang apa padanya?"   Tanya Lie Ceng Loan, yang pipinya telah basah karena air matanya terus bereucuran "Bilang saja engkau sudah punya kekasih baru, maka tidak mencintainya lagi!"   Sahut Kim Hun Tokouw.   "Dia... dia tidak akan pereaya, sebab.,, sebab aku tidak punya teman pria lain!"   Lie Ceng Loan memberitahukan "Gampang!"   Kim Hun Tokouw tertawa.   "Engkau bilang saja telah mencintai Co Hiong! Jadi engkau tidak mempedulikannya lagi. Kalau pun bertemu, engkau pasti tidak akan meladeninya!"   "Kapan aku harus bilang begitu?"   Tanya Lie Ceng Loan dengan hati tersayat "Sekarang!"   "Aku.,, aku... mencintai...."   Berkata sampai di situ, mendadak Lie Ceng Loan berteriak sekeras-kerasnya.   "Kakak Bu, aku cuma mencintai dirimu seorang! AJcu tidak akan mencintai orang lain!"   "Dasar gadis sialan!"   Caci Kim Hun Tokouw, ia langsung mengibaskan tangannya memberi isyarat pada muridmuridnya yang ada di dalam ruang kaca itu.   seketika juga tubuh Bee Kun Bu yang tergantung itu merosot ke bawah", Lidah api yang ada di dalam tungku itu pun mulai membakar tubuh Bee Kun Bu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Aaaakh..."   Keluh Lie Ceng Loan.   "Kalau engkau tidak bilang seperti yang kukatakan, Bee Kun Bu pasti segera hangus!"   Ujar Kim Hun Tokouw dingin. Lie Ceng Loan memejamkan matanya, ia sudah tidak tega menyaksikan keadaan Bee Kun Bu.   "Engkau masih belum mau bilang begitu?"   Bentak Kim Hun Tokouw.   "Aku.,, aku sungguh mencintai Bee Kun Bu,"   Ujar Lie Ceng Loan lemah dengan air mata bereucuran "Dia... dia pun tahu itu. Kenapa engkau,., engkau memaksaku harus bilang tidak mencintainya? Engkau ingin membuat hatinya berduka ? Kalau pun aku bilang begitu, dia pasti tidak akan pereaya."   Karena Lie Ceng Loan bertanya begitu, mendadak wajah Kim Hun Tokouw tampak kemerah-merahan.   Na-mun kemudian berubah penuh diliputi hawa membunuh "Bagus! Bagus! Engkau begitu keras hati tidak mau bilang begitu! Saksikanlah Kakak Bumu itu akan ba-gaimana!"   Ujarnya lalu tertawa terkekeh-kekeh.   Kim Hun Tokouw memberi isyarat lagi, lalu tubuh Bee Kun Bu merosot ke bawah tepat di atas tungku.   Lie Ceng Loan memandang ke dalam ruang kaca.   Gadis itu tampak tertegun ia berdiri seperti patung, Matanya terbelalak lebar, namun tidak menangis lagi.   "Ha ha ha!"   Kim Hun Tokouw tertawa seperti orang gila, Di saat itulah mulut Lie Ceng Loan menyemburkan darah segar Gadis itu lalu membalikkan badannya.   Kim Hun Tokouw terus tertawa, Kelihatannya ia merasa gembira, Lie Ceng Loan menarik nafas da!am-dalam, ternyata ia menghimpun Lweekangnya, Tiba-tiba ia menggerakkan pedangnya menusuk ke arah Kim Hun Tokouw yang masih tertawa gelak itu.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Walau Lie Ceng Loan telah menghimpun Lweekangnya, namun hawa murninya telah terganggu, maka Lwee-kangnya tidak begitu dahsyat lagi.   Kim Hun Tokouw menyentakkan selendangnya, seketika juga ujung selendang yang mengandung tenaga lunak itu menghantam tubuh Lie Ceng Loan, Gadis itu terpental beberapa depa bersama pedangnya, kebetulan mengarah ke ruang kaca, sehingga melihat tubuh Bee Kun Bu yang sudah tak bergerak sama sekali "Kakak Bu! Kakak Bu,.,!"   Jerit Lie Ceng Loan memilukan Siapa yang mendengar suara jeritannya, pasti akan mengucurkan air mata.   Akan tetapi, Kim Hun Tokouw malah terus tertawa terkekeh-kekeh, Di saat bersamaan, terdengarlah suara yang membetot sukma.   Tring! Trinng! Ternyata suara piepa.   Kim Hun Tokouw segera menoleh.   Tampak seorang gadis berbadan langsing dan cantik jelita berdiri di situ, Ke dua tangan gadis itu memeluk sebuah piepa.   Siapa gadis itu? Tidak lain Na Siao Tiap, Begitu melihatnya, Kim Hun Tokouw terkejut bukan main, ia sama sekali tidak menyangka kalau Na Siao Tiap akan berhasil keluar dari ruang besi, Tadi getaran piepa itu nyaris membuatnya terkulai Oleh karena itu ia menyadari bahwa Na Siao Tiap bukan tandingannya, Secepat kilat ia melesat ke arah dinding.   Kreeek! Dinding itu terbuka, Kim Hun Tokouw langsung melesat ke dalam, Kemudian dinding itu cepat sekali tertutup kembali "Hm!"   Dengus Na Siao Tiap dingin.   "Dasar pengecut, melihat aku langsung kabur!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Begitu melihat Na Siao Tiap, hati Lie Ceng Loan bertambah sedih, karena kemunculannya telah terlambat yakni setelah Bee Kun Bu mati terbakar.   Padahal meskipun Na Siao Tiap tidak muncul terlambat tetap juga tiada gunanya, sebab ia pun tidak mampu memecahkan dinding kaca.   "Eeeh?"   Na Siao Tiap baru melihat Lie Ceng Loan.   "Adik Loan, kenapa engkau.,.?"   "Kakak Siao Tiap...."   Air mata Lie Ceng Loan ber-derai.   "Kakak Bu,.,."   "Kakak Bu kenapa?"   Tanya Na Siao Tiap cemas.   "Dia...."   Lie Ceng Loan menunjuk ke dalam ruang kaca.   "Kakak Bu telah dibakar mati oleh Kim Hun Tokouw."   "Haaaah?"   Wajah Na Siao Tiap pucat pias. Tadi ia memang memandang ke dalam ruang kaca, tampak sebuah tungku dan sosok tubuh di atasnya, Namun ia tidak menyangka sama sekali kalau sosok yang tergantung di atas tungku itu Bee Kun Bu.   "Kakak Bu! Aku... aku yang menyebabkan kematian-mu,"   Gumam Lie Ceng Loan sambil menangis sedih.   "Tapi... bagaimana mungkin aku bilang tidak mencintai-mu?"   Gumaman Lie Ceng Loan membuat Na Siao Tiap tereengang, Sebab gadis itu tidak tahu apa yang telah terjadi di situ, Namun ia telah menyaksikan sosok tubuh yang tergantung di atas tungku itu ternyata Bee Kun Bu.   Air matanya pun langsung meleleh Lie Ceng Loan menatapnya, kemudian bangkit berdiri perlahan-lahan, dan sekaligus mendekati dinding kaca.   Namun ia jatuh duduk lagi di depan kaca dinding tersebut "Kakak Bu, kini"   Engkau telah mati. Aku pernah bilang, apabila engkau mati, aku pun tidak mau hidup lagi, sungguh!"   Ujarnya bernada tenang.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tiba-tiba Lie Ceng Loan tersenyum, lalu mendadak mengayunkan pedangnya ke lehernya sendiri.   Betapa terkejutnya Na Siao Tiap, Gadis itu tidak bisa berbuat apa-apa, karena berdiri agak jauh.   sedangkan pedang itu sudah mendekat ke leher Lie Ceng Loan, Namun meskipun dalam keadaan gugup, jari Na Siao Tiap masih sempat memetik tali senar piepanya.   Cring! Cring! Cring.,.! bunyinya.   Sungguh dahsyat suara getaran piepa tersebut Seketika juga tangan Lie Ceng Loan menjadi lemas dan pedangnya pun langsung ter!epas.   Trang! Pedang itu jatuh ke lantai, Barulah Na Siao Tiap menarik nafas lega, dan cepat-cepat melesat ke sisi Lie Ceng Loan.   "Adik Loan! Kenapa engkau berbuat itu?"   "Kakak Siao Tiap...."   Lie Ceng Loan mulai menangis sedih.   "Kakak Bu sudah mati, maka aku tidak mau hidup lagi, Kenapa engkau menghalangiku? Aku...."   "Adik Loan!"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Na Siao Tiap memegang bahunya, padahal hati Na Siao Tiap juga berduka sekali.   "Aku pernah dengar dari Kakak Pek, bahwa Bee Kun Bu pernah mengalami luka parah, yang nyaris menyebab-kannya mati. Pada waktu itu, engkau rela mendampinginya ke dalam kuburan, Benarkah itu?"    Keris Pusaka Dan Kuda Iblis Karya Kho Ping Hoo Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo Pendekar Gila Dari Shantung Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini