Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 84


Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 84


Bangau Sakti Karya dari Chin Tung   Bee Kun Bu tertawa dingin Ter-serah engkau mau omong apa, pokoknya aku tidak pereayai"   Apa yang dikatakan Kim Hun Tokouw, itu berdasarkan apa yang didengarnya dari pembicaraan Na Siao Tiap dengan Pek Yun Hui di ruang api.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Engkau tidak pereaya terserah, namun engkau boleh lihat saja nanti,"   Ujar Kim Hun Tokouw dingin. Tunggu!"   Bentak Bee Kun Bu ketika melihat Kim Hun Tokouw mau meninggalkan kamar itu, lalu mendadak menyerangnya.   Akan tetapi, Kim Hun Tokouw telah melesat ke dalam pintu rahasia, dan pintu rahasia itu pun tertutup kembali Trang! Pedang Bee Kun Bu menusuk pintu rahasia itu.   Bukan main gusarnya Bee Kun Bu.   Dengan pedang itu ia mengamuk di dalam kamar, namun tetap tidak bisa ke luar.   Kim Hun Tokouw juga gusar sekali ia memasuki ruang pengontrol jebakan, lalu menggerakkan jebakan yang ada di dalam ruang api.   ia ingin membakar Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui melampiaskan kegusaran dalam hatinya.   Akan tetapi, Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui menggunakan ilmu To Im Cih Yang (Menyambut Dengan Keras Mendorong Dengan Lunak), Dengan ilmu tersebut mereka berdua berhasil memindahkan api yang berkobar-kobar itu untuk membakar dinding di dalam ruang tersebut Tentang ini telah diceritakan di atas.   Berselang beberapa saat kemudian, Kim Hun Tokouw kembali ke kamar itu lagi dengan suatu rencana busuk.   Begitu memasuki kamar itu, ia tertawa dan ber-kata.   "Ha ha! Kun Bu, Lie Ceng Loan sudah ke mari."   "Dia berada di mana?"   Tanya Bee Kun Bu cepat "Kenapa engkau begitu menaruh perhatian pada-nya?"   Kim Hun Tokouw tertawa dingin.   "Dia memang telah mencintai Co Hiong, maka tidak mau denganmu lagi."   "Tuduhan yang keji!"   Wajah Bee Kun Bu merah padam saking gusarnya.   "Tuduhan keji?"   Kim Hun Tokouw tertawa.   "Dia yang mengatakan begitu Iho!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu tertegun, sebab Kim Hun Tokouw tampak begitu serius. Berselang sesaat mendadak Bee Kun Bu berteriak "ltu tidak mungkin sama sekali!"   "Jangan emosi!"   Kim Hun Tokouw tersenyum.   "Seandainya dia mengatakan begitu atau menulis surat menyatakan begitu pula, lalu bagaimana engkau?"   "Seandainya memang begitu, engkau menghendaki aku bagaimana, aku pasti menurut saja,"   Sahut Bee Kun Bu.   "Sungguh?"   Wajah Kim Hun Tokouw berseri "Aku tidak pernah bohong!"   Sahut Bee Kun Bu tegas.   "Baik."   Kim Hun Tokouw manggut-manggut, ia membalikkan badannya meninggalkan kamar itu.   Dengan wajah cerah ceria ia memasuki ruang kaca, lalu menyiapkan sebuah tungku dan mengambil pakaian Bee Kun Bu.   Setelah itu ia pun mengambil sebuah boneka kayu, Pakaian Bee Kun Bu dipakaikan pada boneka kayu itu, Wajah boneka kayu itu pun dirias mirip wajah Bee Kun Bu, kemudian digantung di atas tungku yang telah dinyalakan.   Setelah beres, Kim Hun Tokouw membawa Lie Ceng Loan ke sebuah ruang yang dapat melihat ruang kaca itu, sekaligus memaksanya untuk mengucapkan beberapa patah kata.   Ternyata Bee Kun Bu yang dilihat Lie Ceng Loan cuma sebuah boneka kayu, Akan tetapi, walau Kim Hun Tokouw terus mendesak Lie Ceng Loan untuk mengatakan tidak cinta pada Bee Kun Bu, gadis itu tetap tidak mau mengucapkannya.   Akhirnya saking gusarnya, Kim Hun Tokouw menyuruh murid-muridnya membakar boneka kayu itu, Maka Lie Ceng Loan mengira Bee Kun Bu telah mati dibakar Kim Hun Tokouw amat penasaran ia menuju sebuah ruangan yang terdapat sebuah lubang rahasia, Dari lubang itu ia mengintip ke dalam kamarnya sendiri ia melihat Bee Kun Bu    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   berjalan mondar-mandir sambil bergumam dengan wajah gusar.   "Omong kosong! Semua itu omong kosong!"   Setelah mendengar gumaman itu, kening Kim Hun Tokouw berkerut ia tahu bahwa Bee Kun Bu kini sudah pulih, Bee Kun Bu berada di dalam kamar itu, siapa pun tidak mengetahuinya, harus meracuninya agar tidak bersiaga seperti orang biasa, bukankah dia tidak bisa kabur dan berkeras hati lagi? Pikir Kim Hun Tokouw.   Semakin mengintip, cintanya terhadap Bee Kun Bu semakin menggebu-gebu, ia lalu menekan sebuah tombol seketika juga nampak asap kuning menyembur ke luar dari sudut-sudut kamar.   Bee Kun Bu yang ada di dalam kamar terkejut bukan main.   ia segeralah mengibaskan lengan bajunya ke arah asap kuning itu, Namun bagaimana mungkin dapat menghalau asap kuning itu dengan kibasan lengan bajunya? Sebab tiada jendela di situ, lagi pula asap kuning itu makin banyak memenuhi kamar tersebut Lama kelamaan, Bee Kun Bu merasa matanya berkunangkunang dan pusing sekali Akhirnya ia terkulai dengan sekujur badan tak bertenaga.   Setelah melihat Bee Kun Bu terkulai, Kim Hun Tokouw menelan obat anti racun, lalu memasuki kamar itu melalui pintu rahasia.   Sambil tersenyum-senyum Kim Hun Tokouw memapah Bee Kun Bu ke tempat tidur sementara asap kuning itu mulai membuyar "Kun Bu!"   Ujarnya lembut "Aku terpaksa bertindak demikian terhadapmu."   "Engkau..."   Tanya Bee Kun Bu lemah.   "Engkau menggunakan racun apa?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Racun yang tidak akan mematikanmu,"   Sahut Kim Hun Tokouw sambil menatapnya.   "Bagaimana mungkin aku tega membunuhmu? itu merupakan racun pelenyap tenaga, agar engkau tidak kemana-mana."   "Lam Kiong Siu!"   Bee Kun Bu menudingnya. Namun tangannya terkulai karena tidak bertenaga "Engkau.,, engkau wanita yang paling tidak tahu malu di dunia!"   "Oh, ya?"   Kim Hun Tokouw tersenyum, sama sekali tidak gusar "Tentunya engkau merasa heran, kenapa aku tidak mengajakmu menemui Lie Ceng Loan kan?"   "Engkau amat busuk! Aku tidak perlu merasa heran akan itu!"   Sahut Bee Kun Bu ketus.   "Kun Bu!"   Wajah Kim Hun Tokouw berubah hijau, namun kemudian berubah lembut lagi "Engkau harus tahu, siapa yang berani menentangku, pasti mati di istana Pit Sia Kiong, Engkau sudah memikirkan itu?"   Ketika Bee Kun Bu mau menyahut, mendadak terdengar suara arus air yang amat deras, Setelah itu terdengar pula suara suling Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng yang amat memilukan Bee Kun Bu tahu, saat ini Kim Hun Tokouw telah menggerakkan suatu jebakan untuk membunuh mereka.   Tutup mulutmu!"   Bentaknya gusar.   "Nyawa mereka semua..."   Ujar Kim Hun Tokouw perlahan "Saat ini berada di tanganmu."   Bee Kun Bu mengerti, apabila ia tidak menuruti kemauan Kim Hun Tokouw, semua orang yang terjebak itu pasti mati Kalau ia menuruti kemauannya, mereka semua pasti dilepaskan "Lam Kiong Siu!"   Bee Kun Bu berkertak gigi.   "Kalau mereka celaka, aku pasti menuntut balas padamu!"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu ingin bangkit, tapi tidak bertenaga sama sekali Karena itu, ia menatap Kim Hun Tokouw dengan mata berapiapi.   "Kun Bu!"   Kim Hun Tokouw tersenyum "Lebih baik engkau beristirahat saja."   Bee Kun Bu diam Pada waktu bersamaan sayup-sayup Bee Kun Bu mendengar suara bentakan yang amat dikenalnya yakni suara bentakan Kun Lun Sam Cu.   Kim Hun Tokouw segera meninggalkan kamar itu, namun tak lama ia sudah kembali dengan wajah berhijau-hijauan tak sedap dipandang.   "Hm!"   Dengus Kim Hun Tokouw.   "Ada seorang tua berjubah biru, siapa orang itu?"   Begitu mendengar itu, Bee Kun Bu girang sekali Sikap Kim Hun Tokouw yang panik, membuktikan ia telah terjungkal di tangan orang berbaju biru itu, Bagaimana mungkin Bee Kun Bu tidak kenal orang itu? Orang berbaju biru itu Na Hai Peng, ayah angkatnya.   Karena itu, Bee Kun Bu tertawa gembira.   "Engkau mentertawakan apa?"   Tanya Kim Hun Tokouw gusar "Lam Kiong Siu!"   Bee Kun Bu memberitahukan "Orang berbaju biru itu Na Hai Peng, ayah Na Siao Tiap! Kini dia telah ke mari, berarti habislah riwayat-mu!"   Kim Hun Tokouw tertegun dengan wajah berubah, diam tak bergerak sama sekali Semula ia mengira bahwa dengan kekuatan istana Pit Sia Kiong, dapat menundukkan seluruh kaum Bu Lim di Tionggoan Akan tetapi, kini cuma muncul Na Hai Peng seorang diri, ia sudah kalang kabut tidak karuan Betapa terkejutnya Kim Hun Tokouw karena mengetahui adanya gelagat tidak beres.   Ia segera mengintip ke luar melalui sebuah lubang rahasia, karena saat itu juga    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   mendengar suara yang amat dahsyat Bahkan istana Pit Sia Kiong mulai berguncang.   Setelah mengintip ke luar, wajahnya langsung berubah Lagi pula banyak lukisan yang bergantung di dalam kamar itu mulai berjatuhan Di luar pun terdengar suara hiruk pikuk, para muridnya juga menjerit-jerit ketakutan.   Wajah Kim Hun Tokouw berubah kehijau-hijauan ia membalikkan badannya sekaligus menyambar Bee Kun Bu, lalu cepat-cepat pergi melalui pintu rahasia.   Setelah meninggalkan istana Pit Sia Kiong, ia berpaling memandang ke arah istananya itu, Begitu memandang, wajahnya langsung berubah pucat dan nyaris pingsan seketika.   Ternyata istana Pit Sia Kiong kesayangannya itu telah digenangi air, bahkan mulai roboh pula.   Kim Hun Tokouw melesat pergi menuju sebuah lembah, lalu membawa Bee Kun Bu ke dalam sebuah gua kristal ia membaringkan Bee Kun Bu di atas batu besar kemudian menyalakan lampu minyak Setelah itu, ia berjalan ke mulut gua lalu berdiri di situ sambil memandang ke arah tebing yang ada di seberang Tampak beberapa orang berada di sana, Kim Hun Tokouw mengenali orang-orang itu, Mereka adalah musuh-musuhnya.   Namun Souw Peng Hai dan Co Hiong tidak tampak di sana.   Tiba-tiba ia tersentak Ternyata ia teringat akan sesuatu, Karena buru-buru membawa Bee Kun Bu meninggalkan istana, sehingga lupa mengambil dua potong Pit Giok Caknya.   Larut malam, barulah ia kembali ke istana Pit Sia Kiong yang telah runtuh itu untuk mencari Pit Giok Cak tersebut justru sama sekali ia tidak menyangka, kalau Pit Giok Cak telah diambil Co Hiong bersama Souw Peng Hal Betapa gusarnya ketika Kim Hun Tokouw melihat lubang rahasia yang ada dipitar itu telah terbuka.   Pit Giok Cak yang di    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   dalamnya pun telah hilang, ia yakin bahwa Pit Giok Cak itu telah dicuri orang.   Kim Hun Tokouw meninggalkan tempat itu, Namun baru berjalan beberapa langkah, ia melihat ular piaraan-nya melingkar di situ, Sungguh di luar dugaannya, ular yang amat beracun itu masih hidup.   ia lalu membawa ular itu pergi Di saat itu ia mendengar tangis seorang.   Kim Hun Tokouw tereengang lalu melangkah ke arah datangnya sumber suara, Tidak disangka sama sekali kalau yang menangis itu Lie Ceng Loan, Tentang ini telah diceritakan, jadi tidak perlu diulang kembali.   Kim Hun Tokouw tidak menduga, kalau Ue Ceng Loan akan menyusul sampai ke gua kristal itu, maka ia langsung menyambitnya dengan jarum beracun.   ****** Bab ke 54 - Lie Ceng Loan Kena Senjata Rahasia Beracun Lie Ceng Loan yang sedang menubruk ke arah Bee Kun Bu, sama sekali tidak menyadari adanya senjata rahasia meluncur ke arahnya, Setelah berdiri di hadapan Bee Kun Bu yang berbaring di batu besar itu, barulah ia merasa punggungnya amat ngilu, seakan tersengat sesuatu.   Setelah merasakan itu, ia tahu kalau punggungnya telah kena semacam senjata rahasia, Tapi ia tidak menghiraukan itu, melainkan menggenggam tangan Bee Kun Bu sambil menangis.   "Kakak Bu! Kakak Bu,.,."   Air mata Lie Ceng Loan berderai, kemudian ia mendekap di badan Bee Kun Bu.   "Adik Loan...."   Betapa girangnya Bee Kun Bu melihat kemunculan Lie Ceng Loan.   "Jangan menangis, hati-hati terhadap musuh!"   "Kakak Bu, aku tidak menghiraukan siapa pun,"   Sahut Lie Ceng Loan dengan air mata berlinang-Iinang.   "Kakak Bu,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   engkau masih hidup kan? Kakak Bu! Tahukah engkau betapa sedihnya hatiku? Kakak Bu, wajahmu pucat pias, sakit ya?"   Bee Kun Bu terus menggenggam tangan gadis itu erat-erat kemudian menoleh ke arah Kim Hun Tokouw, Wanita itu berdiri diam di tempat sepasang matanya bersinar-sinar itu membuat Bee Kun Bu terheran-heran, kenapa Kim Hun Tokouw tidak memanfaatkan kesempatan ini menyerang mereka? Setelah memandang Kim Hun Tokouw, Bee Kun Bu memandang Lie Ceng Loan yang mendekap di dadanya, ia melihat tiga batang jarum halus menancap di punggung gadis itu.   "Adik Loan.,.,"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Bee Kun Bu terkejut bukan main.   "Engkau... engkau telah kena senjata rahasia beracun-"   Di saat bersamaan, terdengarlah Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh-kekeh, lalu berkata.   "Bukankah kalian saling mencinta? Kini dia telah kena senjata rahasia yang amat beracun!"   "Engkau...."   Bee Kun Bu menatapnya dengan mata berapiapi.   "Hanya ada satu cara untuk menolongnya!"   Ujar Kim Hun Tokoiftv sambil tertawa nyaring.   "Bee Kun Bu"   Engkau sudi menolongnya apa tidak?"   "Hm!"   Dengus Bee Kun Bu dingin.   "Engkau jangan cobacoba memikirkan yang bukan-bukan!"   "Kakak Bu, dia mau apa?"   Tanya Lie Ceng Loan.   "Adik Loan!"   Bee Kun Bu tersenyum.   "Dia ingin memisahkan kita."   "Kakak Bu!"   Lie Ceng Loan menatapnya dengan mata basah.   "Engkau tidak akan menurut padanya kan?"   "Tentu."   Bee Kun Bu mengangguk    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kakak Bu!"   Lie Ceng Loan tersenyum manis.   "Cintaku padamu tidak sia-sia."   "Emmh!"   Bee Kun Bu membelainya, lalu memandang ke arah Kim Hun Tokouw.   "Lam Kiong Siu, untuk apa engkau melakukan kejahatan lagi? Cepatlah engkau beri kan obat pemunah racun!"   "He he he!"   Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh kekeh.   "Dia telah kena racun aneh, dalam waktu setengah jam, kalau ada orang bersedia menyedot racun itu, dia masih bisa tertolong! Lewat setengah jam, sudah tidak bisa ditolong lagi! Engkau sangat mencintainya, sedotlah racun itu!"   Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tertegun mendengar ucapan itu.   "Kakak Bu, engkau tidak usah menyedot racun itu!"   Ujar Lie Ceng Loan.   Bee Kun Bu tersenyum, lalu menjulurkan tangannya untuk mencabut tiga batang jarum yang menancap di punggung Lie Ceng Loan.   Saat ini, badan Bee Kun Bu tidak bisa bergerak, begitu pula Lie Ceng Loan.   Gadis itu tahu kalau Bee Kun Bu mau menyedot racun yang ada di punggungnya, Maka mulailah ia menangis dengan air mata bereucuran "Kakak Bu!"   Ujarnya dengan suara gemetar "Engkau jangan menyedot, biar aku mati keracunan!"   "Adik Loan!"   Sahut Bee Kun Bu sungguh-sungguh.   "Jangan berkata begitu, aku harus cepat menyedot racun itu."   "He he."   Kim Hun Tokouw tertawa dingin.   "Cepatlah! Mumpung masih ada waktu, lewat setengah jam pasti mati!"   Bee Kun Bu tidak meladeni Kim Hun Tokouw, ia membuka baju Lie Ceng Loan bagian punggung, Tampak tiga buah lubang kecil berwarna hitam di situ.   Tanpa berpikir lagi, Bee Kun Bu langsung menundukkan kepala, lalu dengan mulut menempel di punggung yang kena jarum beracun itu, ia menyedot sekuat tenaga.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kakak Bu! Engkau...."   Lie Ceng Loan menangis sedih, -"   Bee Kun Bu tidak menyahut ia terus menyedot dan merasa ada cairan yang pahit di mulutnya ia ingin menyemburkan cairan pahit itu, namun malah tertelan "Adik Loan, engkau jangan bergerak!"   Ujarnya lembut "Aku sudah menyedot sampai habis racun itu."   "Kakak Bu, jangan..~"   Air mati Lie Ceng Loan berderai.   "Sudah tanggung."   Ujar Bee Kun Bu sambil tersenyum "Cairan racun telah tertelan, jadi harus terus menyedot."   "Kakak Bu! Kalau engkau mati, aku pun tidak akan hidup."   Lie Ceng Loan terisak-isak.   "Adik Loan, kalau begitu bukankah pereuma aku menyedot racun itu?"   Bee Kun Bu menarik nafas panjang.   "Kakak Bu.."   "Jangan bergerak!"   Ujar Bee Kun Bu dan mulai menyedot Iagi. setelah itu ia memandang Kim Hun Tokouw seraya berkata.   "Lam Kkmg Siu! Engkau kira aku tidak berani berkorban demi Sumoyku kan? Ternyata engkau salah duga!"   Kim Hun Tokouw melihat racun itu telah tersedot oleh Bee Kun Bu, timbullah rasa benci dan cemburu dalam hatinya "Hm!"   Dengusnya dingin. Tapi engkau pasti mati!"   "Ha ha!"   Bee Kun Bu tertawa gelak "Walau aku harus mati, namun aku telah menolong gadis yang amat kucintai! Hatimu pasti merasa kesal sekali kan?"   Wajah Kim Hun Tokouw menghijau.   Kemudian ia melesat ke arah batu besar itu.   Kini racun yang ada di punggung Lie Ceng Loan telah punah disedot Bee Kun Bu.   Maka ketika Kim Hun Tokouw melesat ke batu besar, Lie Ceng Loan pun menerjang ke arah Kim Hun Tokouw.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Akan tetapi, Kim Hun Tokouw cepat berkelit ke samping dengan maksud ingin menyerang Bee Kun Bu.   Bagaimana mungkin Lie Ceng Loan membiarkannya? Bee Kun Bu telah berkorban demi menolong dirinya, kini malah kena racun itu.   Karena itu, Ue Ceng Loan langsung menyerang Kim Hun Tokouw dengan Liu Yun Ciang Hoat (llmu pukulan Awan Terbang), Kim Hun Tokouw meloncat mundur sambil menggerakkan tangan seketika itu juga tampak sehelai selendang melayang ke arah Lie Ceng Loan.   Terjadilah pertarungan di dalam gua itu, Hati Bee Kun Bu cemas sekali menyaksikan pertarungan itu, sebab Lie Ceng Loan tampak di bawah angin.   Tak terasa mereka bertarung sudah melewati tiga puluh jurus, Bee Kun Bu semakin cemas.   Tiba-tiba badan Kim Hun Tokouw berputar sambil menjulurkan jari telunjuknya mengarah ke dada Lie Ceng Loan.   "Haaht"   Jerit Bee Kun Bu, Tanpa sadar sepasang tangannya menekan batu itu, maksudnya ingin melesat menolong Lie Ceng Loan.   Namun kemudian ia menarik nafas panjang, karena ingat akan badannya yang tak bertenaga Akan tetapi, terjadilah hal yang di luar dugaan Begitu sepasang tangannya menekan batu, badannya pun melesat ke atas, seakan tidak pernah kena racun sama sekali.   Betapa girangnya Bee Kun Bu.   ia tidak mau memikirkan kenapa bisa terjadi begitu, karena segera harus menolong Lie Ceng Loan dari serangan Kim Hun To-kouw, ia segera melancarkan dua pukulan ke arah wanita itu.   Di saat itu, Kim Hun Tokouw girang bukan main, sebab serangannya itu akan berhasil melukai Lie Ceng Loan, Namun di saat bersamaan, ia merasa ada angin pukulan di atas kepalanya.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Segeralah ia mendongakkan kepala, Tampak Bee Kun Bu sedang melesat ke arahnya dengan pukulan dahsyat Dapat dibayangkan, betapa kagetnya Kim Hun Tokouw. Buuuk! Lie Ceng Loan berhasil memukul dadanya.   "Aaakh!"   Jerit Kim Hun Tokouw termundur beberapa langkah.   Pada waktu bersamaan, pukulan Bee Kun Bu telah sampai pula, sedangkan Kim Hun Tokouw telah terluka oleh pukulan Lie Ceng Loan, sehingga membuat dirinya sudah tidak mampu berkelit lagi.   Ketika melihat pukulan Bee Kun Bu mengarah padanya, ia pun langsung berteriak "Biar aku mati di tanganmu saja!"   Kim Hun Tokouw tidak menangkis maupun mengelak, sebaliknya malah memajukan badannya untuk menerima pukulan itu.   sebenarnya Bee Kun Bu merasa tidak tega membunuh Kim Hun Tokouw, Namun Kim Hup Tokouw malah memajukan badannya begitu cepat, sehingga Bee Kun Bu tidak keburu menarik kembali pukulannya.   .   "3uk! Buk! Dada dan perut Kim Hun Tokouw terpukul "Aaaakh.,.!"   Jerit Kim Hun Tokouw, Badannya melayang bagaikan layang-layang putus lalu jatuh.   "Kakak Bu..."   Lie Ceng Loan langsung mendekatinya. Apakah aku sedang bermimpi?"   Bee Kun Bu merangkulnya, Lie Ceng Loan mendongakkan kepala memandang wajah Bee Kun Bu.   Sungguh mengherankan, wajah Bee Kun Bu tampak bersinar-sinar dan kemerah-merahan.   Sedangkan Bee Kun Bu sendiri pun merasa dirinya seakan dalam mimpi, sebab sudah dua kati kena racun, namun kini malah jadi segar    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Mereka berdua saling memandang Kemudian Bee Kun Bu coba menghimpun hawa murninya, Tidak terjadi suatu halangan apa pun, sehingga membuat dirinya ter-heran-heran.   "Adik Loan!"   Gumamnya dengan suara rendah, Tidak dalam mimpi kan?"   "Memang tidak,"   Sahut Lie Ceng Loan.   "Engkau telah menyedot racun itu, tapi kok tidak apa-apa?"   "Adik Loan!"   Bee Kun Bu menggeleng-gelengkan kepala.   "Apa sebabnya bisa begini, aku sendiri pun tidak tahu."   "Kakak Bu!"   Lie Ceng Loan bersungguh-sungguh.   "Aku sudah tahu...."   Tahu apa?"   "Aku tahu.,,."   Wajah Lie Ceng Loan agak memerah.   "Mungkin kita berdua saling mencinta secara suci mumi, maka Thian (Tuhan) merasa kasihan pada kita."   "Adik Loan!"   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Bee Kun Bu tersenyum.   "Kakak Bu.,."   Ketika Lie Ceng Loan ingin mengatakan sesuatu, terdengarlah suara rintihan Kim Hun Tokouw.   Mereka berdua segera menghampiri nya.   Kim Hun Tokouw menggeletak di tanah dengan mulut berdarah, Kelihatannya ia telah luka parah, Ketika melihat mereka berdua menghampirinya, Kim Hun Tokouw berteriak dengan mata berapi-api.   "Bee Kun Bu! sebetulnya engkau sudah kena racun asap kuning, kemudian engkau menyedot racun di punggung Sumoymu, Ke dua racun itu berlawanan, sehingga nyawamu tertolong!"   "Oh?"   Bee Kun Bu terbelalak "Bee Kun Bu, aku... aku senang mati di tanganmu,"   Ujar Kim Hun Tokouw lemah sekali "Sudikah,., sudikah engkau memelukku agar aku bisa pergi dengan tenang dan damai?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu mengerutkan kening, Lie Ceng Loan memandang Kim Hun Tokouw yang sudah sekarat, timbullah rasa ibanya.   "Kakak Bu, peluklah dia!"   Ujar Lie Ceng Loan.   "Aku...."   Bee Kun Bu ragu.   "Kakak Bu, peluklah dia agar dia bisa pergi dengan tenang!"   Desak Lie Ceng Loan. Bee Kun Bu mengangguk dan mendekati Kim Hun Tokouw, lalu memeluknya sesuai dengan permintaan wanita itu.   "Kun Bu...."   Suara Kim Hun Tokouw makin lemah.   "Selama ini, aku... aku tidak pernah jatuh cinta., kecuali padamu, Tapi... aku bersalah karena terlampau... cem-buru, Kun Bu maafkanlah aku!"   Bee Kun Bu manggut-manggut Kim Hun Tokouw tersenyum, namun tiba-tiba sepasang matanya mendelik dan kepalanya terkulai di tangan Bee Kun Bu.   "Lam Kiong Siu!"   Panggil Bee Kun Bu. Kim Hun Tokouw diam, Ternyata nafasnya telah putus, Namun wajahnya tampak berseri, seakan merasa senang mati dalam pelukan Bee Kun Bu.   "Kakak Bu, dia telah mati,"   Ujar Lie Ceng Loan dan menambahkan "Mari kita kubur dia di dalam gua ini!"   Bee Kun Bu mengangguk Mereka berdua lalu mengubur mayat Kim Hun Tokouw, Setetah itu Bee Kun Bu menarik nafas panjang.   "Kalau tidak bersekongkol dengan Souw Peng Hai, tentunya dia tidak akan mati,"   Ujar Bee Kun Bu sambil menggeleng-gelengkan kepala.   "Apabila dia tidak berambisi ingin menguasai rimba persilatan Tionggoan, dia pun tidak    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   akan mengalami semua ini, padahal dia sudah hidup tenang di dalam istana Pit Sia Kiong,.,."   "ltu juga gara-gara Souw Peng Hai!"   Ujar Lie Ceng Loan.   "Kakak Bu, mari kita pergi!"   "Oh ya! Adik Loan, bagaimana engkau bisa ke istana Pit Sia Kiong?"   Tanya Bee Kun Bu mendadak Lie Ceng Loan segera menutur, Gadis itu pun memberitahukan bahwa telah kehilangan jejak Na Siao Tiap.   "Adik Loan, engkau tidak mau meninggalkan tempat ini karena mencintaiku Lalu kenapa pula Na Siao Tiap tidak mau pergi?"   Tanya Bee Kun Bu heran.   "Kakak Siao Tiap tidak mau pergi juga karena mencintaimu."   Lie Ceng Loan memberitahukan sambil tersenyum.   "Apa?"   Bee Kun Bu tersentak "Adik Loan, jangan bereanda!"   "Kakak Bu!"   Lie Ceng Loan tersenyum lagi.   "Aku sama sekali tidak bereanda."   "Adik Loan...."   "Kakak Bu!"   Mendadak Lie Ceng Loan menarik nafas.   "Aku.,, aku justru mencemaskan satu hal."   "Hal apa?"   "Kakak Siao Tiap bilang, kalau engkau tidak mati, dia pasti menuruti amanat almarhumah ibunya, yakni harus membunuhmu dengan irama Mi Hun Li Cin."   "Itu...."   Bee Kun Bu terbelalak "Kenapa?"   "Karena dia telah mencintaimu,"   Jawab Lie Ceng Loan.   "Kakak Bu, aku pikir tidak akan begitu kan?"   Mendengar itu, Bee Kun Bu amat terkejut dalam hati, namun ia tersenyum seraya menyahut agar Lie Ceng Loan tidak merasa cemas.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "ltu memang tidak mungkin."   Lie Ceng Loan dan Bee Kun Bu berjalan sambil bereakapcakap, Tak terasa mereka sudah sampai di telaga besar yang kini menyerupai sebuah lembah.   "Kakak Bu mengatakan demikian, legalah hatiku ujar Lie Ceng Loan.   "Aku pikir, kalau mencintai se seorang tentunya berharap dia tidak akan mati, bagaimana mungkin harus membunuhnya?"   "Ya."   Bee Kun Bu mengangguk "Adik Loan, apakah Siao Tiap berada di bawah ?"   "Aku sudah ke bawah, namun dia tidak ada,"   Jawab Lie Ceng Loan.   "Mari kita ke bawah melihat-lihat!"   Mereka berdua lalu turun ke bawah, akan tetapi kali ini bukan cuma Na Siao Tiap yang tidak ada.   Bahkan piepanya pun sudah tidak kelihatan Yang tempak adalah mayat Souw Peng Hai yang tergeletak kaku di situ Setelah menyaksikan mayat itu, Bee Kun Bu menengok ke pintu batu yang terbuka dan di atasnya berukir tulisan "Sam Im Sian Hu itu membuat Bee Kun Bu terkejut sekali.   Sebab Bee Kun Bu telah mendengar penuturan dan Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin tentang kitab ilmu silat Sam Im Sin Ni yang tersimpan di dalam gua, harus dibuka dengan Pit Giok Cak.   "Mau apa Siao Tiap berada di sini?"   Tanya Bee Kun Bu.   "Kami berdua melihat sosok bayangan yang mirip Co Hiong memasuki gua itu, maka Kakak Siao Tiap menjaga di sini."   Lie Ceng Loan memberitahukan.   "Oh?"   Bee Kun Bu bertambah terkejut Apabila kitab ilmu silat Sam Im Sin Ni jatuh di tangan Co Hiong, pasti celaka.   "Kakak Bu, mari kita ke dalam gua melihat-lihat!"   Ajak Lie Ceng Loan.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu mengangguk Mereka berdua memasuki gua Sam Im Sian Hu, namun tidak menemukan apa pun. Kemudian mereka ke luar lagi, Karena Na Siao Tiap tidak kembali, mereka lalu meninggalkan tempat itu.   "Mungkin Kakak Siao Tiap tahu engkau belum mati, maka pulang ke gunung Kwat Cong San,"   Ujar Lie Ceng Loan.   "Memang mungkin."   Bee Kun Bu manggut-mang-gut.   "Adik Loan, kita harus pergi, jangan membiarkan Kakak Pek dan guruku berduka karena mengira aku telah mati."   "Benar."   Lie Ceng Loan mengangguk dan memberitahukan "Ketika mendengar engkau telah mati, mulut Toa Supek langsung menyemburkan darah se-gar."   "Oh?"   Bee Kun Bu menarik nafas panjang.   Setelah itu, mereka berdua mengerahkan ginkang meninggalkan pegunungan Altai Taysan.   Keesokan malamnya, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan telah berada di luar pegunungan tersebut Tiga hari kemudian, barulah mereka bertemu pada pedagang di luar perbatasan Mereka membeli dua ekor kuda.   Dengan menunggang kuda mereka melanjutkan perjalanan Lima hari kemudian mereka sudah berada di sekitar Giok Bun Kwan, Tempat itu hanya tampak gurun pasir yang amat luas, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan memburu waktu, maka mereka memacu kuda masing-masing di gurun pasir itu.   Setelah petang hari, mendadak mereka mendengar suara pertempuran di depan Segeralah mereka menghentikan kuda masing-masing, lalu memandang ke de-pan.   Tampak beberapa sosok bayangan sedang bertarung dengan sengit Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan bukan orang usil yang suka mencampuri urusan orang lain.   Mereka tidak menghiraukan pertarungan itu, dan melanjutkan perjalanan    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Akan tetapi, tiba-tiba terdengar suara siulan di tempat pertarungan Begitu mendengar suara siulan, tertegunlah mereka berdua. Toa Supek!"   Seru Lie Ceng Loan.   "Tidak salah!"   Sahut Bee Kun Bu.   "Memang guru!"   Mereka serentak memandang ke depan lagi Tampak tiga sosok bayangan melesat ke atas, Kemudian menyusul lagi tiga sosok bayangan juga melesat ke atas.   Walau jarak masih begitu jauh, namun Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan dapat melihat dengan jelas tiga sosok bayangan itu adalah Kun Lun Sam Cu, yang kelihatannya berusaha melarikan diri Dalam waktu sekejap, mereka sudah tidak kelihatan lagi tertutup pasir yang berterbangan Bee Kun Bu menyesal sekali Kemudian ia menarik nafas panjang, sebab ia tahu tidak mungkin dapat mengejar mereka.   "Kakak Bu, siapa orang itu? Kok guru bertiga masih tidak mampu menandinginya?"   Tanya Lie Ceng Loan heran Bee Kun Bu mengarah pada orang itu, Tampak sosok yang tinggi besar sedang mengibaskan lengan bajunya, membuat pasir di tempat itu berterbangan ke mana-mana, Dapat dibayangkan betapa dalamnya Lweekang orang itu, Namun mereka berdua tidak dapat melihat jelas orang.   "Kakak Bu!"   Lie Ceng Loan tampak tereengang "llmu silat orang itu... kelihatan mirip ilmu silat Kakak Siao Tiap yang ada di dalam kitab Kui Goan Pit Cek."   Bee Kun Bu juga mengetahui Setahunya, yang telah mempelajari kitab Kui Goan Pit Cek cuma ada empat orang, yakni dirinya sendiri Pek Yun Hui, Na Siao Tiap dan Na Hai Peng.   Bagaimana mungkin salah seorang itu bertempur dengan Kun Lun Sam Cu? Berselang beberapa saat kemudian, orang itu berteriakteriak.   Begitu mendengar suara teriakannya, Lie Ceng Loan segera berkata terkejut    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Eh? Kakak Bu! itu ayah Na Siao Tiap, Na Lo-cianpwee!"   "Benar."   Bee Kun Bu mengangguk "Dia Ayah angkatku, kenapa dia berada di sini?"   "Kakak Bu! Mari kita lihat!"   Ajak Lie Ceng Loan.   "Baik."   Mereka berdua lalu melarikan kuda masing-masing ke depan, Setelah agak mendekat, terlihat jelas orang itu memang Na Hai Peng, bahkan masih tampak seorang lagi tergeletak di situ, tidak lain Pek lh Sin Kun-Sen Lui, ketua partai Swat San, yang kelihatannya telah terluka parah.   Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terkejut ketika memperhatikan Na Hai Peng tampak terkejut sekali.   Ketika melihat Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan berada di situ, Na Hai Peng berhenti dan menatap mereka dengan sorotan tajam.   Kenapa Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terkejut menyaksikannya? Ternyata Na Hai Peng tampak kacau.   Rambutnya awut-awutan dengan wajah menyeringai menakutkan.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Belum pernah Bee Kun Bu menyaksikan Na Hai Peng bersikap demikian Maka tidak heran kalau ia terkejut bukan main.   "Ayah angkat!"   Panggil Bee Kun Bu sambil meloncat turun dari kudanya, kemudian maju dua langkah.   "Apakah ayah angkat baik-baik saja?"   Sementara itu Lie Ceng Loan pun meloncat turun dari kudanya, namun tidak berani melangkah maju. Na Hai Peng memandang Bee Kun Bu dengan sinar mata aneh, seakan tidak mengenalinya.   "Bocah! Engkau siapa?"   Tanyanya bernada aneh. Bee Kun Bu sama sekali tidak menyangka, kalau Na Hai Peng akan mengajukan pertanyaan tersebut padanya,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Seketika ia terperangah dan tidak tahu bagaimana menjawab nya. Lie Ceng Loan melesat ke sisi Bee Kun Bu, lalu berkata dengan nyaring.   "Paman Na! ini Kakak Bu. Apakah Paman tidak kenal lagi?"   "Hm!"   Dengus Na Hai Peng.   "Apa itu kakak Bu atau adik Bu? Ayoh, cepat pergi!"   Na Hai Peng mengibaskan lengan j ubahnya, betapa dahsyatnya kibasan itu, membuat pasir di sekitarnya berterbangan ke arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan. Mereka berdua segera meloncat mundur, tapi masih tersambar oleh pasir-pasir itu.   "Ha ha ha!"   Na Hai Peng tertawa aneh.   "Lumayan juga gerakan kalian! Cepatlah kalian enyah dari sini!"   Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tereengang dan cemas, karena tidak tahu apa yang telah terjadi atas diri Na Hai Peng, tentunya juga membuat mereka amat penasaran Mereka berdua saling memandang, kemudian maju lagi mendekati Na Hai Peng, Begitu melihat mereka mendekat lagi, Na Hai Peng tertawa aneh dan membentak keras.   "   Ayoh, kabur lagi!"   Na Hai Peng menjulurkan tangannya mengarah pada Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, maksudnya ingin mencengkeram mereka berdua.   jangankan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak siap, kalaupun mereka siap juga belum tentu dapat menghindari serangan itu, Tahu-tahu baju bagian dada mereka telah dicengkeram Lie Ceng Loan menjerit kaget sedangkan Na Hai Peng tertawa gelak dengan nada aneh, lalu mendadak    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   menggerakkan tangannya, Seketika Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan melayang ke atas beberapa depa tingginya .   "Adik Loan!"   Seru Bee Kun Bu.   "Cepat himpun hawa murni!"   Lie Ceng Loan segera menarik nafas dalam-dalam untuk menghimpun hawa murninya. sedangkan Bee Kun Bu berjungkir balik turun ke bawah, Begitu pula Lie Ceng Loan, kalau tadi ia tidak menghimpun hawa murninya, pasti akan jatuh terbanting.   "Kakak Bu! Paman Na sudah tidak sayang kita lagi, mari kita pergi!"   Ujar Lie Ceng Loan.   Bee Kun Bu menyadari saat ini Na Hai Peng tidak waras hingga tidak mengenali mereka lagi, itu pasti ada sebab musababnya.   seandainya mereka tidak pergi, tentunya akan celaka di tangan Na Hai Peng, Akan tetapi, bagaimana mungkin Bee Kun Bu meninggalkan Na Hai Peng seorang diri di gurun pasir itu? "Adik Loan! Ayah angkatku tampak tidak waras, itu pasti ada sebab musababnya, Bagaimana kita boleh pergi?"   "Kalau begitu...."   Wajah Lie Ceng Loan sudah berubah pucat "Kita harus bagaimana?"   "Engkau agak menjauh, aku akan mendekatinya untuk bertanya!"   Sahut Bee Kun Bu.   "Kakak Bu! Mari kita bersama mendekatinya!"   Ujar Lie Ceng Loan.   "Tapi-."   Bee Kun Bu mengerutkan kening.   "Kakak Bu!"   Lie Ceng Loan menatapnya.   "Adik Loan...."   Bee Kun Bu menarik nafas, lalu memandang Na Hai Peng.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Na Hai Peng tidak menghiraukan mereka, malah duduk sambil memandang Pek Ih Sin Kun-Sen Lui yang tergeletak itu, kemudian tersenyum-senyum aneh.   Menyaksikan itu, tergeraklah hati Bee Kun Bu.   ia lalu memandang Lie Ceng Loan seraya berbisik "Adik Loan! Pek Ih Sin Kun terluka parah, itu pasti dilukai ayah angkatku, Apa yang telah terjadi, dia pasti mengetahuinya!"   "Betul!"   Lie Ceng Loan mengangguk "Kita tangkap dia!"   Ujar Bee Kun Bu dengan suara rendah.   "Agar kita bisa bertanya padanya."   "Baik!"   Lie Ceng Loan mengangguk lagi. Mereka berdua segera melesat ke arah Pek Ih Sin Kun, akan tetapi pada waktu bersamaan, terdengar suara bentakan Na Hai Peng.   "Cepat enyah!"   Bee Kun Bu menoleh, Dilihatnya Na Hai Peng memandangnya dengan mata melotot, gusar Cepat-cepat Bee Kun Bu memberi isyarat pada Lie Ceng Loan, agar gadis itu membawa pergi Pek Ih Sin Kun. Setelah itu, ia berkata pada Na Hai Peng.   "Ayah angkat tidak enak badan ya?"   "Siapa yang tidak enak badan?"   Na Hai Peng balik bertanya dengan mata melotot "Engkau belum mau pergi?"   "Ayah angkat...."   Belum juga Bee Kun Bu menyelesaikan ucapannya, Na Hai Peng sudah mengayunkan tangannya melancarkan sebuah pukulan. Bee Kun Bu tidak berani menangkis, hanya bergerak cepat meloncat mundur sambil melirik ke arah Lie Ceng Loan,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   sedangkan Lie Ceng Loan telah meninggalkan tempat itu dengan memondong Pek Ih Sin Kun.   Tampak gadis itu sedang melambai-lambaikan tangannya pada Bee Kun Bu.   Segeralah Bee Kun Bu melesat ke sana, kemudian menoleh melihat Na Hai Peng, yang masih tetap duduk di situ....   ttagian ke lima puluh lima kejadian Aneh Yang Membingungkan Bfe Kun Bu mendekati Pek Ih Sin Kun yang duduk di sisi I.ie Ceng Loan.   "Soh H Sin! Apa gerangan yang telah terjadi?"   Tanyanya.   "Kalian... kalian cepat pergi!"   Sahut Pek Ih Sin Kun.   "Orang itu telah gila."   "Dia ayah angkatku, kenapa engkau bilang dia telah gila?"   Bee Kun Bu keheranan "Apa gerangan yang telah terjadi...."   Pek Ih Sin Kun menarik nafas.   "Aku pun tidak begitu jelas."   "Beritahukanlah apa yang kau ketahui!"   Ujar Bee Kun Bu ingin mengtahuinya.   "Setelah meyaksikan istana Pit Sia Kiong musnah tergenang air, kami meninggalkan pegunungan Altai Taysan Di tengah jalan aku bertemu dengan Kun Lun Sam Cu, lalu kami melakukan perjalanan bersama kembali ke Tionggoan..."   Tutur Pek Ih Sin Kun, namun tidak dilanjutkan karena nafasnya mulai memburu.   "Kalau begitu, kenapa bertarung dengan ayah angkatku?"   Tanya Bee Kun Bu.   "Terus terang, kami semua tidak mati di istana Pit Sia Kiong, itu berkat pertolongannya,"   Jawab Pek Ih Sin Kun melanjutkan "Ketika kami berempat melewati gurun pasir, tibatiba tampak seseorang berdiri di atas gundukan di tengah pedang pasir,"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Benar, Kakak Bu."   Sela Lie Ceng Loan "Kita juga melewati tempat itu."   "Adik Loan jangan menyelak, biar sobat Sin melanjutkan!"   Tegur Bee Kun Bu halus.   Lie Ceng Loan tersenyum lalu diam sedangkan Pek Ih Sin Kun segera melanjutkan "Pada waktu itu, kami berempat merasa heran Siapa yang berdiri di situ? Kalau terjadi badai, bukankah orang itu tidak bisa kabur? Karena merasa heran, maka kami mendekatinya, ternyata Tuan Na Hai Peng!"   "Apakah pada waktu itu dia sudah giia?"   Tanya LR Ceng Loan tak tertahan "Adik Loan, Lweekang ayah angkatku amat dalam Bagaimana mungkin dia bisa giia?"   Sahut Bee Kun Bu "Pada waktu itu, dia memang tidak gila,"   Lanjut Pek Ih Sin Kun.   "Hanya saja cfia terus berdiri mematung di situ, wajahnya pucat pias, Tentunya membuat kami terheran-heran dan sekaligus bertanya padanya kenapa berdiri di situ, Kami mendengar dia bergumam.,.,"   "Dia bergumam apa?"   Tanya Lie Ceng Loan.   "Dia bergumam Mo Kui Ceh Yi (perbatasan Setan Iblis), dan terus bergumam begitu, Maka membuat kami bertambah heran, Kemudian mendadak dia melesat pergi, Kami pun mengejarnya sampai di sini, Dia membentak gusar talu menyerang kami, Aku kena pukulannya hingga terluka, sedangkan Kun Lun Sam Cu langsung kabur."   Menutur sampai di sini, wajah Pek Ih Sin Kun makin pucat pias, Ketika Bee Kun Bu mendengar Kun Lun Sam Cu langsung kabur, wajahnya tampak tidak senang.   "Guru dan Susiokku pergi, tentu ada sebab mu-sababnya,"   Ujarnya.   "Hm!"   Dengus Pek Ih Sin Kun.   "Sebab musabab apa?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Sobat Sin! Engkau ketua partai Swat san, pasti sudah berpengalaman luas, Aku ingin bertanya apa artinya Mo Kui Ceh Yi?"   "Kami berempat justru tidak tahu apa artinya Mo Kui Ceh Yi,"   Sahut Pek Ih Sin Kun sambil menggelengkan kepala.   Bee Kun Bu terus berpikir, tapi tetap juga tidak mengerti sama sekali tentang sebab musabab Na Hai Peng berubah jadi begitu, itu sungguh membingungkan "Sobat Sin! Engkau sudah terluka parah, apakah masih kuat menunggang kuda meninggalkan gurun pasir ini?"   Tanya Bee Kun Bu mendadak "Mungkin masih kuat,"   Sahut Pek Ih Sin Kun.   "Kalau begitu, aku akan berikan seekor kuda kepadamu,"   Ujar Bee Kun Bu dan menambahkan "Aku harap engkau jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang ayah angkatku!"   "Ya."   Pek Ih Sin Kun mengangguk dengan rasa terimakasih, karena Bee Kun Bu bersedia memberikannya seekor kuda. Terimakasih!"   Ucap Bee Kun Bu sambil memapah Pek Ih Sin Kun ke punggung kuda.   "Bee Siauhiap, aku mengingatkan kalian, lebih baik menjauhi Na Hai Peng. Sebab dia sudah tidak waras, dan kepandaiannya amat tinggi...."   Terimakasih!"   Ucap Bee Kun Bu.   "Kami tahu itu."   "Kalau begitu, aku mohon pamit!"   Pek Ih Sin Kun menepuk badan kuda, dan seketika kuda itu berlari pergi "Adik Loan!"   Ujar Bee Kun Bu dengan kening berkerut "Ayah angkatku jadi begitu, aku yakin pasti ada kaitannya dengan Mo Kui Ceh Yi."   "Benar."   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Ue Ceng Loan mengangguk Tapi itu merupakan tempat apa?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Kita memang tidak tahu, namun mungkin guru kita mengetahuinya,"   Ujar Bee Kun Bu.   "Adik Loan, mari kita kembali ke tempat tonjolan gurun pasir itu untuk me!ihat-lihat, siapa tahu kita akan menemukan sesuatu di sana."   "Baik,"   Lie Ceng Loan menurut Mereka meloncat ke punggung kuda.   Lie Ceng Loan duduk di belakang merangkul Bee Kun Bu erat-erat sedangkan Na Hai Peng masih duduk di situ tak bergerak sama sekali.   Kuda yang ditunggangi mereka berdua mulai berlari ke tempat itu.   Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah melihat tonjolan-tonjolan pasir itu.   Yang mengherankan adalah tampak seseorang berdiri di situ tak bergerak sama sekali, persis seperti keadaan Na Hai Peng yang dituturkan Pek Ih Sin Kun.   Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan sudah mendekat tempat itu.   Ternyata orang itu Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng, ketua partai Hwa San.   Mereka terheran-heran ketika melihat Tu Wee Seng berdiri mematung di tempat itu.   Segeralah mereka meloncat turun dari punggung kuda sambil memandang ke tempat itu.   sementara Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng tetap berdiri tak bergerak Tangannya menggenggam toya bambu.   Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menengok wajahnya, terkejut lah mereka karena menyaksikan wajah Tu Wee Seng seperti mayat "Pat Pie Sin Ong! Kenapa engkau berdiri di situ?"   Tanya Bee Kun Bu sekeras-kerasnya. Perlahan-lahan Tu Wee Seng menoleh, kemudian mendadak berteriak-teriak.   "Mo Kui Ceh Yi! Mo Kui Ceh Yi...."   "Apa itu Mo Kui Ceh Yi?"   Tanya Bee Kun Bu cepat    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Mo Kui Ceh Yi! Mo Kui Ceh Yi...."   Tu Wee Seng terus berteriak begitu, lalu mendadak menggerakkan toya bambunya menyerang Bee Kun Bu.   Ketika tangan Tu Wee Seng bergerak, Bee Kun Bu sudah menduga orang itu akan menyerangnya, Maka ia langsung meloncat mundur Karena tidak berhasil menyerang Bee Kun Bu, Tu Wee Seng lalu mengayunkan toya bambunya ke arah Lie Ceng Loan.   "Engkau sudah gila ya?"   Tanya Lie Ceng Loan sambil berkelit Tu Wee Seng tertawa aneh lalu menyerang Lie Ceng Loan lagi.   "Adik Loan, cepat menghindari seru Bee Kun Bu. Lie Ceng Loan cepat-cepat meloncat mundur, sedangkan Bee Kun Bu telah bergerak dengan jurus Hang Yun Liu Sui (Awan Bergerak Arus Mengalir), Jurus tersebut diarahkan pada toya bambu Tu Wee Seng, dan toya bambu itu berhasil dicengkeramnya, Kemudian Bee Kun Bu mengerahkan Lweekangnya. Plak! Toya bambu itu patah. Tu Wee Seng berteriak aneh, dan langsung menyerang Bee Kun Bu dengan toya bambunya yang tinggal separuh. Tu Wee Seng!"   Bentak Bee Kun Bu sambil berkelit "Kenapa engkau?"   Tu Wee Seng tampak seakan tidak mendengar suara bentakan Bee Kun Bu. ia terus menyerang dengan hebat sekali, Namun kemudian mendadak ia berhenti, lalu tertawa aneh persis seperti keadaan Na Hai Peng.   "Adik Loan, serang dia dari belakang!"   Seru Bee Kun Bu. Lie Ceng Loan mengangguk, kemudian menyerang Tu Wee Seng dari belakang dengan tangan kosong, Ketika Tu    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Wee Seng ingin menangkis serangan Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu bergerak cepat menotok jalan darah di bahu nya. Tu Wee Seng terkulai tak bisa bergerak, tapi terusmenerus berteriak-teriak aneh. HPat Pie Sin Ong! Apa gerangan yang telah terjadi?"   Tanya Bee Kun Bu.   Tu Wee Seng tidak menyahut, melainkan terus-menerus berteriak aneh dengan wajah berubah merah, Tiba-tiba ia melesat pergi menuju arah selatan, Dalam waktu sekejap ia sudah hilang dari pandangan Ternyata ia berhasil membebaskan totokan itu dengan Lweekang-nya sendiri.   Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tertegun, kenapa Na Hai Peng dan Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng berteriak-teriak "Mo Kui Ceh Yi" (Perbatasan Setan Iblis)? itu sungguh membingungkan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan.   "Adik Loan!"   Ujar Bee Kun Bu berpesan.   "Mari kita melihatlihat gundukan-gundukan pasir itu!"   "Ya."   Sahut Lie Ceng Loan.   Mereka berdua mulai mengitari tonjolan-tonjolan pasir itu, kemudian kembali ke tempat semula, Begitu mereka kembali ke tempat semula, wajah mereka tampak terkejut Ternyata di tempat Tu Wee Seng berdiri tadi tampak tiga orang berdiri mematung di situ, Siapa ke tiga orang itu? Tidak lain adalah Kun Lun Sam Cu! "Guru!"   Teriak Bee Kun Bu memanggil mereka.   "Guru! Supek...."   Lie Ceng Loan juga berteriak. Kun Lun Sam Cu tetap berdiri tak bergerak, Bee Kun Bu segera memberi isyarat agar Lie Ceng Loan berhenti, Karena Bee Kun Bu telah melihat keadaan mereka bertiga persis seperti Na Hai Peng dan Tu Wee Seng.   "Guru!"   Bee Kun Bu maju selangkah "Murid.,.,"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Mo Kui Ceh Yi! Mo Kui Ceh Yi!"   Teriak Kun Lun Sam Cu serentak.   "Guru!"   Lie Ceng Loan cemassekali.   "Apa yang telah terjadi?"   "Mo Kui Ceh Yi! Mo Kui Ceh Yi!"   Teriak Kun Lun Sam Cu lagi, lalu mendadak melesat pergi. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan pun melesat mengikuti Kun Lun Sam Cu, Mereka khawatir Kun Lun Sam Cu akan mengalami suatu kecelakaan.   "Guru!"   Bee Kun Bu telah berhasil menyusul mereka.   "Kalian telah mengalami kejadian apa?"   Hian Ceng Tqtiang tidak menyahut, melainkan langsung menyerang Bee Kun Bu dengan jurus Ciak Ciu Poh Liong (Tangan Kosong Menangkap Naga), yaitu jurus andalan partai Kun Lun.   Bee Kun Bu tidak mau menangkis, hanya meloncat mundur Hian Ceng Totiang membentak, namun tidak menyerang lagi.   "Cepat enyah!"   Bee Kun Bu merasa cemas dan kebingungan sedangkan Lie Ceng Loan sudah menangis sedih dengan air mata bereucuran "Hei! Bocah perempuan!"   Bentak Giok Cin Cu mendadak "Kenapa engkau menangis ?"   "Guru!"   Sahut Lie Ceng Loan terisak-isak.   "Kenapa Guru tidak mengenali anak Loan lagi?"   Wajah Giok Cin Cu tampak gusar, dan tiba-tiba menghunus pedangnya, Bee Kun Bu terkejut, lalu cepat-cepat menarik Lie Ceng Loan mundur "Ha ha!"   Giok Cin Cu tertawa, kelihatannya ia amat gembira dapat menakuti Lie Ceng Loan Saat ini, air muka Kun Lun Sam Cu tampak aneh sekali, boleh dikatakan menyeringai dan boleh dikatakan meringis.    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Setelah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mundur, Kun Lun Sam Cu berteriak aneh sambil melesat pergi.   Tadi karena buru-buru mengejar Kun Lun Sam Cu, Bee Kun Bu tidak mempedulikan kudanya lagi, Begitu melihat Kun Lun Sam Cu melesat pergi, Bee Kun Bu segera menarik Lie Ceng Loan mengejar mereka, Tapi kali ini mereka mengejar dengan hati-hati sekali, bahkan menjaga jarak.   Mereka berdua mengejar di belakang Kun Lun Sam Cu hampir seharian Ketika hari mulai gelap, barulah mereka ke luar dari gurun pasir itu, Akan tetapi, Kun Lun Sam Cu masih terus melesat kd( depan laksana kilat Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan sudah tahu kalau Kun Lun Sam Cu tidak waras, Maka mereka tidak berani mendekat Setelah larut malam, mereka sampai di jalan raya Giok Bun Kwan Kun Lun Sam Cu memperlambat langkah, tapi md-reka tampak sempoyongan seperti mabuk, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan juga memperlambat langkah serta tetap berhatihati.   Berselang beberapa saat kemudian berkelebat sosok bayangan hitam ke hadapan Kun Lun Sam Cu, lalu berdiri di situ.   "Kalian bertiga...."   Sebelum orang itu menyelesaikan ucapannya Giok Cin Cu telah menyerangnya dengan jurus Ku Hoa Chun Ie (Bunga Di Hujan Musim Semi).   "Bagus!"   Orang itu berteriak aneh sambil meloncat ke belakang, Kemudian tangannya bergerak, dan seketika juga telah menggenggam sebatang tongkat pendek, Tong-kat pendek itu berkelebatan menyerang ke arah Giok Cin Cu.   Giok Cin Cu juga tidak diam ia langsung menyambut serangan itu dengan ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kini Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan telah melihat jelas siapa orang yang bertarung dengan Giok Cin Cu.   Orang itu ternyata Sin Goari Tong, ketua partai Khong Tong.   sedangkan Hian Ceng Totiang dan Tong Leng Tojin bersorak-sorak sambil bertepuk tangan, Mereka berdua tampak gembira sekali menyaksikan pertarungan itu.   Bee Kun Bu mengerutkan kening, lalu meloncat ke luar ke sisi Sin Goan Tong seraya berseru.   "Sobat Sin harap berhenti!"   Saat ini, Sin Goan Tong juga menyadari akan kelihayan Kun Lun Sam Cu, tidak seperti biasanya.   Padahal ia memang sudah mau berhenti bertarung dengan Giok Cin Cu, tapi Giok Cin Cu justru terus-menerus menyerangnya dengan ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat, sehingga membuatnya tiada kesempatan untuk mundur Ketika mendengar suara seruan Bee Kun Bu, gusarlah Sin Goan Tong.   "Dia tidak berhenti aku yang berhenti, bukankah nyawaku akan melayang di bawah pedangnya?"   Masuk akal apa yang dikatakan Sin Goan Tong.   Karena itu Bee Kun Bu menyerang Giok Cin Cu.   Terkejutlah Giok Cin Cu.   ia bersiul aneh sambil menyurut mundur, lalu berdiri tak bergerak Sin Goan Tong menarik nafas lega.   ia memandang Bee Kun Bu seraya bertanya dengan heran.   "Apa gerangan yang telah terjadi? Kenapa mereka bertiga?"   "Aku justru masih pusing karena urusan ini,"   Sahut Bee Kun Bu sambil menarik nafas.   "Sobat Sin, tahukah engkau apa artinya Mo Kui Ceh Yi?"   "Entahlah."   Sin Goan Tong menggelengkan kepala.   "Aku tidak pernah mendengarnya."    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Bee Kun Bu memandang Kun Lun Sam Cu dan berpikir, kalau mereka bertiga kembali ke Tionggoan dalam keadaan begini, entah akan menimbulkan urusan apa lagi? Setelah berpikir demikian, Bee Kun Bu bertanya pada Sin Goan Tong.   "Sobat Sin mau ke mana?"   "Aku mau ke istana Pit Sia Kiong,"   Jawab Sin Goan Tong memberitahukan. Tidak usah ke sana lagi."   Ujar Bee Kun Bu.   "Pit Sia Kiong telah musnah, dan Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu pun telah tewas."   "Oh?"   Sin Goan Tong terbelalak "Bolehkah engkau menuturkannya?"   "Maaf!"   Ucap Bee Kun Bu.   "Saat ini aku sedang pusing."   Bee Kun Bu mendekati Kun Lun Sam Cu, namun Kun Lun Sam Cu sama sekali tidak bergerak Secepat kilat Bee Kun Bu menotok jalan darah mereka.   "Hei!"   Seru Sin Goan Tong kaget.   "Bocah, engkau mau berbuat apa?"   "Sulit dijelaskan dengan sepatah dua patah kata."   Bee Kun Bu menarik nafas panjang.   "Guru bertiga kini seakan tidak waras, aku sama sekali tidak tahu sebab musabab-nya. Oleh karena itu, aku terpaksa menotok jalan darah mereka,"   "Heran?"   Sin Goan Tong terperangah.   Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Mereka bertiga berkepandaian tinggi, kenapa bisa jadi begini?"   "Bukan cuma mereka bertiga, bahkan Na Hai Peng pun begitu."   Bee Kun Bu memberitahukan. HHaaah...!"   Sin Goan Tong terkejut bukan main, sebab ia tahu betapa tingginya kepandaian Na Hai Peng.   Di saat bersamaan, terdengarlah suara tawa panjang dari tempat jauh kian mendekat Tak lama tampaklah sosok bayangan melesat ke tempat itu, cepatnya laksana kilat, Siapa orang itu, tidak lain Na Hai Peng.      KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Tempat Sin Goan Tong berdiri, justru menghalangi Na Hai Peng, sedangkan Na Hai Peng terus melesat, betapa kagetnya Sin Goan Tong, ingin menghindar sudah tidak keburu lagi.   Badan Na Hai Peng melewati sisi Sin Goan Tong, tapi mendadak Sin Goan Tong merasa badannya melambung ke atas enam depaan, ternyata Sin Goan Tong tersambar oleh angin dari lengan jubah Na Hai Peng.   sedangkan Na Hai Peng tidak berhenti, terus melesat ke depan.   Kepandaian Sin Goan Tong memang tidak rendah, Namun dibandingkan dengan Na Hai Peng, masih berada jauh di bawah, Maka tidak heran kalau badannya melambung ke atas ketika tersambar angin lengan jubah Na Hai Peng yang lewat di sisinya.   Betapa terkejutnya Sin Goan Tong, Tapi ia masih bisa berlaku tenang saat badannya melambung ke atas, ia menarik nafas dalam-dalam sambil berjungkir balik turun ke bawah.   Setelah sepasang kakinya menginjak tanah, bayangan Na Hai Peng telah lenyap dari pandangan Sin Goan Tong berdiri dengan mulut ternganga lebar, tak mampu mengucapkan apa pun.   Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan yang menyaksikan keadaan itu juga tertegun, Na Hai Peng berkepandaian begitu tinggi, namun kini berubah tidak waras, Siapayang mampu menundukkannya? Kalau Kun Lun Sam Cu dan Tu Wee Seng, itu masih bisa cari akal untuk mengatasinya .   Sin Goan Tong yang berdiri dengan mulut ternganga itu, lalu memandang Bee Kun Bu seraya bertanya.   "Bee Siauhiap, sebetulnya apa yang telah terjadi?"   "Aaakh.,.!"   Bee Kun Bu menarik nafas panjang.   "Aku tadi sudah bilang, bukan cuma Na Locianpwee, namun Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng juga begitu, itu pasti ada sebab    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   musababnya, sedangkan aku cuma tahu mereka mengucapkan "Mo Kui Ceh Yi", apa gerangan yang telah terjadi, aku sama sekali tidak tahu,"   "Mo Kui Ceh Yi! Mo Kui Ceh Yi,,.?"   Gumam Sin Goan Tong.   "Sobat Sin, engkau tahu apa artinya?"   Tanya Bee Kun Bu cepat "Kedengarannya seperti nama suatu tempat, namun aku tidak tahu tempat apa itu."   Sahut Sin Goan Tong sambil menggeleng-gelengkan kepala, lalu berpamit.   "Bee siauhiap, sampai jumpa!"   Sin Goan Tong melesat pergi Karena Sin Goan Tong juga tidak tahu tentang Mo Kui Ceh Yi, maka Bee Kun Bu tidak menahannya.   Setelah Sin Goan Tong pergi, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan saling memandangi sama sekali tidak tahu harus berbuat apa? Urusan begitu aneh, membuat Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak habis berpikir, akhirnya Bee Kun Bu menghela nafas.   "Adik Loan, arah yang ditempuh ayah angkat adalah Giok Bun Kwan, Kalau dia sampai di Tionggoan dan tetap begitu, bukankah akan menimbulkan bencana dalam rimba persilatan? Aku pikir lebih baik kita berusaha mengejarnya."   "Kalau begitu...."   Lie Ceng Loan menunjuk Kun Lun Sam Cu yang menggeletak di tanah.   "Bagaimana dengan guru dan Supek?"   "Engkau tunggu di sini sebentar, pasti ada kaum pedagang lewat di sini. Engkau berusaha membeli atau meminjam sebuah kereta kuda pada mereka, lalu membawa guru ke gunung Kwat Cong San menemui Kakak Pek! Bagaimana?"   "Kakak Bu.,,."   Air mata Lie Ceng Loan sudah berlinang.   "Itu.,, bukankah kita akan berpisah lagi?"    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   "Adik Loan!"   Bee Kun Bu menggenggam tangan gadis itu.   "Kalau aku tidak berhasil mengejar ayah angkat, tentu akan ke gunung Kwat Cong San untuk menemuimu jadi engkau tidak usah berduka!"   "Kakak Bu, aku... aku sungguh takut sekali."   Lie Ceng Loan menatapnya.   "Apa yang engkau takutkan?"   Tanya Bee Kun Bu heran.   "Kakak Bu.,,."   Lie Ceng Loan langsung mendekap di dada Bee Kun Bu.   "Saat itu ketika kita berpisah, engkau juga mengatakan kita akan bertemu. Tapi akhirnya aku malah hampir tidak bisa bertemu denganmu."   Sebetulnya Bee Kun Bu juga merasa berat meninggalkan Lie Ceng Loan, Namun teringat akan keadaan Na Hai Peng yang begitu macam, kalau tiba di Tionggoan pasti akan menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan Apa gerangan yang akan terjadi, ia sama sekali tidak tahu.   Apabila ia tidak berusaha mengejar Na Hai Peng, mungkin nama Na Hai Peng akan rusak selamanya, itu tidak boleh terjadi.   "Adik Loan!"   Bee Kun Bu membela inya.   "Engkau jangan bodoh! Bukankah aku baik-baik saja berdiri di hadapanmu?"   "Kakak Bu, betapa sedihnya hatiku ketika aku mengira bahwa engkau telah mati, Maka,., maka aku tidak ingin tersiksa lagi seperti ketika itu,"   Ujar Lie Ceng Loan dengan air mata berderai.   "Adik Loan!"   Bee Kun Bu tersenyum paksa.   "Saat itu karena perbuatan Kim Hun Tokouw, jangankan aku, kakak Pek dan Siao Tiap pun nyaris celaka, Kini kita sudah hampir tiba di Tionggoan, bagaimana mungkin hal itu akan terjadi lagi!"   "Kakak Bu, aku,., aku sungguh khawatir"   "Apa yang engkau khawatirkan?"   "Paman Na bisa bertarung dengan guru dan Supek, pertanda paman Na memang sudah tidak waras,    KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/   Kalau engkau mengejarnya, sedangkan Paman Na tidak mengenal mu lagi, apa pula yang akan terjadi?"   Yang paling dikhawatirkan Bee Kun Bu memang masalah tersebut Kini Lie Ceng Loan telah mengemukakan nya. Maka Bee Kun Bu tertegun, lama sekali barulah menjawab "Aku pikir tidak akan begitu."   "Kakak Bu...."   Lie Ceng Loan menarik nafas.   "Kalau engkau berkeras mau pergi, aku tidak bisa mencegahmu, Tapi... kenapa kita harus sedemikian cepat berpisah ?"    Darah Daging Karya Kho Ping Hoo Pendekar Gunung Lawu Karya Kho Ping Hoo Pedang Karat Pena Beraksara Karya Tjan ID

Cari Blog Ini