Bangau Sakti 85
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 85
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Tentunya tidak akan sedemikian cepat," Sahut Bee Kun Bu sambil tersenyum. Lie Ceng Loan menatapnya dalam-dalam. Kemudian mereka memapah Kun Lun Sam Cu ke pinggir jalan dan menunggu di situ, Tak lama muncullah serombongan pedagang dengan belasan kereta kuda, itu adalah kaum pedagang di perbatasan Segeralah Bee Kun Bu menghampiri mereka, Salah seorang tua berjenggot memandangnya seraya bertanya dengan bahasa Han. "Ada urusan apa, Tuan?" "Maafl" Ucap Bee Kun Bu sopan. "Guru-guruku menderita penyakit aneh, maka aku ingin berunding dengan Tuan!" "Berunding apa?" "Kami ingin membeli sebuah kereta kuda agar bisa pulang ke kampung halaman. Apakah Tuan sudi membantu kami?" Orang tua berjenggot itu memandang Kun Lun Sam Cu sejenak, kemudian baru berkata. "Eh? Air muka mereka tampak aneh, tapi bukan mengidap suatu penyakit!" Tuan!" Bee Kun Bu menarik nafas. "Sulit dijelaskan. Namun kelihatannya Tuan mengerti ilmu pengobatan Sudikah Tuan mengobati mereka bertiga?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Baiklah." Orang tua berjenggot itu mengangguk Terimakasih, Tuan!" Ucap Bee Kun Bu girang sekali Orang tua berjenggot segera berseru pada orangorangnya, sedangkan Lie Ceng Loan tidak mendengar pereakapan mereka. "Kakak Bu, engkau bicara apa dengan orang tua itu?" Tanyanya heran. Tenang, Adik Loan!" Sahut Bee Kun Bu. ia juga terkejut ketika mendengar suara seruan orang tua berjenggot yang mengandung Lweekang. Setelah orang tua berjenggot itu berseru, wajah orangorangnya mendadak tampak tegang, Bee Kun Bu ingin tahu apa yang dikatakan orang tua berjenggot pada orangorangnya, namun ia sama sekali tidak mengerti "Kakak Bu, orang tua itu omong apa?" Tanya Lie Ceng Loan. "Aku pun tidak mengerti," Sahut Bee Kun Bu sambil tersenyum "Orang tua itu berbicara dengan bahasa suku-nya." Berselang beberapa saat kemudian, orang tua berjenggot telah usai berbicara. Orang-orangnya segera mundur bersama kereta kuda mereka. Tuan!" Bee Kun Bu keheranan "ltu kenapa?" Tenang, itu cuma menjaga diri," Sahut orang tua berjenggot sambil tersenyum. "Aku tidak mengerti maksud Tuan, Mereka bertiga adalah guru-guruku, Bagaimana mungkin akan turun tangan jahat terhadap kalian?" Ujar Bee Kun Bu. Orang tua berjenggot bergumam, tapi menggunakan bahasa sukunya, maka Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan sama sekali tidak mengerti KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ketika orang-orang itu mundur, justru menyisakan sebuah kereta kuda, sementara orang tua berjenggot dengan gesit meloncat turun dari kereta kuda. ia mendekati Kun Lun Sam Cu, lalu berhenti di hadapan mereka dalam jarak beberapa depa, Dengan penuh perhatian orang tua berjenggot menatap Kun Lun Sam Cu, kemudian air mukanya tampak berubah. "Engkau harus berkata sesungguhnya padaku, bagaimana penyakit mereka bertiga?" Ujar orang tua berjenggot "Mereka bertiga tidak waras, hingga masing-masing tidak mengenali dirinya sendiri," Jawab Bee Kun Bu. "Haaah!" Seru orang tua berjenggot kaget Tuan...." Bee Kun Bu tereengang. Akan tetapi, mendadak orang tua berjenggot itu melesat ke hadapan Kun Lun Sam Cu, kemudian memutarkan badannya ke belakang Tong Leng Tojin dan Hiang Ceng Totiang, sekaligus mencengkeram punggung mereka berdua. Bee Kun Bu terkejut ia ingin mencegah perbuatan orang tua berjenggot, tapi sudah terlambat Serrt! Serrrt! Suara sobekan baju di punggung Tong Leng Tojin dan Hian Ceng Totiang. Orang tua berjenggot memandang punggung mereka berdua, wajahnya berubah langsung dan menyurut mundur beberapa langkah. Sikap orang tua berjenggot seakan telah melihat sesuatu di punggung Tong Leng Tojin dan Hian Ceng Totiang, Ketika Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan ingin bertanya, orang tua berjenggot telah mengibaskan tangannya seraya berkata. "Kereta kuda itu kuberikan pada kalian, baik-baiklah kalian berdua menjaga diri!" Usai berkata begitu, orang tua berjenggot segera kembali ke kereta kudanya dan berteriak tiga kali. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Apa yang diteriakkannya, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan sama sekali tidak mengerti, karena orang tua berjenggot menggunakan bahasa sukunya. Walau tidak mengerti, namun Bee Kun Bu dapat menduga bahwa orang tua berjenggot itu telah mengidap penyakit seperti Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu, terbukti dari teriakkannya yang menyebut Mo Kui Ceh Yi. Setelah orang tua berjenggot berteriak, orang-orang-nya juga berseru kaget dengan wajah berubah, Mereka lalu melanjutkan perjalanan hanya tersisa sebuah kereta kuda di situ. "Tuan!" Seru Bee Kun Bu. "Sebetulnya apa yang telah terjadi?" Orang tua berjenggot tidak menyahut, cuma menjura ke arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan dan terus melanjutkan perjalanan Begitu cepat keberangkatan mereka, Tak lama rombongan pedagang itu sudah tak tampak lagi. Menghadapi kejadian itu, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan cuma berdiri termangu-mangu di tempat Mereka tidak mengerti kenapa rombongan itu pergi begitu saja. "Kakdk Bu, sebetulnya mereka telah melihat apa?" Tanya Lie Ceng Loan heran. "Aku pun tidak tahu," Sahut Bee Kun Bu sambil melangkah ke belakang Kun Lun Sam Cu, karena orang tua berjenggot merobek baju di punggung mereka, Sedangkan Lie Ceng Loan mengikutinya dari belakang. Mereka berdua sudah berdiri di belakang Tong Leng Tojin dan Hian Ceng Totiang, Ternyata di punggung mereka, tepatnya di Leng Tay Hiat terdapat sebuah tanda hijau sebesar telapak tangan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tanda itu tampak samar, bahkan tidak tampak kalau dilihat sepintas lalu. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan maju selangkah, lalu memperhatikan tanda hijau itu. Ternyata tanda itu mirip setan iblis sedang menyeringai tampak sungguh menakut kan. Mereka berdua tereengang sebab tanda hijau itu sepertinya tumbuh dari dalam, bukan dilukis atau diukir dari luar. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak mengerti kenapa punggung Kun Lun Sam Cu bisa begitu, Akhirnya Bee Kun Bu menutup kembali punggung mereka. "Adik Loan!" Ujar Bee Kun Bu kemudian. "Kini sudah ada kereta kuda, kita harus kembali pada rencana se-mula." "Baik." Lie Ceng Loan mengangguk Mereka berdua memapah Kun Lun Sam Cu ke dalam kereta kuda, Bee Kun Bu duduk di depan memegang tali kendali kuda, Tak lama kemudian, kereta kuda itu pun mulai meluncur ke depan memasuki Giok Bun Kwan. Ketika hari mulai malam, kereta kuda itu telah sampai di ujung jalan, Bee Kun Bu menghentikan kereta kuda dan meloncat turun, ia lalu bertanya pada pelayan kedai teh yang ada di situ tentang Na Hai Peng, Pelayan itu mengatakan melihat orang tersebut melewati tempat itu menuju arah timur Bee Kun Bu mengucapkan terimakasih lalu kembali menghampiri Lie Ceng Loan, ia memandang gadis itu seraya berkata. "Ayah angkat berjalan menuju ke arah timur sedangkan untuk mencapai gunung Kwat Cong San, engkau harus menempuh arah selatan, Oleh karena itu, kita terpaksa berpisah di sini!" "Kakak Bu,.,." Lie Ceng Loan mulai mengucurkan air mata. "Adik Loan, hati-hatiah engkau dalam perjalanan!" Pesan Bee Kun Bu dan menambahkan. "Aku telah menotok jalan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ darah ke tiga guru kita, Sebelum engkau bertemu Kakak Pek, janganlah engkau membebaskan totokan mereka!" "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk sesungguhnya masih banyak yang akan dikatakan gadis itu. Namun tenggorokannya tersumbat lantaran timbulnya duka di dalam hatinya, sehingga ia cuma bisa terisak-isak menahan rasa dukanya. Mereka berhadapan lama sekalL Berselang beberapa saat kemudian, barulah Bee Kun Bu mendongakkan kepala seraya berkata. "Adik Loan, aku harus pergi." "Kakak Bu!" Lie Ceng Loan menatapnya dengan air mata berderai-derai. "Engkau harus hati-hati dan baik-baik menjaga diri!" "Adik Loan!" Bee Kun Bu membelai rambutnya. "Engkau pun harus baik-baik menjaga diri!" Mereka saling memandang, Bee Kun Bu tahu betapa tingginya ilmu ginkang Na Hai Peng, maka kalau tidak cepatcepat mengejarnya, tentu akan ketinggalan semakin jauh. Oleh karena itu, Bee Kun Bu mengeraskan hatinya, ia membalikkan badannya kemudian melesat pergi. Lie Ceng Loan memandang punggung Bee Kun Bu dengan wajah murung, Tak lama pemuda itu telah lenyap dari pandangannya, Dapat dibayangkan, betapa sedihnya hati gadis itu. Namun ia tetap melanjutkan perjalanannya menuju gunung Kwat Cong San. sementara bulan pun mulai menampakkan diri di langit.... ****** Bab ke 56 - Bertemu Orang Aneh Yang menyeramkan Di bawah sinar rembulan, Lie Ceng Loan terus melakukan perjalanan Ketika larut malam, ia melihat kuda yang menarik KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ kereta itu telah lelah sekali, Oleh karena itu ia lalu menghentikan perjalanannya. Walau jalan di tempat itu cukup besar, namun suasananya amat sunyi sepi Di pinggir jalan itu cuma terdapat batu-batu yang berserakan Lie Ceng Loan meloncat turun, lalu membuka pintu kereta sekaligus memandang ke da!am. seketika juga ia tampak tertegun Ternyata ia melihat Kun Lun Sam Cu duduk bersandar Padahal seingatnya ia dan Bee Kun Bu membaringkan mereka di dalam kereta, kenapa sekarang duduk bersandar? Karena merasa heran, Lie Ceng Loan menjulurkan kepalanya melongok ke dalam Pada waktu bersamaan, ia mendengar suara tawa di belakangnya. Lie Ceng Loan terkejut dan segera menoleh ke belakang, Tampak seorang berwajah tampan berdiri di belakangnya, yakni Co Hiong. "Saudara Co!" Lie Ceng Loan terperanjat Ternyata engkau!" "Nona Lie!" Co Hiong tersenyum manis. "Dasar jodoh, kita bertemu di sini lagi, ini sungguh di luar dugaan." Lie Ceng Loan adalah gadis yang polos dan berhati bajik, Maka terhadap Co Hiong, ia tidak begitu men-dendamnya. LagipuIa ia masih mengira bahwa Co Hiong pernah berusaha menolong Bee Kun Bu. Padahal sesungguhnya, itu cuma merupakan rencana busuk Co Hiong. "Saudara Co, Kakak Siao Tiap mencarimu Engkau tidak bertemu dengannya?" Tanya Lie Ceng Loan Air muka Co Hiong langsung beruban Matanya pun melirik ke sana ke mari. Kemudian ia tertawa karena tidak melihat siapa pun berada di tempat itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Nona Lie, Na Siao Tiap memang tidak bertemu denganku." Sahutnya. "Ke tiga guruku sekarang duduk bersandar, apakah itu perbuatanmu?" Tanya Lie Ceng Loan mendadak "Ya." Co Hiong mengangguk dan memberitahukan "Aku bersembunyi di kolong kereta, tentunya kalian tidak dapat melihat diriku." Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Sesungguhnya Lie Ceng Loan juga merasa heran, kenapa Co Hiong muncul mendadak di tempat itu. "Maaf! Aku harus melanjutkan perjalanan." Ujarnya dingin "Nona Lie!" Co Hiong tertawa. "Engkau begitu mencintai saudara Bee, tapi dia tidak mempedulikanmu." "Jangan omong kosong di sini!" Bentak Lie Ceng Loan gusar "Nona Lie, aku tidak omong kosong, Dia pergi meningga!kanmu, bukankah pertanda dia tidak mempedulikanmu lagi?" Ujar Co Hiong sambil menggelenggelengkan kepala. "Ayah angkatnya mengalami sesuatu, maka dia pergi mengejar ayah angkatnya, bukan tidak mempedulikanku." "Apa? Engkau bilang apa?" Wajah Co Hiong tampak terkejut Ternyata ia sama sekali tidak tahu tentang apa yang telah menimpa diri Na Hai Peng maupun Kun Lun Sam Cu. "Ayah angkat Bee Kun Bu dan ke tiga guruku.,." Tutur Lie Ceng Loan sejeIas-jelasnya. Co Hiong terheran-heran mendengar penuturan Lie Ceng Loan. "Engkau tahu apa artinya Mo Kui Ceh Yi?" Tanya Lie Ceng Loan sambil menatapnya. "Aku tidak tahu, bahkan mendengar pun tak pernah," Sahut Co Hiong sungguh-sungguh. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Padahal kemunculan Co Hiong, sebenarnya membawa suatu niat jahat terhadap Lie Ceng Loan. Tapi ia berpikir lebih jauh. Kini ia telah memperoleh kitab ilmu silat Sam Im Sin Ni, sedangkan kepandaian Lie Ceng Loan juga tidak rendah, seandainya ia menimbulkan suatu masalah di sini, tentunya tidak akan menguntungkan dirinya, Karena itu, timbullah suatu ide dalam hatinya. "Nona Lie! Engkau pergilah! Mulai sekarang kita tidak akan bertemu lagi!" Ujar Co Hiong sambil menarik nafas, Ternyata ia ingin memperalat gadis itu untuk menyiarkan tentang apa yang dikatakannya barusan. "Lho? Kenapa?" Heran Lie Ceng Loan. "Guruku telah mati, maka aku harus berkumpul dengan isteri guruku dan Sumoyku, Jadi... aku ingin hidup tenang melewati hari-hariku." "Oh?" Lie Ceng Loan manggut-manggut "Bagus kalau engkau bisa begitu." "Nona Lie!" Co Hiong menjura. "Sampai jumpa!" Co Hiong melesat pergi, Kalau Co Hiong tidak berpikir begitu tadi, mungkin saat ini Lie Ceng Loan sudah dalam bahaya, Namun ternyata Co Hiong lebih mementingkan kitab ilmu silat Sam Im Sin Ni. Setelah Co Hiong melesat pergi, Lie Ceng Loan masuk ke dalam kereta, ia memeriksa nadi Kun Lun Sam Cu. Ternyata nadi mereka berdenyut cepat dan aneh, tapi tidak ada tandatanda terluka. Lie Ceng Loan tidak habis berpikir Kemudian ia kembali ke tempat duduk lalu melanjutkan perjalanan Tak terasa delapan hari telah berlalu, Dalam hari-hari itu ia terus memikirkan Bee Kun Bu. ia tidak berani membebaskan totokan di tubuh Kun Lun Sam Cu. Karena badan Kun Lun KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Sam Cu tidak bisa bergerak, maka ia harus menyuap mereka dengan buah-buahan dan makanan lainnya. Meskipun ia berdiri di hadapan Kun Lun Sam Cu, tapi mereka bertiga sama sekali tidak mengenalinya, Sungguh duka hatinya menyaksikan itu. Hari ini ketika sedang melanjutkan perjalanan, tiba-tiba ia mendengar suara "Ngung! Ngung!" Di belakangnya. Suara itu amat aneh dan sangat menyeramkan Lie Ceng Loan merinding mendengar suara itu, Kemudian ia menoleh ke belakang, tapi tidak melihat apapun. padahal suara itu sudah makin dekat Tak seberapa lama kemudian, kereta kuda itu menikung, pada saat itu terdengar pula suara derap kaki kuda yang amat cepat Suara ngung-ngungan itu pun terdengar makin jelas membisingkan telinganya. "Sebal!" Seru Lie Ceng Loan dalam hati. Tampak dua ekor kuda berlari laksana kilat di belakang kereta kuda Lie Ceng Loan, Gadis itu menoleh ke belakang, Ke dua ekor kuda itu sudah makin mendekat dan tampak dua orang menunggang kuda-kuda itu. karena ke dua ekor kuda itu berlari begitu cepat, Lie Ceng Loan segera menghentikan kereta kudanya 4i pinggir jalan, untuk memberi kesempatan ke dua ekor kuda itu berla!u. Setelah itu ia memandang ke arah ke dua penunggang kuda itu. Ke dua orang itu mengenakan pakaian serba putih, Ketika melihat wajah ke dua orang itu, Lie Ceng Loan menjerit kaget "Haaah.,. Ternyata ke dua orang itu mengenakan kedok kulit manusia, yang menyeramkan Kedok itu menyerupai muka setan iblis yang bertaring panjang. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan mengerutkan kening, ia merasa pernah menyaksikan muka setan iblis tersebut itulah yang membuatnya tereengang. Akhirnya ia teringat juga, Tanda hijau di punggung Tong Leng Tojin dan Hian Ceng Totiang persis seperti kedok itu. Hati Lie Ceng Loan tersentak Kalau saat ini masih bersama Bee Kun Bu, tentu ia tidak akan merasa terkejut maupun takut Tapi saat ini, ia cuma seorang diri, Kalau ada apa-apa, ia tidak tahu harus bagaimana menghadapinya. Ke dua orang itu menghentikan kuda masing-masing, sekaligus memandang ke arah Lie Ceng Loan, Gadis itu merasa bahwa sorotan mata mereka aneh sekali, bahkan juga melihat semacam terompet yang dibuat dari tulang putih bergantung di dada mereka, Ternyata suara ngung-ngungan tadi suara terompet tersebut Lie Ceng Loan berpikir, bahwa tidak lama lagi akan tiba di gunung Kwat Cong San, jadi tidak mau banyak urusan Oleh karena itu, ia menggerakkan tali kendali kuda, Tak lama kereta kuda itu pun mulai meluncur Di saat bersamaan, salah seorang penunggang kuda itu menjulurkan tangannya untuk memegang pinggiran kereta, Bukan main kuatnya tenaga orang itu, seketika juga kereta kuda itu tidak bisa bergerak "Lie Ceng Loan terkejut menyaksikan tenaga orang itu, tapi juga amat gusan "Ei! Engkau mau apa?" Tanyanya. Orang itu menatap Lie Ceng Loan dengan mata mendelik, sehingga membuatnya merinding seketika. "Kenapa kalian tidak membiarkan aku pergi?" Tanyanya kemudian Orang yang memegang pinggiran kereta tertawa dingin Menyusul terdengar pula suara "Krek", kayu di pinggiran kereta itu telah patah, sehingga kereta itu menjadi miring, Lie KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ceng Loan nyaris terjatuh, untung ia masih sempat meloncat ke atas. Di saat itu pula ia teringat pada Kun Lun Sam Cu yang tak bisa bergerak di dalam kereta, ia cepat-cepat menghunus pedangnya sambil melayang turun Akan tetapi, ia sudah terlambat karena orang itu telah membuka pintu kereta, dan tampak Kun Lun Sam Cu tergelinding ke luar. Lie Ceng Loan tidak tahu siapa ke dua orang itu, Namun ia yakin bahwa kedatangan mereka karena Kun Lun Sam Cu. Ketika melihat Kun Lun Sam Cu tergelinding ke luar, cemaslah hati gadis itu. "Jangan ganggu mereka!" Pedangnya bergerak, jurus Siauw Cih Thian Lam pun dikeluarkannya untuk menyerang orang itu. Bukan main cepatnya gerakan pedang Lie Ceng Loan, Di saat ujung pedang itu hampir menusuk bahu orang tersebut mendadak orang itu bersiul aneh sambil melesat ke atas beberapa depa, sehingga pedang Lie Ceng Loan menyerang tempat kosong. Lie Ceng Loan terkejut sekali ketika menyaksikan gerakan orang itu, ia lalu bergerak cepat ke hadapan Kun Lun Sam Cu. Orang yang melesat ke atas itu tertawa panjang sambil melayang turun, Temannya segera memberi isyarat Mereka berdua lalu mengangkat terompet yang bergantung di dada, kemudian meniupnya tiga kali. Ngung! Ngung! Ngung! Suara itu sangat menusuk telinga dan menggetarkan hati. Lie Ceng Loan mengira mereka mengerahkan semacam ilmu. Maka ia segera menghimpun hawa murninya agar dirinya tidak terpengaruh KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Suara itu memang kedengaran amat lihay, tapi Lie Ceng Loan tidak merasakan apa-apa, otomatis membuatnya terheran-heran. Di saat itu pula ke dua orang tersebut meniup terompet lagi tiga kali, Tiba-tiba Lie Ceng Loan merasa ada desiran angin yang.amat dahsyat di belakangnya. itu sungguh di luar dugaannya. Di hadapannya hanya ada dua musuh, tetapi kenapa masih ada serangan gelap di belakangnya? sedangkan Kun Lun Sam Cu masih dalam keadaan tertotok tidak bisa bergerak Lie Ceng Loan ingin berkelit namun sudah terlambat sebab punggungnya telah kena pukulan Buuuk! Untung Lweekangnya sudah mengalami banyak kemajuan Sebelum punggungnya terhantam pukulan itu, ia telah menghimpun tenaga murni untuk melindungi d iri nya. Pukulan itu membuat Lie Ceng Loan terhuyung-huyung ke depan, bahkan nyaris terjatuh Pada waktu bersamaan, ia pun melancarkan serangan Coan Yun Cai Goat (Menembus Awan Memetik Bulan) ke arah orang berbaju putih yang berdiri di hadapannya. Orang itu meloncat mundur Lie Ceng Loan menggunakan kesempatan itu untuk menoleh ke belakang. Begitu menoleh, Lie Ceng Loan nyaris jatuh duduk seketika, Ternyata di situ berdiri tiga orang, yakni Kun Lun Sam Cu. sementara Hian Ceng Totiang sedang menurunkan tangannya. itu membuktikan bahwa orang yang melancarkan serangan gelap itu Hian Ceng Totiang, sedangkan wajah mereka tampak aneh sekali, Meringis dan menyeringai KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan tidak mengerti, kenapa mereka bisa bergerak? Padahal tubuh mereka telah ditotok oleh Bee Kun Bu. Toa Supek, Ji Supek, Suhu!" Panggil nya kaget Walau Lie Ceng Loan telah memanggil mereka bertiga, tapi ke tiga orang itu tetap berdiri mematung di tempat sedangkan ke dua orang berbaju putih berteriak aneh, kemudian secepat kilat melancarkan serangan ke arah Lie Ceng Loan. Lie Ceng Loan merasa ada angin pukulan di be-lakangnya, Maka ia segera menggerakkan pedangnya mengeluarkan jurus Ciok Phoh Thian Keng (Batu Pecah Langit Kaget), pedangnya berkelebatan menghadang serangan ke dua orang berbaju putih. Setelah mengeluarkan jurus itu, tangan kirinya pun bergerak ke arah bahu salah seorang berbaju putih, itulah pukulan tangan kosong yang diajarkan Liong Giok Pin berdasarkan buku catatan silat Sam Im Sin Ni. pukulan tangan kosong itu berhasil menghantam jalan darah di bahu orang berbaju putih tersebut Orang berbaju putih itu menjerit-jerit sambit meloncat mundur Lengannya sudah tidak bisa bergerak lagi. Orang berbaju putih yang satu lagi juga meloncat mundur kemudian mereka berdua bersiul aneh terus-menerus. Setelah berhasil dengan pukulan itu, Lie Ceng Loan tampak bersemangat sekali, Badannya bergerak ke depan. Namun di saat badannya bergerak, ke dua orang berbaju putih kembali meniup terompet Suara ngung-ngungan pun terdengar lagi, seketika itu juga berkelebat tiga sosok bayangan ke arah Lie Ceng Loan dan langsung mengurungnya, Tiga sosok bayangan itu ternyata Kun Lun Sam Cu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Guru, anak Loan...." Belum juga gadis itu usai mengucap, Giok Cin Cu sudah menggerakkan pedangnya menyerang dengan jurus Hun Hoa Soh Liu (Dahan Bergoyang Bunga Ber-taburan). sebetulnya Lie Ceng Loan tidak mau bertarung dengan gurunya, namun jurus itu amat mendesaknya, sehingga ia terpaksa menangkis dengan jurus yang sama. Trang! Ke dua pedang itu beradu dan masing-masing mundur selangkah Di saat itu, Tong Leng Tojin dan Hian Ceng Totiang juga sudah menyerangnya. Lie Ceng Loan terkejut dan juga berduka, ia tahu jelas Kun Lun Sam Cu adalah tokoh tua yang gagah dan lurus, Tidak mungkin mereka akan turun tangan terhadap dirinya, Namun kini mereka menyerangnya, itu pertanda mereka sudah tidak waras lagi. Gadis itu pun tahu, kalau ia terus-menerus bertarung dengan Kun Lun Sam Cu, akhirnya pasti sama-sama celaka, Oleh karena itu, ketika Tong Leng Toj in dan Mian Ceng Totiang menyerangnya, ia cuma meloncat mundur menghindari serangan-serangan mereka. Akan tetapi, muncul lagi serangan dari betakang, Tanpa menghiraukan serangan itu, Lie Ceng Loan melesat ke arah ke dua orang berbaju putih seraya membentak "Kalian berdua sedang berbuat apa?" Kemudian disusul pula dengan serangan beruntun dari tiga jurus Hun Kong Kiam Hoat, yakni jurus Ciok Phoh Thian Keng (Batu Pecah Langit Kaget), Uh Cian Yun Sou (Kabut Sirna Awan Buyar) dan jurus Ih Hong Hong Siauw (Angin Puyuh Berdesir). Ke tiga jurus ilmu pedang itu menciptakan puluhan bayangan pedang mengarah pada ke dua orang berbaju putih, sehingga mereka berdua terdesak mundur Pada jurus ke tiga, terdengarlah suara jeritan aneh dari orang berbaju putih yang KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ terluka bahunya tadi Ternyata bahunya tertusuk lagi oleh pedang itu. Lie Ceng Loan tidak berhenti sampai di situ, ia masih menyerang mereka dengan jurus-jurus ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat, Akan tetapi, ke dua orang berbaju putih itu mendadak melesat ke atas punggung kuda masing-masing, lalu meniup terompet aneh itu tiga kali. Gadis itu ingin mengejar mereka, namun mendadak Kun Lun Sam Cu memekik aneh, sedangkan ke dua orang berbaju putih telah melarikan kuda masing-masing, Kun Lun Sam Cu pun melesat mengikuti mereka, kejadian itu sungguh mengejutkan Lie Ceng Loan. kemudian secepat kilat ia memutuskan tali kereta dengan pedangnya, lalu meloncat ke atas punggung kuda dan menepuk badan kuda itu. Kuda itu meringkik dan langsung berlari kencang ke arah ke dua orang berbaju putih, Padahal Lie Ceng Loan tahu kalau Kun Lun Sam Cu telah dikendalikan oleh ke dua orang berbaju putih itu. kalau ia berhasil menyusul mereka, mungkin dirinya yang bakal celaka. Tapi mengingat Bee Kun Bu yang menyerahkan Kun Lun Sam Cu padanya untuk dibawa ke gunung Kwat Cong San, maka ia harus bertanggung jawab tentang itu. sesungguhnya kini kepandaian Lie Ceng Loan telah berada di atas Kun Lun Sam Cu, sebab mendapat petunjuk dari Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap. Berhubung rasa tanggung jawabnya terhadap Bee Kun Bu, maka ia mengambil keputusan untuk mengejar Kun Lun Sam Cu. Lewat lima enam mil kemudian, Lie Ceng Loan melihat Kun Lun Sam Cu berlari-lari mengikuti ke dua orang berbaju putih yang menunggang kuda, Namun gadis itu masih tertinggal jauh, sehingga ia berteriak-teriak memanggil Kun Lun Sam Cu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Akan tetapi, Kun Lun Sam Cu tetap berlari mengikuti ke dua orang berbaju putih, Ketika hari mulai senja, Kun Lun Sam Cu dan ke dua orang berbaju putih memasuki sebuah rimba. Lie Ceng Loan girang, karena kuda tidak bisa berlari cepat di dalam rimba, maka gadis itu meninggalkan kudanya, lalu mengejar mereka menggunakan ilmu gin-kang, Tapi mendadak ia mendengar suara siulan tiga kali di dalam rimba. Tak lama muncullah tiga orang yang langsung menyerang Lie Ceng Loan dengan golok. Gadis itu terkejut bukan main. ia menggerakkan pedangnya secepat kilat menangkis ke tiga golok itu. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Trang! Trang! Trang! Walau ia berhasil mematahkan serangan-serangan itu, namun keringat dinginnya mengucur Ke tiga orang itu bersiul aneh lagi lalu dengan serentak menyerang Lie Ceng Loan. Padahal Lie Ceng Loan ingin lekas-lekas mengejar Kun Lun Sam Cu, tapi tiga orang berilmu golok aneh itu menghadangnya, sehingga tidak dapat melepaskan diri dan terpaksa ber-tarung. Tak terasa pertarungan mereka telah melewati tiga puluh jurus lebih, Namun Lie Ceng Loan belum melihat jelas wajah ke tiga orang itu, sebab begitu muncul, ke tiga orang itu langsung menyerangnya, sehingga Lie Ceng Loan harus menangkis dan berkelit Mereka terus bertarung sampai hari sudah mulai gelap, pertarungan sudah melewati lima puluh jurus lebih, namun Lie Ceng Loan tidak bisa menerka berasal dari golongan mana ilmu golok mereka. Semakin bertarung, Lie Ceng Loan semakin di atas angin, dan barulah bisa melihat wajah mereka, Ternyata mereka juga mengenakan kedok kulit manusia, dan berpakaian serba putih. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan menarik nafas lega, sebab mereka bertiga segolongan dengan ke dua orang berbaju putih, yang menunggang kuda tadi, Asal bisa mengalahkan mereka bertiga, tentunya bisa memaksa mereka untuk memberitahukan golongan mereka dan ke mana perginya Kun Lun Sam Cu. Karena berpikir demikian, Lie Ceng Loan lebih bersemangat dan langsung menggerakkan pedangnya secepat kilat, Orang berbaju putih yang di hadapan Lie Ceng Loan meloncat mundur, namun terpeleset jatuh. Lie Ceng Loan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, Laksana kilat ia menyerang orang berbaju putih yang terjatuh Tapi di saat bersamaan, berkelebat pula sinar golok ke arahnya, Ternyata ke dua orang baju putih lainnya menyerangnya dari arah kiri dan kanan. Lie Ceng Loan jadi batal menyerang orang baju putih yang terjatuh itu. ia terpaksa mengayunkan pedangnya untuk menangkis serangan-serangan tersebut dengan jurus Pat Hong Hong Ih (Hujan Angin Delapan Penjuru). Trang! Trang! Ke dua golok itu tertangkis, bahkan sekaligus membuat ke dua orang berbaju putih itu terpental mundur beberapa langkah. Lie Ceng Loan memutarkan badannya, maksudnya ingin menyerang orang berbaju putih yang terjatuh tadi Namun di saat bersamaan, orang baju putih itu telah mengayunkan goloknya ke leher Lie Ceng Loan, Ternyata ia tadi cuma berpura-pura jatuh, agar Lie Ceng Loan lengah pada nya. Memang tidak salah, Lie Ceng Loan sama sekali tidak menyangka. Maka betapa terkejutnya gadis itu. Lagi pula golok itu telah mengarah lehernya, Sungguh bahaya dirinya di saat ini. Bagaimana cara Lie Ceng Loan menghindar? Tiada jalan lain kecuali menarik dirinya ke belakang. sedangkan ujung KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ golok itu melewati leher Lie Ceng Loan cuma berjarak setengah jengkal seandainya gadis itu terlambat menarik dirinya ke belakang, saat ini lehernya pasti sudah putus. Setelah menarik menyurut ke belakang, dan ketika golok itu melewati lehernya, ia pun menerobos maju sambil menjulurkan tangan kirinya. itulah jurus tangan kosong Sam Im Sin Ni. Orang berbaju putih itu tertegun, karena goloknya tidak dapat menebas leher Lie Ceng Loan, bahkan gadis itu balas menyerangnya dengan tangan kosong. Karena tertegun, maka orang berbaju putih itu tidak sempat berkelit lagi, sehingga jalan darah di lengannya tertotok oleh jari Lie Ceng Loan. Kreek! Mungkin lengan orang berbaju putih itu telah patah, ia terhuyung-huyung ke belakang lalu jatuh. Lie Ceng Loan langsung melesat ke arahnya, kemudian mencengkeram nadinya, Maksud gadis itu ingin bertanya padanya di mana Kun Lun Sam Cu. Ketika ia baru mau membuka mulut bertanya, ke dua orang berbaju putih yang terpental tadi telah menyerangnya Lie Ceng Loan terpaksa melepaskan cengkeramannya di nadi orang berbaju putih, yang satu itu, lalu berkelit ke samping. Tapi ke dua orang itu telah mundur Salah seorang segera melesat ke arah temannya yang terluka, langsung memapahnya dan sekaligus melesat ke dalam rimba, Begitu pula orang berbaju putih yang lain, juga melesat ke dalam rimba. Bagaimana mungkin Lie Ceng Loan akan membiarkan mereka kabur? ia segera mengerahkan ginkangnya mengejar mereka, Begitu memasuki rimba itu, ia terheran-heran, karena di dalam rimba itu amat sunyi, sepertinya tidak ada orang sama sekali, Padahal mereka bertiga baru melesat ke dalam. Lagipula salah seorang dari mereka telah terluka, Bagaimana KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ mungkin mereka bisa kabur begitu cepat? Mungkinkah mereka bersembunyi di suatu tempat? Pikir Lie Ceng Loan. Setelah berpikir demikian, ia tidak menggunakan ginkang lagi, melainkan melangkah biasa sambil menengok ke sanasini. Tiba-tiba terdengar suara di depan, Giranglah Lie Ceng Loan. Ketika ia baru mau melesat ke arah suara itu, mendadak tempat itu berubah gelap, Ternyata ada gumpalan awan hitam menutupi bulan di langit Karena itu, Ue Ceng Loan terlambat sehingga sudah tidak tahu di mana arah suara itu. Tak lama kemudian, tempat itu berubah agak terang lagi, karena awan hitam telah melewati bulan di langit sedangkan Lie Ceng Loan sudah ke luar dari rimba itu. Tampak sebuah jalan besar di situ, tapi tidak kelihatan bayangan ke tiga orang berbaju putih. Lie Ceng Loan penasaran sekali. ia yakin, ke tiga orang itu tidak mungkin pergi melalui jalan besar, sebab mereka bertiga harus menghindarinya Tapi Lie Ceng Loan juga tidak tahu arah mana yang mereka tempuh, Akhirnya ia terpaksa menuju jalan besar itu, lalu mengerahkan ginkangnya Kka-kira beberapa mil kemudian, tampak sebuah jalan kecil membelok ke kiri Ue Ceng Loan berhenti di situ, lalu memperhatikan jalan kecil itu. Terlihat enam buah tapak kaki di situ. Giranglah Lie Ceng Loan, itu pertanda ke tiga orang berbaju putih melalui jalan kecil tersebut Segeralah ia mengerahkan ginkang mengejar Akan tetapi, hingga hari mulai terang, Lie Ceng Loan masih belum berhasil mengejar ke tiga orang itu, Maka ia berhenti sambil berpikir Tiba-tiba ia tersentak, jangan-jangan ke enam tapak kaki itu merupakan suatu tipuan belaka, agar dirinya mengejar di situ. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ wajahnya langsung berubah murung, ia tidak menyangka kalau dirinya akan terjebak oleh tapak-tapak kaki itu. sedangkan gunung Kwat Cong San sudah dekat ia menjadi putus asa, Bagaimana mungkin dapat menemukan Kun Lun Sam Cu lagi? Lebih baik langsung menuju gunung Kwat Cong San menemui Pek Yun Hui, sekaligus berunding dengannya pikir Ue Ceng Loan sambil mengerahkan ginkangnya menuju gunung Kwat Cong San. ****** Hari berikutnya, Lie Ceng Loan telah tiba di gunung Kwat Cong San, ia terus mengerahkan ginkangnya menuju ke gua Thian Kie Cinjin, Setelah mendekat, terdengar suara alunan suling yang amat memiluka Lie Ceng Loan segera melesat ke tempat itu, Tampak Giok Siauw Sian Cu duduk di atas batu sambil meniup suIing. "Kakak Giok Siauw! Kakak Pek ada?" Seru Lie Ceng Loan. Giok Siauw Sian Cu berhenti meniup suling, lalu menoIehkan kepalanya, ia tertegun ketika melihat Lie Ceng Loan. "Eh? Nona Loan!" Giok Siauw Sian Cu menatapnya dengan penuh keheranan "Kenapa engkau meninggalkan gunung Taysan?" "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Kakak Pek ada di dalam gua?" Tiba-tiba air muka Giok Siauw Sian Cu berubah, lalu membalikkan badannya, ia mulai meniup suling lagi, sama sekali tidak meladeni Lie Ceng Loan. Begitu melihat sikap Giok Siauw Sian Cu, heranlah Lie Ceng Loan, karena selama ini Giok Siauw Sian Cu tidak pernah bersikap demikian terhadapnya. "Kakak Giok Siauw!" Gadis itu mendekatinya. "Kenapa sih engkau? Kok tidak mau meladeniku?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Nona Loan!" Sahut Giok Siauw Sian Cu dingin. "Ternyata cintamu terhadap Bee Kun Bu cuma merupakan cinta palsu!" "Eh?" Lie Ceng Loan terkejut. "Kakak Giok Siauw, apa maksudmu itu?" "Engkau dan Na Siao Tiap berdua telah berjanji akan menemani Bee Kun Bu selama-lamanya di tempat itu, namun kini justru engkau seorang diri ke mari! itu membuktikan bahwa cintamu itu palsu!" "Kakak Giok Siauw!" Lie Ceng Loan tersenyum "Engkau masih bisa senyum?" Bentak Giok Siauw Sian Cu gusar "Kalau aku tidak memandang Nona Pek, engkau sudah kuhajar sekarang!" "Kakak Giok Siauw!" Lie Ceng Loan tersenyum lagi seraya berkata. "Engkau jangan salah paham, aku bukan gadis macam itu." "Kalau begitu, kenapa engkau ke mari?" Tanya Giok Siauw Sian Cu dengan kening berkerut "Kakak Giok Siauw!" Lie Ceng Loan memberitahukan. "Kakak Bu tidak mati." Ketika mendengar itu, Giok Siauw Sian Cu nyaris meloncat ia memandang Lie Ceng Loan dengan mata tak berkedip. "Engkau... engkau bilang apa?" Tanyanya. "Aku bilang Kakak Bu tidak mati, dia masih hidup segar bugar." "Ba... bagaimana dia bisa tidak mati?" Tanya Giok Siauw Sian Cu heran. "Bukankah engkau yang menyaksikan kematiannya?" "Kakak Giok Siauw, sungguh panjang kalau dituturkan," Ujar Lie Ceng Loan. "Mari kita masuk menemui Kakak Pek dulu, barulah aku menuturkannya!" "Ayo!" Giok Siauw Sian Cu menarik Lie Ceng Loan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ketika menikung di sebuah tebing, muncullah Pang Siu Wie. Begitu melihat Lie Ceng Loan, ia pun terbelalak "Cepat beritahukan pada Nona Pek, bahwa Bee Kun Bu tidak mati!" Ujar Giok Siauw Sian Cu. "Apa?!" Mendadak muncul Pek Yun Hui dengan wajah berseri "Kakak Pek!" Lie Ceng Loan langsung menubruknya, dan sekaligus mendekap di dadanya. "Kakak Bu tidak mati, dia sudah mau ke mari, Kalau dia sudah datang dia pasti menyalahkan aku karena tidak bisa menjaga guru dan Supek." Ucapannya yang tiada ujung pangkal itu membuat Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie melongo. "Adik Loan, engkau bilang apa? Di mana Siao Tiap?" Tanya Pek Yun Hui. "Aku tidak tahu. Kakak Pek, aku... aku menghadapi suatu masalah yang amat aneh, yang membuatku resah sekali." "Adik Loan!" Pek Yun Hui tersenyum. "Engkau menghadapi masalah aneh yang bagaimana? Beritahu-kanlah perlahan-lahan!" "Aku...." Wajah Lie Ceng Loan kemerah-merahan, barulah ia sadar telah mengucapkan yang tiada cenderungannya. "Kita masuk dulu!" Ajak Pek Yun Hui. Mereka bertiga memasuki gua Thian Kie. Setelah mereka duduk, Lie Ceng Loan bertanya. "Kalian bertiga, siapa tahu apa artinya Mo Kui Ceh Yi?" Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie tertegun, Mereka bertiga saling memandang dan menyahut serentak. "Tidak tahu," "Adik Loan!" Ujar Pek Yun Hui kemudian Tutur-kanlah cara bagaimana engkau bertemu Bee Kun BuI" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan mengangguk lalu menutur tentang pertemuannya dengan Co Hiong, bagaimana kematian Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu, berikut Mo Kui Ceh Yi (Perbatasan Setan Iblis) dan lain sebagai nya. Ketika mendengar Na Hai Peng berubah tidak waras, Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie tampak terkejut sekali Setelah Lie Ceng Loan usai menutur, mereka bertiga sama sekali tidak bersuara, Berselang sesaat, barulah Pek Yun Hui membuka mulut berkata pada Giok Siauw Sian Cu. "Engkau paling berpengalaman dalam rimba per-silatan, tahukah engkau apa artinya Mo Kui Ceh Yi?" "Aku tidak tahu." Giok Siauw Sian Cu menggeleng kepala. "Kedengarannya seperti nama suatu tempat, tapi tidak pernah mendengar tentang tempat itu." "Berdasarkan apa yang dituturkan Nona Loan tadi, kaum pedagang itu pasti tahu jelas tentang rahasia tersebut sayangnya pada waktu itu Nona Lie tidak bertanya pada orang tua itu." Ujar Pang Siu Wie. Tidak apa." Ujar Pek Yun Hui setelah berpikir sejenak "Ke lima orang berbaju putih itu pasti ada hubungannya dengan Mo Kui Ceh Yi. Kita tunggu kedatangan Kun Bu, barulah kita mengambil suatu ke-putusan." Giok Siauw Sian Cu, Pang Siu Wie dan Lie Ceng Loan mengangguk Lie Ceng Loan sudah lelah sekali, maka ia segera tidur ****** Bab ke 57 - Pertama Kali Pek Yun Hui jatuh di Bawah Angin Keesokan harinya, begitu bangun dari tidurnya, Lie Ceng Loan langsung ke luar untuk menunggu Bee Kun Bu, Namun KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo sampai tiga hari lamanya, Bee Kun Bu belum juga datang, itu membuat hati Lie Ceng Loan jadi resah sekali, Pek Yun Hui pun begitu, tapi ia masih bisa berlaku tenang. Lie Ceng Loan menunggu sehari lagi, tapi Bee Kun Bu tetap tidak muncul Gadis itu menjadi cemas dan mulai tiada nafsu makan. wajahnya pun tampak muram sekali Pek Yun Hui berpikir, kalau terus begini juga tiada gunanya. Maka pada hari ke Hma, ia berpesan pada Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie, harus menjaga di depan gua Thian Kie. Kalau Bee Kun Bu datang, suruh dia menunggu di dalam gua, jangan pergi ia dan Lie Ceng Loan berdua akan pergi mencari Bee Kun Bu, paling lama setengah bulan pasti kembali ke gua Thian Kie. Padahal sesungguhnya, Giok Siauw Sian Cu ingin ikut mereka, namun Pek Yun Hui telah berpesan begitu, maka ia terpaksa menurut Keesokan harinya sebelum hari terang, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan sudah berangkat Hati Lie Ceng Loan sama sekali tidak bisa tenang, Dalam perjalanan ia terus-menerus bertanya pada Pek Yun Hui "Kakak Pek! Kakak Bu tidak akan terjadi sesuatu di luar dugaan kan?" Sesungguhnya Pek Yun Hui juga tidak habis berpikir, karena urusan tersebut sangat aneh, Ketika melihat Lie Ceng Loan begitu gelisah, ia terpaksa menghiburnya. "Adik Loan! Bee Kun Bu pernah mengalami kesulitan di dalam istana Pit Sia Kiong, tapi dia toh bisa selamat Nah, kini apa yang kau khawatirkan?" "Mudah-mudahan begitu!" Ucap Lie Ceng Loan sambil menarik nafas panjang. "Yaah! selanjutnya aku tidak mau berpisah dengan Kakak Bu lagi!" "Adik Loan!" Pek Yun Hui tersenyunv "Engkau yang bersalah dalam hal ini." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kok aku yang bersalah?" Tanya Lie Ceng Loan keheranan "Siapa suruh engkau berpisah dengan dia?" Pek Yun Hui tersenyum Iagi." "Aku sendiri pun tidak tahu, kenapa aku tidak bisa tidak menurut perkataannya," Sahut Lie Ceng Loan dengan wajah agak kemerah-merahan. "Adik Loan!" Ujar Pek Yun Hui setelah berpikir sejenak "Ada satu urusan yang aku sungguh tidak mengerti "Urusan apa?" Tanya Lie Ceng Loan heran. "Engkau bilang pernah melihat di atas pintu gua di dasar telaga kering itu terdapat tulisan Sam 2m Sian Hu?" "Benar." "Kalau begitu, ketika engkau melihat Co Hiong, apakah dia tampak bersikap aneh?" "Tidak juga," Jawab Lie Ceng Loan seraya berpikir, kemudian melanjutkan "Dia cuma bilang mulai sekarang akan mendampingi Nyonya Souw dan putrinya di kuil Yang Sim Am, tidak mau berkecimpung di dalam rimba persilatan lagi." "Hm!" Dengus Pek Yun Hui dingin. "Kakak Pek!" Lie Ceng Loan menatapnya heran. "Kenapa engkau mendengus?" "Aku pikir Co Hiong yang begitu licik dan jahat, bagaimana mungkin akan tinggal di kuil itu? Pasti ada sebab musababnya!" "Kakak Pek, untuk sekarang ini kita tidak perlu mempedulikannya." Ujar Lie Ceng Loan. "Setelah kita ke luar dari gunung Kwat Cong San ini, ke mana kita mencari orangorang berbaju putih itu?" "Adik Loan!" Pek Yun Hui tersenyum getir, Terus terang, aku pun tidak tahu harus ke mana mencari mereka, Kita ikuti keadaan saja!" "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ketika hari mulai petang, mereka berdua hampir tiba di kaki gunung Kwat Cong San. sepanjang jalan, tak hentihentinya Lie Ceng Loan menarik nafas dan berkeluh kesah. Pek Yun Hui ingin menghiburnya, tapi pada waktu bersamaan, dari tempat yang tidak begitu jauh di depan, terdengar suara jeritan yang memilukan Begitu mendengar suara jeritan itu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan tertegun, lalu bersama melesat ke tempat itu. Ketika mereka melesat, masih terdengar suara jeritan itu malahan semakin dekat Tak seberapa lama kemudian, mereka melihat seseorang berlari-lari sambil menjerit, lengan kanannya telah kutung dan masih mengucurkan darah. "Hah!" Teriak Lie Ceng Loan dan seketika berdiri mematung di tempat ini bukan karena ketakutan, melainkan merasa tidak tega menyaksikan keadaan orang itu. Orang itu berlari ke hadapan Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan, Dalam jarak dua depaan mendadak orang itu terkulai "Nona Pek! Cepat., cepat..." Ucapnya terputus, Kepalanya terkulai dan tidak bergerak lagi. Melihat wajah orang itu, Pek Yun Hui langsung mengenalnya. Oleh karena itu, mereka berdua segera mendekati orang itu, Siapa orang itu? Tidak lain Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw. Setelah mengetahui orang itu Gin Tie Suseng, Pek Yun Hui pun tahu ada urusan yang tidak beres. Sebab Gin Tie Suseng tadi kelihatan ingin menyampaikan se-suatu, namun cuma mengucapkan "Cepat" Saja. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kepandaian Gin Tie Suseng tidak rendah, namun kini sekujur badannya telah terluka parah, Da-pat dibayangkan betapa sadisnya orang yang melukainya. "Kakak Pek, apakah dia... dia akan mati?" Tanya Lie Ceng Loan cemas. Pek Yun Hui segera meraba hidung Gin Tie Suseng, Ternyata masih ada sedikit nafas, dan Pek Yun Hui pun berkata. "Dia belum mati, adik Loan! Menolong orang jauh lebih penting, Kita harus segera memapahnya ke gua Thian Kie!" Padahal Lie Ceng Loan ingin cepat-cepat pergi mencari Bee Kun Bu. Namun ketika melihat keadaan Gin Tie Suseng begitu parah, ia merasa tidak tega dan harus segera menyelamatkan nyawanya. "Baik." Lie Ceng Loan mengangguk Mereka segera membuat sebuah usungan dari dahan pohon, kemudian membawa Gin Tie Suseng dengan usungan itu. sepanjang jaian, Gin Tie Suseng sama sekali tidak bergerak Darahnya masih mengucur di sekujur tubuh-nya. Walau sedang menggotong, Pek Yun Hui masih terus memeriksa nafasnya, Kian lama nafas Gin Tie Suseng kian lemah, itu membuat mereka berdua harus mengerahkan ginkang agar lekas-lekas sampai di gua Thian Kie. Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah sampai di depan gua Thian Kie. Kebetulan Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie berada di situ, Ketika melihat Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan menggotong seseorang yang berlumuran darah, mereka terkejut "Apakah.... Kun Bu terluka?" Tanya Giok Siauw Sian Cu dengan wajah memucat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Bukan," Sahut Pek Yun Hui. Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie menarik nafas lega. Kemudian Giok Siauw Sian Cu bertanya. "Siapa orang itu?" Pek Yun Hui tidak menyahut, sebab Giok Siauw Sian Cu sudah melihat orang yang ada di dalam usungan itu, dan seketika juga wajahnya berubah pucat. Giok Siauw Sian Cu dan Gin Tie Suseng pernah bersama meniup suling di dalam penjara istana Pit Sia Kiong. Bahkan ketika mau berpisah, Gin Tie Suseng masih mengundang Giok Siauw Sian Cu pesiar ke gunung Tay Pah San. itu pertanda Gin Tie Suseng telah jatuh hati padanya. Akan tetapi kini Gin Tie Suseng terbujur di dalam usungan dengan sekujur badan berlumuran darah, Be-tapa dukanya hati Giok Siauw Sian Cu. ia segera mendekati Gin Tie Suseng lalu meraba hidungnya, ternyata masih ada sedikit nafas, itu cukup melegakan hati Giok Siauw Sian Cu. "Nona Pek, bagaimana kalian bertemu dia?" Tanya Giok Siauw Sian Cu. Pek Yun Hui memberitahukan, kemudian memandang Giok Siauw Sian Cu seraya bertanya. "Engkau bersedia mengobatinya dan mau menjaga-nya?" Pertanyaan itu membuat wajah Giok Siauw Sian Cu langsung memerah, sebab kalau mengobati Gin Tie Su-seng, otomatis harus membuka semua pakaiannya. "Giok Siauw Sian Cu!" Pek Yun Hui tersenyum "Di gunung Taysan dia telah menaruh perhatian padamu, LagipuIa engkau wanita rimba persitatan, jadi tidak usah banyak peradaban!" "Baik-" Giok Siauw Sian Cu mengangguk "Aku bersedia mengobatinya dan menjaganya." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Usai berkata begitu, Giok Siauw Sian Cu segera menggendong Gin Tie Suseng ke dalam salah sebuah ruang di gua Thian Kie, tidak pedu!i sekujur badan Gin Tie Suseng berlumuran "Adik Loan!" Pek Yun Hui mengarah padanya. "Dia tadi kelihatan ingin menyampaikan sesuatu, Bagaimana kalau kita tanya setelah dia siuman?" "Baik," Lie Ceng Loan mengangguk Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan masuk ke dalam gua Thian Kie. Mereka menunggu di luar ruang itu. Berselang beberapa saat kemudian, tampak Giok Siauw Sian Cu berjalan ke luar dari ruang itu. "Bagaimana keadaan Gin Tie Suseng?" Tanya Pek Yun Hui. "Di badannya terdapat delapan luka bekas tusukan pedang dan golok," Jawab Giok Siauw Sian Cu sambil mengerutkan kening. "Aaaakh! Bagaimana cara dia dapat meloloskan diri?" "Pernahkah dia siuman?" Tanya Lie Ceng Loan. Tidak." Giok Siauw Sian Cu menggelengkan kepala. "Aku telah mengobati luka-lukanya, bahkan telah memasukkan obat ke dalam mulutnya Nafasnya sudah normal, tapi dia masih belum siuman. "Apakah dia sama sekali tidak bersuara?" Tanya Pek Yun Hui. "Pernah bersuara." Giok Siauw Sian Cu memberitahukan "Dia mengucapkan "Cepat" Saja." "Mari kita ke dalam menengoknya!" Ajak Pek Yun Hui. Mereka bertiga masuk ke dalam ruang itu, sedangkan Pang Siu Wie menjaga di luar gua. Tampak Gin Tie Suseng berbaring di atas batu. wajahnya kelihatan tenang tapi masih pucat pias. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mereka bertiga mendekatinya, Pek Yun Hui memeriksa nadinya lalu lama ia berkata. "Lukanya sudah tidak masalah, tapi sementara ini masih belum bisa siuman," "Kalau begitu kita harus bagaimana?" Lie Ceng Loan tampak gugup. "Kalau dia ada suatu urusan penting...." Ucapan Lie Ceng Loan terputus, karena tiba-tiba terdengar suara bentakan di luar gua. "Siapa itu? Cepat berhenti!" Yang membentak Pang Siu Wie, yang menjaga di situ. Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Lie Ceng Loan tertegun ketika mendengar suara bentakan itu. "Giok Siauw Sian Cu!" Pesan Pek Yun Hui. "Engkau tidak boleh meninggalkan Gin Tie Suseng, Adik Loan, mari kita ke luar melihat-lihat!" Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan melesat ke luar. Mereka melihat Pang Siu Wie tetap menjaga di luar gua, kelihatan bersiap-siap menghadapi musuh. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Beberapa depa di depan, tampak berdiri seorang berpakaian putih. wajahnya memakai kedok kulit manusia yang menyerupai muka setan iblis bertaring pan-jang. Begitu melihat orang berbaju putih itu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan sudah tahu bahwa orang itu berkepandaian tinggi, Pek Yun Hui maju beberapa langkah, dan Pang Siu Wie segera mendekatinya dan berbisik "Gerakan orang itu amat cepat, tapi setelah kubentak dia pun berdiri diam. Entah dia berasal dari golongan mana?" "Engkau mundur du!u!" Bisik Pek Yun Hui juga. "Engkau dan Lie Ceng Loan menjaga di depan gua berjaga-jaga kalau ada orang menerobos ke dalam Biar aku yang menghadapi orang itu." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pang Siu Wie mengangguk, lalu mundur ke sisi Lie Ceng Loan. Setelah mereka berdua berdiri di depan gua, Pek Yun Hui maju ke hadapan orang berbaju putih seraya bertanya lantang. "Anda siapa? Ada urusan apa Anda ke mari?" Orang berbaju putih tampak sungkan sekali, ia segera menjura seraya menjawab dengan sopan "Maaf! Siapa aku, Nona tidak perlu tanyai Aku ke mari cuma menginginkan seseorang!" Pek Yun Hui melihat sepasang mata orang berbaju putih itu menyorot tajam sekali, pertanda memiliki Lwee-kang yang amat dalam Maka ia pun segera mengerahkan Toa Pan Yok Cin Khi (Hawa Murni Tenaga Sakti) untuk melindungi diri. "Penghuni gua Thian Kie tidak begitu banyak, entah Anda menginginkan siapa?" Tanya Pek Yun Hui. sesungguhnya ia sudah tahu bahwa yang dimaksudkan orang itu, tentu Gin Tie Suseng. "Dia murid dari kuil Ceh Yun Si di gunung Tay Pah San, namanya Kim Eng Hauw! Dia telah terluka di luar gunung Kwat Cong San, namun kami tidak menemukan nya. Nona yang telah meno!ongnya! Harap Nona menyerahkannya pada kami!" Sahut orang berbaju putih memberitahukan "Oh?" Pek Yun Hui tertawa panjang, Tidak salah, memang kami yang menotongnya. Bagaimana mungkin begitu gampang engkau menginginkannya? jangan bermimpi di siang hari bolong!" "He he he!" Orang berbaju putih itu tertawa terkekeh "Nona mencetuskan omongan besar, bolehkah aku tahu siapa Nona?" Orang berbaju putih itu ke mari menginginkan Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw. Tentunya tidak terhindar dari suatu KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ pertarungan Maka Pek Yun Hui maju selangkah seraya menyahut "Aku Pek Yun Hui!" "Oh! Ternyata engkau Pek Yun Hui, yang telah menggemparkan rimba persilatan Tionggoan! Namun aku harus menasihatimu, jangan memaksakan diri untuk mencampuri urusan ini!" "Jangan omong kosong di sini!" Bentak Pek Yun Hui. "Engkau tuh apa? Berani banyak omong di sini!" "Ha ha!" Orang berbaju putih tertawa aneh. "Nona Pek, kalau engkau tidak mau menyerahkan Kim Eng Hauw, aku akan menerjang ke dalam gua!" "Oh?" Pek Yun Hui tertawa dingin "Kalau begitu, engkau boleh coba!" "Baik!" Orang berbaju putih mengangguk. "Hati-hatilah Nona Pek!" Usai berkata begitu, orang berbaju putih melesat ke arah Pek Yun Hui sambil menyerang. Pek Yun Hui memang sudah siap, maka begitu melihat bayangan putih berkelebat ia langsung melancarkan sebuah pukulan Plak! Terdengar suara benturan Ternyata Pek Yun Hui dan orang berbaju putih telah mengadu sebuah pukulan. Pek Yun Hui tetap berdiri di tempat tak bergeming sama sekali, sedangkan orang berbaju putih terdorong mundur beberapa langkah, barulah bisa berdiri tegak. Setelah mengadu pukulan, Pek Yun Hui juga merasa terkejut akan kehebatan Lweekang orang berbaju putih. "Cuma berkepandaian segitu sudah berani mengacau di sini?" Ujar Pang Siu Wie dingin. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Orang berbaju putih memandang ke arah Pang Siu Wie, kemudian mengarah pada Pek Yun Hui seraya berkata. "Nona berkepandaian tinggi, aku kagum padamu!" Ketika mendengar orang berbaju putih berkata be-gitu, Pek Yun Hui mengira orang berbaju putih itu ingin pergi, maka segera membentak "Jangan kabur!" "Ha ha!" Orang berbaju putih tertawa gelak. "Nona Pek sedang omong bergurau, Aku belum mengatakan apa pun, kok Nona Pek sudah mengira aku mau kabur? Aku memang bukan tandingan Nona, namun tentu ada yang berkepandaian tinggi akan menerjang ke dalam gua Thian Kie!" Orang berbaju putih menyurut mundur beberapa depa, kemudian bersiul panjang, seketika juga tampak berkelebat tiga sosok bayangan ke tempat itu. Salah satu bayangan itu bergerak cepat sekali laksana kilat, dan dalam waktu sekejap sudah sampai di situ. Ke tiga orang itu juga berpakaian putih dan memakai kedok setan iblis, Orang yang sampai duluan itu berbadan tinggi besar. Pek Yun Hui sudah tahu, bahwa Gingkang orang itu telah mencapai tingkat yang amat tinggi, Tentunya sangat mengejutkannya. Orang berbaju putih yang beradu pukulan dengan Pek Yun Hui, segera menghampiri orang baju putih yang tinggi besar, lalu menepuk-nepuk bahunya seraya berkata dengan nada aneh. "Di dalam gua itu ada seseorang yang terluka parah, cepatlah engkau menerjang ke dalam dan bawa orang itu ke luar!" "Ack!" Orang baju putih yang tinggi besar mengeluarkan suara di tenggorokan seakan menyahut, kemudian melangkah ke arah Pek Yun Hui. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ketika melihat langkah orang itu, terkejutlah Pek Yun Hui, sebab sangat mirip Nai Hai Peng. "Berhenti!" Bentak Pek Yun Hui. Orang berbaju putih itu tidak mendengar sama sekali, dan terus melangkah Pek Yun Hui mengerutkan kening, bagaimana mungkin ia membiarkan orang berbaju putih itu memasuki gua Thian Kie? Karena itu, ia langsung melancarkan sebuah pukulan ke arah orang baju putih itu, sedangkan orang berbaju putih itu pun melancarkan sebuah pukulan pula. Ketika menyaksikan pukulan orang itu, terkejutlah Pek Yun Hui dan air mukanya pun berubah, Secepat kilat ia meloncat ke samping beberapa depa, kemudian bertanya dengan nada kaget "Si... siapa engkau?" Orang berbaju putih itu kelihatan tidak mendengarkan pertanyaan Pek Yun Hui. sedangkan pukulannya mengarah pada sebuah batu besar. Bum! Terdengar suara ledakan dahsyat, dan batu besar itu telah hancur Kalau Pek Yun Hui tidak berkelit ke samping, tentu ia sudah celaka, Lie Ceng Loan dan Pang Siu Wie menyaksikan keadaan itu. Mereka tahu Pek Yun Hui bukan lawan orang berbaju putih itu. Pang Siu Wie yang lebih berpengalaman segera menarik Lie Ceng Loan ke dalam gua. Pada saat itu Pek Yun Hui dan orang berbaju putih kembali mengadu pukulan. Bum! Pek Yun Hui terdorong, wajahnya menjadi pucat pias. "Nona Pek!" Seru Pang Siu Wie. "Cepat masuk gua!" Saat ini, Pek Yun Hui sudah tahu bahwa Lweekang orang berbaju putih itu lebih tinggi dari padanya, LagipuIa ada satu KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ hal yang membuatnya tidak habis berpikir dan merasa sangat terkejut Maka ketika mendengar seruan Pang Siu Wie, ia langsung melesat ke dalam gua. Blam! Pang Siu Wie yang telah siap itu segera menutup pintu gua. Baru saja pintu gua itu tertutup, mendadak terdengar suara "Bum! Bum" Yang amat dahsyat di pintu gua itu. Untung pintu gua itu sangat tebal, maka tidak bisa dihancurkan dengan tenaga dalam. Pek Yun Hui mengintip ke luar dari sebuah lubang rahasia, Tampak orang berbaju putih itu sedang menghantam pintu gua dengan pukulan. "Kita semua harus mundur ke dalam lagi!" Ujar Pek Yun Hui. "Pintu ke dua dan ke tiga juga harus ditutupi Sejak mengenal Pek Yun Hui, Lie Ceng Loan tahu bahwa Pek Yun Hui berkepandaian amat tinggi tiada tanding, Namun kini hanya beradu satu pukulan dengan orang berbaju putih itu, Pek Yun Hui sudah jatuh di bawah angin, Maka Lie Ceng Loan sangat terkejut "Kakak Pek, siapa orang itu? Dia kok begitu lihay?" Pendekar Gila Dari Shantung Karya Kho Ping Hoo Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo Tiga Dara Pendekar Siauwlim Karya Kho Ping Hoo