Bangau Sakti 87
Bangau Sakti Karya Chin Tung Bagian 87
Bangau Sakti Karya dari Chin Tung Segeralah ia bersiul panjang, lalu kabur menggunakan ginkangnya. Akan tetapi, ke empat orang berbaju putih tidak membiarkannya meloloskan diri Mereka langsung menyerang Gin Tie Suseng dengan senjata rahasia, Gin Tie Suseng terpaksa berkelit, sehingga menghambat lari nya. Ke empat orang berbaju putih telah berhasil menyusulnya, dan sekaligus menyerangnya, Gin Tie Suseng terpaksa harus melawan, Puluhan jurus kemudian suling peraknya telah KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ terlepas dari tangannya, Karena itu, ia harus melawan dengan tangan kosong. Akan tetapi, bagaimana mungkin ia melawan mereka dengan tangan kosong? Sekujur badannya menjadi sasaran bacokan golok dan tusukan pedang, Di saat nyawanya sudah berada di ujung tanduk, mendadak dari kejauhan terdengar dua kali siulan panjang. Begitu mendengar siulan panjang itu, ke empat orang berbaju putih itu langsung melesat pergi. Gin Tie Suseng sama sekali tidak menyangka kalau dirinya akan lolos dari kematian Tiba-tiba ia teringat Na Hai Peng akan dibawa untuk menyerang gua Thian Kie, tempat tinggal Pek Yun Hui, Maka ia memaksa diri untuk ke sana. Tak seberapa lama kemudian, muncullah Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan, Ketika melihat mereka berdua, Gin Tie Suseng cuma mampu mengucapkan sepatah kata, sebab keburu pingsan. Ketika sadar, Gin Tie Suseng sudah berada di dalam gua Thian Kie. Ketika melihat Pek Yun Hui, ia langsung berkata terputus-putus. "Nona Pek,.,, Di antara orang-orang berbaju putih, ada... ada Na Locianpwee," Setelah mendengar apa yang dikatakan Gin Tie Suseng, Pek Yun Hui manggut-manggut, karena dugaannya tidak salah, orang baju putih tinggi besar itu ternyata Na Hai Peng, gurunya. Seusai Gin Tie Suseng menutur, semua orang saling memandang, Semula mereka mengira Gin Tie Suseng tahu jelas tentang Mo Kui Ceh Yi, namun ternyata juga tidak, Yang tahu Kuang Ti Taysu, namun justru telah mati. Bagian ke lima puluh sembilan Gua Thian Kie Diserang Hening di dalam ruang batu itu, Semua orang cuma saling memandang dengan kening berkerut-kerut. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Aaakh.,.!" Bee Kun Bu menghela nafas panjang. "Yang kucemaskan guru-guruku, entah bagaimana mereka sekarang?" "Sebelum mati, Kuang Ti Taysu mengatakan bahwa bencana telah tiba di rimba persilatan mungkin ada alasannya," Ujar Pek Yun Hui. "Menurut pendapatku, itu belum tentu." Sela Pang Siu Wie. "Kalau di Mo Kui Ceh Yi terdapat seorang Maha Iblis, bagaimana mungkin kaum Bu Lim sama sekali tidak mengetahuinya?" "Banyak tokoh aneh berkepandaian tinggi dalam rimba persilatan, begitu pula di luar perbatasan dan di seberang laut Misalnya Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu, Miauw Muk Jin Mo-Ciu Lin, Ku Ciok Lo Koay dan lain sebagainya, Bukankah sebelumnya kita juga tidak pernah mendengar tentang mereka? sedangkan kini guruku sudah jadi begitu macam, Mau tidak mau kita harus pereaya." Ujar Pek Yun Hui dan kemudian menarik nafas panjang. "Apayang dikatakan Nona Pek memang benar." Gin Tie Suseng manggut-manggut "Hanya saja... aku merasa heran akan apa yang dikatakan guru di saat nafasnya hampir putus...." "Apa yang engkau herankan?" Tanya Pek Yun Hui. "Aku merasa heran karena orang-orang berbaju putih itu tidak memiliki kepandaian istimewa, sama sekali bukan tandingan Na Locianpwe Tapi kenapa Na Lo-cianpwee dapat ditundukkan oleh mereka?" Jawab Gin Tie Suseng sambil menggeleng-gelengkan kepala. "Guru-ku bilang, Maha iblis itu tidak bisa dilawan dengan tenaga manusia, itulah yang kuherankan, Entah apa maksud guruku itu?" "Huh!" Dengus Giok Siauw Sian Cu. "Omong kosong! Mana ada setan iblis?" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Itu... itu karena sungguh aneh urusan tersebut" Wajah Gin Tie Suseng kemerah-merahan. "Aku.,, aku cuma menduga, harap Kakak Giok Siauw jangan menertawakanku!" "Eh?" Giok Siauw Sian Cu tampak cemberut "Berdasarkan apa aku harus menyalahkan mu?" Walau dalam keadaan tegang, namun tingkah laku Gin Tie Suseng dan Giok Siauw Sian Cu justru membuat semua orang tertawa, Setelah itu, mereka pun mulai berunding. "Untuk sementara ini, tugas yang paling penting bagi kita adalah menyembuhkan ayah angkat dan lain nya. Menurutku, selain Siao Tiap, siapa yang punya kemampuan itu?" Ujar Bee Kun Bu. "Tidak salah, memang hanya Na Siao Tiap yang memiliki kemampuan itu," Sahut Pek Yun Hui. Tapi kita tidak tahu dia pergi ke mana? Maka kita harus ke mana mencarinya?" Mendengar itu, semua orang membungkam dengan kening berkerut-kerut, Mereka semua memang tidak tahu jejak Na Siao Tiap, lalu harus ke mana mencari gadis itu? Malam harinya, mereka bergilir mengintip ke luar melalui lubang rahasia. Namun mereka tidak melihat apa-apa dan tidak terjadi apa pun. Keesokan paginya, kebetulan giliran Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, Bee Kun Bu mengintip ke !uar, sedangkan Lie Ceng Loan bersandar di badannya. "Kakak Bu, engkau melihat ada orang ke mari?" Tanya gadis itu. Tidak." Bee Kun Bu menggelengkan kepala. "Kakak Bu!" Ujar Lie Ceng Loan lembut "Engkau pasti sudah lelah, lebih baik beristirahatlah sejenak!M Tidak," Bee Kun Bu menggelengkan kepala lagi. "Adik Loan, aku sudah berpikir semalaman Kalau cuma berdiam diri KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ di dalam gua, itu bukan jalan keluarnya. Lebih baik kita pergi untuk mencari tahu tentang Mo Kui Ceh Yi, sebetulnya itu merupakan tempat apa." "Memang ada baiknya begitu, tapi,.,." Lie Ceng Loan menarik nafas. "Kakak Pek tidak setuju." Bee Kun Bu menghela nafas, lalu mengintip ke luar lagi. Begitu mengintip ke luar, seketika juga ia terkejut bukan main. "Adik Loan! Cepat beritahukan pada mereka, musuh sudah datangi Ternyata Bee Kun Bu melihat beberapa orang berbaju putih menuntun empat orang menuju gua Thian Kie. sedangkan Lie Ceng Loan sudah berjalan ke dalam Tak lama ia sudah kembali bersama Pek Yun Hui, Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie. Pada waktu bersamaan, wajah Bee Kun Bu tampak berubah. Kini ia telah melihat jelas ke empat orang yang dituntun itu, tidak lain Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu. Bahkan mereka berempat menggotong sebuah batu besar yang menyerupai balok. Wajah mereka tampak meringis, menyengir, menyeringai dan kadang-kadang tampak tersenyum aneh. Menyaksikan keadaan itu, Bee Kun Bu berduka sekali sehingga nyaris tak kuat berdiri "Ada apa?" Tanya Pek Yun Hui. "Lihatlah sendiri!" Sahut Bee Kun Bu sambil menarik nafas. Pek Yun Hui dan lainnya langsung bergantian mengintip ke luar melalui lubang rahasia itu. "Mereka sudah datang lagi dan mau mendobrak pintu gua menggunakan batu besar itu, Kita semua jangan gugup, Kalau pintu gua didobrak dan terbuka, kita harus bertindak sesuai dengan cara yang telah kita rundingkan semalam." Ujar Pek Yun Hui tenang. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Engkau menghadapi ayah angkatku, aku menghadapi orang-orang berbaju putih itu?" Tanya Bee Kun Bu. Tidak salah." Pek Yun Hui mengangguk "Kalau orangorang berbaju putih itu kalah, guruku dan Kun Lun Sam Cu pasti mundur juga," "Aaakh!" Bee Kun Bu menarik nafas panjang. Bummm! Terdengarlah suara yang amat dahsyat, sehingga mengejutkan semua orang. Pintu gua itu tergoncang keras. Pek Yun Hui segera mengintip ke luar, Ternyata Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu sedang mendobrak pintu gua dengan batu besar yang mereka gotong. "Hati-hati!" Seru Pek Yun Hui. "Dobrakan ke dua menyusul!" Bummm! Suara itu lebih dahsyat dari suara tadi, sehingga memekakkan telinga semua orang yang di dalam gua. "Kakak Pek!" Teriak Bee Kun Bu. "Apakah kita harus terus berdiam diri di dalam gua ini?" "Kun Bu!" Pek Yun Hui mengerutkan kening. "Akan lebih berbahaya kalau kita menerjang ke luar!" Bummmm! Terdengar lagi suara yang amat dahsyat itu, bahkan menggoncangkan gua, sedangkan pintu batu gua itu tampak retak. Wajah Pek Yun Hui berubah menyaksikan keadaan pintu itu, ia segera berseru sekeras kerasnya. "Mari kita mundur ke dalam!" Mereka semua langsung mundur ke dalam, sekaligus menutup pintu batu ke dua, Tak seberapa lama kemudi an, mereka mendengar suara hiruk pikuk di luar. Bummm! Blang! Byurrr! KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Tidak perlu dilihat tagi, mereka semua sudah tahu kalau pintu gua itu telah hancur Tentunya mereka menjadi tegang dan berduka, karena orang-orang yang mendobrak pintu gua itu guru-guru mereka sendiri Lagipula Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan lainnya, bagaimana mungkin melukai mereka? Kini mereka mulai panik, tidak tahu apa yang harus diperbuat Berselang beberapa saat kemudian, terdengarlah suara yang amat dahsyat lagi, Ternyata pintu batu ke dua sudah mulai didobrak. "Kita harus mundur lagi!" Seru Pek Yun Hui. Biasanya Bee Kun Bu sangat menghormati Pek Yun Hui, tapi kali ini ia mulai memprotes. "Mundur dan mundur lagi, lalu harus bagaimana?" "Kun Bu!" Sahut Pek Yun Hui sungguh-sungguh. "Pertarungan tidak dapat dihindarkan lagi, maka ada baiknya kita punya waktu sedikit." Saat ini, sepasang mata Bee Kun Bu telah berapi-api, Kemudian mendadak ia menghantam dinding gua. "Kakak Bu!" Lie Ceng Loan cepat-cepat memegang tangannya,"jangan terlampau berduka!" "Aaaakh.-.!" Keluh Bee Kun Bu. Kemudian mereka semua mundur lagi ke ruang da!am. Pintu batu ke tiga pun langsung ditutup, pada waktu bersamaan, pintu batu ke dua telah hancur "Giok Siauw Sian Cu, engkau harus menggendong Saudara Kim!" Pesan Pek Yun Hui. "Begitu pintu hancur, engkau harus segera kabur menggendong Saudara Kim! Kita berkumpul lagi nanti!" "Ya!" Giok Siauw Sian Cu segera berjalan ke dalam. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kakak Pang!" Pesan Pek Yun Hui lagi. "Engkau harus bersiap-siap dengan pasir beracun! Begitu melihat orang berbaju putih, jangan memberi hati pada mereka!" "Ya." Pang Siu Wie segera memakai sarung tangan. sementara pintu batu ke tiga sudah mulai didobrak, sehingga membuat ruang dalam terus bergoncang. Pek Yun Hui menghunus pedangnya, Begitu pula Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, Kini mereka sudah bersiap-siap dengan pedang di tangan. "Adik Loan!" Ujar Pek Yun Hui. "Di saat menghadapi Kun Lun Sam Cu, engkau tidak boleh menghadapi dengan perasaan!" "Kakak Pek, aku... aku...." Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Wajah Lie Ceng Loan berubah pucat "Adik Loan!" Pek Yun Hui menarik nafas. "Kini Kun Lun Sam Cu bertindak atas perintah orang, sudah pasti tubuh mereka kena semacam racun, sehingga tidak me-ngenalimu lagi, Kalau engkau menghadapi mereka bertiga dengan perasaan, bukankah akhirnya dirimu yang akan celaka? Nah, pikirkanlah "Baik." Lie Ceng Loan mengangguk "Aku akan menghadapi guru dan Supek sebagaimana mestinya, Ka-kak Bu menghadapi orang-orang berbaju putih saja!" "Kakak Pek!" Sela Bee Kun Bu mendadak "Biar aku yang menghadapi ayah angkat, engkau menghadapi orang-orang berbaju putih saja." "Baiklah." Pek Yun Hui mengangguk "Tapi engkau harus berhati-hati!" "Ya." Bee Kun Bu manggut-manggut Pek Yun Hui mengibaskan tangannya, Mereka segera mundur ke tempat yang kosong, Giok Siauw Sian Cu sudah muncul, ternyata ia mengikat Gin Tie Suseng di punggungnya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Saat ini, terdengarlah suara hirup pikule Ternyata pintu batu ke tiga telah hancur, Pek Yun Hui langsung bersiul panjang, dan secepat kilat melesat ke samping Kun Lun Sam Cu. sedangkan Giok Siauw Sian Cu juga menerjang ke luar bersama Pang Siu Wie. Ketika itu juga, tampak empat orang berbaju putih sedang menerjang ke dalam, Begitu melihat Pek Yun Hui, ke empat orang berbaju putih itu terkejut dan segera bersiul aneh. Sementara Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu berdiri mematung di tempat dan masih menggotong batu besar Ketika mendengar suara siulan aneh itu, mereka berempat serentak menaruh batu besar itu, lalu menerjang ke arah Pek Yun Hui. Akan tetapi, Na Hai Peng telah dihadang oleh Bee Kun Bu dengan pedang, sedangkan Lie Ceng Loan bergerak cepat ke hadapan Kun Lun Sam Cu. sementara Pek Yun Hui sudah menerjang ke luar dengan pedang di tangan, Dia menggunakan ilmu pedang tingkat tertinggi yakni badan menyatu dengan pedang. seketika terdengarlah suara jeritan, Ternyata ke empat orang berbaju putih telah tewas di pedang Pek Yun Hui, sedangkan Pek Yun Hui telah melesat sampai di luar gua. Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie terus mengikuti Pek Yun Hui dari belakang Di luar gua masih ada delapan orang berbaju putih, maka begitu sampai di luar gua, Pang Siu Wie langsung mengayunkan tangannya, Ternyata ia telah menyebarkan pasir beracun ke arah orang-orang baju putih itu. Mereka secepat kilat meloncat mundur, namun dua orang berbaju putih terlambat dan seketika mereka berdua menjeritjertt kena pasir beracun itu. "Engkau tunggu kami di lembah Cu Ngu!" Pesan Pek Yun Hui pada Giok Siauw Sian Cu. "Kalau sudah malam kami tidak ke sana, berarti kami sudah celaka." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Giok Siauw Sian Cu mengangguk, lalu melesat pergi menuju lembah tersebut. sedangkan Pek Yun Hui sudah mulai menyerang orangorang berbaju putih dengan pedangnya, Pang Siu Wie pun tak henti-hentinya menyebarkan pasir beracunnya ke arah orangorang baju putih. Tidak sampai tiga jurus, seorang berbaju putih sudah terluka parah, Sisanya, yang lima orang segera bersiul aneh. Pek Yun Hui sudah tahu, bahwa siulan aneh itu merupakan suatu perintah pada Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu. Maka kalau sisa ke lima orang itu dibunuh semua, Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu pasti cuma berdiri mematung. Karena itu, Pek Yun Hui langsung menyerang mereka. Namun mendadak terdengar suara teriakan Bee Kun Bu. "Hati-hati Kakak Pek!" Pek Yun Hui terkejut dan cepat-cepat menoleh. ia melihat badan Bee Kun Bu melayang ke luar bagaikan layang-layang putus, Tampak Na Hai Peng melesat ke arahnya, bahkan telah melancarkan pukulan ke arahnya. Betapa dahsyatnya pukulan itu, sehingga membuat Pek Yun Hui terkejut bukan main, Bahkan ia tertegun karena saking kaget nya. Di saat yang begitu gawat, Pek Yun Hui malah tertegun, tentunya ada sebab musababnya, Ternyata pukulan itu membuatnya harus menangkis, sedangkan apabila ia menangkis, Na Hai Peng pasti terluka dan dirinya sendiri pun akan celaka, Sejak ia meninggalkan istana di ibu kota, ia hidup bersama Na Hai Peng, dan boleh dikatakan Na Hai Penglah pengganti orang tuanya, Maka bagaimana mungkin ia tega membuat Na Hai Peng terluka? Di saat Pek Yun Hui tertegun, pukulan itu justru telah mulai menekan dirinya. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pang Siu Wie yang berdiri tak jauh, keringat dingin pun sudah mengucur, tanpa banyak pikir lagi ia langsung menyerang Na Hai Peng dengan sebatang panah api. Siuuung! Bummm! Terdengar suara ledakan. Ketika menyerang Na Hai Peng dengan panah api, Pang Siu Wie justru menjadi lengah terhadap ke lima orang berbaju putih, Salah seorang dari mereka menyerang punggungnya. Buuuk! Punggung Pang Siu Wie terpukul sedangkan Na Hai Peng berhasil memukul jatuh panah api itu, sehingga menimbulkan ledakan sahsyat, pada waktu bersamaan, Pek Yun Hui segera mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu. Na Hai Peng sudah mengenali ilmu itu, maka ia segera mengejar Pek Yun Hui dengan ilmu yang sama. Guguplah Pek Yun Hui sehingga terpaksa menggunakan pedangnya menyabet lengan baju Na Hai Peng. Akan tetapi, terjadilah hal yang di luar dugaan, Ternyata lengan baju Na Hai Peng malah melilit pedang Pek Yun Hui sehingga tak bergerak sama sekali Pek Yun Hui mengerahkan Lweekangnya untuk menarik pedangnya. ia berhasil tapi di saat bersamaan, sebelah tangan Na Hai Peng telah bergerak melancarkan sebuah pukulan ke arahnya. Sudah tiada kesempatan bagi Pek Yun Hui untuk berkelit, sehingga pukulan Na Hai Peng mengenai bahu-nya, Meskipun Pek Yun Hui memiliki ilmu sakti Toa Pan Yok Sin Kang, namun ilmunya itu masih di bawah Na Hai Peng. Karena itu, setelah kena pukulan tersebut, hawa murni Pek Yun Hui buyar Badannya terhuyung-huyung ke belakang dengan wajah pucat pias. sedangkan Na Hai Peng sudah melesat ke arahnya. Pek Yun Hui yang terhuyung-huyung, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ akhirnya jatuh duduk di tanah, Di saat itu pula terdengar suara seruan Bee Kun Bu. "Ayah angkat! jangan turun tangan!" Bee Kun Bu juga melesat ke situ dengan pedangnya. Ketika menghadapi Na Hai Peng di dalam gua, Bee Kun Bu sudah berada di bawah angin, maka ia bertarung sambil mundur Begitu sampai di luar gua, terdengar suara siulan aneh dari ke lima orang berbaju putih, karena itu Na Hai Peng langsung melesat ke arah Pek Yun Hui. Tidak sampai dua jurus, Pek Yun Hui sudah terluka, Kebetulan Bee Kun Bu mengarah ke sana, Begitu melihat Pek Yun Hui dalam bahaya, Bee Kun Bu segera berseru dan sekaligus melesat ke sana dengan pedangnya. Na Hai Peng berkelit, kemudian mendadak menjulurkan tangannya mencengkeram lengan Bee Kun Bu. Setelah serangan Na Hai Peng luput, Bee Kun Bu langsung meloncat pergi untuk memancing Na Hai Peng. Saat ini, di luar gua Thian Kie tampak sinar pedang berkelebatan, namun keadaan sudah tidak menguntungkan bagi pihak Pek Yun Hui lagi sedangkan Bee Kun Bu yang menghadapi Na Hai Peng dengan cara main kucing-kucingan, sewaktu-waktu akan terluka di tangan Na Hai Peng. Lie Ceng Loan juga sibuk menghadapi Kun Lun Sam Cu. Namun gadis itu merasa tidak tega melukai mereka, maka ia cuma bertahan Pek Yun Hui yang jatuh duduk itu berusaha bangun, maksudnya ingin membantu Bee Kun Bu, namun tenaganya sama sekali tak kuat untuk bangun. Pang Siu Wie pun sudah terluka parah kena pukulan, ia jatuh duduk di tanah, dan ke lima orang berbaju putih langsung mengurungnya, Pang Siu Wie masih sempat KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ menyerang mereka dengan panah api Dua orang berbaju putih kena panah api, sehingga sekujur badannya terbakar. Pek Yun Hui terus memandang mereka yang sedang bertempur kemudian ia berseru. "Kun Bu, adik Loan! Katian berdua lebih baik meloloskan diri saja!" "Kakak Pek! jangan berkata begitu!" Sahut Bee Kun Bu. Karena menyahut, maka gerakannya jadi lamban, Mendadak ia merasa pedangnya berat sekali, ternyata pedangnya telah dicengkeram Na Hai Peng. Bee Kun Bu terpaksa melepaskan pedangnya, dan secepat kilat meloncat mundur Akan tetapi, di saat bersamaan Na Hai Peng menyerangnya dengan pedang itu. Bee Kun Bu berusaha berkelit, namun jurus pedang itu telah berubah, sehingga membuat Bee Kun Bu tak bisa berkelit. Cep! pahanya telah tertusuk pedang itu, dan darahnya pun mengucur seketika. Bee Kun Bu tetap bertahan walau merasa sakit sekali, sedangkan Na Hai Peng sudah menyerangnya lagi Bee Kun Bu tampak putus asa. ia tahu sudah tidak mampu berkelit lagi, Apakah ia akan mati di tangan ayah angkatnya sendiri? Pada waktu bersamaan, mendadak tampak sosok bayangan melesat ke arah nya, disusul pula dengan bentakan keras. "Na tua! Ada apa bicarakanlah baik-baik! Kenapa harus turun tangan terhadap tingkatan muda?" Bee Kun Bu mengenali suara itu, tapi tidak ingat siapa orangnya sementara bayangan itu telah melesat sampai di hadapan Na Hai Peng yang sedang menyerang dengan pedang, Begitu mendengar ada suara desiran angin, Na Hai Peng menarik pedangnya dan sekaligus menyerang orang yang baru muncul itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kelihatannya orang itu tidak menyangka kalau Na Hai Peng akan menyerangnya, Maka ia jadi tertegun sehingga lupa berkelit Ujung pedang Na Hai Peng berhasil melukainya hingga darah mengucur, barulah orang itu meloncat ke belakang. Na Hai Peng juga tampak melongo, kemudian membalikkan badannya, Bee Kun Bu sudah melihat orang itu, Ternyata orang itu berambut panjang sekali, yang tidak lain Kiu Tok Sian Ong-Bun Thian Pah. Walau Kiu Tok Sian Ong telah tertusuk pedang Na Hai Peng, namun hanya terluka ringan. "Sian Ong!" Giranglah Bee Kun Bu. "Cepat habiskan ke tiga orang berbaju putih itu!" Kiu Tok Sian Ong memandang ke arah tiga orang berbaju putih, Kebetulan ke tiga orang berbaju putih itu pun sedang memandangnya, Begitu mereka saling me-mandang, Kiu Tok Sian Ong tampak terkejut sekali. Ketika menyaksikan wajah Kiu Tok Sian Ong yang tampak terkejut itu, Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui merasa dingin dalam hati, Di saat itu, bahu Bee Kun Bu pun tertusuk oleh pedang Na Hai Peng lagi. "Sian Ong! Cepat habiskan ke tiga orang itu dulu!" Seru Pek Yun Hui. Kiu Tok Sian Ong langsung bersiul panjang sambil melesat ke arah ke tiga orang berbaju putih itu, Ke tiga orang berbaju putih pun sudah siap menyerang, Namun sepasang tangan Kiu Tok Sian Ong telah bergerak dan berhasil mencengkeram lengan dua orang berbaju putih, sekaligus dihempaskannya. Krek! Krek! Ke dua orang itu terhempas remuk, nyawa mereka pun melayang seketika. Kini hanya tersisa satu orang berbaju putih, Orang berbaju putih itu langsung bersiul aneh sambil melesat pergi, Akan tetapi, Kiu Tok Sian Ong bergerak cepat mencengkeramnya, KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Ternyata Kiu Tok Sian Ong tidak mencengkeram lengannya, melainkan mencengkeram bahunya, Kuku-kukunya yang panjang menembus ke dalam bahu orang berbaju putih itu. "Kalau ingin hidup, cepat suruh mereka berhenti!" Bentak Kiu Tok Sian Ong. Orang berbaju putih itu ketakutan. Maka ia segera mengeluarkan sebuah peluit kecil yang dibikin dari semacam tulang, lalu ditiup tiga kali. Begitu mendengar suara peluit itu, Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu langsung berhenti, kemudian berdiri mematung di tempat Lie Ceng Loan menarik nafas lega, Namun begitu melihat Bee Kun Bu terluka, gadis itu segera mendekatinya dengan air mata berlinang-linang. "Sudah aman sekarang," Ujar Pek Yun Hui. Lie Ceng Loan membalut luka Bee Kun Bu dengan hatihati sekali, namun air matanya masih terus mengucur "Jangan menangisi ujar Bee Kun Bu sambil tersenyum "Kakak Bu...." Lie Ceng Loan terisak-isak. "Adik Loan!" Bee Kun Bu tersenyum lagi. "Aku tidak apaapa." "Sian Ong!" Tanya Pek Yun Hui. "Apakah Sian Ong tahu asal-usul orang-orang berbaju putih itu?" "Aaakh...!" Kiu Tok Sian Ong menarik nafas dengan air muka berubah. "lni sungguh menakutkan Kita tidak boleh lama-lama di sini, harus cepat meninggalkan tempat ini." "Sian Ong, bagaimana kalau kita ke lembah Cu Ngu?" Tanya Pek Yun Hui. "Biar tempat apa pun itu, yang penting kita harus segera meninggalkan tempat ini dulu," Sahut Kiu Tok Sian Ong. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Pek Yun Hui dan Pang Siu Wie berusaha bangun, sedangkan Kiu Tok Sian Ong berkata pada Bee Kun Bu. Totoklah jalan darah ke empat orang itu, dan bawalah pergi!" Bee Kun Bu mengangguk, lalu berjalan terpincang-pincang mendekati dan kemudian menotok jalan darah mereka, Akan tetapi, ketika ia menotok Na Hai Peng, justru dirinya yang terpental Bamlah ia ingat, Na Hai Peng mempunyai ilmu Toa Pan Yok Sin Kang, pelindung diri. "Bagaimana nih?" Bee Kun Bu kebingungan "Oh! Aku telah melupakan itu," Sahut Kiu Tok Sian Ong, lalu berkata pada orang berbaju putih yang masih dalam cengkeramannya. "Engkau harus perintahkan dia mengikuti kami! Kalau engkau berani macam-macam, engkau yang mampus duluan!" Orang baju putih itu mengangguk, sedangkan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan telah memapah Kun Lun Sam Cu, Pek Yun Hui dan Pang Siu Wie menguatkan diri untuk berjalan Kiu Tok Sian Ong tetap mencengkeram orang berbaju putih itu yang terus bersiul aneh, Maka Na Hai Peng mengikuti mereka dari belakang. Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah tiba di lembah Cu Ngu. Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Begitu melihat mereka, legalah hati Giok Siauw Sian Cu. "Sudah tidak ada urusan apa-apa iagi?" Tanyanya. "Kalau Kiu Tok Sian Ong tidak muncul pada waktu itu, kami semua pasti sudah mati," Jawab Pek Yun Hui. "Setelah meninggalkan pegunungan Altai Taysan, tiba-tiba aku teringat pada Nona Lie yang telah dewasa. Karena itu aku memasuki Tionggoan lagi Kebetulan melewati daerah ini, maka aku mampir ke gunung Kwat Cong San. Tidak disangka malah bertemu kalian dalam keadaan tidak karuan," Ujar Kiu Tok Sian Ong. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Sian Ong!" Pek Yun Hui duduk di atas rumput "Apakah Sian Ong tahu asal-usul orang-orang berbaju putih itu?" "Kalau dibicarakan aku pun tidak begitu jelas," Jawab Kiu Tok Sian Ong dan me!anjutkan. "Ketika aku baru berguru belajar ilmu silat, aku pernah mendengar guru bereakap-cakap dengan beberapa tokoh tua rimba persilatan kalau bertemu dengan orang berbaju putih berdandan seperti ini di gurun pasir Sie Ih, lebih baik cepat-cepat menghindar Kalau tidak, diri kita akan menuruti perintah merekah "Mereka berempat memang sudah begitu." Pek Yun Hui memberitahukan "Dalam hidupku, aku memang sering mengarungi gurun pasir Sie Ih, namun tidak pernah bertemu orang berbaju putih yang demikian, Baru hari ini aku melihat mereka, Aku masih ingat akan pereakapan guruku dengan para tokoh tua rimba persilatan bahwa orang-orang berbaju putih bertempat tinggal di Mo Kui Ceh Yi." "Betul." Sahut Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui serentak "Di dalam Mo Kui Ceh Yi, terdapat tiga pemimpin yakni Toa Mo (Maha Iblis), Ji Mo (lblis Ke dua) dan Sam Mo (lblis Ke tiga), Siapa ke tiga orang itu, tiada yang tahu," "Sian Ong!" Pang Siu Wie menunjuk orang berbaju putih yang dicengkeram Kiu Tok Sian 0ng. Tanya dia bukankah kita akan mengetahuinya?" "Benar." Kiu Tok Sian Ong manggut-manggut, kemudian membuka kedok orang berbaju putih. Pek Yun Hui dan lainnya segera memandang wajah orang itu. seketika juga mereka semua merinding, bahkan Lie Ceng Loan langsung menjerit sambil mendekap di dada Bee Kun Bu. Ternyata di balik kedok yang menyeramkan itu, terdapat seraut wajah yang lebih menyeramkan, dagingnya tiada sedap dipandang, tiada hidung, mata cuma sebelah dan bibir atas KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ pun hilang entah ke mana. Bahkan wajah yang menyeramkan itu masih tampak ada darah segar mengalir Setelah menyaksikan wajah itu, Kiu Tok Sian Ong pun tertegun, ia segera memakaikan kembali kedok itu pada wajah orang tersebut "Engkau datang dari Mo Kui Ceh Yi?" "Kalian sudah tahu, maka harus cepat-cepat melepaskan diriku!" Sahut orang berbaju putih. "Hm!" Dengus Kiu Tok Sian Ong dingin. "Engkau tidak perlu banyak bicara! Aku tanya engkau jawab!" "Hm!" Orang berbaju putih itu pun mendengus. "Bagaimana cara menyembuhkan ke empat orang ini?" Tanya Kiu Tok Sian Ong membentak "Jawab!" "Aku tidak tahu!" Sahut orang berbaju putih. "Benarkah engkau tidak tahu?" Kiu Tok Sian Ong mengerutkan kening. "Benar!" Orang berbaju putih mengangguk "Kalau begitu, siapa yang tahu caranya menyembuhkan mereka berempat?" Tanya Kiu Tok Sian Ong lagi. "Toa Mo (Maha Iblis) Ji Mo (lblis ke Dua) dan Sam Mo (lblis ke Tiga)!" Jawan orang berbaju putih. "Mereka bertiga yang mampu membuat orang tidak waras, dan bergerak berdasarkan suara siulan!" Jawaban itu membuat semua orang saling memandang. "Siapa ke tiga orang itu?" Tanya Kiu Tok Sian Ong. "Aku tidak pernah bertemu mereka, Di dalam Mo Kui Ceh Yi, orang yang bisa bertemu mereka dapat dihitung dengan jari!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Sebetulnya mereka berempat kena racun apa, sehingga berubah jadi begitu?" Tanya Pek Yun Hui mendadak "Akusungguh tidak tahu!" Jawab orang berbaju putih. "Di mana Mo Kui Ceh Yi itu?" Tanya Bee Kun Bu berang. "Aku tidak boleh bilang!" Sahut orang berbaju putih tegas. Tiba-tiba Giok Siauw Sian Cu mencengkeram urat nadi orang berbaju putih itu, lalu mengerahkan Lwee-kangnya, sehingga orang berbaju putih itu merintih-rintih. "Engkau mau bilang apa tidak?" Bentaknya sengit. "Kalian bermusuhan dengan kami!" Pekik orang berbaju putih itu. "Kalian semua pasti mampus!" Setelah memekik, mendadak jari tengahnya menyentil dan sebutir obat kecil langsung meluncur ke dalam muIutnya. Giok Siauw Sian Cu bergerak cepat menekan tenggorokannya, agar obat itu jangan masuk ke tenggorokan, namun sudah terlambat Glek! Kepala orang berbaju putih itu terkulai, dan nafasnya pun putus seketika. Semua orang menggeleng-gelengkan kepala, sedangkan Kiu Tok Sian Ong segera berendus-endus di pakaian orang itu, kemudian tertawa. "Ha ha!" "Kenapa Sian Ong tertawa?" Tanya Pek Yun Hui heran. "Akal ini memang mungkin dapat mengelabui aku?" Sahut Kiu Tok Sian Ong. "Sian Ong!" Tanya Giok Siauw Sian Cu. "Apakahyang ditelannya itu bukan racun?" "Memang racun." Kiu Tok Sian Ong mengangguk "Tapi racun itu tidak akan mematikannya." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Giok Siauw Sian Cu segera meraba hidung orang berbaju putih itu. "Dia sudah tidak bernafas, pertanda dia telah mati!" Ujarnya dengan kening berkerut "Engkau telah dikelabuinya." Kiu Tok Sian Ong tersenyum. "Bagaimana mungkin mereka akan membunuh diri? Memang, siapa yang menelan racun itu dalam waktu dua jam akan tampak seperti orang mati, Maka kalau tidak dikuburkan, dua jam kemudian dia akan kabur." Kini mereka semua baru mengerti, dan seketika mereka pun bertambah gusar "Apa yang dikatakannya tadi, kedengarannya tidak bohong," Ujar Kiu Tok Sian Ong setelah berpikir beberapa saat. "Namun mereka telah terikat oleh suatu peraturan, jadi pereuma kita mendesaknya, Lebih baik kita bunuh saja dia!" Usai berkata begitu, Kiu Tok Sian Ong mengangkat tangannya dan terdengarlah suara "Plak". Pek Yun Hui ingin membuka mulut mencegahnya, tapi sudah terlambat Tadi orang berbaju putih berpura-pura mati dengan maksud ingin kabur, tetapi kini malah benar-benar mati. "Sian Ong!" Ujar Bee Kun Bu. "Nyawanya telah Sian Ong habiskan, mungkin kita semua tidak akan tahu di mana Mo Kui Ceh Yi itu." "Eh? Bocahl" Air muka Kiu Tok Sian Ong berubah. "Maksudmu ingin mencari tempat itu?" "Tentu." Sahut Bee Kun Bu mengangguk "Dasar bocah tak tahu tingginya langit! Sudahlah! jangan omong kosong !agi!" Tegur Kiu Tok Sian Ong. "Sian Ong!" Sambung Pek Yun Hui. "Kalau kami tidak pergi mencari tiga iblis itu, bagaimana guruku dan Kun Lun Sam KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Cu? Apakah harus membiarkan mereka tetap tidak waras begitu?" "Nona Pek!" Wajah Kiu Tok Sian Ong tampak serius. "Soal kepandaian, aku memang di bawahmu! Tapi usiaku lebih tua puluhan tahun darimu! Engkau mau dengar atau tidak adalah urusanmu, namun aku harus bicara!" "Silakan bicara, Sian Ong!" Ujar Pek Yun Hui. Kiu Tok Sian Ong memandang Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu, kemudian menunjuk mereka berempat seraya berkata. "Ke empat orang itu menjadi tidak waras karena perbuatan tiga iblis dari Mo Kui Ceh Yi. Kalian boleh menjaga mereka agar tidak ditemukan orang berbaju putih, berarti tidak akan terjadi apa-apa. Kalau kalian ingin pergi mencari Mo Kui Ceh Yi, itu sama juga kalian mencari mati." Walau Kiu Tok Sian Ong telah mengatakan begitu, tapi wajah Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan lainnya tampak biasabiasa saja. Kiu Tok Sian Ong menatap mereka satu persatu dengan kening berkerut seraya bertanya. "Kalian tidak mau dengar?" "Apa yang dikatakan Sian Ong memang benar dan masuk akal," Jawab Bee Kun Bu. "Akan tetapi kami sebagai murid, bagaimana mungkin terus menyaksikan guru begitu selamanya?" "Hm!" Dengus Kiu Tok Sian Ong. "Kalian tidak tega menyaksikan keadaan mereka begitu, maka bertekad pergi mencari Mo Kui Ceh Yi, apakah itu akan mem-bantu? Setelah kalian seperti ke empat orang itu, barulah kalian tahu rasa!" Bee Kun Bu dan lainnya diam. sedangkan Kiu Tok Sian Ong mendekati Lie Ceng Loan. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Nona Li, aku boleh tidak peduli orang lain. Namun aku telah berhutang budi pada almarhum, maka engkau sama sekali tidak boleh mencari kerepotan itu!" Ujar Kiu Tok Sian Ong sungguh-sungguh. "Sian Ong!" Lie Ceng Loan memandangnya. "Aku tahu Sian Ong bermaksud baik pada kami semua, tapi Kakak Bu memutuskan bagaimana, aku pasti menurutinya Kiu Tok Sian Ong membalikkan badannya memandang pada Bee Kun Bu. "Mungkin engkau mau mendengar nasihatku?" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Harap Sian Ong sudi memaafkan, aku sungguh tidak bisa menuruti nasihat Sian Ong," Sahut Bee Kun Bu. "Baik, baik!" Akhirnya Kiu Tok Sian Ong menghela nafas. "Semuanya menganggap dirinya gagah berani, namun justru amat bodoh sekali!" Setelah berkata demikian, Kiu Tok Sian Ong melesat pergi, latapi Pek Yun Hui cepat-cepat memanggilnya. "Sian Ong tunggu!" Kiu Tok Sian Ong terus melesat pergi, seakan tidak mendengar seruan Pek Yun Hui. Tak lama kemudian, ia sudah hilang dari pandangan "Kenapa Nona memanggilnya ?" Tanya Pang Siu Wie heran. "Dia menasihati kita, tentunya bermaksud baik," Jawab Pek Yun Hui sambil menarik nafas. "Mungkin Mo Kui Ceh Yi memang merupakan suatu tempat yang amat bahaya, tapi bagaimana mungkin kita tidak ke sana?" "Benar, Kakak Pek" Bee Kun Bu mengangguk "Kalau pun Mo Kui Ceh Yi merupakan suatu tempat yang amat bahaya, kita pun harus ke sana, Seperti halnya dengan istana Pit Sia KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Kiong, bukankah sangat lihay sekali? Toh kita semua tidak merasa takut kan?" "Tapi itu tidak bisa disamakan dengan istana Pit Sia Kiong," Ujar Pek Yun Hui. "Oh?" Lie Ceng Loan terbelalak "Kakak Pek, apakah Mo Kui Ceh Yi jauh lebih lihay dari istana Pit Sia Kiong?" "Saat ini aku masih tidak berani memastikannya," Sahut Pek Yun Hui sambil tersenyum getir. "Guru yang menolong kita semua di istana Pit Sia Kiong, kini malah jadi begitu...." Apa yang dikatakan Pek Yun Hui memang benar, perasaan semua orang jadi tereekam, terutama Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan. "OIeh karena itu...M lanjut Pek Yun Hui tampak telah mengambil keputusan "Biar bagaimanapun, kita harus pergi menyelidiki Mo Kui Ceh Yi! Adik Loan, engkau mau ikut?" "Bagaimana Kakak Bu?" Lie Ceng Loan balik ber-tanya. "Dia pasti pergi," Sahut Pek Yun Hui. "Kalau dia pergi aku pasti ikut," Ujar Lie Ceng Loan dan menambahkan "Pokoknya aku tidak mau berpisah dengan Kakak Bu lagi." "Adik Loan!" Pek Yun Hui menggenggam tangan-nya. "Kiia tidak bisa membawa guru, jadi guru harus ditinggalkan di sini. Kalau tiada seorang pun yang menjaga mereka, bukankah akan menimbulkan masalah lagi?" "Kakak Pek!" Mata Lie Ceng Loan mulai basah. "Pokoknya aku harus ikut Kakak Bu." Ketika Pek Yun Hui ingin mengatakan sesuatu, Pang Siu Wie sudah mendahului membuka mulut "Nona Pek! Biar dia tkut, aku akan menjaga di sini." "Benar," Sambung Giok Siauw Sian Cu. "Aku pun berada di sini menjaga mereka, Jadi aku dan Pang Siu Wie tidak ikut," KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "ltu merupakan tanggung jawab yang amat besar Kalian berdua jangan main-main!" Tegas Pek Yun Hui. "Asal kami berdua masih bernafas, tidak akan membiarkan Na Locianpwee dan Kun Lun Sam Cu terjadi sesuatu," Sahut Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu serentak "Kalau begitu...." Pek Yun Hui berpikir sejenak lalu melanjutkan "Kita pun tidak boleh lama-lama di sini, juga tidak boleh kembali ke gua Thian Kie. Tak jauh dari sini, terdapat sebuah gua yang amat rahasia, Kalian boleh tinggal di dalam gua itu, tapi tidak boleh ke mana-mana." "Ya." Pang Siu Wie dan Giok Siauw Sian Cu mengangguk "Setelah lukanya sembuh, Saudara Kim pasti membantu kalian," Ujar Pek Yun Hui dan menambahkan "Kalau sudah lama sekali kami tidak putang, kalian harus berusaha mencari Na Siao Tiap!" Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie mengangguk "Kalian berdua harus hati-hati!" Pesan Pek Yun Hui. "Sebab itu merupakan tanggung jawab kalian." "Kami tahu," Sahut Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie serentak "Kakak Pek!" Ujar Bee Kun Bu. "Kalau begitu, mari kita berangkat sekarang!" "Baik." Pek Yun Hui manggut-manggut. Mereka bertiga lalu meninggalkan lembah itu, sedangkan Giok Siauw Sian Cu dan Pang Siu Wie membawa Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu ke gua rahasia yang ditunjuk Pek Yun Hui. sementara Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Li Ceng Loan sudah meninggalkan lembah Cu Ngu itu, Beberapa mil kemudian, Pek Yun Hui berkata. "Kita masih harus ke gua Thian Kie dulu." KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Kenapa?" Tanya Li Ceng Loan heran. "Orang-orang berbaju putih yang datang dari Mo Kui Ceh Yi semuanya mengenakan pakaian putih, juga memakai kedok kulit manusia, kan?" Pek Yun Hui tersenyum serius. "Benar, Jadi kenapa?" Li Ceng Loan bertambah heran, Gadis itu sama sekali tidak mengerti akan maksud Pek Yun Hui. "Kini kita akan menempuh bahaya pergi menyelidiki Mo Kui Ceh Yi, kalau dengan pakaian kita yang begini, sulit membaurkan diri." Pek Yun Hui menjelaskan "Me-ngerti, Adik Loan?" "Oooh!" Li Ceng Loan manggut-manggut mengerti "Tidak salah," Ujar Bee Kun Bu. "Kita harus menyalin pakaian mereka agar gampang membaurkan diri di sana." Mereka bertiga menuju gua Thian Kie, Tampak mayatmayat orang berbaju putih terbujur di depan gua tersebut Mereka bertiga memilih orang berbaju putih yang berukuran sama dengan badan masing-masing, kemudian menyalin pakaian mereka dan sekaligus memakai kedok kulit manusia pula. Setelah memakai kedok tersebut, mereka bertiga saling memandang dan sama-sama mengeluarkan suara "lh", karena wajah mereka telah berubah menyeramkan sekali Mereka bertiga meninggalkan tempat itu, namun mendadak Lie Ceng Loan berhenti sambil berseru. "Eh? Benda apa yang bergantung di pinggang me-reka?" U Ceng Loan menunjuk ke arah benda yang bergantung di pinggang mayat orang berbaju putih. Ternyata setelah pakaian putihnya ditanggalkan, pada pinggang mayat-mayat itu tampak bergantung sebuah benda berbentuk segitiga menyerupai semacam medaH emas. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Hati Pek Yun Hui tergerak ia segera mendekati dan mengambil benda itu, Di permukaan medali tersebut terdapat tulisan berbunyi "Mo Kui Ceh Yi" Di baliknya juga terdapat tu!isan. "Delapan puluh Tujuh". "Ka!ian berdua juga harus memakai medali itu," Ujar Pek Yun Hui. Bee Kun Bu dan Li Ceng Loan menurut Mereka mengambil medali dari mayat lain, lalu dipakainya di pinggang Pada medali itu juga terdapat tulisan yang sama, hanya saja nomornya berbeda. Pek Yun Hui memakai medali nomor delapan puluh tujuh, medali U Ceng Loan bernomor sembilan puluh satu, dan Bee Kun Bu memakai medali bernomor dua puluh empat "Medali ini merupakan tanda mereka, maka tidak boleh hilang." Pesan Pek Yun Hui. "Ya," Sahut Bee Kun dan Li Ceng Loan serentak Kemudian Bee Kun Bu menambahkan. "Pihak Mo Kui Ceh Yi pasti tidak akan menyudahi urusan ini, sebab sudah banyak orangnya mati di sini Kalau mereka menemukan mayat di sini, bukankah akan tahu ada tiga orang menyamar sebagai orang-orang baju putih Mo Kui Ceh Yi?" "Kita harus membuang mayat-mayat itu ke dalam jurang," Ujar Pek Yun Hui. Setelah membuang mayat-mayat itu ke dalam jurang, mereka bertiga lalu meninggalkan gunung Kwat Cong San.. Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terus melakukan perjalanan, sepanjang siang dan malam mereka terus berjalan, dan hanya beristirahat sejenak di malam harinya, Mereka memburu waktu karena mencemaskan keadaan Na Hai Peng dan Kun Lun Sam Cu yang masih dikendalikan orang. Setengah bulan kemudian mereka sudah mendekat Giok Bun Kwan. Hati mereka menjadi tegang karena masih belum KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ mengetahui di mana Mo Kui Ceh Yi, dan belum mengetahui juga siapa sebenarnya ke tiga iblis itu. Na Hai Peng yang berkepandaian begitu tinggi, masih dibuat tidak waras dan mereka kendalikan Kiu Tok Sian Ong juga menasihati mereka, agar tidak pergi menyelidiki Mo Kui Ceh Yi. itu pertanda tempat tersebut amat berbahaya sekali. Oleh karena itu, mereka bertiga boleh dikatakan sedang pergi mengadu nyawa, Namun apa boleh buat, mengingat keadaan guru mereka yang begitu memprihatinkan, meskipun berbahaya sekali, mereka tetap harus menempuhnya! Malam ini ketika bulan bersinar remang-remang, mereka bertiga meninggalkan Giok Bun Kwan untuk melanjutkan perjalanan Setelah larut malam, sampailah mereka di gurun pasir yang tampak kekuning-kuningan karena tertimpa sinar bulan. Gurun pasir itu tampak begitu tenang, sama sekali tiada suara apa pun. Mereka mengerahkan ginkang melesat di atas gurun pasir tersebut Mereka tahu bahwa dibalik ketenangan itu, justru ada bahaya besar mengancam diri mereka bertiga. Di mana Mo Kui Ceh Yi itu, mereka sama sekali tidak mengetahuinya, hanya tahu kira-kira berada di sekitar gurun pasir ini. Oleh karena itu, mereka bertiga mengarungi gurun pasir itu untuk mencari Mo Kui Ceh Yi tersebut Ketika hari mulai terang, mereka mendengar suara dering-dering di tempat yang jauh, Tak seberapa lama kemudian, muncullah iringiringan unta. Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan segera memandang iring-iringan unta, dan seketika itu juga Bee Kun Bu berseru tak tertahan Ternyata di dalam iring-iringan unta tidak tampak seorang pun, tapi banyak barang berada di atas punggung unta-unta itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bee Kun Bu teringat akan iring-iringan kereta kuda kaum pedagang, yang dikepalai seorang tua berjenggot Para pedagang itu semua mati terbunuh Kini muncul iring-iringan unta, namun tiada orangnya, Apakah orang-orangnya juga telah celaka? Mereka bertiga segera mengerahkan ginkang mendekati unta-unta itu, Begitu melihat mereka, unta-unta itu pun berhenti Unta-unta itu berjumlah delapan puluh ekor, tapi diantara mereka tidak tampak seorang pun. Mereka bertiga saling memandang dengan kening berkerut-kerut, kemudian Pek Yun Hui berkata. "Hati-hati! Jangan-jangan para penjahat berada di sekitar tempat ini!" Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengangguk Mereka bertiga memandang ke arah kafilah itu muncul dan kemudian melesat ke sana, Di sana mereka menyaksikan pemandangan yang amat mengenaskan, yaitu puluhan mayat bergelimpangan di atas gurun pasir yang tampak tenang itu. orang-orang yang sudah mati itu berpakaian ala Bangsa Han dan Bangsa Arab. Darah mereka mendidih menyaksikan keadaan itu, Wajah Bee Kun Bu merah padam menyiratkan kegusaran "Kalaupun bukan demi ayah angkat dan guru, aku pun tidak akan melepaskan para iblis itu!" "Kakak Bu, apakah kaum pedagang ini dibunuh oleh orang-orang berbaju putih?" Tanya Lie Ceng Loan. "Memang mungkin," Sahut Pek Yun Hui dan menambahkan "Kalau bukan perbuatan mereka, siapa lagi yang begitu kejam membunuh para pedagang ini?" Pada saat mereka sedang berbicara, tiba-tiba sosok bayangan berkelebat menuju tempat itu, Meskipun masih begitu jauh, tapi Pek Yun Hui melihat dengan jelas, bayangan yang berkelebat itu adalah orang-orang berbaju putih. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Kita harus cepat bersembunyi di dalam gurun pasir untuk melihat gerak-gerik mereka!" Ujar Pek Yun Hui. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengangguk Mereka bertiga lalu mengerahkan Ci'an Kin Tui (llmu Memberatkan Badan Jadi Seribu Kati). Dengan ilmu tersebut badan mereka merosot ke dalam pasir, tinggal kepala mereka yang tampak dipermukaan. Tak seberapa lama kemudian, tampak belasan orang berbaju putih sudah sampai di tempat itu, dan kemudian berhenti "Oh! semuanya sudah mati!" Ujar salah seorang dari mereka sambil tertawa dingin. "Heran!" Sahut seorang lagi. "Tadi kelihatannya masih ada tiga orang yang hidup!" "Omong kosong!" Tegur temannya. "Matamu telah lamur barangkali! Sudahlah! Tidak perlu menghiraukan mayat-mayat ini, kita harus segera pulang!" Seketika itu juga mereka melesat pergi, Lie Ceng Loan ingin menaikkan badannya, tapi dicegah Pek Yun Hui. "Adik Loan, jangan!" "Kenapa?" Tanya Lie Ceng Loan. "Hampir saja mereka melihat kita. Mungkin mereka akan kembali ke sini lagi!" Sahut Pek Yun Hui. Lie Ceng Loan langsung diam, Cukup lama mereka menunggu, tapi orang-orang berbaju putih itu tidak muncul lagi. Barulah mereka bertiga naik ke atas, dan sekaligus membersihkan pakaian masing-masing. Tiba-tiba wajah Pek Yun Hui tampak berseri dan tangannya menunjuk ke depan seraya berkata. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Diantara mereka ada yang tidak begitu tinggi gin-kangnya, maka meninggalkan jejak. Kita bisa menguntit mereka dengan jejak itu." "Benar." Bee Kun Bu mengangguk "Pokoknya kita tidak boleh melepaskan para iblis itu." "Kun Bu, kita ke sana bukan untuk memusuhi mereka," Ujar Pek Yun Hui. "Kalau begitu, untuk apa kita ke sana?" Tanya Bee Kun Bu keheranan "Berdasarkan apa yang dikatakan orang berbaju pu-tih, guru tidak waras karena perbuatan tiga iblis dari Mo Kui Ceh Yi. Kini tugas kita menyelidiki cara penyembuhan mereka, Setelah guru sadar, barulah kita membasmi para iblis itu sampai tuntas," Jawab Pek Yun Hui menjelaskan Bee Kun Bu manggut-manggut. "Kun Bu, kalau kita berhasil menyelinap ke dalam Mo Kui Ceh Yi, walau melihat apa pun, jangan sampai kita ketahuan, dan juga jangan bertarung dengan siapa pun," Pesan Pek Yun Hui. "Aku tahu." Bee Kun Bu mengangguk "Tapi...." Pek Yun Hui menggeleng-gelengkan ke-pala. "Aku khawatir engkau akan lupa nanti." "Kakak Pek!" Bee Kun Bu tersenyum. "Aku berjanji!" "Bagus," Pek Yun Hui tersenyum. "Ketika kita melakukan perjalanan kita melepaskan kedok itu, kini sudah saatnya kita memakainya." Mereka bertiga langsung memakai kedok kulit manusia itu, lalu mengejar mengikuti jejak kaki tersebut Kira-kira dua jam kemudian, muncullah beberapa orang berbaju putih di hadapan mereka, Begitu melihat kemunculan orang-orang berbaju putih itu, hati mereka pun tegang. "Sudah pulang?" Tanya beberapa orang berbaju putih itu. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ "Ng!" Sahut Bee Kun Bu sekenanya. "Sudah." Usai menyahut, Bee Kun Bu terus melesat ke depan, Pek Yun Hui dan Lie Ceng "Loan mengikutinya dari belakang sambil menarik nafas lega, karena orang-orang berbaju putih itu tidak mencurigai mereka, Akan tetapi, mendadak salah seorang berbaju putih bertanya. "Kenapa cuma kalian bertiga yang pulang? Apakah sudah mendapatkan Kui Goan Pit Cek itu?" Pertanyaan tersebut membuat Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan tertegun. Namun Pek Yun Hui, gadis yang cerdik itu segera menyahut "Sulit dijelaskan, dan saat ini tidak leluasa membicarakan nya." Orang itu maju beberapa langkah, kemudian membentak gusar "Engkau nomor berapa?" "Delapan puluh tujuh," Sahut Pek Yun Hui. "Hm!" Dengus orang berbaju putih itu, lalu menyingkap ujung bajunya memperlihatkan sebuah medali yang tergantung dipinggangnya. "Lihatlah! Cepat berkata padaku!" Pek Yun Hui melihat medali itu berukir nomor enam puluh dua, kini ia sudah agak mengerti dan tahu bahwa setiap orang berbaju putih pasti memiliki medali tersebut Nomor itu merupakan urutan kedudukan mereka di dalam Mo Kui Ceh Yi. Karena merasa nomornya lebih tinggi, maka orang berbaju putih itu bersikap galak terhadap Pek Yun Hui, Seketika itu juga Pek Yun Hui menyenggol Bee Kun Bu. sedangkan Bee Kun Bu telah berpikir tentang itu. Karena itu, ia pun lalu menyingkap ujung bajunya memperlihatkan medalinya yang tergantung di pinggangnya seraya membentak "Ribut apa?! Lihatlah ini! KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Begitu melihat medali itu, orang berbaju putih tersebut langsung menyurut beberapa langkah, sekaligus mengibaskan tangannya, Seketika belasan orang berbaju putih berseru, kemudian menyembah Bee Kun Bu tiga kali. setelah itu, barulah mereka pergi.. Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menarik nafas lega. Namun Lie Ceng Loan tidak mengerti "Kakak Bu! Kenapa mereka menyembah padamu?" Tanyanya. "Mungkin karena nomor yang ada dimedaliku," Jawab Bee Kun Bu. Lie Ceng Loan manggut-manggut "Rupanya di dalam Mo Kui Ceh Yi, sangat ketat akan peraturan ini," Ujar Pek Yun Hui. "Entah bertemu nomor berapa harus menjalankan penghormatan hesar ini. Ka-lau keliru, celakalah kita!" Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan diam saja, Berselang sesaat Lie Ceng Loan berkata. "Kalau tahu itu, lebih baik aku pilih medali nomor tinggi saja, Jadi tidak usah pusing." HKini pereuma kita memikirkan tentang itu." Ujar Bee Kun Bu. "Oh ya! Orang berbaju putih itu mengungkit tentang Kui Goan Pit Cek, jangan-jangan... tiga iblis itu juga menginginkan kitab pusaka itu." "Mungkin." Pek Yun Hui mengangguk Tapi kitab itu telah hilang dari tangan Na Siao Tiap, justru tidak tahu berada di mana kitab itu sekarang." Mereka bertiga saling memandang, lalu melanjutkan perjalanan mengikuti jejak kaki itu. Tak seberapa lama kemudian, mereka bertiga sudah mendekati gundukan-gundukan pasir yang menyerupai bukit Di situlah jejak kaki yang mereka ikuti itu hilang. KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Mereka tereengang, sebab tidak melihat Mo Kui Ceh Yi. Karena itu, mereka bertiga lalu mengitari tempat itu, Ketika kembali mereka ke tempat semula, tampak dua orang berbaju putih berdiri di situ, Ke dua orang itu kelihatan tertegun sambil memandang mereka bertiga. Pek Yun Hui menyadari adanya gelagat yang tidak beres, ia pun menduga bahwa di tempat itu ada jalan rahasia untuk ke luar masuk Mo Kui Ceh Yi. Kalau tidak, bagaimana mungkin ke dua orang berbaju putih itu tiba-tiba muncul di situ! sedangkan mereka bertiga yang berputar-putar di situ seakan tidak tahu jalan, telah menimbulkan kecurigaan ke dua orang berbaju putih itu. "Nomor dua puluh empat berada di sini!" Ujar Pek Yun Hui sambil menunjuk Bee Kun Bu. Ke dua orang baju putih tertegun, begitu mendengar ucapan Pek Yun Hui. Bee Kun Bu segera melangkah maju sambil memperlihatkan medalinya. Setelah melihat medali Bee Kun Bu, ke dua orang baju putih itu segera berlutut "Dia terluka, kalian harus segera pergi bersiap-siap." Ujar Pek Yun Hui sekenanya. Bersiap-siap? Bersiap-siap apa? Pek Yun Hui tidak memberitahukan sebab cuma asal omong saja. Maksudnya, apabila ke dua orang baju putih itu pergi, mereka bertiga bisa mengikuti mereka menyelinap ke dalam Mo Kui Ceh Yi. Ke dua orang baju putih mengangguk lalu mendadak memerosotkan badan ke dalam pasir dan hilang begitu saja. Setelah menyaksikan itu, Pek Yun Hui yakin bahwa di situ terdapat jalan rahasia. "Mari kita coba!" Mereka bertiga melangkah ke tempat dua orang berbaju putih tadi berdiri, kemudian menghimpun hawa murni sekaligus memberatkan badan masing-masing. seketika KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ badan mereka mulai merosot ke bawah. Pandangan jadi gelap, mereka tidak tahu akan merosot sampai ke mana. Pek Yun Hui adalah gadis pemberani namun saat ini hatinya kebat-kebit juga, Mereka merasa, ketika badan mereka merosot ke dalam, kaki mereka menginjak se-suatu, yang menyerupai papan. Berselang beberapa saat kemudian, di depan mata mereka sudah jadi terang, dan terdengar pula suara "Plak", Ternyata kaki mereka telah menginjak dasar tempat itu. Pek Yun Hui memandang ke depan, Tempat itu merupakan sebuah terowongan yang sangat panjang. Pada dinding terowongan itu bergantung lampu minyak berbentuk aneh dan menyala remang-remang. Tak lama terdengar lagi suara "Plak" Dua kali, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan juga telah menginjak dasar tempat itu. Di dalam terowongan itu tampak dua orang berbaju putih yang tadi itu, Kelihatannya mereka sedang menyambut Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan melangkah ke dalam, namun tiada tegur sapa dari ke dua orang berbaju putih itu. Mereka bertiga terus berjalan. Bukan main panjangnya terowongan tersebut setelah tiga puluhan mil kemudian, di hadapan mereka tampak terang sekali, Ternyata mereka sampai di mulut terowongan. Ke luar dari terowongan itu, mereka bertiga tertegun, Ternyata di depan mulut terowongan itu terdapat sebuah lembah yang amat luas, Tentunya pemandangan itu amat mengherankan mereka bertiga. Bagaimana mungkin di dalam gurun pasir terdapat lembah? Ada lembah pasti ada gunung, namun di mana gunung itu? Ketika mereka bertiga melakukan perjalanan di gurun pasir, memang samar-samar tampak sebuah bayangan KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ gunung, Tapi terletak di mana gunung itu, mereka sama sekali tidak mengetahuinya. Di dalam lembah ku juga terdapat bangunan-bangunan yang amat indah, mirip perumahan mewah, Tam-pak pula tiga buah gedung, yang di depannya tergantung sebuah papan berukir indah sekafi, bahkan terdapat beberapa huruf berwarna merah berbunyi "Mo Kui Ceh Yi" Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tahu, bahwa kini mereka sudah berada di Mo Kui Ceh Yi. Hati mereka mulai tegang, namun tidak tahu harus berbuat apa. Mereka bertiga saling memandang. Setelah itu barulah mereka berjalan maju beberapa langkah, Ternyata ke tiga gedung itu amat tinggi, bertingkat-tingkat. Rumah-rumah itu memakai nomor pula, Ke dua orang berbaju putih yang menyambut mereka- tadi menuju ke rumah nomor dua puluh empat "Kun Bu!" Bisik Pek Yun Hui. "Cepat ikuti dia! jangan banyak bicara agar tidak dicurigai!" Bangau Sakti Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Aku pergi seorang diri?" Tanya Bee Kun Bu. "Benar." Pek Yun Hui mengangguk "Rupanya setiap orang mempunyai tempat tinggal di sini, maka kau jangan sembarangan." Ujarnya. Kemudian ia memandang Lie Ceng Loan. "Adik Loan, medalimu itu nomor sembilan puluh enam ya?" Tanyanya. "Ya!" Lie Ceng Loan mengangguk "Engkau cari rumah yang bernomor sembilan puluh satu saja!" Pesan Pek Yun Hui. "Kakak Pek, aku... aku agak takut," Ujar Lie Ceng Loan dengan suara rendah. "Jangan takut!" Bisik Pek Yun Hui. "Bertindaklah sesuai situasi!" KANG ZUSIhttp://cerita-silat.co.ce/ Lie Ceng Loan manggut-manggut, kemudian bersama Pek Yun Hui berjalan ke depan belasan depa, Di situ terdapat sebuah rumah bernomor sembilan puluh satu, berderetan dengan rumah bernomor delapan puluh tujuh. "Lihatlah!" Bisik Pek Yun Hui. "Aku berada tak jauh darimu, ada urusan apa, kita masih bisa saling memanggil Lie Ceng Loan mengangguk, lalu berjalan ke rumah bernomor sembilan puluh satu, sedangkan Pek Yun Hui menuju rumah bernomor delapan puluh tujuh. sementara Bee Kun Bu pun sudah sampai di rumah bernomor dua puluh empat Di depan pintu rumah itu tampak berdiri dua orang berbaju putih, Begitu melihat Bee Kun Bu, kedua orang itu segera membukakan pintu. Tuan sudah pulang!" Ujar ke dua orang berbaju putih itu serentak Bee Kun Bu hanya manggut-manggut sambil memandang ke dalam. Jaka Galing Karya Kho Ping Hoo Ratna Wulan Karya Kho Ping Hoo Perangkap Karya Kho Ping Hoo