Bangau Sakti 81
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 81
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung "Benar." Lie Ceng Loan mengangguk "Karena itu, engkau tidak perlu bunuh diri," Ujar Na Siao Tiap. "Setelah kita membalaskan dendamnya, kita membuat sebuah kuburan besar untuk Bee Kun Bu, lalu kita berdua menemaninya di dalam kuburan itu selama-lamanya." "Kakak Siao Tiap...." Lie Ceng Loan tertegun "Engkau... engkau juga ingin menemaninya di dalam ku-buran?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ya." Na Siao Tiap mengangguk dengan air mata bereucuran "Aku... aku juga sangat mencintainya." Lie Ceng Loan adalah gadis yang berhati suci murni. Ketika mendengar Na Siao Tiap mengaku mencintai Bee Kun Bu, hatinya sama sekali tidak panas maupun merasa cemburu, bahkan segera menggenggam tangan Na Siao Tiap erat-erat seraya berkata. "Kakak Siao Tiap, sungguh sayang sekali, Kakak Bu tidak tahu kalau engkau juga mencintainya." Na Siao Tiap menghela nafas dan membatin. "Oh, ibu! Kjni orang yang kucintai telah mati, jadi aku tidak perlu memperdengarkan irama piepa padanya, sebab dia tidak akan mendengarnya." "Kakak Siao Tiap!" Ujar Lie Ceng Loan lagi. "Aku... aku sebetulnya tidak ingin membunuh siapa pun, namun Kakak Bu dibakar mati oleh Kim Hun Tokouw, maka aku... aku harus membunuhnya." Na Siao Tiap mengangguk namun mendadak ia melihat Lie Ceng Loan terkulai Segeralah ia menahannya. Ternyata Lie Ceng Loan telah pingsan dengan wajah pucat pias, nafasnya pun sangat lemah. Betapa terkejutnya Na Siao Tiap, ia cepat-cepat memegang punggung Lie Ceng Loan sambil mengerahkan Lweekangnya. Tak seberapa lama kemudian, Lie Ceng Loan siuman dan membuka matanya perlahan-Iahan. "Kakak Siao Tiap.,." Ujarnya lemah. "Aku telah terluka parah, mungkin tidak dapat membalaskan dendam Kakak Bu lagi." "Adik Loan!" Na Siao Tiap membelainya sambil berkata lembut "Aku akan menyalurkan hawa murniku ke dalam tubuhmu, agar lukamu segera membaiki KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalau begitu, bukankah Kakak Siao Tiap akan kehilangan hawa murni?" Ujar Lie Ceng Loan. "Adik Loan!" Na Siao Tiap tersenyum getir "Kita samasama bernasib malang, maka engkau jangan berkata begitu." Lie Ceng Loan diam, kemudian memejamkan matanya. Na Siao Tiap menaruh Lie Ceng Loan ke bawah, Setelah itu ia duduk menghadap punggung Lie Ceng Loan. Sepasang tangannya ditempelkan pada punggung gadis itu. MuIailah Na Siao Tiap menyalurkan hawa murninya ke dalam tubuh Lie Ceng Loan. setengah jam kemudian, wajah Lie Ceng Loan sudah tidak begitu pucat lagi "Kakak Siao Tiap!" Lie Ceng Loan memberitahukan "Aku sudah merasa membaik, engkau tidak usah menyalurkan hawa murni lagi ke tubuhku." Na Siao Tiap mengangguk sambil melepaskan tangannya yang menempel di punggung Lie Ceng Loan, lalu bangkit berdiri, begitu pula Lie Ceng Loan dan memang tampak sudah membaik. Mereka berdiri menghadap dinding kaca, Ke duanya saling memandang sejenak, kemudian mendadak Na Siao Tiap mengayunkan tangannya melancarkan beberapa pukulan ke arah dinding kaca itu, Namun dinding kaca itu sama sekali tidak pecah. Tiba-tiba Lie Ceng Loan teringat sesuatu, lalu ber-kata. "Kakak Siao Tiap!" Ia memberitahukan "Tadi aku melihat Lam Kiong Siu melancarkan pukulan ke tempat itu." Lie Ceng Loan juga menunjuk ke dinding kristal tempat Kim Hun Tokouw memukul ke sana tadi, Na Siao Tiap memandang dinding kristal itu. ia manggul-manggut lalu segera memukul ke arah tersebut, dan terdengarlah suara "Kreeek". KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Dinding kristal itu bergerak, lalu tampak dinding kaca, Akan tetapi, mereka berdua justru terbelalak di dalam ruang kaca itu tidak kelihatan tungku maupun Bee Kun Bu lagi. "Aaaakh.,.!" Keluh Na Siao Tiap. "Kalau Kakak Pek berada di sini, dia pasti bisa membuka dinding kaca ini." "Kakak Pek terkurung di dalam formasi kabut kuning." Lie Ceng Loan memberitahukan. "Apa?" Na Siao Tiap tertegun "Engkau bertemu dia?" "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Di mana engkau bertemu dia?" Tanya Na Siao Tiap lagi. "Di ruang itu...." Lie Ceng Loan memberitahukan "Penuh kabut kuning yang tebal, sehingga tidak dapat melihat apa pun di sana." "Adik Loan!" Ujar Na Siao Tiap. "Aku punya akal untuk mencarinya. Mari kita ke sana!" "Kabut kuning itu sangat tebal, bagaimana mungkin kita mencarinya?" Lie Ceng Loan menggelengkan kepala. "Begini! Engkau ajak aku ke tempat itu!" Desak Na Siao Tiap. "Baik." Lie Ceng Loan mengangguk sambil mengayunkan kakinya, Na Siao Tiap mengikutinya dari be-lakang. Tak seberapa lama kemudian, mereka melihat kabut kuning yang tebal itu. "Adik Loan, cepat berhenti!" Ujar Na Siao Tiap. Lie Ceng Loan berhentL Na Siao Tiap lalu menarik ujung lengan baju luarnya, Benang yang tertarik keluar dari lengan baju itu dipegangnya erat-erat. "Pegang baju luarku ini!" Ujar Na Siao Tiap sambil menyodorkan baju luarnya kepada Lie Ceng Loan. "Engkau tunggu di sini, aku akan memasuki tempat itu, kemudian keluar lagi bersama benang yang kupegang ini." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ " Akal yangbagus." Lie Ceng Loan manggut-manggut. Na Siao Tiap mulai melangkah ke dalam kabut kuning itu, Dalam waktu sekejap ia sudah tidak kelihatan iagi. Lie Ceng Loan berdiri di situ, Air matanya meleleh karena teringat kematian kekasihnya yang begitu mengenaskan Berselang beberapa saat kemudian, mendadak ia melihat di ujung kiri berkelebat dua sosok bayangan Lie Ceng Loan tertegun dan langsung membentak. "Siapa?" Salah seorang menoleh ke arahnya, lalu tiba-tiba melesat ke arahnya pula, Lie Ceng Loan segera meluruskan pedangnya, agar orang itu tidak mendekati dirinya. Orang itu berhenti di hadapan Lie Ceng Loan sambil tersenyum senyum, ternyata Co Hiong. Setelah melihat yang datang itu Co Hiong, Lie Ceng Loan menarik nafas lega. "Saudara Co! Engkau juga ke mari?" Tanya Lie Ceng Loan. Co Hiong dan Souw Peng Hai, sebetulnya bersembunyi di luar istana Pit Sia Kiong. Ketika mereka berdua melihat Na Siao Tiap memasuki istana tersebut, tak lama hari mulai gelap. Berselang beberapa saat kemudian, mereka pun melihat Kiu Tok Sian Ong bersama Lie Ceng Loan memasuki istana itu juga. Co Hiong dan dan Souw Peng Hai tetap bersembunyi Mereka yakin bahwa di istana itu telah terjadi pertarungan hebat, Karena itu mereka pun berunding, dan bersepakat untuk memasuki istana itu. Co Hiong dan Souw Peng Hai telah menduga, bahwa di dalam istana itu terdapat banyak jebakan, Oleh karena itu, mereka tidak berani berjalan ke sana ke mari, Namun akhirnya mereka pun kehilangan arah, Untung Co Hiong melihat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sebuah jalan Mereka segera melesat ke sana dan melihat Lie Ceng Loan. "Nona Li!" Co Hiong tertawa manis sambil menatapnya. ia tertegun ketika menyaksikan wajah Lie Ceng Loan pucat dan pipinya masih basah oleh air mata. "Apa yang telah terjadi?" Tanyanya. "Kakak Bu, dia.,." Sahut Lie Ceng Loan terisak-isak. "Kenapa dia?" Tanya Co Hiong heran. "Dia... dia telah mati." Air mata Lie Ceng Loan mulai berderai. Co Hiong tertegun mendengar jawab Lie Ceng Loan, ia memang tahu Bee Kun Bu terkurung, namun ia pun tahu kalau Kim Hun Tokouw telah jatuh hati pada Bec Kun Bu. Kini Lie Ceng Loan mengatakan bahwa dia telah mati, itu bagaimana mungkin? Co Hiong bergirang dalam hati, namun wajahnya justru tampak murung sekali, seakan ikut berduka. "Oh, ya? Benarkah saudara Bee telah mati?" "Benar." Lie Ceng Loan mengangguk "Lam Kiong Siu yang membakarnya sampai mati, sebelumnya dia menyuruhku mengatakan pada Bee Kun Bu, bahwa aku tidak mencintainya lagi. Aku tidak mau, maka Lam Kiong Siu lalu membakarnya sampai mati." Co Hiong tereengang dan ragu akan kejadian itu, namun tidak mau mengutarakannya. "Aaakh,.,!" Keluhnya sambil menggeleng-ge!engkan kepala. "Sayang! Sungguh sayang sekali! Bee Kun Bu seorang pendekar yang gagah, namun akhirnya justru jadi begitu." "Dia... dia telah mati." Air mata Lie Ceng Loan terus berderai. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Eh?" Co Hiong memandangnya heran. "Nona Li, kenapa engkau berdiri di sini? Apa yang engkau tunggu?" "Kakak Siao Tiap memasuki formasi kabut kuning, Dia ingin mencari Kakak Pek untuk merundingkan harus bagaimana membalas dendam Kakak Bu," Jawab Lie Ceng Loan dengan jujur "Anak Hiong!" Seru Souw Peng Hai. "Mari kita cepat pergi!" "Jangan khawatir guru!" Sahut Co Hiong. "Kini kita dan mereka punya musuh yang sama, kita tidak perlu takut pada mereka!" "Hm!" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Dengus Souw Peng HaL "Meskipun kepandaian kita.,." Ucapan Souw Peng Hai terputus, karena ada suara langkah yang tergesa-gesa dari dalam kabut kuning. "Adik Loan! Apakah engkau menyaksikan kematian Bee Kun Bu dengan mata kepala sendiri?" Terdengar suara pertanyaan puIa. Tak lama muncullah tiga orang, Mereka bertiga adalah Na Siao Tiap, Pek Yun Hui dan Kiu Tok Sian Ong. "Anak Hiong...." Souw Peng Hai segera menarik tangan Co Hiong dengan maksud mengajaknya pergi. "Guru tidak usah takut, aku ada di sini!" Ujar Co Hiong. Souw Peng Hai teringat akan derajat dan kedudukannya. Apabila di saat ini ia dan Co Hiong kabur, itu sungguh memalukan! Karena itu, ia tetap berdiri di tempat "Kakak Pek! Kakak Bu telah mati! Kakak Bu telah mati...." Lie Ceng Loan segera berlari menghampiri Pek Yun Hui, lalu mendekap di dadanya sambil menangis sedih. "Adik Loan...." Pek Yun Hui membelai rambutnya. Mata Pek Yun Hui pun tampak basah. "Adik Siao Tiap telah memberitahukan padaku, sebetulnya bagaimana kejadian itu?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kakak Pek,.,." Lie Ceng Loan menutur segala apa yang disaksikannya. Kening Pek Yun Hui berkerut-kerut, bahkan juga merasa heran, Kenapa Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu menyuruh Lie Ceng Loan mengatakan tidak mencintai Bee Kun Bu? itu karena apa? Setelah itu kenapa ia membakar mati Bee Kun Bu? Pek Yun Hui betul-betul tidak habis berpikir, Kemudian ujarnya pada Lie Ceng Loan bernada menghibur "Adik Loan, engkau jangan terlampau berduka!" "Kakak Pek!" Lie Ceng Loan tersenyum sedih. "Kini aku sudah tahu apa namanya duka. Aku dan Kakak Siao Tiap telah berjanji...." "Kalian berdua telah berjanji apa?" Tanya Pek Yun Hui heran. "Kami berjanji akan membuat sebuah kuburan besar untuk Kakak Bu," Jawab Lie Ceng Loan memberitahu-kan. "Setelah itu, kami berdua pun akan menemaninya di dalam kuburan itu selama-lamanya." "Apa?" Pek Yun Hui tertegun sambil melirik Na Siao Tiap. "Kalian berdua?" "Ya." Na Siao Tiap mengangguk "Kami berdua." Waiau amat singkat jawaban Na Siao Tiap, namun Pek Yun Hui telah mengerti semuanya. Diam-diam ia menarik nafas panjang dan membatin Dalam lautan cinta, memang tiada saat yang tenang, Kini Na Siao Tiap pun mengalami hal itu. Kemudian Pek Yun Hui memandang Souw Peng Hai dan Co Hiong. "Kalian berdua masih punya muka menemui orang?" Suara Pek Yun Hui dingin sekali. "Apa maksud Nona Pek mengatakan demikian?" Sahut Co Hiong mendahului Souw Peng Hai yang baru mau bersuara. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kematian Bee Kun Bu dikarenakan kalian!" Ujar Pek Yun Hui sengit "Kematian Saudara Bu...." Co Hiong tersenyum-senyum. Plak! Mendadak Na Siao Tiap membentak sambail menamparnya. "Engkau tidak berderajat menyebutkan saudara!" Bukan main gusarnya Co Hiong ditampar begitu, Namun dasar licik ia tetap diam, bahkan malah tersenyum manis. "Ketika dia masih hidup, aku memang memanggilnya saudara," Ujar Co Hiong memberitahukan "Sekarang pun aku memanggilnya begitu," "Sekarang tidak boleh!" Tandas Na Siao Tiap dingin. "Kalian harus tahu," Ujar Co Hiong sambil tertawa gelak. "Nona Li telah menyaksikan kematian Bee Kun Bu, itu tiada kaitannya dengan kami Iho!" "Kalau kalian tidak bersekongkol dengan Lam Kiong Siu, bagaimana mungkin Bee Kun Bu mati?" Tukas Pek Yun Hui dingin. "Ha ha!" Co Hiong tertawa. "Apa yang Nona katakan, itu sudah semakin jauh dan ngawur. Pek Yun Hui menyambar pedang yang di tangan Lie Ceng Loan, lalu diluruskannya di depan Co Hiong seraya membentak "Co Hiong! Engkau tidak akan bisa kabur dari istana ini!" Pek Yun Hui menggerakkan pedangnya, tapi Co Hiong tetap berdiri di tempat Walau ujung pedang itu sudah hampir menyentuh dadanya, namun laki -laki itu tetap tak bergeming sedikitpun Pek Yun Hai terpaksa menarik pedangnya, namun niatnya tetap menatap Co Hiong. "Apakah engkau sudah tahu akan dosa-dosamu, maka tidak mau melawan?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Hm!" Dengus Co Hiong. "Aku menganggap kita punya musuh yang sama, yakni Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu! Namun tidak menyangka kalau Nona Pek akan bersikap demikian terhadap kami! Ha ha! Silakan turun tangan!" "Engkau sangat licik dan banyak akal busuk!" Tandas Pek Yun Hui dingin. "Tapi semua itu tak berguna di hadapanku!" Co Hiong memandang Souw Peng Hai, kemudian berkata sambil berkertak gigi dengan wajah yang penuh dendam. "Lengan guruku dikutungkan oleh Lam Kiong Siu, Maka kami dengan dia telah berubah menjadi musuh besar, dan kami pun harus menuntut balas padanya!" Karena Co Hiong menyinggung tentang itu, Souw Peng Hai memeluk keras melampiaskan kemendongkolannya. sebetulnya Pek Yun Hui tidak mempereayai Co Hiang, Namun lengan Souw Peng Hai memang telah buntung, maka ia pun mempereayainya. "ltu urusan kalian, silakan menuntut balas padanya!" Ujarnya dingin. "Nona Pek, kita sama-sama ingin menuntut balas padanya, Bagaimana kalau kita bergabung?" Tanya Co Hiong. "Jangan omong kosong!" Bentak Na Siao Tiap. "Apa-kah engkau mau kutampar lagi?" "Kalian harus tahu!" Ucapan Na Siao Tiap barusan tidak menggusarkan Co Hiong, sebaliknya ia malah tampak serius. "Cukup lama kami tinggal di istana ini. Maka banyak jalan rahasia yang telah kami ketahui dengan jelas, Nah, kalau kita bergabung, bukankah akan menguntungkan kita bersama?" Apa yang dikatakan Co Hiong memang masuk akah Oleh karena itu Pek Yun Hui lalu menurunkan pedang-nya. "Kalau begitu, kalian tunjukkan jalan itu, agar kami dapat mencari Lam Kiong Siu!" Ujar Pek Yun Hui setelah berpikir sejenak. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sesungguhnya Co Hiong cuma membual ia dan Souw Peng Hai cuma mengetahui dua tiga jalan rahasia di dalam istana itu, Namun bualan yang tampak sungguh-sungguh itu membuat Pek Yun Hui mempereayainya. "Saat ini, Lam Kiong Siu pasti berada di ruang rahasia pengontrol jebakan." Sahut Co Hiong dengan kening berkerut "Bagaimana mungkin bisa dicari?" "Hm!" Dengus Pek Yun Hui. "Kalau begitu, bawa kami pergi cari Giok Siauw Sian Cu!" "Baik." Co Hiong mengangguk "Anak Hiong, engkau...." Souw Peng Hai tahu kalau muridnya itu tidak tahu di mana Giok Siauw Sian Cu dikurung, maka ia merasa heran dan ingin bertanya, Tapi Co Hiong segera memberi isyarat padanya, kemudian berkata pada Pek Yun Hui. "Nona Pek, kalian ikut aku!" Co Hiong meninggalkan tempat itu. Ketika Pek Yun Hui, Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan baru mau meng-ikutinya, mendadak Kiu Tok Sian Ong bersuara. "Tunggu dulu!" Ujar Kiu Tok Sian Ong serius. "Ketika dia sedang berbicara, sepasang matanya berputar-putar, Menurutku dia tidak bisa dipereayai." Co Hiong tertegun mendengar ucapan Kiu Tok Sian 0ng. Kepandaiannya memang di bawah Pek Yun Hui, Na Siao Tiap dan Kiu Tok Sian Ong, Akan tetapi, kecerdasannya masih di atas mereka, Saat ini, ia cuma mengandal pada kecerdasannya. "Lo Sian Ong omong bereanda ya?" Tanya Co Hiong sambil tersenyum. "Siapa yang omong bereanda?" Bentak Kiu Tok Sian Ong dingin, lalu mendadak melesat ke arah Co Hiong. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ketika Co Hiong baru mau berkeltt, di saat bersamaan Souw Peng Hai membentak "Kiu Tok Sian Ong! Engkau jangan terlampau menghina orang! Masih belum mau mundur?" Tapi Kiu Tok Sian Ong sama sekali tidak berhenti, terus melesat ke arah Co Hiong. Wajah Souw Peng Hai berubah, Kemudian sebelah tangannya menggerakkan tongkat untuk menyerang Kiu Tok Sian Ong, ia mengeluarkan jurus Hun Lang Liak Liu (Memisahkan Ombak Dan Arus). sepasang lengan Kiu Tok Sian Ong tampak bergerak Ternyata ia telah melancarkan pukulan tangan kosong ke arah Souw Peng Hai. Lalu secepat kilat menjulurkan tangannya untuk mencengkeram urat nadi Co Hiong, sedangkan serangan Souw Peng Hai tertahan oleh pukulan Kiu Tok Sian Ong. Akan tetapi, Souw Peng Hai menambah Lweekang-nya, sehingga terdengarlah suara yang memekakkan telinga. Bummm! Seketika berhamburan hawa yang amat dingin. Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui segera mengerahkan Hian Thian Khi Kang untuk melindungi diri, maka mereka berdua tidak merasa apa-apa. Lain halnya dengan Souw Peng Hai dan Co Hiong, Mereka berdua langsung merinding seketika. sedangkan Lie Ceng Loan berdiri di belakang Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui. Karena lukanya baru mem-baik, jadi tidak mengerahkan Hian Thian Khi Kang untuk melindungi diri, maka ia juga merasa agak merinding. "liih! Dingin sekali!" Ujarnya. sementara Souw Peng Hai yang merinding itu, terkejut dalam hatinya, sebab tidak menyangka kalau Kiu Tok Sian KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ong memiliki Lweekang yang begitu dalam, seandainya ia belum terluka dan mengerahkan ilmu Kan Goan Cih, paling juga setanding dengan dia. Kini Souw Peng Hai telah terluka, bahkan tangannya cuma tinggal sebelah, Bagaimana mungkin ia dapat melawan Kiu Tok Sian Ong? Karena itu, ia cepat-cepat meloncat mundur Ketika ia meloncat mundur, urat nadi Co Hiong telah dicengkeram oleh Kiu Tok Sian Ong. "Souw tua!" Ujar Kiu Tok Sian Ong dingin. "Kalau aku tidak melihat engkau telah terluka, pukulanku tadi pasti membuat nyawamu melayang!" Souw Peng Hai diam saja, sedangkan Co Hiong amat gusar dalam hati, ia tahu kalau Kiu Tok Sian Ong tidak berkesan baik pada dirinya, tentunya Kiu Tok Sian Ong akan menyiksanya pula, Oleh karena itu, ia mengeraskan hati sambil tertawa aneh, kemudian mendadak menggerakkan lengannya ke atas. "Hm!" Dengus Kiu Tok Sian Ong dingin, dan langsung menotok Tay Pao Hiat di dada Co Hiong, bahkan sekaligus mengibaskan tangannya. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Akan tetapi, sunguh di luar dugaan. Tiba-tiba Co Hiong menggeserkan badannya sambil menyerang Kiu Tok Sian Ong. Kiu Tok Sian Ong tertegun, Namun ia berkepandaian amat tinggi, ia tidak menghindari serangan itu, sebaliknya malah batas menyerang dengan sebuah pukulan Perlu diketahui, serangan Co Hiong itu berdasarkan ilmu silat Sam Im Sin Ni yang di dalam buku catatan. "Hati-hati, Sian Ong!" Seru Pek Yun Hui yang mengenali serangan itu. Kreeek! Bummm! Terdengar suara benturan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kiu Tok Sian Ong dan Co Hiong terdorong ke belakang beberapa langkah, sepasang mata Kiu Tok Sian Ong berapiapi menatap Co Hiong. Setelah terdorong ke belakang beberapa langkah, wajah Co Hiong berubah kelabu, Sekujur badannya menggigil sehingga tiga buah gelang emas di lengannya bergoyanggoyang mengeluarkan suara Ting! Ting! Ting!" "Ha ha ha!" Kiu Tok Sian Ong tertawa gelak. "Lumayan juga kepandaianmu!" Kiu Tok Sian Ong mendekati Co Hiong selangkah demi selangkah Co Hiong memang berhasil menyerang Kiu Tok Sian Ong, tapi ia tetap bukan !awannya. Namun Co Hiong tidak kabur, dan tetap berdiri di tempat Sete!ah Kiu Tok Sian Ong berada di hadapannya, ia mendengus. "Hmm! Lo Sian Ong, aku menyerang karena ter-paksa, harap Sian Ong sudi memaafleanku!" Lie Ceng Loan khawatir Kiu Tok Sian Ong akan melukai Co Hiong, sehingga tidak ada orang yang menunjukkan jalan untuk mencari GiokSiauwSian Cu. Oleh karena itu segeralah ia berseru. "Lo Sian Ong, cuma Co Hiong yang tahu di mana Giok Siauw Sian Cu! jangan menyulitkannya!" Padahal Kiu Tok Sian Ong telah mengangkat sebelah tangannya siap menghabisi nyawa Co Hiong, namun diturunkan lagi setelah mendengar seruan Lie Ceng Loan. Kemudian dia berkata kepada Co Hiong. "Engkau berhati licik dan jahat, kepandaianmu pun cukup tinggi! Kalau dibiarkan hidup, kelak pasti menimbulkan bencana dalam rimba persilatan!" Co Hiong tahu, kalau Kiu Tok Sian Ong mau turun tangan membunuhnya tentu tidak akan bicara begitu lagi, Karena itu, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ dengan berani dan tampak gagah ia berdiri tegak di hadapan Kiu Tok Sian Ong. ia memang tergo!ong pemuda ganteng, dan gagah. Kalau orang tidak tahu akan perbuatannya pasti mengiranya pemuda baik. "Kalau aku membunuhmu sekarang, hatimu pasti merasa tidak puas," Lanjut Kiu Tok Sian Ong. "Kini engkau telah terserang hawa dinginku, setengah tahun kemudian, barulah hawa dingin itu lenyap dari tubuhmu." "Kiu Tok Sian Ong!" Bentak Souw Peng Hai. Orang tua itu amat menyayangi muridnya itu. "Cepat punahkan hawa dingin di dalam tubuhnya!" "Aku memang bisa berbuat begitu, tapi tidak sudi melakukannya!" Sahut Kiu Tok Sian Ong. "Hm!" Dengus Co Hiong dingin. "Guru, biarkan saja! setengah tahun kemudian aku akan bebas dari pengaruh hawa dingin itu, jadi guru tidak perlu cemas!" "ltu tidak bisa!" Tegas Souw Peng Hai. "Souw tua!" Kiu Tok Sian Ong menatapnya. "Engkau mau bertarung denganku?" "Ya." Sahut Souw Peng Hai sambil melangkah maju, Kelihatannya ia sudah siap menyerang Kiu Tok Sian Ong. "Jangan bertarung!" Hardik Na Siao Tiap. Souw Peng Hai adalah tokoh Bu Lim terkemuka, ia tidak pernah gentar terhadap siapa pun, Akan tetapi, terhadap Na Siao Tiap, ia merasa gentar sekali. Oleh karena itu, ketika mendengar suara Na Siao Tiap, ia langsung berhenti. "Lo Sian Ong!" Ujar Pek Yun Hui. "Mau dengan cara bagaimana menghukum Co Hiong, cepatlah turun tangan!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Baik." Kiu Tok Sian Ong mengangguk, lalu menatap Co Hiong tajam seraya berkata. "Engkau memang berbakat dan bertulang bagus, kelak kepandaianmu pasti tinggi sekali." "Oh?" Co Hiong tersenyum, Terimakasih!" Tapi kini aku akan mendesakkan hawa dingin ke dalam urat nadi di hatimu. Kalau engkau tidak melakukan perbuatan jahat, engkau tidak akan apa-apa, Namun apabila engkau berniat melakukan suatu kejahatan, racun hawa dingin itu pasti bereaksi Akibatnya engkau akan tahu di saat itu pula." Ujar Kiu Tok Sian Ong sambil mendekati Co Hiong, kemudian mendadak mencengkeram bahunya. Sekujur badan Co Hiong merasa dingin, namun sesaat kemudian, rasa dingin itu lenyap. Co Hiong merasa girang, namun juga merasa cemas karena Kiu Tok Sian Ong mengatakan akan mendesakkan hawa dingin itu ke dalam urat nadi di hatinya, Benarkah racun hawa dingin itu akan bereaksi apabila ia berniat melakukan suatu kejahatan? ia kurang pereaya akan hal itu. Maka ia tertawa dingin sambil memandang Kiu Tok Sian Ong. Kiu Tok Sian Ong juga menatapnya, bahkan dapat menduga apa yang dipikirkan Co Hiong. "Saat ini, engkau pasti mengira aku menakutimu," Ujar Kiu Tok Sian Ong serius, Tapi janganlah engkau coba dengan dirimu sendiri!" Co Hiong tersentak, sebab Kiu Tok Sian Ong telah membaca pikirannya, Memang tidak salah, apa yang dikatakan Kiu Tok Sian Ong, sebagian besar cuma sekedar menakuti Co Hiong. Yang benar adalah apabila Co Hiong mencoba mendesak hawa dingin itu keluar dari urat nadi di hatinya, maka dirinya akan tersiksa oleh hawa dingin tersebut Namun seandainya ia berhasil mendesak keluar hawa dingin itu, otomatis akan memperdalam Lweekangnya, Karena itu, Kiu Tok Sian Ong KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ mengatakan begitu, agar kelak dia tidak akan melakukan kejahatan lagi. NCo Hiong!" Seru Lie Ceng Loan mendadak "Kini engkau sudah tidak kedinginan lagi, maka cepatlah bawa kami pergi menemui Kakak Giok Siauw!" "Itu.,., baiklah," Co Hiong mengangguk "Kalian ikut aku!" Akan tetapi, mendadak mendengung suara Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu di tempat itu. "Kalian semua, jangan bermimpi!" Begitu mendengar suara Kim Hun Tokouw, seketika juga darah Li Ceng Loan seakan mendidik "Lam Kiong Siu! Engkau di mana?" Bentaknya sengit "Lam Kiong Siu!" Na Siao Tiap juga membentak. Kematian Bee Kun Bu telah membuatnya mendendam sekali pada Kim Hun Tokouw. "Aku bersumpah akan memusnahkan istana Pit Sia Kiong ini!" "He he!" Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh. "Kalau engkau mampu memusnahkan istana Pit Sia Kiong, berarti kalian semua akan terkubur di situ!" "Lam Kiong Siu!" Seru Pek Yun Hui. "Formasi kabut kuning telah kami pecahkan, kini masih ada rintangan apa? Kenapa engkau tidak berani bertarung dengan kami? Cuma berani main kucing-kucingan saja?" "He he!" Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh lagi. "Kini kalian akan menghadapi rintangan formasi air, hati-hatilah kalian!" "Lam Kiong Siu, kalau engkau berani, cepatlah muncul!" Seru Na Siao Tiap. "Lam Kiong Siu! Mari kita bertarung satu lawan satu!" Seru Pek Yun Hui pu!a. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Namun tidak terdengar suara Kim Hun Tokouw lagi, suasana di tempat itu menjadi hening sejenak, Siao Tiap dan Pek Yun Hui saling memandang . "Jangan hiraukan dia!" Ujar Na Siao Tiap. "Mari kita menerjang ke luar!" "Betul" Pek Yun Hui manggut-manggut. Ketika meraka berdua baru mau melesat pergi, mendadak terdengar suara aneh di tempat jauh. Mereka terkejut lalu mendengarkan suara aneh itu dengan penuh perhatian Suara aneh itu semakin dekat Saat ini mereka baru tahu, ternyata itu adalah suara arus air. Makin lama makin terdengar jelas suara arus air itu, bahkan bagaikan suara air bah. Pek Yun Hui mengerutkan kening, ia tahu bahwa Kim Hun Tokouw telah menggerakkan jebakan air. sedangkan di tempat ini sama sekali tidak ada jalan ke luar Tak lama mereka semua pasti terendam air. "Celaka!" Seru Kiu Tok Sian Ong. "Di antara kalian, siapa yang pa!ing pandai berenang?" Yang ditanya cuma saling memandang, sama sekali tidak menyahut Di saat bersamaan, air mulai memasuki tempat itu, Dalam waktu sekejap, air itu sudah setinggi lutut "Ha ha ha!" Co Hiong tertawa aneh. "Bagus! Bagus sekali! Kita semua akan mati bersama di sini!" "Kakak Bu!" Gumam Lie Ceng Loan sambil tersenyum. Tak lama lagi aku akan menyusulmu." Suara Lie Ceng Loan amat memilukan, sehingga membuat hati semua orang bertambah kacau. Namun Pek Yun Hui masih tampak agak tenang, ia mendongakkan kepala, Berselang sesaat ia pun berseru. "Kita semua jangan gugup dan panik, dengarlah apa yang akan kukatakan!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ha ha!" Co Hiong tertawa. "Nona Pek, kita semua tidak bisa berenang! sebentar lagi kita pasti mati tenggelam! Engkau masih mau mengatakan apa?" "Engkau mau apa tidak mendengarkan perkataan Kakak Pek?" Bentak Na Siao Tiap. "Kita semua akan mati di air, kenapa engkau masih membentak-bentak?" Tanya Co Hiong sambil tertawa gelak. Saat ini air sudah setinggi bahu mereka. Segeralah Pek Yun Hui berseru. "Diam! Cepat himpun Lweekang agar badari bisa mengapung di permukaan air!" "Aku mengerti maksud Nona Pek!" Sahut Co Hiong. "Tapi apakah kita bisa keluar dari tempat ini?" "Bukankah engkau telah mengetahui semua jalan rahasia di sini! Nah, itu kesempatan kita untuk ke luar dari tempat ini!" Ujar Pek Yun Hui. "Setelah ke luar dari tempat ini, tentu kalian akan membunuhku, kan?" Co Hiong tertawa panjang. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Co Hiong!" Bentak Pek Yun Hui gusar "Kalau engkau tidak mau menunjukkan jalan, engkau pun pasti mati di sini!" "Kalau pun aku mati di sini juga merasa puas!" Sahut Co Hiong sambil menunjuk ke tiga gadis itu. "Karena ditemani gadis-gadis yang cantik jelita!" Plak! Na Siao Tiap langsung menamparnya, Tam-paran itu membuat Co Hiong tenggelam ke dalam air, tapi cepat sekali ia sudah timbul kembali "Hati-hati Anak Hiong!" Seru Souw Peng Hai. Secepat kilat Souw Peng Hai menggerakkan toyanya di dalam air mengarah Co Hiong, Apa yang dilakukan Souw Peng Hai sungguh mengherankan semua orang, begitu pula Co Hiong. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Namun setelah Souw Peng Hai menggerakkan toya-nya, tak lama tampak sosok bayangan yang cukup panjang berbalik di permukaan air Sungguh mengejutkan ternyata ikan hiu. Di saat itu pula tampak belasan ekor ikan hiu berenang ke arah meraka. sedangkan kini genangan air telah di atas kepala mereka, Badan mereka bisa mengapung karena mengerahkan Lweekang, namun cara bagaimana mereka melawan belasan ekor ikan hiu itu? sementara Souw Peng Hai mengangkat toyanya ke atas. ia memukul ikan-ikan hiu yang berenang ke arahnya, Co Hiong mengeluarkan gelang emasnya Lie Ceng Loan bersiapsiap dengan pedangnya, Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap mengerahkan Lweekang bersiap melancarkan pukulan sedangkan Kju Tok Sian Ong tertawa aneh sambil menggerakkan sepasang matanya ke arah ikan hiu yang mendekatinya Walau mereka berhasil membunuh belasan ekor ikan hiu itu, namun muncul lagi ikan-ikan hiu lain, yang jumlahnya malah mencapai puluhan ekor. Begitu menyaksikan ikan hiu itu semakin banyak, dinginlah hati Pek Yun Hui. Bagaimana mungkin mereka dapat meloloskan diri dari tempat itu? Air pun semakin tinggi pula, Karena itu Pek Yun Hui menghela nafas panjang. "Kakak Pek!" Tanya Na Siao Tiap. "Kita tidak bisa meloloskan diri dari tempat ini?" Pek Yun Hui cuma memandangnya, sama sekali tidak bersuara. Co Hiong malah tertawa, ia menatap Na Siao Tiap seraya berkata. "Sudah pasti tidak bisa meloloskan diri!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Na Siao Tiap tereenung, Terbayang pula dalam ingatannya yang menyangkut cinta dan dendam selama ini. Beberapa ekor ikan hiu berenang ke arahnya namun ia tidak mengetahui karena dalam keadaan melamun "Adik Siao Tiap!" Seru Pek Yun Hui. "Hati-hati!" Na Siao Tiap langsung melancarkan pukulan-pukulan ke arah ikan hiu yang berenang ke arahnya. "Kakak Pek!" Ujar Na Siao Tiap sambil tersenyum getir "Kita tidak dapat meloloskan diri, kenapa masih harus menghamburkan tenaga ?" "Adik Siao Tiap!" Sahut Pek Yun Hui. Selagi masih bernafas, kita harus berjuang demi hidup!" Di saat itu, semua orang telah putus asa. Akan tetapi, begitu mendengar ucapan Pek Yun Hui, bangkit semangat mereka. jebakan yang paling lihay di dalam istana Pit Sia Kiong adalah formasi air, Sebab air tersebut bersumber pada air terjun yang ada di puncak gunung Taysan, Apabila bendungan air itu dibuka, maka air yang bersumber pada air terjun itu akan menerobos ke bawah istana Pit Sia Kiong, sedangkan dibawah istana itu terdapat sebuah kolam besar, khusus untuk memelihara ratusan ekor ikan hiu. Kalau air kolam itu meluap, maka akan menerjang ke tempat-tempat tertentu berikut ikan-ikan hiu tersebut seandainya tidak menyangkut runtuh bangunnya istana Pit Sia Kiong, bendungan itu pasti tidak akan dibuka. Berhubung menghadapi sekian banyak orang yang berkepandaian tinggi, Kim Hun Tokouw terpaksa membuka bendungan itu, agar air terjun yang ada di puncak gunung mengalir ke dalam kolam yang ada di bawah istana Pit Sia Kiong, lalu menerobos ke tempat itu berikut ikan-ikan hiu tersebut ****** KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bab ke 48 - Muncul Kun Lun Sam Cu dan Ketua Partai Lainnya Yang paling lama dikurung di dalam penjara istana Pit Sia Kiong adalah Kuang Ti dan Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw, sedangkan Giok Siauw Sian Cu dan Bee Kun Bu menyusul belakangan. Kemarin Bee Kun Bu dibawa pergi oleh beberapa gadis berbaju hijau, hingga saat ini masih belum kembali. Ketika air menerobos ke dalam penjara itu, mereka bertiga sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa, sehingga Kuang Ti Taysu terus-menerus mencaci maki tidak karuan "Dasar perempuan sialan Kim Hun Tokouw itu! Kalau dapat kutangkap, wajahnya akan kupermak jadi neneknenek.,." Taysu!" Tegur Giok Siauw Sian Cu. "Engkau seorang Hweeshio, kenapa mulutmu begitu kotor?" "MuIutku memang kotor, tapi hatiku tidak sekotor perempuan sialan itu!" Sahut Kuang Ti Taysu. "Hm!" Dengus Giok Siauw Sian Cu. "Dasar takut mati!" "Hei!" Bentak Kuang Ti Taysu. "Perempuan perawan tua! Apakah engkau tidak takut matt?" "Kepala gundul!" Giok Siauw Sian Cu tampak gusar sekali, namun kemudian menghela nafas panjang sambil menempelkan suling di bibirnya, Tak lama terdengarlah alunan suara suling yang memilukan, dan mendadak Gin Tie Suseng tertawa panjang. "Sunggun pandai Kakak meniup su!ing!" Ujarnya. "Apa urusannya denganmu?" Sahut Giok Siauw Sian Cu melotot Setelah dipenjara beberapa hari, luka Gin Tie Suseng telah sembuh, namun kini justru terendam air. Begitu pula Giok Siauw Sian Cu dan Kuang Ti Taysu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kakak!" Gin Ti Suseng tersenyum. "Bagaimana kalau kita bersama meniup sebuah lagu?" "Baik-" Giok Siauw Sian Cu mengangguk sambil tertawa sedih. "Ha ha! Hidup tak bertemu, mati berpisah!" "Kakak." Gin Ti Suseng menatapnya dalam-dalam. "Apakah engkau sedang rindu pada saudara Bee?" "Apa gunanya aku rindu padanya?" Sahut Giok Siauw Sian Cu sambil tertawa sedih lagi. Gin Tie Suseng menarik nafas, lalu meniup su)ingnya, Berselang beberapa saat kemudian, ia berhenti meniup dan berkata. "Tadi pelayan-pelayan mengantar makanan ke mari. Ketika pergi mereka berbisik-bisik...." "Mereka berbisik apa?" Tanya Giok Siauw Sian Cu. "Kalau aku tidak salah dengar, mereka bilang dua wanita gunung Kwat Cong San telah ke mari, maka Kim Hun Tokouw membuka jebakan air, itu pasti untuk menghadapi mereka!" Jawab Gin Tie Suseng memberi-tahukan. "Perduli amat dia menghadapi siapa!" Sahut Giok Siauw Sian Cu. "Ayoh, mari kita mulai meniup sebuah lagu!" "Ya." Gin Tie Suseng mengangguk Mulailah mereka meniup suling, Begitu mendengar suara alunan suling itu, Kuang Ti Taysu langsung memberi takbentak. Tapi Gin Tie Suseng dan Giok Siauw Sian Cu tidak menggubrisnya. sementara air semakin meninggi, tapi tidak mempengaruhi Gin Tie Suseng dan Giok Siauw Sian Cu yang sedang meniup suling, sedangkan Kuang Ti Taysu terus mengayunkan toyanya ke sana ke mari, seakan menari-nari di dalam air. Gin Tie Suseng dan Giok Siauw Sian Cu terus meniup suling, Mereka kelihatan telah melupakan bahaya yang sedang mengancam diri mereka. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sementara itu, di atas istana Pit Sia Kiong juga tidak begitu tenang, Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu tahu jelas, bahwa musuh-musuhnya amat lihay, Karena itu ia terpaksa membuka jebakan air, sehingga pihaknya pun mengalami kerugian besar Namun apa boleh buat! Kalau ia tidak bertindak begilu, dirinya yang akan celaka. Setelah membuka jebakan air, Kim Hun Tokouw segera menuju ke ruang besar lalu duduk di kursi pualam sambil melamun, Para muridnya yang terdiri dari gadis-gadis cantik pun telah berkumpul di situ, Mereka semua berdiri mematung. Kini jumlah mereka tinggal tiga puluhan orang, karena sudah banyak yang mati dan terluka. Wajah Kim Hun Tokouw yang begitu dingin, membuat mereka tidak berani bersuara sama sekali Kim Hun Tokouw terus berpikir Selama ini ia hidup berkuasa dan tenang di istana Pit Sia Kiong, Namun setelah kedatangan Souw Peng Hai dan Co Hiong yang mempengaruhi nya untuk menguasai rimba persilatan Tionggoan, sejak itu pula timbul banyak masalah. Kini tiada seorang pun dari sembilan partai besar Tionggoan yang datang di istana Pit Sia Kiong. sebaliknya istana Pit Sia Kiong yang sedemikian indah d?n megah malah jadi kacau tidak karuan. Walau mereka telah terendam air saat ini, namun tentu masih banyak musuh tangguh akan berdatangan Tidaklah begitu gampang menghadapi musuh-musuh tangguh itu. itulah yang membuat hati Kim Hun Tokouw jadi resah sekali Karena ia tahu bahwa tidak lama lagi sembilan partai besar Tionggoan pasti akan muncul Lama sekali Kim Hun Tokouw berpikir Kemudian ia mendongakkan kepalanya memandang para muridnya. "Musuh-musuh tangguh yang ada di ruang bawah tanah telah dibasmi, tapi masih ada musuh tangguh lain akan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ muncul Apakah kalian masih yakin pada diri sendiri mampu menghadapi mereka?" Tanya Kim Hun Tokouw dingin. "Kami siap menghadapi musuh yang mana pun," Sahut mereka serentak. "Kalian.,." Ucapan Kim Hun Tokouw terputus, karena mendadak mendengar suara lonceng di luar Air muka Kim Hun Tokouw langsung berubah, lalu bertepuk tangan tiga kali, Para muridnya segera meninggalkan ruang tersebut Ternyata mereka masuk ke sebuah pilar besar yang kosong di dalamnya, lalu bersembunyi di situ. sedangkan Kim Hun Tokouw tetap duduk di kursi pualam, Tiba-tiba terdengar suara siulan panjang di luar Suara siulan itu makin lama makin terdengar jelas, itu pertanda orang yang bersiul sudah dekat dengan pintu istana. "Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu!" Suara seruan orang tua yang serak. "Kenapa engkau tidak muncul menyambut tamu?" "Kawan dari partai mana, silakan masuk!" Sahut Kim Hun Tokouw. Terimakasih!" Tak lama berkelebat tiga sosok bayangan ke dalam istana Pit Sia Kiong, Ke tiga sosok bayangan itu berhenti di tengah-tengah ruang besar tersebut, ternyata Kun Lun Sam Cu. sesungguhnya Kim Hun Tokouw tidak kenal mereka, tapi Souw Peng Hai pernah memberitahukan padanya tentang dandanan ke tiga orang itu, maka Kim Hun Tokouw pun dapat menduga siapa ke tiga orang itu. Kun Lun Sam Cu maju dua langkah ke hadapan Kim Hun Tokouw, lalu memberi hormat "Apakah engkau majikan istana Pit Sia Kiong?" Tanya Tong Leng Tojin sambil menatap Kim Hun Tokouw tajam. "Betul," Sahut Kim Hun Tokouw dingin, ia tidak membalas hormat mereka. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Air muka Giok Cin Cu langsung berubah, Ketika ia baru mau melampiaskan kegusarannya, Hian Ceng To-tiang cepatcepat berbisik "Sumoy, bersabarlah Biar ciangbun Suheng yang menghadapinya" Giok Cin Cu terpaksa diam, namun wajahnya telah berubah dingin sekali Tong Leng Tojin adalah ketua partai Kun Lun. Sikap Kim Hun Tokouw yang amat jumawa itu telah membangkitkan kemarahannya. Namun ia masih dapat mengendalikan nya. "Hmm!" Dengusnya dingin. "Engkau telah menyebarkan kartu undangan kepada kaum Bu Lim Tionggoan untuk ke mari. Apakah demikian caramu menyambut tamu? Bukankah akan menjatuhkan derajatmu sebagai majikan istana Pit Sia Kiong?" Wajah Kim Hun Tokouw tetap tak berperasaan Sepasang matanya menyorot tajam memandang mereka bertiga. "Kalian bertiga, siapa guru Bee Kun Bu?" Tanya Kim Hun Tokouw mendadak "Aku gurunya," Sahut Hian Ceng Totiang. Kim Hun Tokouw menatapnya dengan kening berkerut lama sekali barulah membuka mulut "Kini dua wanita dari gunung Kwat Cong San, yakni Lie Ceng Loan dan lainnya telah kukurung. Nyawa mereka berada di tanganku," Ujar Kim Hun Tokouw sambil tersenyum dingin. "Asal engkau mengabulkan satu syaratku, aku pasti melepaskan merekah Terkejutlah Kun Lun Sam Cu. Mereka bertiga tampak tidak begitu pereaya. Giok Cin Cu tertawa dingin seraya berkata. "Omong kosong! Dua wanita gunung Kwat Cong San berkepandaian tiada tanding di kolong langit, bagaimana mungkin engkau mampu mengurung mereka?" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ha ha!" Kim Hun Tokouw tertawa, Tidak pereaya. terserah!" Pada waktu bersamaan, terdengarlah suara pekik burung yang amat nyaring, Begitu mendengar suara pekikan burung itu, air muka Kun Lun Sam Cu berubah Mereka bertiga mengenali suara burung itu, yang tidak lain adalah suara pekikan Hian Giok-Bangau Sakli, Suara pekikan itu menyerupai keluhan, Kun Lun Sam Cu saling memandang dan mereka pun mulai pereaya akan apa yang dikatakan Kim Hun Tokouw. "Entah Tokouw ingin mengajukan syarat apa?" Tanya Tong Leng Tojin. Kim Hun Tokouw tidak segera menyahut, malah wajahnya menyiratkan kekesalan. Menyaksikan itu, Giok Cin Cu pun berkata lantang. "Suheng! Tidak perlu berunding dengan perempuan iblis itu!" "Giok Cin Cu...." Kim Hun Tokouw baru membuka mutut, namun diputuskan oleh suara tawa dari luar Suara tawa itu membuat Kun Lun Sam Cu dan Kim Hun Tokouw tertegun Tak lama muncullah dua sosok bayangan di ruang itu. Siapa ke dua orang itu? Tidak lain adalah Pek Ih Sin Kun-Sen Lui, ketua Partai Swat San dan Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng, ketua Partai Hwa San. "He he he!" Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng tertawa terkekeh kekeh sambil memandang Kun Lun Sam Cu. "Hei! Kalian bertiga mau berunding apa dengan majikan istana Pit Sia Kiong? Kalian mau bergabung dengan dia menghadapi kami berdua?" Selama ini, Partai Kun Lun dengan Partai Hwa San memang tidak begitu cocok, maka sering terjadi ucapan sindiran di antara mereka, Buktinya begitu Pat Pie Sin Ong muncul, langsung pula menyindir Kun Lun Sam Cu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Pat Pie Sin Ong!" Bentak Giok Cin Cu yang berdarah panas. "Yang akan bergabung dengan istana Pit Sia Kiong, mungkin malah engkau ketua Partai Hwa San!" "Bagus! Bagus!" Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng tertawa terkekeh-kekeh lagi, namun kali ini dengan wajah berubah. Kemudian mendadak ia menggerakkan toya bambunya menyerang Giok Cin Cu dengan jurus Hun Lang Liak Liu (Memisahkan Ombak Dan Arus). Giok Cin Cu sudah tahu, bahwa apa yang dicetuskannya barusan pasti menggusarkan Tu Wee Seng. Ka-rena itu ia pun sudah bersiap-siap. Trang! Pedang panjang keluar dari sarungnya, jurus Ciok Phoh Thian Keng (Batu Pecah Langit Kaget) langsung menyambut serangan toya bambu Tu Wee Seng. Mereka berdua adalah tokoh terkemuka di rimba persilatan Tu Wee Seng mengeluarkan Hok Mo Chang Hoat (llmu Toya Penakluk Iblis), sedangkan Giok Cin Cu mengeluarkan Hun Kong Kiam Hoat (llmu pedang pemisah Cahaya), Ke dua ilmu itu adalah ilmu tingkat tinggi yang amat dahsyat. Trannng! Suara pedang beradu dengan toya bambu. Tu Wee Seng dan Giok Cin Cu masing-masing terpental ke belakang tiga langkah. Tu Wee Seng tertawa terkekeh, lalu menyerang lagi, Akan tetapi, mendadak berkelebat sosok bayangan putih di tengah-tengah mereka, Ternyata Pek Ih Sin Kun. "Jangan bertarung lagi!" Bentaknya keras. "Kita ke mari atas undangan orang, kenapa harus bertarung di antara kita?" Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng dan Giok Cin Cu saling memandang, kemudian kembali mundur ke tempat masingmasing. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ha ha!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin, Ternyata sembilan partai besar Tionggoan cuma merupakan sekelompok ayam yang suka bersabung!" "Kim Hun Tokouw!" Bentak Pek Ih Sin Kun-Sen Lui. " Walau sembilan partai besar Tionggoan suka bersabung, namun masih tidak seperti Souw Peng Hai! Dia telah runtuh di Toan Hun Ya. Kalau engkau bergabung de-ngannya, istana Pit Sia Kiong ini pun pasti runtuh!" "Oh?" Kim Hun Tokouw tertawa dingin. "Lengan Souw Peng Hai telah kukutungkan! Kini dia bersama muridnya dan dua wanita Kwat Cong San terkurung di ruang bawah tanah yang digenangi air. Nyawa mereka dalam bahaya! Siapa ingin bergabung dengannya?" "Haaah...?" Pek Ih Sin Kun terkejut Dua wanita Kwat Cong San yang berkepandaian begitu tinggi, masih jatuh di tangan Kim Hun Tokouw, Padahal ke dua wanita itu telah mempelajari Kui Goan Pit Cek. Kalau begitu, betapa tingginya kepandaian Kim Hun Tokouw. "He he!" Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng tertawa "Pek Ih Sin Kun! Dia mengatakan begitu saja, nyalimu sudah ciut sampai tidak mampu bersuara!" Karena Tu Wee Seng berkata begitu, timbullah keraguan dalam hati Pek Ih Sin Kun dan berniat mencoba kepandaian majikan istana Pit Sia Kiong itu. "Kim Hun Tokouw!" Ujarnya sambil tertawa. "Sam-butlah pukulanku!" Pek Ih Sin Kun melesat ke hadapan Kim Hun Tokouw, dan sekaligus melancarkan sebuah pukulan ke arahnya. Pukulan Pek Ih Sin Kun mengandung hawa dingin, maka Kim Hun Tokouw pun tidak berani meremehkannya. ia tetap duduk, namun diam-diam menghimpun Lweekangnya, ia lalu mendorong sepasang telapak tangannya ke depan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bummm! Pek Ih Sin Kun terdorong ke belakang selangkah seketika juga Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng tertawa gelak seraya berkata. "Pek Ih Sin Kun, lebih baik engkau beristirahat saja!" Bukan main gusarnya Pek Ih Sin Kun. Tadi ia sudah mencoba sebuah pukulan dengan Kim Hun Tokouw, terbukti kepandaian Kim Hun Tokouw masih di atasnya, sehingga wajahnya memerah dan tidak tahu harus menyahut apa ketika Pat Pie Sin Ong berkata begitu. "Pat Pie Sin Ong!" Ujar Pek Ih Sin Kun setelah tertegun beberapa saat. "Kalau begitu, aku harus melihat bagaimana kepandaianmu!" Ucapannya menghendaki Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng bertarung dengan Kim Hun Tokouw, Tu Wee Seng tergolong orang licik, tentu tahu akan maksud Pek Ih Sin Kun, ia memang berniat mencoba kepandaian Kim Hun Tokouw yang amat tersohor itu. Karena itu ia pun mundur beberapa langkah. "Kim Hun Tokouw! Aku bersenjata toya bambu! Tidak akan menyerang orang yang tak bersenjata!" Ujarnya menantang. "Cepat keluarkan senjatamu!" Kim Hun Tokouw tetap duduk diam di kursi Matanya menatap dingin pada Tu Wee Seng seraya berkata dingin. "Perlukah engkau omong kosong?" Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng adalah ketua partai Hwa San. Kapan ia pernah di remeh kan orang sedemikian macam? Tidak heran kalau darahnya langsung naik dan ingin menghajar Kim Hun Tokouw, Mendadak ia membentak keras sambil menggerakkan toya bambunya, lalu secepat kilat menyerang dengan jurus Han Goat Can Poh (Bulan Dingin Ombak Menderu). KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Badan Tu Wee Seng melesat ke arah Kim Hun Tokouw, jurus itu cuma sebagai jurus pembuka jalan, Maka begitu mendekat pada Kim Hun Tokouw, ia langsung mengganti jurusnya dengan jurus Lang Cien Liu Sah (Ombak Menderu pasir Mengalir), Tampak toya bam-bunya berkelebatan menuju ke arah Kim Hun Tokouw. Ketika Souw Peng Hai tinggal di istana Pit Sia Kiong, ia memberitahukan kepada Kim Hun Tokouw jangan meremehkan kepandaian Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng. Oleh karena itu, begitu melihat serangan tersebut, hati majikan istana itu pun tertegun. Namun tangan kirinya telah menggenggam selendang yang melingkar di lehernya, Setelah toya bambu itu mendekat, tangan kirinya langsung menyentak Selendang itu melayang lemah gemulai menyambut toya bambu Tu Wee Seng. Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng terkejut, karena toya bambunya telah terbendung oleh ujung selendang yang mengandung tenaga lunak. "Hiyaaat!" Pekik Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng sambil menyalurkan Lweekang pada toya bambunya, lalu menyerang ke arah dada Kim Hun Tokouw dengan jurus Taysan To Liu (Air Mengalir di Gunung Taysan). Jurus itu sungguh dahsyat, sehingga Kim Hun Tokouw tidak bisa duduk diam lagi Begitu tangannya menekan kursi pualam, seketika juga badannya melambung ke atas beberapa meter tingginya. Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng menggunakan sembilan bagian Lweekangnya, Maka dapat dibayangkan betapa dahsyatnya jurus itu, Karena badan Kim Hun Tokouw melambung ke atas, toya bambu Tu Wee Seng cuma menghantam sandaran kursi pualam. Plaaak! Sandaran kursi pualam itu hancur KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ sementara Kim Hun Tokouw yang melambung ke atas telah menggerakkan selendangnya ke bawah mengarah pada Tu Wee Seng. Ketika Kim Hun Tokouw hilang dari kursi pualam itu, Tu Wee Seng tidak berani berlaku ceroboh, ia menyadari adanya gelagat yang tidak beres. Tidak salah, Selendang Kim Hun Tokouw telah mengarah ke kepalanya, Tu Wee Seng tidak sempat berkelit Maka dalam keadaan panik, membentak keras sambil mengayunkan tangannya ke atas. seketika juga berkelebat sinar kuning ke arah Kim Hun Tokouw. itu adalah Tan Cih Kim Tan (Peluru Emas), senjata rahasia andalan partai Hwa San. sedangkan Kim Hun Tokouw yakin bahwa serangannya pasti berhasil Namun mendadak ia melihat sinar kuning meluncur ke arahnya laksana kilat, Terkejutlah Kim Hun Tokouw, Kalau ia melanjutkan serangannya, dirinya pasti tidak terluput dari senjata rahasia itu. Karena itu, ia terpaksa menyentakkan selendangnya, Ujung selendang itu langsung memukul senjata rahasia itu hingga jatuh. Pada waktu bersamaan, Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng menyerangnya lagi dengan senjata rahasia tersebut, bahkan bertubi-tubi. "Bagus!" Seru Kim Hun Tokouw. "Menggunakan senjata rahasia menghadapi lawan ya?" Kim Hun Tokouw bersiul panjang, lalu muncullah empat gadis berbaju hijau yang bersembunyi di dalam pilar Begitu muncul, mereka berempat segera mengepung Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tu Wee Seng, Pek Ih Sin Kun-Sen Lui dan Kun Lun Sam Cu baru tiba di istana Pit Sia Kiong. Maka tidak tahu kalau para murid Kim Hun Tokouw bersembunyi di dalam pilar itu. Karena itu, mereka tampak tertegun lantaran kemunculan ke empat gadis yang mendadak itu, Setelah tertegun sesaat, Tu Wee Seng segera memutar-mutarkan toya bambunya, dan sekaligus menyerang ke empat gadis itu. Ke empat gadis itu bergerak cepat menghindar sedangkan Kim Hun Tokouw telah berhasil memukul jatuh senjata-senjata rahasia tersebut. Setelah itu ia bersiul lagi. Ke empat gadis itu cepat-cepat mengeluarkan pipa tembaga, Ketika mereka berempat baru mau menggunakan pipa tembaga tersebut, mendadak terdengar suara desiran senjata rahasia ke dalam ruang itu. Tiga diantara empat orang gadis itu roboh, Namun yang seorang sempat meniup pipa tembaga di tangannya Asap merah tersembur keluar, lalu gadis itu pun roboh Asap merah itu mengarah pada Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng, seketika juga Tu Wee Seng mencium semacam bau aneh. ia segera menutup pernafasannya, namun badannya tetap sempoyongan sehingga nyaris roboh. sementara dari luar telah berkelebat masuk sosok bayangan biru, yang disertai pula dengan desiran angin yang amat dahsyat, membuat pakaian semua orang yang ada di situ berkibar-kibar. Kemudian tampak seseorang berjubah biru berdiri di tengah-tengah ruang itu, wajah orang tersebut kelihatan berwibawa sekali Kim Hun Tokouw dan empat gadis yang telah roboh itu sudah tahu bahwa orang berjubah biru itu musuh yang tangguh. Namun mereka tak kenal siapa orang tersebut. Ketua dari partai mana yang berkepandaian begitu tinggi? KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ketika Kim Hun Tokouw baru mau membuka mulut bertanya siapa pendatang itu, namun orang itu mendahuluinya membentak "t)ua wanita Kwat Cong San dan Bee Kun Bu, apakah terkurung di istana ini?" "Tidak salah!" Sahut Kim Hun Tokouw dingin. Orang berjubah biru membentak lagi, Namun kali ini bentakannya sungguh memekakkan telinga dan menggetarkan hati semua orang yang berada di situ. Seusai membentak, orang jubah biru pun melesat ke arah Kim Hun Tokouw, Sungguh cepat sekali gerakan-nya. Kim Hun Tokouw merasakan adanya tenaga yang amat dahsyat mengarah kepadanya, sehingga membuatnya susah bernafas. Kim Hun Tokouw terkejut bukan main, ia segera melayangkan selendangnya ke arah orang berjubah biru. Akan tetapi, mendadak Kim Hun Tokouw merasa jari tangannya ngilu. Selendangnya pun terlepas dari tangannya. Ternyata selendang itu telah pindah ke tangan orang jubah biru. Dapat dibayangkan betapa terkejutnya Kim Hun Tokouw, karena selama ini tidak pernah terjadi hal yang demikian. Secepat kilat ia meloncat mundur ke arah dinding tempat pintu rahasia. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Siapa engkau?" Bentaknya. Orang jubah biru tidak menyahut, malah mengibaskan lengannya ke arah Kim Hun Tokouw, Padahal Kim Hun Tokouw ingin tahu siapa orang berjubah biru itu. Namun keadaan sudah tidak mengizinkan, karena kibasan lengan jubah orang itu mengandung tenaga yang amat dahsyat sekali. Sebelum tenaga itu menghantam dirinya, ia telah menghimpun Lweekangnya, Bukan untuk melawan tenaga itu KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ melainkan untuk membuka pintu rahasia yang ada di belakangnya, Begitu pintu rahasia itu terbuka, ia langsung meloncat mundur ke dalam. Blammm! Tenaga itu menghantam pintu rahasia tersebut sehingga menimbulkan suara seperti gempa bumi, Namun pintu rahasia itu tidak hancur Orang berjubah biru itu baru muncul, namun telah membuat Kim Hun Tokouw kabur terbirit-birit. Maka dapat dibayangkan betapa tingginya kepandaian orang itu. Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng dan Kun Lun Sam Cu sudah menduga siapa orang berjubah biru itu. Hian Ceng Totiang maju dua langkah sambil memberi hormat "Tuan Na, dengar dulu perkataanku!" Ujar Hian Ceng Totiang. Ternyata orang berjubah biru itu Na Hai Peng, ayah Na Siao Tiap, Na Hai Peng segera balas memberi hormat seraya bertanya. "Totiang ingin mengatakan apa?" "Benarkah dua wanita Kwat Cong San dan lainnya telah di kurung oleh Kim Hun Tokouw?" Hian Ceng Totiang balik bertanya. Sebelum Na Hai Peng menyahut, sudah terdengar suara Kim Hun Tokouw bergema di ruang itu. "Mereka memang benar terkurung dalam jebakan air! Kalau air itu meninggi lagi beberapa depa, mereka pasti tidak bisa hidup!" "Oh?" Na Hai Peng tampak gusar sekali ia lalu melancarkan dua pukulan ke arah pintu rahasia itu. Blam! Blam! Walau ke dua pukulan itu amat bertenaga dan dahsyat namun tetap tidak bisa menghancurkan pintu rahasia tersebut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Tuan Na!" Ujar Hian Ceng Totiang. "Mungkin Kim Hun Tokouw berbohong." "Tidak mungkin." Na Hai Peng menggeleng kepala. "Dari jauh aku sudah mendengar suara pekikan Hian Giok yang bernada panik dan cemas, Karena itu aku segera ke mari, sebelumnya aku pun melihat air terjun di puncak gunung terus mengalir ke mari, Jadi Kim Hun Tokouw tidak berbohong." Usai berkata begitu, Na Hai Peng melesat pergi, Semua orang yang ada di situ amat kagum akan kepandaiannya, Namun mereka tidak tahu kenapa Na Hai Peng melesat ke luar Di saat mereka saling memandang dengan heran, Na Hai Peng muncul kembali dengan membawa sebuah batu yang amat besar, sehingga membuat semua orang terbelalak menyaksikannya. Na Hai Peng menaruh batu besar itu di depan pintu rahasia, kemudian memandang mereka seraya berkata. "Kita harus bersatu mendorong batu ini untuk mendobrak pintu rahasia itu!" Kun Lun Sam Cu yang maju duluan, menyusul Tu Wee Seng dan Pek Ih Sin Kun. Telapak tangan mereka ditempelkan pada batu besar itu. Setelah melihat mereka siap, Na Hai Peng pun menempelkan telapak tangannya di batu besar itu. "Satu, dua, tiga!" Ke enam orang itu langsung mengerahkan Lweekang masing-masing, lalu mendorong batu besar itu ke arah pintu rahasia. Braaak! Pintu rahasia itu hancur terhantam batu besar tersebut KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Na Hai Peng yang paling dulu melesat ke dalam, Begitu sampai di dalam ia mendengar suara air di bawah lantai. sementara Kun Lun Sam Cu, Tu Wee Seng dan Pek Ih Sin Kun juga sudah masuk ke dalam, Mereka tampak tereengang ketika mendengar suara air itu. Bajak Laut Kertapati Karya Kho Ping Hoo Pendekar Gila Dari Shantung Karya Kho Ping Hoo Sekarsih Dara Segara Kidul Karya Kho Ping Hoo