Bangau Sakti 86
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 86
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Tanyanya. Pek Yun Hui tidak menyahut, melainkan menariknya ke dalam, Di dalam gua itu memang masih terdapat dua buah pintu, yang selama ini tidak pernah ditutup, Namun kini menghadapi musuh yang begitu tangguh, ke dua pintu itu pun segera ditutup. "Musuh tangguh mana yang ke mari?" Tanya Giok Siauw Sian Cu. "Beberapa orang berbaju putih yang tidak jelas identitasnya," Sahut Pang Siu Wie. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Hah?" Giok Siauw Sian Cu terkejut "Nona Pek... jatuh di bawah angin?" "Ya." Pang Siu Wie mengangguk Tidak tahu siapa musuh tangguh itu?" Giok Siauw Sian Cu terperanjat Pek Yun Hui mengibaskan tangannya, agar mereka jangan berbicara lagi, lalu duduk di atas sebuah batu dan berpikir dengan kening berkerut-kerut Lama sekali barulah ia menarik nafas panjang, Setelah Pek Yun Hui menarik nafas panjang, Lie Ceng Loan bertanya. "Kakak Pek sedang memikirkan apa?" "Adik Loan! Menurutmu orang berbaju putih yang tinggi besar itu mirip siapa?" Pek Yun Hui balik bertanya. "Kalau orang itu memakai jubah biru, aku pasti menganggapnya Paman Na." Jawab Lie Ceng Loan. "ltu bagaimana mungkin!" Sela Giok Siauw Sian Cu. "Ketika aku melihat orang berbaju putih tinggi besar itu, aku pun berpikir begitu, Namun aku masih ragu dan mentertawakan diri sendiri lantaran berpikir begitu, Ke-tika orang berbaju putih tinggi besar melancarkan pu-kulan, ternyata memakai ilmu silat dari kitab Kui Goan Pit Cek." "Hah?" Pang Siu Wie terkejut "Maka Nona langsung menarik pukulan yang telah dilancarkan itu?" "Ya." Pek Yun Hui mengangguk "Karena itu, aku cepatcepat berkelit ke samping. Namun dia terus mendesakku dengan pukulan, maka aku terpaksa membalas dengan pukulan pula, sehingga pukulan kami beradu. ilmu Toa Pan Yok Sin Kangnya masih diatasku, Selain Na Siao Tiap, aku berani bilang hanya guru yang memiliki ilmu itu." "Maksud Kakak Pek orang berbaju putih itu Paman Na?" Tanya Lie Ceng Loan cemas. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Aku masih tidak berani memastikannya." Sahut Pek Yun Hui. Mereka semua tampak tertegun dan tenggelam dalam keheranan, karena urusan itu memang aneh sekali Setelah mereka mundur ke ruang dalam, terdengar lagi suara "Bum" Di luar gua. Tentunya orang berbaju putih itu masih terus menghantam pintu gua dengan pukulan yang amat dahsyat Berselang beberapa saat kemudian, tak terdengar suara apa-apa lagi, dan suasana di luar gua menjadi sunyi "Aku akan ke luar melihat-lihat sebentar," Ujar Pek Yun Hui. "Kakak Pek bukan lawan orang itu, aku ikut" Sela Lie Ceng Loan. "Aku tidak ke luar dari gua, hanya ingin mengintip dari lubang rahasia," Sahut Pek Yun Hui memberitahukan "Kakak Pek!" Ujar Lie Ceng Loan setelah berpikir sejenak "Aku ikut bersamamu, agar kalau Kakak Bu datang kita dapat menyambutnya bersama-sama." "Baiklah." Sahut Pek Yun Hui. Mereka berdua berjalan ke luar Namun begitu sampai di pintu ke dua dan baru mau membuka pintu itu, tiba-tiba mereka mendengar suara seruan di luar gua. "Kalian tidak mungkin selamanya di dalam! Lebih baik kalian serahkan orang itu, jadi kalian masih bisa selamat untuk sementara waktu!" Pek Yun Hui mengintip ke luar melalui sebuah lubang rahasia, Tampak beberapa orang berbaju putih berdiri di depan gua, sedangkan orang berbaju putih tinggi besar berdiri mematung di tempat Pek Yun Hui merasa cemas sekali, sebab persediaan makanan di dalam gua tidak begitu banyak Apabila mereka KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ terus menunggu di luar gua, otomatis yang di dalam gua akan kehabisan makanan LagipuIa Bee Kun Bu bukan orang yang suka ingkar janji, Dia pasti datang menemui Lie Ceng Loan, Kalau dia datang dalam beberapa hari ini, bukankah akan bertemu orang-orang berbaju putih? Pek Yun Hui terus berpikir Setelah itu ia mundur dari tempat tersebut Giliran Lie Ceng Loan mengintip ke luar ia melihat orang-orang berbaju putih sedang asyik menyantap ayam panggang dan makanan lainnya, Mungkin mereka telah mengambil keputusan untuk terus menunggu di situ. Lie Ceng Loan juga mempunyai pikiran sama seperti Pek Yun Hui, Dalam beberapa hari ini, Bee Kun Bu pasti datang. "Memang bagus sekali kalian menunggu di luar!" Seru Pek Yun Hui mendadak sekeras-kerasnya. "Jadi kami punya kesempatan untuk mengobati Kim Eng Hauw sampai sembuh! Kalian begitu mendesak menginginkan-nya, sebetulnya karena apa?" "Kalau kalian tidak menyerahkan Kim Eng Hauw sekarang, tetapi malah menunggu setelah lukanya sembuh, mungkin kalian pun tidak akan bisa meloloskan diri!" Sahut salah seorang berbaju putih. Mendengar itu, Pek Yun Hui menduga, tentu Kim Eng Hauw mengetahui suatu rahasia mereka, maka mereka ingin membunuhnya untuk menutup mulut seandainya Kim Eng Hauw sembuh, otomatis akan membeberkan rahasia tersebut sehingga orang-orang berbaju putih itu tidak akan melepaskan mereka semua, Di saat Pek Yun Hui sedang berpikir, tiba-tiba terdengar suara seruan Pang Siu Wie dari dalam gua. "Nona Pek cepat ke mari!" "Ada apa?" Tanya Pek Yun Hui sambil menoleh. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kim Eng Hauw sudah siuman, dia ingin bicara dengan Nona." Sahut Pang Siu Wie memberitahukan "Kami segera ke dalam." Ujar Pek Yun Hui lalu berkata pada Lie Ceng Loan. "Adik Loan, mari kita ke dalam!" Pek Yun Hui langsung menarik Lie Ceng Loan ke dalam, namun Lie Ceng Loan tidak mau. "Aku mau di sini menunggu Kakak Bu." Katanya. "Adik Loan,.,." Pek Yun Hui tertegun "Kalau Bee Kun Bu datang, bagaimana engkau ?" "Aku,., aku akan ke luar menyambutnya," Jawab Pek Yun Hui. justru ini yang dikhawatirkan Pek Yun Hui, Ke-mudian ia berpikir tidak mungkin begitu kebetulan Bee Kun Bu akan ke mari di saat ini. "Baik," Pek Yun Hui mengangguk Tapi kalau Bee Kun Bu ke mari, engkau tidak boleh membuka pintu gua," "Aku tahu, musuh berkepandaian begitu tinggi, kita semua bukan lawannya." Sahut Lie Ceng Loan. Setelah Lie Ceng Loan menyahut begitu, barulah Pek Yun Hui melesat ke dalam, sedangkan Lie Ceng Loan masih tetap mengintip ke luar melalui lubang rahasia itu. Ia melihat beberapa orang berbaju putih sedang berkasakkusuk, kelihatannya mereka merundingkan sesuatu Namun orang berbaju putih yang mirip Na Hai Peng masih tetap berdiri tak bergerak ia sama sekali tidak mempedulikan keadaan di sekitarnya. Lie Ceng Loan tidak tahu apa yang mereka rundingkan Mendadak orang-orang berbaju putih itu bangkit berdiri sambil memandang ke depan Lie Ceng Loan juga memandang ke sana, Tampak seseorang sedang menuju tempat itu. Orang itu ternyata Bee Kun Bu, yang sedang ditunggu Lie Ceng Loan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Dalam beberapa hari ini, sungguh rindu gadis itu pada Bee Kun Bu, sehingga tiada nafsu makan dan tidak bisa tidun Kini ia melihat kemunculan Bee Kun Bu. Maka tidak heran kalau perasaannya menjadi girang, gugup, panik dan cemas. sementara orang-orang berbaju putih itu segera bersembunyi Orang baju putih yang mirip Na Hai Peng juga ditarik untuk bersembunyi Saat ini, di depan gua Thian Kie sama sekali tidak tampak siapa pun, Lie Ceng Loan tahu, mereka sedang menunggu kedatangan Bee Kun Bu. sementara Bee Kun Bu terus menuju ke situ. Kelihatan ia tidak menyadari akan bahaya sedang mengancam dirinya. Tak lama kemudian, Bee Kun Bu sudah makin mendekat Lie Ceng Loan bisa melihat wajahnya yang tampak gelisah, Gadis itu berpikir, kalau saat ini ia tidak bersuara, Bee Kun Bu pasti celaka, Tapi kalaupun ia berteriak, bagaimana mungkin Bee Kun Bu dapat mendengarnya? Oleh karena itu, demi menyelamatkan Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan sudah tidak bisa berpikir panjang lagi. ia segera mengangkat palang pintu gua, sekaligus membuka sedikit pintu gua itu, lalu secepatnya melesat ke luar ke arah Bee Kun Bu seraya berteriak "Kakak Bu, jangan maju!" Suara seruan Lie Ceng Loan membuat Bee Kun Bu tertegun, lalu bertanya dengan heran "Kenapa?" "Ada mu...." Sebelum Lie Ceng Loan mengucapkan "Suh", sudah tampak dua orang berbaju putih melesat ke arah Bee Kun Bu dari balik sebuah batu bosan Bee Kun Bu langsung menghunus pedangnya, dan terjadilah pertarungan Pada waktu bersamaan, berkelebat pula dua sosok bayangan ke arah Lie Ceng Loan, dan sekaligus menyerangnya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan terpaksa menyambut serangan-se-rangan itu dengan tangan kosong, sehingga tidak sempat memandang ke arah Bee Kun Bu. "Adik Loan, Kakak Pek tidak ada ya?" Tanya Bee Kun Bu dan menambahkan. "Kalau dia ada, mereka semua bukan tandingannya!" "Musuh amat tangguh, kami semua bukan lawannya!" Sahut Lie Ceng Loan. "Apa?" Bee Kun Bu terkejut "Engkau bilang apa?" "Kakak Pek ada, tapi dia juga bukan lawan musuh tangguh itu!" Lie Ceng Loan memberitahukan Di saat mereka berdua sedang bereakap-cakap, tampak dua orang melesat ke arah mereka. Salah seorang adalah yang mirip Na Hai Peng. "Cepat pergi!" Ujar orang berbaju putih yang menarik orang berbaju putih yang mirip Na Hai Peng itu sambil menepuk bahunya. Saat ini, pintu gua itu terbuka sedikit Ketika mendengar orang berbaju putih itu mengatakan begitu, wajah Lie Ceng Loan langsung berubah pucat sedangkan orang berbaju putih tinggi besar telah melesat ke arah pintu gua. Karena demi menyelamatkan Bee Kun Bu, maka Lie Ceng Loan membuka sedikit pintu gua itu, sama sekali tidak berpikir kalau orang baju putih itu akan menerjang ke sana. Dapat dibayangkan, betapa gugup dan cemasnya hati Lie Ceng Loan, ia langsung menyerang ke dua lawannya dengan jurus-jurus yang lihay, kemudian mendadak melesat ke arah pintu gua. Walau Lie Ceng Loan melesat begitu cepat, tapi gerakan orang berbaju putih tinggi besar itu jauh lebih cepat, bahkan telah masuk ke dalam gua. "Kakak Pek!" Teriak Lie Ceng Loan sekeras-keras-nya. "Cepat tutup pintu batu! Musuh sudah menerjang ke dalam!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Suara teriakan Lie Ceng Loan nyaring sekali, sehingga membuat orang berbaju putih tinggi besar melancarkan sebuah pukulan ke belakang, seketika juga Lie Ceng Loan terpental ke luar bagaikan layang-layang putus. Ketika badannya terpental, ia segera menghimpun hawa murninya sambil memandang ke arah Bee Kun Bu. Tampak Bee Kun Bu berada diatas angin bertarung dengan ke dua orang berbaju putih. Namun di saat bersamaan, salah seorang berbaju putih mengayunkan senjata yang berbentuk aneh ke arah Lie Ceng Loan. Begitu melihat serangan itu, Lie Ceng Loan segera menghunus pedangnya. Ketika badannya melayang turun, Lie Ceng Loan mendengar suara "Bum! Bum" Di dalam gua, sepertinya suara pintu batu ke dua di dalam gua, Maka ia menarik nafas lega. Tepat di saat itu pula senjata berbentuk aneh mengarah pada dirinya dan mengeluarkan suara aneh, Lie Ceng Loan tahu kalau orang berbaju putih itu berkepandaian tinggi, sebab ia sama sekali tidak terluka ketika beradu pukulan dengan Pek Yun Hui. Segeralah Lie Ceng Loan mengeluarkan jurus Chun Yun Cak Can (Awan Musim Semi Mulai Mengembang) untuk menangkis senjata aneh itu. Trang! Terdengar suara benturan senjata, bunga api pun berpijak Setelah menangkis senjata aneh itu, sepasang kaki Lie Ceng Loan menginjak tanah, namun nyaris terjatuh Sedangkan orang berbaju putih itu menyerang lagi, Guguplah Lie Ceng Loan dan mendengar suara seruan Bee Kun Bu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ngo Heng Mie Cong Pu (llmu Langkah Ajaib)!" Lie Ceng Loan segera mengerahkan ilmu tersebut, maka dirinya ter!uput dari serangan orang berbaju putih itu, Walau demikian tak urung keringat dinginnya mengucur "He he!" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Orang berbaju putih itu tertawa aneh. "Bagus sekali! Engkau masih bisa menghindar di bawah senjata anehku! Coba lihat bisa menghindar berapa lama!" "Pasti kusambut seranganmu!" Sahut Lie Ceng Loan, lalu bersiul panjangsambil mengerahkan ilmu pedangnya, seketika tampak pedangnya berkelebatan, sehingga yang tampak hanya sinar putih, tidak tampak orangnya. Pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu telah berhasil mengalahkan ke dua lawan nya. Kemudian secepat kilat ia melesat ke arah Lie Ceng Loan dan langsung menyerang orang baju putih itu dengan ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat, yakni Tui Hun Cap Ji Kiam (Dua Belas jurus Mengejar Setan). Kacaulah orang baju putih itu, sehingga dirinya nyaris tertusuk pedang Lie Ceng Loan. Kini Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menyatukan diri menyerang orang baju putih, sehingga membuat orang baju putih itu terdesak "Adik Loan!" Bee Kun Bu memanfaatkan kesempatan ini untuk bertanya pada Lie Ceng Loan. "Apakah musuh berada di sini semua ? Kenapa kalian tidak bisa melawan mereka ?M "Masih ada satu orang yang telah menerjang ke dalam gua!" Lie Ceng Loan memberitahukan "Oh?" Bee Kun Bu terkejut "Siapa mereka itu dan di mana guru-guru kita?" "Guru dan Supek telah mereka tangkap!" Sahut Lie Ceng Loan dan nyaris menangis. Bee Kun Bu terkejut bukan main, sehingga gerakan pedangnya jadi lamban, Kesempatan ini tidak disia-siakan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ oleh orang berbaju putih itu. ia langsung melesat pergi dan bersiul panjang. Bee Kun Bu tidak mengejarnya, melainkan bertanya pada Lie Ceng Loan yang sedang terisak-isak. "Bagaimana guru bisa ditangkap mereka?" "Kakak Bu...." Lie Ceng Loan menarik nafas, ia tahu Bee Kun Bu pasti mempersalahkannya. "Panjang sekali kalau dituturkan, maka lebih baik kita melawan musuh dulu!" Bee Kun Bu masih ingin mengucapkan sesuatu, namun terdengar lagi siulan panjang orang berbaju putih, Mendadak tampak sosok bayangan melesat ke luar dari dalam gua ke arah orang baju putih itu, Begitu melihat orang berbaju putih tinggi besar itu, terkejutlah Lie Ceng Loan. "Hati-hati Kakak Bu!" Lie Ceng Loan segera memberitahukan "Kakak Pek masih tidak mampu melawannya!" Tepat di saat itu, orang berbaju putih yang bertarung tadi berseru pada orang baju putih tinggi besar "Bereskan ke dua orang itu!" Orang berbaju putih tinggi besar tidak menyahut, tapi langsung melesat ke arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan. Ketika menyaksikan gerakan orang berbaju putih tinggi besar itu, Bee Kun Bu mengeluarkan suara kaget "Eeeeh?" Pada waktu bersamaan, orang berbaju putih tinggi besar itu telah menerjang ke arahnya, Lie Ceng Loan membentak nyaring dan sekaligus menggerakkan pe-dangnya, dengan jurus Khie Hong Sen Ciauw (Burung Hong Mengembangkan Sayap Dan Mematuk). Wa!au Bee Kun Bu amat terkejut tapi ia masih sempat menyerang orang berbaju putih tinggi besar itu dengan jurus Ku Hoa Chun le (Bunga Di Hujan Musim Semi)- KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Dua pedang berkelebatan ke arah orang berbaju putih tinggi besar itu, bahkan juga mengeluarkan suara mendesirdesir. Orang berbaju putih tinggi besar itu tidak berkelit Namun begitu ia menggerakkan tangannya, ke dua pedang itu langsung tereengkeram, serangan itu sangat aneh, sehingga membuat Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak berani menyerang lagi. Ketika ingin menarik pedang masing-masing, mereka merasa tertekan oleh tenaga yang amat dahsyat Tekanan itu membuat badan mereka ter-goncang, Tangan mereka yang menggenggam pedang pun terasa ngilu, Kalau Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak melepaskan pedang masing-masing itu, diri mereka pasti celaka. Oleh karena itu, mereka serentak melepaskan pedang masing-masing, lalu secepat kilat meloncat ke belakang Ke dua pedang itu telah berpindah ke tangan orang berbaju putih tinggi besar Tampak tangan orang itu bergerak Plak! Plak! Ke dua pedang itupun patah. Kemudian tibatiba orang berbaju putih tinggi besar itu mengibaskan tangannya seketika ke dua kutungan pedang meluncur laksana kilat ke arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan. Ketika menyaksikan kepandaian orang berbaju putih tinggi besar itu, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terkejut bukan main sehingga meloncat mundur Belum juga rasa terkejut mereka hilang, ke dua kutungan pedang itu telah meluncur secepat kilat ke arah mereka. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan sudah tidak bisa berkelit pada waktu bersamaan terdengarlah suara bentakan nyaring di dalam gua Thian Kie, menyusul tampak pula meluncur dua titik cahaya putih laksana kilat ke arah kutungan pedang itu. Trang! Trang! Terdengar suara benturan Luncuran kutungan pedang itu pun jadi berubah arah. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Di saat itu tampak pula berkelebat sosok bayangan dari gua. sedangkan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terluput dari serangan kutungan pedang itu. "Kun Bu, adik Loan!" Suara Pek Yun Hui. "Biar aku yang menghadapi guru! Kalian berdua menghadapi orang itu!" Ternyata tadi Pek Yun Hui menyambitkan dua butir mutiara ke arah kutungan pedang yang meluncur ke arah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, sehingga mereka berdua terluput dari bahaya itu. "Engkau bilang apa?" Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terkejut, karena tadi Pek Yun Hui menyebut orang berbaju putih tinggi besar itu guru. "Nanti saja dituturkan! cepatlah kalian hadapi orang berbaju putih itu! jangan berbelas kasihan padanya!" Sahut Pek Yun Hui yang sudah mulai menghadapi orang berbaju putih tinggi besar dengan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu. "Kakak Pek, orang itu ayah angkatku?" Tanya Bee Kun Bu. "Cepat serang orang berbaju putih itu!" Bentak Pek Yun Hui. Belum pernah Pek Yun Hui bersikap demikian terhadap Bee Kun Bu, Maka Bee Kun Bu tahu, bahwa urusan pasti gawat sekali, Kalau tidak, bagaimana mungkin Pek Yun Hui bersikap demikian? Oleh karena itu, Bee Kun Bu langsung bersiul panjang sambil melesat ke arah orang berbaju putih itu. Lie Ceng Loan juga tidak mau ketinggalan, ia pun langsung melesat ke sana. Mereka berdua mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu. Maka tampak dua sosok bayangan berkelebatan tak menentu mengarah pada orang berbaju putih itu. Plak! Plak! Bahu orang berbaju putih telah terpukul dua kali. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Betapa gusarnya orang berbaju putih itu, sebab ke dua pukulan itu membuat badannya bergoyang-goyang, sehingga nyaris terjatuh. Secepat kilat Bee Kun Bu mencengkeram lengannya, Begitu melihat Bee Kun Bu mencengkeram lengan orang berbaju putih itu, Lie Ceng Loan segera menyerangnya dengan tangan kosong. Guguplah orang berbaju putih itu. ia tidak tahu harus bagaimana mengelak justru di saat itu, Bee Kun Bu telah berhasil mencengkeram lengan orang berbaju putih itu. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Lie Ceng Loan. Secepat kilat ia menghantam lengan orang berbaju putih itu. Plak! Senjata aneh orang berbaju putih terpental sesungguhnya orang berbaju putih itu berkepandaian tinggi, namun bagaimana mungkin melawan seranganserangan yang dilancarkan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan? Karena Lie Ceng Loan memukul lengan orang berbaju putih itu, maka Bee Kun Bu melepaskan cengkeramannya. Kalau tidak pukulan Lie Ceng Loan akan terhalangOrang berbaju putih itu langsung melesat pergi sambil bersiul aneh, kemudian berseru. "Cepat pergi! Besok ke mari lagi!" Beberapa orang berbaju putih yang terluka itu segera kabur, Begitu pula orang berbaju putih yang bertarung dengan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, Orang berbaju putih tinggi besar yang bertarung dengan Pek Yun Hui juga ikut melesat pergi. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan ingin mengejar, tapi Pek Yun Hui segera mencegah mereka. "Jangan mengejar!" Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menurut Mereka yakin, Pek Yun Hui pasti mempunyai alasan tertentu mencegah mereka mengejar orang-orang berbaju putih itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Di saat itu, tampak Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu berjalan ke luar dari dalam gua. "Kalian berdua harus menyediakan rangsum sebelum hari gelap." Ujar Pek Yun Hui pada mereka. "Dan ingat, jangan sampai bertemu orang-orang berbaju putih!" Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu mengangguk, lalu segera melesat pergi. "Apakah orang-orang baju putih itu masih akan ke mari?" Tanya Bee Kun Bu. "Saat ini aku tidak berani memastikannya," Jawab Pek Yun Hui. "Namun ada baiknya kita berjaga-jaga." "Kakak Pek!" Tanya Lie Ceng Loan. "Benarkah orang berbaju putih tinggi besar itu Paman Na?" Pek Yun Hui menarik nafas, dan sepasang matanya tampak bersimbah air. Lama sekali barulah ia menyahut "Sebetulnya aku sudah bereuriga, Di kolong langit ini bagaimana mungkin masih ada orang lain yang memiliki ilmu silat Kui Goan Pit Cek? Lagipula orang berbaju putih itu bentuknya mirip guru." Pek Yun Hui memberitahukan "Ketika aku memasuki ruang dalam, Kim Eng Hauw menceritakan bahwa dia melihat dengan mata kepala sendi ri, orang-orang berbaju putih itu menggantikan jubah guru dengan pakaian putih, kemudian juga memakaikan kedok kulit manusia di muka guru, Setelah mendengar itu, barulah aku pereaya kalau orang berbaju tinggi besar itu Na Hai Peng, guruku." "Ayah angkat cuma tidak waras, kenapa menuruti perintah orang berbaju putih itu?" Tanya Bee Kun Bu heran. "Sudah pasti ada sebab musababnya," Jawab Pek Yun Hui. "Aku sama sekali tidak tahu, tapi aku yakin Gin Tte Suseng mengetahuinya." "Kalau begitu, mari kita ke dalam bertanya pada Gin Tie Suseng!" Ujar Bee Kun Bu dan langsung melesat ke dalam gua Thian Kie. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ ****** Bab ke 58 - Urusan Yang Merupakan Teka-Teki Bee Kun Bu sudah sampai di ruang dalam, akan tetapi Gin Tie Suseng justru tidur pulas. Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan memang ingin segera mengetahui urusan itu, namun Gin Tie Suseng sedang tidur pulas, Keadaan itu ada baiknya bagi Gin Tie Suseng, maka mereka bertiga tidak mau mengusiknya. "Kakak Bu!H ujar Lie Ceng Loan. "Tentunya selama itu engkau tidak bertemu dengan paman Na, tapi kenapa begitu lama baru ke mari?" "Dalam perjalanan, aku bertemu urusan aneh," Sahut Bee Kun Bu dan menambahkan "Sebelum aku menuturkan urusan itu, engkau tuturkan dulu cara bagaimana guru-guru kita diculik orang!" Lie Ceng Loan segera menutur tentang dirinya bertemu Co Hiong, kemudian bertemu dua orang berbaju putih dan Kun Lun Sam Cu mengikuti mereka. Setelah mendengar penuturan Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu berpikir keras dengan kening berkerut-kerut, Berselang sesaat, barulah ia membuka mulut "Kalau begitu, guru bertiga pasti di bawah perintah orang, kan?" "Paman Na yang berkepandaian begitu tinggi masih tidak terluput dari itu, apalagi guru-guru kita," Jawab Lie Ceng Loan dan bertanya. "Kakak Bu, apakah engkau juga berteman orang-orang berbaju putih dalam perjalanan?" Tidak." Bee Kun Bu menggelengkan kepala. "Urus-an itu membuatku tidak habis berpikir hingga sekarang." "Urusan apa itu?" Tanya Lie Ceng Loan dan Pek Yun Hui serentak KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu tampak mengerutkan kening, lama sekali barulah menutur tentang apa yang dialaminya dalam perjalanan. Ternyata ketika berpisah dengan Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu terus menuju ke arah timur Setelah hari mulai gelap, ia pun tiba di sebuah kota kecil Di kota itu ia membeli makanan lalu melanjutkan perjalanan lagi. Setelah malam, tempat-tempat yang dilalui Bee Kun Bu semakin sunyi. ia tidak tahu ada tempat apa di arah timur itu, sebab ia tidak pernah ke tempat tersebut Belum tentu Na Hai Peng terus menuju arah timur, kenapa tidak mencoba ke arah lain? Pikir Bee Kun Bu. Di saat ia sedang berpikir, mendadak terdengar derap kaki kuda di belakangnya, Bee Kun Bu segera menoleh ke belakang, tampak segerombolan orang sedang melakukan perjalanan malam. Bee Kun Bu tereengang, Kalau mereka itu kaum pedagang, tidak seharusnya melakukan perjalanan malam, Seandainya mereka bukan kaum pedagang, mungkinkah kaum rimba persilatan? Berpikir sampai di sini, Bee Kun Bu segera melesat ke belakang pohon untuk menyembunyikan diri Tak seberapa lama kemudian, muncullah serombongan kuda dan tampak pula beberapa kereta kuda yang terus berpacu ke depan. Setelah memperhatikan kuda-kuda dan kereta itu, Bee Kun Bu terkejut karena ia tidak melihat seorang pun, ia masih ingat, bahwa itu rombongan pedagang, yang dikepalai oleh orang tua berjenggot yang pernah ditemuinya ketika bersama Lie Ceng Loan. Akan tetapi, saat ini tidak tampak seorang pun, sehingga kuda-kuda itu berlari serabutan, Setelah memperhatikan dengan seksama, Bee Kun Bu melihat ada seseorang mendekap di punggung kuda. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Karena gelap dan kuda itu berlari kencang, maka Bee Kun Bu tidak melihat jelas wajah orang itu, Karena merasa heran dan teringat pula orang tua berjenggot agak tahu tentang Mo Kui Ceh Yi, maka Bee Kun Bu segera melesat ke luar mengejar kuda itu, dengan harapan yang mendekap di punggung kuda itu orang tua berjenggot. Tak lama kemudian, ia telah berhasil menyusul kuda yang dikejarnya, Ternyata kuda itu menarik kereta, Segeralah Bee Kun Bu meloncat ke dalam kereta, Bam saja ia duduk tangannya telah menyentuh sesuatu, Bee Kun Bu menolehkan kepalanya, ia terkejut karena yang di-sentuhnya itu ternyata mayat Bahkan di dalam kereta itu terdapat enam sosok mayat, yang semuanya mayat kaum pedagang. Bee Kun Bu mengerutkan kening, ia tidak habis berpikir, kenapa kaum pedagang itu dibunuh? ia menarik nafas panjang, lalu meninggalkan kereta itu. Bee Kun Bu lalu meloncat ke kereta lain, Ternyata di dalam kereta itu pun terdapat beberapa sosok mayat, Karena merasa penasaran, ia melesat ke kereta yang lainnya lagi, Di sana juga ada beberapa sosok mayat. Darah Bee Kun Bu langsung mendidih lantaran kekejaman si pembunuh, sebab ia menemukan belasan mayat yang semuanya kaum pedagang. Bee Kun Bu melesat ke luar dari dalam kereta sambil bersiul panjang, lalu mengejar kuda yang di depan, Ternyata tadi ketika ia meloncat ke dalam kereta, kuda yang menarik kereta itu terkejut sehingga berlari sekencang-kencangnya membuat tali yang mengikat di kereta itu putus. Setelah menemukan begitu banyak mayat, Bee Kun Bu mengira orang yang mendekap di punggung kuda itu si pembunuh, Maka begitu berhasil menyusul kuda itu, ia pun melayang ke atas sambil menyambar orang tersebut Akan tetapi, sungguh mengherankan, sebab orang itu sama sekali tidak melawan, sehingga dengan mudah sekali KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu menyambarnya. sepasang mata orang itu mendelik, mulutnya berlumuran darah dan sudah mati. Siapa orang itu? Ternyata orang tua berjenggot Bee Kun Bu tertegun, ia melihat tangan orang tua berjenggot menggenggam sebilah belati tajam menancap di badan kuda. Bee Kun Bu menaruh mayat itu, sedangkan kuda terus berlari seakan tahu jalan, Tak lama kuda itu membelok ke kiri dan terus berlari lagi, Kuda-kuda lain terus mengikuti kuda itu. Berselang beberapa saat kemudian, kuda itu berhenti di depan sebuah rumah besar, justru mengherankan, di tempat yang amat sunyi sepi ini terdapat sebuah rumah yang begitu besar. Bee Kun Bu meloncat turun dari punggung kuda itu, lalu mengamati rumah tersebut Suasana di dalam rumah itu sunyi sepi, kelihatannya tidak ada orang, Bee Kun Bu berpikir, kini ia telah tiba di tempat ini, bagaimana cara memasuki rumah itu untuk melihat-lihat? Setelah berpikir demikian, Bee Kun Bu langsung melesat ke arah pintu rumah itu, Kebetulan pintu rumah itu terbuka sedikit "Siapa penghuni rumah ini? Apakah ada di dalam rumah?" Teriak Bee Kun Bu. Tapi tiada sahutan dari dalam, Kemudian Bee Kun Bu berteriak lagi, namun tetap tiada sahutan dari dalam, Karena itu, ia langsung mendorong pintu itu. Krek! Krek! pintu itu terbuka. Seketika Bee Kun Bu merasa ada angin yang amat dingin menghembus ke luar, membuat sekujur badannya jadi merinding. ia melongok ke dalam, tampak ruangan yang sangat besar dan indah, namun sunyi sekali, Bee Kun Bu segera menghunus pedangnya, melangkah ke dalam. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Setelah berada di ruangan besar itu, Bee Kun Bu berdiri diam, lalu menyalakan semacam batu yang bisa mengeluarkan api. Begitu batu itu menyala, keadaan di ruangan itu tampak jelas. Bee Kun Bu termasuk pemberani, namun ketika menyaksikan keadaan ruang tersebut, ia tampak terkejut sekali dengan mata terbeliak lebar ia menyurut mundur beberapa langkah, lalu menyalakan lilin yang ada di situ, barulah memandang dengan penuh perhatian Di tengah-tengah ruang itu terdapat sebuah meja bundar yang penuh makan an. Di atas meja itu tampak belasan orang dalam posisi tongku rap. Orang-orang itu telah mati dan dibagian belakang kepala mereka terlihat ada sebuah lubang kecil, Darah masih mengalir ke luar dari lubang kecil itu. Bee Kun Bu melihat semangkok kuah di atas meja. Dari kuah itu masih tampak sedikit uap panas mengepul ke atas, itu membuktikan peristiwa mengenaskan itu belum lama terjadi Bee Kun Bu memeriksa semua orang yang telah mati itu, Ternyata kaum wanita juga tidak terluput, bahkan juga termasuk anak kecil Akhirnya Bee Kun Bu sampai di kandang kuda, Tampak seseorang tergeletak di atas tumpukan rumput, dan masih bergerak sedikit "Siapa pembunuh itu?" Tanya Bee Kun Bu. "Cepat katakan, aku akan membalas dendam kalian!" Sepasang mata orang itu mendelik-delik, kemudian mengucapkan beberapa patah kata yang tak dimengerti Bee Kun Bu, yakni bahasa suku di luar perbatasan "Engkau tidak bisa berbahasa Han?" Tanya Bee Kun Bu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Orang itu menatap Bee Kun Bu dengan mata redup, lalu bersusah payah mengucapkan beberapa patah dalam bahasa Han. "Se... setan iblis..." Usai mengucapkan itu, nafasnya putus. Setan Iblis! Tentunya berhubungan dengan Mo Kui Ceh Yi, pikir Bee Kun Bu. Setelah itu, ia meloncat ke punggung kuda dan langsung meninggalkan tempat itu, Tak seberapa lama kemudian, kuda itu telah berlari belasan miI. jalan yang dilalui Bee Kun Bu, tetap sunyi sepi, Kuda itu masih terus berlari kencang ke depan, Tak lama hari mulai terang. Bee Kun Bu memandang ke depan, tampak sebuah pura kecil di pinggir jalan, Walau jarak masih begitu jauh, tapi Bee Kun Bu telah melihat jelas ada seseorang duduk di dalam pura kecil itu, Setelah dekat, ternyata itu cuma orang-orangan dari rumput. Orang-orangan dari rumput itu duduk menghadap ke arah selatan, Sebelah tangannya terangkat ke atas menunjuk ke arah selatan pula. Bee Kun Bu berpikir, itu pasti merupakan suatu kode dari kaum golongan hitam. Bagaimana kalau mengikuti arah yang ditunjuk orang-orangan itu? Setelah berpikir demikian, Bee Kun Bu mengambil keputusan ke arah selatan, Tak lama, kuda itu berlari yang dituju. Tidak sampai sepuluh mil, tampak lagi orang-orangan rumput berdiri di atas dahan pohon, Sebelah tangannya juga menunjuk ke arah selatan Kini Bee Kun Bu semakin yakin, bahwa orang-orangan itu merupakan suatu kode Hari ini Bee Kun Bu telah menempuh jalan begitu jauh, Setiap belasan mil pasti terdapat sebuah orang-orangan rumput yang tangannya menunjuk ke arah selatan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Walau sudah sehari penuh Bee Kun Bu terus mengejar yang dilihatnya cuma orang-orangan rumput, tidak melihat orang yang dikejarnya, Kalau orang lain, mungkin sudah putus asa. Namun Bee Kun Bu bukan orang yang gampang putus asa. ia masih terus mengejar Hari berikutnya, sudah tidak tampak orang-orangan rumput lagi, Tempat yang dilaluinya juga terlihat banyak orang berlalu lalang. Bee Kun Bu terus berpikir Tiba-tiba ia teringat sesuatu, yakni setiap jarak belasan mil, pasti tampak sebuah papan dipantek di atas pohon di pinggir jalan, Papan tersebut bergambar orang yang tangannya menunjuk ke suatu arah. Setelah teringat itu, Bee Kun Bu tidak begitu ter-buru-buru mengejar lagi seperti kemarin Dengan adanya tanda tersebut, ia yakin akan dapat menemukan sarang mereka. Maka ketika malam tiba ia bermalam di penginapan . Beberapa hari berturut turut ia terus menuju selatan, Hari ini ia telah tiba di Kang Lam dan tanda itu tetap ada. Akan tetapi, gambar orang yang dipapan menunjuk ke arah timur, kadang-kadang menunjuk ke arah barat, membuat Bee Kun Bu harus menempuh perjalanan beberapa hari Terakhir, gambar orang disebuah papan menunjuk ke arah gunung Kwat Cong San. Tentunya mencengangkan Bee Kun Bu. Oleh karena itu, ia langsung menuju gunung Kwat Cong San. Ketika memasuki kawasan gunung Kwat Cong San, ia melihat dua buah papan bergambar orang menunjuk ke arah gua Thian Kie. Maka Bee Kun Bu langsung menuju gua tersebut Seusai Bee Kun Bu menutur, Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu muncuL Mereka berdua membawa berbagai macam buah-buahan dan makanan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalian berdua bertemu orang-orang berbaju putih?" Tanya Pek Yun Hui. "Tidak," Sahut Giok Siauw Sian Cu. "Oh?" Pek Yun Hui tampak berpikir, kemudian melanjutkan "Kun Bu, apa yang engkau lihat itu tentu perbuatan orangorang berbaju putih, Namun entah apa sebabnya tadi mereka mau mengundurkan diri, Mungkin mereka akan ke mari lagi esok. Maka kita waspada dan berjaga-jaga, tidak boleh lengah sedikit pun." Kemudian Pek Yun Hui menyuruh Pang Siu Wie menutup pintu batu di dalam gua. Pada waktu bersamaan, Gin Tie Suseng mendusin. Lie Ceng Loan, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu langsung memandangnya. "Saudara Kim, apakah engkau sudah merasa mem-baik?" Tanya Pek Yun Hui. "Terimakasih Saudara Bee engkau telah menyelamatkan nyawaku!" Ucap Gin Tie Suseng. Karena Bee Kun Bu adalah lelaki, maka ucapannya di arahkan pada Bee Kun Bu. LagipuIa ia pun mengira bahwa Bee Kun Bu yang mengobati lukanya. "Saudara Kim, aku baru tiba di sini," Sahut Bee Kun Bu. "Bukan aku yang menolongmu." "Kalau begitu...." Wajah Gin Tie Suseng kemerahmerahan. "Siapa yang menolong diriku?" Pek Yun Hui menoleh, ia melihat Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu sudah usai menutup pintu batu di dalam gua, dan mereka berdua sedang menuju ke situ. "Saudara Kim!" Ujar Pek Yun Hui memberitahukan "Yang mengobatimu Giok Siauw Sian Cu." Betapa terharunya hati Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw, ia berusaha bangun tapi tidak bisa. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Saudara Kim!" Giok Siauw Sian Cu segera mendekatinya. "Engkau berbaring saja! jangan sembarangan bergerak!" "Terimakasih Kakak!" Ucap Gin Tie Suseng dan mendadak menggenggam tangan Giok Siauw Sian Cu. "Eh?" Wajah Giok Siauw Sian Cu langsung memerah sambil mengibaskan tangannya "Kenapa engkau jadi cerewet?" Walau bernada gusar, namun mengandung perhatian. Siapa pun dapat melihat bahwa Giok Siauw Sian Cu sangat menaruh perhatian pada Gin Tie Suseng. "Saudara Kim!" Ujar Lie Ceng Loan yang polos itu. "Walau Kakak Giok Siauw menegur, namun hatinya sangat girang karena Saudara Kim sudah membaiki Wajah Giok Siauw Sian Cu bertambah merah, bahkan tampak tersipu. "Adik Loan, jangan banyak omong!" Tegur Pek Yun Hui. "Eh?" Lie Ceng Loan terbelalak "Aku tidak banyak omong kok. Lagipula aku pun tidak salah omong." "Memang benar." Pek Yun Hui tersenyum Tapi lihatlah wajah Giok Siauw Sian Cu itu!" "Nona Pek!" Giok Siauw Sian Cu membanting kaki "Engkau juga mentertawakanku?" Tentunya tidak," Sahut Pek Yun Hui sambil tertawa kecil. "Sudahlah! Kesampingkan dulu urusan yang menyangkut perasaan ini!" Sela Pang Siu Wie mendadak "Lebih baik kita mendengarkan penuturan Gin Tie Su-seng, kenapa dia sampai ke sini. Ucapan Pang Siu Wie mengheningkan suasana, sedangkan Gin Tie Suseng sudah tahu bagaimana perasaan Giok Siauw Sian Cu terhadapnya Sebab dia yang mengobati Gin Tie Siiseng, otomatis harus membuka semua pakaiannya KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Waktu apa sekarang?" Tanya Gin Tie Suseng sambil memandang Giok Siauw Sian Cu. "Sudah sore," Sahut Pek Yun Hui. "Kalau begitu...." Air muka Gin Tie Suseng tampak berubah "Na Locianpwee sudah ke mari kan?" "Saudara Kim, apa sebabnya engkau bertanya de-mikian? Lebih baik Saudara Kim menutur dari awal saja," Ujar Pek Yun Hui. "Aaakh...!" Gin Tie Suseng menarik nafas panjang. "Urusan ini memang panjang sekali kalau dituturkan Aku hanya tahu kini Na Locianpwee telah dikendalikan oleh seorang Maha iblis dari Mo Kui Ceh Yi, sehingga jadi tidak waras dan pasti ke mari mencariku." "Dia memang sudah ke mari, namun kami berhasil mengusirnya Giok Siauw Sian Cu memberitahukan Tapi akan ke mari lagi esok." "Untung masih ada waktu, maka kita bisa bersiap-siap," Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Sahut Gin Tie Suseng sambil menarik nafas lagi. "Apa artinya Mo Kui Ceh Yi?" Tanya Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan serentak, kemudian Bee Kun Bu melanjutkan "Kini bukan cuma ayah angkat, bahkan guru-guru dan Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng pun sudah tidak waras pula." Mendengar itu, wajah Gin Tie Suseng langsung berubah kelam, bahkan sekujur badannya pun tampak gemetar, dan mulutnya pun membungkam. "Saudara Kim, apa gerangan yang telah terjadi?" Tanya Pek Yun Hui. "Kalau begitu, dia memang sudah siap bergerak." Sahut Gin Tie Suseng tiada ujung pangkalnya. "Saudara Kim!" Pek Yun Hui heran. "Siapa yang engkau maksudkan itu?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kalau disuruh bilang siapa orang itu, aku sendiri pun tidak tahu." Ujar Gin Tie Suseng. "Kalau begitu, lebih baik engkau menuturkan tentang kejadian itu." Pek Yun Hui menatapnya. "Baik!" Gin Tie Suseng mengangguk "Aku akan memu!ainya ketika bertemu Na Locianpwee." Seketika juga semua orang mendengar dengan penuh perhatian Wajah mereka pun tampak tegang. Ternyata ketika menuju gunung Tay Pah San bernama Kuang Ti Taysu, pada hari berikutnya mereka guru dan murid melihat empat orang berbaju putih, melesat laksana kilat melewati sisi mereka. Dalam waktu sekejap, ke empat orang itu telah lenyap dari pandangan mereka. Gin Tie Suseng tidak begitu memperhatikan ke empat orang itu, ia menganggap ke empat orang itu kaum Bu Lim yang sedang melakukan perjalanan tergesa-gesa. Akan tetapi, ketika ia menoleh ke belakang, tampak Kuang Ti Taysu berdiri tertegun di tempat Tentunya mengherankan Gin Tie Suseng, sebab ia pun menyaksikan wajah gurunya yang tampak begitu terkejut Karena itu ia segera berseru. "Guru! Guru!" Walau Gin Tie Suseng memanggil berkali-kali, tapi Kuang Ti Taysu tetap tidak menyahut Tereenganglah Gin Tie Suseng, dan segera mendekati gurunya. "Guru! Guru!" Panggilnya lagi. "Oh!" Kuang Ti Taysu tersentak dan segera menyahut "Mari kita cepat pergi!" "Guru!" Gin Tie Suseng terheran-heran menyaksikan sikap Kuang Ti Taysu. "Guru barusan kenapa?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Aku...." Kuang Ti Taysu tampak tertegun. "Aku tidak apaapa. Mari kita melanjutkan perjalanan!" Karena Kuang Ti Taysu menyahut demikian, Gin Tie Suseng bertambah curiga. "Guru...." "Anak Hauw, engkau tidak perlu bertanya lagi," Potong Kuang Ti Taysu. "Guru, sebetulnya apa yang terjadi?" Gin Tie Suseng tetap bertanya, karena merasa penasaran sekali "Lebih baik engkau tidak tahu apa-apa," Sahut Kuang Ti Taysu serius. "Oleh karena itu, aku tidak akan memberitahukan." "Guru!" Gin Tie Suseng langsung menjatuhkan diri berlutut di hadapan Kuang Ti Taysu. "Eh? Kenapa engkau?" "Murid tahu kebaikan guru, Demi keselamatan mu-rid, maka guru berkeras tidak mau memberitahukan apa-apa. Tapi biar bagaimana pun, murid harus tahu. Guru, jangan menganggap murid sebagai orang luar!" "Cepatlah engkau bangun!" "Ka!au guru tidak memberitahukan, murid tidak akan bangun." Kuang Ti Taysu tertegun mendengar ucapan muridnya, Maka mendadak wajahnya berubah gusar dan membentak sengit "Engkau ingin terus berlutut di sini, terserah!" Kuang Ti Taysu berjalan pergi sambil membawa toya bajanya. "Guru!" Seru Gin Tie Suseng tertegun. Kuang Ti Taysu berhenti, maka giranglah hati Gin Tie Suseng. Akan tetapi, tiba-tiba Kuang Ti Taysu melintangkan toya bajanya, sikapnya seperti sedang menghadapi musuh KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ tangguh, Gin Tie Suseng tereengang dan mendongakkan kepala, ia melihat ke empat orang berbaju putih telah kembali ke situ. Karena itu, Gin Tie Suseng yakin ada hubungannya dengan ke empat orang berbaju putih itu, maka Kuang Ti Taysu tidak mau memberitahukan apa-apa padanya. Setelah melihat ke empat orang berbaju putih, Gin Tie Suseng segera bangkit berdiri, dan sekaligus mencabut suling peraknya. "Anak Hauw! Cepat Pergil Semakin jauh semakin baik" Seru Kuang Ti Taysu mendadak "Guru bilang apa?" Gin Tie Suseng seakan tidak pereaya apa yang didengarnya kemudian mendekati Kuang Ti Taysu. Akan tetapi, Kuang Ti Taysu mengayunkan toya bajanya ke arah Gin Tie Suseng, Betapa terkejutnya Gin Tie Suseng dan cepat-cepat berkelit "Kalau engkau masih tidak mau pergi, mulai sekarang putus hubungan guru dan murid!" Bentak Kuang Ti Taysu. "Guru...." Gin Tie Suseng memandang ke depan. Ke empat orang berbaju putih itu sudah makin mendekat ia tahu akan ketegasan gurunya, Kalau saat ini ia tidak pergi, jelas dirinya akan diusir dari pintu perguruan "Guru, murid menurut perintang Gin Tie Suseng melesat, namun tidak pergi jauh, melainkan bersembunyi di belakang sebuah pohon yang tak jauh dari tempat itu. sementara ke empat orang berbaju putih pun makin dekat, dan air muka Kuang Ti Taysu bertambah tegang. Tak seberapa lama kemudian, ke empat orang berbaju putih itu sudah berada di hadapan Kuang Ti Taysu, dan sekaligus mengurungnya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Badan Kuang Ti Taysu berputar, toya bajanya juga berputar-putar ke arah ke empat orang berbaju putih, itulah jurus Coh Im Pik Ya (Menghalau Suara Me-mecahkan Tebing). Ke empat orang berbaju putih menggeram, lalu menyurut mundur jurus yang di keluarkan Kuang Ti Taysu sama sekali tidak dapat melukai seorang pun dari mereka. "Hweeshio tua!" Bentak salah seorang berbaju putih, Tadi kalian dua orang, ke mana yang seorang itu?" "Sudah pergi!" Sahut Kuang Ti Taysu. "Hm!" Dengus orang berbaju putih, kemudian mengibaskan tangannya seraya memberi perintah kepada dua orang berbaju putih lainnya. "Cepat kalian kejar orang itu?" Ke dua orang berbaju putih mengangguk lalu segera melesat pergi, Kuang Ti Taysu ingin menghadang, tapi terburu dirintangi orang berbaju putih itu. "Kuang Ti Taysu!" Bentak orang berbaju putih itu sambil tersenyum dingin. "Engkau memang bernasib sial, karena bertemu kami berempat? sedangkan gerak-gerik kami tidak boleh sampai orang lain tahu! Oleh karena itu, kami harus membunuhmu!" Gin Tie Suseng yang bersembunyi di belakang pohon baru paham, ternyata gurunya mengenal ke empat orang berbaju putih itu, Mereka ingin membunuh Kuang Ti Taysu, apakah mereka mampu? Ketika Gin Tie Suseng sedang berpikir, terdengarlah suara bentakan Kuang Ti Taysu. "Jangan banyak omong!" Kuang Ti Taysu pun mengayunkan toya bajanya, Begitu cepatnya gerakan toya bajanya itu, sehingga menimbulkan suara menderu-deru. Orang berbaju putih itu segera berkelit Seorang berbaju putih yang berdiri di belakang Kuang Ti Taysu, langsung menggerakkan tangannya, dan seketika tampak empat titik cahaya meluncur ke arah punggung Kuang Ti Taysu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tanpa menoleh Kuang Ti Taysu memutarkan toya bajanya ke belakang, dan terdengarlah suara benturan Ting! Ting! Ting! Ting! Ke empat senjata rahasia itu terpukul jatuh. "Cepat turun tangan! Kita masih ada urusan penting!" Ujar salah seorang berbaju putih pada temannya. Temannya itu mengangguk Mereka berdua lalq menghunus pedang masing-masing, sekaligus menyerang ke arah Kuang Ti Taysu, Ke dua pedang itu berkelebatan Betapa terkejutnya Gin Tie Suseng, sebab ia tahu ke dua orang berbaju putih itu berkepandaian amat tinggi Di saat itu terdengar suara teriakan Kuang Ti Taysu, dan tampak toya bajanya,melayang ke atas. Ketika melihat toya baja Kuang Ti Taysu melayang ke atas, Gin Tie Suseng terkejut sebab ia tahu itu adalah jurus Hui Liong Tou Jit (Naga Terbang Menembus Matahari), Kalau tidak dalam keadaan bahaya sekali, jurus tersebut tidak akan di keluarkan Setelah menyaksikan itu, Gin Tie Suseng tampak tertegun, karena tidak tahu apa yang harus diperbuat Sementara toya baja Kuang Ti Taysu telah berhasil menghantam salah seorang berbaju putih hingga mulutnya menyemburkan darah segar, kemudian terkulai Akan tetapi, sebilah pedang pun berhasil menembus dada Kuang Ti Taysu. Menyaksikan sampai di sini, Gin Tie Suseng sudah tiada keberanian untuk melihat lagi. Maka ia memejamkan matanya, Namun mendadak ia tersentak sendiri Gurunya dalam bahaya, sedangkan dirinya malah bersembunyi Karena berpikir demikian, ia langsung melesat ke tuan Sebelum kakinya menginjak tanah, ia melihat orang berbaju putih itu telah melukai kaki gurunya dengan pedang. Kuang Ti Taysu memekik keras, kemudian menyerang orang berbaju putih itu dengan tangan kosong. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "He he!" Orang berbaju putih itu tertawa dingin sambil menggerakkan pedangnya ke arah lengan Kuang Ti Taysu. Gin Tie Suseng telah sampai di tempat itu, dan sekaligus mengayunkan suling peraknya mengeluarkan jurus Sam Sing Cuh Goat (Tiga Bintang Mengelilingi BuIan), Suling peraknya mengarah pada punggung orang berbaju putih itu. Orang berbaju putih itu terkejut, lalu secepat kilat ia berkelit Namun Gin Tie Suseng telah menyusulkan serangan Pit Hai Seng Poh (Laut Tenang Menimbulkan Badai), Tampak suling peraknya berkelebatan bagaikan cahaya putih mengarah pada orang berbaju putih itu. pada waktu bersamaan, Kuang Ti Taysu mencabut pedang yang menembus dadanya, lalu mendadak menyerang pinggang orang berbaju putih itu. Orang berbaju putih itu berhasil mengelak serangan Gin Tie Suseng, tapi tidak dapat menghindar serangan pedang Kuang Ti Taysu. "Aaakh.-.!" Jeritnya, ia lalu terkulai dengan pinggang berlumuran darah. "Cepat,.!" Seru Kuang Ti Taysu, tapi ia pun terkulai. Gin Tie Suseng masih ingat akan dua orang berbaju putih yang pergi mengejarnya, ia yakin bahwa tidak lama lagi mereka berdua akan kembali ke tempat ini. Kalau ke dua orang itu kembali, celakalah Kuang Ti Taysu dan Gin Tie Suseng. Karena itu, ia segera menyobek bajunya, kemudian secepatnya membalut dada gurunya yang terluka dengan sobekan bajunya, Setelah itu sebelah tangannya membawa toya baja, tangan yang sebelah lagi memapah gurunya meninggalkan tempat itu. Beberapa mil kemudian, terdengarlah suara siulan panjang di belakangnya, itu pertanda ke dua orang berbaju putih telah kembali ke tempat tadi. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Gin Tie Suseng yakin, bahwa ke dua orang berbaju putih itu pasti akan mengejarnya dengan ginkang, sedangkan ia tidak bisa mengerahkan ginkang, sebab harus memapah gurunya dan membawa toya baja. LagipuIa, saat ini gurunya telah pingsan. Oleh karena itu, ia cepat-cepat memasuki rimba lalu bersembunyi disuatu tempat Tak lama setelah ia bersembunyi bersama gurunya, tampak dua sosok bayangan putih melesat menuju ke depan. Ketika ia baru mau menarik nafas lega, ke dua orang berbaju putih sudah kembali lagi. Namun berselang sesaat, ke dua orang berbaju putih itu melesat pergi IagL Barulah Gin Tie Suseng menarik nafas lega, sementara hari sudah mulai gelap, Gin Tie Suseng memandang gurunya, ia melihat wajah gurunya semakin pucat pias, Sobekan baju yang membalut dada gurunya tampak memerah, ternyata luka bekas tusukan pedang itu masih mengucurkan darah. "Guru.,." Panggil Gin Tie Suseng. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Suruh,., suruh pergi, engkau,., engkau kenapa tidak mau pergi?" Suara Kuang Ti Taysu lemah. "Guru, kini sudah tiada bahaya lagi." "Engkau tahu apa?" Bentak Kuang Ti Taysu. "Kini... engkau sudah dalam bahaya besar." "Guru, sebetulnya siapa musuh tangguh itu?" Tanya Gin Tie Suseng. "Benarkah begitu lihay?" "Anak Hauw.,.," Kuang Ti Taysu menarik nafas. "Aku... aku sudah tidak bisa bertahan lama. Setelah aku mati, engkau harus.,, harus pergi jauh! Jangan.,, jangan berniat membalas dendam!" "Guru.,,." Gin Tie Suseng berduka sekali Tak terasa air matanya telah meleleh. "Maaf guru, tentang ini murid tidak bisa menuruti KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Engkau,.,." Kuang Ti Taysu tampak gusar sekali, sehingga nafasnya memburu. "Binatang.,.!" "Guru! Murid dan dua wanita Kwat Cong San sudah menjadi teman, Kepandaiannya mereka amat tinggi, Apa-kah mereka berdua masih tidak bisa membantu murid untuk membalas dendam? Guru, beritahukanlah siapa musuh tangguh itu?" "Mo Kui Ceh Yi,.,." Kuang Ti Taysu menggeleng-gelengkan kepala. "Sulit dilawan dengan tenaga manusia, engkau jangan,.,." "Guru, apa artinya Mo Kui Ceh Yi? Jelaskanlah!" Desak Gin Tie Suseng. "lblis itu,.,." Suara Kuang Ti Taysu sudah semakin lemah. "Kalau sudah mulai bergerak, pertanda bencana telah tiba bagi rimba persilatan." "Guru!" Kuang Ti Taysu diam. Gin Tie Suseng segera memeriksa nadinya, ternyata sudah tidak berdenyut lagi, Betapa sedihnya Gin Tie Suseng, tapi ia justru tidak mengucurkan air mata. Kini Kuang Ti Taysu telah mati, Orang berbaju putih yang membunuh gurunya juga telah mati Namun mereka semua cuma merupakan anak buah, Lalu siapa pemimpin mereka ? Kuang Ti Taysu menyebut Moh Kui Ceh Yi, itu membuatnya tereengang, karena selama ini ia sama sekali tidak pernah mendengar nama itu. Tentunya Kuang Ti Taysu tahu jelas, tapi justru telah mati. Gin Tie Suseng termangu-mangu, lama sekali barulah ia mengubur mayat gurunya di tempat itu juga, Kemudian ia berlutut di hadapan makam itu sambil menangis sedih, Setelah larut malam, barulah ia berhenti menangis. ia mengambil keputusan, tidak akan kembali ke Tay Pah San, melainkan berangkat ke gunung Kwat Cong San untuk menemui Pek Yun Hui. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Keputusan ini membuat dirinya langsung berangkat ke gunung Kwat Cong San, Dalam perjalanan ini, ia sama sekali tidak mengalami apa pun. Hari ini, Gin Tie Suseng sudah hampir tiba di gunung Kwat Cong San. Kalau sudah bertemu Pek Yun Hui, ia akan minta bantuannya untuk membalas dendam guru-nya, Bahkan akan menanyakan tentang Mo Kui Ceh Yi. Mungkin Pek Yun tahu tentang itu, sebab Pek Yun Hui adalah gadis yang amat cerdas. Demikian pikir Gin Tie Suseng sambil melanjutkan perjalanannya. Ketika hampir tiba di gunung Kwat Cong San, walau sudah merasa lelah sekali, tapi ia sama sekali tidak beristirahat sejenak pun, masih terus melakukan perjalanan Pada saat hari sudah mulai terang, ia sudah mulai memasuki kawasan gunung Kwat Cong San, mendadak ia melihat ada cahaya di depan, sebelumnya ia tidak pernah datang di gunung Kwat Cong San, Maka ketika melihat cahaya itu, ia mengira Pek Yun Hui dan lainnya berada di tempat itu. Segeralah ia ke sana. Setelah mendekati tempat itu, ia melihat ada bayanganbayangan bergerak Ketika baru mau membuka mulut berseru, malah mendadak ia terperangah karena melihat tujuh delapan orang berbaju putih dan memakai kedok setan iblis sedang duduk di tempat itu mengelilingi api unggun, Dandanan mereka persis seperti orang berbaju putih yang membunuh gurunya, Karena itu, ia maju lagi agar lebih mendekap sekaligus bersembunyi Setelah bersembunyi ia lalu mengintip ke arah itu, seketika hatinya berdebar-debar tegang, Ternyata di antara mereka terdapat orang berjubah biru, yang tidak lain Na Hai Peng. itu membuat Gin Tie Suseng tereengang, Bagaimana mungkin Na Hai Peng bereampur dengan orang-orang berbaju putih itu? ia tahu jelas Na Hai Peng adalah orang gagah yang telah menolong mereka semua dari istana Pit Sia Kiong. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lama sekali ia memperhatikan Na Hai Peng. ia merasa ada keanehan pada diri Na Hai Peng, sebab Na Hai Peng terus berdiri mematung di tempat. Gin Tie Suseng tahu betapa tingginya kepandaian Na Hai Peng. Selain Na Siao Tiap yakni putrinya, tiada orang lain yang dapat menyamai kepandaiannya, Namun saat ini, kenapa dia jadi begitu aneh? "Ambil pakaian putih, dan cepat ganti jubah birunya itu!" Perintah salah seorang berbaju putih. "Orang ini berkepandaian tinggi, kita bisa memperalatnya." Tidak salah," Sahut orang berbaju putih lain. "Kalau maha iblis tahu kita punya orang yang berkepandaian sedemikian tinggi, tentunya kedudukan kita akan naik." Setelah mendengar pembicaraan mereka, Gin Tie Suseng terkejut bukan main, karena ia tahu kini Na Hai Peng telah dikendalikan orang berbaju putih. Saking terkejutnya, Gin Tie Suseng tanpa sadar menyurut mundur selangkah dari tempat persembunyian Secara tidak langsung ia telah memperlihatkan jejaknya. Akan tetapi, orang-orang berbaju putih itu sedang sibuk mengganti jubah biru Na Hai Peng dan memakaikan kedok setan iblis di mukanya, maka tidak mengetahui akan jejak Gin Tie Suseng. Setelah menyaksikan semua itu, Gin Tie Suseng tahu urusan tersebut sangat gawat, harus segera memberitahukan pada Pek Yun Hui. Namun ketika ia baru mau meninggalkan tempat itu, mendadak ia mendengar pembicaraan orang-orang berbaju putih itu lagi. "Keledai gundul Kuang Ti entah hilang ke mana? Muridnya bernama Kim Eng Hauw juga tiada jejaknya, Tapi orang-orang kita sedang mencarinya, dia pasti tidak bisa kabur" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Hm!" Dengus salah seorang berbaju putih. "Bagai-mana mungkin mereka bisa meloloskan diri? Lebih baik kita bawa orang ini menerjang ke dalam gua Thian Kie." Mendengar ucapan itu, terkejut lah Gin Tie Suseng, Bahkan lebih terkejut lagi ketika melihat orang berbaju putih itu menarik Na Hai Peng menuju tempat persembunyian nya. Maka segeralah ia mengambil langkah seribu. "Siapa di situ?" Bentak orang berbaju putih itu. Gin Tie Suseng terus kabur, namun sudah ada orang berbaju putih mengejarnya, Mati-matian Gin Tie Suseng mengerahkan ginkangnya, Tujuh delapan mi! kemudian, ia telah tersusul oleh dua orang berbaju putih. Gin Tie Suseng tidak banyak bicara, langsung menyerang mereka dengan suling peraknya, Ke dua orang berbaju putih tertawa terkekeh, lalu membentak "Ternyata engkau Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw!" "Sudah tahu kok masih mengantar nyawa ke mari?" Sahut Gin Tie Suseng, sekaigus menyerang mereka lagi. Akan tetapi, muncul lagi dua orang berbaju putih dan membaurkan diri dengan ke dua temannya menyerang Gin Tie Suseng. Gin Tie Suseng tahu bahwa dirinya tidak bisa melawan mereka, Apalagi yang lain sudah muncul, ia pasti sulit meloloskan diri. Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo Pendekar Muka Buruk Karya Kho Ping Hoo Tamu Aneh Bingkisan Unik Karya Qing Hong