Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 83


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 83


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   Ujar Souw Peng Hai.   "Ya."   Co Hiong mengangguk Ketika mereka berdua baru mau melesat pergi justru melihat telaga itu telah kering, sehingga menyerupai sebuah lembah.   Co Hiong memandang ke dalam.   Suasana di dalamnya gelap gulita, tidak tampak apa pun.   Akhirnya guru dan murid itu melangkah pergi.   Tak lama kemudian mereka sudah tiba di sebuah rimba, Ketika mereka baru mau memasuki rimba itu, tiba-tiba terdengar suara pereakapan orang.   Souw Peng Hai dan Co Hiong segera bersembunyi di balik pohon, lalu menengok ke arah sumber suara, Tampak dua gadis berbaju hijau sedang bereakap-cakap, Rupanya ke dua gadis itu pun baru lolos dari air yang menggenangi istana Pit Sia Kiong.   "Menurutmu, apakah ke dua potong Pit Giok Cak milik Kiong Cu itu tidak akan hilang tersapu arus air?"   "Tentu tidak"   "Kok engkau yakin tidak?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Sebab ke dua potong Pit Giok Cak itu disimpan di tempat yang aman."   "Oh? Engkau tahu disimpan di mana ke dua potong Pit Giok Cak itu?"   "Tahu."   Gadis berbaju hijau yang berwajah bulat mengangguk "Kita dapat meloloskan diri, namun mungkin Kim Hun Tokouw malah akan mati tenggelam, Maka kita harus berusaha mencari ke dua potong Pit Giok Cak itu."   "Kalau pun kita memperoleh ke dua potong Pit Giok Cak itu, namun tidak ada gunanya."   "Kenapa?"   "Karena Kiong Cu sering mencari tempat tinggal Sam Im Sin Ni, namun tidak pernah berhasil."   Tapi kini...."   Gadis berbaju hijau yang berwajah bulat merendahkan suaranya.   "Aku telah menemukan sesuatu."   "Apa yang engkau temukan itu?"   Gadis berbaju hijau yang berwajah bulat tidak segera menyahut, melainkan menengok ke sana ke mari, seakan khawatir ada orang lain di situ.   Saat ini, Souw Peng Hai dan Co Hiong girang bukan main, Sebab konon ke dua Pit Giok Cak itu merupakan benda pusaka di rimba persilatan luar perbatasan maupun di seberang laut, sebab menyangkut Sam Im Sin Ni.   Souw Peng Hai dan Co Hiong juga tahu, kalau mendapat ke dua potong Pit Giok Cak, maka bisa membuka pintu gua tempat tinggal Sam Im Sin Ni, yang menyimpan kitab pelajaran silat Sam Im Sin Ni, setingkat dengan kitab Kui Goan Pit Cek, Karena itu, betapa girangnya Souw Peng Hai dan Co Hiong mendengar itu.   "Aku telah menemukan suatu tempat...."   Gadis berbaju hijau yang berwajah bulat memberitahukan dengan suara rendah.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Maksudmu tempat tinggal Sam Im Sin Ni?"   Temannya terbelalak "Ya!"   Gadis berbaju hijau yang berwajah bulat mengangguk "Sam Im Sian Hu pasti berada di dasar telaga."   "Omong kosong! Bagaimana mungkin Sam Im Sian Hu berada di dasar telaga? Bagaimana cara Sam Im Sin Ni hidup di dasar telaga?"   "Engkau harus tahu, ratusan tahun lalu, telaga itu merupakan sebuah lembah. Mungkin air terjun di puncak gunung terus mengalir, maka lembah itu berubah menjadi sebuah telaga besar Karena itu, siapa pun tidak dapat menemukan Sam Im Sian Hu itu."   "Memang masuk akal apa yang engkau katakan,"   Ujar gadis berbaju hijau yang berwajah lonjong.   "Kalau begitu, mari kita pergi mencari ke dua potong Pit Giok Cak itu!"   "Jangan sekarang, lebih baik menunggu malam saja!"   Sahut gadis berbaju hijau yang berwajah bulat Mendengar sampai di situ, Souw Peng Hai dan Co Hiong saling memberi isyarat, lalu serentak melesat ke luar dari balik pohon itu sambil tertawa ge!ak.   Ke dua gadis baju hijau itu terkejut sekali, Pada waktu bersamaan, Souw Peng Hai langsung menyerang mereka dengan ilmu Kan Goan Cih.   Namun cuma menggunakan empat bagian tenaganya, Meskipun begitu, serangannya cukup membuat dua gadis tersebut terkulai Co Hiong melesat ke hadapan mereka, lalu mengangkat gadis berbaju hijau yang berwajah lonjong sekaligus menghantamnya.   "Aaaakh.,.!"   Jerit gadis itu dan nyawanya pun melayang.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Sekujur tubuh gadis berbaju hijau yang berwajah bulat menggigil ia telah terluka oleh Kan Goan Cih, maka tidak bisa bergerak "Engkau sudah melihat bagaimana cara temanmu itu mati kan?"   Tanya Co Hiong padanya sambil tertawa dingin.   "Su... sudah lihat,"   Sahut gadis baju hijau itu dengan suara gemetar "Engkau mau hidup atau mati?"   Tuan Co!"   Ujar gadis berbaju hijau.   "Jangan membunuhku aku bersedia jadi pelayanmu seumur hidup!"   "Hm."   Dengus Co Hiong.   "Engkau masih tidak ber-derajat jadi pelayanku."   "Tuan Co, aku mohon jangan bunuh aku.,.!"   Ratap gadis baju hijau.   "Aku akan mengampunimu!"   Ujar Co Hiong.   "Asal engkau berkata sejujurnya!"   "Ya."   Gadis baju hijau mengangguk "Aku harus mengatakan apa?"   Tadi engkau menceritakan tentang ke dua potong Pit Giok Cak! Nah, katakanlah di mana ke dua potong Pit Giok Cak itu!"   "Ke dua potong Pit Giok Cak itu disimpan di dalam sebuah pilar batu, jadi tidak akan terbawa arus air. Di pilar batu itu terdapat sebuah tombol kecil, Kalau tombol itu ditekan, akan muncul sebuah lubang, Ke dua potong Pit Giok Cak itu disimpan di dalam lubang tersebut."   "Engkau berkata sesungguhnya ?"   "Aku berkata sesungguhnya, Tuan Co, tolong lepaskan diriku!"   "Tiada gunanya membiarkan engkau hidup!"   Bentak Co Hiong. Tapi aku... aku telah berkata sejujurnya...."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Plak! Co Hiong telah melancarkan sebuah pukulan ke arah kepala gadis baju hijau, Kepala gadis berbaju hijau itu pecah, dan otaknya berhamburan sedangkan Co Hiong cuma tersenyum dingin menyaksikannya.   "Bagus!"   Seru Souw Peng Hai.   "Celaka!"   Seru Co Hiong mendadak "Kenapa celaka?"   Tanya Souw Peng Hai heran.   "Aku telah membunuhnya, padahal aku belum ber tanya padanya di mana pilar batu itu,"   Sahut Co Hiong.   "Anak Hiong!"   Souw Peng Hai tertawa.   "Kenapa engkau lupa? Bukankah di dalam istana Pit Sia Kiong cuma terdapat sebuah pilar batu yang berada di ruang tengah itu?"   "Betul"   Co Hiong mengangguk "Ayoh, mari kita ke sana!"   Ajak Souw Peng Hai yang tidak sabaran.   "Ya,"   Sahut Co Hiong.   Mereka berdua langsung melesat menuju istana Pii Sia Kiong.   Namun mendadak mereka mendengar suara pekikan Hian Giok, Mereka segera mendongakkan kepala, Tampak burung bangau itu berdiri di tebing seberang, Tampak pula beberapa sosok bayangan orang.   Mereka berdua segera melesat ke dalam sebuah gua dan bersembunyi di situ, Hingga larut malam, barulah mereka ke luar menuju istana Pit Sia Kiong.   istana Pit Sia Kiong telah runtuh, namun Souw Peng Hai dan Co Hiong masih ingat berada di mana ruang tengah itu.   Mulailah mereka mencari pilar batu yang dimaksud dan tak lama Co Hiong telah menemukannya.   Tampak sebuah tombol kecil Ditekannya tombol itu dan seketika itu juga muncul sebuah lubang, Co Hiong menjulurkan tangannya ke dalam lubang itu.   ia merasa ada    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   benda yang dingin di dalamnya, Kemudian cepat-cepat benda itu dikeluarkannya.   Tampak dua potong benda gemerlapan di telapak tangannya, Tidak salah lagi dua potong Pit Giok Cak.   seketika juga timbullah berbagai cara untuk menghadapi Souw Peng Hai.   Haruskah ia menemui Souw Peng Hai untuk memberitahukan bahwa tidak menemukan Pit Giok Cak itu, ataukah harus langsung turun tangan? Kenapa Co Hiong berpikir begitu? Ternyata selama ini ia cuma memperalat sekaligus mengandal pada Souw Peng Hai.   Apabila ia berhasil mendapatkan kitab ilmu silat Sam Im Sin Ni, tentu ia tidak akan membutuhkan Souw Peng Hai lagi, maka harus melenyapkannya.   padahal sejak kecil Co Hiong dirawat Souw Peng Hai.   sedangkan Souw Peng Hai sangat menyayanginya, Apakah ia tega turun tangan membunuh Souw Peng Hai? Akhirnya ia mengambil keputusan, bagaimana nanti setelah memperoleh kitab ilmu silat itu, Karena berpikir demikian, maka ia segera melesat ke arah Souw Peng Hai.   Di saat ia melesat pergi, justru terlihat oleh Lie Ceng Loan dan Na Siao Tiap, Kalau ke dua gadis itu segera mengejar, pasti dapat menyusulnya, Namun ke dua gadis itu malah bereakap-cakap sejenak, barulah mengejarnya, Maka mereka terlambat, sebab Souw Peng Hai dan Co Hiong telah menuju telaga kering.   "Anak Hiong! Sudah mendapat Pit Giok Cak belum?"   Tanya Souw Peng Hai.   "Sudah,"   Sahut Co Hiong dan menambahkan "Asal kita bisa menemukan Sam Im Sian Hu, tidak sulit bagi kita membangun kembali partai Thian Liong."   "Benar."   Souw Peng Hai tertawa, ia sama sekali tidak tahu kalau murid kesayangannya itu telah berniat jahat terhadap dirinya.   "Kalau kita tidak menemukan Sam Im Sian Hu di dasar    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   telaga itu, kita terpaksa mencari di seluruh pegunungan Taysan ini!"   "Guru!"   Co Hiong tertawa.   "Pereayalah, Sam Im Sian Hu pasti berada di dasar telaga itu."   "Kalau benar."   Souw Peng Hai tertawa gelak lagi.   "Partai Thian pasti bangun kembali."   Tak lama kemudian, mereka berdua sudah tiba di pinggir telaga yang telah kering itu.   Mereka berdua saling memandang sambil manggut-manggut, lalu mulai turun ke dasar telaga.   Setelah sampai di dasar telaga, Co Hiong memungut dua buah batu lalu digosok-gosokkannya, Tak lama ter-pereiklah bunga-bunga api.   Mereka melihat sebuah pintu batu, Di atasnya terukir beberapa huruf yang berbunyi Sam Im Sian Hu (Tempat Bertapa Sam Im).   "Di sini!"   Seru mereka girang.   Suara seruan itu terdengar oleh Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan yang telah sampai di pinggir telaga itu.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Souw Peng Hai dan Co Hiong segera mendekati pintu batu itu, lalu mendorongnya kuat-kuat.   Akhirnya pintu itu terbuka sedikit dan mereka langsung melangkah ke dalam.   Ternyata di balik pintu batu itu merupakan sebuah lorong.   Di ujung lorong itu terdapat sebuah pintu, Keluar dari pintu itu mereka sampai di sebuah gua yang amat besar dan dindingnya memancarkan cahaya.   Mereka berdua terus melangkah sambil menengok ke sana ke mari Tampak sebuah pagoda batu berdiri di sudut gua.   Pagoda batu itu cukup tinggi dan terdiri dari tujuh tingkat Ketika melihat pagoda batu itu, tereenganglah mereka.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Gua ini pasti tempat tinggal Sam Im Sin Ni. Mungkin di dalamnya tersimpan benda-benda pusaka,"   Ujar Souw Peng Hai.   "Mungkin,"   Sahut Co Hiong. Mereka berdua mendekati pagoda batu itu. Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara "Bum! Bum! "Guru! Mungkin ada orang ke mari!"   Ujar Co Hiong.   "Aku akan menutup pintu itu?"   "Hati-hati, anak Hiong!"   Pesan Souw Peng Hai. Co Hiong mengangguk lalu melesat ke luar Tak lama ia sudah kembali dan langsung mendekati Souw Peng Hai.   "Guru! Ternyata Na Siao Tiap berada di luar sana,"   Co Hiong memberitahukan "Tapi sementara ini dia tidak bisa masuk, karena pintu batu itu telah kututup dan kuganjel dengan sebuah batu besar."   "Ng!"   Souw Peng Hai manggut-manggut.   "Guru! Mari kita cari kitab ilmu silat Sam Im Sin Ni!"   Ujar Co Hiong.   "Baik."   Souw Peng Hai mengangguk, lalu mendekati pagoda batu itu.   Souw Peng Hai menjulurkan tangannya untuk membuka pintu lantai dasar pagoda batu itu.   Setelah pintu itu terbuka, tampak cahaya menyorot ke arah mereka, Ka-rena khawatir ada serangan gelap, mereka berdua langsung meloncat mundur, Namun mata mereka tetap memandang ke dalam pintu pagoda.   Ternyata di dalam pintu tersimpan entah berapa banyak jarum emas.   Souw Peng Hai dan Co Hiong melesat kembali ke depan pagoda tersebut Secepat kilat Co Hiong menjulurkan tangannya untuk mengambil jarum-jarum emas itu.   Setelah mereka perhatikan, ternyata pada jarum emas itu terukir beberapa huruf yang amat kecil dan halus, Huruf-huruf    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   itu berbunyi "Jarum Sakti penenang Langit, Emas Ajaib Tiada Duanya Di Kolong Langit\ "Guru! itu jarum sakti! Berikan padaku saja!"   Ujar Co Hiong. Tentu,"   Sahut Souw Peng Hai sambil tersenyum.   "Terimakasih, Guru!"   Ucap Co Hiong, lalu mengayunkan tangannya, menyambitkan jarum emas itu.   "Cesss!"   Jarum emas itu dapat menembus dinding gua.   "Bukan main!"   Souw Peng Hai terbelalak "Hanya dengan jarum sakti ini, sudah bisa malang melintang di rimba persilatan!"   "Guru! Cepat lihat apa yang ada di ruang ke dua!"   Seru Co Hiong.   Souw Peng Hai segera membuka pintu ke dua setelah pintu itu terbuka, Souw Peng Hai dan Co Hiong tereengang, karena di dalamnya hanya terdapat sepotong kulit kambing, Souw Peng Hai menjulurkan tangannya ke dalam untuk mengambil kulit kambing itu.   Tampak pada kulit kambing tersebut tertulis beberapa huruf, Mereka segera membacanya, ternyata huruf-huruf itu berbunyi "Pendatang kalau belum merasa puas mendapat jarum sakti, sudah pasti sulit untuk pergi.   "Ha ha ha!"   Co Hiong tertawa setelah membaca tulisan itu.   "Kita memang belum merasa puas, tentu sulit untuk pergi."   Co Hiong segera membuka pintu ke tiga, Setelah pintu terbuka, tampak di dalamnya kosong melompong Co Hiong merasa penasaran, lalu menjulurkan tangannya ke dalam merogoh ke sana ke mari.   Namun tidak mendapatkan apa pun.   sementara Souw Peng Hai sudah membuka pintu ke empat, ke lima dan ke enam tetapi tidak menemukan apapun, Ketika ia membuka pintu ke tujuh, terjadilah suatu keanehan, pintu-pintu itu tidak bisa dibuka.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Souw Peng Hai dan Co Hiong saling memandang dengan kening berkerut Mereka berdua heran, kenapa pintu itu tidak bisa dibuka? "Heran!"   Ujar Souw Peng Hai.   "Kenapa pintu itu tidak bisa dibuka?"   "Jangan-jangan dikunci,"   Sahut Co Hiong. Mereka berdua memperhatikan pintu itu, Memang tampak sebuah lubang kecil pada pintu tersebut kemudian Souw Peng Hai berkata.   "Anak Hiong! Cepat keluarkan Pit Giok Cak itu, mungkin itu kuncinya."   Co Hiong memperhatikan lagi lubang kecil itu, Memang pas dengan Pit Giok Cak yang dibawanya, ia yakin bahwa di dalamnya pasti menyimpan kitab pusaka peninggalan Sam Im Sin Ni.   Oleh karena itu, timbullah niat jahatnya....   ****** Bab ke 52 - Membunuh Guru Sendiri Setelah timbul niat jahatnya, secara diam-diam Co Hiong mengeluarkan sebatang jarum sakti, kemudian ditusukkan ke punggung Souw Peng Hai.   Souw Peng Hai sama sekali tidak menduga kalau murid kesayangannya itu akan menyerangnya dengan jarum sakti, ia malah mengira ada musuh menyerangnya dari belakang, dan Co Hiong tidak sempat memperingatkannya karena serangan itu sangat mendadak.   Cepat-cepat ia mengelak sambil membalikkan badannya, justru pada saat itu kembali Co Hiong menusuk dadanya.   Souw Peng Hai terperanjat lalu memandang Co Hiong dengan mata terbelalak sedangkan wajah Co Hiong tampak menyeramkan sekali, bahkan penuh diliputi hawa membunuh    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Menyaksikan keadaan itu, mengertilah Souw Peng Hai, bahwa Co Hiong ingin membunuhnya demi menyerakahi benda pusaka peninggalan Sam ini Sin Ni.   Sebetulnya Souw Peng Hai masih bisa mengelak, namun ketika menyaksikan Co Hiong yang amat disayanginya itu masih bertindak begitu, ia amat marah, menyesal dan berbagai perasaan membaur jadi satu dalam hatinya, sehingga membuatnya tidak mampu bergerak sama sekali.   Cesss! Jarum sakti itu menembus dada Souw Peng Hai.   Akan tetapi, Souw Peng Hai tidak menjerit, hanya terus menatap Co Hiong dengan mata melotot, lalu terkulai perlahan-lahan.   "Bagus! Bagus! Engkau... bagus sekali!"   Teriak Souw Peng Hai dengan mata memerah.   Suara teriakan Souw Peng Hai juga terdengar oleh Na Siao Tiap yang menjaga di luar sedangkan Co Hiong juga berdebar debar hatinya, sebab punggung dan dada Souw Peng Hai telah tertusuk jarum sakti, namun masih belum mati.   Sementara Souw Peng Hai terus menatap Co Hiong dengan mata melotot, wajahnya pun menyeramkan sekali.   Di saat itu, Co Hiong tidak tahu harus bagaimana, Mendadak Souw Peng Hai tertawa seperti orang gila.   "Ha ha hal Bagus! Mari kita mati bersama!"   Souw Peng Hai langsung menyerang Co Hiong dengan Kan Goan Cih, bahkan juga mengerahkan seluruh tenaga d alam nya. Betapa terkejutnya Co Hiong. ia segera meloncat mundur Namun pada waktu bersamaan, terdengarlah ledakan dahsyat Bummm!    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Pukulan sakti Kan Goan Cih yang dilancarkan Souw Peng Hai menghantam pagoda batu hingga roboh.   Untung Co Hiong cepat-cepat meloncat mundur, kalau tidak, ia pasti mati seketika terpukul Kan Goan Cih itu.   Tiba-tiba Co Hiong mengayunkan tangannya, Tampak puluhan jarum sakti meluncur ke arah Souw Peng Hai.   Cesss! Cesss! Sekujur tubuh Souw Peng Hai tertembus jarum sakti itu, namun ia masih tidak mati, Namun sekujur badan berikut wajahnya telah berlumuran darah, sehingga dirinya tampak menakutkan sekali.   "Hiyaaat!"   Pekik Souw Peng Hai, sekaligus menyerang kembali dengan ilmu Kan Goan Cih nya. Co Hiong berkelit ke samping, sehingga serangan Souw Peng Hai meleset lagi, Souw Peng Hai menggeram, kemudian terkulai dengan wajah pucat pias berlumuran darah.   "Aaaakh.,.!"   Keluh Souw Peng Hai dengan nafas memburu dan melemah.   "Kenapa... kenapa engkau tega turun tangan jahat terhadapku? Kenapa.,.?"   Terus terang,"   Sahut Co Hiong sambil tersenyum manis.   "Aku sendiri pun tidak tahu."   Betapa bencinya Souw Peng Hai.   Dari kecil ia merawat sekaligus membimbing Co Hiong dengan ilmu silat tinggi, menyayangi dan memanjakannya.   Namun tidak sangka sama sekali, hari ini ia akan mati di tangan murid kesayangannya itu.   Ketika Co Hiong bertindak jahat terhadap orang lain, ia memang gembira sekali, tidak menduga kalau dirinya sendiri juga akan mengalami hal yang serupa.   "Aaakh...!"   Souw Peng Hai menghela nafas.   "Aku... aku tidak akan mati penasaran Aku yang membesarkanmu juga membimbingmu! Yaaaah! Kini.,., kini aku cuma punya satu permintaan, harap engkau mengabulkannya !"   "Permintaan apa?"   Co Hiong tertawa lebar "Beritahukanlah!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Setelah aku mati... janganlah engkau turun tangan jahat terhadap anak isteriku!"   "Anak isterimu?"   Co Hiong tersenyum manis.   "Anak Hiong...."   Suara Souw Peng Hai makin lemah.   "Aku... aku menyayangimu dari kecil hingga kini, kabulkanlah permintaanku ini!" .   "Guru!"   Co Hiong tertawa panjang.   "Bukankah Guru selalu memberi nasihat padaku, bahwa membabat rumput harus sampai ke akar-akarnya?"   "Engkau.,, engkau....H Souw Peng Hai berusaha menyerang Co Hiong dengan tenaga terakhirnya. Akan tetapi Co Hiong pun mengayunkan tangannya menyambitkan beberapa jarum sakti ke arah tenggorokan Souw Peng Hai. Cess! Cessss! Tenggorokan Souw Peng Hai tertembus jarum-jarum sakti.   "Engkau..."   Souw Peng Hai terkulai Gleeek! Nafasnya putus seketika, ia mati dengan mata melotot, seakan amat penasaran sekali, sebab Co Hiong masih mau turun tangan jahat terhadap anak isterinya yang ada di kuil Yang Sim Am.   Siapa akan menyangka kalau akhirnya Souw Peng Hai mati di tangan murid kesayangannya sendiri Kalau ia hidup tenang di kuil Yang Sim Arn bersama anak isterinya, tentu tidak akan mati begitu mengenaskan.   Mungkin itu merupakan hukuman bagi dirinya.   Setelah melihat Souw Peng Hai mati, Co Hiong sama sekali tidak merasa berduka, sebaliknya wajahnya malah tampak berseri-serl Dulu orang aneh di dalam gua yang menurunkan ilmu silat tinggi padanya, juga dibunuhnya, Maka kini membunuh Souw Peng Hai, itu boleh dikatakan merupakan hal biasa baginya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Co Hiong mendekati mayat Souw Peng Hai, Ternyata ia mengambil sesuatu dari dalam baju sang guru, lalu menendang mayatnya ke sudut gua.   Sambil bersiuI-siu! Co Hiong mendekati pagoda batu yang telah roboh itu.   Mendadak ia berseru girang, karena pintu ke tujuh telah terbuka, ia segera menjulurkan tangannya merogoh ke dalam.   Co Hiong merasa tangannya menyentuh sebuah benda, lalu dikeluarkannya benda itu cepat-cepat, Ternyata sebuah kotak kecil Kotak tersebut tertutup rapat, namun di bagian tutupnya terdapat sebuah lubang kecil Co Hiong bersorak dalam hati ia segera mengeluarkan dua potong Pit Giok Cak, lalu dimasukkannya ke lubang kotak.   Kreeek! Kotak itu terbuka.   Co Hiong melihat isinya, wajahnya tampak girang sekali, bahkan ia sempat berjingkrak-jingkrak sejenak Ternyata kotak itu berisi sebuah kitab tipis sebesar telapak tangan, Di atas kitab tersebut terdapat beberapa baris tulisan, Co Hiong segera membacanya ternyata tulisan itu berbunyi: Sudah lama mendengar tentang Thian Kie Cinjin di gunung Kwat Cong San berkepandaian amat tinggi Aku merasa tidak puas dan mengambil keputusan untuk bertarung dengannya.   Di dalam kitab tipis ini memuat seluruh kepandaianku Kalau aku kalah bertarung, siapa yang berjodoh memperoleh kitab ilmu silatku, haruslah belajar dengan tekun, agar bisa bertarung dengan Thian Kie cinjin lagi demi menebus kekalahanku.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Seandainya Thian Kie Cinjin sudah tiada, harus cari muridnya untuk bertarung, Kalahkan mereka dalam tiga jurus, agar mereka tahu kepandaianku tiada duanya di kolong Langit! Tiada tanda tangan di situ, Namun itu pasti tulisan Sam Im Sin Ni.   Walau Sam Im Sin Ni berkepandaian amat tinggi, tapi    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   hatinya sempit sekali, Kalau tidak, bagaimana mungkin ia menulis begitu dan meninggalkan seluruh kepandaiannya di dalam kitab tipis tersebut Akan tetapi, memang sungguh di luar dugaan, Dia bertarung dengan Thian Kie Cinjin hingga beberapa hari beberapa malam, tiada yang kalah dan yang menang, bahkan akhirnya sama-sama terluka.   Setelah terluka, mereka berdua bersepakat untuk menciptakan suatu ilmu silat, yakni Kui Goan Pit Cek, yang kemudian amat menggemparkan rimba persilatan, dan menimbulkan banjir darah.   Sam Im Sin Ni sama sekali tidak menduga, kalau kitab tipis yang memuat seluruh kepandaiannya, justru akan jatuh ke tangan orang yang berhati licik dan amat jahat.   "Ha ha ha!"   Co Hiong tertawa gelak, kemudian mengambil kitab tipis itu dan membukanya selembar demi selembar Dulu Co Hiong pernah belajar sedikit mengenai ilmu silat Sam Im Sin Ni.   ia merasa ilmu silat itu amat tinggi, Kini setelah membaca kitab tipis itu, barulah ia tahu, itu cuma merupakan kulit kepandaian Sam Im Sin Ni Co Hiong yakin, tiga tahun kemudian setelah mempelajari semua ilmu silat yang ada di dalam kitab tipis itu, ia pasti berubah menjadi pesilat tanpa tanding di rimba persilatan Dua wanita Kwat Cong San juga tidak dalam matanya.   "Ha ha ha.,.!"   Co Hiong tertawa terus saking girang-nya. Pada waktu bersamaan terdengarlah suara Na Siao Tiap di luar gua.   "Co Hiong! Kalau engkau tidak keluar, selamanya engkau akan berada di dalam gua ini! janganlah engkau bergirang!"   Begitu mendengar suara Na Siao Tiap, tergetarlah sekujur badan Co Hiong, bahkan kotak yang berisi kitab tipis itu pun terlepas dari tangannya.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bagaimana Co Hiong tidak gembira? Kini ia telah memperoleh jarum sakti, kitab ilmu silat Sam Im Sin Ni dan panji Partai Thian Liong, maka tidak heran kalau ia terusterusan tertawa.   Namun begitu suara Na Siao Tiap mengalun ke dalam, Co Hiong menjadi terkejut sekali, ia tahu, Na Siao Tiap pasti terus menjaga di luar gua.   Bagaimana mungkin ia bisa keluar? otomatis ia akan mati kelaparan dan kehausan di dalam gua.   seandainya begitu, pereuma ia memperoleh jarum sakti, kitab ilmu silat Sam Im Sin Ni dan panji itu.   Berpikir sampai di sini, wajah Co Hiong berubah menjadi murung.   Tapi ia banyak akal, tentunya tidak akan putus asa.   ia terus mencari akal agar bisa meninggalkan gua tersebut Semula ia mengambil keputusan untuk mempelajari ilmu yang tereantum di dalam kitab tipis itu beberapa hari, lalu keluar bertarung dengan Na Siao Tiap, Namun kemudian keputusan itu dibatalkannya, karena ia tahu Na Siao Tiap telah mempelajari Kui Goan Pit Cek, sudah pasti dirinya masih belum mampu melawan Na Siao Tiap.   Co Hiong berjalan ke sana ke mari mencari jalan ke luar di dalam gua, namun tidak menemukannya, sehingga keringat dinginnya mulai mengucur "Co Hiong!"   Terdengar lagi suara Na Siao Tiap.   "Engkau dan gurumu telah banyak melakukan kejahatan Engkau tidak menyangka kalau hari ini akan terkurung di dalam gua kan?"   Ketika mendengar ucapan Na Siao Tiap, hati Co Hiong tergerak, karena gadis itu masih tidak tahu kalau Souw Peng Hai telah mati di tangannya, Mungkin ke adaan ini bisa memanfaatkan agar dirinya dapat lolos Pikir Co Hiong.   Setelah berpikir demikian, Co Hiong manggut-mang-gut seakan sudah mengambil suatu keputusan ia talu menggenggam jarum sakti, dan memanggui mayat Souw Peng Hai.   Setelah Panji Thian Liong dan kitab ilmu silat Sam    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Im Sin Ni disimpan baik-baik di dalam bajunya barulah Co Hiong melangkah menuju pintu batu.   "Nona Na!"   Ujar Co Hiong sambil tertawa gelak.   "Engkau masih menjaga di depan gua?"   Ketika mendengar suara Co Hiong, Na Siao Tiap tertegun, ia tidak menyangka kalau Co Hiong masih berani bersuara. Tentu!"   Sahut Na Siao Tiap.   "Kalau engkau tidak mau mati kelaparan di dalam gua, cepatlah ke luar agar bisa mati di tanganku!"   "He he!"   Co Hiong tertawa terkekeh-kekeh.   "Nona Na, engkau akan sia-sia menunggu di situ!"   "Kenapa?"   Suara Na Siao Tiap bernada heran. Co Hiong girang karena Na Siao Tiap bertanya demikian, ia memang menghendaki pertanyaan tersebut "Aku telah menemukan sebuah jalan rahasia, Maka aku ke mari memberitahukan, agar engkau terus menjaga di situ!"   Sahut Co Hiong.   "Jangan ke mana-mana!"   Usai berkata begitu, Co Hiong tertawa gelak sambil mengecilkan suaranya, sehingga kedengarannya seakan-akan semakin jauh.   Na Siao Tiap tertegun seketika, ia mengira Co Hiong mulai pergi meninggalkan gua melalui jalan rahasia.   Kalau Co Hiong telah menemukan jalan rahasia untuk meninggalkan gua itu, apa gunanya ia terus menjaga di situ? Pikir Na Siao Tiap, Akhirnya ia mengambil keputusan untuk meninggalkan tempat itu.   Na Siao Tiap melesat pergi, tapi mendadak berhenti sambil mengerutkan kening, ia tahu jelas bahwa Co Hiong amat licik dan banyak akal busuk, Kalau dia telah menemukan jalan rahasia, kenapa tidak langsung pergi, tapi malah memberitahukan padanya dulu? itu pasti ada sebab musababnya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Setelah berpikir begitu, Na Siao Tiap langsung bersembunyi di balik sebuah batu.   sementara Co Hiong yang berada di dalam gua juga sudah berhenti tertawa, kemudian memasang kuping mendengar keadaan di luar dengan penuh perhatian Tidak ada suara Na Siao Tiap lagi.   Seandainya saat ini yang menjaga di luar bukan Na Siao Tiap, melainkan Lie Ceng Loan atau Bee Kun Bu, Co Hiong pasti sudah ke luar, Sebab Lie Ceng Loan dan Bee Kun Bu gampang ditipu.   Akan tetapi, sekarang Na Siao Tiap yang menjaganya.   Gadis itu berkepandaian tinggi dan sulit ditipu, Oleh karena itu tidak heran kalau Co Hiong ciut nyali nya.   Walau tiada suara apa pun di luar, namun Co Hiong masih tidak berani menggeserkan batu yang mengganjel pintu batu, ia tetap menunggu dengan sabar agar dapat memastikan Na Siao Tiap sudah pergi.   Na Siao Tiap yang bersembunyi di balik batu pun tetap diam, dan terus menunggu, Sehingga Na Siao Tiap mengira Co Hiong telah pergi melalui jalan rahasia.   itu membuat Na Siao Tiap berpikir kalau Co Hiong dapat meloloskan diri, memang sungguh sayang sekali, Tapi ia pun ragu akan keberadaan Co Hiong di dalam gua, Karena itu, timbullah suatu ide dalam benaknya, Alangkah baiknya menaruh piepanya di depan gua, Kalau Co Hiong melihat alat musiknya itu, tentunya ia tidak berani meninggalkan gua, karena mengira Na Siao Tiap masih berada di situ, Apabila Co Hiong sudah pergi melalui jalan rahasta, bukankah dia bisa pergi men carinya? Na Siao Tiap menganggap idenya itu sangat tepat, maka ia ke luar dari tempat persembunyian nya, lalu menaruh piepanya di depan gua.   Ketika baru mau melesat pergi, mendadak ia mendengar suara "Krek"   Di pintu batu itu, Hati Na Siao Tiap tersentak    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sambil melesat pergi, sehingga tidak sempat mengambil piepanya.   Gadis itu girang sekali, karena mengetahui Co Hiong masih belum meninggalkan gua, Tadi dia cuma omong kosong untuk menipunya.   Na Siao Tiap bersembunyi di balik sebuah batu, sedangkan pintu batu itu sudah terbuka sedikit Tak lama kemudian tampak sebuah kepala menjulur ke luar, Ke-pala itu menengok ke sana ke mari, tetapi lalu masuk lagi.   Berselang beberapa saat, kepala itu menjulur ke luar lagi, lalu tampak sosok bayangan melesat ke luar.   "Mau kabur ke mana?"   Bentak Na Siao Tiap sambil melancarkan pukulan ke arah sosok bayangan pukulannya disertai dengan Toa Pan Yok Sin Kang, Dapat dibayangkan betapa dahsyatnya pukulan tersebut Bumm! Orang itu terpukul jatuh menghantam sebuah batu.   Na Siao Tiap segera melesat ke arahnya, Orang itu ternyata Souw Peng Hai, Tenggorokan dan sekujur badan Souw Peng Hai berlumuran darah, Keadaan itu membuktikan bahwa kematiannya bukan karena pukulan Na Siao Tiap, Maka tidak heran kalau gadis itu sangat kebingungan Mendadak Na Siao Tiap tersentak sadar, bahwa dirinya telah tertipu.   Gadis itu segera menoleh, tampak sosok bayangan sedang melesat ke atas, Na Siao Tiap tahu, itu pasti Co Hiong, tidak mungkin orang lain.   Oleh karena itu, tanpa menghiraukan piepanya lagi, ia langsung melesat menggunakan ginkang mengejar Co Hiong, Ginkang Na Siao Tiap masih di atas Co Hiong, maka dalam waktu sekejap, Na Siao Tiap sudah hampir menyusulnya.   Serrt! Serrrt! Serrrt! Co Hiong terus melesat ke atas.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tak seberapa lama kemudian, mereka berdua sudah berada di atas, Co Hiong terus melesat pergi, dan Na Siao Tiap tetap mengejarnya, Tiba-tiba Na Siao Tiap mengerahkan ilmu ginkang Ling Khong Sih Tou (Terbang Di Angkasa) mengarah pada punggung Co Hiong sambil menjulurkan tangan nya.   Tiba-tiba Co Hiong berkelit ke samping sambil mengayunkan tangannya, Tampak cahaya keemasan meluncur ke arah Na Siao Tiap.   Walau gadis itu berkepandaian tinggi, tapi tidak tahu benda apa yang meluncur ke arahnya, ia cuma tahu dari tangan Co Hiong dan merasa ada sedikit hawa dingin.   Na Siao Tiap terkejut, kemudian secepat kilat meloncat mundur Ketika ia meloncat mundur, barulah melihat jelas bahwa benda itu ternyata jarum sakti.   ia pun segera memandang ke arah Co Hiong.   Ter-nyata tangan Co Hiong telah menggenggam sebatang jarum emas sepanjang pedang, hanya saja bentuknya bulat menyerupai jarum biasa.   Pada saat Na Siao Tiap memandang ke arahnya, disaat itu pula Co Hiong melesat pergi.   Na Siao Tiap tertawa dingin.   Tiba-tiba Co Hiong mengayunkan tangannya, Tampak tiga buah gelang emas meluncur ke arah Na Siao Tiap, Gadis itu segera mengibaskan lengan bajunya, Ke tiga buah gelang emas terpukul jatuh.   Na Siao Tiap langsung melesat sekaligus menendang ke tiga buah gelang emas yang jatuh itu.   Ke tiga buah gelang emas meluncur secepat kilat ke arah Co Hiong yang sedang melesat pergi.   Co Hiong sudah mendengar suara senjatanya sendiri, maka tanpa menoleh ia menyambitkan jarum saktinya ke arah gelang emas.   Trang! Trang! Trang! Ke tiga gelang emas terpukul kesamping.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Ketika menendang ke tiga buah gelang emas Na Siao Tiap mengerahkan seluruh tenaganya.   Maka walau berhasil menangkis ke tiga buah gelang emas itu, tangan Co Hiong pun merasa ngilu, otomatis membuat langkahnya jadi Iamban.   Tepat di saat bersamaan, terdengar suara bentakan Na Siao Tiap yang amat nyaring, Co Hiong tahu, bahwa Na Siao Tiap sudah mendekat, sehingga membuatnya nyaris putus asa.   Mendadak terdengar ringkikan kuda yang amat nya-ring, Begitu mendengar suara ringkikan kuda Co Hiong menjadi bersemangat ia melesat lebih cepat ke arah suara ringkikan kuda itu.   sementara Na Siao Tiap masih tertinggal beberapa depa, Namun gadis itu segera mengerahkan ilmu ginkang Ling Khong Sih Tou (Terbang Di Angkasa), Pada waktu hersamaan, ia melihat sosok bayangan berlari laksana terbang menuju ke arah Co Hiong, itulah Ciak Hun Tui Hong Sin Kou (Kuda Sakti) milik Co Hiong.   Ketika melihat kuda sakti hati Na Siao Tiap gusar bukan main, Ketika kuda sakti mendekat, Na Siao Tiap langsung melancarkan sebuah pukulan ke arahnya.   Di saat pukulan itu hampir mengena badannya tiba-tiba kuda sakti meringkik keras sambil meloncat ke samping, Bukan main, ternyata kuda sakti dapat mengelak pukulan Na Siao Tiap.   justru pada saat hersamaan, Co Hiong melesat ke atas kuda sakti, Begitu melihat Co Hiong berada di punggung kuda sakti, Na Siao Tiap tahu, bahwa dirinya tidak mungkin bisa mengejarnya Iagi.   Maka seketika juga ia melancarkan beberapa pukulan ke arah kuda Co Hiong, Akan tetapi, pukulan-pukulannya menghantam tempat kosong, karena kuda sakti telah melesat pergi laksana kilat Tiba-tiba Na Siao Tiap bersiul panjang beberapa kali, ternyata Na Siao Tiap memanggil Hian Giok.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   KebetuIan Hian Giok sedang terbang di angkasa mencari Na Siao Tiap, Begitu mendengar suara siulan itu, Hian Giok menyahut dengan pekikan keras sambil meluncur ke arah Na Siao Tiap.   Sebelum Hian Giok hinggap di tanah, Na Siao Tiap sudah melesat ke punggungnya, dan Hian Giok langsung terbang ke atas.   Na Siao Tiap memandang ke bawah, hanya tampak hutan rimba dan lembah, tidak tampak kuda sakti, Pada hal Hian Giok terbang ke arahnya, itu cuma memakan waktu sedikit, bagaimana mungkin kuda sakti itu telah lari begitu jauh? Gadis itu penasaran sekali, ia lalu menepuk leher Hian Giok beberapa kali, agar Hian Giok terbang berputar-putar di sekitar tempat tersebut Hian Giok me nurut, lalu berputar-putar di atas sekitar tempat itu.   Tak seberapa lama kemudian, Na Siao Tiap melihat sosok bayangakan melesat cepat ke arah Timur.   Tidak salah lagi, itulah kuda sakti milik Co Hiong, Sebab tampak pula sosok bayangan di atas punggungnya.   Na Siao Tiap girang bukan main.   ia lalu menepuk leher Hian Giok sekali, Hian Giok langsung meluncur kt arah kuda sakti yang sedang berlari laksana kilat "Cepat kejar!"   Seru Na Siao Tiap sambil menunjuk ke arah kuda sakti itu.   Hian Giok memekik keras, lalu terbang secepatnya ke arah kuda sakti yang sedang lari kencang.   Berselang beberapa saat kemudian, Hian Giok telah berhasil menyusul kuda sakti, Namun kuda itu memasuki sebuah rimba, sehingga luput dari pandangan Na Siao Tiap.   Hian Giok tidak bisa turun, karena rimba itu penuh pepohonan.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Cepat terbang ke atas! Cepaat!"   Seru Na Siao Tiap. Hian Giok langsung terbang ke atas, Na Siao Tiap memandang ke bawah, tak lama tampaklah kuda sakti di sebelah barat, tetap tampak sosok bayangan di atas punggung kuda.   "Kejar!"   Seru Na Siao Tiap.   Hian Giok terbang secepatnya mengejar kuda sakti, Na Siao Tiap tampak gembira, sebab kuda sakti telah ke luar dari rimba, Kuda sakti terus lari laksana kilat Hian Giok pun terbang secepat kilat mengejarnya.   Tak seberapa lama kemudian, Hian Giok berhasil mendekati kuda sakti, sekaligus menukik ke bawah, Kuda sakti meringkik keras, sedangkan Hian Giok memekik mengguntur lalu mencengkeram sosok yang ada di punggung kuda sakti, Sosok itu terjatuh ke bawah, Giranglah hati Na Siao Tiap.   Akan tetapi, kuda sakti masih terus berlari laksana kilat Na Siao Tiap menyadari adanya gelagat tidak beres, Sebab tidak mungkin kuda sakti meninggalkan majikannya.   Meskipun demikian, Na Siao Tiap tetap meloncat turun.   Ketika melihat sosok itu, wajah Na Siao Tiap tampak gusar sekali, sebab yang terjatuh ternyata pakaian Co Hiong yang diganjel dahan pohon, Na Siao Tiap tidak menyangka kalau Co Hiong dapat menipu nya dengan cara itu.   Co Hiong tidak bersama kuda sakti, tentunya tidak bisa pergi jauh, Pikir Na Siao Tiap, ia segera meloncat ke punggung Hian Giok, maksudnya ingin mencari Co Hiong.   Walau Hian Giok sudah berputar-putar di sekitar tempat itu, namun sama sekali tidak tampak bayangan Co Hiong.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Memang sulit mencarinya, sebab Co Hiong bisa bersembunyi di suatu tempat yang tak dapat dilihat dari atas.   Karena tidak menemukan Co Hiong, akhirnya Na Siao Tiap menyuruh Hian Giok turun ke dasar telaga kering.   sesampainya di tempat itu, ia mengambil pie-panya, lalu    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   memasuki gua Sam Im Sian Hu, namun di dalam gua sudah tidak ada apa-apa lagi.   Na Siao Tiap mengambil keputusan, bahwa akan terus mencari Co Hiong, Di saat itu pula ia teringat akan Lie Ceng Loan, dan tidak tahu Lie Ceng Loan sudah ke mari belum? Setelah berpikir begitu, Na Siao Tiap segera kembali ke istana Pit Sia Kiong untuk menemui Lie Ceng Loan, sesampainya di reruntuhan istana tersebut, ia tidak melihat gadis itu.   Na Siao Tiap tereengang dan khawatir Lie Ceng Loan berkeluyuran ke dalam rimba akan bertemu Co Hiong, Karena itu, ia segera pergi mencari gadis itu bersama Hian Giok, Na Siao Tiap tidak tahu, kalau saat ini Lie Ceng Loan berada di sebuah gua.,..   Bagian ke lima puluh tiga Cinta Membara Setelah mendengar suara Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu, Lie Ceng Loan berjalan memasuki gua itu perlahan-lahan.   Tak seberapa lama kemudian, suara Kim Hun Tokouw terdengar makin jelas.   "Biar bagaimanapun, kita tetap akan hidup dan mati bersama!"   Suara Kim Hun Tokouw dan setelah itu terdengar pula suara tawa terkekeh-kekeh.   Begitu mendengar suara itu, Lie Ceng Loan tahu sudah semakin mendekat pada Kim Hun Tokouw, ia maju lagi beberapa depa, tampaklah sinar remang-remang.   Lie Ceng Loan langsung berhenti sepasang matanya mengarah ke depan, melihat sebuah lampu minyak berada di atas sebuah batu besar.   Selain lampu minyak, ia pun melihat seseorang berbaring di atas batu itu, punggung orang itu menghadap ke depan, mukanya menghadap ke dalam.   Oleh karena itu, Lie Ceng Loan tidak tahu siapa orang itu, Lagipula lampu minyak itu menyala remang-remang, Namun ia yakin, bahwa orang itu lelaki Kim Hun Tokouw berdiri di    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   hadapan orang itu, wajahnya masih bernoda darah dan di keningnya terdapat bekas luka.   Betapa menakutkan wajahnya tersorot sinar yang remangremang.   Padahal Kim Hun Tokouw tergolong wanita cantik.   Namun saat ini wajahnya telah menyerupai setan iblis, Diamdiam Lie Ceng Loan menarik nafas panjang.   "He he!"   Kim Hun Tokouw tertawa lagi.   "Engkau menghadapku dengan punggungmu Bisakah selamanya tidak melihat diriku? He he! Aku tidak mau tahu engkau cinta atau benci padaku, tapi yang jelas seumur hidup engkau akan berhadapan denganku, tidak bisa bersama Lie Ceng Loan lagi!"   Lie Ceng Loan tereengang, Kenapa mendadak Kim Hun Tokouw menyinggung namanya? Lagipula ia tidak tahu siapa orang yang berbaring itu, kenapa Kim Hun Tokouw mengatakan orang itu tidak bisa bersamanya lagi? Lie Ceng Loan sungguh tidak habis berpikir Mendadak orang itu membalikkan badannya menghadap Kim Hun Tokouw dan kebetulan juga menghadap Lie Ceng Loan.   Wa!au remang-remang, namun Lie Ceng Loan masih dapat melihat jelas muka orang itu.   seketika juga ia terbelalak dengan mulut ternganga lebar, dan sekujur badannya menjadi panas dingin.   Ternyata yang terbaring itu seorang pemuda yang amat tampan, hanya saja wajahnya tampak muram sekali, Lie Ceng Loan mengenalinya.   Pemuda itu ternyata Bee Kun Bu.   Bee Kun Bu? Bukankah Lie Ceng Loan telah menyaksikannya mati dibakar di dalam ruang kaca? Tapi kini kok masih hidup? itu membuat hati gadis tersebut terkejut dan girang, ia berdiri tertegun di tempat tanpa mengeluarkan suara.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Hm!"   Dengus Bee Kun Bu dingin.   "Lam Kiong Siu, kini engkau telah berubah jadi begini, itu sungguh karena dosamu sendiri!"   Ujarnya.   Begitu mendengar suara Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan tidak dapat menahan tangisnya, bahkan langsung menerjang ke arah Bee Kun Bu.   Tangisnya amat mengejutkan Kim Hun Tokouw dan Bee Kun Bu, Kim Hun Tokouw segera menoleh.   ia seperti kehilangan sukma ketika melihat Lie Ceng Loan menerjang ke arah Bee Kun Bu.   Saat ini, dalam hati Lie Ceng Loan cuma ada Bee Kun Bu.   Walau Kim Hun Tokouw berdiri di dekatnya, namun gadis itu kelihatan tidak merasa akan keberadaannya.   Air muka Kim Hun Tokouw langsung berubah, ia mengelak ke samping, Kemudian sambil tertawa dingin, ia menyentilkan jari tengahnya, Tampak tiga batang jarum halus meluncur ke arah Lie Ceng Loan.   sedangkan Lie Ceng Loan yang sudah berada di depan batu besar tempat Bee Kun Bu terbaring itu, sama sekali tidak mengetahui kalau punggungnya telah menjadi sasaran tiga batang jarum halus, sementara Kim Hun Tokouw masih tertawa dingin.   Bagaimana Bee Kun Bu masih hidup? Padahal Lie Ceng Loan telah menyaksikan kematiannya yang amat mengenaskan, yakni dibakar hidup-hidup di atas tungku sampai mati.   Akan tetapi, kenapa saat ini ia justru berbaring di batu itu? Ternyata ada sebab musababnya.   Setelah Bee Kun Bu ditangkap dan dikurung, tak lama muncullah gadis berbaju hijau yang diperalat Co Hiong, Gadis berbaju hijau itu menyuruh Bee Kun Bu menulis sepucuk surat untuk Lie Ceng Loan, sesuai dengan pesan Co Hiong.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu mengira gadis berbaju hijau itu sebaik gadis berbaju hijau yang pernah menolongnya, maka tanpa bereuriga ia pun menulis.   Setelah gadis itu pergi dengan membawa surat tersebut tak lama muncullah gadis berbaju hijau lain sambil tertawatawa.   Tuan Bee, Kiong Cu mengundangmu,"   Ujarnya.   "Hm!"   Dengus Bee Kun Bu.   "Aku sudah ditangkap dan dikurung di sini, kenapa masih harus mengucapkan "Undang"   Padaku?"   Tuan Bee!"   Gadis berbaju hijau tertawa cekikikan.   "Jangan marah-marah, setelah bertemu Kiong Cu, engkau pasti tidak marah-marah lagi."   "Jangan banyak omong kosong di sini!"   Bentak Bee Kun Bu gusar Tuh!"   Gadis berbaju hijau tertawa cekikikan lagi.   "Ayolah! Kiong Cu sedang menunggumu."   Sepasang kaki Bee Kun Bu masih tidak bertenaga, karena itu dia diam saja.   Gadis berbaju hijau tersenyum ia membuka pintu kurungan lalu bertepuk tangan tiga kali.   Tak !ama muncullah dua gadis berbaju hijau lain, kemudian menggotong Bee Kun Bu pergi.   Bee Kun Bu merasa heran, kenapa Kim Hun Tokouw menyuruh gadis-gadis itu membawanya menemui Kim Hun Tokouw itu? Tentang Bee Kun Bu dibawa pergi, juga diketahui Kuang Ti Taysu, Gin Tie Suseng dan Giok Siauw Sian Cu.   Akan tetapi, setelah Bee Kun Bu dibawa pergi, justru tidak kembali ke dalam penjara itu lagi, Apa yang dialami Bee Kun Bu, mereka bertiga sama sekali tidak menge~ tahuinya.   Ketika Kun Bu dibawa pergi, Kun Bu ingin melancarkan pukulan terhadap gadis-gadis itu.   Namun mengingat akan budi pertolongan salah seorang gadis berbaju hijau yang telah    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   mengorbankan nyawanya, maka Bee Kun Bu merasa tidak tega turun tangan jahat terhadap gadis-gadis itu.   LagipuIa mereka menuruti perin-tah, jadi apa gunanya membunuh mereka yang tak ber-salah? Oleh karena itu, Bee Kun Bu membatalkan niatnya, sedangkan gadis-gadis itu terus menggotongnya, Tak lama kemudian sudah sampai di depan sebuah kamar Salah seorang gadis membuka pintu kamar itu, lalu menggotong Bee Kun Bu ke dalam.   Begitu digotong ke dalam, Bee Kun Bu mencium bau harum, Kamar itu amat indah dan mewah, Tentunya kamar wanita.   "Tempat apa ini?"   Tanya Bee Kun Bu heran.   "Kenapa kalian membawaku ke mari?"   Ke tiga gadis berbaju hijau tertawa cekikikan Salah seorang diantara mereka memandang Bee Kun Bu seraya menyahut "Nanti engkau akan mengetahuinya, Kenapa begitu gugup sih?"   Bee Kun Bu diam.   Ke tiga gadis itu memapahnya ke tempat duduk.   Setelah duduk Bee Kun Bu menghimpun Lweekangnya, bersiap-siap menghadapi serangan gelap dari Kim Hun Tokouw.   Berselang beberapa saat kemudian, Bee Kun Bu mendengar suara tawa di balik dinding.   "Hihi! selamat Kiong Cu!"   "Omong sembarangan!"   Suara Kim Hun Tokouw.   Bee Kun Bu mengenali, bahwa itu suara Kim Hun TokouwLam Kiong Siu.   Maka ia lalu menoleh ke arah dinding itu, Ketika ia menoleh, dinding itu bergerak Seorang wanita duduk di situ dengan mata berbinar-binar memandang Bee Kun Bu.   senyuman manis pun menghias bibirnya yang tipis.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu nyaris tidak mengenali, sebab wanita itu cantik sekali, ternyata Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu.   Kim Hun Tokouw memang tergolong wanita yang cantik jelita, Sudah beberapa kali Bee Kun Bu berhadapan dengannya, namun setiap kali berhadapan, Kim Hun Tokouw selalu memperlihatkan wajah dingin yang tak berperasaan Akan tetapi, saat ini wajah wanita itu terus berseri dengan mata berbinar-binar, sehingga Bee Kun Bu nyaris tidak mengenalinya.   Lagipula kali ini Kim Hun Tokouw mengenakan pakaian yang amat indah, tidak seperti biasanya memakai pakaian rahib wanita.   Sesaat kemudian, Kim Hun Tokouw melangkah ke dalam kamar tersebut, dan pintu rahasia itu pun tertutup sendiri Begitu melihat Kim Hun Tokouw, Bee Kun Bu langsung bertanya.   "Mau apa engkau menyuruhku ke mari?"   Kim Hun Tokouw tersenyum malu-malu, lalu duduk di hadapan Bee Kun Bu dengan sikap lemah lembut "Kun Bu!"   Sahutnya sambil tersenyum manis.   "Aku tidak akan turun tangan jahat terhadapmu tidak usah tegang,"   Menyaksikan sikap Kim Hun Tokouw, Bee Kun Bu yakin dia tidak akan turun tangan jahat Namun ia merasa heran dalam hati, kenapa sikap Kim Hun Tokouw saat ini lain dari biasanya.   "Kun Bu!"   Kim Hun Tokouw menatapnya dengan mata berbinar-binar, Kemudian wanita itu menundukkan kepala seraya berkata dengan suara rendah.   "Engkau harus tahu, istana ini bagaikan benteng emas, siapa pun tidak dapat menghancurkannya,"   "ltu belum tentu,"   Sahut Bee Kun Bu dingin.   "Kun Bu.,.,"   Sahutan yang dingin itu tidak membuat Kim Hun Tokouw gusar, cuma mengerutkan kening saja.   "Bersediakah engkau,., tinggal selamanya di istana ini?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Apa?!"   Bee Kun Bu tertegun dan tampak tidak mengerti.   "Kenapa aku harus tinggal selamanya di istana ini?"   Pertanyaan Bee Kun Bu membuat wajah Kim Hun Tokouw kemerah-merahan.   "Untuk mendampingiku."   Sahutnya.   "Mendampingimu?"   Bee Kun Bu terbelalak dan merasa geli dalam hati.   "Ya."   Kim Hun Tokouw mengangguk "Aku rela menyerahkan kedudukanku di sini untukmu, asal engkau bersedia...."   "Ha ha ha!"   Bee Kun Bu tertawa gelak sebelum Kim Hun Tokouw menyelesaikan ucapannya.   "Kun Bu!"   Kim Hun Tokouw heran.   "Kenapa engkau tertawa?"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Aku mentertawakan dirimu yang tak tahu malu,"   Sahut Bee Kun Bu.   "Engkau sungguh bermimpi di siang hari bolong!"   Ucapan Bee Kun Bu membuat wajah Kim Hun Tokouw langsung berubah, ia adalah majikan istana Pit Sia Kiong, Kedudukannya sangat tinggi dalam rimba persilatan luar perbatasan maupun di seberang laut Lagi pula wajahnya amat cantik jelita sehingga banyak kaum Bu Lim berkepandaian tinggi ingin mempersuntingnya, Namun mereka satu persatu ditolaknya mentah-mentah.   Bahkan banyak diantara mereka yang bukan hanya di-tolak, melainkan langsung dibunuh.   Akan tetapi, sejak melihat Bee Kun Bu, cintanya mulai membara dalam hati, ia yakin Bee Kun Bu pasti bersedia memperisterinya, sebab ia sangat cantik dan juga majikan istana Pit Sia Kiong, Tapi tak disangka, Bee Kun Bu justru langsung menolaknya.   itu sungguh memalukan dan menimbulkan kemarahan Kim Hun Tokouw.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Engkau.,,."   Kim Hun Tokouw bangkit berdiri sambil menudingnya.   "Engkau sudah mempertimbangkannya?"   "Ha ha!"   Bee Kun Bu tertawa.   "Lam Kiong Siu, engkau tidak perlu bertanya lagi! Urusan ini tidak perlu kupertimbangkan!"   "Kun Bu!"   Kim Hun Tokouw merasa malu bereampur gusar "Apakah aku tidak sepadan denganrnu, katakanlah! "   "Engkau memang cantik dan juga majikan istana Pit Sia Kiong ini!"   Sahut Bee Kun Bu.   "Bagi pria lain, tentunya mereka ingin mempersuntingmu! Tapi bagiku tidak! Aku tidak akan bersama wanita jalang seperti mu!"   "Apa?"   Wajah Kim Hun Tokouw menghijau.   "Aku tahu...."   "Engkau tahu apa?"   "Aku tahu engkau sudah punya kekasih, kan?"   "Tidak salah!"   "Siapa dia?"   "Tidak jadi masalah kuberitahukan padamu, dia Lie Ceng Loan sumoyku!"   Bee Kun Bu memberitahukan dengan jujur "Dia... dia sebanding dengan diriku?"   Tanya Kim Hun Tokouw dengan kening berkerut "Engkau tuh apa? Bagaimana mungkin dibandingkan dengan sumoyku itu!"   Sahut Bee Kun Bu sambil tertawa.   "Oh?"   Kim Hun Tokouw mundur beberapa langkah, kemudian ujarnya dingin.   "Mungkin sekarang engkau belum berpikir matang. Engkau pun harus tahu posisimu sekarang, bahkan nyawamu pun berada di tanganku! Kalau engkau tidak menurut padaku, sehingga aku gusar...."   Sebelum Kim Hun Tokouw menyelesaikan ucapan nya, Bee Kun Bu sudah melancarkan dua pukulan seraya membentak "Cepat antar aku kembali ke penjara!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kim Hun Tokouw berkelit Angin pukulan Bee Kun Bu menghantam sebuah pot bunga hingga hancur berantakan "Hm!"   Dengus Kim Hun Tokouw dingin.   "Engkau harus berpikir baik-baik, besok aku akan ke mari menengokmu !"   Kim Hun Tokouw meninggalkan kamar itu melalui pintu rahasia, sedangkan Bee Kun Bu termangu-mangu, bahkan merasa geli karena Kim Hun Tokouw memaksanya untuk mendampinginya seumur hidup, Bukankah itu suatu lelucon? Bee Kun Bu justru tidak tahu, kalau Kim Hun Tokouw sungguh-sungguh telah jatuh cinta padanya, Kalau tidak, bagaimana mungkin ia begitu sabar menerima penghinaan itu? Setelah berpikir lama sekali, akhirnya Bee Kun Bu menarik nafas sambil menggeleng-gelengkan kepala.   Beberapa hari, tetap ada gadis berbaju hijau mengantar makanan padanya, Namun tidak membawanya kembali ke dalam penjara.   Dalam beberapa hari itu, Bee Kun Bu terus mencoba menghimpun tenaga murninya.   Hari ini ketika Bee Kun Bu menghimpun tenaga murninya, mendadak Yong Cuah Hiat di telapak kakinya terasa panas.   Giranglah hatinya, Berselang beberapa saat kemudian, rasa panas itu menjalar ke seluruh tubuhnya.   Oleh karena itu, ia terus menghimpun tenaga murninya, Tak seberapa lama kemudian, ia sudah bisa bangkit berdiri Namun di saat bersamaan, pintu rahasia kamar itu terbuka, Kim Hun Tokouw melangkah ke dalam dengan wajah yang masih tampak kesal "Hm!"   Dengus Bee Kun Bu begitu melihatnya.   "Mau apa engkau ke mari lagi?"   "Aku ke mari untuk memberitahukan kabar gem-bira,"   Sahut Kim Hun Tokouw sambil tersenyum "Kabar gembira apa?"   Tanya Bee Kun Bu heran.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Dua wanita Kwat Cong San telah ke mari."   Kim Hun Tokouw memberitahukan dengan wajah berseri "Ha ha!"   Bee Kun Bu tertawa gembira.   "Kalau begitu, tamatlah riwayatmu!"   "Oh?"   Kim Hun Tokouw tertawa dingin "Engkau telah salah duga! Memang ada yang akan tamat ri-wayatnya, namun bukan diriku, melainkan dua wanita gunung Kwat Cong San itu!"   "Omong kosong!"   Bentak Bee Kun Bu.   "Hi hi hi!"   Kim Hun Tokouw tertawa nyaring.   "Aku tidak omong kosong! Buat apa aku harus omong kosong? Terus terang, mereka berdua telah terkurung di ruang api! Tidak lama lagi mereka berdua akan terbakar hangus!"   Guguplah Bee Kun Bu, karena mimik wajah Kim Hun Tokouw tampak sungguh sungguh.   Saat ini ke dua kaki Bee Kun Bu sudah bisa bergerak, maka ia segera menerjang ke arah pintu, sedangkan Kim Hun Tokouw cuma tertawa Begitu sampai di pintu, Bee Kun Bu mengangkat tangannya, siap menghancurkan pintu itu.   "He he!"   Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh ke ke h. Bum! Bee Kun Bu memukul pintu itu. Akan tetapi, pintu itu sama sekali tidak bergeming, Ternyata pintu tersebut dibuat dari baja, Bee Kun Bu tertegun, kemudian membalikkan badannya.   "Kun Bu! pereuma engkau membuang tenagamu!"   Ujar Kim Hun Tokouw dan menambahkan "Engkau perlu mengetahuinya, ini kamarku, Dinding dan pintu kamar m ini dibuat dari baja, Bagaimana mungkin engkau meninggalkan kamar ini?"   Betapa gusarnya Bee Kun Bu. ia langsung menyambar sebuah pedang yang tergantung di dinding.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Trang! ia menghunus pedang itu sambil membentak "Lam Kiong Siu, hati-hatilah!"   "Tunggu!"   Seru Kim Hun Tokouw mendadak Bee Kun Bu telah memutarkan pedangnya dengan gerakan Pat Hong Hong Ih (Hujan Angin Deiapan Penjuru), salah satu jurus dari ilmu pedang Tui Hun Cap Ji Kiam, yaitu ilmu pedang andalan partai Kun Lun.   Namun Bee Kun Bu tidak menyerang, sebab mendengar suara seruan Kim Hun Tokouw.   "Engkau masih mau omong apa?"   Tanyanya dingin. HKun Bu!"   Kim Hun Tokouw tersenyum "Engkau seorang pendekar yang gagah, maka harus berpikir jauh, istana Pit Sia Kiong ini bisa menguasai rimba persilatan engkau harus merasa bangga!"   "Hm!"   Dengus Bee Kun Bu, lalu menyerang Kim Hun Tokouw dengan jurus Pat Hong Hong Ih (Hujan Angin Deiapan Penjuru).   pedang itu berkelebatan mengarah pada Kim Hun Tokouw, Tangan Lam Kiong Siu pun bergerak, seketika juga selendangnya melayang menangkis pedang Bee Kun Bu.   Bee Kun Bu maju selangkah sekaligus menyerang beruntun dengan jurus Yah Hwee Sauh Thian (Api Berkobar Membakar Langit), Coan Hun Cai Goat (Me nembus Awan Memetik Bu(an) dan jurus Yun Uh Kim Kong (Cahaya Emas Kabut Awan).   Serangan itu tidak membuat Kim Hun Tokouw gugup.   ia segera berkelit sambil meloncat ke belakang dan tertawa dingin "Kun Bu!"   Ujarnya.   "Masih ada kabar gembira yang belum kusampaikan padamu!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Hm!"   Dengus Bee Kun Bu.   "Siapa mau dengar omong kosongmu!"   "Kalau aku omong kosong, biar aku mati disambar geledek."   Sahut Kim Hun Tokouw sungguh-sungguh. Hati Bee Kun Bu tersentak ia tidak menyangka kalau Kim Hun Tokouw berani bersumpah begitu.   "ltu urusan apa?"   Tanyanya dengan kening berkerut Kim Hun Tokouw tidak segera menyahut, malah memandang Bee Kun Bu sambil tersenyum dan tampak serius.   "Aku dengar Na Siao Tiap memberitahukan pada Pek Yun Hui, bahwa sebenarnya dia datang bersama Lie Ceng Loan sumoymu itu...."   "Kenapa dia?"   Tanya Bee Kun Bu penuh perhatian "He he!"   Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh "Me-reka berdua bertemu Co Hiong."   "Haaah?"   Bee Kun Bu terkejut "Kemudian bagai-mana?"   "Kemudian bagaimana?"   Kim Hun Tokouw tertawa.   "Kekasihmu itu... kabur bersama Co Hiong."   "Jangan omong sembarangan!"   Bentak Bee Kun Bu. Bagaimana mungkin ia pereaya tentang itu? Lalu memutarkan pedangnya siap menyerang Kim Hun Tokouw.   "Kun Bu, tadi aku sudah bersumpah berat Engkau masih mengira aku berbohong?"   Ujar Kim Hun Tokouw dan menambahkan.   "Co Hiong dan Lie Ceng Loan naik kuda sakti, Na Siao Tiap tidak mampu mengejar merekah "Lam Kiong Siu!"    Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo Keris Maut Karya Kho Ping Hoo Perintah Maut Karya Buyung Hok

Cari Blog Ini